1095
Pembuatan pelet apung skala rumah tangga dengan ... (Erik Sutikno)
PEMBUATAN PELET APUNG SKAL A RUMAH TANGGA DENGAN PERAL ATAN SEDERHANA Erik Sutikno, Abidin Nur II, dan Akhmad Fairus Mai Sony Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Pemandian Kartini No. 1, Jepara, Jawa Tengah 59401 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Produksi pelet apung dengan menggunakan alat sederhana sangat mungkin dilakukan, dan telah terbukti dilaksanakan di BBPBAP Jepara. Selama ini, orang beranggapan bahwa pakan apung hanya dapat dibuat dengan menggunakan peralatan canggih (extruder), dengan prinsip kerja sistem tekanan tinggi, memasukkan udara saat mencetak butiran pelet. Sehingga butiran pelet menjadi ringan dan mengapung. Teknik lain yang sedang dikembangkan adalah memanfaatkan hasil metabolisme mikroba sehingga udara terperangkap dalam adonan mampu membuat pelet mengapung. Sebelum pembuatan pelet, bahan baku pakan difermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus niger selama 72 jam. Bahan yang digunakan antara lain tepung ikan lokal, tepung kedelai, tepung jagung, dedak halus, dan lain-lain. Hasil uji laboratorium kandungan protein 30%, Dari hasil uji pelet yang diproduksi dapat mengapung selama 30-45 menit, dengan ketahanan dalam air 90% per jam. KATA KUNCI: pelet apung, fermentasi, Aspergillus niger
PENDAHULUAN Produksi pelet apung dengan menggunakan alat sederhana sangat mungkin dilakukan, dan telah terbukti dilaksanakan di BBPBAP Jepara. Selama ini, orang beranggapan bahwa pakan apung hanya dapat dibuat dengan menggunakan peralatan canggih (extruder), dengan prinsip kerja sistem tekanan tinggi, memasukkan udara saat mencetak butiran pelet. Sehingga butiran pelet menjadi ringan dan mengapung. Teknik lain yang sedang dikembangkan adalah memanfaatkan hasil metabolisme mikroba sehingga udara terperangkap dalam adonan mampu membuat pelet mengapung. Sebelum pembuatan pelet, bahan baku pakan difermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus niger selama 72 jam. Bahan yang digunakan antara lain tepung ikan lokal, tepung kedelai, tepung jagung, dedak halus, dan lain-lain. Hasil uji laboratorium kandungan protein 30%, Dari hasil uji pelet yang diproduksi dapat mengapung selama 30-45 menit, dengan ketahanan dalam air 90% per jam. IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN BAHAN Dalam membuat pakan buatan untuk ikan atau udang, hal pertama yang harus dipertimbangkan adalah persyaratan bahan baku pakan, yaitu: 1. Bahan baku tidak mengandung racun, bahan baku yang mengandung racun dapat menghambat pertumbuhan, ikan mabuk dan stres bahkan dapat menyebabkan kematian ikan/udang yang diperihara secara massal. 2. Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia. 3. Bahan baku harus tersedia dalam waktu lama, atau tersedia secara kontinu. 4. Harga bahan baku, walaupun dapat digunakan tetapi harganya mahal. Sebenarnya murah atau mahalnya bahan baku harus dinilai dari manfaat bahan baku tersebut. Sebagai contoh tepung ikan harganya memang mahal tetapi bila dibandingkan dengan nilai kegunaannya terutama kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya maka penggunaan tepung ikan menjadi murah.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011
1096
5. Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting, walaupun harganya murah, dan tersedia cukup melimpah tetapi kandungan gizinya buruk, maka bahan baku seperti ini tidak dapat digunakan. Pakan untuk hewan air (ikan/udang), dapat dikategorikan menjadi: 1. Pakan alami, merupakan kelompok pakan yang tersedia secara alami maupun dari hasil kultur yang dikumpulkan. Contoh Artemia, Daphnia, cacing sutera. Pakan alami yang berasal dari tumbuhan lumut sutera, plankton, dan daun talas untuk ikan gurami. 2. Pakan segar, yaitu berupa cincangan ikan rucah dan langsung diberikan pada ikan, pakan segar ini ketahanannya sangat rendah oleh karena itu, perlu disimpan dalam freezer. 3. Pakan buatan, merupakan pakan berbentuk pelet, fleke, dan crumble, pakan ini dalam kondisi kering sehingga daya tahannya > 4 bulan, kandungan gizinya lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih mendalam. Bahan Baku.Pakan, berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Sekitar 70%-75% bahan baku nabati merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15%-25% limbah industri makanan dan selebihnya berupa hijauan. Bahan pakan nabati sebagian merupakan sumber energi yang baik, dan sumber vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan. Bahan Baku Nabati Jagung kuning Selain jagung kuning, ada jagung warna putih dan jagung merah. Di antara ketiga warna tersebut yang banyak tersedia dan diproduksi di Indonesia hanyalah jagung kuning. Jagung ini merupakan bahan baku pakan ternak dan ikan/udang, bahan baku jenis ini digunakan sebagai bahan baku pakan sumber energi, karena kadar proteinnya rendah (8,9%) bahkan desifisiensi terhadap asam amino penting terutama lisin dan triptofan. Jagung sebagai sumber energi dengan kandungan serat kasar yang rendah dan sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik. Untuk mengetahui kualitas jagung harus dilakukan uji laboratorium. Dedak halus Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya.
Tabel 1. Kandungan nutrisi jagung Nutr isi Bahan kering Serat kasar Protein kasar Lemak kasar Energi gross Niacin Calsium Fosfor Vitamin A Asam pentotenat Riboflavin Tiamin
Kuantitas 75%- 90% 2,0% 8,9% 3,5% 3.918 Kkal/kg 6,3 mg/kg 0.02% 3.000 IU/kg 3,9 mg/kg 1,3 mg/kg 3,6 mg/kg
1097
Pembuatan pelet apung skala rumah tangga dengan ... (Erik Sutikno)
Tabel 2. Kandungan nutrisi dedak Nutrisi Bahan kering Protein kasar Lemak kasar Serat kasar Energi metabolis Kalsium Total fosfor Vitamin A Asam pantotenat Riboflavin Tiamin
Kuantitas 91,0% 13,5% 0,6% 13,0% 1.890 kal/kg 0,1% 17% 22,0 mg/kg 3,0 mg/kg 22,8 mg/kg
Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar daripada jagung kering, merupakan faktor pembatas, sehingga dedak tidak dapat digunakan berlebihan. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya. Bungkil Kedelai Kacang kedelai mentah mengandung penghambat typsin, dan dapat lepas melalui pemanasan atau metode lain, sedangkan bungkil kacang kedelai merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai.
Tabel 3. Kandungan nutrisi bungkil kedelai Nutrisi Protein kasar Energi metabolis Serat kasar
Kuantitas 42%-50% 2.825-2.890 Kkal/kg 6%
Tabel 4. Kandungan nutrisi bungkil kacang tanah Nutr isi Bahan Kering Protein Kasar Lemak kasar Serat kasar Energi metabolis
Kandung an 91,5% 47,0% 12,0% 13,1% 2.200 kal/kg
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011
1098
Bungkil Kacang Tanah Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang tanah atau loan lanilla. Koalitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Di samping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan koalitas bungkil ini, selain dari kualitas kacang tanah, pengolahan dan varietas kacang sangat berpengaruh terhadap kandungan nutrisi. Kadar metionin, triptopan, treonin, dan lisin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh jamur beracun (Aspergillus flavus). Minyak Nabati Pengunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan, terutama yang membutuhkan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabati yang dipergunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2%-6%. HIjauan Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali, karena ternyata sampai taraf tertentu, hijauan dengan protein tinggi dapat mensubstitusi tepung ikan. Hijauan yang dimaksud antara lain azola, turi, dan daun talas, bila akan digunakan harus diolah terlebih dahulu, yaitu dikeringkan tetapi tidak sampai merusak warna, selanjutnya ditepungkan. Selain ketiga jenis daun tersebut beberapa jenis hijauan yang lain seperti; daun singkong, kacang, eceng gondok dapat dapat digunakan sebagai bahan campuran pakan. Bahan Baku Hewani Tepung ikan Tepung ikan, berasal dari ikan rucah, atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya Sangat beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60%-70%. Tepung ikan merupakan pemasok lisin dan metionin yang baik, di mana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya sangat tinggi, karena beberapa keunggulan inilah maka tepung ikan menjadi mahal. Tepung darah Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang banyak dipergunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Baik buruknya kualitas tepung darah ini sangat tergantung pada penanganan dalam penampungan jangan sampai tercampur dengan kotoran. Tabel 5. Kandungan nutrisi tepung ikan Nutr isi Protein kasar Serat kasar Kalsium Fosfor
Kandung an (% ) 60-70 1,0 5,0 3,0
Tabel 6. Kandungan nutrisi tepung darah Nutr isi Protein kasar Serat kasar Lemak kasar
Kandung an (% ) 80 1,6 1,6
1099
Pembuatan pelet apung skala rumah tangga dengan ... (Erik Sutikno)
Kelemahan dari tepung darah ádalah miskin isoleusin dan rendah kalsium dan fosfor, pemakaian maksimum 5%. Tepung Keong Mas Keong mas, merupakan bahan baku lokal yang digunakan sebagai bahan alternatif dalam mensubstitusi tepung ikan. Kandungan tepung keong mas dan tepung ikan disajikan pada Tabel 7 dan 8. Daging keong mas mempunyai kandungan protein sekitar 60,9%. Kadar ini setara atau hampir sebanding dengan kadar protein yang dimiliki tepung ikan yaitu sekitar 65,65%. Dari segi kandungan asam amino, tepung keong mas memiliki kandungan asam amino yang tinggi sehingga tepung keong mas dapat dijadikan makanan dengan kualitas yang baik dan mampu manggantikan tepung ikan. Protein Sel Tunggal (Alga) Sebagai sumber protein, sel tunggal dapat dijadikan alternatif pengganti sumber protein tepung ikan dalam formula pakan ikan. Kandungan proteinnya sangat beragam mulai dari 30%-80%. Penghitungan Formulasi Pakan Ener gi Energi yang hilang dari tubuh ikan sebagai feses, urin, ekskresi insang, dan panas. Energi yang hilang sebagai panas sulit untuk diukur di antaranya: - Metabolisme standar, yaitu energi yang digunakan ikan pada kondisi tidak bergerak pada air yang tenang.
Tabel 7. Kandungan nutrisi tepung keong mas Nutrisi
Kandung an (% )
Protein kasar Lemak Abu Karbohidrat Kadar air
57,58 14,75 16,3 0,68 11,05
Sumber: Hasil uji laboratorium fisika kimia BBPBAP Jepara tahun 2010
Tabel 8. Kandungan asam amino pada tepung keong mas dengan tepung ikan Asam amino
Tepung Keong mas
I kan
Kebutuhan udang
4.88 1.43 2.64 4.62 4.35 0.89 2.62 2.76 3.07
9.93 1.50 3.35 5.53 4.16 1.57 2.83 3.51 3.91
5.8 2.1 3.5 5.4 5.3 2.4 4.0 3.6 4.0
Arginin Histidin Isolleusin Leusin Lysin Methionin Fenilalanin Treonin Valin Sumber: Abidin (2006)
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011
1100
- Aktivitas fisik sukarela, yaitu energi yang digunakan ikan untuk mencari makan mempertahankan posisi dan lain-lain. - Energi yang dikeluarkan berkenaan dengan aktivitas sistem pencernaan.
Pengetahuan gizi Seperti halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk hidupnya yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak dan untuk tumbuh. Zat gizi yang dibutuhkan adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. Protein Protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan/udang, baik untuk pertumbuhan maupun untuk menghasilkan tenaga. Protein nabati (asal dari tumbuhan), lebih sulit dicernakan dari pada protein hewani (asal dari hewan), hal ini disebabkan karena protein nabati terbungkus dalam dinding selulosa yang memang sukar dicerna. Pada umumnya ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada hewan ternak di darat (unggas dan mamalia). Selain itu, jenis dan umur ikan juga berpengaruh pada kebutuhan protein. Ikan karnívora membutuhkan protein lebih banyak daripada ikan herbivora, sedangkan ikan omnivora berada di antara keduanya. Pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 20%-60%, dan optimum 30%36%. Lemak Nilai gizi lemak dipengaruhi oleh kandungan asam lemak esensialnya yaitu asam-asam lemak tak jenuh atau PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) antara lain asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Asam lemak esensial ini banyak terdapat di tepung kepala udang, cumi-cumi dan lain-lain. Kandungan lemak sangat dipengaruhi oleh faktor ukuran ikan, kondisi lingkungan, dan adanya sumber tenaga lain. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi antara 4%-18%. Karbohidrat Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku nabati. Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10%-50%. Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilose) ikan karnivora biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar 12% sedangkan untuk omnivora kadar karbohidratnya dapat mencapai 50%. Vitamin Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah: hilangnya nafsu makan, kecepatan tumbuh bekurang, warna abnormal, hilang keseimbangan, gelisah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang sempurna, pembentukan lendir terganggu dan lain-lain. Kebutuhan akan vitamin sangat dipengaruhi usuran ikan, umur, kondisi lingkungan, dan suhu air. Mineral Mineral adalah bahan anorganik yang dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhan jaringan tubuh, proses metabolisme, dan mempertahankan keseimbangan osmosis. Mineral yang penting untuk pembentukan tulang gigi dan sisik adalah kalsium, fosfor, fluorine, magnesium, besi, tembaga, kobalt, natrium, kalium, klor, boron, aluminium, seng, arsen, dan lain-lain. Makanan alami biasanya telah cukup mengandung mineral, bahkan beberapa dapat diserap langsung dari dalam air. Namur pada umumnya, mineral-mineral itu didapatkan dari makanan. Oleh karena itu, beberapa macam mineral yang penting perlu kita tambahkan pada proses pembuatan pakan. Selain kandungan gizi, ada beberapa bahan tambahan dalam meramu pakan buatan. Bahanbahan ini cukup sedikit saja, di antaranya: antioksidan, perekat dan pelezat. Sebagai antioksidan
1101
Pembuatan pelet apung skala rumah tangga dengan ... (Erik Sutikno)
atau zat anti tengik dapat ditambahkan fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin, BHT, BHA, dan lainlain dengan penggunaan 150-200 mg/L. Beberapa bahan dapat berfungsi sebagai perekat seperti agar-agar gelatin, tepung kanji, tepung terigu, dan sagu, dengan pemakaian maksimal 10% bahan perekat ini menjadi penting pada pembuatan pakan udang. Sebab pakan udang harus mempunyai ketahanan yang tinggi, agar tidak cepat hancur dalam air. Sebagai pelezat, pada umumnya diberi garam dapur sebanyak 2%. Metoda Menghitung Kebutuhan Bahan Baku Sebelum mulai menghitung harap diingat bahwa suatu bahan baku disebut bahan sumber protein apabila kadar proteinnya > 20%. Karena harga protein cukup mahal, maka yang pertama dihitung adalah protein, sedangkan yang lainnya menyesuaikan, misalnya dengan menambahkan sumber energi. Yang paling mudah adalah menggunakan metoda Bujur Sangkar. Sebagai contoh, akan disiapkan pakan ikan mas dengan 27% protein, dari bahan dedak dan bungkil kedelai. Bungkil kedelai 44%
27 – 8,2 = 18,8 27% 44 – 27 = 17,0 35,8
Dedak halus 8,2%
Untuk membuat pakan ikan mas 27% protein sebanyak 100 kg, kita harus mencampur Dedak Bungkil kedelai
: :
7/35,8 = 47,5% x 100 = 47,5 kg 8,8/35,8 = 52,5% x 100 = 52,5 kg
Bila akan menggunakan lebih dari 2 bahan baku, kelompokkan dahulu bahan baku basal (kadar protein < 20%) dan bahan baku protein (> 20%) dirata-ratakan dahulu setiap kelompok setelah itu dimasukkan ke metode bujur sangkar. Bungkil kedelai + tepung kepala Udang/2 Protein dedak + protein Jagung/2
= =
(44 + 48,35)/2 = 48,35% (8,2 + 10,2)/2 = 9,20%
Bungkil kedelai + tepung kepala udang 48,35%
27 – 9,2 = 17,8 27%
Dedak halus + jagung 9,2%
Sehingga
:
48,35 – 27 = 21,35 39,15
Bahan baku basal 21,35/39,15 = 54,53% Bahan baku protein 17,8/39,15 = 45,47%
Jadi untuk membuat 10 kg pakan ikan dapat mencampur: -
Dedak halus jagung Bungkil kedelai Tepung kepala udang
: : : :
2,726 kg 2,726 kg 2,273 kg 2,273 kg
Metode ini dapat juga digunakan berdasarkan kebutuhan kalori, hal ini dilakukan bila kita akan membuat pakan dengan kalori tertentu. Langkah di atas merupakan langkah pertama pada formulasi pakan, langkah ke-2 adalah menguji kadar asam amino yang dapat dilaklukan di laboratorium.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011
1102
Menghitung Pakan Ikan Lele protein 30% Akan disusun formula pakan ikan lele dari 5 bahan baku dengan kandungan gizi sebagai berikut: Bahan
Pr otein (% )
Ener g i dig estible (Mc al/kg )
Kalsium (% )
Tepung jagung Tepung ikan Bungkil kedelai Dedak halus Kapur
9 65 44 12 0
1.10 3.90 2.57 1.99 0
0.02 3.7 0.3 0.1 38.0
Batasan - Berat total campuran - Total protein - Total kalsium
: : :
10 kg 30% 50-150 g
Langkah-langkah: Tepung jagung + dedak 2
19.5 44
10,5
24,5 30
Tepung ikan + kedelai 2
19.5 44
54,5
19.5 44
Sehingga untuk: Tepung jagung dan dedak masing-masing : (24,5/44) : 2 = 27,84% Untuk T, Ikan + kedelai masing-masing : (19,5/44) : 2 = 22,16% Jadi untuk membuat 10 kg pakan ikan dibutuhkan masing-masing bahan sebagai berikut: Pembuatan Pakan Buatan Teknologi pembuatan pakan mengalami perubahan yang substansial dalam beberapa tahun terakhir. Enam puluh tahun yang lalu pencampuran bahan baku pakan dilakukan di lantai gudang dengan menggunakan sekop. Selanjutnya pencampuran bebarap bahan pakan menggunakan tangan, kemudian pencampuran mekanis pencampuran kontinu dan sekarang pencampuran yang dikontrol oleh komputer. Tetapi konsep dasar pencampuran tidak lepas dari pertimbangan “nutrisi yang berimbang”. Penurunan ukuran partikel dilakukan menggunakan peralatan hamer mill yang akan menurunkan ukuran partikel menjadi ukuran yang lebih halus sesuai kebutuhan. Dalam proses pembuatan pakan ikan terdapat 2 proses pencampuran, yaitu pencampuran bahanbahan yang berjumlah kecil (pre mixing) dan pencampuran lain, yaitu semua komponen pakan. Bahan-bahan yang berjumlah kecil (mikro ingrident) antara lain; vitamin dan mineral-mineral yang esensial tapi diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga diperlukan bahan pengisi yang berat jenisnya mendekati bahan-bahan mikro tadi. Pada saat pencampuran, jumlah bahan baku yang digunakan akan dikontrol oleh komputer. Setelah bercampur, adonan akan mengalir ke saringan dengan diameter tertentu. Pada saat itu, uap air akan bercampur dengan adonan sehingga memudahkan untuk dicetak. Setelah pelet keluar dari saringan dalam kondisi panas dan mengandung uap air, maka pelet akan melewati mesin pendingin untuk menjamin suhu pelet yang tercetak sudah dingin sehingga dapat langsung diremas. Remahan yang tersisa akan mengalir ke mesin pencetak kembali.
1103
Pembuatan pelet apung skala rumah tangga dengan ... (Erik Sutikno)
Peralatan Peralatan meliputi: mesin penepung, mesin pengayak, timbangan, mesin pencampur (mixer), mesin pencetak pelet, pengering kantong/karung. Bahan Bahan meliputi: tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, bungkil kedelai dedak halus, minyak ikan, vitamin dan mineral dan buinder (tapioka), CMC (carbony Metil celulose). Proses Pembuatan Pakan Penghalusan Bahan Baku Untuk membuat pakan ikan berupa pelet, setiap bahan harus digiling sampai halus menggunakan mesin penepung, dan dilakukan pengayakan agar ukuran menjadi seragam. Penimbangan Bahan Baku -
Sesuai dengan perhitungan terdahulu dalam lembar informasi, dapat diketahui berapa persentase bahan yang akan digunakan. Hitung berapa jumlah bahan yang akan digunakan, bila dalam praktikum ini akan dibuat 10 kg pakan (bobot kering). Timbanglah sesuai dengan takaran. Simpan dalam wadah plastik dan beri nama yang jelas
Pencampuran Bahan Baku -
Campurlah bahan mulai dari jumlah yang sedikit dahulu, baru kemudian yang banyak Untuk pakan ikan lele seperti contoh, urutan pencapuran adalah: kapur, kedelai, tepung ikan, dedak, dan tepung jagung. Campurlah dengan mixer yang tertutup.
Pencetakan Pakan -
-
-
Untuk mencetak pakan, baik berupa pelet, flake atau remahan, prinsipnya adalah sama, yaitu penambahan bahan perekat (binder) agar teksturnya kompak dan memiliki ketahanan dalam air untuk beberapa lama. Ketahanan dalam air untuk ikan berbeda-beda. Untuk ikan mas, nila, dan ikan-ikan yang aktif pada saat diberi makan, maka ketahanannya cukup 1 jam. Sedangkan untuk pakan udang, harus lebih lama yaitu antara 2-3 jam sesuai dengan kebiasaan makannya. Siapkan binder yang dimasak dengan air, sehingga berbentuk sepeti lem, kemudian sedikitsedikit campuran bahan-bahan. Masukkan ke dalam mesin pencetak, lalu dicetak dengan ukuran yang diinginkan. Untuk pakan yang berbentuik flake, adonannya digiling terlebih dahulu, baru dikeringkan menggunakan masin pengering.
Pengeringan Pakan -
-
Pada pabrik pakan skala besar, pada umumnya mesin pengering sudah terintegrasi dengan mesin pencetak, sedangkan pabrik pakan skala rumah tangga, pengeringannya dilakukan dengan tenaga surya. Pengeringan pelet di bawah sinar matahari, dilakukan pembalikan setiap 2 jam sekali. Apabila kadar air pelet kurang lebih 10% yang ditandai dengan mudahnya
Pengujian Mutu Pakan Untuk mengetahui tingkatan mutu pakan yang kita buat, harus dilakukan pengujian. Ada 3 macam pengujian, yaitu fisik, kimiawi, dan biologis.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011
1104
Pengujian Fisik Pengujian pelet secara fisik yaitu: kehalusan bahan baku, kekerasannya, daya tahan dalam air dan daya apung. Kehalusan bahan baku, dapat diuji dengan jalan menggiling ulang, berdasarkan besar kecilnya ukuran butiran, kita dapat membedakannya menjadi sangat halus, agak kasar, sangat kasar, dan lainlain. Pengujian kekerasan dapat dilakukan dengan memberi baban pada pelet sampai batas beban tertentu pelet akan hancur. Pelet yang baik harus mempunyai kekerasan yang tinggi, dan biasanya berasal dari bahan baku yang cukup halus. Pengujian daya tahan dalam air, dilakukan dengan merendamnya dalam air dingin. Waktu yang diperlukan sampai saat pelet hancur merupakan ukuran daya tahan pelet tersebut. Dari hasil uji dihasilkan 90% per jam, Pengujian daya apung, kita lakukan dengan jalan menjatuhkan pelet ke dalam air, waktu yang diperlukan mulai saat pelet menyentuh permukaan air sampai tenggelam di dasar, adalah merupakan ukuran daya apungnya. Hasil tes menunjukkan bahwa pelet produksi BBPBAP mampu mengapung selama 30-45 menit. Pengujian Kimiawi Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan gizi dari pakan tersebut, yaitu kadar protein, lemak, karbohidrat, abu, serat, dan kadar air. Pengujian ini dapat dilakukan di laboratorium. Parameter yang diuji antara lain energi gross, protein kasar, lemak kasar, dan kandungan serat. Pengujian Biologis Pengujian biologis sangat penting terutama untuk melihat nilai konversi pakan (Feed Conversion Ratio). Nilai ini sebenarnya tidak merupakan angka mutlak, karena tidak hanya ditentukan oleh kualitas, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti jenis, ukuran ikan, kepadatan, kualitas air, dan lain-lain. Semakin kecil nilai konversi pakan, semakin baik kualitas pakan, karena akan semakin ekonomis. Untuk mengetahui nilai konversi pakan perlu dilakukan pengujian lapangan pada berbagai tipe percobaan. Pengemasan dan Penyimpanan Pakan Pengemasan pakan dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas pakan, karena dengan pengemasan yang baik proses penurunan mutu pakan dapat ditekan. Wadah untuk pengemasan pakan sangat bervariasi, mulai dari karung plastik, kertas semen dan plastik tebal, untuk kapasitas besar dan kapasitas kecil dapat digunakan aluminium. Ada 3 masalah dalam proses penyimpaman, yakni serangga, organisme mikroskopis dan perubahan deterioratif, yang akan menyebabkan kehilangan bobot, kualitas, risiko kesehatan dan ekonomis. Kehadiran serangga dipengaruhi beberapa faktor suhu dan kelembaban. Kelembaban > 70% meyebabkan perkembangan serangga dan jamur pada pakan, bakteri, dan jamur tidak dapat hidup pada kelembaban < 29%. 1. 2. 3. 4.
Efek kerusakan pada pakan akibat jamur ada 4. Produksi racun mycotoxin Timbulnya panas Naiknya kelembaban Munculnya jamur
Perubahan deteriratif pada bahan baku dan pakan hampir selalu terjadi, hal ini sangat berhubungan dengan kandungan lipid/lemak pada pakan.
1105
Pembuatan pelet apung skala rumah tangga dengan ... (Erik Sutikno)
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses deteriratif adalah: 1. Faktor lingkungan (temperatur, kelembaban, kebersihan lingkungan, dan rancangan bangunan) 2. Kehadiran serangga dan mikrorganisme. Ketengikan merupakan gabungan dari 3 proses, yaitu oksidasi, hidrolisis dan pembentukkan keton, Banyak faktor mempengaruhi oksidasi lipid yaitu enzim, hematin, peroksida, cahaya, temperatur, dan katalis dari logam berat. Hal terpenting dalam penyimpanan bahan pakan dan pakan adalah: 1. Kebersihan ruangan 2. Keluar masuk barang/pakan 3. Ukuran bantalan kayu dan posisi penumpukkan barang/pakan. DAFTAR ACUAN Central Java-Indonesia. 2009. Manajemen Pakan, Upaya Meramu Pakan Ikan Tanpa Minyak dan Tepung Ikan. Informasi Teknologi-http :/www.dkp.go.id Development: A country revew for Indonesia, Centre For Brackiswater Aquaculture Development Jepara. Jaya, I.B.M.S. 2010. Petunjuk Praktis Memproduksi Pakan Murah untuk Budidaya Ikan Air Tawar. Freshwater Aquaculture Development Project, Japan International Cooperation Agency. Nur, A. & Arifin, Z. 2004. Nutrisi dan Formulasi Pakan Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau, Jepara. Nur, A. 2005. Study and Analysis of Feed and Nutrients For Sustainable Aquaculture. Wiramiharja, Y., Hernawati, R., Minarti, H.I., & Niwa, Y. 2007. Nutrisi dan Bahan Pakan ikan Budidaya. Balai Budidaya Air Tawar Jambi.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2011
1106