Hesty I.I, et. al., Pemberdayaan Usaha Miko Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk …..
1
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO RUMAH TANGGA MISKIN di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember The Empowerment of Poor Household Microbusiness in Sucopangepok Village, District Jelbuk, Jember Regency.
Hesty Imaniar Indriati, Anastasia Murdyastuti, Agus Suharsono Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail:
[email protected]
Abstract This research aimed to describe the empowerment of poor household microbusiness in Sucopangepok Village, District of Jelbuk, Jember Regency. The research used qualitative design with descriptive research type. The focus of this research was at the stage of poor household microbusiness empowerment, which is a process of empowerment of poor household microbusiness in poor household microbusiness development program (PUM-RTM) in Sucopangepok Village, District of Jelbuk, Jember Regency. Data used in the research were primary data and secondary data. Informants were determined by purposive technique. Data were collected by observation, interview, documentation, and literature study. Data analysis consisted of data reduction, data display (presentation of data) and conclusion drawing/verification. Data validity was tested by triangulation. The results showed that the implementation of empowerment was undertaken in accordance with the rules although in the field the capital assistance could not be rolled. This was because people considered that the assistance was freely granted, and they did not need to be return it. Keywords: empowerment, microbusiness
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1 (1). 1-9
2
Hesty I.I, et. al., Pemberdayaan Usaha Miko Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk …..
Berdasarkan tujuan otonomi daerah dalam UU
Pendahuluan Kemiskinan sesungguhnya juga berkaitan
Nomor 32 Tahun 2004 tersebut, pembangunan
dengan empat dimensi kemiskinan lain, yaitu
daerah melalui otonomi daerah, dimana salah
kerentanan, kelemahan jasmani, tingkat isolasi dan
satunya
ketidakberdayaan…”. Salah satu fakta kemiskinan
masyarakat
masih banyak ditemui salah satunya Kabupaten
memungkinkan masyarakat lokal untuk dapat
Jember, Jawa Timur. Kabupaten Jember tetap
menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik,
menempatkan
maju, tentram dan sekaligus memperluas pilihan-
pengentasan
kemiskinan
pada
bertujuan
untuk
lokal
memberdayakan
(setempat)
prioritas utamanya dalam menghadapi kondisi
pilihan
kemiskinan. Selain itu, langkah ini juga sebagai
masyarakat.
bentuk
mensukseskan
Kabupaten Jember melalui Dinas Koperasi, Usaha
pembangunan nasional, yang sejak awal tahun
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melakukan
2000 mengadopsi konsep Millenium Development
Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah.
Goals (MDGs) yang disepakati oleh PBB berupa
Menurut Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur
target bersama 184 negara (Dinas Koperasi dan
nomor 4 Tahun 2007 tentang Pemberdayaan
Pengusaha Kecil Menengah Kabupaten Jember,
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
2005:1).
(2007:9). Merespon kondisi dan ketidakberdayaan
dukungan
Dalam
untuk
melaksanakan
pembangunan
yang
berorientasi MDGs pada pembangunan manusia, maka pembangunan di Kabupaten Jember melalui UU Nomor 32 Tahun 2004 yang mengatur otonomi daerah adalah
(choices) Oleh
yang
sehingga
dapat
karena
itu,
dilakukan Pemerintah
masyarakat miskin dari golongan pengusaha mikro tersebut, maka Dinas Koperasi dan UMKM membuat
suatu
inovasi
yaitu
program
Pemberdayaan Usaha Mikro Rumah Tangga
hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
Miskin (PUM-RTM). Hal ini berdasarkan Surat
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan
Keputusan
kepentingan
dengan
Pengusaha Kecil Menengah Kabupaten Jember
peraturan perundang-undangan.Hal ini juga dibuktikan
Nomor: 518/1156/463.313/2005 tentang petunjuk
pada tujuan diadakannya otonomi daerah dalam UU
teknis
Nomor 32 Tahun 2004 adalah: “mempercepat
Tangga Miskin (PUM-RTM) (Dinas Koperasi
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
UMKM Kabupaten Jember, 2005:2).
masyarakat
setempat
sesuai
(SK)
Kepala
Pemberdayaan
Usaha
Dinas
Mikro
Koperasi,
Rumah
peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jelbuk,
serta masyarakat, serta peningkatan daya saing
tepatnya di desa Sucopangepok karena di desa
daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
tersebut terdapat 4 LKMM, diantaranya 2 masih
pemerataan,
dan
aktif dan 2 LKMM lainnya mengalami rugi yaitu
kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara
LKMM Nurul Hidayah dan Nurul Huda. Maka,
keadilan,
keistimewaan
Kesatuan Republik Indonesia” JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1 (1). 1-9
3
Hesty I.I, et. al., Pemberdayaan Usaha Miko Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk …..
peneliti akan terfokus pada LKMM yang hanya
andil
terdapat di desa Sucopangepok saja. Berdasarkan
masyarakat untuk menyelesaikan masalah publik,
penjelasan-penjelasan
sehingga definisi ini juga dapat diklasifikasikan
diatas,
dapat
dipahami
untuk
melakukan
bahwa masalah kemiskinan dapat diatasi bila
dalam
pelaksanaan
Tangkilisan, 2003: 2).
pembangunan
tepatnya
melalui
pemberdayaan mampu dikelola dengan baik.
bentuk
Menurut
intervensi
Agustino
tindakan
kepada
pemerintah
(2008)
ada
(dalam
beberapa
Maka, peneliti ingin mengungkap lebih mendalam
karakrteristik utama dari suatu definisi kebijakan
tentang bagaimana pemberdayaan usaha mikro
publik :
rumah tangga miskin dalam mengatasi masalah kemiskinan sehingga masyarakat lebih berdaya. Rumusan Masalah
1. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada tindakan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada perilaku yang
Berdasarkan pendapat tersebut, maka masalah
berubah atau acak.
yang dapat dirumuskan oleh peneliti adalah
2. Kebijakan publik pada dasarnya mengandung
“Bagaimana pemberdayaan usaha mikro rumah
bagian atau pola kegiatan yang dilakukan oleh
tangga miskin di desa Sucopangepok Kecamatan
pejabat pemerintah dari pada keputusan yang
Jelbuk Kabupaten Jember?”
terpisah-pisah, misalnya suatu kebijakan tidak
Tujuan Penelitian
hanya meliputi keputusan untuk mengeluarkan
Tujuan
dari
mendeskripsikan
penelitian
pemberdayaan
ini
adalah
usaha
mikro
rumah tangga miskin di desa Sucopangepok
peraturan tertentu tetapi juga keputusan berikutnya yang
dengan
penerapan
dan
pelaksanaannya. 3.
Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember.
berkaitan
Kebijakan
publik
merupakan
apa
yang
sesungguhnya yang dikerjakan oleh pemerintah
Tinjauan Pustaka
dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi,
Konsep Kebijakan Publik
atau menawarkan perumahan rakyat, bukan apa yang
akan
pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh
dikerjakan.jika legislatif mengeluarakan
suatu
masyarakat yang keberadaannya mengikat. Dalam
regulasi yang mengharuskan para pengusaha
hal ini hanya pemerintah yang dapat melakukan
membayar tidak kurang upah minimum yang telah
suatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan
dikerjakan tapi tidak ada yang dikerjakan untuk
tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang
melaksanakan hukum tersebut, maka akibatnya
dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk
tidak terjadi perubahan pada perilaku ekonomi,
dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.
sehingga dapat dikatakan bahwa kebijakan publik
Dalam hal ini hanya pemerintah yang mempunyai
dalam contoh ini sungguh-sungguh merupakan
Kebijakan
publik
diartikan
sebagai
maksud
yang
dikerjakan
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1 (1). 1-9
atau
4
Hesty I.I, et. al., Pemberdayaan Usaha Miko Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk …..
suatu pengupahan yang tidak diatur perundang-
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,
undangan. Ini artinya kebijakan publik pun
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
memperhatikan apa yang kemudian akan atau
kegiatan sosial, dan mandiri dalam mengerjakan
dapat
tugas-tugas kehidupannya.
terjadi
setelah
kebijakan
itu
di
implementasikan.
Proses pemberdayaan sangat tergantung pada
4. Kebijakan publik dapat berbentuk positif
dua hal: (1) bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika
maupun
kekuasaan
negatif.
Secara
positif,
kebijakan
tidak
dapat
berubah
maka
melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang
pemberdayaan pun tidak dapat terjadi dengan cara
jelas dalam menangani suatu permasalahan. Secara
apapun. (2) bahwa kekuasaan dapat diperluas.
negatif, kebijakan publik dapat melibatkan suatu
Konsep
keputusan
tidak
kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.
melakukan suatu tindakan atau tidak mengerjakan
Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat
apapun
kekuasaan
pejabat padahal
pemerintah dalam
untuk
konteks
tersebut
ini
menekankan
masyarakat,
pada
pengertian
khususnya
kelompok
keterlibatan pemerintah amat diperlukan.
lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik
5. Kebijakan publik paling tidak secara positif
karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka
didasarkan pada hukum dan merupakan tindakan
sendiri) maupun kondisi eksternal (misalnya
yang bersifat memerintah.
ditindas struktur sosial yang tidak adil). Pemberdayaan
Pemberdayaan
bertujuan
untuk
membentuk
kemandirian pada masyarakat yang berkecukupan bahwa
kemampuan yang dilengkapi dengan kecakapan-
pemberdayaan dapat dilihat sebagai sebuah proses
keterampilan yang memadai, diperkuat oleh rasa
dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah
memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan
serangkaian
memperkuat
kebutuhannya tersebut. Dengan demikian akan
kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah
terakumulasi kemampuan yang memadai, untuk
dalam masyarakat termasuk individu-individu yang
mangantarkan
mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan,
Pemberdayaan berlangsung secara bertahap dalam
maka pemberdayaan menunjuk pada
keadaan
membentuk kemandirian agar dapat terpupuk dan
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
terpelihara dengan baik serta dengan kemandirian
perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya,
yang dimiliki dapat melakukan dan mengambil
memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan
tindakan nyata dalam pembangunan.
Suharto
(2005:54)
kegiatan
menyatakan
untuk
kemandirian
dan mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi,
maupun
sosial
seperti
memiliki
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1 (1). 1-9
pada
masyarakat.
5
Hesty I.I, et. al., Pemberdayaan Usaha Miko Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk …..
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui
Program dalam
bahwa secara garis besar suatu usaha dapat
berisi
digolongkan sebagai usaha mikro apabila usaha
langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk
tersebut bersifat informal, modal yang digunakan
mencapai tujuan dan merupakan unsur pertama
terbatas, tidak memerlukan keterampilan dan
yang
kegiatan
keahlian khusus serta teknologi yang dipergunakan
menunjang
masih sederhana. Usaha mikro yang dimaksud ini
implementasi, karena dalam program telah dimuat
adalah usaha mikro yang diperuntukkan untuk
berbagai aspek antara lain :
rumah tangga miskin. Usaha mikro RTM (Rumah
Program
merupakan
tahap-tahap
penyelesaian rangkaian kegiatan
harus
ada
implementasi.
yang
demi tercapainya
Program
akan
Tangga Miskin) adalah “usaha perseorangan dan
a. Adanya tujuan yang ingin dicapai. b.
Adanya
atau usaha kelompok yang memiliki kekayaan
kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang
bersih maksimal Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah),
diambil dalam mencapai tujuan itu.
yang bergerak disektor [sic] perdagangan dan jasa
c. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan
serta usaha produktif lainnya, yang tergabung
prosedur yang harus dilalui.
dalam Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat
d. Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan.
(LKMM)”
(Pemerintah
Kabupaten
Jember,
2007:9). Usaha Mikro Karakteristik usaha mikro secara umum adalah sebagai berikut:
Program Pemberdayaan Usaha Mikro Rumah Tangga Miskin Program
PUM-RTM
merupakan
program
a. Bersifat informal dan tidak berbadan hukum
pengentasan
b. Bersifat fluktuatif baik dari segi omzet maupun
ekonomi yang berbasis pada penguatan institusi.
tenaga kerja.
Program yang digagas Dinas Koperasi UMKM ini
c. Tanpa atau hanya menggunakan teknologi sederhana. Teknologi yang termasuk tinggi yang digunakan dalam usaha mikro antara lain mesin jahit dan mesin bubut logam. d.
mudah karena usaha ini tidak memerlukan perijinan formal, modal usaha yang dibutuhkan relatif kecil, tidak
memerlukan
melalui
pendekatan
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil Menengah Kabupaten Jember Nomor: 518/1156/463.313/2005 tentang petunjuk teknis Pemberdayaan Usaha Mikro Rumah Tangga Miskin (PUM-RTM) (Dinas
Pelaku usaha mikro relatif mudah berganti
jenis usaha. Keluar masuknya usaha mikro relatif
serta
kemiskinan
keahlian
khusus.
Koperasi UMKM Kabupaten Jember, 2005:2). Kegiatan PUM-RTM akan bermuara pada terbentuknya 2 institusi yaitu institusi sosial yang bernama pokmas (kelompok masyarakat) dan
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1 (1). 1-9
6
Hesty I.I, et. al., Pemberdayaan Usaha Miko Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk …..
institusi ekonomi yang bernama LKMM (Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat). Institusi social yang bernama
Pokmas
ini,
penjelasannya
sebagai
berikut. “Pokmas-RTM atau kelompok Rumah Tangga Miskin adalah kelompok masyarakat yang dibentuk dalam menanggulangi kemiskinan dengan cara
bekerja
sama
dalam
Hasil dan Pembahasan
kelompok
dan
Pemberdayaan Usaha Mikro Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember yaitu sebagai berikut: 1. Tahapan Penguatan Institusi
menguatkan anggota kelompok, beranggotakan
Pada tahap ini kegiatannya adalah mencari tokoh
maksimal 5 (lima) orang ibu-ibu rumah tangga
masyarakat
miskin dalam suatu wilayah tertentu berdomisili
tinggi,kemudian tokoh tersebut dibekali untuk
berdekatan dengan antar anggota yang satu dengan
kemudian
anggota
(pokmas). Pokmas kemudian dibentuk dan dibekali
lainnya”
(Dinas
Koperasi
UMKM
yang
memiliki
dijadikan
jiwa
kelompok
sosial
masyarakat
berkaitan dengan pelaksanaan pemberdayaan.
Kabupaten Jember, 2005:14).
Pokmas ini kemudian melakukan rembuk utnuk menkaji kemiskinan yang dialami masyarakat,
Metode Penelitian
setelah
mengetahui
penyebabkan
kemudian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
mencoba mengatasi kemiskinan dengan potensi
ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik
wilayah yang dimiliki desa atau dusun. Hal ini
penentuan informan menggunakan purposive.
diharapakan dapat dikembangkan dan menjadi
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
tumpuan perekonomian masyarakat. Kemudian
observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi
pokmas diajari pelatihan usaha mikro, mulai dari
kepustakaan. Metode analisis data dalam penelitian
proses penyediaan bahan mentah hingga selling,
ini adalah data reduction (reduksi data), data
pembukuan dan sebaginya. Selanjutnya adalah
display
conclusion
pembentukan LKMM, lembaga ini nantinya yang
kesimpulan).
akan menyediankan modal bantuan kepada rumah
Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan
tangga miskin sesuai dengan ketentuan, sehingga
teknik trianggulasi. Hasil penelitian menunjukkan
Pengurus
bahwa pelaksanaan pemberdayaan ini dilakukan
pengetahuan. Pembekalan juga dilakukan kepada
sesuai dengan PTO, meski dilapangan ternyata
pokmas berkaitan dengan kewirausahaan, hingga
bantuan permodalan ini tidak bisa bergulir. Hal ini
pengelolaan modal.
(penyajian
drawing/verification
salah
satunya
data)
dan
(penarikan
diakibatkan
karena
karakter
masyarakat yang menilai bahwa bantuan ini cumacuma dan tidak perlu dikembalikan.
2.
LKMM
Tahapan
dibekali dengan
Evaluasi,
Pendampingan
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1 (1). 1-9
sejumlah
Monitoring
dan
7
Hesty I.I, et. al., Pemberdayaan Usaha Miko Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk …..
Pihak operasi menugaskan petugas teknis untuk
sumberdaya
medampingi kegiatan pemberdayaan, selain itu
kemampuan
juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
termasuk
perkembangan
bantuan permodalan ini tidak bisa bergulir. Hal ini
usaha,
perguliran
dana,
dan
Manusia
(SDM),
kewirausahaan
manajemen
satunya
dan
diakibatkan
khususnya
(entrepreneurship) pemasaran. karena
Serta
peningkatan pendapatan RTM seperti kegiatan
salah
karakter
admistrasi, membuat laporan, memasukkan dalam
masyarakat yang menilai bahwa bantuan ini cuma-
neraca dan sebagainya.
cuma dan tidak perlu dikembalikan.
3. Tahapan Bantuan Permodalan
Saran
Bantuan permodalan merupakan bagian penting
Penulis memberikan saran kepada pelaksana
yang berguna sebagai penggerak dalam program
program agar pada kegiatan pemberdayaan atau
ini. Setelah para anggota pokmas mendapat
bentuk lainnya perlu mengedepankan kehati-hatian
pembekalan seperti tentang pemanfaatan peluang
agar
usaha, peningkatan keterampilan,
hingga cara
menimbulkan permasalahan baru. Sehingga dana
pengelolaan bantuan permodalan maka bantuan ini
bantuan bisa bergulir untuk digunakan pada
akan melengkapi pemberdayaan yang mereka
kelompok atau anggota yang lain.
terima sebelumnya dengan menggunakan dana yang mereka dapatkan. Meskipun begitu, tentunya untuk dapat memanfaatkan bantuan tersebut mereka
masih memerluka pengurus
LKMM
sebagai pihak yang berwenang dalam penyaluran
program
tepat
sasaran
agar
tidak
Daftar Pustaka Buku Badan Pusat Statistik. 2011. Jawa Timur Dalam Angka. Jakarta : BPS
pinjaman ini. Kesimpulan Pelaksanaan program tersebut, masih terdapat
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press.
fenomena yang ada dalam perkembangan dana. Pada umumnya, dananya masih dalam bentuk hadiah atau charity, sehingga
Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kabupaten Jember. 2005. Petunjuk Teknis Pemberdayaan Usaha Mikro Rumah Tangga Miskin. Jember.
Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kabupaten Jember. 2005. Petunjuk Teknis Pemberdayaan Usaha Mikro Rumah Tangga Miskin (PUM-RTM) Kabupaten Jember. Jember.
pengembangan
usaha kurang maksimal dan cenderung tidak teralokasi optimal. Seperti kita ketahui bahwa permasalahan terbesar dari usaha mikro kecil dan menengah, selama ini adalah sulitnya mereka untuk mendapatkan modal usaha yaitu start up Capital atau modal awal, kesulitan memperoleh bahan baku yang berkualitas, keterbatasan teknologi dan
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1 (1). 1-9
Hesty I.I, et. al., Pemberdayaan Usaha Miko Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk …..
Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kabupaten Jember. 2007. Petunjuk Teknis Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kegiatan Pengembangan Klaster Bisnis Sub Kegiatan Pemberdayaan Usaha Mikro Rumah Tangga Miskin. Jember.
Korten, David C. dan Sjahrir. 1998. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Miles, M. B. dan Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kulitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan oleh Tjeptjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Moleong, J. Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rais,
M. Amien. 1995. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia. Yogyakarta: ditya Media.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabe Suharto, Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Pembangunan STKS (LSP-STKS). Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Sulistiyani, A. T. 2004. Kemitraan dan ModelModel Pemberdayaan. Yogyakarta: Gaya Media.
8
Sumodiningrat, Gunawan. 2009. Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa, Menanggulangi Kemiskinan dengan Prinsip Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia. Surjono, A. dan Nugroho T. 2008. Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunzn, dan Pemberdayaan Masyarakat Di Era Otonomi Daerah. Malang: Bayu Media Publishing Lembaga Penerbitan dan Dokumentasi FIAUnibraw. Suryawati, C. 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensial. JMPK. Vol. 08/03/September. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Magister Ilmu Kesehatan Universitas Diponegoro. Suyanto, Bagong. 1996. Perangkap Kemiskinan, Problem dan Strategi Pembangunan Desa. Yogyakarta: Aditya Media. Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga. Universitas Jember. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Ketiga. Jember: Jember University Press. Peraturan perundang-undangan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Peraturan Bupati Jember Nomor 50 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dinas Koperasi UMKM Kabuoaten Jember.
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1 (1). 1-9
Hesty I.I, et. al., Pemberdayaan Usaha Miko Rumah Tangga Miskin di Desa Sucopangepok Kecamatan Jelbuk …..
Surat Keputusan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil Menengah Kabupaten Jember Nomor: 518/1156/463.313/2005 tentang petunjuk teknis Pemberdayaan Usaha Mikro Rumah Tangga Miskin (PUMRTM). Internet Ant/BEY. 2010. Jember Berpenduduk Miskin Terbesar di Jatim. Nusantara/Rabu 10 Maret 2010. http://metrotvnews.com /index.php/ metromain/news/2010/03 /10/12528/JemberBerpenduduk-Miskin -Terbesar-di-Jatim (diakses 20 Oktober 2012).
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015. 1 (1). 1-9
9