PEMERIKSAAN pH DAN FISIK AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN DI LABORATORIUM RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan Pada Program Studi D3 Analis Kesehatan
Oleh: ETI PRIYATNA DEWI NIM. 13DA277010
PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016
PEMERIKSAAN pH DAN FISIK AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN DI LABORATORIUM RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 20161 Eti Priyatna Dewi2Doni Setiawan3Atun Farihatun4 INTISARI Air bersih yang berasal dari air kran di Laboratorium RSUD ciamis apabila tidak diperhatikan kualitasnya dengan baik maka akan merusak alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan di Laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air dari sarana air bersih yang digunakan di Laboratorium RSUD Kabupaten Ciamis. Pemeriksaannya dengan cara pemeriksaan pH dan Fisik (Suhu, bau, rasa, warna, TDS, kekeruhan). Hasil yang diperoleh dari air bersih yang digunakan di Laboratorium RSUD Kabupaten Ciamis Layak untuk digunakan karena memenuhi persyaratan berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor : 416/MEN.KEP/PER/IX/1990. Kata Kunci : Pemeriksaan pH dan Fisik, air bersih di Laboratorium RSUD Ciamis Kepustakaan :18, 1990 - 2016 Keterangan : 1 judul, 2 nama Mahasiswa, 3 nama pembimbing I, 4 nama pembimbing II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan semua makhluk hidup. Air memiliki peranan yang sangat penting dalam kesehatan manusia dan diperlukan untuk berbagai keperluan, antara lain rumah tanggga, industri, pertanian, perikanan dan rekreasi. Air sangat penting untuk kehidupan manusia. Manusia akan cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air dan pada tubuh orang dewasa sekitar 55-60% sedangkan pada anak-anak sekitar 65% dan pada bayi sekitar 80%. Kebutuhan akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, mandi, mencuci. Menurut WHO (World Health Organization) di Negara-negara maju setiap orang memerlukan air sekitar 60-120 L/hari, sedangkan di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air sekitar 30-60 L/hari (Notoatmodjo, 2003). Al Quran Surat An AnbiyaAyat : 30 berbunyi :
Artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman. Maka dalam kehidupan manusia air
sangatlah penting, air
merupakan kebutuhan pokok manuasia,
manusia akan cepat
1
2
meninggal jika kekurangan air dibandingkan dengan kekurangan makanan. Air
berfungsi
untuk
proses
pencernaan,
metabolisme,
mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh, dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan atau dehidrasi (Sutrisno, 2004). Air Bersih merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena itu air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Seperti kita ketahui bahwa penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan
air
keseluruhan
dari
masyarakat
kebutuhan
akan
air
tersebut. suatu
Sedangkan
rumah
tangga
secara untuk
masyarakat Indonesia diperkirakan sebanyak 60 L/hari (Sutrisno, 2004). Sesuai pasal 1 di Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor/MENKES/PER/2009
Laboratorium
klinik
ialah
laboratorium di mana berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien . Air bersih di Laboratorium harus memenuhi Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 Air merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan di Laboratorium tetapi air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan, oleh karena itu kualitas air yang digunakan dalam analisis. Laboratorium harus menetapkan tingkat kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan tingkat kualitasnya, terdapat beberapa jenis air yaitu: Air jenis 1 (Air suling), air jenis 2 (Air Demineralisasi), air jenis 3 (Air Bersih). Bakteri dalam air dapat menginaktivasi reagen, dan dapat
3
berperan dalam jumlah total kontaminan organik, atau mengubah sifat asli dari larutan. Air di dalam laboratorium digunakan untuk berbagai keperluan; antara lain Pencucian alat-alat Laboratorium, untuk mencuci tangan dan lain lain. Kebutuhan mutu air berbeda-beda tergantung dari tujuan air tersebut akan digunakan, misalnya air derajat reagen (akuades) yang harus bebas dari zat-zat yang akan mengganggu analisa, sedangkan bila untuk pencucian hanya dibutuhkan air yang bersih saja. Laboratorium harus memeriksa apakah telah terjadi perubahan selama pembuatan sampai penggunaannya, untuk itu perlu dilakukan pengujian kualitas air. Pada air bersih (air jenis 3) di Laboratorium dapat dilakukan pengujian secara Fisik (bau, warna, kekeruhan, rasa, suhu dan jumlah zat yang terlarut) dan Kimia (pH) (Chandra, 2007). Dampak dari penggunaan Air bersih yang tidak berkualitas dalam Laboratorium Rumah Sakit : alat-alat yang terbuat dari seng atau alumunium akan klorosif (berkarat), karena pH terlalu tinggi, akan menimbulkan bau dan aroma yang tidak sedap didalam ruangan, akan mengakibatkan kontaminasi terhadap sampel yang akan dianalisis, jika alat sesudah dicuci tidak dikeringkan akan ada bakteri lain dalam alat tersebut karena tidak seteril, alat-alat yang terbuat dari bahan kaca jika dicuci dengan air yang keruh maka alat yang terbuat dari kaca akan menguning, untuk pemakaian ulangcuci alat dengan deterjenair bersih dan kemudian bilas dengan akuades agar tidak ada bakteri lain, bakteri dalam air kotor dapat menginaktivasi reagen, air yang kotor dapat mengubah sifat larutan atau dapat berperan dalam kontaminasi organik (Mulia, 2007). Persyaratan Kualitas air yang bersih berdasarkan pemeriksaan Fisik dan pH menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 416 Tahun 1990 yaitu :tidak berbau,jumlah zat padat terlarut, kadar maksimum yang diperbolehkan 1500 mg/L, tidak keruh, kadar
4
maksimum yang diperbolehkan 25 Skala NTU, tidak berasa, suhu, kadar Maksimum yang diperbolahken pada suhu udara kurang lebih 30C, tidak berwarna, kadar Maksimum yang diperbolehkan 50 Skala TCU. pH : kadar maksimum yang diperbolehkan 6,5 – 9,0 merupakan batas minumum dan maksimum khusus air bersih, sementara pada air hujan pH minimum 5,6. Maka dari itu saya tertarik untuk melakukan penelitian air bersih di Laboratorium RSUD Kabupaten Ciamis. Air Bersih yang digunakan di Laboratorium RSUD Ciamis untuk mencucian alat-alat Laboratorium dan untuk mencuci tangan. Apakah hal
tersebut akan berdampak
negatif terhadap pemeriksaan sampel dan dapat menjadi media penyakit bagi pegawai Laboratorium RSUD Kabupaten Ciamis.
B. Rumusan Masalah Bagaimana Pemeriksaan pH dan Fisik Air Bersih yang Digunakan di Laboratorium RSUD Kabupaten Ciamis Tahun 2016 ?
C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hasil Pemeriksaan pH dan Fisik Air Bersih yang digunakan di Laboratorium RSUD Kabupaten Ciamis Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan dari peneliti ini adalahsebagai berikut : 1. Peneliti dapat menambah pengetahuan untuk menganalisa air bersih dengan cara pemeriksaan pH dan Fisik di Rumah Sakit Umum Dareah Ciamis.
5
2. Pihak Laboratorium RSUD Kabupaten Ciamis akan mengetahui hasil pemeriksaan pH dan Fisik air yang digunakan.
E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Gambaran Hasil pemeriksaan pH Dan Fisik Air Bersih di Laboratorium RSUD Kabupaten Ciamis belum pernah ada penelitiannya. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel Air Bersih di Laboratorium RSUD Kabupaten Ciamis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. LandasanTeori 1. Air Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat
meninggal
karena
kekurangan
air
dari
pada
kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa sekitar 55- 60 %, untuk anak-anak sekitar 65%, dan bayi sekitar 80%(Notoatmodjo, 2003). Kebutuhan akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak,
mandi,
sebagainya.
mencuci
Menurut
(bermacam-macam
perhitungan
WHO
cucian), (World
dan
Health
Organization) di Negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari (Notoatmodjo, 2003).
Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
6
7
Sumber-sumber air menurut Sutrisno,(2004) antara lain : a. Air Laut Air
lautmempunyai
rasa
asin,
karenamengandunggaramNaCl. Kadar garamNaCldalam air laut
3%.
Dengankeadaanini;
air
lauttidakmemenuhisyaratuntukdijadikansebagai air minum. b. Air Atmosfir, Air Meteriologik Karenadenganadanyapengotoranudara
yang
disebabkanolehkotoran-kotoranindustrytebuataudebudan lain sebagainya, makauntukmenjadikan air hujansebagaisumber air
minumhendaknyapadawaktumenampung
air
hujanjangandimulaipadasaathujanmulaiturun, karenamasihmengandungbanyakkotoran. c. Air Permukaan Air
hujan
yang
mengalir
di
permukaan
bumi,
mendapatpengotoranselamapengalirannya, misalnyaolehlumpur, kotoranindustri
batang-batangkayu,
kota,
dan
lain
daun-daun,
sebagainya.
Air
permukaanadaduamacam; 1) Air Sungai Dalampenggunaannyasebagai haruslahmengalamisuatupengolahan
air yang
minum, sempurna,
mengingatbahwa
air
sungaiinipadaumumnyamempunyaiderajatpengotoran yang sangattinggi 2) Air Rawaataudanau Kebanyakan
air
rawaini
berwarna
disebabkanolehadanyazat-zatorganik
yang yang
telahmembusuk, misalnyaasam humus yang larutdalam air yang menyebabkanwarnakuningcoklat.
8
d. Air Tanah Air tanah adalah air yang berada dibawah permukaan tanah,airtanahterbagimenjadiduamacam yaitu; 1) Air tanahdangkal Hal-halyang perludiketahuidalampembuatansumurdangkaladalah a) Sumurharusdiberitembokrapat meterdarimukatanah,
agar
air pengotoran
3 oleh
air
permukaan dapat dihindarkan. b) Sekelilingsumurharusdiberilantairapat air selebar 1-1,5 m untukmencegahterjadinyapengotorandariluar. c) Padalantai
(sekelilingnya)
harusdiberisaluranpembuangan air
kotor,
agar air
kotordapattersalurkandantidakakanmengotorisumurini. d) Pengambilan air sebaiknyadenganpipakemudian air dipompakeluar. e) Padabibirsumur, hendaknyadiberitembokpengamansetinggi 1 meter. 2) Air tanah dalam Kualitasdari
air
tanahdalampadaumumnyalebihbaikdari
air
dangkal,
karenapenyaringnyalebihsempurnadanbebasdaribakteri.Su sunanunsur-unsurkimiatergantungpada yang
dilalui.Jikamelaluitanahlumpur,
ituakanmenjadisadah, Mg(HCO3)2.
lapis-lapis
tanah
maka
air
karenamengandungCa(HCO3)2dan
Jikamelaluibatuangranit,
itulunakdanagresifkarenamengandung
maka
air
gas
CO2-
tanah
yang
danMn(HCO3). e. Mata Air Mata
air
adalah
air
keluardengansendirinyakepermukaantanah. Maka air yang
9
berasaldaridalamtanahdalam, hampirtidakterpengaruholehmusimdankualitasnyasamadenga nkeadaan air dalam. 2. Kualitas Air Bersih Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang ”Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air “, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Adapun syarat-syarat air bersih adalah: a. Persyaratan Biologis Persyaratan
biologis
berarti
air
bersih
itu
tidak
mengandung mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia. Mikroorganisme itu dapat dibagi dalam empat group, yakni parasit, bakteri, virus, dan kuman. Dari keempat jenis mikroorganisme tersebut umumnya yang menjadi parameter kualitas air adalah bakteri seperti Eschericia coli. b. Persyaratan Fisik Persyaratan fisik air bersih terdiri dari kondisi fisik air pada umumnya, yakni derajat keasaman, suhu, kejernihan, warna, bau. Aspek fisik ini sesungguhnya selain penting untuk aspek kesehatan langsung yang terkait dengan kualitas fisik seperti suhu dan keasaman tetapi juga penting untuk menjadi indikator tidak langsung pada persyaratan biologis dan kimiawi, seperti warna air dan bau. c. Persyaratan Kimia Persyaratan kimia menjadi penting karena banyak sekali kandungan kimiawi air yang memberi akibat buruk pada kesehatan karena tidak sesuai dengan proses biokimiawi tubuh. Bahan kimiawi seperti nitrat, besi, dan berbagai macam logam berat khususnya air raksa, timah hitam, dan cadmium
10
dapat menjadi gangguan pada tubuh dan berubah menjadi racun. d. Persyaratan Radioaktif Persyaratan radioaktif sering juga dimasukkan sebagai bagian persyaratan fisik, namun sering dipisahkan karena jenis pemeriksaannya sangat berbeda, dan pada wilayah tertentu menjadi sangat serius seperti di sekitar reaktor nuklir. 3. Proses Pengolahan Air Bersih Tujuan pengolahan air bersih merupakan upaya untuk mendapatkan air bersih dan sehat sesuai dengan standard mutu air. Proses pengolahan air bersih merupakan proses fisik, kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum (Mulia, 2005). Sumber air untuk keperluan domestik dapat berasal dari beberapa sumber, misalnya dari aliran sungai yang relatif masih sedikit terkontaminasi, berasal dari mata air pegunungan, berasal dari danau, berasal dari tanah, atau sumber lain, seperti air laut. Air tersebut harus terlebih dahulu diolah di dalam wadah pengolahan air sebelum didistribusikan kepada pengguna. Variasi sumber air akan mengandung senyawa yang berbeda, maka sudah menjadi kewajiban pengelola air untuk menjadikan air aman untuk dikonsumsi, yaitu air yang tidak mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan berupa senyawa kimia untuk mikroorganisme (Mulia, 2005). Ada banyak cara untuk pengolahan air untuk keperluan air bersih, tergantung pada jenis senyawa atau partikel yang terdapat di dalam air yang akan diolah dan jenis sumber bahan baku air. Modifikasi pengolahan air dan pemilihan serta penambahan bahan pengendap dapat dilakukan untuk efisiensi pengolahan air bersih.
11
Menurut Mulia (2005), beberapa bagian atau langkah penting pengolahan air (bukan hanya air minum) yang sering dilakukan untuk mendapatkan air bersih adalah: a. Menghilangkan Zat Padat Sebelum air diolah untuk air bersih, sering ditemukan bahan baku air mengandung bahan-bahan yang terbawa ke dalam arus air menuju bak penampungan. Bahan padat yang mengapung dan melayang dengan ukuran besar tersebut dapat dihilangkan dengan proses penyaringan (filtrasi). Sedangkan untuk bahan padat ukuran kecil dihilangkan dengan
proses
pengendapan
(sedimentasi).
Untuk
mempercepat proses penghilangan bahan ukuran kecil yang dikenal sebagai koloid, perlu ditambahkan koagulan. Bahan Koagulan yang sering dipakai adalah alum (tawas). Tawas di dalam air akan terhidrolisa dan membentuk senyawa kompleks aluminium yang siap bereaksi dengan senyawa basa di dalam air. Endapan berupa senyawa aluminium hidroksida akan terbentuk dan membawa serta mengikat
senyawa-senyawa
lain
yang
tersuspensi
ke
dalamnya dan mengendap bersama-sama berupa lumpur. b. Menghilangkan Kesadahan Air Kalsium dan Magnesium dalam bentuk senyawa bikarbonat dan sulfat sering ditemukan dalam air yang menyebabkan
kesadahan
air.
Salah
satu
pengaruh
kesadahan air adalah dalam proses pencucian dengan menggunakan sabun karena terbentuknya endapan garam yang sukar larut bila sabun bereaksi dengan ion magnesium dan kalsium. Cara untuk menghilangkan kesadahan air, misalnya air
untuk
konsumsi
masyarakat
digunakan
proses
penghilangan kesadahan air dengan penambahan soda
12
Ca(OH2) dan abu soda Na2CO3sehingga kalsium akan mengendap
sebagai
Mg(OH)2.
Bila
kesadahan
hanya
disebabkan oleh kesadahan karbonat maka cukup hanya dengan menambahkan Ca(OH)2 untuk menghilangkannya. c. Menghilangkan Bakteri Pathogen Penghilangan mikroba pathogen dapat dilakukan dengan menggunakan disinfectant. Umumnya bahan- bahan disinfectant ini bersifat oksidator, sehingga dapat membunuh mikroba pathogen. bahan-bahan disinfectant yang banyak dipakai adalah : 1) Kaporit Klorin bila ditambahkan ke dalam air akan terhidrolisis dengan cepat menghasilkan ion klor dan asam hipoklorit. 2) Ozon Ozon atau O3 bersifat mudah larut dalam air dan mudah terdekomposisi
pada
temperatur
dan
pH
tinggi.
Penggunaan ozon lebih aman dibanding kaporit, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap klor. Pengolahan dengan
proses
ozonisasi
dilakukan
dengan
cara
menyaring air, mendinginkannya, tekanan ditinggikan, dan ozon dipompakan ke dalam wadah air selama 10- 15 menit. Permasalahannya adalah kelarutan ozon di dalam air relatif kecil sehingga kekuatan desinfektannya sangat terbatas. Ozon sangat bereaksi dengan cepat yang menyebabkan persistensinya di dalam air hanya sebentar saja. 3) Iodine dan Bromin Sudah sejak lama senyawa ini digunakan sebagai antiseptik pada luka, meskipun penggunaanya sebagai desinfektan tidak atau kurang populer sampai saat ini. Dibandingkan dengan klorin, penggunaan ion memerlukan
13
biaya lebih besar. Seperti halnya klorin dan bromine, efektifitas iodine dalam membinasakan bakteri dan kista sangat tergantung pada pH. Tetapi dalam membinasakan virus iodin lebih efektif dari pada klorin dan bromine. Bromin merupakan bakterisida dan virusida yang efektif. Karena kehadiran ammonia dalam air bromin masih lebih efektif bila dibandingkan dengan klorin (Waluyo, 2007). 4. Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih Air bersih mencakup pemeriksaan Fisika dan kimia menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 seperti tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Daftar persyaratan kualitas air bersih berdasarkan pemeriksaan Fisik dan pH
No 1 2
Parameter
Satuan
3 4 5
Bau Jumlah zat mg/L padat terlarut (TDS) Kekeruhan Skala NTU Rasa 0 Suhu C
6 7
Warna pH
Kadar Maksimum yang diperbolehkan 1500
Skala TCU -
25 Suhu udara kurang lebih 30C 50 6,5 – 9,0
Keterangan Tidak Berbau -
-
Merupakan batas minumum dan maksimum. Khusus air hujan pH minimum 5,5
5. Pengertian Laboratorium Klinik Laboratorium menurut Kementrian Kesehatan RI Badan PPSDM Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2010. Laboratorium adalah ruangan yang dirancang sesuai
14
dengan kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Laboratorium yang dimaksud dalam standar ini adalah untuk pembelajaran dilaboratorium klinik, bengkel kerja, workshop. Kegiatan laboratorium akan membawa peserta didik kepada pembentukan sikap, ketrampilan, kemampuan bekerja sama, dan kreatifitas dalam menerima pengetahuan. Dengan melaksanakan kegiatan laboratorium yang baik, sesuaidengan prosedur dan tata tertib laboratorium, maka hal tersebut secara tidaklangsung
dapat
menunjang
pelaksanaan
Kurikulum.
Pembelajaran teori yang dipelajari melalui perkuliahan dan studi pustaka bersifat abstrak, dapat diaktualisasikan dengan nyata melalui kegiatan laboratorium. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 364/Menkes/SK/III/2003
tentang
Laboratorium
Kesehatan.
Laboratorium Klinik (Medis) adalah Laboratorium Kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, patologi anatomi, dan bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosa penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Bagian-bagian Peraturan
Mentri
Laboratorium Kesehatan
364/Menkes/SK/III/2003 yaitu : 1. Mikrobiologi 2. Parasitologi 3. Hematologi 4. Koagulasi 5. Kimia Klinik 6. Toksikologi 7. Imunologi 8. Imunohematologi 9. Serologi
Klinik Republik
(Medis)
Menurut
Indonesia
No.
15
10. Urinalisis 11. Histologi 12. Sitologi 13. Sitogenetika 14. Virologi 15. Patologi 6. Dampak dari penggunaan Air bersih yang tidak berkualitas dalam Laboratorium Rumah Sakit : 1. Alat-alat yang terbuat dari seng atau alumunium akan klorosif (berkarat), karena pH terlalu tinngi 2. Akan menimbulkan bau dan aroma yang tidak sedap didalam ruangan. 3. Akan mengakibatkan kontaminasi terhadap sampel yang akan dianalisis. 7. Pemeriksaan pH dan Fisik Air Bersih Pemeriksaan yang akan di lakukan dalam penelitian Gambaran Hasil Pemeriksaan pH dan Fisik di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis, diantara lain : a. Bau Bau biasanya disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme mikroskopik, serta persenyawaan kimia. Bahan-bahan yang menyebabkan bau dari rasa ini berasal dari berbagai sumber. b. Jumlah Padatan Terlarut ( TDS) Air bersih tidak boleh mengandung zat padat lebih dari 1500 mg/liter.
Jika
angka
tersebut
melewati
maka
akan
mengakibatkan air tidak enak rasanya, menimbulkan rasa mual dan Toxaemia pada wanita hamil. c. Warna Warna pada air terjadi karena
adanya suatu proses
dekomposisi pada berbagai tingkat. Tanin, asam humus dan bahan yang berasal dari humus serta dekomposisi pigmen yang dianggap sebagai bahan yang memberi warna yang
16
paling utama, kehadiran unsur besi yang berkaitan dengan zar organik akan membuat warna semakin tinggi.Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990, tingkat warna air yang diperbolehkan untuk air bersih adalah 50 TCU dan untuk air minum 15 TCU. d. Rasa Rasa biasanya disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk, tipe-tipe tertentu organisme mikroskopik, serta persenyawaan kimia. Bahan-bahan yang menyebabkan bau dari rasa ini berasal dari berbagai sumber. e. Kekeruhan Air
yang
digunakan
untuk
untuk
kegiatan
sehari-hari
hendaknya air yang jernih. Air yang keruh disebabkan oleh butiran-butiran koloid dari tanah liat. Untuk mengukur kekeruhan air digunakan Turbidimeter dengan satuan mg/l. Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public Health Service mengenai ini adalah batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat. f.
Suhu Temperatur air akan mempengaruhi kesukaan konsumen dalam mengkonsumsi air. Untuk memberikan rasa segar maka suhu air yang diharapkan adalah 10 - 15ºC.
g. pH Derajat keasaman merupkan faktor yang penting, karena pH mempengaruhi pertumbuhan makro di dalam air. Pada air minum dan air bersih, bila pH lebih kecil dari 6,5 atau lebih dari
9,2
akan
menyebabkan
korositas
dan
dapat
menyebabkan keracunan. Adapun besar pH yang disyaratkan oleh Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 untuk air minum adalah 6,5 – 8,5 sedangkan untuk air bersih 6,5 – 9,0. Selang
antara
waktu
pengambilan
Sampel
Air
dan
Pemeriksaan, maka semakin pendek selang waktu antara pengambilan sampel dan pemriksaan, akan memberikan hasil
17
yang makin baik. Beberapa unsur dan sifat fisik yang dikehendaki, karena susunan sampel air akan berubah setibanya diLaboratorium. Batas waktu maksimum untuk menunda pemeriksaan sampel air yang akan dianalisa atau akan diperiksa : a. Air bersih selama 72 jam. b. Air yang sedikit tercemar selama 48 jam. c. Air kotor atau air limbah selama 12 jam. B. Kerangka Konsep UjiKualitasAir BersihLaboratorium RSUD Ciamis Fisik
Kimia
Bau, TDS, warna, rasa, kekeruhan, suhu
pH
Mikrobiologi
Organik
PemeriksaanLa boratorium
MemenuhiPeraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Tahun 1990
TidakMemenuhiPeraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Tahun 1990
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidakditeliti
DAFTAR PUSTAKA Al-Hikmah. (2010) Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung : CV. Penerbit Diponogoro. Chandra, Budiman. (2007) Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. Effendi, H. (2003) Telaah Kualitas Air. Yogyakarta. Kanisus. Husin. (2008) Gambar Pengambilan Sampel Air Bersih. Tersedia dalam http://www.Gambar-Sampel-Air-Bersih.com [Diakses 15 Januari 2016]. Kasjono, Heru. (2009) Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Khopkar, S, M. (2007) Konsep Dasar Ilmu Kimia. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press). Mulia, Ricky, M. (2005) Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003) Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Badan Kesehatan Pusat Pendidikan Kesehatan tahun 2010.
PPSDM
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 364 tahun 2003 tentang Laboratorium Kesehatan. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 416 tahun 1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor/Menkes/PER/2009 pasal laboratorium klinik.
1
Republik tentang
Indonesia pengertian
SNI 06-6989. 11-2004. Pengukuran pH Meter / Tingkat Keasaman Secara Potosiometri. Terbitan 1/0. No Dokumen : IK- 5.4.1.10. SNI 06-6989. 23-2005. Pemeriksaan Suhu.Terbitan 1/0. No Dokumen : IK - 5.4.1.1. SNI 6989.59:2008. Pengambilan Sampel Air Bersih SOP BPLH Kabupaten Ciamis Pemeriksaan TDS, Pemeriksaan Warna. SOP LABKESDA Kabupaten Ciamis. Pemeriksaan Kekeruhan Sutrisno, T. (2004) Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : Rineka Cipta. Waluyo, L. (2007) Mikrologi Umum. Malang : UMM Press.
34