PENGEMBANGAN MODEL DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS GUIDED DISCOVERYINQUIRY BERVISI SETS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
oleh Risqiatun Nikmah 4301410022
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
i
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 10 Juni 2014
Risqiatun Nikmah 4301410022
ii
iii
MOTTO
Jika kita mendahulukan kepentingan kita terhadap Allah maka Allah akan mendahulukan kepentingan kita juga.
Jika kita berbuat baik kepada siapapun maka suatu saat siapapun akan berbuat baik kepada kita.
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesunggunya bersama kesulitan ada kemudahan. (Q.S Al-Insyirah : 5-6)
Sukses dunia dan akhirat.
iv
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Bapak dan ibu tercinta. You are everything and I am nothing without your sacrifices. 2. Adik-adikku tersayang yang membuatku tersenyum dan sebagai motivasiku. 3. Segenap keluarga besarku yang selalu mendukungku. 4. Guru-guruku yang telah berjasa dalam mengajarkan ilmu pengethuan, keterampilan dan sikap yang baik. 5. Teman-teman PGSBI Pendidikan kimia, teman-teman sejurusan kimia, teman-teman PPL dan KKN. You make my life more colorful. 6. Teman-teman “KOS BIRU DAN OMAH KOS”. You are not only my friends but also my relatives here. 7. Dikti yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk kuliah di UNNES dengan program Bidikmisi. 8. Pembaca yang budiman.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengembangan Model Diktat Praktikum Berbasis Guided Discovery-Inquiry Bervisi SETS untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains.” Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Wiyanto, M.Si, sebagai dekan FMIPA UNNES yang telah memberikan izin penelitian. 2. Ibu Dra. Woro Sumarni, M.Si, sebagai ketua jurusan kimia yang telah memberikan izin penelitian. 3. Bapak Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt., Ph.D, sebagai dosen pembimbing yang telah tulus dan sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Latifah, M.Si dan Ibu Dr. Sri Susilogati Sumarti, M.Si, sebagai dosen penguji. 5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala SMA N 1 Kajen yang telah memberikan ijin penelitian.
vi
7. Ibu Setyorini, S.Pd dan Ibu Malichatun, S.Pd, sebagai guru kimia SMA N I Kajen yang telah membantu dan memberikan arahan kepada peneliti dalam melakukan penelitian. 8. Bapak Sumito, S.Pd. yang telah memberikan motivasi. 9. Ibu Linggar sebagai teknisi laboratorium yang telah membantu jalannya praktikum. 10. Siswa-siswa SMA N 1 Kajen, khususnya kelas XI IPA 1 yang telah membantu kesuksesan jalannya penelitian. 11. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini. 12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.
Semarang, 10 Juni 2014
Penulis
vii
ABSTRAK Nikmah, Risqiatun. 2014. Pengembangan Model Diktat Praktikum Kimia SMA Berbasis Guided Discovery-Inquiry Bervisi SETS untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt., Ph.D. Kata kunci: diktat praktikum; guided discovery-inquiry; keterampilan proses sains Kegiatan praktikum sangat diperlukan dalam pembelajaran kimia yang hakikatnya termasuk pembelajaran sains. Komponen yang penting untuk diperhatikan dalam kegiatan praktikum di antaranya adalah diktat praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery–Inquiry bervisi SETS (Science, Environment, Technology and Society), mengetahui pengaruh terhadap peningkatan keterampilan proses sains dan tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum tersebut pada materi penyangga dan hidrolisis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian research and development yang diadopsi dari Sugiyono (2010). OneGroup Pretest and Posttest Design digunakan pada saat uji coba skala luas dan pengambilan sampelnya menggunakan teknik Purposive Sampling. Berdasarkan hasil penelitian, validitas diktat praktikum mencapai skor 202 dengan kategori sangat valid. Penggunaan diktat praktikum berbasis Guided Discovery–Inquiry bervisi SETS dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Adanya peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil thitung (10,34) lebih dari tkritis (2,04). Hasil tanggapan siswa menunjukkan 7 dari 30 siswa memberi tanggapan dengan kriteria sangat layak dan sisanya memberikan tanggapan dengan kriteria layak. Selain itu, didapatkan juga data hasil belajar siswa pada ranah psikomotorik, afektif dan kognitif. Rata-rata hasil belajar pada ranah psikomotorik maupun afektif mencapai kategori baik dan 21 dari 30 siswa mampu mencapai KKM berdasarkan hasil belajar pada ranah kognitif. Jadi hasil penelitian ini menunjukkan model diktat praktikum berbasis Guided Discovery–Inquiry bervisi SETS sangat valid, dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan mendapat tanggapan positif dari siswa. Walaupun hasil penelitian ini sudah sesuai tujuan tetapi masih perlu dilakukan perbaikan dan uji coba yang tidak hanya sekali sehingga diharapkan dapat menghasilkan model diktat praktikum yang lebih baik lagi.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
PERNYATAAN.............................................................................................
ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii MOTTO ......................................................................................................... iv PERSEMBAHAN ..........................................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................. ix DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang .........................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................
7
1.3
Tujuan Penelitian ......................................................................
7
1.4
Manfaat Penelitian ....................................................................
8
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pembelajaran Kimia di Laboratorium....................................... 10
2.2
Guided Discovery-Inquiry ........................................................ 12
2.3
SETS (Science, Environment, Technologi and Society) ........... 19
ix
2.4
Keterampilan Proses Sains........................................................ 21
2.5
Diktat Praktikum Kimia............................................................ 26
2.6
Kompetensi Dasar pada Materi Hidrolisis dan Penyangga ...... 27
2.7
Penelitian yang Mendukung ..................................................... 29
2.8
Diktat berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS ......... 29
2.9
Kerangka Berpikir..................................................................... 31
2.10
Hipotesis ................................................................................... 33
3 METODE PENELITIAN 3.1
Desain Pengembangan .............................................................. 34
3.1.1
Potensi dan Masalah ................................................................. 34
3.1.2
Mengumpulkan Data................................................................. 35
3.1.3
Desain Produk........................................................................... 35
3.1.4
Validasi Desain ......................................................................... 39
3.1.5
Revisi Desain ............................................................................ 39
3.1.6
Uji Coba Produk/Uji Skala Kecil.............................................. 39
3.1.7
Revisi Produk............................................................................ 40
3.1.8
Uji Coba Pemakaian/Uji Skala Luas ........................................ 40
3.1.8.1
Lokasi Penelitian....................................................................... 41
3.1.8.2
Populasi..................................................................................... 41
3.1.8.3
Sampel ...................................................................................... 41
3.1.9
Revisi Produk............................................................................ 41
3.1.10
Pembuatan Produk Masal ......................................................... 41
3.2
Prosedur Pengembangan........................................................... 41
x
3.3
Metode Pengumpulan Data....................................................... 42
3.3.1
Metode Tes ............................................................................... 42
3.3.2
Dokumentasi ............................................................................. 43
3.3.3
Observasi .................................................................................. 43
3.3.4
Angket atau Kuesioner .............................................................. 43
3.3.5
Portofolio (Penugasan).............................................................. 44
3.4
Instrumen dan Teknik Analisisnya ........................................... 44
3.4.1
Instrumen Tes ............................................................................ 44
3.4.1.1
Tingkat Kesukaran Soal ............................................................ 44
3.4.1.2
Daya Beda Soal ......................................................................... 45
3.4.1.3
Validitas Tes Objektif ............................................................... 46
3.4.1.4
Reliabilitas Tes Objektif............................................................ 47
3.4.2
Instrumen Silabus dan RPP ....................................................... 48
3.4.3
Instrumen Lembar Observasi .................................................... 49
3.4.4
Instrumen Lembar Angket ........................................................ 49
3.4.5
Instrumen Portofolio ................................................................. 50
3.5
Metode Analisis Data ................................................................ 50
3.5.1
Data Validasi Ahli Terhadap Model Diktat .............................. 51
3.5.2
Data Hasil Belajar ..................................................................... 52
3.5.2.1
Data Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik dan Afektif........ 52
3.5.2.2
Data Hasil Belajar pada Aspek Kognitif ................................... 53
3.5.3
Uji Signifikansi Peningkatan KPS ............................................ 54
3.5.4
Data Angket Tanggapan Siswa ................................................ 55
xi
3.6
Indikator Pencapaian ................................................................ 56
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian ........................................................................ 57
4.1.1
Hasil Studi Lapangan ............................................................... 57
4.1.2
Hasil Validitas Model Diktat.................................................... 58
4.1.3
Hasil Uji Coba Skala Kecil ...................................................... 60
4.1.4
Hasil Uji Coba Skala Luas ....................................................... 62
4.1.4.1
Hasil Belajar............................................................................ 62
4.1.4.1.1
Hasil Belajar Ranah Psikomotorik .......................................... 62
4.1.4.1.2
Hasil Belajar Ranah Afektif .................................................... 65
4.1.4.1.3
Hasil Belajar Ranah Kognitif .................................................. 67
4.1.4.2
Pengaruh Diktat Praktikum terhadap Peningkatan KPS ........ 67
4.1.4.3
Hasil Tanggapan Siswa pada Uji Skala Luas ......................... 68
4.2
Pembahasan ........................................................................... 69
5 PENUTUP 5.1
Simpulan........................................................................................ 87
5.2
Saran ........................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 92
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ................................ 25 Tabel 3.1 Kualifikasi Tingkat Kesukaran ...................................................... 45 Tabel 3.2 Kualifikasi Daya Beda .................................................................. 46 Tabel 3.3 Kualifikasi Reliabilitas Soal .......................................................... 48 Tabel 3.4 Kriteria Kelayakan Silabus dan RPP ............................................. 49 Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Rata-rata Tiap Komponen Diktat...................... 51 Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Total Tahap II terhadap Diktat ......................... 51 Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Tiap Aspek Psikomotorik dan Afektif .............. 52 Tabel 3.8 Kriteria Hasil Rata-rata Nilai Psikomotorik Praktikum................. 52 Tabel 3.9 Kriteria Hasil Rata-rata Nilai Psikomotorik Diskusi .................... 53 Tabel 3.10 Kriteria Hasil Rata-rata Nilai Afektif............................................. 53 Tabel 3.10 Kriteria Hasil Tanggapan Siswa .................................................... 55 Tabel 4.1 Hasil Penilaian Validitas Tahap I................................................... 58 Tabel 4.2 Hasil Penilaian Rata-rata Tiap Komponen Diktat.......................... 59 Tabel 4.3 Hasil Perolehan Skor Total Penilaian Tahap II.............................. 59 Tabel 4.4 Hasil Perolehan Skor Tanggapan Siswa pada Uji Skala Kecil ...... 60 Tabel 4.5 Hasil Analisis Tanggapan Siswa pada Uji Skala Kecil ................. 61 Tabel 4.6 Hasil Rata-rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik Praktikum ........... 63
xiii
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik Praktikum .................. 64 Tabel 4.8 Hasil Rata-rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik Diskusi............... 64 Tabel 4.9 Hasil Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik Diskusi ..................... 65 Tabel 4.10 Hasil Rata-rata Skor Tiap Aspek Afektif....................................... 66 Tabel 4.11 Hasil Rekapitulasi Penilaian Afektif.............................................. 66 Tabel 4.12 Hasil Nilai Akhir Siswa ................................................................. 67 Tabel 4.13 Hasil Tanggapan Siswa pada Uji Skala Luas ................................ 68 Tabel 4.14 Catatan dan Saran dari Validator .................................................. 71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Skema Hubungan Unsur-Unsur dalam SETS .............................. 20 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................ 22 Gambar 3.1 Langkah-langkah dalam Metode R & D ...................................... 24 Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan .............................................................. 42 Gambar 3.3 Desain Eksperimen One-Group Pretest dan Posttest .................. 54 Gambar 4.1 Hasil Peningkatan Tiap Aspek KPS............................................. 68 Gambar 4.2 Hasil Revisi Penambahan Materi Hidrolisis ................................ 72 Gambar 4.3 Hasil Revisi Terkait Aspek Wawasan Kontekstual...................... 73 Gambar 4.4 Hasil Revisi Terkait Aspek Penyajian Gambar............................ 74 Gambar 4.5 Hasil Revisi Terkait Aspek Penyajiann....................................... 74
xv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Lembar Validitas Model Diktat Praktikum ............................... 93
Lampiran 2
Deskripsi Butir Instrumen Validasi .......................................... 100
Lampiran 3
Analisis Hasil Validitas Tahap I................................................ 105
Lampiran 4
Analisis Hasil Validitas Tahap II............................................... 106
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba ....................................................... 108 Lampiran 6 Kisi-kisi Spesifikasi KPS pada Tes Uji Coba ........................... 110 Lampiran 7 Soal Uji Coba............................................................................. 111 Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ................................................... 123 Lampiran 9 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Uji Coba ...................... 124 Lampiran 10 Rubrik Penilaian Psikomotorik Praktikum ................................ 128 Lampiran 11 Analisis Reliabilitas Lembar Psikomotorik Praktikum ............. 131 Lampiran 12 Rubrik Penilaian Psikomotorik Diskusi .................................... 133 Lampiran 13 Analisis Reliabilitas Lembar Psikomotorik Diskusi................. 135 Lampiran 14 Rubrik Penilaian Afektif............................................................ 137 Lampiran 15 Analisis Reliabilitas Lembar Afektif ........................................ 139 Lampiran 16 Rubrik Penilaian Laporan Praktikum ........................................ 141 Lampiran 17 Rubrik Penilaian Laporan Diskusi ............................................ 143 Lampiran 18 Angket Tanggapan Siswa .......................................................... 144 Lampiran 19 Analisis Reliabilitas Angket Tanggapan Siswa......................... 147
xvi
Lampiran 20 Silabus ...................................................................................... 148 Lampiran 21 RPP ............................................................................................ 154 Lampiran 22 Daftar Nama Siswa Uji Coba Skala Kecil................................. 180 Lampiran 23 Angket Tanggapan Uji Coba Skala Kecil ................................. 181 Lampiran 24 Analisis Hasil Tanggapan Uji Coba Skala Kecil....................... 183 Lampiran 25 Daftar Nama Uji Coba Skala Luas ............................................ 184 Lampiran 26 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ............................................ 185 Lampiran 27 Kisi-kisi Spesifikasi KPS pada Soal Pretest dan Posttest ......... 187 Lampiran 28 Soal Pretest dan Posttest ........................................................... 188 Lampiran 29 Kunci Jawaban Pretest dan Posttest.......................................... 195 Lampiran 30 Lembar Jawaban Pretest Siswa ................................................ 196 Lampiran 31 Lembar Jawaban Posttest Siswa................................................ 197 Lampiran 32 Hasil Penilaian Psikomotorik Praktikum................................... 198 Lampiran 33 Analisis Hasil Penilaian Psikomotorik Praktikum..................... 202 Lampiran 34 Hasil Penilaian Psikomotorik Diskusi ....................................... 204 Lampiran 35 Analisis Hasil Penilaian Psikomotorik Diskusi ......................... 206 Lampiran 36 Hasil Penilaian Afektif .............................................................. 207 Lampiran 37 Analisis Hasil Penilaian Afektif ............................................... 209 Lampiran 38 Analisis Skor Tiap Aspek Psikomotorik dan Afektif ............... 210 Lampiran 39 Hasil Nilai Akhir Siswa............................................................ 211 Lampiran 40 Contoh Hasil Laporan Praktikum Siswa ................................... 212
xvii
Lampiran 41 Contoh Hasil Laporan Diskusi Siswa........................................ 218 Lampiran 42 Uji Normalitas Data Hasil Pretest ............................................. 221 Lampiran 43 Uji Normalitas Data Hasil Posttest............................................ 222 Lampiran 44 Uji Signifikansi Peningkatan KPS............................................. 223 Lampiran 45 Analisis Aspek-Aspek KPS ...................................................... 225 Lampiran 46 Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Luas ........................... 227 Lampiran 47 Analisis Hasil Tanggapan Siswa pada Uji Skala Luas .............. 229 Lampiran 48 Foto-Foto Penelitian .................................................................. 230 Lampiran 49 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 231 Lampiran 50 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 233
xviii
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Ilmu kimia adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Selain itu, Ilmu kimia merupakan produk ilmu pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip, hukum temuan saintis dan proses kerja ilmiah. Penilaian dan pembelajaran kimia pun harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses. Penjelasan mengenai kimia sebagai produk dan proses kerja ilmiah di antaranya berkaitan dengan adanya kegiatan praktikum di laboratorium. Kegiatan praktikum sangat diperlukan dalam pembelajaran kimia yang hakekatnya termasuk pembelajaran sains. Di laboratorium tersedia berbagai macam bahan kimia yang di antaranya berbahaya bagi manusia dan alat–alat yang rentan pecah. Hal ini tidak berarti akan membuat siswa menjadi takut untuk mengerjakan praktikum tetapi siswa harus berhati-hati dan terampil dalam mengerjakannya. Keterampilan sangat dibutuhkan oleh siswa selama praktikum. Siswa yang melakukan pembelajaran di laboratorium harus memahami terlebih dahulu penggunaan alat dan bahan tersebut. Di samping itu, materi yang dipraktikumkan juga harus dikuasai agar siswa tidak hanya mengikuti prosedur dalam praktikum tetapi mereka mengerti maksud dan tujuannya. Selama lebih dari satu abad, “Laboratory Experiences” telah diakui untuk mempromosikan
tujuan
utama
pendidikan 1
sains,
termasuk
peningkatan
2
pemahaman siswa tentang konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya; keterampilan ilmiah praktis dan kemampuan pemecahan masalah; kebiasaan berpikir ilmiah; pemahaman tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan pekerjaan ilmuwan, minat dan motivasi (Hofstein & Naaman, 2007:105) Aktamis dan Argin (2008) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan sains adalah membiasakan individu menggunakan keterampilan proses sains. Melalui keterampilan proses sains, siswa dapat menentukan masalah di sekitar mereka, mengamati,
menganalisis,
berhipotesis,
bereksperimen,
menyimpulkan,
menggeneralisasi dan menerapkan informasi yang mereka miliki sesuai dengan kebutuhan. Menurut Duran et al (2011:467) keterampilan proses sains (KPS) termasuk
keterampilan yang setiap individu dapat menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan bersikap ilmiah dan meningkatkan kualitas dan standar
hidup
melalui
pemahaman
hakekat
ilmu
pengetahuan.
Tanpa
mengembangkan keterampilan ini, sulit bagi orang untuk membangun informasi baru. Dengan demikian, keterampilan proses sains meletakkan dasar penyelidikan sains (Inquiry) dan berpikir ilmiah. Keberhasilan pembelajaran kimia di laboratorium, selain membutuhkan keterampilan proses sains juga membutuhkan komponen lain. Salah satu komponen yang penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran di laboratorium yakni diktat praktikum. Menurut Rustaman sebagaimana yang dikutip oleh Trisnawati (2011:110), petunjuk praktikum atau diktat praktikum merupakan sebagian sarana yang diperlukan agar kegiatan di laboratorium berjalan dengan lancar, agar tujuan utama pembelajaran dapat tercapai, memperkecil resiko
3
kecelakaan yang mungkin terjadi dan lain–lain. Manfaat dari diktat praktikum antara lain; (1) dapat
membantu mencapai ketuntasan belajar siswa, (2)
menumbuhkan kebiasaan bekerja ilmiah, dan (3) untuk memberikan umpan balik pada guru dalam menyususun rancangan pembelajaran yang lebih bervariasi dan bermakna. Menurut Aka et al (2010) panduan belajar sains untuk siswa harus mencakup pengalaman yang meningkatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasi dan memprediksi. Oleh karena itu, diktat praktikum yang digunakan sebaiknya yang berbasis metode pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses sains. Dewasa ini banyak model pembelajaran di kelas yang telah dikembangkan oleh para ahli, termasuk juga pembelajaran di laboratorium. Guru harus menggunakan strategi inovatif dalam pembelajaran di laboratorium agar tujuan pembelajaran tercapai. Saptorini (2008) mengatakan bahwa pembelajaran kimia dikelola oleh guru kimia, karena itu guru kimia perlu memiliki kemampuan merancang kegiatan laboratorium inkuiri dan menerapkannya pada proses pembelajaran. Hal ini diperjelas lagi dengan pendapat dari Sunyono, dkk (2009) yang menjelaskan bahwa kesempatan untuk melakukan penemuan (inkuiri) dan menyimpulkan sendiri hasil pengamatannya dapat diperoleh siswa antara lain melalui metode eksperimen. Selain itu, menurut Prasetyo (2011:24), pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sains harus berorientasi pada peserta didik. Peran pendidik bergeser dari menentukan “apa yang akan dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi
4
lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan narasumber lain. Ada 5 pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran sains, yaitu: (1) Empat pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri), (2) Inkuiri, (3) Konstruktivisme, (4) Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat atau SETS, dan (5) Penyelesaian Masalah. Permendiknas nomor 41 tahun 2007 ini pada dasarnya mengamanatkan terjadinya pergeseran paradigma proses pendidikan, dari pengajaran ke pembelajaran.
Pendekatan
yang
disarankan
dalam
pembelajaran
adalah
pendekatan yang berpusat pada siswa (Students Centre Oriented) dengan strategi Discovery-Inquiry. Hal itu didukung oleh Bruner & Lee et al sebagaimana yang dikutip oleh Balim (2008:2). Kutipan tersebut sebagai berikut: “The basis of science teaching is understanding that natural phenomena and the nature of science requires inquiring and discovering. Inquiry in science consists of experiments and inquiring natural phenomena by discovery learning. Bruner points out that any individual has the will to learn and this will should be used in such activities that it should raise curiosity and direct students to studying and discovering knowledge.” Kegiatan praktikum siswa akan lebih bermakna apabila siswa diberi kesempatan untuk berperan lebih banyak dalam praktikum, tidak hanya melakukan praktikum saja tetapi juga mengemukakan hipotesis, merancang percobaan, menganalisis data yang diperoleh dari percobaan, dan menarik
5
kesimpulan (Mukaromah, 2008). Oleh karena itu, salah satu upaya agar siswa lebih mudah menerapkan metode ilmiah tersebut adalah menggunakan diktat praktikum. Diktat praktikum mempunyai peranan yang sangat penting karena sebagai acuan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Penggunaan diktat praktikum ini diharapkan memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa. Jadi, secara tidak langsung diktat praktikum dapat memengaruhi keberhasilan pembelajaran di laboratorium. Akan tetapi, tidak semua sekolah memerhatikan keberadaan diktat praktikum tersebut. Berdasarkan observasi di SMA 1 Kajen pada 24 April 2013, siswa tidak mempunyai buku khusus yang berisi panduan praktikum kimia atau diktat. Panduan praktikumnya tertera pada LKS yang hanya berisi penjelasan secara singkat dan bersisi prosedur-prosedur. Bahkan, terkadang diberi petunjuk praktikum langsung dari guru apabila kegiatan praktikumnya tidak tercantum dalam LKS. Sering kali siswa hanya menfokuskan pada prosedurnya saja selama proses praktikum, bukan pada ide atau konsep dasarnya. Selain itu, metode praktikum yang digunakan juga masih konvensional. Guru masih memberikan arahan-arahan yang harus dilaksanakan dalam praktikum tanpa memberi kesempatan terlebih dahulu kepada siswa untuk mencari informasinya sehingga aktivitas pembelajaran di laboratorium masih berpusat pada guru (Teacher– Centered Learning). Selama ini kegiatan praktikum juga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir independen atau membangun pengetahuannya sendiri dan kurang memahami penerapannya dalam teknologi, pengaruhnya terhadap lingkungan dan masyarakat.
6
Pentingnya kompetensi dalam memahami sains dan kaitannya dengan aspek lain seperti lingkungan, teknologi, dan masyarakat menuntut suatu pembelajaran yang mengarah ke hal tersebut. Di antara cara mencapai kompetensi itu, diperlukan suatu visi pembelajaran SETS atau salingtemas. Menurut Binadja (2005a) dianjurkannya visi dan pendekatan SETS karena sejumlah kelebihan berikut : (1) Visi dan pendekatan SETS memberi peluang pada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan sekaligus kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan hasil analisis dan sintesis yang bersifat komprehensif dengan memperhitungkan aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu kesatuan tidak terpisah. (2) Visi dan pendekatan SETS memberi wadah secara mencukupi kepada para pendidik dan peserta didik untuk menuangkan kemampuan berkreasi dan berinovasi di bidang minatnya dengan landasan SETS secara kuat. (3) Visi dan pendekatan SETS memberi kesempatan pendidik dan pesertadidik untuk
mengaktualisasikan
diri
dengan keistimewaan atau kelebihan
SETS. Merujuk mengembangkan
pada diktat
permasalahan atau
di
atas,
buku panduan
penulis
praktikum
tertarik dengan
untuk metode
pembelajaran nonkonvensional supaya pembelajaran lebih inovatif dan bermakna sehingga
keterampilan
proses
sains
dapat
ditingkatkan.
Penelitian
ini
memfokuskan pengembangan diktat praktikum kimia melalui desain pembelajaran dengan berbasis Guided Diccovery –Inquiry dan bervisi SETS. Penggunaan
7
metode Guided Diccovery–Inquiry bertujuan supaya siswa terbiasa bekerja secara ilmiah dengan penyelidikan untuk menemukan konsep sendiri. Tujuan dari pendekatan SETS supaya siswa dapat mengkonstruksikan materi-materi dalam pelajaran kimia dengan kehidupan nyata. Jadi, konsekuensi dari pengembangan ini adalah dikembangkannya model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery–Inquiry bervisi SETS. Penelitian ini terangkum dalam judul “PENGEMBANGAN BERBASIS
GUIDED
MODEL
DIKTAT
PRAKTIKUM
DISCOVERY-INQUIRY
BERVISI
KIMIA SETS
SMA
UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS.
1.2
Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang masalah tersebut, dalam penelitian
ini dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Seberapa valid model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS ? (2) Apakah model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiccoveryInquiry bervisi SETS efektif terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa? (3) Bagimanakah tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccover -Inquiry bervisi SETS?
1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS
untuk
meningkatkan keterampilan proses sains. Dengan demikian, secara operasional tujuan penelitian ini adalah:
8
(1) Mengembangkan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS. (2) Mengetahui efektivitas penggunaan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa. (3) Mengetahui tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS.
1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS. 1.4.2 Bagi Guru Memberikan alternatif kepada guru untuk menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery–Inquiry
bervisi SETS
sehingga menciptakan pembelajaran praktikum yang inovatif. 1.4.3 Bagi Siswa (1) Membantu meningkatkan motivasi siswa dalam melakukan kegiatan praktikum melalui penggunaan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery–Inquiry bervisi SETS . (2) Membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan proses sains mereka dalam pebelajaran di laboratorium sehingga kegiatan praktikum menjadi bermakna.
9
1.4.4 Bagi Sekolah Menambah koleksi bahan ajar dan sebagai bahan referensi yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran praktikum yang inovatif sehingga dapat meningkatkan prestasi sekolah.
10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pembelajaran Kimia di Laboratorium Belajar
adalah
suatu
aktivitas
untuk
memperoleh
pengetahuan,
keterampilan dan perubahan dari semula yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Menurut Anni (2009:82) belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang. Banyak faktor yang mempengaruhi belajar. Faktor – faktor yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dalam diri siswa seperti faktor psikologis, emosi, motivasi dan bakat. Faktor eksternal meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar individu, kondisi siswa, tujuan pembelajaran dan pemberian umpan baik (Saptorini, 2011). Dalam proses pembelajaran sains, siswa dituntut untuk aktif dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Siswa tidak hanya diam menerima materi secara teoritis, tetapi mereka melakukan penyelidikan dan menyimpulkan segala sesuatu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran sains. Hakikat sains meliputi empat unsur utama yaitu: (1) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; sains bersifat open ended.
10
11
(2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. (3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. (4) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep sains dalam kehidupan seharihari. Keempat unsur itu merupakan ciri sains yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, untuk mencapai produk pembelajaran sains yang optimal peserta didik perlu melakukan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dapat membawa siswa mengalami proses berpikir karena dari kegiatan praktikum siswa berhadapan langsung dengan suatu masalah yang berkaitan dengan materi dan diberi kesempatan untuk menemukan jawabannya dengan membuktikan secara langsung. Menurut Surianto (2012:14) tujuan adanya praktikum di laboratorium adalah: (1) Meningkatkan keterampilan kognitif seperti: a) Melatih agar teori dapat dimengerti. b) Agar segi – segi teori yang berlainan dapat diintegrasikan. c) Agar teori dapat diterapkan kepada problem yang nyata. (2) Meningkatkan keterampilan afektif seperti: a) Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri. b) Belajar bekerjasama. c) Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya.
12
(3) Meningkatkan keterampilan psikomotorik seperti: a) Belajar memasang peralatan sehingga benar- benar berjalan. b) Belajar mamakai peralatan dan instrumen tertentu. Salah satu sasaran praktikum kimia adalah menuntun dan melatih siswa untuk berpikir dari abstrak ke konkret. Dalam hal ini, kegiatan dalam laboratorium merupakan mata rantai untuk menghubungkan beberapa aspek di antaranya ialah apresiasi aspek estetika dari ilmu kimia, membangkitkan keingintahuan terhadap kimia, mengenal baik zat- zat kimia yang umum dan bagaimana reaksinya, dan siswa dapat berpartisipasi aktif.
2.2 Guided Discovery- Inquiry Menurut Ilahi (2012:213) pembelajaran Discovery adalah pembelajaran yang melibatkan anak didik yang aktif untuk mengikuti kegiatan belajar berdasarkan penemuan. Pembelajaran dengan Discovery menitik beratkan pada proses mental dan fisik dalam melaksanakan stategi tersebut, sehingga dituntut untuk mendayagunakan segenap potensi dalam bentuk karya nyata. Dalam Discovery strategi, para anak didik harus mampu menggunakan proses mental dan fisik dalam menemukan sesuatu yang baru dan berkenaan dengan uji kompetensi bagi mereka yang menghadapi persoalan. Dalam prosesnya, mereka akan dihadapkan pada satu tahapan penting untuk mampu mencari dan menemukan sendiri sauatu konsep atau prinsip yang berkaitan dengan potensi. Ilmu kimia sebagai produk dan proses menuntut siswa untuk terbiasa dengan proses penemuan sehingga metode Discovery sangat cocok.
13
Balim (2009:1) menyatakan bahwa mengajar siswa dengan menemukan gagasan, berpikir kritis, bertanya, dan keterampilan memecahkan masalah adalah salah satu prinsip utama pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, kurikulum pengajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi harus
dikembangkan sesuai terhadap pengajaran siswa melek sains yang mampu untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Saat ini diyakini bahwa metode yang sesuai dengan pendekatan konstruktivisme (siswa belajar lebih efektif dengan membangun pengetahuan mereka sendiri) adalah Discovery. Pendapat itu diperkuat oleh Oloyede (2010:1) yang mengatakan: “Chemistry is a very important subject as its knowledge is required for the successful study in very many important professions.Therefore chemistry teacher should adopt methods that would enable the students to understand whatever concepts, topics or principles that are being taught. Guided discovery (GD) has been recommended for teaching the contents of senior secondary school chemistry curriculum.” Menurut Ilahi (2012:93) bentuk kegiatan Discovery adalah sebagai berikut: (1) Berdiskusi, (2) Bertanya, (3) Melakukan pengamatan, (4) Mengadakan percobaan, (5) Menstimulasi, dan (6) Melakukan penelitian (Inquiry Approach). Sund, sebagaimana yang dikutip oleh Trianto (2009:166) menyatakan bahwa Discovery merupakan bagian dari Inquiry, atau Inquiry merupakan perluasan proses Discovery yang digunakan lebih mendalam. Pengertian startegi Inquiry menurut Sanjaya (2006:201) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
14
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan dan secara umum langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi Inquiry sebagai berikut: (1) Orientasi Langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. (2) Merumuskan masalah Langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. (3) Merumuskan hipotesis Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan untuk mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Jika siswa mampu membuktikan hipotesisnya maka bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. (4) Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. (5) Menguji hipotesis Menguji hipotesis berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Dalam menguji hipotesis ini yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. (6) Merumuskan kesimpulan.
15
Inkuiri dimulai ketika siswa mengalami kebingunan tentang situasi atau fenomena, ketika merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis mereka. Proses tersebut melibatkan seluruh aktivitas saintis untuk memperoleh
informasi
seperti
berhipotesis,
meramalkan,
membaca,
merencanakan dan melaksanakan eksperimen serta bekerjasama dengan saintis lainnya. Informasi dipelajari melalui penyelidikan yang memungkinkan siswa mengkomunikasikan data dan memberikan alasannya. Pemberian alasan dimaksudkan untuk memperoleh umpan balik dari koleganya dan instruktur agar mengubah konklusi mereka. Inkuiri berlangsung ketika siswa menemukan jawaban terhadap pertanyaan mereka (Rustaman, 2005:11). Adapun model pembelajaran yang menggabungkan proses penemuan dan penyelidikan atau model pembelajaran Diccovery-Inquiry. Sebagaimana yang telah dijelaskan Bruner dalam kutipan Ilahi (2012:30) pembelajaran DiscoveryInquiry adalah strategi pembelajaran menitik beratkan pada kemampuan siswa dalam menemukan sesuatu melalui proses inquiry (penelitian/penyelidikan) secara terstruktur dan terorganisir dengan baik. Menurut
Utomo
(2004),
beberapa
keuntungan
mengajar
dengan
menggunakan metode “ Discovery-Inquiry” antara lain: (1) Siswa akan memahami konsep–konsep dasar dan ide–ide lebih baik. (2) Membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi – situasi proses belajar yang baru. (3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. (4) Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesis sendiri.
16
(5) Memberikan kepuasan yang bersifat instrinsik. (6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. (7) Pengajaran menjadi “ Student-Centered”. (8) Proses
belajar
melalui
kegiatan
“Inquiry”
dapat
membentuk
dan
mengembangkan konsep sendiri. (9) Tingkat pengharapan bertambah. (10) “Inquiry Learning” dapat mengembangkan bakat kemampuan individu. (11) “Inquiry Learning” dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar tradisional. (12) “Inquiry Learning” memberikan waktu bagi siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Proses pembelajaran pada siswa untuk menemukan dan menyelidiki suatu fenomena atau peristiwa–peristiwa kimia perlu dibimbing oleh guru agar tidak terjadi suatu kesalahan. Oleh karena itu, model pembelajaran yang tepat untuk proses penemuan dan penyelidikan dengan bimbingan atau arahan dari guru adalah model “Guided Discovery-Inquiry”. Menurut Makmun dalam Nufus (2009:13) pada pembelajaran Guided Discovery-Inquiry, guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, siswalah yang diberikan kesempatan untuk mencari serta menemukan konsep sendiri dengan bimbingan seluas-luasnya dari guru. Menurut Makmun secara garis besar prosedur Discovery-Inquiry sebagai berikut:
pembelajaran Guided
17
(1) Stimulasi Pada kegiatan ini siswa disajikan permasalahan melalui beberapa pertanyaan – pertanyaan. Contoh: “Pernahkah kalian mangamati petani yang sedang menggarap ladangnya? Mengapa petani perlu pupuk ZA? Apa yang terkandung dalam pupuk ZA?”. (2) Perumusan Masalah Siswa diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan yang relevan sebanyak mungkin. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis. Contohnya adalah sebagai berikut: “Siswa diberikan suatu permasalahan tentang penurunan hasil panen yang disebabkan adanya kenaikan pH tanah sehingga tidak sesuai lagi untuk menanam tanaman kentang. Hal tersebut membuat petani harus berpikir bagaimana cara menyelesaikannya masalah yang dihadapi tersebut. Menurut tetangganya petani itu harus mencoba menggunakan pupuk ZA”. Berdasarkan kasus di atas, siswa diarahkan untuk membuat rumusan masalah. Rumusan masalahnya adalah “Apakah pemberian pupuk ZA dapat mengubah pH tanah?”. Kemudian dari rumusan masalah dilanjutkan dengan perumusan hipotesis. Hipotesisnya adalah, “Ada pengaruh pemberian pupuk ZA terhadap perubahan pH tanah”. (3) Pengumpulan Data Siswa melakukan kegiatan investigasi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar-tidaknya hipotesis. Siswa diberi kesempatan untuk
18
menelaah literatur, mengamati objeknya, ataupun experimen serta dibimbing melatih kemampuan penemuan dan bersikap ilmiah. Contoh: Dari rumusan masalah kemudian dibuat suatu rancangan percobaan oleh siswa dengan menyiapkan tanah, pupuk ZA, pH meter,dan air. Tanah dilarutkan dalam air kemudian diukur pH awalnya setelah itu diberi pupuk ZA dan diukur pH-nya lagi. Hasil pengukuran pH-nya dicatat oleh siswa. Ternyata pH akhir lebih kecil dari pada pH awal. (4) Analisis Data Pada tahap ini siswa mengolah dan menafsirkan semua informasi yang berupa hasil bacaan, data observasi, data eksperimen, dan sebagainya. Siswa dibimbing untuk mengungkap pengetahuan yang mereka miliki dan mensintesis pengetahuan baru melalui proses Discovery-Inquiry. Contoh: Dari data pH yang diperoleh kemudian dianalisis mengapa terjadi penurunan pH tanah setelah diberi pupuk ZA. Dalam analisis data, siswa harus mencari informasi dari berbagai sumber yang mendukung tentang kandungan pupuk. Siswa mencoba mengkaitkan antara teori dan fakta yang terjadi. Informasi yang diperoleh dari studi pustaka ternyata pupuk ZA mengandung garam amonium sulfat yang dapat terhidrolisis sebagian dan bersifat asam. (5) Verifikasi Berdasarkan hasil pengolahan data dan tafsirannya atas informasi yang ada tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu
19
itu kemudian dicek apakah terbukti atau tidak. Verifikasi ini dapat dilakukan antarsiswa atau antarkelompok dalam pengawasan guru. Contoh : Setelah
menganalisis
data
kemudian
kembali
pada
pokok
permasalahan dan hipotesisnya apakah terbukti atau tidak. Berdasarkan analisis data di atas maka hipotesis terbukti yaitu ada pengaruh pemberian pupuk ZA terhadap perubahan pH tanah. (6) Generalisasi Siswa dibimbing menghubungkan setiap variabel yang ada sehingga dapat menarik generalisasi atau kesimpulan tertentu. Contoh : Kesimpulan dari penyelidikan di atas, Pupuk ZA mengandung garam amonium sulfat yang bersifat asam sehingga dapat menurunkan pH tanah. Dari kesimpulan tersebut, siswa dapat mencari contoh garam-garam lainnya yang bersifat sama seperti sifat garam dari pupuk ZA.
2.3 SETS Menurut Binadja (1999:1) akronim SETS (Science, Environment, Technology and Society) bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia akan memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat. SETS diturunkan dengan landasan filosofi yang mencerminkan kesatuan unsur SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam susunan akronim tersebut. Fokus pengajaran SETS haruslah mengenai tentang cara membuat siswa agar dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan sains, lingkungan, teknologi dan masayarakat yang saling berkaitan. Meminta siswa melakukan penyelidikan, berarti memberi kesempatan kepada
20
siswa untuk mengembangkan lebih jauh pengetahuan yang telah mereka peroleh agar mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diperkirakan akan timbul di sekitar kehidupannya. Skema hungungan di antara unsur-unsur dalam pendekatan SET ditunjukkan pada gambar 2.1.
Menurut Binadja (1999a:24) karakteristik daripada pendekatan SETS adalah sebagai berikut: (1) Tetap memberikan pembelajaran sains (2) Siswa
dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk
teknologi untuk kepentingan masyarakat. (3) Siswa diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses pentransferan sains tersebut ke bentuk teknologi. (4) Siswa diminta untuk menjelaskan keterkaitan antara unsur sains yang dibincangkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang mempengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut. (5) Siswa dibawa untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian daripada menggunaan konsep sains tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi.
21
(6) Dalam konteks kontruktivisme, siswa dapat diajak berbincang tentang SETS dari berbagai macam cara dan dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa bersangkutan. Dalam pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS, kecakupan bahan pembelajaran subjek tertentu juga harus dikaitkan dengan kecukupluasan serta dalamnya bahan pembelajaran subjek tertentu dibahas serta diperlakukan dalam konteks kesalingterkaitan unsur SETS. Kunci keberhasilan pembelajaran bervisi SETS dan berpendekatan SETS bukan sekedar pada keberadaan fasilitas ICT atau TIK yang canggih saja, akan tetapi sangat ditentukan oleh semangat, upaya, dan kesungguhan para pelaksana pendidikannya untuk melakukan dengan sebaikbaiknya proses perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran itu (Binadja, 2005b).
2.4 Keterampilan Proses Sains Perkembangan ilmu kimia sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi serta perubahan kondisi masyarakat yang sangat pesat ini menyaratkan guru
harus
mengembangkan
keahliannya.
Peranan
guru
kimia
dalam
perkembangan IPTEK sangat besar terutama dalam membina kemampuan awal siswa untuk menghadapi masa industrialisasi di masa sekarang dan masa depan. Kemampuan awal tersebut dapat berupa kemampuan dasar dan keterampilan proses sains (Widhy, 2010). Keterampilan proses sains sebagaimana yang dijelaskan oleh Sheeba (2013:109) proses yang dapat diterapkan pada hampir setiap sisi kehidupan yang harus dimiliki dan digunakan oleh setiap individu dalam masyarakat melek sains (Scientific Literate Societies) untuk meningkatkan
22
kualitas dan standar hidup. Keterampilan proses sains memungkinkan siswa untuk menerapkan konsep-konsep ilmiah, prosedur dan perilaku hidup mereka yang lebih luas. Hal ini meningkatkan nilai pembelajaran sains siswa karena siswa mendapatkan pemahaman yang luas dan konsep praktis bagaimana konsep-konsep ilmiah dan prinsip-prinsip berlaku untuk diri sendiri, kelompok, keluarga dan bangsa. Salah satu tujuan diajarkan mata pelajaran kimia di sekolah adalah membekali siswa agar mampu mengembangkan kemampuan mengobservasi dan eksperimentasi serta berpikir taat asas. Siswa tidak hanya mengetahui fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga terampil untuk menerapkan pengetahuannya dalam menghadapi masalah dalam kehidupan dan teknologi. Oleh karena itu, keterampilan-keterampilan proses sains harus ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya (Wardani dkk, 2009). Menumbuhkan keterampilan proses sains di lingkungan sekolah harus didukung oleh semua elemen terutama guru dan siswa. Sebuah lingkungan belajar dengan keterampilan proses sains membutuhkan partisipasi aktif dari siswa (Duran dkk, 2011:467). Menurut Weztel (2008) sebagaimana yang dikutip oleh Maknun (2012:144) keterampilan proses terpadu meliputi: (1) Merumuskan hipotesis, membuat prediksi (tebakan) berdasarkan bukti dari penelitian sebelumnya atau penyelidikan. (2) Mengidentifikasi variabel, penamaan dan pengendalian terhadap variabel independen, dependen, dan variabel kontrol dalam penyelidikan.
23
(3) Membuat defenisi operasional, mengembangkan istilah spesifik untuk menggambarkan
apa
yang
terjadi
dalam
penyelidikan
berdasarkan
karakteristik yang diamati. (4) Percobaan, melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data (5) Interpretasi data, menganalisis hasil penyelidikan. Menurut Sheeba (2013:109) keterampilan proses sains merupakan refleksi dari metode yang digunakan oleh para ilmuwan ketika menghasilkan informasi tentang ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains meliputi keterampilan intelektual, psikomotor dan afektif yang berkaitan dengan pembelajaran ilmu pengetahuan
dalam
segala
aspeknya.
Keterampilan
kognitif
mencakup
membandingkan, berkomunikasi, menyimpulkan, meramalkan, menggunaan sejumlah
hubungan-hubungan
waktu/ruang/membuat
definisi
antar
materi,
operasional,
menggunakan
hubungan
merumuskan
hipotesis,
mengendalikan variabel, menafsirkan data, menggeneralisasikan,
membuat
pertanyaan, menerapkan, mengukur, mengevaluasi, merancang penyelidikan, menemukan hubungan dan pola. Keterampilan psikomotorik meliputi mengamati, mengklasifikasi, memanipulasi, bereksperimen dan mengukur. Sedangkan keterampilan afektif meliputi bertanya-tanya ‘mengapa', menikmati
proses
penemuan, tekun atau pantang menyerah di tengah-tengah kesulitan dan kesiapan diri dalam menerima pembuktian hipotesis. Keterampilan proses ini sangat membantu dalam memajukan pengetahuan siswa dalam sains dan disiplin ilmu lainnya.
24
Banyak keterampilan proses sains yang harus ditingkatkan oleh siswa tetapi keterampilan proses sains minimal yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan proses dasar. Saptorini (2011:54) menyebutkan ada 9 keterampilan keterampilan proses sains yaitu: (1) Mengobservasi, (2) Membuat hipotesis, (3) Merencanakan penelitian, (4) Mengendalikan variabel, (5) Menginterpretasi atau menafsirkan data, (6) Menyusun kesimpulan sementara (inferensi), (7) Meramalkan, (8) Menerapkan, (9) Mengkomunikasikan,
25
Berikut ini adalah indikator dari masing – masing keterampilan dasar sebagaimana disebutkan oleh Saptorini (2011:54). Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya KPS
Melakukan Pengamatan (Observasi)
Membuat Hipotesis
Merencanakan Penelitian/ Penyelidikan
Indikator Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa. Membaca alat ukur. Mencocokan gambar dengan uraian tulisan/benda. Menggunakan indera penglihatan, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba. Menyatakan dugaan sementara tentang pengaruh variabel manipulasi terhadap variabel respon. Menentukan alat dan bahan. Menentukan variabel atau perubah yang terlibat dalam suatu percobaan . Menentukan variabel terikat dan variabel bebas. Menentukan apa yang diamati, diukur/ditulis. Menentukan cara dan langkah kerja.
Mengendalikan Variabel
Mengidentifikasi variabel bebas. Mengidentifikasi variabel terikat. Mengidentifikasi variabel kontrol.
Menafsirkan Data (Interpretasi)
Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan. Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasan yang logis. Menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan .
Inferensi
Menggunakan informasi dari pengamatan untuk membuat kesimpulan awal. Menggunakan berbagai sumber-sumber informasi dari pengamatan. Menggunakan kesimpulan awal untuk menentukan pengamatan berikutnya.
Meramalkan (Prediksi)
Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/pola yang sudah ada.
Menerapkan Subkonsep/prinsip
Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk menjalaskan apa yang sedang terjadi.
Mengkomunikasikan
Mengutarakan suatu gagasan. Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian. Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.
26
2.5 Diktat Praktikum Kimia Diktat praktikum adalah buku penunjang kegiatan praktikum yang berisi materi dan serangkaian prosedur yang akan dilakukan dalam praktikum dijadikan pegangan bagi siswa. Menurut Sawitri, sebagaimana yang dikutip oleh Trisnawati (2011:12) penyusunan petunjuk praktikum atau diktat memeliki beberapa tujuan; (1) Mengaktifkan siswa Tujuan diberikan diktat praktikum, agar siswa tidak hanya menerima penjelasan–penjelasan yang diberikan guru, melainkan lebih aktif melakukan kegiatan belajar untuk menemukan atau mengelola sendiri perolehan belajar (pengetahuan dan keterampilan). (2) Membantu siswa menemukan/mengelola perolehannya Siswa yang mendapatkan petunjuk praktikum tidak hanya menerima pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh guru, melainkan setelah melakukan kegiatan yang diuraikan dalam petunjuk praktikum dapat menemukan atau memperoleh sendiri tanpa bantuan guru. (3) Membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan proses Siswa dapat melakukan dan mengembangkan keterampilan proses tertutama dengan disediakan rincian kegiatan dalam petunjuk praktikum. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun dalam kelompok. Menurut Surianto (2012:15) pembelajaran menggunakan percobaan laboratorium, haruslah diikuti beberapa petunjuk untuk memeperoleh output pembelajaran optimum yaitu petunjuk – petunjuk yang diberikan dalam percobaan
27
laboratorium harus jelas sehingga siswa melakukan percobaan dengan cara yang tepat dan sebagai hasilnya mereka bisa memperoleh pengetahuan, pemahaman, keahlian dan sikap kebenaran ilmiah. Selain itu, petunjuk – petunjuk keamanan harus diikuti oleh semua partisipan di laboratorium, termasuk penggunaan bahan kimia, peralatan dan limbah kimia. Diktat praktikum yang akan dikembangkan dalam peneltian ini mencakup berbagai komponen diktat pada umumnya. Namun, ada komponen berbeda yang ingin ditonjolkan dalam pengembangan ini yakni pada pendekatan penulisannya yang berbasis Guided Discovery- Inquiry bervisi SETS. Selain itu, dalam pengembangan buku panduan atau diktat ini harus memenuhi beberapa aspek yaitu aspek didaktif, kontruksi dan teknik. Aspek didaktif yang berarti harus mengikuti asas-asas belajar mengajar yang efektif salah satunya menekankan pada proses menemukan konsep-konsep, sehingga dapat memotivasi siswa untuk mencari tahu. Aspek konstruksi yaitu aspek yang berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang hakekatnya harus dapat dimengerti oleh siswa. Aspek teknik yang berhubungan dengan tulisan seperti cetak tebal, cetak miring dan lain sebagainya.
2.6
Kompetensi Dasar pada Materi Penyangga dan Hidrolisis Materi yang akan dimuat dalam pengembangan model diktat praktikum
kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS ini menyangkut beberapa kompetensi dasar yang mengacu pada kurikulum 2013. Kompetensi dasarnya (KD) adalah sebagai berikut:
28
KD:
3.12 Menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis Indikator: Menentukan ciri-ciri berbagai jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi.
KD:
4.12 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis. Indikator: Mengukur pH larutan garam yang mengalami hidrolisis. Menyimpulkan
jenis–jenis
garam
yang
dapat
terhidrolisis
berdasarkan percobaan. Menyimpulkan sifat garam (termasuk netral, asam atau basa) berdasarkan percobaan. KD:
3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Indikator : Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
KD:
2.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga. Indikator : Membandingkan pH larutan penyangga dan non-penyangga setelah penambahan sedikit asam kuat, sedikit basa kuat dan pengenceran. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
29
Selain KD yang tertulis di atas, dikarenakan pengembangan diktat praktikum ini bervisi SETS maka harus mengikuti pedoman pengembangan bahan ajar yang bervisi SETS juga termasuk RPP dan silabusnya sehingga ada beberapa KD tambahan sebagai berikut : (1) Memberi contoh penerapan larutan penyangga dalam kaitannya dengan SETS. (2) Menjelaskan konsep hidrolisis garam pada kehidupan sehari- hari termasuk keterkaitannya dalam SETS.
2.7 Penelitian yang Mendukung Penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu: (1) Nazillatur Rohmiyati (2010) menyatakan bahwa pembelajaran dengan Discovery- Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan
presentase ketuntasan belajar siswa 86,84% . (2) Urwatin (2009) dalam Nufus (2011:15) menyatakan hasil penelitiannya bahwa rata- rata hasil belajar kimia dengan pembelajaran Guided DiscoveryInquiry aspek kognitif sebesar 75,52%, aspek afektif sebesar 81,45% dan aspek psikomotorik sebesr 81,21%.
2.8 Diktat Praktikum Berbasis Guided Discovery-Inquiry Bervisi SETS Diktat praktikum berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS merupakan buku panduan praktikum yang dikembangkan berdasarkan model pembelajaran Guided Diccovery-Inquiry yang menekankan siswa
30
untuk menemukan konsep sendiri melalui proses penyelidikan dengan bimbingan guru. Selain berbasis Guided Diccovery-Inquiry, diktat praktikum ini juga bevisi SETS. Pengusungan visi SETS dalam model diktat ini dapat membantu siswa memahami perkembangan sains yang dapat memengaruhi lingkungan, teknologi, dan masyarakat secara timbal balik. Tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan model diktat praktikum ini adalah membiasakan siswa untuk berpikir independen dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun pengetahuan sendiri berdasarkan pengalaman yang mereka peroleh. Jadi siswa tidak hanya mengfokuskan pada prosedurnya saja selama kegiatan praktikum tetapi juga pada ide atau konsep dasarnya. Guru diposisikan sebagai pembimbing siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model diktat praktikum berbasis Guided Diccovery-Inquiry. Siswalah yang berperan aktif saat proses pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang berpusat pada siswa. Isi dari model diktat praktikum ini mengarahkan siswa untuk terampil dalam merumuskan suatu permasalahan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpulkan hasilnya. Selain itu, di dalam model diktat praktikum ini terdapat bagian yang dapat merangsang rasa ingin tahu siswa dan melatih siswa untuk terampil dalam berdiskusi. Penggunaan model diktat praktikum berbasis Guided Diccovery-Inquiry dalam pelajaran kimia diharapkan sejalan dengan karakteristik dari ilmu kimia sebagai produk ilmu pengetahuan dan proses kerja ilmiah sehingga siswa tidak
31
hanya paham akan materi kimia saja tetapi keterampilan-keterampilan proses sainsnya dapat dikembangkan.
2.9 Kerangka Berpikir Keberadaan diktat praktikum kimia mempunyai peran yang penting sebagai acuan dalam kegiatan di laboratorium. Namun, tidak semua sekolah mempunyai diktat praktikum kimia, contohnya di SMA I Kajen yang hanya mengandalkan petunjuk praktikum dari LKS. Hal itu membuat kegiatan pembelajaran di laboratorium menjadi kurang inovatif. Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan model diktat praktikum SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS. Model diktat praktikum berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS disusun sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran di laboratorium. Penyusunan diktat praktikum ini melalui beberapa tahap yaitu mengumpulkan referensi, merancang diktat sampai akhirnya tercipta produk yang diuji validitasnya oleh tim ahli. Setelah itu model diktat praktikum berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS diujikan pada skala kecil dan skala luas guna mengetahui efektivitas terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa dan tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum tersebut. Adanya pengembangan produk ini diharapkan dapat memberikan nuansa baru dalam pembelajaran kimia dan untuk kedepannya pembelajaran di laboratorium yang masih menggunakan metode konvensional dapat digantikan dengan metode yang lebih inovatif yaitu dengan menggunakan model diktat paraktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS.
32
Hasil Observasi: 1. Tidak tersedia bahan ajar khusus untuk kegiatan praktikum, siswa hanya menggunakan LKS yang mempunyai banyak kekurangan apabila dijadikan sebagai acuan kegiatan praktikum. 2. Bahan ajar yang digunakan belum dilengkapi dengan aspek keselamatna kerja di laboratorium dan penjelasan mengenai penggunakan alat. 3. Pembelajaran di laboratorium masih konvensional. 4. Kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya terpusat pada siswa.
Studi Pustaka: 1. Aktamis dan Ergin (2008) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan sains adalah untuk membiasakan individu untuk menggunakan keterampilan proses sains 2. “The basis of science teaching is understanding that natural phenomena and the nature of science requires inquiring and discovering (Balim, 2008: 2). 3. Guided discovery (GD) has been recommended for teaching the contents of senior secondary school chemistry curriculum” (Oloyede,2010:1). 4. Di antara cara mencapai kompetensi yang diharapkan, untuk pembelajaran sains para pendidik dianjurkan juga menggunakan pendekatan SETS atau salingtemas sekaligus sebagai visi pembelajaran disamping pendekatan (Binadja: 2005a).
Perlu dikembangkan bahan ajar yang berupa: Model diktat praktikum yang berbasis model pembelajaran yang inovatif dilengkapi dengan pengenalan teknik laboratorium kimia serta menekankan siswa untuk aktif dan terampil dalam menyelidiki dan menemukan sendiri konsep – konsep yang dipelajarinya.
Kelebihan : 1. Dilengkapi aspek keselamatan kerja dan cara menggunakan alat yang baik. 2. Terdapat peta konsep dengan subtansi yang dipelajari 3. Disusun berdasarkan metode pembelajaran Guided Diccovery-Inquiry berpendekatan SETS 4. Terdapat ilustrasi terkait dengan materi. 5. Terdapat bagian yang menugasi siswa untuk mengobservasi dan menganalisis masalah.
Pengembangan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS
Uji kelayakan model diktat praktikum kimia kelas SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS
1. Rata- rata skor validasi pakar mencapai lebih dari 143 dengan kategori sangat layak atau layak. 2. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS afektif terhadap peningkatan keterampilan proses sains. 3. Rata- rata skor tanggapan siswa lebih dari 37 dengan kategori sangat layak atau layak.
Produk model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiccoveryInquiry bervisi SETS layak digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
33
2.10
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Validitas model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiccoveryInquiry bervisi SETS mampu mencapai kategori layak atau sangat layak (skor lebih dari 143). (2) Model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS efektif terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa. (3) Model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS mendapat tanggapan siswa dengan kategori baik atau sangat baik (skor lebih dari 37).
34
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Pengembangan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development. Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model yang diadopsi dari Sugiyono. Langkah- langkah penelitian dan pengembangan seperti ditunjukkan oleh gambar 3.1 Potensi dan masalah
Pengumpulan data
Desain produk
Validasi desain
Uji coba penggunaan
Revisi produk
Uji coba produk
Revisi desain
Revisi produk
Produksi masal
Gambar 3.1 Langkah–langkah dalam Metode Research and Development (Sugiyono, 2010:409) Berdasarkan gambar di atas dapat diberi penjelasan sebagai berikut: 3.1.1 Potensi dan Masalah Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bisa didayagunakan akan memiliki nilai tambahan. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. 34
35
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data emperik. Untuk mengetahui potensi dan mendapatkan masalah peneliti melakukan observasi ke SMA N I Kajen. 3.1.2 Mengumpulkan Data Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan update, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai macam informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Informasi didapatkan dengan melakukan wawancara kepada guru kimia SMA I Kajen dan beberapa siswa serta mencatat segala masukan untuk dijadikan bahan kajian dalam pengembangan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS. 3.1.3 Desain Produk Hasil dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Setiap desain produk produk perlu ditunjukkan dalam gambar kerja, bagan, atau uraian ringkas, sehingga akan memudahkan fihak lain untuk memahaminya. Secara umum komponen dari model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS adalah sebagai berikut: (1) Pembuka a) Halaman Sampul Di halaman sampul tertulis judul “model diktat praktikum kimia berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS”. Selain itu, tercantum nama
36
penyusun dan tulisan kurikulum 2013 dikarenakan pengembangan diktat disusun berdasarkan kurikulum 2013. b) Kata Pengantar Penulis menuliskan tujuan dan harapan disusunnya diktat praktikum kimia berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. c) Daftar Isi Di dalam daftar isi dicantumkan isi-isi yang ada di dalam diktat praktikum. d) Tata-Tertib Praktikum Di dalam tata tertib praktikum berisi aturan-aturan dan larangan yang harus dipatuhi siswa saat melakukan praktikum. e) Label atau Simbol Bahaya Di dalam diktat praktikum dituliskan beberapa simbol bahaya dan keterangnya.
Hal
ini
dimaksudkan
agar
siswa
berhati-hati
saat
menggunakan zat tertentu yang dipermukaan botolnya tercantum simbol bahaya. f) Pengenalan Alat Di dalam bagian pengenalan alat siswa ditunjukkan beberapa alat-alat laboratorium beserta kegunaannya yang sering digunakan oleh siswa. g) Metode Ilmiah Pada bagian metode ilmiah siswa dijelaskan tentang merumuskan masalah, menentukan hipotesis, dan penentuan variabel. h) Pengenalan SETS
37
Pada bagian ini siswa dikenalkan tentang SETS dan contoh menganalisis keterhubungkaitan antara suatu konsep materi dengan unsur-unsur SETS. (2) Isi Utama Diktat (Dikemas Berdasarkan Metode Guided Discovery – Inquiry) a) Penulisan Kompetensi Dasar dan Peta Konsep Kompetensi dasar ditulis bertujuan untuk menjadi pedoman dalam KBM sedangkan peta konsep disusun untuk mempermudah siswa dalam menghubungkan setiap konsep dan memahaminya. b) Serba-Serbi Kimia Serba-serbi kimia ini merupakan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam komik singkat sebagai upaya pemberian stimulus kepada siswa sebelum melakukan praktikum. c) Judul Praktikum Judul dituliskan secara singkat, padat dan jelas. d) Tujuan Praktikum Tujuan praktikum dituliskan berdasarkan kompetensi-kompetensi yang akan dicapai. e) Dasar Teori Penjabaran materi yang akan dilakukan oleh siswa dijabarkan pada bagian dasar teori. Penulisan ini bertujuan sebagai salah satu referensi dengan memberikan pengetahuan sebelum melakukan praktikum. f) Studi Kasus Studi kasus berisi permasalahan-permasalahan yang relevan dengan materi pembelajaran.
38
g) Alat dan Bahan Pada bagian ini hanya disediakan kolom alat dan bahan karena siswa yang akan merancang percobaannya dengan menentukan alat dan bahan sendiri. h) Langkah Kerja Pada bagian ini hanya disediakan diagram langkah kerja yang kosong karena siswa yang akan menyusun rancangan percobaannya dengan bimbingan guru. i) Hasil Pengamatan Pada bagaian ini disediakan tabel sebagai tempat penulisan hasil pengamatan siswa. j) Evaluasi /Pertanyaan Terdapat beberapa pertanyaan terkait dengan percobaan guna membantu siswa untuk menganalisis hasil percobaan serta sebagai tolak ukur pemahaman siswa setelah melakukan percobaan. k) Lembar Diskusi Lembar diskusi ini berisikan diagaram keterkaitan SETS dan tugas untuk menganalisisnya. (3) Bagian Penutup a) Daftar pustaka, b) Tabel-tabel, c) Indeks, dan d) Format Laporan.
39
Pada bagian ini berisi contoh format laporan dan penjelasan cara menyusun setiap bagian-bagain laporan yang baik dan benar sebagai acuan siswa dalam membuat laporan setelah melakukan percobaan. Hal yang berbeda dalam buku panduan praktikum ini adalah mengenai isi diktat praktikum yang menerapkan suatu metode nonkonvensional yaitu Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. Adanya metode tersebut diharapkan membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif. 3.1.4 Validasi Desain/Uji Ahli (Expert Judgement) Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk apakah sudah mencapai kriteria tertentu atau belum. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery- Inquiry bervisi SETS diujikan pada para ahli yaitu 2 dosen FMIPA UNNES dan 2 guru kimia SMA N 1 Kajen. 3.1.5 Revisi Desain Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar, maka akan dapat diketahui kekurangan-kekurangannya. Kekurangan tersebut selanjutnya diperbaiki. 3.1.6 Uji Coba Produk/Uji Skala Kecil Setelah revisi produk, maka desain tersebut diuji cobakan pada lingkup terbatas (skala kecil), yaitu diterapkan pada 6 siswa di SMA N I Kajen kelas XI IPA. Siswa tersebut diminta untuk membaca dan melakukan praktikum sesuai dengan model diktat praktikum yang diberikan, yaitu diktat praktikum kimia
40
SMA berbasis Guided Discovery- Inquiry bervisi SETS. Setelah uji coba, siswa diminta untuk memberikan tanggapan dengan mengisi angket tanggapan. Hal ini bertujuan untuk menemukan kekurangan dan kelemahan desain petunjuk praktikum ini terutama dalam aspek keterbacaan. 3.1.7 Revisi Produk Peneliti akan memperoleh infomasi setelah tahap pengujian efektivitas produk pada sampel yang terbatas. Kemudian dari informasi tersebut, jika produk ternyata belum memenuhi syarat maka produk itu harus direvisi agar lebih baik lagi dan memenuhi syarat. 3.1.8 Uji Coba Pemakaian/Uji Skala Luas Setelah pengujian produk dalam skala kecil dan kemungkinan ada revisi yang perlu dilakukan oleh peneliti, maka selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam skala luas. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah implementasi produk yang berupa diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiscoveryInquiry bervisi SETS dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa atau tidak. 3.1.8.1. Lokasi Penelitian Uji coba skala luas dalam penelitian ini akan dilakukan di SMA N 1 Kajen yang beralamat di Jl. Mandurorejo Kabupaten Pekalongan. 3.1.8.2 Populasi Populasi dalam penelitian ini (Sugiyono, 2010:61) adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kajen tahun ajaran 2013/2014. Populasi ini tersebar dalam 5 kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 dan XI IPA 5.
41
3.1.8.3 Sampel Berdasarkan populasi diatas
akan diambil sampel 1 kelas dan
pengambilan sampelnya berdasarkan Purposive Sampling. Sampel dari penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 (Sugiyono, 2010:118). Pada uji coba skala luas ini, siswa melakukan praktikum menggunakan diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS yang dikembangkan oleh peneliti. Pada kegiatan praktikum ini, aktivitas dan kinerja siswa diukur dengan lembar observasi, penugasan yang berupa laporan. Pada akhir pelaksanaan uji coba ini siswa diminta mengisi angket tanggapan terkait penggunaan diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiscoveryInquiry bervisi SETS. 3.1.9 Revisi Produk Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian skala lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. 3.1.10 Pembuatan Produk Masal Bila produk dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka produk itu dapat diterapkan pada skala luas. Untuk dapat memproduksi masal, maka peneliti perlu bekerja sama dengan perusahaan atau pihak lainnya.
3.2 Prosedur Pengembangan Berdasarkan model penelitian dan pengembangan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, maka prosedur penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
42
Kajian pendahuluan dan kajian pustaka
Studi lapangan Identifikasi masalah
Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
Mengumpulkan data
Mendesain model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS, RPP, alat evaluasi pembelajaran dan instrumen penilaian.
Validasi produk tim ahli
Draft I
Revisi produk
uji coba produk skala kecil
Revisi desain
Draft II
Draft III
Uji coba skala luas
Revisi produk
Produk akhir
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan
3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1. Metode Tes Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data hasil keterampilan proses sains. Tes yang digunakan adalah tes tertulis tipe objektif
43
berjumlah 30 butir soal. Dalam 30 butir soal tersebut mencakup indikator keterampilan proses sains terdiri dari soal C2 (jenjang kemampuan pemahaman), soal C3 (jenjang kemampuan penerapan), dan soal C4 (jenjang kemampuan menganalisis). Pengerjaan tes selama 90 menit. Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, instrumen tes harus diujicobakan dahulu untuk mengukur validitas, daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Uji coba dilakukan di kelas XII IPA 2 SMA N 1 Kajen dengan pertimbangan siswa di kelas tersebut telah mendapatkan materi kimia kelas XI. 3.3.2 Dokumentasi Metode ini dilakukan denngan mengambil dokumen atau data–data yang mendukung penelitian yaitu daftar nama dan daftar nilai ulangan harian siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kajen yang menjadi subjek penelitian. 3.3.3 Observasi Observasi digunakan untuk merekam sikap siswa ketika pembelajaran berlangsung. Observasi di lakukan di SMA N 1 Kajen meliputi kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan di laboratorium. Hasil kegitan observasi ditulis pada lembar observasi yang sebelumnya telah dinyatakan valid dan reliabel. Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi aspek psikomotorik dan aspek afektif. 3.3.4 Angket atau Kuesioner Angket digunakan untuk mengukur tanggapan responden terhadap standar kelayakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS yang telah dikembangkan oleh peneliti. Responden ahli meliputi
44
dosen dan guru mata pelajaran kimia di tempat penelitian dilaksanakan. Selain itu, angket berupa sejumlah pertanyaan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. Dari lembar tersebut kemudian dijadikan acuan untuk memperbaiki kekurangan dalam diktat tersebut. 3.3.5 Portofolio (Penugasan) Setelah melaksanakan praktikum, siswa ditugaskan mengkomunikasikan hasil percobaannya dalam bentuk laporan. Penugasan yang diberikan oleh guru kepada siswa adalah laporan hasil praktikum dan laporan hasil diskusi.
3.4 Instrumen Penelitian dan Teknik Analisisnya 3.4.1 Instrumen Tes
Teknik tes dalam penelitian ini berupa soal objektif. Tes dilakukan sebelum pembelajaran (Pretest) dan di akhir pembelajaran (Posttest). Uji coba instrumen tes digunakan untuk menentukan soal-soal yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik. Instrumen dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan antara lain validitas, reliabilitas, daya beda dan kesukaran yang telah ditetapkan. Analisisnya dijabarkan sebagai berikut: 3.4.1.1.Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang memiliki tingkat kesukaran seimbang, artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus :
IK
JB JS
45
Keterangan :
IK = Indeks kesukaran JB = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS
= Jumlah seluruh siswa Adapun kriteria yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kesukaran
seperti ditunjukkan Tabel 3.1. Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Interval IK = 0,00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK < 1,00 IK = 1,00
Kriteria Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah
3.4.1.2 Daya Beda Soal Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung daya beda soal yaitu mengurutkan skor hasil tes uji coba mulai dari skor tertinggi hingga skor terendah, mengelompokkan siswa menjadi kelompok atas (JA) dan kelompok terbawah (JB), kemudian menghitung daya pembeda soal menggunakan rumus :
D
B A BB JA JB
Keterangan: D = Daya pembeda BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar JA = Banyaknya siswa pada kelompok atas JB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah
46
Soal-soal yang akan dipakai soal-soal yang memiliki daya beda soal berkategori cukup, baik, dan sangat baik. Kategori daya beda soal disajikan dalam Tabel 3.2 Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Interval DP 0,00 0,00< DP 0,20 0,20< DP 0,40 0,40< DP 0,70 0,70< DP 1,00
Kriteria Sangat jelek (very poor) Jelek (poor) Cukup (satisfactory) Baik (good) Sangat baik (excellent)
3.4.1.3 Validitas Tes Objective Sedangkan untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi poin biserial yaitu sebagai berikut.
r pbis
X p Xt St
p q
Keterangan : : Koefisien korelasi biseral X p : Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
X t : Rata-rata skor total St
: Standar deviasi skor total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal ( p = Banyaknya siswa yang menjawab benar/ Jumlah seluruh siswa )
q : Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal q=1–p
47
Hasil rpbis kemudian digunakan untuk mencari signifikasi ( thitung ) dengan rumus :
t
rpbis n 2 1 rpbis
2
Keterangan: t = t (hitung) atau nilai t yang diperoleh melalui perhitungan pbi = Koefisien korelasi point biserial
n
= Jumlah siswa
Menurut Sudjana (2005), kriteria : jika thitung lebih dari ttabel(1- α) dengan dk (n-2) dan n jumlah siswa, maka butir soal tersebut valid. 3.4.1.4 Reliabilitas Tes Objective Reliabilitas dalam penelitian ini dicari dengan rumus Kuder Richardson, yaitu KR-21.
r11 k 1 X (k X ) k 1
kVt
keterangan :
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan k = Jumlah butir soal Vt
= Varians total
X = Rata-rata skor total
Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel. Apabila r11 lebih dari rtabel maka instrumen tersebut reliabel.
48
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Soal Interval Reliabilitas 0,000 ≤ r ≤ 0,200 0,200 ≤ r ≤ 0,400 0,400 ≤ r ≤ 0,600 0,600 ≤ r ≤ 0,800 0,800 ≤ r ≤ 1,000
Kriteria Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
3.4.2 Instrumen Silabus dan RPP Instrumen dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah diktat praktikum kimia yang dikembangkan peneliti, silabus dan rancana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Validitas silabus dan RPP dilakukan oleh ahli (Expert Judgement). Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Menghitung skor penilaian dari masing – masing komponen Data angket mengenai peniliaian validitas oleh pakar terkait kualitas petunjuk praktikum dianalisis dengan kriteria: Skor 4 = Baik Skor 3 = Cukup baik Skor 2 = Kurang baik Skor 1 = Tidak baik (2) Menghitung nilai keseluruhan dengan rumus; NA = Keterangan : NA = Nilai persen yang dicari R
= Skor mentah yang diperoleh
49
SM = Skor maksimum yang diharapkan (3) Menghitung rata-rata nilai dari keseluruhan responden. (4) Menentukan kriteria kelayakan silabus dan RPP berdasarkan Tabel. 3.4 Tabel 3.4 Kriterian Kelayakan Silabus dan RPP Rata- rata skor 3< 2< 1<
3.4.3
≤4 ≤3 ≤2 =1
Kritera Sangat layak layak Cukup layak Kurang layak
Instrumen Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk menilai segala aktivitas siswa saat
proses pembelajaran. Data yang diperoleh dari lembar observasi merupakan hasil belajar pada aspek psikomotorik dan afektif siswa. Kriteria instrumen lembar observasi adalah valid dan reliabel. Validitas lembar observasi adalah validitas isi, maka penentuanv alid tidaknya divalidasi oleh pembimbing atau ahlinya (Expert Judgement), tidak dihitung, dilakukan sebelum uji coba.
Reliabilitas
lembar observasi dilakukan sesudah uji coba, penentuan reliabilitas menggunakan reliabilitas antar penilai atau observer (Inter Raters Reliability). 3.4.4 Instrumen Lembar Angket Instrumen ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap
diktat yang dikembangkan oleh peneliti yaitu diktat praktikum berbasis Guided Discovery – Inquiry bervisi SETS. Kriteria instrumen bentuk angket adalah valid dan reliabel. Validitas lembar angket adalah validitas isi, maka penentuan valid tidaknya divalidasi oleh
50
pembimbing atau ahlinya (Expert Judgement). Reliabilitas lembar angket ditentukan dengan Cronbach–alpha. 1−
= Rumus untuk mencari varian total adalah: =
∑
Rumus untuk mencari varians tiap butir adalah: =
Keterangan:
∑
− −
∑
(∑ ). (∑ ).
= Reliabilitas instrumen = Banyaknya butir pertanyaan = Jumlah varians butir = Varians total = Jumlah keseluruhan nilai responden = Jumlah nilai suatu aspek = Banyaknya responden Hasil analisis diperoleh dinyatakan reliabel jika
dibandingkan dengan nilai >
3.4.5 Instrumen Portofolio
( %: ) .
( %: ) .
Butir angket
Lembar portofolio berupa laporan praktikum secara individu setelah melaksanakan praktikum dan laporan hasil diskusi siswa secara kelompok. Kriteria instrumen portofolio adalah valid dan reliabel. Validitas instrumen portofolio adalah validitas isi, maka penentuan valid tidaknya divalidasi oleh pembimbing atau ahlinya (Expert Judgement).
51
3.5
Metode Analisis Data
3.5.1 Data Validasi Ahli terhadap Diktat Praktikum SMA Berbasis Guided Diccovery -Inquiry Bervisi SETS Data angket mengenai penilaian validitas oleh pakar terkait kualitas petunjuk praktikum dianalisis dengan kriteria: Skor 4 = Sangat baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup baik Skor 1 = Kurang baik Kemudian data yang telah diberi skor kemudian dianalisis dengan menghitung rerata masing-masing komponennya. Kriteria penilaian setiap komponennya disajikan dalam tabel 3.5 berikuti ini. Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Setiap Komponen Diktat Rata- rata skor 3< ≤4 2< ≤3 1< ≤2 =1
Kritera Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
Sedangkan untuk menentukan seberapa valid model diktat praktikum maka digunakan kriteria penilaian skor total seperti pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kriteria Total Penilaian Tahap II terhadap Diktat Rata- rata nilai kelas 186 < ≤ 228 143< ≤ 186 100< ≤ 143 57< ≤ 100
Kritera Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak
52
3.5.2
Data Hasil Belajar
3.5.2.1. Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik dan Afektif Kriteria penilaian aspek melakukan pengamatan/observasi adalah: Skor 4 = Sangat baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup baik Skor 1= Kurang baik Kemudian data yang telah diberi skor kemudian dianalisis dengan menghitung rerata masing-masing aspeknya. Kriteria penilaian setiap aspeknya disajikan dalam tabel 3.7 berikuti ini. Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Tiap Aspek Psikomotorik dan Afektif Rata- rata skor 3< ≤4 2< ≤3 1< ≤2 =1
Kritera Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah
Sedangkan untuk mengetahui nilai psikomotorik dan afektif siswa setelah menggunakan model diktat praktikum maka digunakan kriteria penilaian skor total seperti pada tabel 3.8, 3.9 dan 3.10. Tabel 3.8 Kriteria Hasil Rata-rata Nilai Psikomotorik Praktikum Rata- rata nilai kelas 35 < ≤ 44 27 < ≤ 35 19< ≤ 27 11< ≤ 19
Kritera Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
53
Tabel 3.9 Kriteria Hasil Rata-rata Nilai Psikomotorik Diskusi Rata- rata nilai kelas 26 < ≤ 32 20 < ≤ 26 14< ≤ 20 8< ≤ 14
Kritera Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
Tabel 3.10 Kriteria Hasil Rata-rata Nilai Afektif Rata- rata nilai kelas 22 < ≤ 48 17 < ≤ 22 12< ≤ 17 7< ≤ 12
Kritera Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
3.5.2.2 Hasil Belajar pada Aspek Kognitif Hasil belajar pada aspek kognitif yaitu portofolio/penugasan berupa laporan praktikum, laporan diskusi dan hasil posttest. Cara untuk menghitung nilai akhir dari hasil belajar aspek kognitif yaitu dengan rumus: NA= Keterangan: NA= Nilai akhir A = Nilai postest B = Nilai laporan 1 C = Nilai laporan 2 D = Nilai laporan diskusi Hasil belajar siswa dikatakan telah memenuhi nilai ketuntasan individu apabila nilai akhir lebih atau sama dengan 75 sesuai dengan kriteria KKM. Ketuntasan
54
klasikal dikatakan telah tercapai jika minimal 23 dari 30 siswa memenuhi kriteria belajar individu sesuai dengan KKM. 3.5.3 Uji Signifikansi Peningkatan Keterampilan Proses Sains (KPS) Uji signifikansi digunakan untuk mengetahui perbedaan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yaitu ada atau tidaknya peningkatan keterampilan proses sains siswa sebelum dan sesudah menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery–Inquiry bervisi SETS. Desain eksperimen yang dilakukan
adalah One-Group Pretest dan Posttest Design
dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery–Inquiry bervisi SETS (before-after). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.
X Gambar 3.3 Desain Eksperimen One-Group Pretest dan Posttest Keterangan : = Nilai pretest (sebelum diberi diktat) X = Perlakuan dengan memberikan diktat = Nilai posttest (sebelum diberi diktat) Analisis
data hasil implementasinya menggunakan rumus t-test (Suharsimi:
2010). = Keterangan :
∑ ( − 1)
Md = mean dari perbedaan antara pre test dan post test (posttest- pretest)
55
xd
= deviasi masing-masing subjek
∑
= jumlah kuadrat deviasi
N
= banyaknya subyek Tes signifikansinya adalah nilai t dari perhitungan di atas dikonsultasikan
dengan tabel nilai t dengan db= N-1 dan taraf kesalahan sebesar 5%. Jika nilai t hitung lebih dari t tabel, maka dikatakan terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa secara signifikan. 3.5.4 Data Angket Tanggapan Siswa Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Menghitung skor penilaian dari masing – masing komponen Data angket mengenai tanggapan siswa terkait kualitas petunjuk praktikum dianalisis dengan kriteria: Skor 4 = Sangat setuju Skor 3 = Setuju Skor 2 = Kurang setuju Skor 1 = Tidak setuju. (2) Menghitung rata-rata skor dari keseluruhan responden. (3) Menentukan kategori tanggapan siswa berdasarkan kriteria pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Kriteria Hasil Tanggapan Siswa Rata- rata skor 48 < ≤ 60 37< ≤ 48 26< ≤ 37 15< ≤ 36
Kritera Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak
56
3.6
Indikator Pencapaian Indikator pencapaian dalam pengembangan model diktat praktikum kimia
SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS adalah: (1) Rata-rata skor validasi para ahli terhadap model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS lebih besar dari 143 (kategori layak atau sangat layak). (2) Model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS dikatakan efektif jika terdapat peningkatan yang signifikan katerampilan proses sains siswa
dengan menggunakan model diktat
praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS. (3) Minimal 23 dari 30 siswa mampu mencapai nilai akhir ≥ 75 sesuai dengan kriteria KKM.
(4) Minimal 23 dari 30 siswa mampu mencapai hasil belajar aspek psikomotorik dan afektif dengan kategori minimal baik. (5) Rata-rata skor tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS lebih besar dari 37 (kategori baik atau sangat baik).
57
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dan pengembangan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS dilaksanakan menggunakan metode Research and Development (R&D). Hasil penelitian pengembangan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS meliputi hasil studi lapangan, validitas oleh ahli, hasil belajar, data pengaruh penggunaan model diktat praktikum terhadap peningkatan KPS dan hasil tanggapan siswa. 4.1.1 Hasil Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi awal tentang permasalahan dalam pembelajaran di laboratorium. Pengambilan data awal pada studi lapangan ini melalui wawancara dengan 2 guru kimia SMA N 1 Kajen, observasi kegiatan pembelajaran siswa, dan penyebaran angket kepada siswa. Berdasarkan hasil studi lapangan di SMA N 1 Kajen didapatkan informasi bahwa siswa tidak mempunyai buku khusus yang berisi panduan praktikum kimia atau diktat, model pembelajaran di laboratorium masih konvensional yang hanya menekankan pada prosedur-prosedur atau cara kerja bukan pada konsep dasarnya, siswa kurang diberi kesempatan untuk berpikir independen atau membangun pengetahuannya sendiri, pembelajaran masih cenderung berpusat pada guru sehingga siswa kadang merasa bosan, siswa kurang memahami tentang penerapan 57
58
kimia yang dihubungkan dengan SETS dan keterampilan proses sains siswa yang masih tergolong rendah. Informasi yang diperoleh dalam studi lapangan tersebut menjadi latar belakang dikembangkannya model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS. 4.1.2 Hasil Validitas Model Diktat Penilaian kelayakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian bahan ajar tahap I dan tahap II dari BSNP. Metode penilaiannya adalah metode Expert Judgement. Tim validator dalam uji kelayakan ini adalah (1) Dr. Sri Susilogati Sumantri, M.Si sebagai validator I, (2) Prof. Drs. A.Binadja, Apt, Ph.D sebagai validator II, (3) Setyorini, S.Pd sebagai validator III, (4) Malichatun, S.Pd sebagai validator IV. Tahap I dari penilaian model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS fokus pada penilaian kelengkapan komponenkomponen yang meliputi aspek kelayakan isi dan aspek penyajian. Total skor dari kedua aspek tersebut dirata-rata untuk mengetahui hasil penilaian tahap I. Hasil penilaian tahap I disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Tahap I Validator Validator I Validator II Validator III Validator IV
Perolehan Skor 9 9 9 9
Skor Maksimal 9 9 9 9
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, hasil penilaian pakar terhadap model diktat praktikum menunjukkan bahwa penilaian tahap I dari pakar secara keseluran memberikan skor maksimal. Hal itu berarti penyusunan komponen model diktat
59
praktikum sudah memenuhi semua aspek pada penilaian tahap I sehingga penilaian tahap I dapat dikatakan lolos dan berlanjut pada penilaian tahap II. Penilaian tahap II meliputi 3 komponen, yaitu komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, dan komponen penyajian. Hasil penilaian tahap II disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Rerata Penilaian Tiap Komponen Diktat Komponen Kelayakan isi Kebahasaan Penyajian
I 3,7 3,9 3,7
Penilaian Validator II III 3,9 2,8 4 2,5 4 3,4
IV 3,3 3,8 3,6
Rerata
Kriteria
3,4 3,6 3,7
Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata penilaian tiap komponen mencapai kriteria sangat baik. Hal ini berarti validator menganggap bahwa komponen kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian dari model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS sudah sangat baik sesuai dengan instrumen penilaian bahan ajar tahap II dari BSNP. Selanjutnya untuk perolehan skor total pada penilaian tahap II model diktat praktikum disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Perolehan Skor Total Penilaian Tahap II Validator Validator I Validator II Validator III Validator IV
Perolehan skor 214 225 167 201
Skor maksimal 228 228 228 228
Kriteria Sangat valid Sangat valid Valid Sangat valid
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa 3 dari 4 validator memberikan penilaian terhadap model diktat praktikum dengan kriteria sangat
60
valid dan 1 validator memberikan penilaian dengan kriteria valid. Rata-rata skor hasil penilaian dari ke-4 validator tersebut terhadap model diktat praktikum sebesar 202 dengan kriteria “sangat valid”, artinya model diktat praktikum sudah valid dan sangat layak digunakan sebagai sumber belajar. 4.1.3 Hasil Uji Coba Skala Kecil. Tahap uji coba skala kecil dilaksanakan di SMA N 1 Kajen terhadap 6 siswa kelas XI IPA yaitu 2 siswa kelas XI IPA 2, 2 siswa XI IPA 4, dan 2 siswa XI IPA 5. Data yang diperoleh dari uji coba skala kecil adalah data berupa anggapan siswa terhadap model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS. Pada uji coba ini siswa diminta untuk mengisi angket tanggapan yang meliputi tampilan model diktat praktikum, kejelasan bahasa yang digunakan, ketertarikan siswa, dan keterpahaman serta kesan siswa setelah menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS. Tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum pada uji skala kecil disajikan pada Tabel 4.4 dan 4.5. Tabel 4.4 Hasil Perolehan Skor Anggapan Siswa pada Uji Skala Kecil Responden S-01 S-02 S-03 S-04 S-05 S-06
Perolehan skor 48 48 45 51 43 48
Skor maksimal 60 60 60 60 60 60
Kriteria Layak Layak Layak Sangat layak Layak Layak
61
Tabel 4.5 Hasil Analisis Tanggapan Siswa pada Uji Skala Kecil. No. 1. 2.
3. 4.
5.
6. 7. 8.
9.
10.
11. 12. 13.
14.
15.
Pernyataan Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS mudah dipahami dan dilaksanakan. Tampilan dari model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS menarik minat Saudara untuk membacanya. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS sangat membantu kegiatan praktikum Saudara. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS membangkitkan rasa ingin tahu Saudara terkait materi yang dipraktikumkan. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS memberikan pengalaman untuk bekerjasama dalam kelompok. Penyusunan konten/isi model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS menarik. Tata bahasa yang digunakan dalam model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS mudah dipahami. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS dapat menjadi referensi utama untuk melakukan praktikum. Pemilihan jenis/ukuran huruf pada model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS dapat terbaca dengan jelas. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS mampu memberikan pengalaman cara belajar yang baru bagi Saudara. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS mampu mengarahkan Saudara untuk belajar mandiri. Instruksi – instruksi dalam model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS sudah jelas. Penggunaan gambar dan icon dalam model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS dapat memudahkan Saudara dalam belajar. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS dapat mengembangkan kemampuan Saudara dalam memahami keterkaitan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Pemakaian model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS praktis.
SS 2
Jumlah Siswa S KS TS 4 -
3
3
-
-
1
5
-
-
1
5
-
-
2
4
-
-
3
3
-
-
-
6
-
-
-
5
1
-
2
3
1
-
-
6
-
-
1
5
-
-
-
5
1
-
1
5
-
-
1
5
-
-
1
5
-
-
62
Berdasarkan Table 4.4 rata-rata tanggapan secara klasikal pada uji coba skala kecil sebesar 47. Sedangkan berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui dari uji coba skala kecil bahwa siswa yang memberikan tanggapan setuju lebih banyak pada setiap aspeknya. Perolehan skor tanggapan tersebut lebih besar daripada skor minimal yang ditetapkan yaitu lebih besar dari 37. Hal itu berarti siswa memberikan tanggapan positif bahwa model diktat praktikum layak diterapkan dalam pembelajaran. 4.1.4 Hasil Uji Coba Skala Luas Tahap uji coba skala luas dilaksanakan di SMA N 1 Kajen. Jumlah sampel yang diambil yaitu 30 siswa kelas XI IPA. Uji coba skala luas ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan diktat praktikum terhadap peningkatkan keterampilan proses sains siswa. Data yang diperoleh dari uji coba skala luas adalah data hasil belajar, data pengaruh model diktat praktikum terhadap peningkatan proses sains dan data tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum. 4.1.4.1 Hasil Belajar Data hasil belajar yang diperoleh adalah hasil belajar pada ranah psikomotorik, afektif dan kognitif. 4.1.4.1.1 Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Hasil belajar ranah psikomotorik didapatkan dari aktivitas siswa dalam praktikum di laboratorium dan diskusi. Kegiatan praktikum yang dilakukan adalah kegiatan praktikum bab penyangga dan praktikum bab hidrolisis dengan menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-
63
Inquiry bervisi SETS. Penilaian ranah psikomotorik siswa meliputi 11 aspek. Tabel 4.6 berikut ini menyajikan aspek-aspek tersebut beserta rata-rata skor setiap aspeknya. Tabel 4.6 Hasil Rata-rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik Praktikum Aspek Persiapan siswa dalam melakukan praktikum Persiapan alat dan bahan Kelengkapan alat dan bahan praktikum Kemampuan siswa dalam bekerja Penguasaan prosedur yang digunakan dalam praktikum Keterampilan menggunakan alat. Keterampilan melakukan pengukuran Keterampilan melakukan pengamatan objek Kebersihan alat dan tempat praktikum Kecakapan bekerjasama dalam kelompok Pelaporan hasil praktikum
Skor Praktikum Penyangga
Kriteria
Praktikum Hidrolisis
Kriteria
3,6
Sangat tinggi
3,6
Sangat tinggi
3 3,9
Tinggi Sangat tinggi
3 3,9
Tinggi Sangat tinggi
2,9
Tinggi
3
tinggi
3,3
Sangat tinggi
3,4
Sangat tinggi
3,5
Sangat tinggi
3,6
Sangat tinggi
3,4
Sangat tinggi
3,3
Sangat tinggi
3,6
Sangat tinggi
3,2
Sangat tinggi
3,2
Sangat tinggi
3,3
Sangat tinggi
3,4
Sangat tinggi
3,5
Sangat tinggi
3
tinggi
2,9
Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa dalam kegiatan praktikum penyangga ataupun hidrolisis aspek yang mendapatkan skor paling banyak adalah aspek kelengkapan alat dan bahan praktikum, sedangkan aspek yang mendapatkan skor paling sedikit adalah aspek penguasaan prosedur yang digunakan dalam praktikum. Rekapitulasi hasil penilaian psikomotorik setiap siswa disajikan pada Tabel 4.7 berikut ini.
64
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik Rata-rata Nilai Psikomotorik
Kritera
35 < 27< 19< 11<
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
≤ 44 ≤ 35 ≤ 27 ≤19
Jumlah Siswa Praktikum Praktikum Penyangga Hidrolisis 20 24 10 6 0 0 0 0
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, pada kegiatan praktikum penyangga diketahui terdapat 20 dari 30 siswa mendapat nilai psikomotorik dengan kategori sangat baik dan 10 siswa mendapat nilai dengan kategori baik. Pada kegiatan praktikum hidrolisis diketahui 24 dari 30 siswa mendapat nilai psikomotorik dengan kategori sangat baik dan 6 siswa mendapat nilai dengan kategori baik. Selain melakukan kegiatan prakikum, kegiatan diskusi juga dilakukan dalam pembelajaran menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. Penilaian diskusi meliputi 8 aspek. Tabel 4.8 berikut ini menyajikan aspek-aspek tersebut beserta rata-rata skor setiap aspeknya. Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Psikomotorik (Diskusi) Aspek Skor Kecakapan bertanya 3,1 Kecakapan berpendapat 3 Toleransi 3,3 Kepercayaan diri dalam berkomunikasi di hadapan 3,4 teman dan guru. Kemampuan merumuskan masalah 3 Kemampuan menentukan variabel 3 Kemampuan merumuskan hipotesis 3 Kemampuan memecahkan masalah 3
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa aspek yang mendapatkan skor paling banyak dalam kegiatan berdiskusi adalah aspek
65
kepercayaan diri dalam berkomunikasi di hadapan guru dan teman. Sedangkan aspek yang mendapatkan skor paling sedikit adalah aspek kecakapan berpendapat dan kemampuan merumuskan hipotesis. Rekapitulasi hasil penilaian diskusi siswa disajikan pada Tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Hasil Rekapitulasi Penilaian Psikomotorik (Diskusi) Skor Nilai Psikomotorik 26 < ≤ 32 20 < ≤ 26 14 < ≤ 20 8 < ≤ 14
Kritera Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
Jumlah Siswa 8 22 0 0
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, pada kegiatan diskusi diketahui terdapat 8 dari 30 siswa mendapat nilai psikomotorik dengan kategori sangat baik dan 22 siswa mendapat nilai dengan kategori baik. Jadi hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 pada ranah psikomotorik dengan menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS mampu mencapai hasil belajar dengan nilai terendahnya berkategori baik. Hasil ini telah memenuhi indikator pencapaian yang menyatakan minimal 23 dari 30 siswa dapat mencapai hasil belajar pada ranah psikomotorik dengan minimal berkategori baik. 4.1.4.1.2 Hasil Belajar Afektif Penilaian ranah afektif dianalisis secara deskriptif, tujuannya untuk mengetahui aspek afektif yang sudah dimiliki siswa dan aspek afektif yang perlu dikembangkan lagi. Penilaian ranah afektif meliputi 7 aspek. Tabel 4.10 berikut ini menyajikan aspek-aspek tersebut beserta rata-rata skor setiap aspeknya.
66
Tabel 4.10 Hasil Rata-Rata Skor Tiap Aspek Afektif Aspek
Skor
Kriteria
Disiplin dalam kehadiran di kelas Kerjasama dalam kelompok Kejujuran Bertanggung jawab Keaktifan siswa berpertanyaan (rasa ingin tahu) Kecakapan berkomunikasi lisan Keberanian siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas
3,7 3,3 3 3,4 3,1 3,3 3
Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa aspek yang mendapatkan skor paling banyak dalam penilaian ranah afektif adalah aspek disiplin dalam kehadiran di kelas. Sedangkan aspek yang mendapatkan skor terendah adalah aspek keberanian siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas. Rekapitulasi penilaian ranah afektif siswa terangkum dalam tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Hasil Penilaian Afektif Skor nilai afektif 22 < ≤ 28 17 < ≤ 22 12< ≤ 17 7< ≤ 12
Kritera Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik
Jumlah siswa 8 22 0 0
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, pada kegiatan diskusi diketahui terdapat 8 dari 30 siswa mendapat nilai psikomotorik (diskusi) dengan kategori sangat baik dan 22 siswa mendapat nilai dengan kategori baik. Jadi pada hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 pada ranah afektif dengan menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS mampu mencapai hasil belajar dengan nilai terendahnya berkategori baik. Hasil ini telah memenuhi indikator pencapaian yang menyatakan minimal 23 dari 30 siswa dapat mencapai hasil belajar ranah afektif dengan kategori baik.
67
4.3.1.1.3 Hasil Belajar Kognitif Data hasil belajar kognitif didapatkan dari nilai akhir. Siswa dikatakan tuntas belajar jika telah mencapai nilai akhir ≥ 75. Nilai akhir merupakan rata-rata
dari nilai portofolio (laporan dan diskusi) dan post-test dengan bobot dari post test 2 kali dari bobot portofolio. Tabel 4.12 berikut ini adalah rekapitulasi perolehan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Tabel 4.12 Hasil Nilai Akhir Siswa. Rata- rata nilai kelas
Jumlah siswa
Keterangan
75 ≤ 50 ≤ 25≤ 0≤
21 9 0 0
Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas
≤ 100 < 75 < 50 < 25
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa 21 dari 30 siswa tuntas atau memenuhi kriteria KKM dan 9 mendapatkan nilai dibawah kriteria KKM pembelajaran pada pembelajaran menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. Hasil belajar ini belum memenuhi indikator pencapaian yang menargetkan minimal 23 dari 30 siswa mencapai nilai akhir ≥ 75.
4.1.4.2 Pengaruh Model Diktat Praktikum terhadap Peningkatan KPS Data yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model diktat praktikum terhadap peningkatan KPS (Keterampilan Proses Sains) adalah data pretest dan post test. Data pretest diambil sebelum menggunakan model diktat praktikum dan data posttest diambil sesudah menggunakan model diktat praktikum.
68
Skor 30 25
24
22
19
20
10
10
8
6
27
18
15
15
27
9
18
8
19
18
19
11
Sebelum Perlakuan
Sesudah Perlakuan
6
5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Aspek KPS
Gambar 4.1 Hasil Peningkatan Tiap Aspek KPS Aspek-aspek KPS (Keterampilan Proses Sains) tersebut adalah (1) observasi,
(2)
membuat
hipotesis,
(3)
merencanakan
penelitian,
(4)
mengendalikan variabel, (5) interpretasi, (6) inferensi, (7) prediksi, (8) penerapan konsep, dan (9) mengkomunikasikan. Analisis yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan model diktat praktikum terhadap peningkatan KPS digunakan uji t. Berdasarkan analisis pada Lampiran 45 diperoleh thitung (10,34) lebih dari t
tabel
(2,04) sehingga dapat disimpulkan terdapat peningkatan keterampilan proses sains secara signifikan setelah menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. 4.1.4.3 Hasil Tanggapan Siswa pada Uji Skala Luas. Hasil tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum diambil melalui pemberian angket. Angket diberikan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiscoveryInquiry bervisi SETS. Tabel 4.13 berikut ini adalah rekapitulasi hasil tanggapan siswa.
69
Tabel 4.13 Hasil Tangapan Siswa pada Uji Skala Luas Jumlah Skor Tanggapan 48 < ≤ 60 37< ≤ 48 26< ≤ 37 15< ≤ 26
Kritera Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak
Jumlah Siswa 7 23 0 0
Berdasarkan Tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa pada uji coba lebih luas didapatkan 7 dari 30 siswa memberi tanggapan dengan kriteria sangat layak dan 23 siswa memberikan tanggapan dengan kriteria layak. Rata-rata skor tanggapan secara kalasikal yang diberikan oleh siswa adalah 46 dengan kategori layak. Hasil tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS tersebut telah memenuhi indikator pencapaian yaitu rata-rata tanggapan lebih besar dari 37.
4.2 Pembahasan Pengembangan model dikat praktikum kimia SMA berbasis Guided discovery-Inquiry bervisi SETS diawali dengan mengidentifikasi potensi dan masalah. Tahapan ini peneliti melakukan observasi awal di SMA N I Kajen. Berdasarkan hasil observasi awal didapatkan informasi bahwa di SMA N 1 Kajen tidak mempunyai model diktat praktikum sebagai sumber belajar dan model pembelajaran
praktikumnya
pun
masih
konvensional,
maka
peneliti
mengembangkan model dikat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiscoveryInquiry bervisi SETS. Penyusunan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS mengacu pada butir-butir penyusunan bahan ajar
70
menurut BSNP sehingga sesuai dengan syarat kelayakan bahan ajar menurut BSNP. Penilaian kelayakan model diktat praktikum dilakukan dengan menggunakan instrumen tahap 1 dan tahap II bahan ajar menurut BSNP yang telah dimodifikasi. Berdasarkan hasil penilaian tahap I (Tabel 4.1) terhadap model diktat praktikum oleh masing-masing validator, dapat diketahui bahwa semua validator memberikan nilai maksimal. Hal ini berarti penyusunan model diktat praktikum sudah sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum 2013 serta aspek penyajian lainnya seperti daftar isi, tujuan setiap bab, peta konsep, kata kunci, latihan dan daftar pustaka dinyatakan sudah ada. Setelah uji kelayakan tahap I dinyatakan lolos karena semua validator memberikan nilai maksimal maka dilanjutkan uji tahap II walaupun ada sedikit revisi mengenai peta konsep dan daftar isi agar menjadi lebih baik lagi. Penilaian yang dilakukan pada tahap II lebih rinci, dan harus sesuai dengan indikator yang ditentukan BSNP. Hasil penilaian tersebut yang kemudian menjadi bahan pertimbangan apakah model diktat praktikum layak diterapkan dalam pembelajaran kimia menurut syarat kelayakan bahan ajar dari BSNP atau tidak layak. Berdasarkan hasil uji kelayakan tahap II (Tabel 4.2), dapat diketahui bahwa rata-rata penilaian setiap komponen yaitu komponen kelayakan isi, kebahasan dan penyajian mendapatkan skor penilaian dengan kategori sangat baik. Jadi para validator sudah menganggap semua komponen dalam penyusunan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS sudah sesuai dengan kriteria penilaian tahap II dari BSNP. Adapun jumlah skor dari masing-masing validator terhadap model diktat praktikum adalah validator I
71
memberikan skor 214, validator II memberikan skor 225, validator III memberikan skor 167 dan, validator IV memberikan skor 201. Rata-rata skor hasil penilaian dari keempat validator tersebut sebesar 202 dengan kriteria “sangat valid” sehingga validitas model diktat praktikum melebihi standar yang diajukan yaitu lebih dari 143 artinya model diktat sudah sangat valid dan sangat layak digunakan sebagai sumber belajar. Walaupun secara keseluruhan sudah dikatakan sangat valid dan sangat layak, tahap revisi masih dilakukan oleh peneliti guna memperbaiki model diktat agar lebih baik lagi karena masih ada kekurangan pada aspek-aspek tertentu. Adapun revisi yang dilakukan berdasarkan atas saran dari validator. Saran dari validator terangkum dalam Tabel 4.14. Tabel 4.14 Catatan dan saran dari validator Validator
Catatan dan Saran
I
Model diktat layak untuk diujicobakan, kalau mungkin tambahkan indeks pengarang. Gambar tabung reaksi terlalu besar dibandingkan yang lain.
II
Bedakan peta konsep dan struktur konsep. Ada beberapa kata yang masih salah salah satunya seperti kata “hidroskopis” yang benar adalah “higroskopis”. Lebih dijelaskan ke hal yang bersifat ilmiah.
III
IV
Daftar isi disesuaikan dengan hal yang dibahas.
Penyajian untuk reaksi hidrolisisnya perlu diperjelas perbahasan. Layout antar hidrolisis garam sebaiknya dipisahkan. Contoh hidrolisis bisa disajikan dalam bentuk tabel, agar lebih jelas Contoh soal perhitungan hidrolisis belum ada. Indikator menganalisis prinsip kerja larutan penyangga belum dijabarkan, bagaimana cara kerja larutan penyangga ketika ditambahkan sedikit asam, basa atau penngenceran. Contoh soal perhitungan pH penyangga belum ada. Contoh soal perhitungan pH penyangga jika ditambah sedikit asam, basa atau pengenceran belum ada.
72
Setelah dilakukan penilaian oleh validator, peneliti melakukan perbaikan atau revisi berdasarkan catatan dan saran dari para validator sebelum berlanjut pada tahap pengembangan berikutnya. Pada komponen kelayakan isi dapat diketahui bahwa cakupan materi yang disajikan sudah cukup luas dan dalam dengan ditambahkannya penjelasan reaksi hidrolisis, contoh hidrolisis yang disajikan dalam bentuk tabel, contoh soal perhitungan hidrolisis, prinsip kerja larutan penyangga, dan contoh soal perhitungan pH penyangga jika ditambah sedikit asam, basa atau pengenceran. Gambar di bawah ini salah satu contoh hasil revisi penambahan materi tersebut.
Gambar 4.2 Hasil Revisi Terkait Penambahan Materi Hidrolisis Selain cakupan materi yang sesuai dengan KI dan KD dalam kurikulum 2013, model diktat praktikum juga mengandung aspek wawasan kontekstual yang menyajikan contoh-contoh penerapan penyangga dan hidrolisis dalam lingkungan. Hal ini terlihat dari penilaian validator yang tinggi terhadap aspek tersebut. Adapun saran dari validator agar contoh-contoh dalam lingkungan
lebih
dijelaskan ke hal yang bersifat ilmiah. Atas dasar saran tersebut, model diktat praktikum direvisi kembali. Gambar 4.3 berikut ini adalah hasil revisinya.
73
Gambar 4. 3 Hasil Revisi Terkait Aspek Wawasan Kontekstual Pada komponen kebahasaan, menurut penilaian validator ada beberapa kata-kata yang masih tidak sesuai dengan kaidah bahasa indonesia. Hal ini dikarenakan salah dalam pengetikan dan ketidaktelitian peneliti pada saat mereview kembali hasil pengetikannya. Masalah tersebut dapat diatasi dengan segera oleh peneliti dengan mencermati setiap kalimat dan membenahinya. Pada komponen penyajian, para validator memberikan penilaian tertinggi (skor 4) pada aspek (1) penyajian teks, tabel, gambar dan lampiran disertai dengan rujukan/sumber acuan, (2) identitas tabel, gambar dan lampiran, (3) ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar dan lampiran, dan (4) daftar pustaka. Adapun sedikit masukan dari validator mengenai gambar tabung reaksi yang terlalu besar. Gambar 4.4 berikut ini menunjukan hasil revisi yang telah dilakukan oleh peneliti.
74
Sebelum Revisi
Sesudah Revisi Gambar 4. 4 Hasil Revisi Terkait Aspek Penyajian Gambar Revisi lainnya pada aspek penyajian adalah mengenai layout antar contoh hidrolisis garam yang sebaiknya dipisahkan. Revisi tersebut ditunjukkan pada gambar 4.5 berikut ini.
Gambar 4. 5 Hasil Revisi Terkait Aspek Penyajian Gambar
75
Setelah dilakukan validasi model diktat praktikum dengan sedikit revisi kemudian dilakukan uji coba skala kecil atau uji skala terbatas. Penelitian uji coba skala kecil ini bertujuan untuk mengukur keterbacaan, keterlaksanaan dan keterpahaman siswa terhadap instruksi-instruksi dalam diktat praktikum. Uji coba skala kecil dilakukan di luar jam pelajaran dan dilakukan 2 kali pertemuan karena keterbatasan waktu. Pertemuan pertama guru menjelaskan tentang SETS kemudian siswa diberikan kesempatan untuk membaca diktat praktikum dan melakukan percobaan uji buffer pada minuman bersoda. Pada pertemuan kedua siswa diberi kesempatan untuk membaca dan melakukan penyelidikan sifat garam yang terhidrolisis dengan bimbingan guru. Pada akhir pertemuan uji coba skala kecil siswa diminta mengisi angket tanggapan. Berdasarkan hasil penelitian uji skala kecil (Tabel 4.4) dari 6 responden, rata-rata memberikan penilaian setuju terhadap setiap pernyataan. Pernyataan yang mendapatkan nilai tertinggi adalah pernyataan nomer 2 dan 6. Pada pernyatan nomer 2 dan 6, sebanyak 3 dari 6 responden memberikan tanggapan sangat setuju bahwa tampilan dari model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS menarik minat siswa untuk membacanya dan penyusunan konten/isinya menarik, sedangkan sisanya yaitu 3 responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. Semua siswa setuju bahwa tata bahasa yang digunakan dalam diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS mudah dipahami dan jelas serta memberikan pengalaman cara belajar yang baru bagi mereka. Rata-rata skor tanggapan dari ke-6 responden pada uji coba skala kecil adalah 47 dengan kriteria layak (Tabel
76
4.5). Hal ini berarti menurut responden pada uji coba skal kecil model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS telah memenuhi indikator kelayakan. Hasil uji coba ini telah memenuhi ketentuan sebagaimana yang dinyatakan oleh Surianto (2012:15) bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam pembelajaran di laboratorium harus jelas sehingga siswa melakukan percobaan dengan cara yang tepat dan sebagai hasilnya mereka bisa memperoleh pengetahuan, pemahaman, keahlian dan sikap kebenaran ilmiah. Karena respon dari responden pada uji coba skala kecil adalah positif, maka tahapan revisi terhadap model diktat praktikum pada uji coba skala kecil tidak dilakukan. Setelah dilakukan uji coba skala kecil maka dilakukan uji coba skala luas. Data yang didapatkan dalam uji coba skala luas adalah (1) data hasil belajar pada ranah psikomotorik, afektif dan kognitif, (2) data pengaruh model diktat terhadap peningkatan keterampilan proses sains, dan (3) data tanggapan siswa terhadap model diktat praktikum. Data penilaian ranah psikomotorik diambil dari praktikum penyangga dan hidrolisis. Walaupun susunan bab yang pertama dalam diktat praktikum adalah hidrolisis tetapi dalam pelaksanaannya praktikum yang dilakukan terlebih dahulu adalah penyangga. Penyusunan model diktat berdasarkan silabus pada kurikulum 2013 yang menempatkan bab hidrolisis lebih dahulu dari pada penyangga, sedangkan saat di lapangan bab penyangga didahulukan karena akan dijadikan materi UTS. Namun demikian, hal tersebut tidak menjadi penghambat dalam penelitian.
77
Pada analisis deskriptif hasil belajar pada ranah psikomotorik, didapatkan rata-rata skor siswa secara klasikal dan rata-rata skor untuk tiap aspek psikomotorik. Rata-rata skor siswa pada praktikum penyangga secara klasikal adalah 36 dengan kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata skor siswa pada praktikum hidrolisis secara klasikal adalah 37 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan dari kedua skor rata-rata tersebut ternyata ada peningkatan nilai psikomotorik dari praktikum penyangga ke praktikum hidrolisis. Hal ini menunjukkan pembelajaran menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan praktikum sehingga hasil belajar psikomotorik siswa meningkat. Aktivitas psikomotorik siswa dalam praktikum diukur dengan 11 aspek penilaian (Tabel 4.6). Dari ke-11 aspek psikomotorik tersebut, aspek yang memperoleh skor tertinggi adalah aspek kelengkapan alat dan bahan praktikum. Aspek ini sangat tinggi dikarenakan dalam proses pembelajaran menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk merancang dan mempersiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan mereka sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Utomo (2004) yang menjelaskan bahwa keuntungan mengajar menggunakan metode “Discovery-Inquiry” dapat mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. Diktat praktikum yang telah dikembangkan dilengkapi dengan teknikteknik laboratorium seperti pembacaan skala pada alat ukur dan pengenalan alatalat laboratorium serta fungsinya. Adanya komponen tersebut dapat membantu
78
siswa untuk mengenal alat-alat apa saja yang akan digunakan dalam praktikum dan ditambah bimbingan dari guru bagaimana cara menggunakannya sehingga keterampilan siswa menggunakan alat dan keterampilan melakukan pengukuran dalam kegiatan praktikum tergolong sangat tinggi. Model diktat praktikum ini dapat membantu siswa berinteraksi dengan siswa yang lain maupun dengan guru. Siswa secara berkelompok saling membantu dalam pelaksanaan praktikum. Akan tetapi kebanyakan siswa dalam menjalankan prosedur praktikum masih melihat diagram cara kerja dan bertanya kepada guru karena mereka kurang persiapan dalam melakukan praktikum. Oleh karena itu, aspek yang mendapatkan skor paling sedikit adalah aspek penguasaan prosedur yang digunakan dalam praktikum. Selain kegiatan praktikum, kegiatan lainnya adalah diskusi. Diskusi digunakan dalam pembelajaran ini guna menggali pengetahuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Rata-rata skor psikomotorik diskusi siswa secara klasikal adalah 25 dengan kategori baik. Dalam pelaksanaannya, guru memberikan terlebih dahulu penjelasan mengenai SETS. Kemudian siswa mendiskusikan tentang penerapan penyangga dan hidrolisis dalam kehidupan sehari-hari dan dikaitkan dengan aspek sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat sebagai suatu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal-balik. Aktivitas siswa dalam diskusi diukur dengan 8 aspek penilaian (Tabel 4.8). Dari ke-8 aspek psikomotorik tersebut, aspek yang memperoleh skor tertinggi adalah aspek kepercayaan diri dalam berkomunikasi di hadapan guru dan teman. Sedangkan aspek yang mendapatkan skor paling sedikit adalah aspek
79
kecakapan berpendapat dan kemampuan merumuskan hipotesis. Banyak siswa yang masih bingung dalam menganalisis konsep penyangga dan hidrolisis dalam konteks SETS saat proses diskusi dan hanya beberapa siswa yang paham kemudian mencoba menjelaskan kepada teman sekelompoknya. Kurang lancarnya proses diskusi tersebut kemudian diatasi oleh guru dengan menjelaskan kembali tentang unsur-unsur SETS dan membimbing setiap kelompok secara intensif karena pada pembelajaran “Guided Discovery-Inquiry ”, guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, siswalah yang diberi kesempatan untuk mencari serta menemukan konsep sendiri dengan bimbingan seluas-luasnya dari guru. Pembelajaran menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki dan menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya. Melalui diskusi tersebut keterampilan berpendapat, bertanya serta berkomunikasi dapat dikembangkan. Secara keseluruhan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 pada ranah psikomotorik baik dalam praktikum maupun diskusi dengan menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS kelas XI IPA 1 mampu memenuhi indikator pencapaian dengan nilai terendah yang didapatkan siswa adalah kategori baik. Pada analisis deskriptif hasil belajar ranah afektif, didapatkan rata-rata skor pada ranah afektif secara klasikal dan rata-rata skor untuk tiap aspek afektif. Rata-rata skor afektif siswa selama peroses pembelajaran secara klasikal adalah 23 dengan kategori baik.
80
Aktivitas siswa dalam pembelajaran diukur dengan 7 aspek penilaian (Tabel 4.10). Dari ke-7 aspek afektif tersebut, aspek yang memperoleh skor tertinggi adalah disiplin dalam kehadiran di kelas. Sedangkan aspek yang memperoleh skor paling rendah adalah aspek keberanian siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas. Hal ini disebabkan kebanyakan siswa merasa kurang percaya diri dengan jawaban mereka dan takut salah dengan jawaban yang mereka kerjakan. Untuk membangkitkan keberanian siswa terkadang guru menunjuk dan membimbing siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Secara keseluruhan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 pada ranah afektif dengan menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiscoveryInquiry bervisi SETS mampu memenuhi indikator pencapaian dengan nilai terendah yang didapatkan siswa adalah kategori baik. Pada analisis deskriptif hasil belajar kognitif, didapatkan rata-rata skor nilai akhir siswa secara klasikal. Rata-rata skor nilai akhir siswa secara klasikal yang didapatkan adalah 77 (Lampiran 39). Berdasarkan hasil belajar pada tabel 4.10, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa ranah kognitif hanya 21 dari 30 siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) padahal pada indikator keberhasilan yang ditargetkan minimal 23 dari 30 siswa harus memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Dasar dari penargetan ini adalah untuk melihat seberapa tinggi keberhasilan siswa pada ranah kognitif setelah menggunakan model diktat praktikum selain melihat pengaruhnya terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa. Dari jumlah 30 siswa kelas XI IPA 1, ada 9 siswa yang tidak tuntas. Nilai hasil belajar kognitif diambil dari nilai post test dan nilai fortofolio (laporan
81
praktikum dan diskusi) dengan bobot post test adalah 2 kali dari bobot nilai portofolio. Nilai portofolio dari kesembilan siswa tersebut sudah di atas KKM tetapi nilai post testnya masih jauh di bawah KKM sehingga nilai akhirnya menjadi rendah. Namun, dilihat dari penilaian ranah psikomotorik dan afektif kesembilan siswa tersebut mampu mencapai indikator dengan kategori baik. Ketidaktuntasan siswa disebabkan beberapa faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal (Saptorini,2011). Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar disebabkan siswa belum siap dalam mengerjakan post-test yang diberikan pada akhir pembelajaran. Penggunaan metode Guided Discovery-Inquiry menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, siswa diposisikan sebagai pemeran utama dalam proses pembelajaran yaitu sebagai pencari informasi sehingga memberikan kesempatan siswa untuk menyelidiki dan menemukan konsepnya sendiri dengan dibimbing oleh guru. Siswa yang turut aktif dalam melakukan penyelidikan dan menemukan konsep sendiri tentang materi yang dipelajari akan lebih mudah paham dan mengerti dibandingkan dengan siswa yang hanya sekedar menerima materi dengan mendengarkan penjelasan guru. Akan tetapi tidak semua siswa dapat menemukan konsepnya sendiri dengan mudah dan malahan siswa dapat menemukan kesulitan dalam proses pembelajaran tersebut. Penyebab kesulitannya adalah
tidak
semua
siswa
dapat
menyesuaikan
metode
pembelajaran
menggunakan model diktat praktikum ini dengan baik dan cepat sehingga kurang menunjukkan hasil belajar yang maksimal dalam waktu yang singkat. Selain itu,
82
motivasi juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa (Rafiqah dkk, 2013). Walaupun pada awal pembelajaran guru telah berusaha memberikan motivasi dan membimbing siswa setiap kali pertemuan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih ada yang kurang paham. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Marsita dkk (2010) yang menyatakan penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi penyangga antara lain kurangnya minat dan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, kurangnya kesiapan siswa dalam menerima konsep baru dan penanaman konsep yang kurang mendalam. Faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar dalam uji skala luas ini adalah adanya kendala-kendala yang ditemukan saat proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS menjadikan suasana pembelajaran menjadi ramai tetapi masih dalam kondisi yang diinginkan oleh guru. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran yang berpusat pada kegiatan siswa dalam melakukan pengamatan maupun diskusi menjadikan siswa menjadi lebih aktif. Penyusunan RPP dan silabus dalam pembelajaran menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS berdasarkan kurikulum 2013. Terdapat ketidaksiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 sehingga guru terkadang kesulitan
untuk
mengarahkan
siswa
untuk
mengikuti
langkah-langkah
pembelajarannya. Jadi penerapan kurikulum 2013 dalam uji coba skala luas ini kurang maksimal dalam penerapannya. Faktor lainnya adalah kurang tegasnya guru dalam menyuruh siswa untuk menyelesaikan tugasnya. Terkadang ada
83
instruksi guru yang kurang diperhatikan siswa dan pada akhirnya ada siswa yang tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik seperti tugas mengerjakan soal-soal. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh dalam uji skala luas, rata-rata skor hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotorik lebih besar dari pada hasil belajar pada ranah kognitif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Urwatin (2009) dalam Nufus (2011:15) yang menyatakan rata-rata hasil belajar kimia dengan pembelajaran Guided Discovery-Inquiry pada aspek kognitif memperoleh hasil yang lebih kecil (75,25%) dibandingkan dengan hasil belajar aspek afektif (81,45%) dan aspek psikomotorik (81,25%). Meskipun rata-rata nilai pada ranah kognitif kurang maksimal tetapi keterampilan-keterampilan siswa lainnya dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. Selain melihat hasil belajar dan perkembangan keterampilan proses sains siswa melalui pengamatan langsung saat uji skala luas, dilakukan juga uji signifikansi melalui instrumen tes. Setiap butir pertanyaannya mampu mengukur keterampilan proses sains siswa yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen tersebut merujuk dari instrumen tes yang telah dikembangkan oleh Tek et al (2011) untuk mengukur keterampilan proses siswa di Malaysia. Uji signifikansi digunakan untuk mengetahui perbedaan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yaitu ada atau tidaknya peningkatan keterampilan proses sains siswa sebelum dan sesudah menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery–Inquiry bervisi SETS. Desain eksperimen yang
84
dilakukan adalah One-Group Pretest-Posttest Design dan cara untuk menguji signifikansi peningkatan keterampilan proses sainsnya dengan uji t-test (Suharsimi 2010). Berdasarkan analisis data pada lampiran 44, diketahui nilai thitung adalah 10,34 sedangkan ttabel adalah 2,04, artinya thitung lebih dari ttabel sehingga HO ditolak, maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan ketermpilan proses sains siswa secara signifikan setelah menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. Hasil penelitian ini menambah bukti bahawa keterampilan proses sains dapat dikembangkan dalam kegiatan praktikum. Penelitian yang sebelumnya sudah membuktikan tentang peningkatan keterampilan proses sains melalui kegiatan praktikum adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Siska dkk (2013). Hasilnya menyatakan bahwa terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa secara signifikan dalam pembelajaran kimia materi laju reaksi melalui pembelajaran praktikum berbasis inquiry. Berdasarkan Gambar 4.1, dapat diketahui bahwa rata-rata keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan pada tiap aspeknya setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS . Hal ini berarti sesuai dengan pendapat Sawitri dalam Trisnawati (2011:12) yang menyatakan bahwa tujuan penyusunan diktat praktikum salah satunya adalah untuk mengaktifkan siswa dan membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan proses sains. Aspek KPS yang mencapai skor tertinggi adalah aspek interpretasi dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan penemuan. Keterampilan KPS pada aspek interpretasi dan
85
berkomunikasi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran terutama saat kegiatan praktikum. Duran et al (2011) menyatakan keterampilan proses sains termasuk keterampilan yang setiap individu dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan bersikap ilmiah dan meningkatkan kualitas dan standar hidup melalui pemahaman hakekat ilmu pengetahuan. Penggunaan model diktat ini dimaksudkan untuk menarik minat siswa untuk membaca dan membantu dalam belajar agar lebih mudah serta siswa dapat memahami mengenahi konteks SETS dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian terhadap model diktat sangat diperlukan guna mengetahui ketertarikan siswa, kualitas diktat, dan kebermanfaatan bagi siswa. Oleh karena itu, di akhir pertemuan pada uji skala luas siswa diminta tanggapannya mengenai model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS. Penilaian tanggapan siswa menggunakan angket dengan 15 pernyataan (Lampiran 46). Berdasarkan hasil pengisian angket tanggapan siswa mengenai model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Discovery-Inquiry bervisi SETS yang telah berlangsung dalam proses pembelajaran menunjukkan 7 dari 30
siswa
memberi tanggapan dengan kriteria sangat layak dan 23 siswa memberikan tanggapan dengan kriteria layak. Rata-rata skor tanggapan secara kalasikal yang diberikan oleh siswa adalah 46 dengan kategori layak. Selain itu, skor setiap itemnya juga menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan setuju pada setiap pernyataan (Lampiran 47). Hal ini berarti secara klasikal siswa beranggapan setuju bahwa model diktat praktikum sangat membantu dalam kegiatan praktikum, mudah dilaksanakan, penyusunan kontennya menarik, tata bahasanya
86
mudah dipahami, menarik minat untuk membacanya, membangkitkan rasa ingin tahu, dapat dijadikan referensi, dapat terbaca dengan jelas, memberikan pengalaman cara belajar baru, mengarahkan belajar mandiri, tersedianya gambar yang memudahkan dalam belajar, model diktat praktikum dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami keterkaitan SETS dan pemakainnya praktis. Berdasarkan hasil tanggapan tersebut dapat dikatakan bahwa model diktat layak diterapkan dalam proses pembelajaran materi penyangga dan hidrolisis. Setelah dilakukan uji coba skala luas adapun pembenahan yang perlu dilakukan berdasarkan kekurangan-kekurangan yang didapatkan dalam uji coba skala luas. Pembenahan atau revisi yang dilakukan pada tahap akhir adalah penambahan intruksi yang lebih jelas pada penyelidikan membuat larutan penyangga asam dan basa. Hal ini dikarenakan pada penyelidikan tersebut siswa merasa kebingungan dan solusinya pada saat itu guru harus menjelaskan kembali kelompok.
kepada setiap
87
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengembangan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS materi penyangga dan hidrolisis garam dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
(1) Validitas model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiccoveryInquiry bervisi SETS mampu mencapai skor 202 dari 228 dengan kategori sangat valid berdasarkan penilaian menggunakan instrumen tahap II BSNP. Hal ini berarti model diktat yang dikembangkan sesuai dengan standar kelayakan bahan ajar menurut BSNP dan dapat diterapkan sebagai sumber belajar.
(2) Model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Kajen secara signifikan. Sedangkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif baru 21 dari 30 siswa yang memenuhi KKM dan hasil belajar siswa pada ranah psikomotorik maupun afektif semua siswa mencapai indikator pencapaian dengan kategori minimal baik.
(3) Model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS mendapatkan tanggapan positif dari siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor tanggapan siswa secara klasikal mencapai skor 46 dari 60 dengan kategori layak.
88
5.2 Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka saran-saran yang dapat disampaikan adalah: (1) Guru sebaiknya mempersiapkan siswa mengikuti proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 sehingga penggunaan model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS yang berbasis kurikulum 2013 dapat maksimal. (2) Guru perlu memperhatikan kendala-kendala yang dialami setiap siswa selama proses pembelajaran sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal di atas KKM. (3) Dikarenakan
keterbatasan
waktu
dalam
penelitian
ini
maka
direkomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided Diccovery-Inquiry bervisi SETS diujicobakan pada skala lebih luas kembali setelah belajar dari kendala-kendala atau kekurangan-kekurangan yang ada dalam pelaksanan penelitian ini. Diharapkan dengan dilakukannya perbaikan dan uji coba yang tidak hanya sekali dapat menghasilkan model diktat yang jauh lebih baik.
89
DAFTAR PUSTAKA
Aka, I.E et al (2010). Effect of Problem Solving Method on Science Process Skills and Academic Achievement. Journal of TURKISH SCIENCE EDUCATION Volume 7, Issue 4, December 2010. Tersedia di http://www.tused.org/internet/tused/archive/v7/i4/text/tusedv7i4s2.pdf. [diakses 12 Juli 2013]. Aktamis, H & O. Ergin (2008). The Effect of Scientific Process Skills Education on Student’s Scientific Creativity, Science Attitudes and Academic Achievements. Asia –Pasific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 9, Isue1, Article 4.p l (Jun 2008).Tersedia di http://www.ied.edu.hk/apfslt/download/v9_issue1_files/aktamis.pdf. [ diakses 12 Juli 2013]. Anni, Chatarina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Balım, A.G. (2009). The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research, 35, 1-20. Tersedia di http://wiki.astrowish.net/images/e/e1/QCY520_Desmond_J1.pdf. [ diakses 13 juli 2013]. Binadja, Achmad. 1999a. Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS. Makalah Disajikan pada Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS Unnes Semarang. .1999b. Pendidikan SETS Penerapannya pada Pengajar. Makalah Disajikan pada Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS Unnes Semarang. .2005a. Pedoman Praktis Pengembangan Silabus Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2004 Bervisi dan Berpendekatan SETS. Semarang : Laboratorium SETS UNNES. .2005b. Pedoman Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdasarkan Kurikulum 2004 Bervisi dan Berpendekatan SETS. Semarang : Laboratorium SETS UNNES. .2005c. Pedoman Pengembangan Bahan Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2004 Bervisi dan Berpendekatan SETS. Semarang : Laboratorium SETS UNNES. .2005d. Model Pengevaluasian Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2004 Bevisi dan Berpendekatan SETS. Semarang : Laboratorium SETS UNNES. Duran,M et al (2011). The Relationship Between The Pre-service Scince Teacher’s Scientific Proses Skills and Learning Styles. Western Anatolia Journal of Educational Sciences (WAJES), Dokuz Eylul University Institute, Izmir, Turkey ISSN 1308-8971. Tersedia di http://web.deu.edu.tr/baed/giris/baed/ozel_sayi/467-476.pdf. [diakses 7 Juli 2013].
90
Hofstein & R. Mamlok- Naaman. 2007. The Laboratory in Science education: The State of the Art. Journal Chemistry Education Research and Practice 105- 107. Tersedia di http://www.rsc.org/images/Hofstein%20intro%20final_tcm18-85027.pdf. [ diakses 16 Juli 2013]. Ilahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill. Jogjakarta : Diva Press. Maknun, Djohar dkk (2012). Keterampilan Esensial dan Kompetensi Motorik Laboratorium Mahasiswa Calon Guru Biologi dalam Kegiatan Praktikum Ekologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 1 (2) (2012) 141-148. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii. [diakses 9 Juli 2013]. Marsita, A.R dkk (2010). Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa SMA dalam Memahami Materi Larutan Penyangga dengan menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diacnostic Instrument. Jurnal Inovasi Kimia, Vol 4, No. 1 (2010). Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/1308. [ diakses 5 Mei 2014]. Mukaromah, Primasari. 2008. Pengembangan buku petunjuk praktikum kimia SMA. kelas X berbasis pendekatan inkuiri terbimbing. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.Tersedia di http://library.um.ac.id/freecontents/download/pub/pub.php/34482.pdf. [ diakses 1Juli 2013]. Nufus, Hayatun. 2011. Komparasi hasil belajar kimia materi larutan penyangga dan hidrolisis menggunakan pembeajaran guided discovery-inquiry (GDI) dan cooperative integrated reading dan composition ( CIRC) di SMAN 4 Semarang. Skripsi. Semarang : FMIPA UNNES. Oloyede, Olunfunmilayo I. (2010). Comparative Effect of the Guided Discovery and Concept Mapping Teaching Stategies on Sss Students’Chemistry Achivement. Humanity and Social Journal 5 (1): 01-06,2010. Tersedia di http://www.idosi.org/hssj/hssj5(1)10/1.pdf. [diakses 8 Juli 2013]. Prasetyo, Zuhdan Kun. 2011. Laporan Penelitian Pengembangan Perangkat Kognitif, Keterampian Proses, Kreativitas serta Menerapkan Konsep Ilmiah Peserta Didik SMP. Yogyakarta: UNY. Tersedia di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/LAPORAN%20PENELITIAN%20 PAYUNG%20Pengembangan%20Perangkat%20Pembelajaran%20Sains% 20Terpadu%20untuk%20Meningkatkan%20Kognitif,%20Keterampilan% 20Proses,%20Kreativitas%20serta%20Menerapkan%20Konsep%20Ilmiah %20Peserta%20Didik%20SMP_0.pdf. [ diakses 14 Juli 2013]. Rafiqah dkk, (2013). Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa. ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling), vol 2, no.2 (2013). Tersedia di http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/ALIB/article/view/1661. [ diakses 3 Mei 2014]. Rohmiyanti, Nazillatur .2010. pengaruh pembelajaran discoveri-inquiry terhadap hasil belajar siswa kelas X semester 2 pada materi reaksi reduksi-oksidasi di SMA N 1 BERGAS tahun ajaran 2009/2010. Skripsi. Semarang: UNNES.
91
Rustaman. N. Y. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains. Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional II Himpunan Ikatan dan pemerhati pendidikan IPA Indonesia Bekerjasama dengan FPMIPA UPI Bandung. Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1950123119 79032-NURYANI_RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf. [diakses 9 Desember 2013]. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi pembelajaran berorientasi standar pendidikan. Bandung : prenada media group. Saptorini (2008). Peningkatan Keterampilan Generik sains bagi Mahasiswa Melalui Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 190-198. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/1218/1175. [ diakses 8 Juli 2013]. _______, 2011. Stategi Pembelajaran Kimia. Semarang : UNNES. Sheeba, M. N ( 2013). An Anatomy of Science Process Skills In The Light Of The Challenges to Realize Science Instruction Leading To Global Excellence in Education. Educationia Confab . Vol. 2, No. 4, April 2013. ISSN: 2320009 . Tersedia di http://www.confabjournals.com/confabjournals/images/6520138281213 .pdf. [diakses 9 Desember 2013] Siska B, M dkk (2013). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Melalui Pembelajaran Praktikum Berbasis Inquiry pada Materi Laju Reaksi. Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia. Vol. 1, No.1, Mei 2013. Tersedia di http://journal.fpmipa.upi.edu/index.php/jrppk/article/download/216/131 [ diakses 9 Mei 2014]. Sudjana. 2002. Metode statistika. Bandung: PT Transito Bandung. Sugiyono. 2010. Metode Penellitian Kuantitatif Kalitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT rineka cipta Sunyono, Wirya, I.W., Suyanto, E., & Suyadi, G. 2009. Identifikasi Masalah Kesulitan dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X di Provinsi Lampung. Jurnal Pendidikan MIPA – FKIP Universitas Lampung. Tersedia di http://sunyonoms.files.wordpress.com/2012/12/jurnal-sunyonopmipa_1.pdf. [diakses 1 Juli 2013]. Surianto. 2012. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia SMA kelas XI Semester Ganjil berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Thesis. Medan: Unimed. Tersedia di http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-1314081188410031%20Bab%20II.pdf.[ diakses 19 November 2013]. Tek, Ong E. et al (2011). The Development and Validation of an All Encompassing Malaysian-Based Science Process Skills Test for Secondary Schools. Journal of science and Mathematics Education in Southeast Asia 2011, Vol. 34 No. 2, 203-263. Tersedia di
92
http://www.recsam.edu.my/R&D_Journals/YEAR2011/dec2011vol2/ong( 203-236).pdf. [diakses 9 Desember 2013] Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya : Kencana Prenada Media Grup. Trisnawati, Eka. 2011. Pengembangan Petunjuk Praktikum Biologi Materi Struktur Sel dan Jaringan Berbasis Empat Pilar Pendidikan. Skripsi. Semarang ; UNNES Utomo, Pristiadi. 2004. “ Discovery-Inquiry” dalam Pembelajaran fisika. Makalah. Tinjauan Ilmiah Bidang Pendidikan Sebagai Pengembangan Pembelajaran Fisika. Tersedia di http://pristiadiutomo.blog.plasa.com/2009/03/19discovery%E%80%93inq uiry-dalam-pembelajaran-fisika. Wardani,Sri dkk (2009). Peningkatan Hasil Belajar siwa melalui pendekatan keterampilan proses sains berorientasi problem- based instruction. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 3 No.1, 2009, hlm 391-399. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/1271/1322. [ diakses 8 juli 2013]. Widhy, Purwanti. 2010. Pembelajaran Kimia Berbasis Laboratorium. Pelatihan Pembelajaran MIPA Berbasis Laboratorium MA Mualimin yogyakarta. Tersedia di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/purwantiwidhy-hastuti-spd-mpd/plthn-pemb-mipa-basis-lab.pdf. [diakses 9 Desember 2013].
93
Lampiran 1
94
95
96
97
98
99
100
Lampiran 2 DESKRIPSI BUTIR LEMBAR VALIDITAS 1. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. CAKUPAN MATERI Butir 1 Keluasan Meteri Deskripsi Materi yang disajikan minimal mencerminkan jabaran substansi materi yang terkandung dalam KI dan KD. Butir 2 Kedalaman materi Deskripsi Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai dengan interaksi antarkonsep dengan memperhatikan kesesuaiannya dengan yang diamanatkan KI dan KD. B. AKURASI MATERI Butir 1 Akurasi fakta Deskripsi Fakta dan data yang disajikan sesuai dengan kenyataan dan efisien untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Butir 2 Kebenaran konsep Deskripsi Konsep yang disajikan tidak menimbulkan banyak tafsir dan sesuai dengan konsep dan definisi yang berlaku dalam bidang kimia Butir 3 Akurasi teori Deskripsi Akurasi teori yang disajikan sesuai dengan yang berlaku dalam kimia Butir 4 Kebenaran prinsip/ hukum Deskripsi Prosedur / metode yang disajikan dapat diterapkan dengan runtut dan benar. C. KEMUTAKHIRAN Butir 1 Kesesuaiaan dengan perkembangan ilmu Deskripsi materi yang disajikan up to date, sesuai dengan perkembangan keilmuan kimia. Butir 2 Keterkinian / ketermasaan fitur Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yg disajiakan relevan dan menarik, serta mencerminkan peristiwa, kejadian atau kondisi termasa ( up to date). Butir 3 Rujukan termasa (up to date) Deskripsi Rujukan yang digunakan relevan, valid dan mencerminkan keterkemasaan. D. MENGANDUNG WAWASAN PRODUKTIVITAS Butir 1 Menumbuhkan etos kerja Deskripsi Prosedur/metode yang disajikan dapat membangkitkan minat peserta didik untuk melakukan aktivitas yang produktif baik secara individu maupun kelompok dengan penuh tanggung jawab dan semangat yang tinggi. Butir 2 Menumbuhkan semangat inovatif / kreativitas Deskripsi Latihan atau contoh – contoh yang disajikan dapat merangsang berpikir kreatif dan inovatif. Materi yang disajikan dapat memotivasi peserta didik untuk menghasilkan karya- karya baru dan gagasan – gagasan baru.
101
Butir 3 Deskripsi
Menumbuhkan daya saing Latihan atau tugas yang disajikan memotivasi peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai lebih. D. KESESUAIAN DIKTAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY- INQUIRY Stimulasi (Kemampuan merangsang berpikir kritis) Butir 1 Deskripsi Metari yang disajikan dapat merangsang berpikir kritis, kreatif, dan inovatif termasuk melalui metode inquiry/ eksperiman Bertanya (Menumbuhkan rasa ingin tahu) Butir 2 Deskripsi Uraian , contoh dan latihan (soal, kasus atau fenomena alam) yang disajikan mendorong peserta didik untuk berpikir lebih jauh. Perumusan masalah (Menuntun peserta didik bekerja sama dan Butir 3 berdiskusi untuk merumuskan masalah) Deskripsi Uraian, contoh dan latihan mendorong peserta didik untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah. Perumusan Hipotesis (Memberikan gambaran/ acuan untuk membuat Butir 4 hipotesis ) Deskripsi Uraian, contoh dan latihan mendorong peserta didik untuk berpikir ke depan apa yang akan terjadi/ menduga- duga. Pengumpulan data ( Mendorong untuk mencari informasi lebih jauh) Butir 5 Deskripsi Uraian, contoh dan latihan mendorong peserta didik untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber. Analisis Data (Mendorong peserta didik untuk manafsirkan semua Butir 6 informasi) Deskripsi Uraian, contoh dan latihan mendorong peserta didik untuk menafsirkan semua informasi yang telah diperoleh. Verifikasi (Membimbing peserta didik untuk membuktikan dugaan Butir 7 sementaranya) Deskripsi Uraian, contoh dan latihan mendorong peserta didik untuk membuktikan dugaan yang tertuang dalam hipotesis sehingga rasa keingintahuan mereka dapat terjawab. Generalisasi (Membimbing peserta didik menghubungkan setiap Butir 8 variabel) Deskripsi Uraian, contoh dan latihan mendorong peserta didik untuk menyimpulkan dan menghubungkan segala sesuatu yang ada disekitar mereka dari apa yang diamati dengan teori yang ada. F. MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) Butir 1 Mengembangkan kecakapan personal Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan memotivasi peserta didik untuk mengenal kelebihan dan kekurangan serta mengembangkan diri sendiri . Butir 2 Mengembangkan kecakapan sosial Deskripsi Uraian, contoh dan latihan yang disajikan memotivasi peserta didik untuk berkomunikasi, berienteraksi dan bekerjasama dengan orang lain. Butir 3 Mengembangkan kecakapan akademik
102
Deskripsi
Uraian, contoh dan latihan yang disajikan memotivasi peserta didik untuk menggali informasi dan memanfaatkan untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan dalam kerja ilmiah. G. MENGANDUNG WAWASAN KONTEKSTUAL Butir 1 Menyajikan contoh-contoh konkret dari lingkungan Deskripsi Uraian, contoh dan latihan dapat berasal dari lingkungan terdekat peserta didik/indonesia/ asia tenggara/dunia. Butir 2 Kemampuan menekankan keterkaitan SETS ( Sains, Environment, Technologi, society) atau sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Deskripsi Materi yang disajikan dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang keterkaitan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 2. KOMPONEN KEBAHASAAN A. SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Butir 1 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik Deskripsi Bahasa yang digunakan baik untuk menjelaskan konsep maupun ilustrasi aplikasi konsep, menggambarkan contoh konkret (yang dapat dijumpai oleh peserta didik) sampai dengan contoh abstrak (yang secara imajinatif dapat dibayangkan peserta didik). Butir 2 Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial-emosional peserta didik Deskripsi Bahasa yang digunakan sesuai dengan kematangan emosional peserta didik dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep- konsep dari lingkungan terdekat sampai dengan lingkungan global. B. KOMUNIKATIF Butir 1 Keterpahaman peserta didik terhadap pesan Deskripsi Pesan (dapat berupa materi ajar) disajikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis bahasa indonesia. Butir 2 Kesesuaian ilustrasi dengan subtansi pesan Deskripsi Ilustrasi yang digunakan untuk menjelaskan materi dalam setiap bab atau pun subbab relevan dengan pesan yang disampaikan dalam wacana. C. DIALOGIS DAN INTERAKTIF Butir 1 Kemampuan memotivasi peserta didik untuk merespons pesan Deskripsi Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas. Butir 2 Menciptakan komunikasi interaktif Deskripsi Penyajian materi bersifat dialogis yang memungkinkan peserta didik seolah – olah berkomunikasi dengan penulis buku. D. LUGAS Butir 1 Ketepatan struktur kalimat Deskripsi Kaimat yang dipakai mewakili isi pesan atau informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat yang benar dalam bahasa indonesia.
103
Butir 2 Kebakuan istilah Deskripsi Istilah-istilah yang digunakan baku. E. KOHERENSI DAN KERUNTUTAN ALUR PIKIR Butir 1 Keutuhan makna dalam bab/subbab / alenia Deskripsi Pesan atau materi yang disajikan dalam satu bab harus mencerminkan kesatuan tema, kesatuan subtema dalam subbab, dan kesatuan pokok pikiran dalam satu alenia. Butir 2 Ketertautan antarbab subbab/alenia/kalimat Deskripsi Penyampaian pesan antara subbab dengan bab lain, antar bab dengan subbab dalam bab lain, antar kalimat dalam satu alenia yang berdekatan mencerminkan keruntutan dan keterkaitan isi. F. KESESUAIAN DENGAN KAIDAH BAHASA Butir 1 Ketepatan tata bahasa Deskripsi Tata kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu kepada kaidah tata bahasa indonesia yang baik dan benar Butir 2 Deskripsi
Ketepatan ejaan Ejaan yang digunakan mengacu kepada pedoman ejaan yang disempurnakan . G. PENGGUNAAN ISTILAH DAN SIMBOL LAMBANG Butir 1 Konsistensi penggunaan istilah Deskripsi Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu konsep , prinsip, asas atau sejenisnya harus konsisten antarbagian dalam diktat. Butir 2 Konsistensi penggunaan simbol/lambang Deskripsi Penggunaan simbol/lambang yang menggambarkan suatu konsep, prinsip, atau asa atau sejenisnya harus konsisten antarbagian dalam diktat. 3. KOMPONEN PENYAJIAN A. TEKNIK PENYAJIAN Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Deskripsi Sistematika penyajian dalam setiap bab taat asas dan runtut memiliki pendahuluan, isi dan penutup. Butir 2 Kelogisan dalam penyajian Deskripsi Penyajian sesuai dengan alur berpikir deduktif ( umum ke khusus) atau induktif ( khusus ke umum). Butir 3 Keruntutan konsep Deskripsi Penyajian konsep dari yang mudah ke sukar dari yang konkret ke abstrak dan dari yang sederhana ke kompleks dari yang dikenal sampai yang belum dikenal. Butir 4 Keseimbangan substansi anatarbab/subbab Deskripsi Keseimbangan substansi antarbab (tercermin dalam jumlah halaman) proporsional dengan mempertimbangkan KI dan KD . Uraian substansi antar subbab dalam bab (tercermin dalam jumlah halaman ) proporsional dengan mempertimbangkan KD.
104
B. PENDUKUNG PENYAJIAN MATERI Butir 1 Kesesuaian / ketepatan ilustrasi dengan materi Deskripsi Kesesuaian/ketepatan penggunaan ilustrasi sesuai dengan materi sehingga mempermudah pemahaman. Butir 2 Penyajian teks, tabel, gambar dan lampiran disertai dengan rujukan /sumber acuan. Deskripsi Teks, tabel, gambar dan lampiran yang diambil dari sumber lain harus disertai dengan rujukan /sumber acuan. Butir 3 Identitas tabel, gambar dan lampiran Deskripsi Setiap tabel, gambar, lampiran diberi nomor, nama dan judul sesuai dengan teks Butir 4 Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar dan lampiran Deskripsi Penomoran dan penamaan tabel, gambar dan lampiran urut dan sesuai dengan yang tertulis dalam teks. Butir 5 Advance organizer ( pembangkit motivasi belajar) pada awal bab Deskripsi Penjelasan singkat sebelum memuai bab baru diberikan untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Butir 6 Indeks ( Subyek dan pengarang) Deskripsi Indeks merupakan daftar kata penting yang diikuti dengan nomor halaman kemunculan. Butir 7 Daftar Pustaka Deskripsi Daftar buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan buku tersebut. C. PENYAJIAN PEMBELAJARAN Butir 1 Keterlibatan peserta didik Deskripsi Penyajian materi bersifat interaktif dan partisipasif yang memotivasi peserta didik terlibat secara mental dan emosional dalam pencapaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Butir 2 Berpusat pada peserta didik Deskripsi Penyajian materi menepatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Butir 3 Kesesuaian dengan karakteristik mata pelajaran Deskripsi Metode dan pendekatan penyajian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Butir 4 Menyajikan umpan balik untuk evaluasi diri Deskripsi Setiap bab menyajikan rangkuman / kesimpulan dan atau soal latihan untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Butir 5 Kemampuan merangsang kedalaman berpikir peserta didik melalui ilustrasi, analisis kasus dan latihan soal. Deskripsi Penyajian materi dapat merangsang kedalaman berpikir peserta didik melalui ilustrasi, analisis kasus, inkuiri atau eksperimen, dan latihan soal. Butir 6 Kemampuan merangsang peserta didik untuk menemukan sendiri konsep yang baru. Deskripsi Penyajian materi dapat merangsang peserta didik untuk mencari
105
Lampiran 3 informasi sehingga peserta didik dapat menemukan konsep dan mengkaitkan dengan fakta yang terjadi belajar secara mandiri dengan ANALISIS HASIL PENILAIAN TAHAP I MODEL DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS GUIDED DISCOVERY- INQUIRY BERVISI SETS
Penilaian dianalisis dengan kriteria: Jawaban iya/ ada = skor 1 Jawaban tidak = skor 0 No. Butir Penilaian Komponen Kelayakan Isi 1. Kompetensi Inti (KI) tercantum secara implisit. 2. Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara implisit. 3. Kesesuaian isi diktat dengan KI dan KD. Komponen Penyajian 1. Daftar isi 2. Tujuan setiap bab 3. Peta konsep 4. Kata kunci 5. Pertanyaan/ soal latihan 6. Daftar Pustaka Jumlah Skor Maksimal
Validator 1
Nilai Validator 2 Validator 3
Validator 4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 9 9
1 9 9
1 9 9
1 9 9
*Instrumen penilaian diadaptasi dan dimodifikasi dari instrumen tahap I Buku Teks menurut BSNP.
Keterangan : Model diktat praktikum kimia SMA berbasis Guided DiscoveryInquiry bervisi SETS lolos penilaian tahap 1 karena semua butir dalam instrumen penilaian mendapat nilai maksimal atau semuanya menjawab iya/ada.
106
Lampiran 4 ANALISIS HASIL PENILAIAN TAHAP II MODEL DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS GUIDED DISCOVERYINQUIRY BERVISI SETS No.
Butir
Validator I KOMPONEN KELAYAKAN ISI
Validator II
Validator III
Validator IV
A. CAKUPAN MATERI 1. Keluasan materi 4 4 3 4 2. Kedalaman materi 4 4 3 4 B. AKURASI MATERI 1. Akurasi fakta 4 4 4 4 2. Kebenaran konsep 4 4 4 4 3. Akurasi teori 4 4 4 4 4. Kebenaran prinsip/ hukum 4 4 4 4 C. KEMUTAKHIRAN 1. Kesesuaian dengan perkembangan ilmu 4 4 3 2 2. Keterkinian/ keterkemasan fitur 3 4 3 2 3. Rujukan termasa( up to date) 3 3 3 2 D. MENGANDUNG WAWASAN PRODUKTIVITAS 1. Menumbuhkan etos kerja 3 4 2 3 2. Menumbuhkan semangat inovatif / kreativitas 4 4 2 3 3. Menumbuhkan daya saing 3 3 2 3 E. KESESUAIAN DIKTAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY- INQUIRY 1. Stimulasi (Kemampuan merangsang berpikir kritis) 3 4 3 3 2. Bertanya (Menumbuhkan rasa ingin tahu) 4 4 3 3 3. Perumusan masalah (Menuntun siswa bekerja sama 4 3 3 3 dan berdiskusi merumuskan masalah) 4. Perumusan Hipotesis (Memberikan gambaran/ acuan 4 4 2 3 untuk membuat hipotesis ) 5. Pengumpulan data ( Mendorong untuk mencari 4 4 3 3 informasi lebih jauh) 6. Analis Data ( Mendorong siswa untuk manafsirkan 3 4 3 3 semua informasi) 7. Verifikasi (Membimbing siswa untuk membuktikan 4 4 3 3 dugaan sementaranya) 8. Generalisasi (Membimbing siswa menghubungkan 3 4 2 3 setiap variabel) F. MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) 1. Mengembangkan kecakapan personal 4 4 2 4 2. Mengembangkan kecakapan sosial 4 4 2 4 3. Mengembangkan kecakapan akademik 3 4 2 4 G. MENGANDUNG WAWASAN KONTEKSTUAL 1. Menyajikan contoh-contoh konkret dari lingkungan 4 4 3 4 2. Kemampuan 4 4 3 4 menekankan Keterkaitan SETS SETS ( Sains, Environment, Technologi, society) atau sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat JUMLAH SKOR KOMPONEN KELAYAKAN ISI 92 97 71 83 SKOR MAKSIMUM 100 100 100 100 KOMPONEN KEBAHASAAN A. SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir 4 4 3 3 peserta didik 2. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial4 4 3 3 emosional peserta didik
107
B. KOMUNIKATIF 1. Keterpahaman peserta didik terhadap pesan 3 2. Kesesuaian ilustrasi dengan subtansi pesan 4 3. Kejelasan kalimat dan tingkat keterbacaan 4 C. DIALOGIS DAN INTERAKTIF 1. Kemampuan memotivasi peserta didik untuk 4 merespons pesan 2. Menciptakan komunikasi interaktif 4 D. LUGAS 1. Ketepatan struktur kalimat 4 2. Kebakuan istilah 4 E. KOHERENSI DAN KERUNTUTAN ALUR PIKIR 1. Keutuhan makna dalam bab/subbab / alenia 4 2. Ketertautan antar bab subbab/alenia/kalimat 4 F. KESESUAIAN DENGAN KAIDAH BAHASA 1. Ketepatan tata bahasa 4 2. Ketepatan ejaan 4 G. PENGGUNAAN ISTILAH DAN SIMBOL LAMBANG 1. Konsistensi penggunaan istilah 4 2. Konsistensi penggunaan simbol/lambang 4 JUMLAH SKOR KOMPONEN KEBAHASAAN 59 60 SKOR MAKSIMUM 60 60 KOMPONEN PENYAJIAN A. TEKNIK PENYAJIAN 1. Konsistensi sistematika sajian dalam bab 4 2. Kelogisan dalam penyajian 4 3. Keruntutan konsep 4 4. Keseimbangan substansi anatarbab/subbab 3 B. PENDUKUNG PENYAJIAN MATERI 1. Kesesuaian / ketepatan ilustrasi dengan materi 4 2. Penyajian teks, tabel, gambar dan lampiran disertai 4 dengan rujukan /sumber acuan 3. Identitas tabel, gambar dan lampiran 4 4. Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar dan 4 lampiran 5. Advance organizer ( pembangkit motivasi belajar) pada 3 awal bab 6. Indeks ( Subyek dan pengarang) 3 7. Daftar Pustaka 4 C. PENYAJIAN PEMBELAJARAN 1. Keterlibatan peserta didik 4 2. Berpusat pada peserta didik 4 3. Kesesuaian dengan karakteristik mata pelajaran 4 4. Menyajikan umpan balik untuk evaluasi diri 3 5. Kemampuan merangsang kedalaman berpikir peserta 4 didik melalui ilustrasi, analisis kasus dan latihan soal. 6. Kemampuan merangsang siswa untuk menemukan 3 sendiri konsep yang baru. RATA-RATA SEMUA KOMPONEN PENYAJIAN 93
4 4 4
3 3 2
4 4 4
4
2
4
4
2
3
4 4
3 3
4 4
4 4
2 2
4 4
4 4
2 2
4 4
4 4
3 3
4 4
38 60
57 60
4 4 4 4
2 2 2 3
4 4 3 3
4 4
3 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4
4
4
4 4
3 4
3 4
4 4 4 4 4
4 4 4 4 4
3 3 3 4 4
4
3
3
100
85
90
*Instrumen penilaian diadaptasi dan dimodifikasi dari instrumen tahap II Buku Teks menurut BSNP.
108
Lampiran 5 Kisi – Kisi Soal Uji Coba Kompetensi Dasar Menganalisis garamgaram yang mengalami hidrolisis. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis. Menjelaskan konsep hidrolisis garam pada kehidupan sehari- hari termasuk dan keterkaitannya dalam SETS.
Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga.
Memberi contoh penerapan larutan
Indikator Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan ionisasi Menentukan ciri- ciri garam yang terhidrolisis melalui percobaan. Mengukur dan menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis.
Jenjang soal C1 C2 36,
Jumlah C3 40
C4 32,42,46
30,33 ,34 35, 37
Menguraikan keterkaitan unsur SETS dalam topik hidrolisis. Memberikan contoh dan implikasi konsep hidrolisis dalam lingkungan, teknologi dan masyarakat. Menjelaskan fungsi penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
38
3
29,45
39,47
31,43 ,44,
Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
15, 50
Membuat larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Menentukan dan menghitung pH dan pOH larutan penyangga.
5,6, 10
Menghitung pH larutan penyangga dengan menambahkan sedikit asam,sedikit basa dan pengenceran. Menjelaskan keterhubungkaitan antara
18,2 3
3, 4,
16
5
5
2
41,
4
19,20,24,2 5
4
11,12,13,1 4, 27,
9
7,8,9,
6
1,2,17,26
5
2
21,22
2
109
penyangga dalam kaitanya dengan SETS
Presentase
konsep penyangga yang telah dipelajari dengan unsur-unsur SETS yang saling mempengaruhi keterkaitan antar unsur tersebut. Memberi contoh penerapan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari. 0%
48
28,49
22 %
30%
3
48%
50
110
Lampiran 6
Kisi-kisi Spesifikasi Tes untuk Keterampilan Proses Sains pada Soal Uji Coba KPS
Melakukan Pengamatan (Observasi)
Membuat Hipotesis Merencanakan Penelitian/ Penyelidikan Mengendalikan Variabel
Menafsirkan Data (Interpretasi)
Inferensi
Meramalkan (Prediksi)
Menerapkan Subkonsep/prinsip
Mengkomunikasikan
Indikator Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa. Menggunakan indera penglihatan. Menyatakan dugaan sementara tentang pengaruh variabel manipulasi terhadap variabel respon. Menentukan alat dan bahan. Menentukan cara dan langkah kerja. Mengidentifikasi variabel bebas. Mengidentifikasi variabel terikat. Mengidentifikasi variabel kontrol. Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan. Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasan yang logis. Menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan . Menggunakan informasi dari pengamatan untuk membuat kesimpulan awal. Menggunakan berbagai sumbersumber informasi dari pengamatan. Menggunakan kesimpulan awal untuk menentukan pengamatan berikutnya. Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/pola yang sudah ada. Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk menjalaskan apa yang sedang terjadi. Mengutarakan suatu gagasan. Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian. Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya
Nomor Soal 1, 2, 29,32, 40
Jumlah Soal 5
3,30
2
5,6,7,8,9,1 0,35,36, 4,31
8
11,14,33,3 7,38,
2 5
12, 13, 15,42
4
16,17,18,2 3,34,45,46
7
19,20,21,2 2,24,25,26, 28,39,41, 43,44,47,4 9 27, 48, 50
14
3
111
grafik, peta secara akurat.
Lampiran 7 SOAL UJI COBA
Mata pelajaran : Kimia Pokok bahasan : Larutan penyangga dan hidrolisis garam Kelas : XI Semester : II Waktu : 90 menit Petunjuk mengerjakan soal Tulislah terlebih dahulu, nama, nomor absen dan kelas di dalam lembar jawaban yang telah tersedia. Bacalah soal yang Anda terima dengan baik dan kerjakan dengan teliti. Berikan tanda silang (X) pada huruf jawaban yang anda anggap benar. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan pada pengawas beserta lembar soalnya. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan. Selamat mengerjakan! -5
1. Suatu larutan terdiri dari 50 ml NH3 0,2 M dan 50 ml HCl 0,1 M dengan harga (Kb = 1,8 x 10 ). Berikut adalah analisanya: (1) Larutan terdiri dari basa lemah dan asam lemah (2) Larutan bersifat buffer (3) Mol basa : mol asam = 2 : 1 (4) pH larutan 9 + log 1,8 (5) jika ke dalam larutan ditambahkan 50 mL aquades, pH tidak berubah Dari analisis di atas pernyataan yang benar adalah.... a. hanya pernyataan (1) b. hanya pernyataan (1) dan (2) c.hanya pernyataan (1),(2), (3) dan (4) d. hanya pernyataan (2), (3) ,(4) dan (5) e. semua pernyataan benar 2. Di bawah ini merupakan beberapa pernyataan berkaitan dengan larutan penyangga asam. (1) Larutan penyangga dengan pH= 5 dapat dibuat dengan mencampurkan 10 mL CH 3COOH -5 0,5 M dengan 20 mL CH3COONa 0,25 M ( Ka CH3COOH= 10 ) (2) Campuran HCOOH berlebih dengan larutan NaOH merupakan larutan penyangga asam (3) Campuran larutan 1 L CH3COOH 0,5 M dengan 1 L NaOH 0,25 M menghasilkan konsentrasi basa konjugasi 0,75 M -5 (4) Campuran larutan CH3COOH 0,1 M ( Ka = 10 ) dengan larutan CH3COONa 0,01M dengan perbandingan volum 10 : 1 menghasilkan penyangga dengan pH = 6. Pernyataan-pernyataan yang benar yaitu: a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1, 2 dan 3 d. 1,2 dan 4 e. 1,2,3 dan 4
112
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Seorang siswa ingin membuktikan tentang fungsi buffer yang dapat mempertahankan pH saat ditambah aquades atau pengenceran. Siswa tersebut menyelidiki pengaruh pengenceran terhadap pH larutan penyangga dengan menyediakan berbagai variasi volume aquades dan larutan penyangga yang terbuat dari asam lemah dan garamnya. Perumusan hipotesis yang tepat dari penyelidikan di atas adalah: a. Ada pengaruh pemberian volume aquades terhadap perubahan pH larutan penyangga b. Pengaruh aquades terhadap larutan penyangga c. Ada pengaruh volume terhadap pH larutan penyangga d. Ada pengaruh pH larutan penyangga terhadap variasi volume akuades e. Pengaruh pH larutan penyangga terhadap pemberian volume aquades Seorang siswa akan melakukan praktikum membuat larutan penyangga dari asam asetat dan natrium hidroksida. Berdasarkan studi pustaka yang dia baca untuk membuat larutan penyangga asetat tersebut dibutuhkan jumlah mol asam asetat yang berlebih daripada jumlah mol natrium hidroksida. Kemudian dia ingin melakukan penyelidikan terlebih dahulu tentang pengaruh konsentrasi asam asetat yang dinaikkan terhadap perubahan pH campuran. Identifikasi variabel dari penyelidikan di atas adalah.. a. Variabel bebas: pH campuran, variabel terikat : konsentrasi asam asetat b. Variabel terikat: pengaruh, variabel bebas : perubahan c. Variabel bebas: konsentrasi asam asetat, variabel terikat : pH campuran d. Variabel terikat: asam asetat, variabel bebas : campuran e. Variabel terikat: asam asetat , variabel bebas : pH Ketika di laboratorium seorang siswa akan melakukan praktikum membuat larutan penyangga. Diantara bahan-bahan dibawah ini, manakah yang akan digunakan........ a. KNO 3 dan NaNO3 d. KOH dan KCl b. Na2SO4 dan H2SO4 e. NH4Cl dan NH3 c. CH3COONa dan NaOH Ani ditugaskan oleh gurunya untuk membuat larutan penyangga asam. Jika larutan yang telah tersedia adalah KHCOO, maka larutan yang perlu ditambahkan adalah.... a. NaOH d. NH3 b. CH3COOH e. HCOOH c. NH4OH Bejo ingin membuat larutan penyangga pH=5. Dia sudah menyiapkan 100 mL larutan NaOH -5 0,2 M yang akan dimasukkan ke dalam larutan asam asetat ( Ka= 2x10 ). Di dalam lemari terdapat banyak larutan asam asetat dengan molaritas tertentu. Maka Bejo sebaiknya mengambil 100 mL larutan asam asetat dengan molaritas........... a. 0,1 M d. 0,3 M b. 0,05 M e. 0,01 M c. 0,02 M Rina membuat larutan buffer pH=10 dengan mencampurkan x gram NH 4Cl dan 1 L larutan -5 NH4OH 0,1 M. Jika Kb NH4OH = 10 , maka banyaknya garam NH4Cl yang dibutuhkan (Ar dari H=1, N=14, Cl= 35,5) adalah....... a. 535 g b. 53,5 g c. 5, 35 g d. 0,535 g e. 5350 g Dalam sebuah bejana, 100 mL larutan Ca(OH)2 0,1 M dicampur dengan larutan CH3COOH 0,1 -5 M. Ternyata pH campurannya adalah 5. Jika harga Ka asam asetat 10 , maka volume larutan CH3COOH 0,1 M yang telah ditambahkan adalah.... a. 100 mL b. 200 mL
113
c. 250 mL d. 300 mL e. 400 mL 10. Berikut ini disediakan beberapa alat:
(1.)
(2.)
(3.)
(4 .)
(5.)
Alat yang diperlukan untuk membuat larutan penyangga adalah.. a. Semua alat digunakan b. (1), (2), (3) dan (4) c. (2), (3), (4) dan (5) d. (3), (4) dan (5) e. (4), (5) dan (1) 11. Perhatikan data percobaan berikut: Larutan A B C pH awal 6 5 8 Ditambah sedikit asam 4 4,99 7,98 Ditambah sedikit basa 10 5,01 8,01 Ditambah air ( diencerkan) 7 5 8 Analisis dari data di atas adalah ...... (1) Larutan A, B, C adalah larutan buffer karena dapat mempertahankan pH larutan. (2) Pengenceran tidak akan mengubah pH larutan A yang merupakan larutan penyangga asam . (3) Penambahan sedikit basa hanya menambah sedikit harga pH larutan C yang merupakan larutan penyangga basa . (4) Penambahan sedikit asam akan mengurangi sedikit harga pH larutan B yang merupakan larutan penyangga asam. Analisis yang tepat dari data di atas adalah.. a. 1 dan 2 b. 1,2, dan 3 c. 2,3, dan 4 d. 3 dan 4 e. Tepat semuanya 12. Seorang siswa telah melakukan praktikum uji larutan penyangga dan memperoleh data sebagai berikut. Larutan pH awal pH akhir setelah ditambah Asam Basa Air A 7,45 6,24 8,50 5,14 B 7,35 7,15 7,50 7,35 C 5,32 4,12 8,34 5,75 D 8,25 5,11 8,21 7,05 E 3,23 2,12 9,20 6,43 Berdasarkan data perubahan harga pH pada tabel di atas, dapat disimpulkan manakah yang termasuk larutan penyangga? a. Larutan A c. Larutan D b. Larutan B d. Larutan E c. Larutan C
114
13. Berdasarkan tabel pada soal no.12 .Penambahan sedikit basa pada larutan penyangga yang terbentuk dari asam lemah dan basa konjugasinya, maka akan menyebabkan keadaan berikut: 1. pHnya sedikit berubah 2. Konsentrasi asam lemah berkurang 3. Konsentrasi basa konjugasi bertambah 4. Konsentrasi asam lemah bertambah 5. Konsentrasi basa konjugasi berkurang Pernyataan yang tepat adalah... a. 1,3,4 d. 1,2,3 b. 1,4,5 e. 1 c. 1,2,5
14.
Perhatikan grafik titrasi di samping. (1) (2) (3) (4) (5)
Grafik di samping adalah titrasi asam lemah dan basa kuat. Grafik disamping adalah titrasi asam kuat dan basa lemah. Pada titik P – Q terjadi sistem bufer. Pada titik Q – T terjadi sistem buffer. Pada titik T- R terjadi sistem bufer
Analisis yang tepat adalah.. a. 1 dan 3 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 1. Q-S d. 2 dan 4 e. 1 dan 5 15. Gambar dibawah ini adalah reaksi pembentukan larutan penyangga dari campuran asam lemah/basa lemah dengan basa/asam kuat.
Berdasarkan reaksi pembentukan di atas maka komponen larutan penyangga yang terbentuk jika larutan H3PO4 ditambahkan dengan larutan NaOH adalah.... a. H3PO4 dan NaOH d. H3PO4 dan H2O b. H2PO4 dan NaOH e. H3PO4 dan H2PO4 c. H2PO4 dan H2O 16. Campuran penyangga yang mempunyai pH terkecil adalah yang terdiri atas..... a. 10 mL CH3COOH 0,15 M + 10 mL NaOH 0,1 M b. 10 mL CH3COOH 0,2 M + 10 mL NaOH 0,08 M c. 10 mL CH3COOH 0,25 M + 10 mL NaOH 0,15 M d. 10 mL CH3COOH 0,3 M + 10 mL NaOH 0,15 M e. 10 mL CH3COOH 0,35 M + 10 mL NaOH 0,25 M 17. Diketahui reaksi sebagai berikut: + CH3COO (aq) + H CH3COOH(aq)
115
Bila mula-mula larutan bufer tersebut terbuat dari 9 mol CH 3COONa dan 9 mol CH3COOH, setelah itu ditambahkan dengan HCl sebanyak 4 mol, maka pernyataan yang benar mengenai reaksi di atas adalah... a. Penambahan HCl tidak menyebabkan perubahan jumlah mol, baik CH 3COOH maupun CH3COO b. Penambahan HCl menyebabkan mol CH3COO bertambah menjadi 13 mol dan jumlah CH3COOH berkurang menjadi 5 mol c. Penambahan HCl menyebabkan jumlah mol CH 3COO berkurang menjadi 5 mol dan jumlah CH3COOH bertambah menjadi 13 mol. d. Penambahan HCl menyebabkan jumlah mol CH 3COOH bertambah menjadi 13 mol e. Penambahan HCl menyebabkan jumlah mol CH3COO berkurang menjadi 5 mol. 18. Seandainya kalian ada di laboratorium melakukan percobaan seperti gambar di bawah ini, Yang terjadi pada larutan penyangga jika kalian mencampurkan semua aquades dengan larutan penyangga tersebut adalah.... a. pH akan naik sedikit b. pH akan turun sedikit d. pH turun drastis
c. pH tidak berubah
e.
pH naik drastis
19. Fungsi penyangga dalam tubuh manusia yaitu .... (1) Menjaga kesetimbangan cairan yang ada di luar dan di dalam sel (2) Menjaga pecahnya pembuluh darah (3) Menjaga pH darah agar relatif konstan (4) Menjaga tekanan darah tetap stabil (5) Menjaga kesetimbangan pH kelenjar ludah Dari pernyataan di atas yang benar fungsi larutan penyangga bagi tubuh adalah... a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1,2 dan 5 d. 1,3 dan 5 e. Semua jawaban benar. 20. Salah satu keadaan yang disebabkan oleh gangguan/kegagagalan sistem penyangga dalam tubuh (darah) adalah asidosis. Asidosis merupakan suatu keadaan dimana pH darah turun di bawah 7,0 (darah terlalu banyak mengandung asam) sehingga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh bahkan kematian. Di bawah ini adalah beberapa pernyataan tentang hal-hal yang dapat mencegah/menghentikan serangan asidosis: (1) Setelah berolahraga dalam waktu yang lama, sebaiknya segera minum minuman berisotonik yang mengandung asam sitrat-natrium sitrat. (2) Bagi orang yang dalam keadaan cemas berlebih, sebaiknya diminta untuk menghembuskan nafasnya dalam kantong plastik kemudian menghirupnya kembali. (3) Bagi orang yang tinggal di pegunungan sebaiknya selalu mengkonsumsi masakan berbumbu sangat pedas agar tubuhnya dapat berkeringat lebih banyak sehingga tidak kedinginan.
116
(4)
Tidak mengkonsumsi daging sapi secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama. Pernyataan yang benar yaitu... a. 1 b. 1 dan 2 c. 2 dan 3 d. 1 dan 4 e. 1,2,3 dan 4 21. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini: I. Teknologi pengawetan ikan dengan penggaraman II. Teknologi pembuatan sabun mandi III. Teknologi pembuatan minuman peningkat performa olahraga/minuman berkarbonasi. Diantara pernyataan-pernyataan di atas, manakah teknologi yang menerapkan konsep sains dalam larutan penyangga... A. I B. II C. III D. II dan III E. I, II dan III
22.
23.
Obat tetes mata sangat berguna bagi masyarakat ( Society) untuk mengobati penyakit mata kering atau iritasi. Dalam obat tetes mata ternyata juga menggunakan sistem buffer. Manakah pernyataan di bawah ini yang kurang tepat mengenahi teknologi pembuatan obat tetes mata.. a. Suasana pH pada obat tetes mata tersebut disesuaikan dengan kondisi pH pada mata manusia. b. Sediaan obat tetes mata dibuat tidak harus mendekati isotonis. c. Untuk menaikkan viskositas diperlukan suatu zat pengental pada pembuatan obat tetes mata. d. Proses pembuatan obat tetes mata harus steril e. Obat tetes mata harus jernih dan bebas dari partikel asing.
117
Bila pH larutan penyangga mula-mula 8,31, maka prediksi pH akhir yang tepat jika larutan yang di dalamnya adalah larutan penyangga.... a. 7 b. 8,35 c. 8,15 d. 9 e. 8,40 24. Sistem penyangga yang utama dalam dalam cairan intrasel adalah pasangan dihidrogenfosfatmonohidrogenfosfat. Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa, manakah dari reaksi berikut yang menunjukkan cairan intrasel tersebut bereaksi dengan asam dan basa… a. H2PO4-(aq) + H+(aq) H3PO4(aq) HPO42-(aq) + H+(aq) HPO42-(aq) + H2O(l) b. HPO42-(aq) + H+(aq) H2PO4-(aq) H2PO4-(aq) + OH-(aq) HPO42-(aq) + H2O(l) c. H2PO4-(aq) + OH-(aq) HPO42-(aq) + H2O(l) HPO42-(aq) + H+(aq) HPO42-(aq) + H2O(l) d. H2PO4-(aq) + H+(aq) H3PO4(aq) HPO42-(aq) + H+(aq) H2PO4-(aq) e. H2PO4-(aq) + OH-(aq) HPO42-(aq) + H2O(l) HPO42-(aq) + OH-(aq) PO43-(aq) + H2O(l) 25. Dari pernyataan berikut ini : (1) pH darah dalam tubuh manusia selalu konstan (2) Adanya proton (H+) dalam darah menyebabkan peningkatan keasaman darah (3) Paru-paru dan ginjal adalah organ utama yang mempunyai peran dalam menjaga pH darah. Manakah dari pernyataan di atas yang tepat …. a. Hanya no. 1yang benar b. Hanya no.2 yang benar c. Hanya no. 1 dan 2 yang benar d. Benar semua e. Tidak ada yang benar 26. Zat pengatur asam adalah suatu jenis zat aditif makanan yang bekerja sebagai penyangga. Salah satu diantara yang sering digunakan adalah campuran asam sitrat dengan natrium sitrat. Asam sitrat adalah adalah asam yang mengion sebagai berikut : C5H7O4CO2H(aq) C5H7O4-(aq) + H+(aq) Ka = 7,4 x 10-4 Zat aditif yang biasanya dicampurkan adalah kedua larutan di atas, maka berapakah pH dari larutan yang mengandung asam sitrat 0,22 M dan larutan natrium sitrat 0,3 M! a. 4 – log 4,256 b. 4 – log 5,426 c. 4 – log 5,264 d. 4 – log 5,624 e. 4 – log 4,526 27. Seorang siswa melakukan percobaan membuat larutan penyangga dari asam lemah dan basa kuat melalui titasi asam basa. Grafik manakah yang menunjukkan hasil percobaan tersebut.
a.
c.
e.
118
b. 28.
d. Adanya larutan penyangga dapat kita lihat dalam kehidupan sehari – hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit, makanan dan zat warna. Buffer yang biasanya terdapat dalam makanan olahan dalam kalenng adalah......
a. Asam sitrat dengan natrium benzoat. d. Asam sitrat dengan natrium benzoat b. Asam benzoat dengan natrium benzoat e. Asam asetat dan asam sitrat. c. Asam asetat dengan asam benzoat -9 -14 29. Larutan NaCN 0,2 M sebanyak 50 mL diencerkan menjadi 100 mL. Ka HCN = 10 , Kw = 10 . Pernyataan yang benar tentang larutan ini adalah... (1) Konsentrasi larutan NaCN menjadi 0,1 M. (2) Larutan terhidrolisis dengan reaksi : CN + H2O HCN + OH (3) Konstanta ionisasinya = [HCN][OH ]/[CN ] (4) pH = 11 a. 1,2 dan 3 b. 1 dan 2 c. 2 dan 4 d. 4 saja e. Semua benar. 30. Seorang petani menanam kentang pada ladangnya. Setelah dilakukan beberapa kali penanaman ternyata hasilnya tidak maksimal sehingga petani mengalami kerugian. Berdasarkan informasi yang petani dapatkan tanaman kentang akan tumbuh baik pada pH tanah 5. Berdasarkan informasi tersebut petani mengecek lahannya ternyata pHnya mendekati 7. Cara mengatasi permasalaahan tersebut petani akan melakukan percobaan dengan menggunakan pupuk ZA untuk ditebar di ladangnya. Perumusan hipotesis dari percobaan yang akan dilakukan oleh petani yang tepat adalah. a. Tidak ada pengaruh pemberian pupuk ZA terhadap perubahan pH tanah b. Tidak ada pengaruh pemberian pupuk ZA terhadap tanaman kentang c. Tidak ada pengaruh pemberian pupuk ZA terhadap kerugian petani d. Tidak ada pengaruh kesuburan tanah terhadap pupuk ZA e. Tidak ada pengaruh kesuburan tanah terhadap kerugian petani 31. Seorang siswa sedang meneliti bagaimana caranya mentralkan lahan yang bersifat asam agar bisa ditumbuhi tanaman tertentu. Berdasarkan studi pustaka siswa akan mencoba menetralkan tanah dengan batu kapur (CaCO 3). Dugaan sementaranya jika tanah yang bersifat asam ditambah batu kapur maka pH tanahnya akan naik. Variabel terikat dalam penelitian tersebut adalah.. a. Penambahan batu kapur b. pH tanah c. tanaman d. pertumbuhan tanaman e. siswa 32. Berikut beberapa alasan yang mungkin bila suatu garam dilarutkan dalam air
119
1. Garam tersebut tersusun dari asam kuat dan basa lemah sehingga terhidrolisis sebagian. 2. Garam tersebut tersusun dari asam lemah dan basa kuat sehingga terhidrolisis sebagian. 3. Garam tersebut tersusun dari asam kuat dan basa kuat sehingga tidak terhidrolisis. 4. Garam tersebut tersusun dari asam lemah dan basa lemah sehingga terhidrolisis total. 5. Garam tersebut tersusun dari asam lemah dan basa lemah sehingga tidak terhidrolisis. Manakah pernyataan yang mungkin untuk K 2SO4 dalam air... a. (1) b. (2) c. (3) d. (4) e. (5) 33. Perhatikan tabel berikut: No. Jenis larutan warna lakmus merah Lakmus biru 1. NaCl merah biru 2. NH4Cl merah merah 3. KCN biru biru 4. CH3COONa biru biru Dari data percobaan di atas garam yang bersifat basa adalah.... a. 1 dan 2 d. 3 dan 4 b. 1 dan 3 e. 4 c. 1 dan 4 34. Perhatikan beberapa larutan garam berikut ini 1. Na2CO 3 2. KNO 3 3. HCOONa 4. NaCl Larutan di atas yang dapat membirukan kertas lakmus merah adalah...... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. 1 dan 3 e. 2 dan 4 35. Jika seorang siswa ingin melakukan praktikum membuat garam yang bersifat asam, maka campuran manakah yang diperlukan... a. 100 ml larutan HF 0,2 M + 100 ml larutan NaOH 0,2 M b. 100 ml larutan HCl 0,2 M + 100 ml larutan NH 3 0,2 M c. 100 ml larutan HCl 0,2 M + 100 mL larutan KOH 0,2 M d. 100 ml larutan HCN 0,2 M + 100 ml larutan NaOH 0,2 M e. 100 ml larutan HCOOH 0,2 M + 100 ml larutan KOH 0,2 M 36. Ani akan membuat larutan garam dengan pH di bawah pH normal, bahan manakah yang akan digunakan.... a. KBr b. NH4Cl c. Na2CO3 d. CH3COOK
120
e. NaCl 37. Jika larutan 50 mL asam lemah monoprotik 0,2 M direaksikan dengan 50 mL larutan basa -5 kuat monoprotik 0,2 M , Ka= 10 , pH larutan yang akan terjadi.... a. 3 d. 8 b. 6 e. 9 c. 7
38. Perhatikan gambar di bawah ini
Bila diketahui pH larutan ditabung 1 adalah 11 maka pH di
39. Berikut ini adalah pernyataan mengenai amonium nitrat dalam konteks SETS (Sains, Environment, tabung 2 adalah.. Technologi and Society) (1) Amonium nitrat merupakan garam yang bersifat asam dan mengalami hidrolisis parsial d. 9 (2) Ammonium nitrat digunakan sebagai pupuk oleh a. para 3 petani (3) Amonium nitrat dapat sebagai oksidator bahan peledak b. 5 e. 11menghasilkan reaksi (4) Amonium nitrat dapat digunakan sebagai salah satu bahan cold pack yang c. 7 endoterm. Manakah pernyataan tersebut yang benar.. a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. 1, 2 dan 4 e. Benar semua 40. Perhatikan garam-garam berikut ! 1. Natrium asetat 2. Ammonium asetat 3. Ammonium klorida 4. Natrium klorida 5. Kalium klorida Manakah di antara garam-garam di atas jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis parsial adalah … a. 1, 2, dan 3 b. 2 dan 4 c. 1 dan 3 d. 1, 3, dan 5 e. Benar semua 41. Di bawah ini garam-garam dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari yang sering digunakan oleh masyarakat. (1) Penggunaan amonium sulfat sebagai pupuk, mengalami hidrolisis sebagian. (2) Penggunaan natrium benzoat sebagai pengawet mengalami hidrolisis total. (3) Penggunaan natrium hipoklorit sebagai pemutih pakaian,mengalami hidrolisis sebagian. (4) Penggunaan natrium klorida sebagai perasa asin pada makanan merupakan garam yang tidak mengalami hidrolisis. Manakah pernyataan yang benar:...... a. 1,2 dan 3 b. 2,3 dan 4 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 1,3 dan 4 42. Hidrolisis garam adalah reaksi antara air dan ion-ion garam yang berasal dari asam lemah/basa lemah. Spesi yang bereaksi dengan air adalah anion dari asam lemah dan kation dari basa lemah. Ion berikut yang mengalami hidrolisis dalam air adalah..... + a. Na + b. NH4 c. Cl d. NO3 2e. SO4
121
43.
Pernahkah kalian makan manisan buah dalam kaleng? Biasanya ke dalam produk tersebut ditambahkan garam natrium benzoat sebagai bahan pengawet. Di antara pernyataan di bawah ini yang sesuai tentang sifat – sifat garam tersebut adalah... a. Garam natrium benzoat berasal dari basa lemah dan asam kuat . + b. Ion Na mengalami hidrolisis dalam air. c. pH larutan garamnya di bawah 7 d. larutan garam zat pengawet tersebut dapat memerahkan kertas lakmus biru e. garam tersebut terhidrolisis sebagian dalam air 44. Produk pemutih pakaian mengandung garam NaOCl yang sangat reaktif. Garam ini digunakan untuk menghilangkan noda pada pakaian. Dalam air garam tersebut akan terhidrolisis sebagian, ion yang terhidrolisis adalah... + a. Na b. OCl c. HOCl d. OH + e. H -5 45. Jika 50 mL CH3COOH 0,1 M dititrasi dengan 50 mL NaOH 0,1 M diketahui Ka= 10 (1) Garam yang terbentuk dapat memerahkan lakmus biru (2) pH larutan 3 – log 5 (3) konsentrasi CH3COONa = 0,005 M (4) CH3COONa mengalami hidrolisis sebagian Dari pernyataan di atas yang benar adalah a. 1, 2 dan 3 b. 2 dan 3 c. 1 saja d. 4 saja e. 1,3 dan 4
46. Kemungkinan reaksi yang terjadi jika larutan HCN dan Fe(OH)2 dicampur adalah.. (1) Fe2+ (aq) + 2H2O (l) Fe(OH)2(aq) + 2H+(aq) (2) Fe2+ (aq) + 2H2O (l)
Fe(OH)2(aq) + 2H+(aq)
(3) CN- (aq) + 2H2O (l)
HCN(aq) + OH-(aq)
(4) CN- (aq) + 2H2O (l)
HCN(aq) + OH-(aq)
reaksi hidrolisis yang sesuai dengan pencampuran kedua larutan tersebut yaitu... a. Reaksi (2) dan (4) b. Reaksi (1) dan (3) c. Reaaksi (1) d. Reaksi (2) e. Semua reaksi benar 47. Banyak garam yang digunakan sebagai zat aditif pada pengolahan makanan. Zat aditif bisa memberikan dampak positif dari segi ekonomi dan dampak negatif dari segi kesehatan bagi masyarakat (Society). Beberapa pernyataan di bawah ini mengenahi garam-garam sebagai zat aditif yang benar adalah.. (1) Garam monosodium glutamat digunakan sebagai penambah cita rasa pada makanan dan dapat menyebabkan kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang. (2) Garam natrium benzoat digunakan sebagai pengawet makanan dan bersifat toksik bagi tubuh manusia jika dikonsumsi melebihi batas yang dianjurkan. (3) Garam natrium nitrit digunakan sebagai pengawet pada daging sehingga daging tidak cepat membusuk.
122
(4) Garam kalium sorbat digunakan untuk menghentikan pertumbuhan jamur sehingga makanan menjadi awet dan menguntungkan secara ekonomi bagi produsen. a. 1, 2 dan 3 b. 2, 3 dan 4 c. 3, 4 dan 1 d. 1 ,2 dan 4 e. Benar semua 48. Suatu data penelitian menunjukkan bahwa semangka akan tumbuh dengan baik dalam kisaran pH antara 4,5 – 5,5. Maka berdasarkan informasi tersebut ,media tanam di bawah ini yang cocok untuk kelangsungan hidup semangka yaitu.... a. Media tanam yang bersifat basa dengan pH antara 7-9 b. Media tanam yang bersifat netral dengan pH = 7 c. Media tanam yang bersifat asam dengan pH kurang dari 6 d. Media tanam yang bersifat asam dengan pH antara 4-6 e. Media tanam yang bersifat basa dengan pH lebih dari 7 49. Dalam minuman bersoda mengandung buffer.... a. Fosfat b. nitrat c. asetat d. klorat e. sulfat 50. Seorang siswa melakukan percobaan membandingkan pH larutan buffer dan bukan buffer. Data yang dihasilkan adalah sebagai berikut;
Perubahan larutan buffer di atas dalam grafik ditunjukkan oleh..
a. d .
b .
c .
e .
123
Lampiran 8 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
D A A C E E D D E D D B D A E E C C D D C B C B D
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
B C B E A B C D D B B E B E C E B E B E A E D A A
124
Lampiran 9
ANALISIS VALIDITAS, DAYA BEDA, TINGKAT KESUKARAN DAN RELIABILITES INSTRUMEN TES No.
KODE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
30 749 24,967 24,9667 1 0 7,68556 #DIV/0! #DIV/0! 1,7 #DIV/0! 1 sangat mudah 10 10 10 10 0 sgt jelek dibuang 1,02041 24,9667 624,999 0,21162 0,78838 0,80447
5 147 29,400 24,9667 0,16667 0,83333 7,68556 0,25797 1,41287 1,7 tdk valid 0,16667
21 578 27,524 24,9667 0,7 0,3 7,68556 0,50824 3,12273 1,7 valid 0,7
21 561 26,714 24,9667 0,7 0,3 7,68556 0,34734 1,96001 1,7 valid 0,7
15 429 28,600 24,9667 0,5 0,5 7,68556 0,47275 2,8388 1,7 valid 0,5
Nomer Soal 6 7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 13 16 374 476 28,769 29,750 24,9667 24,9667 0,43333 0,53333 0,56667 0,46667 7,68556 7,68556 0,43266 0,66535 2,53942 4,7161 1,7 1,7 valid valid 0,43333 0,53333
sukar 3 0 10 10 0,3 cukup dibuang
sedang 9 3 10 10 0,6 baik dipakai
sedang 9 5 10 10 0,4 cukup dipakai
sedang 7 2 10 10 0,5 baik dibuang
sedang 6 2 10 10 0,4 cukup dipakai
1 UC-1 UC-2 UC-3 UC-4 UC-5 UC-6 UC-7 UC-8 UC-9 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 jumlah ∑XY Xp Xt p q St rbis thitung ttabel kriteria IK
Reliabilitas
Daya Beda
IK
Validitas Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kriteria BA BB JA JB Daya Beda Kriteria Keterangan k/k-1 M M(K-M) M(K-M)/KVt 1-[M(K-M)/KVt] Reliabilitas
2
3
4
5
sedang 9 0 10 10 0,9 sgt baik dipakai
8
9
10
11
12
1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 345 28,750 24,9667 0,4 0,6 7,68556 0,40193 2,3227 1,7 valid 0,4
10 287 28,700 24,9667 0,33333 0,66667 7,68556 0,34348 1,93529 1,7 valid 0,33333
24 641 26,708 24,9667 0,8 0,2 7,68556 0,45323 2,69048 1,7 valid 0,8
23 620 26,957 24,9667 0,76667 0,23333 7,68556 0,46931 2,81231 1,7 valid 0,76667
30 749 24,967 24,9667 1 0 7,68556 #DIV/0! #DIV/0!
sedang 6 3 10 10 0,3 cukup dipakai
sedang 5 2 10 10 0,3 cukup dipakai
mudah 10 6 10 10 0,4 cukup dipakai
mudah 10 4 10 10 0,6 baik dipakai
sangat mudah 10 10 10 10 0 sgt jelek dibuang
1,7 #DIV/0! 1
125
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1
0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
13 285 21,923 24,967 0,4333 0,5667 7,6856 -0,346 -1,953 1,7 tdk valid 0,4333 sedang 3 6 10 10 -0,3 sgt jelek dibuang
24 641 26,708 24,96667 0,8 0,2 7,685559 0,453231 2,690477 1,7 valid 0,8 mudah 10 6 10 10 0,4 cukup dipakai
11 343 31,182 24,9667 0,36667 0,63333 7,68556 0,61531 4,1304 1,7 valid 0,36667 sedang 7 0 10 10 0,7 baik dipakai
15 419 27,933 24,96667 0,5 0,5 7,685559 0,386005 2,214153 1,7 valid 0,5 sedang 8 4 10 10 0,4 cukup dipskai
7 200 28,571 24,96667 0,233333 0,766667 7,685559 0,258753 1,417469 1,7 tdk valid 0,233333 sukar 4 1 10 10 0,3 cukup dibuang
16 430 26,875 24,9667 0,53333 0,46667 7,68556 0,26545 1,45687 1,7 tdk valid 0,53333 sedang 6 5 10 10 0,1 jelek dibuang
19 483 25,421 24,96667 0,633333 0,366667 7,685559 0,077702 0,412405 1,7 tdk valid 0,633333 sedang 6 7 10 10 -0,1 sgt jelek dibuang
5 120 24,000 24,96667 0,166667 0,833333 7,685559 -0,05625 -0,29811 1,7 tdk valid 0,166667 sukar 1 2 10 10 -0,1 sgt jelek dibuang
15 441 29,400 24,96667 0,5 0,5 7,685559 0,576839 3,736695 1,7 valid 0,5 sedang 7 1 10 10 0,6 baik dipakai
10 292 29,200 24,96667 0,333333 0,666667 7,685559 0,389486 2,237671 1,7 valid 0,333333 sedang 6 2 10 10 0,4 cukup dipakai
14 404 28,857 24,96667 0,466667 0,533333 7,685559 0,473512 2,844719 1,7 valid 0,466667 sedang 8 2 10 10 0,6 baik dipakai
24 659 27,458 24,96667 0,8 0,2 7,685559 0,648402 4,506806 1,7 valid 0,8 mudah 10 5 10 10 0,5 baik dipakai
2 58 29,000 24,96667 0,066667 0,933333 7,685559 0,140257 0,74958 1,7 tdk valid 0,066667 sukar 1 1 10 10 0 sgt jelek dibuang
18 486 27,000 24,96667 0,6 0,4 7,685559 0,324025 1,81236 1,7 valid 0,6 sedang 9 4 10 10 0,5 baik dipakai
17 396 23,294 24,96667 0,566667 0,433333 7,685559 -0,24886 -1,35962 1,7 tdk valid 0,566667 sedang 3 6 10 10 -0,3 sgt jelek dibuang
126
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
7 172 24,571 24,96667 0,233333 0,766667 7,685559 -0,02837 -0,15018 1,7 tdk valid 0,233333 sukar 2 3 10 10 -0,1 sgt jelek dibuang
3 81 27,000 24,96667 0,1 0,9 7,685559 0,088188 0,468475 1,7 tdk valid 0,1 sukar 1 0 10 10 0,1 jelek dibuang
19 515 27,105 24,96667 0,633333 0,366667 7,685559 0,365707 2,079166 1,7 valid 0,633333 sedang 10 5 10 10 0,5 baik dipakai
16 442 27,625 24,96667 0,533333 0,466667 7,685559 0,369769 2,105888 1,7 valid 0,533333 sedang 7 2 10 10 0,5 baik dipakai
19 556 29,263 24,96667 0,633333 0,366667 7,685559 0,734715 5,730962 1,7 valid 0,633333 sedang 10 2 10 10 0,8 sgt baik dipakai
25 682 27,280 24,96667 0,833333 0,166667 7,685559 0,673051 4,815396 1,7 valid 0,833333 mudah 10 5 10 10 0,5 baik dipakai
3 62 20,667 24,96667 0,1 0,9 7,685559 -0,1865 -1,00447 1,7 tdk valid 0,1 sukar 0 2 10 10 -0,2 sgt jelek dibuang
28 717 25,607 24,96667 0,933333 0,066667 7,685559 0,311811 1,736525 1,7 valid 0,933333 mudah 10 9 10 10 0,1 jelek dipakai
23 605 26,304 24,96667 0,766667 0,233333 7,685559 0,315495 1,759293 1,7 valid 0,766667 mudah 10 5 10 10 0,5 baik dibuang
20 543 27,150 24,96667 0,666667 0,333333 7,685559 0,401753 2,321468 1,7 valid 0,666667 sedang 8 5 10 10 0,3 cukup dipakai
3 94 31,333 24,96667 0,1 0,9 7,685559 0,276131 1,520256 1,7 tdk valid 0,1 sukar 2 0 10 10 0,2 jelek dibuang
3 87 29,000 24,96667 0,1 0,9 7,685559 0,174931 0,940146 1,7 tdk valid 0,1 sukar 1 0 10 10 0,1 jelek dibuang
16 480 30,000 24,96667 0,533333 0,466667 7,685559 0,700126 5,188541 1,7 valid 0,533333 sedang 9 1 10 10 0,8 sgt baik dipakai
7 215 30,714 24,96667 0,233333 0,766667 7,685559 0,41257 2,396589 1,7 valid 0,233333 sukar 5 1 10 10 0,4 cukup dipakai
127
42
43
44
45
46
47
48
49
50
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0
1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
19 518 27,263 24,96667 0,633333 0,366667 7,685559 0,392708 2,25954 1,7 valid 0,633333 sedang 8 4 10 10 0,4 cukup dipakai
16 479 29,938 24,96667 0,533333 0,466667 7,685559 0,691432 5,06438 1,7 valid 0,533333 sedang 10 2 10 10 0,8 sgt baik dipakai
10 303 30,300 24,96667 0,333333 0,666667 7,685559 0,490691 2,979908 1,7 valid 0,333333 sedang 7 1 10 10 0,6 baik dipakai
10 289 28,900 24,96667 0,333333 0,666667 7,685559 0,361885 2,054138 1,7 valid 0,333333 sedang 6 2 10 10 0,4 cukup dipakai
20 519 25,950 24,96667 0,666667 0,333333 7,685559 0,180942 0,973526 1,7 tdk valid 0,666667 sedang 8 6 10 10 0,2 jelek dibuang
9 269 29,889 24,96667 0,3 0,7 7,685559 0,419273 2,443754 1,7 valid 0,3 sukar 6 2 10 10 0,4 cukup dibuang
22 581 26,409 24,96667 0,733333 0,266667 7,685559 0,311232 1,732952 1,7 valid 0,733333 mudah 8 5 10 10 0,3 cukup dipakai
9 254 28,222 24,96667 0,3 0,7 7,685559 0,277307 1,52727 1,7 tdk valid 0,3 sukar 5 2 10 10 0,3 cukup dibuang
12 337 28,083 24,96667 0,4 0,6 7,685559 0,331108 1,856793 1,7 valid 0,4 sedang 6 2 10 10 0,4 cukup dipakai
Y 40 38 36 33 32 32 31 30 30 29 29 28 27 26 26 24 24 23 23 23 22 21 20 18 18 17 16 13 11 9 749
Y² 1600 1444 1296 1089 1024 1024 961 900 900 841 841 784 729 676 676 576 576 529 529 529 484 441 400 324 324 289 256 169 121 81 20413
128
Lampiran 10 RUBRIK PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK Kode. Indikator A.
B.
C.
Kriteria Keterangan penilaian Persiapan siswa dalam 4 Siswa datang tepat waktu, membawa diktat melakukan praktikum. praktikum, membawa bahan yang ditugaskan, dan membersihkan alat praktikum . 3 Siswa melaksanakan 3 kriteria di atas. 2 Siswa melaksanakan 2 kriteria di atas. 1 Siswa hanya melaksanakan 1 kriteria di atas. Persiapan alat dan bahan 4 Sudah menyiapkan alat dan bahan sebelum ( Guru hanya hari dilaksanakannya praktikum. menyediakan berbagai 3 Menyiapkan alat dan bahan beberapa saat alat dan bahan yang sebelum praktikum dimulai. diperlukan di 2 Menyiapkan alat dan bahan pada saat laboratorium, siswa praktikum dimulai. dalam kelompok secara 1 Tidak menyiapkan alat dan bahan pada saat mandiri menyiapkan alat praktikum dimulai. dan bahan yang sesuai dengan apa yang akan dipraktikumkan). Kelengkapan alat dan bahan praktikum
4 3 2 1
D.
Kemampuan siswa dalam bekerja
4
3
2
Jika semua alat dan bahan praktikum lengkap. Jika ada satu alat atau bahan yang kurang. Jika ada dua alat atau bahan yang kurang. Jika ada tiga atau lebih alat atau bahan yang kurang. Siswa mampu melaksanakan percobaan dengan benar tanpa bantuan guru,dan tanpa melihat bagan cara kerja. Siswa mampu melakukan percobaan dengan benar tanpa bantuan guru tapi melihat bagan cara kerja. Siswa mampu melakukan percobaan dengan benar, dibantu oleh guru dan melihat cara kerja.
129
1 E.
Penguasaan prosedur yang digunakan dalam praktikum
4
3
2
1
F.
Keterampilan menggunakan alat.
4 3 2 1
G.
Keterampilan melakukan pengukuran
4 3 2 1
H.
Keterampilan melakukan pengamatan objek
4 3 2 1
I.
Kebersihan alat dan tempat praktikum
Siswa tidak mampu melakukan percobaan dengan benar. Jika semua prosedur yang dilakukan sesuai dengan urutan langkah-langkah dalam praktikum. Jika ada 1 prosedur yang dilakukan tidak sesuai/menyimpang dari urutan langkahlangkah dalam praktikum. Jika ada 2 prosedur yang tidak sesuai/menyimpang dari urutan langkahlangkah dalam praktikum. Jika ada 3 prosedur atau lebih yang tidak sesuai atau menyimpang dari urutan langkahlangkah dalam praktikum. Jika siswa mampu menggunakan semua alat dengan tepat. Jika siswa tidak mampu menggunakan 1 alat dengan tepat. Jika siswa tidak mampu menggunakan 2 alat dengan tepat. Jika siswa tidak mampu menggunakan 3 alat atau lebih dengan tepat. Siswa mampu mengkur zat/bahan dengan tepat tanpa bantuan orang lain/ guru. Siswa mampu mengukur zat/bahan dengan tepat dengan bantuan guru. Siswa mampu mengukur zat/bahan tanpa bantuan guru namun kurang tepat. Siswa tidak mampu mengukur zat/bahan sama sekali. Siswa mampu melakukan pengamatan objek dengan tepat tanpa bantuan guru. Siswa mampu melakukan pengamatan objek dengan tepat dan dibantu oleh guru. Siswa mampu melakukan pengamatan objek kurang tepat. Siswa tidak melakukan pengamatan objek. a. Mencuci alat-alat yang telah digunakan. b. Merapikan kembali alat-alat yang
130
J.
Kecakapan bekerjasama dalam kelompok
4 3 2 1 4 3 2 1
K.
Pelaporan hasil praktikum
4
3
2
1
telah digunakan. c. Membersihkan sampah atau larutan yang tumpah di meja dan sekitar praktikan. d. Merapikan meja dan kursi yang telah ditempati untuk praktikum. Jika semua indikator dikerjakan Jika hanya tiga indikator dikerjakan Jika hanya tiga indikator dikerjakan Jika hanya satu indikator dikerjakan Siswa mampu bekerjasama dengan baik antaranggota kelompok. Siswa hanya mampu bekerjasama dengan beberapa anggota kelompok. Siswa tidak mampu bekerjasama dalam anggota kelompok. Siswa tidak mampu bekerjasama dalam anggota kelompok dan di luar kelompok. Siswa membuat laporan sementara sesuai dengan hasil praktikum dan disusun rapi, runtut serta tepat waktu. Siswa membuat laporan sementara sesuai dengan hasil praktikum dan tidak rapi, runtut serta tepat waktu. Siswa membuat laporan sementara sesuai dengan hasil praktikum tetapi tidak tepat waktu. Siswa membuat laporan sementara tidak sesuai dengan hasil praktikum.
131
Lampiran 11
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR PSIKOMOTORIK PRAKTIKUM PENGAMAT 1
No.
KODE
NILAI SETIAP ASPEK
JUMLAH
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
1.
UC-01
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
36
2.
UC-02
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
36
3.
UC-03
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
38
4.
UC-04
4
3
4
3
3
3
2
4
3
3
4
36
5.
UC-05
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
37
6.
UC-06
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
35
7.
UC-07
4
3
4
2
3
4
3
3
2
3
3
34
8.
UC-08
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
35
9.
UC-09
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
35
10.
UC-10
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
36
11.
UC-11
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4
38
12.
UC-12
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
36
13.
UC-13
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
36
14.
UC-14
4
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
37
15.
UC-15
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
41
PENGAMAT 2 SKOR SETIAP ASPEK KODE
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
JUMLAH
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
36
3
2
3
3
4
4
3
3
4
3
4
36
4
3
4
3
3
3
2
4
3
3
4
36
3
2
3
3
4
4
3
3
4
3
4
36
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
36
2
3
4
2
3
4
4
3
4
4
2
35
2
3
4
3
3
4
4
3
3
4
2
35
4
4
2
3
2
4
3
3
3
4
4
36
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
3
3
3
2
4
4
4
3
4
3
3
36
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
36
4
2
3
4
3
2
2
4
4
3
2
33
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
40
No. UC-01 1. UC-02 2. UC-03 3. UC-04 4. UC-05 5. UC-06 6. UC-07 7. UC-08 8. UC-09 9. UC-10 10. UC-11 11. UC-12 12. UC-13 13. UC-14 14. UC-15 15.
132
PERHITUNGAN RELIABELITAS INSTUMEN PSIKOMOTORIK No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Kode
JUMLAH (PENGAMAT 1)
JUMLAH (PENGAMAT 2)
RANKING (pengamat 2) 7
b
b2
36
RANKING (PENGAMAT 1) 8,5
UC-01
36
0,5
0,25
UC-02
36
36
8,5
7
0,5
0,25
UC-03
38
36
2,5
7
3,5
12,25
UC-04
36
36
8,9
7
0,5
0,25
UC-05
37
36
4,5
7
2,5
6,25
UC-06
35
36
13
7
6
36
UC-07
34
35
15
13,5
1,5
2,25
UC-08
35
35
13
13,5
0,5
0,25
UC-09
35
36
13
7
6
36
UC-10
36
36
8,5
7
0,5
0,25
UC-11
38
36
2,5
7
3,5
12,25
UC-12
36
36
8,5
7
0,5
0,25
UC-13
36
33
8,5
15
6,5
42,25
UC-14
37
36
4,5
7
2,5
6,25
UC-15
41
40
1
1
0
0
JUMLAH
Rumus mencari koefisien reliabelitas dalam Inter Raters Reliability :
r11 = 1r11 = 1-
∑
( (
r11 = 0,7232
) )
Koefisien reliabelitas perhitungan lebih besar dari pada harga minimum koefisien reliabelitas (0,7232 >0,7) maka instrumen dikatakan reliabel.
155
133
Lampiran 12 RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK (DISKUSI) No.
Aspek
1.
Kecakapan bertanya
Kriteria nilai 4
3
2
1 2.
Kecakapan berpendapat 4
3
2
1 3.
Toleransi
4
3 2 1 4.
Kepercayaan diri dalam 4 berkomunikasi di hadapan teman dan guru. 3
2
1
Keterangan Jika siswa mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas tetapi kurang menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa kurang mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa tidak pernah menyampaikan pertanyaan. Jika siswa mampu menyampaikan pendapat dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa mampu menyampaikan pendapat dengan jelas tetapi kurang menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa kurang mampu menyampaikan pendapat dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa tidak pernah menyampaikan pendapat. Jika siswa menghargai pendapat, memperhatikan dan memberi kesempatan teman untuk berpendapat. Jika siswa hanya melakukan 2 dari indikator di atas. Jika siswa hanya melakukan 1dari indikator di atas. Jika siswa tidak melakukan semua indikator di atas Jika siswa mampu berkomunikasi dengan lancar, tidak menundukkan kepala sewaktu berbicara dan suaranya jelas Jika siswa mampu berkomunikasi dengan lancar, tidak menundukkan kepala sewaktu berbicara tapi suaranya kurang jelas. Jika siswa mampu berkomunikasi dengan lancar, tapi menundukkan kepala dan suaranya kurang jelas. Jika siswa tidak mampu berkomunikasi dengan lancar, menunddukkan kepala dan suaranya
134
kurang jelas. 5.
Kemampuan merumuskan masalah
4 3
2 1 6.
Kemampuan menentukan variabel
4 3 2
7.
Kemampuan merumuskan hipotesis
1 4 3 2 1
8.
Kemampuan memecahkan masalah
4 3 2 1
Jika siswa mampu merumuskan masalah dengan benar dan sangat tepat menjawab kebutuhan praktikum Jika siswa mampu merumuskan masalah dengan benar dan cukup tepat menjawab kebutuhan praktikum Jika siswa mampu merumuskan masalah dengan benar tetapi kurang tepat menjawab kebutuhan praktikum Tidak mampu merumuskan masalah dalam praktikum Mampu mengidentifikasi semua variabel (variabel kontrol, bebas dan terikat) dengan tepat Hanya mampu mengidentifikasi dua dari variabel dengan tepat Hanya mampu mengidentifikasi satu dari variabel dengan tepat. Tidak mampu mengidentifikasi semua variabel Mampu merumuskan hipotesis dengan benar dan tepat menjawab kebutuhan praktikum Mampu merumuskan hipotesis dengan benar dan cukup tepat menjawab kebutuhan praktikum Cukup dalam merumuskan hipotesis dan menjawab kebutuhan praktikum Tidak mampu merumuskan masalah dalam praktikum
Mampu memecahkan masalah dengan cukup tepat. Mampu memecahkan masalah dengan kurang tepat . Mampu memecahkan masalah dengan tidak tepat. Tidak mampu memecahkan masalah.
135
Lampiran 12 RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK (DISKUSI) No.
Aspek
1.
Kecakapan bertanya
Kriteria nilai 4
3
2
1 2.
Kecakapan berpendapat 4
3
2
3.
Toleransi
1 4
3 2 1 4.
Kepercayaan diri dalam 4 berkomunikasi di hadapan teman dan guru. 3
2
1
Keterangan Jika siswa mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas tetapi kurang menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa kurang mampu menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa tidak pernah menyampaikan pertanyaan. Jika siswa mampu menyampaikan pendapat dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa mampu menyampaikan pendapat dengan jelas tetapi kurang menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa kurang mampu menyampaikan pendapat dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa tidak pernah menyampaikan pendapat. Jika siswa menghargai pendapat, memperhatikan dan memberi kesempatan teman untuk berpendapat. Jika siswa hanya melakukan 2 dari indikator di atas. Jika siswa hanya melakukan 1dari indikator di atas. Jika siswa tidak melakukan semua indikator di atas Jika siswa mampu berkomunikasi dengan lancar, tidak menundukkan kepala sewaktu berbicara dan suaranya jelas Jika siswa mampu berkomunikasi dengan lancar, tidak menundukkan kepala sewaktu berbicara tapi suaranya kurang jelas. Jika siswa mampu berkomunikasi dengan lancar, tapi menundukkan kepala dan suaranya kurang jelas. Jika siswa tidak mampu berkomunikasi dengan
136
lancar, menunddukkan kepala dan suaranya kurang jelas. 5.
Kemampuan merumuskan masalah
4 3 2 1
6.
Kemampuan menentukan variabel
4 3 2
7.
Kemampuan merumuskan hipotesis
1 4 3 2 1
8.
Kemampuan memecahkan masalah
4 3 2 1
Jika siswa mampu merumuskan masalah dengan benar dan sangat tepat menjawab kebutuhan praktikum Jika siswa mampu merumuskan masalah dengan benar dan cukup tepat menjawab kebutuhan praktikum Jika siswa mampu merumuskan masalah dengan benar tetapi kurang tepat menjawab kebutuhan praktikum Tidak mampu merumuskan masalah dalam praktikum Mampu mengidentifikasi semua variabel (variabel kontrol, bebas dan terikat) dengan tepat Hanya mampu mengidentifikasi dua dari variabel dengan tepat Hanya mampu mengidentifikasi satu dari variabel dengan tepat. Tidak mampu mengidentifikasi semua variabel Mampu merumuskan hipotesis dengan benar dan tepat menjawab kebutuhan praktikum Mampu merumuskan hipotesis dengan benar dan cukup tepat menjawab kebutuhan praktikum Cukup dalam merumuskan hipotesis dan menjawab kebutuhan praktikum Tidak mampu merumuskan masalah dalam praktikum
Mampu memecahkan masalah dengan cukup tepat. Mampu memecahkan masalah dengan kurang tepat . Mampu memecahkan masalah dengan tidak tepat. Tidak mampu memecahkan masalah.
137
Lampiran 14 RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF Kode . A.
B.
C.
D.
Aspek
Kriterian Keterangan penilaian Disiplin dalam 4 Jika siswa tidak pernah terlambat Kehadiran di kelas hadir mengikuti pelajaran. 3 Jika siswa pernah terlambat hadir mengikuti pelajaran satu kali. 2 Jika siswa pernah terlambat hadir mengikuti pelajaran kimia dua kali. 1 Jika siswa pernah terlambat hadir mengikuti pelajaran kimia tiga kali atau lebih . Kerjasama dalam 4 Sangat aktif bekerjasama dalam kelompok kelompok dan menyumbangkan ide tiga kali atau lebih. 3 Cukup aktif bekerjasama dalam kelompok dan menyumbangkan ide dua kali . 2 Kurang aktif bekerjasama dalam kelompok dan menyumbangkan ide satu kali. 1 Tidak aktif bekerjasama dalam kelompok dan tidak pernah menyumbangkan ide. Kejujuran 4 Jika siswa tidak pernah bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes. 3 Jika siswa pernah satu kali bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes. 2 Jika siswa pernah dua kali bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes. 1 Jika siswa pernah tiga kali atau lebih bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes. Bertanggung jawab 4 Jika siswa melaksanakan semua tugas atau instruksi dari guru. 3
2
Jika siswa pernah satu kali tidak mengerjakan tugas atau instruksi dari guru. Jika siswa pernah dua kali tidak mengerjakan tugas atau instruksi dari guru.
138
1
E.
Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan di kelas (rasa ingin tahu)
4 3 2
F.
Kecakapan berkomunikasi lisan
1 4
3
2
1
G.
Keberanian siswa 4 dalam mengerjakan soal di depan kelas 3 2 1
Jika siswa pernah tiga kali atau lebih tidak mengerjakan tugas atau instruksi dari guru. Jika siswa bertanya tiga kali atau lebih saat KBM. Jika siswa bertanya dua kali saat KBM . Jika siswa bertanya satu kali saat KBM. Tidak pernah bertanya saat KBM. Mampu mengkomunikasikan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Mampu berkomunikasi dengan jelas tetapi kurang menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kurang mampu berkomunikasi dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mampu berkomunikasi dengan jelas dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Jika siswa berani mengerjakan soal di depan kelas 3 kali atau lebih Jika siswa berani mengerjakan soal di depan kelas 2 kali Jika siswa berani mengerjakan soal di depan kelas 1 kali Jika siswa tidak pernah mengerjakan soal di depan kelas.
139
Lampiran 15
ANALISIS RELIABILITAS LEMBAR AFEKTIF PENGAMAT 1
No.
KODE
NILAI SETIAP ASPEK
JUMLAH
A
B
C
D
E
F
G
1.
UC-01
4
3
3
3
3
3
3
22
2.
UC-02
4
3
3
3
3
3
3
22
3.
UC-03
4
3
3
3
3
3
3
22
4.
UC-04
4
3
3
4
3
3
3
23
5.
UC-05
4
4
4
4
3
3
3
25
6.
UC-06
4
3
3
3
3
3
3
22
7.
UC-07
4
4
3
3
3
4
4
25
8.
UC-08
4
2
3
3
3
4
4
23
9.
UC-09
4
4
3
3
3
3
3
23
10.
UC-10
4
3
3
3
3
3
3
22
11.
UC-11
4
4
3
4
3
4
4
26
12.
UC-12
4
3
3
4
3
3
3
22
13.
UC-13
4
3
3
3
3
3
3
22
14.
UC-14
4
3
3
3
3
3
3
22
PENGAMAT 2 SKOR SETIAP ASPEK KODE
JUMLAH
A
B
C
D
E
F
G
3
3
1
4
4
4
2
21
4
3
4
4
2
3
2
22
4
3
3
3
3
3
2
21
4
3
3
4
3
3
3
23
4
4
2
3
4
3
2
22
4
3
4
3
2
3
3
22
3
3
4
4
4
3
4
25
4
3
3
4
4
3
4
25
4
4
4
3
2
3
2
22
4
3
4
4
2
3
2
22
4
4
4
4
4
4
2
26
2
3
2
4
2
4
2
19
4
3
3
3
3
3
3
22
4
4
2
3
4
2
2
21
No. UC-01 1. UC-02 2. UC-03 3. UC-04 4. UC-05 5. UC-06 6. UC-07 7. UC-08 8. UC-09 9. UC-10 10. UC-11 11. UC-12 12. UC-13 13. UC-14 14.
140
PERHITUNGAN RELIABELITAS INSTUMEN PSIKOMOTORIK No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Kode
JUMLAH (PENGAMAT 1)
UC-01
22
UC-02
22
UC-03
22
UC-04
23
UC-05
25
UC-06
22
UC-07
25
UC-08
23
UC-09
23
UC-10
22
UC-11
26
UC-12
22
UC-13
22
UC-14
22
JUMLAH (PENGAMAT 2) 21
RANKING (PENGAMAT 1) 12
RANKING (pengamat 2) 10,5
b
b2
1,5
2,25
22
7,5
10,5
-3
9
21
12
12
12
12
23
4
5
-1
1
22
7,5
2,5
5
25
22
7,5
10,5
-3
9
25
2,5
2,5
0
0
25
2,5
5
-2,5
6,25
22
7,5
5
2,5
6,25
22
7,5
10,5
-3
9
26
1
1
0
0
19
14
10,5
3,5
12,25
22
7,5
10,5
-3
9
21
12
10,5
1,5
2,25
JUMLAH
93,5
Rumus mencari koefisien reliabelitas dalam Inter Raters Reliability :
r11 = 1r11 = 1-
∑
( (
r11 = 0,7945
)
,
)
Koefisien reliabelitas perhitungan lebih besar dari pada harga minimum koefisien reliabelitas (0,7945 >0,7) maka instrumen dikatakan reliabel.
141
Lampiran 16 RUBRIK PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aspek Yang di Nilai Judul
Tujuan
Dasar Teori
Alat dan Bahan
Cara Kerja
Hasil /data
Kriteria
Skor
Judul disajikan dengan benar, singkat sesuai rancangan percobaan Judul benar tetapi terlalu panjang, sesuai dengan rancangan percobaan Judul tidak sesuai dengan rancangan percobaan Judul tidak dicantumkan Menyebutkan tujuan sesuai dengan judul dan permasalahan. Menyebutkan tujuan sesuai dengan judul dan tidak sesuai permasalahan. Menyebutkan tujuan tidak sesuai dengan judul dan tidak sesuai permasalahan. Tidak menyebutkan tujuan. Dasar teori ditulis sesuai dengan kebutuhan dan mencantumkan sumbernya/rujukannya. Dasar teori ditulis sesuai dengan kebutuhan tetapi tidak mencantumkan sumbernya/rujukannya. Dasar teori ditulis kurang sesuai dengan kebutuhan dan tidak mencantumkan sumbernya. Tidak menuliskan dasar teori . Jika semua alat dan bahan ditulis dengan benar dan lengkap Jika ada 1 alat atau bahan yang tidak ditulis. Jika ada 2 alat atau bahan yang tidak ditulis. Jika ada ≥3 alat atau bahan yang tidak ditulis. Menyusun cara kerja dengan menggunakan diagram cara kerja dan jelas. Menyusun cara kerja dengan tidak menggunakan diagram cara kerja tetapi jelas Menyusun cara kerja dengan tidak menggunakan diagram cara kerja dan kurang jelas. Tidak menyusun cara kerja. Hasil pengamatan ditulis jelas dan diberi keterangan. Hasil pengamatan ditulis jelas dan tidak diberi keterangan. Hasil pengamatan ditulis kurang jelas dan tidak diberi keterangan.
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3
2
1 4 3 2 1 4 3 2
1 4 3 2
142
7.
8.
9.
10.
Penafsiran hasil pengamatan ( interpretasi)
Kesimpulan
Menjawab pertanyaan
Daftar Pustaka
Hasil pengamatan tidak ditulis. Mampu menafsirkan fakta atau data hasil pengamatan menjadi suatu penjelasan yang logis dengan tepat. Mampu menafsirkan fakta atau data hasil pengamatan menjadi suatu penjelasan yang logis namun kurang tepat. Mampu menafsirkan fakta atau data hasil pengamatan menjadi suatu penjelasan yang logis namun tidak tepat. Tidak mampu menafsirkan fakta atau data hasil pengamatan menjadi suatu penjelasan yang logis. Kesimpulan benar sesuai dengan tujuan, jelas dan singkat Kesimpulan benar sesuai dengan tujuan, jelas, tapi tidak singkat Kesimpulan kurang benar, jelas, dan singkat Tidak menyantumkan kesimpulan Dapat menjawab 76 %- 100% semua pertanyaan dengan benar Dapat menjawab 51 % - 75% pertanyaan dengan benar Dapat menjawab 26% - 20% pertanyaan dengan benar Dapat menjawab 0% - 25% pertanyaan dengan benar Mencantumkan daftar pustaka ≥3 dan sesuai dengan tata tulis penulisan daftar pustaka. Mencantumkan kurang dari 3 dan sesuai dengan tata tulis penulisan daftar pustaka. Mencantumkan daftar pustaka tetapi tidak sesuai tata tulis penulisan daftar pustaka. Tidak mencantumkan daftar pustaka.
1 4
3
2
1
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
143
Lampiran 17 RUBRIK PENILAIAN LAPORAN DISKUSI
No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Aspek
Deskriptor
Materi diskusi
Kesesuaian
unsur
Skor
Menarik
3
Kurang menarik
2
Tidak menarik
1
laporan Sesuai
3
(pendahuluan, pembahasan, penutup Kurang sesuai
2
dan daftar pustaka)
Tidak sesuai
1
Penggunaan rujukan/referensi
Menggunakan 3 referensi atau lebih
3
Menggunakan 2 referensi
2
Menggunkan 1 referensi
1
Runtut
3
Kurang runtut
2
Tidak runtut
1
Tepat
3
Kurang tepat 1-3 kata/ kelompok kata
2
Kurang tepat >3 kata/ kelompok kata
1
Komunikatif
3
Kurang komunikatif
2
Tidak komunikatif
1
Benar
3
Salah 1—4
2
Salah >4
1
Keruntutan penjelasan
Pilihan kata
Kalimat
Ejaan
Jumlah skor maksimal 21 Penghitungan nilai akhir dalam skala 0—100 adalah sebagai berikut. Perolehan Skor Nilai Akhir
=
------------------ x 100 21
144
Lampiran 18
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS GUIDED DISCOVERY- INQUIRY BERVISI SETS
Nama
:...................................................
No.
:...................................................
Kelas
:....................................................
Petunjuk pengisisan 1. Isilah nama, nomer presensi dan kelas Saudara pada tempat yang telah disediakan. 2. Berilah tanda chek list pada kolom yang disediakan SS = sangat setuju S
= setuju
KS = kurang setuju TS = tidak stuju 3. Setelah mengisi semua item angket. Saudara dimohon untuk memberikan komentar dan saran untuk perbaikan petunjuk praktikum. No.
Pernyataan
Jawaban SS
1.
Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS mudah dipahami dan dilaksanakan.
2.
Tampilan dari model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS menarik minat Saudara untuk membacanya.
3.
Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS sangat membantu kegiatan praktikum Saudara.
4.
Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS membangkitkan rasa
S
KS
TS
145
ingin
tahu
Saudara
terkait
materi
yang
dipraktikumkan. 5.
Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry
bervisi
SETS
memberikan
pengalaman untuk bekerjasama dalam kelompok. 6.
Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry
bervisi
SETS
dapat
menjadi
referensi utama untuk melakukan praktikum. 7.
Penyusunan konten/isi model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS menarik.
8.
Tata bahasa yang digunakan dalam model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discoveryinquiry bervisi SETS mudah dipahami.
9.
Stuktur kalimat pada model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS sederhana dan tidak bermakna ganda.
01.
Pemilihan jenis/ukuran huruf pada model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discoveryinquiry bervisi SETS dapat terbaca dengan jelas.
11.
Penyajian teks, tabel, dan gambar pada model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discoveryinquiry bervisi SETS jelas.
12.
Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS mampu memberikan pengalaman cara belajar yang baru bagi Saudara.
13.
Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS mampu mengarahkan Saudara untuk belajar mandiri.
14.
Instruksi – instruksi dalam model diktat praktikum
146
kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS sudah jelas. 15.
Penggunaan gambar dan icon dalam model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discoveryinquiry bervisi SETS dapat memudahkan Saudara dalam belajar.
16.
Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry mengembangkan
bervisi kemampuan
SETS
dapat
Saudara
dalam
memahami keterkaitan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 17.
Pemakaian model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS praktis.
18.
19.
20.
Tugas – tugas dan pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam model diktat praktikum berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS mampu membantu Saudara untuk berpikir lebih dalam lagi dan kritis. Materi larutan penyangga dan hidrolisis dalam diktat praktikum berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS cukup luas. Model diktat praktikum kimia SMA berbasis guided discovery-inquiry bervisi SETS dapat menciptakan komunikasi interaktif. Komentar dan saran ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................................... ........................................................................................................................ ........................................
147
Lampiran 19
ANALISIS RELIABILITAS ANGKET TANGGAPAN SISWA No.
KODE
Skor Setiap Aspek 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
UC-1
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
41
UC-2
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
47
UC-3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
35
UC-4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
43
UC-5
4
3
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
53
UC-6
2
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
1
2
3
34
UC-7
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
3
2
2
1
2
33
UC-8
4
3
4
3
3
2
3
3
4
4
2
3
4
3
4
49
9
UC-9
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
3
36
10
UC-10
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
3
3
38
11
UC-11
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
4
3
2
4
2
42
12
UC-12
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
43
UC-13
3
3
2
4
3
2
3
3
2
3
4
3
2
4
2
43
UC-14
2
2
3
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
34
UC-15
2
2
4
4
2
1
3
1
3
3
2
1
3
2
2
35
UC-16
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
37
UC-17
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
41
UC-18
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
39
UC-19
4
4
4
2
2
3
3
3
3
3
3
1
1
2
2
40
UC-20
3
2
2
3
3
2
3
2
4
3
3
2
2
2
3
39
21
UC-21
2
2
3
3
3
2
3
3
4
3
2
2
2
3
3
40
22
UC-22
2
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
3
36
23
UC-23
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
50
24
UC-24
2
2
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
4
40
UC-25
3
2
4
3
4
3
4
4
4
3
3
2
3
3
3
48
UC-26
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
4
2
2
3
3
41
UC-27
2
1
3
2
3
1
3
2
3
3
3
1
2
2
3
34
UC-28
2
2
3
3
3
2
4
2
4
3
4
2
2
3
3
42
UC-29
3
2
4
2
3
2
3
4
3
2
3
3
3
3
3
43
UC-30
3
2
4
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
43
81
68
95
76
87
67
88
84
90
89
87
70
71
81
85
1219
0,651
0,583
0,5921
0,629
0,4807
0,626
0,5208
0,61
0,6948
0,49
0,712
0,711
0,669
0,7497
0,5921
5,1225
1 2 3 4 5 6 7 8
13 14 15 16 17 18 19 20
25 26 27 28 29 30
jumlah S
Varians
0,424
0,34
0,3506
0,395
0,231
0,392
0,2713
Rumus mencari koefisien reliabilitas: = =
1−
= 0,8030
0,372
0,4828
0,24
0,507
0,506
0,447
0,5621
∑
1−
,
,
Koefisien reliabilitas perhitungan lebih besar dari pada harga minimum koefisien reliabilitas (0,8030 >0,7) maka instrumen dikatakan reliabel.
0,3506
26,24
148
Lampiran 20
SILABUS Mata Pelajaran : KIMIA Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : XI /2 Kelompok Target : Kelompok bervisi SETS Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Kompetensi Dasar 1.1 Menyadari keteraturan sifat hidrolisis garam sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut
Indikator Menyadari kebesaran Tuhan YME melalui ciptaanNYa dan manfaatnya bagi manusia.
Materi Pokok
Pembelajaran Mengamati (Observing) Mencari informasi dari berbagai referensi tentang hidrolisis garam. Mengamati konsep hidrolisis dalam kehidupan sehari-hari seperti pupuk sabun dan soda kue. Mencari informasi keterhubungkaitan
Penilaian Tugas Merancang percobaan hidrolisis garam. Observasi
Alokasi Waktu 6 jp x 45 menit
Sumber Belajar Model diktat praktikum berbasis Guided DiscoveryInquiry bervisi SETS.
Produk Pembelajaran Sumber Daya Manusia - Siswa yang menyadari kebesaran Tuhan YME.
149
Kompetensi Dasar
Indikator
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
Menumbuhkan rasa ingin tahu Jujur dalam menggunakan data percobaan. Teliti dalam mengolah dan menganalisis data. Ulet dalam mencari sumber pengetahuan.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Bekerjasama dalam kelompok. Peduli terhadap lingkungan.
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
konsep hidrolisis garam dengan unsurunsur SETS. Melakukan identifikasi pH garam dengan menggunakan kertas lakmus atau indikator universal.
Penilaian aspek psikomorotik dalam melakukan percobaan dan diskusi. Penilaian afektif siswa saat pembelajaran Portofolio Laporan percobaan Laporan hasil diskusi. Tes tertulis Menjelaskan pengertian hidrolisis. Menjelaskan komponen pembentuk suatu garam dan sifatnya. Menentukan tetapan hidrolisis
Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan sifat garam yang berasal dari: - asam kuat dan basa kuat, - asam kuat dan basa lemah, - asam lemah dan basa kuat, - asam lemah dan basa lemah Mengumpulkan data (Eksperimenting) Merancang percobaan identifikasi sifat garam. Melakukan percobaan identifikasi sifat garam. Mengamati dan mencatat hasil percobaan. Mengasosiasi (Associating) Mengolah dan menganalisis data hasil percobaan. Menganalisis sifat suatu garam. Menganalisis keterhubungkaitan konsep hidrolisis garam dengan unsur-unsur SETS .
Alokasi Waktu
Produk Pembelajaran - Siswa yang Buku kimia memiliki sikap kelas XI. ilmiah. - Chang, Siswa yang Raymond. memahami 2005. Kimia pengertian Dasar hidrolisis Konsepgaram. Konsep Inti - Siswa yang Jilid 2. dapat Jakarta: mengukur Erlangga atau - Fajar pratana, menghitung Cry, Antuni W. pH larutan 2009. Mari suatu garam. Belajar Kimia Siswa yang untuk siswa terampil dalam SMA-MA kelas melakukan XI. percobaan Jakarta:Pusat untuk Perbukuan menyelidiki Depdiknas. sifat - Johari , Rahmawati.200 garam:netral, asam, atau 4. Kimia SMA untuk Kelas XI. basa. - Siswa yang Jakarta: Esis memahami - Purba, Michael.2007. peranan Sumber Belajar
150
Kompetensi Dasar 2.3 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 3.12 Menganalisis garamgaram yang mengalami hidrolisis. 4.10.a Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis.
410.b Menjelaskan konsep hidrolisis garam pada kehidupan sehari- hari
Indikator Aktif dalam melakukan diskusi. Tanggap terhadap suatu masalah dan mampu memberikan keputusan yang tepat. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan ionisasi Menentukan sifat garam yang terhidrolisis melalui percobaan. Mengukur pH larutan garam melalui percobaan dan menghitung pH larutan garam secara teoritik.
Menguraikan keterkaitan unsur SETS dalam topik
Materi Pokok
Pembelajaran Menganalisis grafik titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis. Menenghitung pH larutan garam yang terhidrolisis secara teoritik.
Komponen penyusun suatu garam. Sifat–sifat garam ( asam, basa atau netral). pH garam yang terhidrolisis.
Konsep
Mengkomunikasikan (Communicating) Membuat laporan percobaan identifikasi garam dan mempresentasikannya. Mendiskusikan konsep hidrolisis dalam konteks SETS dalam kelompok.
Penilaian (Kh) dan pH larutan garam yang terhidrolisis melalui perhitungan
Alokasi Waktu
Produk Pembelajaran Kimia untuk hidrolisis SMA Kelas XI. garam dalam Jakarta: kehidupan Erlangga. sehari – hari - Zumdahl,Zum dan mampu dahl & menganalisis DeCoste.2007. keterkaitan World of konsep Chemistry. hidrolisis dengan unsurBoston: Houghton unsur SETS. Mifflin Non Company. Sumber - Internet. Daya - Berbagai Manusia sumber - Kumpulan lainnya. laporan praktikum individu. - Kumpulan hasil diskusi tentang konsep hidrolisis dan keterkaitanny a dengan SETS. - Kumpulan pengerjaan Sumber Belajar
151
Kompetensi Dasar termasuk dan keterkaitannya dalam SETS.
Indikator hidrolisis dan penerapan konsep hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari.
1.1 Menyadari adanya keteraturan larutan penyangga sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Menyadari kebesaran Tuhan YME melalui ciptaanNya dan manfaatnya bagi manusia.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif)
Menumbuhkan rasa ingin tahu Jujur dalam menggunakan data percobaan Teliti dalam mengolah dan menganalisis data Ulet dalam mencari
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
hidrolisis dalam konteks SETS. Contoh penerapan konsep hirolisis garam. Mengamati (Observing) Mencari informasi dari berbagai referensi tentang komponen dan pH larutan penyangga serta peranannya dalam tubuh makhluk hidup Mencari informasi tentang darah yang berhubungan dengan kemampuannya dalam mempertahankan pH terhadap penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran . Mencari contoh larutan penyangga dalam industri maupun lingkungan. Mencari inforormasi tentang konsep larutan penyangga dalam konteks SETS. Menanya (Questioning) Mengajukan pertanyaan tentang: - Prinsip kerja larutan penyangga - manfaat larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
Tugas Merancang percobaan larutan penyangga Observasi Penilaian aspek psikomorotik dalam melakukan percobaan dan diskusi. Penilaian afektif siswa saat pembelajaran Portofolio Laporan
8 jp x 45 menit
Model diktat praktikum berbasis Guided DiscoveryInquiry bervisi SETS. Buku kimia kelas XI. - Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar KonsepKonsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga. - Fajar pratana, Cry, Antuni W.
Produk Pembelajaran tes.
Sumber Daya Manusia - Siswa yang menyadari kebesaran Tuhan YME. - Siswa yang memiliki sikap ilmiah. - Siswa yang memahami pengertian larutan penyangga. - Siswa yang mampu mengidentifikasi larutan penyangga
152
Kompetensi Dasar dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan 3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Indikator sumber pengetahuan
Materi Pokok
Bekerjasama dalam kelompok. Peduli terhadap lingkungan.
Aktif dalam melakukan diskusi Tanggap terhadap suatu masalah dan mampu memberikan keputusan yang tepat Menjelaskan fungsi penyangga dalam tubuh makhluk hidup.
Peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
Pembelajaran
Penilaian
Mengumpulkan data (Eksperimenting) Merancang dan melakukan percobaan identifikasi larutan penyangga atau tidak dengan menggunakan indikator universal atau pH meter. Merancang dan melakukan pengaruh larutan penyangga terhadap penambahan sedikit asam, basa atau pengenceran. Merancang dan melakukan percobaan pembuatan larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa dengan pH tertentu. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan.
percobaan. Laporan hasil diskusi.
Mengasosiasi (Associating) Mengolah dan menganalisis data untuk menyimpulkan larutan yang bersifat penyangga. Menganalisis komponen larutan penyangga dan prinsip kerja larutan penyangga. Menghitung pH larutan penyangga . Mengkomunikasikan (Communicating)
Tes tertulis Menyebutkan kegunaan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Menjelaskan komponenkomponen pembentuk penyangga Menganalisis data untuk menyimpulka n larutan yang bersifat penyangga Menghitung pH larutan penyangga
Alokasi Waktu
Sumber Belajar 2009. Mari Belajar Kimia untuk siswa SMA-MA kelas XI. Jakarta:Pusat Perbukuan Depdiknas. - Johari , Rahmawati.200 4. Kimia SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis - Purba, Michael.2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. - Zumdahl,Zum dahl & DeCoste. 2007.World of Chemistry. Boston:
Produk Pembelajaran dan bukan penyangga. - Siswa yang terampil dalam melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga. - Siswa yang mampu menganalisis keterkaitan konsep penyangga dengan unsurunsur SETS. - Siswa yang dapat menyebutkan peranan larutan penyangga
153
Kompetensi Dasar 4.10 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga.
Indikator Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan. Membuat larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Mengukur pH larutan penyangga melalui percobaan dan menghitung pH larutan penyangga dengan adanya penambahan sedikit asam, basa danpengenceran secara teoritik.
4.17 Memberi contoh penerapan larutan penyangga dalam kaitanya dengan SETS
Menjelaskan keterhubungkaitan unsur-unsur SETS yang saling
Materi Pokok Komponen larutan penyangga Sifat larutan penyangga
pH larutan penyangga
Konsep larutan penyangga
Pembelajaran Membuat laporan percobaan penyelidikan sifat larutan penyangga dan bukan penyangga dan mempresentasikan hasilnya dengan komunikatif. Membuat laporan percobaan pembuatan larutan penyangga asam dan penyangga basa dan bukan penyangga dan mempresentasikannya dengan komunikatif. Mengkomunikasikan sifat larutan penyangga dan manfaat larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Mendiskusikan konsep larutan penyangga dalam konteks SETS dan keterkaitannya dengan masing-masing unsur SETS serta menuliskan hasil diskusi.
Penilaian dengan adanya penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
Alokasi Waktu
Produk Pembelajaran dalam tubuh Houghton makhluk hidup Mifflin dan dalam Company. kehidupan - Internet sehari-hari - Berbagai sumber lainnya Non Sumber Daya Manusia - Kumpulan laporan praktikum individu. - Kumpulan hasil diskusi tentang konsep larutan penyangga dan keterkaitanny a dengan SETS. - Kumpulan pengerjaan tes. Sumber Belajar
154
Kompetensi Dasar
Indikator mempengaruhi dalam topik larutan penyangga serta memberikan contoh penggunaan larutan penyangga dalam kehidupan seharihari.
Materi Pokok dalam konteks SETS. Konsep larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Produk Pembelajaran
154
Lampiran 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Subjek pembelajaran
: Kimia
Materi pokok
: Larutan penyangga
Kelas/semester
: XI/2
Kelompok target
: Kelompok bervisi SETS
Pertemuan ke-
: 1, 2, 3, dan 4 (4 pertemuan)
Alokasi Waktu
: 8 jam pertemuan x 45 menit
A. Kompetensi Inti KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 :Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar dan Indikatornya 1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat larutan penyangga sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator: Menyadari kebesaran Tuhan YME melalui ciptaanNya dan manfaatnya bagi manusia. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
155
Indikator: Rasa ingin tahu Jujur dalam menggunakan data percobaan untuk membuktikan sifat larutan asam (menggunakan data apa adanya dan hasilnya sesuai dengan data percobaan) Teliti dalam mengolah dan menganalisis data (melakukan pembuktian konsep asam basa dan pH larutan secara runut dan konsisten terhadap langkah-langkah serta kebenaran hasil) Ulet dalam mencari sumber pengetahuan yang mendukung penyelesaian masalah (dapat menyelesaikan masalah secara runut di awal hingga akhir dengan langkahlangkah yang benar). 2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Indikator: Bekerjasama dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah Peduli terhadap lingkungan 2.3 Menunjukkan perilaku responsive dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Indikator: Aktif dalam melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah Tanggap terhadap suatu masalah dan mampu memberikan keputusan yang tepat. 3.12 Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Menjelaskan fungsi penyangga dalam tubuh makhluk hidup. 4.11 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan. Membuat larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Mengukur pH larutan penyangga melalui percobaan dan menghitung pH larutan penyangga dengan adanya penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran secara teoritik. 410.b Memberi contoh penerapan larutan penyangga dalam kaitanya dengan SETS. Menjelaskan keterhubungkaitan unsur-unsur SETS yang saling mempengaruhi dalam topik larutan penyangga serta memberikan contoh penggunaan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari. C. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Afektif (Sikap) Dengan mengikuti kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini diharapkan siswa: a. Memiliki motivasi untuk belajar dan mengembangkan pengetahuannya. b. Memiliki kemampuan bekerja sama secara kooperatif dan bertanggungjawab. c. Memiliki kemauan menyampaikan ide dan memberikan penjelasan atas ide yang ia sampaikan secara komunikatif. d. Memiliki sikap ilmiah seperti disiplin, memiliki rasa ingin tahu, jujur, dan teliti. 2. Tujuan Kognitif a. Siswa dapat menjelaskan pengertiaan larutan penyangga. b. Siswa dapat menjelaskan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. c. Siswa dapat menjelaskan komponen larutan penyangga.
156
d. e.
3.
D.
Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja larutan penyangga. Siswa dapat mengidentifikasi larutan penyangga dan bukan penyangga dari hasil percobaan. f. Siswa dapat menyebutkan cara-cara yang mungkin untuk membuat larutan penyangga. g. Siswa dapat menghitung pH larutan penyangga dengan adanya penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran. h. Siswa dapat menjelaskan konsep larutan penyangga dalam konteks SETS. i. Siswa dapat menyebutkan contoh kegunaan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Psikomotorik a. Siswa melaksanakan prosedur percobaan dengan runtut dan benar. b. Siswa terampil dalam menggunakan alat dan bahan dalam percobaan. c. Siswa terampil dalam melakukan pengamatan.
Materi Pembelajaran Komponen larutan penyangga Sifat larutan penyangga pH larutan penyangga Peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup Konsep larutan penyangga dalam konteks SETS Konsep larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari Penjabaran Materi: Larutan penyangga adalah suatu larutan yang mampu memepertahankan pH pada kisarannya apabila terjadi upaya untuk menaikkan atau menurunkan pH. Larutan penyangga terdiri dari (1) asam lemah atau basa lemah (2) garamnya; kedua komponen itu harus ada. Komponen asam mengatasi kenaikan pH sedangkan komponen basa mengatasi penurunan pH sehingga larutan ini mampu melawan perubahan pH ketika terjadi penambahan sedikit asam atau sedikit basa. Berdasarkan teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran asam lemah dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH3COOH dan CH3COONa. Demikian juga jika larutan mengandung campuran basa lemah dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH4OH dan NH4Cl. Berdasarkan Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung campuran dari pasangan asam lemah dan basa konjugat atau basa lemah dan asam konjugatnya akan membentuk larutan penyangga.
157
Prinsip larutan penyangga berdasarkan teori asam basa Arrhenius terbatas hanya untuk campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan garamnya, sedangkan prinsip berdasarkan Bronsted-Lowry lebih umum, selain asam lemah dan garamnya (contoh a), juga mencakup campuran garam dan garam (contoh b). Tinjau contoh (b), sistem kesetimbangan asam lemah dan basa konjugatnya dapat berasal dari garam NaH 2PO4 dan Na2HPO4 . Jika kedua garam ini dicampurkan, akan terbentuk larutan penyangga. Kita mengenal ada dua larutan penyangga yaitu; 1. Larutan penyangga asam Larutan penyangga asam terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A + ), dan dilambangkan HA/A . Asam lemah HA hanya terionisasi sebagian kecil menjadi H dan A.
Kesetimbangan reaksi HA dilambangkan oleh tetapan ionisasinya Ka yang dirumuskan: Ka=
[
[
][
]
]
atau [
] = Ka
[
[
]
]
Persamaan dinyatakan dalam pH: −Log [
] = − log Ka – log
pH= p Ka– log
[
[
]
]
[
[
]
;
]
2. Larutan penyangga basa + Larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH ), + + dan dilambangkan B/BH . Asam lemah B hanya terionisasi sebagian kecil menjadi BH dan OH .
Kesetimbangan reaksi HA dilambangkan oleh tetapan ionisasinya Ka yang dirumuskan: Kb=
[
][
[ ]
]
atau [
] = Kb
[
[ ]
Persamaan dinyatakan dalam pH: .−Log
[
] = − log Kb– log
[
]
[ ]
]
;
158
pOH= p Kb– log
[
pH = 14 − pOH
[ ]
]
Para ahli kimia juga telah mengembangkan penyangga buatan dengan meniru prinsip kerja larutan penyangga alami. Sebagai contoh, produk bio-zyme yang digunakan untuk mengontrol pH tanaman hidroponik. Ada dua cara membuat larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Cara tersebut adalah: -
1. Membuat Larutan Penyangga Asam CH3COOH/ CH3COO Asam lemah CH3COOH hanya terurai sebagian kecil saja sehingga CH 3COO yang terbentuk sedikit sekali. Dengan demikian, konsentrasi CH 3COO harus dinaikkan untuk membentuk larutan penyangga asam CH3COOH/ CH3COO . Konsentrasi basa konjugasi CH3COO dapat dinaikkan dengan cara: Menambahkan garam seperti CH3COONa ke dalam asam lemah CH3COOH + CH3COONa (aq) → CH3COO (aq) + Na (aq) Menambahkan basa kuat seperti NaOH ke dalam asam lemah CH3COOH berlebih. Jumlah CH3COOH harus berlebih agar setelah NaOH habis bereaksi masih terdapat cukup CH3COOH sebagai komponen asam larutan penyangga. + CH3COOH (aq) + NaOH(aq → CH3COO (aq) + Na (aq) + H2O(l) + 2. Membuat Larutan Penyangga Basa NH3/NH4 + Basa lemah NH3 juga terurai sebagian kecil sehingga NH4 yang terbentuk sedikit + sekali. Dengan demikian, konsentrasi NH4 harus dinaikkan untuk membentuk larutan + penyangga basa NH3/NH4 . + Konsentrasi basa konjugasi NH4 dapat dinaikkan dengan cara: Menambahkan garam seperti NH4Cl ke dalam basa lemah NH3. + NH4Cl(aq) → NH4 (aq) + Cl (aq) Menambahkan asam kuat seperti HCl ke dalam basa lemah NH 3 berlebih. Jumlah NH3 awal harus berlebih agar setelah HCl habis bereaksi, masih terdapat cukup NH 3 sebagai komponen basa larutan penyangga. + NH3 (aq) + HCl(aq) → NH4 (aq) + Cl (aq) Bufer sangat penting dalam sistem kimia dan biologi. pH manusia sangat beragam dari satu cairan ke cairan berikutnya; misalnya, pH darah adalah sekitar 7,4, sementara pH cairan lambung sekitar 1,5. Reaksi biokimia dalam tubuh kita, terutama reaksi yang melibatkan enzim berlangsung pada lingkungan pH yang terkontrol agar dicapai hasil yang maksimal. Enzim sangat sensitif terhadap perubahan pH. Adanya perubahan pH sedikit saja akan menurunkan aktivitas katalik suatu enzim. Oleh karena itu dibutuhkan suatu larutan penyangga untuk mempertahankan harga pH dalam proses biokimia.
E. Motode dan pendekatan pembelajaran Model pembelajaran; Guided Discovery- Inquiry. Metode pembelajaran:
159
Ceramah Diskusi Kelompok Praktikum Pemberian tugas. Latihan soal Visi: SETS
160
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 ( 2 jp x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan
Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 15 menit
Guru membuka pelajaran dengan salam. Guru memeriksa kehadiran siswa. Guru bertanya kepada siswa tentang kesiapan untuk belajar kimia dengan menyiapkan buku kimia. Guru memberikan motivasi berupa gambar dan kata-kata bijak dalam slide dan siswa disuruh menyebutkan motivasi-motivasi yang didapatkannya dari tayangan slide tersebut. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat dari pembelajaran. Apersepsi Guru memberikan pertanyaan tentang materi pada pertemuan sebelumnya seperti di bawah ini. “Apa yang kalian ketahui tentang larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa?” “ Pernahkah kalian melihat orang yang sedang diinfus? “ Pernahkah kalian menggunkan obat tetes mata? Stimulasi Guru memberikan sedikit penjelasan tentang kegunaan larutan penyangga dalam industri pertanian (Bio-zyme) dan dalam kesehatan (Penyangga pada cairan intravena) untuk menumbuhkan rasa ingin tahu pada siswa. Observasi 70 menit Siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang larutan penyangga, sifat dan prinsip kerja larutan penyangga. Siswa mencari informasi peranan penyangga dalam tubuh makhluk hidup contohnya penyangga dalam darah dan air ludah . Siswa mencari informasi cara menghitung pH larutan penyangga. Menanya Mengajukan pertanyaan bagaimana terbentuknya larutan penyangga. Mengapa larutan penyangga pHnya relatif tidak berubah dengan penambahan sedikit asam atau basa. Apa manfaat larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Mengumpulkan data Siswa mengumpulkan data asam lemah/kuat dan basa lemah/kuat. Siswa mengumpulkan data dari berbagai referensi mengenai macan larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.
161
Mengasosiasi Siswa menganalisis sifat larutan penyangga dan bukan penyangga. Siswa menganalisis prinsip kerja larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup contohnya penyangga dalam darah dan air ludah. Siswa menganalisis soal untuk menghitung pH larutan penyangga. Mengkomunikasikan Siswa mengkomunikasikan hasil analisisnya mengenai sifat dan prinsip kerja larutan penyangga. Siswa mengkomunikasikan jawaban pada soal (persiapan teoritik) yang tercantum dalam diktat dan soal – soal dari referensi lainnya. Guru membimbing dan memberikan koreksi serta tanggapan terhadap hasil analisis dari siswa. Penutup
Guru melakukan review terhadap hasil kerja siswa dan melakukan refleksi dengan meminta siswa mengungkapkan pendapatnya. Siswa dengan dibimbing guru menyimpulkan larutan penyangga dan bukan penyangga. Guru memberikan apresiasi terhadap siswa yang mampu mengkomunikasikan hasil analisis sifat dan prinsip larutan penyangga serta perhitungan pHnya dihadapan teman-teman sekelas. Guru menutup pelajaran dengan salam dan meberikan kata – kata motivasi.
5 menit
162
Pertemuan ke-2 ( 2 jp x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan
Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 15 menit
Guru membuka pelajaran dengan salam. Guru memeriksa kehadiran siswa. Guru bertanya kepada siswa tentang kesiapan untuk belajar kimia dengan menyiapkan buku kimia. Guru memberikan motivasi berupa gambar dan kata-kata bijak dalam slide dan siswa disuruh menyebutkan motivasi-motivasi yang didapatkannya dari tayangan slide tersebut. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat dari pembelajaran. Apersepsi Guru memberikan pertanyaan tentang materi pada pertemuan sebelumnya seperti di bawah ini. “Apa yang kalian ketahui tentang larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa?” “Sebutkan minimal tiga asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah!” Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok masingmasing kelompok terdiri dari 4 siswa. Observasi 70 menit Siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang larutan penyangga, sifat dan prinsip kerja larutan penyangga dan penerapan larutan penyangga dalam industri makanan dan minuman. Menanya Siswa menanya tentang cara mengidentifikasi suatu larutan penyangga. Merumuskan masalah Siswa diberikan suatu permasalahan yang tercantum pada model diktat. Siswa didorong dan dibimbing oleh guru dalam kerja kelompok untuk meyelesaikan permasalahan yang ada. Merumuskan hipotesis Siswa dengan dibimbing guru merumuskan hipotesis dari permasalahan yang disajikan berkaitan dengan konsep larutan penyangga. Mengidentifikasi variabel Siswa dengan dibimbing guru menentukan variabel kontrol, variabel terikat dan variabel bebas berdasarkan perumusan hipotesis yang telah diajukan. Mengumpulkan data
163
Siswa merumuskan tujuan dan mendiskusikan rancangan percobaan membandingkan pH larutan penyangga dan non penyangga setelah penambahan sedikit asam kuat, sedikit basa kuat, dan pengenceran sebagaimana yang ditugaskan dalam model diktat praktikum. Mengasosiasi Siswa menganalisis suatu permasalahan yang telah diberikan dan menghubungkan dengan sifat larutan penyangga. Mengkomunikasikan Siswa mengkomunikasikan rancangan percobaan penyelidikan larutan penyangga dan bukan penyangga. Siswa mengkomunikasikan rancangan percobaan penyelidikan buffer fosfat dalam minuman bersoda. Guru membimbing dan memberikan koreksi serta tanggapan terhadap rancangan percobaan yang disusun oleh siswa. Penutup
Guru melakukan review terhadap hasil kerja siswa dan melakukan refleksi dengan meminta siswa mengungkapkan pendapatnya. Guru memberikan tugas untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam praktikum pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam dan meberikan kata – kata motivasi.
5 menit
164
Pertemuan ke-3 ( 2 jp x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan
Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 15 menit
Guru membuka pelajaran dengan salam. Guru memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa untuk melaksanakan praktikum. Guru memberikan kata-kata bijak untuk memotivasi siswa. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat dari pembelajaran. Apersepsi Guru memberikan pertanyaan tentang materi pada pertemuan sebelumnya seperti di bawah ini. “Jelaskan pengertian larutan penyangga!” “Bagaimana cara kerja larutan penyangga?” “ Jelaskan sifat larutan penyangga!” “Jelaskan komponen larutan penyangga asam dan penyangga basa!” “Bagaimana cara menghitung pH larutan penyangga?” Observasi 70 menit Siswa mengukur pH berbagai macam larutan yang telah disediakan oleh guru (tercantum dalam model diktat) dengan mengamati perubahan warna indikator universal atau menggunakan pH meter. Siswa mengobservasi minuman bersoda apakah mengandung buffer fosfat atau tidak. Siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang larutan penyangga, sifat dan prinsip kerja larutan penyangga. Siswa mencari informasi mengenai cara membuat larutan penyangga. Siswa mengobservasi bahan-bahan dari asam kuat/lemah, basa kuat/lemah dan garamnya untuk membuat larutan penyangga asam/basa dengan pH tertentu. Menanya Mengapa larutan penyangga pHnya relatif tidak berubah dengan penambahan sedikit asam atau basa dan pengenceran. Siswa menanya cara menyiapkan komponen bahan membuat larutan penyangga asam/basa dengan pH tertentu. Mengumpulkan data Siswa mencatat hasil pengukuran pH pada percobaan 1 kemudian membandingkan pH larutan penyangga dan non penyangga setelah penambahan sedikit asam kuat, sedikit basa kuat, dan pengenceran sebagaimana yang ditugaskan dalam model diktat praktikum dalam kelompoknya.
165
Siswa mencatat hasil penyelidikan buffer fosfat dalam minuman bersoda. Siswa mengukur pH larutan penyangga asam/basa yang telah dibuat dalam percobaan. Mengasosiasi Siswa menganalisis hasil percobaan kemudian mengidentifikasi manakah larutan penyangga dan bukan penyangga berdasarkan sifat dan prinsip kerja larutan penyangga. Siswa mengolah dan menganalisis data untuk membuat larutan penyangga dengan pH tertentu. Siswa membandingkan hasil pengukuran pH larutan penyangga yang telah dibuat dengan pH larutan penyangga yang diinginkan. Mengkomunikasikan Siswa mengkomunikasikan hasil percobaan mengidentifikasi larutan penyangga dan bukan penyangga. Siswa mengkomunikasikan hasil percobaan penyelidikan buffer fosfat dalam minuman bersoda. Siswa mengkomunikasikan hasil percobaan membuat larutan penyangga asam dan penyangga basa. Siswa menyerahkan laporan sementara/data hasil pengamatan kepada guru. Guru mengoreksi hasil laporan sementara siswa. Penutup
Guru melakukan review terhadap hasil kerja siswa dan melakukan refleksi dengan meminta siswa mengungkapkan pendapatnya. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan percobaan. Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi praktikum pembuatan larutan penyangga asam dan penyangga basa. Guru menutup pelajaran dengan salam dan meberikan kata – kata motivasi.
5 menit
166
Pertemuan ke-4 ( 2 jp x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan
Inti
Penutup
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 15 menit
Guru membuka pelajaran dengan salam. Guru memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan tugas laporan percobaan yang telah dilakukan. Guru memberikan motivasi berupa tayangan gambar atau katakata motivasi. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat dari praktikum yang akan dilakukan. Guru menjelaskan tentang unsur-unsur SETS dan keterhubungkaitannya antara unsur-unsurnya. (Apersepsi) Guru mengajukan pertanyaan untuk menuntun siswa dalam mempelajari topik yang akan dibahas dan menggali pengetahuan awal siswa seperti: . “Bagaiamana sifat larutan penyangga?” “Bagaimana cara membentuk larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa?” “Sebutkan manfaat dari larutan penyangga?” Observasi 70 menit Mencari informasi keterhubungkaitan konsep larutan penyangga dengan unsur-unsur SETS. Menanya Siswa mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kegunaan larutan penyangga dan keterhubungkaitannya dengan unsur SETS melalui diskusi kelompok. Mengumpulkan data Siswa mengumpulkan data tentang larutan penyangga dalam konteks SETS. Mengasosiasi Siswa menganalisis keterhubungkaitan antara konsep larutan penyangga dengan unsur-unsur SETS melaui diskusi kelompok. Mengkomunikasikan (Communicating) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai konsep larutan penyangga dalam konteks SETS dengan menggunakan tata bahasa yang benar. Siswa memberikan tanggapan maupun pertanyaan antarkelompok saat presentasi . Guru membimbing jalannya presentasi dan memberikan koreksi jika didapati konsep yang salah pada siswa. 5 menit Guru melakukan review terhadap hasil kerja siswa dan
167
melakukan refleksi dengan meminta siswa mengungkapkan pendapatnya. Guru memberikan tugas untuk mempelajari bab berikutnya. Guru memberikan apresiasi terhadap siswa yang melakukan diskusi dengan baik. Guru menutup pelajaran dengan salam dan meberikan kata – kata motivasi.
G. Media, Alat dan Sumber Belajar Media : Papan tulis, proyektor dan laptop, slide. Sumber Belajar: a. Model diktat praktikum berbasis Guided Discovery- Inquiry bervisi SETS. b. Buku kimia yang relevan Chang, Raymond.2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Fajar pratana, Cry, Antuni W. 2009. Mari Belajar Kimia untuk siswa SMA-MA kelas XI. Jakarta:Pusat Perbukuan Depdiknas. Johari , Rahmawati.2004. Kimia SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis Purba, Michael.2007.Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Zumdahl,Zumdahl & DeCoste. 2007. World of Chemistry. Boston: Houghton Mifflin Company. c. Internet. H.
Produk Pembelajaran Sumber Daya Manusia (SDM) Siswa yang menyadari kebesaran Tuhan YME. Siswa yang memiliki sikap ilmiah. Siswa yang memahami pengertian larutan penyangga. Siswa yang mampu mengidentifikasi larutan penyangga dan bukan penyangga. Siswa yang terampil dalam melakukan percobaan untuk menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga. Siswa yang mampu menganalisis keterkaitan konsep penyangga dengan unsurunsur SETS. Siswa yang dapat menyebutkan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-hari. Non Sumber Daya Manusia Kumpulan laporan praktikum individu. Kumpulan hasil diskusi tentang konsep larutan penyangga dan keterkaitannya dengan SETS. Kumpulan pengerjaan soal kognitif.
I. Evaluasi program dan Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi Program: Kecukupan dan kesesuaian perencanan , pelaksanan dan evaluasi melalui observasi diri, kelompok serta proses oleh guru dan siswa.
168
Evaluasi Hasil Belajar: 1.
Penilaian Kognitif Penilaian kognitif berupa tes tertulis/soal-soal tentang hidrolisis garam dan portofolio berupa laporan percobaan. a. Prosedur: Tertulis b. Instrumen: lembar soal kognitif dan rubik penilaian portofolio. Soal Evaluasi Kognitif: 1. 2. 3. 4. 5.
Jelaskan pengertian larutan penyangga! Sebutkan dua peranan larutan penyangga dalam makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-hari! Jelaskan komponen penyangga asam dan penyangga basa! Analisislah prinsip kerja larutan penyangga dalam darah! Berdasarkan data berikut analisislah manakah yang termasuk larutan penyangga! Larutan Sampel A Sampel B Sampel C pH awal 7 4 8 Ditambah sedikit asam 5 3,99 7 Ditambah sedikit basa 9 4,01 9 Ditambah air ( diencerkan) 7 4 8
6.
2.
3.
Bagaimanakah cara membuat larutan penyangga asetat dengan pH 5! (Ka -5 CH3COOH = 1,8 x 10 ). 7. Jika 100 mL CH3COOH 0,1 M direaksikan dengan 100 mL CH3COONa 0,1 M, -5 Berapakah pH larutan penyangga tersebut! Ka CH 3COOH= 1,8 x 10 ? 8. Analisislah konsep penyangga pada produk minuman bersoda dalam konteks SETS! Penilaian Afektif Mengobservasi perilaku siswa secara langsung ketika proses praktikum berlangsung. a. Prosedur : Observangsi langsung b. Instrumen: Lembar Observasi Penilaian psikomotorik Mengobservasi kemampuan dan keterampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum. a. Prosedur : Observangsi langsung b. Instrumen: Lembar Pengamatan.
Pekalongan, 6 Januari 2014
Mahasiswa Peneliti
Risqiatun Nikmah NIM 4301410022
169
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Subjek pembelajaran
: Kimia
Materi pokok
: Hidrolisis garam
Kelas/semester
: XI/2
Kelompok target
: Kelompok bervisi SETS
Pertemuan ke-
: 1,2,dan 3 ( 3 pertemuan)
Alokasi Waktu
: 8 jam pertemuan x 45 menit
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar dan Indikatornya 1.2 Menyadari adanya keteraturan sifat hidrolisis garam sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. Indikator: Menyadari kebesaran Tuhan YME melalui ciptaanNya dan manfaatnya bagi manusia. 2.4 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif,
170
inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Indikator: Rasa ingin tahu Jujur dalam menggunakan data percobaan untuk membuktikan sifat larutan asam (menggunakan data apa adanya dan hasilnya sesuai dengan data percobaan) Teliti dalam mengolah dan menganalisis data (melakukan pembuktian konsep asam basa dan pH larutan secara runut dan konsisten terhadap langkah-langkah serta kebenaran hasil) Ulet dalam mencari sumber pengetahuan yang mendukung penyelesaian masalah (dapat menyelesaikan masalah secara runut di awal hingga akhir dengan langkahlangkah yang benar). 2.5 Menunjukkanperilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Indikator: Bekerjasama dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah Peduli terhadap lingkungan 2.6 Menunjukkan perilaku responsive dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Indikator: Aktif dalam melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah Tanggap terhadap suatu masalah dan mampu memberikan keputusan yang tepat. 3.12 Menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan ionisasi 4.10a Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis. Menentukan sifat garam yang terhidrolisis melalui percobaan. Mengukur pH larutan garamm melalui percobaan dan menghitung pH larutan garam secara teoritik. 410.b Menjelaskan konsep hidrolisis garam pada kehidupan sehari- hari termasuk dan keterkaitannya dalam SETS. Menguraikan keterkaitan unsur SETS dalam topik hidrolisis dan penerapan konsep hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari. C.
Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Afektif (Sikap) Dengan mengikuti kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini diharapkan siswa: a. Memiliki motivasi untuk belajar dan mengembangkan pengetahuannya. b. Memiliki kemampuan bekerja sama secara kooperatif dan bertanggungjawab. c. Memiliki kemauan menyampaikan ide dan memberikan penjelasan atas ide yang ia sampaikan secara komunikatif.
171
Memiliki sikap ilmiah seperti disiplin, memiliki rasa ingin tahu, jujur, dan teliti. 2. Tujuan Kognitif a. Siswa dapat menjelaskan pengertian hidrolisis garam. b. Siswa dapat mengidentifikasi sifat garam yang terhidrolisis melalui percobaan. c. Siswa dapat menganalisis rumus suatu garam dan memprediksi sifatnya berdasarkan komponen pembetukannya. d. Siswa dapat menghitung pH suatu larutan garam yang mengalami hidrolisis. e. Siswa dapat menguraikan keterkaitan unsur SETS dalam topik hidrolisis garam. f. Siswa dapat menyebutkan minimal dua peranan hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-hari. 3. Tujuan Psikomotorik a. Siswa melaksanakan prosedur percobaan dengan runtut dan benar. b. Siswa terampil dalam menggunakan alat dan bahan dalam percobaan. c. Siswa terampil dalam melakukan pengamatan. d.
D.
Materi Pembelajaran Komponen penyusun suatu garam Sifat garam yang terhidrolisis pH garam yang terhidrolisis Konsep hidrolisis garam dalam konteks SETS Contoh penerapan konsep hidrolisis garam Penjabaran Materi: Larutan garam dalam air dapat bersifat netral, asam, atau basa. Hal ini bergantung pada jenis komponenen asam dan basa pembentuknya. Lebih tepatnya, ditentukan oleh kekuatan asam basa konjugasi dari komponene asam basa pembentuknya. Komponen garam yang berupa asam basa lemah mempunyai basa asam konjugasi yang relatif kuat. Jadi, dapat bereaksi dengan air atau terhidrolisis. Sebaliknya, komponen garam yang berupa asam basa kuat mempunyai basa asam konjugasi lemah, sehingga tidak dapat terhidrolisis dan larutan garamnya bersifat netral ( pH = 7, Ka= Kb). Ada 3 macam garam yang akan terhidrolisis yaitu; 1. Garam dari asam kuat dan basa lemah Garam amonium klorida (NH4Cl) berasal dari asam kuat (HCl) dan basa lemah (NH3). Di + + dalam air garam ini akan terionisasi sempurna membentuk NH 4 dan Cl . NH4 bersifat asam kuat karena berasal dari basa lemah, sedangkan Cl bersifat lemah karena berasal + dari asam kuat. Jadi hanya NH4 yang akan terhidrolisis. + NH4Cl(aq) → NH4 (aq) + Cl (aq) + (NH4 (aq) = asam konjugasi kuat, Cl (aq) = basa konjugasi lemah) + + NH4 (aq) + H2O ↔ NH3(aq) + H3O (aq) + Reaksi hidrolisis merupakan reaksi kesetimbangan. Ion H 3O yang terbentuk menunjukkan bahwa larutan garam ini bersifat asam. pH larutan garam dari asam kuat dan basa lemah ini dapat dihitung dengan rumus: +
2.
[H ] = [ ] Garam dari asam lemah dan basa kuat
172
Garam natrium asetat (CH 3COONa) berasal dari asam lemah (CH3COOH) dan basa kuat (NaOH). Di dalam air, garam ini akan terhidrolisis sempurna membentuk CH 3COO dan + + Na . CH3COO bersifat kuat karena berasal dari asam lemah, sedangkan Na bersifat lemah karena berasal dari basa kuat. Jadi, hanya CH 3COO yang dapat terhidrolisis. + CH3COONa(aq) → CH3COO (aq) + Na (aq) + (CH3COO (aq) ) = basa konjugasi kuat, Na (aq) = asam konjugasi lemah) CH3COO (aq) + H2O ↔ CH3COOH(aq) + OH (aq) Reaksi hidrolisis merupakan reaksi kesetimbangan. Ion OH yang terbentuk menunjukkan bahwa larutan garam ini bersifat basa. pH larutan garam dari asam kuat dan basa lemah ini dapat dihitung dengan rumus: -
3.
[OH ] = [ ] Garam dari asam lemah dan basa lemah Garam amonium asetat (NH4CH3COO) berasal dari asam lemah (CH3COOH) dan basa lemah (NH3). Di dalam air, garam ini akan terionisasi sempurna membentuk CH 3COO + + dan NH4 . CH3COO dan NH4 bersifat kuat karena berasal dari asam dan basa lemah. Jadi + CH3COO dan NH4 dapat terhidrolisis. + NH4 CH3COO(aq) → CH3COO (aq) + NH4 (aq) + (CH3COO (aq) ) = basa konjugasi kuat, NH4 (aq) = asam konjugasi kuat) CH3COO (aq) + H2O ↔ CH3COOH(aq) + OH (aq) + + NH4 (aq) + H2O ↔ NH3(aq) + H3O (aq) + Masing-masing reaksi hidrolisis membentuk ion OH dan H3O . pH bergantung pada + perbandingan konsentrasi OH dan H3O , atau bergantung pada tetapan ionisasi asam lemah (Ka) dan basa lemah (Kb). +
[H ] = E.
Motode dan pendekatan pembelajaran Model pembelajaran; Guided Discovery- Inquiry. Metode pembelajaran: Ceramah Diskusi Kelompok Praktikum Pemberian tugas. Visi: SETS
173
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 ( 2 jp x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan
Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 15 menit
Guru membuka pelajaran dengan salam. Guru memeriksa kehadiran siswa. Guru bertanya kepada siswa tentang kesiapan untuk belajar kimia dengan menyiapkan buku kimia. Guru memberikan motivasi berupa gambar dan kata-kata bijak dalam slide dan siswa disuruh menyebutkan motivasi-motivasi yang didapatkannya dari tayangan slide tersebut. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat dari pembelajaran. Apersepsi Guru mengajukan pertanyaan untuk menuntun siswa dalam mempelajari topik yang akan dibahas dan menggali pengetahuan awal siswa seperti: . “Masih ingatkah kalian tentang larutan asam dan basa?” “Bagaimanakah sifat asam dan basa?” “Sebutkan beberapa asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah!” . “Jelaskan kegunaan hidrolisis garam?” Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok masingmasing kelompok terdiri dari 4 siswa. Stimulasi Guru menjelaskan tentang contoh penggunaan garam dalam kehidupan sehari-hari seperti garam yang terkandung dalam produk pemutih pakaian dan garam pada pupuk ZA. Observasi 70 menit Siswa mengamati peta konsep hidrolisis garam yang tercantum pada diktat praktikum. Guru memberikan beberapa pertanyaan terkait hidrolisis garam seperti yang tertulis pada soal (persiapan teoritik) dalam diktat maupun pertanyaan dari referensi lainnya. Guru memberikan latihan soal menentukan pH suatu garam yang mengalami hidrolisis dan menentukan tetapan hidrolisis (Kh) Siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang pengertian hidrolisis garam dan sifat – sifat garam yang mengalami hidrolisis.
174
Menanya Siswa mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan sifat garam yang berasal dari: - asam kuat dan basa kuat, - asam kuat dan basa lemah, - asam lemah dan basa kuat, - asam lemah dan basa lemah Guru memberikan pertanyaan kepada siswa bagaimana cara membuktikan sifat suatu garam yang telah kalian analisis pada pertemuan kemarin? Merumuskan masalah Siswa diberikan suatu permasalahan yang tercantum pada model diktat praktikum. Siswa dengan bimbingan guru bersama-sama merumuskan masalah. Merumuskan hipotesis Siswa dengan dibimbing guru merumuskan hipotesis dari permasalahan yang disajikan berkaitan dengan konsep hidrolisis garam dalam lingkungan di sekitar kita. Mengidentifikasi variabel Siswa dengan dibimbing guru menentukan variabel kontrol, variabel terikat dan variabel bebas berdasarkan perumusan hipotesis yang telah diajukan. Mengumpulkan data Siswa mengumpulkan data dari berbagai macam referensi tentang larutan asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Siswa mengumpulkan data melalui studi pustaka berupa daftar nama garam yang nantinya akan diprediksi apakah bersifat asam, basa atau netral. Siswa merumuskan tujuan dan mendiskusikan rancangan percobaan menyelidiki sifat-sifat garam yang terhidrolisis sebagaimana yang ditugaskan dalam model diktat praktikum dalam kelompoknya. Siswa mempersiapkan alat dan bahan untuk percobaan untuk pertemuan berikutnya. Mengasosiasi Siswa menganalisis berbagai pertanyaan yang tercantum dalam model diktat. Siswa menganalisis daftar nama garam dan rumus kimianya apakah mengalami hidrolisis atau tidak dan memprediksi sifatnya ( asam,basa atau netral). Siswa menentukan grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang
175
terhidrolisis Siswa menentukan tetapan hidrolisis (Kh) dan pH larutan garam yang terhidrolisis melalui perhitungan. Siswa menganalisis suatu permasalahan yang telah diberikan dan mencoba menghubungkan dengan materi sifat hidrolisis garam yang telah mereka pelajari. Mengkomunikasikan Siswa mengkomunikasikan hasil analisis dari daftar nama garam yang mereka peroleh dari studi pustaka. Siswa mengkomunikasikan jawaban pada soal (persiapan teoritik) yang tercantum dalam diktat dan soal – soal dari referensi lainnya. Guru membimbing dan memberikan koreksi serta tanggapan terhadap hasil analisis dari siswa. Siswa mengkomunikasikan rancangan percobaan penyelidikan sifat-sifat garam yang terhidrolisis kepada guru. Guru membimbing dan memberikan koreksi serta tanggapan terhadap rancangan percobaan penyelidikan sifat – sifat garam yang terhidrolisis yang akan dilakukan oleh siswa. Penutup
Guru melakukan review terhadap hasil kerja siswa dan melakukan refleksi dengan meminta siswa untuk mengungkapkan apa-apa yang telah dipelajari. Siswa dengan dibimbing guru menyimpulkan konsep hidrolisis garam yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi praktikum tentang penyelidikan sifat – sifat garam. Guru memberikan tugas untuk membaca materi berikutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam dan meberikan motivasi.
5 menit
176
Pertemuan ke-2 ( 2 jp x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan
Inti
Penutup
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 15 menit
Guru membuka pelajaran dengan salam. Guru memeriksa kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa dalam melakukan praktikum. Guru memberikan motivasi berupa tayangan gambar atau katakata motivasi Guru menjelaskan tujuan dan manfaat dari praktikum yang akan dilakukan. (Apersepsi) Guru mengajukan pertanyaan untuk menuntun siswa dalam mempelajari topik yang akan dibahas dan menggali pengetahuan awal siswa seperti: “Jelaskan pengertian dari hidrolisis?” “Jelaskan sifat – sifat garam yang mengalami hidrolisis?” Mengamati ( Observing) 70 menit Siswa melakukan identifikasi pH garam dengan menggunakan kertas lakmus, indikator universal atau pH meter. Menanya Siswa bertanya tentang prosedur praktikum yang akan mereka lakukan dalam percobaan. Mengumpulkan data (Eksperimenting) Siswa melakukan percobaan mengidentifikasi sifat larutan beberapa garam yang telah tersedia kemudian mengelompokkannya berdasarkan sifatnya ( percobaan 1). Siswa melaukan percobaan untuk membuktikan hipotesis dan menyelesaikan masalah ( percobaan 2). Mengasosiasi (Associating) Siswa mengolah dan menganalisis data hasil pengamatan dari percobaan penyelidikan sifat garam pada percobaan 1. Siswa menganalisis data hasil percobaan 2 untuk menjawab rumusan permasalah dan membuktikan hipotesis. Siswa menyerahkan laporan sementara/data hasil pengamatan kepada guru. 5 menit Guru melakukan review terhadap hasil kerja siswa dan melakukan refleksi dengan meminta siswa mengungkapkan pendapatnya. Siswa dengan dibimbing guru menyimpulkan hasil percobaan percobaan 1 dan percobaan 2.
177
Guru memberikan tugas untuk membuat laporan praktikum secara individu. Guru menutup pelajaran dengan salam dan meberikan kata – kata motivasi. Pertemuan ke-3 ( 2 jp x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan
Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu 15 menit
Guru membuka pelajaran dengan salam. Guru memerikas kehadiran siswa. Guru memberikan motivasi berupa tayangan gambar atau katakata motivasi. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan tentang unsur-unsur SETS dan keterhubungkaitannya antara unsur-unsurnya. (Apersepsi) Guru mengajukan pertanyaan untuk menuntun siswa dalam mempelajari topik yang akan dibahas dan menggali pengetahuan awal siswa seperti: . “Sebutkan sifat – sifat garam yang terhidrolisis!” Observasi 70 menit Siswa mengamati label produk pasar yang mengandung garam seperti yang ditugaskan dalam diktat praktikum. Siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang kandungan garam pada berbagai macam produk pasar. Mencari informasi keterhubungkaitan konsep hidrolisis garam dengan unsur-unsur SETS. Menanya Siswa mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan sifat garam yang terkandung dalam produk. Mengumpulkan data Siswa mengumpulkan data daftar garam yang terkandung dalam produk. Siswa mengumpulkan data dari berbagai macam referensi tentang sifat garam yang berasal dari: - asam kuat dan basa kuat, - asam kuat dan basa lemah, - asam lemah dan basa kuat, - asam lemah dan basa lemah Siswa mengumpulkan data tentang konsep hidrolisis garam dalam konteks SETS. Mengasosiasi Siswa menganalisis daftar nama garam dan rumus kimianya apakah mengalami hidrolisis atau tidak dan memprediksi
178
sifatnya ( asam,basa atau netral) yang terkandung dalam berbagai macam produk. Siswa menganalisis keterhungkaitan antara unsur-unsur SETS dengan konsep hidrolisis melaui diskusi kelompok. Mengkomunikasikan (Communicating) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai konsep hidrolisis dalam konteks SETS dan keterkaitannya dengan masing-masing unsur SETS dan dengan menggunakan tata bahasa yang benar. Siswa memberikan tanggapan maupun pertanyaan antarkelompok saat presentasi . Guru membimbing jalannya presentasi dan memberikan koreksi jika didapati konsep yang salah pada siswa. Penutup
Siswa dengan dibimbing guru bersama-sama menyimpulkan hasil presentasi. Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi bab selanjutnya. Guru memberikan apresiasi terhadap siswa yang melakukan diskusi dengan baik. Guru menutup pelajaran dengan salam dan meberikan kata – kata motivasi.
5
menit
G. Media, Alat dan Sumber Belajar Media : Papan tulis, proyektor dan laptop, slide. Sumber Belajar: a. Model diktat praktikum berbasis Guided Discovery- Inquiry bervisi SETS. b. Buku kimia, Chang, Raymond.2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Fajar pratana, Cry, Antuni W. 2009. Mari Belajar Kimia untuk siswa SMA-MA kelas XI. Jakarta:Pusat Perbukuan Depdiknas. Johari , Rahmawati.2004. Kimia SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis Purba, Michael.2007.Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Zumdahl,Zumdal & DeCoste. 2007. World of Chemistry. Boston: Houghton Mifflin Company. c. Internet. H. Produk Pembelajaran Sumber Daya Manusia (SDM) Siswa yang menyadari kebesaran Tuhan YME. Siswa yang memiliki sikap ilmiah yang baik. Siswa yang memahami pengertian hidrolisis garam. Siswa yang mampu mengukur dan menghitung pH larutan garam. Siswa yang terampil dalam melakukan percobaan untuk menyelidiki sifat garam:netral, asam, atau basa.
179
-
Siswa yang memahami peranan hidrolisis garam dalam kehidupan sehari – hari dan mampu menganalisis keterkaitan konsep hidrolisis dengan unsur-unsur SETS.
Non Sumber Daya Manusia Kumpulan laporan praktikum individu. Kumpulan hasil diskusi tentang konsep hidrolisis dan keterkaitannya dengan SETS. Kumpulan pengerjaan tes. I.
Evaluasi program dan Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi Program: Kecukupan dan kesesuaian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi melalui observasi diri, kelompok serta proses oleh guru dan siswa. Evaluasi Hasil Belajar: 1. Penilaian Kognitif Penilaian kognitif berupa tes tertulis/soal-soal tentang hidrolisis garam dan portofolio berupa laporan percobaan. a. Prosedur: Tertulis b. Instrumen: lembar soal kognitif dan rubik penilaian portofolio. 2. Soal evaluasi kognitif: 1. Jelaskan pengertian hidrolisis garam? 2. NaCl NH4CN CH3COONa CH3COOK NH4Cl CH3COONH4 NaHCO3 Na2SO4 NaNO3 FeCl3 NiSO4 HCOONa Dari data garam di atas, manakah garam yang terhidrolisis sempurna, terhidrolisis sebagian dan tidak bisa terhidrolisis ? 3. Dari data garam nomor 4, sebutkan sifat garam tersebut apakah termasuk garam asam, garam basa atau netral! -5 4. Berapakah pH larutan CH3COONa 0,1 M, jika ka = 10 ? 5. Jelaskan produk pupuk amonium sulfat dalam konteks SETS! 3. Penilaian Afektif Mengobservasi perilaku siswa secara langsung ketika proses praktikum berlangsung. c. Prosedur : Observangsi langsung d. Instrumen: Lembar Observasi 4. Penilaian psikomotorik Mengobservasi kemampuan dan keterampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum. b. Prosedur : Observangsi langsung c. Instrumen: Lembar Pengamatan.
Pekalongan, 6 januari 2014 Mahasiswa Peneliti
Risqiatun Nikmah NIM 4301410022
180
Lampiran 22
DAFTAR NAMA SISWA DALAM UJI COBA SKALA KECIL No.
NAMA SISWA
KELAS
KODE
1.
AYU RAHMAWATI
XI IPA 5
S-01
2.
ELA ATIKA
XI IPA 5
S-02
3.
M. MIFTAKHUL HUDA
XI IPA 2
S-03
4.
INTAN ALFINA N
XI IPA 2
S-04
5.
ANNISA RAHMA F
XI IPA 4
S-05
6.
RAHMA DEMY FITRIA IBRATI
XI IPA 4
S-06
181
182
Lampiran 23
183
184
Lampiran 24
ANALISIS HASIL TANGGAPAN SISWA PADA UJI COBA SKALA KECIL No.
kriteria
NILAI TIAP BUTIR ANGKET
KODE 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
jumlah
Skor maksimum
1
S-01
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
48
60
Layak
2
S-02
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
48
60
Layak
3
S-03
3
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
45
60
S-04
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
51
60
5
S-05
3
3
3
3
2
3
3
2
4
3
3
2
3
3
3
43
60
Sangat layak Layak
6
S-06
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
48
60
Layak
jumlah
20
21
18
19
19
21
18
17
19
18
19
17
19
19
19
Rata-rata tiap aspek
3,3
3,5
3
3,2
3,2
3,5
2,9
3,1
3,2
3
3,2
3,1
3,2
3,2
3,2
2
3
0
1
2
3
0
0
2
0
1
0
0
1
1
4
3
6
5
3
3
6
5
3
6
5
5
6
5
5
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Layak
283 47
Jumlah siswa yang menyatakan sangat layak
1
Jumlah siswa yang menyatakan layak
5 47 (Layak)
Rata-rata penilaian secara klasikal
Keterangan: Kriteria penilaian 48 < ≤ 60 = 37 < ≤ 48 = 26< ≤ 37 = 15< ≤ 26 =
Sangat layak Layak Cukup layak Kurang layak
185
Lampiran 25
DAFTAR NAMA SISWA PADA UJI COBA SKALA LUAS (SISWA KELAS XI IPA 1) No.
NAMA SISWA
KODE
KELOMPOK PRAKTIKUM
ANGGOTA
KODE
1.
1.
ADI ANGGORO
R-01
BHILLA ALIFFITRIA
R-05
2.
ARDIA LINTANG PRAMESTI
R-02
HILDA PURNAMASARI
R-13
3.
AULINADIA KHALIFASATI
R-03
MANGGAR ARUM ARISTRI
R-16
4.
AVID WAHYU PERMADI
R-04
5.
BHILLA ALIFFITRIA
R-05
R-17
6.
DEWI RAHMAWATI
R-06
MAULIDA CAHYANING FADHILAH TRI APRILINA
7.
DIANA PRAMESTI AYU N.
R-07
DITA ARIANI
R-08
8.
DITA ARIANI
R-08
DODI ADI BUDIARTO
R-09
9.
DODI ADI BUDIARTO
R-09
R-18
10.
DWI KOMALASARI
R-10
MOHAMMAD FAIRUZZABAADY TRI PUTRI NUR MILATI
11.
GALUH PRIMA SHOLAWATI
R-11
AULINADIA KHALIFASATI
R-03
12.
HADI PRANOTO
R-12
GALUH PRIMA SHOLAWATI
R-11
13.
HILDA PURNAMASARI
R-13
NIKTUN NAFILAH
R-19
14.
HISYAM ABDUL KHOLIQ
R-14
RISKI DWI FASTIANA
R-23
15.
LIANDITYA RIVALDI
R-15
DEWI RAHMAWATI
R-06
16.
MANGGAR ARUM ARISTRI
R-16
DWI KOMALASARI
R-10
17.
R-17
YUNIA LATHIFA
R-29
18.
MAULIDA CAHYANING FADHILAH MOHAMMAD FAIRUZZABAADY
ZULFA AYU MALINDA
R-30
19.
NIKTUN NAFILAH
R-19
ADI ANGGORO
R-01
20.
NOVY FITRIANI
R-20
HADI PRANOTO
R-12
21.
NUR KAMILLAH FITRIANI
R-21
HISYAM ABDUL KHOLIQ
R-14
22.
OKTAFIANI PERMATA DEWI
R-22
LIANDITYA RIVALDI
R-15
23.
RISKI DWI FASTIANA
R-23
ARDIA LINTANG PRAMESTI
R-02
24.
SITI MAGHFIROH
R-24
AVID WAHYU PERMADI
R-04
25.
R-25
NOVY FITRIANI
R-20
OKTAFIANI PERMATA DEWI
R-22
26.
THAFAKI MAFRUDHA AHDIYAKA TRI APRILINA
USWATUN KHASANAH
R-28
27.
TRI PUTRI NUR MILATI
R-27
DIANA PRAMESTI AYU N.
R-07
28.
USWATUN KHASANAH
R-28
NUR KAMILLAH FITRIANI
R-21
29.
YUNIA LATHIFA
R-29
SITI MAGHFIROH
R-24
30.
ZULFA AYU MALINDA
R-30
THAFAKI MAFRUDHA AHDIYAKA
R-25
R-18
2.
3.
4.
5.
6.
R-26 7.
R-26
R-27
186
Lampiran 26 KISI-KISI SOAL PRETEST DAN POSTTEST
Kompetensi Dasar
Indikator
Menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis.
Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan ionisasi
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis.
Menentukan ciri- ciri garam yang terhidrolisis melalui percobaan.
Menjelaskan konsep hidrolisis garam pada kehidupan sehari- hari termasuk dan keterkaitannya dalam SETS.
Menguraikan keterkaitan unsur SETS dalam topik hidrolisis dan penerapan konsep hidrolisis garam dalam kehidupan seharihari
Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga.
Menjelaskan fungsi penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Menganalisis larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
Mengukur dan menghitung pH larutan garam yang terhidrolisis.
Jenjang soal C1 C2
Jumlah C3 40 (23),
C4 32 (19), 42 (25),
30 (17), 33 (20), 35 (21), 37 (22), 31 (18), 43 (26), 44 (27),
15 (10), 50 (30),
Membuat larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Menentukan dan menghitung pH dan pOH larutan penyangga.
6 (3), 10 (7)
Menghitung pH larutan penyangga dengan menambahkan sedikit asam,sedikit basa dan pengenceran.
23 (14),
3(1) ,4 (2)
16 (11),
3
2
45 (28),
3
41 (24),
4
24 (15),
1
11 (8), 14 (9),
6
7 (4), 8(5), 9 (6), 26 (16),
5
2
1
187
Memberi contoh penerapan larutan penyangga dalam kaitanya dengan SETS
Presentase
Menjelaskan keterhubungkaitan unsurunsur SETS yang saling mempengaruhi dalam topik larutan penyangga serta memberikan contoh penerapan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari.
48 (29),
0%
27 %
30%
21 (12), 22 (13),
3
43%
30
188
Lampiran 27
Spesifikasi Keterampilan Proses Sains pada Soal Pretest dan Posttest KPS
Melakukan Pengamatan (Observasi)
Membuat Hipotesis
Merencanakan Penelitian/ Penyelidikan
Mengendalikan Variabel
Menafsirkan Data (Interpretasi)
Inferensi
Meramalkan (Prediksi)
Menerapkan Subkonsep/prinsip
Mengkomunikasikan
Nomor Soal
Indikator
Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa.
32 (19), 40 (23)
Jumlah Soal 2
Menggunakan indera penglihatan. Menyatakan dugaan sementara tentang pengaruh variabel manipulasi terhadap variabel respon. Menentukan alat dan bahan. Menentukan cara dan langkah kerja. Mengidentifikasi variabel bebas.
3 (1), 30 (17)
2
6 (3), 7 (4), 8 (5), 9 (6), 10 (7), 35 (21), 4 (2), 31 (18)
6
11 (8), 14 (9), 33 (20), 37 (22),
4
15 (10), 42 (25)
2
16(11), 23 (14), 45 (28)
3
21 (12), 22 (13), 24 (15), 26 (16), 41 (24), 43 (26), 44 (27), 48 (29), 50 (30)
7
2
Mengidentifikasi variabel terikat. Mengidentifikasi variabel kontrol. Mengidentifikasi pengamatan.
fakta-fakta
berdasarkan
hasil
Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasan yang logis. Menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan . Menggunakan informasi dari pengamatan untuk membuat kesimpulan awal. Menggunakan berbagai sumber-sumber informasi dari pengamatan. Menggunakan kesimpulan awal untuk menentukan pengamatan berikutnya. Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/pola yang sudah ada. Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk menjalaskan apa yang sedang terjadi.
Mengutarakan suatu gagasan. Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian. Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.
2
189
Lampiran 28 SOAL PRETEST DAN POSTTEST
Mata pelajaran : Kimia Pokok bahasan : Larutan penyangga dan hidrolisis garam Kelas : XI Semester : II Waktu : 90 menit Petunjuk mengerjakan soal Tulislah terlebih dahulu, nama, nomor absen dan kelas di dalam lembar jawaban yang telah tersedia. Bacalah soal yang Anda terima dengan baik dan kerjakan dengan teliti. Berikan tanda silang (X) pada huruf jawaban yang anda anggap benar. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum diserahkan pada pengawas beserta lembar soalnya. Berdoalah sebelum Anda mengerjakan. Selamat mengerjakan! 1.
Seorang siswa ingin membuktikan tentang fungsi buffer yang dapat mempertahankan pH saat ditambah aquades atau pengenceran. Siswa tersebut menyelidiki pengaruh pengenceran terhadap pH larutan penyangga dengan menyediakan berbagai variasi volume aquades dan larutan penyangga yang terbuat dari asam lemah dan garamnya. Perumusan hipotesis yang tepat dari penyelidikan di atas adalah: a. Ada pengaruh pemberian volume aquades terhadap perubahan pH larutan penyangga b. Pengaruh aquades terhadap larutan penyangga c. Ada pengaruh volume terhadap pH larutan penyangga d. Ada pengaruh pH larutan penyangga terhadap variasi volume aquades e. Pengaruh pH larutan penyangga terhadap pemberian volume aquades 2. Seorang siswa akan melakukan praktikum membuat larutan penyangga dari asam asetat dan natrium hidroksida. Berdasarkan studi pustaka yang dia baca untuk membuat larutan penyangga asetat tersebut dibutuhkan jumlah mol asam asetat yang berlebih daripada jumlah mol natrium hidroksida. Kemudian dia ingin melakukan penyelidikan terlebih dahulu tentang pengaruh konsentrasi asam asetat yang dinaikkan terhadap perubahan pH campuran. Identifikasi variabel dari penyelidikan di atas adalah.. a. Variabel bebas: pH campuran, variabel terikat : konsentrasi asam asetat b. Variabel terikat: pengaruh, variabel bebas : perubahan c. Variabel bebas: konsentrasi asam asetat, variabel terikat : pH campuran d. Variabel terikat: asam asetat, variabel bebas : campuran e. Variabel terikat: asam asetat , variabel bebas : pH 3. Ani ditugaskan oleh gurunya untuk membuat larutan penyangga asam. Jika larutan yang telah tersedia adalah KHCOO, maka larutan yang perlu ditambahkan adalah.... a. NaOH d. NH3 b. CH3COOH e. HCOOH c. NH4OH 4. Bejo ingin membuat larutan penyangga pH=5. Dia sudah menyiapkan 100 mL larutan NaOH -5 0,2 M yang akan dimasukkan ke dalam larutan asam asetat ( Ka= 2x10 ). Di dalam lemari terdapat banyak larutan asam asetat dengan molaritas tertentu. Maka Bejo sebaiknya mengambil 100 mL larutan asam asetat dengan molaritas........... a. 0,1 M d. 0,3 M b. 0,05 M e. 0,01 M c. 0,02 M
190
5. Rina membuat larutan buffer pH=10 dengan mencampurkan x gram NH 4Cl dan 1 L larutan -5 NH4OH 0,1 M. Jika Kb NH4OH = 10 , maka banyaknya garam NH4Cl yang dibutuhkan (Ar dari H=1, N=14, Cl= 35,5) adalah....... a. 535 g b. 53,5 g c. 5, 35 g d. 0,535 g e. 5350 g 6. Dalam sebuah bejana, 100 mL larutan Ca(OH)2 0,1 M dicampur dengan larutan CH3COOH 0,1 -5 M. Ternyata pH campurannya adalah 5. Jika harga Ka asam asetat 10 , maka volume larutan CH3COOH 0,1 M yang telah ditambahkan adalah.... a. 100 mL b. 200 mL c. 250 mL d. 300 mL e. 400 mL
7. Berikut ini disediakan beberapa alat: (1.) (2.)
(3.)
(4 .)
(5.)
Alat yang diperlukan untuk membuat larutan penyangga adalah.. a. Semua alat digunakan b. (1), (2), (3) dan (4) c. (2), (3), (4) dan (5) d. (3), (4) dan (5) e. (4), (5) dan (1) 8. Perhatikan data percobaan berikut: Larutan A B C pH awal 6 5 8 Ditambah sedikit asam 4 4,99 7,98 Ditambah sedikit basa 10 5,01 8,01 Ditambah air ( diencerkan) 7 5 8 Analisis dari data di atas adalah ...... 1. Larutan A, B, C adalah larutan buffer karena dapat mempertahankan pH larutan. 2. Pengenceran tidak akan mengubah pH larutan A yang merupakan larutan penyangga asam. 3. Penambahan sedikit basa hanya menambah sedikit harga pH larutan C yang merupakan larutan penyangga basa . 4. Penambahan sedikit asam akan mengurangi sedikit harga pH larutan B yang merupakan larutan penyangga asam. Analisis yang tepat dari data di atas adalah.. a. 1 dan 2 b. 1,2, dan 3 c. 2,3, dan 4 d. 3 dan 4 e. Tepat semuanya
191
9.
Perhatikan grafik titrasi di samping. (6) Grafik di samping adalah titrasi asam lemah dan basa kuat. (7) Grafik disamping adalah titrasi asam kuat dan basa lemah. (8) Pada titik P – Q terjadi sistem bufer. (9) Pada titik Q – T terjadi sistem buffer. (10) Pada titik T- R terjadi sistem bufer
Analisis yang tepat adalah.. a. 1 dan 3 b. 1 dan 4 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 2. Q-S e. 1 dan 5 10. Gambar dibawah ini adalah reaksi pembentukan larutan penyangga dari campuran asam lemah/basa lemah dengan basa/asam kuat.
Berdasarkan reaksi pembentukan di atas maka komponen larutan penyangga yang terbentuk jika larutan H3PO4 ditambahkan dengan larutan NaOH adalah.... a. H3PO4 dan NaOH d. H3PO4 dan H2O b. H2PO4 dan NaOH e. H3PO4 dan H2PO4 c. H2PO4 dan H2O 11. Campuran penyangga yang mempunyai pH terkecil adalah yang terdiri atas..... a. 10 mL CH3COOH 0,15 M + 10 mL NaOH 0,1 M b. 10 mL CH3COOH 0,2 M + 10 mL NaOH 0,08 M c. 10 mL CH3COOH 0,25 M + 10 mL NaOH 0,15 M d. 10 mL CH3COOH 0,3 M + 10 mL NaOH 0,15 M e. 10 mL CH3COOH 0,35 M + 10 mL NaOH 0,25 M 12. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini: i. Teknologi pengawetan ikan dengan penggaraman ii. Teknologi pembuatan sabun mandi iii. Teknologi pembuatan minuman peningkat performa olahraga/minuman berkarbonasi. Diantara pernyataan-pernyataan di atas, manakah teknologi yang menerapkan konsep sains dalam larutan penyangga... a. I b. II c. III d. II dan III e. I, II dan III
13.
192
14.
Obat tetes mata sangat berguna bagi masyarakat ( Society) untuk mengobati penyakit mata kering atau iritasi. Dalam obat tetes mata ternyata juga menggunakan sistem buffer. Manakah pernyataan di bawah ini yang kurang tepat mengenahi teknologi pembuatan obat tetes mata.. a. Suasana pH pada obat tetes mata tersebut disesuaikan dengan kondisi pH pada mata manusia. b. Sediaan obat tetes mata dibuat tidak harus mendekati isotonis. c. Untuk menaikkan viskositas diperlukan suatu zat pengental pada pembuatan obat tetes mata. d. Proses pembuatan obat tetes mata harus steril e. Obat tetes mata harus jernih dan bebas dari partikel asing.
Bila pH larutan penyangga mula-mula 8,31, maka prediksi pH akhir yang tepat jika larutan yang di dalamnya adalah larutan penyangga.... a. 7 b. 8,35 c. 8,15 d. 9 e. 8,40 15. Sistem penyangga yang utama dalam dalam cairan intrasel adalah pasangan dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat. Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa, manakah dari reaksi berikut yang menunjukkan cairan intrasel tersebut bereaksi dengan asam dan basa… + a. H2PO4 (aq) + H (aq) H3PO4(aq) 2+ 2HPO4 (aq) + H (aq) HPO4 (aq) + H2O(l) 2+ b. HPO4 (aq) + H (aq) H2PO4 (aq) 2H2PO4 (aq) + OH (aq) HPO4 (aq) + H2O(l) 2H2PO4 (aq) + OH (aq) HPO4 (aq) + H2O(l) c. 2+ 2HPO4 (aq) + H (aq) HPO4 (aq) + H2O(l) + d. H2PO4 (aq) + H (aq) H3PO4(aq) 2+ HPO4 (aq) + H (aq) H2PO4 (aq) 2H2PO4 (aq) + OH (aq) HPO4 (aq) + H2O(l) e. 23HPO4 (aq) + OH (aq) PO4 (aq) + H2O(l) 16. Zat pengatur asam adalah suatu jenis zat aditif makanan yang bekerja sebagai penyangga. Salah satu diantara yang sering digunakan adalah campuran asam sitrat dengan natrium sitrat. Asam sitrat adalah adalah asam yang mengion sebagai berikut : + -4 C5H7O4CO2H(aq) C5H7O4 (aq) + H (aq) Ka = 7,4 x 10 Zat aditif yang biasanya dicampurkan adalah kedua larutan di atas, maka berapakah pH dari larutan yang mengandung asam sitrat 0,22 M dan larutan natrium sitrat 0,3 M! a. 4 – log 4,256 b. 4 – log 5,426 c. 4 – log 5,264 d. 4 – log 5,624 e. 4 – log 4,526
193
17. Seorang petani menanam kentang pada ladangnya. Setelah dilakukan beberapa kali penanaman ternyata hasilnya tidak maksimal sehingga petani mengalami kerugian. Berdasarkan informasi yang petani dapatkan tanaman kentang akan tumbuh baik pada pH tanah 5. Berdasarkan informasi tersebut petani mengecek lahannya ternyata pHnya mendekati 7. Cara mengatasi permasalaahan tersebut petani akan melakukan percobaan dengan menggunakan pupuk ZA untuk ditebar di ladangnya. Perumusan hipotesis dari percobaan yang akan dilakukan oleh petani yang tepat adalah. a. Tidak ada pengaruh pemberian pupuk ZA terhadap perubahan pH tanah b. Tidak ada pengaruh pemberian pupuk ZA terhadap tanaman kentang c. Tidak ada pengaruh pemberian pupuk ZA terhadap kerugian petani d. Tidak ada pengaruh kesuburan tanah terhadap pupuk ZA e. Tidak ada pengaruh kesuburan tanah terhadap kerugian petani 18. Seorang siswa sedang meneliti bagaimana caranya mentralkan lahan yang bersifat asam agar bisa ditumbuhi tanaman tertentu. Berdasarkan studi pustaka siswa akan mencoba menetralkan tanah dengan batu kapur (CaCO 3). Dugaan sementaranya jika tanah yang bersifat asam ditambah batu kapur maka pH tanahnya akan naik. Variabel terikat dalam penelitian tersebut adalah.. a. Penambahan batu kapur b. pH tanah c. tanaman d. pertumbuhan tanaman e. siswa 19. Berikut beberapa alasan yang mungkin bila suatu garam dilarutkan dalam air 1. Garam tersebut tersusun dari asam kuat dan basa lemah sehingga terhidrolisis sebagian. 2. Garam tersebut tersusun dari asam lemah dan basa kuat sehingga terhidrolisis sebagian. 3. Garam tersebut tersusun dari asam kuat dan basa kuat sehingga tidak terhidrolisis. 4. Garam tersebut tersusun dari asam lemah dan basa lemah sehingga terhidrolisis total. 5. Garam tersebut tersusun dari asam lemah dan basa lemah sehingga tidak terhidrolisis. Manakah pernyataan yang mungkin untuk K 2SO4 dalam air... a. (1) b. (2) c. (3) d. (4) e. (5) 20. Perhatikan tabel berikut: No. Jenis larutan warna lakmus merah Lakmus biru 1. NaCl merah biru 2. NH4Cl merah merah 3. KCN biru biru 4. CH3COONa biru biru Dari data percobaan di atas garam yang bersifat basa adalah.... a. 1 dan 2 d. 3 dan 4 b. 1 dan 3 e. 4 c. 1 dan 4 21. Jika seorang siswa ingin melakukan praktikum membuat garam yang bersifat asam, maka campuran manakah yang diperlukan... a. 100 ml larutan HF 0,2 M + 100 ml larutan NaOH 0,2 M b. 100 ml larutan HCl 0,2 M + 100 ml larutan NH 3 0,2 M c. 100 ml larutan HCl 0,2 M + 100 mL larutan KOH 0,2 M
194
d. 100 ml larutan HCN 0,2 M + 100 ml larutan NaOH 0,2 M e. 100 ml larutan HCOOH 0,2 M + 100 ml larutan KOH 0,2 M 22. Jika larutan 50 mL asam lemah monoprotik 0,2 M direaksikan dengan 50 mL larutan basa -5 kuat monoprotik 0,2 M , Ka= 10 , pH larutan yang akan terjadi.... a. 3 d. 8 b. 6 e. 9 c. 7 23. Perhatikan garam-garam berikut ! 1. Natrium asetat 2. Ammonium asetat 3. Ammonium klorida 4. Natrium klorida 5. Kalium klorida Manakah di antara garam-garam di atas jika dilarutkan dalam air akan mengalami hidrolisis parsial adalah … a. 1, 2, dan 3 b. 2 dan 4 c. 1 dan 3 d. 1, 3, dan 5 e. Benar semua 24. Di bawah ini garam-garam dan manfaatannya dalam kehidupan sehari-hari yang sering digunakan oleh masyarakat. 1. Penggunaan amonium sulfat sebagai pupuk, mengalami hidrolisis sebagian. 2. Penggunaan natrium benzoat sebagai pengawet mengalami hidrolisis total. 3. Penggunaan natrium hipoklorit sebagai pemutih pakaian,mengalami hidrolisis sebagian. 4. Penggunaan natrium klorida sebagai perasa asin pada makanan merupakan garam yang tidak mengalami hidrolisis. Manakah pernyataan yang benar:...... a. 1,2 dan 3 b. 2,3 dan 4 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 1,3 dan 4 25. Hidrolisis garam adalah reaksi antara air dan ion-ion garam yang berasal dari asam lemah/basa lemah. Spesi yang bereaksi dengan air adalah anion dari asam lemah dan kation dari basa lemah. Ion berikut yang mengalami hidrolisis dalam air adalah..... + a. Na + b. NH4 c. Cl d. NO3 2e. SO4 26. Pernahkah kalian makan manisan buah dalam kaleng? Biasanya ke dalam produk tersebut ditambahkan garam natrium benzoat sebagai bahan pengawet. Di antara pernyataan di bawah ini yang sesuai tentang sifat – sifat garam tersebut adalah... a. Garam natrium benzoat berasal dari basa lemah dan asam kuat . + b. Ion Na mengalami hidrolisis dalam air. c. pH larutan garamnya di bawah 7 d. larutan garam zat pengawet tersebut dapat memerahkan kertas lakmus biru e. garam tersebut terhidrolisis sebagian dalam air 27. Produk pemutih pakaian mengandung garam NaOCl yang sangat reaktif. Garam ini digunakan untuk menghilangkan noda pada pakaian. Dalam air garam tersebut akan terhidrolisis sebagian, ion yang terhidrolisis adalah...
195
+
a. Na b. OCl c. HOCl d. OH + e. H -5 28. Jika 50 mL CH3COOH 0,1 M dititrasi dengan 50 mL NaOH 0,1 M diketahui Ka= 10 1. Garam yang terbentuk dapat memerahkan lakmus biru 2. pH larutan 3 – log 5 3. konsentrasi CH3COONa = 0,005 M 4. CH3COONa mengalami hidrolisis sebagian Dari pernyataan di atas yang benar adalah a. 1, 2 dan 3 b. 2 dan 3 c. 1 saja d. 4 saja e. 1,3 dan 4 29. Suatu data penelitian menunjukkan bahwa semangka akan tumbuh dengan baik dalam kisaran pH antara 4,5 – 5,5. Maka berdasarkan informasi tersebut ,media tanam di bawah ini yang cocok untuk kelangsungan hidup semangka yaitu.... a. Media tanam yang bersifat basa dengan pH antara 7-9 b. Media tanam yang bersifat netral dengan pH = 7 c. Media tanam yang bersifat asam dengan pH kurang dari 6 d. Media tanam yang bersifat asam dengan pH antara 4-6 e. Media tanam yang bersifat basa dengan pH lebih dari 7 30. Seorang siswa melakukan percobaan membandingkan pH larutan buffer dan bukan buffer. Data yang dihasilkan adalah sebagai berikut;
Perubahan larutan buffer di atas dalam grafik ditunjukkan oleh..
a. d .
b .
c .
e .
196
Lampiran 29 KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTTEST 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
A C E D D E D D A E E C B C B
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
B A B C D B E C E B E B D D A
197
Lampiran 30
198
Lampiran 31
199
Lampiran 32 HASIL PENILAIAN PSIKOMOTORIK PRAKTIKUM PENYANGGA (PENGAMAT 1) No.
Kode
Skor Setiap Aspek A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Jumlah
1
R-01
4
3
4
3
3
2
3
3
2
3
3
33
2
R-02
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
36
3
R-03
4
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
35
4
R-04
4
3
4
2
3
3
4
3
2
2
4
34
5
R-05
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
36
6
R-06
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
38
7
R-07
4
3
4
3
3
3
2
4
3
3
4
36
8
R-08
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
41
9
R-09
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
42
10
R-10
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
37
11
R-11
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
37
12
R-12
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
39
13
R-13
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
35
14
R-14
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
37
15
R-15
4
3
4
2
3
4
3
3
2
3
3
34
16
R-16
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
35
17
R-17
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
38
18
R-18
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
35
19
R-19
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
37
20
R-20
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
36
21
R-21
4
3
4
2
3
4
4
3
3
4
3
37
22
R-22
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
36
23
R-23
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
35
24
R-24
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4
38
25
R-25
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
36
26
R-26
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
36
27
R-27
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
4
39
28
R-28
4
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
37
29
R-29
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
36
30
R-30
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
41
jumlah
120
90
120
95
97
96
96
100
93
97
98
Rata-rata tiap aspek
4,0
3,0
3,17
3,23
3,2
3,2
4,0
3,1
3,23
3,27
4,0
200
DAFTAR HASIL PENILAIAN PSIKOMOTORIK PRAKTIKUM PENYANGGA (PENGAMAT 2) No.
Kode
Skor Setiap Aspek A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Jumlah
1
R-01
3
2
4
2
3
4
3
3
4
4
2
34
2
R-02
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
3
R-03
3
4
4
2
3
4
4
3
3
4
3
37
4
R-04
2
3
4
2
4
4
3
4
4
4
2
36
5
R-05
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
36
6
R-06
3
2
3
3
4
4
3
3
4
3
4
36
7
R-07
4
3
4
3
3
3
2
4
3
3
4
36
8
R-08
4
3
4
2
4
4
3
2
2
4
3
35
9
R-09
4
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
34
10
R-10
3
2
3
3
4
4
3
3
4
3
4
36
11
R-11
3
4
4
2
3
4
4
3
3
4
3
37
12
R-12
2
3
4
2
3
4
4
3
2
2
2
31
13
R-13
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
36
14
R-14
2
3
4
2
3
4
4
3
2
2
2
31
15
R-15
2
3
4
2
3
4
4
3
4
4
2
35
16
R-16
2
3
4
3
3
4
4
3
3
4
2
35
17
R-17
2
3
4
2
3
4
4
3
3
4
2
34
18
R-18
4
4
2
3
2
4
3
3
3
4
4
36
19
R-19
3
4
4
2
3
4
4
3
3
4
3
37
20
R-20
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
21
R-21
3
2
3
2
4
4
4
3
4
3
2
34
22
R-22
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
23
R-23
3
4
4
2
3
4
4
3
3
4
3
37
24
R-24
3
3
3
2
4
4
4
3
4
3
3
36
25
R-25
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
36
26
R-26
4
2
3
4
3
2
2
4
4
3
2
33
27
R-27
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
33
28
R-28
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
29
R-29
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
39
30
R-30
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
40
Jumlah
92
90
112
74
99
114
104
94
99
106
81
Rata-rata tiap aspek
3,1
3,0
3,7
2,5
3,3
3,8
3,5
3,1
3,3
3,5
2,7
201
DAFTAR HASIL PENILAIAN PSIKOMOTORIK PRAKTIKUM HIDROLISIS (PENGAMAT 1)
No.
Kode
Skor Setiap Aspek A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Jumlah
1
R-01
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
35
2
R-02
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
38
3
R-03
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
38
4
R-04
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
35
5
R-05
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
37
6
R-06
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
37
7
R-07
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
38
8
R-08
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
41
9
R-09
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
43
10
R-10
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
38
11
R-11
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
37
12
R-12
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
37
13
R-13
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
37
14
R-14
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
36
15
R-15
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
36
16
R-16
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
36
17
R-17
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
37
18
R-18
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
36
19
R-19
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
36
20
R-20
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
36
21
R-21
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
39
22
R-22
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
36
23
R-23
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
36
24
R-24
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
37
25
R-25
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
36
26
R-26
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
36
27
R-27
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
37
28
R-28
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
36
29
R-29
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
38 38
30
R-30 jumlah Rata-rata tiap aspek
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
120
90
120
102
102
98
97
99
92
100
93
4,0
3,0
4,0
3,4
3,4
3,3
3,2
3,3
3,1
3,3
3,1
202
DAFTAR HASIL PENILAIAN PSIKOMOTORIK PRAKTIKUM HIDROLISIS (PENGAMAT 2) No.
Kode
Skor Setiap Aspek A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Jumlah
1
R-01
3
2
4
2
3
4
4
2
4
2
2
32
2
R-02
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
3
R-03
3
4
4
2
3
4
4
3
3
4
3
37
4
R-04
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
2
37
5
R-05
3
3
4
2
3
4
4
3
3
4
2
35
6
R-06
3
2
3
3
4
4
3
3
4
3
4
36
7
R-07
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
38
8
R-08
4
3
4
2
4
4
3
2
2
4
3
35
9
R-09
4
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
34
10
R-10
3
2
3
3
4
4
3
3
4
3
4
36
11
R-11
3
4
4
2
3
4
4
3
3
4
3
37
12
R-12
2
3
4
2
3
4
2
3
3
4
2
32
13
R-13
3
3
4
3
3
4
3
4
2
4
2
35
14
R-14
3
2
4
3
2
4
2
3
4
4
2
33
15
R-15
3
2
4
3
2
4
2
3
4
4
2
33
16
R-16
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
38
17
R-17
3
3
4
2
3
4
4
3
3
4
2
35
18
R-18
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
40
19
R-19
3
4
4
2
3
4
4
3
3
4
3
37
20
R-20
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
21
R-21
3
2
3
2
4
4
4
3
4
3
2
34
22
R-22
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
23
R-23
3
4
4
2
3
4
4
3
3
4
3
37
24
R-24
3
3
3
2
4
4
4
3
4
3
3
36
25
R-25
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
36
26
R-26
3
3
2
4
3
4
4
3
2
4
3
35
27
R-27
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
33
28
R-28
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
2
36
29
R-29
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
39
30
R-30
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
40
jumlah
95
88
113
77
101
117
100
93
100
111
79
Rata-rata tiap aspek
3,2
2,9
3,8
2,6
3,4
3,9
3,3
3,1
3,4
3,7
2,6
203
Lampiran 33
ANALISIS HASIL PENILAIAN PRAKTIKUM PENYANGGA No.
1
Kode R-01
(pengmat 2) (pengmat 1) 33
34
Rata-Rata
Skor Maksimum
Kategori
33,5
44
Baik Sangat Baik Sangat Baik
2
R-02
36
36
36
44
3
R-03
35
37
36
44
35
44
Baik Sangat Baik
4
R-04
34
36
5
R-05
36
36
36
44
6
R-06
38
36
37
44
Sangat Baik Sangat Baik
7
R-07
36
36
36
44
8
R-08
41
35
38
44
Sangat Baik
9
R-09
42
34
38
44
Sangat Baik Sangat Baik
10
R-10
37
36
36,5
44
11
R-11
37
37
37
44
Sangat Baik Baik
12
R-12
39
31
35
44
13
R-13
35
36
35,5
44
Baik
14
R-14
37
31
34
44
Baik Baik
15
R-15
34
35
34,5
44
16
R-16
35
35
35
44
Baik Sangat Baik
17
R-17
38
34
36
44
18
R-18
35
36
35,5
44
Baik
19
R-19
37
37
37
44
Sangat Baik
20
R-20
36
36
36
44
Sangat Baik
21
R-21
37
34
35,5
44
Baik Sangat Baik
22
R-22
36
36
36
44
23
R-23
35
37
36
44
Sangat Baik
24
R-24
38
36
37
44
Sangat Baik Sangat Baik
25
R-25
36
36
36
44
26
R-26
36
33
34,5
44
Baik
27
R-27
39
33
36
44
Sangat Baik
28
R-28
37
36
36,5
44
Sangat Baik
29
R-29
36
39
37,5
44
Sangat Baik
40,5
44
Sangat Baik
30
R-30
41
40
Rata-rata nilai secara klasikal Jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik Jumlah siswa yang memperoleh kategori baik Jumlah siswa yang memperoleh kategori cukup baik Jumlah siswa yang memperoleh kategori kurang baik
Keterangan: Kriteria penilaian 35 < ≤ 44 = 27 < ≤ 35 = 19< ≤ 27 = 11< ≤ 19 =
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
36 (Sangat Baik) 20 10 0 0
204
ANALISIS PENILAIAN PRAKTIKUM HIDROLISIS No.
Kode
1
R-01
2
R-02
Skor (pengmat 1) 35
Rata-rata dari ke-2 pengamat 33,5
Skor maksimal 44
Baik
36
37
44
Sangat baik
44
Sangat baik
Skor (pengmat 2) 32
38
Kategori
3
R-03
38
37
37,5
4
R-04
35
37
36
44
Sangat baik
44
Sangat baik
5
R-05
37
35
36
6
R-06
37
36
36,5
44
Sangat baik
38
44
Sangat baik
7
R-07
38
38
8
R-08
41
35
38
44
Sangat baik
44
Sangat baik
9
R-09
43
34
38,5
10
R-10
38
36
37
44
Sangat baik
44
Sangat baik
11
R-11
37
37
37
12
R-12
37
32
34,5
44
Baik
44
Sangat baik
13
R-13
37
35
36
14
R-14
36
33
34,5
44
Baik
44
Baik
15
R-15
36
33
34,5
16
R-16
36
38
37
44
Sangat baik
36
44
Sangat baik
17
R-17
37
35
18
R-18
36
40
38
44
Sangat baik
36,5
44
Sangat baik
19
R-19
36
37
20
R-20
36
36
36
44
Sangat baik
36,5
44
Sangat baik
21
R-21
39
34
22
R-22
36
36
36
44
Sangat baik
44
Sangat baik
23
R-23
36
37
36,5
24
R-24
37
36
36,5
44
Sangat baik
44
Sangat baik
25
R-25
36
36
36
26
R-26
36
35
35,5
44
Baik
44
Baik
27
R-27
37
33
35
28
R-28
36
36
36
44
Sangat baik
29
R-29
38
39
38,5
44
Sangat baik
40
39
44
Sangat baik
30
R-30
38
Rata-rata nilai secara klasikal
37 (Sangat baik)
Jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik
24
Jumlah siswa yang memperoleh kategori baik
6
Jumlah siswa yang memperoleh kategori cukup baik
0
Jumlah siswa yang memperoleh kategori kurang baik
0
Keterangan: Kriteria penilaian 35 < ≤ 44 = 27 < ≤ 35 = 19< ≤ 27 = 11< ≤ 19 =
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
205
Lampiran 34
HASIL PENILAIAN PSIKOMOTORIK (DISKUSI) (PENGAMAT 1) No.
KODE
SKOR TIAP ASPEK A
B
C
D
E
F
G
H
JUMLAH
1
R-01
3
3
3
4
3
3
3
3
25
2
R-02
3
3
3
3
3
3
3
3
24
3
R-03
3
3
4
3
3
3
3
3
25
4
R-04
4
4
3
4
3
3
3
3
27
5
R-05
3
3
3
3
3
3
3
3
24
6
R-06
3
3
4
3
3
3
3
3
25
7
R-07
4
3
4
4
3
3
3
3
27
8
R-08
3
4
4
3
4
3
3
4
28
9
R-09
4
4
4
4
4
3
3
4
30
10
R-10
3
3
4
3
3
3
3
4
26
11
R-11
4
3
3
4
3
3
3
3
26
12
R-12
3
3
3
4
3
3
3
3
25
13
R-13
3
3
3
3
3
3
3
3
24
14
R-14
3
3
3
4
3
3
3
3
25
15
R-15
3
4
4
4
3
3
3
4
28
16
R-16
3
3
3
3
3
3
3
3
24
17
R-17
3
3
3
3
3
3
3
3
24
18
R-18
3
3
4
4
3
3
3
3
26
19
R-19
3
3
3
3
3
3
3
3
24
20
R-20
3
3
3
3
3
3
3
3
24
21
R-21
3
4
3
4
3
3
3
4
27
22
R-22
3
3
3
3
3
3
3
3
24
23
R-23
3
3
4
3
3
3
3
3
25
24
R-24
4
3
3
3
3
3
3
4
26
25
R-25
3
3
3
3
3
3
3
3
24
26
R-26
3
3
3
4
3
3
3
3
25
27
R-27
3
3
3
3
3
3
3
3
24
28
R-28
3
3
3
3
3
3
3
3
24
29
R-29
3
3
3
3
3
3
3
3
24
30
R-30
4
3
4
4
3
3
3
4
28
Jumlah
96
95
100
102
92
90
90
97
Rata-rata skor tiap aspek
3,2
3,2
3,3
3,4
3,1
3,0
3,0
3,2
206
HASIL PENILAIAN PSIKOMOTORIK (DISKUSI) (PENGAMAT 2) No.
KODE
SKOR TIAP ASPEK A
B
C
D
E
F
G
H
JUMLAH
1
R-01
2
3
3
4
4
2
4
3
25
2
R-02
3
3
4
4
2
3
3
3
25
3
R-03
3
3
3
4
4
3
3
4
27
4
R-04
3
3
4
4
2
2
3
3
24
5
R-05
4
2
2
4
2
4
1
4
23
6
R-06
2
2
4
3
3
3
3
3
23
7
R-07
3
4
3
2
3
4
4
3
26
8
R-08
3
3
3
2
2
2
2
3
20
9
R-09
3
2
2
4
2
2
2
2
19
10
R-10
2
2
4
3
3
3
3
3
23
11
R-11
3
3
3
4
4
3
3
4
27
12
R-12
2
3
4
4
3
3
3
2
24
13
R-13
4
2
2
3
3
3
3
4
24
14
R-14
3
2
2
4
2
2
4
4
23
15
R-15
2
2
3
4
4
4
3
4
26
16
R-16
4
3
2
3
3
3
3
4
25
17
R-17
2
2
3
3
3
2
3
4
22
18
R-18
4
3
2
4
3
3
4
4
27
19
R-19
3
3
3
4
4
3
3
4
27
20
R-20
3
3
4
4
2
3
3
3
25
21
R-21
4
4
4
4
3
3
3
3
28
22
R-22
3
3
4
4
2
3
3
3
25
23
R-23
3
3
3
4
4
3
3
4
27
24
R-24
3
3
4
3
3
4
3
3
26
25
R-25
4
3
4
3
3
3
3
3
26
26
R-26
4
4
2
3
2
4
3
2
24
27
R-27
3
2
2
3
2
2
2
2
18
28
R-28
3
3
4
4
2
3
3
3
25
29
R-29
3
2
4
3
3
3
2
3
23
30
R-30
3
2
4
3
3
3
2
3
23
Jumlah
91
82
95
105
85
88
87
97
Rata-rata skor tiap aspek
3,0
2,7
3,2
3,5
2,8
2,9
2,9
3,2
207
Lampiran 35
ANALISIS HASIL PENILAIAN PSIKOMOTORIK ( DISKUSI) No.
Kode Skor (pengmat 1) 25
Skor (pengmat 2) 25
RataRata
Skor Maksimal 32
Kategori Baik
1
R-01
2
R-02
24
25
24,5
32
Baik
3
R-03
25
27
26
32
Sangat baik
4
R-04
27
24
25,5
32
Baik
5
R-05
24
23
23,5
32
Baik
24
32
Baik Sangat baik
6
R-06
25
23
25
7
R-07
27
26
26,5
32
8
R-08
28
20
24
32
Baik Baik
9
R-09
30
19
24,5
32
10
R-10
26
23
24,5
32
Baik
11
R-11
26
27
26,5
32
Sangat baik
12
R-12
25
24
24,5
32
Baik
13
R-13
24
24
24
32
Baik
24
32
Baik Sangat baik
14
R-14
25
23
15
R-15
28
26
27
32
16
R-16
24
25
24,5
32
Baik Baik
17
R-17
24
22
23
32
18
R-18
26
27
26,5
32
Sangat baik
19
R-19
24
27
25,5
32
Baik Baik Sangat baik
20
R-20
24
25
24,5
32
21
R-21
27
28
27,5
32
24,5
32
Baik Sangat baik
22
R-22
24
25
23
R-23
25
27
26
32
24
R-24
26
26
26
32
Sangat baik Baik
25
R-25
24
26
25
32
26
R-26
25
24
24,5
32
Baik
27
R-27
24
18
21
32
Baik Baik
28
R-28
24
25
24,5
32
29
R-29
24
23
23,5
32
Baik
25,5
32
Baik
30
R-30
28
23
Rata-rata nilai secara klasikal
25 (Baik)
Jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik
8
Jumlah siswa yang memperoleh kategori baik
22
Jumlah siswa yang memperoleh kategori cukup baik
0
Jumlah siswa yang memperoleh kategori kurang baik
0
Keterangan: Kriteria penilaian 26 < ≤ 32 = 20 < ≤ 26= 14< ≤ 20 = 8 < ≤ 14=
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
208
Lampiran 36
HASIL PENILAIAN AFEKTIF (PENGAMAT 1) No.
KODE
SKOR TIAP ASPEK A
B
C
D
E
F
G
JUMLAH
1
R-01
4
3
3
3
3
4
3
23
2
R-02
4
4
3
4
3
3
3
24
3
R-03
4
3
3
3
3
3
3
22
4
R-04
4
4
3
3
3
4
3
24
5
R-05
4
3
3
3
3
3
3
22
6
R-06
4
3
3
3
3
3
3
22
7
R-07
4
3
3
4
3
3
3
23
8
R-08
4
4
4
4
3
3
3
25
9
R-09
4
4
4
4
3
4
4
27
10
R-10
4
4
3
4
3
4
4
26
11
R-11
4
3
3
4
3
4
3
24
12
R-12
4
4
3
3
4
4
4
26
13
R-13
4
3
3
3
3
3
3
22
14
R-14
4
4
3
3
3
4
4
25
15
R-15
4
2
3
3
3
4
4
23
16
R-16
4
4
3
3
3
3
3
23
17
R-17
4
3
3
3
3
3
3
22
18
R-18
4
3
3
3
3
3
3
22
19
R-19
4
3
3
4
3
3
3
23
20
R-20
4
3
3
4
3
3
3
23
21
R-21
4
4
3
4
3
4
4
26
22
R-22
4
3
3
4
3
3
3
23
23
R-23
4
3
3
3
3
3
3
22
24
R-24
4
4
4
4
3
4
4
27
25
R-25
4
4
3
4
3
3
3
24
26
R-26
4
3
3
3
3
3
3
22
27
R-27
4
3
3
3
3
3
3
22
28
R-28
4
3
3
4
3
3
3
23
29
R-29
4
3
3
4
3
3
3
23
30
R-30
4
4
4
4
3
4
4
27
120
101
94
105
91
101
98
4,0
3,4
3,1
3,5
3,0
3,4
3,3
Jumlah Rata-rata skor tiap aspek
209
HASIL PENILAIAN AFEKTIF (PENGAMAT 2) No.
KODE
SKOR TIAP ASPEK A
B
C
D
E
F
G
jumlah
1
R-01
2
4
3
2
4
2
4
21
2
R-02
2
2
3
3
3
3
3
19
3
R-03
3
3
1
4
4
4
2
21
4
R-04
2
2
3
4
3
3
3
20
5
R-05
4
3
4
4
2
3
2
22
6
R-06
4
3
3
3
3
3
2
21
7
R-07
4
3
3
4
3
3
3
23
8
R-08
4
4
2
3
4
3
2
22
9
R-09
4
4
2
2
4
3
2
21
10
R-10
4
3
4
4
2
3
2
22
11
R-11
3
3
1
4
4
4
2
21
12
R-12
3
4
3
2
4
2
4
22
13
R-13
4
3
4
3
2
3
3
22
14
R-14
3
3
4
4
4
3
4
25
15
R-15
4
3
3
4
4
3
4
25
16
R-16
4
4
4
3
2
3
2
22
17
R-17
4
3
4
4
2
3
2
22
18
R-18
3
3
4
4
4
4
4
26
19
R-19
2
3
1
4
4
4
2
20
20
R-20
2
2
3
3
3
3
3
19
21
R-21
4
4
4
4
4
4
2
26
22
R-22
2
2
3
3
3
3
3
19
23
R-23
2
3
2
4
2
4
2
19
24
R-24
3
3
2
3
2
3
2
18
25
R-25
4
3
2
1
4
4
2
20
26
R-26
4
3
3
3
3
3
3
22
27
R-27
4
4
2
3
4
2
2
21
28
R-28
2
2
3
3
3
3
3
19
29
R-29
4
3
3
3
2
3
2
20
30
R-30
4
3
3
3
3
3
2
21
jumlah
98
92
86
98
95
94
78
presentase tiap aspek
3,3
3,1
2,9
3,3
3,2
3,1
2,6
210
Lampiran 37
ANALISIS HASIL PENILAIAN AFEKTIF No.
Kode Skor (pengmat 1) 23
Skor (pengmat 2) 21
1
R-01
2
R-02
24
19
3
R-03
22
21
Rata-Rata
Skor maksimal
Kategori
22,5
28
Baik
21,5
28
Baik
21,5
28
Baik Baik Baik
4
R-04
24
20
22
28
5
R-05
22
22
22
28
21,5
28
Baik Sangat baik
6
R-06
22
21
7
R-07
23
23
23
28
8
R-08
25
22
23,5
28
Sangat baik Sangat baik
9
R-09
27
21
24
28
10
R-10
26
22
24
28
Sangat baik
11
R-11
24
21
22,5
28
Baik Baik
12
R-12
26
22
24
28
13
R-13
22
22
22
28
Baik Sangat baik
14
R-14
25
25
25
28
15
R-15
23
25
24
28
Sangat baik
16
R-16
23
22
22,5
28
Baik Baik
17
R-17
22
22
22
28
18
R-18
22
26
24
28
Sangat baik
19
R-19
23
20
21,5
28
Baik Baik
20
R-20
23
19
21
28
21
R-21
26
26
26
28
Sangat baik
21
28
Baik Baik
22
R-22
23
19
23
R-23
22
19
20,5
28
24
R-24
27
18
22,5
28
Baik Baik
25
R-25
24
20
22
28
26
R-26
22
22
22
28
Baik
27
R-27
22
21
21,5
28
Baik Baik
28
R-28
23
19
21
28
29
R-29
23
20
21,5
28
Baik
24
28
Baik
R-30 27 30 Rata-rata nilai secara klasikal
21
23
Jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik
8
Jumlah siswa yang memperoleh kategori baik
22
Jumlah siswa yang memperoleh kategori cukup baik
0
Jumlah siswa yang memperoleh kategori kurang baik
0
Keterangan: Kriteria penilaian 22 < ≤ 28 = 17 < ≤ 22= 12< ≤ 27 = 7 < ≤ 12=
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
211
Lampiran 38
ANALISIS SKOR TIAP ASPEK PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF 1.
Analisis rata-rata skor tiap aspek psikomotorik praktikum penyangga
Pengmat
Rata- rata nilai tisp aspek ke-1-11 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
4,0
3,0
4,0
3,2
3,2
3,2
3,2
4,0
3,1
3,2
3,3
3,1 3,6
3,0 3,0
3,7 3,9
2,5 2,9
3,3 3,3
3,8 3,5
3,5 3,4
3,1 3,6
3,3 3,2
3,5 3,4
2,7 3,0
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
9
10
11
I II Rata-rata Kriteria
2.
Analisis rata-rata skor tiap aspek psikomotorik praktikum hidrolisis
Pengmat
Rata- rata nilai tisp aspek ke-1-11 1
2
3
4
5
6
7
8
I 4,0
3,0
4,0
3,4
3,4
3,3
3,2
3,3
3,1
3,3
3,1
3,2 3,6
2,9 3,0
3,8 3,9
2,6 3,0
3,4 3,4
3,9 3,6
3,3 3,3
3,1 3,2
3,4 3,3
3,7 3,5
2,6 2,9
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
II Rata-rata Kriteria
3.
Analisis rata-rata skor tiap aspek psikomotorik diskusi siswa
Pengmat
Rata- rata nilai tisp aspek ke-1-8 1
2
3
4
5
6
7
8
I 3,2
3,2
3,3
3,4
3,1
3,0
3,0
3,0
3,0 3,1
2,7 3,0
3,2 3,3
3,5 3,4
2,8 3,0
3,0 3,0
3,0 3,0
3,0 3,0
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
6
7
II Rata-rata Kriteria
4.
Sangat Tinggi
Analisis rata-rata skor tiap aspek afektif siswa
Pengmat
Rata- rata nilai tisp aspek ke-1-7 1
2
3
4
5
I II Rata-rata Kriteria
Keterangan: Kriteria penilaian 3< ≤4 : 2< ≤3: 1< ≤2 : =1:
4,0
3,4
3,1
3,5
3,0
3,4
3,3
3,3 3,7
3,1 3,3
2,9 3,0
3,3 3,4
3,2 3,1
3,1 3,3
2,6 3,0
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah
212
Lampiran 39
ANALISIS NILAI AKHIR SISWA
praktikum 1 (A)
praktikum 2 (B)
Diskusi (C)
1
R-01
80
88
86
57
74
Tidak tuntas
2
R-02
88
93
76
40
67
Tidak tuntas
3
R-03
85
85
76
67
76
Tuntas
4
R-04
85
55
76
47
62
Tidak tuntas
5
R-05
83
90
86
80
84
Tuntas
6
R-06
88
95
81
73
82
Tuntas
7
R-07
80
83
81
50
69
Tidak tuntas
8
R-08
88
78
81
67
76
Tuntas
9
R-09
80
78
81
87
83
Tuntas
10
R-10
90
95
81
87
88
Tuntas
11
R-11
90
85
76
80
82
Tuntas
12
R-12
72
83
86
67
75
Tuntas
13
R-13
90
85
86
33
66
Tidak tuntas
14
R-14
70
85
86
87
83
Tuntas
15
R-15
78
88
86
67
77
Tuntas
16
R-16
90
90
86
83
87
Tuntas
17
R-17
85
83
86
73
80
Tuntas
18
R-18
88
78
81
90
85
Tuntas
19
R-19
90
78
76
57
72
Tidak tuntas
20
R-20
90
93
76
70
80
Tuntas
21
R-21
83
88
81
70
78
Tuntas
22
R-22
80
90
76
73
79
Tuntas
23
R-23
90
85
76
53
72
Tidak tuntas
24
R-24
83
78
81
47
67
Tidak tuntas
25
R-25
80
83
81
87
84
Tuntas
26
R-26
85
78
86
33
63
Tidak tuntas
27
R-27
88
78
81
70
77
Tuntas
28
R-28
88
90
76
60
75
Tuntas
29
R-29
90
93
81
70
81
Tuntas
30
R-30
88
93
81
73
82
Tuntas
85
85
81
No.
Kode
post-test (D)
(A+B+C+2D)/5 Keterangan
Rata-rata
67
77
Jumlah siswa yang tuntas
21
Jumlah siswa yang tidak tuntas
9
213
Lampiran 40
214
215
216
217
218
219
Lampiran 41
220
221
222
Lampiran 42 UJI NORMALITAS DATA NILAI PRETEST KELAS XI IPA 1 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
χ² =
(
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2 < χ2tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
53,33 20,00 30,33 7
Panjang kelas Rata-rata(x) s n
= = = =
5 30,67 8,38 30 4,134
6
(Oi-Ei)2 Ei 0,5803
0,2147
6,441
3
3,9468
0,0557
0,2329
6,987
10
0,9078
0,457
0,1772
0,1759
5,277
4
0,4077
39,5
1,054
0,3531
0,0974
2,922
5
0,8636
45-49
44,5
1,65
0,4505
0,0373
1,119
0
0
50-55
49,5
2,247
0,4878
0,0009
0,027
2
1,9464
54,5
2,844
0,4977
kelas interval
Z untuk batas kelas
20-24
Batas kelas 19,5
peluang Z
-1,33
0,4082
Luas tiap kelas interval 0,1378
25-29
24,5
-0,74
0,2704
30-34
29,5
-0,14
35-39
34,5
40-44
(Ei)
χ²
(Oi)
=
Untuk a = 5% dengan dk= 7 – 3 = 4 diperoleh χ²tabel 9,49 Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
8,65
9,49
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
8,65
223
Lampiran 43 UJI NORMALITAS DATA NILAI POSTTEST KELAS XI IPA 1 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
χ² =
(
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2 < χ2tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= = = =
90,00 33,33 56,77 7
Panjang kelas Rata-rata(x) s n
= = = =
5,66 62,5 16,22 30 1,683
2
(Oi-Ei)2 Ei 0,0503
0,1341
4,023
3
0,3488
0,2881
0,2167
6,501
4
1,5638
-0,18
0,0714
0,2378
7,134
5
0,9108
69,5
0,43
0,1664
0,1867
5,601
8
0,7194
80-89
79,5
1,05
0,3531
0,0984
2,952
7
2,3409
90-99
89,5
1,66
0,4515
0,0375
1,125
1
0,0156
99,5
2,28
0,4887
=
5,95
kelas interval 30-39
Batas kelas 29,5
40-49
Z untuk batas kelas
peluang Z
-2,03
0,4783
Luas tiap kelas interval 0,0561
39,5
-1,42
0,4222
50-59
49,5
-0,8
60-69
59,5
70-79
(Ei)
(Oi)
χ²
Untuk a = 5% dengan dk= 7 – 3 = 4 diperoleh χ²tabel 9,49 Daerah penerimaan
5,95
Daerah penolakan Ho
9,49
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
224
Lampiran 44
UJI SIGNIFIKANSI PENINGKITAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
Hipotesis Ho = Tidak terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan model diktat praktikum. Ha= Terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan model diktat praktikum. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: = Ho diterima jika –t1-1/2 < t hitung < t1-1/2 Cara menenetukan Md yaitu:
∑
=
∑ ( − 1)
= 34
Pre-test
Post-test
Gain (d)
Xd =(d-Md)
X2d
R-01
33
57
24
-10
100
R-02
43
40
-3
-37
1369
3
R-03
37
67
30
-4
16
4
R-04
20
47
27
-7
49
5
R-05
23
80
57
23
529
6
R-06
30
73
43
9
81
R-07
30
50
20
-14
196
R-08
37
67
30
-4
16
R-09
43
87
44
10
100
R-10
43
87
44
10
100
R-11
23
80
57
23
529
R-12
23
67
44
10
100
R-13
37
33
-4
-38
1444
R-14
27
87
60
26
676
15
R-15
43
67
24
-10
100
16
R-16
30
83
53
19
361
17
R-17
50
73
23
-11
121
18
R-18
43
90
47
13
169
R-19
37
57
20
-14
196
R-20
53
70
17
-17
289
R-21
30
70
40
6
36
R-22
20
73
53
19
361
R-23
33
53
20
-14
196
R-24
33
47
14
-20
400
R-25
27
87
60
26
676
R-26
27
33
6
-28
748
27
R-27
30
70
40
6
36
28
R-28
30
60
30
-4
16
29
R-29
30
70
40
6,
36
30
R-30
20
73
53
19
361
987
1997
1013
No. 1 2
7 8 9 10 11 12 13 14
19 20 21 22 23 24 25 26
Kode
jumlah
9407
225
Dari analisis data pre-test dan post-test maka diperoleh: Sumber variasi N Md
Nilai 30 34 9407
Jadi berdasarkan rumus diatas: ℎ ℎ
=
34
9407 30(30 − 1)
= 10,34
Hasil perhitungan t di atas kemudian dikonsultasikan pada t tabel dk = 30-1=29 diperoleh t(0,975)(29) = 2,04.
= 5% dengan
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa secara signifikan setelah menggunakan model diktat praktikum.
226
Lampiran 45 ANALISIS ASPEK-ASPEK KPS
PRE TEST Kode
Observasi 19
23
hipotesis 1
Perencanaan pnelitian
17
3
4
5
6
7
21
Pengendalian variabel 2 18
Interpretasi 8
9
20
inferensi 22
prediksi
Penerapan konsep
komunikasi
10
25
11
14
28
12
13
15
16
24
26
27
29
30
1
R-01
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
2
R-02
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
3
R-03
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
4
R-04
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
5
R-05
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
6
R-06
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
7
R-07
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
8
R-08
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
9
R-09
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
10
R-10
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
11
R-11
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
12
R-12
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
13
R-13
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
14
R-14
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
15
R-15
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
16
R-16
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
17
R-17
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
18
R-18
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
19
R-19
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
20
R-20
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
21
R-21
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
22
R-22
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
23
R-23
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
24
R-24
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
25
R-25
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
26
R-26
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
27
R-27
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
28
R-28
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
29
R-29
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
30
R-30
0
1 6
0
0 12
0
0 4
0 4
0
1 20
0 15
0 7
0
1 24
0 11
1 28
0
0 7
0
0 9
0 15
1
0 7
0 9
0 4
0 4
0 5
0 9
0
0 23
1 15
jumlah Jumlah tiap aspek Rata-rata
6
8
3
0
10
7
9
9
6
12
20
46
17
70
16
33
44
38
6
10
8
9
18
8
11
6
19
227
POST TEST No.
Kode
Observasi 19
hipotesis
23
1
Pengendalian variabel 2 18
Perencanaan pnelitian
17
3
4
5
6
7
21
Interpretasi 8
9
20
inferensi 22
10
prediksi
25
11
14
Penerapan konsep 28
komunikasi
12
13
15
16
24
26
27
29
30
1
R-01
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
2
R-02
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
3
R-03
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
4
R-04
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
5
R-05
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
6
R-06
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
7
R-07
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
8
R-08
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
9
R-09
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
10
R-10
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
11
R-11
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
12
R-12
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
13
R-13
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
14
R-14
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
15
R-15
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
16
R-16
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
17
R-17
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
18
R-18
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
19
R-19
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
20
R-20
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
21
R-21
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
22
R-22
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
23
R-23
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
24
R-24
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
25
R-25
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
26
R-26
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
27
R-27
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
28
R-28
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
29
R-29
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
30
R-30
0 22
1
1 15
0 22
0
0 15
0 14
0
1 28
0
1 23
1
1 30
1 26
1 30
1
1 14
1
1 7
1 29
1
0 4
1 15
1 19
1 22
1 24
1 22
1 25
1
1 25
jumlah Jumlah tiap aspek Rata-rata tiap aspek
21
7
1
24
25
21
21
19
29
43
37
89
48
107
35
55
131
54
22
19
15
24
27
18
18
19
27
227
Lampiran 46
228
229
Lampiran 47 ANALISIS HASIL TANGGAPAN SISWA PADA UJI COBA SKALA LUAS No .
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Skor Setiap Aspek Skor maksi -mal
Ketera -gan
51
60
Sangat layak
2
42
60
Layak
3
44
60
Layak
4
2
44
60
Layak
3
3
48
60
Layak
3
3
3
45
60
Layak
3
4
4
49
60
Sangat layak
3
3
4
2
46
60
Layak
3
3
4
4
51
60
Sangat layak
3
2
3
4
2
44
60
Layak
2
3
3
3
3
45
60
Layak
4
2
4
3
3
47
60
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
juml ah
R-01
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
R-02
3
2
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
2
3
R-03
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
R-04
3
2
3
3
4
3
2
2
4
3
3
3
3
R-05
3
3
3
2
4
4
3
3
4
4
3
3
3
R-06
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
R-07
4
3
3
3
4
3
3
2
3
3
4
3
R-08
2
2
3
3
4
3
3
4
4
3
3
R-09
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
R-10
3
2
4
3
4
2
2
3
3
4
R-11
2
2
4
3
4
3
3
3
4
3
R-12
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
R-13
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
4
56
60
R-14
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
2
3
3
4
50
60
R-15
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
60
Layak
R-16
3
2
3
2
2
2
3
2
4
3
3
3
2
3
2
39
60
Layak
R-17
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
41
60
R-18
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
55
60
R-19
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
3
2
3
3
3
50
60
R-20
3
2
3
2
2
2
3
2
4
3
3
3
2
3
2
39
60
Layak
R-21
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
3
3
38
60
Layak
R-22
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
2
45
60
Layak
R-23
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
2
2
3
2
3
46
60
Layak
R-24
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
42
60
Layak
R-25
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
43
60
Layak
R-26
4
3
4
3
3
2
3
3
4
3
2
3
3
4
4
48
60
Layak
R-27
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
46
60
Layak
R-28
3
3
3
3
4
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
42
60
Layak
R-29
3
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
38
60
Layak
60
Layak
R-30
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
45
jumlah
92
83
99
89
104
88
88
87
99
96
88
82
86
99
84
1364
Rata-rata tiap aspek
3,1
2,8
3,3
3
3,5
3
3
2,9
3,3
3,2
3
2,7
2,9
3,3
2,8
6
2
9
3
18
5
3
6
10
7
3
0
3
10
5
20
19
21
21
8
18
22
15
19
22
22
22
10
19
14
4
9
0
4
4
7
5
9
1
1
5
8
7
1
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
Jumlah siswa yang menyatakan sangat layak Jumlah siswa yang menyatakan layak
Kriteria penilaian 48 < 37 < 15<
≤ 60 = ≤ 48 =
Sangat layak Layak
≤ 26 =
Kurang layak
≤ 37 =
Layak Sangat layak Sangat layak
7 23 46 (Layak)
Rata-rata penilaian secara klasikal
26<
Layak Sangat layak Sangat layak
Cukup layak
230
Lampiran 48
DOKUMENTASI
Gambar 1. Uji Keterbacaan Diktat
Gambar 3. Diskusi di Kelas
Gambar 5. Praktikum Hidrolisis
Gambar 2. Uji Keterlaksanaan Diktat
Gambar 4. Praktikum Penyangga
Gambar 6. Presentasi
231
Lampiran 49
232
233
Lampiran 50