PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PELATIHAN DESAIN GRAFIS DI RUMAH GEMILANG INDONESIA SAWANGAN DEPOK Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan menempuh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh AYU TRIANA 1112054000011
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima saknsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 10 Januari 2017
Ayu Triana
ABSTRAK
Ayu Triana Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Melalui Program Pelatihan Keterampilan Deain Grafis Di Rumah Gemilang Indonesia, Sawangan Depok
Program-program pemberdayaan masyarakat baik program pemerintah maupun lembaga-lembaga tertentu yang dilakukan Rumah Gemilang Indoesia cukup bermanfaat dan berefek positif. Program pelatihan keterampilan Desain Grafis adalah salah satu program pemberdayaan yang dilakukan di Rumah Gemilang Indonesia, yang di bentuk untuk membangun skill. Pemberdayaan masyarakat memiliki sifat empowerment dan memandirikan masyarakat serta memberikan akses yang bertujuan meningkatkan kapasitas hidup lebih baik dalam berbagai aspek, terutama pada aspek kesejahteraan sosial dan ekonomi. Rumah Gemilang Indonesia adalah sebuah lembaga masyarakat yang memiliki fokus terhadap pemberdayaan masyarakat (pemuda) melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan dalam berbagai bidang. Disamping melatih skill, program ini juga mengarahkan, membina, dan memberikan akses dan kesempatandalam berwirausaha atau berkarir serta menanamkan prinsip-prinsip hidup mandiri, berkribadian islami sesuai tujuan Rumah Gemilang Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tahapan atau proses pemberdayaan masyarakat (pemuda) melalui pelatihan keterampilan Desain Grafis oleh Rumah Gemilang Indonesia di Kota Depok. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan teknik analisis deskriptif. Data-data yang didapatkan dari lembaga kemudian diolah secara sisitematis baik berupa kata-kata, tertulis, arsip, dan lisan serta perilaku yang dapat diamati. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa konsep, proses dan tahapan dalam pemberdayaan masyarakat yang diterapkan oleh Rumah Gemilang Indonesiatelah sesuai sebagaimana teori tahapan atau proses pemberdayaan masyarakat pada umumnya. Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana hasil yang diperoleh peserta setelah mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis.
KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrohim Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan NABI kita NABI MUHAMMAD SAW, serta keluarganya, para sahabatnya. Tanpap izin-Mu tak dapat ku mampu menyelesaikan skripsi ini. Kau memberikan kesehatan dalam setiap nafasku. Kau memberikan kemudahan dalam kesulitan, dan Kau memberikan kebehagiaan dalam setiap tangis ku Yaa Rabb, kekhawatiran ku tak terjadi, karena Kau telah menyelamatkan ku dalam penyelesaian skripsi ini, kini akankah ku mampu mempertanggungjawabkan semuanya. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kategori sempurna, sekalipun penulis telah berusaha untuk melakukan yang terbaik. Dengan penuh kerendahan hati, penulis membuka diri untuk menerima masukan dan kritikan demi perbaikan skripsi dan sebagai bahan evaluasi serta introspeksi diri. Penulis merasakan penelitian ini tak dapat mungkin terwujud kalaulalh tanpa dukngan dari berbagai pihak yang membeantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini dengan baik, untuk itu penulis ingin menucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tua saya Ibu Siti Fatimah dan Bapak Sutamat serta kaka dan adik yang telah memeberikan dukungan sepenuhnya dengan tulus, perhatian yang tiada henti dan setiap saat mendoakan penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi berserta para staff dan jajarannya. 3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si dan Bapak Hudri, M.Ag selaku ketua dan sekretaris jurusan pengembangan masyarakat Islam, besrta jajaran staff Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 4. Bapak Drs. Yusra Kilun, M.Pd. Dosen pembimbing skipsi yang telah banyak memberikan inspirasi dan meluangkan waktunya serta banyak memberikan masukan kepada penulis mengenai penelitian yang telah penulis kerjakan. 5. Bapak/Ibu dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang telah mendidik penulis, memberikan wawasan dan bimbingan selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Machrus selaku manajer Lembaga Yayasan Rumah Gemilang Indonesia dan Bapak Ruslan Hakim selaku staff yang telah memberikan izin dan memberikan informasi untuk melakukan penelitian. 7. Bapak Budi dan Bapak Fajar selaku Instruktur atau Dosen di bidang pelatihan keterampilan desain grafis di Yayasan Rumah Gemilang Indosenia. 8. Teman-teman seperjuangan dan sahabat setia Nurlaila, Arianne Sarah, Lilis Okviyani, Bungawati, Siti Nur Rahmah dan Indah Kurniawati, Mashfufatul Ilmah yang saling memeberikan semangat untuk menyelesaikan penelitian ini. 9. Teman-teman Diqu Zarobi Alfadia, Diya Urahman, Labib Faishal Ariq, Muhammad Abdul Muhaimin As’ad, Syachul Hamdi, Imam Ramadhan,
Dwiki Handika, Dwiko Maxi Rianto, Khairul Anam, Raden Ahmad Nabhan, Muhammad Firdaos, Nurdin Arraniri, S.Kom.I, Jainun Noni, Arif Rahman Hadi, Nurfikriansyah, Zuyin Arwani, dan Idha Chusaini. 10. Muhammad Rikar Permana dan Mir’atun Nisa yang selalu memberikan bantuan, suport dan semangat dengan tulus dan sabar menasehati penulis hingga penelitian ini dapat diselesiakan. 11. Terimakasih kepada WASIAT (Wadah Silaturahim Alumni Tarbiyatut Tholabah) yang telah memberikan pengayoman dan memberikan motivasi berharga. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, terimakasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Jakarta, 10 Januari 2017
Ayu Triana (1112054000011)
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i KATA PENGANTAR..............................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iv DAFTAR TABEL.................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................1 B. Fokus dan Perumusan Masalah..................................................6 C. Tujuan Penelitian.....................................................................7 D. Manfaat Penelitian...................................................................8 E. Tinjauan Pustaka......................................................................8 F. Metodologi Penelitian..............................................................10 G. Sistematika Penulisan...............................................................19 BAB II. TINJAUAN TEORITIS A. Pemberdayaan masyarakat.......................................................22 1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat...................................22 2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat....................................27 3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat...................................30 4. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat..................................32 B. Pengembangan Kompetensi.....................................................39 1. Pengertian Kompetensi......................................................39 2. Klasifikasi Taksonomi Bloom............................................40
BAB III. TEMUAN PENELITIAN A. Profil Lembaga Rumah Gemilang Indonesia...........................44 B. Program Pemberdayaan Masyarakat........................................57 C. Program Pelatihan Desain Grafis.............................................61 D. Hasil atau Output Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia..................................................................................69 BAB IV. ANALISIS TEMENUAN PENELITIAN A. Proses atau Tahapan Pelatihan Program Pemberdayaan Melalui Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia...77 1. Tahapan Persiapan.............................................................79 2. Tahapan Pengkajian...........................................................82 3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan dan Tahapan Formulasi Perencanaan Aksi........................82 4. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan...................83 5. Tahapan Evaluasi...............................................................84 6. Tahapan Terminasi.............................................................84 B. Hasil Output Yang Dicapai Dari Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia.....................................................84 1. Ranah Kognitif...................................................................85 2. Ranah Afektif.....................................................................86 3. Ranah Psikomotorik...........................................................87 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan..............................................................................88 B. Saran.........................................................................................89 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1
: Jadwal Kegiatan Pelatihan .............................................68
Tabel 2
: Keadaan Sebelum dan Sesudah Pelatihan.......................73
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
: Struktur Manajemen RGI ......................................................51
Gambar 2
: Alur Proses Pelatihan ............................................................61
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa dan terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial, ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.1 Generasi muda adalah bagian dari suatu masyarkat yang paling produktif. Namun, potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh rata-rata kaum muda tidak termanfaatkan secara optimal disebabkan kurangnya arahan dan motivasi. Banyak dari mereka terjebak pada masalah pengangguran yang disebabkan minimnya lapangan dan ketidakmampuan untuk menciptakan pekerjaan. Bertambahnya deret pengangguran yang ada saat ini di dominasi oleh kaum muda atau remaja. Ironisnya, diantaranya adalah lulusan perguruan tinggi. Keadaan ini sungguh ironis mengingat remaja adalah generasi muda harapan bangsa yang kelak masa depan ada di tangan mereka. Salah satu permasalahannya adalah kurangnya keterampilan hidup (life skill) yang dimiliki seorang remaja dalam hal memproduktifkan dirinya (berwirausaha) dan paradigma berpikir generasi muda yang lebih ingin
1
h. 9.
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
2
menjadi pegawai sementara ketersediaan lapangan kerja di sektor formal sangatlah terbatas. Sedangkan, kemampuan dan kreativitas generasi muda sebenernya sangat tinggi. Keterampilan berwirausaha merupakan hal penting yang memang harus dimiliki oleh setiap generasi muda khususnya dalam menghadapi era globalisasi ini. Hal inilah yang mengharuskan remaja memiliki bakat khusus dalam bidang-bidang tertentu. Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Termasuk bakat Desain Grafis ini merupakan bakat khusus dalam bidang kreatif produktif, bakat menciptakan sesuatu yang baru.2 Adapun perbedaan usia antara remaja awal, remaja akhir dan usia pemuda. Menurut WHO (World Heaalth Organization) adalah remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
Dan PBB (Perseriakatan
Bangsa-Bangsa) sendiri menetapkan usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda (youth).3 Berbagai macam pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam rangka penanggulangan kemiskinan serta upaya pemberdayaan masyarakat baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga tertentu. Hal ini dianggap memiliki dampak positif
2 Mohammad Ali, Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 78. 3 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Edisi Revisi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 10.
3
terhadap masyarakat, selain untuk memberikan ilmu pengetahuan juga adanya upaya agar masyarakat menjadi lebih terampil dalam berbagai hal. Konsep pemberdayaan yang terkait dengan permasalahan di atas ialah sebagaimana pernyataan Ife yang telah dikutip oleh Adi dalam bukunya, yakni: “Empowerment means providing people with the resource, opportunity, knowladge, and skill to increase their capacity to determine their own future and to participate in and affect the life of their community” “pemberdayaan sebagai sarana untuk memberikan orang dengan sumber-sumber, kesempatan-kesempatan, pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga dapat menentukan masa depannya dan berpartisipasi dalam kehidupannya komunitas mereka”4 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman yang diungkapkan oleh Ife mengenai pemberdayaan masyarakat lebih mengacu pada sumber daya manusia, dimana perlunya peningkatan kapasitas (Capasity Building) dalam upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Penulis melihat bahwa konsep pemberdayaan lebih erat kaitannya dengan berbagai macam peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan serta keterampilan agar memberikan sebuah keberdayaan bagi masyarakat. Disisi lain, pemberdayaan dalam konsep capacity building seperti yang dijelaskan di atas tentunya
4
Isbaandi Rukminto Adi. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunana Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002), h. 50.
4
memerlukan agen perubahan (agent of change) yakni mereka yang memang mau dan mampu untuk mendampingi masyarakat. Dalam mengembangkan potensi di usia produktif ini, dapat juga dikembangkan melalui pendidikan diklat, pengembangan ini bisa melalui pendidikan non formal. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturanperaturan yang tetap dan ketat.5 Saat ini pelatihan keterampilan desain grafis berjalan pada angkatan ke 16 dan di dalamnya terdapat 15-20 peserta dengan masa diklat dilakukan selama 6 bulan setiap angkatan. Untuk kelulusan dapat bekerja diterima oleh instansi luar mencapai 90% sedangkan yang 10% dengan offline dari keseluruhan peserta diklat.6 Berdasarkan hal itu peneliti ingin mengetahui Proses/Tahapan Pemberdayaan Kompetensi
yang meliputi: Pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) yang dilakukan RGI melalui pemberdayaan program pelatihan desain grafis yang nantinya bisa menjadi percontohan untuk lembaga pemberdayaan lainnya di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu lembaga yang mengusung perlunya pelatihan keterampilan bagi masyarakat, khususnya masyarakat
5 Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, (jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. Ke 1, h. 79 6 Hasil Wawancara pribadi dengan Bapak Machrus selaku manager Rumah Gemilang Indonesia
5
yang kurang mampu ialah Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, Sawangan Kota Depok. Sebuah jejaring dari lembaga ternama yang memang fokus dalam menangani perihal ekonomi masyarakat. RGI memberikan berbagai macam program pelatihan keterampilan yakni teknik komputer dan jaringan, otomotif, desain grafis, tata busana, aplikasi perkantoran, fotografi dan videografi dan dari ke enam program pelatihan ini dikhususkan bagi mereka yang tidak mampu atau kaum dhu’afa secara ekonomi atau kalangan masyarakat bawah. Tetapi penulis memfokuskan pada satu program pelatihan yakni desain grafisnya, menurut penulis pelatihan ini turut mendukung upaya pemerintah dalam melakukan pemberdayaan bagi maysarakat serta upaya untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat pengangguran. Awalnya penulis melakukan panggilan interview untuk menjadi relawan qurban yang diselenggarakan oleh Al-Azhar Peduli Ummat tetapi proses interview dilakukan di Rumah Gemilang Indonesia, selama proses interview penulis berbincang terkait RGI bahwa pada kelas atau konsentrasi Desain Grafis belum pernah ada yang meneliti. Kemudian penulis tertarik meneliti RGI sebagai objek penelitian karena RGI telah memberikan kontribusi sebagai pemberdaya masyarakat (remaja) melalui pendidikan non formal dan pelatihan bagi mereka yang tidak mampu. Berdasarkan hal tersebut penulis melakukan penelitian di Yayasan Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok. Sebuah lembaga masyarakat yang mengusung konsep pemberdayaan masyarkat secara real dengan mengadakan pendidikan non formal dan pelatihan bagi mereka yang tidak
6
mampu.
Menciptakan
peluang
kemandirian
dan
menanggulangi
problematika pengangguran. Disamping itu penulis juga yakin adanya relevansi antara bahan penelitian dengan konsentrasi studi penulis selama ini. Alasan konseptual inilah yang kemudian penulis ulas pada sebuah skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat ‘Dhuafa’ Melalui Program Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok” B. Fokus dan Perumusan Masalah 1. Fokus Masalah Agar peneliti ini lebih terfokus dan tidak melebar maka peneliti perlu memfokuskan masalah dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti
memfokuskan
untuk
mengetahui
bagaimana
Proses
Pemberdayaan Kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) yang dilakukan RGI melalui program Pelatihan Desain Grafis. Dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam latar belakang masalah, bahwa begitu banyaknya program pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) yang fokus pada pelatihan desain grafis merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dalam kesejahteraan masyarakat serta menjadikan masyarakat lebih mandiri. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan program mencapai sasaran dan tujuan yang direncanakan oleh RGI. Kemudian apakah pelaksanaan program sesuai dengan teori
7
tahapan pemberdayaan yang ada. Oleh karena itu dalam penelitian kali ini, penulis akan membahas Pemberdayaan Masyarakat (remaja) Melalui Program Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang peneliti ingin meneliti bagaimana Proses Pemberdayaan Kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) Masyarakat (remaja) yang dilakukan oleh RGI melalui program Pelatihan Desain Grafis. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut : a. Bagaimana proses atau tahapan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Rumah Gemilang Indonesia (RGI) dalam program Pelatihan Keterampilan Desain Grafis? b. Apa hasil kompetensi yang didapat oleh peserta setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) dalam program pelatihan Desain Grafis yang meliputi: pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) yang dilakukan oleh Rumah Gemilang Indonesia (RGI) dalam program Pelatihan Desain Grafis? C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
8
1. Untuk mengetahui Proses atau tahapan Pemberdayaan masyarakat melalui program Pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia. 2. Untuk
mengetahui
hasil
Kompetensi
meliputi:
Pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja)
yang di dapat oleh peserta setelah mengikuti Pelatihan
Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara akademik maupun praktik. 1. Manfaat akademik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pemberdaya ilmu sosial terutama pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) tentang proses pemberdayaan kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) serta menjadi referensi ilmiah tentang pengembangan program pemberdayaan. 2. Manfaat Praktik Penelitian ini diharapkan dapat dipraktikan oleh berbagai kalangan terutama lembaga sosial lembaga swadaya masyarakat, yayasan atau badan usaha lainnya yang memiliki kesamaan dengan Rumah Gemilang Indonesia untuk di terapkan di kawasan lainnya di Indoensia dalam pemberdayaan masyarakat. E. Tinjauan Pustaka
9
Pengamatan literatur yang penulis lakukan sebelum memulai penelitian ini di berbagai sumber seperti buku, internet dan skripsi, tidak menutup kemungkinan penelitian ini memiliki kesamaan dari teori dan metodologi. Tujuan dari tinjauan pustaka ini ialah untuk melihat dan membandingkan pembahasan yang penulis lakukan dalam penelitian. Adapun penelitian yang penulis baca sebagai bahan studi dan perbandingan adalah : Judul Skripsi : Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Urban Farming Yayasan Bunga Melati Indonesia (YBMI) Di Perigi Baru Penulis
: Budi Baihakki, mahasiswa program studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2016.
Isi Pokok
: Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang banyaknya hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaanya, dan belum mencapai target yang diinginkan yang bisa mengolah kompos organik secara mandiri dari sampah rumah tangga mereka yang dikaitkan dengan teori Isbandi Rukminto Adi yang mengemukakan beberapa tahapan pemberdayaan terdiri dari: Tahap persiapan, Tahapan pengkajian, Tahapan perencanaan alternatif program, Tahapan performulasian rencana aksi, Tahapan pelaksanaan program, Tahapan evaluasi, Tahapan terminasi. Yang membedakan dengan skripsi yang saya angkat adalah tahapan pemberdayaan dan
10
hasil yang di dapat peserta dan fokusnya pada pelatihan Desain Grafis. Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone Di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa. Penulis
: Amelia, mahasiswa program studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2009.
Isi Pokok
: Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana konsep pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh sebuah lembaga yakni Institute Kemandirian Dompet Dhuafa melalui pelatihan teknisi Handphone. Yang menjadi acuan dalam skripsi ini dengan penulis adalah bahwa yang diangkat dalam sebuah konsep pemberdayaan dan fokus pada pelatihan teknisi handphone sedangkan pada skripsi yang saya angkat adalah tahapan pemberdayaan dan hasil yang didapat oleh peserta yang fokus pada Pelatihan Desain Grafis.
F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode menyangkut masalah cara kerja: yaitu cara untuk memahami fokus kajian yang menjadi sasaran dan ilmu yang bersangkutan. Metode adalah suatu cara kerja atau mekanisme tindakan menurut kaidah tertentu dalam konteks ilmu pengetahuan tertentu.
11
Metodologi menerjemahkan suatu paradigma dalam bahasa penelitian dan menunjukkan bagaimana keberadaan dunia nyata dapat dijelaskan, ditangani, dipelajari.7 Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor seperti dikutip oleh Moleong, menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diminati.8 Jadi dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena lebih tepat dengan subjek penelitian ini yaitu penulis atau peneliti. Sedangkan objek penelitian dalam skripsi ini adalah Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, program pelatihan dan peserta pelatihan Desain Grafis. Peneliti tidak hanya meneliti bentuk partisipasi objek tetapi peneliti juga meneliti perilaku objek terhadap lingkungan sekitarnya. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau suatu perisitiwa sebagaimana adanya berdasarkan faktafakta yang tampak, mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya dan objek yang sedang diselidiki. Akan tetapi untuk
7 Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama, (Yoyakarta: Suka Press UIN Sunan Kalijaga), h. 23. 8 Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama, (Yoyakarta: Suka Press UIN Sunan Kalijaga), h. 175.
12
mendapatkan manfaat yang lebih luas, biasanya dalam jenis penelitian ini dilakukan juga pemberian berbagai pelaksanaan. Adapun ciri-ciri pokok penelitian deskriptif adalah.9 a. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual. b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang sedang diselidiki dengan sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional. Berdasarkan definisi di atas, penulis melakukan penelitian dengan menguraikan fakta-fakta yang terjadi secara alamiah. Penulis menggambarkan secara rinci tentang proses tahapan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (remaja) melalui program pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok. Kemudian penulis menjelaskan hasil yang didapat oleh peserta ataupun pencapaian
pada
program
pemberdayaan
kompetensi
terkait
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja) dalam bidang keterampilan desain grafis di Rumah Gemilang Indonesia.
9
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991), h. 31
13
2. Macam dan Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut di peroleh.10 Bila dilihat sumbernya dalam penelitian ini terbagi atas dua bagian, yaitu: a. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek risetnya. Data primer dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Keterkaitan dengan penelitian ini dengan cara wawancara dengan pengurus dan peserta pelatihan keterampilan Desain Grafis yang terdiri dari manager RGI (1 orang)11, instruktur atau dosen dalam bidang pelatihan desain grafis di RGI (1 orang)12, dan peserta pelatihan Desain Grafis (5 orang)13. b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi baik secara langsung dan tidak langsung, seperti catatancatatan atau dokumen serta data kepesertaan atau jumlah peserta seperti modul brosur penerimaan peserta pelatihan, data profil internet, profil panduan RGI, laporan perkembangan tahunan RGI tahun 2014, data alumni angkatan 12 dan 13 dan dokumentasi foto-foto yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan. 3. Teknik Pengumpulan Data
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. Ke-32, h. 6. 11 Bapak Machrus Selaku Manager RGI 12 Bapak Budi Sutria Selaku Instruktur Pelatihan Desain Grafis RGI 13 Ridho Hamdani, Yahya, Khatrunnada Sly Putri, Aqiq Muflih Habibi, Ihsan Saeful Anwar selaku Alumni Pelatihan Desain Grafis RGI
14
Untuk memenuhi kebutuhan data yang beraneka ragam, penelitian kualitatif menggunakan berbagai metode pengumpulan data seperti wawancara individual, wawancara kelompok, penelitian dokumen dan arsip, serta penelitian lapangan. Antara metode satu dengan yang lainnya tidak saling terpisah, tetapi saling berkaitan dan saling mendukung untuk menghasilkan data yang sesuai dengan kebutuhan. Data yang diperoleh dari suatu metode disilahkan dengan data yang diperoleh melalui metode yang lain sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya dan sesuai dengan kenyataan.14 Dalam penelitian skripsi tentang pelaksanaan pemberdayaan masyarakat (remaja), peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Penulis menganggap teknik yang penulis lakukan adalah teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu berupa pengumpulan data dalam bentuk kata, kalimat, pernyataan dan gambar. Dimana dalam pelaksanaannya penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui : a. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dilakukan oleh dua pihak, maka harus adanya pewawancara dan terwawancara. Dengan maksud antara lain mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, organisasi,
14
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori &Praktik, (jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), h. 141-142
15
perasaan, dan motivasi. Adapun wawancara dibedakan menjadi dua, yaitu wanwancara terstruktur dan tidak terstruktur.15 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara langsung dan tidak langsung. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan manager, pengurus atau instruktur dan staf. Wawancara langsung dilakukan di lembaga RGI dengan manager dan instruktur dua kali pertemuan dan wawancara langsung dengan staff dilakukan di lembaga RGI dengan satu kali pertemuan. Sedangkan wawancara tidak langsung peneliti melakukan wawancara dengan alumni pelatihan Desain Grafis terkait guna memperoleh data yang diperlukan, melalui media sosial atau jejaring sosial seperti whatsapp, line, email, bbm dan via sms. Adapun teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, dimana peneliti sudah membuat pertanyaan terlebih dahulu sebelum ke lapangan. b. Studi Dokumen Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang melalui peninggalan tertulis, foto kegiatan, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku yang berkaitan mengenai pendapat, teori, maupun hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. 4. Teknik Analisis Data
15
Rahayu Tri Lin, S.Psi dan Ardani Ardi Tristiadi, Observasi Wawancara, (Malang: PT. Bayu Media, 2004), h. 32
16
Dalam menganalisa data, peneliti mengintepretasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya. Data yang ada akan dianalisis dengan cara reduksi. Reduksi yaitu menganalisis sesuatu secara keseluruhan kepada bagian-bagiannya atau menjelaskan tahap akhir dari proses perkembangan sebelumnya yang lebih sederhana. Tujuan terpenting dari reduksi data ialah untuk mengidentifikasikan tema utama yang diteliti dengan memberikan kategori pada informasi yang telah dikumpulkan. Patton seperti dikutip oleh Lexy J. Moleong, mengatakan bahwa analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar.16 Dari hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti mengelompokkan data-data melalui 7 tahapan pemberdayaan, diantaranya:
Tahapan
persiapan (engagement) dimana didalamnya terdapat dua persiapan (a) Penyiapan petugas, ialah diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubahan (agent of change) mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat, (b) Penyiapan lapangan, ialah dimana petugas melakukan studi kelayalan daerah yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. Tahapan pengkajian (assesment) dilakukan dengan mengidentifikasi masalah. Tahapan perencanaan alternatif program atau kegiatan pada tahap ini petugas secara partisipatif melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara
16
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, Cet. Ke-32, h. 103.
17
mengatasinya. Tahapan performulasi rencana aksi, tahapan pelaksanaan program atau kegiatan pada tahap ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis. Tahapan pelaksanaan
program atau
kegiatan pada tahap ini merupakan paling penting dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas dan warga masyarakat. Tahap evaluasi pada tahap ini proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program
yang sedang berjalan pada pengembangan
masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Tahap terminasi merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran tersebut. Penulis juga melakukan analisa melalui 3 pembentukan kompetensi, diantaranya: pengetahuan (knowledge) ialah informasi yang dimiliki oleh seseorang, keterampilan (skill) kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental, dan sikap (attitude) sikap keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecendurangan bertindak terhadap aspek lingkungannya. Penulis akan menjelaskan proses pemberdayaan kompetensi remaja (masyarakat) dalam program pelatihan keterampilan desain grafis di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok. 5. Teknik Keabsahan Data
18
Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data. Dimana penulis berusaha bagaimana agar pesertanya
dan
temuan-temuan
ini
dipercaya
atau
dapat
di
pertimbangkan. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan dua pengecekan keabsahan data,17 yaitu: a. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data untuk keperluan memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan data yang di peroleh. Peneliti memeriksa dengan teknik triangulasi pengecekan dengan membandingkan data yang diperoleh dengan hasil wawancara. Jadi, dalam penelitian ini peneliti membandingkan hasil temuan lapangan dengan hasil wawancara seperti mengkonfirmasi profil lembaga atau sejarah, proses pelatihan, hasil setelah pelatihan kepada satff, instruktur, manager dan alumni peserta pelatihan. b. Kreadibitas (derajat kepercayaan) dengan teknik trianglasi yaitu teknik pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Hal ini dapat dicapai melalui: 1) Membandingkan data hasil pengematan dengan wawancara. 2) Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai hal ini penulis membandingkan jawaban yang diberikan manager, staff dan instruktur dengan pesertanya.
17
335.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 2007), h. 329-
19
3) Membandingkan hasil wawancara dengan temuan dokumentasi yang berkaitan, penulis memanfaatkan dokumen dan data sebagai bahan perbandingan. Jadi, dalam hal ini peneliti melakukan perbandingan hasil pengamatan dengan hasil wawancara. Membandingkan jawaban yang diberikan manager, staff dan pengurus atau instruktur dengan almuni peserta pelatihan. Membandingkan temuan dokumen dengan hasil wawancara semuanya terkait profil lembaga dan proses pelatihan. 6. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di wilayah Depok, tepatnya di Kecamatan Sawangan, Kelurahan Pengasinan. Jalan Pengasinan Rt 001/006 Kelurahan Pengasinan Sawangan Depok 16518. Penulis memilih lemaga RGI karena lembaga ini melaksanakan program pemberdayaan dalam pelatihan keterampilan Desain Grafis. Program tersebut masih berjalan secara terus dan mempunyai platform berbasis pesantren dengan tujuan menjadikan santri (peserta) lebih mandiri. Sedangkan waktu penelitiannya, terhitung dari bulan Agustus 2016 sampai bulan Januari 2017. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini maka digunakan sistematika penulisan. Penulis menggunakan acuan pedoman penulisan Karya Ilmiah standar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terbitan CeQDA. Sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan
20
pemahaman mengenai penelitian ini. Maka dari itu peneliti membagi skripsi ini ke dalam lima BAB. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bagian I ini terdiri dari tujuh sub bab yang terdiri dari latar belakang masalah, fokus dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI Pada bagian II akan menguraikan kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian yaitu mengenai pemberdayaan masyarakat (remaja). Tahapan pemberdayaan masyarakat (remaja) serta tentang pembentukan atau pengembangan kompetensi yang meliputi: Pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) masyarakat (remaja).
BAB III
TEMUAN PENELITIAN pada bagian III akan menguraikan terkait Profil Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, yaitu terkait Latar Belakang berdirinya RGI, Visi Misi dan Tujuan RGI, Programprogram RGI, dalam Tahapan Pemberdayaan masyarakat (remaja) yang meliputi: Tahap persiapan, tahap pengakajian (assesment), tahap perencanaan alternatif program, tahap performulasian rencana aksi, tahap pelaksanaan program, tahapan evaluasi, tahapan terminasi. Kemudian dikaitkan
21
dengan
3
pembentukan
kompetensi
yang
meliputi:
pengetahuan (knowladge), Keterampilan (skill), sikap (attitude) dan Gambaran Umum Program Pelatihan Desain Grafis. BAB IV
ANALISIS Analisis dan Temuan Lapangan, yaitu meliputi mengenai proses pemberdayaan kompetensi masyarakat (Dhu’afa) yang dilakukan dengan 7 tahapan pemberdayaan: tahapan persiapan,
tahapan
pengkajian,
tahapan
perencanaan
alternatif program, tahap performulasian rencana aksi, tahap pelaksanaan program, tahapan evaluasi, tahapan terminasi. Kemudian dikaitkan dengan 3 pembentukan kompetensi yang meliputi: pengetahuan (knowladge), Keterampilan (skill), sikap (attitude) mencakup dalam bentuk program pelatihan desain grafis di Rumah Gemilang Indonesia. BAB V
PENUTUP Bagian ini merupakan bagian penutup, peneliti mencoba manarik kesimpulaln dari teman dan analisis penelitian yang didapatkan serta memberikan saran sebagai masukan bagi penulis.
22
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemberdayaan Masyarakat 1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan bermenjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Kata “berdaya” apabila diberi awalan pe- dengan mendapat sisipan-m- dan akhiran-an menjadi “pemberdayaan” artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan.18 Beberapa pengertian pemberayaan menurut para ahli diantaranya: a. Shardlow seperti dikutip oleh Samsir mengemukakan bahwa pada intinya pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. b. Biestek seperti dikutip oleh Samsir mengemukakan terkait pemberdayaan prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk menemukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi. c.
Mc. Ardle seperti dikutip oleh Samsir mengatakan lebih menitikberatkan pemberdayaan pada proses pengambilan keputusan
18
Roesmidi dan Riza Risyanti. Pemberdayaan Masyarkat, (Sumedang: Alqaprint Jatinangor, 2006), h. 1
23
oleh orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan
melalui
kemandiriannya,
bahkan
merupakan
keharusan untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan, serta sumber lainnya dalam rangka mencapain tujuan mereka tanpa tergantung pada pertolongan dan hubungan eksternal.19 Pemberdayaan masyarakat (remaja) dalam perspektif pekerjaan sosial, Dubois dan Miley dalam bukunya Implementasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin oleh Mujiyadi memberikan pedoman yaitu: (a) membangun relasi pertolongan yang merefleksikan respon empati, menghargai pilihan dan hak klien dalam menentukan nasibnya sendiri, menghargai perbedaan dan keunikan individu, dan menekankan kerjasama klien; (b) membangun komunikasi yang menghormati martabat dan harga diri klien, mempertimbangkan keagamaan individu, berfokus pada klien dan menjaga keberhasilan klien; (c) terlibat dalam pemecahan masalah yang memperkuat partisipasi klien dalam semua aspek proses pemecahan masalah, menghargai hak-hak klien, merangkai tantangan melalui ketaatan terhadap kode etik profesi, keterlibatan dalam pengembangan profesional, riset, dan perumusan kebijakan, penerjamahan kesulitan-kesulitan pribadi ke dalam isu-isu publik,
19
dan
penghapusan
segala
bentuk
diskriminasi
dan
Syamsir Salam, MS., an Amir Fadhilah, S.Sos., M.Si., Sosiologi Pedesaan, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008)
24
ketidaksetaraan kesempatan, tantangan sebagai kesempatan belajar dan melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi; (d) mereflesikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial.20 Pemberdayaan menunjuk kepada kemampuan orang, khusunya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebesan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif
yang
memungkinkan
mereka
dapat
meningkatkan
pendapatnya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengar uhi mereka. Beberapa ahli dibawah ini mengemukakan definisi pemberdyaan dilihat dari tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan: a. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orangorang yang lemah atau tidak beruntung. b. Pemberdayan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembagalembaga yang mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan yang
20 B. Mujiyadi, Agus Budi Purwanto, Setyo Sumarno, Muslim Sabarisman, Implementasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin, (Jakarta: Puslitbang Kesejahteraan Sosial-Badiklat Kesejahteraan Sosial-Departemen sosial RI, 2007), h. 11-12
25
cukup untuk mempengaruhi kehidupan dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatian. c. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui perubahan struktur sosial. d. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan nama rakyat, organisasi dan komunitas diarahkan gar mampu menguasai kehidupannya. Dengan demikian pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah searngkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan maka pemberdyaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang besifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti: memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, seperti: memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempumyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan
26
sebagai tujuan sering kali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.21 Menurut Ginanjar dalam Purwanto yang peneliti kutip dari buku Implementasi Program Pemberdayaan fakir Miskin oleh Mujiyadi, mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebagai upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterlabelakang kerangka pikir yang digunakan antara lain:22 a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat c. Penguatan pranata dan pelembagaan pranata. d. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Menurut beberapa pakar yang terdapat dalam buku Membangun Masyarakat Pemberdayaan Rakyat oleh Edi Suharto, mengemukakan defifinsi pemberdayan dilihat dari tujuan, proses dan cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian
dan
lembaga-lembaga
yang
mempengaruhi
21 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Pemberdayaan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Revika Aditama, 2005), h. 57-60 22 B. Mujiyadi, Agus Budi Purwanto, Setyo Sumarno, Muslim Sabarisman, Implementasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin, h. 15
27
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Sedangkan menurut Swift dan Levin dalam Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial.23 Berdasarkan beragam definisi pemberdayaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok rentan dan lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan, sehingga mereka memiliki keberdayaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun
sosial
seperti:
memiliki
kepercayaan
diri,
mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.24 Adapun cara yang ditempuh dalam melakukan pemberdayaan yaitu dengan memberikan motivasi atau dukungan berupa penyediaan sumber daya, kesempatan pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatan kapasitas mereka, meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimilikinya, kemudian berupaya untuk mengembangkan potensi yang dimilki mereka tersebut. 2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
23 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 57 24 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: LP FEUI, 2002), h. 60
28
Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat
khususnya
kelompok
lemah
yang
memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi meraka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil). Ada beberapa kelompok yang dapat dikategorikan sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya meliputi: a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas, gender maupun etnis. b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak dan remaja, penyandang cacat, gay dan lesbian, masyarakat terasing. c. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah pribadi atau keluarga.25 Tujuan pemberdayaan dapat berbeda-beda sesuai dengan bidang pembangunan atau pemberdayaan yang digarap. Tujuan pemberdayaan bidang ekonomi belum tentu sama dengan tujuan pemberdayaan dibidang pendidikan ataupun dibidang sosial. Tujuan pemberdayaan dibidang ekonomi adalah agar kelompok sasaran dapat mengelola usahanya, kemudian memasarkan dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil, tujuan pemberdayaan pada bidang pendidikan adalah agar kelompok sasaran dapat menggali berbagai potensi yang ada dalam dirinya dan memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan yang dia hadapai,
25
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Stratgis: Pembangunan kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 60
29
sedangkan tujuan pemberdayaan pada bidang sosial adalah agar kelompok sasaran dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali sesuai dengan peran dan tugas sosialnya.26 Dalam buku Dialektika Pembangunan dan pemberdayaan oleh Chabib Sholeh, tujuan pemberdayaan masyarakt antara lain: a. Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarkat adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat hidup manusia, dengan kata lain secara sederhana untuk meningkatkan kualitas hidup. Perbaikan kualitas hidup tersebut bukan semata menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga mental, fisik, politik, keamanan, kesehatan, dan sosial budaya. b. Untuk mencapai tujuan yang bersifat umum tersebut maka terdapat beberapa tujuan dan sasaran antara lain: 1. Perbaikan kelembagaan. Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerja sama dan kemitraan antar pemangku kepentingan. Melalui perbaikan kelembagaan berbagai inovasi sosial yang dilakukan secara kemitraan pemangku kepentingan dapat meningkatkan produktifitas masyarakat. 2. Perbaikan pendapatan, stabiliatas ekonomi, keamanan dan politik yang mutlak diperlukan untuk terlaksankannya pembangunan yang berkelanjutan.
26
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, h. 163-164
30
3. Perbaikan lingkungan hidup. Disadari atau tidak dalam upaya
memnuhi
kebutuhan
hidupnya,
masyarakat
melakukan aktifitas ekonomi yang berakibat terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup ini bukan saja mengancam dirinya sendiri, tetapi juga mengamcam kehidupan generasi yang akan datang. 4. Perbaikan akses, baik berkenaan dengan akses inovasi teknologi, permodalan atau kredit, sarana dan prasarana produksi, perlatiihan dan mesin, serta energy listrik yang sangat diperlukan dalam proses produksi. Demikian pula tidak kalah pentingnya perbaikan akses pasar dan jaminan harta serta pengambilan keputusan politik. 5. Perbaikan tindakan. Melalui pendidikan kualitasn Sumber Daya Manusia (SDM) dapat ditingkatkan sehingga dari sana diharapkan akan berdampak pada perbaikan sikap dan tingkatan yang lebih bermartabat. 6. Perbaikan usaha produktif, melalui upaya pendidikan, pelatihan
dan
perbaikan
kelembagaan
sertaakses
perkreditan, diharapkan usaha-usaha yang bersifat produktif akan lebih maju dan berdaya saing. 7. Perbaikan-perbaikan
bidang
lainnya,
sesuai
dengan
permasalhan yang dihadapi oleh masyarakat.27 3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat 27
Chabib Sholeh, Dialektika Pembangunan dan Pemberdayaan, (Bandung: Fokusmedia, 2014), h. 81
31
Parsons menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya tidak ada literatur yang menyatakan bahwa pemberdayaan erjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja ssial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipum pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan dari klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun demikian tidak semua interven si pekerjaan sosial dapat dilakukan melalui kolektifitas. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual, meskipun pada gilirannya strategi inipun tetap berkaitan dengan kolektifitas. Dalam arti mengaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya. Pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo dan makro. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individual melalui bimbingan konseling, stres manajemen, krisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered proach). Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memcahkan permasalahan yang dihadapinya.
32
Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (Large system startegy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa srategi dalam dalam pendekatan ini. Strategi sisitem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami strategi yang teapt untuk bertindak.28 4. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Sebagaimana disebutkan oleh Rr. Suhartini, dkk ada beberapa tahapan yang seharusnya dilalui dalam melakukan pemberdayaan, diantaranya: a. Membantu masyarakat dalam menemukan masalahnya b. Melakukan analisis (kajian) terhadap permasalahan tersebut secara mandiri (partisipatif) c. Menentukan skala prioritas masalah, dalam arti memilah dan memilih tiap masalah yang paling mendesak untuk diselelsaikan. d. Mencarai cara penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara lain dengan cara sosio kultural yang ada di masyarakat. e. Melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
28
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 66-67
33
f. Mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya.29 Edi Suharto memiliki pendekatan yang berbeda dalam merumuskan tahapan strategi pemberdayaan, Edi Suharto membaginya menjadi 5 tahapan yang terdiri dari: a. Pemungkinan:
mencipatakan
suasana
atau
iklim
yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekatsekat kultural dan structural yang menghambat. b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memcahkan masalah dan memenuhi kebutuhankebutuhannya.
Pemberdayaan
harus
mampu
menumbuh
kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat serta menunjang kemandirian mereka. c. Perlindungan:
melindungi
masyarakat
terutama
kelompok-
kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang apalagi tidak sehat antara ang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi
kelompok
kuat
terhadap
kelompok
lemah.
Pemberdayaan harus diarahkan kepada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
29
Rr. Suhartini, dkk. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. (Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara. 2005), h. 135
34
d. Penyokongan: masyarakat
memberikan bimbingan dan dukungan agar
mampu
kehidupannya.
menjalankan
Pemberdayaan
peranan
harus
dan
mampu
tugas-tugas menyokong
masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan. e. Pemeliharaan: memlihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.30 Menurut Chabib Sholeh mekanisme kegiatan pemberdayaan masyarakat terdiri atas beberapa tahapan kegiatan yang pada dasarnya merupakan suatu siklus yang senantiasa berulang tetap. Tahapantahapan yang dimaksud adalah a. Penumbuhan hasrat atau keinginan untuk mau berubah Langkah
awal
proses
pemberdayaan
adalah
bagaimana
menumbuhkan untuk mau berubah. Tanpa keinginan dari yang bersangkutan proses pemberdayaan apapun akan menemui jalan buntu.menumbuhkan keinginan untuk berubah atau memperbaiki diri dapat dibiarkan seperti menghidupkan mesin mobil, jika mesin mobil sudah hidup, maka tersebut selanjutnya akan berjalan dengan kekuatannya sendiri tanpa harus didorong-dorong lagi.
30
Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, h. 102
35
b. Menumbuhkan kemauan dan keberanian Menumbuhkan minat, kemauan untuk menahan
diri dari
kesenangan sesaat dengan keberanian untuk menghadapi berbagai tantangan dan hambatan untuk selanjutnya mengambil keputusan untuk keluar dari belenggu kemiskinan merupakan tahapan yang sangat penting c. Mengembangkan kemauan dan ambil bagian Tumbuhnya kemampuan, minat dan keberanian secara sadar melakukan perubahan nasib memperbaiki mutu kehidupannya akan mendorong yang bersangkutan untuk secara sadar tanpa adanya paksaan untuk ikut serta mengambil bagian dalam setiap kesempatam yang memungkinkan akan memperbaiki nasib hidupmya d. Peningkatan peran dalam setiap kegiatan Keterlibatan secara sadar terhadap suatu kegiatan dalam proses perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, akan meningkat dengan sendirinya apabila mereka telah merasakan manfaat (ekonomi dan sosial). Ada baiknya bagi para pemberdaya untuk mempertemukan mereka dengan orang yang telah berhasil dan mandiri untuk saling berbagi pengalaman tentang suka dan duka mereka dalam pemberdayaan. e. Peningkatan efisiensi dan efektifitas Sebagaimana kita ketahui setiap manusia memiliki tujuan yang tidak terbatas, sementara sumberdaya untuk mewujudkan tujuan
36
tersebutterbatas adanya. Oleh karena itu, penggunaan sumberdaya yang terbatas itu harus dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin. Hal ini mengisyaratkan akan pentingnya suatu metode atau teknologi yang tepat agar sumberdaya yang ada dapat dihemat sebaik mungkin. f. Peningkatan kompetensi diri secara otomatis Pada akhirnya pemberdayaan harus mampu meningkatkan kapasitas diri secara otomatis pada pihak yang diberdayakan. Hal ini dapat terjadi apabila, mereka sudah merasakan manfaat langsung maupun manfaat tidak langsung yaitu berupa peningkatan kapasitas diri yang diperoleh secara otomatis baik dari belajar pada pengalaman yang telah mereka rasakan.31 Menurut Isbandi Rukminto Adi dalam bukunya, membagi tahapan pemberdayaan masyarakat menjadi 7 tahapan. Tahapan tersebut antara lain: a. Tahapan Persipan (engagement) Pada tahap ini sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu penyiapan petugas dan penyiapan lapangan. Penyiapan petugas dalam hal ini tenaga pemberdaya masyarakat yang bisa juga dilakukan oleh community worker, dan penyiapan lapangan merupakan prasyarat suksesnya suatu program pemberdayaan masyarakat yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.
31
Chabib Sholeh. Dialektika Pembangunan dan Pemberdayaan, h. 81
37
b. Tahapan Pengkajian (assesment) Proses assesment yang dilakukan disini dapat dilakukan secara individu melalui tokoh-tokoh masyarakat (key-person), tetapi dapat juga melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahap
ini,
petugas
sebagai
aden
peprubah
berusaha
mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam analisis kebutuhan masyarakat ini ada berbagai tekhnik yang dapat digunakan untuk melakukan assesment. Baik itu dengan pendekatan yang kuantitaif maupun kualitatif. c. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang maslah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternative program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. d. Tahap Pemformulasi Rencana Aksi Pada tahap ini, petugas membantu masing-masing kelompok masyarkat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis. Terutama bila kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana. e. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan
38
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap ynag paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakn dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerjasama antara petugas dan warga masyarkat, maupun kerjasama antar warga. Pertentangan antar kelompok warga juga dapt menghambat pelaksanaan suatu program kegiatan. f. Tahapan Evaluasi Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaikanya dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk suatu sistem dalam masyarkat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. g. Tahap Terminasi Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program pemberdayaan masyarakat, tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap mandiri, tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandangan dana yang dapat dan mau
39
merumuskan. Meskipun demikian, petugas tetap harus keluar dari komunitas sasaran secara perlahan-lahan dan bukan secara mendadak. Hal ini perlu dilakukan agar masyarkat tidak merasa ditinggalkan secara sepihak dan tanpa disiapkan oleh petugas. Karena itu, bila petugas merasa bahwa tugasnya belum diselesaikan dengan baik jarang petugas tetap melakukan kontak meskipun tidak secara rutin, dan kemudian secara perlahanlahan mengurangi kontan dengan komunitas sasaran.32 Jadi dalam kesimpulan yang penulis simpulkan adalah penulis menyimpulkan dari beberapa para ahli atau tokoh yang mengemukakan menegenai tahapan pemberdayaan tetapi penulis menyimpulkan fokus pada satu teori tahapan pemberdayaan menurut Isbandi Rukminto Adi adalah Persiapan (engangement), Tahapan Pengkajian (assesment), Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan, Tahap Pemformulasian Rencana Aksi, Tahap Pelaksanaa Program atau Kegiatan, Tahap Evaluasi, Tahap Terminasi. B. Pengembangan Kompetensi 1. Pengertian Kompetensi Menurut Kamus Bahasa Indonesia online kata kompetensi berarti kompetensi
(1)
Kewenangan
(kekuasaan)
untuk
menentukan
(memutuskan sesuatu), (2) Kemampuan mengusai gramatika suatu
32
Isbandi, Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2001), h. 173-177
40
bahasa secara abstrak atau batiniah,33 Selanjutnya dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (Depdiknas 2001:1) dirumuskan kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kegiatan berpikir dan bertindak. Kompetemsi juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemamuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Pelatihan berbasis Kompetensi memfokuskan peserta didik diharapkan dapat melakukan di tempat kerja berbeda dengan hanya memiliki pengetahuan teoritis. Karakteristik penting dari pelatihan berbasis kompetensi adalah bahwa hal itu difokuskan tidak hanya pada pekerjaan yang sebenarnya yang diperlukan di tempat kerja, tetapi juga kemampuan untuk mentransfer dan menerapkan keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk situasi baru di lingkungan.34 Muhammad Zaini mengemukakan kompetensi sebagai gambaran suatu kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang setelah mengalami proses pembelajaran tertentu.35 2. Klasifikasi Taksonomi Bloom
33
Kamus Besar Bahasa Indonensia Online Purnamawati, “Peningkatan Kemampuan Melalui Pelatihan Berbasis Komptensi (Competency Based Training) Sebagai Suatu Proses Pengembangan Pendidikan Vokansi, diakses 02 Oktober 2011, h. 3 35 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: eLKAF, 2006), h. 115 34
41
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Konsep Taksonomi Bloom dikembangakan oada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan rekan-rekannya. Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebagai berikut penjelasanya: a. Ranah Kognitif (cognitive domain) Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan, penalaran atau pikiran.36 Salah satunya adalah: Pengetahuan (knowledge) mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan sebagainya.37 Penulis mengaitkan dalam pelatihan keterampilan desain grafis di RGI melalui peserta atau santri menerima teori dalam kelas KBM (kelas belajar mengajar) yang dilakukan di dalam kelas dan sesuai bidang pelatihan keterampilan desain grafis.
36 37
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 298. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 27.
42
b. Ranah Afektif (afektive domain) Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.38 Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat , sikap kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Salah satunya adalah: Penilai atau Penentuan Sikap mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau mengabaikan. Sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan.39 c. Ranah Psikomotorik (psycomotik domain) Ranah psikomotorik kebanyakan dari kita menghubungkan aktivitas motor dengan pendidika fisik atau atletik, tetapi banyak subjek lain. Seperti menulis dengan tangan dan pengolahan kata juga membutuhkan gerakan.40 Kawasan psikomotorik
38
yaitu
berkaitan
dengan
aspek-aspek
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, h. 298 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2009), h. 277. 40 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo (Jakarta: Kencana, 2007), h. 39
469
43
keterampilan jasmani.41 Kreativitas mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya sosok orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif.42 Penulis mengaitkan dalam pelatihan keterampilan desain grafis di RGI melalui peserta atau santri melakukan praktek atau magang sesuai bidang pelatihan keterampilan desain grafis.
41
Dimyati dan Mludjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.
42
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran Cet. Kesepuluh, (Yogyakarta: Media Abadi, 2009),
298 h. 279
44
BAB III TEMUAN PENELITIAN A. Profil Yayasan Rumah Gemilang Indonesia 1. Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Gemilang Indonesia Rumah Gemilang Indonesia (RGI), berdiri di lahan wakaf seorang donatur seluas 1.600 meter persegi di Kampung Kebon Kopi, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan Depok. RGI adalah sebuah unit program pemberdayaan dan pusat penelitian (empowering and training center) di bawah direktorat Program Al-Azhar Peduli Ummat. Secara resmi. RGI mulai beroperasi sejak 1 Juni 2009 dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Sawangan Depok. Sebagai bagian dari program pemberdayaan Al-Azhar Peduli Ummat, RGI mengadopsi platform pesantren, tapi fokus pada penyelenggaraan pendidikan non formal dalam kemasan short course (kursus singkat). Perpaduan ini bertujuan agar para peserta pelatihan RGI tidak hanya menyerap pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi pondasi masa depan mereka, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar akidah iman yang baik. Bukan perkara mudah mewujudkan gambar rencana menjadi bangunan fungsional. Estimasi biaya pembangunan mencapai angka Rp. 3 miliar. Belum termasuk biaya untuk fasilitas dan operasional. Al-Azhar Peduli Ummat pun mengandung donatur yang peduli terhadap pendidikan bagi yatim dan dhuafa untuk berpartisipasi dalam
45
pembangunan RGI. Caranya, delapan runag kelas di lantai dua dan empat kelas di lantai satu, dilelang dalam akad. Wakaf tunai masingmasing seharga Rp. 100 juta. Selain mendapatkan sertifikat, pemenang lelang berhak memberikan nama ruang, sesuai yang dikehendaki. Hall dan perpustakaan di lantai 1, juga dilelang dengan nilai masing-masing Rp. 200 juta. Kini, bangunan megah dengan fasilitas pelatihan yang menuju sempurna itu, sudah dimanfaatkan sebagai training center untuk remaja usia produktif yang putus sekolah maupun yang tak mampu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Komunitas mayarakat dan pesantren juga memetik manfaat dari keberadaan RGI ini. Mereka secara gratis dapat belajar pengetahuan dan keterampilan yang selama ini hanya dapat dinikmati kalangan ekonomi mampu. Dalam
peran
empowering.
RGI
disiapkan
sebagai
pusat
pemberdayaan dan enterpreneur seluruh produk yang dihasilkan RGI, disiapkan sebagai produk bisnis yang akan menopang operasional RGI untuk mendapatkan kehidupan lebih baik, mandiri, berjiwa sosial, dan memiliki nilai-nilai agama dengan baik.43
2. Visi dan Misi Rumah Gemilang Indonesia a. Visi
43
Diakses pada hari Kamis 17 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/
46
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan serta pengembangan masyarakat yang mampu menciptakan generasi kreatif, produktif, mandiri dan berakhlak mulia. b. Misi 1) Menjadikan RGI pusat pengetahuan dan keterampilan bagi generasi produktif 2) Membentuk sumber daya insani yang kreatif, produktif, mandiri dan berakhlaq mulia 3) Melahirkan para enterpreuneur yang mandiri dan menjadi agent of change masyarakat. 4) Menjadikan RGI bussiness centre bagi produk asli masyarakat.44 3. Struktur Manajemen Rumah Gemilang Indonesia Adapun stuktur manajemen RGI dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:
44
Diakses pada hari Kamis 17 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/
47
Bagan. 2 Struktur Manajemen RGI45
DIREKTUR
MANAGER
ADM & KEUANGAN
UNIT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PARA INSTRUKTUR
UNIT BUILDING MANAJEMEN
UNIT USAHA DAN KEMANDIRIAN
PROG. REGULER 1. KESEKRETARIATAN 2. SECURITY SERVICE 3. CLEANING SERVICE 4.PERAWATAN & PENGEMBAGAN ASET 5. PENYEWAAN 6. PENYEWAAN
PROGRAM STUDI: 1. TEKNIK KOMPUTER & JARINGAN 2. FOTOGRAFI & VIDEOGRAFI 3. DESIGNGRAFIS 4. MENJAHIT & TATABUSANA 5. OTOMOTIF 6. APLIKASI PERKANTORAN
ADM & KEUANGAN
PROGRAM KHUSUS: 1. IBU KREATIF 2. DA’I MELEK TEKNOLOGI 3. SANTRI MELEK TEKNOLOGI 4. MOBILE TRAINING
Sumber: Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia 4. Program-program Rumah Gemilang Indonesia a. Jenis-Jenis Program 1) Program Reguler a) Desain Grafis b) Teknik Komputer dan Jaringan c) Fotografi dan Videografi d) Menjahit dan Tatabusana
45
Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
1. KREATIF HANDICRAFT 2. MINI GARMENT 3. MINI BUTIK 4. KREATIF DESIGN & PRODUCTION 5. KOMPUTER
48
e) Aplikasi Perkantoran f) Otomotif 2) Program Non Reguler a) Ibu Kreatif b) Da’i Melek Teknologi c) Santri Melek Teknologi d) Mobile Training e) Handicraft46 b. Kemitraan Kemitraan menjadi strategi dan kekuatan penting. Dalam mengoptimalkan proses dan output program RGI terus menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, yaitu: 1) Sinergi dan kemitraan dengan donatur, CSR atau lembaga pendonor dalam pembiayaan operasional dan pengadaan peralatan pelatihan Dalam proses diklat, RGI membutuhkan dana operasional yang cukup besar dan berkelanjutan (continue). Karena program diklat adalah full beasiswa, RGI terus berikhtiar menggalang dukungan m ateri maupun non materi dari berbagai pihak. Selain itu, RGI juga sedang menjalankan unit usaha yang hasilnya untuk kemandirian pembiayaan RGI di masa mendatang. 2) Sinergi dan kemitraan dengan perusahaan atau unit usaha dalam pemagangan, factory tour dan penyaluran tenaga kerja.
46
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Ruslan (pada hari kamis 10 Desember 2016)
49
RGI bukan semata menyelenggarakan diklat keterampilan. Upaya membuka dan memudahkan akses lapangan kerja bagi alumni terus dilakukan. Apalagi sebagian besar peserta diklat tidak memiliki ijazah yang memadai sebagai syarat melamar pekerjaan di sektor formal. Bahkan mereka tidak memiliki ijazah, karena tidak pernah lulus sekolah atau ijazah belum dapat diambil di sekolah karena belum melunasi tunggakan sekolah. Oleh karenanya, RGI berikhtiar menjalin kemitraan dengan perusahaan atau unit usaha yang membutuhkan tenaga terampil dan berakhlaq baik tanpa persyaratan ijazah tertentu. Namun demikian, bukan berarti RGI mengarahkan semua peserta diklat untuk bekerja sebagai karyawan. RGI lebih mendorong dan mengarahkan alumninya untuk berwirausaha, membuka lapangan sendiri. Bahkan mampu membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. 3) Kemitraan dengan LAZ (lembaga amil zakat), BAZ (badan amil zakat) dan lembaga-lembaga di daerah dalam perekrutan peserta diklat di wilayah Indonesia. Upaya sosialisasi RGI agar nilai manfaatnya dapat dirasakan masyarakat luas di wilayah Indonesia salah satunya dengan bermitra dengan jejaring dan lembaga-lembaga daerah. Jejaring dengan lembaga daerah dapat merekomendasikan peserta diklat kepada RGI dengan ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan
50
RGI. Seleksi administrasi, wawancara dan survey dilakukan oleh mitra daerah.47 c. Penerima Manfaat 1) Generasi muda produktif 2) Generasi putus sekolah 3) Generasi yang bermasalah secara ekonomi 4) Generasi yang tak mampu menempuh pendidikan non formal 5) Generasi muda pengangguran 6) Komunitas pesantren tradisional Adapun beberapa kriteria peserta, antara lain: 1) Pria dan wanita dari keluarga kurang mampu 2) Batas usia 17-30 tahun 3) Jenjang pendidikan tidak diutamakan 4) Bisa membaca, menulis, berhitung 5) Sehat jasmani dan rohani 6) Tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak tertentu 7) Komitmen dan siap mengikuti seluruh rangkaian kegiatan diklat 8) Mematuhi semua peraturan yang telah dibuat dan disepakati.48
d. Hasil Program 1) Output Program
47
Diakses pada hari Kamis 17 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-
48
Diakses pada hari Jum’at 18 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-
singkat/ singkat/
51
a) Berpengatuan (Knowladge) Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas intelektual dengan muatan materi-materi keislaman, kemanusiaan, kepedulian dan pengetahuan umum. b) Berkeahlian (Skill) Peserta memiliki keahlian atau keterampilan khusus sesuai dengan pilihan program studi keterampilannya sehingga mampu membuka kesempatan kerja dan berwirausaha. c) Berakhlaqul Karimah (Value) Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas dalam spiritual dan emosionalnya. Hal ini menjadi kekuatan bagi peserta baik dalam keluarga, masyarakat dan dunia kerja. d) Sertifikat RGI memberikan sertifikat tanda kelulusan bagi peserta yang dinyatakan lulus. Sertifikat diserahkan saat wisuda dilangsungkan.49 1) Penilaian Non Teknis Point penilaian yang komponenya meliputi kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama, inisiatif, sikap, kebersihan dan kerapihan. Penilaian diberikan oleh instruktur keterampilan,
instruktur
SCC
(Spiritual
Care
Community) dan manajemen RGI.
49
Diakses pada hari Jum’at 18 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/
52
Dua komponen penilaian ini merupakan representasi dari seluruh muatan kurikulum yang disusun RGI (sertifikat kelulusan terlampir). e. Sarana Prasarana Program Pemberdayaan 1) Ruang kelas pelatihan repsentative Ruang kelas disiapkan senyaman dan sekondusif mungkin untuk kegiatan belajar mengajar. Di lantai bawah atau lantai satu terdapat 11 ruang kelas yang terdiri dari : a) 1 ruang meeting b) Ruang management c) 1 ruang kelas desain d) 1 ruang aula serbaguna e) Ruang asrama f) 1 ruang SCC (Spiritual Care Community) g) 1 ruang bengkel otomotif untuk praktek pelatihan otomotif h) 1 ruang musholah i) 1 ruang kelas program studi teknik komputer dan jaringan j) 1 ruang kelas praktek program studi menjahit dan tatabusana k) 1 ruang kelas program studi menjahit dan tatabusana untuk teori, pembuatan pola dan pemotongan bahan jahitan Sedangkan di lantai atas (dua) terdiri dari : a) 1 ruang kelas program studi desain grafis b) 1 ruang kelas program studi fotografi dan videografi c) 1 ruang perpustakaan umum RGI
53
d) 1 ruang produksi “kreatif handicraft” e) 1 ruang produksi “mini butik” f) 1 ruang produksi “mini management” 2) Perpustakaan Umum Perpustakaan disipakan untuk menunjang referensi dan bahan bacaan peserta diklat. Perpustakaan juga terbuka untuk umum, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan beberapa ketentuan. Jenis bukunya tentang buku keterampilan khusus, buku-buku motivasi dan pengembangan diri. Buku pengetahuan umum dan Islam, tafsir, novel & cerpen, ensiklopedi dll. (prosedur pemakaian dan peminjaman buku terlampir) 3) Musholla dan aula serbaguna Area musholla berukuran 15 x 4 m terletak di depan. Tata letak ini di desain agar tercipta kondisi spirit islami. Musholla yang mudah diakses dan luas dengan kapasitas sekitar 100 orang. Selain untuk sarana ibadah sholat sehari-hari, juga difungsikan untuk taklim atau pengajian, training motivasi dan bimbel, serta kegiatan lain. 4) Aula serbaguna Aula terletak di belakang. Fungsinya sebagai ruang kelas umum, yaitu untuk materi SCC (Spiritual Care Community), leadership dan kewirausahaan, makan siang bersama dan kegiatan umum lainnya. Area ini juga dapat disewakan untuk tempat seminar atau training terbatas.
54
5) Function Hall Ruang ini sering difungsikan sebagai kelas studium general, rapat manajemen, trainning dan workshop. Ruangan ini juga dapat disewakan untuk masyarkat umum. 6) Lapangan olahraga Halaman depan RGI dimanfaatkan untuk lapangan bulu tangkis. Sarana olahraga standart bagi peserta diklat.50 f. Gambaran Umum Program Pelatihan Desain Grafis 1. Peserta pelatihan desain grafis Dalam peserta pelatihan desain grafis ini memiliki persyaratan sebagai peserta pelatihan. Untuk pernyataan peserta ada beberapa kriteria, yaitu : a. Generasi produktif (17-30 tahun) b. Generasi putus sekolah c. Generasi yang bermasalah secara ekonomi d. Generasi yang tak mampu menempuh pendidikan formal e. Generasi muda pengangguran Adapun kriteria yang menjadi persyaratan sebagai peserta adalah pria dan wanita dari keluarga kurang mampu, bisa membaca, menulis dan berhitung, sehat jasmani dan rohani, tidak sedang aktif sekolah atau kuliah, tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak tertentu, komitmen dan siap mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
50
singkat/
Diakses pada hari Jum’at 18 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-
55
diklat dan mematuhi semua peraturan yang telah dibuat atau disepakati.51 Rumah Gemilang Indonesia (RGI) mengadopsi platform pondok pesanntren, tapi fokus pada penyelenggaraan pendidikan non formal dalam kemasan short course (kursus singkat) selama 6 bulan. Perpaduan ini agar peserta pelatihan RGI tidak hanya memiliki keterampilan unggul yang menjadi pondasi masa depan, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar akidah, iman dan akhlak yang baik. 1. Pola Rekruitmen Peserta Pelatihan Desain Grafis Ada 3 tes dalam perekrutan peserta pelatihan di Yayasan RGI ini, antara lain : a. SCC (Spiritual Care Community) Spiritual
Care
Community
yaitu
membahas
tentang
pengembangan diri dalam beribadah. Tujuannya adalah agar para penyelenggara tahu sejauh mana peserta mengetahui tentang agama Islam. b. Tes Kejuruan Dalam tes ini peserta di uji kejuruan dan hasil tes ini akan bisa melihat sisi unggul dari para peserta. Tes ini juga akan menentukan kelas kejuruan mana yangsesuai dengan peserta. c. Tes Wawancara
51
singkat/
Diakses pada hari Jum’at 18 November 2016 http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-
56
Dalam tes ini peserta akan ditanyakan tentang keberadaan perekonomian keluarganya. Karena pihak lembaga harus mengetahui silsilah keluarga peserta.52 2. Materi Pelatihan Kelas Desain Grafis Adapun materi-materi dasar desain grafis dan pendukungnya yang disiapkan instruktur untuk peserta pelatihan deain grafis adalah : a. Basic design b. Pengenalan software design (Corel draw, Photoshop dan Indisain) c. Teori gambar tangan d. Teknik animasi e. Basic Jurnalistik f. Editing foto g. Editing Video h. Orientasi Kompetensi adalah desainer, lay outer, artistic.53 Ada 4 tahap dalam KBM pelatihan Desain Grafis, a. Tahap I
: KBM (Kelas Belajar Mengajar), peserta diberikan
teori dan praktek dalam kelas belajar mengajar selama 3 bulan b. Tahap II
: Workshop dan Praktek dengan factory tour, peserta
dituntut untuk mengeluarkan kreatifitas mereka dengan cara membuat karya mereka sendiri dan perorangan kurang lebih selama 1 bulan. c. Tahap III : Ujian Akhir
52
Hasil Wawancara Pribadi dengan Bapak Ruslan (Staff RGI) pada tanggal 10 Desember
2016 53
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Budi (pengurus kelas pelatihan desain grafis) pada tanggal 10 Desember 2016
57
d. Tahap IV : Pemagangan kurang lebih selama 1-2 bulan, dalam tahap ini peserta wajib melakukan kegiatan magang di perusahaan yang sudah bekerja sama dengan Yayasan RGI.54 B. Program Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) di Rumah Gemilang Indonesia Bagan. 3 Alur Proses Pelatihan55
REKRUITMEN BEKERJA
PENDIDIKAN PELATIHAN
OUTPUT
WIRAUSAHA
UASAHA BERSAMA RGI WORKSHOP TERPADU
UJIAN AKHIR
UJIAN AKHIR
Sumber: Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia Proses pemberdayaan masyarakat (remaja) di Rumah Gemilang Indonesia mencakup tahap-tahap sebagai berikut:56 1. Sosialisasi program Sosialisassi dilakukan semaksimal mungkin sehingga dapat diakses dan dijangkau oleh masyarakat luas seluruh Indonesia. Selain sosialisasi reguler ke wilayah Jabodetabek, RGI juga menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga daerah dalam perekrutan peserta. Hal ini dilakukan
54
Hasil wawancara pribadi dengan Bapak Ruslan (Staff RGI) pada tanggal 10 Desember
55
Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
2016 56
58
agar sebaran penerima manfaat RGI semakin luas dan merata untuk generasi bangsa usia produktif. Di awal berjalannya diklat, pendekatan sosialisasi RGI melalui DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) masjid, pesantren, madrasah yang menjadi basis sasaran pendayagunaan ZIS AlAzhar Peduli Ummat. Seiring berjalannya waktu dan semakin luasnya informasi RGI yang tersebar, saat ini tanpa diasosialisasikanpun jumlah pendaftar peserta semakin meningkat. 2. Rekruitment a. Pendaftaran atau peserta seleksi
harus
mengisis
formulir
pendaftaran yang disediakan RGI. Point dalam formulir adalah data pribadi, data keluarga, peminatan dan pemilihan program studi keterampilan, dan motivasi mengikuti diklat. Lampiran yang harus dilengkapi adlah foto copy kartu keluarga, foto copy KTP & ijazah terakhir (jika ada). Surat keterangan tidak mampu (SKTM) tidak perlu dilampirkan, karena verifikasi tingkat ekonomi keluarga akan langsung disurvey oleh surveyor khusus. b. Pre Test Setelah seleksi administratif, pendaftaran mengikuti pretest (tertulis) yang hasilnya akan dapat mengukur kemampuan basic keterampilan dan tingkat kemauan serta motivasi peserta. Secara umum, pertanyaan dalam pretest ini adalah pertanyaan minat dan motivasi dan pertanyaan kemampuan basic keterampilan. c. Interview
59
Tahapan berikutnya adalah wawancara terhadap pendaftar. Pointpoint yang ingin dicapai dalam tahapan ini adalah informasi langsung dan detail dari pendaftar tentang latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, motivasi dan kemauan, minat dan kecenderungan pemilihan program studi keterampilan. Tim pewanwancara terdiri dari instruktur keterampilan, instruktur spiritual cara cmmunity dan manajemen RGI. d. Survey Tahapan akhir proses rekrutment adalah surveyor dapat menggali data lapangan langsung dari tempat tinggal pendaftar. Survey mendapat porsi penilaian yang besar dalam menentukan kelayakan pendaftaran menjadi peserta diklat RGI. Setiap surveyor dibekali kamera foto dan form penliaian/skor dari RGI harus diisi sesuai petunjuk. Usai tahapan ini, tim rekrutment adalah mengomentari data nominasi nama-nama peserta diklat yang lulus seleksi. 3. Orientasi dan Ta’aruf Seluruh peserta yang lulus seleksi berikutnya mengikuti orientasi dan ta’aruf bersama para instruktur, manajemen RGI dan manajemen AlAzhar Peduli Ummat Materi orientasi adalah pengenalan secara umum materi pelatihan, target atau output diklat, dan penyamaan visi-misi diklat. Dalam kegiatan ini seluruh peserta menandatangani surat pernyataan dan komitment yang bermaterai. Tujuannya adalah sebagai
60
bentuk keseriusan peserta dalam penyataan dan komitment seluruh rangkaian kegiatan dan mentaati tata tertib selama diklat. 4. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Diklat dilaksanakan selama 5 bulan, dengan rangkaian 3 bulan teori & praktek, 1 bulan workshop terpadu, 1 bulan pemagangan. Secara detail tentang tentang proses diklat akan dijelaskan dalam bab tersendiri. a. Teori & Praktek Ketermpilan Tiga bulan pertama seluruh peserta mendapatkan materi pelatihan baik teori dan praktek sesuai program studi masing-masing. Muatan praktek lebih dominan dbandingkan teori. Materi pelatihan mengacu kepada kurikulum standar kompetensi dasar (KSKD) yang disusun oleh tim instruktur. b. Workshop Terpadu Workshop dilaksanakan selama satu bulan setelah teori dan praktek keterampilan. Kegiaitan ini merupakan pematangan dan wadah kreatifitas peserta untuk berkarya dan produktif dengan modal ilmu keterampilan yang dimiliki selama pelatihan. dalam workshop peserta dipacu untuk dapat menelurkan karya kreatif yang dapat dinikmati masyarakat. Workshop ini didampingi lalngsung oleh seluruh instruktur keterampilan.
c. Pemagangan
61
Bagi peserta terampil dan terpilih diberikan kesempatan magang di instansi atau lembaga mitra. Pemagangan dilakukan untuk memperluas ilmu dan wawasan peserta dalam dunia kerja serta menjalin jaringan kerja bagi peserta diklat. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu bulan setelah tahap pelatihan dan workshop. C. Program Pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia 1.
Peserta Program Pelatihan Desain Grafis Peserta penerima manfaat program reguler adalah mereka generasi
muda bangsa putus sekolah yang belum memiliki kemampuan finansial dan akses pendidikan yang memadai. Namun mereka memiliki semangat tinggi untuk maju dan berubah lebih baik bermodalkan skill, pengetahuan dan akhlak mulia yang akan ditimba dari RGI. Mereka bisa kreatif dan berprestasi seperti anak-anak bangsa yang lebih beruntung, ika mereka diberikan kesempatan dan mereka adalah: a. Generasi muda produktif b. Generasi putus sekolah c. Generasi yang bermasalah secara ekonomi d. Generasi yang tak mampu menempuh pendidikan non formal e. Generasi muda pengangguran f. Komunitas pesantren tradisional Kriteria peserta pelatihan desain grafis: a. Pria dan wanita
62
b. Batas usia 17-30 tahun c. Jenjang pendidikan tidak diutamakan d. Bisa membaca, menulis, berhitung e. Sehat jasmani dan rohani f. Tidak sedang aktif sekolah atau kuliah g. Tidak sedang terikat kontrak kerja dengan pihak tertentu h. Komitmen dan siap mengikut seluruh rangkaian kegiatan diklat i. Mematuhi semua peraturan yang telah dibuat dan disepakati Jumlah peserta setiap satu angkatan, yaitu: a. 20 orang program studi menjahit dan tatabusana b. 15 orang program studi teknik komputer dan jaringan c. 15 orang progrgam studi fotografi dan videografi d. 15 orang program studi desain grafis Jumlah tersebut disesuaikan dengan ketersediaan peralatan pelatihan yang ada saat ini. Tidak mustahil seiring penambahan peralatan pelatihan jumlah peserta juga bertambah. 2. Proses Program Pelatihan Desain Grafis Materi yang diterapkan oleh RGI dalam pemberdayaan masyarakat (remaja) dengan rincian sebagai berikut:
1. Materi Khusus
63
Materi khusus adalah materi keterampilan yang khusus berkaitan dengan program studi keterampilan, yaitu a. Teori & Praktek Keterampilan Pelatihan keterampilan khusus sesuai program studi keterampilan yang didampingi langsung instruktur yang kredibel. Teori dan praktek dalam satu angkatan selama 3 bulan dengan kurikulum yang disusun khusus oleh para istruktur. Semua program studi, kegiatan prakteknya lebih dominan dibandingkan teori kelas. b. Factory Tour Kunjungan dan studi banding ke instansi atau perusahaan tertentu sesuai dengan bidang keterampilan menjadi kegiatan penting. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperdalam materi dan memperluas wawasan peserta diklat, mampu mengisnpirasi dan memotivasinya untuk terus berkarya, kreatif, produktif dan mandiri. RGI menjalin kemitraan dengan lembaga, perusahaan dan motra usaha dalam factory tour dan pemagangan. 2. Materi Umum Materi umum adalah materi untuk semua peserta program studi, sebagai berikut: a. Spiritual Care Community (SCC) SCC adalah pendampingan khusus spiritual kepada seluruh peserta oleh instruktur pendamping. Materi ini menjadi salah satu menu utama yang harus diikuti oleh smua peserta diklat sebagai ikhtiar penguatan mental akhlaq. Rutin setiap pagi sebelum memasuki kelas
64
semua peserta mengawalinya dengan shalat dhuha, pembacaan surat Al-Waqiah bersama, kajian Al-Qur’an & Hadist, motivasi dan capacity building. Pendamping SCC juga membuka diri dan mengalokasikan waktu khusus bagi peserta diklat yang ingin konsultasi dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi, baik masalah pribadi masalah keluarga bahkan masalah sosial. Kegiatan rutin bulanan SCC diantaranya adalah mabit bersama yaitu, penguatan spiritual, kajian Al-Qur’an dan Hadits, qiyamullail. Sedangkan kegiatan mingguan adalah adalah shlat shubuh berjama’ah setiap hari Sabtu disambung dengan kajian hadiits. Kegiatan dilanjutkan dengan sarapan bersama dan olahraga futsal dan bulu tangkis dengan tujuan membangun kebersamaan antar peserta diklat. b. Menulis Kreatif dan Pengenalan Internet Semua peserta diberikan materi menulis kreatifi dan pengenalan internet. Dua keterampilaln ini penting menjadi bekal setiap peserta. Dengan kemampuan tersebut, peserta pandai dan mampu menuangkan ide-ide kreatifnya dalam bentuk tulisan dan mempublikasikannya.
Karya-karya
kreatif
dikemas dan dijual melalui teknologi internet.
c. Leadership dan Kewirausahaan
pesertapun
dapat
65
Materi leadership dan kewirausahaan disampaikan sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman para peserta di tengah masyarakat dan dunia usaha setelah mengikuti proses diklat. 3. Jadwal Pelatihan Desain Grafis Jam belajar peserta diklat mulai pukul 07.30 sampai 16.00 WIB. Aktifitas setiap harinya dimulai dengan materi spiritual care community dan capacity building dilanjut dengan materi keterampilan. Diluar jam tersebut, RGI memberikan akses dan kesempatan para peserta menambah jam untuk kepentingan tugas dari instruktur atau pendalaman materi. Prosedur dan ketentuan penambahan jam dibuat dan dijalankan bersama. Jadwal kegiatan harian di RGI untuk program reguler adalah :57 Tabel. 3 Jadwal Kegiatan Pelatihan Waktu 07.30-08.00
Kegiatan Shalat
dhuha,
Keterangan
pembacaan Instruktur
surat Al-Waqi’ah, dan do’a pendamping spiritual pagi 08.00-09.00
care community
Pendampingan Spiritual care Instruktur community
&
building 09.00-12.00
capacity pendamping spiritual care community
Materi keterampilan masing- Instruktur masing program studi, teori keterampilan dan praktek
57
Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
program studi
66
12.00-12.30
Shalat dhuhur berjama’ah, Seluruh peserta diklat kultum dhuhur
12.30-13.30
Makan siang bersama & Seluruh peserta diklat bersih lingkungan RGI
13.30-15.00
Materi keterampilan masing- Instruktur masing program
keterampilan
studi, teori dan praktek
program Studi
15.00 - 15.30 Shalat ashar, kultum ashar
Seluruh peserta diklat (kultum oleh peserta secara bergantian)
15.30 – 16.00
Lanjutan materi keterampilan Instruktur program studi
keterampilan program studi
16.00 –
Jam tambahan belajar.
21.00
-
RGI
Peserta diklat
memberikan
kesempatan
jam
tambahan
bagi
peserta diklat untuk keperluan tugas dari instruktur pendalaman (prosedur
dan materi. dan
ketentuan berlaku) Sumber:Arsip lembaga RGI
4. Workshop Terpadu Workshop dilaksanakan pada bulan keempat, setelah masa teori dan praktek dilaksanakan. Selama workshop peserta didorong maksimal
67
untuk kreatif mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya dalam sebuah karya original. Karya dalam workshop ini meliputi 2 bagian : a.
Karya khusus masing-masing program studi. Setiap peserta dalam satu program studi secara pribadi maupun kelompok berlomba menghasilkan karya yang berkaitan erat dengan basic keterampilannya. Misalnya, kelas fotografi membuat gallery foto dengan tema-tema tertentu. Kelas menjahit mengerjakan order seragam secara teamwork.
b.
Karya umum hasil kolaborasi antar program studi. Peserta
dari
lintas
program
studi
bersama-sama
membuahkan karya hasil kerjasama. Tim besar dibentuk dengan pembagian job yang disepakati bersama. Misalnya, team pembuatan majalah. Jobdeskripsinya : peserta fotografi menyiapkan foto-foto yang akan ditampilkan di majalah, peserta deesain grafis mengerjakan desain dan layout majalah, peserta teknik computer mengerjakan wawancara dan pencari berita, dll. Jadilah satu karya hasil kerjasama semua peserta program studi. Semua hasil karya dalam kegiatan workshop ini akan dipamerkan dalam acara wisuda dan kretaif gemilang setiap akhir masa diklat. Karya-karya yang dihasilkanpun dapat dijual untuk umum. 5. Ujian Pelatihan Desain Ujian yang dilaksanakan adalah : a. Ujian berkala, yaitu ujian yang dilaksanakan sesuai kebutuhan instruktur. Hal ini dilakukan untuk mengukur daya tangkap
68
materi, perkembangan kemampuan, dan nilai keefektifan metode belajar mengajar yang diberlakukan instruktur. Soal disusun dan disiapkan penuh oleh instruktur. Sedangkan waktu pelaksanaannya fleksibel. b. Ujian akhir, dilaksanakan setelah tahapan workshop terpadu. Materi
uji
disusun
oleh
instruktur,
sedangkan
waktu
pelaksanaannya ditentukan oleh manajemen RGI setelah dirapatkan dan disepakati bersama instruktur. Ujian akhir dilaksanakan satu minggu dengan memuat teori dan praktek. Hasil ujian ini memiliki porsi besar penilaian akhir yang akan dipublikasikan dalam sertifikat kelulusan peserta. 6. Pemagangan Pada bulan kelima (bulan terakhir), peserta diberikan kesempatan magang di lembaga, instansi atau perusahaan yang terkait dengan program studi yang ada. Dalam pemagangan, RGI terus menggalang kemitraan ke lembaga atau instansi terkait. RGI berikhtiar agar seluruh peserta dapat dimagangkan. Namun jika belum bisa, RGI mengambil skala prioritas dan pertimbangan-pertimbangan segala aspek dalam menentukan siapa saja yang siap dan mampu. Penilaian dan pertimbangannya adalah :58 a. Tingkat penguasaan skill dan keterampilan khusus peserta b. Mental dan akhlaq yang dimiliki peserta c. Kesiapan tenaga dan waktu peserta
58
Arsip Lembaga Rumah Gemilang Indonesia
69
d. Kriteria dan kualifikasi khusus yang diminta pihak pemberi magang Waktu pemagangan maksimal 1 bulan. RGI memberikan biaya operasional transportasi kepada peserta selama masa pemagangan. Jika lembaga memperpanjang masa pemagangan atau melakukan akad lain seperti akad kontrak sebagai karyawan kepada peserta dalam jangka waktu tertentu, maka keputusan ada di tangan peserta dan lembaga. Hak dan
kewajiban
dibahas
dan
disepakati
kedua
belah
pihak.
Konsekuensinya, RGI tidak lagi memberikan biaya operasional kepada peserta. D. Hasil atau Output Program Pemberdayaan Masyarakat (remaja) Melalui Program Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia. Tabel. 4 Keadaan Sosial dan ekonomi peserta pasca pelatihan Alumni angkatan 12 pelatihan desain grafis di RGI59 E. Nama N
Angkatan
N
Pekerjaan
Pekerjaan Sesudah
Sebelum
Pelatihan
Pelatihan 1.
Ariq Muflih
12
Pelajar
Pelajar
12
Guru TPA
Freelance Buka Jasa
Habibi 2.
Ikhsan Saeful Anwar
59
Desain
Hasil Wawancara Alumni Pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia
70
3.
Khatrunnada Sly
12
Pelajar
Karyawan Desain
12
Pengrajin
Marketing
Putri 4.
Ridho Hamdhani
Accesouries 5.
Yahya
2015
Guru TPQ
Karyawan Distro
Sumber: Hasil wawancara alumni RGI Tujuan atau Output Program Pelatihan Desain Grafis di RGI tidak hanya dirasakan oleh RGI selaku lembaga tetapi juga dirasakan oleh para alumni pelatihan Desain Grafis. Bagaimana hasil dari program pemberdayaan masyarakat (remaja) melalui pelatihan keterampilan Desain Grafis ini kepada para alumninya. Untuk mengetahui hasil tersebut, penulis mewawancarai beberapa alumni program pelatihan Desain Grafis dengan beberapa indikator kompetensi sebagai berikut: 1. Bertambahnya ilmu pengetahuan dan pengalaman Setelah mengikuti program pendidikan non formal, yang sekarang sudah menjadi alumni pelatihan di RGI mengakui bahwa manfaat yang mereka terima tidak hanya sebatas pengetahuan, skill atau keterampilan. Khususnya ilmu design seperti
mempelajari
(Photoshop,
CorelDraw,
Ilustrator,
InDesain) namun pengetahuan agama juga. Berikut ini dituturkan oleh alumni Ariq Muflih Habibi dan Khatrunnada Sly Putri bahwa:60 “...yang saya dapat adalah ilmu spiritual dan ilmu keterampilan khususnya ilmu design graphic”. 60
Wawancara pribadi dengan saudara Ariq Muflih Habibi (Alumni), Depok pada tanggal 28 Desember 2016
71
“...Materi yang diberikan oleh Instruktur terkait Keterampilan Desain Grafis adalah Dasar penggunaan Sofware Desain (Photoshop, CorelDraw, Ilustrator, InDesain) , Pendalaman Sofware, serta penggunaan Software dalam Sehari-harinya di Dunia kerja”.
2. Menjadi lebih kreatif dan percaya diri Setelah mengikuti pelatihan, peserta atau alumni menjadi terampil dalam suatu bidang. Disamping itu peserta atau alumni menjadi terampil dalam hal menulis kreatif atau karya ilmiah seperti membuat naskah, puisi, novel, proposal dan lain sebagainya. Bahkan pengetahuan keislaman dan pengetahuan public speaking pun mereka terima agar menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi dunia kerja atau masyarakat. Seperti dituturkan saudari Khatrunnada Sly Putri bahwa:61 “...Materi serta pengetahuan yang di dapat selama mengikuti pelatihan di RGI selain tentang Desain Grafis ialah, Menulis Kreatif (membuat Naskah, Puisi, Novel, Proposal, dll). Teori/Praktik Ilmu Fiqih dan Aqidah, menghafal Qur'an, Teori/Praktik membuat Website. Keterampilan yang Saya peroleh setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia ialah, Public Speaking, Basic Web, Mengetahui/Menguasai Program Desain Grafis, dan masih banyak lagi”. 3. Mendapatkan pekerjaan sesuai bidang keterampilan Sebagian dari alumni Rumah Gemilang Indonesia yang telah mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis, mereka mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang keterampilannya. Pelatihan ini justru sangat bermanfaat bagi mereka, artinya
61
Wawancara pribadi dengan saudari Khatrunnada Sly Putri (Alumni), Bogor (Via Email) pada tanggal 27 Desember 2016
72
sebelum mengikuti pelatihan mereka belum mendapatkan pekerjaan. Ada salah seorang alumni yang baru lulus sekolah tetapi dengan mengikuti pelatihan dia menjadi lebih punya keterampilan khusus di bidang Desain Grafis. Untuk bekal di dunia praktek kerja atau masyarakat. Dia mempunyai penghasilan perbulannya Rp. 2.000.000,-. Penghasilan ini cukup untuk kehidupan sehari-hari saja. Hal tersebut dituturkan oleh Khatrunnada Sly Putri bahwa:62 “...Belum ada profesi karena baru lulus sekolah, karyawan desain grafis di Harapan Advertising dibagian desainer, kalo penghasilan tidak terlalu besar tapi cukup untuk sehari-sehari, kisaran 2 jutaan kak”. Setelah mengikuti pelatihan di RGI ada beberapa alumni yang mendapatkan pekerjaan tidak sesuai dengan bidang keterampilan yang mereka peroleh di RGI, yakni dituturkan oleh Ridho Hamdani bahwa:63 “...Sebelum saya mengikuti pelatihan saya wiraswasta mbak, lagi merantau dagang tapi pas masih dikampung bikin kerajinan mbak, kerajinan tangan semacam bikin kalung sama cincin accesouris gitu lah. saya kerja sekarang kerja di bagian consultants marketing buat percepatan bisnis mbak ada freelance nya juga sih di PT. Asen Media Informasi Properti di Bekasi mbak. Kalo penghasilan saya gak memiliki gaji mbak, systemnya lebih ke fee aja kalau freelance nya ya tergantung kita gigih apa kagaknya aja yang penting alhamdulillah nya mbak. Waduh ga enak bilanginnya gimana yaa, kisaran 4 setengah juta / 5 juta mbak”. 4. Dapat berwirausaha
62 Wawancara pribadi dengan saudari Khatrunnada Sly Putri (Alumni, Bogor (Via Email) pada tanggal 27 Desember 2016 63 Wawancara pribadi dengan saudara Ridho Hamdani (Alumni) Bekasi, pada tanggal 28 Desember 2016
73
sebelum megikuti pelatihan beberapa alumni ada yang hanya mengajar di sekolah atau TPA. Seperti saudara Ihsan yang sekarang bertempat tinggal di Garut dengan rumah sendiri, awalnya pengajar di sekolah dengan penghasilan seadanya. Hal tersebut dituturkan oleh Ihsan Saeful Anwar bahwa: “...sebelum saya mengikuti pelatihan sih ikut ngajar di sekolah”.64
Setelah mengikuti pelaltihan. Sebagian alumni ada yang menjadi wirausahawan di bidang keterampilan, yakni membuka jasa desain di rumah sendiri dan melibatkan temannya untuk bekerja sama. Masalah pendapatan memang tidak menentu dengan pendapatan rata-rata per bulanya 500 ribu sampai dengan 1 juta, tetapi terkadang beberapa kali dalam setahuan mendapatkan job dari event-event tertentu terkait desain, seperti membuat lukisan mural dan lain sebagainya. Pendapatan menjadi lebih besar sekitar Rp. 8.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,- dalam sebulannya. Seperti dituturkan oleh Ihsan Saeful Anwar bahwa:65 “...saya kerja sendiri mba ya saya ga mau jadi bawahan dan ga mau jadi atasan, jadi saya bekerja sama dengan teman maksud kerja sendiri tuh, saya buka jasa desain dan juga yang bersangkutan dengan desain dan saya juga buka jasa desain di rumah saja. Ga nentu sih kalo pendapatan perbulan mah ya sekitar 500 sampe 1jt rata-rata mah tapi kadangan nyampe 8jt sampe 10jt tapi di event-event tertentu dan Cuma di beberapa event aja, ya palingan dalam setahuan 6 sampe 7 kali lah, ya 64
Wawancara pribadi dengan saudara Ihsan Saeful Anwar (Alumini) Garut (Via Email) pada tanggal 27 Desember 2016 65 Wawancara pribadi dengan saudara Ihsan Saeful Anwar (Alumini) Garut (Via Email) pada tanggal 27 Desember 2016
74
Cuma pengerjaan nya pun 2 sampe 3 mingguan seperti biasanya sih event wisudaan sekolah, mural dll”.
5. Kognitif (Knowledge/ Berpengetahuan) Pada awal seleksi calon peserta pelatihan mereka diberitahu tentang pembentukan karakter yang dinamakan SCC yaitu Spiritual Care Community. Peserta diberi bimbingan pengetahuan tentang akhlak dan keterampilan. Keterampilan lebih diprioritaskan agar peserta mempunyai skill sesuai dengan kemampuan peserta dan disesuaikan dengan target misi atau tujuan Rumah Gemilang Indonesia. Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas secara intelektual
dengan
muatan
materi-materi
keislaman,
kemanusiaan, kepedulian dan pengetahuan umum. Seperti penuturan instruktur pelatihan keterampilan bidang Desain Grafis di RGI pak Budi Sutria bahwa:66 “....Yang kita berikan berdasarkan kemampuan mereka dijelaskan dari awal seleksi jadi mereka tidak kaget, nah baik tugas melalui desain komputer. Yang selain keterampilan di RGI sendiri ada kelas SCC (spiritual care community) utnuk membentuk peserta secara akhlak yah kalo dikelas sendiri instruktur juga sering menyampaikan dalam dunia kerja nanti seperti ini berdasarkan pengalaman para instrukurnya. Disini tidak hanya diberikan keterampilan saja tapi kita juga menyeimbangi dengan karakter mereka agar sesuai dengan visi dan misi RGI. Jadi istilahnya mereka punya skill tapi merekapun punya karakter menjadi seorang pekerja yang memiliki apa namanya ya segala hal yang diperlukan dalam dunia kerja lah ya”.
66
Wawancara pribadi dengan Budi Sutria (Instruktur Pelatihan Desain Grafis) pada tanggal 03 Januari 2017
75
Hal tersebut dituturkan oleh salah satu alumni Ariq Muflih Habibi bahwa:67 “...Tentu saja mereka mengajari kami bukan hanya ilmu ketempilan tetapi ilmu aqidah dan fiqih dll”. Program pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan Desain Grafis di RGI. Disamping peserta juga diberi keterampilan atau skill, ilmu aqidah, fiqih dan pengetahuan yang lainnya. RGI tidak hanya memberikan atau membekali peserta tentang keterampilan (skill) saja tetapi alumni dibekali dengan ilmu keislaman seperti aqidah dan fiqih dan ilmu keislaman yang lainnya.
6. Afektif (Value/Berakhlaqul Karimah) Peserta atau alumni selain berkeahlian (skill) sesuai bidangnya masing-masing. Peserta juga dibimbing akhlak, budi pekerti dan juga pengetahuan ibadah, serta tata cara beribadah diperdalam. Jika dilihat dari sisi mental peserta dididik agar dapat mandiri disiplin dan dapat menghargai sesamanya atau satau sama lain. Peserta mampu menjadi pribadi yang cerdas dalam spiritual dan emosionalnya. Hal ini menjadi kekuatan bagi peserta baik dalam keluarga, masyarakat dan dunia kerja. Hal tersebut dituturkan oleh Ridho Hamdani.68
67 Wawancara pribadi dengan saudara Ariq Muflih Habibi (Via Email) pada tanggal 28 Desember 2016 68 Wawancara pribadi dengan saudara Ridho Hamdani di Bekasi (Via Email) pada tanggal 28 Desember 2016
76
“....Tentu, kalau diutarakan akan sangat panjang tapi saya akan kasih rangkumannya aja, selain akhlak dan budi pekerti yang diajarkan pengetahuan ibadah, tata caranya diperdalam juga, dari segi mental kita di didik juga agar mandiri disiplin dan meghargai satu sama lain yang kita disatukan dari berbagai daerah di Indonesia”. Penuturan Ridho Hamdani juga diperkuat oleh Ihsan Saeful Anwar bahwa.69 “....Bisa mengaplikasikan di masyarakat masyarakat bisa menghargai jasa desain”.
luas,
dan
Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa peserta atau alumni tidak hanya mendapatkan pribadi yang cerdas dalam spiritual, tetapi juga diberikan pendampingan oleh isntruktur atau ustadz agar bisa mengaplikasikan pengetahuan dan skillnya di masyarakat luas, keluarga dan juga dunia kerja dalam bidang desain grafis. 7. Psikomotorik (Skill/Berkeahlian) RGI tidak hanya memberikan pembinaan-pembinaan akhlak pembinaan-pembinaan akhlak melalui SCC yakni Spiritual Care Community dengan materi meliputi akidah akhlak, fiqih dll. Pemberian materi atau pembinaan juga diberikan oleh ustadz pada
bidangnya
masing-masing
yang
sudah
melewati
penyeleksian secara bertahap agar berkompeten, tetapi mereka juga diajarkan
69
Keterampilan desain grafis. Kemudian
Wawancara pribadi dengan saudara Ihsan Saeful Anwar di Garut (Via Email) pada tanggal 27 Desenber 2016
77
pemberian materi dimulai dari SCC Spiritual Care Community pada jam 07.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB. Peserta memiliki keahlian atau keterampilan khusus sesuai dengan pilihan program studi keterampilan sehingga mampu membuka kesempatan kerja dan berwirausaha. Hal tersebut dituturkan oleh staff RGI ka Ruslan bahwa:70 “....Iya itu semua ada, ya itu melalui pembinaan-pembinaan akhlak yang dikemas SCC (spiritual care community) materinya meliputi akidah akhlak, fiqih dll yang memberikan atau menyampaikan instruktur atau ustadz yang berkompeten di bidangnya setelah penyeleksian instruktur. Berjalanya pemberian materi atau diklat dari jam 9 s/d jam 5 sore. Jika ditambah dengan SCC maka dari jam 7 pagi” Peserta yang mengikuti pelatihan dibekali keahlian atau keterampilan khusus sesuai dengan program studi masingmasing. Seperti saudara Yahya yang bertempat tinggal di Jakarta Utara, awalnya dia pengajar TPA di perumahan Taman Melati dengan penghasilan seadanya. Kini alumni sudah memiliki penghasilan yang lumayan lebih layak daripada sebelumnya. Penghasilan perbulan Rp. 1.350.000,-. Salah satu alumni yakni saudara Yahya menuturkan.71 “...Sebelum saya mengukuti pelatihan di RGI, saya ngajar TPA di perumahan taman melati ga jauh dari RGI”. “...sekarang saya bekerja di distro the power of night cloth Jakarta distro ini masih baru, kalo penghasilan saya perbulan sekitar 1.350.000,- karena per hari ada yang 45 ribu sampai dengan 50 ribu”.
70 71
Wawancara pribadi dengan Ruslan Hakim (Staff RGI) pada tanggal 8 Desember 2016 Wawancara pribadi dengan saudara Yahya pada tanggal 29 Desember 2016
78
BAB IV ANALISIS Pada bab ini penulis akan menganalisis berbagai temuan di lapangan yaitu tahapan/proses pelaksanaan program pemberdayaan melalui keterampilan desain grafis dan hasil yang dicapai dari program pemberdayaan melalui keterampilan desain grafis di Rumah Gemilang Indonesia. A. Proses/Tahapan
pelaksanaan
Program
Pemberdayaan
melalui
Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia Dari penelitian yang penulis lakukan di RGI dapat diketahui bahwa pelaksanaan program pemberdayaan melalui keterampilan desain grafis memfokuskan pada pendidikan non formal dalam bentuk pelatihan dan keterampilan serta pembentukan akidah atau pembentukan karakter dan mental. Hal tersebut terlihat dari pelaksanaan program pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan desain grafis yang banyak mengandung nilai-nilai
ke-Islaman.
Menurut
penulis
pelaksanaan
program
pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan desain grafis tidak hanya menyerap pengetahuan dan keterampilan saja tetapi juga mempunyai pondasi yang kuat untuk masa depan mereka. Bapak Machrus selaku Manager RGI menyatakan bahwa: “...tujuanya peserta mampu memiliki keterampilan khusus/berkeahlian. Tidak itu saja peserta juga agar mampu memiliki akhlaq mulia dll” Untuk
melihat
secara
lebih
jauh
pelaksanaan
program
pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan desain grafis di RGI dalam
79
upaya peningkatan kualitas kaum dhuafa, penulis memaparkan tahapan pelaksanaan program tersebut dilihat dari prinsip dan unsur dalam sebuah pogram. Acuan tahapan pemberdayaan penulis menggunakan pandangan menurut Isbandi Rukminto Adi sebagai berikut: 1.Tahapan persiapan (Engagement) 2. Tahapan pengkajian (Assesment) 3. Tahapan perncanaan alternatif program atau kegiatan 4. Tahap performulasian rencana aksi 5. Tahap pelaksanaan program atau kegiatan 6. Tahap evaluasi 7. Tahap terminasi Kemudian dari penelitian yang penulis lakukan di RGI dapat diketahui bahwa secara umum pelaksanaan program pemberdayaan sudah baik artinya dalam pelaksanaannya menurut penulis sudah sesuai dengan prinsip dan unsur dalam sebuah program. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa pelaksanaan program pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan desain grafis di RGI meliputi beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Tahapan Persiapan (Engagement) Dalam hal tahap persipaan ini RGI melakukan beberapa hal yaitu mempersiapkan tenaga pelatih atau instruktur, mempersiapkan peserta pelatihan dan mempersipakan segala sarana prasaran untuk kegiatan pelatihan yang akan dilakukan oleh RGI. seperti
80
Budi Sutria mengungkapkan salalh seorang instruktur kepada penulis bahwa: “...kalo langkah RGI baiknya yang jawab sih dari manajemen. Kalo instruktur saya bisa jawab nah dari instruktur apa namanya melakukan teknik pengajaran secara aktif dan juga memancing memicu kreatifitas peserta ya tidak luput kita juga menyediakan alat-alat peraga sebagai apa namanya pemicu semangat dan kreatifitas. Dan alat-alat peraga ini ya sesuai bidang desain grafis. Alat peraga seperti desain-desain hasil desain setiap angkatan misalnya tolong buatkan factor grafis, manipulasi objek apa gitu banyak ada banner ada juga kalender terus mural ya kartu nama macam-macam lah. Hasilhasil dari alumni sebagai contoh atau gambaran untuk peserta. Jadi tidak hanya teori dalam kelas tapi mereka juga mengaplikasikkan ke dalam dunia nyata. Karena yang mereka hadapi nanti di dunia nyata, misalnya kartu nama seberapa ukuran kertasnya bagaimana cara motongnya jenis apakah kertasnya dll”
Dari uraian di atas yang dapat penulis fahami bahwa dalam tahap persiapan RGI memprioritaskan pada sarana penunjang pembelajaran untuk peserta. Tahapan persiapan ini sangat penting dilakukan oleh setiap lembaga pemberdayaan ataupun lembaga-lembaga sejeninsya. Oleh sebab itu menurut penulis pada tahapan persiapan ini lembaga RGI sudah menerapkan teori sperti yang penulis pelajari. RGI sudah menyiapkan materi kurikulum untuk pelatihan peserta dengan terstruktur dan terarah sesuai jadwal dalam pelatihan. Berbagai persiapan dilakukan oleh RGI, dan berikut pelaksanaan kegiatan pelatihan meliputi beberapa unsur yaitu:
81
a. Peserta Pelatihan Pada tahap persiapan, RGI telah menyiapkan peserta yang mengikuti pelatihan, yaitu tanpa adanya ksum dhuafa remaja peserta pelatihan, maka program tidak akan berjalan. Peserta adalah objek dari program pemberdayaan itu sendiri. Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan di lapangan, mereka berasal dari berbagai macam seperti anak jalanan, yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dan lain sebagainya dan mereka berasal dari berbagai daerah yaitu, Bekasi, Depok, Jakarta, Bogor,Garut, Makassar.72 b. Instruktur (Pelatih) Berkaitan dengan tahapan persiapan selanjutnya menurut penulis suatu hal yang penting yakni adanya unsur pelatih yang mempunyai peran penting dalam pelaksanaan program, dalam hal pelatih atau instruktur, RGI mempunyai kriteria khusus dalam perekrutannya sehingga pelatih yang ada di RGI merupakan pelatih yang mempunyai SDM bagus dan mampu memebrikan pelatihan maupun pengajaran secara ilmu kepada peserta.73 Dalam hal ini pelaksanaan pelatihan sendiri RGI memiliki 2 instruktur dalam bidang pelatihan keterampilan
72 Wawancara pribadi dengan bapak Machrus (Manager RGI), Depok pada tanggal 8 Desember 2016 73 Wawancara pribadi dengan Ruslan Hakim (staff RGI), Depok pada tanggal 8 Desember 2016
82
Desain Grafis saja yakni yang satu sebagai instruktur khusus sedangkan yang instruktur kedua sebagai pengganti.74 Menurut hasil wawancara diatas bahwa yang penulis dapatkan di lapangan. Dari keduanya dilihat dari harus adanya peserta pelatihan dan penyeleksian instruktur atau pelatih agar SDM untuk pengajaran dan pelatihan kepada peserta bagus. Dan penulis menemukan sudah sesuai dengan teori yang penulis pelajari. 2. Tahapan Pengkajian (Assesment) Pada tahapan pengkajian ini. Proses assesment yang dilakukan RGI adalah dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta dengan cara menilai minat dan bakat pada peserta yang hendak mengikuti program pemberdayaan melalui peletahihan keterampilan Desain Grafis ini sehingga dalam pelaksanaanya RGI sendiri mampu memberikan kegiatan dan pelatihan yang dibutuhkan olelh peserta. Maka dari itu peserta mampu mengikuti sesuai dengan potensi mereka masingmasing. 3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan dan Tahapan Formulasi Perencanaan Aksi Dalam tahap ini RGI membuat sebuah program sebagai solusi berbagai masalah yang dihadapi oleh kaum dhuafa khususnya dalam hal peningkakan kualitas sumber daya 74
Wawancara pribadi dengan Budi Sutria (Instruktur/Pelatih), Depok pada tanggal 3 Januari 2017
83
manusia. RGI memberikan pelatihan
keterampilan untuk
memberdayakan atau mensejahterakan masyarakat (remaja) duafa menjadi lebih baik atau bisa hidup mandiri. Bapak Machrus menuturkan bahwa:75 “...supaya peserta dapat berpengetahuan (knowledge), berkeahliah (skill) dan berakhlaqul karimah (value) menjadi pribadi yang cerdas. Ya supaya peserta setelah sudah selesai mengikuti masa diklat lebih mandiri dan siap dalam dunia kerja”.
4. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan Berkaitan dengan tahapan pelaksanaan program kegiatan, yang dilakukan oleh RGI adalah proses pelaksanaan program rekruitment atau proses rekruitment, RGI tidak mengandalkan test tertulis dan psikotest. Status jenjang pendidikan yang dibuktikan dengan ijazah kelulusan juga tidak menjadi standart dan persayaratan utama. Tetapi system seleksi RGI adalah dengan wawancara mendalam kepada calon peserta atau pendaftar tentang latar belakang (background) keluarga, pendidikan, serta motivasi dan kesungguhan calon peserta pelatihan. Kemudian setelah mlewati tahapan wawancara, calon peserta disurvey oleh tim survey RGI ke tempat tinggal mereka masing-masing. Verifikasi dan cek and ricek data-data dengan wawancara dan kondisi real di lapangan inilah yang menentukan
75
Wawancara pribadi dengan bapak Machrus (Manager RGI), Depok pada tanggal
84
siapa saja yang akan dipilih jadi peserta dan dapat mengikuti program pemberdayaan pelatihan keterampilan tersebut. 5. Tahapan Evaluasi Dalam tahap evaluasi ini, RGI melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadapa program yang dilaksanakan dengan memberikan penilaian kepada peseta kemudian melihat sejauh mana peserta dapat memahami berbagai kegiatan dalam proram pelatihan tersebut. Dengan berbagai penilaian sejauh mana peserta
dapat
menguasai
materi
yang diberikan.
RGI
memberikan penilaian berupa magang dan menilainya ketika sudah mengikuti prgram di RGI yakni dengan melihat keadaan aktivitas yang dilakukan oleh para alumni pelatihan. 6. Tahapan Terminasi Di tahap ini RGI melakukan pemutusan hubungan secara formal dengan peserta yang dilakukan pada tiap akhir pembelajaran atau diklat tetapi dalam pelaksnaanya RGI tidak memutuskan begitu saja melainkan melakukan hubungan komunikasi baik dengan para alumni dan memberikan berbagai informasi khususnya mengenai lowongan kerja. B. Hasil Output yang Dicapai dari Program Pemberdayaan melalui Keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan dalam mencapai
penguatan
diri
guna meraih
keinginan
yang dicapai.
Pemberdayaan akan melahirkan kemandirian, baik kemandirian berfikir,
85
sikap, dan tindakan yang bermuara pada pencapaian harapan hidup yang lebih baik. Taksonomi Bloom, mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan beberapa indikator sebagai berikut: d. Ranah Kognitif (cognitive domain) Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan, penalaran atau pikiran. Salah satunya adalah: Pengetahuan (knowledge) mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Hasil pengamamtan yang dilakukan oleh peneliti, kesmipulan pada ranah kognitif dalam proses pendidikan non formal ini atau pelatihan adalah ilmu pengetahuan yang didapat oleh peserta yang sekarang sudah menjadi alumni RGI. Beberapa dari mereka mengakui bahwa manfaat yang mereka terima tidak hanya sebatas pengetahuan skill atau keterampilan agar mereka terampil melainkan pengetahuan agama juga mereka terima dengan pendalaman pengetahuan ilmu agama. Menurut penulis dalam pelatihan keterampilan desain grafis di RGI peserta atau santri menerima teori dalam
86
kelas KBM (kelas belajar mengajar) dan sesuai bidang pelatihan keterampilan desain grafis. e. Ranah Afektif (afektive domain) Ranah
afektif
merupakan
mengutamakan perasaan,
kemampuan
yang
emosi, dan reaksi-reaksi yang
berbeda dengan penalaran. Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat , sikap kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Salah satunya adalah: Penilaian atau Penentuan Sikap mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau mengabaikan. Sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap batin. Hasil
pengamatan
yang
dilakukan
peneliti,
kesimpulan pada ranah afektif adalah peserta selain berkeahlian (skill) sesuai bidangnya masing-masing. Tetapi juga diajarkan akhlak dan budi pekerti dan juga pengetahuan ibadah, tata cara ibadah diperdalam. Kemudian jika dilihat dari sisi mental peserta dididik agar dapat mandiri disiplin dan dapat menghargai sesamanya atau satu sama lain. f. Ranah Psikomotorik (psycomotik domain) Ranah
psikomotorik
kebanyakan
dari
kita
menghubungkan aktivitas motor dengan pendidikan fisik
87
atau atletik. tetapi banyak subjek lain, seperti menulis dengan tangan dan penglahan kata juga membutuhkan gerakan. Kawasan psikomotorik yaitu berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan jasmani. Kreativitas mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya sosok orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif. Menurut penulis mengaitkan dalam pelatihan keterampilan desain grafis di RGI melalui peserta atau santri melakukan praktek atau magang sesuai bidang pelatihan keterampilan desain grafis.
88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
mengenai
proses/tahapan dan hasil program pemberdayaan masyarakat (remaja) melalui pelatihan keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia Depok, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil temuan dan analisis lapangan,
program
pemberdayaan masyarakat (remaja) yang dilakukan RGI melalui pelatihan
keterempilan
Desain
Grafis
telah
memberikan
keterampilan untuk bekal dalam dunia kerja dan memberikan peluang kerja dengan penghasilan yang layak daripada sebelumnya. 2. Berdasarkan hasil temuan dan analisis di lapangan, konsep pemberdayaan masyarakat (remaja) yang dilakukan RGI melalui program pelatihan keterampilan Desain Grafis telah sesuai dengan konsep pemberdayaan masyarakat pada umumnya. B. Saran Berdasarkan
kesimpulan
penelitian,
maka
penulis
merekomendasikan berupa saran sebagai berikut: 1. Hendaknya RGI mampu memperbanyak, jumlah peserta dan menjalin kerjasama dengan instansi atau perusahaan lain, untuk membuka peluang pekerjaan bagi para alumninya.
89
2. Menambah relasi kemitraan dengan instansi atau perusahaan yang sesuai dengan bidang keterampilan, agar alumni mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang keterampilan yang diperoleh di RGI. 3. Hendaknya RGI mampu menempatkan magang untuk seluruh peserta di instansi atau perusahaan lain, agar sebagian peserta tidak magang di lembaga sendiri.
90
DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: LP FEUI, 2002. Ali, Mohammad, Psikologi Remaja, (Perkembangan Peserta Didik), Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013. Joesoef, Soelaiman. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. 1992. Lin, Tri Rahayu & Tristiadi, Ardani Ardi, Observasi Wawancara, Malang: PT. Bayu Media, 2004. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Mujiyadi dan Purwanto, Budi Agus dkk, Implementasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Jakarta: Puslitbang Kesejahteraan Sosial Badiklat Kesejahteraan Sosial Departemen Sosal RI, 2007. Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991. Roesmidi dan Risyanti, Riza, Pemberdayaan Masyarakat, Sumedang: Alqaprint Jatinagor, 2006. Salam, Samsyir dan Fadhilah, Amir, Sosiologi Pedesaan, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008. Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, terj. Wibowo, Jakarta: Kencana, 2007. Sarwono, Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja Edisi Revisi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Sholeh, Chabib, Dialektika Pembangunan dan Pemberdayaan, Bandung: Fokusmedia, 2014. Suhartini, Rr dan Halim A. Model-Model Pengembangan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2005. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama, 2005.
91
Soehadha, Mohammad. Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama. Yogyakarta: Suka Press UIN Sunan Kalijaga. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2009. Zaini, Muhammad, Pengembangan Kurikulum, Surabaya: eLKAF, 2006.
Sumber Online: Dokumentasi Data Lembaga Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, diakses pada 20 Agustus 2016 dari http://rumahgemilang.com/profil/sejarah-singkat/ Kamus Besar Bahasa Indonesia Online www.bps.go.id, Sumber Data Bersadarkan Hasil Survey Angkatan Kerja Nasional Sumber Jurnal: Purnamawati, Peningkaktan Kemampuan Melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi (competency training) Sebagai Suatu Proses Pengembangan Pendidikan Vokasi, 02 Oktober.
92
Hasil Wawancara Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia)Depok A. Data Pribadi Nama Informan
: Ihsan Saeful Anwar
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Usia Informan
: 23 tahun
Alamat
: kp. Cikamiri rt/rw 001/005 des. Cintaasih kec. Samarang kab. Garut
Jabatan
: Peserta/Alumni Pelatihan
Pekerjaan
: Buka jasa desian sendiri (freelance)
Waktu/ Tanggal Wawancara : 22.53/ 27 Desember 2016 Tempat
: Garut
No Responden
: 01
B. Pertanyaan Wawancara Peserta/ Alumni 1. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: 2015 2. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain Grafis di RGI ? Jawab: Dari teman komunitas “SI BEJOO” (komunitas Sosial) 3. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain Grafis ? Jawab: Ada (sakit) 4. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda dapat ? Jawab: Banyak 5. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah anda juga diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau mental di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Iya benar
93
6. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ? Jawab: Banayak salah satu nya : a. Desain 3D b. Vektor karakter c. Desain layout dll 7. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau pengetahuan tentang Desain Grafis ? Jawab: Adobhe Photoshop, Adhobe Ilustrator, Adhobe Indesign, Corel Draw dll 8. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Sangat baik 9. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ? Jawab: 10. Materi apa sajakan terkait keterampilan Desain Grafis yang diberikan oleh Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ? Jawab: 11. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI ? Jawab: Bisa mengaplikasikan di masyarakat luas, dan masyarakat bisa menghargai jasa desain 12. Sebelum mengikuti pelatihan apa pekerjaan yang di geluti ? Jawab: sebelum saya mengikuti pelatihan sih ikut ngajar di sekolah 13. Apa perkerjaan yang di geluti sekarang dan dari pekerjaan yang di geluti sekarang berapa penghasilan yang diperoleh perbulan ? Jawab: saya kerja sendiri mba ya saya ga mau jadi bawahan dan ga mau jadi atasan, jadi saya bekerja sama dengan teman maksud kerja kerja sendiri tuh, saya buka jasa desain dan juga yang bersangkutan dengan desain dan saya juga buka jasa desain di rumah saja. Ga nentu sih kalo pendapatan perbulan mah ya sekitar 500 sampe 1jt rata-rata mah tapi kadangan nyampe 8jt sampe 10jt tapi di event-event tertentu dan Cuma di beberapa event aja, ya palingan
94
dalam setahuan 6 sampe 7 kali lah, ya Cuma pengerjaan nya pun 2 sampe 3 mingguan seperti biasanya sih event wisudaan sekolah, mural dll.
95
Hasil Wawancara Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia) C. Data Pribadi Nama
: Ridho Hamdani
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 28 tahun
Alamat Asal
: Bukittinggi, Sonsang
Alamat Domisili
: Bekasi
Bidang Usaha
: Peserta/alumni pelatihan
Jabatan
: Alumni Desain Grafis RGI
Waktu/ Tanggal Wawancara : 04.44 WIB/ 28 Desember 2016 Tempat Wawancara
: Via Email
No Responden
: 02
D. Pertanyaan Wawancara Peserta/ Alumni 14. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Sejak Januari 2015 (periode 6 bulan) 15. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain Grafis di RGI ? Jawab: Informasi dari APU (Al-Azhar Peduli Ummat) melalui program desa gemilang 16. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain Grafis ? Jawab: Adaptasi dengan dunia desain grafis yang harus extra dikarenakan masih awam, walaupun bisa dipelajari secara otodidak 17. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda dapat ? Jawab: bagi saya sendiri dari berbagai aspek yang bisa saya ambil pengalaman dan hikmahnya, diantaranya: waktu, dalam waktu yang singkat saya mesti menggali ilmu yang banyak agar bisa saya terapkan dikampung.
96
Kerjasama, karena kita dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia bagaimana satu sama lain harus saling berbaur dan pengertian. Kedisiplinan, kita diatur dengan peraturan yang ada buat mensinergikan program dengan kehidupan keseharian para siswa dengan latar belakang yang berbeda. Serta kepemimpinan, saya selaku ketua asrama waktu itu lumayan banyak pekerjaan saya dalam mengerahkan teman yang lain dalam keseharian disana. 18. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah anda juga diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau mental di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Tentu, kalau diutarakan akan sangat panjang tapi saya akan kasih rangkumannya aja, selain akhlak dan budi pekerti yang diajarkan pengetahuan ibadah, tata caranya diperdalam juga, dari segi mental kita di didik juga agar mandiri disiplin dan meghargai satu sama lain yang kita disatukan dari berbagai daerah di Indonesia. 19. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ? Jawab: Bagi saya pribadi keterampilan tentang dunia desain grafis sangat minim, tapi dasar dasar yg saya dapatkan selama belajar di rumah gemilang Indonesia diantaranya cara bikin logo ,brosur, spanduk, desain cover, majalah, kartun 2D dan banyak lagi. 20. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau pengetahuan tentang Desain Grafis ? 21. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Pembinaan akhlak yg diterapkan di sana sangatlah mendidik, keseharian saya yang biasanya gak teratur manjadi berubah drastis, dan latar belakang saya sebagai perokok Alhamdulillah nya bisa berhenti, dan juga karena saya terpilih sebagai ketua asrama putra secara otomatis saya harus menjalankan amanah dan jadi contoh bagi temen temen saya 22. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ?
97
Jawab: Dari sikap dan akhlak seperti tadi diatas, bukan hanya bagi pribadi saya sendiri tetapi bagaimana saya harus menerapkan kepada temen temen saya dalam sikap dan kedisiplinan yg diamanahkan kepada saya selaku ketua asrama. 23. Materi apa sajakan terkait keterampilan Desain Grafis yang diberikan oleh Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ? Jawab: Dari segi materi mulai dari bikin vektor, logo, brosur, dasain cover, majalah, koran dan editing foto dll aplikasi yg diajarkan diantaranya Adobe Photoshop, Adobe illustrator, Corel draw, dll. Selain itu kita juga diajarkan pengetahuan tata bahasa yg sangat berguna dalam dunia Desain grafis tentunya 24. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI ? Jawab: Harapan saya yang masih terngiang dibenak saya karena sampai saat ini masih belum bisa saya terapkan dikampung halaman saya, karena saya merupakan perwakilan dari kampung dalam program desa gemilang, Al Azhar peduli ummat, dan yang membuat saya salut atas program program Al-Azhar yang bisa memberikan wadah bagi para pemuda Indonesia usia produktif dan programnya gratis lagi, dan dari segi kedisiplinan dan Budi pekerti saya Alhamdulillah menjadi lebih baik dan ilmu serta pengarahan yang saya dapatkan sedikit banyaknya bisa saya terapkan hendaknya, terima kasih Al-Azhar , rumah gemilang Indonesia serta para dermawan. 25. Sebelum mengikuti pelatihan apa pekerjaan yang di geluti ? Jawab: sebelum saya mengikuti pelatihan saya wiraswasta mbak, lagi merantau dagang tapi pas masih dikampung bikin kerajinan mbak, kerajinan tangan semacam bikin kalung sama cincin accesouris gitu lah. 26. Apa perkerjaan yang di geluti sekarang dan dari pekerjaan yang di geluti sekarang berpa penghasilan yang diperoleh perbulan ? Jawab: saya kerja sekarang kerja di bagian consultants marketing buat percepatan bisnis mbak ada freelance nya juga sih di PT. Asen Media Informasi Properti di Bekasi mbak. Kalo penghasilan saya gak memiliki gaji mbak, systemnya lebih ke fee aja kalau freelance nya ya tergantung kita gigih apa kagaknya aja yang penting alhamdulillah nya
98
mbak. Waduh ga enak bilanginnya gimana yaa, kisaran 4 setengah/5 mbak.
99
Hasil Wawancara Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia)Depok
A. Data Pribadi Nama Informan
: Ariq Muflih Habibi
Jenis Kelamin
: Pria
Umur Innforman
: 18 tahun
Alamat Informan
: Jalan Pendowo Lapangan bola Rt09/09 Kel. Limo Kota Depok
Jabatan
: Pelajar
Tanggal Wawancara
: 28 Desember 2016
Tempat Wawancara
: Via Email/Jejaring Sosial
Waktu Wawancara
: 19.09 WIB
No Responden
: 03
B. Pertanyaan Wawancara peserta/alumni 1. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Januari hingga Juni 2016 2. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain Grafis di RGI ? Jawab: Dari teman ibu saya (Ibu Tati Siregar) 3. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain Grafis ?. Jawab: Sesungguhnya pasti ada saja hambatan tapi saya berusaha membiasakan diri
100
4. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda dapat ? Jawab: yang saya dapat adalah ilmu spiritual dan ilmu keterampilan khususnya ilmu design graphic 5. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah anda juga diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau mental di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Tentu saja mereka mengajari kami bukan hanya ilmu ketempilan tetapi ilmu aqidah dan fiqih dll. 6. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ? Jawab: Basic Graphic Design, pengenalan software design, teori dan prakter design, dan masih banyak lagi 7. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau pengetahuan tentang Desain Grafis? Jawab: Kami banyak diajari tentang membiasakan diri bekerja di lapangan 8. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Baik dan Sempurna 9. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ? Jawab: Bersikap sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi SAW dan menerapkan dalam kehidupan sehari hari 10. Materi apa sajakan terkait keterampilan Desain Grafis yang diberikan oleh Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ? Jawab: Mempelajari Photoshop, Adobe Illustrator, Adobe Indesign, Coreldraw, Adobe Flash 11. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI ?
101
Jawab: Pastinya menjadi manusia yang terbaik dan berguna bagi bangsa dan negara. Terima Kasih
102
Hasil Wawancara Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia)Depok
C. Data Pribadi Nama Informan
: Khatrunada Sly Puteri
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur Innforman
: 20 tahun
Alamat Informan
: Jalan Pabuaran Cilendek timur Bogor
Jabatan
: Karyawan
Tanggal Wawancara
: 27 Desember 2016
Tempat Wawancara
: Via Email
Waktu Wawancara
: 23.04 WIB
No Responden
: 04
D. Pertanyaan Wawancara peserta/alumni 12. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Saya mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di Rumah
Gemilang
Indonesia
sejak
Bulan
Januari
2015.
Saya sudah lulus dari pelatihan selama 6bulan, Namun setelah lulus, Saya masih bisa berkomunikasi atau bertanya kepada Instruktur tentang pelajaran yang belum Saya pahami. 13. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain Grafis di RGI? Jawab: Saya mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain Grafis di RGI, melalui sebuah Pesan Siaran yang saya terima dari Grup. 14. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain Grafis ?.
103
Jawab: Tidak ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain Grafis, karena proses pengajaran nya yang terarah dan menyeluruh. 15. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda dapat ? Jawab: Selama Saya mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di RGI, Hasil yang Saya dapatkan adalah Ilmu yang bermanfaat, Penambahan Wawasan, Pengalaman Baru, dan juga menambah hubungan Silaturahim. 16. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah anda juga diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau mental di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: Iya, Selain diberikan pembinaan dan pelatihan keterampilan, Saya juga di berikan pembinaan pengetahuan tentang akhlak dan mental secara teori dan praktik. 17. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ? Jawab: Keterampilan yang Saya peroleh setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia ialah, Public Speaking, Basic Web, Mengetahui/Menguasai Program Desain Grafis, dan masih banyak lagi. 18. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau pengetahuan tentang Desain Grafis? Jawab: Materi serta pengetahuan yang di dapat selama mengikuti pelatihan di RGI selain tentang Desain Grafis ialah, Menulis Kreatif ( membuat Naskah, Puisi, Novel, Proposal, dll ) , Teori/Praktik Ilmu Fiqih dan Aqidah , Menghafal Qur'an, Teori/Praktik membuat Website. 19. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang Indonesia ?
104
Jawab: Pembinaan akhlak atau Sikap di Rumah Gemilang Indonesia sangat Baik, pengawasan yang menyeluruh serta bijaksana. 20. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ? Jawab: Yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak adalah mengikuti dan menghormati peraturan yang telah di buat oleh Rumah Gemilang Indonesia, serta menjalankan masa pelatihan dengan Baik. 21. Materi apa sajakan terkait keterampilan Desain Grafis yang diberikan oleh Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ? Jawab: Materi yang diberikan oleh Instruktur terkait Keterampilan Desain Grafis adalah Dasar penggunaan Sofware Desain (Photoshop, CorelDraw, Ilustrator, InDesain) , Pendalaman Sofware, serta penggunaan Software dalam Sehari-harinya di Dunia kerja. 22. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI ? Jawab: Harapan Saya setelah mengikuti pelatihan Desain Grafis di RGI adalah, Agar ilmu yang telah di dapat selama Saya di RGI dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, agar ilmu yang telah di dapat bisa terus saya kembangkan. Dan semoga Rumah Gemilang Indonesia akan terus mencetak pemuda/pemudi Indonesia yang kreatif dan inovatif. 23. Sebelum mengikuti pelatihan apa pekerjaan yang di geluti ? Jawab: belum ada profesi karena baru lulus sekolah 24. Apa perkerjaan yang di geluti sekarang dan dari pekerjaan yang di geluti sekarang berpa penghasilan yang diperoleh perbulan ? Jawab: karyawan desain grafis di Harapan Advertising dibagian desainer, kalo penghasilan tidak terlalu besar tapi cukup untuk sehari-sehari, kisaran 2 jutaan kak.
105
Hasil Wawancara Peserta Pelatihan/Alumni Pemberdayaan Masyarakat (Remaja) Berbasis Pelatihan Keterampilan Desain Grafis di RGI (Rumah Gemilang Indonesia)Depok A. Data Pribadi Nama Informan
: Yahya
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur Innforman
: 18 tahun
Alamat Informan
: Jl. Teluk Gong, Penjagalan, Jakarta Utara RT/Rw
007/006 Jabatan
: Alumni
Tanggal Wawancara : 29 Desember 2016 Tempat Wawancara : Via Email Waktu Wawancara
: 24.50 WIB
No Responden
: 05
A. Pertanyaan Wawancara peserta/alumni 1. Sejak kapan Anda mengikuti pelatihan keterampilan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia ? 2. Dari mana Anda mengetahui informasi tentang Pelatihan Desain Grafis di RGI? Jawab: Saudara saya yang tinggal di pengasinan 3. Apakah ada hambatan saat mengikuti program pelatihan Desain Grafis ? Jawab: tidak ada 4. Selama Anda mengikuti pelatihan keterampilan desain grafis di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia, apa hasil yang Anda dapat ? Jawab: banyak, mulai dari memanipulasi gambar, sampai mendesain website
106
5. Selain diberikan pembinaan atau pelatihan keterampilan, apakah anda juga diberikan pembinaan pengetahuan/teori dan akhlak atau mental di (RGI) Yayasan Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: iya 6. Apa saja keterampilan yang Anda peroleh setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal desain grafis ? Jawab: banyak, mulai dari memanipulasi gambar, membuat vektor karakter, membuat logo, memahami filosofi warna, sampai mendesain website. 7. Materi atau pengetahuan apa saja yang didapat setelah mengikuti pelatihan di Rumah Gemilang Indonesia selain materi atau pengetahuan tentang Desain Grafis? Jawab: materi menulis kreatif, sampai materi ke agamaan. 8. Bagaimana pembinaan akhlak atau sikap di Rumah Gemilang Indonesia ? Jawab: alhamdulillah sangan baik. 9. Apa saja yang peserta lakukan dalam pelatihan Desain Grafis di Rumah Gemilang Indonesia dalam hal sikap dan akhlak ? Jawab: menghormati para instuktur Rumah Gemilang Indonesia. 10. Materi apa sajakah terkait keterampilan Desain Grafis yang diberikan oleh Instruktur RGI setelah mengikuti pelatihan ? Jawab: memanipulasi gambar, membuat vektor karakter, membuat desain majalah, mendesain website, dan membuat logo. 11. Apa harapan Anda setelah mengikuti Pelatihan Desain Grafis di RGI ? Jawab: semoga RGI tambah maju dalam bidang mencetak generasi bangsa yang mampu bersaing di dunia kerja. 12. Sebelum mengikuti pelatihan apa pekerjaan yang di geluti ? Jawab: Sebelum saya mengukuti pelatihan di RGI, saya ngajar TPA di perumahan taman melati ga jauh dari RGI 13. Dari pekerjaan yang di geluti sekarang berpa penghasilan yang diperoleh perbulan ?
107
Jawab: sekarang saya bekerja di distro the power of night cloth Jakarta distro ini masih baru, kalo penghasilan saya perbulan sekitar 1.350.000,- karena per hari ada yang 45 ribu sampai dengan 50 ribu.
108
109
110
YAHYA
111
Dokumentasi : Kegiatan Materi dan Praktek
Kegiatan Materi dan Praktek
Kegiatan Spiritual Care Community
Kegiatan SCC
Pemberian Materi SCC