PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
REVIEW RENCANA STRATEGIS BADAN KERJASAMA DAN PENANAMAN MODAL DIY TAHUN 2012 - 2017
SK KEPALA BADAN KERJASAMA DAN PENANAMAN MODAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKRTA NOMOR : 050 / 00199 / S Tanggal 26 Januari 2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya sampai saat ini kita masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan ”Review Rencana Strategis Badan Kerjasama Dan penanaman Modal”. Review Rencana Strategis Badan Kerjasama dan Penanaman Modal
disusun
yogyakarta
berpedoman
nomor
8
Peraturan
tahun
2014
Daerah
tentang
Daerah
Istimewa
perubahan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012-2017, yang merupakan uraian dari Rencana Strategis pelaksanaan arah kebijakan Pemerintah Daerah selama kurun 5 tahun. Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY juga menjadi tolak ukur kinerja pada setiap tahun anggaran. Kami
menyadari
bahwa
masih
banyak
kekurangan
dalam
penyusunan Review Renstra ini karena keterbatasan yang ada, untuk itu kritik dan saran, masukan dan solusi akan kami terima dengan senang demi perbaikan selanjutnya. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Review Renstra ini dengan tenaga dan pikirannya saya ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus. Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta,
April 2015
Kepala
Totok Prianamto NIP. 19620521 198603 1 001
Daftar Isi Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik BAB I 1.1.
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
A. Pengertian
2
B. Ruang Lingkup
3
1.2.
Landasan Hukum
3
1.3.
Maksud dan Tujuan
4
1.4.
Sistematika Penulisan
4
BAB II 2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
GAMBARAN PELAYANAN BKPM DIY
6
Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
6
A. Tugas
6
B. Fungsi
6
C. Struktur Organisasi
7
Sumber Daya
8
A. Keadaan Pegawai
8
B. Keadaan Sarana dan Prasarana
10
Kinerja Pelayanan
12
A. Kondisi Bidang Kerjasama
12
B. Kondisi Umum Penanaman Modal
20
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
28
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
30
3.1.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
30
A. Identifikasi Permasalahan Penanaman Modal
30
B. Identifikasi Permasalahan Kerjasama
30
C. Identifikasi Permasalahan Kaperda
30
Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
31
Daerah Terpilih A. Visi Daerah Istimewa Yogyakarta
31
B. Misi Daerah Istimewa Yogyakarta
31
3.2.
3.3.
Telaah Renstra Kementrian/Lembaga
32
3.4.
Penentuan Isu-Isu Strategis
33
A. Isu-Isu Strategis
33
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
34
4.1.
KEBIJAKAN Visi dan Misi
35
4.2.
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
35
4.3.
Strategi dan Kebijakan
38
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN PENDANAAN
41
5.1.
INDIKATIF Program dan Kegiatan
41
5.2.
Rencana Program dan Indikator Kinerja Program
43
5.3.
Pagu Indikatif
45
BAB VI INDIKATOR KINERJA PROGRAM YANG MENGACU PADA
53
TUJUAN DAN SASARAN BAB VII PENUTUP
55
Daftar Tabel Tabel 2.1.
Distribusi Pegawai BKPM DIY Berdasar Unit Kerja
8
Tabel 2.2.
Tingkat Pendidikan Pegawai BKPM DIY
9
Tabel 2.3.
Penjenjangan Pegawai BKPM DIY
10
Tabel 2.4.
Jumlah Eselon di BKPM DIY
10
Tabel 2.5.
Data Aset BKPM DIY Tahun 2014
11
Tabel 2.6.
Penyelenggaraan Pameran 2012-2014
20
Tabel 2.7.
Realisasi Investasi DIY Tahun 2008-2012
22
Tabel 2.8.
Realisasi Investasi PMA/PMDN Per Kabupaten/Kota
24
Tabel 2.9.
Rekap Penanaman Modal Per-Sektor s/d Desember Tahun 2013
25
Tabel 2.10.
Target Investasi Tahun 2013-2017
26
Tabel 4.1.
Keterkaitan Visi dan Misi BKPM DIY
35
Tabel 4.2.
Keterkaitan Misi dan Tujuan
35
Tabel 4.3.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
36
Tabel 4.4.
Indikator Kinerja Sasaran SKPD
38
Tabel 4.5.
Strategi dan Arah Kebijakan
39
Tabel 5.1.
Rencana Program dan Kegiatan
41
Tabel 5.2.
Rencana Program dan Indikator Kinerja Program
43
Tabel 5.3.
Pagu Pendanaan Indikatif
45
Tabel 6.1.
Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka
53
Menengah
Daftar Grafik Grafik 2.1.
Pertumbuhan Investasi PMDN/PMA (%) 2008-2012
22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan penanaman modal merupakan salah satu instrumen dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Perkembangan penanaman modal sangat terkait dengan berbagai faktor, yang turut mempengaruhi peningkatan penanaman modal diantaranya adalah potensi sumber daya alam, infrastruktur penunjang maupun iklim penanaman modal yang kondusif. Iklim penanaman modal sangat terkait dengan kebijakan di bidang penanaman modal, baik menyangkut peraturan di bidang penanaman modal, maupun peraturan pelaksanaannya yang akan berdampak pada sistem dan prosedur pelayanan kepada investor. Selama ini salah satu faktor yang menghambat peningkatan penanaman modal di Indonesia adalah iklim penanaman modal yang tidak kondusif yang menyebabkan lemahnya daya saing daerah dalam menarik penanaman modal terutama penanaman modal asing. Hal ini disebabkan karena lemahnya penegakan peraturan di bidang penanaman modal yang menyebabkan terjadinya inefisiensi dalam pelayanan penanaman modal kepada investor. Kondisi ini dirasakan tidak mendukung program pemerintah dalam rangka peningkatan penanaman modal yang akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Selama ini kendala dalam pemberian pelayanan kepada investor, selain tidak ditunjang oleh perangkat peraturan yang mendukung pelaksanaan program peningkatan penanaman modal, juga tidak diimbangi dengan tersedianya sarana prasarana pendukung serta kualitas aparat pelayanan penanaman modal yang belum sepenuhnya menguasai peraturan di bidang penanaman modal. Selain itu juga pelayanan penanaman modal kepada investor juga sangat terkait dengan belum adanya kesamaan persepsi diantara instansi yang terkait dengan pelayanan penanaman
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
1
modal dalam memandang keberadaan investor yang akan menanam modal di daerah. Badan
Kerjasama
dan
Penanaman
Modal
DIY
ditetapkan
berdasarkan Perda Provinsi DIY Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja serta dengan Peraturan Gubernur DIY Nomor 49 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan dan Unit Pelaksana pada Badan Kerjasama dan Penanaman Modal. Pembentukan badan ini merupakan wujud dari komitmen pemerintah untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam memberi pelayanan dan kepastian berusaha bagi investor. Kebijakan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemda DIY telah menyusun
rencana
akhir
dokumen
perencanaan
sebagai
arah
pembangunan yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017, yang salah satunya misinya adalah ”Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata guna memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan". Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan produktifitas rakyat sehingga rakyat lebih secara kongkrit menjadi subyek dan aset aktif pembangunan dan mampu menciptakan
pertumbuhan
ekonomi
yang
tinggi
dan
merata,
membangkitkan daya saing agar makin kompetitif, serta sasaran dari misi tersebut adalah pertumbuhan ekononomi yang berkualitas. Dalam upaya mewujudkan misi tersebut, maka disusunlah Rencana Strategi (Renstra) Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY 2012-2017.
A.
Pengertian RENSTRA adalah merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 s.d. 5 tahun, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang mungkin timbul.
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
2
Renstra Badan disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 20122017, merupakan dokumen perencanaan strategis yang merupakan uraian dari rencana strategis pelaksanaan arah kebijakan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017 serta Kebijaksanaan Nasional. Renstra Badan menjadi tolok ukur kinerja pada setiap akhir tahun anggaran.
B.
Ruang Lingkup 1.
Tinjauan dari Aspek Sumber Dana Renstra Badan mencakup semua kegiatan badan yang dibiayai dari APBD DIY
2.
Tinjauan dari Aspek Waktu Renstra Badan disusun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2017, sesuai dengan kurun waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017.
1.2. Landasan Hukum Sebagai landasan hukum dalam penyusunan Renstra BKPM DIY Tahun 2012-2017 sebagai berikut : 1.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
2.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008;
3.
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja
Inspektorat,
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah,Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
3
4.
Peraturan Daerah DIY Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 – 2017;
5.
Peraturan Gubernur DIY Nomor 49 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan dan Unit Pelaksana pada Badan kerjasama dan Penanaman Modal.
1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan
tujuan penyusunan
Renstra
Badan Kerjasama
dan
Penanaman Modal (BKPM) DIY sebagai berikut : 1.
Tersedianya rumusan program strategi dalam skala prioritas yang lebih terarah;
2.
Tersedianya tolok ukur evaluasi penilaian kinerja Badan Kerjasama dan
Penanaman
Modal
DIY
dalam
pelaksanaan
program
pembangunan pada kurun waktu tertentu; 3.
Mengarahkan semua unsur kekuatan dan peluang yang ada serta faktor kunci keberhasilan dalam menentukan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat yang di dasarkan pada prinsip clean and good governance;
4.
Tersediannya acuan dalam menyusun program/kegiatan dalam 5 (lima) tahun kedepan.
1.4. Sistematika Penulisan Renstra Badan Kerjasama Dan Penanaman Modal DIY 2012-2017 disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
BAB II
Pendahuluan 1.
Latar Belakang
2.
Landasan Hukum
3.
Maksud dan Tujuan
4.
Sistematika Penulisan
Gambaran Pelayanan BKPM DIY Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
4
Sumber Daya Kinerja Pelayananan Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BAB III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaah Renstra Kementrian/Lembaga Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan
4.1. Visi dan Misi 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka menengah 4.3. Strategi dan Kebijakan BAB V
Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Indikatif 5.1. Program dan Kegiatan 5.2. Rencana program dan Indikator Kinerja Program 5.3. Pagu Indikatif
BAB VI Indikator Kinerja yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran BAB VII Penutup
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
5
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BKPM DIY
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi A.
Tugas Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Gubernur Provinsi DIY Nomor 49 Tahun 2010 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan dan Unit Pelaksana Teknis pada Badan Kerjasama dan Penanaman Modal, bertugas untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang kerjasama dan menanaman
modal.
Bidang-bidang
tersebut
sangat
memerlukan
penanganan serius yang harus dimiliki demi mewujudkan apa yang telah diamanatkan dalam konstitusi.
B.
Fungsi Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BPKM) DIY mempunyai fungsi: 1.
Penyusunan program kerjasama, perencanaan promosi, fasilitas dan perijinan
penanaman
modal,
serta
pengawasan
pelaksanaan
penanaman modal; 2.
Perumusan kebijakan teknis di bidang kerjasama, perencanaan dan promosi, fasilitasi dan perijinan penanaman modal, serta pengawasan pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan rencana strategii Pemerintah Daerah;
3.
Penyelenggaraan koordinasi kerjasama, perencanaan dan promosi, fasilitasi
dan
perijinan
penanaman
modal,
serta
pengawasan
pelaksanaan penanaman modal; 4.
Penyelenggaraan dan monitoring evaluasi kerjasama dalam negeri dan luar negeri;
5.
Perumusan rencana umum penanaman modal dan promosi potensi daerah;
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
6
6.
Pemberian fasilitas pelayanan dan perijinan penanaman modal;
7.
Penyelenggaraan pengawasan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan penanaman modal;
C.
8.
Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan;
9.
Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Struktur Organisasi Untuk melaksanakan amanat sebagaimana tersebut di atas, susunan organisasi Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY meliputi: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sekretariat, meliputi: a.
Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi;
b.
Subbagian Keuangan;
c.
Subbagian Umum.
Bidang Kerjasama: a.
Subbidang Kerjasama Dalam Negeri;
b.
Subbidang Kerjasama Luar Negeri.
Bidang Perencanaan dan Promosi: a.
Subbidang Perencanaan Penanaman Modal;
b.
Subbidang Promosi Potensi Daerah.
Bidang Fasilitasi dan Perijinan Penanaman Modal: a.
Subbidang Fasilitas Pelayanan;
b.
Subbidang Perijinan.
Bidang Pengawasan dan pelaksananaan Penanaman Modal: a.
Subbidang Pengawasan Penanaman Modal;
b.
Subbidang Pelaporan Penanaman Modal.
UPTLTD terdiri: a.
Kantor Perwakilan Daerah;
b.
Gerai Pelayanan Perijinan Terpadu (Gerai P2T).
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
7
2.2. Sumber Daya A.
Keadaan Pegawai. Komposisi
pegawai
di
lingkungan
Badan
Kerjasama
dan
Penanaman Modal Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 dapat dirinci ke dalam tabel-tabel menurut kategori sebagai berikut : a)
Berdasarkan distribusi pada unit-unit kerja
Tabel 2.1. Distribusi Pegawai BKPM DIY Berdasar Unit Kerja Unit / Bidang
jumlah staf
%
Kantor Induk
54
57,45
Kepala Badan
1
1,06
Sekretaris Badan
1
1,06
Subbag Umum
6
6,38
Subbag Keuangan
7
7,45
Subbag Program, Data dan TI
2
2,13
1
1,06
Subbid Kerjasama Dalam Negeri
7
7,45
Subbid Kerjasama Luar Negeri
8
8,51
Kabid Perencanaan Dan Promosi
1
1,06
Kabid Kerjasama
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
8
Unit / Bidang
jumlah staf
%
Subbid Perencanaan Penanaman Modal
4
4,26
Subbid Promosi Potensi Daerah
3
3,19
1
1,06
Subbid Fasilitasi Pelayanan
3
3,19
Subbid Perijinan
2
2,13
1
1,06
Subbid Pengawasan Penanaman Modal
3
3,19
Subbid Pelaporan Penanaman Modal
3
3,19
Kantor Gerai P2t
17
18,09
Kepala Gerai
1
1,06
Kepala Subbag Tata Usaha
1
1,06
dan
1
1,06
Kasie Perizinan Bidang Perekonomian dan
1
1,06
13
13,83
Kantor Perwakilan Daerah (Kaperda )
23
24,47
Kepala Kaperda
1
1,06
Kepala Subbag Tata Usaha
1
1,06
Kasie Anjungan dan Promosi
1
1,06
Kasie Hubungan Antar Lembaga
1
1,06
Staf
19
20,21
94
100,00
Kabid
Fasilitasi
Dan
Perijinan
Penanaman
Modal
Kabid Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal
Kasie
Perizinan
Bidang
Sosial
Kesejahteraan Rakyat
Infrastruktur Staf
Jumlah Total
b) Berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 2.2. Tingkat Pendidikan Pegawai BKPM Tahun 2014 No.
Tingkat pendidikan
1.
Sarjana Srata 3 (S3)
Jumlah (orang)
%
0
0
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
9
Tahun 2014 No.
Tingkat pendidikan
2.
Jumlah (orang)
%
Sarjana Strata 2 (S2)
8
8,51
3.
Sarjana Strata 1 (S1)
42
44,68
4.
Sarjana Muda / Diploma
8
8,51
5.
SLTA sederajat
30
31,91
6.
SLTP sederajat
3
3,19
7.
Sekolah Dasar (SD)
3
3,19
94
100
Jumlah
c)
Berdasarkan tingkat penjenjangan
Tabel 2.3. Penjenjangan Pegawai BKPM DIY No.
Tingkat Pendidikan
s.d Tahun 2014
% dari total
Penjenjangan
Jumlah orang
staf
1.
SPAMEN
0
0,00
2.
SPAMA/SEPADYA/DIKLATPIM III
11
36,67
3.
ADUMLA/SEPALA
3
10,00
4.
ADUM/SEPADA
16
53,33
30
100,00
Jumlah
d) Berdasarkan Eselon
Tabel 2.4. Jumlah Eselon di BKPM DIY No.
Eselon
Jumlah
1.
2A
1
2.
3A
7
3.
4A
17
4.
Staf non struktural
69
Jumlah Total
94
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
10
B.
Keadaan Sarana dan Prasarana Sebagai penunjang semua program/kegiatan pada Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY tahun 2014, dibutuhkan sarana dan prasarana agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY sesuai data asset tetap dan asset lainnya pada tahun 2014 terdapat sebanyak 4.164 item barang senilai Rp27.797.852.339,- dengan garis besar rincian: Tabel 2.5 Data Aset BKPM DIY Tahun 2014 No
Uraian
Jumlah
Jumlah Harga
Barang
(Rp)
1.
Tanah
2
12.984.000.000,-
2.
Alat-alat besar
2
54.245.000,-
3.
Alat-alat angkutan
19
1.929.636.542,-
4.
Alat-alat kantor dan rumah tangga
1.292
3.949.073.847,-
5.
Alat-alat studio dan komunikasi
46
433.788.000,-
6.
Bangunan gedung
2
6.599.699.450,-
7.
Instalasi
3
43.989.900,-
8.
Jaringan
5
63.200.000,-
9.
Buku perpustakaan
285
36.922.400,-
10.
Barang bercorak kesenian dan
2.506
972.630.250,-
kebudayaan 11.
Aset Renovasi
2 Jumlah total
4.164
730.666.950 27.797.852.339,-
Sumber: Laporan Keuangan BKPM DIY Tahun 2014
Beberapa rincian aset tetap alat-alat angkutan dan peralatan kantor antara lain: a. Kendaraan roda 4 :
12 buah
1) BKPM Kantor Induk
: 4 buah
2) Kantor Gerai P2T
: 2 buah
3) Kaperda
: 6 buah
b. Kendaraan roda 2 :
8 buah
1) BKPM Kantor Induk
: 2 buah
2) Kantor Gerai P2T
: 4 buah
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
11
3) Kaperda
: 2 buah
c. Komputer yang dapat digunakan
:
1) BKPM Kantor Induk
: 39 unit
2) Kantor Gerai P2T
: 16 unit
3) Kaperda
: 18 unit
d. Laptop yang dapat digunakan :
73 unit
46 unit
1) BKPM Kantor Induk
: 8 unit
2) Kantor Gerai P2T
: 2 unit
3) Kaperda
: 4 unit
e. Printer yang dapat digunakan : 40 unit 1) BKPM Kantor Induk
: 23 unit
2) Kantor Gerai P2T
: 8 unit
3) Kaperda
: 9 unit
f. Gedung Kantor : 1. Kantor Induk (Unit 7: Sekretariat, Bidang Kerjasama, Bidang Perencanaan dan Promosi, Bidang Fasilitasi Pelayanan dan Perijinan Penanaman Modal, Bidang Pengawasan Pemantauan dan Pembinaan Penanaman Modal, Unit
6: Bidang Kerjasama) di Kompleks
Kepatihan, Danurejan, Yogyakarta. 2. Kantor Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) di Jln. Brigjen Katamso, Yogyakarta. 3. Kantor Kaperda DIY di Jln. Diponegoro, 52, Menteng, Jakarta Pusat.
2.3. Kinerja Pelayanan A.
Kondisi Bidang Kerjasama Realisasi pembentukan jalinan kesepakatan/perjanjian kerjasama dalam
negeriPemda DIY dengan daerah lain di dalam negeri pada tahun 2012 - 2014 sebanyak 48 kesepakatan/perjanjian kesepakatan/perjanjian
kerjasama yang terdiri dari 19
kerjasama dengan pemerintah daerah dan 29
kesepakatan/perjanjian kerjasama Pemda DIY dengan pihak ketiga di dalam negeri.Adapun perincian kesepakatan bersama/perjanjian kerjasama yang telah dibentuk antara tahun 2012 – 2014 adalah sebagai berikut: Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
12
Tahun 2012 1. Kesepakatan Bersama “Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Provinsi DIY”antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemerintah Kota Yogyakarta 2. Kesepakatan Bersama “Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Provinsi
DIY”antara
Pemerintah
Daerah
DIYdengan
Pemerintah
Kabupaten Sleman 3. Perjanjian
Kerjasama
“Coordination
Of
Benefit
(COB)
Jaminan
Kesehatan Semesta Provinsi DIY tahun 2012”antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemerintah Kabupaten Sleman 4. Kesepakatan Bersama “Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Provinsi DIY”antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemerintah Kabupaten Bantul 5. Perjanjian
Kerjasama
“Coordination
Of
Benefit
(COB)
Jaminan
Kesehatan Semesta Provinsi DIY tahun 2012”antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemerintah Kabupaten Bantul 6. Perjanjian
Kerjasama
“Coordination
of
Benefit
(COB)
Jaminan
Kesehatan Semesta Provinsi Daerah Yogyakarta tahun 2012”antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. 7. Kesepakatan Bersama “Peningkatan Produksi Beras Nasional Provinsi DIY”antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. 8. Kesepakatan Bersama “Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Provinsi
DIY”antara
Pemerintah
Daerah
DIYdengan
Pemerintah
Kabupaten Gunung Kidul. 9. Perjanjian
Kerjasama
“Coordination
Of
Benefit
(COB)
Jaminan
Kesehatan Semesta Provinsi DIY tahun 2012” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo 10. Kesepakatan Bersama “Percepatan Pembangunan Kependudukan dan peningkatan kualitas keluarga di Provinsi DIY” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Koalisi Indonesia Untuk Kependudukan dan Pembangunan Provinsi DIY
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
13
11. Perjanjian Kerjasama “Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan System Kartu Elektronik Prabayar “Mandiri Prabayar” antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. 12. Perjanjian Kerjasama “Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja Dengan Sistem Kartu Elektronik Pra-Bayar “Brizzi” antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 13. Perjanjian Kerjasama “Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Kartu Elektronik Pra-Bayar “FLAZZ” antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Bank Central Asia Tbk. 14. Perjanjian Kerjasama “Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja Dengan Sistem Elektronik Pra-Bayar “BNI PREPAID” antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Bank Negara Indonesia (PERSERO) Tbk. 15. Perjanjian Kerjasama “Penanganan Pelanggaran Peraturan
Daerah
Serta Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat di daerah Perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi DIY” antara Satpol PP Jawa Tengah dengan Satpol PP Provinsi DIY 16. Kesepakatan Bersama “Penelitian Pengendalian Dengue Di Provinsi DIY” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Yayasan Tahija. 17. Nota Kesepahaman Mengenai Kerjasama Antara Pemerintah Daerah DIY dan PT. Jogja Magasa Iron 18. Kesepakatan Bersama “Pemberdayaan Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Api Merapi di Kab Sleman DIY” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Pemerintah Kab. Sleman dan PT. Sarihusada Generasi Mahardika
Tahun 2013 1. Perjanjian Kerjasama “Pelayanan Penerimaan dan Pembayaran Iuran Peserta Mandiri JAMKESTA DIY melalui Bank Pembangunan Daerah DIY”antara Pemerintah Daerah DIYdengan BPD DIY Cabang Utama 2. Kesepakatan Bersama “Pembangunan Daerah” antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara 3. Kesepakatan
Bersama
“Inovasi
Teknologi,
Kerekayasaan
untuk
Pengembangan Infrastruktur, Industri dan Investasi bagi Nilai Tambah
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
14
Tinggi Pembangunan Daerah” antara Pemerintah Daerah DIYdengan Persatuan Insinyur Indonesia 4. Kesepakatan
Bersama
“Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi untuk Mewujudkan Program Digital Mewujudkan Program Digital Government Services” antara Pemerintah Daerah DIYdengan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. 5. Kesepakatan Bersama “Penyediaan Rumah Sususn Sewa Bagi Pekerja/Buruh di Daerah Istimewa Yogyakarta” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Kementrian Perumahan Rakyat Republik Indonesia dan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI 6. Kesepakatan Bersama “Penghentian Kekerasan Fisik dalam Rangka Penganan Konflik Sosial DIY” antara Pemerintah Daerah DIYdengan Kepolisian Daerah DIY, Komando Resort Militer 072/Pamungkas, Kejaksaan Tinggi DIY dan Badan Intelejen Daerah DIY 7. Kesepakatan
Bersama
“Penggunaan
Tenaga
Kualifikasi
Doktor
Universitas Gadjah mada Yogyakarta, Penganggaran dan pelaksanaan Program/Kegiatan oleh SKPD di Pemda DIY Tahun 2013” antara Pemerintah Daerah DIYdengan UGM 8. Kesepakatan
Bersama
“Sistem
peringantan
Dini
dalam
rangka
Penanganan Konflik Sosial di DIY” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Polda DIY, Komando Resort Militer 072/Pamungkas, Pangkalan TNI AL Yogyakarata, Kejaksaan Tinggi DIY, Kanwil Kementerian Agama DIY dan Badan Intelejen Daerah DIY 9. Perjanjian Kerjasama “Pemberdayaan Perjanjian Masyarakat Pasca Kerjasama erupsi Gunungapi Merapi di Kabupaten Sleman DIY” antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemkab Sleman dan PT Sarihusada Generasi Mahardhika 10. Kesepakatan Bersama “Penyelenggaraan Pengukuran Kompetensi” antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemerintah Kota Banjarbaru 11. Perjanjian Kerjasama “Penyelenggaraan Pengukuran Kompetensi” antara Pemerintah Daerah DIYdengan Pemerintah Kota Banjarbaru 12. Kesepakatan
Bersama
“Penyelenggaraan
Transmigrasi”
antara
Pemerintah Daerah DIY dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
15
13. Kesepakatan
Bersama
“Penyelenggaraan
Transmigrasi”
antara
Pemerintah Daerah DIY dengan Pemerintah Provinsi Aceh 14. Kesepakatan
Bersama
“Penyelenggaraan
Transmigrasi”
antara
Pemerintah Daerah DIY dengan Pemprov Sulawesi Utara 15. Perjanjian Kerjasama “Pendampingan Perencanaan Penganggaran dan Pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Daerah di BKPM DIY” antara BKPM DIY dengan UGM 16. Kesepakatan
Bersama
Konferensi
“Penyelenggaraan
Cities
on
Volcanoes 8” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Badan Geologi Kementerian ESDM, Pemkab Sleman dan UGM 17. Perjanjian Kerjasama “Penyelenggaraan Konferensi Cities on Volcanoes 8” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Badan Geologi Kementerian ESDM, Pemkab Sleman dan UGM 18. Kesepakatan Bersama “Pengembangan Sumber Daya Manusia” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Pemkot Samarinda 19. Perjanjian
Kerjasama
“Penyelenggaraan
Pengukuran
Kompetensi
Menggunakan metode Assessment Center” antara Pemerintah Daerah DIY dengan Pemkot Samarinda
Tahun 2014 1. Kesepakatan Bersama “Revitalisasi Kawasan Stasiun Tugu dan Pengembangan Pedestrian di Kawasan Malioboro” antara Pemda DIY dengan Pemkot Yogyakarta, Kraton Yogyakarta, dan PT. KAI. 2. Perjanjian Kerjasama “Pembangunan dan/atau Pemeliharaan Pilar Batas Daerah antara Provinsi Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta” antara Pemda DIY dengan Pemprov Jateng. 3. Kesepakatan
Bersama
“Peningkatan,
Pengembangan,
dan
Pemberdayaan Sumber Daya berbagai Aspek” antara Pemda DIY dengan UGM 4. Kesepakatan Bersama “Penghentian Kekerasan Fisik dalam Rangka Penanganan Konflik Sosial di DIY” antara Polda DIY, KOREM 072, Kejati DIY, BID DIY dan Pemda DIY.
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
16
5. Pedoman
Kerja
“Penghentian
Kekerasan
Fisik
dalam
Rangka
Penanganan Konflik Sosial di DIY”antara Polda DIY, KOREM 072, Kejati DIY, BID DIY dan Pemda DIY. 6. Addendum Pertama Perjanjian Kerjasama “Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja Dengan Sistem Kartu Elektronik
Pra-Bayar “Brizzi” antara
Pemerintah Daerah DIY dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 7. Addendum Pertama Perjanjian Kerjasama “Pembayaran Tiket Bus Trans Jogja dengan Sistem Kartu Elektronik Pra-Bayar “FLAZZ” antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Bank Central Asia Tbk. 8. Kesepakatan Bersama “Pengawasan Obat dan Makanan Terpadu” antara Pemda DIY dengan BPOM RI 9. Perjanjian
Kerjasama
“Penerbitan
dan
Pencabutan
Pengakuan
Pedagang Besar Farmasi Cabang dan Izin Usaha Kecil Obat Tradisional” antara Pemda DIY dengan BPOM RI 10. Perjanjian Kerjasama “Pengawasan Sarana Produksi dan Distribusi Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, Suplemen Kesehatan dan Makanan” antara Pemda DIY dengan BPOM RI. 11. Perjanjian Kerjasama “Pembinaan dan Pengawasan Sarana Produksi dan Sarana Distribusi Pangan Olahan dan Bahan Berbahaya” antara Pemda DIY dengan BPOM RI.
Sementara kerjasama antar Pemerintah DIY dengan Pihak Luar Negeri yang difasilitasi pembentukannya oleh BKPM DIY pada tahun 2012 sampai dengan Nopember 2014 sebanyak 3 (tiga) kerjasama baru sebagai berikut : 1. Letter of Intent (LoI) antara DIY – Provinsi Keyseri, Turki (LoI ditandatangani pada tanggal 10 April 2013) 2. Letter of Intent (LoI) antara DIY – Shanghai, Republik Rakyat Tiongkok (LoI ditandatangani pada tanggal 12 Oktober 2013) 3. Agreement
antara
DIY
–
Shanghai, Republik
Rakyat
Tiongkok
(Agreement ditandatangani pada tanggal 6 Agustus 2014
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
17
Selain perjanjian kerjasama luar negeri baru di atas, sampai dengan tahun 2014, Pemerintah Daerah DIY masih memiliki 9 (Sembilan) perjanjian kerjasama dengan daerah lain di luar negeri yang masih berlaku meliputi: 1. Sister Province dengan Kyoto Prefecture, Jepang, meliputi kerjasama bidang
seni
budaya,
pendidikan/iptek,
pariwisata,
industry
serta
pertanian ( pengembangan kultur jaringan) ( MoU Sister Province ). 2. Dengan Provinsi Ismailia, Mesir, perjanjian kerjasama meliputi bidang perdagangan, pariwisata, iptek, industri, pendidikan dan kebudayaan ( MoU Sister Province ). 3. Dengan
Negara Bagian California, AS, perjanjian kerjasama meliputi
bidang ekonomi perdagangan, pariwisata, industry, pendidikan dan kebudayaan serta pertanian ( MoU Sister Province ). 4. Dengan Provinsi Tyrol, Republik Austria, perjanjian kerjasama meliputi bidang ekonomi dan perdagangan, industry, pariwisata, kebudayaan serta ilmu pengetahuan ( MoU Sister Province ). 5. Dengan Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan, meliputi kerjasama bidang ekonomi,
pendidikan,
kebudayaan/seni,
pertanian,
pariwisata,
perdagangan dan industri ( MoU Sister Province ). 6. Dengan Chungcheongnam-do, Korea Selatan, meliputi kerjasama bidang administrasi
pemerintahan,
budaya/seni,
iptek,
perdagangan
dan
industri, pariwisata, informasi dan komunikasi , pertanian serta perikanan ( MoU Sister Province ). 7. Dengan Provinsi Gangwon, Korea Selatan, meliputi kerjasama bidang pariwisata, pertanian, iptek , kebudayaan, pendidikan, olahraga, dan lainlain ( MoU friendly ties cooperation). 8. Dengan Provinsi Chiang Mai, Thailand, meliputi kerjasama bidang pertanian, perindustrian, perdagangan, pariwisata, pendidikan dan bidang-bidang lain yang disepakati ( MoU friendly ties cooperation ). 9. Dengan Provinsi St. Petersburg, Rusia, meliputi kerjasama bidang kebijakan ekonomi dan industri, iptek, kebudayaan dan pariwisata ( letter of intent / LoI).
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
18
Serta kerjasama dengan pihak ketiga di luar negeri yang masih berlaku: 1. Minutes of Discussion on The Cooperation To Implement The Integrated Water Resources Management ( IWRM ) In The Province Of Yogyakarta Special Region,
dengan Institut Teknologi Karlsruhe,
Jerman,
Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia dan BATAN ( lanjutan dari Proyek Bribin ). 2. Letter of intent (pernyataan kehendak)
kerjasama promosi investasi
dengan International Finance Corporation ( IFC ). 3. Letter
of
intent
(pernyataan
kehendak)
bidang
pariwisata,
jasa
pengiriman dan penerbangan dengan HNA Group Co. Ltd., China.
Selain kerjasama dengan pihak luar negeri yang telah ditandatangani di atas, antara tahun 2012 – 2014 BKPM DIY juga telah melakukan kegiatan perintisan kerjasama dengan pihak-pihak sebagai berikut: 1. Negara Bagian Victoria
Telah dilakukan penjajagan kerjasama pada Juli 2014
Kunjungan Delegasi dari Australia-Indonesia Center terkait dengan rencana penyelenggaraan Melbourne Symphoni Orchestra di Yogyakarta tahun 2015
2. Negara Bagian South Australia
Pihak Pemerintah Negara Bagian South Australia telah berkunjung ke DIY pada bulan Oktober 2013
Pemda DIY telah melakukan kunjungan penjajagan pada bulan Juni 2014
Universitas Flinders, Adeleide telah berkunjung ke Yogyakarta bulan September 2014 untuk menyampaikan informasi tentang Australian Asia Art Festival tahun 2015 yang akan menjadikan Indonesia sebagai Icon.
3. Provinsi Modena, Italia
Surat Penawaran dari Modena Italy pada tahun 2013, dengan disposisi Gubernur untuk ditindaklanjuti
Diusulkan dilakukan penjajakan potensi kerjasama pada tahun anggaran 2015
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
19
B.
Kondisi Umum Penanaman Modal Pelaksanaan program/kegiatan selama kurun tahun anggaran 2012 -
2014 diarahkan untuk peningkatan promosi peluang-peluang serta potensi investasi yang ada serta peningkatan iklim dan realisasi investasi.
Upaya
peningkatan promosi investasi telah dilaksanakan melalui bentuk keikutsertaan dalam pameran-pameran investasi tingkat regional maupun skala nasional seperti gelar potensi investasi daerah (GPID), Trade and Tourism Investment (TTI) Expo, penyelenggaraan one on one meeting, business forum/business meeting dengan calon investor dan stakeholder terkait serta penyelenggaraan promosi peluang investasi melalui situs internet“Jogja Invest”. Table 2.6. Penyelenggaraan Pameran 2012 – 2014
Kegiatan
Tahun 2012
2013
2014
Pameran Investasi
2 kali
1 kali
-
Pameran GPID
2 kali
2 kali
2 kali
Business Meeting
2 kali
4 kali
4 kali
Pameran APKASI
-
-
1 kali
Pameran IICE
-
-
1 kali
-
-
1 kali
-
-
1 kali
Pameran Sekaten
1 kali
1 kali
1 kali
Pameran PRJ
1 kali
1 kali
1 kali
Pameran Pembangunan
1 kali
1 kali
1 kali
Invesda Expo
2 kali
1 kali
1 kali
Penyelenggaraaan Pameran Investasi
Mengikuti kegiatan promosi BKPM RI di Korea Selatan Mengikuti kegiatan promosi BKPM RI di Jepang Penyelenggaraan Pameran Potensi Daerah
Upaya peningkatan iklim dan realisasi investasi di DIY pada tahun 2012 2014 dilakukan dengan 2 (dua) strategi utama yakni perbaikan perangkat
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
20
sistem serta prosedur investasi dan peningkatan jalinan komunikasi berikut pelayanan prima kepada investor. Perbaikan perangkat sistem dan prosedur telah diupayakan dengan optimalisasi fungsi Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) yang telah memenuhi kualifikasi bintang satu (Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Nomor 67 Tahun 2010 tentang Penetapan Kualifikasi Terhadap 130 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal Tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun 2010). Kualifikasi bintang satu memberikan kewenangan bagi Gerai P2T DIY untuk melayani perizinan dan non-perizinan sesuai kewenangannya dengan berbasis SPIPISE (sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik). Per tahun 2012, Gerai P2T DIY telah melayani 334 surat persetujuan / ijin prinsip. Adapun sampai dengan bulan September 2014, telah melayani sejumlah 382 surat persetujuan/ijin. Ini berarti target dalam RPJMD 2012-2017 untuk tahun 2014 yang mencapai 347 surat persetujuan/ijin prinsip telah terlampaui. Gerai P2T DIY saat ini telah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP), Standar Pelayanan Publik (SPP) sampai dengan mekanisme kerja dan petunjuk pelaksanaan pengaduan, menerapkan standar ISO 9001-2008, menerapkan paralelisasi izin, dan menggunakan TIK sebagai sarana perizinan online. Optimalisasi fungsi Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) ini telah membuahkan apresisasi dari Pemerintah Pusat. Pada tahun 2013 Gerai P2T DIY
memperoleh
penghargaan
“Citra
Pelayanan
Prima
(CPP)“
dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi karena prestasinya dalam memberikan kinerja pelayanan publik di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) DIY. Strategi
lain yang juga diupayakan untuk peningkatan realisasi
penanaman modal adalah optimalisasi serta revitalisasi peran Kantor Perwakilan Daerah (KAPERDA) DIY di Jakarta sebagai single window sekaligus front office Pemerintah Daerah DIY di Jakarta. Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan terkait hal tersebut diantaranya pelaksanaan gathering bersama perusahaan-perusahan penanaman modal di DIY yang memiliki kantor pusat di Jakarta. Kegiatan-kegiatan tersebut secara khusus merupakan upaya menjalin
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
21
komunikasi intensif dengan perusahaan-perusahaan penanam modal agar terus mempertahankan dan jika memungkinkan menambah investasinya di DIY. Selanjutnya capaian yang
juga
dari indikator kinerja terkait penanaman modal
merepresentasikan
efektifitas
pelaksanaan
program/kegiatan
sebagaimana tersebut diatas adalah : Tabel 2.7. Realisasi Investasi DIY Tahun 2008-2014 Investasi PMDN (Rp)
Investasi PMA (Rp)
2008
1.806.426.455.845
2.415.461.744.857
4.221.888.200.702
142.187.960.933
Pertum buhan (%) 3,49
2009
1.882.514.536.845
2.508.131.163.857
4.390.645.700.702
168.757.500.000
3,99
2010
1.884.923.869.797
2.696.046.957.447
4.580.972.827.244
190.327.126.542
4,33
2011
2.313.141.695.784
4.110.436.324.224
6.423.578.020.008
1.842.605.192.764
40,22
2012
2.805.944.605.930
4.250.121.535.829
7.056.066.141.759
632.488.121.751
9,85
Tahun
PMA+PMDN (Rp)
Pertumbuhan (Rp)
2013
2.864.654.491.755
5.203.115.642.883
8.067.770.134.638
1.011.703.992.879
14,338
2014
3.568.546.291.755
5.955.853.842.883
9.524.400.134.638
1.456.630.000.000
18,05
Adapun perkembangan penanaman modal di DIY dalam kurun waktu tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut:
Grafik 2.1. Pertumbuhan Investasi PMDN/PMA (%) 2008-2014
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
22
Investasi di DIY tumbuh 18,05% dari tahun 2013 sebesar Rp. 8.067.770.134.638,- menjadi Rp. 9.524.400.134.638,- pada tahun 2014 yang terdiri dari PMDN Rp. 3.568.546.291.755,- dan PMA sebesar Rp. 5.955.853.842.883,-. Perusahaan yang merealisasikan investasi di DIY sejumlah 218 perusahaan, yang terdiri dari 119 PMA dan 106 PMDN dengan serapan tenaga kerja sebanyak 44.145 TKI dan 189 TKA. Pada tahun 2014, lima sektor terbesar penyumbang investasi di DIY, yaitu secara berturut-turut dari yang terbesar adalah Perhotelan dan Restoran, Perdagangan, Industri Tekstil, Jasa Lainnya dan Transportasi. Capaian sasaran Meningkatnya Nilai Investasi di DIY baik PMA maupun PMDN dengan target Rp. 8.946.874.000.000,-, dengan realisasi sebesar Rp. 9.524.400.134.638,- atau sebesar 106,46% penyebab keberhasilan atau kenaikan pertumbuhan nilai investasi adanya Perluasan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), solusi
atau upaya untuk
peningkatan realisasi penanaman modal, BKPM DIY telah Memfasilitasi percepatan Realisasi Investasi, melakukan penanganan permasalahan investasi dan Pemberian Insentif dan kemudahan investasi. Sasaran Meningkatnya Nilai Investasi di DIY baik PMA maupun PMDN dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.898.583.900,- dengan realisasi sebesar Rp. 1.774.742.075,- atau sebesar (93,48%). Kondisi ini mampu meningkatan pertumbuhan nilai investasi sebesar Rp. 1.456.630.000.000,- atau 18,05 % dari capaian realisasi nilai investasi komulatif tahun 2014. Sasaran strategis meningkatnya nilai investasi di DIY baik PMA maupun PMDN didukung dengan 1 (satu) program dan 11 (sebelas) kegiatan, sampai dengan akhir Triwulan IV tahun 2014 ada 10(sepuluh) kegiatan telah memenuhi realisasi anggaran maupun fisik diatas 90%. Sementara itu , sebanyak 1 (satu) kegiatan yaitu koordinasi dan pembinaan pemanfaatan perizinan dan nonperizinan yang realisasi anggaran di bawah 90% disebabkan oleh Pemberian honor tim diukur dengan kinerja yang ditentukan dari ada atau tidaknya perusahaan yang mengajukan insentif dan kemudahan. Dan tabel capaian anggaran pendukung sasaran meningkatnya nilai investasi di DIY baik PMA maupun PMDN seperti terlampir. Indikator ketercapaiannya
kinerja di
sasaran
tahun-tahun
tercapai yang
dan akan
masih datang
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
perlu dengan
dijaga cara 23
mengintensifkan promosi investasi baik di dalam negeri maupun luar negeri,sehingga pada akhir rencana di tahun 2017, target Nilai Investasi dapat dipenuhi. Selama 8 (delapan) tahun terakhir, perkembangan PMA/PMDN Per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada table sebagai berikut:
Tabel 2.8. Realisasi Investasi PMA/PMDN Per Kabupaten/Kota Realisasi Investasi per kabupaten/kota s.d. tahun (dalam juta rupiah) Kab/Kota
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Bantul
162,028
164,905
183,861
220,461
244,151
378,282
417,262
467,278
1,406,253
1,747,925
1,848,630
1,964,030
2,055,669
3,415,269
3,518,179
3,962,346
Gunungkidul
44,447
77,523
77,523
88,815
107,179
38,419
131,843
131,842
Kulon Progo
28,559
28,559
29,819
32,185
36,934
127,358
37,096
37,095
Yogyakarta
2,383,380
2,060,788
2,082,055
2,085,155
2,137,040
2,464,252
2,951,686
3,469,206
Total
4,024,667
4,079,700
4,221,888
4,390,646
4,580,973
6,423,580
7,056,066
8,067,770
Sleman
Secara regional, investasi nampaknya masih terkonsentrasi di Sleman dan Kota dengan porsi yang mencapai sekitar 90% baik untuk PMDN maupun PMA. Sementara di tiga wilayah lain hanya memiliki porsi 11% untuk PMDN, sementara untuk PMA bahkan kurang dari 10%. Hal ini tentu membawa dampak kesenjangan ekonomi antar wilayah. Secara teori pengelompokan investasi (aglomerasi) semacam ini sangat mungkin terjadi. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan aglomerasi, antara lain daya dukung infrastruktur, SDM, dan faktor lain yang dapat mempengaruhi efisiensi produksi. Secara sektoral, baik PMDN maupun PMA lebih dominan pada tiga sektor utama, yaitu Industri, Perhotelan, dan Jasa-jasa. Sampai dengan tahun 2013, ketiga sektor ini memiliki pangsa lebih dari 90% untuk PMDN, sementara untuk PMA bahkan mendekati 98%. Secara rinci porsi masingmasing realisasi Penanaman Modal Per-sektor untuk PMDN dan PMA ditunjukkan pada tabel berikut:
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
24
Tabel 2.9. Rekap Penanaman Modal Per-Sektor S/d Desember Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
Sektor Primer Tanaman Pangan Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan Pertambangan Sekunder Ind. Makanan Ind. Tekstil Ind. Barang dari kulit dan alas kaki Ind Kayu Ind. Kertas dan percetakan Ind. Kimia dan farmasi Ind. Karet dan plastik Ind. Miniral Non Logam Ind logam,mesin dan elektronik Ind. Instrumen kedokteran presisi optik dan jam Ind. Kendaraan bermotor dan alat taransportasi lain Ind. Brg dari semen Tersier Listrik,gas dan air Kontruksi Perdagangan dan Reparasi Perhotelan dan restoran Transportasi,gudang dan komunikasi Perumahan,kawasan industri dan perkantoran jasa lainnya Jumlah
PMDN 27.572.514.000 1.134.840.000 25.287.674.000 400.000.000 750.000.000 1.165.411.322.834 153.731.071.516 777.987.469.068
PMA 40.515.930.000 24.305.400.000 15.373.080.000 675.000.000 162.450.000 1.165.006.824.744 713.869.139.221 100.137.077.675
6.692.000.000
206.075.645.348
5.205.420.750 79.227.821.558 231.560.000 95.341.570.000 9.901.358.942
62.197.542.000 38.284.322.500 22.041.000.000 2.061.000.000
22.326.944.000
20.341.098.000
-
-
-
-
14.766.107.000 1.671.670.654.921 2.872.560.000 13.696.245.000 1.191.571.540.000
3.997.592.888.139 237.260.006.000 36.000.000.000 1.580.971.004.656 1.116.098.976.710
84.631.296.710
636.786.630.000
-
-
378.899.013.211
390.476.270.773
2.864.654.491.755
5.203.115.642.883
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
25
Sesuai
dengan
target
dalam
RPJMD,
diharapkan
terjadi
pertumbuhan realisasi investasi yang cukup signifikan di DIY dalam kurun waktu 2013-2017 terutama di wilayah kabupaten Kulonprogo, Gunungkidul dan Bantul yang selama ini masih tertinggal dari wilayah Sleman dan Kota Yogyakarta. Secara kewilayahan, target realisasi investasi yang diperlukan untuk menurunkan tingkat ketimpangan antar wilayah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.10. Target Investasi Tahun 2013-2017 2013 Yogyakarta 2,983,833 Sleman 3,690,494 Bantul 431,957 KulonProgo 559,637 Gunungkidul 143,842 DIY 7,809,763 NB: (dalam juta rupiah)
2014 3,016,331 4,122,606 654,692 852,861 300,384 8,946,874
2015 3,049,182 4,621,749 954,692 1,167,782 673,778 10,467,183
2016 3,082,391 5,110,036 1,414,147 1,594,100 1,074,162 12,274,836
2017 3,115,962 5,530,641 1,810,323 2,199,696 1,346,147 14,002,769
Untuk mengembangkan penanaman modal dan menarik investor diperlukan adanya beberapa strategi berupa daya tarik, daya tahan, dan daya saing. Komponen dari masing-masing strategi tersebut sebagai berikut:
1.
Daya tarik a.
Peningkatan kapasitas kemampuan pemasaran bagi aparatur.
b.
Koordinasi lintas sektoral secara periodik dalam penyusunan peluang investasi. Secara khusus, BKPM dan dinas teknis tingkat provinsi dan kabupaten mencari peluang investasi yang potensial untuk dikembangkan, khususnya di wilayah Gunungkidul dan Bantul.
c.
Business meeting dengan target investor. Secara khusus untuk mengatasi ketertinggalan, Pemkab Gunungkidul dan Bantul bersama-sama Pemprov pro aktif untuk “menjemput” baik PMDN maupun PMA. Tugas Pemkab, disamping mencari investor, juga
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
26
mendata dan menginformasikan peluang investasi. Informasi ini selanjutnya
dikomunikasikan
pada
calon
investor
potensial
maupun pada Pemprov. Sedangkan tugas Pemprov, mencari dan menghubungkan dengan investor potensial dan Pemerintah pusat, baik BKPM maupun kementrian. d.
Promosi dilakukan dengan menghubungi contact person, melalui aneka media seperti media cetak, elektronik, dan web serta pameran.
2.
Daya tahan a.
Koordinasi penanangan perijinan dan pengawalan proses perijinan
b.
Koordinasi lintas sektor dalam rangka penciptaan iklim yang kondusif misal koordinasi dalam hal perburuhan dan isu lain yang berpotensi berpengaruh pada iklim investasi
c.
Perlu adanya Perda untuk melindungi investor lokal, tetapi tanpa merugikan investor dari luar baik PMA maupun PMDN. Misalnya pembatasan jangka operasi PMA, partnership dengan lokal, pelibatan penduduk setempat, dll.
d.
Penangangan koordinasi Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS), utamanya untuk investasi besar dan strategis. Kegiatan yang perlu dilakukan: Melakukan
studi
banding
kelebihan,
kekurangan,
dan
optimalisasi KPS, misalnya dalam pengelolaan monorel DKI. Studi banding tidak perlu banyak orang, cukup tim kecil tetapi fokus dan tidak perlu ke luar negeri karena sistem hukum yang berbeda. Diadakan studi potensi KPS secara akademik Pemda DIY dan Pemkab bersama-sama melihat peluang yang bisa di KPS-kan Menyusun regulasi daerah tentang KPS Mencari partner swasta yang “baik” 3.
Daya saing a.
Koordinasi terkait kebutuhan investor, seperti infrastruktur transportasi diselesaikan),
(jalan jalan
lintas
selatan
menuju
sebaiknya
kawasan
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
industri
segera perlu 27
ditingkatkan, jalan menuju kawasan wisata baru perlu ditingkatkan energi (Gunungkidul sering terjadi pemadaman listrik) dan sumber energi lain peningkatan ketersediaan air bersih khususnya di Kab. Gunungkidul komunikasi b.
Land banking adalah hal penting, karena salah satu keluhan utama dari investor yang akan masuk ke DIY adalah harga tanah yang mahal. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk land banking: Harus disiapkan tanah dengan luasan yang cukup, dan tanah tersebut bukan milik person. Tanah Kraton atau tanah Pemda mungkin akan lebih baik. Tanah tersebut perlu dilengkapi dengan infrastruktur yang memadahi, baik infrastruktur transportasi, energi, air, dan komunikasi. Harga tanah tersebut perlu diatur sehingga, jangan sampai naik tidak terkontrol
c.
Pameran
dengan
menyelenggarakan
mengundang ini,
tidak
buyer
perlu
potensial.
terpaku
pada
Untuk produk
konvensional, tetapi mengenalkan produk-produk baru. Misalnya pameran potensi produk pertambangan, produk perikanan, dan lain-lain. 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan a.
Tantangan (Threats) yakni: 1.
Proses perijinan bagi perusahaan PMA yang harus dikeluarkan pusat.
2.
Potensi hambatan koordinasi promosi, dan pengembangan penanaman modal akibat kebijakan desentralisasi (otonomi daerah).
3.
Intensitas penciptaan daya saing pada promosi dan penanaman modal oleh provinsi lain dan negara lain.
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
28
b.
Peluang (Opportunities) yakni: 1.
Komitmen pemerintah untuk mendorong investasi yang berbasis potensi lokal dan ramah lingkungan.
2.
Keberadaan asosiasi/ forum pengusaha sebagai mitra strategis untuk pengembangan penanaman modal.
3.
Pemerintah
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
secara
otonomi
melakukan kebijakan kerjasama dengan pihak lain. 4. c.
Banyaknya tawaran kerjasama dari berbagai pihak
Kelemahan (Weaknesses) yaitu: 1.
Sarana dan prasarana yang kurang mendukung operasional BKPM
2.
Minimnya database dan profil investasi.
3.
Belum
optimalnya
penggunaan
teknologi
informasi
untuk
pengembangan penanaman modal.
d.
4.
Peningkatan kualitas aparatur dalam penanganan kerjasama
5.
Persepsi investor terhadap LKPM masih rendah
Kekuatan (Strenghts) yaitu: 1.
UU Penanaman Modal dan Perda Kemudahan Penanaman Modal.
2.
Dukungan kelembagaan yang kuat pada BKPM.
3.
Komitmen Pemda dengan slogan “Jogja Invest” yang terbuka untuk investor.
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
29
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pengayaan
analisis
lingkungan
eksternal
terhadap
proses
perencanaan salah satunya dijawab melalui pengembangan berbagai sistem informasi pembangunan. Adapun sistem informasi yang telah berjalan
di Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY antara lain,
Sistem Informasi “Jogja Invest”, sehingga diharapkan semua informasi tentang Penanaman Modal dapat diakses dengan mudah oleh seluruh stakeholder. Namun demikian upaya-upaya untuk mencermati peluang dan ancaman yang timbul dari lingkungan eksternal perlu dilakukan secara berkesinambungan agar dapat mengambil kebijakan dan langkah-langkah antisipatif dalam menghadapi hambatan dan permasalahan.
A.
Identifikasi Permasalahan Penanaman Modal 1.
Belum Optimalnya Infrastruktur pendukung Investasi;
2.
Regulasi Daerah yang menjadi kewenangan kabupaten/kota belum sepenuhnya berpihak pada investasi;
3.
Kesadaran perusahaan baik PMA maupun PMDN dalam mengirimkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) masih rendah.
B.
Identifikasi Permasalahan Kerjasama 1.
Kurangya
komitmen
mitra
kerjasama
untuk
menindaklanjuti
kesepakatan bersama yang telah disepakati; 2.
Pengaturan Tata Cara pelaksanaan kerjasama belum semuanya memahami.
C.
Identifikasi Permasalahan Kaperda Warga DIY di Jakarta belum sepenuhnya memanfaatkan keberadaan anjungan TMII sebagai show windows Budaya Yogyakarta.
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
30
3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih A.
Visi Daerah Istimewa Yogyakarta Selama lima tahun mendatang, Visi pembangunan DIY yang akan dicapai sebagaimana dirumuskan dalam RPJMD DIY Tahun 2012-2017 adalah
“Daerah
Istimewa
Yogyakarta
yang
lebih
Berkarakter,
Berbudaya, Maju Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru" B.
Misi Daerah Istimewa Yogyakarta Misi adalah Pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha mewujudkan visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut akan ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan daerah sebagai berikut: 1.
Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan dengan meningkatkan
derajt
kesehatan
masyarakat,
mengembangkan
pendidikan yang berkarakter yang didukung dengan pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya. 2.
Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata guna memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan.
3.
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik ke arah katalisator yang mampu mengelola pemerintahan secara efisien, efektif, mampu menggerakkan dan mendorong dunia usaha dan masyarakat lebih mandiri.
4.
Memantapkan
prasarana
dan
sarana
daerah
dalam
upaya
meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesesuaian Tata Ruang.
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
31
Dengan mengacu pada RPJMD Pemerintah Daerah DIY Tahun 2012-2017, prioritas pembangunan yang disasar oleh Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY adalah pada misi kedua yakni: “Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata guna memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan”. 3.3. Telaah Renstra Kementrian/Lembaga Pada sisi lain, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia sebagai badan yang memiliki keterkaitan kerja dengan BKPM
DIY
di
tingkat
nasional,
telah
menetapkan
visinya
yaitu
”Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Indonesia “ Untuk mewujudkan visi tersebut, akan ditempuh melalui 3 (Tga) misi sebagai berikut: 1.
Mengupayakan peningkatan dan pemerataan Penanaman modal;
2.
Menjaga Harmonisasi dan koordinasi dibidang penanaman modal;
3.
Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal;
3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, selama kurun waktu lima tahun yang akan datang dapat teridentifikasi dengan baik, diharapkan Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY akan dapat mempertahankan bahkan mampu meningkatkan Penanaman Modal yang menarik.
A.
Isu-Isu Strategis 1.
Bagaimana agar investor datang di daerah;
2.
Bagaimana mempertahankan investor yang sudah berada di DIY ?;
3.
Bagaimana pemerataan dan Percepatan Investasi di DIY;
4.
Bagaimana
agar
investasi
yang
telah
disetujui
(SP)
dapat
direalisasikan dan berkembang; Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
32
5.
Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
6.
Pengaruh MEA terhadap iklim investasi DIY;
7.
Adanya kemungkinan bencana alam. .
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
33
STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Berdasarkan uraian filosifi, visi, dan misi pembangunan Pemda DIY 2012-2017, serta memperhatikan visi dan misi Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, maka Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BPKM) DIY merumuskan visi: ” Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta “ Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha mewujudkan visi. misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut akan ditempuh melalui 3 (tiga) misi BKPM DIY sebagai berikut: 1.
Mendorong peningkatan realisasi dan pemerataan penanaman modal yang didukung oleh promosi dan kualitas pelayanan penanaman modal; ;
2.
Mendorong pengembangan jejaring kerjasama untuk mendukung pembangunan daerah;
3.
Mendorong terwujudnya hubungan yang harmonis antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, masyarakat DIY di Jakarta dan pihak swasta
Keterkaitan antara Visi dan Misi Rencana Strategi (Renstra) Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY Tahun 2012-2017, seperti tertuang dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Keterkaitan Visi dan Misi BKPM DIY Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
34
Visi
Misi 1. Mendorong peningkatan realisasi dan
pemerataan
modal
penanaman
yang didukung oleh
promosi dan kualitas pelayanan ”
Terwujudnya
Penanaman Berdaya
Iklim
Modal
Yang
Saing
Menunjang
penanaman modal;
untuk 2. Mendorong pengembangan Kualitas
Perekonomian
jejaring kerjasama untuk
Daerah
mendukung pembangunan
Istimewa Yogyakarta “
daerah; 3. Mendorong
terwujudnya
hubungan yang harmonis antara pemerintah pemerintah
daerah pusat,
dengan
masyarakat
DIY di Jakarta dan pihak swasta
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi BKPM DIY serta didasarkan pada isu-isu analisis strategis. Berdasarkan visi, misi dan isu-isu strategis yang ada, maka ditetapkan tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah, sebagai berikut:
Tabel 4.2. Keterkaitan Misi dan Tujuan Misi 1.
Tujuan
Mendorong peningkatan realisasi dan modal
pemerataan
1.
Mewujudkan kebijakan daerah
penanaman
yang mampu mendorong
yang didukung oleh
realisasi dan pemerataan
promosi dan kualitas pelayanan
penanaman modal;
penanaman modal; ;
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
35
Misi 2.
3.
Tujuan
Mendorong pengembangan
2.
Mewujudkan peningkatan
jejaring kerjasama untuk
fasilitasi dan koordinasi dalam
mendukung pembangunan
rangka pembentukan dan
daerah;
pelaksanaan kerjasama;
Mendorong
terwujudnya
3.
Mewujudkan hubungan yang
hubungan yang harmonis antara
harmonis antara pemerintah
pemerintah
daerah dengan pemerintah
pemerintah
daerah pusat,
dengan
masyarakat
pusat, masyarakat DIY di
DIY di Jakarta dan pihak swasta
Jakarta dan pihak swasta
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Dalam sasaran disertakan pula indikator kinerja sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan.Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan di atas, maka sasaran utama dan indikator sasaran utamanya sebagai berikut:
Tabel 4.3. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Visi :” Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta “ Misi
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Misi 1 :
Mewujudkan
Meningkatkan
Nilai Penanaman
Mendorong
kebijakan daerah
Nilai
modal
peningkatan
yang mampu
Penanaman
(Rupiah)
realisasi
dan mendorong
Modal di DIY
pemerataan
realisasi dan
baik PMA
penanaman
pemerataan
maupun PMDN
modal
yang penanaman modal;
didukung oleh promosi
dan
kualitas
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
36
pelayanan penanaman modal; ;
Visi :” Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta “ Misi
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Misi 2:
Mewujudkan
Terwujudnya
Persentase (%)
Mendorong
peningkatan
kesepakatan
kesepakatan
pengembangan
fasilitasi dan
kerjasama dan
kerjasama yang
jejaring
koordinasi dalam
perjanjian
ditindaklanjuti ke
kerjasama
rangka
kerjasama
dalam perjanjian
untuk
pembentukan dan
dalam negeri
kerjasama
mendukung
pelaksanaan
maupun
pembangunan
kerjasama
kerjasama luar
daerah
negeri
Visi :” Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta “ Misi
Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Misi 3 : Mendorong
Mewujudkan
Mewujudkan
Jumlah
terwujudnya
hubungan yang
anjungan DIY di
kunjungan ke
hubungan
harmonis antara
TMII Jakarta
anjungan DIY di
yang harmonis
pemerintah daerah
sebagai show
TMII Jakarta
antara
dengan
windows budaya
pemerintah
pemerintah pusat,
yogyakarta
daerah dengan masyarakat DIY di pemerintah
Jakarta dan pihak
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
37
pusat,
swasta
masyarakat DIY di Jakarta dan pihak swasta
Tabel 4.4. Indikator Kinerja Sasaran SKPD SASARAN SKPD
INDIKATOR SASARAN
Meningkatan Nilai
Nilai PMTB
Investasi di DIY
(Pembentukan
baik PMA maupun
Modal Tetap
PMDN
Bruto)
Terwujudnya
Persentase
kesepakatan
kesepakatan
kerjasama dan
kerjasama
perjanjian
yang
kerjasama dalam
ditindaklanjuti
negeri maupun
ke dalam
kerjasama luar
perjanjian
negeri
kerjasama
Mewujudkan
jumlah
Anjungan DIY
kunjungan
sebagai show
anjungan DIY
windows budaya
di TMII
2013
2014
2015
2016
2017
Juta Rupiah
19.908.292
20.979.358
22.120.635
23.465.570
24.920.435
%
55
60
65
70
75
orang
65.075
71.583
78.741
86.615
95.276
Yogyakarta.
4.3. Strategi dan Kebijakan Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi dan arah kebijakan. Strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih seperti tertuang dalam tabel berikut ini.
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
38
Tabel 4.5. Strategi dan Arah Kebijakan MISI I :
Mendorong peningkatan realisasi dan pemerataan penanaman
modal yang didukung oleh promosi dan kualitas pelayanan penanaman modal; ; Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah kebijakan
Mewujudkan
Meningkatkan
Koordinasi lintas
Mendorong
kebijakan daerah
Nilai
sektor dalam
meningkatkan Nilai
yang mampu
Penanaman
rangka
Investasi DIY dari
mendorong
Modal di DIY
menciptakan iklim
Rp.7.056.066.141.75
realisasi dan
baik PMA
penanaman modal
9,00 menjadi
pemerataan
maupun
yang kondusif dan
Rp.14.002.769.000.0
penanaman
PMDN
pemarataan
00,00
modal;
investasi (penumbuhan investasi di kapubaten tertinggal)
MISI II : Mendorong pengembangan jejaring kerjasama untuk mendukung pembangunan daerah Tujuan
Sasaran
Strategi
Arah kebijakan
Mewujudkan
Terwujudnya
Meningkatkan
Mendorong komitmen
peningkatan fasilitasi
kesepakatan
intensitas
pemerintah daerah dan
dan koordinasi
kerjasama dan
komunikasi dengan
mitra kerjasama baik di
dalam rangka
perjanjian
mitra kerjasama
dalam maupun di luar
pembentukan dan
kerjasama baik
baik dalam maupun
negeri untuk
pelaksanaan
kerjasama
di luar negeri.
merealisasikan
kerjasama.
dalam negeri
kesepakatan
maupun
kerjasama yang
kerjasama luar
dituangkan dalam
negeri.
perjanjian kerjasama dari 55% menjadi 75%
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
39
MISI III
: Mendorong terwujudnya hubungan yang harmonis antara
pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, masyarakat DIY di Jakarta dan pihak swasta Tujuan
Sasaran
Strategi
Mewujudkan
Mewujudkan
Komunikasi dan
hubungan yang
anjungan DIY
koordinasi dalam
harmonis antara
di TMII Jakarta
rangka menjalin
pemerintah daerah
sebagai show
hubungan yang
dengan
windows
harmonis antara
pemerintah pusat,
budaya
pemerintah
masyarakat DIY di
yogyakarta
daerah dengan
Jakarta dan pihak
pemerintah pusat,
swasta
masyarakat DIY di Jakarta dan pihak swasta untuk
Arah kebijakan
Melakukan kegiatan yang mendukung terjalinnya hubungan yang harmonis antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, masyarakat DIY di Jakarta dan pihak swasta untuk Mewujudkan anjungan DIY di TMII Jakarta
mewujudkan
sebagai show windows
anjungan DIY di
budaya yogyakarta
TMII Jakarta sebagai show windows budaya yogyakarta
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
40
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1. Program dan Kegiatan Dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan, Badan Kerjasama dan Penanaman Modal DIY menetapkan rangkaian program dan kegiatan sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Penetapan program dan kegiatan yang disesuaikan dengan misi RENSTRA BKPM DIY yang seperti tertuang dalam tabel berikut ini.
Tabel 5.1. Rencana Program dan Kegiatan MISI I : Mendorong peningkatan realisasi dan pemerataan penanaman modal yang didukung oleh promosi dan kualitas pelayanan penanaman modal TUJUAN
SASARAN
Mewujudkan kebijakan daerah yang mampu mendorong realisasi dan pemerataan penanaman modal
Meningkatnya Nilai Investasi di DIY baik PMA maupun PMDN
INDIKATOR SASARAN Nilai Investasi (rupiah)
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
STRATEGI Koordinasi lintas sektor dalam rangka menciptakan iklim penanaman modal yang kondusif dan pemarataan investasi (penumbuhan investasi di kapubaten tertinggal)
ARAH KEBIJAKAN Mendorong meningkatkan Nilai Investasi DIY dari Rp.7.056.066.141. 759 menjadi Rp.14.002.769.000 .000
PROGRAM Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Program Peningkatan Promosi, Kerjasama, Dan pemerataan Pertumbuhan Investasi
41
MISI II : Mendorong pengembangan jejaring kerjasama untuk mendukung pembangunan daerah. TUJUAN Mewujudkan peningkatan fasilitasi dan koordinasi dalam rangka pembentukan dan pelaksanaan kerjasama.
SASARAN Terwujudnya kesepakatan kerjasama dan perjanjian kerjasama baik kerjasama dalam negeri maupun kerjasama luar negeri.
INDIKATOR SASARAN Presentase (%) kesepakatan kerjasama yang ditindaklanjuti ke dalam perjanjian kerjasama
STRATEGI Meningkatkan intensitas komunikasi dengan mitra kerjasama baik dalam maupun di luar negeri.
ARAH KEBIJAKAN Mendorong komitmen pemerintah daerah dan mitra kerjasama baik di dalam maupun di luar negeri untuk merealisasikan kesepakatan kerjasama yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama dari 55% menjadi 75%
PROGRAM Peningkatan Kerjasama Antar pemerintah Dearh
MISI III : Mendorong terwujudnya hubungan yang harmonis antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, masyarakat DIY di Jakarta dan pihak swasta TUJUAN Mewujudkan hubungan yang harmonis antara pemerintah daerah dengan pemerintah
SASARAN Mewujudkan anjungan DIY di TMII Jakarta
INDIKATOR SASARAN Jumlah kunjungan ke anjungan DIY di
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
STRATEGI Komunikasi dan koordinasi dalam rangka menjalin hubungan yang
ARAH KEBIJAKAN Melakukan kegiatan yang mendukung
PROGRAM Pelestarian Kekayaan Budaya
42
TUJUAN pusat, masyarakat DIY di Jakarta dan pihak swasta
SASARAN sebagai show windows budaya yogyakarta
INDIKATOR SASARAN TMII Jakarta
STRATEGI harmonis antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, masyarakat DIY di Jakarta dan pihak swasta untuk mewujudkan anjungan DIY di TMII Jakarta sebagai show windows budaya yogyakarta
ARAH KEBIJAKAN terjalinnya hubungan yang harmonis antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, masyarakat DIY di Jakarta dan pihak swasta untuk Mewujudkan anjungan DIY di TMII Jakarta sebagai show windows budaya yogyakarta
PROGRAM Pengembangan Nilai Budaya
Tabel 5.2. Rencana Program dan Indikator Kinerja Program
PROGRAM
INDIKATOR
Peningkatan Nilai Iklim Investasi Investasi dan Realisasi (RP 000) Investasi
META INDIKATOR Nilai investasi kumulatif baik PMA maupun PMDN. Sumber Data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Kab/Kota
Satuan
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Juta Rupiah
7.056.066. 141
7.809.76 3.000
8.946.874. 000
10.467.183. 000
12.274.836. 000
14.002.769. 000
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
43
PROGRAM
INDIKATOR
Peningkatan Promosi, Kerjasama dan pemerataan pertumbuhan Investasi Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah
Jumlah Surat Persetujuan/ Ijin Prinsip
Pelestarian Kekayaan Budaya
jumlah kunjungan anjungan DIY di TMII
Prosentase kesepakatan kerjasama yang ditindaklanjut i ke dalam perjanjian kerjasama
Pengembanga Persentase n Nilai Budaya Organisasi Budaya berkategori maju
META INDIKATOR Jumlah kumulatif Surat Persetujuan/Iji n Prinsip yang dikeluarkan
Jumlah Persentase kesepakatan kerjasama yang ditindaklanjuti ke dalam perjanjian kerjasama jumlah kunjungan anjungan DIY di TMII
Satuan
2012
2013
2014
2015
2016
2017
buah
334
341
347
354
362
369
%
55
55
60
65
70
75
orang
n/a
n/a
n/a
n/a
86.615
95.276
%
0,94
1,03
1,11
1,24
n/a
n/a
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
44
5.3. Pagu Indikatif
Tabel 5.2. Pagu Pendanaan Indikatif NO. 1.
PROGRAM
KEGIATAN
Pelayanan
Penyediaan Jasa Surat
Administrasi
Menyurat
Perkantoran
Penyediaan Jasa
PAGU PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2013
2014
2015
2016
2017
11.000.000
14.850.000
15.000.000
16.000.000
17.000.000
418.000.000
448.830.000
506.000.000
556.600.000
612.260.000
10.550.000
11.285.000
12.870.000
14.157.000
15.573.000
55.200.000
52.740.000
71.500.000
78.650.000
86.515.000
256.600.000
286.710.000
308.000.000
338.800.000
372.680.000
40.000.000
59.228.075
49.500.000
54.450.000
59.895.000
56.500.000
70.720.000
71.500.000
78.650.000
86.515.000
Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
45
NO.
PROGRAM
KEGIATAN Penyediaan Komponen
PAGU PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2013
2014
2015
2016
2017
28.600.000
32.639.650
35.200.000
38.720.000
42.592.000
55.000.000
100.244.350
66.550.000
73.205.000
80.526.000
9.980.000
13.160.000
12.100.000
13.310.000
14.641.000
124.990.000
129.440.000
148.500.000
163.350.000
179.685.000
549.720.000
874.225.445
764.500.000
840.950.000
925.045.000
612.000.000
705.000.000
742.500.000
816.750.000
898.425.000
-
-
600.000.000
-
-
140.000.000
61.209.000
170.500.000
187.550.000
206.305.000
Instalasi Listrik/Penerangan Penyediaan Peralatan Bangunan Kantor Rumah Tangga Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan Penyediaan Makanan Dan Minuman Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah Penyediaan Jasa Keamanan Kantor/Gedung/Tempat Kerja 2.
Peningkatan
Pengadaan Kendaraan
Sarana dan
Dinas/Operasional
Prasarana Aparatur
Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
46
NO.
PROGRAM
KEGIATAN Pengadaan Peralatan
PAGU PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2013
2014
2015
2016
2017
140.000.000
86.237.000
170.500.000
187.550.000
206.305.000
125.000.000
58.390.000
143.000.000
157.300.000
173.030.000
79.037.500
84.669.500
93.500.000
102.850.000
113.135.000
399.065.000
468.875.000
484.000.000
532.400.000
585.640.000
48.500.000
50.785.000
60.500.000
66.550.000
73.205.000
19.100.000
30.745.000
27.500.000
30.250.000
33.275.000
2.750.000
2.550.000
3.850.000
4.235.000
4.659.000
500.000.000
-
660.000.000
-
-
150.000.000
75.000.000
76.500.000
7.800.000
79.500.000
Gedung Kantor Pengadaan Mebeleur Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Pemeliharaan Kantor Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Pemeliharaan Kantor Rutin/Berkala Peralatan Pemeliharaan Gedung Kantor Rutin/Berkala Mebeleur Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 3.
Peningkatan
Pendidikan Dan Pelatihan
Kapasitas
Formal
Sumberdaya Aparatur
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
47
NO. 4.
PROGRAM
KEGIATAN
Peningkatan
Penyusunan Laporan
Pengembangan
Kinerja SKPD
Sistem Pelaporan
Penyusunan Laporan
Capaian Kinerja
Keuangan SKPD
dan Keuangan
Penyusunan Rencana
PAGU PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2013
2014
2015
2016
2017
5.408.300
5.658.300
5.800.000
5.900.000
6.000.000
14.000.000
18.369.800
18.750.000
19.500.000
20.000.000
87.951.900
80.000.000
75.000.000
75.000.0000
75.000.0000
14.951.600
14.901.600
15.200.000
16.000.000
16.200.000
389.412.000
515.951.500
520.000.000
570.000.000
600.000.000
750.050.000 1.815.280.000
2.000.000.000
2.200.000.000
2.400.000.000
Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD 5.
Peningkatan
Penyelenggaraan
Promosi,
Pameran Investasi
Kerjasama dan
Penyelenggaraan
pemerataan
pameran potensi daerah
pertumbuhan Investasi
Pengembangan sistem
100.000.000
70.720.000
75.000.000
85.000.000
95.000.000
-
184.180.000
187.860.000
191.600.000
195.400.000
informasi penanaman modal Temu Bisnis Peluang Investasi dengan Investor Potensial
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
48
NO.
PROGRAM
KEGIATAN Koordinasi Penjajagan
PAGU PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2013
2014
2015
2016
2017
192.837.880
99.990.000
102.000.000
104.000.000
106.000.000
39.789.000
72.346.000
73.800.000
75.300.000
76.800.000
-
345.739.990
352.650.000
359.700.000
366.900.000
30.000.000
31.274.000
31.900.000
32.550.000
33.200.000
62.725.900
43.138.000
44.000.000
44.900.000
45.800.000
671.689.980
600.000.000
612.000.000
624.000.000
636.000.000
57.120.000
56.450.000
57.600.000
58.750.000
59.900.000
Peluang Investasi dengan Calon Investor Potensial Penyusunan Data Potensi Investasi Promosi Potensi Investasi Melalui Media Cetak dan Elektronik 6.
Program
fasilitasi dan Koordinasi
Peningkatan Iklim
Kerjasama dan realisasi
Investasi dan
Pemantauan Investasi
Realisasi Investasi
Pelaksanaan Penanaman Modal Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( PTSP ) Peningkatan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
49
NO.
PROGRAM
KEGIATAN Koordinasi Penyelesaian
PAGU PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2013
2014
2015
2016
2017
69.976.000
71.165.000
72.600.000
74.000.000
75.500.000
1.045.733.000
445.140.000
454.000.000
463.000.000
472.260.000
122.840.000
149.987.000
152.900.000
156.000.000
159.000.000
43.131.350
44.039.000
45.000.000
50.000.000
55.000.000
35.999.400
64.510.000
65.800.000
67.000.000
68.350.000
-
50.070.000
51.100.000
52.150.000
53.200.000
Permasalahan Pelaksanaan Penanaman Modal Penyusunan kajian investasi Strategis Koordinasi perencanaan pengembangan penanaman modal Bimbingan dan pelatihan di bidang penanaman modal koordinasi dan pembinaan pemanfaatan perizinan dan nonperizinan Koordinasi Percepatan dan Pemerataan Realisasi Investasi
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
50
NO.
PROGRAM
KEGIATAN
PAGU PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2013
Koordinasi Penciptaan
2014
2015
2016
2017
-
74.954.000
77.450.000
79.000.000
80.600.000
75.000.000
120.080.000
122.500.000
124.950.000
127.500.000
116.780.600
182.833.000
186.500.000
190.200.000
194.000.000
1.148.834.000
780.212.300
795.800.000
797.400.000
813.350.000
-
72.703.000
74.150.000
75.600.000
77.000.000
-
22.538.800
24.793.000
27.272.000
30.000.000
-
198.135.000
202.000.000
206.000.000
210.000.000
345.950.000
307.725.000
313.800.000
320.000.000
326.000.000
Stabilitas Iklim Investasi 7.
Peningkatan
Fasilitasi/Pembentukan
Kerjasama Antar
Kerjasama Antar Daerah
Pemerintah Daerah
Dalam Penyediaan Pelayanan Publik Fasilitasi dan koordinasi penanganan kerjasama dalam negeri Fasilitasi dan koordinasi penanganan kerjasama luar negeri Evaluasi Kerjasama Dalam Negeri Evaluasi Kerjasama Luar Negeri Koordinasi Kerjasama Pemerintah Swasta
8.
Pengembangan
Pelestarian Dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
51
NO.
PROGRAM Nilai Budaya
KEGIATAN Fasilitasi Partisipasi
PAGU PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2013
2014
2015
2016
2017
210.000.000
188.560.200
192.300.000
196.000.000
199.900.000
-
-
-
527.700.000
530.000.000
200.000.000
750.000.000
2.332.330.000
2.500.000.000
3.000.000.000
- 2.198.000.000
2.462.951.000
3.000.000.000
3.500.000.000
Masyarakat Dalam Pengelolaan Kekayaan Budaya 9.
Pelestarian
Fasilitasi Partisipasi
Kekayaan Budaya
Masyarakat Dalam Pengeloaan Kekayaan Budaya
10.
Pengelolaan
Aktualisasi seni, adat dan
Keragaman Budaya
budaya daerah
(keistimewaan) 11.
Peningkatan
Pengembangan sarana
Sarana dan
Prasarana Anjungan DIY
Prasarana
di TMII
Kebudayaan (keistimewaan)
( (keistimewaan) (keistimewaan)
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
52
BAB VI INDIKATOR KINERJA PROGRAM YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN lndikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan. Selanjutnya Indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD dalam waktu 5 (lima) tahun adalah seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 6.1. Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah
No
1.
Tujuan
Sasaran Strategis
Mewujudkan
Meningkatnya
kebijakan daerah
Nilai Investasi di
yang mampu
DIY baik PMA
mendorong
maupun PMDN
Indikator Kinerja
Target Kinerja Tahun Satuan
Program
Nilai Investasi
realisasi dan
Jumlah surat
pemerataan
persetujuan/ijin
penanaman modal
prinsip
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
Rupiah
Izin
2013
2014
2015
2016
2017
7.809.763.0
8.946.874.0
10.467.183.0
12.274.836.
14.002.769.0
00.000
00.000
00.000
000.000
00.000
341
347
354
362
369
53
No
2
Tujuan
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target Kinerja Tahun Satuan
2013
2014
2015
2016
2017
%
55%
60%
65%
70%
75%
orang
65.067
71.583
78.741
86.615
95.276
Program
Mewujudkan
Terwujudnya
Persentase
peningkatan
kesepakatan
kesepakatan
fasilitasi dan
kerjasama dan
kerjasama yang
koordinasi dalam
perjanjian
ditindaklanjuti
rangka
kerjasama baik
kedalam
pembentukan dan
kerjasama
perjanjian
pelaksanaan
dalam negeri
kerjasama
kerjasama
maupun kerjasama luar negeri.
3
Mewujudkan
Mewujudkan
Jumlah
hubungan yang
anjungan DIY di
kunjungan ke
harmonis antara
TMII Jakarta
anjungan DIY di
pemerintah daerah
sebagai show
TMII Jakarta
dengan pemerintah
windows budaya
pusat, masyarakat
yogyakarta
DIY di Jakarta dan pihak swasta.
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
54
BAB VII PENUTUP Rencana Strategi (Renstra) Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY tahun 2012-2017 ini berlaku sejak ditetapkan dan berakhir sampai dengan di tetapkannya Renstra yang baru. Pada tahun 2015 Renstra BKPM ini direview dengan maksud untuk memperbaiki Visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan yang disesuaikan dengan sasaran dan indikator sasaran pada RPJMD. Dalam rangka operasional Renstra ini dalam mencapai tujuan dan sasarannya maka BKPM DIY mengambil langkah-langkah yang konkrit guna mengimplementasikannya, serta mewujudkan kinerja program yang ada secara efektif, efisien, serta tepat tujuan dan tepat sasaran. Keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan khususnya pembangunan di bidang penanaman modal tergantung dari peran aktif, semangat, daya juang, sikap mental, tekad serta ketaatan dan disiplin dari semua unsur yang terkait dengan bidang penanaman modal yang ada di DIY. Diharapkan, implementasi renstra ini akan dapat mempercepat proses pencapaian visi dan misi Pemda DIY 2012-2017.
Renstra Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY 2012-2017
55