LAPORAN UMPAN BALIK KPKU BUMN
NAMA PERUSAHAAN : PT. YODYA KARYA (Persero) NAMA TIM EVALUATOR : 1. Aris Sopandi (Kat 1 + 2 + 7.4 ) 2. Suharyanto (Kat 3 + 4 + 7.2 + 7.5) 3. Firmanto Purdhi (Kat 5 + 6 + 7.1 + 7.3) TANGGAL EVALUASI
: 10 – 14 Februari 2014
DAFTAR ISI NO 0 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
URAIAN PENGANTAR FAKTOR UTAMA (KEY FAKTOR) PERUSAHAAN KEY THEMES (THE MOST OFI & STRENGTH) KEKUATAN TERBESAR (MOST STRENGTH) KELEMAHAN TERBESAR (MOST OFI) SUB KATEGORI 1.1 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 1.2 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 2.1 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 2.2 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 3.1 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 3.2 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 4.1 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 4.2 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 5.1 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 5.2 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 6.1 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 6.2 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 7.1 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 7.2 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 7.3 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 7.4 (OFI & STRENGTH) SUB KATEGORI 7.5 (OFI & STRENGTH) SUMMARY SKOR
HAL
PENGANTAR Sebagaimana dimaklumi bersama, bahwa Kriteria Bisnis Unggul telah mendunia dan dipakai oleh semua negara maju termasuk USA, Jepang, Korea, India, Australia, Eropa dll, dengan kriteria yang diadopsi dan atau diadaptasi dari Malcom Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBNQA), bahkan di beberapa negara telah menetapkan Business Excellence Model sendiri seperti di Australia dan Jepang. Penilaian KPKU yang dilaksanakan di PT Yodya Karya (Persero) yang selanjutnya di sebut YOKA, merupakan pemenuhan terhadap Kontrak Manajemen tahun 2013 antara Direksi dengan Pemegang Saham. Penilaian KPKU 2013 di YOKA diluar penilaian yang koordinasikan/dibiayai oleh Kementerian BUMN, sehingga merupakan inisiatif sendiri. Jadwal dan urutan penilaian sesuai dengan jadwal yang berlaku pada penilaian KPKU, yaitu enam hari dan penilaian dilaksanakan oleh tim evaluator dengan kategori Senior. Pelaksanaan penilaian ini atas nama Forum Ekselen BUMN (FEB), yang merupakan forum dengan salah satu fungsinya adalah melaksanakan pelatihan terkait KPKU sekaligus mencetak para evaluator. Data empiris membuktikan bahwa BUMN-BUMN yang telah menerapkan MBNQA atau KPKU secara konsisten minimal tiga tahun berturut-turut, maka kinerja Usaha baik finansial (leg indicators) maupun non-finansial (lead Indicators) meningkat terus, hal ini disebabkan diantaranya oleh Leadeship System yang lebih sistematik & terintegrasi, engagement pegawai yang cenderung meningkat dan pengelolaan inovasi produk, proses dan sistem sehingga perusahaan menjadi lebih efisien serta peningkatan daya saing. Semoga penilaian Kinerja berdasarkan KPKU ini, menjadi salah satu alat yang membawa YOKA dalam mencapai Visi, Misi, Tata Nilai dan mempertahankan/membangun kompetensi inti serta manfaat yang optimal bagi pelanggan, pemegang saham, pegawai serta stakholders lainnya.
TTD Tim Evaluator
KEY FACTORS P.1a Lingkungan Organisasi No Faktor Utama
Deskripsi
1
Produk Yang Ditawarkan
Jasa konsultansi Teknik dan Manajemen
2
Tingkat Relatif Penting Produk
Dimasa yang akan datang diarahkan kepada produk jasa perencanaan dan study kelayakan.
3
Mekanisme Penyampaian Produk Dan Layanan Utama
Langsung, asosiate/kerjasama operasi, melalui pihak ketiga/mitra kerja.
4
Visi, Misi,Tata Nilai, Tujuan, Budaya Perusahaan
Visi : Menjadi Konsultan Profesional Terpercaya, Berwawasan Global,Berdaya Saing Kuat,Tumbuh dan Berkembang serta Menguntungkan Misi : o o
o
o
o
o o
Memposisikan SDM sebagai aset utama perusahaan Meningkatkan kualitas SDM melalui : - Kompetensi dan Profesionalisme - Sertififikasi, Pendidikan dan Pelatihan - Kesejahteraan Meningkatkan Kualitas perushaan melalui sertifikasi ISO/OHSAS/Lingkungan, Assesment GCG, Assesment KPKU Meningkatkan Karya Profesional melalui : - Pemutakhiran Teknologi - Quality Assurance Meningkatkan Kualitas Hubungan dengan Pengguna Jasa Melalui : - Komitmen Jasa Profesional - Manajemen Sinergi Mendapatkan Keuntungan secara Layak dan Menjamin Kelangsungan Hidup Perusahaan Berperan Aktif dalam : - Pengembangan Dunia Usaha - Menciptakan Harmonisasi Lingkungan
Tujuan Perusahaan : o
Menyediakan Barang dan Jasa Bermutu Tinggi dan Berdaya Saing Kuat
o
Menguntungkan Perusahaan
untuk
Meningkatkan
Nilai
Ciri Khas Kebudayaan Yang Menonjol : o
Profesional, Sinergi dan Berkelanjutan
5
Core Competensi
YK adalah sebagai BUMN Jasa Konsultansi Teknik dan Manajemen yang Profesional dan Terpercaya, serta mengutamakan pelayanan yang berkualitas dan berorientasi pada peningkatan mutu produk untuk Kepuasan Pelanggan.
6
Profil Tenaga Kerja
Profil Tenaga Kerja : -
Struktural Fungsional
Pendidikan : -
7
8
Faktor Utama Yang Mempengaruhi Keterikatan Tenaga Kerja Perbedaan Tenaga Kerja Dan Jenis Pekerjaan
S3 = 3 orang S2 = 38 orang S1 = 523 orang D3 = 92 orang SLTA/STM dsb = 256 orang Total = 912 orang
o
Pengembangan Karier
o
Kesejahteraan dan Jaminan Hari Tua
o
Jaminan Kesehatan
Status pegawai tetap (15.5) sebagai tenaga ahli dibidang arsitektur, sipil, mekanikal dan elektrikal. Jenis Pekerjaan Jalan, jembatan, gedung, bandara dan dermaga.
9
Serikat Pekerja
Serikat Pekerja Yodya Karya
10
Persyaratan khusus mengenai kesehatan dan keselamatan tenaga kerja utama
OHSAS, dengan sertifikikat no : 05 01 L 13052, tanggal 24 Desember 2013
11
Teknologi Dan Fasilitas Utama
Perencanaan : software perencanaan/disain
12
Peraturan & Perundangan
Pengawasan : Laboratorium, alat ukur dll o
UU RI no 19/2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
o
UU RI no 18/2003 tentang Jasa Konstruksi
o
UU RI no 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
o
UU RI no 40/2007 tentang Perseroan Terbatas
o
PP 45/tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN
o
Perpres no 54/2010 Barang/Jasa Pemerintah
tentang
Pengadaan
P.1b Hubungan Organisasi No
Faktor Utama
13
Struktur Organisasi
Deskripsi o
Unsur Pemimpin terdiri dari : Direktur Utama, Direktur-I dan Direktur-II
o
Unsur Pembantu Pimpinan : Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Biro
o
Unsur Pelaksana terdiri dari : Divisi, Wilayah dan Cabang
14
Sistem Tata Kelola Perusahaan
Mengacu pada Permen BUMN no 01/2011 tentang Good Corporate Governance (GCG)
15
Hubungan Pertanggung Jawaban
Biro/Divisi/Cabang melaporkan Laporan Kinerja, Laporan Manajemen dan Laporan Keuangan/PKBL ke Direksi. SPI melaporkan Laporan LHP ke Direksi. Direksi melaporkan Laporan Kinerja, Laporan Manajemen dan Laporan Keuangan ke Dewan Komisaris & Komite Audit. Selanjutnya Dewan Komisaris & Komite Audit melaporkan Laporan Kinerja, Laporan Manajemen dan Laporan Keuangan ke Pemegang Saham
16
Segmen Pasar Utama
Jasa Konsutan Konstruksi : -
Kementerian dan Lembaga Pemprov, Pemkot, Pemkab BUMN
Jasa Konsultan Non Kosntruksi : -
Kementerian dan Lembaga Pemprov, Pemkot dan Pemkab BUMN
17
Pelanggan Utama
Pemerintah, BUMN dan Swasta
18
Persyaratan & Harapan Pelanggan
Media komunikasi yang responsif, efektifitas dan efisiensi proses
19
Tipe Pemasok & Partner:
Perguruan tinggi, individu, kreditor/bank
20
Persyaratan & Harapan Pemangku Kepentingan
21
Peran Pemasok, Distributor & Mitra Dalam Menciptakan Nilai Tambah
Pemenuhan kebutuhan untuk mendukung inovasi, perbaikan proses, efektifitas dan efisiensi serta transfer pengetahuan
22
Hubungan Dengan Pemasok
Melalui website, media massa, papan pengumuman di lingkungan perusahaan, rapat koordinasi dan korespondensi (surat, email, faksimil, telpon dll)
23
Persyaratan Key Supply Chain
Personil/Tenaga Ahli : Ketepatan Pembayaran
1. Pengguna Jasa/Pelanggan : Administrasi, Waktu, Harga dan Mutu 2. Pemegang Saham : Pencapaian 6 KPI dalam Kontrak Manajemen 3. Karyawan : Karier, Kesejahteraan, Jaminan Hari Tua , Jaminan Kesehatan 4. Mitra/Partner/Pemasok : Kepastian Pembayaran, Kontinuitas Pekerjaan
Lembaga Keuangan : Ketepatan Pelunasan Kredit
P.2a Lingkungan Kompetitif No
Faktor Utama
Deskripsi Segmen pasar utama adalah pemerintah pusat (Kementerian Pekerjaan Umum), pemerintah daerah dan BUMN
24
Posisi Kompotitive Dan Market Share
25
Jumlah Kompetitor
9 perusahaan konsultan yang terdiri dari : 4 konsultan BUMN dan 5 konsultan swasta
26
Perubahan Utama Yang Mempengaruhi Situasi Persaingan dan perubahan yang menciptakan peluang inovasi
Regulasi/Permen PU terkait billing rate, perpres terkait pengadaan barang dan jasa, kemungkinan dibukanya pasar bebas untuk jasa konsultansi konstruksi
27
Jenis Data & Sumber Pembanding
Sumber Data Pembanding : BUMN Karya, informasi dari media
P.2b Hubungan Strategik No
FAKTOR UTAMA
28
Tantangan strategis utama aspek Bisnis,
:
Hambatan/Tantangan Aspek Bisnis : - Trend harga pokok > trend tarif
Operasional, tangggung jawab sosial dan tenaga kerja.
29
Keunggulan Strategis utama aspek Bisnis, Operasional, tangggung jawab sosial dan tenaga kerja.
-
:
Remunerasi Kesenjangan tarif Remunerasi proyek ICB untuk tenaga ahli terlalu tinggi dibanding tenaga domestik
Hambatan/Tantangan Aspek Operasional : - Kenaikan Biaya Dana (Cost of Fund) - Kesenjangan Info tentang kapabilitas Riil dari Tenaga Ahli - Produktivitas dari Design & Engineering serta Study - Penghargaan masih pada unsur waktu kerja (CV) bukan kinerja riil (produktivitas) Hambatan/Tantangan Aspek SDM : - Keterbatasan Supply SDM yang berkualitas, sedangkan kelebihan SDM yang kurang berkualitas - Keterbatasan Akurasi penilaian Kinerja Individu Hambatan/Tantangan Aspek Sosial : - Lemahnya dukungan Masyarakat terhadap Pembangunan Unit produksi (Divisi, Wilayah dan cabang) terbanyak Jumlah layanan terlengkap Tenaga ahli terlengkap
P.2c Sistem Peningkatan Kinerja NO
FAKTOR UTAMA
30
Sistem utama peningkatan kinerja termasuk proses untuk evaluasi, dan peningkatan proyekproyek utama dan proses-proses utama perusahaan
:
o
Kontrak Manajemen Kantor pusat dengan Cabang dan Divisi terhadap indikator pencapaian target (kontrak, penjualan, profit, pelaporan)
o
Evaluasi Berkala : Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan
o
Evaluasi Pengendalian Proyek
o
Evaluasi Kinerja Setiap Unit Kerja dengan membandingkan Realisasi terhadap Rencana
o
Tindak Lanjut Perbaikan mengacu hasil evaluasi oleh Unit yang bersangkutan
KEY THEMES KEY YHEMES PROSES:
STRENGTH 1. KEPEMIMPINAN (1.1. a.3.1) Pimpinan senior telah memiliki metode dalam membangun perusahaan yang berkelanjutan yang dilakukan melalui: (a) penetapan visi, misi dan tata nilai; (b) penyusunan RJP (2009-2013), RKAP; (c) penanda- tanganan kontrak manajemen antara Pemegang saham dengan Direksi; (d) “kontrak manajemen” antara Direksi dengan KUK (e) Rakor semesteran yang dihadiri oleh seluruh senior leader; (f) sertifikasi ISO 9001 dengan lingkup Korporat; (g) memiliki program MIKOSOR; (h) Optimalisasi Aset Tetap Perusahaan.
2. Perencanaan Strategis (2.1a.1) YOKA telah memiliki metoda dalam menyusun dan menetapkan RJP yang melalui penerbitan Surat Keputusan Direksi no 1/159/KPTS/2013 tentang Pembentukan Tim Penyususn RKAP 2014 dan RJP 2024-2018 yang meliputi : (1) evaluasi pelaksanaan RJP sebelumnya; (2) posisi perusahaan saat ini; (3) sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja; (4) Proyeksi keuanagan. RJP dievaluasi minimal setiap lima tahun sekali bersamaan dengan penyusunan RKAP.
3. Fokus Pada Pelanggan
(3.1.(a).1) Yodya Karya telah menentukan kepuasan dan engagement pelanggan dengan cara menerima surat referensi dari pemberi tugas. Hal tersebut sebagai pertanda bahwa pemberi tugas sebagai pelanggan merasa puas terhadap pekerjaan Yodya Karya. Surat Referensi tersebut telah disimpan dengan baik karena akan digunakan untuk persyaratan lelang proyek di waktu yang akan dating.
4. Pengukuran, Analisis dan Pengelolaan Pengetahuan (4.1.(a).1) Yodya Karya telah menetapkan ukuran kinerja utama perusahaan yang berupa RJPP,RKAP, KPI dan mengintegrasikan data dan informasi untuk menelusuri kinerja operasional dan melakukan evaluasi secara konsisten setiap triwulanan yang berupa Laporan Manajemen Triwulan-I,II,III dst. Pengukuran ini telah memiliki metode/sistem yang sudah terdefinisikan tahapan prosesnya dan telah memiliki 1 dari 3 jenis ukuran untuk mengetahui efektifitasnya dan terbukti efektif
5. Fokus pada Tenaga Kerja (5.1.b(1).1)
Yoka telah memiliki metode untuk memastikan dan meningkatkan kesehatan, keamanan dan keselamatan lingkungan kerja untuk menjalankan Perusahaan secara aman, handal, efisien, serta ramah lingkungan yang dituangkan didalam Prosedur Sistem Manajemen Mutu K3. Yoka juga sudah diaudit oleh pihak ekternal independen dan sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007, dan dalam proses sertifikasi Green Building. Evaluasi terhadap mekanisme K3 tersebut dilakukan pada Rapat Tinjauan manajemen yang dihadiri oleh Manajemen dan Senior Leader unit kerja terkait.
6. Fokus pada Operasi 6.2.b(2).2 Yoka telah melakukan seleksi terhadap pemasok dalam hubungannya pemenuhan persyaratan dan usaha peningkatan kinerja perusahaan yang berujung kepada kepuasan pelanggan, melalui Prosedur Pengendalian Rekanan QHS-PK-MGN-02, Daftar Rekanan Yoka yang direview satu tahun sekali. Dimana rekanan yang terdapat didalam Daftar Rekanan tersebut telah melalui proses seleksi dan evaluasi dengan mempertimbangkan aspek K3, Mutu, dan penyelesaian pekerjaan. Hal ini diupayakan untuk dapat mempertahankan kinerja perusahaan serta meningkatkan kepuasan pelanggan. KEY THEMES PROSES : OFI 1.1.a.1.2. Walaupun pimpinan senior telah memiliki metode dalam menetapkan visi & misi serta metode dalam menyebarluaskan visi dan tata nilai melalui rakor/raker dan sosialisasi berjenjang di dalam unit kerja, website dan media lainnya namun (a) penjelasan mengenai definisi/ukuran dari profesional, terpercaya dan berdaya saing kuat, khususnya ukuran non finasial tidak ada secara formal (di dalam RJP 2009-2013); dan (b) tidak ada bukti bahwa pegawai/suplier memahami visi dan tatanilai yang ditetapkan, hal ini berpotensi tidak adanya kesadaran/enggagement dari pegawai dan stakeholder utama lainnya akan pentingnya pencapaian visi & membangun tata nilai YOKA bagi kepentingan bersama.
2.1.b.2. Walaupun YOKA telah konsisten dalam penyusunan RJP setiap lima tahun sekali yaitu periode 2009-2013 dan 2014-2018 yang didahului dengan pembentukan Tim yang terdiri dari manajemen senior namun penyusunan RJP belum : (a) merespon peluang berinovasi dalam produk, proses dan sistem secara sistematis; (b) belum memiliki program untuk mengoptimalkan/ mengkapitali-sasi kompetensi inti yang dimiliki saat ini dan kompetensi inti yang akan datang secara spesifik di dalam RJP 2009-2013 hal ini dapat menghambat tercapainya visi yang telah dicanangkan.
(3.1.(a).1) Meskipun Yodya Karya telah mendengarkan, berinteraksi, dan mengamati pelanggan untuk mendapatkan informasi untuk dapat ditindaklanjuti, dengan cara setiap keluhan yang masuk
pada masa perjanjian pekerjaan pasti ditindak lanjuti. Hal ini dapat dilihat dengan telah disusun prosedurnya yaitu : QHS.PK.MGN.14 (Prosedur Pekerjaan Perencanaan), QHS.PK.MGN.15 (Prosedur pekerjaan Pengawasan), QHS.PK.MGN.13 ( Prosedur Management Konstruksi), QHS.PK.MGN.12 (Prosedur Komunikasi, Partisipasi, Konsultansi), namun belum dilakukan pengukuran-pengukuran untuk mengetahui kemajuan penanganan keluhan pelanggan. Hal ini dapat menyulitkan Yodya Karya menciptakan keunggulan kinerja yang didorong oleh pelanggan (customer-driven excellence)
(4.2.(a).3) Meskipun Yodya Karya telah mengelola pengetahuan organisasi, antara lain dengan cara : (1) Kegiatan MIKOSOR (minum kopi sore) yaitu mengumpulkan tenaga ahli untuk sharing pengetahuan termasuk solusi yang sudah dilakukan, (2) Sharing Tenaga Ahli, yaitu mengundang tenaga ahli untuk sharing pengalamannya, misal pengalaman dengan jembatan bentang panjang dsb, (3) Penempatan Tenaga Ahli yang sudah pensiun di proyek yang sedang berjalan, sehingga diharapkan pengetahuan yang dimiliki (tacid knowledge) dapat ditransfer kepada tenaga yang lebih muda, contohnya Bp Anhar ditempatkan di Proyek Bea Cukai, (4) Pemilihan Material di suatu proyek didahului dengan presentasi pemasok dan dihadiri oleh para tenaga ahli, namun tidak ditemukan bukti adanya pedoman/mekanisme yang mengatur terhadap mekanisme secara menyeluruh pengelolaan pengetahuan organisasi.. Pengembangan e-library dapat dipertimbangkan menjadi prioritas untuk segera dibangun. Dengan belum adanya pedoman pengelolaan pengetahuan akan menyulitkan perusahan untuk mewujudkan organisasi yang berbasis
5. 1.a(3).1 Meskipun Yoka telah memiliki metode dalam penyelesaian pekerjaan perusahaan yaitu dengan cara menurunkan RJPP sebagai acuan Jangka Panjang menjadi RKAP sebagai action plan untuk jangka pendek (tahunan) yang selanjutnya dilakukan kontrak manajemen sebagai Key Performance Indicator (KPI) Perusahaan dan Pimpinan Unit sebagai penilaian sekaligus evaluasi kinerja perusahaan, namun KPI yang ada Pimpinan belum diturunkan kepada subordinat atau bawahan sekaligus belum dijadikan sebagai penilaian dan evaluasi individu. hal ini dapat menyulitkan Yoka dalam menyelesaikan dan menilai pekerjaan individu untuk focus pada hasil dan penciptaan nilai perusahaan.
6.2.b(2).3 Meskipun Yoka telah memiliki mekanisme untuk mengevaluasi kinerja pemasok dengan cara (i) menerapkan Prosedur ISO 9001:2008 QHS-PK-MGN-02 Prosedur Pengedalian Rekanan (ii) menerapkan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa, namun proses review yang dilakukan masih belum efektif. Sedangkan Kriteria B-M-W-TA-ZA (Tepat Biaya, Tepat Mutu, Tepat Waktu, Tepat Administrasi, dan Zero Accident) yang telah diidentifikasi Yoka sebagai persyaratan paling penting dalam supply chain, belum seluruhnya terakomodir dalam format penilaian kinerja pemasok tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja organisasi untuk mendapatkan pemasok yang handal.
KEY THEMES HASIL
Strength YOKA telah memiliki data kinerja yang terkait dengan aspek keuangan, non finansial, kontrak manajemen minimal tiga tahun berturut-turut. OFI Belum memiliki data pembanding baik untuk aspek finansial maupun operasional sehingga tidak dapatmengetahui posisi YOKA di dalam persaingan.
STRENGTH & OFI (RESULT)
Kategori 1 : Kepemimpinan 1.1. Kepemimpinan Senior Item Ref 1.1. a.3.1
Item Ref 1.1.a.1.2.
1.2. Item Ref 1.2. a.1
Strengths Pimpinan senior telah memiliki metode dalam membangun perusahaan yang berkelanjutan yang dilakukan melalui: (a) penetapan visi, misi dan tata nilai; (b) penyusunan RJP (2009-2013), RKAP; (c) penanda- tanganan kontrak manajemen antara Pemegang saham dengan Direksi; (d) “kontrak manajemen” antara Direksi dengan KUK (e) Rakor semesteran yang dihadiri oleh seluruh senior leader; (f) sertifikasi ISO 9001 dengan lingkup Korporat; (g) memiliki program MIKOSOR; (h) Optimalisasi Aset Tetap Perusahaan.
Opportunities For Improvement Walaupun pimpinan senior telah memiliki metode dalam menetapkan visi & misi serta metode dalam menyebarluaskan visi dan tata nilai melalui rakor/raker dan sosialisasi berjenjang di dalam unit kerja, website dan media lainnya namun (a) penjelasan mengenai definisi/ukuran dari profesional, terpercaya dan berdaya saing kuat, khususnya ukuran non finasial tidak ada secara formal (di dalam RJP 2009-2013); dan (b) tidak ada bukti bahwa pegawai/suplier memahami visi dan tatanilai yang ditetapkan, hal ini berpotensi tidak adanya kesadaran/enggagement dari pegawai dan stakeholder utama lainnya akan pentingnya pencapaian visi & membangun tata nilai YOKA bagi kepentingan bersama.
Tata Kelola dan Tanggung Jawab Kemasyarakatan Strengths YOKA telah menetapkan metode dalam me-review dan mencapai aspek-aspek utama sistem tata kelola yang terkait dengan, (a) akuntabilitas fiskal,(b) transparansi operasional perusahaan, dan pemilihan serta kebijakan-kebijakan penyampaian informasi untuk anggota organ tata kelola, sesuai kebutuhan, (c) independensi audit internal dan eksternal, dan (e) perlindungan terhadap kepentingan para pemangku
kepentingan dan pemegang saham. Didukung dengan memasukan GCG sebagai bagian dari kontrak manajemen pada tahun 2013, sistem GCG telah diaudit oleh pihak ketiga dan target skor GCG tahun 2013 meningkat tajam (5 poin) jika dibanding dengan dua tahun sebelumnya.
Item Ref
Opportunities For Improvement Walaupun YOKA telah memiliki metode untuk mendorong dan memastikan diterapkannya perilaku yang beretika yaitu melalui: (1) kepatuhan dalam pembayaran pajak; (2) Audit SPI (dua kali dalam setahun); (3) Supervisi pelaksanaan proyek; dan (4) tindaklanjut atas temuan audit eksternal dan internal Namun metode yang dimiliki belum sistematis mencakup pada semua interaksi bisnis yang dilakukan, khususnya dalam hal interaksi dengan pelanggan, mitra, pemasok dan pemangku kepentingan utama lainnya hal ini dapat menyebabkan terganggunya pencapaian tata nilai/budaya PRESISI
1.2.b.2
Kategori 2 : Perencanaan Strategis 2.1. Perencanaan Strategis
Item Ref 2.1a.1
Item Ref 2.1.b.2.
Strengths YOKA telah memiliki metoda dalam menyusun dan menetapkan RJP yang melalui penerbitan Surat Keputusan Direksi no 1/159/KPTS/2013 tentang Pembentukan Tim Penyususn RKAP 2014 dan RJP 2024-2018 yang meliputi : (1) evaluasi pelaksanaan RJP sebelumnya; (2) posisi perusahaan saat ini; (3) sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja; (4) Proyeksi keuanagan. RJP dievaluasi minimal setiap lima tahun sekali bersamaan dengan penyusunan RKAP.
Opportunities For Improvement Walaupun YOKA telah konsisten dalam penyusunan RJP setiap lima tahun sekali yaitu periode 2009-2013 dan 2014-2018 yang didahului dengan pembentukan Tim yang terdiri dari manajemen senior namun penyusunan RJP belum : (a) merespon peluang berinovasi dalam produk, proses dan sistem secara sistematis; (b) belum memiliki program untuk mengoptimalkan/ mengkapitali-sasi kompetensi inti yang dimiliki saat ini dan kompetensi inti yang akan datang secara spesifik di dalam RJP 2009-2013 hal ini dapat
menghambat tercapainya visi yang telah dicanangkan.
2.2. Implementasi Strategi
Item Ref 2.2.a.1.
Strengths YOKA telah memiliki sistem dalam penyusunan RKAP, yaitu melalui pembentukan Tim Penyusun pada setiap tahun, yang implementasinya/progresnya dievaluasi minimal setiap semester yang dihadiri oleh seluruh manajemen senior, RKAP yang disusun telah mempertimbangkan kepentingan semua stakeholder utama secara seimbang sesuai shareholder aspiration dan kontrak manajemen yang mengacu kepada KPKU.
Item Ref 2.2.b
Opportunities For Improvement Walaupun YOKA dalam penyusunan setiap RKAP telah mencantumkan target/proyeksi kinerja keuangan dan Program Kerja, namun kinerja perusahaan belum dibandingkan dengan proyeksi/ kinerja pesaing utama dan atau perusahaan sejenis sehingga YOKA tidak dapat mengetahui posisi persaingan dan tidak dapat mengetahui progres tentang pencapaian visi yang telah dicanangkan.
Kategori 3 : Fokus Pelanggan 3.1. Suara Pelanggan Item Ref
Strengths
3.1.a(1)
Yodya Karya telah mendengarkan, berinteraksi, dan mengamati pelanggan untuk mendapatkan informasi untuk dapat ditindaklanjuti, dengan cara setiap keluhan yang masuk pada masa perjanjian pekerjaan pasti ditindak lanjuti. Hal ini dapat dilihat dengan telah disusun prosedurnya yaitu : QHS.PK.MGN.14 (Prosedur Pekerjaan Perencanaan), QHS.PK.MGN.15 (Prosedur pekerjaan Pengawasan), QHS.PK.MGN.13 ( Prosedur Management Konstruksi), QHS.PK.MGN.12 (Prosedur Komunikasi, Partisipasi, Konsultansi). Contohnya pada pekerjaan perencanaan gedung 600 Angkasa Pusa II, pemberi tugas melayangkan surat perihal Informasi penyebab keterlambatan pekerjaan. Kaluhan tersebut langsung ditindaklanjuti dengan menyiapkan laporan-laporan (Lap Antara, Lap Draft Final, Lap Final), sesuai dengan persyaratan perjanjian . Untuk contoh pekerjaan tersebut akhirnya mendapatkan perpanjangan waktu dan penambahan biaya. Hal ini menandakan bahwa pemberi tugas telah dapat menerima argumen yang dikemukakan Yodya Karya.
3.1.b(1)
Yodya Karya telah menentukan kepuasan dan engagement pelanggan dengan cara menerima surat referensi dari pemberi tugas. Hal tersebut sebagai pertanda bahwa pemberi tugas sebagai pelanggan merasa puas terhadap
Item Ref
Strengths pekerjaan Yodya Karya. Surat Referensi tersebut telah disimpan dengan baik karena akan digunakan untuk persyaratan lelang proyek di waktu yang akan datang.
3.1.b(2)
Yodya Karya telah menerapkan metode kepuasan dan enggagement pelanggan dengan cara mantan pelanggan/pemberi tugas mengundang kembali untuk mengikuti proses lelang pekerjaan di suatu lembaga pemerintah,BUMN dsb
Item Ref
Opportunities For Improvement
3.1.a(1).1
Meskipun Yodya Karya telah mendengarkan, berinteraksi, dan mengamati pelanggan untuk mendapatkan informasi untuk dapat ditindaklanjuti, dengan cara setiap keluhan yang masuk pada masa perjanjian pekerjaan pasti ditindak lanjuti. Hal ini dapat dilihat dengan telah disusun prosedurnya yaitu : QHS.PK.MGN.14 (Prosedur Pekerjaan Perencanaan), QHS.PK.MGN.15 (Prosedur pekerjaan Pengawasan), QHS.PK.MGN.13 ( Prosedur Management Konstruksi), QHS.PK.MGN.12 (Prosedur Komunikasi, Partisipasi, Konsultansi), namun belum dilakukan pengukuran-pengukuran untuk mengetahui kemajuan penanganan keluhan pelanggan. Hal ini dapat menyulitkan Yodya Karya menciptakan keunggulan kinerja yang didorong oleh pelanggan (customerdriven excellence)
3.1.a(1).2
Yodya Karya belum memiliki metode sistematis mendengarkan mantan pelanggan, calon pelanggan, dan pelanggan pesaing untuk memperoleh informasi yang dapat ditindaklanjuti dan untuk memperoleh umpan balik atas produk, dukungan pelanggan, dan transaksi. Hal ini dapat menyulitkan Yodya Karya menciptakan keunggulan kinerja yang didorong oleh pelanggan (customer-driven excellence).
3.1.a(1).3
Meskipun Yodya Karya menggunakan teknologi berbasis web untuk mendengarkan pelanggan dengan cara menyediakan website perusahaan (www.yoka.co.id) yang memiliki fitur untuk menerima dan menjawab email pelanggan, namun penerapannya hanya dijalankan kasus per kasus. Tidak ditemukan bukti adanya hasil rekapitulasi masukan-masukan melalui email selama periode tertentu, dan juga tidak ditemukan adanya review yang komprehensif terhadap informasi yang masuk. Hal ini dapat menyulitkan Yodya Karya menciptakan keunggulan kinerja yang didorong oleh pelanggan.
3.1.b(1)
Tidak ditemukan bukti bahwa telah dilakukan survey kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan. Dengan dilakukan survey tersebut, maka akan didapat gambaran apa yang harus dilakukan terhadap pelanggan. Hal ini dapat menyulitkan Yodya Karya menciptakan keunggulan kinerja yang didorong oleh pelanggan.
3.1.b(2)
Yodya Karya belum memiliki metode sistematis untuk memperoleh informasi mengenai kepuasan relatif pelanggan dibandingkan kepuasan pelanggan
Item Ref
Opportunities For Improvement pesaing. Hal ini menyebabkan Yodya Karya tidak dapat dapat mengatahui halhal penting yang perlu dilakukan secara berbeda untuk memuaskan pelanggan bahkan merebut pelanggan competitor.
3.2. Keterikatan Pelanggan Item Ref
Strengths
3.2.a(1)
Yodya Karya telah melakukan identifikasi dan telah melakukan Inovasi di lapangan, sehingga didapatkan efisiensi biaya. Inovasi yang dilakukan antara lain dengan memanfaatkan software, sehingga dapat mengurangi jumlah tenaga di lapangan.
3.2.b(1)
Yodya Karya memasarkan, membangun dan mengelola hubungan dengan pelanggan untuk memperoleh pelanggan dan pangsa pasar baru dengan cara mengundang pelanggan pada acara gathering, setiap tahun membagikan buku agenda, kalender dsb, serta membuat pemberitaan (untuk advertising) pada media cetak dan elektronik.
Item Ref 3.2.a(1)
3.2.a(3)
3.2.b(1)
Opportunities For Improvement Yodya Karya belum memiliki metode sistematis untuk mengidentifikasi dan melakukan adaptasi terhadap produk yang ditawarkan untuk memasuki pasar baru, untuk menarik pelanggan baru, dan untuk menyediakan peluang bagi pengembangan hubungan dengan pelanggan yang ada. Kegagalan dalam membuat adaptasi dan improvement pada produk dan layanan untuk menarik pelanggan baru dapat menyebabkan menurunnya customer base Yodya Karya. Hal ini dapat menyulitkan Yodya Karya menciptakan keunggulan kinerja sebagai hasil dari pengelolaan inovasi. Meskipun Yodya Karya telah memiliki dan menguasai pasar tradisional (Pemerintah, BUMN) namun Yodya Karya belum dapat mempertimbangkan segmentasi antara pelanggan pesaing, calon pelanggan dan calon pasar, sehingga perlunya pengembangan SOP Pemasaran & Kajian Pasar untuk dapat meningkatkan keakurasian produk dan layanan kepada pelanggan dan calon pelanggan. Yodya Karya belum memiliki metode sistematis memanfaatkan media sosial untuk memperkuat keterikatan dan hubungan Pelanggan dengan perusahaan. Hal ini menyebabkan Yodya Karya kesulitan menurunkan biaya operasional penggunaan media dukungan pelanggan dan tidak mempermudah pelanggan untuk berinteraksi dengan Yodya Karya. Perkembangan media social di Indonesia sangat cepat dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sehingga sangat berpotensi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan hubungan Yodya Karya dengan pelanggannya, apabila media tersebut dimanfaatkan dengan tepat.
Kategori 4 : Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan 4.1. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan Kinerja Perusahaan Item Ref
Strengths
4.1.a(1)
Yodya Karya telah menetapkan ukuran kinerja utama perusahaan yang berupa RJPP,RKAP, KPI dan mengintegrasikan data dan informasi untuk menelusuri kinerja operasional dan melakukan evaluasi secara konsisten setiap triwulanan yang berupa Laporan Manajemen Triwulan-I,II,III dst. Pengukuran ini telah memiliki metode/sistem yang sudah terdefinisikan tahapan prosesnya dan telah memiliki 1 dari 3 jenis ukuran untuk mengetahui efektifitasnya dan terbukti efektif
4.1.a(4)
Yodya Karya telah memanfaatkan review kinerja untuk mengantisipasi perubahan eksternal yang cepat dan tak terduga melalui penerapan system review RKAP khususnya apabila terjadi perubahan yang fundamental maupun strategis terhadap asumsi utama maupun trend bisnis di pasar. (+)
4.1.b
Yodya Karya telah melakukan review kinerja dan kemampuan perusahaan setiap 3 bulan melalui pencapaian target program dalam RKAP serta indikator kinerja KPI, sedangkan kinerja bidang Keuangan melalui analisa Laba Rugi serta Cash Flow dan penyusunan untuk pelaksanaan konstruksi dilakukan review setiap minggu. (+)
Item Ref 4.1.a(1)
Opportunities For Improvement Meskipun Yodya Karya telah menetapkan ukuran kinerja utama perusahaan yang berupa RJPP,RKAP,target pencapaian kinerja dan telah menyelaraskan dan mengintegrasikan data dan informasi untuk menelusuri kinerja operasional dan melakukan evaluasi secara konsisten setiap triwulanan yang berupa Laporan Manajemen Triwulan-I,II,III dst. Pengukuran ini telah memiliki metode/sistem yang sudah terdefinisikan tahapan prosesnya dan telah memiliki 1 dari 3 jenis ukuran untuk mengetahui efektifitasnya dan terbukti efektif, namun, namun pelaksanaannya masih belum dievaluasi secara sistematis dan terukur efektifitasnya pada setiap tahapan dan prosesnya. Tanpa adanya review yang sistematis, dikhawatirkan sistem tersebut tidak dapat berjalan secara efektif dan tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
4.1.a(2)
Yodya Karya belum memiliki mekanisme yang efektif dalam pengelolaan dan penggunaan data serta informasi pembanding yang penting untuk mendukung operasional serta sebagai bahan pertimbangan rencana perbaikan, hal ini akan menyulitkan dalam pengambilan keputusan strategis serta pengembangan inovasi (managing for innovation). (- -)
4.1.a(3)
Yodya Karya belum memiliki mekanisme yang efektif dalam pengelolaan dan penggunaan data serta informasi suara pelanggan dan pasar termasuk keluhan pelanggan untuk mendukung keputusan operasional, hal ini akan menyulitkan dalam pengambilan keputusan strategis dan mendorong inovasi untuk memujudkan customers driven excellence. (-)
Item Ref 4.1.c(3)
Opportunities For Improvement Dalam hal peningkatan yang berkelanjutan Yodya Karya belum mengkomunikasikan prioritas dan peluang berinovasi ke pemasok, mitra, dan kolaborator yang relevan untuk ditindaklanjuti dan untuk memastikan keselarasannya dengan kepentingan atau kebutuhan perusahaan. Dengan belum dikomunikasikannya hal tersebut ke pemasok, mitra, dan kolaborator yang relevan, dikhawatirkan akan menjadi hambatan Yodya Karya dalam memperoleh dukungan untuk kinerja tinggi perusahaan.
4.2. Pengelolaan Pengetahuan, Informasi dan Teknologi Informasi Item Ref
Strengths
4.2.a(2)
Yodya Karya telah memiliki website (www.yoka.co.id) dan didukung server. Menu website tersebut antara lain : tentang kami, struktur organisasi, testimonial, alamat cabang utama, hubungi kami, serta papan pengumuman di lingkungan perusahaan, hal ini membuat data dan informasi yang dibutuhkan dapat tersedia untuk tenaga kerja, pemasok, mitra dan pelanggan sesuai kebutuhan.
4.2.a(3)
Yodya Karya telah mengelola pengetahuan organisasi, antara lain dengan cara : (1) Kegiatan MIKOSOR (minum kopi sore) yaitu mengumpulkan tenaga ahli untuk sharing pengetahuan termasuk solusi yang sudah dilakukan, (2) Sharing Tenaga Ahli, yaitu mengundang tenaga ahli untuk sharing pengalamannya, misal pengalaman dengan jembatan bentang panjang dsb, (3) Penempatan Tenaga Ahli yang sudah pensiun di proyek yang sedang berjalan, sehingga diharapkan pengetahuan yang dimiliki (tacid knowledge) dapat ditransfer kepada tenaga yang lebih muda, contohnya Bp Anhar ditempatkan di Proyek Bea Cukai, (4) Pemilihan Material di suatu proyek didahului dengan presentasi pemasok dan dihadiri oleh para tenaga ahli.
Item Ref 4.2.a(1)
4.2.a(3)
Opportunities For Improvement Walaupun Yodya Karya telah melakukan pengelolaan data, informasi dan pengetahuan organisasi sebagai bagian dari operasional perusahaan, namun tidak ditemukan bukti adanya master plan teknologi informasi maupun tata kelola teknologi informasi, hal ini menyebabkan perencanaan pengelolaan teknologi informasi tidak memiliki arah pasti yang akan dicapai oleh perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini dapat menyulitkan Yodya Karya menciptakan keunggulan kinerja sebagai hasil dari pengelolaan inovasi. Meskipun Yodya Karya telah mengelola pengetahuan organisasi, antara lain dengan cara : (1) Kegiatan MIKOSOR (minum kopi sore) yaitu mengumpulkan tenaga ahli untuk sharing pengetahuan termasuk solusi yang sudah dilakukan, (2) Sharing Tenaga Ahli, yaitu mengundang tenaga ahli untuk sharing pengalamannya, misal pengalaman dengan jembatan bentang panjang dsb, (3) Penempatan Tenaga Ahli yang sudah pensiun di proyek yang sedang berjalan, sehingga diharapkan pengetahuan yang dimiliki (tacid knowledge) dapat ditransfer kepada tenaga yang lebih muda, contohnya Bp Anhar ditempatkan di Proyek Bea Cukai, (4) Pemilihan Material di suatu proyek didahului dengan presentasi pemasok dan dihadiri oleh para tenaga ahli, namun tidak ditemukan bukti adanya pedoman/mekanisme yang mengatur terhadap mekanisme secara menyeluruh pengelolaan pengetahuan
Item Ref
Opportunities For Improvement organisasi.. Pengembangan e-library dapat dipertimbangkan menjadi prioritas untuk segera dibangun. Dengan belum adanya pedoman pengelolaan pengetahuan akan menyulitkan perusahan untuk mewujudkan organisasi yang berbasis pada Perspektif Kesisteman – ( System Perspective) dan menghambat pembelajaran organisasional dan karyawan (organizational and personal learning)( - -)
4.2.b(4)
Tidak ditemukan bukti adanya pedoman/mekanisme yang mengatur menghadapi kondisi darurat (discover recovery planning) untuk memastikan ketersediaan hardware, software, serta data dan informasi yang berkelanjutan untuk melayani kebutuhan pelanggan dan bisnis secara efektif. Hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam melakukan recovery data dan informasi dan menghambat keberlangsungan Perusahaan ( - )
Kategori 5 : Fokus Tenaga Kerja 5.1. Lingkungan Tenaga Kerja Item Ref
Strengths
5.1.a(2)
Yoka telah memiliki mekanisme merekrut, mengontrak, menempatkan dan mempertahankan tenaga kerja baru dengan mengimplementasikan QHS-PK-HRD-03 tentang Prosedur Penerimaan Karyawan selanjutnya melaksanakan pelatihan sesuai kebutuhan bidang, Unit masing-masing. Untuk memastikan tenaga kerja yang direkrut merepresentasikan keragaman gagasan, budaya, Yoka menetapkan persyaratan dengan tidak membedakan budaya, serta memenuhi pemikiran masyarakat dan pelanggan.
5.1.b(1).1
Yoka telah memiliki metode untuk memastikan dan meningkatkan kesehatan, keamanan dan keselamatan lingkungan kerja untuk menjalankan Perusahaan secara aman, handal, efisien, serta ramah lingkungan yang dituangkan didalam Prosedur Sistem Manajemen Mutu K3. Yoka juga sudah diaudit oleh pihak ekternal independen dan sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007, dan dalam proses sertifikasi Green Building. Evaluasi terhadap mekanisme K3 tersebut dilakukan pada Rapat Tinjauan manajemen yang dihadiri oleh Manajemen dan Senior Leader unit kerja terkait.
Item Ref
Opportunities For Improvement
5. 1.a(1).1
Meskipun Yodya Karya telah mempunyai cara menilai kebutuhan kapabilitas dan kapasitas tenaga kerja termasuk tingkat keterampilannya melalui Man Power Planning yang sudah mempertimbangkan berbagai pendekatan antara lain Rakor Triwulan dan forecasting namun belum adanya pemenuhan target yang jelas dan terukur. hal ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan kapabilitas dan kapasitas (struktural, operasional dan fungsional) belum terpenuhi secara keseluruhan. Sehingga berpotensi menimbulkan gap dalam pemenuhan posisi pada beberapa jenjang jabatan.
5.1.a(2)
5. 1.a(3).1
Meskipun Yoka telah memastikan bahwa tenaga kerja merepresentasikan keberagaman gagasan, budaya, serta pemikiran masyarakat dan pelanggan termasuk di dalamnya rencana penerimaan pegawai yang dimuat pada RKAP perusahaan namun penerapannya masih belum konsisten, masih ada gap dalam pemenuhannya serta belum memiliki cukup bukti telah mereview terhadap proses rekruitmen, pengangkatan, penempatan dan mempertahankan tenaga kerja, terbukti belum memiliki program retensi pegawai secara menyeluruh. Kegagalan untuk memastikan dan meriview tenaga kerja yang berasal dari pemikiran komunitas pelanggan, akan sulit untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan mampu menghilangkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Meskipun Yoka telah memiliki metode dalam penyelesaian pekerjaan perusahaan yaitu dengan cara menurunkan RJPP sebagai acuan Jangka Panjang menjadi RKAP
sebagai action plan untuk jangka pendek (tahunan) yang selanjutnya dilakukan kontrak manajemen sebagai Key Performance Indicator (KPI) Perusahaan dan Pimpinan Unit sebagai penilaian sekaligus evaluasi kinerja perusahaan, namun KPI yang ada Pimpinan belum diturunkan kepada subordinat atau bawahan sekaligus belum dijadikan sebagai penilaian dan evaluasi individu. hal ini dapat menyulitkan Yoka dalam menyelesaikan dan menilai pekerjaan individu untuk focus pada hasil dan penciptaan nilai perusahaan. 5.1.a(4)
Meskipun Yoka telah mempersiapkan kebutuhan kapabilitas dan kapasitas Tenaga Kerja untuk memastikan kelangsungan perusahaan dalam menghadapi perubahan tenaga kerja melalui Prosedur Penerimaan Karyawan termasuk Pengembangan Management Trainee, namun belum diimplementasikan dan dievaluasi secara menyeluruh disetiap unit kerja, Hal ini menunjukkan ketidaksiapan Yoka dalam memproyeksikan kebutuhan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga dapat berpotensi mengganggu kelangsungan bisnis proses yang sedang berjalan.
5.2 Kerekatan Tenaga Kerja Item Ref
Strengths
5.2.a(2)
Yoka telah memiliki metoda membangun budaya perusahaan dengan motto PRESISI (Profesional, Realibility, Empowerment, Sinergy, Integrity, Sustainable, Inovation ). yang dijadikan landasan dalam implementasi untuk pengembangan budaya yang memiliki karakteristik, berkinerja tinggi, dan tenaga kerja yang memiliki keterikatan tinggi dengan perusahaan melalui role model, komunikasi terbuka dua arah dengan seluruh karyawan. Untuk memastikan bahwa budaya perusahaan mengambil manfaat dari beragam gagasan, budaya, dan pemikiran dari tenaga kerja yang ada di perusahaan
5.2.c(1).6
Yoka telah melakukan pengembangan dan pembelajaran untuk tenaga kerja dan pimpinan meliputi faktor-faktor transfer pengetahuan dari para tenaga kerja yang akan meninggalkan perusahaan atau pensiun dengan memfasilitasi proses tersebut melalui kegiatan “mikosor” atau sharing knowledge dan didokumentasikan kedalam Buku Panduan Pelaksana Pekerjaan serta pegawai yang handal dan telah pesiun tersebut dijadikan advisor dalam pelaksanaan proyek. Proses ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh Yoka dalam meng-cover system transfer knowledge kepada segenap tenaga kerjanya.
Item Ref
Opportunities For Improvement
5.2.a.1.(1)
Yoka belum melakukan survey Keterikatan tenaga kerja dan belum menentukan elemenelemen utama yang mempengaruhi keterikatan tenaga kerja sehingga tidak diketahui sejauhmana keterikatan tenaga kerja terhadap perusahaan, hal ini dapat mempengaruhi keputusan penting yang diambil perusahaan terhadap tenaga kerja.
5.2.b.1.(4)
Meskipun Yoka telah memiliki mekanisme pengelolaan tenaga kerja namun belum melakukan survey kepuasan tenaga kerja kepada karyawan atas elemen retensi, kemangkiran, keluhan dan produktivitas kerja, hal ini dapat menyulitkan Yoka untuk memperkuat fokus pada peningkatan serta pencapaian kinerja.
5.2.b(2).1
Yoka belum memiliki mekanisme yang sistimatis dalam mengkaitkan hasil penilaian keterikatan tenaga kerja dengan hasil-hasil bisnis utama untuk mengidentifikasi peluang peningkatan keterikatan tenaga kerja maupun hasil-hasil bisnis, sehingga Yoka belum dapat mengidentifikasi seberapa besar hasil bisnis yang dicapai dipengaruhi oleh tingkat keterikatan tenaga kerja.
Kategori 6 : Fokus Operasi 6.1. Sistem Kerja Item Ref
Strengths
6.1.a(1).1
Yoka telah mempunyai sistem prosedur kerja yang mengatur mengenai persyaratan kerja yang tertuang didalam Manual Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Prosedur OHSAS 18001:2007 serta Prosedur ISO 9001:2008, dimana didalamnya terdapat prosedur mengenai persyarat dan rencana kerja sesuai dengan spesifikasi serta syarat dan rencana kerja yang telah disepakati dalam kontrak, baik dengan pemasok, mitra maupun pelanggan. Persyaratan kerja ini dituangkan ke dalam dokumen kontrak kerja berdasarkan surat kontrak yang ada, surat pemesanan material serta surat perintah kerja.
6.1.c(1)
Yoka telah memastikan kesiapan system kerja dan tempat kerja untuk menghadapi bencana maupun keadaan darurat yang tertuang dalam Sistem Manajemen Mutu QHS-PK-HSE-04 Prosedur Kesiapan, Tanggap, Darurat yang berpedoman kepada Prosedur OHSAS 18001:2007, dimana sistem pemantauan dan evaluasinya dilakukan dengan sarana Laporan Manajemen Triwulanan dan Bulanan.
Item Ref
Opportunities For Improvement
6.1.a(1).2
Meskipun Yoka telah memiliki mekanisme dalam mengelola dan meningkatkan sistem kerja untuk menghasilkan nilai kepada pelanggan dan mencapai keberhasilan serta keberlangsungan perusahaan melalui (i) implementasi sistem manajemen ISO 9001:2008, (ii) implementasi OHSAS 18001:2007, namun belum mempertimbangkan adanya Kompetensi Inti Yoka berupa SDM yang handal dan Jaringan yang luas. Hal ini dapat menimbulkan tantangan strategis yang signifikan dan Yoka akan kesulitan dalam mengembangkan daya saing usaha yang berkesinambungan.
6.1.b(1).2
Meskipun Yoka telah mengelola dan meningkatkan sistem kerjanya untuk menghasilkan nilai kepada pelanggan dan mencapai keberhasilan serta keberlangsungan perusahaan telah dilakukan dengan meninjau ulang, memutakhirkan dan mensosialisasikan keseluruh pegawai dan ke pelanggan serta mitra, namun Yoka kurang mempertimbangkan data kinerja pesaing. Hal ini dimungkinkan Yoka akan menemui kesulitan dalam mengimplementasikan sistim kerjanya untuk dapat lebih bersaing lagi dengan perusahaan pesaing/ sejenis.
6.1.c.2
Meskipun Yoka telah memiliki Prosedur Manual Mutu dan Kesehatan Kerja; Prosedur OHSAS 18001:2007 dan Prosedur ISO 9001:2008 yang diselaraskan dengan peraturan kerja serta identifikasi bahaya dan mitigasinya yang disesuaikan dengan proyek yang berjalan untuk pencegahan, pengelolaan, kontinuitas operasi dan keselamatan kerja, namun dalam pengawasan dan pelaksanaan dilapangan dirasakan masih kurang disiplin terhadap prosedur kerja K3 oleh pegawai pelaksana proyek. Hal ini dapat menimbulkan risiko terjadinya angka kecelakaan kerja yang mengakibatkan penurunan reputasi Yoka dimata pelanggan, dan mitra.
6.2. Proses Kerja Item Ref
Strengths
6.2.a(1).1
Yoka telah mendesain dan melakukan inovasi terhadap proses kerja untuk memenuhi seluruh persyaratan utama melalui metode pengumpulan data, analisa terhadap data yang ada, mencari peluang pada sistem proses atau produk untuk melakukan perbaikan sekaligus inovasi, hal ini terangkum dalam Sistem Manajemen Mutu, QHS-PK-MGN-07 Prosedur Disain dan Pengembangan Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
6.2.b(2).2
Yoka telah melakukan seleksi terhadap pemasok dalam hubungannya pemenuhan persyaratan dan usaha peningkatan kinerja perusahaan yang berujung kepada kepuasan pelanggan, melalui Prosedur Pengendalian Rekanan QHS-PK-MGN-02, Daftar Rekanan Yoka yang direview satu tahun sekali. Dimana rekanan yang terdapat didalam Daftar Rekanan tersebut telah melalui proses seleksi dan evaluasi dengan mempertimbangkan aspek K3, Mutu, dan penyelesaian pekerjaan. Hal ini diupayakan untuk dapat mempertahankan kinerja perusahaan serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
Item Ref
Opportunities For Improvement
6.2.a(1).1
Meskipun Yoka dalam mendesain dan melakukan inovasi terhadap proses kerja dengan cara pengumpulan data, analisa terhadap data yang ada, mencari peluang pada sistem proses atau produk untuk melakukan perbaikan dan inovasi, namun proses desain inovasi ini belum dikelola secara menyeluruh dan terintegrasi antar unit kerja. Hal ini dimungkinkan akan menurunkan kemampuan dan kegesitan Yoka dalam merespon perubahan sekaligus harapan pelanggan karena tidak dikelolanya inovasi dalam desain proses kerja tersebut.
6.2.b(2).3
Meskipun Yoka telah memiliki mekanisme untuk mengevaluasi kinerja pemasok dengan cara (i) menerapkan Prosedur ISO 9001:2008 QHS-PK-MGN-02 Prosedur Pengedalian Rekanan (ii) menerapkan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa, namun proses review yang dilakukan masih belum efektif. Sedangkan Kriteria B-M-W-TA-ZA (Tepat Biaya, Tepat Mutu, Tepat Waktu, Tepat Administrasi, dan Zero Accident) yang telah diidentifikasi Yoka sebagai persyaratan paling penting dalam supply chain, belum seluruhnya terakomodir dalam format penilaian kinerja pemasok tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja organisasi untuk mendapatkan pemasok yang handal.
6.2.b(2).4
Meskipun Yoka telah memiliki mekanisme Prodesur Pengendalian Rekanan yang telah diukur efektifitasnya dan telah diterapkan sejak tahun 2011 secara berkala dilakukan review melalui Rapat Panitia Pengadaan, namun penerapannya masih belum konsisten. Sebagai contoh untuk pemasok yang berkinerja kurang/buruk/sangat buruk tidak ada tindak lanjut. Hal ini dapat menjadi kendala bagi Yoka untuk mengambil tindakan yang cepat dalam rangka memberikan layanan terbaik kepada pelanggan serta menjaga image organisasi apabila kinerja buruk pemasok tersebut berhubungan langsung dengan pelanggan.
STRENGTH & OFI (RESULT)
Kategori 7 : Hasil-Hasil 7.1. Hasil-hasil Produk dan Proses Item Ref
Strengths
7.1b(1)
Yoka telah mengukur 7 Indikator Efektifitas Operasional Kinerja Proses Operasional Utama dengan hasil : 5 indikator (71%) level Good dan Trend Sustain yaitu Grafik : 7.1.b(1).1 Biaya Langsung (ROPT); Grafik : 7.1.b(1).2 Produksi; Grafik : 7.1.b(1).3 Biaya Tidak Langusng; Grafik : 7.1.b(1).6 Produktivitas; Grafik : 7.1.b(2).2 Skor SMK3 Dari hasil Grafik-grafik tersebut menggambarkan bahwa Yoka telah mengimplementasikan beberapa proses operasional utama dengan baik.
7.1c(1)
Yoka telah mengukur 4 Indikator hasil-hasil atas pelaksanaan strategi terhadap Realisasi RJP dengan hasil semuanya memiliki Level Excellent dan Trend Sustain yaitu Grafik 7.1c(1).1 Nilai Kontrak; 7.1c(1).2 Produksi; 7.1c(1).3 Laba Kotor Usaha; 7.1c(1).4 Laba Sebelum Pajak. Dari hasil grafik tersebut menunjukan kinerja operasional usaha Yoka tercapai bahkan melampaui terhadap target RJP yang diberikan untuk setiap periodenya. Yoka telah mengukur 5 Indikator hasil-hasil atas pelaksanaan strategi terhadap Realisasi RKAP dengan hasil semuanya memiliki Level Excellent dan Trend Sustain yaitu Grafik 7.1c(2).1 Nilai Kontrak; 7.1c(2).2 Nilai Produksi; 7.1c(2).3 Laba Kotor Usaha; 7.1c(2).4 Laba Sebelum Pajak; 7.1c(2).5 Laba Setelah Pajak. Dari hasil grafik tersebut menunjukan kinerja operasional usaha Yoka tercapai bahkan melampaui terhadap target RKAP yang diberikan untuk setiap periodenya.
7.1c(2)
Item Ref
Opportunities For Improvement
7.1a
Yoka belum melakukan pengukuran terhadap beberapa Indikator Hasil-hasil produk dan proses yang focus pada pelanggan, hal tersebut menunjukkan bahwa Yoka belum maksimal melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil produk.
7.1b(1)
Meskipun Yoka telah mengukur 7 Indikator Efektifitas Operasional Kinerja Proses Operasional Utama dengan hasil : 5 indikator (71%) level Good dan Trend Sustain yaitu Grafik : 7.1.b(1).1 Biaya Langsung (ROPT); Grafik : 7.1.b(1).2 Produksi; Grafik : 7.1.b(1).3 Biaya Tidak Langusng; Grafik : 7.1.b(1).6 Produktivitas; Grafik : 7.1.b(2).2 Skor SMK3 namun masih terdapat Grafik yang menunjukkan sbb : 2 indikator (29%) menunjukkan Level Poor dan Trend Unfavourable yaitu Grafik : 7.1.b(1).4 Kinerja Proses Operasional Utama; Grafik : 7.1.b(1).5 Kinerja Vendor Semua indikator utama belum dibandingkan dengan pesaing Dengan kondisi seperti tersebut, Yoka akan kesulitan dalam meningkatkan
produksinya untuk dapat bersaing dengan pesaing, selain itu dengan tidak dimunculkannya angka target sangat sulit untuk dapat melihat hasil kinerja operasional Yoka secara holistik.
7.1b(2)
Yoka belum melakukan pengukuran terhadap Indikator kinerja Kesiapan Menghadapi Keadaan Darurat hal ini menunjukan Yoka belum konsisten dan belum melakukan antisipasi atas operasional perusahaan terhadap kondisi darurat
7.1c1
Meskipun Yoka telah mengukur 4 Indikator hasil-hasil atas pelaksanaan strategi terhadap Realisasi RJP dengan hasil semuanya memiliki Level Excellent dan Trend Sustain yaitu Grafik 7.1c(1).1 Nilai Kontrak; 7.1c(1).2 Produksi; 7.1c(1).3 Laba Kotor Usaha; 7.1c(1).4 Laba Sebelum Pajak, namun semua indikator utama tersebut belum dibandingkan dengan data pesaing. Hal ini dapat menyulitkan Yoka dalam mengukur tingkat pencapaian keberhasilan kinerja dibandingkan dengan Perusahaan yang sejenis/ pesaing
7.1c2
Meskipun Yoka telah mengukur 5 Indikator hasil-hasil atas pelaksanaan strategi terhadap Realisasi RKAP dengan hasil semuanya memiliki Level Excellent dan Trend Sustain yaitu Grafik 7.1c(2).1 Nilai Kontrak; 7.1c(2).2 Nilai Produksi; 7.1c(2).3 Laba Kotor Usaha; 7.1c(2).4 Laba Sebelum Pajak; 7.1c(2).5 Laba Setelah Pajak. namun semua indikator utama tersebut belum dibandingkan dengan data pesaing. Hal ini dapat menyulitkan Yoka dalam mengukur tingkat pencapaian keberhasilan kinerja sekaligus proyeksi kinerja dibandingkan dengan Perusahaan yang sejenis/ pesaing
7.2. Hasil-hasil Fokus Pelanggan Item Ref 7.2.a(1)
Item Ref
Strengths Yodya Karya menyajikan 3 grafik : indeks kepuasan pelanggan perencanaan, indeks kepuasan pelanggan pengawasan dan indeks ketidakpuasan pelanggan.
Opportunities For Improvement
7.2.a(1)
Yodya Karya masih kekurangan 5 grafik Kepuasan Pelanggan yaitu : keluhan/komplain, Klaim Pelanggan, Kecepatan Respons Thd Klaim, On Time Delivery
7.2.a(2)
Yodya Karya masih kekurangan 4 grafik Keterikatan/Engagement Pelanggan yaitu : Pelanggan Yang Hilang, Customer Aquisition, Retensi Pelanggan, Loyalitas Pelanggan (Customer Loyality)
7.3. Hasil-Hasil Fokus Tenaga Kerja Item Ref
Strengths
7.3a(1)
Yoka telah mengukur 4 Indikator Kinerja Kapasitas dan Kapabilitas Tenaga Kerja dengan hasil : 1 indikator (25%) level Excellent : Grafik 7.3.a(1).4 yaitu Keahlian Pegawai, 2 indikator (50%) Level Good : Grafik 7.3.a(1).1 dan 7.3.a(1).2 yaitu Kapabilitas dan Kapasitas Pegawai, dan trend Favourable 2 (50%) yaitu : Grafik 7.3.a(1).2 Kapabilitas Pegawai, dan Grafik 7.3.a(1).4 Keahlian Pegawai. Grafik-grafik tersebut menggambarkan bahwa Yoka telah menilai kebutuhan akan kapabilitas dan kapasitas tenaga kerja, termasuk tingkat keterampilan, kompetensi, dan tingkat pengawakannya secara konsisten.
7.3a(2)
Yoka telah mengukur 6 Indikator Iklim Tenaga Kerja dengan hasil : 4 indikator (66%) level Good dan 5 indikator (83%) dengan trend (Sustainable + Favourable), yaitu : Grafik 7.3.a(2).2 Kecelakaan Kerja; Grafik 7.3.a(2).3 Kehilangan Barang di tempat Kerja; Grafik 7.3.a(2).4 Tunjangan Kesehatan; Grafik 7.3.a(2).5 Tunjangan Hari Tua; Grafik 7.3.a(2).6 Penghargaan Kepada Pegawai Grafik-grafik tersebut menggambarkan bahwa Yoka telah melakukan pengukuran dan evaluasi terhadap Faktor kesehatan karyawan dan faktor Lingkungan yang mempengaruhi kesehatan karyawan, sehingga diharapkan akan tercipta iklim tenaga Kerja yang kondusif yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan kearah yang lebih Baik.
Item Ref 7.3a(1)
Opportunities For Improvement Meskipun Yoka telah mengukur 4 Indikator Kinerja Kapasitas dan Kapabilitas Tenaga Kerja dengan hasil : 1 indikator (25%) level Excellent : Grafik 7.3.a(1).4 yaitu Keahlian Pegawai, 2 indikator (50%) Level Good : Grafik 7.3.a(1).1 dan 7.3.a(1).2 yaitu Kapabilitas dan Kapasitas Pegawai, dan trend Favourable 2 (50%) yaitu : Grafik 7.3.a(1).2 Kapabilitas Pegawai, dan Grafik 7.3.a(1).4 Keahlian Pegawai. namun masih ada Grafik yang menunjukkan sbb : 1 indikator (25%) menunjukkan level Poor dan trend Unfavourable yaitu Grafik 7.3.a(1).3 Pengawakan (Staffing) 4 indikator (100%) tidak dibandingkan dengan perusahaan pesaing Kekurangan grafik sebanyak 1 indikator yaitu : Jumlah sertifikasi keahlian pegawai Sehingga Yoka akan mengalami kesulitan dalam mengukur tingkat pencapaian keberhasilan dalam menentukan Kapabilitas dan Kapasitas Tenaga Kerja bila dibandingkan dengan Perusahaan yang sejenis/ pesaing
7.3a(2)
Yoka telah mengukur 6 Indikator Iklim Tenaga Kerja dengan hasil : 4 indikator (66%) level Good dan 5 indikator (83%) dengan trend (Sustainable + Favourable), yaitu : Grafik 7.3.a(2).2 Kecelakaan Kerja; Grafik 7.3.a(2).3 Kehilangan Barang di tempat Kerja; Grafik 7.3.a(2).4 Tunjangan Kesehatan; Grafik 7.3.a(2).5 Tunjangan Hari Tua; Grafik 7.3.a(2).6 Penghargaan Kepada Pegawai namun masih ada Grafik yang menunjukkan sbb : 1 indikator (17%) menunjukkan level Poor dan trend Unfavourable yaitu Grafik 7.3.a(2).1 Ijin Karena Sakit Semua indikator belum dibandingkan dengan perusahaan pesaing, Sehingga Yoka akan mengalami kesulitan dalam mengukur Iklim Tenaga Kerja pencapaian kerhasilan dalam menentukan Kapabilitas dan Kapasitas Tenaga Kerja untuk mendukung pencapaian
Kinerja Tinggi Perusahaan.
7.3a(3)
Yoka belum melakukan pengukuran terhadap Indikator Kerekatan Tenaga Kerja antara lain (1). Indeks Kepuasan Pegawai, (2). Kinerja Pegawai, (3). Kepuasan Tenaga Kerja berdasarkan segmentasi Sehingga Yoka akan mengalami kesulitan mengukur tingkat Keterikatan Tenaga Kerja untuk menciptakan peningkatan kinerja karyawan yang dapat mendukung pencapaian Kinerja Tinggi Perusahaan.
7.3a(4)
Yoka belum melakukan pengukuran terhadap Indikator Pengembangan Tenaga Kerja antara lain (1). Realisasi program Diklat terhadap rencana pelatihan, (2). Evaluasi efektifitas Diklat Sehingga Yoka akan mengalami kesulitan dalam melakukan pengembangan Tenaga Kerja yang dapat mendukung pencapaian Kinerja Tinggi Perusahaan.
7.4 Hasil-hasil Kepemimpinan
Item Ref 7.4.a
Item Ref
Strengths Yodya Karya menyajikan 11 grafik untuk 7.4.a(1) kepemimpinan, 7.4.a(2) Tata Kelola, 7.4.a(3) Hukum dan Regulasi, 7.4.a(4) Etika dan 7.4.a(5) Masyarakat, dari sebelas grafik telah memiliki kinerja diatas target sebanyak 60 %
Opportunities For Improvement
7.4.a. (1)
Yodya Karya masih kekurangan 2 grafik tentang kepemimpinan yaitu : (a) Sosialisasi visi, misi dan tata nilai kepada pegawai dan stakeholders lainnya; dan (b) Critical mass (pemahaman pegawai) terhadap visi, misi dan tata nilai.
7.4.a
Seluruh data yang terkait dengan kepemimpinan belum memiliki data pembanding sehingga tidak diketahui
7.5. Hasil-hasil Keuangan dan Pasar Item ref.
Strengths
7.5.a(1)
Yodya Karya menyajikan 10 grafik untuk pendapatan ; -9 grafik (90%) pada level Good yaitu : grafik IKE : 7.5.a(1).1; 7.5.a(1).2; 7.5.a(1).3; 7.5.a(1).4; 7.5.a(1).5; 7.5.a(1).6; 7.5.a(1).7; 7.5.a(1).9; 7.5.a(1).10 -8grafik (80%) pada level Beneficial, yaitu grafik IKE : 7.5.a(1).1; 7.5.a(1).3; 7.5.a(1).4; 7.5.a(1).5; 7.5.a(1).6; 7.5.a(1).7; 7.5.a(1).9; 7.5.a(1).10 Hal ini menunjukkan bahwa TMJ menerapkan Pendapatan secara Konsisten
7.5.a(2)
Yodya Karya menyajikan 1 grafik untuk Penguasaan Pasar Baru, dengan level pertumbuhan Good dan level Benefecial.
Item ref.
Opportunities For Improvement
7.5.a(1)
Yodya Karya belum melakukan perbandingan terhadap perusahaan lain, dan masih ada kekurangan 1 grafik yaitu Cash Flow
7.5.a(2)
Yodya Karya masih kekurangan 4 grafik untuk Kinerja Pasar yaitu : Pertumbuhan Jasa Baru, Pertumbuhan Pasar Baru Yang Dimasuki, Win/Loss Tender, Rasio Investasi
TOTAL SKOR KPKU PT YODYA KARYA Kategori
Poin
Prosentase
Nilai
1.1
70
35%
24,5
1.2
50
40%
20
2.1
40
40%
16
2.2
45
40%
18
3.1
45
35%
15,75
3.2
40
35%
14
4.1
45
35%
15,75
4.2
45
30%
13,5
5.1
40
35%
14
5.2
45
30%
13,5
6.1
45
30%
13,5
6.2
40
40%
16
Skor Proses
194,5
7.1
110
27,5%
30,25
7.2
90
10%
9
7.3
80
20,0%
22
7.4
80
25,0%
20
7.5
90
30%
27
Skor Hasil
108,25
Total Skor KPKU
302,75