PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBINAAN KEPRAMUKAAN DI SMP DJOJOREDJO PAMULANG
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: MAMAY SHOLIHAT NIM.1110015000011
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan di SNIP Ujojoredjo Pamulang
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mernperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Bidang Ilrnu Pengetahuan Sosial OIeh: Mamav Sholihat MM: 1110015000011 Dibawali Bimbingan
Dosen Pembimbing I
M. 7 diNuoho,M.Pd NIP. 97 8201101 1006
Dosen Pembimbing II
Airnisa Windarti, M.Sc NTP;19820802 201101 2 005
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSLAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan Di SM? DJOJOREDJO Pamulang yang disusun oleh Mamay Sholihat, NIM 1110015000011. Program Study Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 20 Juli 2016
Jakarta, 20 Juli 2016
Dosen Pembirnbing I
Dosen Pembimbing II
iNr,M.Pd NIP.1 76 118201101 1006
Annisa Windarti, M.Sc NIP.19820802 201101 2005
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pendidikan Karakter Siswa 1\'Ielalui Pembinaan Kepramukaan Di SMP Djojoredjo Pamulang disusun oleh Mai-nay Sholihat,
NIM 11100 150000011 , Jurusan PendidikaN Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 12 Oktober 2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Si (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta, 12 Oktober 2016 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Study) Dr. Iwan Purwanto, M.Pd
tJAj
NIP. 19730424200801 1 012 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Study) Drs. Saripu11oh, M.Si NIP. 19670909 200701 1 033
/0
K
Penguji I Dr. Iwan Purwanto. M.Pd NIP. 19730424200801 1 012 Penguji II Cut Dhien Nourwahida.MA NIP.19791221200801 2 016 Men etahui
Dekan Fakult
bjTi dan eguruan
Prof. D V Ahhib RavaMA
NIP: 955
1198203 1 007
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang hertanda tangan cli bawah
mi
Nama
: Marnay Sholihat
Tempat/Tgl. Lahir
: Bogor, 03 Mei 1992
NIM
: 1110015000011
Jurusan!Prodi
: Pendidikan Ilmu Sosial / Konsentrasi Sosiologi
Alamat
: Kp. Raweuy Rt 01 Rw 03 Desa Sukasirna Kec. Jonggol Kab Bogor MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan di SMP Djojorcdjo Pamulang adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: 1. Nama Pembimbing : M. Noviadi Nugroho, M.Pd NIP
: 19761118201101 1006
2. Narna Pembimbing : Annisa Windarti, M.Sc NIP
:198208022011012005
mi saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi mi bukan hasil karya Dernikian surat pernyataan
sendiri. Jakarta, 20 Juli 2016 Yang Menyatakan _Jf
fMEflkT TEMP EL
'r
503737921 (RUl1U
-
MORE Mamay Sholihat
ABSTRAK
Mamay Sholihat, Pendidikan Karakter Siswa melalui Pembinaan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang Tangerang Selatan. Skripsi Program Studi Sosiologi dan Antropologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter. Upaya Pembentukan Karakter Siswa melalui Kegiatan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang Tangerang Selatan. Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah sangat relevan dengan pendidikan karakter, terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma. Dalam upaya menanamkan dan membentuk karakter, Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif analisis korelasional yang berusaha menggambarkan data/fakta yang diperoleh dari lapangan secara akurat apa adanya. Teknik Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik pengolahan data melalui serangkaian uji, antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas, uji koefisien korelasi, uji regresi linier sederhana, uji koefisien determinasi, uji hipotesis (uji t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan uji korelasi dan regresi Dari perhitungan Uji Korelasi dan Regresi di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,434 dengan ketentuan α = 0,05; dk = n – 2 = 57 – 2 = 55, sehingga didapat_tabel = 2.75. Ternyata t_hitung > darit_tabel atau 3.97 > 2.75 Pengaruh Pembinaan Kepramukaan yang diterapkan pada siswa terhadap Pendidikan Karakter sebesar 35,81 % dan 64,19 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini menunjukkan bahwa Pembinaan Kepramukaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendidikan karakter siswa SMP Djojoredjo. Adapun Penanaman nilai-nilai karakter yang terdapat dalam kegiatan kepramukaan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan pramuka seperti tali temali, Pertolongan Pertaman Gawat Darurat (PPGD), ketangkasan pionering, morse dan semaphore, membaca sandi pramuka, penjelajahan dengan tanda jejak, pengembaraan, baris berbaris, dan menentukan arah. Dengan demikian pembentukan karakter siswa dalam kegiatan kepramukaan harus dilakukan dengan kegiatan yang menarik dan dapat dilakukan oleh siswa secara sukarela sehingga setiap kegiatan yang dilakukan akan membentuk karakter siswa itu sendiri. Karakter siswa nantinya juga bisa dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupannya secara bermasyarakat.
Kata Kunci :Pendidikan Karakter, Kepramukaan i
ABSTRACT
Mamay Sholihat, Character Education Students through Scouting in junior coaching Djojoredjo Pamulang. Thesis Program of Sociology and Anthropology, Department of Education Social Science (IPS), Faculty of Science and Teaching of MT, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The purpose of this study was to analyze the effect of coaching scouting on character education. Students Character Building efforts through Scouting activities in SMP Djojoredjo pamulang. Scouting as one of the compulsory extracurricular activity in school is relevant to character education, as evidenced by the similarity of the values of character education to the values of Dharma Dasa. In an effort to instill and form a character. This study uses a quantitative method correlational analysis which attempted to describe data / facts obtained from the field accurately what it is. Data collection techniques through observation, interviews and questionnaires. Data processing techniques through a series of tests, including a test of validity, reliability test, normality test, homogeneity, linearity test, correlation coefficient, simple linear regression test, test the coefficient of determination, hypothesis test (t test). The results showed that based on the calculation of correlation and regression From Correlation and Regression calculation above obtained value correlation coefficient of 0.434 with the provisions of α = 0.05; dk = n - 2 = 57-2 = 55, so didapat_tabel = 2.75. Turns t_hitung> dari t_tabel or 3.97> 2.75 Effect of Coaching Scouting is applied to the students' Character Education by 35.81% and 64.19% influenced by other factors. This shows that Scouting Fostering a positive and significant effect on character education Djojoredjo junior high school students. As for the Cultivation of character values contained in scouting activities can be done in various scout activities such as ropes, Relief of First Emergency (PPGD), dexterity pionering, morse and semaphore, decode scouts, browsing with trail markings, odyssey, marching, and determine the direction. Thus the character formation of students in scouting activities must be carried out with interesting activities and can be done by students voluntarily so that every activity that will shape the character of the students themselves. Characters students will also be developed and applied in life as a society.
Keywords: Character Education, Scouting ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat yang tiada hentinya engkau menganugerahkan kepada penulis. Dan berkat kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya di akhir zaman. Skripsi
ini
berjudul
“Pendidikan
Karakter
Siswa
Melalui
Pembinaan
Kepramukaan”, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Ilmu Sosial. Atas terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis. 2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Sosial dan Drs. Syaripulloh,M.Si, selaku sekertaris jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini. 3. M. Noviadi Nugroho, M.Pd dan Annisa Windarti, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi I & II atas dorongan serta nasihat, masukan, arahan dan motivasi yang tiada henti-hentinya sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan.
iii
4. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis. 5. Kedua orang tua penulis ayahanda H. Emu Hidayat dan ibunda Hj Karsiah terimakasi atas do’a, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan dan pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis, serta tetehku Maemunah, adikku tercinta Dede Amaludin Fahmi, serta keponakanku M. Rafi Baehaqi yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawanya disaat penulis mengalami kejenuhan, terimakasih atas do’a dan semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Suamiku tersayang Manarul Ihsan dan sahabat-sahabatku Hj Lia Fauziah Hasanah, Ulfah Hikmawaty, Liyesra Isnatia, Ananda Randini terimakasih atas dorongan, semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu menemani penulis disaat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam hidup penulis. 7. Sahabat-sahabat seperjuangan IPS Sosiologi angkatan 2010, terima kasih atas masukan, dorongan, dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. 8. Racana fatahillah-Nyi Mas Gandasari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Angkling 2011 Racana UIN Jakarta, terima kasih atas masukan, dorongan, ilmu dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini yang meungkin tidak dapat penulis sebutkan, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua. iv
Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Ciputat, 26 Agustus 2016 Penulis
Mamay Sholihat
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR UJI REFERENSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK .......................................................................................................... i ABSTRACK ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah, ................................................................................. 5 C. Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah ........................................ 6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter ............................................................................. 8 2. Pengertian Pendidikan Karakter .......................................................... 9 3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter .............................................. 10 4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter .................................................... 11 5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ........................................................... 12 6. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter ................................................... 16 7. Jenis-jenis Program Pembinaan Kesiswaan dalam Implementasi Pendidikan Karakter ............................................................................. 18
vi
B. Gerakan Pramuka 1. Pengertian Gerakan Pramuka .............................................................. 19 2. Tujuan Gerakan Pramuka ..................................................................... 19 3. Sifat dan Fungsi Gerakan Pramuka ...................................................... 20 4. Pendidikan Kepramukaan..................................................................... 20 a. Prinsip Dasar Kepramukaan .......................................................... 21 b. Metode Kepramukaan .................................................................... 22 5. Sistem Among ...................................................................................... 25 6. Kiasan Dasar ......................................................................................... 25 a. Kiasan Dasar Siaga ......................................................................... 26 b. Kiasan Dasar Penggalang dan Penegak ......................................... 26 c.
Kiasan Dasar Pandega .................................................................. 27
7. Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ................................................... 27 a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga ................................................. 28 b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang ........................................ 29 c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa ........................................................................................... 29 8. Kurikulum ............................................................................................ 30 9. Sifat Kegiatan ....................................................................................... 32 10. Sifat Karakter Peserta Didik ................................................................. 32 11. Area Pengembangan ............................................................................. 33 a. Area Pengembangan Spiritual ........................................................ 33 b. Area Pengembangan Emosional ..................................................... 34 c. Area Pengembangan Sosial ............................................................ 35 d. Area Pengembangan Intelektual ..................................................... 36 e. Area Pengembangan Fisik .............................................................. 36 C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 37 D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 43
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 44 B. Metode Penelitian ...................................................................................... 44 C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 45 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 45 E. Uji Instrumen Angket ................................................................................. 51 F. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 52 G. Uji Hipotesis .............................................................................................. 54 H. Hipotesis Statistik ....................................................................................... 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................................ 56 B. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................... 64 1. Analisis Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Kepramukaan a. Nilai-nilai Dasa Darma dan Implementasinya dalam Kehidupan Sehari-hari ...................................................................................... 65 b. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dan Implementasinya dalam kegiatan Kepramukaan ................................................................... 67 c. Peran Guru Dalam Pembelajaran Karakter Melalui Kepramukaan ........................................................................................................ 76 d. Pembentukan Karakter Melalui Kemampuan Berorganisasi di Kepramukaan .................................................................................. 78 2. Analisis Hasil Penelitian ..................................................................... 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………………... 98 B. Saran……………………………………………………………………. 99
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 100 LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Nilai yang dikembangkan Arry Ginanjar ................................... 15 Tabel 3.1 Kriteria Perhitungan ............................................................................. 48 Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket .................................................................................... 48 Tabel 3.3 Interpretasi Validitas ............................................................................. 51 Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ............................................. 54 Tabel 4.1 Keadaan Guru ....................................................................................... 57 Tabel 4.2 Profil Tamatan...................................................................................... 58 Tabel 4.3 Rombongan Belajar .............................................................................. 59 Tabel 4.4 Rasio Penerimaan Siswa ....................................................................... 59 Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana ............................................................................ 60 Tabel 4.6 Kondisi Orang Tua ................................................................................ 60 Tabel 4.7 Kegiatan Ektrakulikuler ....................................................................... 61 Tabel 4.8 Prestasi Sekolah .................................................................................... 61 Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel X .............................................................. 83 Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Y ............................................................ 83 Tabel 4.11 Uji Normalitas Variabel X .................................................................. 86 Tabel 4.12 Analisis Hasil Uji Normalitas Variabel X........................................... 87 Tabel 4.13 Uji Normalitas Variabel Y ................................................................. 88 Tabel 4.14 Analisis Hasil Uji Normalitas Variabel Y........................................... 89 Tabel 4.15 Kelas Interval Variabel X dan Y ......................................................... 90 Tabel 4.16 Uji T .................................................................................................... 93
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 3 Uji Validitas Variabel X…………..……………………………… 103 Lampiran 4 Uji Validitas Variabel Y …………………………………………. 106 Lampiran 5 Lembar Observasi Sekolah ………………………………………. 109 Lampiran 6 Field Notes ……………………………………………………….. 110 Lampiran 7 Angket Penelitian ………………………………………………... 111 Lampiran 8 Instrument wawancara Kepala Sekolah ………………………….. 113 Lampiran 9 Instrument wawancara Pembina Gugus Depan ………………….. 114 Lampiran 10 Hasil wawancara Kepala Sekolah ……………………………… 115 Lampiran 11 Hasil wawancara Pembina Gugus Depan ………………………. 117 Lampiran 12 Dokumentasi …………..………………………………………... 119 Lampiran 13 Program Latihan Pramuka Kelas 7 ……………………………... 125 Lampiran 14 Program Latihan Pramuka Kelas 8 …………..…………………. 130 Lampiran 15 Program Latihan Pramuka Kelas 9 ……………………………... 135 Lampiran 16 Upacara Pembukaan Latihan Pramuka …………………………. 138 Lampiran 17 Upacara Penutupan Latihan Pramuka …………………………... 139 Lampiran 18 SK Pengurus Dewan Penggalang Pramuka …………………….. 140 Lampiran 19 Tentang Penulis ………………………………………………… 144
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter (character education) adalah usaha sengaja atau (sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan. Karakter seseorang yang positif atau mulia akan mengangkat status derajat yang tinggi dan mulia bagi dirinya. Kemulian seseorang terletak pada karakternya. Karakter begitu penting karena dengan karakter yang baik membuat kita tahan, tabah menghadapi cobaan, dan dapat menjalani hidup dengan sempurna.1 Berbicara mengenai karakter erat kaitanya dengan tujuan Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 disebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”2 Amanah Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 tersebut bermaksud agar pendidikan karakter tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkarakter sehingga lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Saat ini, generasi muda yang seharusnya menjadi generasi penerus kemajuan suatu bangsa, tetapi dalam kenyataan para remaja justru mengalami kemunduran. Banyak perilaku yang telah menyimpang dari karakter mulia telah 1
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2011,h.6 2 Muhaimin Azzet Ahmad, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesi, Jakarta, Ar-Ruzz Media, 2011, Cet.1.Hal.12
1
2
menimpa sebagian anak bangsa, misalnya kasus penggunaan narkoba, gaya hidup bebas, freesex, tawuran, kekerasan antar sesama pelajar di sekolah dan sebagainya. Ada juga kenakalan yang sering dilakukan oleh para siswa yang tergolong kenakalan ringan. Kenakalan ringan adalah suatu kenakalan yang tidak sampai pada pelanggaran hukum. Bentuk atau jenis kenakalan siswa antara lain: membolos, mengobrol atau ramai pada jam pelajaran, tidak memperhatikan pelajaran, pemakaian atribut yang tidak sesuai, merokok, tidak mengerjakan PR, terlambat datang ke sekolah dan menyontek. Keadaan tersebut bisa terjadi dikarenakan beberapa faktor di antaranya faktor ketidak harmonisan keluarga, orang tua yang kerap berselisih bahkan yang berujung pada perceraian. Faktor lingkungan khususnya teman bermain sangat berpengaruh juga pada penanaman akhlak mulia.3 Oleh karena itu, kemerosotan akhlak dan moral tersebut perlu segera mendapat penanganan serius, baik oleh orang tua, guru maupun lembaga pendidikan ikut bertanggung jawab terhadap pendidikan. Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi 3
setiap
warga
negara
demi
tercapainya
kesejahteraan
masyarakat,
Bambang Trim, Meng-InstalAkhlakAnak, Jakarta : PT Grafindo Media Pratama, 2008, h.16
3
pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Dalam
Undang-Undang
tersebut
dijelaskan
bahwa
Pendidikan
Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Kegiatan pendidikan kepramukaan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif. Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan dengan menggunakan sistem among. Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.4 Pendidikan kepramukaan dalam Sistem Pendidikan Nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai gerakan pramuka dalam pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup. Gerakan Pramuka, merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki visi, misi, arah, tujuan dan strategi yang jelas. Jenis kegiatan 4
2014.hal.9
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
4
pengembangan pada setiap satuan sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi jelas tertuang dalam Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Gerakan Pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang lebih baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara. Selanjutnya, untuk menangani masalah tersebut sekolah SMP Djojoredjo Pamulang, Pramuka dijadikan sebagai ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti oleh siswa, baik untuk siswa kelas VII, VIII dan IX. Dengan harapan, pramuka bisa memberikan perubahan baik pada siswa-siswi SMP Djojoredjo. Salah satu yang merupakan wadah untuk pembentukan karakter atau pendidikan karakter anak melalui pendidikan kepramukaan. Pada masa awal kelahirannya, pendidikan kepramukaan di Indonesia atau yang dahulu disebut kepanduan, telah dijadikan dasar bagi pembentukan pendidikan karakter generasi muda karena dinilai efektif dan strategis sebagai wahana pengembangan kreativitas dan potensi diri. Hal itu terlihat dari besarnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap pendidikan yang lahir pertama kali di Inggris tersebut. Perhatian masyarakat dan pemerintah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk dorongan berdirinya organisasi-organisasi formal kepanduan, baik yang berorientasi keagamaan maupun kebangsaan, tetapi juga struktural-hirarkis dan finansial, seperti lahirnya Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 serta penganggaran melalui APBN. Perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap pendidikan kepramukaan tersebut terus diperkuat agar anak-anak muda dapat mengikuti kegiatan kepramukaan, baik yang berbasis di satuan pendidikan maupun di lingkungan komunitas tertentu, secara massif dan intensif. Seiring dengan makin meningkatnya gejala kenakalan remaja dewasa ini, pendidikan kepramukaan pun mendapatkan momentumnya. Salah satu dukungan penting pemerintah terhadap kegiatan pendidikan kepramukaan adalah dengan lahirnya Undang-Undang No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang kemudian diperkuat melalui
5
Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan nonformal merupakan wadah resmi pembinaan generasi muda, dengan Gerakan Pramuka diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, yang nantinya akan mampu menjadi pemimpin yang cerdas secara intelektual dan emosional. Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agara mereka dapat membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda, menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda, meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan. Demikianlah karakter atau moral yang diajarkan dalam pembinaan kepramukaan, diharapkan dengan adanya kode kehormatan bagi Gerakan Pramuka, pola tingkah laku atau tindakan para anggota Gerakan Pramuka akan menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran dari pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian yang
berjudul
“Pendidikan
Karakter
Siswa
Melalui
Pembinaan
Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang “
B. Identifikasi Masalah Bertitik tolak pada latar belakang masalah di atas, maka masalah pendidikan karakter yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Banyak perilaku menyimpang seperti kasus penggunaan narkoba, gaya hidup bebas, tawuran, kekerasan antar sesama pelajar di sekolah dan sebagainya.
6
2. Kenakalan ringan siswa-siswa di sekolah antara lain: membolos, mengobrol atau ramai pada jam pelajaran, pemakaian atribut yang tidak sesuai, merokok, tidak mengerjakan PR, terlambat datang ke sekolah dan menyontek. 3. Faktor keluarga seperti ketidak harmonisan keluarga, orang tua yang kerap berselisih yang berujung pada perceraian. 4. Faktor lingkungan yaitu pengaruh teman bermain
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah-masalah akan dibatasi pada pendidikan karakter melalui pembinaan kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh Pembinaan Kepramukaan terhadap pendidikan karakter di SMP Djojoredjo Pamulang?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter di SMP Djojoredjo Pamulang.
F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis 1. Sebagai
sumbangan
pemikiran
bagi
para
praktisi
yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan dan kepramukaan tentang pendidikan karakter bagi anggota pramuka. 2. Untuk menambah hasanah ilmu pengetahuan bagi ilmu pendidikan pada umumnya dan pendidikan kepramukaan pada khususnya.
7
3. Sebagai masukan kepada Pembina pramuka untuk dijadikan bahan pertimbangan danperencanaan dalam pembinaan pembentukan karakter pada kegiatan pramuka. 4. Sebagai evaluasi dalam pelaksanaan Bina Satuan (Binsat) Pramuka Racana Fatahillah-Nyi Mas Gandasari Pangkalan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Manfaat Praktis 1. Bagi penulis, Dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung tentang
pembinaan
pembentukan
karakter
dalam
kegiatan
kepramukaan. 2. Bagi satuan pendidikan/sekolah, Memberikan wacana sekaligus inspirasi dalam program pembinaan terhadap kegiatan kepramukaan 3. Bagi Pembina pramuka, Sebagai bahan pertimbangan untuk pembentukan karakter dalam kegiatan kepramukaan. 4. Bagi Pusat Pendidikan dan Latihat (PUSDIKLAT) Pramuka Sebagai evaluasi dan inspirasi untuk membentuk para Pembina atau Pelatih pramuka yang handal dan profesional baik ditingkat gugus depan atau sekolah, ranting atau kecamatan, cabang atau kota, daerah dan nasional. dalam membentuk generasi yang berkarakter, kreatif dan mandiri.
BAB II KAJIAN TEORI
I. Deskripsi Teoritik A. Pendidikan karakter 1. Pengertian karakter Istilah karakter dalam kamus besar bahasa Indonesia, berarti “sifatsifat kejiwaan, tabiat, watak, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.” Berkarakter artinya berkepribadian, berwatak, dan bertabiat.1 Karakter (watak) adalah berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark (menandai), yaitu menandai tindakan atau tingkah laku seseorang.2 Scerenko, mendefinisikan karakter adalah sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Robert Marine, mendefinisikan karakter adalah gabungan yang samar-samar antara sikap, perilaku bawaan, dan kemampuan, yang membangun pribadi seseorang.3 Sejalan dengan pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Agama Islam Kementrian Agama Republik Indonesia mengemukakan bahwa “karakter (character) dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu dengan yang lainnya4”
1
Departemen Pendidikan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 389. Q-aness bambang, hambali adang, pendidikan karakter berbasis alquran,Bandung:Refika Offset. Hal. 107 3 Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2011.Cet.I. hal. 43 4 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta, PT Bumi Aksar, 2013. Cet. III. Hal. 3 2
8
9
Berdasarkan
definisi-definisi
di
atas,
maka
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa karakter adalah keseluruhan nilai-nilai, pemikiran, dan sikap yang telah membentuk diri seseorang.
2. Pendidikan Karakter Adapun beberapa ahli mengemukakan mengenai pendidikan karakter sebagai berikut : a. Winton, mendefinisikan pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. Burke, mendefinisikan pendidikan karakter adalah semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik.5 b. Anne Lockwood, mendefinisikan bahwa pendidikan karakter sebagai setiap rencana sekolah, yang dirancang bersama lembaga masyarakat yang lain, untuk membentuk secara langsung dan sistematis perilaku orang muda dengan memengaruhi secara eksplisit nilai-nilai kepercayaan non-relativistik (diterima luas), yang dilakukan secara langsung menerapkan nilai-nilai tersebut.6 c. Thomas Lickona, mendefinisikan pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.7 d. Creasy mengartikan pendidikan karakter sebagai upaya mendorong peserta didik tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta mempeunyai beranian melakukan yang benar meskipun
5
Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2011.Cet.I. hal. 43 6 Ibid. hal 44 7 Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Jakarta, Alfabeta, 2012.Cet.II.Hal 23
10
dihadapkan pada berbagai tantangan. Untuk itu, penekanan pendidikan karakter tidak terbatas pada transfer pengetahuan mengenai nilai-nilai yang baik, namun lebih dari itu menjangkau pada bagaimana menjadikan nilai-nilai tersebut tertanam dan menyatu dalam totalitas pikiran-tindakan.8 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pendidikan karakter adalah merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan bangsa. 3.
Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter Adapun tujuan dari pendidikan karakter yang sesungguhnya jika dihubungkan dengan falsafah Negara Republik Indonesia adalah mengembangkan karakter peserta didik agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut : a. Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik. b. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik. c. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila.9 Dikutip dari Ahmad Fikri bahwa fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut : a. Pengembangan adalah mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berhati, berpikiran, dan berperilaku baik. b. Perbaikan adalah memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur untuk menjadi bangsa yang bermartabat.
8
Zubaedi. Konsep Pendidikan Karakter.Jakarta, Kencana, 2013.cet.III.Hal.16 Salahudin Annas dan Alkrienciehie irwanto, Pendidikan Karakter, Bandung, CV Pustaka Setia, 2013. Cet. I. Hal. 43 9
11
c. Penyaring adalah untuk menyaring budaya yang negatif dan menyerap budaya yang sesuai dengan nilai budaya dan karakter bangsa untuk meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.10 4. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Pendidikan karakter di sekolah akan terlaksana dengan lancar, jika guru dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter. Kemendiknas memberikan rekomendasi 11 prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut : a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencangkup pemikiran, perasaan dan perilaku c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangaun karakter d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan perilaku yang baik f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka dan membantu mereka untuk sukses. g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang bertanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.11
10
Ibid. Hal. 104 Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Jakarta, Alfabeta, 2012.Cet.II.Hal.35 11
12
5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada draf Grand Design pendidikan karakter diungkapkan nilainilai yang terutama akan dikembangkan dalam budaya satuan pendidikan formal dan nonformal, dengan penjelasan adalah sebagai berikut : a. Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworthiness), dan tidak curang (no cheating). b. Tanggung jawab, melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan mengatasi setres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil. c. Cerdas, berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan, rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif dan empatik, bergaul secara santun, menjungjung kebenaran dan kebijakan, mencintai tuhan dan lingkungan. d. Sehat dan bersih, menghargai ketertiban, keteraturan, kedisiplinan, terampil, menjaga diri dan lingkungan, menerapkan pola hidup seimbang. e. Peduli, memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain, mau berbagi, tidak merendahkan orang lain, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, menyayangi manusia dan mahluk lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan. f. Kreatif, mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes, kritis, berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, menampilkan sesuatu secara luar biasa (unik), memiliki ide baru, ingin terus berubah, dapat membaca situasi dan memanfaatkan peluang baru. g. Gotong royong, mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat dicapai jika dikerjakan bersama-sama, tidak memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi dengan sesama, mau mengembangkan potensi diri untuk dipakai saling berbagi agar mendapatkan hasil yang terbaik, tidak egoistis.12
12
Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2011.Cet.I. hal.51
13
Adapun menurut Kementerian Pendidikan Nasional, Nilai karakter bangsa terdiri atas sebagai berikut : 1. Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. 3. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya. 6. Kreatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki 7. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugastugas. 8. Demokratis, yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. 10. Semangat kebangsaan, yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta tanah air, yaitu cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa. 12. Menghargai prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat/komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan oaring lain.
14
14. Cinta damai, yaitu sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya dirinya. 15. Gemar membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan manfaat bagi dirinya. 16. Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang harusnya dia lakukan terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, karakter dimulai dalam social budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 13 Dalam referensi Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang mencerminkan akhlak atau perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhammad SAW, yaitu: (1) Sidik, (2) Amanah, (3) Fatonah, (4) Tablig. Tentu dipahami bahwa empat nilai ini merupakan esensi, bekan seluruhnya. Karena Nabi
Muhammad
SAW, juga terkenal
dengan
karakter
kesabarannya,
ketangguhannya, dan berbagai karakter lain. Sidik yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar, dan berjuang untuk menegakkan kebenaran. Amanah yang berarti jujur dan terpercaya, mencerminkan bahwa apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan Rasulullah dapat dipercaya oleh siapapun, baik oleh kaum muslim maupun nonmuslim. Fatonah yang berarti cerdas atau pandai, arif, luas wawasan, terampil
dan
professional.
Artinya,
perilaku
Rasulullah
dapat
dipertanggungjawabkan kehandalannya dalam memecahkan masalah. Tablig yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapa pun yang menjadi lawan
13
Salahudin Annas dan Alkrienciehie irwanto, Pendidikan Karakter, Bandung, CV Pustaka Setia, 2013. Cet. I. hal.54
15
bicara Rasulullah, maka orang tersebut mudah memahami apa yang dibicarakan atau dimaksudkan oleh Rasulullah.14
Artinya : “ Sesungguhnya, telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Q.S.Al-Ahzab(33): 21)
Tabel. 2.1 Tabel nilai yang dikembangkan oleh Arry Ginanjar dalam 7 budi utama No
Tujuh budi (nilai) yang diusung
1.
Jujur
2.
Tanggung jawab
3.
Visioner
4.
Disiplin
5.
Kerja sama
6.
Adil
7.
Peduli
Apa yang dirumuskan oleh Arry Ginanjar Agustian di atas merupakan hasil refleksi terhadap perjalanan bangsa ini dari waktu kewaktu. Secara umum, kondisi bangsa yang dirasakan saat ini berbeda dengan apa yang menjadi karakteristik bangsa.15 14
Kesuma Dharma, Cepi Triatna dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011. Cet.1.hal.11 15 Ibid.hal 13
16
6. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter a.
Keluarga Keluarga adalah komunitas pertama di mana manusia, sejak usia dini, belajar konsep baik dan buruk, pantas dan tidak pantas, benar dan salah. Dengan kata lain di keluargalah seseorang belajar tata nilai atau moral. Karena tata nilai yang diyakini seseorang
akan
tercermin
dalam
karakternya,
keluargalah proses pendidikan karakter berawal.
maka
di
16
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar pendidikan akhlak. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
b. Sekolah Setelah keluarga, sekolah mempunyai peran yang sangat strategis dalam membentuk manusia yang berkarakter. Peran guru di lingkungan sekolah di tuntut menjalankan enam peran, yaitu : 1) harus terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu melakukan interaksi dengan siswa dalam mediskusikan materi pembelajaran; 2) harus menjadi contoh teladan kepada siswanya dalam berperilaku dan bercakap; 3) harus mampu mendorong siswa aktif dalam pembelajaran melalui penggunaan metode pembelajaran yang variatif; 4) harus mampu mendorong dan membuat perubahan sehingga kepribadian, kemampuan dan keinginan guru dapat menciptakan hubungan yang saling menghormati dan bersahabat dengan siswanya; 5) harus mampu membantu dan mengembangkan emosi dan kepekaan sosial siswa agar menjadi lebih bertaqwa, menghargai ciptaan lain, mengembangkan keindahan dan belajar soft skills yang berguna bagi kehidupan siswa selanjutnya;
16
Zubaedi. Konsep Pendidikan Karakter.Jakarta, Kencana, 2013.cet.III.Hal.144
17
6) harus menunjukan rasa kecintaan kepada siswa sehingga guru dalam membimbing siswa yang sulit tidak mudah putus asa.17 Sekolah
merupakan
lembaga
pendidikan
kedua
setelah
pendidikan keluarga, bersifat formal namun tidak kodrati. Kendatipun demikian, banyak orang tua dengan berbagai alas an menyerahkan tanggung jawab pendidikan anaknya kepada sekolah. Kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Adapun maksud pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang disekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. c.
Media Massa Upaya lembaga pendidikan dalam mendidik karakter peserta didik juga memerlukan dukungan dari institusi media masa seperti televisi, internet, tabloid, koran dan majalah. Media televisi dapat menyajikan acara-acara tentang potret kehidupan dan perilaku sehari-hari baik dalam bentuk kisah nyata maupun dramatisasi sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Media televisi juga sebagai media yang paling popular dan digemari oleh lapisan
masyarakat, termasuk anak-anak dan remaja.
Melalui televisi, pesan dapat disajikan dalam bentuk audio visual dan gerak. Televisi juga dapat menyajikan siaran langsung (live) atau liputan berita dari sumbernya pada saat bersamaan. Dengan bantuan media lain, televisi juga menyajikan acara interaktif, dalam pemanfaatannya, televisi dapat ditonton sambil
17
Ibid. hal 165
18
santai di rumah, menyaksikan siaran langsung, dramatisasi, hiburan, sinetron, musik, pendidikan dan informasi lainnya.18 7.
Jenis-jenis program pembinaan kesiswaan dalam implementasi pendidikan karakter. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dalam buku panduan pendidikan karakter di sekolah, telah melansir beberapa kegiatan
pembinaan
kesiswaan
dalam
rangka
implementasi
pendidikan karakter di sekolah. Kegiatan pembinaan itu mencakup; masa orientasi peserta didik (MOPD) atau masa orientasi siswa (MOS), pembinaan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kepramukaan, penegakan disiplin dan tata tertib sekolah, upacara bendera, pendidikan
pencegahan
pembinaan bakat dan minat.
penyalahgunaan
narkoba
(P3N)
dan
19
Tujuan pembinaan kegiatan pembinaan kesiswaan di bidang kepramukaan di sekolah adalah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Di antara kegiatan pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui kegiatan kepramukaan ini adalah : a. Menumbuh kembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesama b. Melaksanakan kegiatan 7 K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan) c. Menjungjung dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah d. Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan dan semangat perjuangan para pahlawan e. Melaksanakan kegiatan bela Negara f. Menjaga dan menghormati simbol-simbol dan lambanglambang Negara.20
18
Ibid. hal 173 Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Jakarta, Alfabeta, 2012.Cet.II.Hal.259 20 Ibid.hal 265 19
19
B. Gerakan Pramuka 1. Pengertian Gerakan Pramuka Gerakan pramuka adalah organisasi pendidikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan berstatus badan hukum.21 Gerakan Pramuka ditetapkan dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaharuan Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia. Kepramukaan merupakan proses pembinaan dan pengembangan potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang berkualitas serta mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejanteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional. 22 Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang artinya orang-orang berjiwa muda dan suka berkarya. Kata berjiwa muda disini merupakan ukuran semangat untuk maju.
2. Tujuan Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka : a. Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani. b. Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersamasama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.23
21
Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
2014.hal 7 22 23
Ibid. hal 28 Ibid. hal 7
20
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka perlu dilakukan kerjasama yang baik dengan orangtua dan guru agar terdapat keselarasan dan kesinambungan dalam pendidikan.
3. Sifat dan Fungsi Gerakan Pramuka Sifat gerakan pramuka yakni : a. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, mandiri, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama. b. Gerakan Pramuka bukan organisasi sosial-politik, bukan bagian dari salah-satu organisasi sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis. c. Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan kepercayaan masingmasing serta beribadah menurut agama dan kepercayaannya.24 Gerakan pramuka berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga sebagai wadah pembinaan serta pengembangan kaum muda dilandasi Sistem Among, Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.25
4. Pendidikan Kepramukaan Pendidikan
kepramukaan
adalah
proses
pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Pendidikan kepramukan
merupakan
pendidikan
nonformal
dalam
sistem
pendidikan sekolah yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah, dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, agar terbentuk kepribadian dan watak yang berakhlak 24
Bob Sunardi Andri, Boy Man Ragam Latihan Pramuka,Bandung,Nuansa Muda,2013, cet VIII.hal 4 25 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal 8
21
mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, serta memiliki kecakapan hidup. Pendidikan pramuka merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.26
a) Prinsip Dasar Kepramukaan Nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup setiap anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuh kembangkan kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan tenaga pendidik, sehingga pengamalannya dapat dilakukan dnegan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota Masyarakat.27 Nilai kepramukaan mencangkup : 1) Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Kecintaan pada alam dan sesama manusia 3) Kecintaan pada tanah air dan bangsa 4) Kedispilinan, keberanian dan kesetiaan 5) Tolong menolong 6) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 7) Jernih dalam pikiran, perkataan dan perbuatan 8) Hemat, cermat dan bersahaja 9) Rajin, terampil dan gembira 10) Patuh dan suka bermusyawarah.28 Prinsip Dasar Kepramukaan meliputi : 1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya. 3) Peduli terhadap diri pribadinya. 26
Ibid. h.29 Ibid.hal 28 28 Ibid.hal 8 27
22
4) Taat kepada kode kehormatan pramuka.29 Adapun pengamalan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan dilaksankan dalam bentuk : 1) Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang di anutnya. 2) Memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara persaudaran dan perdamaian di masyarakat, memperkokoh persatuan, serta mempertahankan Pancasila, UndangUndang Dasar Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebhinekaan. 3) Melestarikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup masyarakat. 4) Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan prinsip peri-kemanusiaan yang adil dan beradab. 5) Memahami potensi diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan masa depannya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 6) Mengamalkan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.30 b) Metode Kepramukaan Metode Kepramukaan merupakan prosedur dan cara untuk mengimplementasikan nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan. Setiap unsur dalam metode kepramukaan memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan.31 Metode Kepramukaan dapat dilakukan belajar melalui: 1) Pengamalan kode kehormatan pramuka Kode kehormatan pramuka dalam bentuk : beribadah menurut keyakinan agama dan kepercayaan masing, menjalankan hidup sehat secara rohani dan jasmani; memiliki 29
Bob Sunardi Andri, Boy Man Ragam Latihan Pramuka, Bandung,Nuansa Muda,2013, cet VIII.hal. 87 30 Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.28 31 Ibid.hal 29
23
kesadaran berbangsa dan bernegara; melestarikan lingkungan beserta alas seisinya; membangun kebersamaan, kepedulian,baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat; membina persaudaraan dengan Pramuka sedunia; mendengarkan, menghargai dan menerima pendapat atau gagasan orang lain, mengendalikan diri bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentinagn bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta bertutur kata dan bertingkah laku sopan santun, ramah dan sabar; 32 2) Belajar sambil melakukan Belajar sambil melakukan dilaksanakan dengan mengutamakan sebanyak-banyaknya kegiatan praktik pada setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan dan berbagai pengalaman yang bermanfaat bagi peserta didik; mengarahkan peserta didik untuk selalu berbuat hal-hal nyata dan memotivasi agar timbul keingintahuan akan hal-hal baru, serta memacu agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan.33 3) Sistem berkelompok Sistem berkelompok atau kegiatan berkelompok adalah: peserta didik dikelompokan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh peserta didik sendiri; kegiatan berkelompok memberikan kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan; kegiatan berkelompok memberi kesempatan untuk saling berkompetisi dalam suasana persaudaraan guna menumbuhkan kegiatan untuk menjadi lebih baik.34 4) Kegiatan yang menarik dan menantang Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang kreatif, inovatif, rekreatif, dan mengandung pendidikan, yang mampu mengubah sikap dan perilaku, menanamkan pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan kecakapan hidup setiap anggota Gerakan Pramuka. Diselenggarakan dengan memperhatikan tiga pilar pendidikan kepramukaan yakni : modern, manfaat dan taat azas. Diselenggarakn dalam rangka menarik minat kaum muda agar bersedia dan mau bergabung dalam Gerakan Pramuka, serta bagi anggota Gerakan Pramuka agar tetap terpikat, mengikuti serta mengembangkan kegiatan kepramukaan. Diselenggarakan sesuai dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani 32
Ibid.hal.33
34
Ibid.hal 34
24
5)
6)
7)
8)
36
Ibid.hal 35
peserta didik, sehingga mudah diterima oleh yang bersangkutan.35 Kegiatan di alam terbuka Kegiatan di alam terbuka terbuka merupakan kegiatan rekreatif edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan dan keamanan. Memberi pengalaman saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, serta mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab akan masa depan keseimbangan alam. Menanamkan pemahaman dan kesadaran kepada peserta didik bahwa menjaga lingkungan adalah hal utama yang harus ditaati dan dikenali dalam setiap kegiatan. Mengembangkan kemampuan mengatasi tantangan, meyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, dan mengembangkan rasa memiliki alam.36 Kehadiran orang dewasa Kehadiran orang dewasa dalam setiap kegiatan kegiatan kepramukaan dapat berperan sebagai : a) Perencana, organisator, pengendali, pengawas dan penilai. b) Konsultan dan motivator untuk peserta didik dalam melaksanakan kegiatan c) Pembina, pamong, pelatih, instruktur, pendamping dan pelindung peserta didik pada waktu melaksanakan kegiatan d) Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan peserta didik.37 Tanda kecakapan Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang peserta didik agar secara bersungguhsungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta memiliki berbagai kompetensi keterampilan. Tanda kecakapan merupakan pengakuan yang diberikan kepada peserta didik yang telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta telah memiliki berbagai kompetensi keterampilan. Setiap peserta didik wajib berupaya memiliki keterampilan yang berguna bagi kehidupan diri dan baktinya kepada masyarakat.38 Satuan terpisah Satuan terpisah pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan karya pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri dibina oleh Pembina putri, satuan
25
pramuka putra dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri. Kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan putri dan tempat perkemahan putra terpisah, perkemahan putri dipimpin oleh Pembina putri dan perkemahan putra dipimpin oleh Pembina putra.39 5. Sistem Among Sistem Among merupakan “proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.”40 Sistem among dilaksanakan dengan menerapakan prinsip kepemimpinan, yakni : a.
Ing ngarso sing tulodo maksudnya di depan memberi teladan;
b.
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
c.
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik kearah kemandirian.41
Pembina berupaya secara bertahap menyerahkan pimpinan kegiatan sebanyak mungkin kepada peserta didik, untuk selanjutnya Pembina secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.
6. Kiasan Dasar Kiasan
dasar
adalah
simbol-simbol
yang
digunakan
dalam
penyelenggaraan pendidikan kepramukaan. Penggunaan kiasan dasar, sebagai salah
satu unsur terpadu dalam pendidikan kepramukaan,
dimaksud untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan
39 40
Ibid. hal 36 Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
2014.hal.9 41
Ibid.hal 30
26
perkembangan, yang mendorong kreatifitas, dan keikutsertaan peserta didik dalam setiap kegiatan pendidikan kepramukaan.42
a. Kiasan Dasar Pramuka Siaga Kiasan dasar adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan, dan merupakan salah satu metode untuk mengembangkan imajinasi Siaga, mendorong kreativitas dan keikut sertaannya dalam setiap kegiatan. Kiasan dasar yang digunakan dalam kelompok Siaga antara lain: Pramuka usia 7-10 tahun disebut siaga. Nama siaga diambil dari kiasan dasar yang bersumber pada romantika perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu masa mensiagakan rakyat yang merupakan awal dimulainya perjuangan baru yaitu tanggal 20 Mei 1908. Sebutan tingkatan golongan Pramuka Siaga terdiri atas siaga mula, siaga bantu dan siaga tata.43
b. Kiasan Dasar Pramuka Penggalang Pramuka usia 11-15 tahun disebut penggalang. Nama penggalang diambil dari kiasan dasar Gerakan Pramuka yang bersumber pada romantika perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu masa menggalang persatuan yang diwujudkan dalam ikrar sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Sebutan tingkatan golongan Pramuka Penggalang terdiri atas penggalang ramu, penggalang rakit dan penggalang terap. 44
43
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga, 2011.hal.3 44 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Penggalang, 2011.hal.3
27
c. Kiasan Dasar Pramuka Penegak Pramuka usia 16-20 tahun disebut penegak. Nama penegak diambil dari kiasan bangsa Indonesia yang telah siap untuk menegakkan kemerdekaan yang ditandai dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebutan tingkatan golongan Pramuka Penegak terdiri atas penegak bantar dan penegak laksana.45
d. Kiasan Dasar Pramuka Pandega Nama pandega diambil dari proses akhir dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah mengisi kemerdekaan
dengan
memandegani
(memprakarsai
atau
mempelopori) pembangunan bangsa. Masa mempelopori pengisian kemerdekaan dan pembangunan bangsa menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Pandega yaitu peserta didik usia 21-25 tahun.46
7. Kode Kehormatan Gearakan Pramuka Kode kehormatan adalah suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota Gearakan Pramuka.47 Kode kehormatan pramuka terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka. Satya Pramuka, dilakukan pada : a. Di ucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus. b. Dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan 45
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Penegak, 2011.hal.3 47
Bob Sunardi Andri, Boy Man Ragam Latihan Pramuka,Bandung,Nuansa Muda,2013, cet VIII.hal. 10
28
c. Dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Darma Pramuka merupakan : a. Nilai dasar untuk membina dan mnegembangkan akhlak mulia b. Sistem nilai yang harus ditaati, dimiliki dan diamalkan dalam kehidupan anggita Gerakan Pramuka di masyarakat. c. Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong d. Kode etik bagi organisasi dan anggota gerakan pramuka.48 Kode Kehormatan Pramuka ditetapkan dan ditetapkan sesuai dengan golongan dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka, yaitu : a. Kode kehormatan Pramuka Siaga, terdiri atas : 1) Janji dan komitmen diri yang disebut Dwisatya, selengkapnya berbunyi : Dwisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguhsungguh: a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga b) Setiap hari berbuat kebajikan 2) Ketentuan moral adalah darma pramuka selanjutnya disebut Dwidarma, selengkapnya berbunyi berikut : Dwidarma a) Siaga berbakti kepada ayah bundanya b) Siaga berani dan tidak putus asa49 Pramuka siaga melalui kode kehormatan ini sudah diperkenalkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih
dan
Maha
penyanyang.
Perkenalan
ini
dimaksudkan, agar pramuka siaga meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan, agar setiap setiap manusia ciptaan-Nya, 48
ia
berusaha
sepajang
hayat
untuk
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.31 49 Ibid
29
melaksanakan ajaran-ajaranNya dan melakukan hal-hal yang baik di dalam kehidupannya setiap hari, sehingga tiada hari tanpa berbuatan kebajikan. Selain itu, sebagai dasarnya, seorang pramuka siaga mempelajari
dengan
sungguh-sungguh,
mempraktekan tatakrama
agar
mampu
keluarga kepada ayah dan
bundanya b. Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang, terdiri dari: 1) Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi : Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersunggu-sungguh: a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. b) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat c) Menepati dasa Darma 2) Ketentuan moral adalah darma pramuka selanjutnya disebut Dasa Darma, selengkapnya berbunyi : Dasa Darma a) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Cinta alam dan kasih saying sesama manusia c) Patriot yang sopan dan kesatria d) Patuh dan suka bermusyawarah e) Rela menolong dan tabah f) Rajin terampil dan gembira g) Hemat cermat dan bersahaja h) Displin berani dan setia i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya j) Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan50 Pramuka penggalang dipersiapkan dan mempersiapkan diri, melalui
berbagai
berkemampuan
dan
program mau
dan
kegiatan,
membangun
agar
masyarakat
tempatnya hidup bisa tumbuh dan bekelanjutan.
50
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.32
30
c. Kode kehormatan bagi Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan anggota dewasa, terdiri dari : 1) Janji dan komitmen diri yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi : Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersunggu-sungguh: a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. b) Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat c) Menepati dasa Darma 2) Ketentuan moral adalah darma pramuka selanjutnya disebut Dasa Darma, selengkapnya berbunyi : Dasa Darma a) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Cinta alam dan kasih saying sesama manusia c) Patriot yang sopan dan kesatria d) Patuh dan suka bermusyawarah e) Rela menolong dan tabah f) Rajin terampil dan gembira g) Hemat cermat dan bersahaja h) Displin berani dan setia i) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya j) Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.51 Janji atau komitmen pada satya kedua dari trisatya untuk pramuka penggalang berbeda sedikit dengan satya kedua dari trisatya untuk pramuka penegak, pandega dan anggota dewasa. Jika unrtuk pramuka penggalang, berjanji dengan sungguh-sungguh menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat maka untuk yang lainlain, sesuai dengan usia mereka, langsung berjanji dengan sungguhsungguh menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.52 Dengan kata lain, dari pramuka penegak, pandega sampai anggota dewasa langsung berperan serta membangun masyarakat, karena hal itu sudah sesuai dengan usianya, demikian pula dengan kemampuan dan cita-
51
Ibid.hal 32 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Pustaka Tunasmedia,2007, hal.13 52
Pendidikan Nilai Gerakan Pramuka,Jakrta:
31
citanya untuk terus berperan serta di dalam pelaksanaan pembaharuan dan pembangunan di Indonesia.
8.
Kurikulum Kurikulum
pendidikan
kepramukaan
disusun
dan
ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan mengacu pada ketentuan perundang-undangan. Kurikulum untuk peserta didik disusun sesuai jenjang yang ada dalam pendidikan kepramukaan. Kurikulum pendidikan kepramukaan terdiri atas : a.
Kurikulum umum yang disebut sebagai syarat kecakapan umum (SKU). SKU merupakan kurikulum pendidikan untuk mencapai tingkat tertentu dalam setiap jenjang.
b.
Kurikulum khusus yang disebut sebagai syarat kecakapn khusus (SKK). SKK merupakan kurikulum pendidikan untuk memperoleh keterampilan tertentu yang berguna bagi pribadi maupun dalam pengabdian masyarat.53
Bagi peserta didik yang telah menyelesaikan tingkat kecakapan tertinggi pada jenjang golongannya, yaitu Pramuka Siaga telah mencapai Siaga Tata, Pramuka Penggalang telah mencapai Penggalang Terap, Pramuka Penegak telah mencapai Penegak Laksana dan Pramuka Pandega, serta telah memenuhi persyaratan untuk menjadi Pramuka Garuda. Maka berhak mengajukan permohonan kepada kwartir melalui Pembina gudep untuk dapat mengikuti uji kelayakan untuk dapat naik ketingkat Garuda. Seorang Pramuka Garuda haruslah menjadi teladan baik disekolah maupun dimasyarakat. Pramuka Garuda diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 101 tahun 1984 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda. Setelah dilantuk menjadi Pramuka Garuda maka berhak mengajukan diri untuk menjadi anggota ATAS 53
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.38
32
Indonesia. ATAS atau Asosiasi Pramuka Garuda Dunia (WOSM's Association of Top Achiever Scouts) merupakan asosiasi pramuka dengan predikat atau golongan tertinggi di seluruh dunia. Atau bisa dikatakan, ATAS merupakan Asosiasi Pramuka Garuda sedunia.54 Merupakan sebuah perkumpulan non formal yang menghimpun para pramuka dengan tingkatan tertinggi dari seluruh dunia (Setara Pramuka Garuda). Dan telah diakui oleh Yayasan Kepanduan Dunia (World Scout Foundation) sebagai Baden Powell Fel-lowship.
9. Sifat Kegiatan Pendidikan kepramukaan diarahkan pada lima area pengembangan diri peserta didik meliputi area pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik yang disingkat menjadi sesosif. Dalam pelaksanaan pendidikannya menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Salah satu dari metode kepramukaan adalah kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik. Atas dasar tersebut maka kegiatan untuk pramuka penggalang harus sesuai dengan kondisi dan jasmaninya serta mampu meningkatkan lima area pengembangan pribadinya yang dikemas secara menarik, menantang dan menyenangkan serta bervariasi. Kegiatan untuk Pramuka Penggalang antara lain bersifat: a. b. c. d. e.
54
Patriotisme atau kepahlawanan Petualangan atau penjelajahan alam Kompetisi regu atau kelompok Aktualisasi diri melalui pentas seni budaya dll Kompetisi perorangan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya cerdas tangkas
Endah Alam, ATAS (Asosiasi Pramuka Garuda Dunia), 2015, (http://pramukaria.blogspot.co.id/2013/07/atas-asosiasi-pramuka-garuda-dunia.html)
33
f. g.
10.
Kepedulian social misalnya bakti masyarakat bersih lingkungan Pemantapan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.55
Sifat Karakter Peserta Didik Berdasarkan usianya 11-15 tahun, Pramuka Penggalang adalah masa perkembangan dari masa kanak-kanak menuju ke masa remaja atau pemuda. Sifat karakter Pramuka Penggalang antara lain sebagai berikut : a. Sangat bangga bila mendapat pujian b. Gemar berpetualang c. Suka berkelompok dengan teman sebaya terutama yang seaspirasi d. Bangga apabila diberi tanggung jawab e. Bangga diperlakukan atau disamakan dengan orang dewasa f. Suka usil atau menggangu orang lain g. Cepat bosan h. Selalu ingin bergerak atau tidak mau berdiam lamalama i. Ingin menjadi yang terbaik j. Menyukai hal-hal yang baru56
11.
Area Pengembangan Gerakan
Pramuka
dalam
perkembangannya
berupaya
memenuhi standar kurikulum pendidikan berupa syarat kecakapan baik kecakapan umum maupun kecakapan khusus mengikuti area pengembangan individu. Gerakan pramuka mengidentifikasi area pengembangan menjadi 5 area pengembangan yang terdiri atas : a. Area Pengembangan Spiritual Area Pengembangan Spiritual adalah pengembangan yang berkaitan dengan pengetahuan yang mendalam dan memahami
55
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Syarat Kecakapan Umum Penggalang,2011.hal.4 Zuriah, Nurul. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.57 56
34
kekayaan spiritual (keagamaan dan kepercayaan) yang dimiliki masyarakat.57 Pada usia penggalang merupakan saat terjadinya perubahan pola berpikir anak-anak menjadi remaja, terjadi sebuah pemikiran yang sangat ekstreim dimana remaja
menjadi tidak mudah
menurut dan lebih mudah percaya terhadap teman sebaya. Dengan pola pendekatan pembinaan pramuka penggalang, hal ini dapat tercapai apabila penemuan ketakwaan dan keimanan diperoleh secara bersama-sama dengan dukungan orang dewasa yang menghantarkan remaja memperoleh sebuah penemuan akan ketuhanan. Keteladanan adalah sebuah cara penemuan yang lain dapat diperoleh seorang remaja. Figure teladan ini akan menjadi panutan sehingga mudah bagi remaja untuk menerima saran dan pendapat. Tujuan
membantu
menanamkan,
memperdalam,
memperkuat keimanan ketakwaan dan mensyukuri kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sasaran, diharapkan Pramuka Penggalang mampu : 1) Menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya 2) Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa 3) Mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya 4) Menghormati agama lain 5) Menyayangi sesama mahluk dan alam ciptaan Tuhan. b. Area Pengembangan Emosional Area Pengembangan Emosional adalah pengembangan yang berkaitan dengan perasaan dan bagaiman mengelola dan mengungkapkan
57
emosi.
Sikap
dan
perilaku
seseorang
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2011. Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Golongan Penegak. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
35
mencerminkan keseimbangan dan kematangan emosi dalam menacapai dan memelihara kebebasan diri. 58 Emosi dan perasaan merupakan bagian dari kehidupan yang membantu pembentukan pribadi seseorang. Keluarga merupakan sumber utama terjadinya pengembangan emosi remaja, apabila terjadi komunikasi yang cukup diantara keluarga maka remaja akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki emosi yang labil, bila hal ini tidak dapat dirumah maka
Pembina
Pramuka
harus
memiliki
kemampuan
pendekatan yang mampu menjawab kebutuhan remaja yaitu pramuka penggalang. Tujuan menumbuhkembangkan dan mengelola perasaan serta
pengungkapannya
secara
wajar
sehingga
dapat
menghargai orang lain dan dapat mengendalikan emosinya dengan seimbang. Sasaran pengembangan emosional adalah agar Pramuka Penggalang mampu : 1) Mengelola emosi dan perasaannya untuk kesetabilan dirinya 2) Mengenal dan menerima berbagai perasaan serta emosi 3) Menghargai perasaan orang lain 4) Mengendalikan emosi diri dan lingkungannya
c. Area Pengembangan Sosial Area Pengembangan Sosial adalah pengembangan pribadi yang berkaitan dengan kepercayaan dan ketergantungan terhadap orang lain serta membangun kemampuan untuk bekerjasama dan memimpin. Pengakuan terhadap seorang remaja sebagai individu yang memerlukan individu lain atau 58
Ibid. hal.12
36
teman ataupun lawan jenis merupakan wadah belajar untuk mengungkapkan perasaan dan eksistensi diri kepada orang lain dengan cara yang benar dan santun. 59 Tujuan Pramuka dengan
pengembangan
Penggalang teman,
dalam
sosial
adalah
membantu
mengembangkan
hubungan
kemandirian,
kerjasama,
komunikasi,
kepemimpinan dan solidaritas. Sasaran pengembangan sosial adalah agar Pramuka Penggalang mampu : 1) Menerima dan mematuhi peraturan yang diciptakan masyarakat dengan rasa tanggungjawab. 2) Melaksanakan norma-norma yang berada di masyarakat lingkungannya. 3) Berperan aktif membantu masyarakat membina kehidupan yang rukun dan damai. 4) Bekerjasama dengan orang lain. 5) Memimpin dan dipimpin orang lain. d. Area Pengembangan Intelektual Area Pengembangan Intelektual adalah pengembangan yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, berinovasi dan menggunakan informasi dalam situasi yang berbeda. Pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan intelektual yang diartikan sebagai kecerdasan. Kecerdasan tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai hal antara lain dengan cara memecahkan masalah-masalah yang harus dihadapi dalam masa pertumbuhan dan kehidupannya60. Tujuan pengembangan intelektual Pramuka Penggalang adalah
59
membantu
menumbuhkan
keingin
tahuan
dan
Fitri, A.Z. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: ArRuzz Media. 60 Poernoto, H.S. 2010. Cara Mendidik Watak Pramuka (Seri Metodologi 1). Solo: Tiga Serangkai.
37
meningkatkan kecerdasan dengan menghimpun informasi dan ilmu pengetahuan61. Sasaran pengembangan intelektual adalah agar Pramuka Penggalang mampu : 1) Mengikuti
perkembangan
iptek
dan
keterampilan
kepramukaan. 2) Menggunakann IT dan dapat menjelaskan manfaatnya. 3) Mengaplikasikan iptek dan keterampilan kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari62.
e. Area Pengembangan Fisik Area Pengembangan Fisik adalah pengembangan yang berkaitan dengan anggota dan organ tubuh manusia, mengenali kebutuhannya, pemeliharaannya agar menjadi semakin sehat dan kuat. Pramuka Penggalang wajib mengenali tubuhnya, bertanggung jawab atas pertumbuhan, perkembangan dan fungsi tubuhnya, serta dapat menjaga agar tetap sehat, bugar dan menjadi sosok Pramuka Penggalang dengan tubuh yang sehat dan kuat.63 Tujuan pengembangan fisik Pramuka Penggalang adalah membantu menumbuhkembangjan fisik dan psikis agar tumbuh dengan baik. Sasaran pengembangan fisik adalah agar Pramuka Penggalang mampu : 1) Memiliki pengetahuan membentuk tubuh yang kuat, menjaga kesehatan pribadi dan lingkungannya.
61
Naim, Ngainun. 2012. Character Building. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Zuriah, Nurul. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara. 63 Ibid. hal.13 62
38
2) Melakukan kegiatan pemeliharaan pertumbuhan perkembangan tubuh secara teratur dengan baik, dan mengenali perubahan yang terjadi pada perubahan fisik dan psikisnya.
C. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan untuk penelitian ini adalah : 1. Skripsi Ade Darmawan, Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2011, dengan judul “Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di MA Daarul „Ulum Lido Bogor”. Dalam skripsinya Ade Darmawan menyampaikan bahwa berdasarkan dari hasil penelitian
mengenai
peranan
pendidikan
kepramukaan
dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di MA Daarul „Ulum Lido Bogor, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya peranan pendidikan kepramukaan memiliki pengaruh yang kuat atau tinggi terhadap prestasi belajar siswa di MA Daarul „Ulum Lido. 2. Skripsi M. Alimron,
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2008, dengan judul “Peran
Kegiatan
Ekstrakulikuler
Kepramukaan
dalam
mengembangkan Bakat kepemimpinan Siswa SLTP Dahlia, Pondok Pucung-Pondok Aren.” Dalam skripsinya M.Alimron menyampaikan bahwa berdasarkan jawaban angket para siswa SLTP Dahlia yang aktif mengikuti kegiatan pramuka diperoleh gambaran bahwa responden mengikuti kegiatan pramuka mayoritas karena hobi sejak SD atau MI serta secara sukarela tidak ada paksaan. Alasan mereka mengikuti kegiatan
pramuka
cukup
bagus
untuk
menambah
wawasan
pengetahuan. Kemudian responden mayoritas didukung oleh orang tua, dukungan dari orangtua kepada anak sangat penting baik dukungan moril maupun materil karena anak lebih bersemangat dan serius dalam mengikuti kegiatan pramuka, bahkan responden juga menjawab kegiatan belajarnya tidak terganggu dengan aktif di kegiatan pramuka
39
bahkan setelah mengikuti kegiatan pramuka motivasi belajarnya meningkat karena berbagai keterampilan dan kepemimpinan sangat mendukung pelajaran dikelas. Responden juga merasakan adanya perubahan positif dalam dirinya yaitu memiliki rasa percaya diri, lebih berani, lebih kreatif, mandiri, disiplin dan dapat memimpin dengan baik, pemilihan materi yang baik dan tepat, penggunaan metode yang tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan serta pembinaan yang berkualitas yang dapat menjadi suri tauladan menjadikan kegiatan pramuka menarik dan diminati generasi muda.64
3. Skripsi Kaisah, Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2012, dengan judul “Peranan Pendidikan Kepramukaan dalam membentuk kepribadian siswa di SD At-Taqwa Rajawali Selatan VI, Jakarta Pusat”. Dalam skripsinya Kaisah menyatakan bahwa setelah mengikuti pendidikan kepramukaan siswa lebih mandiri dalam melakukan kegiatan apapun, baik dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, khususnya lingkungan rumah. Dalam mengikuti pendidikan kepramukaan siswa sudah mulai terbiasa dengan alam terbuka, mereka lebih kreatif, inovatif dan mandiri dalam melaksanakan kegiatan apapun. Dalam melakukan kegiatan kepramukaan, dampak sangat positif bagi siswa, siswa lebih mengenal jiwa nasionalisme yang lebih tinggi ketika mengikuti
kegiatan
pramuka,
siswa
lebih
mengenal
rasa
tanggungjawab terhadap sesama, dan siswa mempunyai jiwa rasa percaya diri yang lebih baik.65
64
Alimron M, “Peran kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa SLTP Dahlia, Pondok-Pucung-Pondok Aren.” Skripsi pada Sarjana Stara I uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2008, hal.72, tidak dipublikasikan. 65 Kaisah,”peranan pendidikan kepramukaandalam membentuk kepribadian siswa”, skripsi pada sarjana Stara I uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, hal.51, tidak dipublikasikan.
40
4. Skripsi Dwinanto Yuwono, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
tahun
2007,
dengan
judul
“Pendidikan
Keterampilan Gerakan Pramuka Satuan Karya Bakti Husada (Tinjauan Pendidikan Islam)”. Dalam skripsinya Dwinanto memfokuskan pada peran gerakan pramuka dalam meningkatkan pendidikan keterampilan lewat Satuan Karya Bakti Husada. Dalam skripsi ini dibahas tentang pengembangan bakat dan minat serta peningkatan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman peserta didik dalam bidang kesehatan sebagai bekal bagi anggota gerakan pramuka dan masyarakat umum. Kemudian pendidikan tersebut ditinjau dengan pendidikan agama Islam yang ada saat ini.66
5. Tesis Dyah Lestyarini, mahasiswa program pascasarjana program studi Ketahanan Nasional tahun 2012, dengan judul “Analisis Kompetensi Pembina Pramuka di Jakarta Pusat” dalam tesis Dyah menyatakan bahwa pemetaan kompetensi yang menggambarkan kompetensi aktual dan kompetensi ideal Pembina pramuka pada umumnya memiliki gap. Kompetensi yang tidak terlalu jauh, masih berada pada kategori comfort. Hal ini berarti Pembina pramuka memiliki kemampuan memahami cukup sampai dengan baik terhadap item kompetensi dan sudah terbiasa melakukan kompetensi tersebut tetapi masih kurang dalam melaksanakannya secara efektif.67
6. Tesis Siti Paringsih, mahasiswa program pascasarjana program study Teknologi Pendidikan tahun 2009, dengan judul “Pendidikan Pada
66
Dwinanto Yuwono, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2007, dengan judul “ Pendidikan Keterampilan Gerakan Pramuka Satuan Karya Bakti Husada ( Tinjauan Pendidikan Islam)”. 67 Lestyarini Dyah, “Analisis Kompetensi Pembina Pramuka Di Jakarta Pusat” Tesis pada Pasca Sarjana Universitas Indonesia, 2012, hal.132.
41
Kegiatan Kepramukaan Di Gugus Depan 11.033-11.034 Universitas Lampung“ menyatakan bahwa : i.
Pendidikan kepemimpinan pada kegiatan kepramukaan di Gugus depan 11.033-11.034 Univertsitas Lampung dilaksanakan dengan kegiatan belajar sambil melakukan, sistem beregu, kegiatan menantang dan progresif, kegiatan di alam terbuka, sistem tanda kecakapan, sistem satuan terpisah untuk putera dan putri serta sistem among.
ii.
Pendidikan kepemimpinan pada kegiatan kepramukaan di gugus depan 11.033-11.034 Universitas Lampung meliputi : a. Berpikir
sistem,
dilakukan
dengan
menyelenggarakan
kegiatan penelitian pelatihan retorika, pelatihan manajemen konflik, pelaksanaan sistem tanda kecakapan ( pengujian SKU dan SKK) serta pelatihan dalam regu. b. Penguasaan pribadi, dilakukan dengan kegiatan pelatihan manajemen stress, pelatihan manajemen kearifan, dan penerapan sistem among. Tujuannya adalah agar anggota pramuka memiliki penguasaan pribadi dengan melaksanakan kode kehormatan pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut darma. c. Pola mental, dilakukan dengan kegiatan kepramukaan tingkat cabang, daerah dan nasional, seta melakukan pembinaan satuan. d. Visi bersama, dilakukan dengan kegiatan bina diri, bina satuan dan masyarakat. e. Belajar Beregu, dilakukan dengan kegiatan-kegiatan Pelatihan dan Pendidikan Dasar Kepramukaan dalam aktivitas belajar beregu
untuk
menciptakan
pemimpin
mengedepankan
kebersamaan dalam mencapai tujuan organisasi.68 68
Siti Paringsih,“ Pendidikan Pada Kegiatan Kepramukaan Di Gugus Depan 11.03311.034 Universitas Lampung” Tesis pada Pascasarjana Universitas Lampung, 2009, hal.129
42
7. Tesis Al Fitra Nurulhuda, mahasiswa program pascasarjana program study tahun 2004, dengan judul “Revitalisasi Gerakan Pramuka Sebagai Pendidikan Kepemimpinan Bagi Pemuda“ menyatakan bahwa: pramuka merupakan wadah pendidikan bela Negara, menumbuhkan semangat patriotisme, penanaman cinta bangsa dan Negara diatas segala-galanya, dan menjadikan pramuka sebagai wadah pembentukan karakter bangsa. Tentu melalui semangat ideologi pramuka yaitu satya dan darma pramuka. Dan banyak figur pemuda dalam gerakan pramuka yang layak tampil ke permukaan, mereka mempunyai konsep mengelola organisasi pramuka sehingga pemuda memiliki peluang untuk memimpin dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti diketahui gerakan pramuka membangun
karakter
anak
bangsa
melalui
penyelenggaraan
pendidikan budi pekerti dan pelatihan keterampilan dalam regu-regu kecil yang dinamis. Secara bertahap ditanamkan nilai-nilai luhur bahwa setiap anggota pramuka mempunyai kesempatan, tanggung jawab dan kewajiban yang sama.69
8. Jurnal yang ditulis oleh Alfian Ahmad tahun 2008 dengan judul “Urgensi Gerakan Pramuka Dalam Pembinaan Generasi Muda“ menyebutkan bahwa:
pendidikan gerakan pramuka dengan sistem
among memiliki arti yang sangat penting dalam upaya pembinaan generasi muda, khususnya untuk menekan tingginya tingkat kenakalan remaja, seperti penyalah gunaan obat-obatan terlarang, pergaulan bebas, tawuran serta berbagai perbuatan remaja yang melanggar nilai dan norma kesepanan, etika, estetika dan agama. Peranan gerakan pramuka dalam rangka membina generasi muda untuk menyiapkan 69
Lestyarini Dyah, “Analisis Kompetensi Pembina Pramuka Di Jakarta Pusat” Tesis pada Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012, hal.134.
43
kader- kader yang tangguh dan sanggup meneruskan pembangunan bangsa dan Negara di masa mendatang, maka layaklah apabila gerakan pramuka tersebut mendapat perhatian secara serius. Gerakan pramuka merupakan salah satu wadah pengembangan generasi muda dan merupakan lembaga pendidikan jalur ketiga, maka penyelenggaraan pendidikan kepanduan oleh gerakan pramuka harus diintegrasikan dalam pola dasar pembinaan generasi muda dan pendidikan nasional, yang kini sedang diusahakan dan dikembangkan. Disamping itu diperlukan pemikiran secara konsepsional tentang penerapan metode-metode yang berlaku bagi gerakan pramuka sekarang, yang merupakan sati-satunya badan yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Sistem among yang diterapkan dalam pendidikan kepramukaan bertujuan untuk menanamkan jiwa merdeka yang mengandung sifat disiplin diri dan mandiri dalam rangka saling ketergantungan. Sistem among berarti mendidik anak, menjadi manusia jasmani, rohani dan pikirannya, disetai rasa tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain. Dalam system among, pendidik dituntut bersikap dan berperilaku : ing ngarso sung tulodo (di depan memberi teladan); ing madyo mangun karso ( ditengah memberi prakarsa); dan tut wuri handayani ( di belakang memberi dorongan atau motivasi), diharapkan akan mampu menuntun para remaja untuk berperilaku dan memiliki kedisiplinan, baik kepada Tuhan YME, diri sendiri, orangtua, masyarakat, bangsa dan Negara.70
70
Siti Paringsih,“ Pendidikan Pada Kegiatan Kepramukaan Di Gugus Depan 11.03311.034 Universitas Lampung” Tesis pada Pascasarjana Universitas Lampung, 2009, hal.53
44
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis juga diartikan sebagai kesimpulan bersifat sementara atau proposisi tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Maka hipotesis peneliti sementara adalah : Ho :
Terdapat pengaruh pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter siswa di SMP Djojoredjo Pamulang
Ha :
Tidak terdapat pengaruh pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter siswa di SMP Djojoredjo Pamulang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
adalah
suatu
usaha
atau
proses
yang
sistematis
dalam
mengumpulkan dan mengolah data untuk maksud-maksud tertentu seperti untuk memecahkan permasalahan. Metode penelitian adalah cara mengumpulkan dan mengolah data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan atau jawaban terhadap permasalahan melalui prosedur yang handal atau dapat dipercaya.1
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian dilaksanakan di SMP Djojorejo yang beralamat di Jl. Beringin No 45A Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini berlangsung selama bulan Agustus tahun 2015
B. Metode Penelitian Dalam penulisan ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional melalui penelitian lapang (Field Research). Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh fakta, data dan informasi yang lebih objektif dan akurat mengenai pendidikan karakter di kepramukaan. Penelitian ini menggunakan dua variabel yang akan dicari korelasinya, variabel pertama ini menggunakan pendidikan kepramukaan sedangkan variabel kedua pendidikan karakter. Karena itu ditetapkan pembinaan kepramukaan sebagai variabel bebas atau independent variable (X), yaitu variabel bebas yang dapat memberikan pengaruh terhadap variabel yang lain. Sedangkan pendidikan karakter merupakan variabel terikat atau dependent variable (Y), yaitu variabel terikat yang dipengaruhi variabel bebas.
11
Hadeli, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Quatum Teaching, cet 1, h.2
44
45
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang berfungsi sebagai sumber data yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswasiswi SMP Djojoredjo yang berjumlah 160 orang dari kelas VII dan VIII Sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti atau kelompok kecil yang diamati.3 Teknik yang dapat digunakan dalam menentukkan ukuran sampel yaitu menggunakan teknik Slovin dengan tingkat kesalahan sebesar 5%.4 Yaitu dengan rumus sebagai berikut:
n= Keterangan : n : jumlah sampel N: jumlah populasi e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa macam teknik pengumpulan data dan tentu saja hal ini disesuaikan dengan masalah yang akan diteliti. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tehnik sebagai berikut :
2
Ibid., h. 67 Arif Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1982,h.189 4 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kualitatif: Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet. I, h. 61. 3
46
a)
Pengamatan (observation) Pengamatan langsung (Direct observation), yakni pengamatan yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang diteliti.5 Penulis melakukan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui tentang keadaan sekolah SMP Djojoredjo Pamulang, baik fisik (sarana dan prasarana), struktur organisasi, proses pendidikan, kedaan guru dan siswanya.
b)
Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi atau data dari terwawancara.6 Adapaun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur.
Wawancara
terstruktur
digunakan
sebagai
teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.7 Wawancara dalam penelitian ini diajukan kepada Kepala Sekolah dan Pembina Pramuka untuk memperoleh informasi tentang intensitas siswa dalam mengikuti kegiatan kepramukaan.
c)
Angket Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data yang berbentuk kumpulan pertanyaan.8 Bentuk angket yang penulis gunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup ditujukan untuk siswa, artinya jawaban telah disediakan dan responden hanya memilih satu jawaban 5
Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan,Jakarta, Quatum Teaching, 2006, cet 1. Hal.85 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, 1998, Ed. Revisi Cet. VIII, hal 128 7 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Bandung,Alfabeta,2014, Cet20,hal 233 8 . Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, Jakarta,Quatum Teaching,2006, cet.1.Hal 75 6
47
yang sesuai. Teknik pengumpulan angket ini menggunakan skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.9 Apabila pernyataan dalam angket bersifat positif, maka skornya sebagai berikut : 1. Untuk jawaban selalu diberi skor
:4
2. Untuk jawabanseringdiberi skor
:3
3. Untuk jawaban kadang-kadang diberi skor
:2
4. Untuk jawaban tidak pernah diberi skor
:1
Dan untuk pernyataan dalm angket bersifat negatif, maka skornya adalah kebalikan dari skor positif yaitu :
1. Untuk jawaban selalu diberi skor
:1
2. Untuk jawaban sering diberi skor
:2
3. Untuk jawaban kadang-kadang diberi skor
:3
4. Untuk jawaban tidak pernah diberi skor
:4
Sedangkan jumlah pertanyaan dalam bentuk angket sebanyak 20 pertanyaan. 10 pernyataan aplikasi Dasa Dharma Pramuka (variabel X). Sedangkan 10 item menjelaskan pertanyaan pendidikan karakter (variabel Y). Lalu data yang diperoleh dari hasil wawancara dan angket yang kemudian dianalisa dengan persentase yang menggambarkan apa adanya.
9
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung,Alfabeta,2012.cet.15.hal 134
48
Tabel 3.1. Kriteria Perhitungan
No
Persentase
Penafsiran
1
100%
Seluruhnya
2
90% - 99%
Hamper seluruhnya
3
60% - 89%
Sebagian besar
4
51% - 59%
Lebih dari setengahnya
5
50%
Setengahnya
6
40% - 49%
Hampir setengahnya
7
20% - 39%
Sebagian kecil
8
10% - 19%
Sedikit
9
1% - 9%
Sedikit sekali
10
0%
Tidak ada sama sekali
Adapun kisi-kisi intrumen angket untuk meneliti variabel X dan variabel Y, adalah sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket
49
NO
VARIABEL
INDIKATOR
1
Variabel (X) Pembinaan Kepramukaan
-Patuh dan berbakti kepada orangtua. -Ikut menjaga kelestraian alam, baik flora dan fauna. -Mengikuti upacra sekolah atau latihan dengan baik. Mengerjakan tugas dari guru, pembina dan orangtua dengan baik. -Setiap menolong tidak mengharapkan hadiah. -Selalu riang gembira dalam melakukan pekerjaan. -Tidak boros dan hidup sederhana. -Berani mengambil keputusan. -Bertanggung jawab dalam setiap tindakan. -Berusah untuk berkata baik, benar dan tidak berbohong.
2
Variabel (Y) Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
NO ITEM
JUMLAH ITEM
1. Takwa Keapada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia 3. Patriot Yang Sopan dan Kesatria 4. Patuh Dan Suka Bermusyawarah 5. Rela Menolong Dan Tabah 6. Rajin Terampil Dan Gembira 7. Hemat Cermat Dan Bersahaja 8. Disiplin Berani dan Setia
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9. Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya
9
1
10. Suci Dalam Pikiran, perkataan Dan Perbuatan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun dengan agama lain. perilaku yang didasarkan pada uapaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
10
1
1
1
2
1
3
1
4
1
SUB INDIKATOR
50
peraturan.
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya. berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugastugas. cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
5
1
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
51
E. Uji Instrumen Angket a. Uji Validitas Besar nilai koefisien korelasi product moment dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
rxy
n( XY ) ( X )(Y )
n( X
2
) ( X ) 2 n(Y 2 ) (Y ) 2
Keterangan: rxy N X Y
= koefisien korelasi = jumlah banyaknya subyek = skor total dari x = skor item Nilai uji akan dibuktikan dengan menggunakan uji dua sisi pada taraf signifikan 0,05 (SPSS akan secara default menggunakan nilai ini). Kriteria diterima dan tidaknya suatu data valid atau tidak, jika : Jika rhitung>r tabel maka butir tersebut valid, sebaliknya; Jika r hitung
Sangat kuat Kuat Cukup kuat Rendah Sangat Rendah
b. Uji Reliabilitas Metode jenis ini merupakan suatu metode untuk mencari reliabilitas internal (internal Consistensi), dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Menurut Sugiyono,
52
metode ini diusulkan oleh Cronbach, sehingga biasa juga disebut pengujian koefisiensi reliabilitas Cronbach Alpha.10 Rumus yang digunakan seperti berikut ini:
k Si r11 1 St k 1 Keterangan: r11 = Nilai reliabilitas Si = Varians skor tiap item pertanyaan St = Varians total k = Jumlah item pertanyaan nilai uji akan dibuktikan dengan menggunakan uji dua sisi pada taraf signifikansi 0.05, dengan kriteria : 1) Jika r11 ≤ rtabel (a,db) – rtabel Product Moment, maka alat ukur tidak reliable. 2) Jika r11 > rtabel (a,db), maka alat ukur reliable. F. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji normalitas Uji normalitas untuk variabel X maupun variabel Y dilakukan dengan uji Liliefors.Uji normalitas digunakan untuk menguji signifikansi normalitas distribusi pada tarif signitifikasi 5%. Rumus pengujian sebagai berikut : ( )
( )
Keterangan : = Harga mutlak terbesar F( )= Peluang angka baku S( )= Proporsi angka baku Dengan kriteria sebagai berikut : = Data berdistribusi normal = Data berdistribusi tidak normal 10
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&D, hal.173, Alfabeta, Bandung
53
Adapun langkah-langkah sebagai berikut : (a) Urutan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar (b) Tentukan nilai Z dari tiap data berikut dengan rumus (c) Tentukan besar peluang f(Z) untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z dengan rumus f(Z) = (d) Tentukan nilai dengan nilai
dengan rumus yang paling besar dan bandingkan dari tabel Liliefors.
(e) Apabila
2.
0,5
maka sampel berasal dari distribusi normal.
Uji Linearitas Uji linearitas merupakan uji untuk melihat apakah ada hubungan linear yang signifikan dari dua buah variable yang sedang diteliti. Pengujian linearitas dengan menggunakan SPSS dapat dilakukan dengan perangkat Test for Linearty dengan menggunakan nilai signifikansi 0.05 , dengan rumus :
Keterangan :
Y = Variabel terikat X1 = Variabel bebas A = Konstanta Intersep B = (slop/ kemiringan) koefisien regresi Y atas X
Harga koefisien a dan b dapat dihitung dengan rumus :
(∑ )(∑ ) ∑ ∑ ∑
(∑ )(∑ ) (∑ )
(∑ )(∑ (∑ )
)
54
G. Uji Hipotesis 1. Koefisien Korelasi ( r ) Koefisien Korelasi adalah angka yang menunjukkan kuat atau lemahnya pengaruh antara dua variabel. Besarnya Koefisien Korelasi (r) antara dua variabel adalah untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuat atau lemahnya pengaruh maka digunakan pedoman sebagai berikut: Tabel 3.4 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Interval Korelasi
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Lemah
0,20 – 0,399
Lemah
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Adapun formula yang digunakan menurut Sugiyono sebagai berikut:
rxy Dimana:
rxy = N = X = I =
n( I
n( IX ) ( I )( X ) 2
) ( I ) 2 n( X 2 ) ( X ) 2
Koefisien Korelasi Jumlah responden Skot total dari x Skor item
55
2. Regresi Linear Sederhana Regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel saru dengan variabel lain. Model persamaan regresi linear sederhana dengan rumus sebagai berikut : Y = a + bX Keterangan : a
= bilangan konstan
b
= koefisien nilai x
Y
= variable devenden
X
= variable indevenden Jika persamaan ini digambar, maka hubungan antara dua variable
ini akan tergambar ( scatter diagram) sebagai suatu gambar garis lurus (straifght line). Garis tersebut dinamakan garis regresi.
3. Koefisien Determinasi Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel x terhadap variabel y, dipergunakan rumus sebagai berikut : KD = r2x 100% Keterangan : KD = Koefisien Determinasi(kontribusi variabel x terhadap variabel y) r = Koefisien Korelasi antara variabel x dan variabel y
H. Hipotesis Statistik Hipotesis juga diartikan sebagai kesimpulan bersifat sementara atau proposisi tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
Maka hipotesis peneliti sementara adalah : o:
Terdapat pengaruh pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter siswa di SMP Djojoredjo Pamulang
56
a:
Tidak terdapat pengaruh pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter siswa di SMP Djojoredjo Pamulang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Sejarah Singkat SMP Djojoredjo SMP Djojoredjo adalah unit dari Yayasan Djojoredjo yang berlokasi di Jalan Beringin No. 45A Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, Banten didirikan pada tahun 1987 dan beroperasi pada tahun 1988, berdasarkan izin operasional No. 10b/I02/07/R.88 tanggal 06 Januari 1987.1
2. Profil SMP Djojoredjo Nama Sekolah
: SMP Djojoredjo
Alamat
: Jln. Pohon Beringin No. 45
Kelurahan
: Pamulang Barat
Kecamatan
: Pamulang
Kota
: Kota Tangerang Selatan
Provinsi
: Banten
No. Telpon
: (021) 7429078
Nama Kepala Sekolah
: Hj. Dra. Tritjiptaning Lestari
Kategori Sekolah
: Reguler
No.Statistik Sekolah
: 20 2 280309 005
Status Akreditasi
: ”A” pada tanggal 09 November 2011
Tahun didirikan/ dibangun
: Tahun 1987
Tahun Beroperasi
: Tahun 1988
Nomor Izin Operasional
:10b/I02/07/R.88 tanggal 06 Januari 1987.
Status Sekolah
: Swasta
Penyelenggara Sekolah
: Yayasan Djojoredjo
Status Tanah
: SHM/HGB/Hak pakai/Akte Jual – Beli/Hibah
E-mail 1
:
[email protected]
Profil SMP Djojoredjo, Pamulang, Tangerang Selatan
58
59
3. Visi dan Misi a. Visi Mewujudkan Siswa / Siswi yang berakhlak, berilmu dan berwawasan. b. Misi 1. Menanamkan disiplin dan budi pekerti yang baik, serta mampu menyesuaikan di lingkungan mereka berada 2. Membekali ilmu pengetahuan yang berwawasan ICT 3. Mengimplementasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari 4. Memberikan kesempatan pada masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang memadai 5. Menciptakan hubungan yang harmonis antara murid, guru, pegawai, orang tua dan masyarakat2 4. Luas Tanah Luas tanah seluruhnya 1.500 m2 Luas bangunan 1.485 m2
5. Identitas Kepala Sekolah a. Nama dan Gelar
: Hj. Dra. Tritjiptaning Lestari
b. PendidikanTerakhir
: S1
c. Jurusan
: Bimbingan Konseling
6. Keadaan Guru Tabel 4.1 Keadaan Guru IjazahTertinggi
Status Kepegawaian Jumlah Guru
Jumlah Guru
Tetap
TidakTetap
S3 / S2
0
S1
5
10
D3
1
0
D2/D1/SLTA Jumlah
2
Ibid
1 6
11
60
No
Nama
Jabatan
Mapel
1
Tri Tjiptaning Lestari
Kepala sekolah
BK
2
Hj. Sri Sukarni
Wakil Kepsek
Matematika
3
Epi Logiarti, S.Pd
Guru
Seni Budaya
4
M. Yahya, S.Pd.I
Pembina Osis
Pend Agama Islam
5
Oom, S.Pd
Guru
Matematika
6
Siti Samrotun, S.Ag
Guru
Bahasa Inggris
7
Nursamsiah, S.Pt
Guru
IPS
8
Firda Nurdin
Guru
Keterampilan
9
Dedi Sutendi,S.Th
PKN
10
Mayang Maharani
Guru/Pembina Pramuka Guru
Bahasa Indonesia
11
M. Hartato,S.Pd
Guru
IPA
12
Indera Setiawan
Guru
TIK
13
Sumitro Hadi
Bahasa Indonesia
14
Viela Laviana
15
Siti Masypuroh
16
Agus Pujianto
Guru/Pembina Pramuka Guru/Pembina Pramuka Guru/Pembina Pramuka Guru
IPA Bahasa Indonesia Penjaskes
7. Profil Tamatan
Tabel 4.2 Tabel Profil Tamatan
Siswa Yang Tahun
Tamatan ( % )
Rata-rata NEM
Pelajaran
2012/2013
Melanjutkan Ke PerguruanTinggi (%)
Jumlah
Target
89
100
Hasil
Target
Jumlah
Target
23.00
70
90
61
2013/2014
82
100
25.00
70
90
2014/2015
68
100
26.00
50
90
8. Rombongan Belajar Tabel 4.3 Tabel Rombongan Belajar
Tahun Ajaran
VII
VIII
IX
2012/2013
88
66
89
2013/2014
87
68
82
2014/2015
91
86
68
2015/2016
75
80
85
9. Rasio Penerimaan Siswa Tabel 4.4 Tabel Rasio Penerimaan Siswa
Tahun Pelajaran
JumlahSiswa Pendaftar
Diterima
Prosentase Yg diterima
2012/2013
90
88
95
2013/2014
110
87
85
2014/2015
130
91
85
2015/2016
120
75
85
62
10. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana No
JenisRuangan
Jumlah
Luas (m2)
1.
Kelas / Teori
8
< 63
2.
Labolatorium IPA
1
150
3.
Laboratorium Komputer
0
0
4.
Laboratorium Bahasa
0
0
5.
Perpustakaan
1
150
6.
Serbaguna
0
0
7.
Kesenian
0
0
8.
Olahraga
0
0
9.
Osis
0
0
10.
Ibadah
0
0
Kondisi Baik
Rusak
11. Kondisi Orang Tua
Tabel 4.6 Kondisi Orang Tua Pekerjaan
Jumla
Penghasilan
Jumlah
Tingkat
Jumlah
h
Per-Bulan
(%)
Pendidikan
(%)
(%)
(Rp)
Pegawai
SD / Lebih
Negeri
5
>2.000.000
15
Rendah
10
TNI/POLRI
1
>1.000.000
30
SMP
10
10
SMA
60
Karyawan Swasta
2.000.000 50
800.000
63
1.500.000Wiraswasta
39
Lain-lain
5
800.000
Perguruan 30
Tinggi
12. Kegiatan Ekstra Kurikuler Tabel 4.7 Kegiatan Ekstra Kurikuler No
Nama Kegiatan
Keterangan
1.
Pramuka
Aktif
2.
Marawis
Aktif
3.
BTQ
Aktif
4.
Marching band
Aktif
5
Pencak Silat
Aktif
6
Angklung
Aktif
13. Prestasi Sekolah
Tabel 4.8 Prestasi Sekolah No
Nama Kegiatan
Keterangan
1.
Story Telling Tahun 2012
Juara 2 Story Telling Tingkat Gugus
2.
Story Telling Tahun 2014
Juara Harapan Story Telling
3.
Story Telling Tahun 2014
Juara 2 Story Telling Tingkat Gugus
20
64
4.
Story Telling Tahun 2015
Juara 2 Story Telling Tingkat Gugus
5.
MTQ Tahun 2015
Juara 2 Tingkat Gugus
6.
Cipta Cerpen Tahun 2015
Juara 1 Cipta Cerpen Tingkat Gugus
7.
Cipta Cerpen Tahun 2015
Peserta Cipta Cerpen Tingkat Provinsi
8.
Vocal Group Tahun2014
Juara Harapan Tingkat Gugus
9.
Seni Tari Tahun2014
Juara 3 Tingkat Gugus
65
14. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI SMP DJOJOREDJO
Kepala Sekolah : Dra. Hj. Tri Tjiptaning L.
Komite Sekolah : Susiani, S. Pd
WakaSek/ Bendahara : Hj. Sri Sukarni.
Tata Usaha : Sumitro Hadi
PKS
PKS Kesiswaan:
Kurikulum:
Dedi Sutendi, S.
Oom, S. Pd
Th. I
PKS Sarana Prasarana : Indra Setiawan, Amd
Wali Kelas / Dewan Guru
PKS Humas : M. Yahya, S. Pd. I Hadi
66
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Analisis Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Kepramukaan Kegiatan kepramukaan di SMP Djojoredjo dilaksanakan pada hari sabtu pukul 07.00 WIB sampai 09.00 WIB yang diikuti oleh siswa/siswi kelas VII, VIII dan IX namun untuk kelas IX hanya diikuti pada semester ganjil karena semester genap fokus persiapan Ujian Nasional (UN). Pada kegiatan kepramukaan dimulai sebelum jam 07.00 WIB. Dewan Penggalang (Pengurus Pramuka) dan
Pemimpin Regu (Pinru) sudah sibuk
menyiapkan pasukan dan petugas upacara pembukaan latihan, dengan memeriksa kelengkapan, kerapihan dan mengumpulkan uang kas anggota yang nantinya akan disetorkan kepada Juru Uang (Bendahara) Dewan Penggalang. Setelah pasukan dan petugas upacara siap, maka Pratama (sebagai pemimpin upacara) akan menjemput Kak Pembina untuk memulai upacara. Upacara dimulai dengan pengibaran bendera merah putih, pembacaan pancasila, pengucapan Dasa Darma, sambutan kak Pembina dan terakhir doa. Setelah rangkaian upacara pembukaan latihan selesai, maka Pembina atau Pembina (Pelatih) akan mengevaluasi petugas upacara supaya kedepannya petugas upacara bisa lebih baik. Adapun anggota yang datang terlambat diberikan, tidak memakai atribut lengkap seperti kacu, baret untuk putra, boni untuk putri dan mengobrol saat upacara akan diberikan sanksi. Sanksi yang diberikan pertama berupa teguran, setelah itu diberikan sanksi seperti menyiram tanaman selama tiga hari, menjadi petugas upacara, menghafalkan Undang-Undang. Kepramukaan di SMP Djojoredjo ini bersifat wajib karena tidak hanya sekedar ekstrakulikuler tapi juga intrakulikuler. Seperti halnya mata pelajaran Pramuka juga ada Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Pelaksanaan UTS dan UAS ini tidak hanya di ambil dari materi tetapi juga ada praktek individu maupun regu atau kelompok.
67
a. Nilai-Nilai Dasa Darma dan Implementasinya dalam Kehidupan Seharihari Dasa Darma merupakan pedoman pertama yang harus dipelajari sebagai anggota pramuka. Dari dasa darma, kita dapat menjabarkannya menjadi banyak sikap hidup (pola tingkah laku) sehari-hari, misalnya: 1. Dasa pertama, Takwa kepada tuhan yang Maha Esa. Sikap dalam kehidupan sehari-hari : a. Beribadah menurut agama masing-masing dengan sebaik-baiknya. Dengan menjalankan semua perintah-perintah-Nya serta meninggalkan segala larang-larangan-Nya. b. Patuh dan berbakti kepada orangtua c. Sayang kepada saudara. 2. Dasa kedua, Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Sikap dalam kehidupan sehari-hari : a. Menjaga kebersihan sanggar, kelas dan lingkungan sekolah. b. Ikut menjaga kelestarian alam, baik flora dan faunanya c. Membantu fakir miskin, anak yatim piatu, orangtua jompo. d. Mengunjungi yang sakit. 3. Dasa ketiga, Patriot yang sopan dan kesatria. Sikap dalam kehidupan sehari-hari : a. Mengikuti upacara sekolah atau upacara latihan dengan baik b. Menghormati yang lebih tua dan meyayangi yang lebih muda c. Ikut serta dalam pertahanan bela Negara d. Belajar disekolah dengan baik e. Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. 4.
Dasa keempat, Patuh dan suka bermusyawarah. Sikap dalam kehidupan sehari-hari : a. Mengerjakan tugas-tugas dari guru, Pembina atau orangtua dengan sebaik-baiknya. b. Patuh kepada orangtua, guru dan Pembina. c. Berusaha mufakat dalam setiap musyawarah.
68
d. Tidak mengambil keputusan yang tergesa-gesa, yang didapat tanpa melalui musyawarah. 5.
Dasa kelima, Rela menolong dan tabah. Sikap dalam kehidupan seharihari : a. Berusa menolong orang yang sedang mengalami musibah atau kesusahan b. Setiap menolong tidak meminta pamrih atau mengharap hadiah/ imbalan c. Tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan d. Tidak banyak mengeluh, dan tak mudah putus asa e. Bersedia menolong tanpa diminta.
6.
Dasa keenam, Rajin terampil dan gembira. Sikap dalam kehidupan seharihari : a. Tidak pernah membolos dari sekolah b. Selalu hadir dalam setiap latihan atau pertemuan pramuka c. Dapat membuat berbagai macam kerajinan atau hasta yang berguna d. Selalu riang gembira dalam setiap melakukan kegiatan atau pekerjaan.
7. Dasa ketujuh, Hemat cermat dan Bersahaja. Sikap dalam kehidupan sehari-hari : a. Tidak boros dan bersikap hidup mewah b. Rajin menabung c. Teliti dalam melakukan sesuatu d. Bersikap hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan e. Biasa membuat perencanan setiap akan melakukan tindakan. 8. Dasa kedelapan, Disiplin berani dan setia. Sikap dalam kehidupan seharihari : a. Selalu menepati waktu yang ditentukan b. Mendahulukan kewajiban terlebih dahulu dibanding haknya c. Berani mengambil keputusan d. Tidak pernah mengecewakan orang lain e. Tidak pernah ragu-ragu dalm bertindak.
69
9. Dasa kesembilan, Bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Sikap dalam kehidupan sehari-hari : a. Menjalankan segala sesuatu dengan sikap bersungguh-sungguh b. Bertanggung jawab dalam setiap tindakan. 10. Dasa kesepuluh, Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Sikap dalam kehidupan sehari-hari : a. Berusaha untuk berkata baik dan benar dan tidak pernah berbohong b. Tidak pernah menyusahkan atau mengganggu orang lain c. Berbuat baik kepada semua orang.
Dari penjabaran mengenai dasa darma yang dapat dilakukan pada kehidupan sehari-hari, pendidikan pada Gerakan pramuka banyak menitik beratkan pada perilaku. Perilaku ini juga tidak hanya dilakukan dalam kepramukaan tetapi pada saat berada dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat luas. Selain itu mengajarkan bagaimana pentingnya kebersamaan dengan menumbuhkan rasa gotong royong dan bagaimana bersikap maupun berperilaku yang baik, sopan dan santun.
b. Nilai-nilai pendidikan karakter dan impelementasinya dalam kegiatan kepramukaan Menurut Hudiyono mengatakan bahwa “nilai-nilai pramuka dalam Dasa Darma dianggap telah mencakup seluruh karakter bangsa yang wajib ditanamkan kepada siswa.3” Mengenai pembentukan karakter siswa dalam pendidikan kepramukaan, ada beberapa bentuk atau jenis kegiatan yang dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan kepramukaan. Beberapa kegiatan kepramukaan yang mengarah kepada pembentukan karakter tersebut di antaranya sebagai berikut:
3
Hudiyono.2012. Membangun Karakter Siswa Melalui Profesionalisme Guru dan Gerakan Pramuka. Esensi Erlangga Group.Jakarta
70
1. Karakter Religius Menunjukan sikap patuh dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap ajaran agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Sikap religius yang tertanam dalam diri menjadi salah satu kekuatan yang membentuk sikap dan perilaku. Dari sanalah nilai etik, moral dan spitual tertanam dan berkembang. Contoh di dalam kegiatan Perkemahan Sabtu-Minggu (PERSAMI) siswa dilatih untuk memiliki sikap religius dengan taat menjalankan ibadah seperti tertib dalam sholat berjamaah. Setelah selesai kegiatan perkemahan, bagi yang beragaman Islam siswa diharapkan dapat menjalankan kewajiban shalat 5 waktu dalam kesehariannya, untuk menumbuhkan nilai-nilai moral dan spiritualnya. Sedangkan bagi penganut agama lain, misalnya Kristen, siswa dapat menjalankan kebaktian di gereja serta saling menghargai dan menghormati penganut agama lain.
2. Karakter Jujur Menunjukan perilaku yang didasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat kepercayaan dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Karakter jujur tercermin dari sikap memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar, taat terhadap peraturan dan kesepakatan, berani mengakui kesalahan, bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Perilaku jujur akan memberi rasa aman dan nyaman terhadap dirinya serta terhindar dari rasa bersalah. Contoh siapapun yang salah dalam tepuk pramuka harus mendapat hukuman. Perilaku taat aturan diwajibkan pada anggota pramuka, artinya siswa yang menjadi anggota pramuka pantang datang terlambat dan melanggar aturan sekolah sebagai contoh bagi teman yang lain.
3. Karakter Toleransi Menunjukan sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
71
Karakter toleransi tercermin dari kemampuan belajar mendengar, menghargai, menerima pendapat orang lain, bersikap terbuka, mengutamakan persatuan dan kesatuan, berupaya menjungjung tinggi sikap dan tutur kata, sopan, ramah dan sabar. Contoh kegiatan kepramukaan yang berupa tugas kelompok akan mengantar siswa untuk memiliki kecakapan toleransi dan mengasah siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainya.
4. Karakter Disiplin Menunjukan tindakan yang sesuai dengan tata tertib dan patuh aturan main, serta dapat mengikuti ketentuan yang berlaku. Karakter kedisiplinan tercermin dari perilaku membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggung jawab atas segala tindakan dan perbuatannya. Contoh kegiatan kepramukaan yang mengandung karakter disiplin adalah Peraturan Baris Berbaris (PBB) atau disebut juga keterampilan baris berbaris. Kegiatan ini merupakan kegiatan keterampilan untuk melaksanakan intruksi atau perintah yang berkaitan dengan gerakan-gerakan fisik.
5. Karakter Kerja Keras Menunjukan upaya bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas mengatasi berbagai hambatan, dan dapat mneyelsaikan tugas dengan sebaikbaiknya. Karakter kerja keras tercermin dari kesedian dan keikhlasan menerima tugas, berupaya melatih kompetensi, keterampilan dan pengetahuan baru dengan menjalankan berbagai tugas, tangguh menghadapi tantangan, rintangan dan kesulitan dengan riang gembira. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminkan karakter kerja keras adalah kegiatan Pionering untuk membuat jembatan, tiang bendera, menara ataupun bentuk lainnya. Tanpa adanya kerja keras tidak akan mungkin tercipta sebuah karya yang bagus dan kuat.
72
6. Karakter Kreatif Menunjukan kecakapan berpikir kreatif, melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang dimiliki. Karakter kretif tercermin dari daya piker dan daya nalar yang optimal dalam membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati-hati dalam bertindak, bersikap dan berbicara. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminkan karakter kreatif adalah penggunaan simbol-simbol seperti morse dan smaphore akan mengasah kreatifitas peserta didik. Meraka akan berlatih untuk berkomunikasi dalam bahasa sandi yang tidak banyak diketahui orang. Kegiatan unjuk diri untuk menampilan potensi diri seperti membuat yel-yel, bernyanyi, berpidato dan mengungkapkan pendapat akan merangsang setiap anggota pramuka untuk lebih kreatif.
7. Karakter Mandiri Menunjukan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Karakter mandiri tercermin dari tindakan dan hidup secara mandiri saat menjalankan tugas pribadi, membiasakan diri untuk mengendalikan dan mengatur diri, serta siap mendapatkan tugas untuk keberhasilan masa depan. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter mandiri adalah Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) setiap anggota akan mendapat tugas memasak, mencuci piring, menjaga kebersihan dan kerapiahan tenda.
8. Karakter Demokratis Menunjukan cara berpikir, bersikap, bertindak, menghaegai hak dan kewajiban diri sendiri serta orang lain. Karakter Demokratis tercermin dari sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri, baik dalam hubungan dengan anggota dalam satu kelompok maupun kesatuan kelompok utama. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter demokratis adalah dalam satu regu sedang berdiskusi untuk membuat hasta karya, setiap
73
anggota mengeluarkan pendapatnya maka dipilih suara terbanyak dan disepakati untuk membuat sebuah hasta karya.
9. Karakter Rasa Ingin Tahu Menunjukan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan luas dari sesuatu yang dilihat, didengar dan dipelajari. Karakter rasa ingin tahu tercermin dari upaya mendapatkan pengalaman praktis yang mendorong anggota untuk, menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang berlaku dilingkungan hidup dan lingkungan kepramukaan. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter rasa ingin tahu adalah seorang anggta pramuka mencapai tingkat tertinggi yaitu menjadi seorang Penggalang Garuda, dan ada seorang anggota lain yang ingin sepertinya. Maka munculah rasa ingin tahu yang dapat memotivasi diri, memberi inspirsi, dan mendorong diri untuk lebih baik dan lebih maju.
10. Karakter Semangat Kebangsaan Menunjukan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompok. Karakter semangat kebangsaan tercermin dari ketahanan mental, Moral, sprititual, dan fisik yang berwujud manusia berkepribadian Indonesia. Semangat kebangsaan akan menguat dalam sanubari siswa jika siswa mendapatkan pengetahuan sejarah yang memadai, siswa terlibat dalam kegiatan masyarakat yang dapat membangkitkan empati sosial. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter semangat kebangsaan antara lain menyayikan lagu kebangsaan, diskusi tentang perbaikan bangsa dan baris berbaris.
11. Karakter Cinta Tanah Air Menunjukan cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang menunjukan kesetiaan, kepedulian dan kebanggaan yang tinggi terhadap bahasa, tanah air, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.
74
Karakter cinta tanah air tercermin dari mengapresiasikan karya seni budaya bangsa, siap melakukan apapun demi bangsa dan Negara,dan mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter cinta tanah air melalui tindakan dan kegiatan nyata seperti pentas seni dalam perkemahan yang tiap anggota menampilkan salah tarian atau nyanyian dari salah satu kedudayaan Indonesia.
12. Karakter Menghargai Prestasi Menunjukan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghargai keberhasilan orang lain. Karakter menghargai prestasi tercermin dari perilaku positif dalam menghadapi tantangan, menjalankan tugas dengan hati riang sambil terus berupaya memberikan yang terbaik dari seluruh upaya. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminkan karakter menghargai prestasi adalah memberikan aplaus dan semangat atas keberhasilan tim yang menang dalam kompetisi atau perlombaan antar regu dalam kegiatan latihan.
13. Karakter Bersahabat atau Komunikatif Menunjukan tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Karakter bersahabat atau komunikatif tercermin dari belajar mendengar, menghargai dan menerima pendapat atau gagasan orang lain dan bersikap terbuka. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminkan karakter bersahabat atau komunikatif adalah permainan people to people, ketika disebutkan angka 5 maka tiap anggota mencari 5 orang dan harus mendapat 3 informasi dari tiap orang. Permainan ini mengajarkan anggota untuk berinteraksi menjalin persahabatan dengan orang yang baru.
75
14. Karakter Cinta Damai Menunjukan sikap, perkataan dan tindakan yang membuat orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Karakter cinta damai tercermin dari menjalankan budaya tertib dan disiplin. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter cinta damai adalah mengantri untuk mengambil air saat perkemahan. Jika tidak dilakukan dengan tertib dan disiplin maka akan terjadi keributan.
15. Karakter Gemar Membaca Menunjukan perilaku gemar membaca, meluangkan waktu untuk membaca bacaan yang memberikan pengetahuan, nilai kebijaksanaan dan kebajikan. Karakter gemar membaca tercermin dari menjadikan buku sebgai gudang ilmu pengetahuan, sehingga di manapun siswa berada, selalu ada buku di dekatnya untuk dibaca. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter gemar membaca dan memahami lirik lagu untuk membuat yel-yel regu.
16. Karakter Peduli Lingkungan Menunjukan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan lam yang terjadi. Karakter peduli lingkungan tercermin dari tindakan tidak merusak alam, menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter peduli lingkungan adalah melakukan daur ulang sampah yang di sekolah menjadi barang bernilai manfaat. Selain melakukan daur ulang, paling tidak kita bersedia memilah sampah yang dapat didaur ulang dan memberikannya (menjualnya) kepada para pengumpul daur ulang.
76
17. Karakter Peduli Sosial Menunjukan sikap tidak mementingkan diri sendiri selalu ingin memberi bantuan kepada orang yang membutukan pertolongn. Karakter peduli sosial tercermin dari tindakan kepedulian terhadap orang lain. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter peduli sosial adalah bahu-membahu dalam menyelesaikan tugas dan tantangan regu selama kegiatan perkemahan berlangsung.
18. Karakater Tanggung Jawab Menunjukan sikap bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang diembannya, sehingga menjadi sosok calon pemimpin yang dapat dipercaya. Karakter tanggung jawab tercermin dari tanggung jawab yang diwujudkan dalam kemampuan membuat rencana, mempersiapkan diri dan selanjutnya mengambil tindakan serta keberanian menanggung konsekuensi logis dari tindakan tersebut. Contoh kegiatan kepramukaan yang mencerminakan karakter tanggung jawab adalah dari penyelesaian tugas-tugas dan kewajiban masing-masing anggota yang diemban selama perkemahan berlangsung. Kegiatan Perkemahan Sabtu Minggu (Persami) yaitu kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan secara rutin di arena perkemahan seperti kegiatan keagamaan, olah raga, upacara dan apel, anjangsana, kunjungan pameran aneka game, kuis, dan malam api unggun. Kegiatan kepramukaan yang bersifat Scouting Skill, meliputi: Pioneering, Semboyan dan Isyarat; P3K, Taksir Ukur, Peta dan Kompas. Kegiatan kepramukaan di kajian Pendidikan dan Seni Budaya, meliputi : Diskusi Pendidikan, Pelestarian Budaya Bangsa, Pemutaran Film Pendidikan, Pentas Seni Daerah, Karnaval, Upacara dan Gelar Seni Pembukaan dan Penutupan.
77
Pendidikan kepramukaan merupakan proses belajar mandiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya, meliputi aspek mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik bagi individu maupun sebagai anggota masyarakat maka dibutuhkan suatu Metode/ketentuan khusus yang kita sebut Metode Kepramukaan. Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan yang keterkaitanya keduanya terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan Pramuka. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan harus dilaksanakan secara terpadu, keduanya harus berjalan seimbang dan saling melengkapi. Setiap unsur pada Metode Kepramukaan merupakan subsistem tersendiri yang memiliki fungsi pendidikan spesifik, yang secara bersama-sama dan keseluruhan saling memperkuat dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan kepramukaan. Metode kepramukaan merupakan salah satu cara belajar interaktif progresif melalui: pengamalan Kode Kehormatan Pramuka, Belajar sambil melakukan, sistem beregu, kegiatan yang menantang dan menarik serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani anggota muda, kegiatan di alam terbuka, kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan, sistem tanda kecakapan, sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putrid, kiasan dasar. Dalam pelaksanaan pembelajaran nilai karakter melalui kepramukaan ini tidak jarang ditemui beberapa kendala. Hal tersebut dapat berupa ketersediaan tempat untuk melaksanakan kegiatan secara optimal, kurangnya pembina dalam kegiatan kepramukaan, pengaruh kondisi cuaca yang terkadang menjadi hambatan, dan tidak semua anggota pramuka memiliki minat yang sama setiap harinya. Meski begitu, kegiatan kepramukaan ini telah banyak menunjukkan keefektifannya dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter pada setiap anggota pramuka (peserta didik). Namun, bukan berarti kegiatan sekolah lainnya tidak membantu pembentukan karakter secara efektif. Keseluruhan kegiatan pembelajaran dalam lingkup sekolah juga berusaha untuk menumbuhkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik. Sebab jika hanya
78
mengandalkan kegiatan kepramukaan, maka dikhawatirkan pengembangan nilainilai karakter tidak dapat menjadi budaya dan hanya dalam kegiatan kepramukaan saja. Sehingga perlu adanya kegiatan-kegiatan penunjang lain di sekolah guna meningkatkan dan membiasakan, serta membudayakan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik. Dalam kegiatan pramuka untuk pemberian hukuman atau sanksi bagi para anggota yang melakukan kesalahan dan melanggar aturan, maka bentuk sanksi atau hukuman yang diberikan harus mendidik. Artinya, dalam memberi hukuman pada para anggota pramuka (peserta didik), tidak perlu dengan kekerasan. Hukuman yang diberikan cukup dengan hal-hal yang dapat membangun dan menumbuhkan karakter peserta didik. Misalkan, dengan memberi hukuman menyanyikan lagu nasional, membantu dalam serangkaian upacara pada saat kegiatan pramuka, dsb. Sehingga dalam kegiatan kepramukaan baik itu kegiatan inti maupun pada saat memberikan hukuman pun semua harus berdasarkan nilainilai karakter yang ada. Maka peserta didik akan senantiasa mengetahui, memahami, menyadari bahwasanya setiap kegiatan yang ia lakukan harus berlandaskan pada nilai-nilai karakter.
c. Peranan Guru Dalam Pembelajaran Karakter Melalui Kepramukaan Setelah diuraikan pada pembahasan sebelumnya mengenai pembelajaran nilai-ilai karakter pada kegiatan pramuka (kepramukaan), tentu tidak hanya para pembimbing saja yang berperan dalam membantu peserta didik yang merupakan anggota pramuka dalam pembelajaran karakter. Pada pembelajaran karakter dengan kepramukaan ini, guru diharapakan ikut andil dalam kegiatan tersebut. Dalam lingkungan sekolah guru tidak akan pernah kehilangan perannya. Dalam setiap kegiatan yang merupakan kegiatan akademi sekolah guru yang memiliki wewenang wajib turut serta dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan sesuai program sekolah. Sehingga dalam kaitannya dengan kepramukaan, setiap guru wajib untuk mengikuti. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pramuka tidak lantas diserahkan begitu saja pada para pembimbing kepramukaan melainkan harus dengan pengawasan dari guru.
79
Karena peran guru yang begitu banyak di sekolah, menunjukkan bahwa banyak pula tanggungjawab yang diterima oleh guru. Dalam kepramukaan dapat dimisalkan dengan ketika kepramukaan menyelenggarakan kegiatan berkemah, maka guru harus mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan pada setiap kegiatan dalam rangkaian acara perkemahan, guru juga harus mengikuti dan mengawasi peserta didiknya. Guru juga memiliki peran dan tugas dalam kegiatan upacara saat perkemahan. Salah seorang guru akan bertugas sebagai pemimpin upacara. Tidak sampai pada kegiatan tersebut, pembelajaran yang mengedepankan pendidikan karakter menuntut tenaga pendidik (guru) untuk memiliki dan menumbuhkan nilai-nilai karakter di dalam dirinya. Sehingga, seorang guru akan dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya. Dari hal itulah, guru juga akan lebih mampu mengajarkan nilai-nilai karakter dengan baik kepada peserta didik. Dengan kegiatan kepramukaan ini menjadi salah satu media yang dapat digunakan oleh tenaga pengajar dalam memberikan teladan serta mengajarkan peserta didik dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter beserta aplikasinya secara nyata. Sehingga, akan dapat tercapai pembentukan peserta didik yang berkarakter dan mampu mengaplikasikannya serta membudayakan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai pendidik, keinginan untuk membangun karakter peserta didik dan keinginan untuk menjadikan peserta didik memiliki pengetahuan dan wawasan keilmuan yang luas sangat dilematis. Banyaknya jumlah kurikulum yang harus ditempuh, setiap hari peserta didik menempuh 3-4 mata pelajaran selama 6-7 jam di kelas. Ketika peserta didik memasuki tingkat akhir, dihadapkan pada persiapan Ujian Nasional, hampir seluruh energi dihabiskan dalam mempersiapkan ujian nasional dan tidak ada lagi waktu untuk membentuk dan mengembangkan sikap atau karakter. Siapapun pendidik dan dalam jenjang pendidikan apapun, tidak ada satupun yang menginginkan anak-anaknya gagal dalam Ujian Nasional. Kegiatan ekstrakurikuler menjadi wadah yang tepat dalam pembentukan dan pengembangan karakter. Meskipun sebenarnya beberapa kurikulum telah mempersiapkan peserta didik untuk memiliki karakter yang dipersyaratkan dalam tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan
80
serta Pendidikan Seni dan Olahraga merupakan beberapa kurikulum yang menghendaki peserta didik memiliki kompetensi spiritual, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi emosional secara seimbang. Kompetensikompetensi tersebut merupakan dimensi pembentukan karakter. Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 125/U/2002 tentang Kalender Pendidikan dan Jam Belajar Efektif di Sekolah, Bab V pasal 9 ayat 2, dinyatakan bahwa: Pada tengah semester 1 dan 2 sekolah melakukan kegiatan olahraga dan seni (Porseni), karyawisata, lomba kreativitas atau praktik pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas siswa dalam rangka mengembangkan pendidikan anak seutuhnya. Pada bagian Lampiran Keputusan Mendiknas Nomor 125/U/2002 tanggal 31 Juli 2002 disebutkan: Liburan sekolah atau madrasah selama bulan Ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman, pendalaman dan amaliah agama termasuk kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang bermuatan moral. Dalam Standar Isi Permendiknas nomor 22 tahun 2006 antara lain diatur mengenai struktur kurikulum, bahwa KTSP terdiri atas beberapa komponen, di antaranya pengembangan diri. Berdasarkan Panduan Pengembangan KTSP yang diterbitkan oleh BSNP, antara lain dinyatakan: Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
d. Pembentukan
Karakter
Melalui
Kemampuan
Berorganisasi
di
kepramukaan Kegiatan kepramukaan dapat berhasil menciptakan peserta didik yang berkarakter jika pada proses pendidikannya tidak hanya mengembangan teknik kepramukaan (tekpram) semata, tetapi juga dikembangkan kemampuan, keterampilan dan sikap
81
berorganisasi. Dalam organisasi akan diterapkan prinsip-prinsip manajemen atau pengelolaan
organisasi
seperti
perencanaan
(planning),
pengorganisasian
(organizing), pengarahan/penggerakan (actuacting) dan fungsi pengawasan (controlling). Di samping itu, organisasi juga merupakan sebuah alat atau media kontrol sosial bagi sekolah atau pihak lainnya untuk mengamati sekaligus memantau perkembangan siswa. Pihak sekolah akan dengan mudah memantau perkembangan siswa melalui organisasi artinya, cukup dengan mengelola organisasi maka sejumlah siswa yang menjadi anggota dalam organisasi tersebut dapat dikelola. Kemampuan beroganisasi, kemampuan merencanakan, kemampuan mengorganisasi, kemampuan mengarahkan atau menggerakan, dan kemampuan pengawasan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata selepas siswa meninggalkan lembaga pendidikan. Di rumah tangga, lingkungan masyarakat dan juga lingkungan bisnis, prinsip-prinsip manajemen akan dipergunakan. Kegiatan perkemahan merupakan salah satu bentuk kegiatan kepramukaan yang
belakangan
ini
sudah
jarang
terlihat.
Kondisi
ini
disebabkan
ketidakpercayaan orang tua kepada pengelola satuan gerakan pramuka dan kekhawatiran orang tua kepada putra-putrinya karena jauh dari mereka. Terbentuknya pribadi dan karakter mandiri melalui kegiatan perkemahan merupakan salah satu perwujudan yang dapat dilihat dan diamati oleh siapapun. Pembentukan jiwa yang tangguh, tidak cepat putus asa, kedisiplinan, dan kematangan emosional juga menjadi tujuan dan sasaran kegiatan perkemahan. Di dalam perkemahan, semua kegiatan baik kegiatan pribadi maupun kegiatan kelompok atau regu harus dikelola dan dilakukan oleh pribadi dan regu masingmasing. Jika dalam lingkungan keluarga, kegiatan memasak dilakukan oleh Ibu atau pembantu, maka dalam perkemahan dilakukan oleh regu atau individu yang diberikan tugas. Jika dalam lingkungan keluarga, perlengkapan mandi, pakaian, dan lainnya disiapkan oleh orang tua, maka dalam perkemahan, semua keperluan dan perlengkapan tersebut disiapkan oleh anggota pramuka. Ini merupakan bentuk nyata dari penciptaan kemandirian.
82
Jika keseharian, biasanya peserta didik tidak memiliki program atau kegiatan yang teratur seperti belajar, bermain, nonton tv, dan lain-lain. Maka dalam kegiatan perkemahan, panitia perkemahan telah merancang program yang sangat teratur dari waktu kewaktu dengan kegiatan yang syarat dengan pembentukan pribadi unggul yang harus diikuti dan ditaati setiap anggota pramuka. Ini merupakan bentuk nyata dari penciptaan kedisiplinan. Kecerdasan sosial pun terbentuk dalam kegiatan perkemahan. Dalam Gerakan Pramuka dikenal dengan satuan regu yang terdiri dari sekurangkurangnya 10 orang Pramuka. Ketika program perkemahan diselenggarakan, kelompok dalam satu regu akan berinteraksi untuk mengengelola dan mempersiapkan perkemahan. Sikap saling menghormati antar sesama pramuka, sikap saling menghargai, dan sikap peduli atau empati akan teruji dalam kelompok ini. Pemanfaatan
waktu
menjadi
sangat
efektif
ketika
perkemahan
dilaksanakan. Warga perkemahan menjadi pribadi yang sangat disiplin dan taat terhadap tatatertib yang berlaku. Setiap detik dimanfaatkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, hampir tidak ada waktu luang yang terbuang dengan sia-sia. Tidak hanya kegiatan kepramukaan yang diatur, kegiatan makan, mandi, istirahat dan kegiatan ibadah pun diatur. Ibadah bersama seperti shalat berjamaah, dan shalat malam diatur, dan wajib dilaksanakan oleh setia peserta. Dalam perkemahan pun, disadari ataupun tidak, baik oleh penyelenggara perkemahan maupun kelompok atau regu yang mengikuti perkemahan, sebenarnya
telah melaksanaan
prinsip-prinsip manajemen. Diawali
dari
perencanaan (planning) seperti merancang waktu dan kegiatan, survey awal lokasi perkemahan, menyusun acara perkemahan, merancang job descriftion dan job spesification.
Prinsip
pengorgnisasian
(organizing)
dapat
dilihat
dari
pengalokasian sumber daya, pengalokasian sumber keuangan, penentuan struktur tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing anggota dapat dilihat dalam pengorganisasian perkemahan. Prinsip penggerakan atau pengarahan (actuacting) dapat dilihat dari kemapuan pemimpin regu atau panitia perkemahan dalam mengarahkan anggotanya, dalam menggerakan anggotanya untuk melakukan
83
tugas dan tanggung jawab yang telah diamanatkan kepadanya yang telah tertuang dalam job descriftion. Prinsip pengawasan (controlling) dapat dilihat dari kegiatan panitian atau regu dalam melakukan penilaian terhada kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam penilaian atau evaluasi kegiatan akan diketahui tingkat keberhasilan dari program yang telah dilaksanakan dan penentuan strategi selanjutnya. Jauh sebelum kegiatan perkemahan dilaksanakan, biasanya dibentuk sebuah kepanitiaan yang anggotanya adalah anggota pramuka itu sendiri. Di dalam kepanitiaan pun prinsip-prinsip manajemen atau pengelolaan kegiatan diimplementasikan. Semua kegiatan tersebut, merupakan bentuk nyata dalam pengembangan kepribadian, keterampilan, sikap dan etos kerja yang tinggi. Sikap kemandirian, ulet, kejujuran, kedisiplinan, terbentuknya pribadi yang tangguh, tidak cepat putus asa, berani dan bertanggung jawab akan teruji dan terbentuk dalam kegiatan perkemahan. Berikut ini adalah proses pembentukan nilai karakter yang dilakukan melalui penerapan Dasa Dharma Pramuka di SMP Djojoredjo Pamulang. 1. Nilai Religius: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan selalu membiasakan untuk berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan kepramukaan dilaksanakan; 2. Nilai Jujur: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan memberikan kepercayaan kepada anggota Pramuka dalam menjalankan kegiatan kepramukaan; 3. Nilai Toleransi : Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan membiasakan sikap saling menghargai dan menghormati, teman sesama anggota Pramuka yang berlainan agama, yang sedang menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinanya; 4. Nilai Disiplin: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan datang tepat pada waktunya pada saat kegiatan kepramukaan; 5. Nilai Kerja Keras: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan latihan rutin kepramukaan yang tidak pernah ada hentinya untuk mencapai suatu tujuan, dimana tujuan yang hendak dicapai agar seluruh anggota Pramuka dapat menguasai segala bentuk materi dan latihan yang telah diajarkan oleh pembina dan pelatih Pramuka dengan sebaikbaiknya; 6. Nilai Kreatif: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan
84
selalu mengadakan latihan tali-temali dan pioneering; 7. Nilai Mandiri: Proses pembentukan
nilai
karakter
ini
dilakukan dengan menjalankan kegiatan
kepramukaan yang dilakukan oleh anggota Pramuka itu sendiri berdasarkan prinsip pramuka penegak, bahwa kegiatan kepramukaan dijalankan dan dilaksanakan dari penegak, oleh penegak dan untuk penegak; 8. Nilai Demokratis: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan musyawarah Ambalan pada setiap tahunnya, yang dihadiri oleh seluruh anggota Pramuka; 9. Nilai Rasa Ingin Tahu: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan jelajah alam; 10. Nilai Semangat Kebangsaan: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan melakukan kegiatan latihan upacara bendera di Gugus depan; 11. Nilai Cinta Tanah Air: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mewajibkan seluruh anggota Pramuka untuk mengikuti kegiatan upacara bendera yang dilaksanakan untuk memperingati hari-hari besar Nasional; 12. Nilai Menghargai Prestasi: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada seluruh anggota Pramuka untuk selalu menghormati dan menghargai keberhasilan yang berhasil diraih oleh orang lain; 13. Nilai Bersahabat dan Komunikatif: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan memberikan materi mengenai perilaku sopan santun dan tata krama kepada seluruh anggota Pramuka; 14. Nilai Cinta Damai: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan membiasakan sikap saling menghargai dan saling menghormati antar sesama anggota Pramuka; 15. Nilai Gemar Membaca: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan memberikan perintah kepada seluruh anggota Pramuka untuk mencari dan membaca materi kepramukaan yang masih belum dipahami, dengan mencari dan membaca dari berbagai macam sumber bacaan; 16. Nilai Peduli Lingkungan: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan bersihbersih lingkungan; 17. Nilai Peduli Sosial: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan bakti sosial pada saat bertepatan dengan bulan suci Ramadhan; 18. Nilai Tanggung Jawab: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan serah terima jabatan
85
yang dilakukan pada setiap tahunnya; 19. Nilai Tabah: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan melalui ujian mental, ujian kedisiplinan dan pensucian diri yang dilakukan pada saat kegiatan penerimaan tamu Ambalan; 20. Nilai Gembira: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan selalu bertepuk Pramuka dalam setiap kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan dan menyanyikan yel-yel Pramuka pada saat kegiatan perkemahan; 21. Nilai Hemat: Proses pembentukan nilai karakter ini dilakukan dengan membayar iuran rutin kepada Gugus depan, pada setiap kali ada kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan.
86
2. Analisis Hasil Penelitian a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel X Variabel X
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Y Variabel Y
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ket Valid Drop Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari hasil uji validitas X dan Y yang masing-masing terdiri dari 10 soal terdapat satu soal drop yaitu no 8 pada uji validas X dan satu soal drop yaitu no 2 pada uji validitas Y.
87
1. Analisis Uji Validitas Instrumen Untuk mengetahui apakah setiap skor butir dalam instrumen pertanyaan valid atau tidak maka perlu dilakukan pengujian validitas. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir (X) dengan skor total (Y), bila hasil korelasi tiap butir instrumen tersebut positif dan sebesar 0,3 ke atas maka dapat dinyatakan bahwa butir instrumen tersebut valid, begitupun sebaliknya. Contoh : Untuk uji validitas butir 1 variabel x digunakan rumus : ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) +* ∑
√* ∑
(∑ ) +
Keterangan: X : Skor jawaban untuk pertanyaan butir 1 Y : Jumlah Skor jawaban dari 10 pertanyaan. ∑X = 161
∑X² = 495
∑Y = 1642
∑Y² = 48104
∑ √* ∑ (
) (
) ( ) +*
)(
√(
√(
√
∑
∑
(∑ ) +* ∑ (
√*
∑ XY = 264.362
)(
)
)( (
(∑ ) + )
) (
) +
)
88
Dari perhitungan di atas, untuk pertanyaan butir 1 Variabel X, besarnya r_hitung adalah 0,327, hal ini berarti r_hitung > r_tabel ( 0,327 > 0,259 ). Ini berarti pertanyaan pada butir 1 Variabel X dinyatakan valid. Perhitungan ini dilakukan seterusnya sampai pertanyaan butir 10. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Rumus Spearman-Brown : (
)
(
)
Dari perhitungan di atas, menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh lebih besar dari r tabel yaitu 0,605 > 0,259 yang masuk kedalam kategori sedang, hal ini berarti bahwa instrumen pengaruh pembinaan kepramukaan terhadap pendidikan karakter yang diuji bersifat reliabel.
a. Uji Normalitas Data Penelitian Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan peneliti memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan distribusi teoritik. Dalam kasus ini, distribusi normal. Dengan kata lain, apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji liliefors dan Uji normalitas Galat Taksiran. Adapun Hasil perhitungan uji normalitas dengan uji Liliefors, yang peneliti analisis dapat dilihat pada table 4.5 sebagai berikut:
89
Tabel 4.11. Uji Normalitas Variabel X
Interval Skor (X ) 16 19 22 25 28 31
-
18 21 24 27 30 33 Jumlah
2
Xi
fi
fi Xi
Xi
17 20 23 26 29 32
1 8 10 14 19 5 57
17 160 230 364 551 160 1482
289 400 529 676 841 1024 3759
MAX MIN Rentang (R) Banyak Kelas Interval (K) Pembulatan (K) Panjang Kelas Interval (P) Pembulatan (P)
2
fk
289 3200 5290 9464 15979 5120 39342
1 9 19 33 52 57
fi Xi
32 17 14 6,794387 6 2,333333 3
Mean Kelas Modus B P b1
26 29-31 27,5 3 5
b2 Mo Median S
14 28,2895 26,5357 3,80319
90
Tabel 4.12. Analisis Hasil Uji Normalitas Variabel X No
Nilai
Fi
Fk
Xi.Fi
Xi.Fi/∑Fi
Fi (Xi - Xbar)²/n-1
Z
Ztabel
F(Zi)
S(Zi)
I F(Zi) - S(Zi) I
17 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 1 3 4 2 5 3 5 2 7 11 5 3 5
1 2 5 9 11 16 19 24 26 33 44 49 52 57
17 19 60 84 44 115 72 125 52 189 308 145 90 155
0,2982 0,3333 1,0526 1,4737 0,7719 2,0175 1,2632 2,1930 0,9123 3,3158 5,4035 2,5439 1,5789 2,7193
1,4072 0,8446 1,8504 1,6991 0,5369 0,7391 0,1888 0,0687 0,0005 0,1576 0,8852 0,8707 0,9106 2,3431
-2,51 -1,94 -1,66 -1,38 -1,10 -0,81 -0,53 -0,25 0,03 0,32 0,60 0,88 1,17 1,45
0,4940 0,4738 0,4515 0,4162 0,3643 0,2910 0,2019 0,0987 0,0120 0,1255 0,2258 0,3106 0,3790 0,4265
0,0060 0,0262 0,0485 0,0838 0,1357 0,2090 0,2981 0,4013 0,5120 0,6255 0,7258 0,8106 0,8790 0,9265
0,0175 0,0351 0,0877 0,1579 0,1930 0,2807 0,3333 0,4211 0,4561 0,5789 0,7719 0,8596 0,9123 1,0000
0,0115 0,0089 0,0392 0,0741 0,0573 0,0717 0,0352 0,0198 0,0559 0,0466 0,0461 0,0490 0,0333 0,0735
Jumlah
57
1475
25,8772
12,5025
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
0,0741
Keterangan : Standar Deviasi
=
3,5359
L hitung
=
0,0741
L tabel
=
0,1174
L hitung < L tabel data berdistribusi normal Tabel 4.5 menunjukan Lhitung = 0.0741 dengan N = 57 siswa dan taraf signifikansi α = 0.05 maka Ltabel = 0.1174. Hal tersebut menunjukan bahwa Lhitung ≤ Ltabel, sehingga H0 diterima dan Data Variable X berdistribusi normal.
91
Tabel 4.13 Uji Normalitas Variabel Y No
Nilai 14
Fi 2
Fk
Xi.Fi
Xi.Fi/∑Fi
Fi (Xi - Xbar)²/n-1
Z
Ztabel
F(Zi)
S(Zi)
I F(Zi) - S(Zi) I
1
1
28
0,4912
2,9723
-2,11
0,4826
0,0174
0,0175
0,0001
2
15
1
2
15
0,2632
1,1782
-1,88
0,4699
0,0301
0,0351
0,0050
3
16
2
5
32
0,5614
1,8119
-1,65
0,4505
0,0495
0,0877
0,0382
4
17
1
6
17
0,2982
0,6694
-1,42
0,4222
0,0778
0,1053
0,0275
5
18
1
7
18
0,3158
0,4686
-1,19
0,3830
0,1170
0,1228
0,0058
6
19
2
9
38
0,6667
0,6071
-0,95
0,3289
0,1711
0,1579
0,0132
7
20
9
18
180
3,1579
1,5673
-0,72
0,2642
0,2358
0,3158
0,0800
8
21
4
22
84
1,4737
0,3219
-0,49
0,1878
0,3122
0,3860
0,0738
9
22
1
23
22
0,3860
0,0225
-0,26
0,1026
0,3974
0,4035
0,0061
10
23
6
29
138
2,4211
0,0016
-0,03
0,0080
0,4920
0,5088
0,0168
11
24
4
33
96
1,6842
0,0550
0,20
0,0793
0,5793
0,5789
0,0004
12
25
8
41
200
3,5088
0,5034
0,43
0,1664
0,6664
0,7193
0,0529
13
26
2
43
52
0,9123
0,2957
0,67
0,2486
0,7486
0,7544
0,0058
14
27
8
51
216
3,7895
2,1475
0,90
0,3159
0,8159
0,8947
0,0788
15
28
2
53
56
0,9825
0,8495
1,13
0,3708
0,8708
0,9298
0,0590
16
30
2
55
60
1,0526
1,6891
1,59
0,4441
0,9441
0,9649
0,0208
17
33
2
57
66
1,1579
3,4842
2,29
0,4890
0,9890
1,0000
0,0110
Jumlah
57
1318
23,1228
18,6454
Standar Deviasi
=
4,3180
L hitung
=
0,0800
L tabel
=
0,1174
0,0800
L hitung < L tabel data berdistribusi normal Tabel 4.5 menunjukan Lhitung = 0.0800 dengan N = 57 siswa dan taraf signifikansi α = 0.05 maka Ltabel = 0.1174. Hal tersebut menunjukan bahwa Lhitung ≤ Ltabel, sehingga H0 diterima dan sampel Data Variabel Y berdistribusi normal.
92
Tabel 4.14. Analisis Hasil Uji Normalitas Variabel Y
Interval Skor (X ) 13 17 21 25 29 33
-
16 20 24 28 32 36 Jumlah
Xi
fi
14,5 18,5 22,5 26,5 30,5 34,5
5 13 15 20 2 2 57
fi Xi
Xi
2
fi Xi
2
72,5 210,25 1051,25 240,5 342,25 4449,25 337,5 506,25 7593,75 530 702,25 14045 61 930,25 1860,5 69 1190,25 2380,5 1310,5 3881,5 31380,3
MAX MIN Rentang (R) Banyak Kelas Interval (K) Pembulatan (K) Panjang Kelas Interval (P) Pembulatan (P)
33 14 19 6,794387 6 3,166667 4
Mean Kelas Modus B P b1
22,9912 29-31 28,5 4 -18
b2 Mo Median S
0 32,5 23,6 4,72502
fk 5 18 33 53 55 57
Tabel 4.15 Kelas Interval Variabel X dan Y No.
(X)
Ni
(Y)
X2
Y2
XY
∑(∑(Y)2-(∑(Y)2/Ni)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
17 19 20 20 20 21 21 21 21 22 22 23 23 23 23 23 24 24 24 25 25 25 25 25 26 26 27 27 27 27 27 27 27 28
1 1
23 21 20 16 20 14 22 18 14 20 20 25 20 27 21 27 20 27 27 23 25 25 26 16 23 15 20 28 30 21 20 28 30 17
289 361 400 400 400 441 441 441 441 484 484 529 529 529 529 529 576 576 576 625 625 625 625 625 676 676 729 729 729 729 729 729 729 784
529 441 400 256 400 196 484 324 196 400 400 625 400 729 441 729 400 729 729 529 625 625 676 256 529 225 400 784 900 441 400 784 900 289
391 399 400 320 400 294 462 378 294 440 440 575 460 621 483 621 480 648 648 575 625 625 650 400 598 390 540 756 810 567 540 756 810 476
0 0
3
4
2
5
3
5
2
7
11
10,6667
44
0
44
32,6667
66
32
133,429
142,909
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
28 19 28 24 28 27 28 27 28 23 28 20 28 19 28 24 28 27 28 27 29 24 29 25 29 5 25 29 24 29 25 30 25 30 3 26 30 25 31 23 31 33 31 5 21 31 23 31 33 1475 57 1318 Keterangan : a = 9,379 b = 0,5311 Lhit 0,0800 L tabel 0,1174 JK(a) = 30475,860 JK(b/a)
= 197,503
JK(res) JK(E) JK(TC) S2 res
= 846,638 = 646,738 = 199,900 = 15,393
S2 TC 2
S E Jktotal (t)
= 3,635 = 11,346 = 31520
784 784 784 784 784 784 784 784 784 784 841 841 841 841 841 900 900 900 961 961 961 961 961 38869
361 576 729 729 529 400 361 576 729 729 576 625 625 576 625 625 676 625 529 1089 441 529 1089 31520
532 672 756 756 644 560 532 672 756 756 696 725 725 696 725 750 780 750 713 1023 651 713 1023 34478
1,2
0,66667
139,2
646,738
Dengan menggunakan program exel diperoleh persamaan regresi, dengan koefisien a = 9.379 dan b = 0,5311. Sehingga persamaan regresi yang dibentuk yaitu Y = 9.379 + 0,5311 X1. Lebih lanjut berdasarkan uji kenormalan galat data diperoleh L hitung sebesar 0,0800 sedangkan L tabel (db=41 dan α = 5%) = 0,1174. Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas didapat harga Liliefors hitung sebesar 0,0800, sedangkan harga Liliefors tabel pada = 5% dengan dk = 57 yaitu sebesar 0,1174. Dengan demikian Lo < Lt yaitu 0,0800 < 0,1174, hasil ini dapat disimpulkan bahwa skor galat taksiran Y atas X berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji t (Uji Korelasi) Setelah dilakukan uji validitas, reabilitas, dan normalitas variabel Pembinaan Kepramukaan ( X ) Pendidikan Karakter ( Y ) dan terbukti bahwa keduanya valid dan realibel, maka dapat digunakan sebagai alat pengukuran penelitian. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar korelasi yang terjadi antara variabel X dan Y maka dilakukan analisis korelasi dengan cara mencari besarnya koefisien korelasi (rxy) antara pembinaan kepramukaan dan Pendidikan Karakter. Koefisien korelasi menunjukkan derajat atau hubungan erat antar dua variabel, dimana besarnya r dapat dinyatakan dalam batas interval -1 ≤ r ≤ 1, dengan arah dinyatakan dalam positif atau negatif. Nilai r dicari dengan rumus korelasi product moment. Berikut ini urutan cara perhitungan besarnya rxy
Tabel 4.16 Uji t No.
X
X2
Y
Y2
XY
1 2 3 4 5 6
24 23 23 28 29 28
576 529 529 784 841 784
20
19
400 625 400 289 576 361
480 575 460 476 696 532
7
21
441
14
196
294
8
27
729
20
400
540
9
27
729
28
784
756
10
29
841
25
625
725
11
27
729
30
900
810
12
23
529
27
729
621
13
31
961
23
529
713
14
31
961
33
1089
1023
15
28
784
24
576
672
16
24
576
27
729
648
17
22
484
20
400
440
18
28
784
27
729
756
19
28
784
27
729
756
20
20
400
20
400
400
21
30
900
25
625
750
22
31
961
21
441
651
23
21
441
22
484
462
24
26
676
23
529
598
25
25
625
23
529
575
26
25
625
25
625
625
27
23
529
21
441
483
28
17
289
23
529
391
29
25
625
25
625
625
30 31
20 29
400 841
16 25
256 625
320 725
25 20 17 24
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 Σ
30 28 19 26 25 21 27 28 25 29 28 21 27 27 29 27 23 31 31 28 24 22 28 28 20 30 1475
900 784 361 676 625 441 729 784 625 841 784 441 729 729 841 729 529 961 961 784 576 484 784 784 400 900 38869
26 23 21 15 26 18 21 20 16 24 19 14 20 28 25 30 27 23 33 24 27 20 27 27 20 25 1318
676 529 441 225 676 324 441 400 256 576 361 196 400 784 625 900 729 529 1089 576 729 400 729 729 400 625 31520
780 644 399 390 650 378 567 560 400 696 532 294 540 756 725 810 621 713 1023 672 648 440 756 756 400 750 34478
Keterangan : Ŷ = a + bX a = 9,378871404 , b = 0,53112158, X = 1475 Perhitungan Korelasi (rxy)
: 0,434917679
Dari perhitungan Uji Korelasi dan Regresi di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,434. Seperti yang tertera pada tabel internal nilai koefisien korelasi, jika nilai r > 0 dan apabila interval koefisien korelasi berada pada nilai 0,60 – 0,799 maka hal ini menunjukkan bahwa antara Pembinaan Kepramukaan (X) dengan Pendidikan Karakter (Y) terdapat pengaruh yang sedang dan positif. Kemudian untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap Y, dicari koefisien determinasi (KD) KD
= r² x 100% = (0,434)² x 100% = 0,1892 x 100% = 18,92 %
Koefisien Determinasi (r2)
: 0,189153387
KD
: 18,92%
Keberartian Koefisien Determinasi (t) : 35,81946153
Dari perhitungan koefisien determinasi di atas diperoleh nilai sebesar %. Hal ini menunjukkkan bahwa besarnya kontribusi yang diberikan oleh varibel x yaitu Pembinaan Kepramukaan terhadap variabel Y : Pendidikan Karakter adalah sebesar 35,8%. Sedangkan sisanya 64.2% dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk mengetahui apakah Pembinaan Kepramukaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pendidikan Karakter Siswa maka dilakukan uji signifikansi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
√ √
² √
√
√ √
= 3.97 Sedangkan t_tabel dicari dengan menggunakan rumus: t_tabel = t (α) (n-2) = t (0,05) (57-2) = 2.75 Kriteria pengujian : jika t_hitung > t_tabel maka korelasi X dan Y adalah signifikan (data sampel dapat digenaralisasikan ke data populasi). Berdasarkan perhitungan diatas, dengan ketentuan α = 0,05; dk = n – 2 = 57 – 2 = 55, sehinggadi dapat t_tabel = 2.57. Ternyata t_hitung lebih besar dari t_tabel atau 3.97 > 2.57 maka signifikan artinya terdapat pengaruh antara Pembinaan Kepramukaan (X) dengan Pendidikan Karakter (Y). Pengaruh Pembinaan Kepramukaan yang diterapkan pada siswa terhadap Pendidikan Karakter sebesar 35,81 %. Hal ini menunjukkan bahwa Pembinaan Kepramukaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendidikan karakter siswa. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas dan wawancara, kepramukaan di SMP Djojoredjo merupakan pembelajaran wajib tidak hanya teori tapi juga praktek yang akhirnya akan dievaluasi melalui Ujian Tengan Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Kegiatan Kepramukaan juga berpengaruh positif hal dapat terlihat dari perilaku siswa diantaranya siswa menjadi disiplin, rapih dalam berpakaian, saat upacara siswa kelas IX sudah bisa merapihkan barisan tidak hanya kelasnya tapi juga kelas VIII dan VII. Maka
dapat disimpulkan terdapat pengaruh dan signifikan antara Pembinaan Kepramukaan dan Pendidikan karakter pada siswa SMP Djojoredjo. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya lihat di bab 2, hasil penelitian Kaisah dengan judul skripsi “Peranan Pendidikan Kepramukaan dalam membentuk kepribadian siswa di SD At-Taqwa Rawajawali Selatan VI, Jakarta Pusat” Dalam skripsinya Kaisah menyatakan bahwa setelah mengikuti pendidikan kepramukaan siswa lebih mandiri dalam melakukan kegiatan apapun, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, khususnya lingkungan rumah. Dalam mengikuti pendidikan kepramukaan siswa sudah mulai terbiasa dengan alam terbuka, mereka lebih kreatif, inovatif dan mandiri dalam melaksanakan kegiatan apapun. Dalam melakukan kegiatan kepramukaan, dampak sangat positif bagi siswa, siswa lebih mengenal jiwa nasionalisme yang lebih tinggi ketika mengikuti kegiatan pramuka, siswa lebih mengenal rasa tanggungjawab terhadap sesama, dan siswa mempunyai jiwa rasa percaya diri yang lebih baik.4 Adapun teori yang mendukung hasil penelitian ini membuktikan teori dari bab 2
yaitu Thomas Lickona, mendefinisikan pendidikan karakter adalah
pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.5
4
Kaisah,”peranan pendidikan kepramukaandalam membentuk kepribadian siswa”, skripsi pada sarjana Stara I uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, hal.51, tidak dipublikasikan. 5 Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Jakarta, Alfabeta, 2012.Cet.II.Hal 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan uji korelasi dan regresi Dari perhitungan Uji Korelasi dan Regresi di atas diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,434. dengan ketentuan α = 0,05; dk = n – 2 = 57 – 2 = 55, sehingga didapat t_tabel = 2.75. Ternyata t_hitung lebih besar dari t_tabel atau 3.97 > 2.75 Pengaruh Pembinaan Kepramukaan yang diterapkan pada siswa terhadap Pendidikan Karakter sebesar 35,81 % dan 64,19 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini menunjukkan bahwa Pembinaan Kepramukaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendidikan karakter siswa SMP Djojoredjo. Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan. Melalui kegiatan pendidikan kepramukaan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan spiritual dan intelektual, keterampilan, dan ketahanan diri yang dilaksanakan melalui metode belajar interaktif dan progresif. Gerakan pramuka sebagai salah satu organisasi yang tetap konsisten dengan karakter bangsa tentu memiliki pola pembinaan yang terstruktur dan berimbang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Pembentukan jiwa yang tangguh, tidak cepat putus asa, kedisiplinan, dan kematangan emosional juga menjadi tujuan dan sasaran dalam kegiatan gerakan kepramukaan.
B. Saran 1. Guru sebagai pembina dalam pendidikan kepramukaan hendaknya memahami bahwa praktek penghayatan melalui kegiatan kepramukaan merupakan satu hal yang penting, karena inilah awal yang menentukan keberhasilan dalam rangka pembentukan karakter peserta didiknya. 101
102
2. Pembina pramuka diharapkan mampu menggali lebih dalam tentang metode pendidikan kepramukaan dalam rangka pembentukan karakter siswa yang sesuai dengan jati diri bangsa, namun ada hal lain yang juga sering kita lupakan bahwa kepiawaian, kesungguhan dan ketulusan hati seorang pembina juga memegang peranan penting. Karena ketulusan seorang pembina dapat menimbulkan aura tersendiri yang juga akan mewarnai peserta didiknya. 3. Pembina pramuka seharusnya dapat berhasil menciptakan peserta didik yang berkarakter jika pada proses pendidikannya tidak hanya mengembangkan teknik
kepramukaan
(tekpram)
semata,
tetapi
sarankan
juga
mengembangkan kemampuan, keterampilan dan sikap berorganisasi.
dapat
100
DAFTAR PUSTAKA
Alimron M, “Peran kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan dalam mengembangkan bakat kepemimpinan siswa SLTP Dahlia, Pondok-Pucung-Pondok Aren.” Skripsi pada Sarjana Stara I uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2008, Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014 Arif Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Nasional,1982
Surabaya: Usaha
Bambang Trim, Meng-Instal Akhlak Anak, Jakarta : PT Grafindo Media Pratama, 2008 Departemen Pendidikan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Dwinanto Yuwono, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2007, dengan judul “ Pendidikan Keterampilan Gerakan Pramuka Satuan Karya Bakti Husada ( Tinjauan Pendidikan Islam)”. Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, Jakarta, Alfabeta, 2012 Hadeli, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Quatum Teaching, 2007 Hudiyono.. Membangun Karakter Siswa Melalui Profesionalisme Guru dan Gerakan Pramuka. Esensi Erlangga Group.Jakarta, 2012 Kaisah,”peranan pendidikan kepramukaandalam membentuk kepribadian siswa”, skripsi pada sarjana Stara I uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012 Kesuma Dharma, Cepi Triatna dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Pendidikan Nilai Gerakan Pramuka,Jakrta: Pustaka Tunasmedia,2007 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga, 2011
101
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Penggalang, 2011 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Penegak, 2011 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Syarat Kecakapan Umum Penggalang,2011. Lestyarini Dyah, “Analisis Kompetensi Pembina Pramuka Di Jakarta Pusat” Tesis pada Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012 Muhaimin Azzet Ahmad, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesi, Jakarta, ArRuzz Media, 2011
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta, PT Bumi Aksar, 2013 Q-aness
bambang,
hambali
adang,
pendidikan
karakter
berbasis
al-
quran,Bandung:Refika Offset,2008
Salahudin Annas dan Alkrienciehie irwanto, Pendidikan Karakter, Bandung, CV Pustaka Setia, 2013 Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2011 Siti Paringsih,“ Pendidikan Pada Kegiatan Kepramukaan Di Gugus Depan 11.03311.034 Universitas Lampung” Tesis pada Pascasarjana Universitas Lampung, 2009 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,Bandung,Alfabeta,2014 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&D, , Alfabeta, Bandung, 2012 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta, 1998, Ed. Revisi Sunardi Andri Bob, BOYMAN Ragam Latihan Pramuka, Bandung, Nuansa Muda, 2013
102
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kualitatif: Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, Jakarta: Bumi Aksara, 2013 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2011 Zubaedi. Konsep Pendidikan Karakter.Jakarta, Kencana, 2013
LAMPIRAN-LAMPIRAN
r
r
._I
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
I
No. Dokumen
Tgl. Terbit I No. Revisi:
FORM (FR)
:
FITK-FR-AKD-081
1 Maret 2010
(
I Hal
JL if. H. Juanda No 95 Cipuiat 15412 Indonesia
:
:
01 1/1
. SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/Q,?c2015 Lamp. Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 02 Februari 2015
Kcpada Yth.
1. M. Noviadi Nugroho, M.Pd 2. Anissa Windarti, M.Sc Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U1N Syarif Hidayatullah Jakarta. Assa/aniu 'alaikwn wr.wb.
Dcrigan mi diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/Il (matcri/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM
Mamay Sholihat : 1110015000011 I'endidikan IPS/ 9 Jurusan/Seinester Judul Skripsi
Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pembinaan Kepramukaan 1)1 SMP Djojoredjo Pamulang.
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 2 I November 2014, abstraksi/ouiline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tcrscbut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing rnenghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi mi diharapkan selesal dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang sclama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kcrja sarna Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu 'alaikum wr. wb.
S 4,
': -\-
Tembusan: I. Dckan FITK 2. Mahasiswa ybs.
\
Purwanto, M.Pd 130424200811012
:
KEMENTERIAN AGAMA I UIN JAKARTA
FORM (FR)
FITK
I No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082 TgI. Terbit : I Maret 2010 01 No. Revisi; i/l Hal :
AJr. H. Juénda No 95 Ciputat 112 !flsia
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Jakarta, 28 Agustus 2015
Nomor: Un.01/F.1/KM.01.3/ ........ /2015 Lamp. : Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth. Kepala SMP Djojoredjo di Tempat Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
: Mamay Sholihat
NIM
:1110015000011
Jurusan Semester Judul Skripsi
:
:
:
Pendidikan IPS XI (Sebelas) Pendidikan Karakter Siswa melalui Pembinaan Kepramukaan di SMP Djojoredjo Pamulang
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin. Untuk itu kami mohon Bapak/Ibu dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum wr. wb.
kt
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
U
W
lrlyvañ;Purwanto, M.Pd -197D424 200801 1 012
1. ri 1. EILJfJ. I IJtJ JtJ J1SJJJtJ J
-
SMP DJOJOREDJO SK. NO. 720IIO2IKEWEI-88 NDS, No. B. 04052028 NSS. No. 202 280309005
(5
-It
Tep. 021-7429078 E-mad: mpdjoxeo45nl.com
SURAT KETERANGAN 423.5/421 .3/059/SMP-DJRJS.PB/ IX- 25/2015 ang bertanda tangan di bawah
mi:
Nama
: Dra. Hj. Tri Tjiptaning Lestari
Jabatan
: Kepala SMP DJOJOREDJO
Alamat
: Ji. Beringin No. 45 Pamulang Barat; Kee. Pamulang Kota Tangerang Selatan - Banten
Ienerangkan bahwa nama tersebut dibawah
mi:
Nama
: Mamay Sholihat
NIM
: 1110015000011
Semester
: XI (sebelas)
Jurusan
: Pendidikan IPS
Fakultas
: Ilmu Tarbiah & Ilmu Keguruan
Universitas
: UIN Syarif Hidayatullah Ciputat - Kota Tangerang Selatan
Judul Skripsi
: Pendidikan karakter siswa melalui pembinaan Kepramukaan.
ahwa yang bersangkutan telah melaksanakan penelitian di SMP Djojoredjo selama 1 Bulan, an pada saat surat
mi dikeluarkan, yang bersangkutan telah melaksanakan tugas dan tanggung
wabnya dengan baik. emikian surat keterangan
mi kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Paniulang, 26 September 2015 SMP DJOJOREDJO so? so
'J4 NG
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Mamay Sholihat
NIM
:1110015000011
Jurusan
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi
: Pendidikan Karakter Melalui Pembivaan Kepramukaan Di SMP Djojoredjo Painulang
Pembimbing I
: M. Noviadi Nugroho, M.Pd
Pembimbing II
: Annisa Windarti, M.Sc
Referensi BAB I
No.
1.
ZubaediDëãiWPi.ñdJthkanKarakter:Konsep dan Aplikasinya dalarn Lembaga Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2011 ,h.6
2.
Muhaimin Azzet Ahmad, Urgensi Pendidikan Karakier Di Indonesi, Jakarta, Ar-Ruzz Media, 2011, Cet. 1 .Hal. 12
•
Bambang Trim, Meng-Instal AkhlakAnak, Jakarta: PT Grafindo Media Pratama, 2008, h.16
•
Sunardi Andri Bob, BOYMANRagam Latihan Pramuka, Bandung, Nuansa Muda, 2013, Cet.8.Hal.10
5.
Jbid.Hal.12
Referensi BAB 11
Paraf Dosen PeJflbimbiflg
-
1
2
•
Departemen Pendidikan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 389.
•
Q-aness bambang, hambali adang, pendidikan karakter berbasis al-quran,Bandung:Refika Offset. Hal. 107
3.
•
Samani, Muchias dan Hariyanto. Konsep dan Model Karakter. Pendidikan Remaja Bandung:PT Rosdakarya.201 1.Cet.I. hal. 43 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta, PT Bumi Aksar, 2013. Cet. III. Hal. 3
S.
Samani, Muchias dan Hariyanto. Konsep dan Model Remaja Karakter. Bandung:PT Pendidilcan Rosdakarya.2011.Cet.1. hal. 43
6.
Ibid. ha144
•
8
-
A,
GunawanHe, Pendidikan Karaer Konsep don Implernentasi, Jakarta, Alfabeta, 2012.Cet.II.Hal 23 Konsep Zubaedi. Pendidikan Kencana, 2013.cet.III.Hal.16
Karakter.Jakarta,
9.
Salahudin Annas dan Alkrienciehie irwanto, Pendidikan Karakter, Bandung, CV Pustaka Seth, 2013. Cet. I. Hal.
10.
ibid. Hal. 104
Gunawan Hen, Pendidikan Karakier Konsep dan Iniplem enlasi, Jakarta, Alfabeta, 2012.Cet.II.Hal.35
12.
-
Kesuma Dhanna, Cepi Triatna dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praklik di Sekolah, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011. Cet.l.hal.1 1
-
13.
JIbid. hal 13
14
Pendidikan Konsep Zubaedi, Kencana, 2013.cet.III.HaL144
15.
Ibid. hal]65
16.
Ibid. hal 173
17
Pendidikan Karalder Konsep dan Gunawan Hen, Impleinenlasi, Jakarta, Alfabeta, 2012.Cet.II.Hal.259
18.
Ib id. hal 265
Karakter. Jakarta,
V IA
Lf
-
e-47
Aian Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal 7
20.
Ibid. hal 25
21. Ibid. hal7
22
Bob Sunardi Andri, Boy Man Ragam Latihan Prarnuka,Bandung,Nuansa Muda,2013, cet VIII.hal 4
23
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal 8 Ibid. h.29
24.
OPIN
/dV
25.
Ibid.ha128
26.
Ibid.hal
27
8
Bob Sunardi Andri, Boy Man Ragam Latihan Pramuka, Bandung,Nuansa Muda,2013, cet VIII.hal. 87
28
Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.28
29.
Ibid.ha129
30
Ibid.hal.33
31.
Ihid.ha134
32.
Ibid.ha135
33.
Ibid. hal 36
Anggaran Dasar da Anggaran Rurnah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.9
35.
Ibid.hal3O
36.
Kwartir Nasional Gerakan Prarnuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Urnum Siaga, 2011.hal.3
c-4
4 4
37.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Uinum Penggalang, 2011 .hal.3
38.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Penyelesaian Sya rat Kecakapan Umum 2011 .hal.3
Panduan Penegak,
•
Bob Sunardi Andri, Boy Man Ragam Latihan Pramuka,Bandung,Nuansa Muda,2013, cet VII1.hal. 10
•
Anggaran Dasar da Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.31
40
41.
Ibid. ha132
42.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Pendidikan Ni/al Gerakan Pramuka,Jakrta: Pustaka Tunasmedia,2007, hal.]3
•
7jgaranDasar dan Anggaran Rumah Tangga, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014.hal.38
A7
-
7V4
77i4_'
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Syarat Kecakapan Umum Penggalang,201 1 .hal.4
45.
Ibid. häl.11
46.
Ibid. hal.12
47.
Ibid. hal.13
4 FA-
Alimron "Peran kegiatan ekstrakullkuler M, kepramukaan dalam mengembangkan ba/cat 48 kepemimpinan siswa SUP Dahlia, Pondok-.Pucung________ Pondok Aren." S/&ipsi pada Sarjana Stara I uin Syarif
4-
7xot
-,
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2008, hal.72, tidak dipublikasikan.
4
Kaisah,'peranan pendidikan kepramukaandalarn membentuk kepribadian sisiva ", skripsi pada sarjana
49
Stara I uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, hal.51,tidak dipublikasikan Dwinanto Yuwono, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah U1[N Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2007, dengan judul" Pendidikan Keterampilan Gerakan Pramuka Satuan Karya Bakti Husada ( Tinjauan Pendidikan Islam)".
50
51.
Lestyarini Dyah, "A na/isis Kompetensi Pembina Pramuka Di Jakarta Pusat" Tesis pada Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012, hal. 132.
52
Pada Kegiatan Pendidikan Paringsih," Siti Kepramukaan Di Gugus Depan 11.033-11.034 Tesis pada Pascasarjana Universitas Lampung" Universitas Lainpung, 2009, hal. 129
53.
Lestyarini Dyah, "Analisis Kompetensi Pembina Pramuka Di Jakarta Pusat" Tesis pada Pascasarfana Universitas Indonesia, 2012,hal.134.
54 •
-
Pendidikan Pada Kegiatan Sgsih," Kepramukaan Di Gugus Depan 11.033-11.034 Tesis pada Pascasarjana Universitas Lampung" Universitas Lampung, 2009, hal.53
Referensi BAB III
1 •
2.
3
Hadeli, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Quatwn Teaching, cet 1, h.2
Ibid., h. 67
Arif Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,1982,h.189
_______
Ly
_1t.:7
<4
ZIP
Sugiyono, Metode Peneli'tian Kuantitat/ Kualita4fdan
4
R&D,Bandung,Alfabeta,2014, Cet20,hal 228
•
6.
8
Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan,Jakarta, Quatam Teaching, 2006, cet 1. Hal. 85
j
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelzz'ian Suatu Pendekatan Praktck, Jakarta:Rineka Cipta, 1998, Ed. Revisi Cet. VIII, hal 128
•
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitat Kua1itatf dan R&D,Bandung,Alfabeta,2014, Cet2O,hal 233
•
Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, Jakarta,Quatum Teaching,2006, cet.1 .Hal 75
t
9.
Metode Penelitian Sugiono Pendidikan,Bandung,A1fabeta2O12ccU5JiaLi34-------7
10.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&D, hal.173, Alfabeta, Bandung BABIV
1.
Hudiyono.2012. Membangun Karalcter Sisva Melalui Profesionalisme Guru dan Gerakan Pramuka. Esensi Erlangga Group.Jakarta
103
Lampiran 3 Uji Validitas Variabel X
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
X
X2
1
2
2
3
4
2
1
2
2
4
2
26
660
2
2
2
3
3
4
3
1
3
3
2
26
681
3
2
2
3
3
4
3
1
3
3
2
26
681
4
2
2
1
4
4
4
4
3
3
4
31
988
5
2
4
3
4
4
3
4
3
4
2
33
1074
6
2
4
3
4
2
4
2
2
4
2
30
909
7
2
2
1
3
4
4
1
3
3
1
25
608
8
2
4
3
3
2
3
2
3
4
4
30
901
9
4
2
1
4
2
3
2
3
4
4
30
896
10
4
4
1
3
4
4
4
1
3
4
30
930
11
4
4
1
3
4
3
4
3
3
2
30
891
12
4
2
1
3
4
4
2
3
2
1
26
687
13
4
4
3
4
4
4
2
3
4
2
34
1187
14
2
4
3
4
4
4
2
3
4
4
34
1185
15
4
2
3
4
2
4
4
3
3
2
32
1002
16
2
4
1
3
2
4
2
3
3
2
27
743
17
4
1
1
3
4
3
2
3
2
2
25
618
18
2
4
3
3
4
4
2
3
4
2
32
996
19
2
4
1
4
2
4
2
3
4
4
31
987
20
2
4
1
3
1
3
1
3
3
2
23
544
104
21
4
2
3
4
4
4
2
3
3
4
33
1100
22
4
2
3
4
4
3
4
3
4
4
34
1172
23
2
1
3
3
2
4
1
2
2
2
22
504
24
2
2
3
3
4
4
4
3
3
1
29
829
25
1
4
3
3
4
3
4
3
3
2
29
816
26
2
2
3
3
4
3
4
3
3
2
29
820
27
4
1
1
3
2
4
2
3
2
4
26
696
28
2
2
1
1
1
3
2
2
3
1
18
339
29
2
2
3
2
4
4
2
3
2
4
28
778
30
1
4
1
3
1
4
1
3
4
1
23
545
31
4
4
1
4
2
4
4
2
4
2
31
979
32
2
4
3
4
4
4
4
3
3
2
33
1090
33
2
2
1
4
4
4
4
2
3
4
30
898
34
1
1
1
2
4
3
4
1
2
2
20
389
35
2
4
3
4
4
3
1
3
3
2
29
837
36
1
4
3
3
4
4
4
1
1
2
26
658
37
2
4
1
3
2
3
1
3
3
2
24
599
38
1
2
3
4
4
4
2
3
4
2
30
913
39
2
4
1
4
2
4
4
2
3
4
30
896
40
4
2
1
3
2
4
4
3
3
2
29
818
41
2
4
3
4
4
3
4
3
4
2
33
1074
42
2
4
3
4
2
4
2
2
4
2
30
909
43
2
2
1
3
4
4
1
3
3
1
25
608
44
2
4
3
3
2
3
2
3
4
4
30
901
45
4
2
1
4
2
3
2
3
4
4
30
896
105
46
4
4
1
3
4
4
4
1
3
4
30
930
47
4
4
1
3
4
3
4
3
3
2
30
891
48
4
2
1
3
4
4
2
3
2
1
26
687
49
4
4
3
4
4
4
2
3
4
2
34
1187
50
2
4
3
4
4
4
2
3
4
4
34
1185
51
4
2
3
4
2
4
4
3
3
2
32
1002
52
2
4
1
3
2
4
2
3
3
2
27
743
53
4
1
1
3
4
3
2
3
2
2
25
618
54
2
4
3
3
4
4
2
3
4
2
32
996
55
2
4
1
4
2
4
2
3
4
4
31
987
56
2
4
1
3
1
3
1
3
3
2
23
544
57
4
2
3
4
4
4
2
3
3
4
33
1100
X
161
161
103
198
166
198
141
166
198
151
1642
48104
X2
495
494
223
728
525
723
394
515
732
446
XY
4685
4700
3051
5832
4856
5750
4139
4829
5804
4458
rxy
0,327
0,413
0,445
0,743
0,370
0,311
0,424
0,248
0,562
0,518
rtabel
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
Status
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Drop
Valid
Valid
i
0,7607
0,7381
0,6365
0,7401
0,7008
0,6576
0,7984
0,8108
0,7784
0,7607
i
6,621
t
37549,4
n
9
r11
1,1248
rtabel
0,259
Kriteria
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
106
Lampiran 4 Uji Validitas Variabel Y
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Y
Y2
1
2
2
4
2
1
1
1
2
2
3
22
486
2
4
2
2
3
1
3
3
2
2
5
28
759
3
2
4
3
2
1
1
2
2
2
3
24
555
4
4
4
2
1
2
1
1
2
2
1
20
408
5
2
4
3
2
3
1
2
4
4
3
28
781
6
2
4
2
2
1
1
1
4
2
3
23
519
7
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
16
253
8
4
4
2
1
2
1
1
4
2
3
24
573
9
4
2
3
2
3
2
2
4
4
3
30
886
10
4
2
2
2
3
2
2
2
4
3
27
740
11
2
4
4
3
3
3
3
4
4
3
34
1138
12
1
4
4
2
1
2
3
4
5
5
31
958
13
2
2
3
2
2
2
1
4
2
3
25
606
14
4
4
3
3
3
3
3
4
5
5
37
1370
15
2
4
3
3
1
3
2
4
2
2
27
738
16
2
2
4
1
3
4
2
4
2
3
29
843
17
2
4
3
1
1
3
1
2
4
2
23
538
18
2
4
3
2
2
2
3
4
4
5
31
963
19
4
4
4
2
3
2
2
2
4
3
30
909
20
2
4
4
1
1
2
1
4
2
2
24
563
107
21
4
1
2
2
2
2
3
4
2
3
26
692
22
4
4
3
2
2
1
2
2
2
2
25
619
23
2
2
3
2
2
3
2
4
1
2
24
591
24
1
4
3
4
2
1
1
4
2
5
27
732
25
2
4
3
2
2
2
2
2
4
3
27
729
26
2
4
4
2
2
2
2
2
4
3
28
794
27
4
4
1
3
3
1
1
4
2
2
25
607
28
1
2
4
4
2
2
2
2
1
3
25
626
29
4
4
4
3
1
1
1
4
2
5
29
830
30
1
4
1
1
2
3
1
2
2
2
19
379
31
4
4
4
3
1
3
1
4
1
3
28
799
32
2
4
3
2
3
4
1
4
4
3
30
892
33
4
4
2
2
1
3
1
4
2
3
26
689
34
2
1
3
3
3
1
1
2
4
1
22
499
35
2
4
3
1
2
1
1
2
1
1
19
344
36
2
4
2
2
3
2
2
4
4
5
29
860
37
2
2
2
2
1
1
1
4
2
2
20
407
38
2
4
3
2
2
1
1
4
2
3
25
621
39
4
4
2
2
1
1
2
2
4
2
24
573
40
2
4
3
1
1
1
1
4
1
2
20
402
41
2
4
3
2
3
1
2
4
4
3
28
781
42
2
4
2
2
1
1
1
4
2
3
23
519
43
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
16
253
44
4
4
2
1
2
1
1
4
2
3
24
573
45
4
2
3
2
3
2
2
4
4
3
30
886
108
46
4
2
2
2
3
2
2
2
4
3
27
740
47
2
4
4
3
3
3
3
4
4
3
34
1138
48
1
4
4
2
1
2
3
4
5
5
31
958
49
2
2
3
2
2
2
1
4
2
3
25
606
50
4
4
3
3
3
3
3
4
5
5
37
1370
51
2
4
3
3
1
3
2
4
2
2
27
738
52
2
2
4
1
3
4
2
4
2
3
29
843
53
2
4
3
1
1
3
1
2
4
2
23
538
54
2
4
3
2
2
2
3
4
4
5
31
963
55
4
4
4
2
3
2
2
2
4
3
30
909
56
2
4
4
1
1
2
1
4
2
2
24
563
57
4
1
2
2
2
2
3
4
2
3
26
692
X
151
173
183
130
115
119
107
183
161
173
1495
40338
X2
447
564
635
344
281
298
244
623
500
576
XY
4035
4588
4896
3530
3146
3225
2955
4895
4356
4712
rxy
0,287
0,203
0,435
0,514
0,525
0,427
0,712
0,490
0,626
0,709
rtabel
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
Status
Valid
Drop
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
i
0,7816
0,8534
0,8364
0,8305
0,8489
0,7911
0,6550
0,8442
0,8520
0,7816
i
7,293
t
18,7
n
9
r11
0,6870
rtabel
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
0,259
Kriteria
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
109
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI SEKOLAH
Nama Sekolah
: SMP Djojoredjo
Hari/Tanggal
: Sabtu¸ 09 Agustus 2015
Waktu
: 07:00- 10:00 wib
NO
KEGIATAN
NILAI 4
3
2
1
Siswa dan guru tiba disekolah sebelum pukul 07:00 wib
√
2
Siswa dan guru berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai
√
3
Siswa membiasakan membuang sampah pada tempatnya
4
Siswa dan guru melaksakan sholat dzuhur berjamaah
5
Sekolah menyediakan perlengkapan sholat seperti sarung dan mukena
6
Siswa menjaga dan bertanggungjawab memelihara tanaman
√
7
Siswa terlambat datang ke sekolah
√
8
Siswa berperilaku sopan dan santun
√
9
Siswa berada diluar kelas saat pembelajaran dimulai
√
10
Siswa berpakaian rapi sesuai aturan sekolah
Keterangan : 4 : Sangat Baik 3 : Baik 2 : Cukup 1 : Tidak Baik
√ √ √
√
1
KET
110
Lampiran 6 FIELD NOTES
NO
WAKTU
DESKRIPSI KEGIATAN
KARAKTER
a. Upacara pembukaan Upacara pembukaan diikuti oleh seluruh regu. Sebelum 1.
07:00-07:30
KENDALA Saat
Disiplin
upacara
berlanggsung
upacara dimulai anggota regu dibariskan lalu pemeriksaan Tanggungjawab
masih
ada
atribut dan absen kehadiran oleh masing-masing pemimpin Berani
mengobrol
yang
regu (Pinru) a.
2.
07:30-07:40
07:40-08:40
Tidak fokus
dengan yel-yel, tepuk-tepuk dan game konsentasi ringan
Semangat
Suasana
Team work
kondusif
08:40-09:00
Materi/praktek
tidak
Ngobrol
Materi pada setiap pertemuan berbeda disesuaikan dengan Tanggungjawab
Melamun
program kerja masing-masing tingkat kelas
Tidak fokus
c.
4.
Berisik
Ice breaking dilakukan untuk memacu semangat anggota yaitu Kompetitif
b.
3.
Ice Breaking
Upacara penutupan
Disiplin
Saat
upacara
Pada saat upacara penutupan dilakukan juga apresiasi untuk Tanggungjawab
berlanggsung
regu terbaik dan evaluasi kegiatan serta pemilihan petugas Patriotism
masih
upacara untuk latihan berikutnya
mengobrol
Cinta tanah air
ada
yang
KET
111
111
Lampiran 7 ANGKET PENELITIAN SISWA
A. Identitas Responden Nama
:
Kelas / Jenis kelamin : B. Petunjuk pengisian a. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda Chek List ( √ ) pada jawaban yang sesuai menurut anda. b. Jawablah dengan jujur dan benar.
NO
PERNYATAAN
1.
Kegiatan kepramukaan mengajarkan saya untuk patuh dan berbakti kepada orangtua
2.
Kegiatan kepramukaan mengajarkan saya untuk peduli dan saling menolong sesama manusia
3.
Kegiatan kepramukaan mengjarkan saya untuk senyum, salam, sapa, sopan dan santun
4.
Kegiatan kepramukaan mengajarkan saya untuk saling menghargai dalam bermusyawarah
5.
Kegiatan kepramukaan mengjarkan saya untuk menolong tanpa mengharapkan imbalan
6.
Kegiatan kepramukaan mengajarkan saya untuk melakukan pekerjaan dengan penuh rasa suka
7.
Kegiatan kepramukaan mengjarkan saya untuk hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan
8.
Kegiatan kepramukaan mengjarkan saya untuk berdisiplin dan berpakaian rapih
9.
Kegiatan kepramukaan mengjarkan saya untuk menepati janji dan tidak mengecewakan orang lain
10
Kegiatan kepramukaan mengjarkan saya untuk berkata baik, benar dan tidak berbohong
SL
SR
KD
TP
KET
112
NO 1.
PERNYATAAN Saya membantu teman yang terkena musibah tanpa membedakan agama
2.
Jika saya menemukan uang disekolah, maka saya akan memberikan kepada guru piket
3.
Jika dalam kelompok saya terdapat berbeda pendapat, maka saya menghargainya
4.
Saya berpakaian/ berseragam rapih sesuai aturan yang sudah ditetapkan sekolah
5.
Jika saya mendapat nilai ulangan yang kurang dari standar, maka saya belajar lebih giat lagi
6.
Saya dapat mendaur ulang sampah plastik kopi
7.
Jika libur sekolah mencuci sepatu sendiri
8.
Jika ada rapat Osis, saya berani untuk menyampaikan pendapat/usul
9.
jika ada pelajaran dikelas yang belum saya fahami, maka saya mendatangi guru tersebut.
10.
Jika ada perayaan HUT RI 17 Agustus, maka saya menaikan bendera merah putih didepan rumah
KET : SL
: Selalu
SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
TP
: Tidak Pernah
SL
SR
KD
TP
KET
113
113
Lampiran 8 Instrumen Wawancara
Nama Interviewer
: Hj Tri Tjiptaning Lestari
Jabatan
: Kepala SMP Djojoredjo
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Hari/Tanggal
: Sabtu, 11 Agustus 2015
Sasaran
: mengetahui kebijakan yang dibuat sekolah dalam hal kepramukaan dan pembinaan karakter
Pertanyaan : 1. Ekstrakulikuler apa saja yang ada disekolah ini? 2. Apakah ekskul pramuka diwajibkan untuk semua siswa? Alasannya? 3. Apakah ada tujuan khusus diwajibkannya ekskul pramuka? 4. Apa harapan ibu untuk ekskul pramuka? 5. Seberapa besar keterlibatan guru-guru dalam mengarahkan, membimbing dan mendorong kepada siswa untuk berorganisasi, khususnya pada kegiatan kepramukaan? 6. Selain melalui wadah-wadah organisasi ekstrakulikuler, apakah ada kegiatan dalam bentuk lain yang dipandang efektif untuk mengarahkan siswanya agar kreatif, disiplin dan mandiri? 7. Apasaja kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam mengarahkan membimbing para siswa? 8. Seberapa besar tingkat partisipasi siswa untuk mengikuti kegiatan yang difasilitasi sekolah?
114
Lampiran 9
Instrumen Wawancara
Nama Interviewer
: Dedi Sutendi
Jabatan
: Pembina Pramuka
Tempat
: Sekolah
Hari/Tanggal
: Sabtu, 11 Agustus 2015
Sasaran
: mengetahui strategi yang dilakukan Pembina untuk membentuk karakter siswa selama
Pertanyaan : 1. Kapan waktu pelaksanaan latihan kepramukaan? 2. Apakah kegiatn kepramukaan ini diwajibkan untuk semua siswa? Apa alasannya? 3. Adakah tujuan khusus kegiatan kepramukaan diwajibkan untuk semua siswa? 4. Secara umum kegiatan apa yang dilakukan dalam kepramukaan? 5. Bagaimana metode/ strategi kakak dalam kepramukaan? 6. Berapa jumlah Pembina yang ada disekolah? 7. Jenis kegiatan lebih diarahkan kepada pendidikan karakter dalam bentuk kegiatan apa? 8. Menurut kakak apakah kegiatan kepramukaan selama ini berpengaruh pada perilaku siswa? Seperti apa, bisa sebutkan?
115
Lampiran 10
Hasil Wawancara
Nama Interviewer
: Hj Tri Tjiptaning Lestari
Hari/Tanggal
: Sabtu, 11 Agustus 2015
Jawaban : 1. Marcing Band, Marawis, Pramuka, Tari Tradisional, Silat, Tekondo, Angklung 2. Ya di wajibkan, pramuka disini bukan eksul tapi pelajaran pramuka. Kalau yang wajib itu marcing band kalau pramuka pembeljaran dan waktunya 2 jam (120 menit) sesuai dengan kurikulum 2013. Makanya pembelajaran pramuka tidak hanya teori tapi juga praktek, yang nantinya dievaluasi melalui UTS dan UAS 3. Membutuk watak, keperibadian, mental, karena kalau sudah mengikuti semua yang ada dipramukaa siswa mempunyai rasa empati tinggi, rela berkorban, rasa gotong royong, cinta tanah air, kebersamaan dan yang paling tinggi daya juang, makanya untuk meraih apapun dari daya juang. Kalau anak-anak sudah memahami pramuka,
anak sudah senang
akhirnya oh ternyata pramuka itu tidak hanya bajunya saja tapi juga hatinya, jiwanya. Kalau yang jiwa pramuka dia dimana pun akan tahu akan mengamalkan 10 dasa darma. Kalau sudah dimana-dimana dia mau merokopun dia akan oh ya dia tahu saya pramuka, bukan saya pake baju pramuka saya pramuaka jadi itu yg harus ditanamkan kepada anak-anak. 4. Setelah anak SMA atau bekerja rasa juang Rela berkorban menghargai setiap org didplin dlm perkataan perbuatan tu
116
5. Semua guru terlibat seperti kemarin ada acara perjusami semua guru terlibat dan guru menjadi pendamping regu. Karena sudah ada instruksi jadi semua guru terlibat tanpa terkecuali. 6. Marcing band sebetulnya disiplin, dia membentuk pbb, kalau meraka tidak disiplin tidak focus maka tidak akan tercipta sebuah alunan musik. Nah itu bagian dari pramuka, sebetulnya pramuka itu payung atau induk semua kegiatan seperti P3K 7. Kendalanya ada anak karena orangtua tidak memahami. Tidak tercipta dari SD. Kita mencetak baru nanti yang sudah bagus 3 tahun lulus mencetak lagi. Makanya kita harus terus membentuk regenersi yang nantinya bisa di andalkan untuk di masyarakat. Makanya dipramuka diciptakan suasana yang menyenangkan supaya anak betah di pramuka 8. Sangat bersemangat, makanya tiap tahun sekolah mengadakan kegiatan wide game atau kegiatan perkemahan untuk ajang berkompetisi antar regu dan membentuk anak supaya mandiri dan rasa kebersamaan.
117
Lampiran 11
Hasil Wawancara
Nama Interviewer
: Dedi Sutendi
Hari/Tanggal
: Sabtu, 11 Agustus 2015
Jawaban : 1. Sabtu, jam 07:00-09.00 wib 2. Ya, bagian dari penerapan kurikulum 2013 dan
juga untuk pembinaan
karakter. 3. Untuk menumbuhkan kedisiplinan, yaitu dengan menerapkan nilai-nilai dan norma yang tercantum dalam dasa darma pramuka. Sehingga bisa di aplikasikan dalam kegiatan sehari-hari tidak hanya di sekolah tapi juga di rumah dan di masyarakat. 4. Untuk latihan rutin biasanya di awali dengan apel pagi/ apel pembukaan latihan yang dilaksanakan pukul 07:00 wib, setelah itu dilanjutkan ice breaking lalu materi untuk tiap kelasnya. Karna disini kita bagi tiga kelas, yaitu kelas 7, kelas 8, kelas 9 dan Pasukan Khusus (Pasus). Setelah itu disatukan kembali untuk melaksanakan apel penutupan pada jam 09:00 wib 5. Metode dalam penyampaian materi biasanya kita lakukan dengan diskusi, praktek, system beregu, game. 6.
7 orang yaitu saya ( ka dedi), ka mitro, ka indra, ka mayang, ka viela, ka uroh dan kak sri
7. Pada kegiatan sehari-sehari disekolah dan kegiatan kepramukaan, contohnya datang tepat waktu, Kerapihan dalam berseragam, kalau tidak sesuai dengan peraturan maka diberikan sanksi yang mendidik seperti menyiram tanaman
118
atau tindakan yang mendidik. Nah kalau dalam kepramukaan selain perilaku tapi juga mental atau keberanian. Seperti ditunjuk jadi petugas apel seperti pemimpin apel, pengucapan dasa darma dan lain-lain. petugas ini bergantian tiap minggunya 8. Iya, Anak-anak menjadi lebih disiplin, saat upacara bendera ank-anak kelas IX sudah bisa merapihkan barisan tidak hanya kelasnya tapi juga kelas VIII dan VII, berpakaian rapih dan lebih menghargai guru.
119
119
Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan
Upacara Pembukaan Latiahan Pramuka
Ice Breaking Sebelum memulai materi
120
Materi praktek Smaphore
Materi Morse
121
Materi Pengetahuan Kepramukaan
Praktek Pionering “Menyambung Tongkat”
122
Pramuka SMP Djojoredjo saat mengikuti Jambore Ranting Pamulang
123
Out Bond Pramuka SMP Djojoredjo
124
Regu Putri saat berada didepan gapura Jambore Ranting
Sholat berjamaah saat Jambore Ranting Pamulang
125
125 Lampiran 13
GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN TANGGERANG SELATAN SMP DJOJOREDJO PROGRAM LATIHAN PRAMUKA MINGGUAN Golongan Kelas
Tahun Ajaran: 2015 – 2016
: Penggalang Ramu : VII (Tujuh)
POKOK MATERI
PENDAHULUAN/ PENGKONDISIA N
PEMBUKAAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
MINGGU Ke-1
MINGGU Ke-2 Pemeriksaan : Ice Breaking: - Kehadiran Merapihkan Peserta / - Kerapihan Seragam memfokuskan perhatian. - Perlengkapan
WAKTU MINGGU Ke-3 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU K-4 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-5 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
Ice Breaking: - Tepuk-tepukan - Games Ringan
1. Pengenalan dan Penugasan Upacara Pembukaan 2. Yel-yel
Perkenalan: - Pembina Pa/Pi - Pembentukan Regu - Kerapihan Seragam - Informasi Seputar Latihan.
Materi: Materi: Materi: 1. Pengenalan Kode Etik 1. Pengenalan atribut 1. Pengenalan dan dan Kode Kehormatan pramuka Penjelasan Lambang Pramuka 2. Penjelasan SKU & Gerakan Pramuka. 2. Penjabaran dan SKK 2. Manfaat dan Arti Penjelasan Dasa Kiasan. Darma dan Tri Satya Permainan: Puzzle Garuda 1. Penugasan 1. Upacara Penutupan 1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 2. Evaluasi 2. Evaluasi 3. Doa 3. Doa 3. Doa
1. Evaluasi 2. Do’a
Materi: PBB 1Aba-aba ditempat Periksa kerapihan 2Pengisian sku
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
KET
126
WAKTU POKOK MATERI
KET MINGGU Ke-6
Pemeriksaan : - Kehadiran PENDAHULUAN/ - Kerapihan Seragam PENGKONDISIAN - Perlengkapan
PEMBUKAAN
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel Materi:
KEGIATAN INTI
PENUTUP
Morse morse
MINGGU Ke-7
MINGGU Ke-10
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma dan Dasa Darma. 3. Yel-yel 3. Yel-yel
sejarah Ujian Tengah Semester (UTS).
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
MINGGU Ke-9
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Materi:
dan
MINGGU Ke-8
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
Materi:
Sejarah Baden Powell
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Materi: Morse
Materi:
Permainan: Drama Kecelakaan.
Macam-macam Simpul
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
127
WAKTU POKOK MATERI
KET MINGGU Ke-11
Pemeriksaan : - Kehadiran PENDAHULUAN/ - Kerapihan Seragam PENGKONDISIAN - Perlengkapan
PEMBUKAAN
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-13 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-14 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-15 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
1. Upacara Pembukaan 1. Upacara Pembukaan 1. Upacara Pembukaan 1. Upacara Pembukaan 1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan 2. Pembacaan Pancasila dan 2. Pembacaan 2. Pembacaan 2. Pembacaan Dasa Darma. Dasa Darma. Pancasila dan Dasa Pancasila dan Dasa Pancasila dan Dasa 3. Yel-yel 3. Yel-yel Darma. Darma. Darma. 3. Yel-yel 3. Yel-yel 3. Yel-yel
Materi: 1. Pembuatan Tiang Bendera. 2. Pembuatan Tandu. KEGIATAN INTI Permainan: Keseimbangan Tongkat
PENUTUP
MINGGU Ke-12
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
Materi:
Materi:
Materi:
Materi:
Pengisian SKU
Ujian Akhir Semester (UAS)
Mengenal kegiatan penggalang
Smaphore dan sejarahnya
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
Permainan: Test Konsentrasi
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
128
POKOK MATERI
PENDAHULUAN/ PENGKONDISIA N
PEMBUKAAN
MINGGU Ke-16
MINGGU Ke-17 Pemeriksaan : Ice Breaking: - Kehadiran Merapihkan Peserta / - Kerapihan Seragam memfokuskan perhatian. - Perlengkapan Ice Breaking: - Tepuk-tepukan - Games Ringan Materi:
KEGIATAN INTI
PENUTUP
Tujuan ppgd, langkah2 & pingsan
3. Evaluasi 4. Do’a
3. Pengenalan dan Penugasan Upacara Pembukaan 4. Yel-yel Materi: Sandi koordinat Sandi rumput Sandi kimia
4. Penugasan 5. Evaluasi 6. Doa
WAKTU MINGGU Ke-18 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU K-19 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-20 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
4. Upacara Pembukaan 5. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 6. Yel-yel
4. Upacara Pembukaan 5. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 6. Yel-yel
4. Upacara Pembukaan 5. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 6. Yel-yel
Materi:
Materi:
Materi:
Ujian Tengah Semester (UTS)
Membuat Pionering
Membuat tenda darurat (Bivak)
4. Upacara Penutupan 5. Evaluasi 6. Doa
4. Upacara Penutupan 5. Evaluasi 6. Doa
4. Upacara Penutupan 5. Evaluasi 6. Doa
KET
129
ket
WAKTU POKOK MATERI MINGGU Ke-21
PENDAHULUAN/ PENGKONDISIAN
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
PEMBUKAAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-22 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan 1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
Materi:
Materi:
Pelantikan Ramu
Rivew Materi & kisi-kisi Uas
4. Upacara Penutupan 5. Evaluasi 6. Doa
4. Upacara Penutupan 5. Evaluasi 6. Doa
MINGGU Ke-23 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan 1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel Materi: Ujian Akhir Semester (UAS)
4. Upacara Penutupan 5. Evaluasi 6. Doa
Mabigus SMP Djojoredjo
Pembina Gudep
Jakarta, Juli 2015 Pb. Pembina
Dra. Hj. Tri Tjiptaning Lestari NIP.
Hj. Sri Sukarni NIP.
Mamay Sholihat NTA:
130
130 Lampiran 14
GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN TANGGERANG SELATAN SMP DJOJOREDJO PROGRAM LATIHAN PRAMUKA MINGGUAN Golongan Kelas
: Penggalang Rakit : VIII (Delapan)
POKOK MATERI
PENDAHULUAN/ PENGKONDISIAN
PEMBUKAAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
Tahun Ajaran: 2015– 2016 WAKTU
MINGGU Ke-1
MINGGU Ke-2 Pemeriksaan : Ice Breaking: - Kehadiran Merapihkan Peserta / - Kerapihan Seragam memfokuskan perhatian. - Perlengkapan
MINGGU Ke-3 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-4 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-5 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Ice Breaking: - Tepuk-tepukan - Games Ringan
1. Pengenalan dan Penugasan Upacara Pembukaan 2. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
Perkenalan: - Pembina Pa/Pi - Pembentukan Regu - Kerapihan Seragam Informasi Seputar Latihan.
Materi: 1. Pengenalan Kode Etik dan Kode Kehormatan Pramuka 2. Penjabaran dan Penjelasan Dasa Darma dan Tri Satya
1. Evaluasi 2. Do’a
1. Penugasan 2. Evaluasi 3. Doa
Materi: 1. Menghafal Dasa Darma dan Tri Satya. 2. Pengamalan Dasa Darma dan Tri Satya. Permainan: Puzle/Menyusun Kata. 1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
Materi: 1. Penjelasan tanda dalam Pramuka. 2. Menyebutkan dan menghafal tanda dalam Pramuka. Permainan: Teka-teki 1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
Materi: 1. Mengenal Sejarah Morse 2. Penjelasan cara Penggunaan Morse. 3. Menghafal (titik-strip dan berlawanan) 1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
KET
131
WAKTU POKOK MATERI
KET MINGGU Ke-6
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam PENDAHULUAN/ PENGKONDISIAN - Perlengkapan
PEMBUKAAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
MINGGU Ke-7
MINGGU Ke-8
MINGGU Ke-9
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
Materi: Materi: Materi: Materi: 1. Menghafal Morse 1. Sejarah Semaphore. 1. Menghafal (tidak ada lawan dan 2. Penjelasan cara Semaphore (O-Z). sandwiches). Ujian Tengah Semester penggunaan 2. Mempraktikan 2. Mempraktekkan (UTS) semaphore. Semaphore. penggunaan Morse 3. Menghafal Permainan: Permainan: Cerdas Semaphore (A-N) 3. Estafet Tongkat Cermat Morse.
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
MINGGU Ke-10
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
Materi: Menjelaskan Lagu Wajib Nasional. Mempraktikan Lagu. Special Perfomance tiap regu
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
132
WAKTU POKOK MATERI
KET MINGGU Ke-11
MINGGU Ke-12
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam PENDAHULUAN/ PENGKONDISIAN - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan 2. Pembacaan Pancasila Pancasila dan Dasa dan Dasa Darma. Darma. 3. Yel-yel 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
Materi: 1. .
Materi: 1. Penjelasan seni budaya. 2. Mempraktikkan budaya Jakarta. 3. Penampilan tiap regu.
PEMBUKAAN
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
Materi: Materi: 1. Menjelaskan macam 1. Menjelaskan Lambang penyakit menular dan dan Sejarahnya. pencegahannya. 2. Penerapan Lambang KEGIATAN INTI 2. Menjelaskan macam dalam kehidupan. makanan bergizi. Permainan: 3. Membuat contoh dan praktik 1. Upacara Penutupan 1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 2. Evaluasi 3. Doa 3. Doa PENUTUP
MINGGU Ke-13
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
MINGGU Ke-14
MINGGU Ke-15
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Materi: 1. Penjelasan Skets lingkungan. 2. Cara membaca skets lingkungan. 3. Praktik membuat skets lingkungan. 1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
133
WAKTU POKOK MATERI
KET MINGGU Ke-16
MINGGU Ke-17
MINGGU Ke-18
MINGGU Ke-19
MINGGU Ke-20
Pemeriksaan : - Kehadiran PENDAHULUAN/ - Kerapihan Seragam PENGKONDISIA - Perlengkapan N
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
PEMBUKAAN
Upacara Pembukaan Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. Yel-yel
Materi : 1.Penjelasan Peta Lapangan. KEGIATAN INTI 2. Cara menggunakan dan membaca peta. Membuat peta lapangan
PENUTUP
Upacara Penutupan Evaluasi Doa
Upacara Pembukaan Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. Yel-yel
Upacara Pembukaan Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. Yel-yel
Upacara Pembukaan Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. Yel-yel
Materi : MATERI : Materi : 1. Menjelaskan macam 1. Menjelaskan hari Nasional. macam doa Ujian Tengah Semester 2. Menjelaskan macam harian. (UTS) Pahlawan Nasional. 2. Menghafal dan 3. Menjelaskan macam Sejarah Nasional mempraktikan doa harian Upacara Penutupan Evaluasi Doa
Upacara Penutupan Evaluasi Doa
Upacara Penutupan Evaluasi Doa
Upacara Pembukaan Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. Yel-yel
Materi : Mempraktikan Cara Pembuatan Tandu. Cara menangani korban dengan tandu
Upacara Penutupan Evaluasi Doa
134
WAKTU POKOK MATERI
KET MINGGU Ke-21
PENDAHULUAN/ PENGKONDISIAN
PEMBUKAAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
MINGGU Ke-22
MINGGU Ke-23
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam Perlengkapan
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel Materi: Rivew materi dan kisi-kisi UAS
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
Materi: Pelantikan Rakit
Materi: Ujian Akhir Semester (UAS)
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
Mabigus SMP Djojoredjo
Pembina Gudep
Dra. Hj. Tri Tjiptaning Lestari NIP.
Dedi Sutendi, S.Thi NIP.
4. Upacara Penutupan 5. Evaluasi Doa
Jakarta, Juli 2015 Pb. Pembina
M. Faisol NTA:
135
Lampiran 15 GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN TANGGERANG SELATAN SMP DJOJOREDJO Golongan
: Penggalang Terap (2015-2016)
Kelas
: IX (Sembilan)
WAKTU POKOK MATERI
KET MINGGU Ke-1
PENDAHULUAN/ PENGKONDISIAN
PEMBUKAAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
MINGGU Ke-2
MINGGU Ke-3
MINGGU Ke-4
MINGGU Ke-5
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel Materi : Perkenalan: - Pembina Pa/Pi - Pembentukan Regu - Kerapihan Seragam Informasi Seputar Latihan.
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel Materi: 1. Menghafal Morse (tidak ada lawan dan sandwiches). 2. Mempraktekkan penggunaan Morse Permainan: Cerdas Cermat Morse. 1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel Materi: 1. Semaphore 2. Mempraktikan Semaphore. Permainan: Estafet Tongkat.
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel Materi: 1. Simpul 2. Membuat Pionering
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel Materi: 1. Sejarah pramuka dunia 2. Baden Fowell.
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
136
WAKTU POKOK MATERI
KET MINGGU Ke-6
PENDAHULUAN/ PENGKONDISIAN
PEMBUKAAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
MINGGU Ke-7
MINGGU Ke-8
MINGGU Ke-9
MINGGU Ke-10
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. 3. Yel-yel
Materi: 1. Menjelaskan macam penyakit menular dan pencegahannya. 2. Menjelaskan macam makanan bergizi. 3. Membuat contoh dan praktik 1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
Materi: Ujian Tengah Semester (UTS)
Materi: 1. Penjelasan Peta Lapangan. 2. Cara menggunakan dan membaca peta. 3. Membuat peta lapangan.
Materi: Materi: 1. Penjelasan Skets 1. Penjelasan seni lingkungan. budaya. 2. Cara membaca skets 2. Mempraktikkan lingkungan. budaya Jakarta. 3. Praktik membuat skets 3. Penampilan tiap lingkungan. regu.
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
137
WAKTU
KET
POKOK MATERI MINGGU Ke-11
PENDAHULUAN/ PENGKONDISIAN
PEMBUKAAN
KEGIATAN INTI
PENUTUP
Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-12 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
MINGGU Ke-13 Pemeriksaan : - Kehadiran - Kerapihan Seragam - Perlengkapan
1. Upacara Pembukaan 1. Upacara Pembukaan 1. Upacara Pembukaan 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa 2. Pembacaan Pancasila dan Dasa Darma. Darma. Darma. 3. Yel-yel 3. Yel-yel 3. Yel-yel Materi: Materi: Materi: Ujian Akhir Semester (UAS) Pelantikan Penggalang Terap Rivew Materi dan kisi-kisi UAS 1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa
1. Upacara Penutupan 2. Evaluasi 3. Doa Jakarta, Juli 2015
Mabigus SMP Djojoredjo
Pembina Gudep
Pb. Pembina
Dra. Hj. Tri Tjiptaning Lestari NIP.
Dedi Sutendi, S.Thi NIP.
Rahmat Saputra NTA:
138 Lampiran 16 UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN PASUKAN PENGGALANG GUGUS DEPAN 04185-04186 PANGKALAN SMP DJOJOREDJO SIAP DIMULAI….. 1. Pratama memasuki lapangan upacara 2. Penghormatan kepada Pratama 3. Laporan masing-masing regu kepada Pratama 4. Pembian mengambil tempat 5. Penghormatan kepada pembian, dilanjutkan dengan laporan Pratama : Lapor, Upacara Pembukaan latihan pramuka gugus depan 04185-04186 Pangkalan SMP DJOJOREDJO siap dilaksanakan Pembina : Laksanakan Pratama : Laksanakan 6. Pengibaran bendera oleh petugas dan penghormatannya dipimpin oleh pratama 7. Pembacaan pancasila oleh pembina diikuti semua peserta upacara. 8. Pembacaan Dasa Dharma 9. amanat Pembina upacara, dilanjukan dengan doa 10. Laporan pratama kepada Pembina bahwa upacara telah selesai dilanjutkan dengan penghormatan. Pratama : upacara pembukaan telah selesai dilaksanakan, Laporan selesai Pembina : Bubarkan Pratama : Siap, Bubarkan 11. Pembina meninggalkan tempat upacara 12. Penghormatan kepada pratama 13. Pratama meninggalkan lapangan 14. Upacara selesai
139 Lampiran 17
UPACARA PENUTUPAN LATIHAN PASUKAN PENGGALANG GUGUS DEPAN 04185-04186 PANGKALAN SMP DJOJOREDJO SIAP DIMULAI…..
1. Pratama memasuki lapangan upacara 2. Pembina upacara mengambil tempat 3. Penghormatan kepada pembina, dilanjutkan dengan laporan Pratama : Lapor, Upacara/Apel Penutupan siap dilaksanakan Pembina : Laksanakan Pratama : Laksanakan 4. Penurunan dan penyimpanan bendera. Penghormatan dipimpin pratama 5. amanat oleh pembina, dilanjutkan do’a 6. Laporan pratama kepada pembina bahwa upacara telah selesai dilanjutkan dengan penghormatan kepada Pembina Pratama : Upacara selesai, Laporan selesai Pembina : Bubarkan Pratama : Siap, Bubarkan 7. Pembina meninggalkan tempat upacara. 8. Pratama membubarkan pasukan. Pratama : balik kanan bubar jalan Pasukan : hormat Pratama : membalas hormat pasukan : bubar 9. Upacara selesai
140
140 Lampiran 18
SURAT KEPUTUSAN MABIGUS SMP DJOJOREDJO Nomor : /DP/DJR/II/2015 Tentang SUSUNAN PENGURUS DEWAN PENGGALANG GUDEP 04185-04186 SMP DJOJOREDJO MASA BHAKTI 2015/2016
Menimbang
: 1. Bahwa Dewan Penggalang merupakan salah satu wadah yang menampung kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan. 2. Bahwa Dewan Penggalang merupakan wakil dari anggota Gugus Depan yang bertugas membantu kelancaran kegiatan kepramukaan. 3. Bahwa Dewan Penggalang adalah salah satu bentuk wadah organisasi Gugus kepramukaan di Gugus Depan. 4. Bahwa untuk menjamin lancarnya mekanisme serta pengelolaan pembinaan dan penyuluhan anggota kepramukaan itu sendiri.
Mengingat
: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kwartir Nasional Gerakan Pramuka MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERTAMA
: Mengingat dan mengesahkan pengurus Dewan Penggalang Gugus Depan 04185-04186 Pangkalan SMP SMP DJOJOREDJO, yang namanya tercantum dalam lampiran satu Surat Keputusan ini.
KEDUA
: Pengurus Dewan Penggalang mempunyai tugas untuk melaksanakan kewajiban sesuai dengan fungsi dalam organisasi Gugus depan dengan tetap memperhatikan bimbingan yang diberikan sesuai kebijaksanaan Mabigus,
141 serta menjelang akhir jabatannya mempunyai tanggung jawab kepada Gugus Depan. KETIGA
: Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan apabila dikemudiaan hari ada kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pada tanggal
: Tanggerang :31 Januari 2015
Ka Mabigus 04185-04186 SMP SMP DJOJOREDJO
Hj. Tri Tjiptaning Lestari
142 STRUKTUR ORGANISASI DEWAN PENGGALANG GUGUS DEPAN 04185-04186 PANGKALAN SMP SMP DJOJOREDJO MASA BAKTI 2015-2016
DEWAN PENGALANG PUTRA: Pratama
: Raehan Raffi Ramadhan
Wapratama
: Aziz Ramadhani Saputra
Kerani
: Ade Pramudibyo
Juru Uang
: Bedur Ma’arif
Andalan Koordinator DP Urusan Latihan (ANKULAT) 1. Kelvin Cristian A 2. Farrel 3. Aditiya Nurrahman Andalan Koordinator DP Urusan Perlengkapan (ANKUPERKAP) 1. Fadli Apriliandi 2. Aldo Akbar R 3. Rivaldio Andalan Koordinator DP Urusan Kedai Pramuka (ANKUKEDAP) 1. Fauzul Kabir 2. Ade Riansyah 3. Sony Jordan 4.
143 STRUKTUR ORGANISASI DEWAN PENGGALANG GUGUS DEPAN 04185-04186 PANGKALAN SMP SMP DJOJOREDJO MASA BAKTI 2015-2016
DEWAN PENGALANG PUTRI
Pratama
: Diandra Putri Maharani
Wapratama
: Anastasya Watimena
Kerani
: Mega Cahya
Juru Uang
: Andini Dwi Putri
Andalan Koordinator DP Urusan Latihan (ANKULAT) 1. Salsabila Fitri Amara 2. Siti Handayani 3. Nabila Putri Amelia
Andalan Koordinator DP Urusan Perlengkapan (ANKUPERKAP) 1. Sherin Natasya 2. Dona Bela Pertiwi 3. Anov Abigail
Andalan Koordinator DP Urusan Kedai Pramuka (ANKUKEDAP) 1. Nuria Ulfa 2. Annisa Dwi Pratiwi 3. Isnaini Nurzati Ningsih
144
Lampiran 19
Sekilas tentang Penulis Mamay Sholihat, yang akrab dipanggil mamay/ mey, lahir di Bogor pada 03 Mei 1992 silam. Merupakan putri dari H Emu Hidayat dan Hj Karsiah puteri ke dua dari tiga bersaudara, putri daerah yang mengenyam pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (2004), MTs Al-Baqiyatus Sholihat (2007), SMA Islam YASPIA (2010) dan menyelesaikan Sarjana Lengkap (S.1) di bidang Ilmu Pendidikan Sosial konsentrasi Sosiologi-Antropologi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aktifitas selama
menjadi mahasiswa UIN Jakarta, penulis bergabung Unit Kegitan Mahasiswa (UKM) PRAMUKA. Tidak hanya menjadi anggota tapi dia pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Dewan Racana (KDR) putri pada tahun 2013 dan perintis/Komandan Kelompok Kerja (POKJA) Koprs Protokoler Pramuka (KPP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Maret 2016. Selain dikampus dia pun aktif diluar Sebagai Bendahara Dewan Kerja Cabang (DKC) Kab. Bekasi sejak 2013. Adapun kegiatan kepramukaan yang pernah diikuti ialah : Kursus Mahir Dasar (KMD) Jakarta Selatan tahun 2010, Peserta Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Agama Islam (PW PTAI ) seIndonesia, Ambon-Maluku tahun 2011, Peserta Perkemahan Puteri Nasional (PERKEMPINAS), Sungai Gelam-Jambi tahun 2012, Panitia Raimuna Daerah (RAIDA) DKI Jakarta, Cibubur tahun 2013. Kursus Pengelolaan Dewan Kerja (KPDK) Nasional, Cibubur tahun 2014, Panitia Bidang Protokol Perkemahan Wanabakti (PERTIWANA) Nasional, Cibubur tahun 2014, Pramuka Pandega Garuda Tahun 2014, Kursus Mahir
145
Lengkap (KML) Nasional, Cibubur 2014, Anggota Association Of Top Achiever’ Scout (ATAS) Chapter Indonesia (Asosiasi Pramuka Garuda Dunia Cabang Indonesia) tahun 2016. Panitia 1st INDABA National Gerakan Pramuka 10th Indonesia National Jamboree, Cibubur tahun 2016. Peserta The Wood Badge “Ranger Leader” Indonesia, Cibubur Campsite Jakarta 2016. Peserta Gilwell Reunion Indonesia at 10th Indonesia National Scout Jamboree, Cibubur Campsite Jakarta 2016. Anggota Indonesia Scout Journalist (ISJ) Tahun 2016. Sharing pengalaman dengan penulis bisa kontak langsung ke Facebook Mamay Sholihat, Instagram mamaysholihat3 atau Email
[email protected] Semoga pengalaman yang penulis dapatkan dalam kepramukaan menjadi motivasi untuk terus berkarya, berbakti kepada keluarga, Agama dan Negara. Salam Pramuka !