Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
PEMBERIAN UMPAN BALIK DALAM BELAJAR GERAK Oleh: Heny Setyawati
Abstrak Pada dasarnya belajar gerak (motor learning) merupakan suatu proses belajar yang memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang optimal secara efisien dan efektif. Seiring dengan itu, Schmidt (1989: 34) menegaskan bahwa belajar gerak merupakan suatu rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu. Umpan balik dalam proses pembelajaran gerak sangatlah penting, karena dengan umpan balik dapat diukur sejauh mana siswa dapat melakukan gerakan yang telah diajarkan/dilatih dengan baik dan benar. Selama ini siswa saat melakukan tugas gerak, karena keterbatasan waktu yang dipunyai guru kurang mendapat kesempatan umpan balik dari guru. Keterbatasan ini menyebabkan hasil belajar gerak yang dicapai siswa kurang maksimal. Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil belajar siswa sehingga lebih menguasai materi yang diberikan dan telah disampaikan oleh guru. Sementara itu umpan balik digunakan untuk membantu pelajar dalam mengatasi kesulitan baik secara klasikal maupun secara individual disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Dengan umpan balik maka guru dapat membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individual dengan cara memberikan pujian, kritikan dan arahan serta tanggapan terhadap hasil pekerjaan pelajar selama proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru hendaknya menempatkan diri berdampingan dengan pelajar sebagai senior yang selalu siap menjadi nara sumber atau konsultan. Umpan balik ditandai sebagai informasi sensorik yang mengindikasikan gerakan seseorang yang sebenarnya. Seseorang membandingkan antara umpan balik yang diperoleh dengan hasil kinerja yang seharusnya, untuk mengkontruksi jumlah kesalahan dalam gerakan mereka. Selama ada kesalahan, siswa berusaha untuk mengubah gerakan untuk memperbaiki atau menghilangkan kesalahan, yaitu perbedaan antara keadaan yang nyata dan tujuan yang diharapkan. Key word: Umpan balik, belajar gerak
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
27
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
A. PENDAHULUAN Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor tingkatan usia, pengalaman gerak. Sifat dasar dari sebuah keterampilan adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika merencanakan belajar dari pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat dasar dari keterampilan gerak, beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah mengembangkan keterampilan gerak dari beberapa unsur-unsur umum. Mengetahui perbedaan keterampilan dapat membantu praktisi dalam merencanakan pembelajaran dan mempraktekan pengalamannya sebagai sebuah titik awal untuk penilaian penampilan . Pada dasarnya belajar gerak (motor learning) merupakan suatu proses belajar yang memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang optimal secara efisien dan efektif. Seiring dengan itu, Schmidt (1989: 34) menegaskan bahwa belajar gerak merupakan suatu rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, perubahan keterampilan gerak dalam belajar gerak merupakan indikasi seseorang.
terjadinya proses belajar gerak yang dilakukan oleh
Dengan demikian, keterampilan gerak yang diperoleh
bukan hanya
dipengaruhi oleh faktor kematangan gerak melainkan juga oleh faktor proses belajar gerak. Di sisi lain, pengaruh dari belajar gerak tampak pada perbedaan yang nyata dari tingkat keterampilan gerak seorang anak yang mendapatkan perlakukan pembelajaran gerak intensif dengan yang tidak. Pada kelompok anak yang mendapatkan perlakuan belajar gerak intensif menunjukan kurva kenaikan progresif dan permanen. Sementara itu, dalam pemerolehan keterampilan gerak dipengaruhi oleh beberapa faktor; (1) faktor Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
28
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
individu subyek didik, (2) faktor proses belajar dan (3) faktor situasi belajar. Faktor individu subyek belajar dalam belajar gerak akan merujuk pada adanya perbedaan potensi yang dimiliki subyek didik. Perbedaan potensi kemampuan gerak yang dimiliki oleh subyek didik ini secara fundamental akan memberikan pengaruh terhadap pemerolehan keterampilan gerak. Perbedaan potensi kemampuan gerak memiliki implikasi terhadap usaha penyusunan program pembelajaran gerak Oxendine (1984:56) menegaskan bahwa perbedaan potensi kemampuan gerak yang dimiliki oleh seorang secara nyata akan memberikan pengaruh terhadap kecepatan, ketepatan dan tingkat perolehan keterampilan gerak. Umpan balik dalam proses pembelajaran gerak sangatlah penting, karena dengan umpan balik dapat diukur sejauh mana siswa dapat melakukan gerakan yang telah diajarkan/ dilatih dengan baik dan benar. Selama ini siswa saat melakukan tugas gerak, karena keterbatasan waktu yang dipunyai guru kurang mendapat kesempatan umpan balik dari guru. Keterbatasan ini menyebabkan hasil belajar gerak yang dicapai siswa kurang maksimal. Masih banyak siswa melakukan kesalahan saat melakukan tugas gerak dan tidak mendapat perbaikan sama sekali. Kondisi ini berakibat kurang maksimalnya proses belajar mengajar penjasorkes di sekolah. Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan terus menerus, bagaimanapun juga harus ada perbaikan dan rekontruksi dalam pemberian umpan balik pada siswa pada saat mereka melakukan tugas gerak. Seperti apa bentuk pemberian umpan balik tersebut dan bagaimana cara pemberiannya akan dikaji dalam makalah ini dan harapannya hal ini bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi guru dalam proses belajar mengajar penjasorkes di sekolah.
B. PENGERTIAN UMPAN BALIK Umpan balik adalah informasi tentang kesalahan dan mengoreksi aspek dari kinerja. Siswa-siswa yang mempraktekkan suatu keterampilan gerak dapat melakukan suatu kesalahan-kesalahan, dan pemberian umpan balik dapat bermanfaat bagi mereka. Ketika mereka membuat kesalahan-kesalahan, yang mungkin bisa merusak penampilan Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
29
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
mereka. Seorang guru olahraga harus bisa memberikan umpan alik dengan koreksikoreksi. Jika anda mempunyai suatu media kamera video, putar kembali hasil rekaman mereka dan biarkan mereka mengamati kinerja-kinerja mereka sendiri, itu akan menjadi pengaruh baik bagi mereka . Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil belajar siswa sehingga lebih menguasai materi yang diberikan dan telah disampaikan oleh guru. Sementara itu umpan balik digunakan untuk membantu pelajar dalam mengatasi kesulitan baik secara klasikal maupun secara individual disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Dengan umpan balik maka guru dapat membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individual dengan cara memberikan pujian, kritikan dan arahan serta tanggapan terhadap hasil pekerjaan pelajar selama proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru hendaknya menempatkan diri berdampingan dengan pelajar sebagai senior yang selalu siap menjadi nara sumber atau konsultan. Umpan balik ditandai sebagai informasi sensorik yang mengindikasikan gerakan seseorang yang sebenarnya. Seseorang membandingkan antara umpan balik yang diperoleh dengan hasil kinerja yang seharusnya, untuk mengkontruksi jumlah kesalahan dalam gerakan mereka. Selama ada kesalahan, siswa berusaha untuk mengubah gerakan untuk memperbaiki atau menghilangkan kesalahan, yaitu perbedaan antara keadaan yang nyata dan tujuan yang diharapkan. Salah satu cara yang paling praktis dalam mempengaruhi proses pembelajaran adalah dengan memberikan umpan balik terhadap
kinerja mereka. Satu cara untuk
membedakan kategori dari umpan balik adalah dengan mengelompokkan berbagai bentuk informasi sensorik yang mewakili sumber umpan balik potensial.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
30
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
C. KLASIFIKASI UMPAN BALIK: 1. Umpan Balik Intrinsik Umpan balik Intrinsik adalah informasi tanggapan yang dihasilkan dan tersedia kepada siswa dihasilkan dari sistim yang berhubungan dengan perasaan mereka dan sebagai suatu konsekuensi dari kinerja. Umpan balik intrinsik kadang disebut umpan balik yang melekat, umpan balik intrinsik adalah informasi sensorik yang timbul sebagai konsekuensi alami yang menghasilkan gerakan. Umpan balik intrinsik berasal dari sumber-sumber di luar tubuh seseorang (exteroception) atau dari dalam tubuh (proprioception).
2. Umpan Balik Ekstrinsik Umpan balik ekstrinsik kadang-kadang disebut umpan balik ditingkatkan atau umpan balik ditambah, terdiri dari informasi sensori yang diberikan kepada pelajar oleh beberapa sumber luar, seperti umpan balik dari guru, instruktur atau terapis, tampilan digital stopwatch, nilai-ditandai tangan hakim, film dari sebuah permainan, video replay gerakan, dan sebagainya. Idealnya, umpan balik ekstrinsik menyampaikan informasi tentang hasil dari gerakan. Umpan balik ekstrinsik adalah informasi yang berada di bawah kendali guru, oleh karena itu dapat disediakan pada waktu yang berbeda, dalam berbagai bentuk, atau tidak sama sekali.
3. Hasil Pengetahuan Hasil pengetahuan
mengacu pada ekstrinsik, biasanya merupakan informasi
verbal yang dikatakan sesudah sebuah kinerja selesai dilakukan, yang diindikasikan oleh keberhasilan tindakan mereka atau tujuan lingkungan. Misalnya, ketika orang tua berkata kepada anaknya “kamu menumpahkan susumu." Beberapa jenis hasil pengetahuan tidak berlebihan sebagai umpan balik intrinsik. Pesenam, penyelam, dan penari harus menunggu skor para juri untuk tahu persis bagaimana hasil kinerja mereka.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
31
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
4. Pengetahuan dari Penampilan Tipe lain dari umpan balik ekstrinsik, atau ditambahkan, umpan balik merupakan hasil dari kinerja dengan informasi tentang kualitas gerak mereka. Pengetahuan tentang kinerja, kadang-kadang disebut umpan balik kinematik, yaitu satu jenis umpan balik dari instruktur dan terapis sering digunakan dalam pengaturan dunia nyata. Msalnya pelatih memberikan umpan balik verbal seperti “langkah Anda terlalu pendek "atau" Kau tidak mengangkat lutut Anda cukup tinggi ". Masing-masing contoh berisi informasi tentang kinematika (pola atau kecepatan) dari gerakan. Informasi pengetahuan dari penampilan tidak seperti informasi yang diberikan oleh hasil pengetahuan, tidak selalu menunjukkan apa-apa tentang tingkat pencapaian tujuan. Sebaliknya, pengetahuan dari penampilan memberitahu pelajar tentang kualitas gerakan mereka.
D. SIFAT UMPAN BALIK EKSTRINSIK Dalam banyak situasi belajar, umpan balik ekstrinsik berada di bawah kontrol langsung dari instruktur atau terapis yang biasanya menyediakan dalam bentuk verbal, atau diucapkan. Pesan yang disampaikan ldalam bentuk umpan balik oleh praktisi dapat mempengaruhi proses belajar dengan cara yang berbeda.
Contoh-contoh ini Umpan balik: 1. Setengah melalui musim pembelajaran yang panjang dan penuh tekanan, terapis berkata kepada pasiennya, "Simpan itu, kamu bisa melakukan." 2. Setelah melewati tantangan dan berhasil, memasukkan bola dari bawah ring, pelatih mengatakan "Bagus". 4. Setelah petenis menyelesaikan pukulan forhand bawah, pelatih berkata, "Anda perlu memperpanjang backswing Anda”. 5. Setelah setiap upaya latihan, instruktur balet memberitahu siswanya tentang ketinggian lompatan. Masing-masing contoh umpan balik menggambarkan suatu sifat yang berbeda atau fungsi dari umpan balik yang dapat mempengaruhi kinerja masyarakat dan belajar. Di sisi Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
32
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
positif, umpan balik instruksional dapat berfungsi sebagai motivasi, penguatan, dan informasi. Sebaliknya, kadang-kadang dapat menciptakan ketergantungan, yang mengurangi pembelajaran. Dalam bagian ini, kita menguji, sifat penguat motivasi, informasi, dan ketergantungan yang diakibatkan umpan balik ekstrinsik.
E. SIFAT MOTIVASI Motivasi sangat terkait dengan pencapaian tujuan. Ketika orang membuat kemajuan ke arah tujuan yang mereka tentukan untuk diri mereka sendiri, motivasi mereka meningkat. Salah satu fungsi penting dari umpan balik ekstrinsik adalah untuk menyediakan peserta didik informasi tentang kemajuan mereka buat sehingga mereka akan terus berusaha untuk mencapai tujuan. Umpan balik ekstrinsik juga dapat menjadi sumber motivasi ketika membantu peserta didik dalam mencapai tujuan.
F. SIFAT PENGUATAN Pelatih basket yang berteriak, ketika seorang pemain menyelesaikan tugas dengan berhasil "Bagus!". seru pelatih ini menggambarkan fungsi utama kedua dari umpan balikpenguatan. Ketika instruktur memberikan umpan balik positif terhadap kinerja seseorang, umpan balik yang memiliki fungsi penguat. Tujuan utama dari penguatan adalah untuk meningkatkan kemungkinan bahwa tindakan akan terulang lagi di bawah kondisi yang sama. Sebaliknya, maksud dari hukuman adalah kebalikannya untuk mengurangi kemungkinan tanggapan yang diulang lagi. Meskipun hukuman tidak selalu mempengaruhi perilaku, penguatan positif menghasilkan perubahan yang cukup konsisten dan bermanfaat dalam kinerja. Praktisi dapat memberikan penguatan dan hukuman dalam bentuk verbal dan nonverbal (misalnya, ekspresi wajah atau bahasa tubuh) bentuk. Bahkan, senyum atau kerutan di wajah seorang praktisi kadang-kadang menyampaikan umpan balik yang lebih jelas untuk pelajar daripada kata-kata. Untuk meningkatkan efektivitas umpan balik penguatan, instruktur harus melakukan degan verbal (misalnya, "Bagus") dan nonverbal
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
33
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
(misalnya, tersenyum) pesan yang menyampaikan arti yang sama (yaitu, persetujuan) untuk peserta didik. Kesalahan yang umum terjadi adalah bahwa hukuman dan penguatan negatif adalah sama. Namun, kita tahu bahwa penguatan dan hukuman yang dirancang untuk mencapai tujuan yang berlawanan. Seperti penguatan positif, penguatan negatif meningkatkan kemungkinan bahwa tanggapan akan terulang lagi di masa depan. Namun, penguatan negatif beroperasi dalam cara yang sedikit berbeda daripada penguatan positif. Mari kita berasumsi bahwa pemain basket mengalami hari yang buruk dan telah melewati sejumlah masalah, dan mendorong pelatih untuk memberikan
umpan balik, "Itu
mengerikan!" Sekarang mari kita anggap pemain melakukan dengan benar. Pada saat ini, pelatihnya berada dalam posisi untuk memberikan penguatan negatif. Dia bisa melakukannya hanya dengan berdiam diri. Dengan memberikan umpan balik negatif, pelatih akan memperkuat pemain untuk berhasil melakukan tugasnya. Penelitian yang tersedia menunjukkan bahwa penguatan positif menghasilkan peningkatan terbesar dalam pembelajaran, diikuti oleh penguatan negatif, maka hukuman. Selain itu, efek dari penguatan negatif dan hukuman kurang dapat diprediksi (Adams, 1978) dibandingkan dengan penguatan positif. Mungkin alasan bahwa penguatan negatif dan hukuman yang tidak efektif sebagai penguat positif adalah bahwa mereka menyediakan pelajar dengan umpan balik yang lebih sulit diinterpretasikan. Salah satu prinsip pembelajaran instrumental adalah umpan balik yang diberikan hanya kadang-kadang saja umumnya lebih efektif untuk belajar dari umpan balik yang diberikan setelah setiap usaha kinerja. Hasil studi yang meneliti efek dari berbaga penguatan menunjukkan bahwa peserta yang menerima penguatan berselang selama latihan terus tampil di tingkat yang lebih tinggi ketika umpan balik dihentikan dibanding peserta yang menerima setiap penguatan setiap setelah latihan. Ternyata, jika diberikan terlalu sering, umpan balik kehilangan beberapa kekuatannya. Salah satu cara yang efektif praktisi dapat memberikan penguatan tetap adalah dengan menggunakan prosedur pengurangan, di mana mereka secara bertahap
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
34
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
mengurangi frekuensi dalam memberikan umpan balik penguatan, ketika peserta didik sudah lebih mahir dalam melaksanakan tugas.
G. SIFAT INFORMASI Fungsi yang paling penting dari umpan balik selama instruksi keterampilan gerak adalah menyediakan kepada peserta didik dengan informasi tentang pola tindakan mereka. Penelitian terbaru (Wulf, McConnel, Gartner, & Schwarz, 2002) juga menunjukkan bahwa umpan balik dapat digunakan untuk memusatkan perhatian peserta didik 'pada hasil yang diinginkan. Umpan balik memberikan informasi kepada orang jenis arah apa yang mereka butuhkan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan untuk memodifikasi kinerja masa depan mereka. Selain itu, pemberian umpan balik tersebut adalah untuk membuat instruktur dan terapis menjadi
bagian penting dari proses
pembelajaran. Instruktur yang terampil mengetahui pola-pola tindakan yang tepat, sehingga mereka mampu menyediakan berbagai jenis informasi umpan balik yang diperlukan untuk pembelajaran yang efektif.
H. PERTIMBANGAN PRAKTIS KETIKA MEMBERI UMPAN BALIK INFORMASI Ketika akan memberikan umpan balik, yang harus diingat adalah apakah itu dibutuhkan. Ada banyak sumber informasi sensorik yang dapat pelajar lakukan sendiri (yaitu, umpan balik intrinsik). Kita juga tahu bahwa ketergantungan pada umpan balik bisa menjadi masalah jika peserta didik menerima informasi ekstrinsik terlalu sering. Selain itu, studi terbaru menunjukkan bahwa umpan balik pembelajaran lebih efektif bila peserta didik memintanya daripada saat diberikan lebih sering (Janelle et al, 1997.). Dua faktor praktisi yang perlu dipertimbangkan sebelum memberikan umpan balik adalah kompleksitas tugas dan pengalaman dari peserta didik. Hasil studi baru-baru ini dengan anak-anak kelas empat menunjukkan bahwa umpan balik instruktur menguntungkan pada saat pembelajaran tugas persepsi-motor sulit tetapi tidak untuk satu
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
35
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
yang sederhana (Fredenburg, Lee, & Solomon, 2001). Rupanya, peserta mampu mengandalkan umpan balik mereka sendiri untuk mempelajari tugas sederhana. Para peneliti ini mengusulkan bahwa untuk setiap tugas, ada hirarki informasi intrinsik yang relevan bahwa orang harus sadar jika mereka ingin menghasilkan gerakan yang efektif. Setelah peserta didik mampu mengidentifikasi informasi intrinsik yang relevan dan menghasilkan gerakan efektif pada mereka sendiri, mereka harus memiliki sedikit atau tidak perlu untuk umpan balik tambahan.
I. CARA TEPAT MEMBUAT UMPAN BALIK Kekhawatiran sejauh mana presisi umpan balik instruktur mendekati kinerja aktual. Sebagai contoh, seorang instruktur hanya mungkin memberikan pendekatan kasar dari fitur gerakan (panjang gerakan misalnya) dengan mengatakan backswing Anda agak terlalu panjang merupakan pernyataan umpan balik yang lebih tepat. Informasi umpan balik tidak harus sangat tepat untuk menjadi efektif. Pada tingkat keterampilan tinggi orang dapat mengambil manfaat dari umpan balik agak lebih rinci karena mereka ingin membuat penyesuaian yang lebih tepat dalam gerakan-gerakan mereka. Kadang-kadang praktisi memberikan informasi kepada pelajar tentang kesalahan yang terarah pada gerakan mereka (kanan misalnya, awal atau terlambat, tinggi atau rendah, kiri atau). Selain informasi arah, instruktur mungkin juga memberikan umpan balik terhadap pelajar tentang besarnya kesalahan mereka. Sebagai contoh, seorang instruktur panahan mungkin menunjukkan bahwa "arrow mendarat dua sentimeter ke kiri dari pusat," Dari dua aspek kesalahan konstan, informasi arah yang lebih penting daripada informasi besarnya.. Bahkan, tanggapan tentang besarnya digunakan sedikit untuk pelajar kecuali informasi tentang arah kesalahan mereka. Salah satu jenis informasi umpan balik yang berbicara masalah presisi bandwidth Umpan balik (Sherwood, 1988). Instruktur yang menggunakan metode ini memberikan umpan balik hanya ketika gerakan seseorang berada di luar beberapa tingkat yang dapat diterima dengan benar, atau bandwidth.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
36
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
Metode umpan balik bandwidth memiliki beberapa keunggulan. Pertama, mengurangi ketergantungan peserta didik pada umpan balik ekstrinsik sebagai mereka menjadi lebih terampil. Ketika peserta didik baru mulai berlatih, gerakan mereka cenderung berada di luar bandwidth yang menerima-mampu kebenaran, membutuhkan lebih banyak umpan balik dari instruktur. Praktisi memberikan umpan balik ekstrinsik lebih jarang, dan umpan balik intrinsik menjadi lebih penting. Kedua, peserta didik menerima penguatan negatif, jenis hadiah, ketika umpan balik kesalahan tidak diberikan, sehingga melakukan pengulangan lebih lanjut dari gerakan yang benar. Akhirnya, tidak adanya informasi umpan balik ekstrinsik yang mendorong maju kinerja produksi tindakan yang lebih konsisten, karena individu tidak menerima informasi yang menunjukkan mereka harus mengubah apa-apa. Hal ini memungkinkan mereka untuk memperkuat memori permanen mereka dari tindakan.
J. SEBERAPA SERING MEMBERIKAN UMPAN BALIK Frekuensi memberikan umpan balik merupakan isu yang berhubungan dengan jumlah dan presisi umpan balik. Pada awal abad ke-20, pemahaman tentang bagaimana umpan balik dioperasikan untuk belajar keterampilan sebagian besar berdasarkan hukum Thorndike tentang efek. Karena Thorndike percaya bahwa belajar melibatkan penguatan ikatan antara stimulus dan respons, dan bahwa umpan balik ekstrinsik meningkatkan kekuatan ikatan itu, ia menganggap umpan balik yang harus disajikan sesering mungkin. Thorndike mengusulkan bahwa, jika umpan balik tidak disajikan setelah upaya gerakan dan peserta didik tidak dapat menentukan hasil berdasarkan umpan balik intrinsik mereka. Selama beberapa dekade mendatang, ilmuwan menemukan pertentangan dengan sudut pandang Thorndike's. Diasumsikan bahwa umpan balik informasi yang lebih cepat, lebih tepat, lebih sering, lebih rinci, atau lebih berguna secara umum akan bermanfaat untuk belajar. Lebih banyak lebih baik tampaknya masuk akal yang baik seperti memberi lebih banyak informasi untuk pelajar "harus" member manfaat belajar.
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
37
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
K. PENUTUP Umpan balik dalam proses pembelajaran gerak sangatlah penting, karena dengan umpan balik dapat diukur sejauh mana siswa dapat melakukan gerakan yang telah diajarkan/ dilatih dengan baik dan benar. Selama ini siswa saat melakukan tugas gerak, karena keterbatasan waktu yang dipunyai guru kurang mendapat kesempatan umpan balik dari guru. Keterbatasan ini menyebabkan hasil belajar gerak yang dicapai siswa kurang maksimal. Masih banyak siswa melakukan kesalahan saat melakukan tugas gerak dan tidak mendapat perbaikan sama sekali. Kondisi ini berakibat kurang maksimalnya proses belajar mengajar penjasorkes di sekolah. Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan terus menerus, bagaimanapun juga harus ada perbaikan dan rekontruksi dalam pemberian umpan balik pada siswa pada saat mereka melakukan tugas gerak. Seperti apa bentuk pemberian umpan balik tersebut dan bagaimana cara pemberiannya akan dikaji dalam makalah ini dan harapannya hal ini bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi guru dalam proses belajar mengajar penjasorkes di sekolah. Salah satu cara yang paling praktis dalam mempengaruhi proses pembelajaran adalah dengan memberikan umpan balik terhadap
kinerja mereka. Satu cara untuk
membedakan kategori dari umpan balik adalah dengan mengelompokkan berbagai bentuk informasi sensorik yang mewakili sumber umpan balik potensial.
DAFTAR PUSTAKA Magill, Richard. A. Motor Learning: Concepts and Aplications. Dubuque: Wm. C Brown Publisher, 1985 Oxendine, Joseph. B. Pshychology of Motor Learning. Englewood New Prentice Hall, 1984
Jersey:
Pangrazi, Robert. P and Dauer, Victor. P. Movement in Early Chilhood and Elementary Education. Mineapolis: Burgess Publishing Company, 1981 Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
38
Pemberian Umpan Balik Dalam Belajar Gerak (Heny Setyawati)
Schmidt, Richard, A. Motor Control and Learning: A Behavioral Emphasis. Champaign: Human Kinetic Publishers, Inc, 1988 ————————–, Motor Learning and Performance. Champaign: Human Kinetics Books, 1991 Singer, Robert. N. Motor Learning and Human Performance. London: Collier Macmillan Publishers, 1980
Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 2 Tahun 2011
39