KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF IBU RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Hari Walujo Sedjati Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kartika Bangsa Yogyakarta
ABSTRACT Law number 32/2004 on regional governance provided the frame work for political and administrative in Bantul, Yogyakarta. Decentralization marked the end of the centralized system which had, for 32 years, given great deal of power and authority over administrative affair to the central government. The transfer of authority from the center to the regions occurred in almost all areas of governmental affairs with the exception of defense and security, foreign affairs, monetary and fiscal policy, the judicature, and religious affairs as well as a number of other areas of authority. On regional governance, Bantul became implementation program cheaper credit to be on increased income by pure housewife in order to solve food problems of providing food, make to accustomed use to bank and to increase capital. There are many kind problems of implementation program cheaper rate of interest so the policy goals are not be realized. For example they didn’t have enough capital, hard work, intergrity, skill and took the risk. Key words: credit, capital, housewife, increase, problem pure
A. PENDAHULUAN Kabupaten Bantul merupakan salah satu bagian dari lima daerah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kondisi bentang alam wilayah Kabupaten Bantul membujur dari arah utara ke selatan, dilihat dari segi topografi terdiri dari daerah dataran, perbukitan dan laut. Wilayah dataran yang berada di posisi tengah, daerah perbukitan berada di posisi timur dan barat dan daerah lautan berada di bagian selatan wilayah Kabupaten Bantul. Secara geografis Kabupaten Bantul dibatasi oleh berbagai wilayah, antara lain: sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, serta di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, yang terbagi menjadi 75 desa dan 933 pedukuhan. Luas wilayah secara keseluruhan adalah 506,85 Km.2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sebanyak 831.955 orang, terdiri dari 408.990 laki-laki dan 422.965 perempuan. Perincian penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan utama, yaitu sebagian besar bekerja pada
KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
2
pengelolaan lahan sawah/sektor pertanian rakyat 25,56 %, industri 18,95 %, perdagangan 20,72 %, sektor jasa 16,89 % dan selebihnya sektor lainnya (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul, 2008). Sebagian besar warga masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian, jasa, perdagangan dan industri hidup dalam kondisi miskin. Dari jumlah penduduk 831.955 jiwa terdapat sekitar 166.391 orang (20%) tergolong miskin karena tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti pemenuhan sandang, pangan, kesehatan, dan pendidikan secara normal. Setelah diberlakukan Undang-undang nomor 32 tahun 2004, pemerintah Kabupaten Bantul memiliki tanggung jawab dan kewenangan dalam pemberdayaan, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya. Dalam upaya mengurangi jumlah kemiskinan, Pemerintah Daerah lewat bagian kerja sama dan pengelolaan potensi Daerah Setda Bantul melaksanakan dan menyosialisasikan kredit lunak dengan insentif yang diberikan berupa subsidi suku bunga ringan tanpa agunan, melalui penyaluran lewat Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bantul. Di samping itu, fasilitas kredit program terfokus pada usaha ekonomi produktif rumah tangga miskin yang bermodal usaha tidak lebih dari Rp1.000.000,- dengan plafon kredit ditentukan tiap individu mendapat pinjaman antara Rp 500.000,- sampai dengan Rp1.500.000,- tanpa agunan menjadi tanggung jawab kelompok (Tanggung Renteng). Kredit yang digulirkan bernama Kredit Usaha Peningkatan Kesejahteraan (KUKP) yang telah diberikan sejak tahun 2003 dengan modal awal sebesar Rp 196 juta karena lancar dan tidak ada tunggakan pengembalian, maka Pemerintah Daerah tiap tahun memberikan suntikan modal sehingga pada tahun 2009 modal bertambah keseluruhan mencapai Rp 1,794.500.000,- (Penerima Pinjaman KUKP.2009). Tujuan Kredit Usaha Peningkatan Kesejahteraan antara lain adalah untuk meningkatkan kemampuan kelompok usaha ekonomi produktif agar dapat mengakses lembaga perbankan, mempercepat pertumbuhan kelompok usaha ekonomi produktif, dan mendukung ketahanan pangan bagi kelompok usaha ekonomi produktif. Ketahanan pangan dalam arti terpenuhinya pangan secara mudah dengan cara membeli atau mengusahakan sendiri makanan yang enak dan bergizi disukai masyarakat (Instruksi Presiden No.3/2007 Tentang Kebijakan Perberasan). Sebagai bank pelaksana yang ditunjuk untuk penyaluran kredit adalah Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bantul. Rumusan masalah dari kajian ini adalah bagaimana pelaksanaan program kredit usaha peningkatan kesejahteraan kelompok usaha ekonomi produktif masyarakat miskin dapat meningkatkan kemampuan kelompok usaha ekonomi produktif untuk mengakses lembaga perbankan, mempercepat pertumbuhan kelompok usaha ekonomi produktif, dan mendukung ketahanan pangan bagi kelompok usaha ekonomi produktif ? B. METODE Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada semata-mata hasil. Sebagai pokok kajian dalam penelitian ini adalah pelaksanaan program kredit usaha peningkatan kesejahteraan kelompok usaha ekonomi produktif di bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
3
Bantul bagi ibu rumah tangga miskin di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam perspektif penelitian kualitatif harus mampu menjelaskan secara lengkap berbagai permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian (Guba E.G dan Lincon, 1985). Penelitian Pelaksanaan Program kredit usaha peningkatan kesejahteraan kelompok usaha ekonomi produktif bagi ibu rumah tangga miskin di Kabupaten Bantul dapat dikategorikan sebagai pendekatan kajian kualitatif, jika peneliti dalam hasil temuanya mampu menjelaskan secara tuntas, menguraikan secara terperinci, tentang berbagai masalah yang menjadi pusat kajian. Adapun instrumen penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Penentuan fokus penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu: (1) penentuan fokus membatasi studi yang berarti dengan adanya fokus penentuan situs penelitian lebih layak, dan (2) penentuan fokus secara efektif menetapkan ukuran inklusi eksklusi untuk dapat menjaring informasi yang masuk. Kemungkinan data cukup menarik, tetapi jika dipandang tidak relevan data tersebut tidak berkaitan dengan fokus penelitian maka data-data tersebut dapat diabaikan. Sebagaimana dikemukakan oleh Straus (2003) bahwa fokus penelitian sangat penting peranannya dalam penelitian, yaitu dapat dijadikan sebagai sarana untuk membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang akan dikumpulkan dan tidak perlu dipakai atau dibuang. Fokus penelitian pada dasarnya harus konsisten didasarkan pada perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan program kredit usaha peningkatan kesejahteraan bagi kelompok ibu rumah tangga miskin di Kabupaten Bantul adalah pelaksanaan subsidi bunga dana dari Pemerintah Daerah kepada kelompok usaha ibu rumah tangga miskin dimaksudkan sebagai proses pembelajaran agar dapat mengakses permodalan kepada lembaga perbankan, membantu mendukung program ketahanan pangan bagi peminjam dan meningkatkan besarnya skala usaha sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi kelompok usaha ibu rumah tangga miskin. Kategori usaha miskin yaitu jenis usaha perdagangan nilai usaha investasi seluruhnya maksimal Rp 1.000.000,-. Maksud dan tujuan pemberian kredit usaha kesejahteraan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul bagi ibu rumah tangga miskin, sehingga fokus dalam penelitian ini meliputi, 1. Pemberian Kredit Usaha sebagai proses pembelajaran bagi usaha ekonomi produktif, agar dapat mendidik untuk membiasakan menggunakan jasa perbankan nasional dalam membantu meningkatkan modal usaha. Indikatorindikator pengukurannya yaitu kelompok usaha ekonomi produktif setelah mendapat bantuan subsidi bunga kemudian diukur tingkat frekuensi menggunakan jasa perbankan dan diukur pula mengenai tingkat jumlah besarnya uang yang dipinjam, dibandingkan sebelum memperoleh pinjaman bunga bersubsidi dari bank perkreditan rakyat. 2. Pemberian Kredit Usaha bagi usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin, agar dapat mencukupi kebutuhan pangannya secara mudah aman, cukup bergizi dan enak baik membeli maupun mengadakan sendiri. Indikator pengukurannya setelah kredit usaha diberikan kepada ibu rumah tangga miskin dari Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat, lalu diukur kualitas dan kuantias konsumsi makan sehari-hari. KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
4
3.
Meningkatkan besarnya skala usaha setelah usaha ekonomi produktif rumah tangga miskin mendapat bantuan subsidi bunga dari bank perkreditan rakyat. Artinya setelah usaha ekonomi produktif memperoleh fasilitas pinjaman dari Perusahaan Daeran Bank Perkreditan Rakyat Bantul, dengan bunga 10% pertahun lalu diukur dengan kenaikan kualitas dan kuantitas tingkat skala usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin modal usaha kecil.
Sesuai permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini, fokus penelitian menjadi acuan untuk menemukan berbagai permasalahan sebagai pusat kajian dan baru diketahui secara menyeluruh setelah pelaksanaan penelitian. Strauss (2003) mengemukakan bahwa pemilihan lokasi harus memenuhi berbagai syarat yaitu: pertama, sesuai dengan substansi penelitian, karena lokasi mampu memberikan substansi permasalahan penelitian yang diteliti yang disebutkan di muka. Kedua, mampu menyediakan masukan, lokasi dapat memberikan data yang cukup yang berhubungan dengan permasalahan pelaksanaan program kredit usaha ekonomi produktif bagi ibu rumah tangga miskin dengan modal relatif kecil, di wilayah Kabupaten Bantul. Ketiga, pemilihan lokasi ini memudahkan peneliti mendapatkan informasi yang berkaitan dengan berbagai persoalan penelitian dan peneliti sudah cukup mengenal dan memudahkan mengungkap berbagai permasalahan yang muncul. Dalam kaitan ini peneliti telah memulai dari institusi pemerintah yang terdiri dari: Kantor Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat sebagai penyalur tunggal program subsidi bunga, Kepala Sub bagian kerjasama dan investasi Daerah, posisinya sebagai anggota pelaksana dan monitoring kredit usaha ekonomi produktif bagi ibu rumah tangga miskin. Sekretaris Tim pelaksana program pinjaman kredit usaha peningkatan kesejahteraan posisinya sebagai pencatat berbagai permasalahan dan informasi organisasi kerja dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Bantul perannya sebagai pembina dan pengatur dan telah diberikan wewenang, tanggung jawab dari Bupati Bantul untuk mengelola, mengawasi dan mengkoordinasikan penyalurkan program subsidi bunga pinjaman dari Perusahaan Daerah Bank Prekreditan Rakyat Bantul yang berada di tiap Kecamatan. Ketua kelompok adalah yang paling bertanggung jawab merekomendasikan, mengkoordinasikan bantuan program kredit usaha bagi peningkatan kesejahteraan ibu rumah tangga miskin ditingkat Desa/Kelurahan, berkaitan dengan itu perlu digali informasi mendalam pelaksanaan progran kredit usaha peningkatan kesejahteraan ibu rumah tangga miskin di wilayah Kabupaten Bantul. Peneliti juga perlu menggali berbagai masukan dari para penerima program kredit usaha ekonomi produktif peningkatan kesejahteraan ibu rumah tangga miskin di Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bantul yang ada di tiap kecamatan dan para tokoh masyarakat yang berkompeten. Kemudian dari seluruh data yang masuk dilakukan cross check. Penelitian ini mengambil data sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya dari berbagai lokasi untuk menjawab berbagai permasalahan penelitian. Sesuai dengan jenisnya, data yang diperoleh dapat digolongkan menjadi dua yaitu Data Primer dan Data Sekunder.
KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
5
a.
b.
Data Primer, merupakan yang diperoleh secara langsung wawancara dari sumbernya atau data yang didapat sendiri dari lapangan secara langsung. Dalam upaya ini peneliti telah memulai dari institusi pemerintah dan masyarakat yang berkompeten dalam kaitan penelitian ini. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak lansung yang memperkuat atau mendukung data primer yang bersumber dari berbagai dokumen dan arsip-arsip yang berkaitan dengan judul penelitian.
Dalam proses analisis data, analisis yang dilakukan terus menerus selama pengumpulan data di lapangan sampai pengumpulan data dianggap cukup dan dianggap selesai oleh peneliti. Analisis yang dilaksanakan mencakup beberapa kegiatan yaitu menelaah data, pengelompokan data, menemukan apa yang dianggap penting sesuai dengan relevansi dan fokus penelitian, mempelajari serta memutuskan apa yang sudah dilaporkan. Dengan adanya analisis ini diharapkan dapat mengungkap data apa yang masih perlu dicari, berbagai pertanyaan apa yang perlu dijawab, cara apa yang harus diperbaiki oleh adanya berbagai data yang telah masuk dan telah dianalisis oleh peneliti. Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada pemikiran dari Miles dan Huberman (1977). yang meliputi berbagai pentahapan dan proses sebagai berikut, a. Pengumpulan data. Seorang peneliti harus mampu mengumpulkan data yang sebanyak-banyaknya dan selengkap-lenkapnya untuk dapat memberikan jawaban dari akar permasalahan yang sedang dikaji dalam sebuah penelitian. Data yang diperoleh oleh seorang peneliti dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, yang akhirnya setelah diolah dapat dibuang berbagai informasi yang dianggap tidak perlu. b. Reduksi data. Karena data masih bersifat tumpang tindih, maka perlu direduksikan, dan dirangkum. Dalam proses ini data telah dipilah-pilah dan disederhanakan, pada pokok-pokok persoalan yang relevan, pemfokusan pada masalah yang penting dan pencarian pola. Dengan cara seperti ini susunan data akan lebih sistematis dan memberikan gambaran-gambaran realita. sedangkan data yang tidak diperlukan dibuang, untuk memberi kemudahan dalam menampilkan, menyajikannya dan menarik kesimpulan sementara. c. Penyajian data, yaitu untuk melihat secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian, data yang telah dipilah-pilah dan disisihkan tersebut telah disusun sesuai dengan kategori yang sejenis untuk ditampilkan selaras dengan permasalahan yang dihadapi. Di samping itu, dapat dipergunakan sebagai dasar pembuatan angka persentase, tabel, termasuk pembuatan simpulan sementara yang diperoleh pada saat data direduksi. d. Menarik simpulan, yaitu merupakan proses untuk menarik simpulan dari berbagai kategori data yang telah direduksi dan disajikan untuk menuju pada simpulan akhir yang mampu menjawab, menerangkan tentang berbagai permasalahan berkaitan dengan pelaksanaan program kredit usaha peningkatan kesejahteraan bagi kelompok usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin di Kabupaten Bantul. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
6
Setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajad kepercayaan atau kebenaran terhadap hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, standar keabsahan data, menurut Sutopo (1992) dapat menggunakan beberapa teknik yang saling mendukung yaitu: a. Keikutsertaan. Peneliti adalah instrumen dalam penelitian kualitatif, sehingga keikutsertaan peneliti akan menentukan kualitas pengumpulan data, validitas data dan dapat menerapkan konsep kesahihan di lapangan. Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan ikut bergabung terjun langsung dilapangan, dengan demikian berbagai kendala dilapangan segera diketahui, dipecahkan, dan diantisipasi. b. Ketekunan pengamatan, yaitu merupakan keuletan menemukan ciri dan unsur dalam situasi yang relevan, dan tentunya bersifat sangat subyektif, dalam arti tergantung pada kemampuan dan kepekaan perasaan sipeneliti itu sendiri, dalam menangkap berbagai fenomena sosial yang muncul. c. Triangulasi. Teknik ini memanfaatkan sesuatu yang ada di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding hasil penemuan data di lapangan dengan data yang diperoleh dari sumber lain pada berbagai penelitian di lapangan. Proses perbandingan dan pengecekan pada waktu yang berlainan dan seiring dengan menggunakan metode yang berlainan. Hal ini ditempuh ada tiga pola triangulasi yang dapat dilakukan yaitu, perbandingan terhadap berbagai data, berbagai sumber dan berbagai teknik pengumpulan data. Cara ini dilaksanakan dimaksudkan untuk mengurangi perolehan berbagai data yang bias, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. d. Peneliti harus membicarakan dengan orang lain yang mempunyai pengetahuan tentang pokok permasalahan penelitian naturalistik atau kualitatif. Keberadaan diskusi ini antara lain bertujuan memperoleh kritik, berbagai pertanyaan yang tajam, bermanfaat dan menantang untuk menghasilkan penelitian berkualitas lebih baik. e. Mengadakan Cek Ulang, proses ini dilaksanakan pada akhir wawancara dengan mengecek ulang secara garis besar berbagai hal yang telah disampaikan oleh informan, terutama data tentang pelaksanaan program kredit usaha peningkatan kesejahteraan bagi kelompok usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin di Kabupaten Bantul. Aktivitas cek ulang ini dilakukan pada semua pihak yang menjadi sumber data dan informan dalam penelitian ini, baik pada informan kunci maupun informan yang lainnya. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemiskinan masyarakat Kabupaten Bantul jumlahnya masih cukup besar. Agar tidak terjadi rawan pangan, kurang pangan, dan gejolak sosial, maka pemerintah daerah mengambil kebijakan pengembangan ekonomi rumah tangga miskin dengan cara pemberian kredit usaha peningkatan kesejahteraan bagi kelompok usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin yang modal usaha tidak lebih dari Rp. 1.000.000,-. Program kredit usaha peningkatan kesejahteraan berupa pinjaman dengan bunga 10 % pertahun kepada kelompok usaha ekonomi KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
7
produktif ibu rumah tangga miskin bertujuan pelaku usaha dapat memperoleh permodalan dari lembaga perbankan secara profesional dengan suku bunga rendah terjangkau, proses pembelajaran kebiasaan menggunakan jasa perbankan, agar aktivitas perdagangan berkembang meningkatkan kesejahteraan dan tidak terjadi kerawanan dan kekurangan pangan kelurga miskin. 1. Pemberian Subsidi Bunga sebagai Proses Pembelajaran Mengakses lembaga Perbankan. Program subsidi bunga dari pemerintah daerah ditujukan kepada sektor usaha mikro dan kecil agar mereka terbiasa menggunakan jasa perbankan. Penggunaan jasa perbankan baik untuk kepentingan simpanan supaya aman dan melakukan pinjaman untuk menambah modal usaha. Proses pembelajaran pemanfaatan lembaga perbankan dapat dikatakan berhasil, artinya ketika kelompok usaha ekonomi produktif menggunakan jasa diperbankan, merasa mendapat pelayanan cepat, mudah, murah dan baik, akhirnya mejadi kebutuhan. Sebagaimana hal ini kemukakan oleh Bapak Arif Wiweko Ka. Sub. Bag. Proda Bidang Pertanian Bagian Ekonomi. Setda Bantul selaku ketua 1 tim program pinjaman usaha ekonomi produktif bagi ibu rumah tangga miskin di Kabupaten Bantul, Saya selaku ketua koordinator agak puas dengan tim kerja kami dalam melaksanaan program kredit usaha ekonomi produktif, yang dikelola oleh lembaga perbankan. Pada tahun2006, hanya terjadi 2 kelompok yang nunggak 1 kelompok nunggak 3 bulan dari jatuh tempo dan 1 lagi kelompok nunggak 2 bulan dari jatuh tempo pengembalian, setelah tim melakukan pendekatan akhirnya lunas. Sekitar 30 % kelompok usaha mendapat kredit usaha yang tadinya tidak pernah menggunakan jasa perbankan, mulai tumbuh kesadaran untuk selalu menggunakan jasa perbakan. Kendala utama mereka tidak dapat pinjam bank karena memiliki tanah dan rumah tidak bersertifikat, tidak dapat sebagai agunan bank. Kurang puasnya kami masalah penggunakan modal yang telah mendapat subsidi bunga, sekitar 80 % usaha ibu rumah tangga ekonomi produktif untuk menutup kebutuhan diluar kepentingan usaha. Awal pinjaman kelihatan naik kualitas dan kuantitas modal usaha tetapi setelah 6 bulan pinjaman berjalan mulai menurun seperti semula, kemungkinan uangnya habis untuk kebutuhan hidup dan mengangsur hutang, pemberian kredit usaha untuk menaikkan daya beli pangan rumah tangga miskin menjadi terhambat. Menciptakan kebiasaan memanfaatkan jasa perbankan membutuhkan waktu relatif lama. Di samping itu, utang kepada bank umum dengan persyaratan adminstrasi yang relatif rumit tidak dapat cepat, seketika dan para nasabah harus mempunyai barang agunan sebagai jaminan. Pengurusan sertifikat sangat mahal tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat miskin, tanah dan rumah biasanya dari diperoleh dari warisan orangtua ditempati begitu saja toh juga aman tidak bermasalah. Pinjam pada bank justru beresiko, sebab bila terjadi kegagalan usaha rugi tidak mampu mengembalian pinjaman sangsi rumah satu-satunya disita berakibat fatal bagi seluruh anggota keluarganya. Keberanian mengambil resiko KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
8
pinjam di bank menjadi rendah, pada prinsipnya tidak ingin menambah masalah baru, sebagaimana hal ini dikatakan oleh ibu Suminem selaku ketua kelompok Indah peminjam kredit usaha peningkatan kesejahteraan ekonomi produktif di Kecamatan Bantul yang mengatakan, Saya selaku peminjam Rp1000.000,- uangnya saya pergunakan untuk membeli berbagai keperluan hidup sisanya sebesar Rp400.000 untuk menambah modal sesuai anjuran ketua kelompok, karena saya harus mengangsur Rp93000 perbulan selama 12 bulan akhirnya semuanya habis tidak ada bekasnya uang sedikit kebutuhan banyak, pemenuhan kebutuhan hidup termasuk makan apa adanya sejak dulu ditopang dari hasil kebun. Saya ditawari pinjam dibank umum tetapi saya orang kecil dan bodoh, tanah rumahku masih menginduk orang tua tidak dapat dipergunakan sebagai agunan bank, disamping itu suku bunga tinggi kalau tidak dapat mengembalikan beresiko besar. Kemiskinan masyarakat sangat komplek multi dimensional, kurang pengalaman, tidak memiliki perencanaan hidup, hidup apa adanya narimo tiada tuntutan, pendidikan sekolah rendah, modal usaha kecil, karakteristik yang demikian dapat mengabadikan kemiskinan, bahkan kemiskinan ini diteruskan sampai kepada anak-anak dan cucu-cucunya, terjadi semacam lingkaran setan kemiskinan yang tidak berujung dan berpangkal. Pemerintah Daerah Bantul mengadakan pembinaan melalui kelompok usaha yang diwadahi oleh gerakan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang diketuai oleh istri Kepala Desa/Lurah. Berbagai pembinaan kelompok usaha ekonomi produktif mencapai keberhasilan sebagaimana yang diharapkan bukan persoalan yang mudah, karena butuh waktu yang lama dan ketekunan dan kepandaan ketulusan para pemimpin, ditingkat pusat, daerah dan yang ada dilapangan. Berbagai kebijakan negara harus diarahkan kepada keperpihakan orang-orang miskin dan tidak berdaya. Pengentasan kemiskinan tanpa ada uluran tangan dari luar niscaya program pemberatasan kemiskinan akan sulit diwujudkan. 2. Pemberian Subsidi Bunga Bertujuan Menambah Skala Usaha. Aktivitas dunia usaha tidak terlepas dari pemilikan modal memadai, sebab modal dapat meningkatkan besarnya skala usaha yang dapat meningkatkan keuntungan. Kemajuan dunia usaha dan besarnya keuntungan tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh besarnya modal saja, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kreativitas, kerja keras, kejujuran, keberanian mengambil resiko, memiliki perencanaan masa depan yang lebih baik dan lain-lain. Berbagai permasalahan yang komplek tidak dapat diubah secara cepat sehingga menghasilkan kinerja yang baik menuju pada perkembangan, kemajuan usaha, kesejahteraan dan pemerataan pendapatan masyarakat. Berkaitan hal tersebut, sebagaimana di kemukakan oleh Bapak Kodrat Untoro selaku ketua penyuluh lapangan Keluarga Berncana dan Sekretaris tim pelaksana kredit usaha peningkatan kesejahteraan usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin di Kabupaten Bantul mengatakan,
KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
9
Saya dipercaya serbagai koordinaotor PPLKB yang lansung menangani, membina para usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga penerima kredit usaha harus mengurai permasalahan untuk memajukan para pedagang usaha ekonomi produktif modal kecil di wilayah kabupaten Bantul sangat sulit. Setelah diberi bunga ringan pinjam di bank, maksud saya meningkatkan modal usaha, agar meningkat kesejahteraan tidak kurang makan, tetapi dalam realitanya uang pinjaman dipergunakan untuk tujuan lain, bahkan dapat dikatakan kredit murah dari pemda menambah hutang baru. Maklum kredit diberikan dari pemda kecil waktu pengembalian pendek disisi lain harga kebutuhan pokok khususnya makan terus meningkat. Mereka pada umumnya suka pinjam pada rentenir dari pada di bank, karena lebih mudah, cepat, tanpa agunan meskipun kena suku bunga relatif tinggi sekitar 15 % perbulan. Pengusaha ekonomi mikro kecil mengahadapi banyak masalah sebab rata-rata mereka tergolong ekonomi lemah untuk mencukupi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, dan kesehatan secara normal sulit memenuhinya. Harga kebutuhan pokok dan biaya sekolah anak-anaknya terus meningkat, sehingga surplus pendapatan dipergunakan untuk menutup hutang lama. Jika ada program dari pemda pinjaman suku bunga ringan hanya menambah hutang baru, sebagaimana dikemukakan oleh Ibu Juminem, penjual ketela di Desa Tegalayang Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul, Saya sebagai orang kecil sulit mengalami kesulitan dalam mengembangkan usaha, apalagi saya hanya mendapat pinjaman subsidi bunga sebesar Rp 1000.000 di bank prekreditan rakyat di Kecamatan Pandak. Tiap bulan saya harus mengangsur, mengajukan pinjamanan jika ada kebutuhan mendesak seperti membayar sekolah anak, berobat, membeli makan, megembalikan hutang dan lain-lain. Pinjaman bunga ringan dari pemerintah hanya sebagian kecil sekitar Rp 150.000 saya pergunakan untuk melengkapi dagangan jika ada kekurangan. Keuntungan jualan ketela adalah kecil modal hanya sekitar Rp 500.000, keuntungan tidak tentu paling sehari sekitar Rp 15000 tidak cukup mencukupi hidup sehari hari harus ditambah dengan pendapatan dari usaha lain yaitu suami sebagai petani dan buruh. Memperbesar skala usaha sulit karena saya tidak memiliki tempat usaha yang strategis, orang bodoh miskin harus menerima apa adanya bisa makan cukup, teratur saja sudah senang. Pedagang kecil dalam posisi sulit karena konsentrasi bekerja mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Mereka sudah terbiasa hidup sederhana menerima apa adanya, tidak ada tuntutan perencanaan masa depan yang lebih baik. Disebabkan oleh pengalaman dan pendidikan yang relatif rendah, serta lingkungan pergaulan yang terbatas, sehingga keahlian dan kemampuan dalam berbisnis menjadi lemah. Kemampuan rendah, akhirnya program subsidi bunga pinjaman sebagian besar diperuntukkan sekedar menutup hutang atau memenuhi berbagai kebutuhan yang sifatnya mendesak, bukan untuk meningkatkan kinerja, memperluas usaha, dan daya saing, agar lebih maju menuju pada peningkatan keuntungan. KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
10
Kompetisi dunia usaha semakin ketat, menghadapi pemodal besar dan kemampuan usaha lebih baik, bukan tidak mungkin sering terjadi persaingan tidak sehat mematikan pedagang lemah dan lebih kecil. 3.
Pelaksanaan Program Kredit Usaha Kelompok Usaha Ekonomi Produktif Ibu Rumah Tangga Miskin Dalam Usaha Peningkatan Ketahanan Pangan
Pelaksanaan program subsidi bunga untuk peningkatan kecukupan pangan bagi rumah tangga miskin agar tidak terjadi kerawanan dan kekurangan pangan menghadapi tantangan sangat berat. Hal ini karena harus ditopang dengan program yang lain, tidak dapat mengandalkan program kredit bunga ringan saja. Rentenir berdiri sudah lama jauh sebelum program subsidi bunga, pelayanan cepat mudah tanpa agunan dan lebih fleksibel atinya para pelaksana rentenir untuk mendapat nasabah dengan cara menjalin kekeluargaan yang sangat akrab dan ramah. Kemiskinan, kurang pengetahuan, pengalaman dan kebodohan para pengusaha ibu rumah tangga miskin, sebagai sasaran mudah bagi para rentenir untuk mengeruk keuntungan yang tinggi, sebagaimana dikemukakan oleh Ibu Retno Dwiastuti. Staf bagian ekonomi Setda Bantul sebagai pelaksana pengawas program kredit usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin di Kabupaten Bantul ini menyatakan : Saya sebagai pengawas dan pelaksana anggota Pelaksanaan program kredit usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga bunga ringan sulit mencapai tujuan kecukupan pangan, terbiasa menggunakan jasa perbankan dan skala usahanya dapat lebih besar sebagaimana kita harapkan. Para pengusaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin modal usaha kecil, berkualitas rendah, tidak mempunyai cita-cita untuk berkembang lebih maju, cara berfikir sangat sederhana hanya sekedar ingin mencukupi kebutuhan hidup sesaat saja. Jika menghadapi kebutuhan cepat, mendesak sebagai andalan pinjam kepada rentenir tanpa memperdulikan bunga yang tinggi, bahkan banyak dijumpai hutang belum lunas sudah mengajukan pinjaman baru dengan memperhitungkan kekurangan hutang lama kepada rentenir. Sebagian besar pinjam di bank kurang tertarik karena tidak punya agunan, sulit dan berbelit-belit bagi yang punya agunan takut tidak dapat mengembalikan disita rumah dan tanah. Pinjaman subsidi bunga yang kami berikan hanya untuk tambal sulam kebutuhan hidup dan menambah hutang yang baru, bukan menambah skala usaha, jika dipergunakan hanya paling lama 7 bulan sesudah itu dagangan menyusut seperti semula. Jeratan hutang secara terus menerus menimbulkan kemiskinan dan tidak berkembangnya usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin, apalagi kena suku bunga tinggi dari rentenir. Untuk meningkatkan kualitas lebih baik bagi usaha modal kecil ibu rumah tangga miskin, mereka harus memiliki kemampuan berdagang yang baik, kreatif dan inovatif. Kebutuhan hutang kepada rentenir dibutuhkan tetapi dalam keadaan mendesak kurun waktu pendek dan jumlah relatif kecil. Ketua kelompok sebagai pembina dari para anggota sebagian besar pedagang yang telah mapan modal usaha cukup, kebutuhan pangan dianggapnya sebagai KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
11
pengeluaran kecil dari pada pengeluaran kebutuan yang lain. Pelaksanaan kredit usaha peningkatan kesejahteraan bunga ringan memiliki pengaruh kecil baik dari segi menambah modal maupun proses pembelajaran karena rata-rata berkemampuan baik, sudah terbiasa menggunakan jasa perbankan baik simpanan maupun pinjaman. Hal ini dikatakan oleh ibu Laminem bertempat tinggal di Desa Pancuran Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul, sebagai ketua kelompok Flamboyan pengguna pinjaman kredit usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin, mengatakan, Saya selaku pedagang pertokoan klontong dengan modal sekitar Rp 150.000.000, pinjam di Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Bantul menggunakan fasilitas kredit usaha ekonomi produktif bunga 10 % pertahun besar pinjaman Rp1300.000 apa artinya uang segitu untuk menambah modal usaha. Bagi saya pinjaman tersebut hanya untuk pengabdian karena saya dipercaya sebagai ketua kelompok untuk membina usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin agar meningkat taraf hidupnya, tidak kurang pangan, usaha berkembang dan terbiasa menggunakan jasa perbankan menghindari rentenir sebagai mana harapan pemerintah sulit diwujudkan. Masyarakat miskin sulit diajak maju karena tidak punya lokasi usaha strategis, bodoh, pengalaman sempit modal usaha kecil sehingga keuntungan juga kecil untuk memenuhi kebutuhan makan sulit. Program pemerintah daerah Bantul tentang kredit usaha peningkatan kesejahteraan hanya sekedar membantu yang sifatnya sementara dari pada tidak diberi bantuan sama sekali. Kemampuan ketua kelompok terbatas dalam membina membimbing merubah para para anggota agar memiliki jiwa kewiraswastaan keuletan, jujur tanggung jawab, bekerja keras berani mengambil resiko, memiliki ketrampilan dan keahlian berbisnis yang memadai. Pengaruh lingkungan pergaulan, tingkat pendidikan sekolah, pendidikan usia dini sebagai pembentuk mental budaya, tentu saja butuh kesabaran waktu yang relatif lama. Pengentasan kemiskinan menyangkut multi dimensional yang komplek saling berkaitan membentuk sebuah sistem yang tidak berujung dan berpangkal. Pengaruh dari luar antara lain seperti kakunya sistem struktur kekuasaan yang tidak pernah berpihak kepada kaum miskin, karena tidak dapat dipungut pajak, upeti pada pusat - pusat kekuasaan seperti pengusaha sukses kaya raya menguasai sumber daya manusia dan ekonomi nasional. D. SIMPULAN
1.
Simpulan yang dapat peneliti tarik dari uraian di atas adalah sebagai berikut: Pelaksanaan program kredit usaha peningkatan kesejahteraan bagi ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin dalam proses pembelajaran penggunaan jasa perbankan bagi peminjam tergolong belum berhasil, hanya sekitar 20 % yang tadinya tak pernah menggunakan lau menjadi menggunakan jasa perbankan, antara lain disebabkan tidak mempunyai agunan, tidak bisa mengembangkan usaha karena kemapuan terbatas dan tidak berani mengambil resiko fatal bagi seluruh anggota kelurganya, jika tidak dapat mengembalikan pinjaman, barang satu - satunya rumah yang paling berharga ditempati disita oleh bank.
KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
12
2.
3.
Program bunga rendah dari Pemerintah Daerah untuk memperbesar skala usaha sebagian besar belum berhasil seperti yang diharapkan, antara lain disebabkan karena kemampuan terbatas untuk mengelola usaha yang lebih besar. Ibu rumah tangga miskin uang pinjaman sedikit, pengembalian pinjaman pendek maksimal 1 tahun, tidak sempat diputar lama dalam menambah modal. Setelah pinjaman diberikan bertambah modal sebentar sekitar 7 bulan lalu menyusut pelan-pelan akhirnya seperti semula tidak ada kemajuan. Kemiskinan tekanan ekonomi yang kuat berbagai pemenuhan kebutuhan hidup tidak dapat ditunda, akhirnya uang pinjaman dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Pelaksanaan program kredit usaha peningkatan kesejahteraan belum berhasil meningkatkan pendapatan usaha ekonomi produktif ibu rumah tangga miskin, agar daya beli memenuhi kebutuhan makan dapat lebih meningkat kearah yang lebih baik, sebagaimana diamanatkan dalam tujuan kebijakan pemerintah daerah Bantul. Hal ini disebabkan antara lain pada umumnya karena mereka tidak memiliki lokasi usaha strategis, perencanaan masa depan, ketrampilan, kemampuan berbisnis yang baik, keuletan, kemauan kerja keras dan keberanian mengambil resiko kerugian.
DAFTAR PUSTAKA Cuba E.G dan Lincon.1985. Naturalistic Inquiry. London: Sage Publications Beverly Hills. Daftar Nama Kelompok Penerima Pinjaman Kredit Usaha Peningkatan Kesejahteraan Kelompok Usaha Ekonomi Produktif Ibu Rumah Tangga Miskin.Tahun 2008. Pen Kantor Setda Bantul. Instruksi Presiden No.3/2007. Tentang Kebijakan Perberasan Nasional. Pen. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Keputusan Bupati Bantul Nomor 78 Tahun 2003. Tentang Pembentukan Tim Dan Petunjuk Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir Usaha Ekonomi Produktif Bagi Keluarga Miskin di Kabupaten Bantul. Keputusan Bupati Bantul Nomor 158 Tahun 2008. Tentang Pembentukan Tim Program Pinjaman Bergulir Usaha Ekonomi Produktif Bagi Kelompok Usaha Peningkatan Kesejahteraan Di Kabupaten Bantul. Laporan Kredit Usaha Peningkatan Kesejahteraan. 2008. Pen. Bagian Kerjasama dan Pengembangan Potensi Daerah Sekda Bantul. Laporan Database.2008. Profil Daerah Kabupaten Bantul. Pen. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bantul.
KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)
13
Miles,B. Mathew dan Huberman A. Michall. 1977. Analisas Jakarta: UI Press.
Data Kualitatif .
Peraturan Bupati Bantul Nomor 53 Tahun 2007. Tentang Pedoman Teknis Program Bantuan Bergulir Usaha Ekonomi Produktif Bagi kelompok Dasawisma Kabupaten Bantul. Peraturan Bupati Bantul Nomor 21 A. Tahun 2007. Tentang Indikator Keluarga Miskin Kabupaten Bantul. Strauss.2003. Basic of Qualitative Reseach : Grounded Theory Procedures and Techniques. Beverhills: Sage Publications. Sutopo HB.1992. Metode Penelitian Kualitatif. Solo: Penerbi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 32 Tahun 2004. Jakarta: Derpartemen Dalam Negeri Republik Indonesia. Jakarta.
KELOMPOK USAHA EKONOMI PRODUKTIF........................(Hari walujo Sedjati)