Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
PEMERIKSAAN TELUR CACING NEMATODA USUS LALAPAN MENTAH DI WARUNG MAKAN DI SAMARINDA Lamri Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Kaltim, Jl. Kurnia Makmur No.64 Abstract One disease incidence is still high worm infection. Indonesia is an agricultural country with socioeconomic level, the knowledge, the state of environmental sanitation and hygiene community support is still a very low occurrence of infection and spread of the worm. Samarinda city is a region often hit by floods so feared groundwater from flooding can contaminate water used for washing vegetables traders. This study aims to determine whether there is a worm eggs intestinal nematodes STH group, type and percentage in vegetables such as basil and cabbage. This research was conducted using a descriptive survey method with 42 samples consisting of 21 samples and 21 samples basil cabbage with total sampling technique of sampling. Based on the results of 42 samples found any kind of worm eggs STH Ascaris lumbricoides one sample of basil, so we get a positive percentage of 21 samples of basil at 4.8%, while in 21 samples of cabbage not found any positive samples to obtain a percentage of 100% negative , Of the 21 samples contained one sample basil basil contaminated by worm eggs STH types of Ascaris lumbricoides and from 21 samples of cabbage not found any positive samples contaminated by worm eggs STH any kind. To avoid worm infection people should be more careful in consuming fresh vegetables in particular types of basil. Keywords: Lalapan, STH, Ascaris lumbricoides
Abstrak Salah satu penyakit yang insidennya masih tinggi adalah infeksi cacing. Indonesia adalah negara agraris dengan tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, keadaan sanitasi lingkungan dan kebersihan masyarakat masih rendah yang sangat menyokong terjadinya infeksi dan penularan cacing. Kota Samarinda merupakan wilayah yang sering dilanda banjir sehingga dikhawatirkan air tanah dari banjir dapat mencemari air yang digunakan pedagang untuk mencuci lalapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing Nematoda usus kelompok STH, jenis dan persentasenya pada lalapan seperti kemangi dan kol. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei deskriptif dengan sampel 42 yang terdiri dari 21 sampel kemangi dan 21 sampel kol dengan teknik pengambilan Total sampling. Berdasarkan hasil penelitian dari 42 sampel ditemukan adanya telur cacing STH jenis Ascaris lumbricoides pada satu sampel kemangi, sehingga didapatkan persentase positif dari 21 sampel kemangi sebesar 4,8 %, sedangkan pada 21 sampel kol tidak ditemukan satupun sampel yang positif sehingga didapatkan persentase 100 % negatif. Dari 21 sampel kemangi terdapat satu sampel kemangi yang tercemar oleh telur cacing STH jenis Ascaris lumbricoides dan dari 21 sampel kol tidak ditemukan satupun sampel yang positif tercemar oleh telur cacing STH jenis apapun. Untuk menghindari infeksi cacing masyarakat harus lebih teliti dalam mengkonsumsi lalapan khususnya jenis kemangi. Kata Kunci: Lalapan, STH, Ascaris lumbricoides
1
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
PENDAHULUAN Organisasi Kesehatan Dunia
kebersihan masyarakat masih rendah
(WHO) akhir abad lalu mengatakan
yang
sekitar 17 juta orang menderita
terjadinya infeksi dan penularan
penyakit infeksi setiap tahun dan
cacing (Supari, 2006).
50.000 orang diantaranya meninggal dunia,
salah
menyokong
Penyakit
untuk
kecacingan
di
adalah
Indonesia tersebar luas di pedesaan
disebabkan oleh infeksi kecacingan
dan di perkotaan dengan prevalensi
di dunia yang masih sangat tinggi.
semua umur 40%-60% dan murid
Sekitar 1 miliar orang terinfeksi
sekolah dasar sebesar 60%-80%.
cacing Ascaris lumbricoides, 795
Prevalensi
juta orang terinfeksi cacing Trichuris
Departemen Kesehatan pada tahun
trichiura
1990
dan
satunya
sangat
740
juta
orang
yang
antara
ditemukan
lain
oleh
53%
terinfeksi cacing Hookworm (WHO,
masyarakat
2006).
perkebunan Sumatera Selatan, 51,6% Negara-negara
Bali,
pada
36,2%
di
berkembang
pada sejumlah sekolah di Jakarta.
seperti Indonesia, manusia adalah
Survei Departemen Kesehatan RI di
kunci sumber daya kesuksesan suatu
seluruh
pembangunan, sehingga berhasilnya
menemukan
suatu
dijalankan
Selatan tahun 2003 (85,8%) dan pada
bergantung dalam kualitas sumber
tahun 2005 (51,4%) lebih tinggi dari
daya
kabupaten lain.
pembangunan
manusia
tersebut.
Masalah
kesehatan penduduk di Indonesia
provinsi
di
Indonesia
prevalensi
Pesisir
Samarinda pada tahun 2007
masih ditandai dengan tingginya
berdasarkan
penyakit. Salah satu penyakit yang
Kesehatan Kota Samarinda, penyakit
insidennya
kecacingan mencapai lebih dari 500
masih
infeksi cacing,
tinggi
adalah
dapat dimengerti
kasus.
data
dari
Kawasan
Dinas
Kecamatan
mengingat bahwa Indonesia adalah
Samarinda Utara terdapat jumlah
Negara yang agraris dengan tingkat
kasus lebih dari 50 kasus (Agoes,
sosial
2008)
ekonomi,
pengetahuan,
keadaan sanitasi lingkungan dan
Sayuran
pada
dasarnya 2
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
mengandung
banyak
serat
melancarkan
pencernaan.
yang Selain
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
belum tentu bebas dari jasad renik. Ada
sebagian
masyarakat
yang
dikonsumsi sebagai sayuran yang
menganut prinsip bahwa sayuran
dimasak, ada juga jenis sayuran yang
yang mempunyai tanda – tanda bekas
dikonsumsi dalam keadaan mentah
dimakan ulat lebih aman dari pada
atau
sayuran
disebut
merupakan
lalap.
jenis
Lalapan
sayuran
yang
yang
tidak
mempunyai
tanda-tanda bekas dimakan ulat.
dikonsumsi secara mentah, karena
Sayuran
dilihat dari tekstur dan organoleptik
tanda-tanda
lalapan ini memungkinkan untuk
berarti mengandung cukup pestisida
dikonsumsi
sehingga ulat tidak berani menempel,
secara
mentah.
yang
tidak
bekas
dimakan
dan
kebiasaan
berbahaya dari pada ulat ataupun
mengkonsumsi
lalapan. Kelebihan lalapan ketika dikonsumsi
zat-zat
terkandung
gizi
tidak
jauh
lebih
telur ulat.
yang
didalamnya
ini
ulat
Masyarakat Indonesia mempunyai untuk
pestisida
mempunyai
Telur cacing dapat melekat pada
sayur-mayur
yaitu
apabila
mengalami perubahan, sedangkan
sayur-mayur dibersihkan dengan air
pada
dilakukan
sawah, air sungai ataupun air PDAM
pemasakan
yang sudah tercemar telur cacing
sayuran
pengolahan
yang
seperti
(dimasak) terlebih dahulu zat-zat
serta
gizinya
akan
menggunakan tinja manusia. Hal ini
kualitas
ataupun
berubah
sehingga
mutunya
lebih
pemupukan
mengakibatkan
dengan
tingginya
tingkat
rendah daripada bahan mentahnya
kontaminasi yang disebabkan oleh
(Priyati, 2007).
sayuran
Lalapan mentah mempunyai resiko besar untuk terkontaminasi jasad renik, misalnya bakteri dan
terutama
sayuran
yang
dimakan secara langsung seperti kemangi dan kol (Khomsan, 2002) Salah satu faktor infeksi ialah
telur cacing. Kontaminasi ini dapat
kebiasaan
membawa dampak kesehatan yang
memakan sayuran tanpa dimasak
kurang
Sayuran
terlebih dahulu, misalnya adalah
yang kelihatan bersih dan segar
lalapan. Penyebab terkontaminasinya
menguntungkan.
makan
masyarakat
3
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
lalapan ini oleh parasit adalah karena
larva cacing pada beberapa lalapan.
banyak penduduk memakai sumber
Sayuran yang dibeli dapat langsung
air apa saja, apakah itu berupa
diperiksa
sumur-sumur dangkal yang sekedar
kriteria sayuran yang akan diteliti
digali untuk mendapatkan air tanpa
tersebut masih segar, tidak ada yang
memperhatikan
dimakan ulat, karena sayuran seperti
pencemaran
kemungkinan
sumur tersebut
dari
sekitarnya. Apalagi di daerah di mana pada musim hujan sering
dilaboratorium
dengan
itulah yang umumnya dikonsumsi masyarakat. Prevalensi
cacing
nematoda
dilanda banjir, pencemaran tersebut
usus dapat mencapai 80%. Cacing-
tidak dapat dihindari lagi (Rita, dkk,
cacing
2007).
lumbricoides,
Pencucian yang dilakukan pada sayuran
dapat
mengurangi
ini
cacing
terdiri
dari
Trichuris
tambang,
trichiura,
Strongyloides
atau
stercoralis,
Oxyuris
bahkan menambah jasad renik (telur
Umumnya
cacing-cacing
cacing)
ditularkan
tergantung
pada
cara
Ascaris
vermicularis. tersebut melalui
pencucian, jenis sayuran dan mutu
makanan/minuman. Selama proses
air
pencuci.
Sayuran
daun
daur hidupnya cacing-cacing tersebut
permukaan
yang
banyak memerlukan tanah untuk
sayuran
buah
menjadi infektif. Tanah merupakan
cacing
yang
sumber utama dan terpenting untuk
menempel pada sayuran daun lebih
berbagai parasit oleh tinja penderita
sulit dibersihkan (Khomsan, 2002).
cacing usus akan menjadi sumber
mempunyai berlekuk
daripada
sehingga
telur
Penelitian yang dilakukan oleh
penularan cacing tersebut. Penyakit-
Purba dkk. (2012) terhadap selada
penyakit parasit yang menular dari
yang dijual di pasar tradisional,
tanah disebut soil-borne parasitoses
supermarket dan restoran Medan,
(Gandahusada, 2006).
ditemukan
telur
cacing
Ascaris
Prevalensi
penyakit
cacing
lumbricoides dan Trichuris trichiura.
yang ditularkan melalui tanah di
Penelitian tersebut bersifat survei
daerah tropik masih cukup tinggi. Di
deskriptif
Indonesia,
yang
menggambarkan
nematoda
usus
yang
4
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
masih menjadi masalah kesehatan
dapat
masyarakat
terkontaminasinya lalapan
adalah
Ascaris
menyebabkan dengan
lumbricoides, cacing tambang, dan
mikroorganisme yang terdapat pada
Trichuris
air cucian tersebut contohnya telur
trichiura.
Salah
satu
sumber penularannya adalah air dan lumpur
yang
digunakan
cacing.
dalam
budidaya sayuran (Purba,dkk, 2012).
METODE PENELITIAN
Jalan Pramuka kota Samarinda
Penelitian
adalah salah satu wilayah di kota
menggunakan
Samarinda
survei
yang
dikelilingi
oleh
yang
dilakukan
metode
penelitian
deskriptif,
suatu
cara
beberapa kampus di kota Samarinda,
penelitian yang dilakukan terhadap
seperti
Mulawarman,
sekumpulan objek yang biasanya
Gama,
cukup banyak dalam jangka waktu
universitas
universitas
Widya
dan
kampus STMIK. Banyak mahasiswa
tertentu
yang bertempat tinggal di jalan tersebut
dikarenakan
letak
(Notoatmodjo,
2010).
Total sampling dikenal juga sampling
jenuh
atau
wilayahnya yang berdekatan dengan
merupakan
kampus tempat mereka berkuliah ,
sampel dengan menjadikan semua
sehingga di jalan tersebut juga
elemen populasi menjadi elemen
banyak
sampel (Nohe, 2014).
terdapat
warung-warung
makan, khususnya warung makan yang menyediakan menu lalapan. Jalan Pramuka Kota Samarinda
teknik
sensus,
pengambilan
Penelitian ini dilakukan di warung-warung makan di deretan jalan
Pramuka
kota
Samarinda.
juga merupakan wilayah yang sering
Waktu penelitian ini dilakukan pada
dilanda bencana banjir pada musim
tanggal 08 Juni 2015. Pemeriksaan
hujan, sehingga dikhawatirkan air
sampel dilakukan di laboratorium
tanah dari banjir tersebut dapat
kimia klinik
mencemari
Kesehatan Kementerian Kesehatan
air
yang
digunakan
pedagang untuk kegiatan berjualan
kampus Politeknik
Kalimantan Timur.
contohnya dalam hal cuci-mencuci
Populasi dalam penelitian ini
bahan masakan seperti lalapan yang
adalah semua warung makan di
5
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
deretan
jalan
Samarinda
kota
sederhana yang dapat dilakukan pada
menyediakan
penyajian data bentuk Tabel adalah
Pramuka
yang
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
lalapan mentah berupa kemangi dan
melalui
kol, seluruh warung makan tersebut
sendiri adalah suatu proporsi dengan
berjumlah 21 warung makan.
angka dasar (konstanta) 100. Maka
Teknik pengambilan sampel
persentase.
Persentase
dalam hal ini kita bisa melakukan
adalah Total sampling yang dikenal
analisis
juga dengan sampling jenuh atau
termuat dalam Tabel, dengan cara
sensus. Prosedur yang dilakukan
membuat
dalam
absolut tersebut (Imron, 2011).
Total
sampling
adalah
pada angka-angka yang
persentase
angka/nilai
dilakukan penelitian terhadap semua
Data hasil penelitian dianalisis
warung makan di deretan Jalan
dari setiap variabel yang diteliti dan
Pramuka yang menyediakan lalapan
melihat
mentah,
dalam
dimana
seluruh
warung
distribusi bentuk
makan tersebut berjumlah 21 warung
menggunakan
makan,
berikut
masing-masing
warung
tabel rumus
makan diperiksa sayur lalapannya
(Sudiono, 2006) :
berupa kemangi dan kol.
P = x 100 %
Data yang dikumpulkan berupa
frekuensinya dengan persentase
Keterangan :
data primer yaitu data yang didapat
P = Persentase
diperiksa
F = Frekuensi
berdasarkan
penelitian
langsung secara mikroskopis pada lalapan dengan metode sedimentasi.
N = Jumlah HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa data untuk penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk
ini adalah analisis univariate, yaitu
mengetahui ada tidaknya telur cacing
analisis
untuk
STH pada lalapan mentah seperti
menjelaskan atau mendeskripsikan
kemangi dan kol yang dijual di
karakteristik
warung-warung
yang
penelitian
bertujuan
setiap dan
variabel
menghasilkan
persentase dari tiap variabel. Salah
satu
cara
makan
jalan
Pramuka kota Samarinda. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
analisis
Kimia
Klinik
Jurusan
Analis 6
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
Kesehatan
Politeknik
Kesehatan
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
kelompok STH pada lalapan mentah
Kementerian Kesehatan Kalimantan
di
Timur pada tanggal 8 Juni 2015.
Pramuka
Jumlah
ini
sampel kemangi dan kol dihitung
sebanyak 42 sampel yang terdiri dari
menggunakan frekuensi sederhana
21 sampel kemangi dan 21 sampel
dan
kol
dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.
sampel
dengan
penelitian
teknik
pengambilan
sampel yaitu Total sampling. Setelah dilakukan pemeriksaan pada sampel kemangi dan kol dengan metode maka
pemeriksaan didapatkan
sedimentasi,
hasil
sebagai
berikut :
warung-warung kota
didapatkan
makan
jalan
Samarinda
pada
persentase
yang
Tabel 3. Persentase Telur Cacing Kelompok STH pada Sampel Kemangi Hasil Yang Didapatkan Positif Negatif
Frekuensi 1 Sampel 20 Sampel
Persentase (%) 4,8% 95,2%
Jumlah
21 Sampel
100%
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Telur Cacing Kelompok STH pada Sampel
Sumber : Data Primer
Kemangi dan Kol
Berdasarkan tabel 3, dapat
Sumber : Data Primer
dilihat
persentase
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa dari ke 21 sampel kemangi yang telah diperiksa dengan metode sedimentasi hanya terdapat 1 sampel
kemangi
yang
positif
Kode Kemangi Kol
kelompok
telur
∑ ∑ Telur Sampel Cacing 21 21
STH
1
cacing Jenis Telur Cacing Ascaris lumbricoides
0
pada
-
sampel
ditemukan telur cacing kelompok
kemangi, dari 21 sampel kemangi
STH yaitu jenis telur cacing Ascaris
hanya terdapat satu sampel yang
lumbricoides
positif dengan persentase sebesar 4,8
yang
dibuahi.
Sedangkan pada ke 21 sampel kol
%.
didapatkan hasil negatif yang berarti
cacing kelompok STH pada sampel
tidak
kol dapat dilihat pada tabel 4.
ditemukan
telur
cacing
Sedangkan
persentase
telur
kelompok STH jenis apapun pada ke
Tabel 4. Persentase Telur Cacing
21 sampel kol yang diperiksa.
Kelompok STH pada Sampel Kol
Persentase
telur
cacing 7
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
Hasil Yang Didapatkan Frekuensi Positif 0 Sampel Negatif 21 Sampel Jumlah
Persentase (%) 0% 100%
21 Sampel
100%
Sumber : Data Primer
persentase
sehingga
didapatkan
persentase
100% negatif. Dari seluruh lalapan yang
diteliti
mencemari
ternyata
lalapan
yang
yang positif
adalah telur Ascaris lumbricoides,
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
telur
cacing
dan tidak ditemukan telur STH jenis lainnya. Menurut
kelompok STH pada sampel kol, dari
penelitian
yang
21 sampel kol tidak ditemukan
dilakukan oleh Mira (2011) tehadap
satupun sampel yang positif sehingga
lalapan yang dijual di pasar segiri
didapatkan persentase 100% negatif.
dan pasar pagi Samarinda, dari 10
Warung-warung yang dijadikan
sampel yang terdiri dari lalapan
tempat pengambilan sampel sebagian
kemangi, kol, kacang panjang, timun
besar terlihat layak sebagai rumah
dan selada ditemukan telur cacing
makan dinilai dari kondisi tempat
Ascaris lumbricoides pada lalapan
yang cukup bersih dan penataan
kemangi,kacang panjang dan selada.
makanan yang cukup baik, tetapi
Hal serupa juga ditemukan pada
sebagian kecil warung masih terlihat
penelitian yang dilakukan oleh Purba
kesan kumuh dan jorok,kondisi ini
dkk. (2012) terhadap selada yang
dinilai dari tempat warung yang tidak
dijual
bersih dan penjual yang meletakkan
supermarket dan restoran Medan,
bahan
sembarang
pada penelitian tersebut ditemukan
tempat, tidak memakai alas yang
telur cacing Ascaris lumbricoides
bersih.
dan Trichuris trichiura dalam selada
makanan
di
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persentase telur cacing Nematoda Usus Kelompok
STH
di
pasar
tradisional,
yang diperiksa. Jalan Pramuka Kota Samarinda merupakan
wilayah
yang
sering
yang positif pada lalapan kemangi
dilanda bencana banjir pada musim
sebesar 4,8% atau hanya 1 sampel,
hujan, sehingga dikhawatirkan air
sedangkan pada lalapan kol tidak
tanah dari banjir tersebut dapat
ditemukan satupun sampel positif
mencemari
air
yang
digunakan
8
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
pedagang untuk kegiatan berjualan
dilakukan ditemukan telur Ascaris
contohnya dalam hal cuci-mencuci
lumbricoides hanya mencemari satu
bahan masakan seperti lalapan yang
sampel kemangi. Hal ini dapat
dapat
disebabkan dari penggunaan pupuk
menyebabkan
terkontaminasinya lalapan
dengan
organik yang terdapat telur cacing
mikroorganisme yang terdapat pada
Ascaris lumbricoides oleh petani dan
air cucian tersebut contohnya telur
penggunaan air untuk pencucian
cacing.
kemangi.
Dari
hasil
penelitian
yang
Hal
ini
berhubungan
dengan kemampuan cacing Ascaris
didapat sebagian besar lalapan babas
lumbricoides
dari pencemaran telur cacing, hal ini
bertelur sebanyak 100.000 – 200.000
berarti tingkat kebersihan dan cara
butir sehari dibandingkan dengan
pengolahan
warung-
cacing STH yang lain seperti cacing
warung makan jalan pramuka sudah
Trichuris trichiura yang bertelur
cukup
5000 butir sehari (Gandahusada,
lalapan
baik.
di
Pada
sampel
kol
seluruhnya memberikan hasil negatif,
betina
yang
dapat
2006).
sedangkan pada sampel kemangi
Pembuatan pupuk organik yang
ditemukan satu sampel yang positif
biasanya menggunakan bahan berupa
terdapat
Ascaris
kotoran hewan seperti sapi yang
lumbricoides yang dibuahi, hal ini
dapat menjadi sumber pencemaran
dapat
dari
telur
cacing
terjadi
merupakan
karena
sayuran
mempunyai
kemangi
daun
permukaan
berlekuk
daripada
sehingga
telur
sayuran cacing
telur
cacing
Ascaris
yang
lumbricoides.
Selain
faktor
yang
penggunaan pupuk, faktor lain yang
buah
dapat
dapat
telur cacing adalah faktor pencucian,
menyebabakan
menempel pada ruas-ruas lekukan
pencucian
pada lalapan kemangi, dan telur
lalapan
dapat
cacing yang menempel pada sayuran
bahkan
menambah
daun
tergantung pada cara pencucian, jenis
lebih
sulit
dibersihkan
(Khomsan, 2002) Berdasarkan penelitian yang
sayuran
yang
pencemaran
dan
dilakukan
pada
mengurangi
atau
mutu
telur
air
cacing
pencuci
(Khomsan, 2002)
9
Mahakam Medical Laboratory Technology Journal
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dari 42 sampel ditemukan adanya telur cacing STH jenis Ascaris lumbricoides kemangi,
pada
satu
sehingga
Volume I No.1 , Mei 2016, Hal 1 - 10
Agung, Iqbal. 2013. Nematoda Parasit Usus 2. Diunduh tanggal 26 Januari 2015 dari http://www.slideshare.net/iqbal agoeng/nematoda-parasit-usus2
sampel
didapatkan
persentase positif dari 21 sampel kemangi sebesar 4,8 %, sedangkan pada 21 sampel kol tidak ditemukan satupun sampel yang positif sehingga didapatkan persentase 100 % negatif. Dari 21 sampel kemangi terdapat satu sampel kemangi yang tercemar oleh telur cacing STH jenis Ascaris
Anindita, Eka Rosenda. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocium sanctum linn) Terhadap Larva Artemia salina leach Dengan Metode Brine shrimp lethality test (BST).Semarang : Fakultas Kedokteran Universias Diponegoro Bariah dan Suhintam. 2007. Helmintologi Kedokteran Percetakan 1. Surabaya : Airlangga University Press
lumbricoides dan dari 21 sampel kol tidak ditemukan satupun sampel yang positif tercemar oleh telur cacing STH jenis apapun. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih saya ucapkan untuk semua anggota ti yang telah membantu keterlaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Dina. 2008. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada Murid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Diunduh tanggal 26 Januari 2015 dari http://www.promosikesehatan.c om
Brooks, Geo F, dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Pertama : Salemba Medika Brown, HW. 2007. Dasar Parasitologi Klinis. Terj : Wita Pribadi. Edisi Ketiga. Jakarta : Gramedia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 424/MENKES/SK/V/2006 Tentang Pedoman Pengendalian Cacingan. Di unduh pada tanggal 04 Februari 2015 dari http://www.depkes.go.id
10