1260
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Volume 8, No. 1, 2014, halaman 1260 - 1270
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM BERVISI SETS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LABORATORIUM DAN PENGUASAAN KOMPETENSI Shinta Nur Baeti*, Achmad Binadja dan Endang Susilaningsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp. (024)8508035 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Praktikum merupakan salah satu kegiatan yang sangat berperan dalam meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar. Pembelajaran berbasis praktikum dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara aktif merekonstruksi pemahaman konseptualnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan laboratorium dan penguasaan kompetensi pada materi hidrokarbon melalui pembelajaran berbasis praktikum bervisi SETS. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X suatu SMA Negeri di Pekalongan. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling, diperoleh X-5 sebagai kelas eksperimen 1 dan X-6 sebagai kelas eksperimen 2, dengan masing-masing terdiri dari 30 siswa. Keterampilan laboratorium meningkat secara signifikan dengan rata-rata praktikum 1, 2 dan 3 pada kelas eksperimen 1 masing-masing 25, 31 dan 32. Penguasaan kompetensi kognitif meningkat secara signifikan pada kelas eksperimen 1 dengan rata-rata 86 dengan 26 dari 30 siswa mencapai ketuntasan. Penguasaan kompetensi afektif dan psikomotorik meningkat secara signifikan pada kelas eksperimen 1 dengan rata-rata masing-masing 20 dan 17. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis praktikum bervisi SETS dapat meningkatkan keterampilan laboratorium dan penguasaan kompetensi pada materi hidrokarbon siswa. Kata kunci:
keterampilan laboratorium, pembelajaran berbasis praktikum, penguasaan kompetensi, SETS
ABSTRACT Practicum is one instrumental activity that is improving the success of the learning process. Practicum-based learning can be used as an alternative learning which can encourage students to learn actively reconstruct the conceptual understanding. This study aims to determine the improvement of laboratory skills and mastery of competencies in hydrocarbon materials through lab-based learning with SETS vision. The design used in this study is the posttest only control design. The population in this study is a class X of an high school (SMA) in Pekalongan. Samples were taken with a random cluster sampling technique, which the X-5 was obtained as an experimental class 1 and X-6 as an experimental class 2, with each consisting of 30 students. Laboratory skills improved significantly by an average in Practicum 1, 2 and 3 in the experimental class 1 respectively 25, 31 and 32. Mastery cognitive competence increased significantly in the experimental class 1 with an average of 86 to 26 of the 30 students achieve mastery. Affective and psychomotor competency mastery increased significantly in the experimental class 1 with an average of respectively 20 and 17. Based on the results of this study, it can be concluded that lab-based learning with SETS vision can improve laboratory skills and mastery of student competencies in hydrocarbon material. Keywords: laboratory skills, lab-based learning, mastery of competencies, SETS
1261
Shinta Nur Baeti, dkk, Pembelajaran Berbasis Praktikum..... PENDAHULUAN
untuk
dilaksanakan
praktikum.
Namun,
kegiatan praktikum untuk mata pelajaran Kegiatan praktikum merupakan salah
kimia jarang dilaksanakan karena keter-
satu kegiatan yang sangat berperan dalam
batasan
meningkatkan keberhasilan proses belajar
laboratorium sebenarnya dapat dilakukan
mengajar. Pembelajaran berbasis praktikum
bersamaan dengan pembelajaran konsep.
dapat
Kurangnya kegiatan praktikum mengakibat-
digunakan
sebagai
alternatif
waktu.
Kegiatan
di
pembelajaran yang dapat mendorong siswa
kan
untuk belajar secara aktif merekonstruksi
cenderung
pemahaman konseptualnya (Duda, 2010).
yang diberikan guru lebih ditekankan pada
Rustaman, et al., (2005) mengemukakan
kegiatan
bahwa dalam pendidikan sains kegiatan
sehingga hanya aspek kognitif saja yang
laboratorium (praktikum) merupakan bagian
dinilai. Padahal aspek afektif dan psikomotor
integral dari kegiatan belajar mengajar. Hal
penting
untuk
ini menunjukkan betapa pentingnya peranan
proses
pembelajaran.
praktikum untuk mencapai tujuan pendidikan
kognitif,
afektif,
IPA. Selain itu Rustaman, et al., (2005)
ditampilkan oleh siswa selanjutnya disebut
mengemukakan empat alasan mengenai
dengan kompetensi. Lynn dan Nixon (1985)
pentingnya kegiatan praktikum sains, yaitu
menyatakan
(1) dapat membangkitkan motivasi belajar
kemampuan terdiri dari pengalaman dan
siswa; (2) mengembangkan keterampilan
pemahaman tentang fakta dan konsep,
dasar melakukan eksperimen; (3) menjadi
peningkatan
wahana belajar pendekatan ilmiah; serta (4)
mengajarkan perilaku dan sikap.
menunjang materi pelajaran.
keterampilan
praktikum
rendah.
ceramah
laboratorium
siswa
Pengalaman
belajar
dan
latihan
penilaian
dan
bahwa
keahlian,
siswa
soal,
selama
Perilaku-perilaku psikomotor
kompetensi
selain
itu
yang
atau
juga
Kebermaknaan suatu pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang
dapat tercermin dalam pengaplikasian sains
telah dilakukan di suatu SMA Negeri di
untuk teknologi serta dampaknya pada
Pekalongan, diperoleh data penguasaan
lingkungan dan masyarakat. Sains memiliki
kompetensi
materi
nilai-nilai yang dikandungnya, sikap dan
pokok hidrokarbon masih rendah. Hal ini
keterkaitan sains, lingkungan, teknologi, dan
ditunjukkan dengan ketuntasan klasikal nilai
masyarakat
ulangan
materi
sains yang efektif harus memperhatikan dua
2011/2012
hal, yaitu hakekat bagaimana siswa belajar
harian
hidrokarbon belum
kognitif
siswa
siswa
tahun
mencapai
pada
pada
pelajaran
dan hakekat materi yang diajarkan. Hakekat
ketuntasan minimal (KKM) 75. Sekolah
sains yang meliputi sains sebagai konten,
tersebut
memiliki
memadai multimedia,
fasilitas
seperti dan dan
dengan
Pembelajaran
kriteria
Peralatan
70%,
(salingtemas).
yang
cukup
proses, sikap, nilai, dan salingtemas harus
perpustakaan,
ruang
tercakup
laboratorium
kimia.
(Romlah, 2009). Perlunya menggunakan
bahan-bahan
kimia
dalam
proses
pembelajaran
di
pembelajaran model SETS yaitu, siswa
laboratorium cukup lengkap dan memadai
diharapkan memahami implikasi hubungan
1262
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Volume 8, No. 1, 2014, halaman 1260 - 1270
antar unsur SETS. SETS akan membimbing
semester
siswa
keduanya homogen.
berfikir
aktif
dan bertindak
me-
mecahkan masalah lingkungan atau segala sesuatu
yang
berhubungan
dengan
masyarakat (Binadja, 1999). Pembelajaran
ganjil
yang
diperoleh
bahwa
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
metode
pembelajaran
yang
dilaksanakan dengan variasi pembelajaran
berbasis
praktikum
berbasis
praktikum
bervisi
SETS
dan
bervisi SETS dapat digunakan sebagai
pembelajaran berbasis praktikum, sedang-
alternatif untuk mengembangkan keteram-
kan variabel terikatnya yaitu keterampilan
pilan laboratorium dan penguasaan kom-
laboratorium dan penguasaan kompetensi.
petensi siswa. Pembelajaran ini memberikan
Metode
kesempatan kepada siswa untuk bekerja di
dengan metode dokumentasi, metode tes,
laboratorium dan mengaplikasikan sains
lembar observasi dan angket. Instrumen
pada teknologi serta mengetahui dampak-
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nya terhadap ling-kungan dan masyarakat.
soal
Rumusan masalah dalam penelitian
pengumpulan
postest
kognitif,
lembar
data
penguasaan observasi
dilakukan
kompetensi dan
angket
ini adalah: Apakah penerapan pembelajaran
tanggapan siswa. Data penelitian pengua-
berbasis praktikum bervisi SETS mem-
saan kompetensi kognitif dianalisis secara
berikan peningkatan terhadap keterampilan
statistik parametrik dihitung dengan uji t dan
laboratorium dan penguasaan kompetensi
uji anava untuk mengetahui peningkatan
hidrokarbon siswa? Sehingga tujuan dari
yang signifikan. Penguasaan kompetensi
penelitian ini adalah untuk mengetahui
afektif,
apakah penerapan pembelajaran berbasis
laboratoriun siswa dianalisis menggunakan
praktikum bervisi SETS memberikan pening-
uji anava untuk mengetahui peningkatan
katan terhadap keterampilan laboratorium
rata-rata dari penilaian awal dan penilaian
dan penguasaan kompetensi siswa.
akhir. Pada kelas eksperimen 1. diterapkan
psikomotor,
dan
keterampilan
pembelajaran berbasis praktikum bervisi METODE PENELITIAN
SETS dan kelas eksperimen 2 diterapkan
Penelitian ini dilakukan di suatu
pembelajaran berbasis praktikum.
SMA Negeri di Pekalongan pada materi hidrokarbon. Desain penelitian yang dipakai
HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu posttest only control design. Populasi
Observasi pada keterampilan labora-
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1
torium dilakukan saat siswa melakukan
sampai X-8 tahun pelajaran 2012/2013.
kegiatan praktikum, yakni dari praktikum
Kelas X-5 merupakan kelas eksperimen 1
pertama, kedua dan ketiga. Nilai rata-rata
dan kelas X-6 merupakan kelas eksperimen
tiap aspek keterampilan laboratorium kedua
2
kelas eksperimen disajikan pada Tabel 1.
yang
diambil
random sampling
dengan
teknik
cluster
dengan pertimbangan
hasil uji homogenitas terhadap nilai mid
1263
Shinta Nur Baeti, dkk, Pembelajaran Berbasis Praktikum.....
Tabel 1. Rata-rata tiap aspek nilai keterampilan laboratorium Aspek Menyiapkan alat Menyiapkan bahan Menyiapkan format laporan sementara Melaksanakan prosedur kerja Menggunakan alat Menggunakan bahan dengan tepat Melakukan pengamatan Membersihkan alat dan tempat praktikum Merapikan alat Membuat laporan sementara Nilai keterampilan laboratorium dalam
Eksperimen 1 P1 P2 P3 2,5 3,4 3,5 2,6 3,1 3,2 2,7 3,0 3,1 2,6 2,8 3,1 1,8 3,0 3,2 2,4 3,2 3,3 2,7 3,4 3,5 2,5 3,1 3,2 2,6 3,1 3,2 2,5 3,2 3,4 langkah-langkah
Eksperimen 2 P1 P2 P3 2,5 3,3 3,4 2,5 3,1 3,3 2,7 3,0 3,2 2,6 2,8 3,0 1,9 3,0 3,1 2,4 3,2 3,3 2,7 3,3 3,4 2,5 3,2 3,3 2,6 3,0 3,2 2,5 3,2 3,3
kerja
dalam
praktikum
satu kelas untuk kelas eksperimen 1 dan
untuk kelas eksperimen 1 sama dengan
eksperimen 2 pada praktikum pertama,
kelas eksperimen 2.
kedua dan ketiga masing-masing sebesar
Pada
kelas
eksperimen
1
dan
25, 31 dan 32. Hasil analisis data nilai
eksperimen 2, setelah dianalisis mengguna-
keterampilan laboratorium menggunakan uji
kan uji anava satu jalur diperoleh hasil
anava satu jalur untuk kelas eksperimen 1
bahwa
dan eksperimen 2 pada praktikum pertama,
laboratorium dari praktikum pertama hingga
kedua dan ketiga diperoleh harga Fhitung
praktikum ketiga terdapat perbedaan. Uji
kurang dari Ftabel. Hal ini berarti rata-rata
pasca anava menghasilkan rata-rata nilai
keterampilan laboratorium kelas eksperimen
keterampilan laboratorium yang berbeda
1
pada
signifikan yaitu rata-rata nilai keterampilan
praktikum pertama, kedua dan ketiga tidak
laboratorium yang pertama dengan kedua
terdapat perbedaan. Hal ini disebabkan
serta rata-rata nilai keterampilan labora-
karena
torium
dengan
kelas
praktikum
eksperimen
yang
2
diberikan
dan
rata-rata
yang
nilai
pertama
keterampilan
dengan
ketiga.
Jika diurutkan rata-rata nilai keteram-
sebagian siswa belum dapat menggunakan
pilan laboratorium dari paling tinggi hingga
alat-alat praktikum dengan benar. Pada
paling rendah yaitu perolehan nilai pada
praktikum
praktikum ketiga, praktikum kedua dan
peningkatan keterampilan laboratorium pada
praktikum pertama.
kelas eksperimen 1 maupun kelas ekspe-
kedua
dan
ketiga
terjadi
Nilai rata-rata keterampilan labora-
rimen 2. Peningkatan ini terjadi karena
torium pada kedua kelas eksperimen pada
siswa sudah memiliki pengalaman me-
praktikum pertama masih tergolong rendah,
lakukan kegiatan praktikum pada praktikum
hal ini dikarenakan siswa pada kedua kelas
pertama. Pembelajaran berbasis praktikum
eksperimen
dapat meningkatkan keterampilan labora-
baru
pernah
melakukan
kegiatan praktikum. Sebagian besar siswa
torium
siswa,
seperti
keterampilan
belum mengenal alat-alat serta bahan-
menggunakan alat dan bahan, keterampilan
bahan praktikum. Saat kegiatan praktikum,
melakukan prosedur kerja, keterampilan
1264
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Volume 8, No. 1, 2014, halaman 1260 - 1270
melakukan pengamatan, keterampilan me-
rimen diambil dua nilai, yaitu penilaian awal
ngumpulkan
sebelum perlakuan dan penilaian akhir
data
serta
keterampilan
membuat kesimpulan dalam laporan semen-
selama
tara, hal ini sesuai dengan Tabel 1 (Adane
dilakukan ketika guru kimia menggunakan
dan Admas, 2011). Pembelajaran berbasis
metode
praktikum
akhir
dapat
melatih
siswa
dalam
perlakuan.
ceramah. yaitu
Sebelum
perlakuan
Sedangkan
penilaian
penilaian
dilakukan
ketika
melakukan keterampilan kerja laboratorium
menggunakan pembelajaran berbasis prak-
serta meningkatkan keterampilan labora-
tikum bervisi SETS pada kelas eksperimen
torium
siswa
1 dan pembelajaran berbasis praktikum
memperoleh pengalaman langsung dalam
pada kelas eksperimen 2. Nilai rata-rata tiap
menggunakan alat-alat praktikum (Arifin,
aspek
1995; Romlah, 2009).
disajikan pada Tabel 2.
karena melalui
praktikum
penguasaan
kompetensi
afektif
Penilaian penguasaan kompetensi afektif untuk masing-masing kelas ekspe-
Tabel 2. Nilai rata-rata tiap aspek penguasaan kompetensi afektif Aspek Minat Kesiapan Sikap Kedisiplinan Kerapian Tanggung jawab
Eksperimen 1 Nilai awal Nilai akhir 3,3 3,7 2,5 3,1 2,7 3,3 2,7 3,2 2,6 3,1 2,8 3,4
Nilai penguasaan kompetensi afektif
afektif
Eksperimen 2 Nilai awal Nilai akhir 3,2 3,6 2,5 2,9 2,7 3,0 2,7 3,1 2,6 2,9 2,8 3,5 kelas
eksperimen
1
dengan
dalam satu kelas untuk kelas eksperimen 1
eksperimen 2 pada penilaian akhir. Pengua-
dan eksperimen 2 pada penilaian awal
saan kompetensi afektif kelas eksperimen 1
sebesar 17 dan penilaian akhir masing-
lebih baik dari kelas eksperimen 2.
masing sebesar 19 dan 20. Uji anava satu
Peningkatan penguasaan kompe-
jalur, diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada
tensi afektif dilihat dari rata-rata nilai kedua
perbedaan rata-rata afektif pada penilaian
kelas eksperimen pada penilaian awal dan
awal antara kelas eksperimen 1 dan ekspe-
penilaian akhir. Pada kelas eksperimen 1
rimen 2. Pada penilaian akhir dilakukan uji
setelah diuji menggunakan uji anava satu
anava satu jalur, diperoleh kesimpulan
jalur didapatkan harga Fhitung lebih besar dari
bahwa ada perbedaan rata-rata afektif pada
Fkritis yang berarti ada perbedaan rata-rata
penilaian akhir antara kelas eksperimen 1
nilai
dan eksperimen 2. Hasil uji lanjut pasca
penilaian akhir. Uji lanjut pasca anava
anava didapatkan Fhitung lebih besar dari
(metode scheffe) diperoleh harga Fhitung jauh
Fkritis, sehingga dapat disimpulkan bahwa
lebih besar dari Fkritis. Hal ini berarti ada
ada perbedaan yang signifikan rata-rata
perbedaan yang signifikan antara rata-rata
afektif
pada
penilaian
awal
dan
1265
Shinta Nur Baeti, dkk, Pembelajaran Berbasis Praktikum..... nilai
afektif
pada
penilaian
awal
dan
Dalam
pembelajaran
praktikum
bervisi
penilaian akhir, dan dapat disimpulkan ada
SETS pada kelas eksperimen 1, siswa
peningkatan rata-rata nilai afektif siswa
sangat antusias dalam mengikuti pembe-
kelas eksperimen 1.
lajaran ketika mengaitkan materi dengan
Pada kelas eksperimen 2 uji anava
unsur-unsur SETS, sehingga berdampak
satu jalur didapatkan harga F hitung lebih
pula
besar dari Fkritis yang berarti ada perbedaan
tanggung jawab seperti ditunjukkan pada
rata-rata nilai afektif pada penilaian awal
Tabel 2 (Rahmiyati, 2008).
dan penilaian akhir. Uji lanjut pasca anava
pada
kedisiplinan,
Penilaian
kerapian
penguasaan
dan
kompetensi
(metode scheffe), diperoleh harga Fhitung jauh
psikomotorik untuk masing-masing kelas
lebih besar dari Fkritis. Hal ini berarti ada
eksperimen diambil dua nilai, yaitu penilaian
perbedaan yang signifikan antara rata-rata
awal sebelum perlakuan dan penilaian akhir
nilai
selama
afektif
pada
penilaian
awal
dan
perlakuan.
Sebelum
perlakuan
penilaian akhir, atau dapat disimpulkan ada
maksudnya penilaian dilakukan ketika guru
peningkatan rata-rata nilai afektif siswa
kimia yang mengajar menggunakan metode
kelas eksperimen 2.
ceramah.
Sedangkan
penilaian
akhir
Pembelajaran praktikum yang dite-
dilakukan ketika menggunakan pembelaja-
rapkan pada kedua kelas eksperimen dapat
ran berbasis praktikum bervisi SETS pada
meningkatkan
kelas
penguasaan
kompetensi
eksperimen
1
dan
pembelajaran
afektif siswa. Kegiatan praktikum dapat
berbasis praktikum pada kelas eksperimen
meningkatkan kesiapan dan minat siswa
2. Nilai rata-rata penguasaan kompetensi
dalam belajar karena siswa mempersiapkan
dalam satu kelas disajikan pada Gambar 1.
sebelumnya dan berhubungan langsung dengan objek yang diamati (Hayat, 2010).
Gambar 1. Grafik rata-rata nilai psikomotorik
Peningkatan penguasaan kompetensi
kelas eksperimen pada penilaian awal dan
psikomotorik dilihat dari rata-rata nilai kedua
penilaian akhir. Pada kelas eksperimen 1
1266
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Volume 8, No. 1, 2014, halaman 1260 - 1270
rata-rata skor psikomotorik pada penilaian
tikum bervisi SETS dapat meningkatkan
awal dan penilaian akhir masing-masing
penguasaan
sebesar 14 dan 17. Setelah diuji meng-
siswa. Adapun aspek-aspek psikomotorik
gunakan uji anava satu jalur didapatkan
yang dinilai yaitu menulis, berbicara, dan
harga Fhitung lebih besar dari Ftabel yang
bekerjasama. Rata-rata nilai psikomotorik
berarti
nilai
kedua
dan
meningkat dari penilaian awal ke penilaian
penilaian akhir. Uji dilanjutkan dengan uji
akhir, tetapi pada penilaian akhir rata-rata
lanjut
nilai psikomotorik kelas eksperimen 1 lebih
ada
psikomotorik
pasca
perbedaan pada
rata-rata
penilaian
anava
(metode
awal
scheffe),
diperoleh harga Fhitung jauh lebih besar dari
kompetensi
kelas
psikomotorik
eksperimen
sama-sama
tinggi dari kelas eksperimen 2.
Ftabel. Hal ini berarti ada perbedaan yang
Tingginya rata-rata nilai psikomotorik
signifikan antara rata-rata nilai psikomotorik
siswa pada kelas eksperimen 1 dikarenakan
pada penilaian awal dan penilaian akhir, dan
pada pembelajaran yang diterapkan, yakni
dapat disimpulkan ada peningkatan rata-rata
pembelajaran berbasis praktikum bervisi
nilai psikomotorik siswa kelas eksperimen 1.
SETS,
Kelas eksperimen 2 rata-rata nilai psikomotorik
pada
penilaian
awal
dan
siswa
aktif
mengikuti
kegiatan
praktikum dan diskusi mengenai keterkaitan sains dengan lingkungan, teknologi dan
penilaian akhir masing-masing sebesar 14
masyarakat.
dan 16. Uji anava satu jalur didapatkan
mengenai
harga Fhitung lebih besar dari Ftabel yang
hidrokarbon siswa dituntut aktif menulis hasil
berarti
nilai
diskusi, aktif bekerjasama dalam diskusi
dan
kelompok dan berbicara saat mempresen-
ada
psikomotorik
perbedaan pada
rata-rata
penilaian
awal
penilaian akhir. Uji dilanjutkan dengan uji lanjut
pasca
anava
(metode
Dalam unsur-unsur
kegiatan
diskusi
SETS
materi
tasikan hasil diskusi kelompok.
scheffe),
Berdasarkan analisis data diperoleh
diperoleh harga Fhitung jauh lebih besar dari
adanya perbedaan rata-rata nilai kognitif
Ftabel. Hal ini berarti ada perbedaan yang
dari kedua kelas eksperimen dengan tahun
signifikan antara rata-rata nilai psikomotorik
lalu. Dari data postes diketahui bahwa rata-
pada penilaian awal dan penilaian akhir,
rata nilai kognitif kelas eksperimen 1 lebih
atau dapat disimpulkan ada peningkatan
tinggi dari kelas eksperimen 2 dan tahun lalu
rata-rata nilai psikomotorik siswa kelas
yaitu masing-masing sebesar 86, 79 dan 70.
eksperimen 2.
Rata-rata
Perhitungan analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis prak-
nilai
penguasaan
kognitif disajikan pada Gambar
kompetensi
1267
Shinta Nur Baeti, dkk, Pembelajaran Berbasis Praktikum.....
Gambar 2. Grafik rata-rata nilai kognitif
Hasil perhitungan ketuntasan klasikal
mencapai
ketuntasan
klasikal.
Data
diperoleh kelas eksperimen 1 mencapai
ketuntasan masing-masing kelas disajikan
ketuntasan
pada Tabel 3.
klasikal
sedangkan
kelas
eksperimen 2 dan kelas tahun lalu belum Tabel 3. Data ketuntasan klasikal Kelas Eksperimen 1 Eksperimen 2 Tahun Lalu
Jumlah siswa keseluruhan 30 30 30
Jumlah siswa tuntas 26 22 16
Jumlah siswa tidak tuntas 4 8 14
Hasil perhitungan uji rata-rata satu
SETS memberikan hasil nilai kognitif dan
pihak kanan, uji ketuntasan rata-rata nilai
ketuntasan klasikal yang paling baik karena
kognitif dan uji anava satu jalur menunjuk-
dalam
kan bahwa ada perbedaan antara kelas
melakukan kegiatan praktikum dan mengait-
eksperimen 1 dan eksperimen 2 serta kedua
kan hasil praktikum ke dalam unsur-unsur
kelas eksperimen dengan kelas tahun lalu.
SETS. Pembelajaran berbasis praktikum
Kelas eksperimen 1 lebih baik dari kelas
bervisi SETS dapat meningkatkan minat
eksperimen 2 dan kelas tahun lalu, dan
siswa dan membuat siswas lebih antusias
kelas eksperimen 2 lebih baik dari kelas
dalam mengikuti pelajaran sehingga ber-
tahun lalu. Hal ini dikarenakan diterapkan-
dampak pada kognitif siswa (Slish dan
nya pembelajaran yang berbeda, pada kelas
Donald, 2005). Pembelajaran bervisi SETS
eksperimen
pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuan kognitif
berbasis praktikum bervisi SETS, kelas
siswa yang ditandai dengan meningkatnya
eksperimen
rata-rata
1
2
diterapkan
diterapkan
pembelajaran
proses
nilai
pembelajarannya
kognitif
ketuntasan
hanya
(Afriawan, et al., 2012; Mulyani, 2008).
metode
ceramah.
Pembelajaran berbasis praktikum bervisi
dalam
tingginya
berbasis praktikum sedangkan tahun lalu menggunakan
klasikal
dan
siswa
satu
kelas
1268
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Volume 8, No. 1, 2014, halaman 1260 - 1270 Berdasarkan hasil tanggapan siswa
terlihat dari jawaban siswa yang sebagian
diketahui bahwa siswa menyukai pem-
besar menyatakan bahwa dengan kegiatan
belajaran dengan kegiatan praktikum. Pada
praktikum dan pembelajaran SETS dapat
kelas
mempermudah dalam memahami materi
eksperimen
1
yang
diterapkan
pembelajaran berbasis praktikum bervisi
pelajaran,
SETS,
membangun
siswa
sangat
antusias
untuk
mengajak
siswa
kerjasama
aktif,
antar
dan siswa.
mengikuti pembelajaran praktikum. Selain
Tanggapan siswa kelompok eksperimen 1
itu siswa lebih termotivasi ketika dalam
terhadap pembelajaran berbasis praktikum
proses pembelajaran mengaitkan materi
bervisi SETS disajikan pada Tabel 4.
dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat (Nuryanto dan Binadja, 2010). Hal ini
No 1.
2.
3.
4. 5. 6. 7.
8. 9. 10.
Tabel 4. Hasil Angket Tanggapan Siswa Pernyataan SS S Saya merasa tertarik dan senang dengan 4 25 pelaksanaan pembelajaran berbasis praktikum siswa siswa bervisi SETS materi hidrokarbon Saya lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan 6 20 menggunakan pembelajaran berbasis siswa siswa praktikum bervisi SETS Saya dapat meningkatkan kemampuan saya 4 23 untuk mengingat suatu konsep melalui siswa siswa pembelajaran berbasis praktikum bervisi SETS Saya lebih mudah dalam menyelesaikan soal 5 22 hidrokarbon siswa siswa Saya bersemangat melakukan kegiatan 6 23 praktikum pada materi hidrokarbon siswa siswa Saya tidak segan bertanya kepada guru jika 7 20 ada pelajaran yang tidak jelas siswa Saya lebih mudah memahami materi setelah 6 23 melakukan praktikum yang sesuai dengan siswa siswa materi Saya bersemangat mengerjakan soal latihan di 5 20 kelas dan di rumah yang diberikan oleh guru siswa siswa Pelaksanaan pembelajaran berbasis praktikum 6 24 bervisi SETS sesuai untuk materi hidrokarbon siswa siswa Saya termotivasi untuk lebih giat belajar 5 20 karena mengikuti pelajaran kimia dengan siswa siswa pembelajaran berbasis praktikum bervisi SETS Hasil
analisis
angket
mengenai
belajaran
berbasis
TS
STS
1 siswa
0
4 siswa
0
3 siswa
0
3 siswa 1 siswa
0 0
3
0
1 siswa
0
5 siswa
1 siswa
0
0
4 siswa
1 siswa
praktikum
memberi
tanggapan siswa terhadap pembelajaran
kesempatan siswa untuk belajar aktif. Siswa
berbasis
bahwa
dapat bereksplorasi melalui kegiatan yang
pembelajaran lebih menarik, meningkatkan
relevan untuk memperoleh pengalaman dan
minat belajar, dan membantu memahami
konsep
konsep yang diajarkan. Siswa senang dan
praktikum menjadikan proses pembelajaran
tertarik dengan pembelajaran, karena pem-
menjadi lebih hidup dan bermakna bagi
praktikum
menyatakan
baru.
Pembelajaran
berbasis
Shinta Nur Baeti, dkk, Pembelajaran Berbasis Praktikum..... siswa (Sukaesih, 2011). Hasil tanggapan siswa
menyatakan
laboratorium
dengan
bahwa visi
kegiatan
SETS
dapat
membantu siswa membantu memahami materi pelajaran dan meningkatkan motivasi untuk giat belajar. Kegiatan laboratorium juga
dapat
meningkatkan
kemampuan
kognitif, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas laboratorium dan juga kemampuan untuk melakukan observasi (Hofstein, 2004).
SIMPULAN
Penerapan
pembelajaran
berbasis
praktikum bervisi SETS dapat meningkatkan keterampilan laboratorium dan penguasaan kompetensi hidrokarbon siswa. Penerapan pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keterampilan laboratorium dan penguasaan kompetensi
hidrokarbon
siswa
secara
signifikan.
1269
Arifin, M., 1995, Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia, Surabaya: Airlangga University Press. Binadja, A., 1999, Cakupan Pendidikan SETS untuk Bidang Sains dan Non Sains, Makalah disajikan dalam seminar lokakarya Pendidikan SETS untuk bidang Sains dan Non Sains, Kerjasama antara SEMEORECSAM dan UNNES Semarang 14 -15 Desember 1999. Duda, H. J., 2010, Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya pada Sistem Ekskresi untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI, VOX Edukasi, Vol 1, No 2, Hal: 29-39. Hayat, M. S., 2010, Pembelajaran Berbasis Praktikum pada Konsep Invertebrata untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa, Tesis: UPI Bandung. Hofstein, 2004, The Laboratory in Chemistry Education: Thirty Years of Experience with Developments, Implementation, and Research, Journal Research and Practice, Vol 5, No 3, Hal: 247-264. Lynn, V. C. dan Nixon, J. E, 1985, Physical Education: Teacher Education, New York: John Wiley and Sons, Inc.
DAFTAR PUSTAKA
Adane, L. dan Admas, A., 2011, Relevance and Safety of Chemistry Laboratory Experiments from Students Perspective: A Case Study at Jimma University, Southwestern Ethiopia. Department of Chemistry, Jimma University, Southwstern Ethiopia, Journal Educational Research, Vol 2, No 12, Hal: 1749-1758. Afriawan, M., Binadja, A. dan Latifah, 2012, Pengaruh Penerapan Pendekatan Savi Bervisi Sets Pada Pencapaian Kompetensi Terkait Reaksi Redoks, Unnes Science Education Journal, Vol 1, No 2, Hal : 2252-6617.
Mulyani, 2008, Pengaruh Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan SETS menggunakan Media CD Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 14 Semarang, Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA UNNES Nuryanto dan Binadja, A., 2010, Efektivitas Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Salingtemas ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 4, No 1, Hal: 552-556. Rahmiyati, S., 2008, Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Vol 11, No 1, Hal: 84-95.
1270
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Volume 8, No. 1, 2014, halaman 1260 - 1270
Romlah, O., 2009, Peranan Praktikum dalam Mengembangkan Keterampilan Proses dan Kerja Laboratorium, Makalah disampaikan pada pertemuan MGMP Biologi Kabupaten Garut, 3 Februari 2009. Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochiantaniawati, D., dan Nurjhani, M., 2005, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UM PRESS. Slish, J. dan Donald, E., 2005, Assesment of the Use of the Jigsaw Method and Active Learning in Major Introductory Biology, Journal of Science Education, Vol 31, No 4, Hal: 566-682. Sukaesih, S., 2011, Analisis Sikap Ilmiah dan Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Praktikum, Jurnal penelitian pendidikan, Vol 28, No 1, Hal: 77-85.