JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA
PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE GALLET (Diterima 30 September 2015; direvisi 15 Oktober 2015; disetujui 12 November 2015) Buchori Muslim Program Studi Pendidikan Kimia, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Email:
[email protected]
Abstract This study aimed to obtain a model of learning that can improve the performance and capabilities of students in lab reports, and can train thinking skills and self-confidence of students to the concept of salt hydrolysis. The research method used was a quasiexperimental design with nonequivalent control group design. Research subjects consisted of 78 students of class XI Science SMAN 16 Bandung, 40 students of the experimental group and 38 control group students. The instrument used in this study consisted of an attitude scale, interview and observation sheets. The data were analyzed using the MannWhitney test. The results show that the learning problem solving can improve the performance and ability of the students in the lab reports, and can train thinking skills and self-confidence of students. There are significant differences between the performance and abilities of students in the student lab reports and the experimental group and a control group of students who responded positively to the learning problem solving in the concept of hydrolysis of salts, including in both categories with an average percentage score of 67.81%. Keywords: Salt Hydrolysis Concept, Problem Solving Teaching Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kinerja dan kemampuan siswa dalam membuat laporan praktikum, serta dapat melatih kemampuan berpikir dan kepercayaan diri siswa pada konsep hidrolisis garam. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Subjek penelitian terdiri dari 78 siswa kelas XI IPA SMAN 16 Bandung, 40 siswa kelompok eksperimen dan 38 siswa kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari skala sikap, pedoman wawancara dan lembar observasi. Analisis data menggunakan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran pemecahan masalah dapat meningkatkan kinerja dan kemampuan siswa dalam membuat laporan praktikum, serta dapat melatih kemampuan berpikir dan kepercayaan diri siswa. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja dan kemampuan siswa dalam membuat laporan praktikum siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran pemecahan masalah pada konsep hidrolisis garam, termasuk dalam kategori baik dengan persentase rata-rata skor sebesar 67,81%. Kata Kunci: Hidrolisis Garam, Pembelajaran Pemecahan Masalah.
76
Bandura, et al., 1996; 2001; Bandura,
PENDAHULUAN Pembelajaran yang dilakukan oleh
1993; Bandura, et al., 1969). Aspek
guru IPA, khususnya dalam mengajar
psikologi tersebut adalah kepercayaan
kimia pada konsep hidrolisis garam
diri. Wilson dan Janes (2008) menyatakan
cenderung
metode
bahwa kepercayaan diri merupakan salah
pembelajaran konvensional. Pembelajaran
satu faktor penting dalam menentukan
konvensional
prestasi siswa.
menggunakan
yang
umum
dilakukan
menurut Gallet (1998) adalah metode
Untuk melatih kemampuan berpikir
mengajar secara transfer of knowledge,
siswa, yang nantinya dapat memberikan
yaitu guru berbicara atau bercerita, dan
pengaruh pada kepercayaan diri siswa,
siswa hanya mendengarkan dan mencatat
diperlukan
hal-hal yang disampaikan guru tersebut
menerapkan suatu model pembelajaran
tanpa mengetahui darimana fakta dan
yang dapat meningkatkan kinerja dan
konsep
kemampuan
itu
ditemukan,
mementingkan
hasil
serta
daripada
lebih
adanya
upaya
siswa
dalam
dengan
membuat
makna
laporan praktikum, serta dapat melatih
belajar itu sendiri. Guru kurang melatih
kemampuan berpikir dan kepercayaan diri
bagaimana cara berpikir siswa secara
siswa.
bertahap melalui strategi pembelajaran
dimaksud adalah model pembelajaran
yang tepat untuk memahami fakta dan
pemecahan
konsep yang dipelajari, sehingga siswa
pemecahan
kurang
dari
pembelajaran telah dikembangkan oleh
hidrolisis
garam.
beberapa ahli, diantaranya: (1) Brandsford
juga
kurang
dan Stein (1993) yang menggunakan
memperhatikan psikologi siswa yang jelas
model pembelajaran pemecahan masalah
dapat memberikan kontribusi terhadap
dalam memecahkan masalah hitungan
keberhasilan siswa dalam menyelesaikan
kimia, seperti yang dilakukan oleh Glazar
tugas
mengetahui
mempelajari Selain
manfaat
materi
itu
guru
dengan
pembelajaran
masalah. masalah
yang
Pembelajaran sebagai
model
bahkan
dalam
dan Devetak (2002) yang memecahkan
dikatakan
bahwa
masalah perhitungan stoikiometri, hasil
psikologi tersebut dapat menyembuhkan
menunjukkan bahwa hanya 46% siswa
trauma seseorang, menentukan pilihan
yang dapat menyelesaikan perhitungan
karir seseorang, berdampak pada hasil
stoikiometri dengan benar, (2) Mettes, et
belajar
pada
al.,
dapat
pembelajaran sains, menyatakan bahwa
beberapa
baik,
Model
penelitian
siswa,
perkembangan
berdampak kognitif,
serta
(1980),
yang
dalam
(Benight
biasanya siswa memang memecahkan
Bandura,
2004;
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
77
tugas
oleh
pada
mengubah perilaku dan sikap siswa and
pemberian
berfokus
guru,
Buchori Muslim
setiap masalah dalam tugasnya, tetapi itu
ketika lahan pertanian bersifat asam maka
hanya sebagai kewajiban saja, hanya
pupuk garam yang digunakan harus
sedikit
menyelesaikan
bersifat basa seperti pupuk Ca3(PO4)2
tugasnya dengan baik. Mereka hanya
karena berasal dari asam lemah dan basa
membolak-balikkan halaman buku untuk
kuat sehingga hanya ion PO43-
menemukan rumus yang tepat, atau hanya
bereaksi dengan air.
siswa
menunggu
yang
guru
untuk
yang
memberikan
Model PST melibatkan siswa secara
petunjuk atau solusi yang tepat. Sering
aktif dalam proses pembelajaran yang
kali siswa menggunakan cara trial and
berhubungan dengan kegiatan praktikum,
error dan berharap mereka menemukan
sehingga dapat meningkatkan kinerja dan
jawaban yang tepat, (3) Gallet (1998)
kemampuan
tentang
pemecahkan
melalui
kegiatan
siswa
membuat
laporan
masalah
kimia
praktikum, serta melatih kemampuan
praktikum,
dalam
berpikir dan membangun kepercayaan diri
pembelajaran pemecahan masalah ini
siswa
siswa terlibat aktif secara individu atau
pendekatannya, model PST menggunakan
kelompok, dan bertanggung jawab atas
masalah sebagai suatu konteks
tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
peserta didik, untuk belajar tentang cara
Pemecahan masalah melalui praktikum ini
berpikir, memperoleh pengetahuan dan
dirancang sendiri oleh siswa.
konsep
Berdasarkan pemecahan
beberapa
masalah
model
tersebut,
dalam
yang
pelajaran.
maka
belajar
kimia.
esensial
Siswa
mengaplikasikannya
Dalam
bagi
dari
materi
diharapkan
dapat
dalam
kehidupan
dipilihlah model tipe Gallet, yang lebih
sehari-hari dan memberikan kontribusi
dikenal dengan istilah Problem Solving
terhadap psikologi
Teaching
model
kepercayaan diri karena saat memecahkan
pembelajaran ini dalam pendekatannya
masalah dibutuhkan suatu kepercayaan
menggunakan masalah kehidupan sehari-
diri.
hari siswa. Hidrolisis garam merupakan
menggunakan model ini adalah melatih
materi
siswa
(PST),
kimia
diterapkan
karena
kelas
kehidupan,
dapat
untuk
utama
dapat
pembelajaran
mengembangkan
sebagai
kemampuan berpikir dan kepercayaan
sehingga
dirinya melalui pertanyaan-pertanyaan.
masalah yang diangkat dalam proses
Peran siswa dalam pembelajaran ini
pembelajaran
masalah
adalah mencari dan menemukan sendiri
pengolahan lahan pertanian. Para petani
konsep, sedangkan guru berperan sebagai
dalam
fasilitator dan pembimbing siswa untuk
contoh
pada
XI yang
Tujuan
siswa dalam hal
pengolahan
dapat
pemberian
lahan,
berupa
pupuk
garam
menggunakan konsep hidrolisis garam,
belajar.
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
78
Buchori Muslim
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan
sebelumnya
maka
Sampel dalam penelitian ini adalah
peneliti
siswa kelas XI-IPA-3 dan XI-IPA-4.
bermaksud untuk melakukan penelitian
Teknik
yang berjudul “Pembelajaran Hidrolisis
digunakan
Garam
sampling
Menggunakan
Model
pengambilan adalah yaitu
sampel
teknik teknik
yang
purposive pengambilan
Pembelajaran Pemecahan Masalah Tipe
sampel dengan pertimbangan tertentu
Gallet”. Tujuan dilakukan penelitian ini
(Sugiyono,
untuk mendapatkan model pembelajaran
eksperimen yaitu kelas XI-IPA-3 yang
yang dapat meningkatkan kinerja dan
berjumlah 40 orang siswa terdiri dari 18
kemampuan
membuat
siswa laki-laki dan 22 siswi perempuan,
laporan praktikum, serta dapat melatih
sedangkan kelas XI-IPA-4 sebagai kelas
kemampuan berpikir dan kepercayaan diri
kontrol, berjumlah 38 orang siswa terdiri
siswa pada konsep hidrolisis garam.
dari 15 siswa laki-laki dan 23 siswi
METODE PENELITIAN
perempuan.
siswa
Penelitian
ini
dalam
Pemilihan
Instrumen
kelas
yang
akan
di
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
SMAN 16 Kota Bandung, kelas XI-IPA 3
empat macam instrumen yaitu: (1) Skala
dan kelas XI-IPA 4. Jalan Mekarsari-
sikap siswa terhadap model pembelajaran,
Babakansari No. 18 Bandung 40283.
(2) Pedoman wawancara terbuka, (3)
Adapun waktu yang diperlukan dalam
Lembar
kegiatan
ketercapaian
penelitian
dilaksanakan
2009).
ini
adalah
pada
observasi
untuk
melihat
pelaksanaan
RPP.
semester genap tahun ajaran 2013/2014.
Pengolahan data dengan melakukan uji
Metode yang digunakan dalam penelitian
normalitas dan uji homogenitas, serta uji
ini adalah metode kuasi eksperimen
signifikansi
dengan desain penelitian nonequivalent
kinerja dan kemampuan siswa dalam
control group design. Pada metode ini
membuat
siswa dalam satu kelas eksperimen dan
eksperimen dan kelas kontrol. Dalam uji
kontrol dibagi menjadi delapan kelompok
normalitas dan homogenitas, serta uji
kecil yang terdiri dari 5 orang siswa.
signifikansi
Tahapan pembelajarannya yaitu siswa
menggunakan IBM-SPSS 20. Berdasarkan
diberi tes awal terlebih dahulu, kemudian
uji normalitas dan homogenitas melalui
dilakukan
pemecahan
IBM-SPSS 20, data yang didapatkan tidak
masalah pada kelas eksperimen dan
berdistribusi normal dan homogen maka
pembelajaran konvensional pada kelas
teknik analisis data yang digunakan pada
kontrol, terakhir diberi tes akhir.
penelitian ini adalah uji Mann Whitney.
pembelajaran
untuk melihat
laporan
dalam
perbedaan
praktikum
penelitian
kelas
ini
Skala sikap digunakan untuk mengukur JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
79
Buchori Muslim
sikap siswa terhadap penerapan model
mengobservasi
pembelajaran
masalah
melakukan praktikum, digunakan lembar
keaktifan,
observasi secara langsung, sedangkan
tanggungjawab, kemampuan intelektual,
untuk penilaian laporan praktikum siswa
kreatifitas,
berdasarkan
pemecahan
berdasarkan
aspek:
dan
menyenangkan
yang
kinerja
siswa
sistematika
saat
kelengkapan
disesuaikan dengan indikator masing-
komponen dan isi laporan praktikum.
masing
HASIL DAN PEMBAHASAN
aspek
yang
hendak
diukur.
Masing-masing aspek yang dikembangkan
Sebelum
implementasi
model
merujuk pada pendapat Gallet (1998).
pembelajaran pemecahan masalah tipe
Skala sikap yang digunakan berjumlah 34
Gallet,
butir soal. Skala sikap ini dipergunakan
pembagian kelompok siswa kemampuan
setelah pembelajaran selesai dilaksanakan.
tinggi, sedang, dan rendah pada kelas
Untuk mengukur sikap siswa terhadap
eksperimen dan kontrol, yang didasarkan
penerapan
pembelajaran
nilai rata-rata ulangan harian dan ulangan
pemecahan masalah menggunakan skala
tengah semester yang diurutkan dari nilai
likert 1-4. Data kemudian diskor dan
tertinggi sampai nilai terendah. Jumlah
diubah dalam bentuk pernyataan positif
siswa
dan
wawancara
masing-masing sebanyak 27% dari jumlah
digunakan untuk mengklarifikasi data
total siswa, sedangkan kelompok sedang
skala sikap sehingga kebenarannya dapat
adalah sisanya (Sudjana, 2012). Sintak
dipertanggungjawabkan.
Pedoman
model pembelajaran pemecahan masalah
wawancara yang dikembangkan merujuk
tipe Gallet (1998) terdiri dari 16 tahapan,
pada pendapat Gallet (1998). Pedoman
yang dilaksanakan dalam empat kali
wawancara yang digunakan berjumlah
pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
delapan butir pertanyaan. Untuk analisis
Pertemuan pertama, terdiri dari
data wawancara, disajikan dalam bentuk
empat tahapan, yaitu: (1) Tahap penyajian
deskripsi untuk memperkuat data sikap
masalah,
siswa terkait tanggapan siswa terhadap
memberikan LKS yang berisi artikel dan
model
telah
tugas kepada masing-masing kelompok
diterapkan. Lembar observasi digunakan
yang berisi fenomena tentang hidrolisis
untuk melihat ketercapaian pelaksannaan
garam dalam bidang pertanian, yang harus
RPP
diselesaikan
model
negatif.
pembelajaran
yang
berdasarkan pada
Pedoman
telah
yang
dibuat
pengembangan masing-masing
sebelumnya indikator
terlebih
kelompok
pada
dahulu
tinggi
dilakukan
dan
tahapan
oleh
ini
rendah
guru
masing-masing
kelompok. Siswa dari masing-masing
tahapan
kelompok
pembelajaran pemecahan masalah. Untuk
mengamati
dan
membaca
artikel, serta mengerjakan tugas yang
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
80
Buchori Muslim
telah diberikan. Pada saat siswa dari
dengan pertanyaan membimbing yang
masing-masing kelompok mengamati dan
mengarah pada rumusan masalah yang
membaca artikel, mereka terlihat antusias
tepat. (3) Tahap keputusan kelompok,
dalam mempelajari fenomena hidrolisis
pada
garam dalam bidang pertanian, hal itu
kelompok
terlihat
utama
dari
siswa
masing-masing
tahapan
ini
masing-masing
mengidentifikasi
yang
dapat
dijawab
masalah secara
kelompok yang aktif bertanya pada guru.
ekperimen dari fenomena yang diberikan
(2) Tahap mendefinisikan masalah, pada
guru, seperti: “Bagaimanakah sifat dari
tahapan ini masing-masing kelompok
larutan pupuk garam KNO3, Ca(H2PO4)2,
merumuskan masalah yang terdapat dalam
(NH4)2SO4,
artikel dan mengungkapkannya
“Manakah pupuk garam yang cocok
dalam
bentuk pertanyaan: “Mengapa petani tidak
digunakan
tahu jenis pupuk yang cocok untuk
petani?”.
mengolah lahannnya?”, “Mengapa pupuk
(NH4)2HPO4?”,
dan
untuk
mengolah
lahan
Pada saat mengidentifikasi masalah
garam dapat menetralkan pH tanah yang
utama
bersifat asam?”, “Bagaimanakah sifat dari
ekperimen
larutan pupuk garam KNO3, Ca(H2PO4)2,
berkemampuan tinggi yang secara tepat
(NH4)2HPO4?”,
mengidentifikasi masalah utama, untuk
“Manakah pupuk garam yang cocok
kelompok lain mendapatkan bimbingan
digunakan
dari
(NH4)2SO4,
dan
untuk
mengolah
lahan
petani?”.
guru.
dapat hanya
Setelah
dijawab
secara
kelompok
siswa
masalah
utama
ditemukan, siswa dari masing-masing
Pada saat merumuskan masalah dalam
yang
artikel,
kelompok
berkemampuan
rendah
kelompok membuat hipotesis sementara
siswa
sesuai
mengalami
dengan
dimilikinya
pengetahuan
(Dewey
dalam
yang Sanjaya,
kesulitan dalam merumuskan pertanyaan
2011), yaitu: pupuk garam KNO3 tidak
yang tepat, hal itu terlihat pada saat
dapat digunakan karena bersifat netral,
kelompok lain telah selesai merumuskan
sebab berasal dari asam kuat dan basa
masalah seperti yang tertulis dalam LKS
kuat sehingga ion-ionnya tidak bereaksi
yang
siswa
dengan air dan kondisi lahan tetap asam,
belum
pupuk Ca(H2PO4)2
diberikan,
berkemampuan
kelompok
rendah
justru
dapat digunakan
menuliskan rumusan masalahnya dalam
karena bersifat basa, sebab berasal dari
LKS,
yakin
asam lemah dan basa kuat sehingga ion
terhadap rumusan masalahnya, sehingga
H2PO4- dapat bereaksi dengan air dan
Costa (1985) berpendapat, guru boleh
menetralkan
membantu siswa merumuskan masalah
(NH4)2SO4 tidak dapat digunakan karena
mereka
merasa
kurang
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
81
lahan,
pupuk
garam
Buchori Muslim
bersifat asam, sebab berasal dari asam
tugas yang menjadi tanggungjawab setiap
kuat dan basa lemah sehingga ion NH4+
anggota kelompok, meliputi: mencari
dapat bereaksi dengan air dan menambah
informasi secara teori, mencari alat dan
asam lahan, pupuk garam (NH4)2 HPO4
bahan, mencari bahan alternatif, mencari
dapat digunakan karena bersifat basa,
prosedur
sebab berasal dari asam lemah dan basa
pengamatan. (6) Tahap mengumpulkan
dan
membuat
tabel
+
cara pemecahan masalah, pada tahapan ini
bereaksi dengan air dan karena harga
masing-masing kelompok mengumpulkan
Ka
cara
lemah sehingga ion HPO4 <
Kb
maka
2-
kerja,
dan ion NH4
larutan
tersebut
atau
menetralkan lahan. (4) Tahap analisis
kelompok
masalah, pada tahapan ini siswa dari
masalah.
masing-masing
kelompok
prosedur lain
yang
dalam
ditempuh
menyelesaikan
mencari
Hal yang menarik pada tahap
informasi secara teoretik dan teknik untuk
mengumpulkan cara pemecahan masalah,
memecahkan masalah. Informasi teoretik
yaitu
yang
meliputi:
menggunakan indikator yang berbeda
pengertian hidrolisis garam dan sifat
dalam menentukan sifat larutan pupuk
larutan
informasi
garam. Kelompok satu menggunakan
teknik yang mereka gunakan meliputi:
indikator metil jingga, kelompok dua
judul percobaan, tujuan percobaan, alat
menggunakan
dan
kelompok tiga menggunakan indikator
mereka
garam,
bahan
percobaan,
gunakan
sedangkan
yang cara
diperlukan kerja,
dan
untuk tabel
metil
pengamatan.
masing-masing
kelompok
indikator
merah,
pH
kelompok
meter,
empat
menggunakan indikator brom timol biru,
Pertemuan ke-dua, terdiri dari tahap
kelompok lima menggunakan indikator
lima sampai tahap 12, yaitu: (5) Tahap
universal, kelompok enam menggunakan
distribusi kelompok, pada tahapan ini
indikator penolftalein, kelompok tujuh
masing-masing
kelompok
menggunakan indikator kertas lakmus,
mencari dan bertanggungjawab terhadap
dan kelompok delapan menggunakan
tugas
indikator
yang
anggota
diembannya,
lalu
alami
kunyit.
menentukan
lain. Hal ini sesuai dengan pendapat
tahapan ini masing-masing kelompok
Sanjaya (2011) yang menyatakan bahwa
menentukan prosedur terbaik yang akan
pembelajaran dengan pemecahan masalah
digunakan dalam memecahkan masalah.
dapat diterapkan manakala guru ingin
Secara umum prosedur atau langkah kerja
mendorong siswa untuk lebih bertanggung
yang ditempuh masing-masing kelompok
jawab dalam belajarnya. Masing-masing
sama karena menggunakan sumber yang
82
terbaik,
Tahap
mendistribusikannya kepada kelompok
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
prosedur
(7)
pada
Buchori Muslim
sama, yaitu berasal dari buku paket kimia.
Tahap memilih prosedur terbaik dalam
(8) Tahap memilih prosedur eksperimen,
ujian, pada tahapan ini siswa memilih
pada
masing-masing
prosedur terbaik yang akan dilakukan
kelompok memilih prosedur eksperimen
dalam ujian praktikum. Dalam ujian
terbaik yang akan dijadikan acuan dalam
praktikum,
memecahkan masalah. Prosedur yang
menggunakan indikator universal untuk
ditempuh dalam membuktikan hipotesis
mengetahui sifat larutan pupuk garam.
tahapan
ini
seluruh
kelompok
bersifat kuantitatif. (9) Tahap mendapat
Pertemuan ke-tiga, terdiri dari tahap
panduan eksperimen, pada tahapan ini
13 sampai tahap 15, yaitu: (13) Tahap
siswa mendapatkan prosedur eksperimen
ujian praktikum, pada tahapan ini siswa
dari
untuk
melakukan
Tahap
prosedur terbaik pilihan kelompoknya dan
melakukan eksperimen, pada tahapan ini
guru mengobservasi kinerja siswa. Pada
setiap
saat
pilihan
membuktikan
kelompoknya hipotesis.
anggota
dari
(10)
masing-masing
ujian
melakukan
praktikum
ujian
sesuai
praktikum,
kelompok melakukan eksperimen. (11)
kelompok siswa pada kelas eksperimen
Tahap analisis kelompok, pada tahapan ini
mempunyai kinerja yang lebih baik
masing-masing kelompok menganalisis
dibandingkan
data hasil praktikum secara berkelompok.
disebabkan pada pertemuan sebelumnya
Berdasarkan ketepatan analisis data
siswa
pada
kelas
kelas
kontrol,
hal
eksperimen
ini
telah
hasil praktikum dalam menentukan sifat
melakukan praktikum yang berada dalam
larutan pupuk garam yang dilakukan
bimbingan guru, sedangkan pada kelas
masing-masing
ternyata,
kontrol tidak melakukannya. (14) Tahap
indikator yang tepat digunakan untuk
membuat laporan praktikum, pada tahapan
menganalisis sifat larutan pupuk garam
ini
adalah
ini
praktikum sesuai format yang telah
universal
diberikan. (15) Tahap penilaian laporan
kelompok
indikator
disebabkan, mempunyai
universal.
indikator range
pH
Hal
1-14
setiap
siswa
membuat
laporan
yang
praktikum, pada tahapan ini guru menilai
dilengkapi dengan panduan warna untuk
laporan praktikum siswa menggunakan
setiap range pH nya. Untuk pH meter
lembar jawaban (rubrik) yang telah
memang sangat baik dalam memberikan
dibuat.
nilai pH yang tepat, hanya saja jumlahnya
Pertemuan ke-empat, merupakan
terbatas sehingga pada saat melakukan
tahapan yang terakhir, yaitu tahapan 16.
ujian praktikum untuk tahapan berikutnya,
Pada tahap tanggapan siswa terhadap
banyak
tidak
pembelajaran pemecahan masalah, guru
mendapatkan pH meter tersebut. (12)
memberikan angket kepada siswa untuk
kelompok
yang
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
83
Buchori Muslim
melihat tanggapan atau sikap mereka
Keaktifan lainnya terlihat saat siswa
terhadap model pembelajaran pemecahan
melakukan eksperimen untuk menguji
masalah. Berdasarkan data yang diperoleh
hipotesis dan pada saat melakukan ujian
dari pengisian angket dapat disimpulkan
praktikum.
bahwa siswa memberikan tanggapan yang
pemecahan masalah yang dilakukan di
positif terhadap pembelajaran pemecahan
laboratorium sangat ideal karena mereka
masalah, termasuk dalam kategori baik
dapat bertukar informasi dan diskusi
dengan persentase rata-rata skor angket
dengan
sebesar 67,81%. Adapun komponen yang
kutipannya:
dikembangkan dalam pembelajaran ini
Pertanyaan: “Menurut Anda, apakah ideal
yaitu:
jika
keaktifan,
tanggungjawab,
Siswa
siswa
menganggap
lainnya,
pemecahan
masalah
berikut
ini
kontekstual
kemampuan intelektual, kreatifitas, dan
dilakukan dilaboratorium ? Apakah anda
menyenangkan.
dapat bertukar informasi dan diskusi
Uraian masing-masing komponen,
dengan siswa lainnya ?”
mengenai
Jawaban: “Ya sangat ideal dan cocok
%
siswa
dilakukan di laboratorium dan kami dapat
terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
bertukar informasi dan diskusi dengan
hal itu terlihat saat siswa mencari
siswa dari kelompok lainnya terutama
informasi
dalam menentukan indikator yang tepat
yaitu:
Pertama,
keaktifan,
tanggapan
sebanyak
66,77
(pengetahuan)
baru
secara
dalam mengidentifikasi sifat garam”.
teoretik untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam artikel hidrolisis garam.
Pada
saat
melakukan
ujian
Dalam wawancara terkait keaktifan siswa
praktikum, setiap aktifitas siswa diamati
ini mereka menyatakan bahwa informasi
berdasarkan
secara teori memang sesuatu yang baru,
dikembangkan. Hasil menunjukkan bahwa
akan tetapi untuk informasi secara teknik
kinerja kelas eksperimen lebih baik
sebagian
dibandingkan kinerja kelas kontrol. Hal
siswa
sudah
ada
yang
indikator
yang
mengetahui, berikut ini kutipannya:
ini dapat terjadi karena pada kelas
Pertanyaan: “Apakah dalam memecahkan
eksperimen siswa dituntut untuk membuat
masalah
rancangan
anda
mencari
informasi
praktikum yang
secara
(pengetahuan) baru secara teori dan teknik
mandiri/kelompok
kemudian
?”. Jawaban: “Ya, untuk informasi secara
dilakukan uji coba terhadap rancangan
teori memang sesuatu yang baru tapi
praktikum yang telah dibuat, sehingga
untuk informasi secara teknik sudah ada
pada saat melakukan ujian praktikum
beberapa siswa yang mengetahuinya”.
siswa kelas eksperimen lebih terbiasa dibandingkan kelas kontrol. Untuk kinerja
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
84
Buchori Muslim
siswa yang berkemampuan tinggi, sedang
masing-masing
dan
kemampuan yang sama. Hal ini seperti
rendah
dalam
pembelajaran
pemecahan masalah tidak memberikan
yang
kelompok
didapat
mempunyai
pada
Tabel
1
perbedaan yang berarti. Dalam hal kinerja, Tabel 1 Nilai Kinerja Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah
Jumlah siswa Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-rata Standar Deviasi
Nilai Kinerja Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah 11 18 11 10 18 10 100 100 100 90,91 90,91 84,85 100 100 100 96,97 93,94 93,94 100 100 100 95,46 91,58 85,76 0 0 0 1,59 1,37 2,88
Pada
terlihat
Parameter Statistik
kelompok
Tabel siswa
1
eksperimen dan kelas kontrol untuk seluruh
kelompok.
Dengan
demikian
tinggi, sedang dan rendah pada kelas
dapat
dikatakan
bahwa
model
eksperimen mempunyai nilai rata-rata
pembelajaran pemecahan masalah dapat
kinerja yang lebih baik dibandingkan
lebih meningkatkan kinerja siswa pada
kelompok
seluruh kategori kelompok dibandingkan
siswa
dengan
bahwa
dengan
kemampuan
kemampuan
tinggi, sedang dan rendah pada kelas
pembelajaran
kontrol. Terhadap nilai kinerja masing-
didukung oleh hasil kutipan wawancara
masing
berikut ini:
kelompok
siswa
kemampuan
konvensional.
Hal
ini
tinggi, sedang dan rendah dilakukan uji
Pertanyaan: “Bagaimana pendapat Anda
normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov.
tentang
Hasil menunjukkan bahwa data tidak
laboratorium antara kelomppok tinggi,
berdistribusi normal, maka uji signifikansi
sedang dan rendah ?”
data nilai kinerja kelas eksperimen dan
Jawaban: “Menurut saya semua kelompok
kelas kontrol menggunakan uji Mann
mempunyai
Whitney.
praktikum yang sama”
Berdasarkan uji signifikansi data
kemampuan
kinerja
kemampuan
di
kinerja
Ke-dua, tanggapan siswa mengenai
nilai kinerja kelompok tinggi, sedang dan
tanggungjawab
rendah kelas eksperimen dan kelas kontrol
kelompok,
diperoleh nilai signifikansi yang sama,
bertanggung jawab terhadap tugas yang
yaitu sebesar (p)=0,000 < 0,050. Hasil
dikerjakan selama proses pembelajaran,
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
hal itu terlihat saat siswa membaca artikel
yang signifikan antara kinerja siswa kelas
secara teliti, bertanggungjawab terhadap
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
85
secara
sebanyak
mandiri 74,79%
atau siswa
Buchori Muslim
tugas yang diberikan kelompok dalam
Ca(H2PO4)2,
memecahkan masalah yang ada dalam
(NH4)2HPO4,
artikel hidrolisis garam dan membuat
secara
laporan praktikum sesuai format yang
permasalahan yang ada dalam artikel
terdapat dalam LKS. Siswa diberikan
hidrolisis
kesempatan
laporan
prosedur pemecahan masalah siswa lain
praktikum secara fleksibel, artinya siswa
secara teliti, menjawab pertanyaan dalam
diberikan kebebasan membuat laporan
LKS, memilih prosedur terbaik dari
praktikum,
beberapa
untuk
membuat
boleh
dikerjakan
di
(NH4)2SO4,
dan
merumuskan
hipotesis
mandiri/kelompok
garam,
prosedur
dari
mengidentifikasi
yang
ada,
dan
laboratorium, kelas atau rumah karena
menyimpulkan hasil percobaan tentang
masing-masing
penentuan
tempat
mempunyai
sifat
larutan
garam.
kelebihan dan kekurangan, sesuai dengan
Kemampuan intelektual ini dimasukkan
kutipan wawancara berikut ini:
dalam
Pertanyaan: “Dimanakah tempat yang
keterampilan berpikir kritis siswa dapat
ideal dalam membuat laporan praktikum
terlatih.
(di laboratorium, kelas, atau rumah)?
wawancaranya:
Jelaskan”
Pertanyaan: “Apakah model pemecahan
Jawaban:
“Sebagian
membuat
laporan
siswa
senang
praktikum
proses
Berikut
masalah
di
pembelajaran
ini
ini
supaya
kutipan
dapat
hasil
meningkatkan
kemampuan berpikir Anda dibandingkan
Laboratorium karena data-data yang akan
pembelajaran sebelumnya?”
dilaporkan masih ingat secara detail tapi
Jawaban: “Ya, karena dalam proses
butuh waktu tambahan. Selain itu, ada
pembelajaran
ini
juga siswa yang senang membuat laporan
memecahkan
masalah
praktikum di rumah karena waktunya
(kontekstual) secara terstruktur sehingga
lebih fleksibel”.
kami lebih paham dengan materi yang
Ke-tiga,
tanggapan
menggunakan
di
yang
ajak nyata
diajarkan”.
mengenai
kemampuan intelektual, sebanyak 64,77% siswa
kami
Ke-empat,
keterampilan
kreatifitas
tanggapan
siswa
mengenai
dalam
proses
berpikirnya untuk memecahkan masalah
pembelajaran, sebanyak 68,96% siswa
terkait artikel yang diberikan, hal itu
mengembangkan
terlihat
memecahkan masalah, hal itu terlihat saat
saat
siswa
merumuskan
siswa
permasalahan utama yang dapat dijawab
menguji hipotesis sifat larutan garam,
secara eksperimen tentang penentuan sifat
memilih bahan eksperimen pengganti
dari
Ca(H2PO4)2 dengan bahan yang sifatnya
pupuk
garam
KNO3,
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
86
percobaan
dalam
pertanyaan secara benar, mengidentifikasi
larutan
merancang
kreatifitasnya
untuk
Buchori Muslim
sama, berkreatifitas untuk mengumpulkan
mandiri/kelompok dan bebas menentukan
prosedur pemecahkan masalah kelompok
solusi pemecahan masalah?”
lain,
prosedur
Jawaban: “Kami sangat senang menguji
dirancang
hipotesis karena apa yang kami duga
dan
pemecahan
membandingkan masalah
yang
masing-masing kelompok. Ke-lima,
dapat
tanggapan
menyenangkan
atau
tidaknya
terkait
menggunakan
proses
digunakan”.
pembelajaran, sebanyak 92,23% siswa menyatakan
bahwa
pemecahan
dan
kami
bebas
indikator
yang
akan
Hal lain yang membuat siswa
pembelajaran
masalah
dibuktikan
merasa
sangat
senang
selama
proses
pembelajaran yaitu, siswa merasa puas
menyenangkan terutama ketika mereka
penilaian
diberikan kebebasan untuk memecahkan
menggunakan
masalah, khususnya dalam menggunakan
berdasarkan sistematika dan isi laporan,
indikator yang akan digunakan untuk
sehingga akan teridentifikasi antara siswa
mengidentifikasi garam.
pedoman
penilaian
larutan
pupuk
yang rajin dengan siswa yang malas,
ini
kutipan
hasil
khususnya dalam mengerjakan laporan
wawancara dengan siswa.
menguji
praktikum
sifat
Berikut
Pertanyaan:
laporan
praktikum. Hal ini seperti yang didapat
“Apakah
anda
hipotesis
senang
pada Tabel 2
secara
Tabel 2 Nilai Laporan Praktikum Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah Parameter Statistik Jumlah siswa Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-rata Standar Deviasi Pada kelompok
Tabel siswa
2
Nilai Laporan Praktikum Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah 11 18 11 10 18 10 82 82 89 76 71 72 100 94 98 92 90 94 95,64 90,56 92,36 86,8 85,33 84,2 5,48 2,66 3,72 4,44 6,22 7,66 terlihat
praktikum
masing-masing
kelompok
kemampuan
siswa kemampuan tinggi, sedang dan
tinggi, sedang dan rendah pada kelas
rendah dilakukan uji normalitas dengan
eksperimen mempunyai nilai rata-rata
Kolmogorov-Smirnov.
laporan
menunjukkan
praktikum
dengan
bahwa
yang
lebih
baik
Hasil
bahwa
data
tidak
dibandingkan kelompok siswa dengan
berdistribusi normal, maka uji signifikansi
kemampuan tinggi, sedang dan rendah
data
nilai
laporan
praktikum
kelas
pada kelas kontrol. Terhadap nilai laporan JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
87
Buchori Muslim
eksperimen
dan
kelas
kontrol
prinsip ilmu kimia dalam kehidupan
menggunakan uji Mann Whitney.
sehari-hari.
Berdasarkan uji signifikansi data
Berikut
kutipan
hasil
wawancaranya:
nilai laporan praktikum kelompok tinggi
Pertanyaan: “Apakah model pemecahan
kelas
kontrol
masalah ini relevan dalam membantu anda
sebesar
memahami dan mengaplikasikan prinsip-
eksperimen
diperoleh
dan
nilai
kelas
signifikansi
(p)=0,002 < 0,050; kelompok sedang
prinsip ilmu kimia ?”
diperoleh
Jawaban: “Ya sangat relevan sehingga
nilai
signifikansi
sebesar
(p)=0,000 < 0,050; dan kelompok rendah
kami
diperoleh
mengaplikasikannya
nilai
signifikansi
sebesar
lebih
paham
(p)=0,003 < 0,050. Hasil menunjukkan
sehari-hari”.
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
KESIMPULAN
dan
dalam
mampu kehidupan
antara laporan praktikum siswa kelas
Berdasarkan hasil analisis data dan
eksperimen dan kelas kontrol untuk
pembahasan pada penelitian ini, maka
seluruh
kelompok.
Dengan
demikian
diperoleh
dapat
dikatakan
bahwa
model
kesimpulan
meningkatkan
lebih meningkatkan kemampuan siswa
siswa
dalam membuat laporan praktikum pada
praktikum kimia.
seluruh kategori kelompok dibandingkan konvensional.
Hal
model
pembelajaran pemecahan masalah dapat
pembelajaran pemecahan masalah dapat
pembelajaran
bahwa
kinerja
dalam
Model
ini
(psikomotorik)
melakukan
kegiatan
pembelajaran
pemecahan
masalah dapat meningkatkan kemampuan
didukung oleh hasil kutipan wawancara
siswa dalam membuat laporan praktikum.
yang berbunyi:
Model
pembelajaran
pemecahan
Pertanyaan: “Apakah anda puas cara
masalah
mengkoreksi laporan hasil praktikum
berpikir kritis siswa, seperti: merumuskan
menggunakan pedoman penilaian laporan
pertanyaan secara benar, mengidentifikasi
praktikum ?”
pertanyaan yang bisa dijawab secara
Jawaban: “Sangat puas karena akan
eksperimen, memutuskan hal-hal yang
terlihat
akan dilakukan secara tentatif melalui
siswa
yang
serius
(rajin)
dapat
mengerjakan laporan praktikum dengan
identifikasi
yang main-main (malas)”.
memberikan
Secara keseluruhan, pembelajaran
melatih
informasi
melakukan
alternatif percobaan,
secara
teknik,
lain
untuk
menerapkan
pemecahan masalah tipe Gallet sangat
prinsip/konsep
relevan
siswa
mempertimbangkan dan menentukan nilai
memahami dan mengaplikasikan prinsip-
keputusan, dan membuat generalisasi
dalam
membantu
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
88
yang
kemampuan
dapat
diterima,
Buchori Muslim
yang
dapat
menjawab
rumusan
2013, karena terbukti dapat meningkatkan
pertanyaan. Model
kinerja dan kemampuan siswa dalam pembelajaran
pemecahan
membuat laporan praktikum.
masalah dapat melatih kepercayaan diri
Saat melakukan ujian praktikum
siswa, seperti: kepercayaan diri dalam
dalam proses pembelajaran pemecahan
mengaitkan konsep-konsep kimia dengan
masalah,
konsep-konsep kimia/sains lainnya dan
dilakukan
menggunakan pendekatan ilmiah untuk
perkelompok, karena kemampuan kinerja
memecahkan masalah, kepercayaan diri
individu yang sebenarnya kurang terlihat.
penilaian
kinerja
secara
sebaiknya
individu
bukan
dalam menulis dan mengkritik gagasan
Dalam pembelajaran pemecahan
inti melalui laporan praktikum, serta
masalah, pembagian kelompok dibentuk
menggunakan kemampuan menganalisis
secara homogen, hal ini menyebabkan
dalam kegiatan praktikum kimia, dan
siswa yang tidak memiliki minat atau
kepercayaan diri dalam menggunakan
tidak mempunyai kepercayaan bahwa
konsep
masalah
kimia
dan
keterampilan-
yang
dipelajari
sulit
untuk
keterampilan kimia dalam kegiatan sehari-
dipecahkan, maka mereka akan merasa
harinya.
enggan untuk mencoba.
Siswa memberikan tanggapan yang
DAFTAR PUSTAKA
positif terhadap pembelajaran pemecahan
Bandura, A. et al. 1996. Multifaceted Impact of Sekf-Efficacy Beliefs on Academic Functioning. Child Development. 67 (3): 1206-1222.
masalah karena pembelajaran pemecahan masalah memberikan ruang pada siswa untuk berhipotesis, bertanggung jawab pada
kelompok,
pengambilan mengembangkan
dapat
Bandura, A. et al. 2001. Self-Efficacy Beliefs as Shapers of Children’s Aspirations and Career Trajectories. Child Development. 72 (1): 187-206.
membantu
keputusan
dan
kemampuan
mereka Bandura, A. 1993. Perceived SelfEfficacy in Cognitive Development and Functioning. Educational Psychologist. 28 (2): 117-148.
dalam menulis laporan praktikum, serta dapat
mengembangkan
imajinasi,
kreatifitas ilmiah dan intelektual siswa secara tajam.
Bandura, A., E.B. Blanchard, and B. Riter. 1969. Relative Efficacy of Desensitization and Modeling Approaches for Inducing Behavioral, Affective, and Attitudinal Changes. Journal of Personality and Social Psychology. 13 (3): 173-199.
SARAN Berdasarkan implikasi dan temuan hasil
penelitian.
Maka
disarankan
beberapa hal, bagi sekolah, pembelajaran pemecahan masalah tipe Gallet sebaiknya diimplementasikan
dalam
Benight, C. C. and A. Bandura. 2004. Social cognitive theory of posttraumatic recovery: the role of
kurikulum
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
89
Buchori Muslim
perceived self-efficacy. Behaviour Research and Therapy. 4 (2): 1129– 1148. Brandsford, J.D and B.S. Stein. 1993. The ideal problem solver. W.H. Freeman and Company. 5(6): 19-51. Costa, A.L. 1985. Developing minds: A resource book for teaching thinking. Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria. Virginia.. Glazar, S.A. & I. Devetak. 2002. Secondary school student’s knowledge of stoichiometry. Acta Chim. Slov. 49: 43-53. Gallet, C. 1998. Problem-solving teaching in the chemistry laboratory: Leaving the cooks. Journal of Chemical Education. 75 (1): 72-77. Mettes, C.T.C.W. et al.1980. Teaching and learning problem solving in science. Part I: A general strategy. Journal of Chemical Education. 57(12): 882-884. Sanjaya, W. 2011. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta. Sudjana, N. 2012. Penilaian hasil proses belajar mengajar. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung. Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung. Wilson, S., and D.P Janes,. 2008. Mathematical Self-Efficacy: How Contructivist Philosophies Improve Self-Efficacy. http://www.scribd.com/doc/17461111 /Mathematical-Self-Efficacy-HowConstructivist-Philosophies-ImproveSelfEfficacy. Diakses tanggal 15 Desember 2013. JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 76-90 e-ISSN 2477-2038
90
Buchori Muslim