Spirit Publik Volume 9, Nomor 1 Halaman: 1 - 14
ISSN. 1907 - 0489 Oktober 2014
PEMBERDAYAAN POS PELAYANAN TERPADU DESA KRASAK Herwan Parwiyanto, Didik Gunawan Suharto, Kristina Setyowati Ilmu Administrasi Negara, FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
[email protected] / 081548550550 ( Diterima tanggal 8 Pebruari 2014 , disetujui 21 Pebruari 2014) ABSTRACT Capacity building is a series of strategies aimed at institutional strengthening in order to improve performance by focusing on improving the quality of human resources. Governance approach is collaboration, partnership and networking among elements of the state, the private sector, and civil society. Capacity building approach is intended to improve the capacity of the current Integrated Service Post (Posyandu), whereas governance approach is intended to achieve a partnership between the Integrated Service Post (Posyandu), the government (health centers / rural), and the private sector (companies). sebanyak 449 KK atau setara 58,6 persen A. PENDAHULUAN
terdata sebagai keluarga miskin.
Desa Krasak merupakan salah satu
Desa
Krasak
memiliki
jumlah
dari 13 desa yang ada di wilayah
penduduk keseluruhan sebanyak 2.604
Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali.
orang, terdiri dari 1.288 orang laki-laki dan
Terletak di sebelah utara dengan jarak 5
1.316
kilometer
pendidikan
dari
ibukota
kecamatan,
berbatasan dengan: (1)
sebelah utara
orang
perempuan.
penduduk
Struktur
Desa
Krasak
mengelompok pada jenjang tamat SLTP :
Desa
Glintang
dan SLTA sederajat. Penduduk yang telah
(Kecamatan Sambi)
menamatkan
(2)
sebelah timur
(diploma/strata) masih sangat kecil (55
(3)
sebelah selatan : Desa Tawangsari
orang).
(4)
sebelah barat
penduduk Desa Krasak sebanding dengan
: Desa Gumukrejo :
Desa
Dlingo
(Kecamatan Mojosongo)
pendidikan
Kondisi
tingkat
tinggi pendidikan
kondisi sosial ekonomi masyarakat dan
Desa Krasak termasuk kategori
keterbatasan sarana pendidikan di desa
terbelakang. Kondisi ini, dapat dilihat dari
tersebut. Di Desa Krasak hanya terdapat 2
tingginya jumlah keluarga yang berada
SD/MI dan 2 Taman Kanak-kanak.
dalam
garis
kemiskinan.
Dari 765 kepala keluarga (KK) yang ada, 1
Mata
pencaharian
mayoritas
penduduk Desa Krasak di bidang pertanian
Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14
(petani dan buruh tani) sebanyak 300
secara dini. Pada tataran ideal, Posyandu
orang. Karakteristik penduduk sebagian
harus mampu melaksanakan kegiatan-
besar sebagai petani penggarap sawah
kegiatan
tadah hujan/tegalan di musim hujan,
kegiatan Posyandu di sektor kesehatan dan
sedang di musim kemarau lebih banyak
keluarga berencana, antara lain yaitu:
merantau berjualan sebagai pedagang atau
(1)
dengan
Sektor
optimal.
kesehatan:
Sebagian
penimbangan
bekerja di sektor informal lain, terutama
bayi/balita,
buruh bangunan. Sebagian yang lain
pemeriksaan ibu hamil (Bumil), ibu
bekerja sebagai buruh pabrik.
meneteki (Buteki), ibu nifas (Bufas),
pemberian
Status sosial ekonomi masyarakat
pelayanan
yang rata-rata masih menengah ke bawah,
kesehatan,
serta kondisi sarana/prasarana desa yang
program penanggulangan penyakit
masih memprihatinkan berdampak pada
menular,
pembangunan kesehatan masyarakat desa.
pemeriksaan gigi.
Pelayanan
kesehatan
masyarakat
desa
(2)
Sektor
gizi,
imunisasi,
penyuluhan
pengobatan pelayanan keluarga akseptor
umum,
KB,
dan
berencana:
belum optimal untuk mendukung budaya
penyiapan
KB
dan
hidup sehat di kalangan masyarakat.
penyuluhan KB
Padahal, perwujudan kesehatan masyarakat
Untuk menilai tingkatan Posyandu
akan mempengaruhi kualitas sumber daya
berdasar
manusia.Satu-satunya pelayanan kesehatan
empat kriteria: pratama, madya, purnama,
yang berada di desa dilakukan oleh PKD
dan
(Poliklinik
Posyandu
tersebut
dinilai
menurut
intensitas
kegiatan
yang
meliputi:
pertumbuhan
Balita,
Kesehatan
Desa)
yang
ditangani oleh satu orang bidan desa. Wahana memberikan
masyarakat dukungan
untuk
kegiatannya,
mandiri.
pemantauan
dibagi
Klasifikasi
menjadi tingkatan
pelayanan
pemantauan dan pembinaan perkembangan
kesehatan (khususnya promotif/preventif)
Balita, pembinaan kesehatan ibu hamil,
yang kondisinya saat ini juga mengalami
pelacakan dan rujukan Balita gizi buruk,
kumunduran
Pelayanan
jumlah kader gizi/Posyandu, mobilisasi
Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan
dana masyarakat, sarana dan prasarana
kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat
Posyandu, pelaksanaan taman gizi, peran
sebagai salah satu bentuk unit pelayanan
lintas sektor, dan dana sehat. Semakin
kesehatan yang berbasis pada masyarakat
tinggi/besar cakupan atau intensitas dari
adalah
Pos
guna pengembangan sumber daya manusia 2
Herwan Parwiyanto, Didik G. Suharto, Kristina Setyowati : :Pemberdayaan Pos Pelayanan Terpadu Desa Krasak
setiap kegiatan, maka semakin tinggi
yang ideal dan menjadi harapan ialah
tingkatan Posyandu.
Posyandu yang memiliki kriteria mandiri.
Dengan
melihat
tingkatannya,
Eksistensi Posyandu di Desa Krasak dapat
dapat dinilai sejauh mana perkembangan
dilihat dalam tabel berikut.
Posyandu yang bersangkutan. Posyandu Tabel 1 Karakteristik Posyandu Desa Krasak No.
Nama
Lokasi
Strata
1
Teratai
Dk. Kalicebong
Madya
2
Dahlia
Dk. Babadan
Madya
3
Mawar
Dk. Krasak
Madya
4
Anggrek
Dk. Jering
Madya
5
Kenanga
Dk. Kr.pilang
Madya
6
Melati
Dk. Kr.mojo
Madya
Keterangan Jumlah Balita: 50, Bumil: 3 Jumlah Kader: 4 Jumlah Balita: 35, Bumil: 3 Jumlah Kader: 5 Jumlah Balita: 34, Bumil: 3 Jumlah Kader: 5 Jumlah Balita: 38, Bumil: 3 Jumlah Kader: 6 Jumlah Balita: 13, Bumil: Jumlah Kader: 5 Jumlah Balita: 22, Bumil: Jumlah Kader: 5
Sumber: Bidan Desa Krasak
2. Dari tabel di atas dapat diketahui
dari
bahwa seluruh Posyandu di Desa Krasak
yang
memiliki strata “madya”. Dalam beberapa tahun
belakangan
beberapa
ini,
perkembangan
Posyandu
mengalami
Persoalan
dihadapi
di
Posyandu
Desa
Kuantitas
kualitas
sejumlah Posyandu kegiatan rutin bulanan adanya.
cenderung Misalnya,
berjalan
apa
Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) Balita dan Ibu Hamil jarang dilakukan. 3
keterbatasan
dan sanitasi. 3.
kegiatan
Posyandu tidak bisa berkembang. Di
oleh
terutama
pengetahuan tentang penyakit, gizi, Kelemahan kemampuan manajerial (soal
dan
berdaya
hal pengetahuan kesehatan; seperti
meliputi: 1.
tidak
Posyandu
kemampuan kader/masyarakat dalam
yang Krasak
kader/masyarakat.
disebabkan
kelambanan, bahkan ketersendatan akibat kekurangberdayaan.
Keterbatasan pengetahuan kesehatan
kemampuan
mengelola
Posyandu). 4.
Keterbatasan operasional
anggaran, Posyandu
sehingga terhambat.
Selama ini anggaran Posyandu di Desa Krasak hanya diperoleh dari Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp. 120 ribu/tahun/Posyandu.
Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14
5.
Keterbatasan sarana/prasarana yang
Posyandu menjadi wahana efektif dalam
dimiliki Posyandu. Sarana/prasarana
menyampaikan program P2TB, program
yang
P2DBD, program kesehatan mata, program
sangat
pelayanan
minim
dan
berakibat
operasionalisasi
Posyandu tidak maksimal. Sebagai
PKD
(Poliklinik Kesehatan Desa), dan
program kesehatan masyarakat lainnya.
contoh: kondisi mebelair Posyandu yang
hanya
mempunyai
meja,
sedangkan kursi meminjam
dari
warga setempat. 6.
Partisipasi berakibat
PERMASALAHAN MITRA Berdasarkan
permasalahan
warga
Keterbatasan
B.
yang
kinerja
partisipasi
uraian
yang
sebelumnya,
dihadapi
mitra
rendah.
(Posyandu) dapat didekati dari aspek
Posyandu
kapasitas manajerial dan aspek kapasitas
masyarakat
pemahaman teknis kesehatan kader. Aspek
rendah. Masyarakat kurang antusias
manajerial
adalah
terhadap kegiatan Posyandu karena
bagaimana
meningkatkan
kapasitas
kegiatan Posyandu yang apa adanya.
manajerial
kelembagaan
Posyandu.
Faktor-faktor
Sedangkan
penyebab
aspek
terkait
dengan
pemahaman
teknis
ketidakberdayaan Posyandu tersebut dapat
kesehatan kader terkait dengan bagaimana
didekati
dari
kapasitas
dua
aspek,
persoalan
pengetahuan kader tentang dasar-dasar
dan
kapasitas
kesehatan masyarakat, terutama kesehatan
manajerial
pemahaman teknis kesehatan kader. Aspek manajerial
adalah
bagaimana manajerial Sedangkan
dengan
Dengan demikian persoalan prioritas
meningkatkan
kapasitas
yang ditentukan dari aspek manajerial dan
kelembagaan
Posyandu.
aspek pemahaman teknis kesehatan kader
aspek
terkait
ibu dan anak.
pemahaman
teknis
tersebut
meliputi:
bagaimana
kesehatan kader terkait dengan bagaimana
meningkatkan
kapasitas
pengetahuan kader tentang dasar-dasar
pengelolaan
kelembagaan
Posyandu
kesehatan masyarakat, terutama kesehatan
(khususnya
pengelolaan
kegiatan,
ibu dan anak.
sarana/prasarana, dan dana operasional);
Peningkatan
dalam
Posyandu
serta bagaimana kapasitas pengetahuan
secara teoritis dapat berkontribusi untuk
kesehatan dasar kader sebagai pelopor,
meningkatkan
fasilitator,
masyarakat, mempromosikan 4
kualitas
kader
status khususnya program
kesehatan dalam kesehatan.
mendukung
dan
motivator promosi
dalam kesehatan
masyarakat. Kedua aspek itu menjadi
Herwan Parwiyanto, Didik G. Suharto, Kristina Setyowati : :Pemberdayaan Pos Pelayanan Terpadu Desa Krasak
sumber persoalan dalam memberdayakan
merupakan kolaborasi, kemitraan, dan
Posyandu
jejaring
secara
Peningkatan
berkelanjutan.
kapasitas
manajerial
dan
sektor
antar swasta,
elemen-elemen dan
negara,
masyarakat
sipil.
kapasitas pemahaman teknis kesehatan
Pendekatan
capacity
kader diharapkan menjadi solusi atas
dimaksudkan
untuk
permasalahan yang ada.
kapasitas Posyandu saat ini, sedangkan pendekatan
C.
building meningkatkan
governance
SOLUSI YANG DITAWARKAN
untuk
Metode
Posyandu, pemerintah (Puskesmas/desa),
yang
ditawarkan
untuk
menyelesaikan
persoalan
kapasitas
manajerial
kapasitas
pemahaman
dan
dan
mewujudkan
dimaksudkan
sektor
privat
diarahkan
kemitraan (perusahaan)
untuk
antara yang
menjamin
teknis kesehatan kader tersebut adalah
kesinambungan/keberlanjutan
dengan mengadopsi pendekatan capacity
(sustainability) pengembangan Posyandu
building dan pendekatan governance.
di masa depan.
merupakan
Metode pendekatan tersebut untuk
serangkaian strategi yang ditujukan dalam
menyelesaikan persoalan dalam kurun
rangka
waktu realisasi program IbM (8 bulan).
Capacity
building
penguatan
kelembagaan
untuk
meningkatkan kinerja dengan memusatkan perhatian sumber
pada daya
sarana/prasarana, pendanaan.
peningkatan manusia,
kualitas perbaikan
dan
peningkatan
Pendekatan
governance
Kerangka pemikiran program pengabdian : UNS
PUSKESMAS/ DESA
PERUSAHAAN
Capacity building & menjalin kemitraan
Tahap Pengabdian
Pasca Pengabdian (Keberlanjutan) 5
POSYANDU “MADYA”
POSYANDU “PURNAMA”
Kemitraan
Kemitraan
Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14
PUSKESMAS/ DESA
PERUSAHAAN Kemitraan
Secara terstruktur, tahapan kegiatan dan jadwal penelitian disampaikan sebagai berikut: Tabel 2 Tahapan Kegiatan Pengabdian No
Kegiatan
Tujuan
Partisipasi Mitra
1
Need assesment
a. Penyamaan persepsi b. Memotret kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari institusi mitra c. Perencanaan pengembangan kegiatan
a. Menyamakan persepsi b. Melakukan orientasi diri c. Merencanakan pengembangan kegiatan bersama tim UNS
2
Pengembangan kapasitas lembaga
a. Meningkatkan pengetahuan manajemen organisasi b. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis c. Meningkatkan sarana/prasarana dan kuantitas/kualitas kegiatan
Sebagai peserta aktif
3
Pengembangan kemitraan
a. Menjalin kemitraan antara Posyandu dengan Puskesmas dan Perusahaan b. Tersusunnya kaji tindak kemitraan antara Posyandu dengan Puskesmas dan Perusahaan
Sebagai peserta aktif
4
Monitoring dan evaluasi
a. Memperoleh hasil pengamatan b. Merumuskan permasalahan dan solusi atas permasalahan tersebut
a. Melakukan evaluasi diri b. Pelaku aktif dalam melakukan perbaikan
1.
Metode/pola untuk mengembangkan kapasitas
D.
TARGET LUARAN
Luaran yang ditargetkan dalam pengabdian masyarakat di Desa Krasak ini adalah : 6
manajerial
dan
pengetahuan teknis kesehatan dasar kader Posyandu. Dampak yang
Herwan Parwiyanto, Didik G. Suharto, Kristina Setyowati : :Pemberdayaan Pos Pelayanan Terpadu Desa Krasak
pemberdayaan diharapkan
adalah
kapasitas
pengembangan
kelembagaan
Posyandu
Posyandu;
dan
(5)
Meningkatkan pengembangan IPTEKS, terutama Ilmu Administrasi Publik.
(khususnya kualitas SDM kader, perbaikan sarana/prasarana, dan peningkatan dana
E. HASIL
operasional) sehingga dapat mendukung Jasa,
terutama
pemberian
dalam
PEMBAHASAN
KEGIATAN Kegiatan Pengabdian Masyarakat di
keberlanjutan pemberdayaan Posyandu. 2.
&
bentuk
Desa Krasak Kecamatan Teras Kabupaten
untuk
Boyolali dilaksanakan pada tanggal 17
fasilitasi
meningkatkan kualitas SDM kader.
Oktober 2013. Diikuti oleh seluruh kader Posyandu aktif sejumlak 32 kader dari
Luaran tersebut pada prinsipnya ditujukan
seluruh
untuk meningkatkan kinerja Posyandu
Pembekalan para kader Posyandu tersebut
sehingga akan memberdayakan Posyandu
meliputi :
menuju tingkatan Posyandu “purnama”, yang dinilai menurut intensitas kegiatan : pemantauan
pertumbuhan
Balita,
pemantauan dan pembinaan perkembangan Balita, pembinaan kesehatan ibu hamil, pelacakan dan rujukan Balita gizi buruk, jumlah kader gizi/Posyandu, mobilisasi dana masyarakat, sarana dan prasarana Posyandu, pelaksanaan taman gizi, peran lintas sektor, dan dana sehat. Lebih rinci, tujuan pengabdian ini adalah untuk: Meningkatkan
kemampuan
(pengelolaan)
kader
(1)
manajerial
Posyandu;
(2)
Meningkatkan pengertian/wawasan dasar kader tentang ilmu kesehatan masyarakat; (3) Mengembangkan jejaring kerjasama antara Posyandu, pemerintah, dan sektor privat (perusahaan); (4) Meningkatkan perhatian 7
akademisi
terhadap
1.
Posyandu
di
desa
Krasak.
Capacity building Menurut Grindel capacity building
didefinisikan sebagai “serangkaian strategi yang
ditujukan
untuk
meningkatkan
efisiensi, efektivitas dan responsivitas dari kinerja pemerintahan, dengan memusatkan perhatian pada pengembangan dimensi sumber
daya
manusia,
penguatan
organisasi, reformasi kelembagaan atau lingkungan” (Keban, 1999). Adapun hal-hal yang kiranya perlu diperhatikan
oleh
Posyandu
bagaimana
membangun
adalah kapasitas
kelembagaan yang mencakup beberapa aspek, terutama dalam pengembangan organisasi
dan
manajemen;
pengembangan sumber daya manusia.
dan
Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14
a.
Pengembangan
Organisasi
dan
Manajemen
suasana dengan iklim kerjasama yang kondusif di dalam organisasi, kiranya perlu
Tantangan kelembagaan Posyandu diantaranya
adalah
bagaimana
menciptakan
harmonisasi,
sinkronisasi,
diperhatikan Cooperate Strategis Alliance (CSA), yang mengedepankan beberapa hal :
koordinasi, integrasi, dan pengawasan
1) pimpinan harus mampu mewujudkan
terhadap kegiatan yang dilakukan seluruh
respek dari semua komponen yang ada di
stakeholders.
dalam kebersamaan, untuk saling mengisi,
Penyempurnaan
kelembagaan dilakukan melalui pembuatan
atau
struktur Posyandu yang lebih longgar dan
organisasi;
fleksibel,
menciptakan suasana keterbukaan, dengan
yang memungkinkan semua
mengimbangi
sebagai
kekuatan
2) organisasi harus mampu
pihak terlibat dan meningkat kapasitasnya
mengembangkan
serta mampu melaksanakannya. Struktur
sistem komunikasi yang bersifat langsung;
yang bersifat terbuka dan berinteraksi
3)
dengan lingkungannya, akan membuat
mengembangkan
organisasi lebih dinamis dan berkelanjutan
dengan
melangsungkan kehidupannya. Menurut
kepercayaan antara satu dengan lainnya;
Saxena (dalam Effendi, 1989), struktur
4) organisasi harus mengembangkan dan
yang organis adaptif mempunyai pola
menciptakan
hubungan yang lebih longgar dan terbuka
memberikan adanya kesempatan yang
terhadap pengaruh dari luar. Partisipasi
sama di dalam merasakan manfaat yang
dalam perumusan tujuan menjadi lebar,
diberikan organisasi kepada individu.
sehingga terbuka kesempatan luas untuk
b.
keterlibatan
dari
bawah
(bottom-up)
Diharapkan dengan sistem terbuka, akan
lebih
kekuatan
organisasi,
mengedepankan yang
organisasi
mengedepankan harus
mampu
suasana
didukung
sistem
Pengembangan
kerjasama
adanya
saling
kerjasama
Sumber
yang
Daya
Manusia Sumber daya manusia merupakan
maupun dari atas (top-down). Posyandu
dan
bercirikan
aset organisasi yang paling berharga, dan ini sudah diakui kebenarannya di banyak literatur.
Pencapaian
tujuan
dalam
kebersamaan (socialized power) melalui
organisasi amat dipengaruhi oleh kekuatan
kegiatan
sumber daya manusia yang dimiliki oleh
konsultatif,
partisipatif,
koordinatif, kooperatif, dan berdasarkan
organisasi.
sistem organisasi dan manajemen yang
dengan
rasional dan netral. Dalam menciptakan
tergantung pada kualitas SDM sebagai
8
Pelaksanaan berbagai
pemerintahan
aspeknya
sangat
Herwan Parwiyanto, Didik G. Suharto, Kristina Setyowati : :Pemberdayaan Pos Pelayanan Terpadu Desa Krasak
pelaksananya. pendidikan
Penyelenggaraan
dan
latihan
“penggunaan
kekuasaan
politik
dimaksudkan
untuk mengatur dan mengelola bangsa.”
sebagai proses pengembangan ketenaga
Laporan tahunan Bank Dunia tahun 1989
kerjaan
profil
menekankan
pentingnya
yang
politik dan
konsensus bagi proses-
dalam
pengetahuan
memberikan
dan
ketrampilan
legitimasi
dibutuhkan personil, baik untuk masa
proses pembangunan yang berkelanjutan.
sekarang maupun masa mendatang. Lebih
Dalam rangka membangun konsensus
lanjut, pendidikan dan latihan (diklat) juga
itu, aktor
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
pemerintah maupun civil society harus
kemampuan
memadukan
teori
dikelola secara
ilmiah
-
aktor dari kelompok bisnis, sinergis.
Sementara,
dengan pengalaman yang diperoleh dalam
peran negara di sini tidak lagi hanya
praktek di lapangan, termasuk di dalamnya
menjalankan fungsi-fungsi
peningkatan
melainkan hanya menjalankan fungsi
kemampuan
menerapkan
regulatif,
teknologi tepat guna untuk meningkatkan
fasilitatif. Dengan demikian, governance
produktivitas kerja.
menurut versi Bank Dunia hanya bisa
dan
Melalui pengembangan organisasi
ditegakkan dengan jalan melibatkan
manajemen
aktor-aktor non negara seluas-luasnya
serta
pengembangan
sumber daya manusia diharapkan kapasitas
dan dengan
kelembagaan Posyandu dapat meningkat.
pemerintah.
Pengembangan organisasi dan manajemen
Dalam konsepsi UNDP, prinsip-prinsip
mencakup
dalam
partisipasi, transparansi, akuntabel, rule
memperbaiki kualitas sarana/prasarana dan
of law, responsif, berorientasi pada
pengelolaan dana operasional, serta upaya
konsensus, equity serta inclusiveness
eksternal
menjadi pondasi penting bagi tegaknya
upaya
dalam
internal
menjalin
kemitraan
membatasi intervensi
governance (Pratikno, 2005).
dengan Puskesmas dan Perusahaan.
Ada beberapa dimensi penting yang 2.
Governance Konsep
menjadi ciri governance : pertama, dimensi
governance
berhubungan
kelembagaan. Governance adalah sebuah
dengan format negara yang terbuka dan
sistem
inklusif yang membuka interaksi intensif
banyak pelaku (multi stakeholders), baik
dengan pelaku bisnis dan komponen civil
dari
society. Dalam pandangan Bank Dunia,
pemerintah. Tidak mengherankan jika
governance
Frederickson (1997) misalnya mengatakan
9
dimaknai
sebagai
administrasi pemerintah
yang
maupun
melibatkan dari
luar
Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14
bahwa ”the first and the most important
reformasi administrasi publik juga telah
evident meaning of governance as public
menjadi tuntutan, tantangan, dan peluang
administration is that it describes a wide
dalam tatanan regional dan global. Good
range of types of organization and
governance merupakan tujuan akhir dari
institutions that are linked together and
reformasi administrasi. Sebuah sistem
engaged in public activities.” Kedua, nilai
pemerintahan yang baik memfasilitasi
yang menjadi dasar dalam penggunaan
representasi (perwakilan) demokratis dan
kekuasaan. Dalam administrasi publik
meliputi
yang tradisional, efisiensi dan efektivitas
diperlukan untuk menunjukkan atribut
menjadi
pertanggungjawaban,
nilai
utama
yang
ingin
struktur
dan
proses
yang
transparansi,
diwujudkan. Gerakan administrasi publik
kepekaan,
publik baru (new public administration)
inklusivitas,
yang
partisipasi,
dan
mengkritisi hal ini dengan menawarkan
mengikuti
kaidah
nilai baru, seperti : keadilan publik,
administrasi publik dimaksudkan untuk
kebebasan,
Ketiga,
menunjukkan karakteristik tersebut, oleh
mencoba
karenanya, merupakan suatu bagian yang
muncul
dimensi
pada
1970-an
dan
kemanusiaan.
proses.
Yang
telah
menjelaskan bagaimana berbagai publik
efektivitas, kewajaran,
efisiensi, aksesibilitas,
kemampuan hukum.
untuk
Reformasi
utuh dari pemerintahan yang baik.
dan lembaga memberikan respon terhadap
Governance hanya akan terwujud
berbagai masalah publik yang muncul di
jika muncul kolaborasi, kemitraan, dan
lingkungannya.
administrasi
jejaring antar elemen-elemen governance,
publik lain seperti Garvey (1993), Behn
yaitu negara, sektor swasta dan masyarakat
(1991),
juga
sipil. Jejaring menjadi ciri penting dari
menjelaskan proses governance tidak lebih
pengembangan organisasi modern saat ini,
daripada proses kebijakan untuk merespon
baik organisasi swasta atau publik. Dalam
dan
Ilmuwan Dilulio
(1994)
masalah-masalah publik yang melibatkan banyak
pelaku,
pemerintah
dan
non
pemerintah. Reformasi
pandangan
Bank
Dunia,
governance dimaknai sebagai “penggunaa n kekuasaan politik untuk mengatur dan
administrasi
publik
mengelola bangsa”. Laporan tahunan
merupakan agenda yang mendesak untuk
Bank Dunia
dituntaskan. Selain sebagai upaya untuk
pentingnya legitimasi politik dan
memperbaiki sistem administrasi publik
konsensus
Indonesia yang masih jauh dari harapan,
proses pembangunan yang berkelanjutan.
10
tahun
1989 bagi
menekankan proses-
Herwan Parwiyanto, Didik G. Suharto, Kristina Setyowati : :Pemberdayaan Pos Pelayanan Terpadu Desa Krasak
Dalam rangka membangun konsensus
tubuh. pada manusia, ukuran fisik (tubuh)
itu, aktor-
disebut juga dengan istilah antropometri.
aktor dari kelompok bisnis, pemerintah
perkembangan
maupun civil society harus dikelola secara
kemampuan anak dalam gerakan motorik
sinergis. Sementara, peran negara di
kasar/halus, kecerdasan, mental, perilaku
sini
dari waktu ke waktu.
tidak
lagi
menjalankan fungsi-fungsi
hanya regulatif,
melainkan hanya menjalankan fungsi fasilitatif. Dengan demikian, governance
adalah
Perbedaan
perubahan
pertumbuhan
dan
perkembangan:
menurut versi Bank Dunia hanya bisa
Pertumbuhan:
ditegakkan
diukur secara kuantitatif (contoh: dari 5 kg
dengan jalan
melibatkan
perubahan
yang
dapat
aktor-aktor non negara seluas-luasnya
menjadi 6 kg, dari 54 cm menjadi 60 cm).
dan
Perkembangan: perubahan yang hanya
dengan
membatasi
intervensi pemerintah (Pratikno, 2005).
dapat diukur secara kualitatif (contoh: dari
governance
dapat merangkak menjadi dapat berdiri,
menjadi dasar atas perwujudan kemitraan
dari tidak dapat bicara menjadi dapat
antara
bicara, dsb.).
Konsepsi
mengenai
Posyandu,
Perusahaan.
Peran
Puskesmas, Puskesmas
dan adalah
Kesamaan
pembina teknis Posyandu sebagai bagian
perkembangan:
dari tugas pokok dan fungsi Puskesmas
1.
pertumbuhan
pertumbuhan
dan
dan
perkembangan
dalam menumbuh-kembangkan partisipasi
merupakan proses perubahan yang
masyarakat
di
mengikuti perjalanan waktu (contoh:
Sedangkan
peran
memberikan pendanaan)
bidang
perusahaan
dukungan sebagai
kesehatan.
bagian
dari bulan ke bulan).
adalah (terutama
2.
pertumbuhan
dan
perkembangan
hanya dapat diketahui bila dilakukan
tanggung-
jawab sosial perusahaan (corporate social
pemantauan secara teratur dan terus
responsibility/CSR).
menerus. 3.
3.
anak
Pertumbuhan dan Perkembangan
pertumbuhan
Anak
normal
Pertumbuhan
adalah:
perubahan
ukuran fisik dari waktu ke waktu, baik dari segi dimensi, proporsi, maupun komposisi 11
setiap
memiliki dan
jalur
perkembangan
(“trajectory”)
bervariasi. Tujuan pemantauan pertumbuhan:
yang
Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14
1.
2.
3.
mengetahui
status
pertumbuhan
individu balita dari waktu ke waktu
Pertumbuhan yang normal jika berat badan
secara teratur.
dan panjang badan tumbuh pada persentil
mengetahui secara lebih dini (awal)
yang
terjadinya gangguan pertumbuhan
menggunakan KMS, tumbuh normal jika
pada individu balita.
grafik pertumbuhan berat badan anak
memberikan
tindakan
sama.
Dalam
aplikasi
dengan
sejajar dengan kurva baku.
penanggulangan (intervensi) segera
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
pada
1.
anak
yang
mengalami
faktor umur: pertumbuhan mengikuti
gangguan pertumbuhan agar dapat
perjalanan waktu (umur), kecepatan
dikembalikan ke jalur pertumbuhan
tumbuh bervariasi menurut umur
normalnya. 4.
Pengertian tumbuh normal:
memberikan
2. konseling
pada
berat
ibu/pengasuh anak dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan
faktor tinggi atau panjang badan: badan
berhubungan
linier
dengan panjang atau tinggi badan 3.
keadaan gizi dan kesehatan anak.
faktor
gizi
dan
kesehatan:
pertumbuhan berjalan normal atau
Syarat pemantauan pertumbuhan:
tidak normal tergantung keadaan gizi
1.
dan kesehatan anak
anak ditimbang secara teratur setiap bulan (di Posyandu atau di tempat
2. 3. 4.
4.
dalam
keadaan
ekonomi dan kesehatan yang baik,
Menuju Sehat)
faktor
setiap ditimbang KMS anak harus
mempunyai peran penting terhadap
dibawa
pertumbuhan anak.
keturunan
berat badan anak harus di plot ke
Cara
dalam KMS
normal (“growth trajectory”):
status
pertumbuhan
anak
harus
badannya dalam KMS untuk menilai
1.
menentukan
garis
(genetik)
pertumbuhan
anak harus sudah ditimbang dan diukur panjang atau tinggi badannya
2.
gunakan tabel 3 (contoh), untuk
N=naik atau T=tidak naiknya
mencari berat badan normal (pada
ibu atau pengasuh balita harus
batas –1 sd) menurut panjang atau
diberikan informasi atau konseling
tinggi badan anak tersebut
sehubungan
dengan
pertumbuhan anak. 12
genetik:
lain) dan memiliki KMS (Kartu
dinilai dengan melihat kurva berat
5.
faktor
status
3.
plot pada KMS berat badan normal tersebut,
kemudian
tarik
garis
Herwan Parwiyanto, Didik G. Suharto, Kristina Setyowati : :Pemberdayaan Pos Pelayanan Terpadu Desa Krasak
(kurva) pertumbuhan normal anak
umurnya sehingga berat badannya
dimulai dari berat badan normal
lebih rendah dari berat badan normal
sejajar dengan garis kurva terdekat
menurut umurnya, tetapi BB menurut
pada KMS.
tinggi
Apakah anak Bawah Garis Merah adalah
badannya
proporsional
(normal).
anak gizi buruk ?
Apakah anak yang Berat Badan-nya di pita
Belum tentu. Karena anak yang berat
hijau adalah anak gizi baik ?
badannya di bawah garis merah (BGM),
Belum tentu. Karena anak yang berat
dapat merupakan cerminan dari keadaan
badannya berada di pita warna hijau,
berikut:
dapat merupakan cerminan dari keadaan
1.
Benar keadaan gizi-nya buruk karena
berikut:
berat badan menurut tinggi badannya
1.
2.
Benar keadaan gizi-nya baik karena
(BB/TB) di bawah -3 SD dari baku
berat badan menurut tinggi badannya
BB/TB
(BB/TB) di antara –2 SD dan + 2 SD
Bukan gizi buruk, karena anak
dari baku BB/TB
bersangkutan
pendek
menurut
2.
Bukan
gizi
baik,
karena
anak
umurnya sehingga berat badannya
bersangkutan jangkung (TB nya
jauh lebih rendah dari berat badan
melebihi rata-rata TB anak normal)
normal menurut umurnya, tetapi
pada umur tersebut, sehingga berat
menurut
badannya tidak proporsional menurut
tinggi
badannya
proporsional (normal).
tinggi badannya (kurus) atau BB/TB
Apakah anak yang BB nya di pita kuning
< -2 SD.
adalah anak gizi kurang ?
Apakah anak yang Berat Badan-nya di atas
Belum tentu. Karena anak yang berat
pita kuning teratas dalam KMS adalah
badannya berada di pita warna kuning,
anak gizi lebih ?
dapat merupakan cerminan dari keadaan
Belum tentu. Karena anak yang berat
berikut:
badannya berada di atas pita kuning teratas
1.
2.
13
Benar
keadaan
gizi-nya
kurang
dalam KMS, dapat merupakan cerminan
karena berat badan menurut tinggi
dari keadaan berikut:
badannya (BB/TB) di bawah –2 SD
1.
benar keadaan gizi-nya lebih karena
dari baku BB/TB
berat badan menurut tinggi badannya
Bukan gizi kurang, karena anak
(BB/TB) di atas +2 SD dari baku
bersangkutan
BB/TB
pendek
menurut
Spirit Publik Vol. 9, No. 1, Oktober 2014 Hal. 1 – 14
2.
bukan
gizi
lebih,
bersangkutan
karena
jangkung
anak
(TBnya
melebihi rata-rata TB anak normal) pada
umur
badannya tinggi
tersebut,
dan
proporsional
badannya
berat
untuk masyarakat. Saran : 1).
peningkatan
kesadaran
masyarakat tentang pentingnya
menurut
(normal)
Perlu
atau
BB/TB antara –2 SD dan +2 SD.
mengaktifkan
peran
agar
optimal
lebih
Posyandu dalam
pelayanan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
F. KESIMPULAN & SARAN
2).
Kesimpulan : perberdayaan
masyarakat
di
Desa
Krasak,
khususnya para Kader Posyandu di daerah yang terpencil, pada prinsipnya
ditujukan
untuk
meningkatkan kinerja Posyandu Pengembangan
pemberdayaan penting
SDM
mengingat
dan sangat
Posyandu
adalah ujung tombak bagi adanya alih informasi dan keterampilan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan publik. 2). Sehingga dengan kegiatan yang menitikberatkan pemberdayaan tersebut
sangat
menjadi
harapan
pada
upaya
masyarakat penting
dan
masyarakat
untuk di tindaklanjuti dengan kreatifitas dalam pengalian dana secara mandiri dari, oleh , dan 14
sebagai
kemajuan
1) Kegiatan
setempat.
Kader
ujung
tombak
posyandu
perlu
dibekali dengan keahlian yang bisa mendorong kreatifitas kader. Daftar Pustaka : Budi Winarno.2007. Kebijakan Publik : Teori & Proses. Jogjakarta : Media Press Miftah Thoha. 2005. Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Miftah Thoha. 2007. Birokrasi & Politik di Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Moeljarto Tjokrowinoto. 1995. Pembangunan Ekonomi, Sumber Daya Manusia & Masalah Sosial. Jogjakarta : PPK-UGM. Sedarmayanti. 2003. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dalam Rangka Otonomi Daerah; Upaya Membangunan Organisasi yang Efektif dan Efisien melalui Restrukturisasi dan
Herwan Parwiyanto, Didik G. Suharto, Kristina Setyowati : :Pemberdayaan Pos Pelayanan Terpadu Desa Krasak
Pemberdayaan. Bandung : Mandar Maju. Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM : Teori, Dimensi Pengukuran, Implementasi dalam Organisasi. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.
15
Yeremias T. Keban. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Isu. Jogjakarta : Gava Media