PEMBENTUKAN KARAKTER IHSAN MELALUI TASAWUF TRANSFORMATIF FASHIONABLE Model Pembinaan Sumberdaya Manusia Muslim di PT Telkom Indonesia Tobroni Jl. Bandung No. 1 Universitas Muhammadiyah malang
[email protected]
Abstrak Dalam kehidupan ini banyak lulusan perguruan tinggi ternama yang pandai dan terampil dan biasanya menuntut gaji tinggi, tetapi sedikit yang sekaligus berakhlak mulia dan sanggup berjuang memajukan perusahaan. Padahal pada era pasar bebas seperti sekarang ini perusahaan sangat memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual, skill, moral dan spiritual yang tentunya sanggup berjuang agar perusahaan mempunyai kemampuan berkompetisi dan keunggulan komparasi dengan perusaan sejenis di dalam dan di luar negeri. PT Telkom Indonesia sebagai perusahaan telekomunikasi sangat menyadari hal ini, untuk itu dikembangkanlah model pembinaan sumber daya manusia berbasis tasawuf (Sufism/spiritualitas) yang bertujuan agar sumber daya manusia PT telkom memiliki tidak hanya better professional-technological skills dan better competitiveness-better employability, melainkan juga better moral-spiritual awareness and better fighter for humanity and civilization. Berdasarkan hasil penelitian dimana peneliti terlibat di dalamnya, PT Telkom menerapkan model pembinaan sumber daya manusia berbasis spiritualitas religious (tasawuf) untuk karyawan muslim. Tasawuf yang dikembangkan adalah tasawuf transformatif fashionable.
Kata kunci: karakter ihsan, tasawuf transformatif, sumber daya manusia. 1. PENDAHULUAN (TNR, 11 Bold) Dunia korporet adalah dunia yang senantiasa dipenuhi dengan tantangan, kesibukan, perjuangan dan persaingan dalam rangka kelangsungan hidup individu, maupun perusahaan. Dalam sebuah korporasi biasanya terdiri dari pemilik modal/saham, manajemen, dan karyawan yang masing-masing memiliki kepentingan yang terkadang berbeda dan bahkan bertentangan, tetapi mereka dituntut secara bersama memainkan orchestra yang indah, berkualitas dan cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat berpengaruh secara signifikan kepada dunia korporasi. Korporasi dituntut selalu melakukan inovasi berkelanjutan baik sistem organisasi, produksi, layanan, sistem penjualan, maupun layanan purna jual. Sebuah perusahaan multinasional yang beberapa waktu lalu merajai dunia bahkan dinobatkan sebagai perusahaan paling sehat, dalam waktu singkat posisinya tergeser oleh perusahaan lain dan bahkan mengalami kebangkrutan. Dunia pendidikan tinggi juga menghadapi permasalahan yang hampir sama, top rank sebuah universitas dapat mengalami pasang surut tergantung pada banyak hal yang salah satunya adalah produktifitas karya ilmiah yang di publish di journal terindeks. Agar dapat memenangkan persaingan, sebuah korporasi harus mampu melakukan relevansi produk dengan kebutuhan pasar, internal manajemen yang baik, sustaibabilitas, iklim perusahaan yang kondusif dan efficien serta productif yang tinggi. Manajemen dituntut mendayagunakan input yang ada (termasuk sumber manusia) untuk menciptakan produktifitas yang maksimal. Ibarat mobil, sopir harus memacu kendaraannya secepat mungkin walau harus membawa beban berat dan hambatan yang banyak. Hal ini
508
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
bisa dilakukan apabila mobil selalu dalam keadaan prima, sistem transportasi yang baik dan sopir yang berpengalaman. Kunci utama untuk memenangkan persaingan utamanya terletak pada sumber daya manusia. Korporasi menuntut adanya kualitas sumber daya manusia yang memiliki karakter tangguh, inovatif dan kompetitif yang selalu menjadi yang terbaik (ihsan). Karyawan harus bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan (knowledge worker) yang didasari oleh spiritualitas yang prima dan manajemenpun harus berbasis pada ilmu pengetahuan (knowledge management) dan menghargai manusia sebagai makhluk ruhani dan sebaik-baik makhluk ciptaan Tuhan. Korporasi yang hanya menempatkan dan memperlakukan manusia sebagai alat bagaikan mesin, akan mengalami kesulitan untuk menjadi korporasi yang prima dan sustainable dalam waktu lama. Korporasi harus menjadi noble industry, yaitu korporasi mulia, yang memiliki tujuan mulia, berbasis pada nilai-nilai mulia, dengan cara/sistem yang mulia dan dengan kepemimpinan mulia. Korporasi harus menempatkan manusia bukan sebagai alat kepentingan kapitalisme, melainkan harus memuliakan manusia bukan hanya sebagai makhluk jasmani tetapi makhluk yang utuh, jasmani dan ruhani. Unsur ruhani dalam sistem kepribadian manusia bukan hanya sebagai pelengkap, melainkan sebagai yang utama. Diibaratkan dalam sebuah organisasi, hati nurani manusia adalah pemimpin, otak sebagai manajer dan organ lainnya sebagai pembantu manajer. Dalam hazanah Islam, bagaimana menjadikan ruhani manusia berkualitas prima, dapat dikembangkan melalui tasawuf (sufisme). 2. METODE Method of this study is includes qualitative research with phenomenological approach. The collection of data is done using interviews, observation, and documentation. The main data was obtained from the informants consisting of the Chairman and staff of Spiritual Capital Management PT Telkom Indonesia Bandung, expert of human resources development, and totors of training and others who are thought to provide information that related to the research of the data is needed. The observance of the documents related to the problem of research conducted to gather the supporting data. The data analysis techniques used in this research is qualitative descriptive analysis technique. Data analysis was performed through the stages of the process of data reduction, data presentation, and conclusion.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Model Tasawuf yang Dikembangkan PT Telekom Sebagaimana dikemukakan di depan, dalam pengembangan sumber daya manusia PT Telkom menggunakan pendekatan tasawuf dalam rangka membentuk manusia ihsan, yaitu manusia terbaik. Kunci menjadi manusia terbaik adalah kualitas ruhani (qalb) nya atau spiritualitasnya. Untuk itu digunakan pendekatan tasawuf. Karena Telkom adalah sebuah perusahaan nasional terkemuka di bidang telekomunikasi di Indonesia, maka model tasawuf sebagai basis pengembangan sumber daya manusia Muslim adalah tasawuf transformatif-fashionabel. Tasawuf transformatif adalah tasawuf yang fungsinya merubah nilai, perilaku dan budaya individu (dan organisasi) dari yang bersifat negatif kepada yang positif. Sedangkan yang dimaksud fashionabel terletak pada gaya atau model penyelenggaraan dan pengamalan sufisme yang mengikuti trend modernitas dan metropolitan. Tasawuf transformatif-fashionabel yang sebagai pendekatan dan sekaligus metode pengembangan sumber daya manusia adalah tasawuf yang akar-akarnya adalah tasawuf Qur’ani dan Sunny, yaitu tasawuf berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, merupakan substansi (intisari) Al-Qur’an dan Sunnah, mencontoh apa dan bagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad adalah sufi sejati, paling sempurna kualitas ruhaninya, manusia yang paling tangguh dalam menjalankan amanah dan dalam menghadapi berbagai tantangan berat, paling mulia kahlaknya, paling berhasil dalam mengemban misinya Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
509
yang sungguh sangat berat. Walaupun pada zaman Nabi Muhammad ilmu tasawuf belum berkembang, namun sudah dipraktekkan dengan sangat sempurna oleh Rasulullah dan para sahabat. Corak tasawuf yang diterapkan Rasulullah dalam hazanah ilmu tasawuf disebut tasawuf akhlaqi, yaitu bertasawuf dalam rangka membentuk akhlakul karimah, mengendalikan dan mengelola hawa nafsu, mengisi dan menyibukkan hati dengan amalan-amalan kebajikan yang semuanya bermuara pada pembentukan perilaku/akhlak yang luhur. Dipilihnya model pembinaan SDM Muslim dengan pendekatan tasawuf transformatif-fashionabel karena subyek (murid)nya untuk kaum profesional yang masih aktif, memiliki cita-cita dan tugas besar dan mulia dalam sebuah sistem organisasi yang turbulent. Karena itu tasawuf yang dikembangkan adalah tasawuf yang tanpa thariqat (organisasi tasawuf), tasawuf tanpa mursyid (guru spiritual), dan bukan tasawuf yang menyibukkan dengan berbagai amalan dan latihan sebagaimana dalam organisasi thariqat. Komunitas Telkom sebagai komunitas terdidik, modern, professional, memiliki intelegensi di atas rata-rata, memiliki tingkat kesibukan yang tinggi, dan juga memiliki kemandirian. Atas dasar itu divisi Spiritual Capital Management (SCM) sebagai pelaksana kegiatan menjadikan tasawuf sebagai state of mind dan mindset, yaitu tasawuf sebagai pola pikir dan pola laku bertasawuf, bukan tasawuf sebagai organisasi tharekat. Dengan kata lain tasawuf yang dikembangkan PT Telkom adalah tasawuf virtual, yaitu tasawuf mandiri, tanpa guru dan tanpa tarikat, tetapi perlu panduan dan menjadi budaya organisasi, mudah, possible, simple, praktis, menyenangkan dan fashionable, dan tasawuf sebagai pilihan dan gaya hidup kaum profesional dan masyarakat modern. 3.2. Paradigma dan Tujuan Sebagaimana dikemukakan di muka komunitas Telkom dapat dikatakan sebagai komunitas pilihan terutama apabila dilihat dari sistem rekruitmen melalui seleksi yang ketat. Mereka yang diterima menjadi karyawan Telkom sebagian besar dari perguruan tinggi terbaik, memiliki indek prestasi yang tinggi dan sederet persyaratan lain yang ditetapkan oleh PT Telkom. Artinya, masalah pengetahuan, keterampilan, pengalaman, nilai, etos dan keinginan berprestasi tidak diragukan. Namun apakah hal itu dapat menjamin mereka memiliki integritas, istikomah, semangat pengabdian, dapat bekerja dengan efisien, produktif, dan tidak membuat masalah di perusahaan? Dan yang lebih penting lagi apakah mereka bahagia? Adalah Goleman yang mengungkapkan besarnya peran kecerdasan emosi dalam kesuksesan seseorang. Menurut Daniel Goleman kecerdasan emosi adalah kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo`a (Goleman, hal. 45). Sementara Zohar dan Marshal (2005) berpendapat justru kecerdasan spirituallah berperan paling besar untuk keberhasilan dan kebahagiaan seseorang. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual memiliki tiga sisi sama kuat dalam hidupnya yaitu mengenal diri sendiri, mengenal Tuhan dan sesamanya. Arti mengenal bukan sekedar tahu, melainkan kesadaran yang mendalam dan suci tentang ketiga aspek tersebut. kecerdasan spiritual tidak saja efektif untuk mengobati perilaku manusia yang destruktif seperti itu, tetapi juga menjadi petunjuk (guidance) manusia untuk menapaki hidup secara baik dan sopan. Kecerdasan spiritual membentuk lebih bijaksana, memiliki motivasi kerja yang tinggi, tanggung jawab yang baik, rasa keadilan dan tidak egois, kedisiplinan yang baik dan integritas. Berdasar pada temuan Goleman dan Zohar bersama Marshal itu, PT mengembangkan pembinaan sumber daya manusianya berbasis pada tasawuf atau spiritualitas. Manusia adalah multidimensional: ruh, hati nurani, akal, emosi/nafsu dan jasmani. Aspek ruhani adalah yang paling fundamental menentukan hakikat kemanusiaannya. Aspek ruhani diibaratkan sebagai pemimpin dan akal sebagai manajer. Tujuan pembinaan sumberdaya manusia melalui tasawuf fokusnya pada pembinaan aspek keruhanian ini meliputi: penguatan akidah dan iman, tazkiyatun nafs (pensucian jiwa), tashihul qulb (penyehatan hati) atau munibul qulb (hati yang kembali pada sang Khalik), tanwirul aql (pembersihan akal/pikiran), tahsinul lisan (membaguskan ucapan) dan tashlihatul amal (mejadikan benar perbuatan). 510
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
3.3. Ajaran Sebagaimana dikemukakan di muka, tasawuf yang dipembangkan PT Telkom adalah tasawuf akhlaqi yang bersifat transformatif, yaitu perubahan menuju pribadi ihsan (pribadi terbaik dalam semua dimensinya). Untuk menjadi ihsan maka ajaran yang dikembangkan adalah berbagai dimensi kehidupan ini yang berkitan dengan hidup dan kerja dengan menggunakan paradigma dan mind set seorang sufi. Materi yang ditrainingkan adalah persoalan-persoalan nyata dalam berbagai aspek kehidupan manusia mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Ajaran tertang hikmah dan kebijaksanaan, zikir: berisi tentang pujian kepada Allah (takbir, tahlil dan tahmid), shalawat kepada Nabi SAW, Syukur (misal: dzikir pagi dan petang), muhasabah dan taubat, dzikir-dzikir yang dicontohkan Rasulullah dan para Rasul sebagaimana ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Kisah-kisah teladan dan pengalaman sufi (Shabat, Tabi’in, Tabiit Tabi’in, dan sholihin) tentang kehidupan mereka, dan philantrophisme. Menurut Yusuf Muhammad berdasarkan Surat Al-Baqarah ayat 177, manusia ihsan atau manusia terbaik adalah muttaqien, yaitu orang yang bertaqwa. Konsep muttaqien dalam ayat tersebut memiliki 4 dimensi sama sisi bagaikan bangunan ka’bah yang meliputi: mukmin, muslim, muhsin, dan muslih. Mukmin menggambarkan kualitas keimanan seseorang yang mampu merasakan keberadaan Allah (wujudullah), kemahabesaran Allah (akbarullah), kasih sayang Allah (rahimullah), kebersamaan dengan Allah (ma’iyyatullah), kedekatan dengan Allah (muraqabatullah), sangat mencintai Allah ( hubullah), dan mengenal dari dekat dan seakan menyatu dengan Allah (ma’rifatullah). Muslim adalah orang yang pasrah atau tunduk dan patuh atas kehendak Allah (taslim), berdamai dengan Allah dan diri sendiri dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah, sehingga menemukan kehidupan yang selamat, damai dan sejahtera lahir dan batin. Muhsin adalah orang yang selalu berupaya memiliki hati yang sehat (salimul qulb) dan hati yang kembali kepada Allah (muni alqulb), pikiran cemerlang (tanwirul fikr), ucapan yang indah (tahsinul lisan) dan perbuatan/amalan yang benar (tashlihul amal); dan muslih adalah orang yang inovatif untuk menciptakan kehidupan sosial lebih baik lagi. Muslih adalah pejuang dengan harta, jiwa dan raga untuk menyelesaikan berbagai dimensi persoalan hidup sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuannya. Dalam diri karakter muslih ada dimensi mujtahid (pemikir yang berjuang dengan mengerahkan kemampuan intelektual untuk menyelesaikan persoalan masyarakat), mujadid (pembaharu yang berjuang untuk memperbaiki kondiisi masyarakat secara nyata atau aksi sosial) dan mujahid (pejuang untuk membela kebenaran dan mencegah kedlaliman). Ajaran tasawuf qur’ani dan transformatif inilah yang membedakan antara yang dikembangkan PT Telkom dengan ajaran tasawuf konvensional. Dalam tashawuf konvensional membagi ajarannya secara hierarki dalam bentuk piramida dimulai dari syari’at, thariqat, hakikat dan makrifat. Dalam tasawuf konvensional terkandung potensi konflik antara ahli syari’at yang dianggap level paling rendah dengan level diatasnya yaitu thariqat dan seterusnya. Level atau derajat muslim dianggap lebih dibanding mukmin, dan level atau derajat mukmin lebih rendah dibanding muhsin, dan seterusnya. Ajaran tashawuf PT Telkom berpendapat bahwa antara mukmin, muslim, muhsin dan muslih tidak bersifat hierarki, melainkan bersifat dimensional. Keempat dimensi itu merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan bagaikan bangunan ka’bah. Manusia muttaqin tidak mungkin kehilangan salah satu dimensinya, sama halnya tidak mungkin bangunan ka’bah kehilangan satu sisinya. Itulah karakter muttaqien insan Telkom yang dibangun melalui divisi Spiritual Capital Manajemen. Divisi Spiritual Capital Manajemen kemudian membentuk Tim ekspert yang diketuai oleh KH. Yusuf Muhammad dan beranggotakan Prof. Dr. Prof. Dr. Ahmad Tafsir; Prof. Dr. Afif Muhammad, MA; Dr. Nursamad Kamba; KH. Dr. Lukmanul Hakim, Ph.D; Prof. Dr. Tobroni, MSi; Dr. Bambang Qomaruzzaman, M.Ag; dan Dr. Muzakkir, MA. Pencapaian karakter ihsan dalam bingkai muttaqien inilah yang hendak dicapai melalui sistem ajaran pada kegiatan Pembinaan sumber daya manusia dengan pendekatan tasawuf ini. Memang model Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
511
training ini lebih menekankan aspek spiritualitas, tetapi memiliki dampak dalam berbagai itu disentuh maka dampaknya bersifat menyeluruh. Ibaratnya, aspek ruhani adalah simpul dalam sistem kepribadian manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Hadis: “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim). Sistem ajaran yang dikembangkan dalam tasawuf transformatif Telkom dipersiapkan dalam masa lima tahun. Pada tahun pertama tema besarnya adalah “lillah”, tahun kedua “billah”, tahun ketiga “ma’allah”, tahun keempat “ilallah” dan tahun kelima “Alhamdulillah”. Pada setiap tema dijabarkan dalam lima puluh dua modul untuk lima puluh dua kali kajian dalam satu tahun. Secara lebih detail, system ajaran tasawuf transformatif PT Telkom dijabarkan dalam table berikut:
512
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
MODEL PENDIDIKAN TRANSFORMATIF UNTUK PENGEMBANGAN KARAKTER IHSAN PARADIGM A Lillah Billah Ma’allah Ilallah Alhamdulillah
TUJUAN Ihsan (Always The Best, Need Of Achievement, Fastabiqul Khairat/Berm ental Juara)
NILAI UTAMA Taubat
INDIKATO R Tazkiyatun Nafs
TAKHALLI
TAHALLI
TAJALLI
MATERI
METODE
KEGIATAN
• • • • • • • • • •
Ujub Dan Takabur Riya’ Bakhil/Kikir Ghibah Ghadlab Serakah Tamak /Korup Hub Ad-Dunya Dhulmun An-Nafs Ridlo ‘An Nafs
• • • • • • • • •
• • • • • • • •
Rendah Hati Tulus Lapang Dada Iffah Qanaah Muruah Ihlas Pasrah
• Hakekat Manusia • Tujuan Penciptaan Manusia • Mizan • Spiritual Journey • Muhasabah • Taubat Dan Nadam
• Pendidikan Pengajaran • Pelatihan • Peneladanan • Pembiasaan • Penegakan Aturan
Hanief
Tashihul Qalbi
• • • • • • • •
Bohong Munafik Hasad Namimah Kasar/Bengis Putus Asa Dendam Kufur Nikmat
• Keyakinan Moral • Pembenaran Moral • Silaturrahim • Niyat • Amar Ma’ruf Nahi Munkar • Menyayangi Anak Yatim Dan Menyantuni Fakir Miskin
• Jujur • Integritas • Kasih Sayang • Lemah /Lembut • Maaf • Syukur • Sabar • Tawakkal • Istikomah
• Meaning And Understanding Of Lailaha Illallah • Mendalami Makna Arrahman Arrahim • Sifat Kasih Rasulullah • Ibadurrahman • The Power Of Sabar, Syukur, Tawakkal Dan Istikomah Dalam Kehidupan Modern • The Wonderful Of Niyat
• • • • • • • • • • • • • • • • •
U lul Albab
Tan wirul Aql
• Pesimis (Al-Ya’s) • Penakut (Khoif) • Pengecut (Jabin)
• Tafakkur • Tazakkur • Pengetahuan Nilai Moral • Identifikasi Moral • Pemaknaan Moral • Keputusan Moral • Evaluasi Moral • Vaksinasi Moral Hazard • Yakin
• • • • • •
• Insan Ulul Albab • Kekuatan Dan Tanggungjawab Akal • Hakekat Baik Dan Buruk • Keajaiban Zikir Dan Doa • Training Kematian
Statis
S aleh
Tash • Khiyanah Seminar Nasional dan Gelar lihul Amal • Kaslan (Malas) • Laghwun • Fasad
Taubat Uzlah Muhasabah Wara’ Insyaf Zikir Zuhud I’tikaf Philantropisme
Optimis Ghirah Sabar Syajaah Dinamis Zikrul Maut
• Muraqabah • Amanah Produk | SENASPRO 2016 • Istiqamah • Need • Tawakkal • Al-Haya’
Achievement • Fastabiqul
Of
• Kualitas Kerjaku 513 Andalan Ibadahku • Ahsanu Amala/Excellence
Ceramah Pelatihan Workshop Outbond Gathering Hearing Brainstorming Fgd Qiyamul Lail Tadarus Tilawah I’tikaf Zikir Lesson Study Workshop Seminar Tharikat Virtual
• Minimalis • Transaksional
514
• • • • • • • •
Syukur Sabar Ridlo Iman Ilmu Integritas Komitmen Amal Saleh
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
• • • • • • • •
Khairat Mental Juara Altruis Philantrophis Kreatif Fokus Profesional Perfeksionis Konstruktif
Services • Pendapatan Halal Rizki Barakah • Hidup Bahagia
3.4. Amalan Tidak ada amalan khusus dari tasawuf transformatif ini. Amalan harian yang dianjurkan bagi komunitas Telkom adalah amalan yang diajarkan oleh al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wasallam (SAW). Amalan yang perintahkan Allah dan Rasulnya sudah cukup dan bahkan berlebih untuk menjadikan seorang hamba menjadi muhsin dan muttaqien. Yang diperlukan adalah: (1) memilih dan memilah mana ajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan; (2) mengkonstruksi ajaran dari al-Qur’an dan Hadis menjadi bangunan keilmuan; (3) mengelaborasi ajaran-ajaran para sufi seperti Al-Ghazali, AlBaghdadi, Al-Jilani dan lainnya untuk memperkaya dan memperdalam pemahaman tentang tasawwuf. Amalan yang dianjurkan melalui tasawuf transformatif ini meliputi: Pertama, menjalankan shalat rawatib secara berjamaah di Masjid PT Telkom secara berjamaah di awal waktu dilanjutkan dengan kultum; Kedua, membiasakan amalan-amalan sunnah seperti puasa senin kamis, qiyamul lail dan shalat dhuha. Untuk puasa senin kamis Masjid Telkom menyediakan menu berbuka bersama. Banyak insane Telkom yang tidak pulang ke rumah sampai mereka shalat Maghrib berjamaah dan berbuka puasa bersama. Untuk qiyamul lain dianjurkan diadakan di rumah masingmasing. Sedangkan shalat dhuha juga dibiasakan dilakukan di masjid atau di ruang kerja; Ketiga; PT Telkom menyelenggarakan kajian Islam atau training setiap seminggu sekali; Keempat, menyibukkan diri dengan membaca al-Qur’an dan dzikir; kelima, mengembangkan philantropisme seperti bakti sosial dan kepedulian sosial 3.5. Metode Sebagaimana dikemuakakan di muka bahwa tasawuf yang dikembangpak PT Telkom adalah tasawuf virtual, yaitu tasawuf sebagai mindset bertasawuf dalam sebuah organisasi korporasi. Implementasi bertasawuf virtual adalah menyatu dalam sistem dan budaya atau perilaku organisasi perusahaan, materi ajaran dalam bentuk buku pedoman yang juga dapat diunduh lewat internet. Dengan kata lain tasawuf virtual adalah bertasawuf tanpa tarekat (organisasi), tasawuf tanpa mursyid (guru), dan “mursyid” yang hadir kepada murid melalui “click”. Metode kegiatan yang dijalankan melalui dua pendekatan, langsung dan tidak langsung. Kegiatan langsung dilakukan melalui shalat berjamaah dilanjutkan dengan kultum, pelatihan, outbond, tausiyah, gathering dan lain-lain, sedangkan yang tidak langsung melalui kegiatan mandiri, online, buku panduan, bulletin, TV kabel dan lain-lain. 3.6. Dampak Tasawuf Transformatif bagi Kesehatan dan produktifitas perusahaan. Kesehatan dan produktifitas perusahaan sangat ditentukan oleh factor manusianya, dan kualitas manusia ditentukan oleh kualitas ruhaninya. Kompetisi dalam bisnis dalam bidang telekomunikasi sangat ketat. Diperlukan sumber daya manusia yang tangguh dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berkarakter prima. Indikator perusahaan yang sehat dapat dilihat dari kemampuannya menjaga eksistensi dan bahkan leading dalam kompetisi dengan para kompetitor. Perusahaan Telkom yang sehat akan antara lain dapat dilihat dari: Pertama, sumber daya manusia yang mampu menciptakan kultur positif, atmosfer kerja yang menyenangkan, serta tunjangan yang menarik, etos kerja karyawan akan terjaga bagus, serta produktivitas dan kualitas kerja yang sempurna adalah yang utama. Kedua, kondite keuangan perusahaan yang surplus, yang akan menjaga kelangsungan perusahaan di tengan persaingan yang ketat dan situasi yang turbulence. 4. KESIMPULAN Pembinaan sumber daya manusia di PT Telkom dengan menggunakan pendekatan tasawuf transformatif fashionable, yaitu pembinaan kualitas sumber daya manusia yang fokusnya adalah untuk membentuk karakter ihsan. Dasar pemikirannya adalah bahwa hakikat dan jati diri manusia adalah makhluk ruhani. Hakikat hidup dan kerja adalah spiritual journey from Allah to Allah (Lillah, billah, ma’allah, ilallah, Alhamdulillah). PT Telkom Indonesia melalui Spiritual Capital Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
515
Management Divition menghendaki agar spiritual journey bagi karyawan Muslim diliputi kebaikan di dunia dan akhirat dan dinobatkan hamba Tuhan yang “radliyatan mardliyyah” di surga. Tujuannya adalah agar Telkom bukan hanya menjadi perusahaan yang solid dan leading tetapi juga menjadi bursa kebajikan. Metode pembinaan melalui berbagai kegiatan yang bersifat transformatif dan dilakukan dengan cara-cara yang elegan dan fashionable. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5]
[6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15]
[16] [17] [18] [19] [20] [22] [23] [24] [25] [26]
Agustian, Ari Ginanjar. 2003. ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Ihsan. Jakarta: Arga. al-Abrasyi. M.A. 1984. Attarbiyatul Islamiyah (terj. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry). Jakarta: Bulan Bintang. Blanchard, Ken dan Phil Hodges, 2003. The servant LeadershipTransforming your Heart, Head, Hand and Habit. Tenesse: Thomas nelsen Inc. Daniel Goleman, Emotional Intelligence, mengapa EI lebih penting daripada IQ Fethullah Gülen. Spiritual Leader in a Global Islamic Context, journal of religion and society, the Rabbi Myer and Dorothy Kripke Center for the Study of Religion and Society at Creighton University. Salih Yucel, Monash University, Melbourne Francis Fukuyama (1992). The End of History and the Last Man. Free Press. Ghazali. Imam. 1984. Ihya ‘Ulumuddin Juz III, terj. Nurhicmah. Jakarta: Tintamas. Ghazali, Imam. 1993. ‘Ajaibul Qulb (Keajaiban Hati). Jakarta. Tintamas Hendricks, Gay dan Kate Ludeman, The Corporate Mystic. . Hergenhahn, B.R. 1986. An Introduction to the History of Psychology. California: Wadsworth Publishing Company. Isa, Syeikh Abdul Qadir. 2005. Haqa'iq Tasawuf. Jakarta. Qisti Press. Kanungo, Rabindra N. and Manuel Mendonca. 1996. Ethical Dimensions of Leadership. London: Sage. Kevin, Cashman. 2008. Leadership from the Inside Out, becoming a leader for life. AudioGO, Unabridged edition Kuntowijoyo. 1991. Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan. Levin,Michael. 2000. Spiritual Intelligence, Awakening the Power of Michael Levin, Spiritual Intelligence, Awakening the Power of Your Spirituality and Intuition, London: Hodder & Stoughton. Naisbitt, J., & Aburdene, P. (1990). Megatrends 2000: Ten new directions for the 1990's. New York: William Morrow and Company, Oxford Advanced Learners’s Dictionary. 1995. Oxford: Oxford Universuity Press. Percy, Ian. 1997. Going Deep, Exploring Spirituality in Life and leadership, (terj. Rudi Ronald), Jakarta: BIP. Peter Drucker, 1990. Managing the Non-Profit Organization. New York: Harper Collins. Peter Drucker, 1990. Managing the Non-Profit Organization. New York: Harper Collins. [21] Rabindra N. Kanungo dan Manuel Mondonca, Ethical Dimentions of Leadership Rabindra N. Kanungo dan Manuel Mondonca. 1996. Ethical Dimentions of Leadership. London: Sage, 1996. Schimmel, Annemarie. 2000. Mystical Dimention of Islam. The University of Nort Caroline Press, Chapel Hill USA. Seyyed Hosein Nasr (editor). 2002. Ensiklopedi Tematis Spiritualitas Islam. Bandung: Mizan. The Jakarta Consulting Group, http://www.jakartaconsulting.com/mainpage/expertise/ developing-q-leader. diakses, 15 Juli, 2016. Tjahjono, Harry. 2003. Kepemimpinan Dimensi keempat' Selamat Tinggal Krisis kepemimpinan. Jakarta: Elek Media Komputindo.
516
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
[27]
[28]
[29]
[30] [31]
Tobroni. 2014. Prophetic Character Transformation For Development Of Peace Culture In The School In Indonesia. Journal Education and Practice IISTE ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online) Vol. 5 No. 32. Tobroni. 2015. Spiritual Leadership:A Solution Of The Leadership Crisis In Islamic Education In Indonesia. British Journal of Education European American Journal. ISSN 2054-6351 Print) ISSN 2054 636X (online) Vol. 3 No. 11, November. Tobroni. 2016. Islamic And Indonesianic Characters: Perspective Of Higher Education Of Muhammadiyah. Journal Education and Practice IISTE ISSN 2222-1735 (Paper) ISSN 2222288X (Online). Vol.7, No.18. Yusuf. Muhammad, 2014. From Tasyawuf to Commers. Bandung PT Telkom Indonesia Zaluchu, Fotarisman. 2003. Kepemimpinan dalam Nama Tuhan. Yogyakarta: Gloria graffa.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
515
