UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 LENDAH Joko Prayitno 11144100066 Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta 2017 email:
[email protected] ABSTRAK JOKO PRAYITNO: Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Lendah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta. Januari 2017 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan teorema pythagoras melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Lendah tahun ajaran 2015/2016 dan objek penelitian adalah kemampuan pemecahan masalah matematika. Desain penelitian mengikuti model Kemmis dan Taggart yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan observasi, catatan lapangan, tes, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik triangulasi dan reduksi data, baik deskripsi kualitatif maupun deskripsi kuantitatif dengan menghitung nilai rata-rata. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Lendah. Hal ini ditunjukkan oleh: (1) hasil keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) oleh guru sebesar 89,42% (kategori baik) pada siklus I dan sebesar 99,04% (kategori baik) pada siklus II, sedangkan kegiatan belajar siswa sebesar 89,42% (kategori baik) pada siklus I dan 95,19% (kategori baik) pada siklus II. (2) Hasil rata-rata kemampuan pemecahan masalah pada siklus I sebesar 70,22 (kategori cukup) dan pada siklus II sebesar 83,33 (kategori tinggi). Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization, kemampuan pemecahan masalah matematika
diantaranya
PENDAHULUAN
yaitu
(1)
pada
proses
yang
pembelajaran aktivitas siswa sebatas
dilakukan peneliti pada kelas VIII A
mendengar, mencatat, dan mengerjakan
SMP
peneliti
soal dari guru, siswa yang melakukan
permasalahan
aktivitas belajar hanya sebagian kecil
Berdasarkan Negeri
menemukan
2
observasi Lendah,
beberapa
1
dari siswa; (2) pada proses pembelajaran
Assisted Individualization (TAI) pada
siswa kurang aktif dalam bertanya,
siswa kelas VIII A SMP Negeri 2
mengeluarkan ide, dan pendapat guru
Lendah?
masih mendominasi di kelas. Menindaklanjuti
Penelitian
hasil
observasi
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat :.
yang dilakukan, peneliti juga melakukan
1. Bagi Siswa
tes pra tindakan. Tes yang dilaksanakan
Pembelajaran dengan model
adalah tes pemecahan masalah dalam
pembelajaran kooperatif tipe Team
bentuk soal uraian. Dari hasil tes
Assisted
kemampuan pemecahan masalah siswa
diharapkan
dari 30 siswa, kemampuan siswa rata-
suasana
belajar
yang
aktif
rata memperoleh kemampuan 49,86 hal
menarik
siswa
untuk
mengikuti
ini
proses
menunjukkan
memecahkan kurang.
masalah
kemampuan siswa
Sedangkan
masih
Individualization dapat
menumbuhkan
pembelajaran
Pembelajaran
(TAI)
dengan
di
dan kelas.
model
ini
berdasarkan
diharapkan juga dapat memudahkan
kemampuan
siswa dalam menyerap informasi
pemecahkan masalah siswa diperoleh:
yang disampaikan guru sehingga
(1) kemampuan memahami masalah
kemampuan
54,44 dengan kualifikasi sedang; (2)
memecahkan masalah matematika
kemampuan merencanakan penyelesaian
meningkat.
51,11 dengan kualifikasi rendah; (3)
2. Bagi Guru
langkah-langkah
kemampuan
menyelesaikan
masalah
Sebagai
siswa
bahan
dalam
masukan
63,89 dengan kualifikasi sedang; (4)
untuk memperluas pengetahuan dan
kemampuan memeriksa kembali proses
wawasan bagi guru mengenai Team
dan hasil 30 dengan kualifikasi rendah.
Assisted
Hal
dari
sehingga dapat menjadi salah satu
masalah
alternatif pembelajaran dalam materi
ini
antara
kemampuan
lain
akibat
pemecahan
matematika siswa yang masih rendah.
materi lainnya.
masalah yang diajukan dalam penelitian
3. Bagi Sekolah
tindakan kelas ini yaitu bagaimana meningkatkan
(TAI)
Teorema Pythagoras serta materi-
Berdasarkan uraian di atas rumusan
upaya
Individualization
Hasil penelitian ini dapat
kemampuan
diterapkan di sekolah-sekolah, agar
memecahkan masalah melalui model
proses pembelajaran menjadi lebih
pembelajaran
efektif dan menyenangkan.
kooperatif
tipe
Team 2
intruksional
4. Bagi Peneliti proses
membuat
siswa
belajar secara aktif, yang menekankan
Sebagai pengalaman untuk menerapkan
untuk
pada
pembelajaran
penyediaan
sumber
belajar.
yang serupa tetapi pada materi yang
Pembelajaran merupakan seperangkat
lain dan dapat menambah ilmu
tindakan
pengetahuan tentang Team Assisted
mendukung proses belajar peserta didik,
Individualization (TAI).
dengan
memperhitungkan
kejadian
eksternal yang
KAJIAN TEORI
(2013:
merangsang terjadinya kegiatan belajar
dalam
lain yang dapat ditangkap melalui alat
terdiri dari empat langkah, yaitu:
matematika adalah suatu proses belajar
a. Memahami masalah, yaitu siswa
mengajar yang dibangun oleh guru
dapat menuliskan apa yang diketahui
kreativitas
dari soal dan menuliskan apa yang
berfikir siswa yang dapat meningkatkan
ditanyakan.
kemampuan berfikir siswa, serta dapat
b. Merencanakan
kemampuan
operasi hitung yang akan diselesaikan
meningkatkan
untuk menyelesaikan masalah. c. Menyelesaikan masalah melalui
matematika.
perhitungan,
297)
menyelesaikan
pembelajaraan adalah kegiatan guru terprogram
dalam
penyelesian,
yaitu siswa dapat menentukan cara dan
baru
penguasaan yang baik terhadap materi
secara
dapat
202), pembelajaran pemecahan masalah
Susanto (2013: 186-187) pembelajaran
(2013:
masalah
Polya dalam Ahmad Susanto (2012:
perasaan atau gerakan.Menurut Ahmad
Dimyati
pemecahan
kepada penarikan kesimpulan. Menurut
belajar yang juga dapat berupa pikiran,
Menurut
masalah
dimulai dengan pencarian data sampai
yang dimunculkanpeserta didik ketika
upaya
pemecahan
digunakan metode-metode lainnya yang
indera.sedangkan respon yaitu reaksi
sebagai
197),
merupakan suatu metode berpikir, sebab
seperti pikiran, perasaan atau hal-hal
pengetahuan
berperanan
Djamarah dalam Ahmad Susanto
Stimulus yaitu apa saja yang dapat
mengkonstruksi
kejadian-
peserta didik (Winkel, 1991).
interaksi antara stimulus dan respon.
meningkatkan
untuk
internal yang berlangsung di dalam
Jufri (2013: 10) belajar adalah proses
mengembangkan
dirancang
terhadap rangkaian kejadian-kejadian
Menurut Thorndike dalam Wahab
untuk
yang
yaitu
siswa
dapat
perhitungan
sesuai
dengan yang direncanakan.
desain
3
c. Adanya
d. Memeriksa kembali proses dan
tanggung
hasil, yaitu siswa memeriksa kembali
kelompok
kebenaran jawaban yang diperoleh dan
permasalahannya.
e. Mengurangi kecemasan (reduction of
pembelajaran kooperatif adalah konsep
anxiety).
yang lebih luas meliputi semua jenis
f. Menghilangkan perasaan “terisolasi”
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk
dan panic.
yang lebih dipimpin oleh guru atau kooperatif
guru.
tipe
g. Menggantikan
Pembelajaran
Team
Individualization
(TAI)
menyelesaikan
sama dalam suatu kelompok.
Menurut Agus Suprijono (2009: 54)
oleh
dalam
dalam
d. Siswa diajarkan bagaimana bekerja
menyimpulkan sebagai solusi
diarahkan
jawab
bentuk
persaingan
(competition) dengan saling kerja
Assited
sama (cooperation).
merupakan
h. Melibatkan siswa untuk aktif dalam
pembelajaran yang dikembangkan oleh
proses belajar.
Slavin. Robert E. Slavin (2005: 187)
i. Mereka dapat berdiskusi (discuss),
menyatakan bahwa dasar pemikiran model pembelajaran Teams Assisted
berdebat
Individualization (TAI) adalah untuk
menyampaikan gagasan, konsep, dan
mengadaptasikan pengajaran terhadap
keahlian
perbedaan individu berkaitan dengan
memahaminya.
siswa.
Tipe
mengkombinasikan pembelajaran
rasa
ini
benar-benar
tanggung
jawab
(take
responsibility) terhadap teman lain
keunggulan kooperatif
sampai
atau
j. Mereka memiliki rasa peduli (care),
kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi
(debate),
dalam proses belajarnya.
dan
pembelajaran individual, yang dirancang
k. Mereka dapat belajar menghargai
untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
(learn to appreciate) perbedaan etnik
secara individual. Pembelajaran tipe TAI
(ethnicity),
ini
kemampuan (performance level), dan
memiliki
beberapa
kelebihan,
perbedaan
tingkat
cacat fisik (disability).
diantaranya. (Aris Shoimin, 2014: 202). a. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah. b. Siswa
yang
pandai
METODE PENELITIAN dapat
Jenis
penelitian
ini
adalah
mengembangkan kemampuan dan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
keterampilannya.
dirancang
untuk
meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa 4
kelas VIII A SMP Negeri 2 Lendah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
April-Mei tahun ajaran 2015/2016 di
tentang
SMP Negeri 2 Lendah.
menggunakan
digunakan
pada
Desain yang
penelitian
ini
proses
kooperatif
pembelajaran
model tipe
pembelajaran
Team
Assited
menggunakan bagan penelitian menurut
Individualization (TAI) di kelas VIII A
Kemmis dan Taggart yang terdiri dari
SMP Negeri 2 Lendah yang bertujuan
perencanaan
untuk
(Planning),
tindakan
meningkatkan
(Acting), pengamatan (Observing), dan
pemechan
refleksi
ini
mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilakukan dalam beberapa siklus. Siklus
dilihat dengan membandingkan hasil
dihentikan apabila kondisi kelas sudah
analisis
stabil dalam hal ini guru dan siswa
keterlaksanaan pembelajaran, dan tes
terbiasa dengan pembelajaran yang baru
pada siklus I dan siklus II.
yaitu
(Reflecting).
dengan
kooperatif
Penelitian
model
tipe
Hasil
pembelajaran
Team
kegiatan
Assisted
masalah
kemampuan
data
pada
observasi guru
siswa
dalam
sudah
observasi
keterlaksanaan pembelajaran
Individualization (TAI) serta data yang
dengan model kooperatif tipe Team
ditampilkan sudah jenuh dalam arti
Assisted Individualization (TAI) sebesar
sudah ada peningkatan kemampuan
89,42% (kriteria Baik) pada siklus I
pemecahan masalah siswa.
menjadi 99,04% (kriteria Baik) pada
Instrumen antara
lain:
keterlaksanaan
yang
digunakan
siklus II. Sedangkan Hasil observasi
lembar
observasi
keterlaksanaan kegiatan siswa dalam
tes
pembelajaran dengan model kooperatif
masalah,
tipe Team Assisted Individualization
catatan lapangan, dan dokumentasi.
(TAI) sebesar 89,42% (kriteria Baik)
Teknik pengumpulan data menggunakan
pada siklus I menjadi 95,19% (kriteria
observasi, tes, catatan lapangan, dan
Baik) pada siklus II.
kemampuan
pembelajaran, pemecahan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik triangulasi dan reduksi data, baik deskripsi kualitatif maupun diskripsi kuantitaf dengan menghitung rata-rata dan persentase ketuntasan siswa.
5
pada siklus I rata-rata kemampuan pemecahan masalah yaitu 70,22 kriteria cukup dengan kriteria tinggi 26% yaitu 8 siswa dan pada siklus II rata-rata kemampuan pemecahan masalah yaitu 83,33 kriteria tinggi dengan kriteria tinggi 86% yaitu 26 siswa.
Dari grafik terlihat bahwa rata-rata hasil kemampuan pemecahan masalah pada tiap indikator telah meningkat yaitu: a.
Indikator memahami masalah
sebesar 65 pada siklus I meningkat menjadi 87
pada siklus II, pada
indikator ini siswa tidak dapat mencapai nilai
maksimal
dikarenakan
siswa
kurang berlatih mencari informasi dari suatu masalah. b.
Indikator
merencanakan
penyelesaian masalah sebesar 64 pada Berdasarkan hasil tes tiap akhir siklus
siklus I meningkat menjadi 83 pada
dari pembelajaran yang telah terlaksana
siklus II, pada indikator ini siswa tidak
dalam upaya meningkatkan kemampuan
dapat
pemecahan masalah matematika dengan
dikarenakan siswa kurang memahami
model kooperatif tipe Team Assisted
materi yang telah diajarkan sehingga
Individualization
siswa merencanakan dengan kurang
(TAI)
mengalami
peningkatan. Dapat dilihat dari tabel 20
tepat.
bahwa kemampuan pemecahan masalah
c.
siswa mengalami peningkatan yaitu
mencapai
Indikator
nilai
maksimal
menyelesaikan
masalah sebesar 84 pada siklus I 6
meningkat menjadi 85 pada siklus II,
masalah
pada indikator ini siswa tidak dapat
dilakukan dalam kelompok kecil yang
mencapai nlai maksimal dikarenakan
bekerja secara kooperatif. Peningkatan
siswa kurang teliti dalam menghitung.
kemampuan
d.
Indikator
akan
lebih
efisien
pemecahan
bila
masalah
matematika siswa terlihat dari kenaikan
memeriksa kembali
proses dan hasil sebesar 62 pada siklus I
nilai
meningkat menjadi 73 pada siklus II,
masalah
pada indikator ini siswa tidak bisa
siklusnya.
mencapai kriteria tinggi dikarenakan
keterlaksanaan pembelajaran oleh guru
siswa
mencapai 89,42% (kategori baik) pada
masih
banyak
yang
tidak
tes
kemampuan matematika
pada
Hasil
siklus I dan
menghitung kembali pekerjaan mereka.
pemecahan setiap
observasi
99,04 % (kategori baik)
pada siklus II. Sedangkan kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian dapat pembelajaran
pembelajaran siswa mencapai 89,42%
matematika dengan model pembelajaran
(kategori baik) pada siklus I dan 95,19
kooperatif
% (kategori baik) pada siklus II.
disimpulkan
bahwa tipe
Individualization
Team
Assisted
(TAI)
Penerapan
dapat
model
meningkatkan kemampuan pemecahan
Kooperatif
masalah matematika siswa pada materi
Individualization
teorema pythagoras pada siswa kelas
pembelajaran
VIII A SMP Negeri 2 Lendah dan telah
meningkatkan kemampuan pemecahan
memenuhi indikator keberhasilan yang
masalah, dari pra siklus rata-rata hasil
telah ditentukan peneliti sebelumnya.
tes kemampuan pemecahan masalah
KESIMPULAN DAN SARAN
siswa adalah 49,86 (kategori kurang),
Berdasarkan
hasil
tipe
pembelajaran
Team
Assisted
(TAI)
dalam
matematika
telah
pada siklus I rata-rata kemampuan
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas
pemecahan
VIIIA SMP N 2 Lendah dengan model
(kategori cukup), dan
pembelajaran Kooperatif tipe Team
rata-rata
Assisted Individualization (TAI) dapat
masalah yaitu 83,33 (kategori tinggi).
meningkatkan kemampuan pemecahan
Sedangkan
masalah matematika siswa pada materi
pemecahan
teorema pythagoras. Pembelajaran ini
indikator pemecahan masalah menurut
mampu
polya sebagai berikut:
mengatasi
kesulitan belajar
dan
proses
yaitu
rata-rata masalah
70,22
pada siklus II
kemampuan
Indikator
secara individu melalui diskusi pada kelompok,
masalah
pemecahan kemampuan ditinjau
memahami
dari
masalah
sebesar 65,18 (kategori cukup) pada
pemecahan 7
siklus
I
meningkat
menjadi
mendukung
87,78
pembelajaran
matematika di kelas.
(kategori tinggi) pada siklus II. Indikator
proses
merencanakan
penyelesaian masalah sebesar 64,07
2.
(kategori cukup) pada siklus I meningkat
Model pembelajaran kooperatif tipe
menjadi 83,33 (kategori tinggi) pada
Team Assisted Individualization dapat
siklus II.
dijadikan salah satu alternatif model
Indikator menyelesaikan masalah sebesar 84,07 (kategori cukup) siklus
I
meningkat
menjadi
pembelajaran matematika yang dapat
pada
diterapkan di SMP N 2 Lendah.
85,83
3.
(kategori tinggi) pada siklus II. Indikator
memeriksa
Bagi pihak sekolah
Bagi siswa
Siswa hendaknya memiliki keinginan kembali
untuk
belajar
matematika
sehingga
proses dan hasil sebesar 62,22 (kategori
selalu aktif selama proses pembelajaran
cukup) pada siklus I meningkat menjadi
dan saling menjalin interaksi yang baik
73,33 (kategori cukup) pada siklus II.
dengan guru maupun siswa lainnya
Berdasarkan hasil penelitian yang
tanpa membeda-bedakan antar teman.
telah dilaksanakan, Peneliti memberikan
DAFTAR PUSTAKA
saran antara lain sebagai berikut:
Agus
1.
Bagi guru
Suprijono.
2009.
Cooperatif
Learning Teori dan Aplikasi
Model pembelajaran kooperatif tipe
PAIKEM.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Team Assisted Individualization dapat
Ahmad Susanto. 2013.Teori Belajar dan
dijadikan salah satu pilihan yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran
Pembelajaran
di
matematika. Pembelajaran ini mampu
Dasar. Jakarta: PT Kharisma
meningkatkan kemampuan pemecahan
Putra Utama Ali Hamzah & Muhlisrarini. 2014.
masalah siswa. Guru harus memberi motivasi siswa untuk berinteraksi baik
Perencanaan
dengan guru maupun dengan siswa lain,
Pembelajaran
dan
Jakarta: Rajawali Pers
terlibat
aktif
pembelajaran
serta
dalam
Sekolah
proses Abdul
mengoptimalkan
Aziz
dan
Strategi
Matematika.
Saefudin.
2012.
sumber belajar yang ada, seperti alat
Meningkatkan Profesionalisme
peraga, sederhana
buku
dan
media
Guru
lainnya
untuk
Yogyakarta: PT. Citra Aji
paket,
yang
Parama 8
dengan
PTK.
R. E. Slavin. 2008. Cooperatif Learning:
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan
Teori,
Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Bandung: Nusa Media Rusman.
Cipta
dan
2013.
Praktek.
Model-Model
Pembelajaran
Erman Suherman. Dkk.2001. Strategi pembelajaran
Riset
Mengembangkan
Matematika
Kontemporer. Bandung: Tim
Profesionalisme Guru. Jakarta:
MKPBM JICA-UPI
PT Raja Grafindo Persada
Hamdani.
2011.
Strategi
Sugiyono. 2012.
Belajar
Metode Penelitian
Mengajar. Bandung: Pustaka
Pendidikan.
Setia
Alfabeta
Bandung:
Hamzah B. Uno & Masri Kuadrat. 2009. Suharsimi
Mengelola Kecerdasan dalam
Made
Arikunto
dkk.
2009.
Tindakan
Kelas.
Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Penelitian
Aksara
Jakarta: Bumi Aksara Strategi
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Inovatif
Penelitian Suatu Pendekatan
Kontemporer Suatu Tinjauan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Wena.
2013.
Pembelajaran Konseptual
_________________. 2011. Dasar-dasar
Operasional.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Jakarta: PT Bumi Aksara Nana Sudjana.2011.
PT Bumi Aksara
Penilaian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.Bandung:
Remaja
Trianto,
Berorientasi Wahab
Aktif dalam Proses Belajar Bandung:
Inovatif Kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Nana Sudjana. 2010. Cara Belajar Siswa
Jufri.
2013.
Belajar
dan
Pembelajaran Sains. Bandung:
Sinar
Pustaka Reka Cipta
Baru Algensindo. __________.
Model-model
Pembelajaran
Rosdakarya.
Mengajar.
2007.
Wina
2010.Model-Model
Sanjaya.
2012.
Penelitian
Mengajar CBSA. Bandung:
Tindakan
Kelas.
Jakarta:
Sinar Baru Algensindo.
Kencana
Prenada
Media
Group.
Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa
Indonesia.
Jakarta:
Balai Pustaka. 9
10