Pemerintah Kabupaten Lamongan
III
3.1
KEBIJAKAN DAN PROGRAM UNGGULAN
PENGEMBANGAN PERMODALAN
3.1.1 Bantuan
Modal
Lunak
Dari
Pemerintah
Kabupaten
Lamongan Dalam rangka mengembangkan usaha mikro dan menengah di Kabupaten Lamongan yang tersebar diberbagai sektor antara lain pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan dan perkebunan), perdagangan dan perindustrian. Usaha mikro pada dasarnya merupakan usaha yang lemah dalam mengakses modal dari lembaga keuangan, seringkali mereka terlibat “bisnis” dengan rentenir yang suku bunganya tinggi yang pada akhirnya menurunkan keuntungan yang diterima dari usaha tani atau ekonomi produktif lainnya. Adanya persepsi bahwa usaha mikro kecil terutama usaha yang “profitable but not bankable” sehingga lembaga keuangan cenderung enggan untuk menyalurkan kredit kepada UMKM. Dalam
mengatasi
hal
tersebut
pemerintah daerah menyalurkan dana revolving
yang
bersifat
ekonomi
produktif dengan tujuan membantu masyarakat petani dan pengusaha kecil menengah untuk diberdayakan mereka agar mereka mempunyai kemampuan produktivitas yang tinggi dan kompetitif dalam meningkatkan usahanya sehingga dapat lebih berperan dalam percepatan pembangunan daerah. Penyaluran bantuan modal dilaksanakan melalui PD.Bank Daerah Lamongan, yang disalurkan kepada kelompok UMKM penerima dana. Dana tersebut dikembalikan
Pemerintah Kabupaten Lamongan
pada akhir tahun anggaran dengan memberikan kontribusi sebesar 6% per tahun dari dana yang diterima, dengan 2 (dua) pola pembagian bunga: 1.
Pola pertama : 3% pihak bank, 2% untuk PAD dan 1% kelompok tani/ternak;
2.
Pola kedua : 3% pihak bank, dan 3% untuk PAD.
Program ini bisa dikatakan sebagai program yang bersifat fasilitasi (withdrawl program) bagi pelaku UMKM dan secara sistem pada dasarnya melibatkan 3 (tiga) unsur pelaksana, yaitu : 1.
Pemerintah Daerah selaku penyedia dana program, fasilitasi teknis dan administrasi;
2.
Bank Pelaksana selaku penyalur dana program;
3.
Penerima Program yaitu pelaku UMKM.
PEMKAB LAMONGAN
BANK PELAKSANA
PENERIMA PROGRAM
Penyaluran Dana Revolving kepada sasaran penerima dana bersifat persekot non anuited (dibayar dimuka) yang disalurkan oleh bank pelaksana (Executing Agent) kepada kelompompok UMKM sasaran penerima program. Untuk meminimalisir resiko yang harus ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan, maka dalam proses
pengajuan,
rekomendasi
teknis/kelayakan
usaha
dan
persetujuan
Pemerintah Kabupaten Lamongan
pemberian bantuan pinjaman permodalan harus dilakukan secara selektif dengan menggunakan prinsip kehati-hatian (prudential principles). Unsur pelaksana di tingkat lapangan harus secara selektif dan bertanggung jawab terhadap kelayakan calon penerima dana program ini karena mereka merupakan pintu awal penyeleksi calon penerima dana program ini.
3.1.2 Fasilitasi Aksesibilitas Pelaku Usaha Dengan Perbankan Mengingat besarnya animo pelaku usaha mikro kecil dan menengah untuk mendapatkan akses bantuan permodalan dari pemerintah daerah, dengan adanya keterbatasan anggaran Pemerintah Kabupaten Lamongan dan sebagai upaya untuk memberdayakan pengusaha, maka telah dilakukan Penandatanganan
MOU/Nota Kesepahaman Bersama antara Bupati Lamongan dengan direksi perbankan untuk kemudahan pembiayaan usaha koperasi dan UMKM tanggal 9 Juli 2008 tentang dukungan informasi UKM Center dan penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi di Kabupaten Lamongan, yaitu dengan BRI, BNI, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, Bank Jatim, PD Bank Daerah Lamongan, BPR Bank Jatim dan Bank Bukopin.
3.1.3 Perijinan Penerbitan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Lamongan Nomor 7 tahun 2008 tentang Pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Kabupaten Lamongan dengan didukung Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 13 tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor
13
Retribusi Perdagangan Perusahaan Lamongan,
Tahun
2003
Surat
Izin
Usaha
Tanda
Daftar
Dan Di
yang
tentang
Kabupaten
ditetapkan
tanggal 4 Juni 2008. Dengan
Pemerintah Kabupaten Lamongan adanya PERDA ini Pemerintah Kabupaten Lamongan membebaskan biaya
retribusi SIUP dan TDP baru bagi koperasi dan UMKM, serta kemudahan akses promosi dan permodalan. Kebijakan tersebut bertujuan untuk pemberdayaan koperasi dan UMKM di Kabupaten Lamongan agar lebih berdayasaing dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Namun demikian pada tanggal 4 Juli bulan 2008 telah diterbitkan Undang-undang 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Dengan demikian
karena Peraturan Daerah nomor 7 tahun 2008 mendahului undangundang, maka diadakan penyesuaian sesuai dengan perundangundangan yang berlaku.
3.1.4 Pembentukan Kawasan Sentra-sentra Produksi Dalam mengembangkan ekonomi di Kabupaten Lamongan telah dibentuk kawasan-kawasan produksi yang berbasis pada potensi unggulan lokal sehingga diharapkan akan terwujud one village one product (OVOP). Penetapan kawasan dilakukan oleh Bupati Lamongan sehingga menjadi komitmen bersama seluruh SKPD untuk mengembangkan kawasan tersebut.
3.1.5 Pendidikan dan Pelatihan, Informasi dan Manajemen Pendirian klinik UMKM, dengan tujuan : 1.
Pelayanan informasi tentang info promosi pameran, info notaris dan info hak merk dan HAKI, info permodalan dari perbankan dan koperasi;
2.
Pelayanan advokasi seperti pendirian badan usaha, diskusi solusi kasus, monitoring dan pendampingan, pengembangan kemitraan usaha produk;
3.
Pelayanan konsultasi kualitas yaitu pelatihan manajemen, pelatihan kualitas produk.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
3.2
PELAKSANAAN PROGRAM
3.2.1 Bantuan
Modal
Lunak
Dari
Pemerintah
Kabupaten
Lamongan Dalam rangka akselerasi program pemberdayaan UMKM, Pemerintah Kabupaten Lamongan telah mengalokasikan anggaran bantuan modal yang bersumber dari APBD dengan rician sebagai berikut : No
Tahun
1. 2. 3.
2010 2011 2012
Alokasi Anggaran (Rp) 3.750.000.000,3.700.000.000,3.700.000.000,-
3.2.1.1 Sektor Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Penyediaan bantuan modal usaha dana revolving APBD Kabupaten diarahkan kepada pemberdayaan usaha IKM/IRT. kerja
koperasi,
PKL
Keberadaan dimaksudkan
dan modal untuk
pengembangan usaha koperasi yang sangat diperlukan. Bantuan modal kerja ini ditujukan untuk pengembangan usaha pengadaan pangan, unit usaha simpan pinjam koperasi dan modal kerja bagi UMKM. Peran Pemerintah Kabupaten Lamongan sampai dengan tahun 2011 telah memberikan fasilitasi permodalan kepada 159 koperasi dari 1.036 koperasi yang ada di Kabupaten Lamongan atau 15,35%, 303 IK-IRT,PKL dari 12.777 IK-IRT,PKL yang ada di Kabupaten Lamongan atau 2,37%. Secara lebih rinci jumlah bantuan modal dan penerima bantuan adalah sebagai berikut :
Pemerintah Kabupaten Lamongan
No
Tahun
Jenis Permodalan
1
2010
Modal Kerja Ketahanan Pangan Modal Kerja KSP/USPKoperasi Modal Kerja IK, IRT dan PKL Modal Kerja Ketahanan Pangan Modal Kerja KSP/USPKoperasi Modal Kerja IK, IRT dan PKL Modal Kerja Ketahanan Pangan Modal Kerja KSP/USPKoperasi Modal Kerja IK, IRT dan PKL
2
3
2011
2012
Penerima Bantuan 14 Koperasi/KUD
Nilai (Rp) 2.000.000.000
21 KSP/USPKoperasi 80 IK-IRT,PKL
750.000.000 1.000.000.000
14 Koperasi/KUD
2.000.000.000
19 KSP/USPKoperasi+HIPPAM 23 IK-IRT,PKL
950.000.000
12 Koperasi/KUD
2.000.000.000
18 KSP/USP/HIPPAM 23 IK-IRT
950.000.000
750.000.000
750.000.000
3.2.1.2 Sektor Pertanian 1
Penguatan Kelompok Lumbung Pangan Pada masa lalu konsep ketahanan pangan wilayah didasarkan pada ketersediaan
secara
makro/absolut tetapi hal tersebut belum antar
menjamin waktu,
ketersediaan
daerah
sampai
tingkat rumah tangga mengingat banyaknya
faktor
akibat
pengaruh alam maupun instabilitas termasuk krisis ekonomi, sosial dan politik. Oleh karena itu perlu adanya kepedulian pemerintah bersama
Pemerintah Kabupaten Lamongan
masyarakat untuk memfasilitasi dan pengendalian cadangan pangan melalui lumbung pangan. Lumbung pangan bukan hanya sosok fisik tempat penyimpanan cadangan pangan tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu hubungan dari dan untuk masyarakat
yang
bergerak
di
bidang
penyimpanan,
pendistribusian,
pengolahan dan perdagangan yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat. Karena posisi cadangan pangan yang strategis tersebut maka pemerintah daerah lewat kantor ketahanan pangan Kabupaten Lamongan telah memfasilitasi dana pemberdayaan kelompok lumbung pangan dengan kegiatan pokok cadangan pangan dan tunda jual disamping kegiatan produktif dan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan sebagai cadangan pangan hidup dan perbaikan gizi keluarga. Peran Pemerintah Kabupaten Lamongan sampai dengan tahun 2011 telah memberikan fasilitasi permodalan kepada 152 kelompok tani dari 233 kelompok lumbung pangan yang ada di Kabupaten Lamongan atau 65,83 %. Adapun rincian yang diperuntukkan bantuan modal sebagai berikut : No.
Tahun
1 2 3
2010 2011 2012
Jumlah Dana Bergulir (Rp) 3.500.000.000 3.500.000.000 3.500.000.000
Jumlah Kelompok Lumbung Pangan 36 36 39
Dana kegiatan penguatan modal lumbung pangan dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan : a.
Pengadaan / pembelian gabah atau jagung dari petani/masyarakat desa setempat pada waktu panen raya untuk dikelola dengan sistem tunda jual dan untuk stok pangan;
b.
Simpan
pinjam
bibit/benih);
sarana
produksi
pertanian
(pupuk,
peptisida,
Pemerintah Kabupaten Lamongan
c.
Usaha produktif lainnya seperti kios saprodi, usaha pengolahan hasil dan pemasaran, usaha pengembangan alsintan, jasa pelayanan penyediaan sembako dan usaha lainnya.
Penggunaan dana dilaksanakan berdasarkan kesepakatan anggota kelompok melalui proses perencanaan partisipatif dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya yang dimiliki kelompok lumbung pangan. Selain itu Pemerintah Kabupaten Lamongan juga memfasilitasi pembangunan sarana dan prasarana lumbung pangan sebanyak 105 lumbung pangan disamping itu juga melaksanakan pembinaan dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan pada 92 lumbung swadaya. 2
Peningkatan Mutu Intensifikasi (PMI) Padi, Jagung dan Tebu Sasaran kegiatan diarahkan pada petani di Kabupaten Lamongan melalui kelompok tani. Ketua kelompok tani melaksanakan penyaluran paket pinjaman modal petani yakni menerima dan melaksanakan pengembaliannya kepada
Pemerintah
Kabupaten
Lamongan
melalui
PD
Bank
Daerah
Lamongan. Dalam hal penyediaan sarana produksi, pelaksanaan usaha tani, penanganan pasca panen maupun pemasaran hasil dilakukan oleh masingmasing petani pelaksana dan atau disesuaikan dengan situasi setempat. Peran Pemerintah Kabupaten Lamongan sampai dengan tahun 2012 telah memberikan fasilitasi permodalan kepada 824 kelompok tani dari 1.687 kelompok tani yang ada di Kabupaten Lamongan atau 48,84 %. Tujuan dilaksanakannya kegiatan PMI padi, jagung dan tebu adalah sebagai berikut : a.
Menyediakan modal guna kegiatan usaha tani pertanian;
b.
Mendukung penerapan pemupukan berimbang, penggunaan pupuk organik;
c.
Meningkatkan produktivitas pertanian;
Pemerintah Kabupaten Lamongan
d.
Memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah;
e.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
1)
PMI Padi Manfaat kegiatan PMI Padi : a) Adanya peningkatan produksi padi 2,5 – 5 %; b) Petani
mulai
menerapkan
pemupukan
berimbang
dan
pemakaian benih unggul bersetifikasi sebagai bagian dari paket pinjaman; c) Adanya peningkatan pendapatan petani. Perkembangan fasilitas permodalan PMI Padi sebagai berikut
2)
No
Tahun
Jumlah Dana Bergulir (Rp)
Jumlah Penerima
Keterangan
1
2010
4.000.000.000
160 klp
4.000 Ha
2
2011
4.000.000.000
160 klp
4.000 Ha
3
2012
4.000.000.000
144 klp
4.000 Ha
PMI Jagung Manfaat kegiatan PMI Jagung : a) Adanya peningkatan produksi jagung ± 5 % ; b) Petani
mulai
menerapkan
pemupukan
berimbang
dan
pemakaian benih unggul bersetifikasi sebagai bagian dari paket pinjaman; c) Adanya peningkatan pendapatan petani.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
Perkembangan fasilitas permodalan PMI Jagung sebagai berikut :
3)
No
Tahun
Jumlah Dana Bergulir (Rp)
Kelompok
Keterangan
1
2010
400.000.000
16 klp
400 Ha
2
2011
400.000.000
16 klp
400 Ha
3
2012
400.000.000
16 klp
400 Ha
PMI Tebu Manfaat kegiatan PMI Tebu : a) Petani
mulai
menerapkan
pemupukan
berimbang
dan
pemakaian benih unggul bersetifikasi sebagai bagian dari paket pinjaman; b) Adanya peningkatan produksi tebu tahun 2011 152.403 ton meningkat di tahun 2012 menjadi 217.713 ton; c) Adanya peningkatan pendapatan petani. Perkembangan fasilitas permodalan PMI Tebu sebagai berikut No
Tahun
Jumlah Dana Bergulir (Rp)
Kelompok
Keterangan
1
2010
1.750.000.000
14 klp
350 Ha
2
2011
1.000.000.000
8 klp
200 Ha
3
2012
1.350.000.000
3 KPTR
200 Ha
3.2.1.3 Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani Kecil Pola BUARI (Bunga Agunan Ringan) Rumah tangga pertanian yang memiliki luas garapan 0,2 – 0,5 ha dan buruh tani di Kabupaten Lamongan pada umumnya mereka mempunyai keterbatasan pada
Pemerintah Kabupaten Lamongan
permodalan, pengembangan ketrampilan dan dalam menjangkau kemudahan fasilitas yang disediakan pemerintah, sasaran dari program ini adalah ibu
rumah tangga. Melalui pembinaan yang dilaksanakan oleh penyuluh dan kepala unit pelaksana teknis Dinas Pertanian dan Kehutanan kecamatan, mereka dibina dalam wadah Kelompok Petani Kecil (KPK). Pemberdayaan diarahkan dengan memberikan penyadaran dan motivasi tentang keterbatasan yang ada serta kebutuhan dalam mencapai keberdayaan. Sesuai dengan potensi, ketrampilan dan usaha produktif yang dimiliki untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha mereka mendapat pendampingan dan pemberdayaan dari penyuluh dalam kegiatan di kelompoknya serta mendapatkan bantuan pinjaman modal usaha untuk mengembangkan usaha produktifnya. Peran Pemerintah Kabupaten Lamongan sampai dengan tahun 2011 telah meberikan fasilitasi permodalan yang diperuntukkan untuk modal Kelompok Petani Kecil (KPK) sebagai berikut : No
Tahun
Jumlah Dana Bergulir (Rp)
Kelompok
1
2010
4.750.000.000
192
2
2011
4.750.000.000
158
3
2012
4.750.000.000
148
Dana kegiatan penguatan modal Kelompok Petani Kecil (KPK) menghasilkan manfaat : 1
Anggota kelompok terhindar dari pinjaman dengan suku bunga tinggi;
2
Pemberdayaan kelompok, ditujukan agar kelompok mempunyai kekuatan ekonomi yang lebih baik dan dana pinjaman modal tersebut dapat menambah volume usaha serta meningkatkan pendapatan anggota kelompok.
Pemerintah Kabupaten Lamongan 3.2.1.4 Peningkatan
Mutu
Intensifikasi
(PMI)
Sapi
Bibit,
Sapi
Potong,
Kambing/Domba Tujuan dilaksanakannya kegiatan PMI sapi bibit, sapi potong, kambing/domba adalah sebagai berikut : 1
Mengembangkan
potensi
budidaya
melalui
ternak
penguatan
modal
usaha
melalui sistem perbankan; 2
Meningkatkan
kemampuan
usaha dengan memanfaatkan segala tersedia
sumberdaya sesuai
yang dengan
prinsip-prinsip usaha. Adapun bantuan modal yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan sebagai berikut : No
Tahun
Jumlah Dana Bergulir (Rp)
Kelompok
1
2010
2.200.000.000,-
47
2
2011
2.200.000.000,-
59
3
2012
2.200.000.000,-
55
3.2.2 Fasilitasi Aksesibilitas Pelaku Usaha Dengan Perbankan Disamping itu Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam rangka pemberdayaan UMKM juga melakukan upaya fasilitasi kemudahan akses permodalan dengan pihak perbankan. Hal ini diwujudkan melalui Penandatanganan MOU-Nota Kesepahaman Bersama antara Bupati Lamongan dengan direksi perbankan untuk kemudahan pembiayaan usaha koperasi dan UMKM tanggal 9 Juli 2008 tentang dukungan informasi UKM Center dan penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil,
Pemerintah Kabupaten Lamongan
Menengah dan Koperasi di Kabupaten Lamongan, yaitu dengan BRI, BNI, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, Bank Jatim, PD Bank Daerah Lamongan, BPR Bank Jatim dan Bank Bukopin. MOU-Nota Kesepahaman Bersama ini dimaksudkan untuk membantu dan mendukung pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi dalam mendapatkan kredit usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi Kabupaten Lamongan. Nota Kesepahaman Bersama ini bertujuan untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi serta pengembangan UMKM Center Kabupaten Lamongan dengan memberikan data informasi yang diperlukan. Ruang lingkup Nota Kesepahaman Bersama ini meliputi : 1
Pemberian
informasi
yang
diperlukan
untuk
pelayanan
UKM
Center
Kabupaten Lamongan terhadap dunia usaha, informasi akses permodalan dan perbankan, khususnya bagi kelompok usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi; 2
Pemberian fasilitas kredit kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi langsung maupun tidak langsung.
Realisasi kredit untuk UMKM sampai saat ini terinci sebagai berikut: 1
Bank Jatim Cabang Lamongan dengan realisasi Rp 2.325.000.000,- dengan sasaran 19 UMKM
2
Bank BRI dengan realisasi Rp 641.900.000.000,- dengan sasaran 36.214 UMKM
3
Bank BNI 46 dengan realisasi Rp 10.550.000.000,- dengan sasaran 100 UMKM
4
Bank Bukopin dengan realisasi Rp 562.000.000,- dengan sasaran 25 UMKM
5
Bank Syariah Mandiri dengan realisasi Rp 641.900.000.000,- dengan sasaran 36.214 UMKM
Pemerintah Kabupaten Lamongan
6
Bank Mandiri dengan realisasi Rp 11.235.600.000,- dengan sasaran 112 UKMM
7
Bank Muamalat dengan realisasi Rp 5.650.000.000,- dengan sasaran 52 UKMM
8
PD. Bank Daerah dengan dengan realisasi Rp 16.185.000.000,- dengan sasaran 461 UKMM
9
BPR Bank Jatim dengan realisasi Rp 7.875.000.000,- dengan sasaran 78 UKMM
3.2.3 Kelembagaan 1
Pendirian Showroom sebagai pusat informasi dan promosi produk unggulan Kabupaten
Lamongan
di
Dinas
Koperasi,
Industri
dan
Perdagangan
Kabupaten Lamongan Jl. Panglima Sudirman Nomor 94 Lamongan tahun 2008. Selain berfungsi sebagai sarana promosi juga sekaligus membantu menjualkan produk-produk unggulan UMKM. UMKM yang memanfaatkan showroom sebanyak 49 UMKM dan Showroom di Wisata Bahari Lamongan 20
UMKM
Sedangkan
untuk
menyebarluaskan
informasi
dan
mendokumentasikan berbagai potensi, keberhasilan dan upaya terobosan pemberdayaan koperasi dan UMKM maka diterbitkanlah majalah Media Usaha secara berkala yang dikelola oleh Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan Kabupaten Lamongan. Seiring dengan era globalisasi maka media promosi produk UMKM Kabupaten Lamongan
juga
menggunakan
fasilitas
internet
di
situs
www.lamongankab.go.id dan rumah kreatif yang merupakan tempat untuk memfasilitasi UMKM dalam mempromosikan produk-produk UMKM yang dilakukan oleh pengusaha sendiri. 2
Pendirian klinik UMKM Center di Jl. Panglima Sudirman Nomor 94 Lamongan menyatu dengan Showroom Dinas Koperasi, Industri dan perdagangan Kabupaten Lamongan, fungsi klinik UMKM ini adalah :
Pemerintah Kabupaten Lamongan
a.
Pelayanan informasi tentang info promosi pameran, info notaris dan info hak merk dan HAKI, info permodalan dari perbankan dan koperasi;
b.
Pelayanan advokasi seperti pendirian badan usaha, diskusi solusi kasus, monitoring
dan
pendampingan,
pengembangan
kemitraan
usaha
produk; c.
Pelayanan konsultasi kualitas yaitu pelatihan manajemen, pelatihan kualitas produk.
d.
Sampai saat ini UMKM yang telah mengakses klinik ini sebanyak 812 UMKM (termasuk calon wirausaha baru).
3
Pembinaan dan pemberdayaan PKL dilindungi dengan Surat Keputusan Bupati Lamongan Nomor 188/ 81/ Kep/ 413.013 /2010 tentang Penetapan Lokasi Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Lamongan, hal ini untuk penertiban, pengendalian dan pembinaan setiap PKL yang menjalankan usaha di kawasan kota Lamongan. Selain itu untuk PKL tanaman hias telah diatur
dalam
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
188/270
A/Kep/413.013/2008 tentang Lokasi Sentra Tanaman Hias di Kabupaten Lamongan. Dimaksudkan untuk memberikan kepastian tempat bagi PKL tanaman hias sehingga terasa nyaman dan tidak merusak pemandangan keindahan kota. Dengan terbitnya kedua Keputusan Bupati Lamongan tersebut memberikan kepastian status para PKL yang resmi sehingga memberikan kemudahan akses untuk memperoleh modal dana revolving dengan bunga yang rendah. Untuk menciptakan kenyamanan dan tumbuh serta berkembangnya para pedagang agar
mendukung mendapatkan fasilitas
kemudahan
akses
permodalan kepada perbankan juga telah diterbitkan Surat Ijin Usaha Perdagangan, SIUP kecil PKL di kota Lamongan agar mereka terdapat jaminan kepastian usaha dan memudahkan apabila mereka mengakses modal pembiayaan usaha ke perbankan.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
4
Fasilitasi kemudahan pelayanan regulasi pendirian Badan Hukum Usaha Ekonomi Perkoperasian melalui notaris dan pengesahannya dari Kementerian Koperasi. Bertujuan untuk merangsang pertumbuhan koperasi di Kabupaten Lamongan, namun tetap memegang teguh aturan yang berlaku. Pada tahun 2008 berdiri 61 koperasi baru, tahun 2009 berdiri 179 koperasi baru sedangkan tahun 2010 berdiri 359 koperasi baru.
5
Kawasan Holtikultura Dasar Hukum
: Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/261.1/Kep/ 413.013/ 2010 Lokasi
: Desa Medang dan Sudangan Kecamatan Glagah
Sebagian besar wilayah di Kecamatan Glagah
merupakan
dengan
produksi
sawah utamanya
tambak, udang
vanamae, udang windu, bandeng dan padi. Sedangkan pematang tambak tersebut ditanami tanaman holtikultura berupa cabe rawit dan cabe merah varietas lokal. Pada tahun 2006 Desa Medang dan Sudangan Kecamatan Glagah ditunjuk menjadi pilot project pengembangan agrbisnis cabe merah varietas hibrida dan atas keberhasilan dari pilot project ini dibentuklah Klinik Konsutasi Agribisnis (KKA) Holtikultura. KKA memfasilitasi pengembangan holtikultura yang semula hanya ditanami cabe merah hibrida dikembangkan untuk varietas hibrida seperti terong, tomat, kubis, sawi putih dan timun, harapannya Kecamatan Glagah terutama Desa Medang dan Sudangan akan menjadi kawasan holtikulturanya Kabupaten Lamongan. Karena keunggulannya tersebut maka pada tahun 2010
dibentuklah
pembinaan,
kawasan
pelatihan
dan
holtikultura
dan
pembangunan
telah
didukung
melalui
gedung
sebagai
tempat
penampungan produk holtikultura dan sarana pemasarannya.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
6
Kawasan Agropolitan Dasar Hukum
: -
Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/284/kep/413.013/2008 tanggal 20 Nopember 2008; -
Surat
Gubernur
Jawa
Timur
Nomor
:
520/1181/202.2/2009 tanggal 12 Mei 2009 Lokasi
: -
Pusat Pengembangan Kec.Ngimbang Hinterland
:
Kecamatan
Modo,
Sambeng,
Kedungpring, Sukorame, Bluluk dan Mantup Secara geografis wilayah Ngimbang berada disisi selatan Kabupaten Lamongan. Wilayah Ngimbang memiliki peran dan kedudukan penting dalam pembangunan wilayah selatan Lamongan. RTRW Kabupaten Lamongan 2011 – 2031 menetapkan wilayah Ngimbang sebagai titik pusat pertumbuhan bagi wilayah selatan Kabupaten Lamongan dan dengan ditetapkannya Kecamatan Ngimbang sebagai pengembangan kawasan agropolitan maka wilayah Ngimbang makin tumbuh pesat, terutama dengan makin lengkapnya fasilitas dan sarana prasarana di kawasan tersebut. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di wilayah Kecamatan Ngimbang adalah : a.
Pengembangan pelayanan umum,
b.
Telah dilaksanakan pembangunan Rumah Sakit Tipe C.
c.
Pengembangan pertanian secara luas
d.
Penguatan kelembagaan masyarakat
e.
Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat)
Potensi yang ada di Kecamatan Ngimbang adalah bidang pertanian dengan komoditas unggulan tembakau, jagung, tebu dan ternak besar dan dengan dilengkapi berbagai fasilitas pelayanan diantaranya terminal angkutan umum, fasilitas perdagangan dan jasa, serta rumah sakit umum daerah tipe C.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
Kesemuanya itu makin menguatkan peran wilayah Ngimbang sebagai pusat pertumbuhan dan pusat pengembangan kawasan agropolitan. Dari analisa potensi komoditas pertanian, baik tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman holtikultura serta potensi peternakan dan potensi hutan lindung, hutan produksi, hutan rakyat yang didasarkan kemampuan lahan, kesesuaian lahan, iklim, partisipasi dan keinginan masyarakat dan pemerintah, dukungan sarana dan prasarana (khususnya jalan/ transportasi), prospek pasar serta kemudahan akses pasar ke kota kecamatan dan
kabupaten,
ditetapkan
maka
pusat-pusat
dapat Wilayah
Pengembangan Agribisnis (WPA) sebagai berikut : a.
Wilayah
Pengembangan
Agribisnis (WPA) Tanaman Pangan yang berada di Desa Slaharwotan, Kakatpenjalin, Lamongrejo, Munungrejo, Sendangrejo, dan Ngimbang dengan pusat pengembangan di Desa Ngimbang dengan komoditas unggulan yang sudah dikembangkan antara lain padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kedelai dan kacang tanah. Sedangkan komoditas tanaman pangan yang dapat dikembangkan berikutnya adalah talas, lombok, bawang merah, sawi dan padi ladang. b.
Wilayah Pengembangan Agribisnis (WPA) Tanaman Holtikultura yang berada di Desa Jejel, Ngasemlemahbang, Lawak, Drujugurit, Tlemang, Girik, dan Purwokerto dengan pusat pengembangan di
Desa Jejel
dengan komoditas unggulan yang sudah dikembangkan antara lain semangka, blimbing, jambu biji, nangka, pepaya, pisang, mangga, sawo, sirsak, jambu air dan blewah. Sedangkan komoditas tanaman holtikultura yang dapat dikembangkan berikutnya adalah mengkudu dan buah naga.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
c.
Wilayah Pengembangan Agribisnis (WPA) Tanaman Perkebunan yang berada
di
Desa
Durikedungrejo,
Kedungmentawar, Mendoga
dan
Gagantingan, Purwokerto
Gebangangkrik, dengan
pusat
pengembangan di Desa Gebangangkrik dengan komoditas unggulan yang sudah dikembangkan antara lain tembakau, tebu dan kelapa. Sedangkan komoditas tanaman perkebunan yang dapat dikembangkan adalah teh rosela, aren dan kakao. 7
Kawasan Minapolitan Dasar Hukum
: Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/213/kep/413.013/2010 Budidaya
: -
Minapolis budidaya perikanan dengan komoditas udang vannamei di Kabupaten Lamongan adalah Kecamatan Glagah
-
Hinterland : Kecamatan Karangbinangun, Deket, Turi dan Sarirejo
Tangkap
: -
Minapolis
perikanan
tangkap
adalah
Kecamatan
Brondong, dengan Pusat Pengelolaan Minapolitan (PPM) terletak di PPN Brondong -
Hinterland : Kecamatan Paciran dengan beberapa TPI yang ada disekitarnya
Kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah
perdesaan
sebagai
sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dari hierarki keruangan satuan
Pemerintah Kabupaten Lamongan
system pemukiman dan sistem minabisnis. Minapolitan/agropolitan menurut Friedman dan Douglass (1985) adalah aktivitas pembangunan yang terkosentrasi di wilayah perdesaan dengan jumlah penduduk antara 50.000 jiwa sampai dengan 150.000 jiwa. 8
Sentra Produksi Bordir, Batik dan Keemasan Dasar Hukum
: Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/208.5/Kep/ 413.013/ 2010 Lokasi
: Desa Sendangagung dan Sendang Dhuwur Kecamatan Paciran
Sentra produksi Bordir, Batik dan Keemasan berada disebelah utara Kabupaten Lamongan tepatnya di Desa Sendangagung dan Sendang Dhuwur
Kecamatan
terletak
dipinggir
Paciran pantai
dan utara.
Bordir dan Batik dari wilayah ini memiliki kekhasan antara lain batik pesisiran, jumlah IKM yang begerak dibidang Bordir sebanyak 340 IKM, Batik sebanyak 183 IKM dan Keemasan sebanyak 495 IKM. Sedangkan wilayah pemasarannya produknya meliputi lokal, regional dan nasional. Keberadaan sentra ini berdekatan dengan tempat wisata pantai berupa Wisata Bahari Lamongan, Maharani Zoo Lamongan (Mazola) dan Makam Sunan Drajat. Pada saat ini sentra ini telah dirintis untuk dijadikan Kampung Wisata Belanja Bordir, Batik dan Keemasan, sehingga akan menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Lamongan dan menjadi satu paket dengan WBL, MAZOOLA dan Wisata Religi Sunan Drajat.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
9
Sentra Produksi Konveksi Dasar Hukum
: Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/208.7/Kep/ 413.013/ 2010 Lokasi
: Desa Tritunggal Kecamatan Babat
Sandang merupakan salah satu kebutuhan manusia yang pokok selain makanan dan tempat tinggal, itulah kiranya yang dibaca oleh sebagai peluang usaha untuk mengembangkan industri konveksi. Dengan didukung oleh 100 IK Konveksi, usaha konveksi ini telah menjadi produk unggulan daerah dan wilayah pemasarannya telah menembus pasar ekspor. Tritunggal
Desa
berada ditepi jalan raya arteri primer Surabaya – Jakarta,
sehingga menjadi tempat yang strategis untuk mendukung perkembangan sentra ini. Kawasan telah dirintis sebagai Kawasan Wisata Belanja Konveksi. 10
Sentra Produksi Tenun Ikat Dasar Hukum
: Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/208.6/Kep/ 413.013/ 2010 Lokasi
: Desa Parengan Kecamatan Maduran
Sentra tenun ikat berpusat di Desa Parengan sebagai tempat pemasaran dengan
didukung
Kanugrahan
oleh
sebagai
Desa tempat
produksi dengan menggunakan Alat
Tenum
(ATBM).
Bukan
Tenun
ikat
Mesin ini
mempunyai kekhasan motif doby dan songket Industri kecil menengah
tenun
ikat sebanyak 33 IKM dengan
Pringgoboyo,
Laren,
Pangkatrejo
dan
Pemerintah Kabupaten Lamongan
wilayah pemasarannya lokal, regional, nasional dan internasional. Pada tahun 2009 dibuat tenun ikat sepanjang 59,99 meter dan memecahkan rekor MURI sebagai kain tenun ikat terpanjang. 11
Sentra Budidaya Bebek Dasar Hukum
: Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/34.2/Kep/ 413.013/ 2011 Lokasi
: Desa Tawangrejo dan Keben Kecamatan Turi
Populasi bebek di Kabupaten Lamongan sebesar produksi 9.328.320 wilayah kontribusi
pertahun
rata-rata
143.960 ekor dengan telur butir. yang
sebanyak Salah
satu
memberikan
terhadap
populasi
bebek di Kabupaten Lamongan adalah Desa Tawangrejo dan Keben Kecamatan Turi. Populasi bebek diwilayah ini sebesar 46.025 ekor dan produksi telur mencapai 3.974.400 butir. Pada tahun 2010 desa Tawangrejo dan Keben ditetapkan sebagai salah satu kawasan sentra budidaya bebek di Kabupaten Lamongan. Pada 2 desa ini terdapat 2 kelompok ternak atau 458 rumah tangga ternak, dengan pola budidaya intensif dan semi sentra
intensif. ini
keterlibatan
Kekhasan adalah
dari
besarnya
perempuan
dalam
budidaya bebek sehingga mampu membantu pendapatan keluarga (diversifikasi usaha)
dalam serta
pemanfaatan limbah budidaya ikan di sawah tambak berupa “cepret”.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
12
Sentra Budidaya Kambing Dasar Hukum
: Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/34.1/Kep/ 413.013/ 2011 Lokasi
: Desa Slaharwotan Kecamatan Ngimbang Kontribusi sentra budidaya kambing terhadap
populasi
Kabupaten
kambing
Lamongan
di
sebesar
13.941 ekor dari total populasi yang mencapai persen.
63.227 Jenis
dibudidayakan
ekor
atau
kambing
22
yang
antara
lain
Peranakan Etawa dan Kacangan. Keberadaan sentra budidaya kambing memang dipusatkan diwilayah selatan yang meliputi 3 kecamatan
yang memiliki potensi untuk dikembangkan
menjadi basis budidaya peternakan. Tumbuh kembangnya sentra budidaya ternak kambing telah memberi dampak terhadap peningkatan pendapatan peternak. 13
Kampung Kerapu Dasar Hukum
: Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/1690/Kep/ 413.013/ 2011 Lokasi
: Desa Labuhan Kecamatan Brondong
Sebagai upaya peningkatan usaha, mutu hasil produksi serta penyediaan lapangan kerja, Desa Labuhan Kecamatan Brondong ditetapkan lewat Keputusan Bupati Lamongan sebagai kampung kerapu. Keberadaan kampung kerapu merupakan bentuk sinergitas dari seluruh komponen pendukung, diantaranya adanya potensi sumber daya alam, sarana produksi perikanan, pemasaran, lembaga keuangan, sarana prasarana, kemitraan sehingga merupakan keunggulan komparatif untuk menjamin keberlanjutan usaha.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
Luas Lahan Budidaya Ikan Kerapu kurang lebih 60 ha dengan
produksi
rata-rata
251,3 ton/ tahun dan nilai produksinya
Rp.
20.610.000.000,-. Berkembangnya kerapu
kampung
membawa
dalam
dampak
peningkatan
penyerapan tenaga kerja. Adapun perkembangan tenaga kerja yang terlibat dalam usaha budidaya kerapu adalah sebagai berikut :
14
No
Tahun
Jml Pembudidaya (Orang)
Jml Tenaga Kasar (Orang)
Jml Tenaga Kerja (Orang)
1
2010
60
135
195
2
2011
67
148
215
3
2012
83
169
252
Sentra Budidaya Lele Dasar Hukum
: Surat
Keputusan
Bupati
Lamongan
Nomor
:
188/249.1/Kep/ 413.013/ 2010 Lokasi
: Desa Kedungwangi Kecamatan Sambeng
Kabupaten Lamongan merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Dengan potensi panjang pantai 47 km Kabupaten Lamongan merupakan salah satu penghasil ikan tangkap terbesar, disamping perikanan tangkap telah berkembang perikanan budidaya tambak dan sawah tambak. Sejak tahun 1989 telah dikembangkan budidaya ikan dipekarangan (urban farming) terutama diwilayah dataran tinggi dengan menggunakan terpal. Salah satu wilayah yang telah berhasil dan ditetapkan menjadi sentra
Pemerintah Kabupaten Lamongan
budidaya lele yaitu Desa Kedungwangi dan Candisari Kecamatan Sambeng. Jumlah pembudidaya di wilayah ini sebanyak 45 orang dengan produksi mencapai ± 84 ton/tahun dan wilayah pemasaran
meliputi
kawasan
Jawa
Timur (Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Lamongan).
3.3
PENGEMBANGAN PROGRAM
3.3.1 Gerakan Membangun Ekonomi Rakyat Lamongan Berbasis Pedesaan (GEMERLAP) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan trendnya selalu meningkat bahkan pada tahun 2010 mencapai 6,89%, besarnya pertumbuhan ini ternyata belum diikuti oleh peningkatan pendapatan perkapita masyarakat secara signifikan, pada tahun 2010 pendapatan perkapita sebesar Rp. 9.474.775 . Berdasarkan kondisi ini Pemerintah Kabupaten Lamongan menggagas Program Gerakan Membangun Ekonomi Rakyat Lamongan Berbasis Pedesaan (GEMERLAP). Program ini dilounching oleh Bupati Lamongan pada tanggal 14 Juni 2011. Program ini merupakan perwujudan tekad yang kuat dari Pemerintah Kabupaten Lamongan yang
didukung
lewat
Peraturan
Bupati Lamongan Nomor 13 Tahun 2011 untuk membangun ekonomi masyarakat dengan berbasis pada pedesaan. Hal ini bukan berarti meninggalkan
perkotaan
yang
selama ini telah digarap, tetapi keberpihakan kepada masyarakat
Pemerintah Kabupaten Lamongan
pedesaan perlu dilakukan agar tidak ada ketimpangan yang mencolok antara kota dan desa. Disadari bahwa masyarakat pedesaan sebagai sasaran program tidak dalam kondisi “Nol”, tetapi mereka sudah mempunyai kemampuan dan bekal dasar untuk inovasi dan kemajuan serta perbaikan kehidupannya. Sehingga program Gemerlap ini bersifat penguatan (enabling) yakni menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat bisa berkembang dan memotivasi atau mendorong (encourage), serta membangkitkan kesadaran
(awareness) akan potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya. Sasaran penerima program Gemerlap : 1
Masyarakat
pedesaan
yang
telah
mempunyai
usaha
mandiri,
yang
memungkinkan untuk dikembangkan menjadi usaha masyarakat desa yang kemudian akan menjadi produk unggulan desa tersebut. Hal ini dimaksudkan usaha yang telah ada dijadikan motivasi sekaligus bengkel kerja masyarakat desa tersebut; 2
Kegiatan yang dapat diusulkan untuk memperoleh pembiayaan dari Gemerlap hanya kegiatan yang dapat menjangkau dan mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk desa tersebut dengan pola bergulir.
Tujuan program Gemerlap : 1
Menggerakkan lebih terencana, terarah dan terukur ekonomi masyarakat pedesaan melalui pemberian bantuan modal (hibah/pinjaman) bergulir, mengefektifkan kelompok-kelompok usaha pedesaan yang sudah ada sebagai basis inovasi dan merehabilitasi atau membangun sarana dan prasarana ekonomi yang mendukung sistem produksi, distribusi barang dan jasa;
2
Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana ekonomi rakyat dengan tetap memelihara kelestarian fungsi lingkungan;
3
Mengembangkan produk unggulan tiap desa dan menciptakan akses pasar lokal menuju regional, nasional dan global;
Pemerintah Kabupaten Lamongan
4
Meningkatkan peran dan koordinasi SKPD dalam pemberdayaan masyarakat pedesaan;
5
Meningkatkan kemitraan dan sinergitas stake holders (pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam membangun pedesaan yang berkelanjutan.
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 dalam rangka mensukseskan program GEMERLAP antara lain :
3.3.1.1 Pengadaan Alsintan Berdasarkan pertanian
luas
satu
areal
lahan
seluas
88.221
hektar,
yang
dibutuhkan
untuk
handtraktor
mengolah tanah sebanyak 3.323 unit dan
sampai
tahun
2010,
jumlah
handtraktor yang tersedia sebanyak 1.339 unit, sehingga masih dibutuhkan handtraktor sebanyak 1.984 unit. Dalam rangka efisiensi biaya produksi dan percepatan proses produksi tanaman pertanian khusunya padi, maka pada tahun 2011 Pemerintah
Kabupaten
Lamongan
memberikan bantuan kepada kelompok tani sebanyak
293
handtraktor
bagi
293
kelompok tani. Disamping itu kebutuhan akan pompa air mencapai 5.859 unit dan sampai tahun 2010 jumlah pompa air yang tersedia
sebanyak
1.353
unit,
sehingga
masih dibutuhkan pompa sebanyak 4.506 unit dan pada tahun 2011 dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan sebanyak 111 unit bagi 111 kelompok tani.
Pemerintah Kabupaten Lamongan 3.3.1.2 Pengembangan Budidaya Kambing Pengembangan
sentra
budidaya
kambing merupakan upaya Pemerintah Kabupaten
Lamongan
mendukung
program swasembada daging yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat, disamping itu untuk menambah penghasil 2011
masyarakat.
Pemerintah
Pada
Kabupaten
tahun telah
memberikan bantuan kambing sebanyak 2.200 kambing yang terdiri dari 2.000 kambing betina dan 200 kambing jantan yang diperuntukan bagi 11 kelompok ternak di 11 desa 3 kecamatan. Agar bantuan ini terus berkembang, Pemerintah Kabupaten Lamongan dibantu oleh Non Government Organitations (NGO’s) untuk mendampingi kelompok.
3.3.1.3 Pengembangan Budidaya Bebek Pemerintah
Kabupaten
telah
memberikan bantuan bebek sebanyak 20.000 ekor bebek bagi 8 kelompok ternak
di
Kelompok
8
desa
ternak
2 ini
kecamatan. terdiri
dari
perempuan. Agar bantuan ini terus berkembang,
Pemerintah
Lamongan
dibantu
Kabupaten oleh
Non
Government Organitations (NGO’s) untuk mendampingi kelompok.
3.3.1.4 Pengembangan Budidaya Lele Pemerintah Kabupaten telah memberikan bantuan lele sebanyak 186 paket (per paket terdiri dari 1 terpal, 1.500 – 1.800 ekor ikan 1 unit pompa) yang diperuntukan bagi 16 kelompok pembudidaya ikan di 13 desa 8 kecamatan.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
Budidaya lele ini sebagai bentuk pemanfaatan (urban
lahan
farming)
dan
pekarangan wilayah
sasarannya yaitu Lamongan bagian selatan yang karakteristik wilayahnya dataran tinggi sehingga kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari
ikan
akan
terpenuhi.
Agar
bantuan ini terus berkembang, Pemerintah Kabupaten Lamongan dibantu oleh Non Government Organitations (NGO’s) untuk mendampingi kelompok.
3.3.1.5 Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung Pemerintah Kabupaten telah memberikan bantuan keramba jaring apung yang dipergunakan untuk budidaya ikan nila dan ikan patin sebanyak 11 paket (keramba berukuran 16 x 20 m dan ikan
sebanyak
54.500
ekor/paket)
yang diperuntukan bagi 11 kelompok pembudidaya
ikan
di
5
desa
2
kecamatan. Agar bantuan ini terus berkembang, Pemerintah Kabupaten Lamongan
dibantu
oleh
Government
Organitations
Non (NGO’s)
untuk mendampingi kelompok.
3.3.1.6 Pengembangan IKM Konveksi Dalam rangka mepromosikan IKM konveksi terutama di Desa Tritunggal Kecamatan Babat, Pemerintah Kabupaten telah memberikan berupa Neon Box sebanyak 133 unit, papan promosi (schelter) sebanyak 2 dan lahan parkir seluas 210 m2.
Pemerintah Kabupaten Lamongan 3.3.1.7 Pengembangan IKM Bordir, Batik dan Kemasan Dalam
rangka
mepromosikan
IKM
Bordir, Batik dan Kemasan terutama di Desa
Sedangagung
Sendangdhuwur Pemerintah
dan
Kecamatan Paciran, Kabupaten
memberikan
berupa
sebanyak
unit,
50
telah
Neon papan
Box
promosi
(schelter) sebanyak 2 lahan parkir seluas 300 m2 dan tempat informasi dan toilet.
3.3.1.8 Pengembangan Pasar Desa/Tradisional Dalam rangka meningkatkan perdagangan di wilayah pedesaan, pada tahun 2011 telah dibangunkan pasar tradisional (desa) sebanyak 4 buah yang berada : 1
Desa Ardirejo Kecamatan Sambeng
2
Desa Purwokerto Kecamatan Ngimbang
3
Desa Gempoltukmloko Kecamatan Sarirejo
4
Desa Sumberdadi Kecamatan Mantup
3.3.1.9 Pembangunan Sentra Makanan Khas Lamongan Sentra jajanan khas ini berada di jalan arteri primer Surabaya – Jakarta yang pada awalnya merupakan sekumpulan PKL yang menjual jajanan/ oleh-oleh khas Lamongan. Agar dapat tertata rapi dan
“good
looking”
maka
Pemerintah Kabupaten Lamongan melakukan
pembenahan
dan
diberikan bantuan tenda kepada 40 PKL sehingga tempat ini menjadi lebih menarik.
Pemerintah Kabupaten Lamongan 3.3.1.10 Peningkatan SDM Petani/ Peternak/ Pembudidaya Ikan/ IKM Disamping bantuan berupa sarana dan prasarana, Pemerintah juga memberikan pelatihan-pelatihan
bagi
Petani/Peternak/
pengetahuan dan skill meningkat.
Pembudidaya
Ikan/IKM
agar