Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) DI DESA BELIMBING KECAMATAN LUMAR KABUPATEN BENGKAYANG Oleh: AFRIANTON NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2015 Abstrak Tujuan tulisan ini untuk mendeskripsikan tentang mekanisme penyaluran Raskin dan mengungkapkan penyebab tidak berjalannya mekanisme tersebut dalam pelaksanaan penyaluran Raskin di Desa Belimbing. Dalam pelaksanaan penelitian penulis menggunakan metode dekriptif dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme penyaluran Raskin di Desa Belimbing dilakukan dengan sistem bergilir untuk mengatasi ketidakpuasan masyarakat karena pembagian Raskin yang hanya diperuntukkan kepada 65 rumah tangga dari 203 rumah tangga miskin. Pembagian Raskin yang menyesuaikan dengan jumlah rumah tangga miskin secara keseluruhan pada gilirannya akan dibagikan kepada masyarakat yang tidak terdaftar dalam daftar nama penerima manfaat Raskin yang telah ditentukan pemerintah. Terdapat empat faktor yang menyebabkan tidak berjalannya mekanisme penyaluran Raskin yang di atur oleh pemerintah yaitu terdapat perbedaan jumlah rumah tangga miskin hasil pendataan BPS dan pendataan Desa Belimbing, meningkatnya jumlah rumah tangga miskin di Desa Belimbing, terbatasnya anggaran untuk subsidi Raskin dari pemerintah, dan pemahaman masyarakat yang kurang tentang pelaksanaan dan manfaat dari program Raskin. Kata-kata kunci: Program Raskin, Rumah Tangga Miskin, Mekanisme Penyaluran Raskin.
THE DISTRIBUTION OF POO HOUSEHOLDS RICE (RASKIN) IN BELIMBING VILLAGE OF LUMAR REGENCY OF BENGKAYANG Abstract The purpose of this research to describe about the mechanism of “Raskin” distribution and to reveal the cause of that mechanism does not run in the implementation of “Raskin” distribution in Belimbing Village. In the implementation of research the writer used descriptive method and qualitative approach. The research’s’ result showed that the mechanism of “Raskin” distribution in Belimbing Village was implemented by using shifting system to solved the dissatisfaction of society because of “Raskin” distribution which was given only for 65 households from 203 poor households. “Raskin” distribution which adjusted by the number of poor households on the whole, at its turn, will be given to the society who unregistered into the table of the recipient name of “Raskin”. There were four causal factors why the government mechanism doesn’t run, the different data numbers poor households from BPS and Belimbing Village collection, the number of poor households are increasing in Belimbing village, the budget for “Raskin” subsidy is limited from government and they are about the less comprehension of society about the implementation and the benefit of “Raskin” program. Keywords: “Raskin” Program, Poor Households, Mechanism of “Raskin” Distribution.
1 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tempat penulis melakukan penelitian serta
A. PENDAHULUAN Pemerintah
pasti
mempunyai
salah
satu
titik
dimana
Raskin
komitmen untuk mensejahterakan rakyatnya
didistribusikan oleh pemerintah, desa ini
dalam berbagai upaya, misalnya saja dengan
memiliki jumlah kepala keluarga (KK)
melaksanakan program Raskin (Beras Untuk
sebanyak 411 jiwa, kemudian dari jumlah
Rumah Tangga Miskin). Tim Nasional
411 kepala keluarga tersebut terdapat 203
Percepatan
kepala
Penanggulangan
Kemiskinan
keluarga
tergolong
miskin
(2012:44) dimana tujuan dari penyaluran
berdasarkan hasil pendataan desa. Jumlah
Raskin
beban
tersebut tersebar di 6 (enam) dusun/ 12
keluarga yang tidak mampu melalui bantuan
rukun tetangga (Profil Desa Belimbing,
kebutuhan
2015).
ini
adalah
pangan
mengurangi
yaitu
beras
dengan
pembagian 15 kilogram per rumah tangga miskin.
Masyarakat
Desa
Belimbing
mayoritas bekerja sebagai petani, tetapi Keberhasilan
Raskin
permasalahan yang mereka hadapi sebagai
perencanaan,
petani adalah lahan pertanian yang dimiliki
penyaluran,
beberapa petani tidak luas dan ada yang
monitoring dan evaluasi, pengawasan dan
bekerja hanya sebagai buruh tani atau yang
pengaduan oleh kementerian dan lembaga
lebih dikenal dengan bagi hasil panen pada
yang berperan dalam pelaksanaan program
desa ini. Permasalahan dibuktikan melalui
Raskin. Disadari bahwa ketepatan sasaran
kepemilikan sawah berdasarkan pendataan
merupakan faktor kunci keberhasilan dari
desa (Profil Desa Belimbing, Februari 2015)
program penanggulangan kemiskinan. Salah
yang hanya dimiliki 105 kepala keluarga
satunya adalah keberhasilan dalam program
dari 411 kepala keluarga, sehingga menurut
Raskin. Selanjutnya, dalam pelaksanaan
penulis merupakan alasan
program Raskin hendaknya menjadikan
rumah tangga masih membutuhkan Raskin
Pedoman Umum (Pedum) Raskin sebagai
pada Desa Belimbing.
ditentukan
mulai
penganggaran,
acuan
dalam
(Kementerian
program dari
penyediaan,
pelaksanaan Koordinator
dan bukti 203
penyaluran Bidang
Kesejahteraan Rakyat, 2015).
B. TINJAUAN PUSTAKA
Desa Belimbing Kecamatan Lumar Kabupaten Bengkayang yang merupakan
Penyaluran Beras Untuk Rumah Tangga
Miskin
(Raskin)
bertujuan 2
AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
membantu rumah tangga miskin melalui
Masalah
sosial
yang
dihadapi
beras bersubsidi dari pemerintah. Tabor dan
masyarakat Desa Belimbing salah satunya
Sawit
adalah
(dalam
Jamhari,
2012:133)
kemiskinan.
Mayoritas
mata
menjelaskan bahwa “Raskin merupakan
pencaharian masyarakat Desa Belimbing
salah
publik
adalah dengan bertani namun kepemilikan
dalam
sawah irigasi hanya 105 rumah tangga dari
mendistribusikan beras khusus untuk rumah
411 rumah tangga secara keseluruhan di
tangga miskin”. Program penyaluran Raskin
Desa Belimbing. Adanya kebijakan sosial
salah satu contoh dari wujud kebijakan
melalui alokasi Raskin ini sangat membantu
sosial untuk mengatasi masalah sosial. Beras
dalam mengurangi beban pangan dalam
untuk rumah tangga miskin yang disalurkan
keluarga di Desa Belimbing.
satu
bentuk
pemerintah
kebijakan
Indonesia
merupakan beras bersubsidi bagi kelompok
Relevansi
antara teori
kebijakan
masyarakat berpendapatan rendah bertujuan
sosial dengan permasalahan yang penulis
untuk mengurangi beban pengeluaran bagi
angkat adalah program penyaluran Raskin
penerima manfaat Raskin dalam memenuhi
merupakan salah satu upaya yang dilakukan
kebutuhan pangan keluarga.
pemerintah untuk mengatasi masalah sosial
Secara
singkat
sosial
(fungsi kuratif) dan sebagai tanggung jawab
menunjuk pada apa yang dilakukan oleh
negara terhadap hak-hak sosial warganya.
pemerintah
Upaya tersebut merupakan wujud nyata dari
sebagai
meningkatkan
kualitas
kebijakan
upaya hidup
untuk manusia
kebijakan
sosial
yang
telah
dilakukan
melalui tunjangan pendapatan, pelayanan
pemerintah untuk merespon dan membantu
kemasyarakatan, serta kedalam bantuan
rumah tangga miskin dalam bentuk bantuan
sosial lainnya (misalnya barang). Kebijakan
pangan
sosial adalah ketetapan yang didesain secara
pengeluaran keluarga. Kebijakan sosial yang
kolektif untuk mencegah terjadinya masalah
diwujudkan dengan memberikan bantuan
sosial,
dan
sosial melalui penyaluran Raskin untuk
sebagai
pemecahan masalah sosial diharapkan bukan
wujud kewajiban negara dalam memenuhi
sebagai penanganan terakhir terhadap rumah
hak-hak sosial warganya (Edi Suhato 2013:
tangga
10).
penerima manfaat, akan tetapi sebagai
mengatasi
mempromosikan
masalah
sosial
kesejahteraan
untuk
miskin
meringankan
yang
menjadi
beban
sasaran
langkah awal dalam membantu masyarakat 3 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
miskin serta dilanjutkan dengan kebijakan
menyesuaikan jumlah rumah tangga miskin
menemukan cara mengatasi ketergantungan
yang
terhadap Raskin.
mengarahkan
Pengaturan pembagian Raskin di
ada
nilai
di
Desa
Belimbing
masyarakat
kebersamaan
serta
menumbuhkan adalah
cara
Desa Belimbing yang disesuaikan dengan
mengendalikan permasalahan yang terjadi
rumah tangga miskin oleh kepala desa
dalam pembagian Raskin.
menurut penulis merupakan wujud dari
Penelitian
tentang
pelaksanaan
tindakan sosial. Pengaturan tersebut muncul
penyaluran Raskin sudah pernah dilakukan
dari inisiatif kepala desa sebagai tanggung
peneliti-peneliti
jawabnya terhadap permasalahan dalam
penelitian tersebut yang di anggap penulis
penyaluran Raskin di Desa Belimbing dan
relevan dengan skripsi yang ditulis adalah
tindakan
kepada
skripsi Winria Pitapurwati (Unhas, 2014)
masyarakat desa untuk dilaksanakan dalam
tentang “Pelaksanaan Penyaluran Raskin Di
proses penyaluran Raskin dengan tujuan
Kecamatan
tidak terjadi masalah ketidakpuasan di dalam
Mamasa” dengan permasalahan penyaluran
masyarakat tentang pembagian Raskin.
yang tersendat-sendat dan tidak akuratnya
tersebut
Relevansi
diarahkan
Kabupaten
data penerima Raskin. Selanjutnya penelitian
dengan penyaluran Raskin terletak pada
yang dilakukan Jamhari dalam jurnalnya
upaya yang dilakukan kepala desa untuk
(UGM,2012) tentang “Efektivitas Distribusi
mengatasi konflik dalam pembagian Raskin.
Raskin
Alokasi
dari
Indonesia” dijelaskan bahwa permasalahan
pemerintah dan tidak memenuhi jumlah
utama dalam penyaluran Raskin adalah
rumah tangga miskin tentunya menimbulkan
kurang tepatnya sasaran penerima manfaat
masalah dalam pembagian. Wujud dari
karena kesalahan persepsi masyarakat dan
tindakan kepala desa mengatasi masalah ini
aparat desa mengenai program Raskin.
adalah dengan mengumpulkan rumah tangga
Penulis melihat dalam penyaluran Raskin
miskin di Desa Belimbing dengan tujuan
terdapat permasalahan umum yang belum
untuk mencapai sebuah kesepakatan atau
teratasi.
menemukan cara terbaik dalam pembagian
dilakukan
Raskin pada desa ini. Inisiatif pembagian
sebelumnya adalah tentang bagaimana suatu
Raskin
desa memberikan kebijakan dan tindakan
dengan
tindakan
Sumarorong
Beberapa
sosial
Raskin
teori
sebelumnya.
yang
sistem
terbatas
bergilir
yang
di
Pedesaan
Perbedaan penulis
dan
Perkotaan
penelitian dengan
yang
penelitian
4 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sosial terhadap pembagian Raskin yang
dalam pelaksanaan penyaluran Raskin di
menimbulkan konflik dalam penyalurannya.
Desa Belimbing. Langkah-langkah
yang
telah
dilakukan penulis dalam mengumpulkan data dimulai dari studi kepustakaan untuk
C. METODE PENELITIAN
mencari sumber acuan tentang penyaluran Jenis
penelitian
yang
digunakan
Raskin
dan
selanjutnya
penelitian
penulis untuk meneliti penyaluran Raskin di
kelapangan berdasarkan pedoman penelitian
Desa
hingga membuat laporan penelitian dengan .
Belimbing
ini
adalah
metode
deskriptif, karena dengan metode ini dapat
Lokasi Penelitian ini dilakukan di
menggambarkan gejala dan fakta yang
Desa
terjadi
serta
Kabupaten Bengkayang. Desa ini dipilih
informasi lainnya yang ada dilapangan
karena dengan pertimbangan bahwa Desa
sesuai
ingin
Belimbing memiliki permasalahan yang
mekanisme
menarik dalam penyaluran Raskin. Dimana
penyaluran Raskin di Desa Belimbing yang
program Raskin pada hakikatnya bertujuan
tidak sesuai dengan Pedum Raskin sebagai
untuk mengurangi beban pengeluaran para
petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan
rumah tangga sasaran dalam memenuhi
pemerintah. Selanjutnya paradigma yang
kebutuhan pangan. Akan tetapi yang terjadi
digunakan dalam penelitian ini adalah
tidak memenuhi sasaran karena lebih banyak
paradigma (pendekatan) kualitatif karena
rumah tangga miskin, dibanding alokasi
penulis ingin mendeskripsikan latar dan
beras
interaksi yang kompleks dari informan serta
Raskin dan akhirnya Raskin dibagikan
selanjutnya melakukan analisa terhadap
dengan sistem bergilir.
dilapangan
realita
apa
karena
mendeskripsikan
tentang
adanya
penulis
Belimbing
Kecamatan
yang berakibat
Lumar
pada penyaluran
fakta-fakta yang terjadi dilapangan dengan
Subjek dari penelitian ini adalah
pedoman umum Raskin sebagai petunjuk
informan atau sumber data dalam melakukan
pelaksanaan
Raskin.
wawancara atau yang akan di observasi.
Melalui pendekatan kuanlitatit deskriptif
Sumber yang dimaksud adalah instansi-
memudahkan penulis untuk menjelaskan
instansi yang terkait dengan penyaluran
permasalahan yang terjadi dimasyarakat
Raskin dan masyarakat yang bertempat
dalam
penyaluran
tinggal di Desa Belimbing diantaranya: (a) 5 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre
dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah
Kalimantan Barat, (b) Kantor Camat Lumar
yang ingin diteliti.
Kabupaten Bengkayang, (c) Badan Pusat
Penelitian tentang penyaluran Raskin
Statistik (BPS) Kabupaten Bengkayang, (d)
ini
Kepala Desa Belimbing, (e) Beberapa
kualitatif dimana Miles dan Huberman
masyarakat Desa Belimbing yang menerima
(Rohidi,tt:15) dijelaskan data yang muncul
Raskin. Sebagai objek yang menjadi sasaran
berupa kata-kata yang dikumpulkan dari
peneliti adalah mengenai penyaluran Raskin
berbagai cara (observasi, wawancara, dan
di Desa Belimbing Kecamatan Lumar
dokumentasi) dan biasanya diproses sebelum
Kabupaten Bengkayang yang dibagikan
siap digunakan yang biasanya disusun ke
dengan sistem bergilir.
dalam teks yang diperluas. Dimana alur
Dalam pengumpulan data kuanlitatif
menggunakan
kegiatannya
teknik
adalah:
(a)
Reduksi
data:
sebagai
instrumen bantu. Instrumen kunci dalam
perhatian
penelitian ini adalah penulis sendiri dan
pengabstrakan, dan mentranformasikan data
instrumen bantu berupa pedoman observasi,
kasar yang muncul pada saat penelitian
pedoman
dilapangan, (b) Penyajian data: merupakan
dokumentasi.
dan
Kemudian
pedoman
teknik
yang
sekumpulan
pemilihan,
data
penulis menggunakan instrumen kunci dan
wawancara
proses
analisis
pada
pemusatan
penyederhanaan,
informasi
tersusun
yang
digunakan penulis diantaranya: (a) observasi
memberikan kemungkinan adanya penarikan
langsung karena penulis bersama subjek
kesimpulan dan pengambilan tindakan, (c)
sebagai sumber informasi terhadap objek
Verifikasi: suatu kegiatan dimana pennulis
yang
meninjau ulang terhadap catatan-catatan
sedang
diteliti,
(b)
wawancara
merupakan cara mengumpulkan data melalui
yang didapatkan dilapangan.
kegiatan tanya jawab antara penulis dengan
Pemeriksaan keabsahan suatu data
informan untuk mendapatkan informasi
sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif
secara lisan dan dijawab secara lisan pula,
mengingat data yang telah terkumpul harus
(c)
valid. Menurut Nawawi (2012:145) validitas
Dokumentasi
merupakan
cara
mengumpulan data melalui peninggalan
ini
dinyatakan
melalui
bagaimana
tertulis yang penulis dapatkan terutama
kelihatannya alat pengumpul data dalam
berupa arsip-arsip desa, koran, buku, foto
mengungkap informasi yang diperlukan penulis untuk memecahkan suatu masalah. 6
AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Dalam hal ini penulis menggunakan validitas permukaan
dalam
meneliti
1.
Gambaran Umum Program Raskin
penyaluran
Program
Raskin
merupakan
Raskin di Desa Belimbing dengan alasan
implementasi dari Intruksi Presiden tentang
alat pengumpul data yang penulis gunakan
kebijakan perberasan nasional. Presiden
memang
mengintruksikan kepada Menteri dan Kepala
benar
kelihatan
dapat
mengungkapkan apa yang ingin diteliti
Lembaga
dalam hal ini apa yang didapatkan penulis
tertentu, serta Gubernur dan Bupati/walikota
secara
situasi
di seluruh Indonesia untuk melakukan upaya
sebenarnya dan didukung oleh berbagai
peningkatan pendapatan petani, ketahanan
bukti penelitian.
pangan, pengembangan ekonomi perdesaan
akurat
mencerminkan
Pemerintah
non
Kementerian
dan stabilitas ekonomi nasional. Selanjutnya kepada D. PEMBAHASAN
Bulog
menyediakan bersubsidi
Desa Belimbing adalah salah satu
diinstruksikan
dan bagi
menyalurkan kelompok
untuk beras
masyarakat
berpendapatan rendah dan rawan pangan
desa terluas di Kecamatan Lumar yang
(Kementerian
berada di Kabupaten Bengkayang. Desa ini
Kesejahteraan Rakyat, 2015:7).
dibentuk tahun 2006 tepatnya 2 tahun
Mekanisme
Koordinator
penyediaan
Bidang
beras
setelah terbentuknya Kecamatan Lumar.
didahului oleh Surat Permintaaan Alokasi
Luas wilayah Desa Belimbing 78,89 km2.
(SPA) yang diterbitkan oleh semua Bupati/
Jarak tempuh dari Ibu kota Provinsi menuju
pejabat yang ditunjuk Bupati/ Pemerintah
Desa Belimbing yaitu 190 km, dari pusat
setingkat kepada Perum Bulog sebagai
pemerintahan kabupaten berjarak 26 km,
permintaan penyediaan Raskin berdasarkan
sedangkan untuk menjangkau desa ini dari
Pagu
pemerintahan kecamatan menempuh jarak 8
dialokasikan untuk rumah tangga sasaran
km melalui jalan darat. Penduduk pada desa
yang telah ditetapkan dalam Daftar Penerima
ini berjumlah 1.542 jiwa tersebar di 6 dusun
Manfaat (DPM) yang berasal dari Basis Data
dan 12 rukun tetangga.
Terpadu (BDT) untuk Program Perlindungan
Raskin/
jumlah
beras
yang
Sosial yang bersumber dari PPLS 2011 hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan 7 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Penanggulangan
Kemiskinan
(TNP2K)
Mekanisme
pelaksanaan
dalam
hasilnya adalah terdapat 111 rumah tangga
penyaluran Raskin, Tim Nasional Percepatan
miskin di Desa Belimbing. Jumlah tersebut
Penanggulangan
terdiri dari klasifikasi 1 rumah tangga sangat
mengatur sebagai berikut: (a) Perum Bulog
miskin, 11 rumah tangga miskin, 30 rumah
bersama Tim Koordinasi Raskin menyusun
tangga hampir miskin dan 69 rumah tangga
rencana
hampir miskin lainnya.
dituangkan dalam Surat Permintaan Alokasi
Sasaran program Raskin tahun 2015 berjumlah
15.530.897
(Kementerian
rumah
Koordinator
Kesejahteraan
Rakyat,
2015:14)
(SPA).
Kemiskinan
penyaluran
Dalam
(2012:48)
bulanan
Pedum
yang
Raskin
yang
tangga
dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator
Bidang
Bidang
Kesejahteraan
Rakyat
(2014:5)
dari
dijelaskn bahwa, SPA tersebut dibuat oleh
cakupan 24 juta rumah tangga paling rendah
Bupati/ Walikota atau pejabat yang ditunjuk,
status
jumlah
kepada Perum Bulog berdasarkan alokasi
tersebut terdapat 65 rumah tangga sebagai
Raskin, (b) Beras Raskin disalurkan oleh
penerima Raskin di Desa Belimbing. Jumlah
Perum Bulog ke Titik Distribusi (TD) yaitu
ini terdapat dalam Daftar Penerima Manfaat
lokasi
(DPM) Raskin.
pemerintah kota/kabupaten, (c) Pemerintah
kesejahteraannya.
Dari
yang
kota/kabupaten 2.
telah
disepakati
dengan
bertanggung
jawab
Mekanisme Pelaksanaan Penyaluran
mendistribusikan Raskin ke Titik Bagi (TB)
Raskin
untuk selanjutnya Raskin dibagikan oleh
Pelaksanaan sangat
penyaluran
Raskin
pelaksana distribusi Raskin desa kepada
panduan
dalam
rumah tangga sasaran penerima manfaat
diperlukan
pelaksanaan pedoman
kegiatan
Raskin yang telah terdaftar.
dalam
Mekanisme penyaluran Raskin di
Raskin
yang
Titik Bagi (TB) ke Rumah Tangga Sasaran
Umum
(RTS) penerima Raskin Desa Belimbing
(Pedum) program Raskin. Pedum Raskin
yang dilakukan oleh pelaksana distribusi
dibuat oleh Tim Koordinasi Raskin Pusat
Raskin
dan setiap tahunnya akan ditinjau ulang
pembagian Raskin dengan aturan yang telah
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
ditetapkan pemerintah. Penyaluran Raskin
terjadi.
yang dimaksud adalah penyaluran yang
diwujudkan
semua
dijadikan
pihak
pelaksanaan
bagi
untuk
program dalam
Pedoman
desa
memiliki
perbedaan
cara
8 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dilakukan dengan tidak hanya menyerahkan
miskin, 11 rumah tangga miskin dan 30
beras tersebut kepada rumah tangga yang
hampir miskin, dan 13 rentan miskin dari
telah terdaftar sebagai penerima Raskin
111 rumah tangga miskin berdasarkan data
tetapi dibagikan kepada 203 rumah tangga
BPS Kabupaten Bengkayang. Kebijakan
miskin hasil pendataan pemerintahan Desa
penetapan rumah tangga sasaran yang
Belimbing.
Kementerian
didasarkan dari Basis Data Terpadu (BDT)
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
pada dasarnya mengarahkan program Raskin
(2014:23) yang dituangkan dalam pedoman
untuk lebih efektif dan tepat sasaran, karena
umum bahwa selanjutnya Raskin tersebut
telah berisikan nama dan alamat penerima
harus dibagikan kepada rumah tangga
manfaat Raskin.
Menurut
sasaran Raskin yang terdaftar dalam daftar
Rumah
tangga
miskin
di
Desa
nama dan alamat untuk program Raskin.
Belimbing berjumlah 203 (Profil Desa
Kepesertaan rumah tangga tersebut ditandai
Belimbing, 2015), jumlah ini termasuk
dengan kepemilikan kartu Raskin yang
dalam rumah tangga yang menerima manfaat
diterbitkan
Raskin
oleh
pemerintah
daerah
pada
desa
ini.
Data
tersebut
kabupaten/kota sesuai dengan jumlah rumah
digunakan hingga saat ini untuk pembagian
tangga yang ditetapkan. Melihat Pedoman
Raskin di Desa Belimbing. Kebijakan
Umum (Pedum) Raskin diatas bahwa Raskin
penetapan
hanya dibagikan kepada rumah tangga yang
pembagian Raskin di Desa Belimbing
telah
pengambilan
dilakukan dengan sistem bergilir yang
Raskin, penerima Raskin yang terdaftar
disesuaikan dengan kondisi rumah tangga
tersebut
Raskinnya
miskin di Desa Belimbing. Langkah tersebut
kepada petugas distribusi Raskin desa
diambil karena sebelumnya masyarakat tidak
sebagai bukti rumah tangga tersebut telah
mengerti dan merasa tidak puas atas
terdaftar sebagai penerima Raskin.
pembagian
terdaftar
serta
menyerahkan
saat
kartu
tersebut
diterapkan
Raskin
yang
karena
hanya
Pagu Raskin atau jumlah rumah
diperuntukkan kepada 65 rumah tangga
tangga sasaran yang telah ditetapkan untuk
sasaran. Rumah tangga yang dimaksud
mengalokasikan Raskin di Desa Belimbing
adalah rumah tangga yang terseleksi karena
adalah 65 RTS. Jumlah ini merupakan
pembagian
gabungan
menggunakan
dari
beberapa
tingkatan
Raskin daftar
nama
sebelumnya yang
telah
kesejahteraan, yaitu 1 rumah tangga sangat 9 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ditetapkan dalam Basis Data Terpadu (BDT)
oleh kepala desa yang disesuaikan dengan
di Desa Belimbing.
kondisi rumah tangga miskin pada desa ini.
Pembagian Raskin untuk masyarakat
Perbedaan mekanisme penyaluran
Desa Belimbing pada awalnya berdasarkan
terlihat pada diterapkannya sistem bergilir
daftar nama dan alamat penerima Raskin
dalam
melalui Basis Data Terpadu. Jadi, rumah
Menurut penulis sistem bergilir merupakan
tangga yang mendapatkan Raskin adalah
hal yang menarik untuk diteliti, tidak hanya
rumah tangga yang namanya telah terdaftar.
itu penulis juga menemukan adanya asas
Pembagian Raskin dengan cara tersebut
kekeluargaan dalam penyaluran Raskin pada
ternyata
menimbulkan
desa ini. Untuk menerapkan sistem bergilir
rumah
tangga
masalah,
miskin
yang
karena tidak
dalam
pelaksanaan
penyaluran
penyaluran
Raskin
Raskin.
memerlukan
mendapatkan Raskin merasa bahwa mereka
langkah sebagai berikut: (a) mengadakan
juga layak untuk mendapatkan bantuan
rapat untuk menyampaikan jumlah Raskin
Raskin dan menimbulkan rasa tidak puas
yang telah diterima untuk Desa Belimbing,
dengan
hanya
(b) selanjutnya dari jumlah alokasi Raskin
diperuntukkan kepada rumah tangga yang
ditentukan dan di catat nama rumah tangga
terdaftar sebagai penerima Raskin yaitu 65
penerima Raskin dengan ketentuan jika
rumah tangga. Beberapa masyarakat yang
suatu rumah tangga sudah menerima Raskin
tidak puas dan tidak mengerti tentang
pada pembagian sebelumnya maka rumah
mekanisme pelaksanaan Raskin tersebut
tangga tersebut tidak menerima Raskin pada
mengambil paksa beras bersubsidi tersebut
periode
di kantor Desa Belimbing.
pertimbangan
cara
pembagian
yang
Berangkat dari permasalahan yang telah
terjadi
tersebut
kepala
desa
selanjutnya tertentu
kecuali
dengan
misalnya
yang
berkaitan dengan hasil panen maupun kepala rumah tangga sebagai pencari nafkah yang
mengadakan musyawarah bersama pengurus
tidak
Raskin
Desa
pembagian Raskin di Desa Belimbing
penyaluran
difokuskan kepada 203 rumah tangga miskin
desa
Belimbing
serta
terkait
masyarakat tentang
Raskin. Telah disepakati pada desa ini
bisa
bekerja
karena
sakit,
(c)
pada desa ini.
penyaluran Raskin dilakukan dengan sistem
Pada saat ini terdaftar 65 kepala
bergilir yaitu pengaturan pembagian Raskin
keluarga penerima manfaat Raskin. Maka secara mekanisme, beras bersubsidi yang 10
AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
berjumlah 195 karung/3 bulan disalurkan
contoh kasus beras bersubsidi ini dibagikan
kepada 65 kepala keluarga secara merata.
dengan
Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembagian
gilirannya Raskin tersebut akan diberikan
Raskin di Desa Belimbing tidak mengacu
kepada rumah tangga yang tidak terdaftar
pada
sebagai penerima Raskin yang telah didata
petunjuk
pelaksanaan
tersebut,
melainkan beras bersubsidi yang berjumlah
sistem
bergilir,
karena
pada
oleh pemerintah.
195 karung/ 3 bulan tersebut dibagikan kepada 203 kepala keluarga yang terdata dalam penduduk miskin pada desa ini. Bagi
3.
Faktor Penyebab Tidak Berjalannya Mekanisme Penyaluran Raskin
kepala keluarga yang tidak menerima Raskin
Pelaksanaan pembagian Raskin di
pada pembagian pertama, akan mendapat
Desa Belimbing tidak menyesuaikan dengan
giliran pada pembagian berikutnya.
mekanisme
Pelaksanaan
telah
ditetapkan
atau
pemerintah, namun dalam pelaksanaannya
indikator kinerja dari program Raskin di
menggunakan kebijakan dan mekanisme
Desa Belimbing belum tepat sasaran yaitu
desa yaitu dengan sistem bergilir atau
diperuntukkan kepada rumah tangga yang
pembagian Raskin yang disesuaikan dengan
telah terdaftar dalam daftar nama dan alamat
jumlah rumah tangga miskin di Desa
yang
Belimbing, disebabkan oleh:
dikeluarkan
Percepatan
penyaluran
yang
oleh
Tim
Penanggulangan
Nasional
Kemiskinan
(TNP2K) yang hanya 65 rumah tangga
a) Terdapat
rumah
tangga
terdaftar
karena
data
jumlah
rumah tangga miskin
sasaran. Program Raskin tidak tepat sasaran untuk
perbedaan
Perbedaan jumlah rumah tangga miskin
yang
dimaksud
antara
hasil
masyarakat tidak puas dan tidak mau
pendataan Badan Pusat Statistik Kabupaten
mengerti
Bengkayang
mengenai
program
Raskin,
dengan
pendataan
yang
meskipun sudah disosialisasikan oleh Kepala
dilakukan oleh pemerintah Desa Belimbing.
Desa Belimbing.
Hasil pendataan yang dilakukan oleh Badan
Permasalahan utama program Raskin
Pusat Statistik (BPS) akan diolah sebagai
yang penulis lihat adalah belum tepatnya
Basis Data Terpadu (BDT) yang digunakan
sasaran penerima manfaat karena kesalahan
untuk menentukan calon rumah tangga yang
pemahaman masyarakat dan aparat desa
akan menerima Raskin dan sebagai acuan
mengenai penyaluran Raskin. Salah satu 11 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pemerintah
dalam
menetapkan
dan
mengalokasikan Raskin. Rumah
pernah menurun hingga Rp.4.000/kg. Jika dihitung maka satu rumah tangga paling
tangga
hasil
Pendataan
besar
hanya
memiliki
pendapatan
Program Perlindungan Sosial (PPLS) di
RP.24.000/harinya.
Desa Belimbing yang dilaksanakan Badan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimana
Pusat Statistik di tahun 2011 berjumlah 111
setiap rumah tangga di desa Belimbing
rumah tangga. Jumlah tersebut berbeda
memiliki rata-rata anak 3-4 jiwa. Mata
dengan rumah tangga miskin di dalam profil
pencaharian yang bertumpu disatu sektor
Desa Belimbing yang saat ini berjumlah 203
sangat berpotensi meningkatnya jumlah
rumah tangga. Perbedaan jumlah rumah
rumah tangga miskin dan meningkatnya
tangga miskin tersebut karena pendataan
jumlah rumah tangga yang membutuhkan
BPS
Raskin.
Kabupaten
Bengkayang
terakhir
Kepala
Pendapatan
Desa
tersebut
Belimbing
juga
dilakukan pada tahun 2011 dan sampai saat
menambahkan tidak jarang rumah tangga
ini (tahun 2015) belum ada pendataan ulang
dari
terkait
menginginkan
rumah
tangga
miskin
sehingga
pasangan
yang bantuan
baru
menikah
Raskin.
Alokasi
memungkinkan adanya perbedaan jumlah
Raskin dari Pemerintah dari tahun 2011
rumah tangga miskin pada Desa Belimbing.
hingga saat ini (tahun 2015) stabil yaitu
b) Jumlah rumah tangga miskin di Desa
dijatahkan untuk 65 rumah tangga setiap bulannya. Salah satu cara untuk mengatasi
Belimbing meningkat Bertambah jumlah rumah tangga miskin
disebabkan
meningkatnya jumlah rumah tangga yang
masyarakat
Desa
menginginkan Raskin adalah dengan sistem
mengandalkan
sektor
bergilir yang menyesuaikan jumlah rumah
pertanian sebagai mata pencaharian untuk
tangga miskin hasil pendataan pemerintah
memenuhi kebutuhan hidup setiap hari.
desa.
Pendapatan dari penjualan hasil pertanian
c) Anggaran
Belimbing
hanya
tidak menentu karena bergantung kepada cuaca
dan
harga
penjualan.
Misalnya
untuk
subsidi
program
Raskin terbatas Pengadaan Raskin disediakan dari
menyadap karet menjadi rutinitas beberapa
Anggaran
Pendapatan
masyarakat Desa Belimbing setiap pagi
(APBN) dan jumlah sasaran rumah tangga
dengan hasil sadapan rata-rata 4-6 kg/hari.
sebagai penerima manfaat program Raskin
Namun harga penjualan hasil sadapan karet
berjumlah
15.230.897
Belanja
Negara
(Kementerian 12
AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,
tangga penerima Raskin yang terdaftar atau
2015:24), kebijakan ini berkaitan dengan
rumah tangga yang terlampir di Basis Data
anggaran
pemerintah
Terpadu (BDT). Ketidakpuasan masyarakat
untuk subsidi Raskin. Basis Data Terpadu
digambarkan melalui pengambilan Raskin
(BDT) yang berisikan nama dan alamat
secara paksa dikantor desa. Alasan beberapa
rumah tangga miskin berjumlah 24 juta
masyarakat
rumah tangga (Tim Nasional Percepatan
tersebut
Penanggulangan
mereka sama dengan kondisi ekonomi
yang
dikeluarkan
Kemiskinan,2013:6).
yang
melakukan
adalah karena kondisi ekonomi
Artinya jumlah sasaran program Raskin
rumah
belum
penerima manfaat Raskin.
memenuhi
secara
menyeluruh
penduduk kondisi sosial ekonomi terendah.
tindakan
tangga
yang
Pemahaman
terdaftar
sebagai
masyarakat
tentang
Jika alokasi Raskin hanya 15.530.897 rumah
mekanisme penyaluran Raskin serta manfaat
tangga berarti jumlah tersebut setara dengan
Raskin
63,8% dari 24 juta rumah tangga sasaran.
menggerakkan pelaksanaan Raskin yang
Dapat
tidak
sesuai dengan mekanisme yang telah diatur,
terpenuhinya jumlah rumah tangga sasaran
dimana Raskin hanya dibagikan kepada
dalam alokasi Raskin di karenakan pada
rumah tangga miskin yang terdaftar dalam
kemampuan APBN, karena anggaran subsidi
Daftar Penerima Manfaat (DPM) Raskin.
disimpulkan
bahwa
merupakan
bagian
untuk
Raskin disediakan dari APBN tahunan. d) Pemahaman masyarakat yang kurang tentang pelaksanaan dan manfaat dari
E. KESIMPULAN DAN SARAN
program Raskin Program Raskin sebelumnya sudah
Mekanisme penyaluran Beras Untuk
pernah disosialisasikan kepada masyarakat
Rumah Tangga Miskin (Raskin)
Desa
ditetapkan
Belimbing
mengenai
pelaksanaan
pemerintah
yang
merupakan
penyaluran dan rumah tangga yang berhak
penyaluran yang dialokasikan kepada rumah
menerima Raskin. Kurangnya pemahaman
tangga yang telah terdaftar di dalam Daftar
masyarakat tentang pelaksanaan dan manfaat
Penerima
Raskin tersebut menimbulkan rasa yang
Mekanisme
tidak puas terhadap pembagian Raskin yang
mengarahkan Raskin agar tepat sasaran. Kita
hanya diperuntukkan kepada 65 rumah
mengetahui
Manfaat ini
faktor
(DPM)
Raskin.
diharapkan
mampu
kunci
keberhasilan 13
AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
program penyaluran Raskin ini adalah
masyarakat terhadap cara pembagian yang
ketepatan sasaran dalam pelaksanaannya.
telah ditetapkan pemerintah.
Serta dalam pelaksanaannya harus sesuai
Pelaksanaan penyaluran Raskin di
dengan acuan pedoman umum (Pedum)
Desa
Belimbing
tidak
Raskin (Kementerian Koordinator Bidang
mekanisme penyaluran yang telah ditetapkan
Kesejahteraan Rakyat, 2015:23). Namun
pemerintah disebabkan oleh 4 faktor yaitu
mekanisme penyaluran yang di tetapkan
perbedaan data jumlah rumah tangga miskin
pemerintah memunculkan rasa tidak puas di
di Desa Belimbing, jumlah rumah tangga
dalam masyarakat yang tidak mendapatkan
miskin di Desa Belimbing meningkat,
Raskin tetapi terdata sebagai rumah tangga
terbatasnya anggaran untuk subsidi program
miskin hasil pendataan desa. Merasa berada
Raskin dan pemahaman masyarakat yang
di kondisi ekonomi yang sama tetapi tidak
kurang tentang pelaksanaan dan manfaat dari
mendapatkan Raskin merupakan pendapat
program Raskin. Faktor ini membawa
masyarakat untuk mendapatkan Raskin.
Raskin yang pada gilirannya akan jatuh
Pelaksanaan penyaluran Beras Untuk Rumah
kepada rumah tangga yang tidak terdaftar
Tangga Miskin (Raskin) di Desa Belimbing
dalam daftar nama dan alamat yang telah
dilakukan dengan sistem bergilir yang
didata dan diolah sebelumnya oleh Tim
menyesuaikan jumlah rumah tangga miskin
Nasional
hasil pendataan pemerintahan desa. Cara
Kemiskinan (TNP2K). Mengatasi beberapa
penyaluran sistem bergilir sudah disepakati
faktor penyebab tersebut dengan langkah
antara pemerintah desa dan rumah tangga
utama
yang menerima Raskin. Ketidaksesuaian
pendataan ulang terkait rumah tangga miskin
tentang mekanisme penyaluran Raskin yang
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat
dilaksanakan Desa Belimbing melalui sistem
kabupaten
bergilir dengan arahan yang telah dimuat
Belimbing. Kejelasan klasifikasi penerima
dalam Pedoman Umum (Pedum) Raskin
manfaat
untuk mengatasi jumlah alokasi Raskin tidak
pemerintah, karena selama ini 65 rumah
mencukupi jumlah rumah tangga miskin.
tangga sebagai rumah tangga sasaran Raskin
Pembagian Raskin dengan sistem bergilir
tidak diketahui klasifikasi kemiskinannya.
ternyata mampu mengatasi ketidakpuasan
Jika ada penentuan klasifikasi kemiskinan
Percapatan
melaksanakan
bersama
Raskin
sesuai
dengan
Penanggulangan
sosialisasi
pemerintah
belum
dan
Desa
ditetapkan
14 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dalam pengalokasian Raskin akan membantu
sungai yang hanya mampu mengaliri 200 Ha
Raskin menjadi tepat sasaran.
lahan
pertanian.
Pemahaman
aparat
Sebagai saran dalam penulisan ini
pemerintahan desa serta masyarakat tentang
adalah perlu diadakan pengawasan dalam
manfaat program Raskin perlu ditingkatkan
mekanisme pelaksanaan penyaluran Raskin,
melalui
terutama sampai di titik bagi (TB) Raskin
pengawasan dari pemerintah. Proses evaluasi
yang akan dibagikan kepada penerima
keberhasilan program Raskin bukan hanya
manfaat Raskin jarena kesuksesan dalam
ditingkat koordinasi pusat tetapi harus
pelaksanaan penyaluran Raskin bergantung
sampai tingkat paling rendah yaitu rumah
kepada pemerintah daerah. Langkah yang
tangga
perlu dilakukan sebagai saran penulis perlu
Raskin ditentukan mulai dari perencanaan,
dilakukan pendataan ulang terkait jumlah
penganggaran,
rumah tangga miskin untuk mengalokasikan
monitoring,
dan
Raskin, dalam hal ini penulis melihat
penyaluran
Raskin
pertama adanya perbedaan jumlah rumah
kepada pemerintah daerah. Oleh karena itu
tangga miskin yang berbeda hasil pendataan
pemerintah daerah memegang peran penting
antara Badan Pusat Statistik dengan data
dalam meningkatkan efektifitas program
desa, namun masalah ini sudah terjawab dan
Raskin.
sosialisasi
sasaran.
serta
perlu
Keberhasilan
penyediaan, evaluasi. sangat
adanya
program
penyaluran, Pelaksanaan bergantung
terletak pada data yang digunakan untuk penetapan program Raskin adalah data Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011 dan belum ada pendataan ulang.
F. REFERENSI 1.
Buku-Buku
Kedua, jumlah rumah tangga miskin di Desa Belimbing meningkat sebagai penerima manfaat Raskin. Salah satu cara untuk menanggulangi ketergantungan
kemiskinan terhadap
Raskin
dan adalah
dengan meningkatkan hasil pertanian pada desa ini. Sarana pertanian yang dimiliki desa sangat terbatas yaitu hanya memiliki 7 unit
Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada. Kahmad, Dadang. 2009. Perkembangan dan Paradigma Utama teori Sosiologi. Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia. Miles, M.B., Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press.
penggiling padi dan irigasi melalui aliran 15 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Murdiyatmoko, Janu. 2004. Sosiologi Memahami dan mengkaji Masyarakat. Jakarta: Gravindo Media Pratama.
2. Sumber Skripsi Pitapurwati, Winria. 2014. Pelaksanaan Penyaluran Raskin Di Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa. Unhas.
Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss.
3.
Parwadi, Redatin. 2013. Sosiologi Pembangunan. Pontianak: Penerbit Untan Press.
Jamhari. 2012. Efektivitas Distribusi Raskin di Pedesaan dan Perkotaan Indonesia. UGM.
Sumber Jurnal
Pedoman Umum Raskin. 2014. Di keluarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Selaku Penanggung Jawab Program Raskin, penyaluran Raskin. Pedoman Umum Raskin. 2015. Di keluarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Selaku Penanggung Jawab Program Raskin, penyaluran Raskin. Ritzer, George, 2014. Teori Modern. Jakarta: Kencana.
Sosiologi
Suharto, Edi. 2013. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta. Soetomo. 2008. Masalah Sosial dan Upaya Pencegahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Soetomo. 2009. Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sumodiningrat, Gunawan. Membangun Perekonomian Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2011. Rakyat.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2012. Kumpulan Tanya Jawab Program-Program Penanggulangan Kemiskinan.
16 AFRIANTON, NIM. E11111005 Program Studi Ilmu Sosiatri Fisip UNTAN