PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEPRAMUKAAN DI MI NEGERI WIRASABA KECAMATAN BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
ULFAH YULIANTI NIM. 1223305115
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO TAHUN 2016
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEPRAMUKAAN DI MI NEGERI WIRASABA KECAMATAN BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA Ulfah Yulianti Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
ABSTRAK Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusiannya. Praktik pendidikan di Indonesia lebih cenderung berorientasi pada pengembangan intelektual daripada pengembangan karakter. Dalam hal ini pendidikan di tingkat dasar memiliki peran penting dalam menanamkan pendidikan karakter. Upaya pendidikan karakter pada peserta didik dapat ditempuh dengan melaksanakan pendidikan karakter melalui kepramukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang pendidikan karakter dalam kepramukaan di MI Negeri Wirasaba Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research dimana peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan informasi terkait dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan suatu proses yang terjadi di lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan: Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan model Miles dan Huberman, yang terdiri dari: Reduksi Data, Penyajian Data, dan Verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan melalui kegiatan kepramukaan yang diarahkan untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter. Adapun nilai-nilai karakter yang diinternalisasikan merujuk kepada 18 nilai karakter yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional dan nilai-nilai yang terkandung dalam Kode Kehormatan Pramuka. Proses pembentukan nilai karakter dilakukan melalui tiga tahapan yaitu Moral Knowing, Moral Feeling, dan Moral Action serta menerapkan Metode Kepramukaan seperti pengamalan Dasa Darma, belajar sambil melakukan, sistem beregu, sistem among, sistem satuan terpisah, yang dilakukan di alam terbuka. Kata Kunci: Karakter, Pendidikan Karakter, Kepramukaan
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...............................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ...........................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
ABSTRAK ...................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
7
C. Definisi Operasional ..............................................................
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
11
E. Kajian Pustaka ......................................................................
11
F. Sistematika Pembahasan ......................................................
14
PENDIDIKAN KARAKTER DAN KEPRAMUKAAN A. Konsep Dasar Pendidikan Karakter .....................................
17
1. Pengertian Pendidikan Karakter .....................................
17
xi
2. Pilar-pilar Pendidikan Karakter ......................................
19
3. Tujuan Pendidikan Karakter ...........................................
23
4. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter .............................
27
5. Strategi Pendidikan Karakter ..........................................
31
B. Konsep Dasar Kepramukaan ................................................
35
1. Pengertian Kepramukaan ...............................................
35
2. Tujuan Gerakan Pramuka ...............................................
37
3. Fungsi Gerakan Pramuka ...............................................
39
4. Nilai-nilai dalam Kepramukaan .....................................
39
5. Jenis-jenis Kegiatan Kepramukaan ................................ C. Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan ........................
41
1. Kegiatan Kepramukaan dalam Internalisiasi Nilai-nilai Karakter ......................................................... 2. Metode Kepramukaan untuk Membentuk Karakter .......
49
3. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter dalam Kepramukaan ....................................................... BAB III
54
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .....................................................................
57
B. Lokasi Penelitian ...................................................................
57
C. Obyek Penelitian ..................................................................
58
D. Subyek Penelitian .................................................................
58
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
60
1. Observasi ........................................................................
60
xii
BAB IV
2. Wawancara .....................................................................
61
3. Dokumentasi ...................................................................
63
F. Teknik Analisis Data ............................................................
65
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Negeri Wirasaba ...............................
68
1. Letak Geografis MI Negeri Wirasaba ............................
68
2. Sejarah Berdirinya MI Negeri Wirasaba ........................
69
3. Visi dan Misi MI Negeri Wirasaba ................................
72
4. Struktur Organisasi MI Negeri Wirasaba .......................
73
5. Pendidik dan Peserta Didik MI Negeri Wirasaba ..........
74
6. Sarana dan Prasarana MI Negeri Wirasaba ....................
76
B. Penyajian Data Bentuk Kegiatan Kepramukaan dalam rangka Internalisasi Nilai Karakter ..................................... C. Analisis Data Pendidikan Karakter melalui Kepramukaan di MI Negeri Wirasaba ......................................................... BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... B. Saran ..................................................................................... C. Kata Penutup ........................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
78
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia sejatinya bangsa dan negara yang besar, negara kepulauan terbesar, serta bangsa yang multi-etnik dan bahasa, tetapi bersatu.Indonesia juga memiliki sejarah yang menakjubkan, kreativitas anak negeri yang mengagumkan, serta kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.Namun keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusiannya.Praktik pendidikan di Indonesia lebih cenderung berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill yang lebih bersifat mengembangkan Intelligence Quotient (IQ).Sedangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam Emotional Quotient (EQ) dan SpiritualQuotient (SQ) sangat kurang.1 Itulah mengapa output pendidikan yang memiliki kemampuan intelektual tinggi, pintar, juara kelas, tetapi miskin membangun relasi, kekurangmampuan bekerja sama, cenderung egois, serta menjadi pribadi yang tertutup. Persoalan yang tidak kalah serius yaitu praktik-praktik kebohongan dalam dunia pendidikan, mulai dari menyontek pada saat ujian sampai plagiarism.Dunia pendidikan turut bertanggung jawab dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dari segi akademis sangat bagus, tetapi dari segi 1
Jamal Ma‟mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), hlm. 23.
1
2
karakter ternyata masih bermasalah.2 Mulai dari pengabaian terhadap aturan yang berlaku, contek-menyontek, tawuran antarsiswa, perilaku perusakan diri seperti minum-minuman keras, seks bebas dan narkoba.3 Jati diri dan karakter bangsa yang semakin luntur tergerus arus demoralisasi yang menjangkit setiap sendi kehidupan merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh pada tahun 2010 menyatakan bahwa pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendasar yang harus ditumbuhkembangkan dalam dunia pendidikan Indonesia.4 Melalui pendidikan karakter diharapkan persoalan yang menyelimuti bangsa ini dapat diurai dan dibenahi kembali. Dengan melihat kondisi sekarang dan akan datang, ketersediaan SDM yang berkarakter menjadi kebutuhan yang amat vital. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan tantangan global dan daya saing bangsa.5Pelaksanaan Pendidikan Karakter dapatdiwujudkan melalui integrasi ke dalam KBM pada setiap mata pelajaran, pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan dan integrasi ke dalam kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler termasuk ke dalam
pendidikan non formal yang dilakukan di luar jam
pelajaran, ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat. Ekstrakurikuler yang wajib mulai dari sekolah dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas 2
Novan Ardy Wiyani, Membumikan Pendidikan Karakter di SD,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 17. 3 Thomas Lickona, Mendidik Untuk Membentuk Karakter, terj. Juma Abdu Wamaungo, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 28. 4 Ngainun Naim, Character Building, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 40. 5 Maksudin, Pendidikan Karakter Nondikotomik,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm.46.
3
(SMA/MA)
yaitu
Kepramukaan,
seperti
yang
dituangkan
dalam
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Gerakan Pramuka dalam melaksanakan fungsinya sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu mengisi Kemerdekaan Nasional dan membangun dunia yang lebih baik. Sehingga diharapkan melalui Pendidikan Kepramukaan generasi Indonesia dapat menjadi tunas bangsa yang berkarakter. Kode kehormatan yang menjadi suatu janji dan ketentuan moral yang tertuang dalam Satya (janji seorang Pramuka) dan Darma (ketentuan moral yang harus dipatuhi oleh Pramuka). Kode kehormatan pramuka siaga disebut dengan Dwi Satya dan Dwi Darma. Dwi Satya meliputi janji Pramuka Siaga untuk menjalankan kewajibannya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengikuti tata krama keluarga serta berbuat kebaikan setiap hari. Kemudian Dwi Darma mengungkapkan bahwa Pramuka Siaga harus berbakti kepada orang tuanya dan memiliki sikap berani serta tidak berputus asa. Kode kehormatan Pramuka Penggalang disebut Tri Satya dan Dasa Darma.Tri Satya merupakan janji Pramuka Penggalang menjalankan kewajibannya kepada Tuhan, NKRI dan mengamalkan Pancasila; untuk menolong sesama dan mempersiapkan diri membangun masyarakat; serta menepati Dasa Darma.Dasa Darma mengungkapkan bahwa pramuka penggalang harus
4
menjadi individu yang: (1) takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; (3) patriot yang sopan dan ksatria; (4) patuh dan suka bermusyawarah; (5) rela menolong dan tabah; (6) rajin, terampil, dan gembira; (7) hemat, cermat, dan bersahaja; (8) disiplin, berani, dan setia; (9) bertanggung jawab dan dapat dipercaya; (10) suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.6 Dalam Kode Kehormatan Pramuka telah ada pendidikan karakter yang tertanam dalam diri anggota Pramuka bahkan sejak berdirinya kepanduan Pramuka, jauh sebelum isu pendidikan karakter marak di Indonesia. Dengan adanya Pramuka di satuan pendidikan dan keberadaannya tidak hanya sebatas papan nomor gudep, tetapi di dalamnya terdapat kegiatan rutin yang berkesinambungan. Maka disadari atau tidak dan secara langsung atau tidak langsung, penanaman nilai karakter dengan muatan nilai sikap dan kecakapan Pendidikan Kepramukaan yang terdapat dalam Kode Kehormatan Pramuka sudah berjalan seiring dengan berjalannya proses kepramukaan tersebut. Namun, berdasarkan penelusuran sekilas masih ada masyarakat yang mempersepsikan bahwa ekstrakurikuler Pramuka sebagai kegiatan yang kuno, yang hanya mengajarkan penggunaan semaphore, morse dan sandi sebagai alat komunikasi alternatif di tengah canggihnya alat teknologi seperti smartphone. Selain kuno, kegiatan Pramuka juga dicap sebagai kegiatan yang monoton dan membosankan, yang hanya berkutat pada baris-berbaris, tepuktepuk dan bernyanyi saja. Sehingga peserta mudah bosan dan meninggalkan 6
Novan Ardy Wiyani, Format Kegiatan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib di Madrasah Ibtidaiyah dalam Kurikulum 2013, Insania Jurnal Kependidikan. 2014, Vol. 19, No.1 hlm. 153.
5
Pramuka.Banyak pula satuan pendidikan terutama tingkat dasar yang hanya melaksanakan kegiatan Pramuka jika akan menghadapi perlombaan saja. Peserta didik dituntut untuk berlatih dengan waktu singkat dalam menguasai keterampilan kepramukaan. Kinerja Pembina Pramuka hanya menitikberatkan pada perolehan prestasi daripada menanamkan karakter luhur bagi anggota Pramuka. Proses pembelajaran kepramukaan belum menyentuh upaya membentuk semangat, motivasi, kepercayaan diri, disiplin dan tanggung jawab anggota Pramuka dalam meningkatkan kemajuan dan kualitas dirinya. Banyak Pembina Pramuka yang mengukur kemampuan belajar anggota Pramuka dengan kemampuan dirinya sendiri (kemampuan Pembina Pramuka), akibatnya apa yang disampaikan oleh Pembina Pramuka tidak dirasakan sebagai kegiatan mengajar tapi dirasakan sebagai tindakan mendemonstrasikan kemampuan Pembina Pramuka di hadapan Anggota Pramuka.
Padahal
seharusnya
pendidikan
menginternalisasikan
pendidikan
karakter
kepramukaan melalui
kegiatan
mampu yang
berkesinambungan. Ekstrakurikuler Kepramukaan di MI Negeri Wirasaba menjadi ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013 berdasarkan Lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013. Sangatlah tepat tatkala implementasi kurikulum 2013 menjadikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib, hal itu dikarenakan ada
berbagai
nilai
karakter
yang
dapat
diinternalisasikan
melalui
penyelenggaraan kegiatan kepramukaan.Bahkan keberhasilan peserta didik
6
dalam
mengikuti
ekstrakurikuler
kepramukaan
dijadikan
sebagai
pertimbangan untuk menentukan naik kelas atau tidak naik kelasnya peserta didik. Kegiatan Pramuka dilaksanakan di luar ruangan sehingga memberikan unsur
rekreatif
untuk
peserta
didik.Pembina
Pramuka
memberikan
permainan-permainan yang mengandung unsur pendidikan dan dilanjutkan dengan materi kepramukaan.Pembina Pramuka Siaga atau Pembina Pramuka di tingkat dasar sekurang-kurangnya berusia 20 tahun dan telah mengikuti Kursus Mahir Dasar Pembina Pramuka (KMD), karena peranannya selain sebagai pembina juga sebagai orang tua, kakak, mitra, konsultan, motivator dan fasilitator. Hal ini sesuai dengan Pembina Pramuka MI Negeri Wirasaba yang telah berusia 20 tahun dan telah mengikuti KMD.Bahkan semua guru di MI Negeri Wirasaba diwajibkan untuk mengikuti KMD, sehingga semua guru memiliki kecakapan untuk membina Pramuka baik dalam kegiatan Pramuka ataupun keseharian di lingkungan sekolah. Berdasarkan wawancara tanggal 25 September 2015 dengan Kepala MI Negeri Wirasaba Sudiono,M.Pd.I, diperoleh informasi bahwa peserta didik yang mengikuti Kepramukaan dengan sungguh-sungguh itu berbeda dengan peserta didik yang hanya mengikuti kegiatan dengan terpaksa. Penanaman karakter kedisiplinan diwujudkan dalam hal berpakaian dan berangkat pukul 07.00 WIB untuk mengikuti Kepramukaan setiap hari Sabtu di setiap minggunya.Kemudian penulis melanjutkan observasi pada tanggal 26 September 2015, hasil dari pengamatan penulis bahwa para guru menyambut
7
siswa di pintu gerbang madrasah dan menyalami peserta didik satu persatu ketika siswa datang ke madrasah. Para siswa pun saling menyapa dan bersalaman ketika berpapasan. Perilaku ramah dan sopan peserta didik pun terlihat ketika berpapasan dengan peneliti. Jam menunjukkan pukul 7.00 dan tidak ada siswa yang terlambat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa MI Negeri Wirasaba memiliki kedisiplinan yang tinggi. Siswa kelas 3,4 dan 5 telah siap untuk melaksanakan kegiatan Pramukadengan atribut lengkap. Sikap keingintahuan para Pramuka Siaga yang membuat mereka sangat antusias dalam kegiatan latihan rutin dengan materi Tali Simpul. Dengan pembina yang memberikan contoh dan para Pramuka yang antusias mempraktikkan langsung membuat tali simpul ini membuat suasana ceria dan menyenangkan walaupun panas pagi hari. Sikap suka menolong pun terlihat ketika ada teman yang kesulitan membuat ikatan tali dengan membantunya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah “Bagaimana Proses Pendidikan Karakter melalui Kepramukaan di MI Negeri Wirasaba Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga?”. C. Definisi Operasional Untuk mempertegas judul ini, agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dengan maksud penelitian ini, maka penulis perlu membatasi beberapa kata kunci yang terdapat dalam judul skripsi ini.
8
1. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ngainun Naim Pendidikan Karakter adalah usaha sadar untuk
mengembangkan
berbagai
potensi
peserta
didik
serta
menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam diri peserta didik sehingga menjadi ciri khas atau karakteristik peserta didik yang diwujudkan dalam perilaku kehidupannya.7 Definisi lain menurut Fakry Gaffar yang dikutip oleh Novan Ardy Wiyani, pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilainilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga pemikiran penting, yaitu proses transformasi, ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan menjadi salah satu dalam perilaku.8 Menurut Muchlas Samani dan Hariyanto pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa.9 Dari beberapa pengertian di atas, dapat dimaknai bahwa pendidikan karakter
merupakan
proses
transformasi/internalisasi
nilai-nilai
kehidupan yang baik untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian 7
Ngainun Naim, Character Building, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 55. Novan Ardy Wiyani, Membumikan Pendidikan Karakter di SD,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 26. 9 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 45. 8
9
seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. b. Pilar-pilar Pendidikan Karakter Menurut Thomas Lickona karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik dan melakukan hal yang baik.10 Lebih lanjut Thomas Lickona menyebutkan sepuluh esensi kebajikan untuk membangun karakter kuat, diantaranya: kebijaksanaan, keadilan, keberanian, pengendalian diri, cinta, sikap positif, bekerja keras, integritas, syukur dan kerendahan hati.11 Pendidikan Karakter tanpa identifikasi pilar-pilar karakter hanya akan menjadi sebuah perjalanan tanpa akhir. Sembilan Karakter Dasar yang dirumuskan oleh Heritage Foundation dalam kutipan Novan Ardy Wiyani, antara lain12: a. Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya b. Tanggung jawab, disiplin dan mandiri c. Jujur d. Hormat dan santun e. Kasih sayang, peduli dan kerja sama f. Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah g. Keadilan dan kepemimpinan
10
Thomas Lickona, Mendidik Untuk Membentuk Karakter, terj. Juma Abdu Wamaungo, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 82. 11 Thomas Lickona, Persoalan Karakter, terj. Juma Abdu Wamaungo, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 16-20. 12 Novan Ardy Wiyani, Membumikan Pendidikan Karakter di SD,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 48-49.
10
h. Baik dan rendah hati i. Toleransi, cinta damai dan persatuan 2. Kepramukaan Dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013menegaskan bahwa Kepramukaan adalah ekstrakurikuler yang wajib mulai dari sekolah dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik menyenangkan, menantang yang dilakukan di alam terbuka dengan sasaran akhir pembentukan watak.13Kepramukaan juga termasuk ke dalam pendidikan non formal. Sebagai pendidikan non formal, definisi Pendidikan Kepramukaan adalah proses pendidikan yang melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Pendidikan Kepramukaan dan
Metode
Pendidikan
Kepramukaan
dengan
sasaran
akhirnya
pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur,14 Berdasarkan uraian di atas, PendidikanKarakter melalui Kepramukaan di MINegeri Wirasaba Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalinggayang penulis maksud yaitu penelitian tentang proses pendidikan karakter melalui kepramukaan.
13
Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah-Gerakan Pramuka, Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka,(Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2014), hlm. 28. 14 Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah-Gerakan Pramuka, Kursus Mahir Dasar...., hlm.19.
11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Dalam sebuah penelitian pasti mempunyai tujuan dan manfaat agar penelitian tersebut mempunyai arah yang jelas. Untuk itu berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikanPendidikan Karakter melalui Kepramukaan di MI Negeri Wirasaba Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pendidikan karakter melalui kepramukaan. 2. Secara praktis, penelitian ini berguna untuk meningkatkan pemahaman siswa, guru (Pembina Pramuka), serta warga sekolah tentang pentingnya kepramukaan dalam menanamkan nilai karakter dalam diri siswa. E. Kajian Pustaka Kajian pustaka digunakan untuk mengetahui apakah penelitian sejenis telah dilaksanakan atau belum. Selain itu juga berkaitan dengan kerangka teoritik dan referensi lain tentang obyek penelitian, serta sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian. Pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses transformasi/internalisasi
nilai-nilai
kehidupan
yang
baik
untuk
ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Menurut Thomas Lickona karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang baik
12
dan melakukan hal yang baik.15 Lebih lanjut Thomas Lickona menyebutkan sepuluh esensi kebajikan untuk membangun karakter kuat, diantaranya: kebijaksanaan, keadilan, keberanian, pengendalian diri, cinta, sikap positif, bekerja keras, integritas, syukur dan kerendahan hati.16 Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, menantang yang dilakukan di alam terbuka dengan sasaran akhir pembentukan watak.17 Pendidikan Kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat menggunakan tata cara kreatif dan edukatif melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan, tidak membosankan, penuh tantangan, serta sesuai dengan bakat dan minat peserta didik, sehingga diharapkan kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual dan emosional peserta didik dapat berkembang dengan baik dan terarah. Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain: Faizatun Mardiyah melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Kurikulum Berbasis Karakter di SMP N 3 Sokaraja Tahun 2014”.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.Penyajian data dan analisis data yang dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kurikulum berbasis karakter dilaksanakan melalui kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan pendekatan terintegrasi ke 15
Thomas Lickona, Mendidik Untuk Membentuk Karakter...., hlm. 82. Thomas Lickona, Persoalan Karakter...., hlm. 16-20. 17 Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah-Gerakan Pramuka, Kursus Mahir Dasar....,hlm. 28. 16
13
dalam semua mata pelajaran. Relevansi penelitian tersebut dengan penulis yaitu pada usaha menanamkan nilai karakter pada peserta didik, walaupun dengan cara yang berbeda.Penulis meneliti proses pendidikan karakter melalui kepramukaan yang merupakan pendidikan nonformal yang dilakukan di luar kelas. Tuti Nurasih melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Siswa di SMA
N
Ajibarang
Kabupaten
Banyumas
Tahun
Pelajaran
2011/
2012”.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.Penyajian data dan analisis data yang dilakukan dengan metode
observasi,
wawancara
dan
dokumentasi.Berdasarkan
hasil
pembahasan dan analisis dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam pelaksanaan pendidikan karakter siswa yaitu dilaksanakan
pada
kegiatan
intrakurikuler,
kegiatan
ekstrakurikuler
menggunakan pendekatan dan metode pelaksanaan pendidikan karakter. Berbeda dengan penulis yanglebih mengkhususkan obyek penelitian yaitumelalui
kegiatan
ekstrakurikuler
kepramukaan.Penelitian
tersebut
relevan dengan penulis karena meneliti tentang pendidikan karakter. Endro Suharyanto dengan judul penelitian “Penanaman Nilai Karakter Melalui Pendekatan Pendidikan Islam di Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) Satria Baturaden Tahun 2012”. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.Penyajian data dan analisis data yang dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
14
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai karakter dilakukan melalui pendekatan pengalaman, pembiasaan, emosional, fungsional dan keteladanan yang menjadi satu kesatuan (terintegrasi) dalam proses penanaman nilai (value) karakter, terutama karakter religius. Berbeda dengan penulis yang meneliti penanaman karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Penelitian tersebut relevan dengan penulis karena menggambarkan nilai yang ditanamkan kepada peserta didik, namun dengan metode yang berbeda. Ahmad Malikul Ngilmi dengan penelitian yang berjudul “Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMA N 2 Purwokerto Tahun 2013”. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.Penyajian data dan analisis data yang dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.Hasil penelitian ini menggambarkan
proses
penanaman
nilai
karakter
melalui
kegiatan
ekstrakurikuler Pramuka dengan subyek penelitan Pramuka Penegak. Penelitian
tersebut
relevan
dengan
penulis
karena
sama-sama
mendeskripsikan pendidikan karakter melalui kegiatan kepramukaan.Namun berbeda dengan penulis yang melakukan penelitian dengan subyek penelitian di tingkat pendidikan dasar yaitu madrasah ibtidaiyah dengan subyek Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang. F. Sistematika Pembahasan Penulisan dalam penyusunan skripsi ini di bagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, utama dan akhir. Pada bagian awal terdiri dari Halaman Judul,
15
Halaman Pernyataan Keaslian, Halaman Pengesahan, Halaman Nota Pembimbing, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Lampiran Bagian utama terdiri dari lima bab yaitu: Bab I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Definisi Operasional, Tujuan dan Manfaat, Kajian Pustaka, Sistematika Pembahasan. Bab II Kajian teori yang terdiri dari tiga sub bab yaitu sub bab pertama: Konsep Dasar Pendidikan Karakter yang meliputi Pengertian Pendidikan Karakter, Pilar-Pilar Pendidikan Karakter, Tujuan Pendidikan Karakter, Ruang Lingkup Pendidikan Karakter, dan Strategi Pendidikan Karakter. Sub bab kedua: Konsep Dasar Kepramukaan yang meliputi Pengertian Kepramukaan, Tujuan Gerakan Pramuka, Fungsi Gerakan Pramuka, JenisJenis Kegiatan Kepramukaan, dan Nilai-Nilai Dalam Kepramukaan. Sub bab ketiga: Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan yang meliputi Nilai-Nilai Karakter dalam Kepramukaan, Metode Kepramukaan untuk Membentuk Karakter,
dan
Indikator
Keberhasilan
Pendidikan
Karakter
dalam
Kepramukaan. Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Obyek Penelitian, Subyek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data. Bab IV
berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang berupa
Penyajian Data Dan Analisis Data. Bagian pertama menjelaskan Gambaran
16
Umum MI Negeri Wirasaba yaitu letak geografis, sejarah berdiri, visi dan misi, struktur organisasi, pendidik dan peserta didik, sarana dan prasarana. Bagian kedua bab ini berisi Penyajian Data tentang Bentuk Kegiatan Kepramukaan Dalam Rangka Menginternalisasikan Nilai Karakter. Bagian ketiga
berisi
Analisis
Data
tentang
Pendidikan
Karakter
Melalui
Kepramukaan di MI Negeri Wirasaba Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Bab V Penutup meliputi Kesimpulan dan Saran yang merupakan rangkaian dari keseluruhan hasil penelitian secara singkat. Bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan Daftar Riwayat Hidup.
152
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian yang penulis lakukan tentang pendidikan karakter melalui kepramukaan di MI Negeri Wirasaba, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa: 1. Proses Pendidikan Karakter dilakukan melalui kegiatan kepramukaan dalam rangka menginternalisasikan nilai-nilai karakter. Semua kegiatan kepramukaan diarahkan untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter. Adapun nilai-nilai karakter yang diinternalisasikan merujuk kepada 18 nilai-nilai karakter yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional dan nilai-nilai yang terkandung dalam Kode Kehormatan Pramuka. 2. Proses pembentukan nilai karakter dilakukan melalui tiga tahapan Thomas Lickona yaitu Moral Knowing, Moral Feeling, dan Moral Action. Adapun moral knowing dilakukan ditanamkan melalui pembacaan kode kehormatan pramuka saat melangsungkan kegiatan upacara maupun materi yang disampaikan pada saat kegiatan latihan rutin. Kemudian ditumbuhkan moral feeling melalui keteladanan pembina pramuka, pemberian motivasi dan refleksi setelah kegiatan untuk memberikan kesadaran pada pramuka tentang pentingnya nilai karakter yang baik. Sehingga moral action dapat dilakukan oleh pramuka. Serta menerapkan Metode Kepramukaan seperti pengamalan
152
153
Dasa Darma, belajar sambil melakukan, sistem beregu, sistem among, sistem satuan terpisah, yang dilakukan di alam terbuka. B. Saran Dari pemaparan di atas, maka untuk meningkatkan keberhasilan dalam pendidikan karakter di MI Negeri Wirasaba, maka penulis memberikan saransebagai berikut: 1.
Kepada kepala madrasah a. Sebaiknya kepala madrasah selalu melakukan sosialisasi kepada wali murid sebagai langkah untuk membangun kesadaran masyarakat terkait dengan karakter bangsa dan mendukung putra-putrinya dalam kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan oleh madrasah. b. Kepala madrasah perlu membuat kebijakan yang jelas terhadap Pembina Pramuka, sehingga Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang mempunyai Pembina Pramuka yang berbeda.
2.
Kepada Pembina Pramuka a. Perlu adanya kegiatan pelantikan sebagai alat pendidikan karakter untuk menumbuhkan rasa percaya diri Anggota Pramuka sehingga mereka sadar akan hak dan kewajibannya sebagai seorang Pramuka dan anggota masyarakat. b. Pembina Pramuka harus lebih kreatif dalam menciptakan program kegiatan yang menarik, sehingga Anggota Pramuka tetap aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan kepramukaan.
154
3.
Kepada Siswa atau Anggota Pramuka Sebaiknya Anggota Pramuka baik Siaga maupun Penggalang tetap mempertahankan partisipasi aktifnya dalam mengikuti setiap kegiatan kepramukaan, karena kegiatan kepramukaan memiliki kontribusi yang tinggi dalam pembentukan karakter yang baik.
4.
Mahasiswa atau Calon Guru Sebaiknya mahasiswa atau calon guru harus mempunyai bekal dan keterampilan
sebagai
pembina
Pramuka
untuk
dapat
menginternalisasikan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa. Sehingga para siswa dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkarakter melalui kepramukaan. C. Kata Penutup Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala Hidayah dan Taufik-Nya. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya. Atas berkat rahmat Allah SWT yang telah berkenan memberikan kekuatan dan petunjuk-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan di MI Negeri Wirasaba Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga.” Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan dalam berbagai hal, semua
itu
semata-mata
dikarenakan
keterbatasan
pengetahuan
dan
155
pemahaman penulis.Maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki skripsi ini. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bersedia membantu dalam pembuatan skripsi ini. Akhirnya dengan segala kekurangan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah, Membangun Karakter dan Kepribadian Anak. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsini. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. . 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, terj. Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Penerbit Alfabeta. Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi. Kasmadi. 2013. Membangun Soft Skills Anak-anak Hebat. Bandung: Alfabeta. Kesuma, Dharma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Rosda Karya. Koesoema, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak Di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah-Gerakan Pramuka. 2014. Kursus Mahir Dasar Untuk Pembina Pramuka. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Lickona, Thomas. 2012. Persoalan Karakter, terj. Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara. . 2013. Mendidik Untuk Membentuk Karakter, terj. Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara. Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Nondikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mardiyah, Faizatun. 2014. “Implementasi Kurikulum Berbasis Karakter di SMP N 3 Sokaraja”. Skripsi pada Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto. Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
1
Mulyasa, E. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Naim, Ngainun. 2012. Character Building. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Ngilmi, Ahmad Malikul. 2013. “Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMA N 2 Purwokerto”. Skripsi pada Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto. Ningsih, Tutuk. 2014. Implementasi Pendidikan Karakter. Purwokerto: STAIN Press. Nurasih, Tuti. 2012. “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter Siswa di SMA N Ajibarang Kabupaten Banyumas”. Skripsi pada Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto. Rohmad dan Supriyanto. 2015. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Kalimedia. Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharyanto, Endro. 2012. “Penanaman Nilai Karakter Melalui Pendekatan Pendidikan Islam di Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) Satria Baturaden”. Skripsi pada Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto. Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian; Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sukardi. 2004. Metodologi Penelitan Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sunardi, Andri Bob. 2010. Boyman Ragam Latih Pramuka. Bandung:,Penerbit Nuansa Muda. Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras. Tim Esensi. 2012. Mengenal Gerakan Pramuka. Jakarta: Esensi Erlangga Group. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter dan Kepramukaan. Yogjakarta: PT. Citra Aji Parama.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. . “Format Kegiatan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib di Madrasah Ibtidaiyah dalam Kurikulum 2013”, Insania Jurnal Kependidikan. 2014, Vol. 19, No.1. Yatna, Nyoman Kutha. 2014. Peranan Sastra dan Seni dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan Karakter Landasan Implementasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Pilar
dan
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Prenada Media Group. Zuriah, Nurul. 2008. Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti. Jakarta: Bumi Aksara.