PEMANFAATAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH DENGAN MENGGUNAKAN BIOFILTER SEDERHANA BENEFITLLY OF GREY WATER AS CLEAN WATER USING SIMPLE BIOFILTER VINA PRIMASARI 3305 100 036 Teknik Lingkungan FTSP-ITS
Abstrak Salah satu alternatif pengolahan limbah domestik yang mudah, murah dan aman bagi lingkungan, yaitu dengan memanfaatkan media yang ada dan yang terdapat di alam seperti batu, tanah, tumbuhan dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perubahan kualitas air yang optimum dengan menggunakan biofilter sederhana serta laju penyerapan zat organik oleh media tumbuhan dan media granular. Limbah yang digunakan adalah limbah domestik dari selokan pemukiman penduduk Keputih-Surabaya. Variasi yang digunakan adalah variasi jenis pengaliran yaitu secara vertikal dan horizontal dan variasi jenis media yaitu media granular (arang, batubara dan batu apung) dan media tumbuhan (duckweed, eceng gondok dan purun tikus). Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitas kimiawi, berupa COD dan detergen serta parameter kualitas fisik berupa kekeruhan, warna dan pH. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biofilter dengan dual media memiliki kinerja terbaik dengan efisiensi penurunan surfaktan 90%, COD 80,83%, kekeruhan 63,63%, dan warna 94,94%. Perubahan kualitas dari air
limbah rumah tangga menjadi air baku air bersih dengan pengolahan biofilter sederhana telah memenuhi PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990. Kata kunci : Air Limbah Rumah Tangga, Adsoprsi, Horizontal, Vertikal, Media Tumbuhan, Media Granular. Abstract One alternative to domestic wastewater treatment that is easy, cheap and safe for the environment, namely by making use of existing media and that there is in nature such as rocks, soil, plants and others. This research was carried out to determine the optimum water quality changes using a simple biofilter and the rate of absorption of organic substances by plants and rocks. Waste that is used is domestic wastewater from residential gutter Keputih-Surabaya resident. The variation used was a variation of flux that is vertically and horizontally, and different kinds of media namely granular media (charcoal, coal and pumice) and medium plants (duckweed, water hyacinth and Purun rats). The parameters used in this study is the quality of the chemical, such as COD and detergents as well as physical quality parameters such as turbidity, color and pH. From the results of this study concluded that the dualmedia biofilter with the best performance with an efficiency decrease of 90% surfactant, 80.83% COD, turbidity, 63.63% and 94.94% color. Changes in the quality of household waste water into clean water with raw water processing simple biofilter has met REGULATION OF MINISTER OF HEALTH Number: 416/MEN.KES/PER/IX/1990.
Key words : Grey water, Adsorption, Horizontal,Vertical, Plant Media, Granular Media. 1. LATAR BELAKANG Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Pada tanggal 11 juni 2002, bagian Ilmu Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga melakukan pengamatan secara langsung terhadap air, sampah, dan IPLT pada daerah pemukiman Keputih, dan hasil yang didapatkan bahwa kualitas air sumur penduduk di sekitar pemukiman Keputih Sukolilo tidak memenuhi persyaratan kualitas kimia air bersih menurut Kepmen LH
No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik , terutama untuk parameter kesadahan dan besi. Selanjutnya dapat disimpulkan pula bahwa tidak terdapat korelasi yang konsisten tentang pengaruh pembuangan sampah terbuka, air buangan limbah rumah tangga terhadap kualitas air bersih penduduk di sekitarnya Oleh karena itu dalam pembuangan limbah domestik di daerah permukiman tersebut sebaiknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap pembuangan air limbah yang dapat menampung dan mengolah air limbah tersebut secara baik dan benar, yang dapat digunakan sebagai air bersih untuk keperluan sehari-hari yang sesuai dengan standar kesehatan dan baku mutu kualitas air bersih. Dari hasil beberapa penelitian terdahulu eceng gondok (eichhornia crasspier) sebagai media absorpsi mampu
menurunkan konsentrasi COD sampai 56,3%, BOD 58,51, Surfaktan 54,4-65,0% (Perdhani, 2003), Duckweed menurunkan konsentrasi BOD 75,14 %, COD 69,23%. Batu bara sebagai adsorban dapat menurunkan warna (maks. 81%), SS (maks. 92%), BOD (maks. 56%) maupun FV (maks. 43%) (Mohammad Razif,1992). Surfaktan 92,80-95,25 (Yuniarto A.1999). Untuk itu akan dibuat biofilter sederhana menggunakan media alami untuk mengelolah air limbah domestik sebagai air bersih. 2. TUJUAN Mengkaji kinerja biofilter sederhana untuk mengolah air limbah rumah tangga sebagai air baku air bersih. Mengkaji efektifitas media granular dan media tumbuhan dalam mengolah air limbah rumah tangga sebagai sumber air baku air bersih. 3. TINJAUAN PUSTAKA Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Untuk memanfaatkan grey water (air limbah rumah tangga) sebagai sumber air bersih, dibutuhkan instalasi khusus yang tidak mudah dibuat sendiri. Grey water (air limbah rumah tangga) masih dapat digunakan untuk menyiram kebun, namun perlu dipastikan bahwa air tidak mengandung detergen yang keras, pemutih, ataupun zat kimia berbahaya lainnya, Grey water (air limbah rumah tangga) bekas mencuci sayuran dan buah dapat langsung ditampung untuk menyiram kebun. Bahkan bekas cucian bahan makanan tertentu dikenal dapat menyuburkan tanah. Untuk memaksimalkan grey water
(air limbah rumah tangga) sebagai air penyiram tanaman, dapat dipilih sabun deterjen atau sabun cuci piring yang bebas dari zat kimia. Saat ini beberapa produsen sabun telah membuat produk yang hanya mengandung sedikit zat kimia bahkan mampu menyuburkan tanah saat larut di dalam air. Pastikan grey water (air limbah rumah tangga) yang masih mengandung bahan kimia dialirkan melalui saluran yang baik, memiliki penampang yang memadai sesuai volumenya agar limbah dapat mengalir dengan baik menuju saluran pembuangan sehingga tidak menimbulkan penyakit ataupun bau yang tidak sedap. Sejauh ini ada beberapa metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan pengolahan limbah rumah tangga yaitu dengan : • Membuat saluran air kotor • Membuat bak peresapan • Membuat tempat pembuangan sampah sementara 4. METODOLOGI PENELITIAN Ide tugas akhir ini “ Pemanfaatan Grey water (air limbah rumah tangga) Sebagai Sumber Air Bersih Dengan Menggunakan Biofilter Sederhana” yang didapatkan dari survey kenyataan yang ada. Hal ini lah yang mendasari diperlukan adanya suatu sistem penyaringan air sederhana dengan menggunakan tanaman purun tikus, batubara, dan tanaman moringa sebagai medianya. Dikarenakan selama ini air limbah rumah tangga sering sekali mencemari lingkungan sekitar dan air tanah. Namun, biofilter sederhana dengan media alam yaitu tanaman purun tikus, batubara dan tanaman moringa bernilai lebih praktis, ekonomis dan juga masih langka sehingga diharapkan biofilter sederhana ini dapat diaplikasikan oleh masyarakat.
Ide Penelitian: Pemanfaatan Grey water Sebagai Sumber Air Bersih Dengan Menggunakan Biofilter Sederhana Studi Literatur
Persiapan Alat Reaktor dari Kaca Kain jin Tandon Erlenmenyer pH meter
Persiapan Bahan Grey water (air limbah rumah tangga) Media granular dan Media Tumbuhan
Pembuatan Reaktor Pengujian Reaktor
Dengan Aliran Secara Vertikal Menggunakan 3 pasang scat kaca, dengan lebar x panjang yang sama 25cm x 50cm dari setiap scat kaca Media granular Dengan aliran Secara Horizontal Menggunakan 3 pasang scat kaca, dengan lebar x panjang yang sama 25cm x 50cm dari setiap scat kaca Media tumbuhan Analisa dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Penyusunan Laporan
5. HASIL DAN PEMBAHASAN Media Granular Media granular disusun secara vertikal, dengan mengalirkan air dari media yang paling atas sampai media yang dibawahnya. Air akan mengalami proses adsorpsi pada saat melewati media dan masuk melalui pori-pori media menuju kebawah atau tempat penampungan air. Proses adsorpsi secara vertikal dengan media granular berlangsung selama 14 hari. Untuk hasil penurunan debit pada media granular dapat dilihat pada tabel 4.1 dan grafik 4.1, sedangkan untuk laju penurunan deterjen dapat dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.2, laju penurunan COD dapat dilihat pada tabel 4.3 dan grafik 4.2, laju penurunan kekeruhan dapat dilihat pada tabel 4.4 dan grafik 4.2, laju penurunan warna dapat dilihat pada tabel 4.5 dan grafik 4.2.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Hari
Tinggi Media Terendam 0.32 0.33 0.34 0.34 0.36 0.37 0.38 0.39 0.4 0.42 0.43 0.45 0.47 0.47 1
5
7
9
11 13 Waktu Pengamatan (Hari)
3
Gambar 4.1 Penurunan debit media biofilter pada media granular
0
0.02
0.04
Laju Penurunan Debit Granular
Sumber : Hasil Penelitian dan Perhitungan, 2010
Single Media Granular Volume Volume Q inlet outlet m3/jam (m3/hari) Granular 0.28 0.238 0.02975 0.28 0.229 0.028625 0.28 0.222 0.02775 0.28 0.217 0.027125 0.28 0.208 0.026 0.28 0.201 0.025125 0.28 0.195 0.024375 0.28 0.189 0.023625 0.28 0.175 0.021875 0.28 0.168 0.021 0.28 0.162 0.02025 0.28 0.156 0.0195 0.28 0.147 0.018375 0.28 0.14 0.0175
Tabel 4.1 Lama Operasi Single Media Granular
Debit (m3/jam)
1.53 1.48 1.52 1.5 1.54 1.55 1.55 1.53 1.51 1.53 1.52 1.5 1.49 1.52
Inlet
0.35 0.34 0.34 0.33 0.32 0.31 0.3 0.3 0.29 0.28 0.28 0.27 0.27 0.26
Outlet
% penurunan 77.12418301 77.02702703 77.63157895 78 79.22077922 80 80.64516129 80.39215686 80.79470199 81.69934641 81.57894737 82 81.87919463 82.89473684
Sumber : hasil penelitian dan perhitungan 2010
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Hari
Granular
Tabel 4.2 Perhitungan % detergen granular
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Hari
154 153 155 157 154 153 155 158 157 149 145 140 133 129
Inlet
124 117 111 105 98 87 83 75 67 54 48 50 45 46
Outlet
% penurunan 19.48051948 23.52941176 28.38709677 33.12101911 36.36363636 43.1372549 46.4516129 52.53164557 57.32484076 63.75838926 66.89655172 64.28571429 66.16541353 64.34108527
Granular
Tabel 4.3 Perhitungan % COD granular
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Hari
Outlet
15 14 13 13 11 10 9 9 7 6 6 4 4 5
Inlet
16 15 17 16 14 18 16 15 14 13 15 17 16 15
% penurunan 6.25 6.666666667 23.52941176 18.75 21.42857143 44.44444444 43.75 40 50 53.84615385 60 76.47058824 75 66.66666667
Granular
Tabel 4.4 Perhitungan % kekeruhan granular
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Hari Outlet
90 83 76 69 66 59 51 42 38 37 32 29 29 30
Inlet
135 133 136 135 138 137 134 133 135 132 125 116 113 111
% penurunan 33.33333333 37.59398496 44.11764706 48.88888889 52.17391304 56.93430657 61.94029851 68.42105263 71.85185185 71.96969697 74.4 75 74.33628319 72.97297297
Granular
Sumber : hasil penelitian dan perhitunga n 2010
Tabel 4.5 Perhitungan % warna granular
100 80 60 40 20 0
Waktu Penelitian (Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
% Penurunan Granular
COD
Surfaktan
Warna
Kekeruhan
Gambar 4.2 Grafik efisiensi penurunan polutan pada biofilter media granular Sumber : hasil penelitian dan perhitungan 2010
% Removal
Media Tumbuhan Pada jenis media ini, disusun secara horizontal yaitu dengan mengalirkan air dari sisi kanan reaktor kesisi kiri reaktor atau sebaliknya. Dengan memanfaatkan sifat fluida yaitu air dan beda desain dimensi pada setiap kolom reaktor, mengakibatkan air dapat mengalir pada setiap media tumbuhan yakni purun tikus, eceng gondok dan duckweed, sehingga bahan pengotor pada air limbah rumah tangga dapat di adsorpsi oleh tumbuhan. Untuk hasil penurunan debit pada media granular dapat dilihat pada tabel 4.6 dan grafik 4.3, sedangkan untuk laju penurunan deterjen dapat dilihat pada tabel 4.7 dan grafik 4.4, laju penurunan COD dapat dilihat pada tabel 4.8 dan grafik 4.4, laju penurunan kekeruhan dapat dilihat pada tabel 4.9 dan grafik 4.4, laju penurunan warna dapat dilihat pada tabel 5.0 dan grafik 4.4. Untuk media tumbuhan pada hari pertama sebesar 0,029 m3/jam dan sebesar 0.021m3/jam pada hari ke-9 dengan volume sebesar 0.214m3/hari pada jam pertama dan 0.168 pada hari ke-9. Hasil tabel menunjukan, penurunan volume berbanding lurus dengan penurunan debit air, dimana penurunan volume membawa dampak pada perubahan debit air. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan volume air yaitu karena faktor penguapan dan juga sebagian air yang ikut terendam bersama media didalam reaktor. Penurunan volume mempengaruhi debit air sehingga mengakibatkan debit air kian terus menurun tiap harinya. Penurunan debit dapat dilihat pada media granular yaitu pada hari ke-11 sampai hari ke-14 sedangkan pada media tumbuhan pada hari ke-9.
1
3
4
5
6
7
8 Waktu pengamatan (Hari)
2
Gambar 4.3 Penurunan debit media biofilter pada media tumbuhan
0
0.02
0.04
Laju Penurunan Debit Tumbuhan
Sumber : hasil penelitian dan perhitungan 2010
Single Media Tumbuhan inlet Outlet Q Tinggi Media Hari (m3/hari) Granular m3/jam Terendam 1 0.28 0.232 0.029 0.38 2 0.28 0.225 0.028125 0.39 3 0.28 0.219 0.027375 0.4 4 0.28 0.207 0.025875 0.41 5 0.28 0.198 0.02475 0.42 6 0.28 0.186 0.02325 0.43 7 0.28 0.182 0.02275 0.44 8 0.28 0.175 0.021875 0.45 9 0.28 0.168 0.021 0.45
Tabel 4.6 Lama Operasi Single Media Tumbuhan
Debit (m3/jam)
9
Tabel 4.8 Perhitungan % COD tumbuhan Tumbuhan Hari % Inlet Outlet penurunan 1 154 107 30.51948052 2 152 102 32.89473684 3 150 95 36.66666667 4 153 88 42.48366013 5 152 83 45.39473684 6 149 74 50.33557047 7 147 70 52.38095238 8 150 65 56.66666667 9 151 63 58.2781457
Sumber : hasil penelitian dan perhitungan 2010
Tabel 4.7 Perhitungan % detergen tumbuhan Tumbuhan Hari % Inlet Outlet penurunan 1.53 1 0.33 78.43137255 1.51 2 0.3 80.13245033 1.5 3 0.28 81.33333333 1.49 4 0.27 81.87919463 1.53 5 0.28 81.69934641 1.52 6 0.28 81.57894737 1.52 7 0.3 80.26315789 1.54 8 0.34 77.92207792 1.53 9 0.32 79.08496732
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hari Inlet 111 107 104 102 98 105 104 99 100
Outlet 21 18 14 11 9 12 13 13 14
% penurunan 81.08108108 83.17757009 86.53846154 89.21568627 90.81632653 88.57142857 87.5 86.86868687 86
Tumbuhan
Tabel 5.0 Perhitungan % warna tumbuhan
Sumber : hasil penelitian dan perhitungan 2010
% Inlet Outlet penurunan 16 12 25 15 10 33.33333333 14 9 35.71428571 15 7 53.33333333 13 7 46.15384615 14 6 57.14285714 14 8 42.85714286 15 10 33.33333333 14 11 21.42857143
Tumbuhan
Tabel 4.9 Perhitungan % kekeruhan tumbuhan
0
20
40
60
80
100
Waktu Penelitian (Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
COD
Surfaktan
Warna
Kekeruhan
% Penurunan Tumbuhan
Gambar 4.4 Grafik efisiensi penurunan polutan pada biofilter media tumbuhan Sumber : hasil penelitian dan perhitungan 2010
% Removal
Dual Media. Dual media merupakan gabungan dari media granular dan media tumbuhan dengan menggunakan aliran secara kontinue. Air yang telah mengalami pengolahan pada media granular disalurkan langsung pada media tumbuhan dimana air outlet hasil pengolahan dari media granular akan menjadi air inlet untuk media tumbuhan. Air outlet dari media tumbuhan akan digunakan sebagai analisa akhir dari hasil pengolahan. Perlakuan seperti ini, tentunya mempengaruhi lama operasi pada dual media. Lama operasi pada dual media hanya dapat berlangsung selama selama 12 hari. Untuk hasil penurunan debit pada media granular dapat dilihat pada tabel 5.1 dan grafik 4.5, sedangkan untuk laju penurunan deterjen dapat dilihat pada tabel 5.2 dan grafik 4.6, laju penurunan COD dapat dilihat pada tabel 5.3 dan grafik 4.6, laju penurunan kekeruhan dapat dilihat pada tabel 5.4 dan grafik 4.6, laju penurunan warna dapat dilihat pada tabel 5.5 dan grafik 4.6.
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
inlet (m3/hari) 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
Outlet Granular 0.214 0.198 0.172 0.147 0.135 0.119 0.105 0.084 0.068 0.048 0.029 0.015
Q m3/jam 0.02675 0.02475 0.0215 0.018375 0.016875 0.014875 0.013125 0.0105 0.0085 0.006 0.003625 0.001875
Dual Media
Tabel 5.1 Lama Operasi Dual media
Tinggi Media Teredam 0.39 0.39 0.4 0.41 0.41 0.43 0.44 0.44 0.45 0.46 0.47 0.47
Waktu Pengamatan (Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sumber : hasil Penelitian dan Perhitungan, 2010
0
0.01
0.02
0.03
Laju Penurunan Debit Dual Media
Gambar 4.5 Penurunan debit media biofilter pada dual media
Debit (m3/jam)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hari
1.53 1.48 1.52 1.5 1.54 1.55 1.55 1.53 1.51 1.53 1.52 1.5
Inlet
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hari
Granular-Tumbuhan % Inlet Outlet penurunan 154 62 59.74025974 152 58 61.84210526 149 55 63.08724832 147 51 65.30612245 145 47 67.5862069 141 43 69.5035461 136 38 72.05882353 131 34 74.04580153 129 33 74.41860465 123 29 76.42276423 123 27 78.04878049 120 23 80.83333333
Tabel 5.3 Perhitungan % COD dual media
Sumber : hasil Penelitian dan Perhitungan, 2010
Granular-Tumbuhan Outlet % penurunan 0.34 77.77777778 0.31 79.05405405 0.28 81.57894737 0.25 83.33333333 0.25 83.76623377 0.22 85.80645161 0.19 87.74193548 0.18 88.23529412 0.18 88.0794702 0.17 88.88888889 0.15 90.13157895 0.15 90
Tabel 5.2 Perhitungan % detergen dual media
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hari
118 118 114 117 116 115 110 108 108 103 100 99
Inlet
Granular-Tumbuhan Outlet % penurunan 32 72.88135593 29 75.42372881 22 80.70175439 19 83.76068376 18 84.48275862 18 84.34782609 15 86.36363636 12 88.88888889 10 90.74074074 7 93.2038835 5 95 5 94.94949495
Tabel 5.5 Perhitungan % warna dual media
Sumber : hasil Penelitian dan Perhitungan, 2010
Granular-Tumbuhan % Inlet Outlet penurunan 16 13 18.75 15 13 13.33333333 17 11 35.29411765 16 10 37.5 14 9 35.71428571 14 9 35.71428571 13 7 46.15384615 15 7 53.33333333 13 6 53.84615385 11 5 54.54545455 11 4 63.63636364 9 4 55.55555556
Tabel 5.4 Perhitungan % kekeruhan dual media
0
50
100
Waktu penelitian (Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
% Penurunan GranularTumbuhan
COD
Surfaktan
Warna
Kekeruhan
Sumber : hasil penelitian dan perhitungan 2010
Gambar 4.6 Grafik efisiensi penurunan polutan pada biofilter dual media
% Removal
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : Kinerja biofilter mampu mengolah air limbah rumah tangga menjadi air baku air bersih dengan efisiensi penurunan sebagai berikut : Media granular efisiensi penurunan surfaktan 82,89%, COD sebesar 64,34%, kekeruhan sebesar 66,66%, warna 72,97%. Media Tumbuhan penurunan surfaktan sebesar 79,08%, COD sebesar 58,27%, kekeruhan 57,14%, warna 86%, Dual media efisiensi penurunan surfaktan 90%, COD 80,83%, kekeruhan sebesar 63,63%, warna sebesar 94,94%. DAFTAR PUSTAKA Cheremisinoff, P.N., and A.C. Morresi. (1993) Carbon Adsorption Application, Pollution Engineering, Chemical Publishing Co, New york. Faust, O.D.,O.M. Aly, (1989). Chemistry of Water Treatment 2nd edition, Ann Arbor Science, Chelsea. Gamar, L. (1995) Studi Kemampuan Roughing Filter Dalam Menurunkan Kadar BOD dan COD Air Kali Surabaya. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya. Hendry, dan Trihadiningrum, Y. (2000) Uji Kemampuan Adsorpsi Karbon Aktif Arang Sekam Terhadap Logam Berat Cr6+ dan Cu2+, Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya. Jatmiko, A. (2005) Studi Awal Pemanfaatan Chitosan Untuk Penurunan Kandungan Logam Berat Chrom (VI) Pada Limbah, Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.
Masduqi, A., dan Slamet, A. (2000) Satuan Proses: Modul ajar, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Perdhani, Rizka (2003), Laju Penyerapan Zat Organik Oleh Tumbuhan Air Enceng Gondok, Kayu Apu dab Duckweed Pada Effluen IPLT Keputih, Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya. Razif, M., (1999) Penelitian Pengolahan Deterjen Air Baku IPA Kayun di Surabaya Secara Batch dan Kontinyu dengan Memakai Media Adsorpsi Batubara, Laporan Penelitian, Pusat Penelitian KLH, Lembaga Penelitian ITS, Surabaya. Soemirati, Slamet. (1994) Kesehatan Lingkungan, Jurusan Teknik Lingkungan-ITB-Bandung. Samudro, Ganjar. (2005) Pengolahan Air Payau menjadi Air Bersih : Kajian Penurunan Khlorida dengan pembubuhan Besi (II) Sulfat menggunakan Media Pasir Silika,Tugas Akhir, Teknik Lingkungan,FTSP-ITS.. Schmuhl, R., Krieg, H.M., Kerzer, K. (2001) Adsorption Of Cu(II) and Cr(VI) lons by Chitosan: Kinetics and Equilibrium Studies. Water SA 27 (1). Sri, Lidia, (2005) Uji Toksisitas Kosentrasi Deterjen Pada Ikan Nila dan Ikan Tawas, Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya. Triwahyuni, Atik, (1997) Uji Efiktifitas Batu Apung untuk Menurunkan Kadar Cu dan Cr, Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya. Zuhriah, Aminatul (2004) Kajian Perbandingan Aliran Air Limbah Upflow dan Downflow Pada Bidang Evapotrasi, Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS, Surabaya.