PEMBUATAN APLIKASI UNTUK EVALUASI DATA DISPUTE SETTLEMENT INTERKONEKSI ADVANCED SERVICE PT TELKOM Ratna Mutu Manikam, Dedhy Susamto Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 1165 e-mail:
[email protected]
Abstrak Seiring dengan Visi Perusahaan untuk menjadi perusahaan Infocom yang leading di kawasan regional, PT Telkom terus berbenah untuk meningkatkan layanan dan meningkatkan pendapatan usahanya. Salah satu improvement yang dilakukan adalah pengelolaan bisnis interkoneksi untuk layanan Advance Service. Layanan ini adalah layanan Telkom berbasis IN (Intelegent Network) yang dimanfaatkan oleh pelanggan OLO (Other Licence Operator) yang telah melakukan kerja sama dengan Telkom sebagai pemakai layanan ini. Dengan demikian terjadi bisnis interkoneksi advance service antara Telkom dan OLO. Sebagaimana diatur dalam DPI (Dokumen Penawaran Interkoneksi) Telkom yang tertuang dalam PKS (Perjanjian Kerja Sama) antara Telkom dan OLO, konsekuensi dalam bisnis ini berbentu hak dan kewajiban dari kedua belah pihak untuk menyelesaian settlement hak dan kewajiban interkoneksi setiap bulan. Jika terjadi selisih nilai settlement di atas nilai kesepakatan maka terjadi dispute dan harus diselesaikan kedua belah pihak melalui rekonsiliasi. Untuk mendukung proses rekonsiliasi ini perlu dilakukan komparasi data (pembandingan), pemetaan, dan evaluasi terhadap penyebab dispute dominan. Hasil evaluasi komparasi data ini akan dijadikan rekomendasi untuk penyelesaian dispute dalam forum rekonsiliasi. Penelitian ini dibuat untuk menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat melakukan komparasi data detil dispute settlement trafik interkoneksi Advanced Service PT Telkom dan menyajikan laporan hasil evaluasi penyebab dispute yang dominan yang selanjutnya dapat dijadikan rekomendasi bagi unit AM (Account Management) guna mempercepat penyelesaian dispute settlement Advanced Service PT Telkom. Hasil Evaluasi sistem untuk data ujicoba,terdapat 9 group penyebab dominan selisih data sama. Penyebab data sama adalah selisih durasi antara pencatatan Telkom dan OLO. Nilai kontribusi penyebab dispute dominan data sama terhadap nilai rupiah Hak adalah 0.81%. Terdapat 3 group penyebab dominan selisih data beda. Dari ketiga group tersebut sistem akan memilih kondisi sebagai penyebab selisih terbesar. Hasilnya sistem memilih bahwa penyebab selisih terbesar adalah Unrecord pada Bnumber. Kata kunci :dispute settlement, komparasi, pemetaan, evaluasi
I. PENDAHULUAN Bisnis telekomunikasi di Indonesia saat ini terus berkembang seiring dengan berkembang teknologi dan meluasnya kebijakan regulasi dari Pemerintah. Tidak hanya jumlah operator telekomunikasi yang terus bertambah namun produk yang ditawarkan tiap operator juga beragam. Hal ini membawa dampak kepada masyarakat yang menjadi pemakai atau pelanggan maupun operator telekomunikasi sebagai pelaku bisnis dalam penyelenggaraan jasa telekomunikasi tersebut. Harga, kualitas layanan, dan produk yang ditawarkan operator menjadi pertimbangan masyarakat dalam pemilihan penggunaan jasa suatu operator telekomunikasi. Di sisi lain, kebebasan pelanggan dalam berkomunikasi dengan koleganya yang mungkin menjadi pelanggan dari operator
Volume III/No.1/Mei/2011 Volume III/No.1/Mei/2011
telekomunikasi lain menjadi bisnis baru antar operator telekomunikasi. Bisnis ini disebut dengan bisnis interkoneksi. Secara konsep, bisnis interkoneksi adalah bisnis yang mengatur adanya keterhubungan jaringan antara operator dan konten jasa yang berada di dalamnya. Karena dalam kenyataan bahwa bisnis ini akan terus berkembang dengan semakin banyaknya operator telekomunikasi maka pada tahun 2003 PT Telkom sebagai perusahaan Telekomunikasi tertua (incumbent) di Indonesia membentuk satu divisi sendiri untuk menangani bisnis interkoneksi ini. Divisi ini selanjutnya disebut dengan Divisi Carrier Interconection Service atau Divisi CIS. Bagi PT Telkom dengan dibentuknya Divisi CIS ini diharapkan CIS dapat mengelola bisnis interkoneksi dengan baik sehingga dapat memberikan kontribusi pendapatan yang tinggi secara wholesale karena secara bisnis retail
1 1
pendapatan Telkom dari telepon tetap (fixed phone) mengalami penurunan. Operator telekomunikasi lain dalam istilah Telkom disebut Other Licence Operator (OLO). Salah satu layanan yang ditawarkan PT Telkom untuk berinterkoneksi dengan operator lain adalah Advanced Service (AS). Advanced Service merupakan layanan akses yang dimiliki Telkom yang berbasis intelegent network (IN). Intelegent Network terdiri atas layanan Premium Call, Call Center, Uni Call, Split Charging, dan Vote Call. Interkoneksi Advanced Service Telkom terjadi saat pelanggan OLO melakukan pemanggilan salah satu produk dari Advanced Service Telkom tersebut. Interkoneksi ini juga melalui jaringan Telkom. Kumpulan panggilan pelanggan OLO menuju Advanced Service Telkom ini disebut trafik interkoneksi Advanced Service. Dalam bisnis interkoneksi, operator mempunyai Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) yang menjadi panduan operator dalam penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) interkoneksi dengan operator lain. Dalam PKS interkoneksi Telkom dengan OLO, salah satu keja samanya adalah pengaturan tentang trafik interkoneksi Advanced Service yang meliputi call scenario, tarif dan settlement serta cara penyelesaian settlement jika terjadi selisih data. Selisih data settlement interkoneksi antara Telkom dan OLO disebut dispute settlement. Settlement trafik interkoneksi ini dilakukan bulanan melalui media aplikasi yang disepakati dan digunakan secara bersama antara operator telekomunikasi yang disebut Sistem Otomatisasi Kliring Interkoneksi (SOKI). Dalam settlement SOKI tersebut sesuai dengan time frame yang disepakati akan muncul status data dengan kondisi settle dan dispute. Kondisi settle berarti kedua belah pihak sepakat dengan nilai settlement SOKI, sedangkan kondisi dispute terjadi jika selisih data di atas batas selisih yang disepakati. Keduabelah pihak akan melakukan investigasi terhadap penyebab dispute tersebut dengan melakukan komparasi data detil dan melakukan evaluasi. Hasilnya akan menjadi acuan masing-masing pihak dalam rekonsiliasi penyelesaian dispute. Kondisi dispute dapat terjadi untuk beberapa bilateral setiap bulan dan semakin cepat penyelesaian dispute semakin baik performansi (kinerja) keuangan yang terkait dengan penyelesaian hak dan kewajiban kedua belah pihak. Dari sinilah penyusun mengangkat topik ini untuk dibuat suatu rancangan aplikasi untuk keperluan evaluasi data dispute settlement interkoneksi, khususnya trafik advaced service Telkom. Aplikasi ini dapat membantu mempercepat evaluasi dengan hasil yang lebih akurat dalam komparasi (pembandingan) data detil untuk settlement yang dispute. Hasil pembandingan (komparasi) dapat
Volume III/No.1/Mei/2011
dijadikan acuan (referensi) untuk penyelesaian dispute dalam rekonsiliasi dengan OLO. A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. menghasilkan sebuah program aplikasi yang dapat melakukan komparasi data detil dispute settlement trafik interkoneksi Advanced Service PT Telkom. 2. menyajikan hasil evaluasi penyebab dispute yang dominan yang selanjutnya dapat dijadikan rekomendasi guna mempercepat penyelesaian dispute settlement Advanced Service PT Telkom.
B. Batasan Masalah Aplikasi ini dibatasi hanya untuk melakukan komparasi data detil dan memberikan hasil evaluasi penyebab dispute pada settlement trafik interkoneksi khusus Advanced Service PT Telkom dengan OLO.
II. LANDASAN TEORI Dalam pembuatan perangkat lunak, rekayasa perangkat lunak bertujuan untuk memberi landasan teoretik pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara sistematis dengan sasaran untuk memperoleh produk yang berkualitas. Perangkat lunak adalah produk yang seharusnya dirancang dan dibangun melalui aktifitas rekayasa perangkat lunak yang berdisplin dan sistematis. Perangkat lunak dalam arti lebih luas adalah 1. Perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan. 2. Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional. 3. Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program. Tahap-tahap rekaysa perangkat lunak dapat dikelompokkan ke dalam fase pendefinisian, fase pengembangan, dan fase dukungan. 1. Fase Pendefinisian. Pada fase ini pengembang perangkat lunak harus mengidentifikasi informasi apa yang akan diproses, fungsi dan unjuk kerja apa yang dibutuhkan, tingkah laku sistem seperti apa yang diharapkan, antarmuka (interface) apa yang akan dibangun , batasan rancangan apa yang ada, dan kriteria validasi apa yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sistem yang baik. 2. Fase Pengembangan.
2
3.
Pada fase ini pengembang perangkat lunak harus mendefinisikan bagaimana data dikonstruksikan, bagaimana fungsi-fungsi diimplementasikan sebagai sebuah arsitektur perangkat lunak, bagaimana detail prosedur akan diimplementasikan, bagaiman antarmuka akan ditandai (dikarakterisasi), bagaimana rancangan akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman, dan bagaimana pengujian akan dilakukan. Fase Pemeliharaan. Fase ini berfokus pada perubahan, yang dihubungkan dengan koreksi kesalahan, penyesuaian yang dibutuhkan ketika lingkungan perangkat lunak berkembang, serta perubahan sehubungan dengan perkembangan yang disebabkan oleh perubahan kebutuhan pelanggan. Ada empat tipe perubahan yang terjadi selama fase pengembangan, yaitu : a. Koreksi Koreksi adalah perubahan yang terjadi karena adanya cacat atau kerusakan. b. Adaptasi Adaptasi adalah pemeliharaan untuk mengakomodasi perubahan pada kebutuhan fungsi original. c. Perkembangan Perkembangan adalah perubahan untuk memperluas perangkat lunak sehingga melampaui kebutuhan fungsi originalnya. d. Pencegahan Perubahan ini dilakukan untuk memungkinkan perangkat lunak melayani kebutuhan pemakainya sehubungan dengan berjalannya waktu, sehingga menjadi lebih mudah untuk dikoreksi, disesuaikan, dan dikembangkan.
Metode rekayasa perangkat lunak adalah proses untuk menghasilkan perangkat lunak terorganisasi dengan menggunakan teknik dan konvensi notasi yang telah ditentukan. Metode biasanya diprensentasikan sebagai satu rangkaian tahap, dengan teknik-teknik dan notasi yang diasosiasikan pada masing-masing tahap. Tahaptahap produksi perangkat lunak biasanya diorganisasikan ke dalam siklus hidup yang berisi beberapa fase pengembangan. Siklus hidup perangkat lunak merentang dari formulasi masalah, analisis, perancangan, implementasi, dan pengujian perangkat lunak yang selanjutnya diikuti fase operasional yang meliputi pemeliharaan dan peningkatan. III. ANALISIS DAN PERANCANGAN A. Deskripsi Permasalahan Sebagaimana yang dipaparkan pada Bab II, bahwa salah satu layanan yang disediakan Telkom dalam
Volume III/No.1/Mei/2011
bisnis Interkoneksi adalah Advanced Service, yaitu layanan panggilan yang berbasiskan IN (Intelegent Network) yang dapat dipergunakan oleh pelanggan Penyelenggara Lain yang berinterkoneksi dengan Telkom. Dengan adanya panggilan dari pelanggan Penyelenggara Lain ke Advanced Service Telkom ini muncul biaya interkoneksi yang akan diperhitungkan secara bilateral antara Telkom dan Penyelenggara Lain. Mekanisme ini dilakukan melalui pola settlement trafik interkoneksi secara bulanan. Beberapa Operator Telekomunikasi termasuk Telkom telah menyepakati secara bilateral penggunaan aplikasi SOKI (Sistem Otomatisasi Kliring Interkoneksi) sebagai alat bantu untuk settlement. Pihak yang telah bersepakat menggunakan SOKI akan mengikuti time frame SOKI dalam penyelenggaraan settlement. Secara umum, Time Frame SOKI dapat digambarkan sebagai berikut: Input Data Kewajiban
Key In Close for Dispute untill batas bill periode
(1 - 12) N+1
13 N+1 - Batas Bill Periode Closer 12 N+6
1
10
Periode Trafik
Input Data Hak
(1 – 30/31) N
(1 - 10) N+1
12 13
17
Batas BP
Create Lamp BA By System
Closed Settlement By BP
13 N+1
Batas BP Create BA NPK
17 N+1
Gambar 1. Time Frame SOKI
Deskrispsi gambar time frame SOKI adalah sebagai berikut: ; Data trafik yang akan di-settlement-kan adalah 1 bulan periode takwim (bulan N) ; Periode input (masukan) data hak (pengakuan pendapatan) mulai tgl 1 sd 10 bulan N+1. ; Periode input data kewajiban (pengakuan beban) mulai tgl 1 sd 12 bulan N+1. ; SOKI secara sistem akan mengeluarkan hasil settlement disertai dengan Lampiran Berita Acara pada tanggal 13 bulan N+1. ; SOKI secara sistem akan mengeluarkan berita acara NPK (Nota Perhitungan Keuangan) sebagai dasar penagihan pada tanggal 17 bulan N+1. ; Periode penyelesaian dispute settlement kedua belah pihak adalah tanggal 13 N+1 s.d. 12 N+6. ; SOKI secara sistem akan melakukan BPC (bill period closure) atau batas penyelesaian settlement tanggal 13 N+6 disertai dengan Berita Acara Final Settlement. Acuan penyeleseaian settlement adalah data hak. Berikut disampaikan proses kerja atau bisnis proses settlement dan penyelesaian dispute settlement Advanced Service antara Telkom dan Penyelenggara Lain (OLO).
3
B. Identifikasi Kebutuhan Sistem
Gambar 2. Bisnis Proses Penyelesaian Dispute Advanced Service Telkom
Deskrispsi gambar 2 adalah sebagai berikut: ; Masing-masing pihak (Telkom dan OLO) melakukan proses billing kepada Advanced Service Telkom untuk periode trafik bulan N. ; Masing-masing pihak melakukan input data SOKI s.d. tanggal 10 bulan N+1 (untuk data hak) dan tanggal 12 bulan N+1 (untuk data kewajiban). ; Hasil settlement jika berada didbawah dispute yang disepakati (1%) maka settlement berakhir dengan Berita acara final settlement. Jika hasil settlement berada di atas batas dispute maka terdapat pengakuan sementara dengan Berita Acara sementara. ; Selanjutnya untuk dispute settlement, jika penyelesaian dilakukan dengan volume compare maka masing-masing pihak menyiapkan data detil billing untuk dipertukarkan. ; Selanjutnya, dilakukan komparasi (pembandingan data) oleh masing-masing pihak dan dilakukan evaluasi terhadap penyebab dispute settlement untuk layanan terkait. ; Pada sisi Telkom, komparasi dan evaluasi dispute dilakukan oleh UBC, hasil evaluasi dispute akan disampaikan ke unit AM (Account Management) sebagai bahan untuk penyelesaian dispute melalui forum rekonsiliasi. ; Dalam forum rekonsiliasi, jika penyelesaiannya disepakati maka nilai hasil kesepakatan akan dimasukkan ke SOKI untuk menghasilkan Berita Acara Final Settlement dan proses berakhir. ; Jika belum ada kesepakatan sampai dengan batas bill period closure (BPC) maka dispute settlement ditutup secara otomatis oleh SOKI pada 13 N+6 dan proses berakhir.
Volume III/No.1/Mei/2011
Secara umum aplikasi yang dibuat akan mencakup fungsi sebagai berikut: 1. Dapat menyiapkan data detil yang tepat dan cepat untuk keperluan komparasi data Telkom dan OLO. 2. Mendukung proses percepatan komparasi data detil untuk penyelesaian dispute settlement interkoneksi Advanced Service Telkom. 3. Mampu memberikan gambaran evaluasi terhadap penyebab dispute. 4. Mampu menghasilkan pelaporan (reporting) dan data pendukung yang cepat dan representatif yang digunakan oleh Unit Account Management (AM) untuk penyelesaian dispute. Berdasarkan kondisi tersebut, aplikasi evaluasi data dispute settlement interkoneksi Advanced Service ini dirancang dengan rancangan model analisis dan rancangan basis data. Realisasi hasil perancangan dibuat dalam suatu program aplikasi. C. Pemodelan Proses Setelah permasalahan dijabarkan, selanjutnya digambarkan DAD tingkat 0 (diagram konteks) dari Aplikasi Evaluasi Data Dispute Settlement Interkoneksi Advanced Service Telkom yang dirancang seperti pada gambar 3. DAD tingkat 0 dipecah menjadi DAD tingkat 1 yang terdiri atas 5 (lima) proses. Selanjutnya, DAD tingkat 1 ini dipecah lagi menjadi DAD tingkat 2.
Gambar 3. DAD Tingkat 0
4
DAD tingkat 1 disajikan pada gambar 4. D. Pemodelan Data Pemodelan data dari suatu sistem memberikan gambaran yang lengkap kepada pemrogram dan orang lain yang terlibat dalam pengembangan sistem. Berikut disajikan rancangan Aplikasi yang terinci berupa file basis data yang dikonversi dari E-R diagram, bentuk masukan dan keluaran, dan perancangan menu.
Gambar 4. DAD Tingkat 1
Dalam rancangan sistem aplikasi ini terdapat hubungan antar tabel yang tergambar dalam diagram E-R (gambar 8), sementara tabel yang lain independen merupakan tabel parameter, data settlement, data detil, hasil validasi, hasil rating, hasil komparasi dan summary komparasi (rangkuman), lihat gambar 9.
DAD tingkat 2 proses penyiapan data komparasi TLK diperlihatkan pada gambar 5.
Gambar 5. DAD Tingkat 2 Penyiapan data komparasi TLK
DAD tingkat 2 proses penyiapan data komparasi OLO diperlihatkan pada gambar 6.
Gambar 8. E-R Diagram
Gambar 6. DAD Tingkat 2 Penyiapan data komparasi OLO
DAD tingkat 2 proses analisis dan evaluasi data Dispute diperlihatkan pada gambar 7.
Gambar 7. DAD Tingkat 2 Analisa dan Evaluasi Data Dispute
Volume III/No.1/Mei/2011
5
pengelolaan parameter, input data, validasi, dan komparasi dengan penjelasan sebagai berikut: A.
Menu “Pengelolaan Parameter” Pada halaman ini user dapat melakukan pengelolaan data parameter yang digunakan dalam aplikasi. Menu ini terdiri atas pengelolaan parameter: 1.
Input Data Control Halaman ini digunakan untuk melakukan pengelolaan parameter Input Data Control. Parameter ini berasal dari data hasil billing IN Telkom. Periode pemutakhiran (update) data setiap bulan setelah data hasil billing IN Telkom tersaji di ftp server. 2.
Data Host Halaman ini digunakan untuk melakukan pengelolaan parameter Data Host. Parameter ini berasal dari data hasil billing IN Telkom. Periode pemutakhiran data setiap bulan setelah data hasil billing IN Telkom tersaji di ftp server.
Gambar 9. Entitas yang Independen
Rancangan menu dari aplikasi ini dapat dilihat pada gambar 10. APLIKASI EVALUASI DATA DISPUTE SETTLEMENT INTERKONEKSI ADVANCED SERVICE PT. TELKOM
PENGELOLAAN PARAMETER
INPUT DATA
KOMPARASI DATA & ANALISA DATA
INPUT DATA CONTROL
INPUT CDR TLK
VALIDASI DATA
DATA HOST
REFORMAT DATA TLK
RATING DATA
JENIS LAYANAN IN
INPUT DATA OLO
KOMPARASI DATA
ORGANISASI DATA IN
INPUT DATA SETTEMENT
ANALISA KOMPARASI
KELUAR APLIKASI
KELUAR
3. Jenis Layanan IN Halaman ini digunakan untuk melakukan pengelolaan parameter Jenis Layanan IN. Data parameter ini tersimpan dalam tabel “JENIS_LAYANAN_IN” basis data “parameter.mdb”. 4.
Organisasi Data IN Halaman ini digunakan untuk melakukan pengelolaan parameter Organisasi Data IN. Data parameter ini tersimpan dalam tabel “ORGANISASI_DATA_IN” basis data “parameter.mdb”. 5.
Organisasi Settlement Halaman ini digunakan untuk melakukan pengelolaan parameter Organisasi Settlement. Data parameter ini tersimpan dalam tabel “ORGANISASI_SETTLEMENT” basis data “parameter.mdb”.
ORGANISASI SETTLEMENT
6.
TARIF
SETTING APLIKASI
Gambar 10. Rancangan Menu Aplikasi
Tarif Halaman ini digunakan untuk melakukan pengelolaan parameter Tarif. Data parameter ini tersimpan dalam tabel “TARIF” basis data “parameter.mdb”. 7.
IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN *) Skenario Pengujian Skenario pengujian system aplikasi. Dalam skenario ini diimplementasikan menu
Volume III/No.1/Mei/2011
Setting Aplikasi Halaman ini digunakan untuk melakukan pengelolaan parameter Setting aplikasi. Data parameter ini tersimpan dalam tabel “SETTING_APLIKASI” basis data “parameter.mdb”. Parameter ini digunakan dalam proses komparasi dan analisis hasil komparasi. Menu akan menampilkan data setting aplikasi yang sedang beroprasi.
6
B.
Menu “Input Data”
Pada halaman ini user dapat melakukan pengelolaan data detil IN Telkom dan OLO, pengformatan ulang (reformatting) data Telkom dan pengisian (upload) data settlement dalam aplikasi. Menu ini terdiri atas:
1.
Input CDR IN Telkom Halaman ini digunakan untuk memasukan data CDR Telkom hasil billing IN ke dalam basis-data aplikasi. Periode pemasukan data setiap bulan setelah data hasil billing IN Telkom tersaji di ftp server. 2.
Reformat data IN Telkom Halaman ini digunakan untuk melakukan penyaringan (filtering) data Telkom berdasarkan periode, olo dan jenis layanan tertentu dengan format data tertentu. Periode reformatting data dilakukan setiap akan dilakukan pembandingan (komparasi) data detil dengan OLO tertentu untuk periode dan jenis layanan tertentu.
OLO. Periode proses validasi - cek penggandaan data merupakan rangkaian proses komparasi data Telkom dengan OLO tertentu terhadap jenis layanan dan periode tertentu pula. 2.
Validasi – Cek Out of Period Menu ini digunakan untuk memeriksa kemungkinan penyebab dispute karena adanya data Telkom ataupun OLO yang berada di luar periode trafik yang di-settlement-kan. Periode proses validasi - cek out of period merupakan rangkaian proses pembandingan data Telkom dengan OLO, jenis layanan dan periode tertentu. 3.
Rating Menu ini digunakan untuk melakukan penghitungan ulang per record percakapan berdasarkan durasi dan parameter tarif yang digunakan, ada kemungkinan penyebab dispute karena adanya kesalahan penghitungan tarif data Telkom ataupun OLO. Periode proses rating merupakan rangkaian proses komparasi data Telkom dengan OLO tertentu terhadap jenis layanan dan periode tertentu pula. 4.
3.
Input data IN OLO Halaman ini digunakan untuk melakukan pengisian (upload) data detil OLO berdasarkan periode, olo dan jenis layanan tertentu dengan format data tertentu. Aplikasi menyediakan format pemasukan data OLO dalam excel dan text. Periode Input data IN OLO dilakukan setiap akan dilakukan komparasi dan setelah penerimaan data dari dan dengan OLO dengan format dan struktur yang telah ditentukan. 4.
Input data Settlement IN Halaman ini digunakan untuk melakukan upload data settlement keluaran SOKI. Format keluaran SOKI adalah excel. Periode Input data settlement IN dilakukan setiap bulan sekali setelah hasil settlement SOKI keluar. C.
Menu “Validasi dan Komparasi”
Pada halaman ini pengguna (user) dapat melakukan validasi data detil Telkom dan OLO sebelum dilakukan komparasi, proses rating, proses komparasi data untuk menemukan penyebab dispute data settlement advanced service Telkom dan OLO berdasarkan periode dan jenis layanan tertentu, dan proses perangkuman (summary) dan analisis hasil komparasi data. Menu ini terdiri atas: 1.
Validasi – Cek Duplikasi
Menu ini digunakan untuk memeriksa kemungkinan penyebab dispute karena adanya penggandaan (duplikasi) data Telkom ataupun
Volume III/No.1/Mei/2011
Komparasi (Pembandingan) Menu ini digunakan untuk merangkum dan menganalisis hasil komparasi data untuk mengetahui grouping penyebab dispute. Periode proses analisis hasil komparasi merupakan rangkaian proses komparasi data Telkom dengan OLO tertentu terhadap jenis layanan dan periode tertentu pula. 5.
Analisis Hasil Komparasi Menu ini digunakan untuk merangkum dan menganalisis hasil pembandingan (komparasi) data untuk mengetahui grouping penyebab dispute. Periode proses analisis hasil komparasi merupakan rangkaian proses komparasi data antara data Telkom dan data OLO tertentu untuk jenis layanan dan periode tertentu pula.
*) Analisis Hasil Pengujian Aplikasi Pengujian dilakukan dengan menggunakan komparasi data Telkom dengan OLO HCPT untuk Layanan Telkom Free dengan periode trafik 200908. Hasil dan Analisis tahapan pengujian untuk data tersebut adalah sebagai berikut: o Pada proses Input Data CDR Telkom untuk data trafik 200908 Aplikasi membutuhkan waktu 1 menit 10 detik dengan kapasitas memori 300 MB. Program Aplikasi ini menggunakan database Microsoft Access, mempunyai kapasitas maksimal 2 GB. Dengan kapasitas tersebut, satu file database data detil.mdb dapat menampung data 6 bulan trafik. Jika kapasitas tersebut dilampaui maka
7
o
o
o
o
o
o
o
o
User harus melakukan backup terhadap database data detil mdb ini, misal diberi nama data_detil_2009_1.mdb. Selanjutnya, database data detil.mdb dapat digunakan untuk data cdr Telkom yang baru dengan menghapus tabel cdr Telkom yang lama. Data Detil Telkom untuk Layanan TLF dg OLO HCPT trafik 200908 mempunyai kondisi awal 2.058 record. Data ini diperoleh dari Menu Reformat data Telkom, dimana User melakukan pilihan layanan, olo, trafik dan jenis data dengan kondisi TLF, HCP, 200908, dan Kewajiban. Data Detil HCPT berjumlah 1.967 record. Data ini diperoleh dari Menu Input Data IN OLO, yaitu dengan melakukan upload data OLO dengan format yang sudah ditentukan. Aplikasi ini menyediakan data input dengan format Excel dan format Text dengan tab delimeter. Demikian pula dengan struktur data dari file input data OLO, telah ditentukan oleh sistem yaitu: Anumber, Bnumber, Tanggal, Waktu, Durasi, Amount, POC_A, POC_B, POI. Proses reformat untuk menuju format yang diminta aplikasi dilakukan User di luar sistem. Dalam proses validasi terhadap data detil Telkom, tidak ditemukan duplikasi data maupun out of period saat dilakukan proses pengecekan duplikasi dan cek out of period oleh sistem. Dalam proses validasi terhadap data detil HCPT, tidak ditemukan data out of period saat dilakukan proses pengecekan out of period oleh system namun ditemukan data duplikasi sebanyak 10 record. Dalam proses rating ulang oleh sistem untuk data Telkom, tidak ditemukan selisih dengan penghitungan billing Telkom. Dalam proses rating ulang oleh sistem untuk data HCPT, ditemukan selisih 81,5 rupiah dengan penghitungan billing HCPT. Selisih penghitungan ini kemungkinan berasal dari pembulatan data HCPT. Berdasarkan hasil rating kedua data, kondisi dispute adalah 8,8 % (data HCPT lebih besar dalam rupiah daripada data Telkom) Proses Komparasi Data Telkom dan HCPT untuk layanan TLF trafik 200908 menghasilkan 1.487 data sama (data sama artinya baik Telkom dan HCPT sama-sama mencatat percakapan tersebut untuk kondisi Anumber, Bnumber, Tanggal dan Jam percakapan yang sama) dan 571 data Telkom yang tidak ada di data HCPT serta 470 data HCPT yang tidak ada di data Telkom. Proses komparasi ini menggunakan setting parameter aplikasi dengan kondisi 30 detik untuk selisih start time dan 10 detik untuk selisih durasi. Penggunaan setting parameter ini bertujuan untuk mengatur batas toleransi atas perbedaan
Volume III/No.1/Mei/2011
o
o
setting jam sistem maupun respon time dalam suatu percakapan pada perangkat switching Telkom dan OLO. Dalam proses komparasi data di atas, system melakukan evaluasi terhadap kondisi selisih dominan yang mengacu pada nilai proses dominan pada tabel setting parameter. Nilai awal yang digunakan system adalah 0.06 prosen, yang merupakan nilai dari pengamatan penyusun terhadap beberapa komparasi yang dilakukan proses yang sudah ada (eksisting) di Telkom. Nilai ini diharapkan menjadi nilai representatif dari system untuk dapat memunculkan data-data yang menjadi penyebab selisih dominan. Hasil Evaluasi sistem untuk data ujicoba tersebut adalah sebagai berikut: ¾ Terdapat 9 group penyebab dominan selisih data sama. Penyebab data sama adalah selisih durasi antara pencatatan Telkom dan OLO. Nilai kontribusi penyebab dispute dominan data sama terhadap nilai rupiah Hak adalah 0.81%. ¾ Terdapat 3 group penyebab dominan selisih data beda. Dari ketiga group tersebut sistem akan memilih kondisi sebagai penyebab selisih terbesar. Hasilnya sistem memilih bahwa penyebab selisih terbesar adalah Unrecord pada Bnumber. Nilai kontribusi penyebab dispute dominan data sama terhadap nilai rupiah Hak adalah 7.19.%, yang berisi Unrecord Telkom pada Bcode 080010, 080011, 080012, 080013, 080014, 080015, 080017, dan 080018. ¾ Sistem telah melakukan kalkulasi dampak dari kondisi penyebab dispute yang ditemukan system tersebut terhadap data settlement akhir. Data settlement akhir yang menjadi rekomendasi system berdasarkan penyebab dispute tersebut adalah –0.81 % dari dispute awal 8.8% sehingga nilai tersebut dapat dijadikan rekomendasi untuk penyelesaian dispute settlement Layanan Telkom Free antara Telkom dan HCPT untuk periode trafik 200908. Hasil Evaluasi sistem dalam pemetaan dispute settlement ini akan tertuang dalam laporan berbasis web (reporting Web-based) kemudian dicetak untuk ditandatangani oleh pejabat UBC terkait, selanjutnya hasil cetakan dan data pendukung tersebut disampaikan ke unit Account Management untuk penyelesaian dispute settlement dalam forum rekonsiliasi antara Telkom dan HCPT.
8
V. PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengujian dan pengembangan sistem aplikasi ini dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat menghasilkan aplikasi untuk melakukan komparasi data detil saat terjadi dispute settlement interkoneksi Advanced Service Telkom dengan OLO dan dapat menyajikan hasil evaluasi penyebab dispute dominan yang selanjutnya dapat dijadikan rekomendasi untuk penyelesaian dispute.
[DPI08] Telkom, “Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI)”, PT. Telkom, 2008 [CUR96] Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L., “Komunikasi Bisnis dan Profesional”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996
Namun demikian, dari sistem aplikasi terdapat beberapa kekurangan, antara lain: 1. Sistem aplikasi ini menggunakan database microsoft Access yang mempunyai keterbatasan kapasitas 1 (satu) file database mdb yaitu 2 GB. Antisipasi terhadapan kekurangan ini dilakukan dengan melakukan compact database dan atau backup database jika kapasitas mendekati batas maksimum yang diizinkan oleh Ms Access. 2. Biasanya, format dan struktur data detil dari OLO tidak menentu, sementara format dan struktur data detil OLO dalam aplikasi ini sudah ditentukan. Untuk itu, proses reformating dilakukan oleh User di luar aplikasi ini untuk mendapatkan format yang sesuai dengan Aplikasi ini. B. Saran Berdasarkan beberapa kekurangan yang dijelaskan pada subbab sebelumnya, penulis memberikan saran agar aplikasi ini dapat dikembangkan, yaitu : 1. Perlu dikembangkan aplikasi yang menggunakan database dengan kapasitas yang lebih besar sehingga effort untuk pengelolaan database dapat dikurangi. 2. Bila perlu dibuatkan modul reformating untuk kemudahan User saat menerima data detil OLO sehingga lebih fleksibel. DAFTAR PUSTAKA [ROG02] Roger S. Pressman, Ph.D, “Rekayasa Perangkat Lunak”, Penerbit ANDI dan McGraw-Hill Book Co., 2002 [NAU69] Naur, P., dan B.Randall, “Rekayasa Perangkat Lunak : A Report on a Conference Sponsored by NATO Science Committee”, NATO, 1969 [IEE93] IEEE Standards Collection: Rekayasa Perangkat Lunak, IEEE Standard 610.12-1990, IEEE, 1993 [SOM01] Sommerville Ian, “Software Engineering 6th”, Addison Wesley, 2001
Volume III/No.1/Mei/2011
9