PEMERIKSAAN KANDUNGAN FORMALDEHID PADA BERBAGAI JENIS PERALATAN MAKAN MELAMIN DI KOTA MEDAN TAHUN 2007
SKRIPSI
OLEH :
ELZA ARTHA 031000113
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul PEMERIKSAAN KANDUNGAN FORMALDEHID PADA BERBAGAI JENIS PERALATAN MAKAN MELAMIN DI KOTA MEDAN TAHUN 2007 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
ELZA ARTHA NIM. 031000113 Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 10 Juli 2007 Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji Ketua Penguji
Penguji I
Ir. Evi Naria, Mkes NIP. 132049787
dr. Surya Dharma, MPH NIP. 131655125
Penguji II
Penguji III
Ir. Indra Chahaya, M.Si NIP. 132058731
DR. Irnawati Marsaulina, MS NIP. 132089428
Medan, 18 September 2007 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Dekan,
Dr. Ria Masniari Lubis, M.Si NIP. 131124053
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
ABSTRAK Peralatan makan melamin merupakan sejenis plastik hasil kombinasi melamin dengan formaldehid yang menghasilkan melamin resin, yaitu polimer tahan panas dengan stabilitas dimensi yang sempurna. Formaldehid di dalam melamin dapat muncul pada peristiwa depolimerisasi, partikel-partikel formaldehid muncul sebagai monomer dan menghasilkan racun yang berbahaya bagi kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian bersifat survai deskriptif dengan menggunakan metode asam kromatropat untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formaldehid pada peralatan makan melamin dan air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin. Metode titrasi untuk mengetahui kadar formaldehid pada peralatan makan melamin yang kemudian disesuaikan dengan ISO 14528-3 Tahun 1999 tentang kadar formaldehid yang diperbolehkan pada peralatan makan melamin. Kadar formaldehid yang terdapat pada air panas dibandingkan dengan standar IPCS tentang ambang batas formaldehid pada tubuh manusia. Hasil penelitian menunjukkan dari 10 sampel peralatan makan melamin yang terdiri dari 5 sampel cangkir dan 5 sampel mangkok sop dan air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin semuanya mengandung formaldehid. Pada sampel cangkir kadar formaldehid tertinggi pada cangkir merek Venxia yaitu sebesar 31,4 ppm dan kadar formaldehid terendah pada cangkir merek Onyx yaitu sebesar 5,5 ppm. Pada sampel mangkok sop kadar formaldehid tertinggi terdapat pada mangkok sop Tanpa Merek yaitu sebesar 40,9 ppm dan kadar formaldehid terendah terdapat pada mangkok sop merek Huamei yaitu sebesar 9,6 ppm. Pada air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin, untuk sampel cangkir kadar formaldehid tertinggi terdapat cangkir merek Highner yaitu sebesar 13,5 ppm dan kadar formaldehid terendah terdapat pada cangkir merek Onyx yaitu sebesar 2,3 ppm. Untuk mangkok sop, kadar formaldehid tertinggi terdapat pada mangkok sop Tanpa merek yaitu sebesar 30,05 ppm dan kadar formaldehid terendah terdapat pada mangkok sop merek CD yaitu sebesar 2,1 ppm. Berdasarkan standar ISO 14528-3 Tahun 1999, kadar formaldehid yang diperbolehkan pada peralatan makan melamin adalah 3 ppm. Peralatan makan melamin yang terdapat di pusat pasar Medan tidak aman jika digunakan sebagai wadah makanan maupun minuman yang panas. Kadar formaldehid pada air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin melebihi ambang batas aman formaldehid dalam tubuh manusia yang ditetapkan oleh IPCS yaitu 1 ppm. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut kandungan formaldehid pada penggunaan peralatan makan melamin berdasarkan suhu makanan dan minuman. Kata kunci : Peralatan Makan Melamin, Formaldehid
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Elza Artha
Tempat/Tanggal Lahir
: Siborong-borong/19 November 1984
Agama
: Kristen Protestan
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jumlah Anggota Keluarga
: 5 (Lima)
Alamat Rumah
: Jl. Merak No. 42 Sibolga, 22537
Riwayat Pendidikan
:
1. SD Tri Ratna Sibolga
Tahun 1991 - 1997
2. SLTP Tri Ratna Sibolga
Tahun 1997 - 2000
3. SMU N 2 (Plus) Matauli Sibolga
Tahun 2000 - 2003
4. FKM USU Medan
Tahun 2003 - 2007
Pengalaman Organisasi
:
1. Anggota UKM KMK USU UP POMK FKM sejak 2004-sekarang. 2. Panitia Retret Tim Koordinasi Sumbagut Perkantas sebagai seksi dana tahun 2005. 3. Koordinasi UKM KMK USU UP POMK FKM sebagai anggota komisi keuangan dan peralatan periode 2005/2006. 4. Koordinasi UKM KMK USU UP POMK FKM sebagai anggota komisi kelompok kecil periode 2006/2007. 5. Pemimpin Kelompok Kecil UKM KMK USU UP POMK FKM sejak 2006sekarang. 6. Tim Misi Perintisan UKM KMK USU UP POMK FKM periode 2007/2008 sebagai kordinator.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bekat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ PEMERIKSAAN KANDUNGAN FORMALDEHID PADA PERALATAN MAKAN MELAMIN DI KOTA MEDAN TAHUN 2007 “. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa yang disajikan dalam skripsi ini mungkin masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk memperkaya materi skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak baik secara moril dan materil, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Ir. Indra Chahaya, M.Si, selaku Kepala Bagian Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan selama mengikuti perkuliahan dan penyelesaian skripsi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 4. dr. Surya Dharma, MPH, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Seluruh dosen FKM USU beserta seluruh pegawai dan karyawan terkhusus K’Dian yang membantu kelancaran skripsi ini. 6. Dra. Norma Sinaga, selaku Kepala Bagian Toksikologi Laboratorium Kesehatan Medan yang telah meluangkan waktu dan memberi petunjuk dan saran dalam penulisan penelitian ini.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
7. Secara khusus kepada Bapak (Alm. M.Siregar) dan Mama (R.Siahaan) tercinta dan kakak serta adik-adikku yang kusayangi Lilis R.N. Siregar, Joice Helena Siregar, Horas Siregar. Terima kasih untuk semua kasih sayang, doa, motivasi serta bantuan moril dan materil yang tiada hentinya kepada penulis. 8. Teman-teman KTB Chapella Small Group : K’Linsay, K’Imeq, Dahlia, Putri, Ermi, dan adik-adikku tersayang : Faeri, Ayu, Maya, Riris, Wilma, dan Decy. Terima kasih buat doa, semangat, dan motivasi yang diberikan. 9. Seluruh teman-teman tercinta : Catrine, Elfrida, Vierto, Fina, Grace, Ade, Vera, Jamari, Tini, Reni, Tiwi, teman-teman koordinasi POMK FKM 2006/2007, teman-teman B’52 Kost, terima kasih buat doa, saran, kritik, perhatian dan dukungannya. 10. Seluruh teman-teman di bagian Kesehatan Lingkungan FKM USU ( Ade, Soneta, Yan, Pindah, Novri, Ruth) dan teman-teman stambuk 2003, terima kasih buat dukungan dan kebersamaan selama ini. 11. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
Medan, Juni 2007
Penulis
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
DAFTAR ISI Halaman Pengesahan ...................................................................................................... Abstrak ............................................................................................................................ Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................................... Kata Pengantar ................................................................................................................ Daftar Isi ......................................................................................................................... Daftar Tabel .................................................................................................................... Daftar Gambar................................................................................................................. Daftar Lampiran ..............................................................................................................
i ii iii iv vi viii ix x
BAB I
1 1 4 5 5 5 5
PENDAHULUAN........................................................................................... 1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................... 1.3.2. Tujuan Khusus .............................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 2.1. Toksikologi Lingkungan ......................................................................... 2.2. Peralatan Makan Melamin ...................................................................... 2.2.1. Pengertian Melamin ...................................................................... 2.2.2. Proses Produksi Peralatan Melamin............................................. 2.3. Formaldehid ............................................................................................ 2.3.1. Pengertian Formaldehid ................................................................ 2.3.2. Sifat Fisik dan Kimia Formaldehid ............................................... 2.3.3. Kegunaan Formaldehid ................................................................. 2.3.4. Bahaya Formaldehid ..................................................................... 2.3.5. Penanganan Bila Terpapar Formaldehid....................................... 2.3.6. Tindakan Pencegahan Terhadap Formaldehid .............................. 2.4. Standar Kadar Formaldehid Pada Peralatan Makan Melamin ................ 2.5. Pemeriksaan Kualitatif Formalin ............................................................ 2.6. Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid..................................................... 2.7. Kerangka Konsep ....................................................................................
6 6 7 7 8 10 10 10 11 13 16 16 18 19 20 21
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 3.1. Jenis Penelitian........................................................................................ 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 3.2.1. Lokasi Penelitian........................................................................... 3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................................... 3.3. Objek Penelitian dan Sampel .................................................................. 3.3.1. Objek Penelitian ............................................................................ 3.3.2. Sampel Penelitian..........................................................................
22 22 22 22 22 23 23 23
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
3.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 3.5. Teknik Analisa Data................................................................................ 3.5.1. Alat dan Bahan.............................................................................. 3.5.2. Prosedur Analisis Peralatan Makan Melamin ............................... 3.6. Defenisi Operasional...............................................................................
24 24 25 26 29
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................... 4.1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Formaldehid Pada Peralatan Makan Melamin ...................................................................................... 4.1.1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Peralatan Makan Melamin ......................................................................... 4.1.2. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Peralatan Makan Melamin ..........................................................................
31
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................... 5.1. Pemeriksaan Formaldehid Pada Cangkir dan Mangkok Sop Melamin ......................................................................... 5.2. Pemeriksaan Formaldehid Pada Air Panas Yang Dimasukkan ke dalam Cangkir Dan Mangkok Sop Melamin .....................................
37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................
41
6.1. Kesimpulan ............................................................................................... 6.2. Saran ........................................................................................................
41 42
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
31 31 33
37 38
DAFTAR TABEL Nomor 1. 2. 3. 4.
5.
6. 7. 8.
9.
Halaman Tabel 2.1. Efek Formaldehid Terhadap Kesehatan Manusia Berdasarkan Dosis Pemaparan ...................................................................15 Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Cangkir Melamin Di Kota Medan Tahun 2007 .......................................................32 Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Mangkok Sop Melamin Di Kota Medan Tahun 2007.................................................32 Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Air Panas yang Dimasukkan Ke Dalam Cangkir Melamin di Kota Medan Tahun 2007............................................................................................................33 Tabel 4.4. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Air Panas yang Dimasukkan Ke Dalam Mangkok Sop Melamin di Kota Medan Tahun 2007 ................................................................................................33 Tabel 4.5. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Cangkir Melamin Di Kota Medan Tahun 2007........................................................34 Tabel 4.6. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Mangkok Sop Melamin Di Kota Medan Tahun 2007 ........................................................35 Tabel 4.7. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Air Panas yang Dimasukkan Ke Dalam Cangkir Melamin di Kota Medan Tahun 2007.............................................................................................................35 Table 4.8. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Air Panas yang Disiramkan Ke Dalam Mangkok Sop Melamin di Kota Medan Tahun 2007 .................................................................................................36
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses Produksi Peralatan Makan Melamin
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Konversi Rumus Formaldehid Lampiran 2. Perhitungan Kadar Formaldehid Pada Peralatan Makan Melamin Lampiran 3. ISO 14528-3 Tahun 1999 Lampiran 4. IPCS 89 Tahun 1989 Lampiran 5. Surat Izin Penelitian Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Kandungan Formaldehid di Kota Medan Tahun 2007 Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Mukono, 2000). Arah pembangunan jangka panjang Indonesia adalah pembangunan ekonomi dengan bertumpukan pada pembangunan industri, yang diantaranya memakai berbagai bahan kimia dan zat radioaktif. Secara global, ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kualitas hidup manusia. Pada kenyataannya, gaya hidup masyarakat industri ditandai oleh pemakaian produk berbasis kimia. Hal itu merupakan tantangan yang besar terhadap dampak bahan kimia bagi lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Makanan dan minuman adalah kebutuhan manusia yang paling penting untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan akan makanan dan minuman ini tidak terlepas dari kebutuhan akan peralatan rumah tangga yang digunakan sebagai wadah bagi makanan dan minuman tersebut seperti piring, gelas, mangkok, sendok, dan peralatan makan lainnya. Peralatan rumah tangga yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terbuat dari berbagai jenis bahan. Salah satunya adalah melamin. Di berbagai toko yang menjual perabotan rumah tangga, peralatan makan dan minuman
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
yang terbuat dari melamin relatif mudah ditemukan. Peralatan rumah tangga itu semakin membanjiri pasar tradisional dan swalayan. Peralatan
makan
melamin
mempunyai
beberapa
kelebihan
dibandingkan dengan peralatan makan yang terbuat dari kaca, logam,atau keramik. Melamin lebih kuat, harga murah, desain warna yang menarik dan beragam, ringan dan tidak mudah pecah. Dengan segala kelebihan melamin tersebut, sebagian orang tak menyadari bahwa melamin menyimpan potensi membahayakan bagi kesehatan manusia (Harjono, 2006). Menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety), lembaga khusus dari tiga organisasi PBB yaitu ILO, UNEP dan WHO yang peduli pada keselamatan penggunaan bahan-bahan kimiawi, secara umum ambang batas aman formaldehid dalam tubuh kita adalah 1 mg per kilogram berat badan (Kurnianingsih, 2006). Menurut standar acuan ISO 14528-3 Tahun 1999, Pasific- Melamine Formaldehyde
Powder
Molding
Campounds
kandungan
formaldehid
yang
diperbolehkan terdapat pada peralatan makan melamin adalah sebesar 3 ppm (Anonimous, 2007). Berdasarkan kerja sama penelitian antara Universitas Indonesia dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), diketahui kandungan formaldehid dalam perkakas melamin mencapai 4,76 - 9,22 ppm. Hal ini sangat jauh dari standar yang sudah ditetapkan mengenai kandungan formaldehid yang boleh terdapat pada peralatan makan melamin.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Menurut Ariwahjoedi dalam Harjono, melamin berpotensi menghasilkan monomer beracun yang disebut formaldehid. Penggunaan formaldehid pada proses pembuatan peralatan makan melamin berfungsi sebagai bahan baku dan pengawet. Formaldehid di dalam senyawa melamin dapat muncul kembali dengan adanya peristiwa yang dinamakan depolimerisasi (degradasi) dimana partikel-partikel formaldehid kembali muncul sebagai monomer dan otomatis menghasilkan racun yang berbahaya bagi kesehatan apabila masuk dalam tubuh manusia. Hal ini terjadi apabila senyawa melamin terkena air panas, sinar ultraviolet, adanya gesekangesekan dan abrasi terhadap permukaan melamin (Harjono, 2006). Bahaya formaldehid terhadap kesehatan manusia dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada membran mukosa, dermatitis, gangguan pada pencernaan, hematemesis, hematuria, proteinuria, anuria, acidosis, vertigo, koma, dan kematian (Windholz, 1976). Formaldehid yang terhirup lewat pernafasan (inhalasi) akan segera diabsorbsi ke paru dan menyebabkan paparan akut berupa pusing kepala, rhinitis, rasa terbakar, dan lakrimasi (keluar air mata dan pada dosis yang lebih tinggi bisa buta), bronchitis, edema pulmonari atau pneumonia karena dapat mengecilkan bronchus dan menyebabkan akumulasi cairan di paru. Pada orang yang sensitif dapat menyebabkan alergi, asma, dan dermatitis. Jika masuk lewat penelanan (ingestion) sebanyak 30 ml (2 sendok makan) dari larutan formaldehid dapat menyebabkan kematian, hal ini disebabkan sifat korosif larutan formaldehid terhadap mukosa saluran cerna lambung, disertai mual, muntah, nyeri, pendarahan, dan perforasi. Jika terpapar secara terus-
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
menerus
dapat
mengakibatkan
kerusakan
pada
hati,
ginjal,
dan
jantung
(Widyaningsih, 2006). Efek
formaldehid pada kesehatan manusia dapat terlihat setelah terkena
dalam jangka waktu yang lama dan berulang. Iritasi kemungkinan parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, dan menstruasi. Akumulasi formaldehid yang tinggi di dalam tubuh bisa menyebabkan beragam penyakit. Bahkan penyakit kanker yang mematikan (Anonimous, 2005b). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Di kota Medan beredar peralatan makan melamin dengan kandungan formaldehid melebihi standar yang diperbolehkan terdapat pada peralatan makan melamin tersebut. 2. Kandungan formaldehid yang masuk ke dalam tubuh manusia melebihi nilai ambang batas aman formaldehid pada tubuh manusia.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kandungan formaldehid pada peralatan makan melamin yang beredar di kota Medan tahun 2007. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kandungan formaldehid pada peralatan rumah tangga yaitu cangkir dan mangkok sop yang terbuat dari bahan melamin. 2. Mengetahui kandungan formaldehid pada air panas yang disiram ke dalam peralatan makan melamin. 1.4.
Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai jumlah kandungan formaldehid yang terdapat pada peralatan makan yang terbuat dari melamin. 2. Sebagai informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Toksikologi Lingkungan Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek merugikan dari bahan kimia terhadap organisme hidup. Efek merugikan / toksik pada sistem biologis dapat disebabkan oleh bahan kimia yang mengalami biotransformasi dan dosis serta suasananya cocok untuk menimbulkan keadaan toksik. Respon terhadap bahan toksik tersebut antara lain tergantung kepada sifat fisik dan kimia, situasi paparan, dan kerentanan sistem biologis. Faktor utama yang berkaitan dengan toksisitas dan situasi paparan adalah cara atau jalan masuknya paparan serta durasi dan frekuensi paparan. Jalan masuk ke dalam tubuh suatu bahan polutan yang toksik, umumnya melalui saluran pencernaan makanan, saluran pernafasan, kulit, dan jalur lainnya seperti intra muskuler, intra dermal, dan sub kutan. Durasi dan frekuensi paparan bahan toksik dibagi menjadi empat kategori, yaitu akut, sub akut, sub kronis, dan kronis (Mukono, 2000). Bahan toksik yang ada di lingkungan berasal dari alam dan buatan manusia. Sumber bahan kimia toksik dapat berasal dari udara, air, makanan, pestisida, dan produk konsumen. Produk konsumen adalah semua bahan selain makanan dan minuman dan umumnya digunakan untuk keperluan sehari-hari. Salah satu produk konsumen yang dapat menimbullkan efek toksik pada tubuh manusia dalam penggunaannya sehari-hari adalah peralatan makan yang terbuat dari melamin. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan formaldehid, merupakan bahan kimia berbahaya yang terdapat pada peralatan makan tersebut (Widyastuti, 2005).
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
2.2. Peralatan Makan Melamin 2.2.1. Pengertian Melamin Cikal bakal melamin dimulai tahun 1907 ketika ilmuwan kimia asal Belgia, Leo Hendrik Baekeland, berhasil menemukan plastik sintesis pertama yang disebut bakelite. Penemuan itu merupakan salah satu peristiwa bersejarah keberhasilan teknologi kimia awal abad ke-20. Pada awalnya bakelite banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan telepon generasi pertama. Namun dalam perkembangannya kemudian, hasil penemuan Baekeland dikembangkan dan dimanfaatkan dalam industri rumah tangga. Salah satunya adalah sebagai bahan dasar peralatan makan seperti sendok, garpu, piring, gelas, cangkir, mangkok, sendok sup, dan tempayan yang dihasilkan dari melamin (Harjono, 2006). Melamin adalah suatu basa organik kuat dengan nama formula kimia C3H6N6 dan nama IUPAC 1,3,5-triazine-2,4,6-triamine, berbentuk prisma monosiklik dengan titik beku < 250 0C . Melamin larut di dalam air, sangat larut dalam alkohol namun tidak larut dalam eter. Melamin biasanya digunakan sebagai bahan sintesis dengan formaldehid. Peralatan makan melamin merupakan sejenis plastik hasil kombinasi antara melamin dengan formaldehid menghasilkan melamin resin, yaitu suatu polimer yang tahan panas dengan stabilitas dimensi yang sempurna. Melamin resin biasanya dikenal dengan nama Thermoset Plastic karena jenis plastik ini mempunyai bentuk yang tetap. Jika terkena bahan atau cairan yang panas melamin dapat melebur. Oleh karena itu peralatan makan melamin sebaiknya tidak digunakan pada suhu yang tinggi seperti dimasukkan dalam oven dan microwave (Windholz, 1976).
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Peralatan makan melamin memiliki resistensi yang baik terhadap lemak, minyak, dan berbagai larutan organik lainnya, namun sangat rentan terhadap panas dan sinar ultraviolet karena kedua hal tersebut dapat dapat memicu terjadinya depolimerisasi. Gesekan-gesekan dan abrasi terhadap permukaan melamin juga dapat mengakibatkan lepasnya partikel formaldehid. Selain itu, persenyawaan yang kurang sempurna dalam proses pembuatan melamin mengakibatkan terjadinya residu dimana sisa formaldehid dan fenol yang tidak bersenyawa akan terjebak dalam materi melamin. Formaldehid yang terjebak dalam materi melamin bisa mengancam kesehatan bila masuk ke dalam tubuh manusia (Gennaro, 1990). 2.2.2. Proses Produksi Peralatan Melamin Melamin resin diproduksi dengan cara mencampurkan melamin dan formaldehid dalam suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Bahan-bahan ini dipolimerisasi, dilanjutkan dengan proses pengeringan dan pendinginan. Material yang telah didinginkan, digiling untuk menghasilkan bahan yang lunak. Pada proses ini dimasukkan bahan pengawet, minyak pelumas, dan zat warna. Setelah proses penggilingan selesai, dilanjutkan dengan granulasi yaitu membentuk bahan menjadi butiran-butiran kecil kemudian bahan dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bagan produksi peralatan melamin dapat dilihat pada bagan berikut ini (Shreve, 1956) :
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Gambar 2.1. Proses Produksi Peralatan Makan Melamin melamin Pengeringan (Tray Dryer) Polimerisasi Formaldehide (37,5% Sol) Ruang Pendingin Saringan Selulose (Cellulose Filter)
Penggabungan (Mixer) Pengawet, Pelumas, Zat Warna
Penggilingan
Granulasi
Membentuk cetakan (Molding Compuond)
Sumber : Shreve, 1956
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
2.3. Formaldehid 2.3.1. Pengertian Formaldehid Formaldehid (CH2O) merupakan suatu campuran organik yang dikenal dengan nama aldehide, membeku pada suhu < 92 0C dan mendidih pada suhu 300 0C. Formaldehid awalnya disintesa kimiawan asal Rusia Alexander Butlerov pada tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. formaldehid dihasilkan dengan membakar bahan yang mengandung karbon. Dalam atmosfer bumi, formaldehid dihasilkan dari reaksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehid terdapat dalam bentuk gas, larutan, dan padatan. Formaldehid yang digunakan dalam proses pembuatan peralatan makan melamin adalah formaldehid dalam bentuk larutan yang dikenal dengan nama formalin (Windholz, 1976). 2.3.2. Sifat Fisik dan Kimia Formaldehid 1. Sifat Fisik Sifat fisik larutan formaldehid adalah merupakan cairan jernih, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna, bau menusuk, uap merangsang selaput lender hidung dan tenggorokan dan jika disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh. Biasanya disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya dengan suhu tempat penyimpanan di atas 200 (Depkes RI, 1995). Formaldehid dalam udara bebas berada dalam bentuk gas, namun bisa larut dalam air. Larutan formaldehid yang dijual dipasaran menggunakan merek dagang formalin atau formol. Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi (sangat sedikit yang berada dalam bentuk monomer CH2O). Pada umumnya, larutan ini
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi terjadinya polimerisasi (Anonimous, 2005a). 2. Sifat Kimia Formaldehid pada umumnya memiliki sifat kimia yang sama dengan aldehid namun lebih reaktif daripada aldehide lainnya. Formaldehide merupakan elektrofil sehingga bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan senyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elekrofilik dan alkena. Keadaan katalis basa mengakibatkan formaldehid bisa menghasilkan asam format dan metanol (Depkes RI, 1995). Formaldehid bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksan atau polimer linier polioksimetilen. Formaldehid bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehid harus ditutup serta diisolasi supaya udara tidak masuk (Anonimous, 2005a). 2.3.3. Kegunaan Formaldehid Formaldehid merupakan gas yang larut dalam air dengan konsentrasi 37 % dan dikenal sebagai formalin. Sudah sejak lama dipakai untuk mempersiapkan vaksin-vaksin melalui mensterilkan bakteri atau menginaktifkan bakteri atau toksin maupun virus tanpa merusak antigenitasnya. Untuk keperluan ini dibutuhkan konsentrasi sampai 0,1 %. Formaldehid dapat juga digunakan sebagai gas dalam mensterilkan permukaan-permukaan yang kering, misalnya di dalam kamar dimana pasien mengalami infeksi yang serius atau jika hendak mempersiapkan penjualan/pemakaian alat-alat plastik dalam labotarorium bakteriologis. Akan tetapi reaksi yang terjadi pada permukaan itu hanya berdasarkan adsorpsi dan menghasilkan
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
sebuah polimer (paraformaldehid) yang reversibel. Proses adsorpsi yang tidak diinginkan : formaldehid tidak dapat menembus (penetrasi) substansi-substansi yang poreus (berlubang), sehingga menghsilkan sisa-sisa (residu) yang sukar diuraikan atau dikeluarkan, karena sifatnya yang sukar memproses depolimerisasi deposit dari paraformaldehid tersebut. Akibatnya terbentuklah kelembaban yang tinggi pada permukaan bakteri (Kusnawidjaja, 1993). Formaldehid dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai desinfektan, Formaldehid dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian. Formaldehid dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehid dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari formaldehid sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai (Windholz, 1976). Dalam industri, formaldehid kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Kalau digabungkan dengan fenol, urea, atau melamin, formaldehid menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk peralatan rumah tangga, kayu lapis/triplek atau karpet (Anonimous, 2005b). Beberapa kegunaan lain dari formaldehid adalah : 1. Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya. 2. Bahan pembuatan sutra sintesis, zat pewarna, cermin, dan kaca. 3. Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia fotografi. 4. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
5. Bahan untuk pembuatan produk parfum. 6. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku. 7. Pencegah korosi untuk sumur minyak. Dalam konsentrat yang sangat kecil (kurang dari 1%), formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan pembersih karpet (Windholz, 1976). 2.3.4. Bahaya Formaldehid Formaldehid yang terhirup lewat pernafasan (inhalasi) akan segera diabsorbsi ke paru dan menyebabkan paparan akut berupa pusing kepala, rhinitis, rasa terbakar, dan lakrimasi (keluar air mata dan pada dosis yang lebih tinggi bisa buta), bronchitis, edema pulmonari atau pneumonia karena dapat mengecilkan bronchus dan menyebabkan akumulasi cairan di paru. Pada orang yang sensitif dapat menyebabkan alergi, asma, dan dermatitis. Jika masuk lewat penelanan (ingestion) sebanyak 30 ml (2 sendok makan) dari larutan formaldehid dapat menyebabkan kematian, hal ini disebabkan sifat korosif larutan formaldehid terhadap mukosa saluran cerna lambung, disertai mual, muntah, nyeri, pendarahan, dan perforasi. Jika terpapar secara terusmenerus
dapat
mengakibatkan
kerusakan
pada
hati,
ginjal,
dan
jantung
(Widyaningsih, 2006). Formaldehid sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit maupun tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, formaldehid akan bereaksi secara kimia dengan semua zat di dalam sel,
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
sehingga akan menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh. Formaldehid merupakan zat yang bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Kandungan formaldehid di udara lebih dari 0,1 ppm mengakibatkan terjadinya iritasi kepala dan membran mukosa yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, dan tenggorokan seperti terbakar (Widodo, 2006). Formaldehid yang masuk ke dalam tubuh mengalami metabolisme yang kompleks. Formaldehid juga dapat mengakibatkan terjadinya mutasi sel pada jaringan tubuh manusia dan binatang. Pemaparan terhadap formaldehid mengakibatkan terjadinya penyakit perut, hematemesis, hematuria, proteinuria, vertigo, koma,dan kematian (Windholz, 1976). Di dalam tubuh, formaldehid bisa mengakibatkan terikatnya DNA oleh protein sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Dampak formalin pada kesehatan manusia dapat bersifat (Anonimous, 2005a) : 1. Akut Efek pada kesehatan manusia langsung terlihat, seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing. 2. Kronik Efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang. Iritasi kemungkinan parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pancreas, sistem saraf pusat, menstruasi. Pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang karena terjadi akumulasi formaldehid dalam tubuh. Formaldehid masuk ke dalam tubuh manusia dapat terjadi dengan berbagai cara misalnya lewat udara, saluran pencernaan, dan kontak langsung dengan kulit.Berikut ini adalah efek yang ditimbulkan formaldehid pada tubuh manusia berdasarkan dosis pemaparannya (Anonimous, 2005a) : Tabel 2.1. Efek Formaldehid Terhadap Kesehatan Manusia Berdasarkan Dosis Pemaparan No Dosis Pemaparan 1 0-0,5 ppm 2 0,05-1,5 ppm 3 0,01-2,0 ppm 4 0,1-25 ppm 5 5-30 ppm 6 50-100 ppm 7 > 100 ppm Sumber : www.wikipedia.com
Efek Terhadap Kesehatan Efek pada syaraf (neurophysiological) Iritasi pada mata Iritasi tingkat tinggi pada organ luar Efek pada paru-paru Radang dan pneumonia Kematian
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
2.3.5. Penanganan Bila Terpapar Formaldehid Bila terkena hirupan atau terkena kontak langsung formalin, tindakan awal yang harus dilakukan adalah menghindarkan penderita dari daerah paparan ke tempat yang aman. Bila penderita sesak berat, kalau perlu gunakan masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan. Bila terkena kulit lepaskan pakaian, perhiasan atau sepatu yang terkena larutan formaldehid. Cuci kulit selama 15-20 menit dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak dan pastikan tidak ada lagi bahan yang tersisa di kulit. Pada bagian yang terbakar, lindungi kulit dengan pakaian yang kering, steril dan longgar. Bilas mata dengan air mengalir yang cukup banyak sambil mata dikedip-kedipkan. Pastikan tidak ada lagi sisa formalin di mata. Aliri mata dengan larutan garam dapur 0,9 % (seujung sendok teh garam dapur dilarutkan dalam segelas air) secara terusmenerus sampai penderita siap dibawa ke rumah sakit atau ke dokter (Anonimous, 2005). Bila tertelan segera minum susu atau norit untuk mengurangi penyerapan zat berbahaya tersebut. Bila diperlukan segera hubungi dokter atau di bawa ke rumah sakit (Widodo, 2006). 2.3.6. Tindakan Pencegahan Terhadap Formaldehid Tindakan pencegahan terhadap formaldehid dilakukan berdasarkan jalur masuk formalin tersebut ke dalam tubuh, yaitu : 1. Terhirup Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat pelindung untuk pernafasan seperti masker, kain, atau alat pelindungnya yang dapat mencegah
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
kemungkinan masuknya formaldehid ke dalam hidung atau mulut. Lengkapi alat ventilasi dengan penghisap udara (exhaust fan) yang tahan ledakan. 2. Terkena Mata Gunakan pelindung mata atau kaca mata, penahan yang tahan terhadap percikan. Sediakan air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi keadaan yang darurat. 3. Terkena Kulit Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok dan gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia. 4. Tertelan Hindari makan, minum, merokok selama bekerja dan cuci tangan sebelum makan. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah masuknya formalin ke dalam tubuh manusia pada penggunaan peralatan makan melamin dengan tidak menggunakan peralatan makan melamin sebagai wadah makanan/minuman yang panas serta menghindari terjadinya gesekan pada permukaan peralatan makan melamin yang dapat memicu terjadinya degradasi monomer formaldehid pada peralatan makan melamin (Harjono, 2006). Dalam memilih produk melamin yang aman dapat dilakukan dengan menguji ketahanan produk dengan membakar ujung melamin dengan lilin, jika melamin palsu, reaksi yang timbul adalah terurainya monomer bahan, sehingga bau gas formaldehid akan menyengat hidung, sedangkan melamin yang asli cukup kelihatan gosong tetapi tidak menimbulkan bau formaldehid. Melamin palsu sangat mudah terwarnai oleh zat
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
warna minuman, teh atau kopi (sisi dalam wadah kelihatan gelap dan kotor), sedangkan melamin asli cenderung memiliki warna yang stabil (Anonimous, 2005b). 2.4. Standar Kadar Formaldehid Pada Peralatan Makan Melamin Standar kadar formaldehid pada peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan melamin umumnya menggunakan standar Food Grade. Food grade adalah salah satu isitilah untuk menjelaskan golongan material yang layak dipakai untuk memproduksi perlengkapan makan. Suatu material dianggap Food Grade apabila material tersebut tidak akan memindahkan atau mentransfer zat-zat yang berbahaya/beracun ke makanan yang kita makan (Anonimous, 2005b) Saat ini di Indonesia standar Food Grade belum tersedia, jadi standar yang digunakan adalah standard Internasional yaitu ISO 14528-3 tahun 1999, PasificMelamine Formaldehide Powder Molding Campounds yang menyatakan bahwa jumlah kandungan formaldehid yang boleh terdapat pada peralatan makan melamin tidak boleh lebih dari 3 ppm (Anonimous, 2007).
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
2.5. Pemeriksaan Kualitatif Formalin Secara kualitatif formalin dapat diperiksa melalui beberapa cara, yaitu : 1. Reaksi dengan perak amoniakal Pemeriksaan formaldehid dengan penambahan pereaksi Tollens dengan pemanasan akan menghasilkan cermin perak pada dinding tabung reaksi. Reaksi ini terjadi berdasarkan sifat reduksi gugus aldehid dari formalin (Horwitz, 1970). Reaksi : AgNO3 + NaOH
AgOH putih + NaNO3
2 AgOH
Ag2O abu-abu + H2O
Ag2O + 4 NH4OH
2 Ag(NH3)2OH + 3 H2O
HCHO + 2 Ag(NH3)2OH + 3 H2O
2 Ag
cermin perak
+
HCOOH + 4 NH4OH 2. Reaksi dengan asam kromatropat Reaksi spesifik untuk mengidentifikasi larutan formaldehid adalah pembentukan warna dengan asam kromatropat. Reaksi ini terjadi berdasarkan kondensasi formaldehid dengan sistem aromatik dari asam kromatropat (Roth, 1988) Sebanyak 5 ml asam kromatropat dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah 1 ml destilat. Larutan kemudian dipanaskan dalam penangas air yang mendidih selama 15 menit. Selama pemanasan diamati warna ungu yang terbentuk yang menunjukkan ada tidaknya kandungan formaldehid (Horwitz, 1970).
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
2.6. Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Secara kuantitatif formaldehid dapat diperiksa melalui beberapa cara, yaitu : 1. Titrasi Asam-Basa a. Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Timbangkan seksama 3 gram, tambahkan dengan campuran 25 ml hidrogen peroksida encer dan 50 ml natrium hidroksida 1 N hangatkan di atas tangas air hingga pembuihan berhenti. Titrasi dengan asam klorida 1 N menggunakan indikator larutan fenolftalein P. Lakukan titrasi blangko. 1 ml larutan hidroksida 1 N setara dengan 30,03 mg CH2O (Depkes RI, 1979). b. Metode Spektrofotometri Metode yang digunakan adalah metode spektrofotometri sinar tampak dengan menggunakan pereaksi Reagen Nash yang dapat bereaksi dengan larutan formaldehid menghasilkan warna kuning yang mantap dan diukur pada panjang gelombang maksimumnya (Horwitz, 1970).
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
2.7. Kerangka Konsep
ISO 14528-3 Tahun 1999
Ada
Kadar Formaldehid
Uji Laboratorium - Uji Kualitatif - Uji kuantitatif Tidak Ada Peralatan Makan Melamin 1. Cangkir 2. Mangkok Sop
International Programme on Chemical Safety (IPCS)1989
Ada Perlakuan dengan air panas
Uji Laboratorium - Uji Kualitatif - Uji kuantitatif
Tidak Ada
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Kadar Formaldehid
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survai yang bersifat deskriptif yaitu untuk menganalisa kandungan formaldehid pada peralatan makan melamin dengan melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu dengan menggunakan reaksi asam kromatropat. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di pusat pasar Medan dengan mengambil sampel berbagai merek peralatan makan melamin. Adapun alasan dipilihnya lokasi di pasar tersebut sebagai tempat penelitian adalah karena : 1. Pasar tersebut banyak dimanfaatkan masyarakat umum untuk membeli kebutuhan mereka. 2. Banyak penjual peralatan makan melamin di pasar tersebut sehingga sesuai sebagai tempat melaksanakan penelitian. 3. Belum pernah dilakukan penelitian kandungan formalin pada peralatan makan melamin. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Juni 2007.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
3.3. Objek Penelitian dan Sampel 3.3.1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah peralatan makan yang terbuat dari melamin berupa cangkir dan mangkuk sop yang dijual di pusat pasar Medan. Dari pasar tersebut diambil 5 buah cangkir dan 5 buah mangkok sop dengan merek yang berbeda sebagai bahan yang langsung diperiksa di laboratorium 3.3.2. Sampel Penelitian Sampel penelitian di atas diambil dengan metode Purposive Sampling dimana sampel diambil dengan pertimbangan bahwa jenis peralatan makan melamin tersebut banyak dijual di pasar dan paling banyak dibeli masyarakat. Ada 10 merek peralatan makan melamin yang diambil sebagai sampel dimana setiap jenisnya dilakukan 2 kali pemeriksaan. Pemeriksaan pertama untuk peralatan makan melamin yang masih baru dan belum mendapatkan perlakuan dan pemeriksaan yang kedua dilakukan terhadap peralatan makan melamin yang masih baru namun sudah mendapat perlakuan yaitu disiram dengan air panas. Air siraman yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin diperiksa untuk melihat kandungan formaldehid yang terkandung di dalamnya. Adapun merek peralatan makan melamin yang diambil berdasarkan jenisnya adalah : 1. Cangkir a. Venxia b. Hoover c. Onyx
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
d. Higher e. Tanpa Merek 2. Mangkok Sop a. Huamei b. Qunaimei c. DH d. CD e. Tanpa merek 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap formaldehid yang terkandung dalam peralatan makan melamin. 3.4.2. Data Sekunder Adapun data sekunder diperoleh dari tinjauan kepustakaan dan literatur. 3.5. Teknik Analisa Data Peralatan makan melamin yang dijual di pusat pasar medan diperiksa di laboratorium dengan menggunakan metode asam kromatropat untuk melihat ada tidaknya kandungan formaldehid pada peralatan makan melamin kemudian dihitung kandungan formaldehid yang terdapat pada peralatan makan melamin tersebut.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
3.5.1. Alat dan Bahan 3.5.1.1. Alat-Alat 1. Centrifuge 2. Gelas ukur 5 ml 3. Gelas ukur 10 ml 4. Labu Kjeldahl 5. Panci 6. Tabung reaksi 3.5.1.2. Bahan-Bahan 1. Asam Kromatropat 0,5 % 2. Asam Pospat 10 % 3. Asam Sulfat 60 % 4. Aquadest 3.5.1.3. Cara Pembuatan Pereaksi 1. Asam Pospat 10 % Ambil 12 ml asam Pospat 85 %, encerkan dengan aquadest sampai 100 ml. 2. Asam Sulfat 60 % Ambil 63 ml H2SO4 (p) encerkan dengan aquadest hingga 100 ml. 3. Asam Kromatropat 500 mg asam Kromatropat larutkan dalam H2SO4 60 % hingga 100 ml.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
3.5.2. Prosedur Analisis Peralatan Makan Melamin 3.5.2.1. Untuk peralatan makan melamin yang Tidak Mendapatkan Perlakuan 1. Pemeriksaan Kualitatif a. Peralatan makan melamin dicuci dengan menggunakan sabun kemudian dibilas hingga bersih. b. Sejumlah 10-20 gram cuplikan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 800 ml yang telah berisi air 100-200 ml. c. Diasamkan dengan 5 ml larutan asam Pospat 10 %. d. Destilasi perlahan-lahan hingga diperoleh 90 ml destilat yang ditampung dalam gelas ukur yang telah berisi 10 ml air (ujung pendingin harus tercelup). e. 1-2 ml destilat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambah 5 ml larutan asam kromatropat 0,5 % dalam asam sulfat 60 % yang dibuat segar. f. Masukkan ke dalam tangas air yang mendidih selama 15 menit. g. Larutan akan berwarna ungu jika mengandung formaldehid. 2. Pemeriksaan Kuantitatif a. Peralatan makan melamin dicuci dengan menggunakan sabun kemudian dibilas hingga bersih. b. Sejumlah 10-20 gram cuplikan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 800 ml yang telah berisi air 100-200 ml. c. Diasamkan dengan 5 ml larutan asam Pospat 10 %.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
d. Destilasi perlahan-lahan hingga diperoleh 90 ml destilat yang ditampung dalam gelas ukur yang telah berisi 10 ml air (ujung pendingin harus tercelup). e. Hasil destilat ditambahkan indikator Phenolphtalen , titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna pink. f. Kandungan formaldehid dapat di dengan rumus : V x N x BM formaldehid (30,03) ________________________ x 100 % Berat Sampel
V = Volume Titrasi Sampel N = Normalitas NaOH yang digunakan. 3.5.2.2. Untuk peralatan makan melamin setelah mendapat perlakuan (Disiram dengan air panas) 1. Pemeriksaan Kualitatif a. Peralatan makan melamin dicuci dengan menggunakan sabun kemudian dibilas hingga bersih. b. Masukkan 200 ml air panas dengan suhu 80 0C ke dalam wadah melamin (cangkir dan mangkok sop) kemudian didiamkan selama 5 menit. c. Diasamkan dengan 5 ml larutan asam Pospat 10 %. d. Destilasi perlahan-lahan hingga diperoleh 90 ml destilat yang ditampung dalam gelas ukur yang telah berisi 10 ml air (ujung pendingin harus tercelup).
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
e. 1-2 ml destilat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambah 5 ml larutan asam kromatropat 0,5 % dalam asam sulfat 60 % yang dibuat segar. f. Masukkan ke dalam tangas air yang mendidih selama 15 menit. g. Larutan akan berwarna ungu jika mengandung formaldehid. 2. Pemeriksaan Kuantitatif a. Peralatan makan melamin dicuci dengan menggunakan sabun kemudian dibilas hingga bersih. b. Masukkan 200 ml air panas ke dalam wadah melamin (cangkir dan mangkok sop) kemudian didiamkan selama 5 menit. c. Diasamkan dengan 5 ml larutan asam Pospat 10 %. d. Destilasi perlahan-lahan hingga diperoleh 90 ml destilat yang ditampung dalam gelas ukur yang telah berisi 10 ml air (ujung pendingin harus tercelup). e. Hasil destilat ditambahkan indikator Phenolphtalen , titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna pink. f. Kandungan formaldehid dapat di dengan rumus : V x N x BM formaldehid (30,03) ________________________ x 100 % Berat Sampel
V = Volume Titrasi Sampel N = Normalitas NaOH yang digunakan
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
3.6 Defenisi Operasional Sesuai dengan kerangka konsep yang menjadi variable independen (variabel bebas) adalah peralatan makan melamin yang mengandung formaldehid. a. Peralatan Makan Melamin Peralatan makan sejenis plastik yang merupakan hasil kombinasi antara melamin dengan formaldehid yang menghasilkan melamin resin dan membentuk suatu plastik keras yang disebut Thermoset Plastic yang dijual di pusat pasar Medan. Peralatan makan yang diperiksa adalah cangkir dan mangkok sop. b. Uji Laboratorium Uji laboratorium dengan menggunakan reaksi asam kromatropat untuk pemeriksaan kualitatif dan titrimetri untuk pemeriksaan kuantitatif yang dilakukan di laboratorium kesehatan Medan. c. Perlakuan Dengan Air Panas Peralatan makan yang belum pernah digunakan atau yang baru dibeli diberi perlakuan dengan cara memasukkan air panas dengan suhu 80 0C ke dalam peralatan makan melamin tersebut, kemudian didiamkan selama 5 menit. d.
ISO 14528-3 Tahun 1999 Standar acuan ISO 14528-3 Tahun 1999, Pasific- Melamine Formaldehyde Powder Molding Campounds yang menyatakan jumlah kandungan formaldehid yang diperbolehkan terdapat pada peralatan makan melamin adalah sebesar 3 ppm.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
e. IPCS (International Programme on Chemical Safety) Tahun 1989 Standar yang dibuat oleh IPCS (International Programme on Chemical Safety), yang menyatakan bahwa secara umum ambang batas aman formaldehid dalam tubuh manusia adalah 1 ppm.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Formaldehid Pada Peralatan Makan Melamin
4.1.1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Peralatan Makan Melamin Hasil pemeriksaan kualitatif formaldehid pada 10 sampel peralatan makan melamin dan air panas (80 oC) yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin tersebut yang terdiri dari 5 sampel cangkir melamin dan 5 sampel mangkok sop melamin yang dijual di pusat pasar Medan dilakukan di Laboratorium Kesehatan Medan dapat dilihat pada tabel. di bawah ini : Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Cangkir Melamin di Kota Medan Tahun 2007 No 1 2 3 4 5
Merek Sampel Venxia Hoover Onyx 01 Highner
Reaksi Asam Kromatropat Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu
Hasil Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + )
Berdasarkan tabel 4.1. di atas dapat diketahui bahwa pada 5 sampel cangkir melamin yang diperiksa secara kualitatif dengan menggunakan reaksi Asam Kromatropat menunjukkan terjadinya perubahan warna ungu pada 5 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa cangkir melamin tersebut mengandung formaldehid.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Mangkok Sop Melamin di Kota Medan Tahun 2007 No 1 2 3 4 5
Merek Sampel CD DH Qunamei Huamei Tanpa Merek
Reaksi Asam Kromatropat Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu
Hasil Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + )
Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa pada 5 sampel mangkok sop melamin yang diperiksa secara kualitatif dengan menggunakan reaksi Asam Kromatropat menunjukkan terjadinya perubahan warna ungu pada 5 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa cangkir melamin tersebut mengandung formaldehid. Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Air Panas Yang Dimasukkan ke Dalam Cangkir Melamin di Kota Medan Tahun 2007 No 1 2 3 4 5
Merek Sampel Venxia Hoover Onyx 01 Highner
Reaksi Asam Kromatropat Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu
Hasil Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + )
Tabel 4.3. di atas menunjukkan bahwa pada 5 sampel air panas yang dimasukkan ke dalam cangkir melamin yang diperiksa secara kualitatif dengan menggunakan reaksi Asam Kromatropat menunjukkan terjadinya perubahan warna ungu pada 5 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa Air panas yang dimasukkan ke dalam cangkir melamin tersebut mengandung formaldehid.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Tabel 4.4. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formaldehid Pada Air Panas Yang Dimasukkan Ke Dalam Mangkok Sop Melamin di Kota Medan Tahun 2007 No 1 2 3 4 5
Merek Sampel CD DH Qunamei Huamei Tanpa Merek
Reaksi Asam Kromatropat Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu
Hasil Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + )
Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa pada 5 sampel air panas yang dimasukkan ke dalam mangkok sop melamin yang diperiksa secara kualitatif dengan menggunakan reaksi Asam Kromatropat menunjukkan terjadinya perubahan warna ungu pada 5 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa Air panas yang dimasukkan ke dalam cangkir melamin tersebut mengandung formaldehid. 4.1.2. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Peralatan Makan Melamin Hasil pemeriksaan formaldehid terhadap peralatan makan melamin dan air panas (80 oC) yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin tersebut yang terdiri dari 5 sampel cangkir melamin dan 5 sampel mangkok sop melamin yang dijual di pusat pasar Medan dilakukan di Laboratorium Kesehatan Medan dapat dilihat pada tabel 4.5. di bawah ini :
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Tabel 4.5. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Cangkir Melamin Di Kota Medan Tahun 2007 No
1 2 3 4 5
Merek Sampel
Venxia Hoover Onyx 01 Highner
Berat Sampel (g) 220,062 220,057 220,044 220,044 219,387
Volume Titrasi (ml) 2,30 2,25 0,40 1,55 1,85
Kandungan Formaldehid (mg/kg = ppm) 31,4 30,7 5,5 21,2 25,3
ISO 145283 Tahun 1999 3 ppm 3 ppm 3 ppm 3 ppm 3 ppm
Tabel 4.5. menunjukkan kandungan formaldehid yang bervariasi pada berbagai merek cangkir melamin. Kandungan formaldehid yang tertinggi terdapat pada cangkir melamin dengan merek Venxia yaitu sebesar 31,4 ppm dan kandungan formaldehid terendah terdapat pada cangkir melamin dengan merek Onyx yaitu sebesar 5,5 ppm. Tabel 4.6. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Mangkok Sop Melamin di Kota Medan Tahun 2007 No
1 2 3 4 5
Merek Sampel
CD DH Qunamei Huamei Tanpa Merek
Berat Sampel (g) 218,330 220,034 220,054 220,040 220,054
Volume Titrasi (ml) 1,05 2,1 1,43 0,70 3,00
Kandungan Formaldehid (mg/kg = ppm) 14,4 28,7 19,6 9,6 40,9
ISO 14528-3 Tahun 1999 3 ppm 3 ppm 3 ppm 3 ppm 3 ppm
Tabel 4.6. menunjukkan kandungan formaldehid yang bervariasi pada berbagai merek mangkok sop melamin. Kandungan formaldehid yang tertinggi terdapat pada mangkok sop melamin tanpa merek yaitu sebesar 40,9 ppm dan kandungan formaldehid terendah terdapat pada mangkok sop melamin dengan merek Huamei yaitu sebesar 9,6 ppm.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Tabel 4.7. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Air Panas yang Dimasukkan ke Dalam Cangkir Melamin di Kota Medan Tahun 2007 No
1 2 3 4 5
Merek Sampel
Venxia Hoover Onyx 01 Highner
Berat Sampel (g) 200 200 200 200 200
Volume Titrasi (ml) 0,45 0,25 0,15 0,50 0,90
Kandungan Formaldehid (mg/kg) 6,8 3,8 2,3 7,5 13,5
ISO 14528-3 Tahun 1999 3 ppm 3 ppm 3 ppm 3 ppm 3 ppm
Tabel 4.7. menunjukkan kandungan formaldehid yang bervariasi pada air panas yang disiramkan ke dalam berbagai merek cangkir melamin. Kandungan formaldehid yang tertinggi terdapat air panas yang disiramkan ke dalam cangkir melamin dengan merek Highner yaitu sebesar 13,5 ppm dan kandungan formaldehid terendah terdapat pada cangkir melamin dengan merek Onyx yaitu sebesar 2,3 ppm. Table 4.8. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Formaldehid Pada Air Panas yang Disiramkan ke Dalam Mangkok Sop Melamin di Kota Medan Tahun 2007 No
1 2 3 4 5
Merek Sampel
CD DH Qunamei Huamei Tanpa Merek
Berat Sampel (g) 200 200 200 200 200
Volume Titrasi (ml) 0,14 1,05 1,09 0,45 2,03
Kandungan Formaldehid (mg/kg = ppm) 2,1 15,8 16,4 6,8 30,05
ISO 14528-3 Tahun 1999 3 ppm 3 ppm 3 ppm 3 ppm 3 ppm
Tabel 4.8. menunjukkan kandungan formaldehid yang bervariasi pada air panas yang disiramkan ke dalam berbagai merek mangkok sop melamin. Kandungan formaldehid yang tertinggi terdapat air panas yang disiramkan ke dalam mangkok sop
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
melamin Tanpa Merek yaitu sebesar 30,05 ppm dan kandungan formaldehid terendah terdapat pada mangkok sop melamin dengan merek CD yaitu sebesar 2,1 ppm.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pemeriksaan Formaldehid Pada Cangkir dan Mangkok Sop Melamin Berdasarkan hasil pemeriksaan secara kualitatif formaldehid pada peralatan makan melamin di peroleh hasil bahwa dari 5 sampel cangkir dan 5 sampel mangkok sop yang diperiksa, ternyata seluruh peralatan makan melamin tersebut mengandung formaldehid. Hasil pemeriksaan secara kuantitatif pada sampel yang positif mengandung formaldehid diketahui bahwa untuk sampel cangkir, kadar formaldehid tertinggi terdapat pada sampel merek Venxia dengan kandungan formaldehid sebesar 31,4 ppm artinya dalam 1 kg sampel peralatan makan melamin yang diperiksa terdapat kandungan formaldehid sebanyak 31,4 mg. Kadar formaldehid terendah terdapat pada cangkir merek Onyx dengan kandungan formaldehid sebesar 5,5 ppm artinya dalam 1 kg sampel peralatan makan melamin yang diperiksa terdapat kandungan formaldehid sebanyak 5,5 mg. Kandungan formaldehid yang terdapat pada mangkok sop diperoleh bahwa untuk mangkok sop, kadar formaldehid tertinggi terdapat pada sampel mangkok sop Tanpa Merek dengan kandungan formaldehid sebesar 40,9 ppm artinya dalam 1 kg sampel peralatan makan melamin yang diperiksa terdapat kandungan formaldehid sebanyak 40,9 mg. Kadar formaldehid terendah terdapat pada sampel merek Huamei dengan kandungan formaldehid sebesar 9,6 ppm artinya dalam 1 kg sampel peralatan makan melamin yang diperiksa terdapat kandungan formaldehid sebanyak 9,6 mg.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan formaldehid pada peralatan makan melamin, kandungan formaldehid yang terdapat pada sampel yang diperiksa jauh melebihi standar kandungan formaldehid yang diperbolehkan terdapat pada peralatan makan melamin sesuai dengan standar acuan ISO 14528-3 Tahun 1999, PasificMelamine Formaldehyde Powder Molding Campounds, yang menyatakan bahwa kandungan formaldehid yang diperbolehkan terdapat pada peralatan makan melamin adalah sebesar 3 ppm. Kandungan formaldehid yang terdapat pada peralatan makan melamin berasal dari proses pembuatan peralatan makan melamin dimana formaldehid digunakan sebagai bahan baku dan pengawet. Tingginya kandungan formaldehid yang terdapat pada peralatan makan melamin disebabkan dalam sistem produksi melamin yang tidak terkontrol, bahan formaldehid yang digunakan cenderung tidak sebanding dengan jumlah fenol sehingga mengakibatkan terjadinya residu, yaitu sisa monomer formaldehid yang tidak bersenyawa tinggal di dalam materi melamin. Selain itu, terdapat peralatan makan melamin yang terbuat dari urea formaldehid dengan kandungan formaldehid yang tinggi (Harjono, 2006). 5.3. Pemeriksaan Formaldehid Pada Air Panas Yang Dimasukkan ke dalam Cangkir Dan Mangkok Sop Melamin Pemeriksaan formaldehid secara kualitatif pada air panas dengan suhu 80 0C kemudian didiamkan selama 5 menit yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin diperoleh hasil bahwa air panas yang dimasukkan ke dalam 5 sampel cangkir dan 5 sampel mangkok sop seluruhnya mengandung formaldehid.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Hasil pemeriksaan kuantitatif pada sampel air panas yang mengandung formaldehid menunjukkan bahwa untuk sampel air panas yang dimasukkan ke dalam cangkir melamin, kadar formaldehid tertinggi terdapat pada sampel merek Highner yaitu kandungan formaldehid sebesar 13,5 ppm artinya bahwa dalam 1 liter sampel yang diperiksa terdapat kandungan formaldehid sebanyak 13,5 ml. Kadar formaldehid terendah terdapat pada sampel air panas yang disiramkan ke dalam cangkir melamin dengan merek Onyx yaitu sebesar 2,3 ppm artinya dalam 1 liter air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin terdapat kandungan formaldehid sebesar 2,3 ml. Kandungan formaldehid yang terdapat pada air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan disebabkan senyawa melamin sangat rentan terhadap air panas dan sinar ultraviolet. Kedua hal diatas dapat mengakibatkan terjadinya depolimerisasi yaitu formaldehid muncul kembali dalam senyawa melamin sebagai monomer yang menghasilkan racun (Harjono,2006). Kemungkinan lain yang menyebabkan tingginya kandungan formaldehid yang terdapat pada air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin adalah untuk produk melamin yang tidak termasuk kategori food grade, bahan pembuatnya bukan dari melamin, tetapi urea formaldehid. Urea formaldehid merupakan bahan pembuat plastik yang baik. Akan tetapi, bila terkena paparan panas lebih dari 62 oC akan mudah melepaskan formalin atau bentuk cair dari formaldehid (Ariwahjoedi, 2006).
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Formaldehid yang terdapat pada air panas yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin ini menunjukkan kandungan formaldehid yang dapat masuk ke dalam tubuh kita jika kita mengkonsumsi air yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin tersebut. Menurut IPCS ambang batas aman formaldehid pada tubuh manusia adalah sebesar 1 ppm. Bahaya formaldehid terhadap kesehatan manusia dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada membran mukosa, dermatitis, gangguan pada pencernaan, hematemesis, hematuria, proteinuria, anuria, acidosis, vertigo, koma, dan kematian (Windholz, 1976). Formaldehid bersifat karsinogen, jika terpapar secara terusmenerus
dapat
mengakibatkan
kerusakan
pada
hati,
ginjal,
dan
jantung
(Widyaningsih, 2006).
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan formaldehid pada peralatan makan melamin yang dijual di Pusat Pasar Medan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada sampel cangkir terdapat formaldehid. Kandungan formaldehid tertinggi terdapat pada merek Venxia yaitu sebesar 31,4 ppm dan kandungan formaldehid terendah terdapat pada merek Onyx yaitu sebesar 5,5 ppm. 2. Pada sampel mangkok sop terdapat formaldehid. Kandungan formaldehid tertinggi terdapat pada mangkok sop Tanpa Merek yaitu sebesar 40,9 ppm dan kandungan formaldehid terendah terdapat pada merek Huamei yaitu sebesar 9,6 ppm. 3. Air panas yang dimasukkan ke dalam cangkir melamin mengandung formaldehid. Kandungan formaldehid tertinggi terdapat pada air panas yang dimasukkan ke dalam cangkir merek Highner dengan kandungan formaldehid sebesar 13,5 ppm dan kandungan formaldehid terendah terdapat pada air panas yang dimasukkan ke dalam sampel cangkir dengan merek Onyx yaitu sebesar 2,3 ppm. 4. Air panas yang dimasukkan ke dalam mangkok sop melamin mengandung formaldehid. Kandungan formaldehid tertinggi terdapat pada air panas yang dimasukkan ke dalam mangkok sop Tanpa Merek dengan kandungan formaldehid sebesar 30,05 ppm dan kandungan formaldehid terendah terdapat pada air panas yang dimasukkan ke dalam mangkok sop merek CD yaitu sebesar 2,1 ppm.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
6.2. Saran 1. Peralatan makan melamin tidak aman digunakan sebagai wadah makanan dan minuman yang panas khususnya pada suhu 80 0C karena pada suhu tersebut formaldehid yang terdapat pada peralatan makan melamin dapat keluar dan masuk ke dalam tubuh manusia. 2. Masyarakat sebaiknya tidak tergiur dengan harga peralatan makan melamin yang murah karena tidak menjamin bahwa peralatan makan melamin tersebut aman digunakan sebagai wadah makanan dan minuman yang panas. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan formaldehid pada penggunaan peralatan makan melamin berdasarkan suhu makanan dan minuman yang dimasukkan ke dalam peralatan makan melamin.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous., 2002. Instruksi Kerja Pengujian Bidang II., Medan : Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan. ---------------, 2005a. Formaldehida., www.wikipedia.com diakses tanggal 27 Januari 2007. ---------------,2005b. Formalin Di Balik Piring-piring www.terangdunia.com diakses tanggal 16 Desember 2006.
Cantik.,
-------------, 2007. Mewaspadai Penggunaan Melamin yang Mengandung Formalin., Direktorat Perlindungan Konsumen.htm diakses tanggal 21 April 2007. Ariwahjoedi, 2006. Bahaya Kanker Di Balik Melamin Murah., www.depkes.go.id diakses tangal 24 April 2007. Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia., Edisi Ketiga, Jakarta : Departemen Kesehatan RI. --------------, 1995. Farmakope Indonesia., Edisi Keempat, Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Widyastuti, Palupi, 2005. Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan Manusia Dan Lingkungan., Jakarta : EGC. Gennaro, 1990. Remington’s Pharmaceutical Science., Eighteenth Edition. Easton : Mack Publishing Company. Harjono, Y., 2006. Makan Sehat Hidup Sehat., Jakarta : Kompas. Horwitz, W., 1970. Official Method of Analysis of Official Analytical Chemist., Fifteenth Edition. Station Washington D.C. Kurnianingsih, 2006. Formalin Ada pada Melamin. www.wikipedia.com diakses tanggal 27 Januari 2007. Kusnawidjaja, 1993. Pengaruh Proses Kimia Terhadap Kesehatan Masyarakat., Bandung : Penerbit Alumni. Mukono, H.J., 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan., Surabaya : Universitas Airlangga.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
Roth J., 1988. Pharmaceutical Chemistry., Singapore : Ellis Horwood. Shreve, Norris.,1956. Chemical Process Industries., Edisi Keempat, Kogakusha : Mc. Graw Hill International Book Company. Widyaningsih, T.D., 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan., Surabaya : Penerbit Trubus Agrisarana. Widodo, J., 2006. Pengaruh Formalin Bagi Sistem Tubuh.puterakembara.org.id diakses tanggal 23 April 2007. Windholz dkk, 1976. The Merck Index An Encyclopedia of Chemicals and Drugs., Ninth Edition. Rahway USA : Merck & CO.,Inc. Zumijaga, 1994. IPA FISIKA SLTP Kelas 1., Jakarta., PT. Tiga Serangkai.
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
HASIL PEMERIKSAAN KANDUNGAN FORMALDEHID PADA PERALATAN MAKAN MELAMIN DI KOTA MEDAN 1. Pemeriksaan Kualitatif a. Pemeriksaan kualitatif pada cangkir melamin No 1 2 3 4 5
Merek Sampel Venxia Hoover Onyx 01 Highner
Reaksi Asam Kromatropat Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu
Hasil Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + )
b. Pemeriksaan kualitatif pada mangkok sop melamin No 1 2 3 4 5
Merek Sampel CD DH Qunamei Huamei Tanpa Merek
Reaksi Asam Kromatropat Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu
Hasil Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + )
c. Pemeriksaan Kualitatif pada air panas yang dimasukkan ke dalam Cangkir melamin. No 1 2 3 4 5
Merek Sampel Venxia Hoover Onyx 01 Highner
Reaksi Asam Kromatropat Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu
Hasil Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + )
d. Pemeriksaan Kualitatif pada air panas yang dimasukkan ke dalam Mangkok Sop melamin.
No 1 2 3 4 5
Merek Sampel CD DH Qunamei Huamei Tanpa Merek
Reaksi Asam Kromatropat Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu Terbentuk warna ungu
Hasil Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + ) Formaldehid ( + )
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
2. Pemeriksaan Kuantitatif a. Pemeriksaan kuantitatif pada cangkir melamin No
1 2 3 4 5
Merek Sampel
Venxia Hoover Onyx 01 Highner
Berat Sampel (g) 220,062 220,057 220,044 220,044 219,387
Volume Titrasi (ml) 2,30 2,25 0,40 1,55 1,85
Kandungan Formaldehid (mg/kg = ppm) 31,4 30,7 5,5 21,2 25,3
b. Pemeriksaan kuantitatif pada mangkok sop melamin No
1 2 3 4 5
Merek Sampel
CD DH Qunamei Huamei Tanpa Merek
Berat Sampel (g) 218,330 220,034 220,054 220,040 220,054
Volume Titrasi (ml) 1,05 2,1 1,43 0,70 3,00
Kandungan Formaldehid (mg/kg = ppm) 14,4 28,7 19,6 9,6 40,9
c. Pemeriksaan Kuantitatif pada air panas yang dimasukkan ke dalam Cangkir melamin No
1 2 3 4 5
Merek Sampel
Venxia Hoover Onyx 01 Highner
Berat Sampel (g) 200 200 200 200 200
Volume Titrasi (ml) 0,45 0,25 0,15 0,50 0,90
Kandungan Formaldehid (mg/kg) 6,8 3,8 2,3 7,5 13,5
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
d. Pemeriksaan Kuantitatif pada air panas yang dimasukkan ke dalam Mangkok Sop melamin No
1 2 3 4 5
Merek Sampel
CD DH Qunamei Huamei Tanpa Merek
Berat Sampel (g) 200 200 200 200 200
Volume Titrasi (ml) 0,14 1,05 1,09 0,45 2,03
Kandungan Formaldehid (mg/kg = ppm) 2,1 15,8 16,4 6,8 30,05 Medan, 18 Juni 2007 Pembimbing Laboratorium
Dra. Norma Sinaga NIP. 140241446
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009
SURAT KETERANGAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa : Nama
: Elza Artha
NIM
: 031000113
Mahasiswa
: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Telah melakukan penelitian di Balai laboratorium Kesehatan Medan bagian Toksikologi, dengan judul “ Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin di Kota Medan Tahun 2007 “. Demikianlah surat keterangan ini saya perbuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 18 Juni 2007 Pembimbing Laboratorium
Dra. Norma Sinaga NIP. 140241446
Elza Artha : Pemeriksaan Kandungan Formaldehid Pada Berbagai Jenis Peralatan Makan Melamin Di Kota..., 2007 USU e-Repository © 2009