PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN SCIENTIFIC APPROACH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
oleh Naila Ayadiya 4301410015
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Scientific Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada: hari
: Senin
tanggal : 11 Agustus 2014.
Semarang, Agustus 2014 Pembimbing
Dra. Woro Sumarni, M. Si. NIP. 196507231993032001
ii
PENGESAHAN Skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Scientific Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA disusun oleh Naila Ayadiya 4301410015 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada hari Senin, tanggal 11 Agustus 2014.
Panitia Ujian Ketua,
Sekretaris,
Prof. Dr. Wiyanto, M. Si.
Dra. Woro Sumarni, M. Si.
NIP. 196310121988031001
NIP. 196507231993032001
Penguji I,
Penguji II,
Dr. Sri Susilogati Sumarti, M. Si.
Drs. Eko Budi Susatyo, M. Si.
NIP. 195711121983032002
NIP. 19651111199031003
Anggota Penguji/ Pembimbing,
Dra. Woro Sumarni, M. Si. NIP. 196507231993032001
iii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari temuan orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2014
Naila Ayadiya NIM. 4301410015
iv
MOTTO “Ikhlas, semangat, keep fight, do the best (Naila Ayadiya).”
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: 1) Ibu Rianah, Bapak Isnaeni, Mas Amif, dan Zaida. Terima kasih atas dukungan material dan spiritual sebagai keluarga yang luar biasa. 2) Sahabat – sahabatku, Diana, Dita, Selly, dan Keluarga Sastro Agastya. Terima kasih telah menjadi teman sekaligus keluarga
yang
selalu
memberikan
motivasi. 3) Seluruh teman-teman Jurusan Kimia Unnes angkatan tahun 2010. 4) Almamaterku.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika, Universitas Negeri Semarang. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam penyusunan maupun penelitian skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis terutama disampaikan pada: 1.
Rektor Universitas Negeri Semarang
2.
Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang
3.
Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
4.
Dra. Woro Sumarni, M. Si., selaku pembimbing utama yang telah memberikan ilmu, petunjuk dan bimbingannya sehingga sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
5.
Kepala SMA N 1 Kendal yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
6.
Dra. Wiwik Sri Lestari, selaku guru mata pelajaran kimia kelas XI SMA N 1 Kendal yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.
7.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNNES yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis.
8.
Ibu, Bapak dan keluarga yang selalu memberikan dukungan baik material maupun spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini.
9.
Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak sanggup rasanya penulis untuk membalas budi dan jasa beliau. Hanya
doa terpanjat semoga Allah SWT memberikan balasan yang sesuai dengan amal kebaikan beliau. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan penelitian yang lebih baik. . Semarang, Agustus 2014 Penulis
vi
ABSTRAK
Ayadiya, Naila. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Scientific Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Dra. Woro Sumarni, M.Si.
Kata kunci: discovery learning; keterampilan proses sains siswa; scientific approach
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMA melalui model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach. Model pembelajaran discovery learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan proses sains secara mandiri. Scientific approach digunakan agar pengembangan keterampilan sains siswa lebih terarah dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Penelitian terlaksana dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan observasi. Penilaian keterampilan proses sains siswa dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi. Hasil analisis deskriptif setelah penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach ditunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan proses sains siswa sebesar 17,44% dari siklus I ke siklus II. Kesepuluh indikator keterampilan proses sains yang dinilai adalah mengamati, mengelompokkan atau mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan hasil. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMA.
vii
ABSTRACT
Ayadiya, Naila. 2014. Applying Discovery Learning with Scientific Approach to Improve High School Students’ Science Process Skills. Skripsi, Departement of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. Supervisor: Dra. Woro Sumarni, M.Si. Keywords: discovery learning; scientific approach; the students’ science process skills
The purpose of this classroom action research is to improve highschool students’ science process skills through the applying of discovery learning model with scientific approach. Discovery learning give the opportunity to student to develop the science process skill by themselves. Scientific approach used to manage the development of science process skill more guided and be responsible. The research conducted in two cycles which each cycle consist of planning, acting, observing, and reflecting. The assessment technique for students’ science process skills is conducted by using observation sheet. Based on the observation results, it is showed that there is significant increases of students’ science process skill values by 17,44% from first cycle to second cycle. The science process skill indicators that be observed are observing, grouping or classifying, interpretating, predicting, asking question, formulating hypotheses, planning experiments, using tools and materials, applying concepts, and communicating results. Based on the research results, it can be inferred that applying discovery learning model with scientific approach is able to improve the highschool students’ science process skills.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................
ii
PENGESAHAN .....................................................................................................
iii
PERNYATAAN ...................................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................................
v
KATA PENGANTAR ............................................................................................
vi
ABSTRAK ....................................................................................................... .........
vii
ABSTRACT .......................................................................................................
viii
DAFTAR ISI
.................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................
xii
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................................
1
1.1
Latar Belakang ......... ..............................................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ...............................................................................
5
1.3
Rumusan Masalah ...................................................................................
6
1.4
Tujuan Penelitian .......................................................................................
6
1.5
Manfaat Penelitian .....................................................................................
6
1.6
Pembatasan Masalah ..............................................................................
7
2. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................
9
2.1
Model Pembelajaran Discovery Learning ................................................
9
2.2
Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah) .................................................
12
2.3
Keterampilan Proses Sains ......................................................................
16
ix
2.4
Hubungan antara Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Scientific Approach dan Keterampilan Proses Sains ....................
18
2.5
Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................... . 19
2.6
Analisis Materi Pokok ............................................................................. . 21
2.7
Kerangka Berpikir ..................................................................................
28
2.8
Hipotesis Tindakan .................................................................................
30
3. METODE PENELITIAN ...................................................................................
31
3.1
Lokasi dan Subjek Penelitian ...................................................................
31
3.2
Sumber Data ..........................................................................................
31
3.3
Teknik dan Alat Pengumpul Data ............................................................
31
3.4
Validasi Data ..........................................................................................
32
3.5
Hasil Uji Coba Instrumen .......................................................................
38
3.6
Analisis Data ...........................................................................................
40
3.7
Indikator Kinerja .....................................................................................
43
3.8
Prosedur Tindakan...................................................................................
43
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................................
46
4.1
Hasil Penelitian .......................................................................................
46
4.1.1 Pra-penelitian ..........................................................................................
46
4.1.2 Siklus I ....................................................................................................
48
4.1.3 Siklus II ..................................................................................................
55
4.2
Pembahasan ............................................................................................
61
5. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................
66
5.1
Simpulan .................................................................................................
66
5.2
Saran ......................................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
67
LAMPIRAN ..........................................................................................................
70
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1.
Indikator dan Sub-indikator KPS ..................................................................
16
2.2.
Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi ........................................
22
2.3.
Jenis-jenis Sistem Koloid .............................................................................
23
3.1
Format Data Analisis Faktor Uji Coba Instrumen .........................................
33
3.2
Format Tabel Perhitungan Validitas Butir ....................................................
34
3.3
Format Tabel Perhitungan Reliabilitas KPS .................................................
34
3.4
Ringkasan Anava untuk Perhitungan Reliabilitas Rating .............................
36
3.5
Format Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif ...........
37
3.6
Ketentuan Kategori Nilai KPS Siswa ...........................................................
42
4.1
Analisis Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPA 1 ..................................
47
4.2
Analisis Hasil Pretest dan Tes Akhir Siklus I................................................
53
4.3
Analisis Hasil Afektif Siswa pada Siklus I ...................................................
53
4.4
Analisis Hasil Tes Akhir Siklus II dan Post-test ............................................
60
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ..........................................................................................
29
3.1 Urutan Pelaksanaan PTK ................................................................................
44
4.1 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus I ...................................................................
52
4.2 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus II .................................................................
59
4.3 Peningkatan Nilai Tiap Indikator KPS pada Siklus I dan II .............................
62
4.4 Piramida Belajar atau Efektivitas Model Pembelajaran ...................................
64
xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tahun ajaran 2013/2014 adalah awal penerapan kurikulum baru oleh pemerintah di bidang pendidikan. Kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum 2013 sebagai pengganti dari KTSP yang telah digunakan selama enam tahun terakhir. Perubahan kurikulum dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing di tingkat internasional dan juga sebagai usaha untuk mengatasi perubahan yang terjadi akibat arus globalisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2004: 4) yang menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar harus dipersiapkan dengan cermat agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian standar
1
2
kompetensi lulusan. Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seluruh ilmu yang dipelajari dalam tiap satuan pendidikan harus mampu memenuhi standar kompetensi lulusan yang diamanatkan oleh pemerintah. Pelaksanaan
pembelajaran
kurikulum
2013
mengamanatkan
penggunaan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan mengenai suatu kebenaran. Pendekatan ini memberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam
melakukan
observasi,
bertanya,
menalar,
dan
mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran. Melalui tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang berpendekatan scientific, siswa dibimbing secara bertahap untuk mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Proses pembelajaran dengan scientific approach meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif sehingga dapat membentuk siswa yang produktif,
kreatif,
inovatif,
dan afektif
melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ilmu kimia sebagai salah satu mata pelajaran dalam satuan pendidikan juga harus mampu melaksanakan amanat tersebut. Kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam berlangsung, khususnya yang berkaitan dengan zat (Diknas, 2003: 7).
3
Pengenalan ilmu kimia dimulai sejak tingkat SMP, bergabung dengan biologi dan fisika dalam mata pelajaran IPA. Pembelajaran kimia kemudian dilanjutkan di tingkat SMA dan menjadi mata pelajaran mandiri yakni mata pelajaran kimia. Berdasarkan observasi
yang telah dilakukan,
terlihat
bahwa
pembelajaran kimia di SMAN 1 Kendal sudah cukup baik, yakni guru sudah mengaitkan materi dengan hal-hal yang dialami dan mudah ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sistem pembelajaran yang dilakukan guru membuat hasil belajar kognitif siswa cukup tinggi, terlihat dari rata-rata nilai siswa kelas XI pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 adalah 80,75 dimana nilai tersebut lebih dari KKM yang hanya 77. Peneliti juga telah melakukan wawancara dengan Dra. Wiwik Sri Lestari sebagai salah satu guru kimia di SMAN 1 Kendal. Menurut Dra. Wiwik Sri Lestari meskipun sudah dikaitkan dengan hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa masih pasif dalam proses pembelajaran. Guru berfungsi sebagai sumber belajar utama yang menyajikan pengetahuan kimia kepada siswa kemudian siswa hanya memperhatikan penjelasan dan contoh yang diberikan oleh guru tanpa terlibat langsung dalam penemuan dan pengonstruksian pengetahuan. Kegiatan pembelajaran masih kurang mengembangkan proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan siswa, pembelajaran di laboratorium selama kelas X dan XI hanya pernah dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini
4
dibenarkan oleh guru mata pelajaran kimia yang menyatakan bahwa kegiatan praktikum hanya dilakukan pada materi-materi tertentu saja. Kurangnya kegiatan praktikum menyebabkan rendahnya keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti menerapkan model pembelajaran discovery learning sebagai upaya meningkatkan keterampilan proses sains. Model ini mengedepankan peran aktif siswa dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam membantu siswa menemukan dan mengonstruksikan pengetahuan yang dipelajari. Siswa bertugas untuk menyimpulkan suatu karakterisitik berdasarkan simulasi yang telah dilakukan (De Jong & Joolingen, 1998: 180). Menurut Roestiyah (2001: 20), discovery learning ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Siswa secara aktif menemukan sendiri konsep-konsep dalam pembelajaran dengan pengarahan secukupnya dari guru. Proses penemuan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Kolb (1984), bahwa pengetahuan secara terus-menerus diperoleh dari pengalaman dan pengujian oleh individu.
Pembelajaran
discovery
learning
memungkinkan
proses
pembelajaran yang lebih bermakna sehingga tertanam dengan baik dalam pengetahuan yang diperoleh siswa (De Jong & Joolingen, 1998: 194).
5
Penelitian yang berjudul The Effect of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills yang dilakukan oleh Ali Gunay Balim (2009) menunjukkan bahwa penerapan discovery learning dapat meningkatkan keterampilan inkuiri, kemampuan kognitif, dan daya ingat siswa. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dalam penelitian tersebut dengan mendasarkan kegiatan siswa pada discovery learning dalam pembelajaran sains penting untuk hasil belajar yang lebih bermakna. Melalui kegiatan praktikum, siswa memperoleh pengalaman serta bukti yang melalui proses pengujian oleh dirinya sendiri sehingga mereka senantiasa mengetahui konsep dari pembelajaran yang dilaksanakan. Proses menemukan sendiri konsep yang dipelajari akan memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan penemuan-penemuan lain sehingga minat belajarnya semakin meningkat. Oleh karena itu, model pembelajaran discovery learning sesuai jika diterapkan dalam kegiatan praktikum karena di dalamnya terdapat proses merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan hasil praktikum. Serangkaian keterampilan dalam praktikum ini dikenal dengan Keterampilan Proses Sains (KPS).
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti mengidentifikasi
masalah
yang
terkait
kekurangan
dalam
proses
pembelajaran kimia: (1) Siswa cenderung menunggu materi dari guru sehingga pembelajaran kurang berkembang.
6
(2) Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran masih kurang. (3) Guru cenderung memprioritaskan penyampaian materi di kelas daripada melaksanakan pembelajaran di laboratorium. (4) Kegiatan praktikum jarang dilaksanakan sehingga keterampilan proses sains siswa rendah.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka permasalahan yang akan diteliti adalah: Apakah keterampilan proses sains siswa dapat meningkat dengan penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach?
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui adanya peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach.
1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.5.1 Manfaat bagi Siswa (1) Meningkatkan keterampilan proses sains siswa. (2) Melatih kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain, guru, dan lingkungan. (3) Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
7
1.5.2 Manfaat bagi Guru (1) Memberikan informasi atau wacana mengenai model pembelajaran discovery learning. (2) Memberikan informasi atau wacana mengenai scientific approach. (3) Sebagai alternatif bagi guru dalam pembelajaran kimia untuk upaya peningkatan KPS siswa. 1.5.3 Manfaat bagi Sekolah Dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran kimia dan sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. 1.5.4 Manfaat bagi Peneliti Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti untuk menambah wawasan dan sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian berikutnya.
1.6 Pembatasan Masalah Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang didasarkan pada masalah belajar yang muncul di kelas XI IPA 1, SMAN 1 Kendal. Berdasarkan identifikasi masalah, keterampilan siswa rendah dan perlu adanya peningkatan. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan praktikum berdasarkan sepuluh indikator KPS. Indikator-indikator tersebut meliputi keterampilan
mengamati,
mengelompokkan
atau
mengklasifikasi,
menafsirkan, meramalkan, merumuskan hipotesis, mengajukan pertanyaan,
8
merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan hasil. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, materi koloid. Materi ini dipilih karena banyak diaplikasikan dan dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia dan pemanfaatan serta produk-produknya sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Discovery Learning Dewasa ini sudah banyak dikembangkan model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat berperan dalam meningkatkan minat dan semangat belajar siswa agar lebih aktif dan mencapai pemahaman konsep yang maksimal. Model pembelajaran discovery learning pertama kali diperkenalkan oleh Jerome Bruner yang menekankan bahwa pembelajaran harus mampu mendorong peserta didik untuk mempelajari apa yang telah dimiliki (Rifa’I & Anni, 2011: 233). Menurut pandangan Bruner dalam Markaban (2008: 10) belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, di mana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan. Pembelajaran discovery learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta secara aktif dalam membangun pengetahuan yang akan mereka peroleh. Keikutsertaan siswa mengarahkan pembelajaran pada proses pembelajaran yang bersifat student-centered, aktif, menyenangkan, dan memungkinkan terjadinya informasi antar-siswa, antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan lingkungan.
9
10
Model pembelajaran discovery learning berlandaskan pada teori-teori belajar
konstruktivis
(Anyafulude,
2013:
2).
Menurut
pandangan
kostruktivisme, belajar adalah proses aktif siswa dalam mengonstruksi arti, wacana, dialog, dan pengalaman fisik dimana di dalamnya terjadi proses asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari (Rifa’i & Anni, 2011: 199). Dalam pembelajaran discovery learning siswa tidak diberikan konsep dalam bentuk finalnya, melainkan siswa diajak untuk ikut serta dalam menemukan konsep tersebut. Siswa membangun pengetahuan berdasarkan informasi baru dan kumpulan data yang mereka gunakan dalam sebuah pembelajaran
penyelidikan
(De
Jong
&
Joolingen,
1998:
193).
Keikutsertaan menemukan konsep dalam pembelajaran memberikan kesan yang lebih mendalam kepada siswa sehingga informasi disimpan lebih lama dalam memori para siswa. Proses menemukan sendiri konsep yang dipelajari juga memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan penemuan-penemuan lain sehingga minat belajarnya semakin meningkat. Menurut Syah dalam Kemendikbud (2013: 5), prosedur yang harus dilaksanakan dalam proses pembelajaran disvovery learning adalah: (1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan ) Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah memberikan permasalahan yang menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk melakukan penyelidikan yang lebih mengenai permasalahan tersebut. Selain itu, siswa juga dapat diberikan kegiatan berupa jelajah pustaka,
11
praktikum, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. (2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah) Langkah selanjutnya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemukan pada kegiatan awal. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah. Masalah yang telah ditemukan kemudian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis. (3) Data Collection (Pengumpulan Data) Hipotesis yang telah dikemukakan, dibuktikan kebenarannya melalui kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Pembuktian dilakukan dengan mengumpulkan data maupun informasi yang relevan melalui pengamatan, wawancara, eksperimen, jelajah pustaka, maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung dalam kegiatan membuktikan hipotesis. (4) Data Processing (Pengolahan Data) Data-data yang telah diperoleh selanjutnya diolah menjadi suatu informasi yang runtut, jelas, dan bermakna. Pengolahan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diacak, diklasifikasikan, maupun dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
12
(5) Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan kebenaran hipotesis awal yang telah dikemukakan. Pembuktian didasarkan pada hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. (6) Generalization (Menarik Simpulan/Generalisasi) Tahap generalisasi atau penarikan simpulan adalah proses menarik sebuah simpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi. Setelah penarikan simpulan, siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
2.2 Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah) Sains bukanlah pengetahuan yang statis melainkan sebuah proses yang terus menerus tentang penjelajahan dunia dan pencarian untuk mendapatkan sebuah pengertian yang terpercaya mengenai hal tersebut (Jarrard, 2001: 2). Sifat dinamis yang dimiliki oleh sains mengharuskan adanya pendekatan yang sesuai dalam membelajarkan sains kepada siswa. Pendekatan merupakan langkah-langkah yang diciptakan berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Saptorini, 2011: 50).
13
Pelaksanaan kurikulum 2013 mengamanatkan pendekatan ilmiah dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pendekatan ilmiah adalah suatu pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah harus dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan atau kriteria ilmiah. Menurut Komara (2013) terdapat beberapa kriteria suatu proses pembelajaran disebut ilmiah, yakni : (1) Materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. (2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif gurupeserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. (3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. (4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran. (5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
14
(6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris
yang dapat
dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Hasil pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan scientific (Scientific Approach) diperoleh melalui kegiatan proses mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data dan atau informasi, mengasosiasi,
dan
mengkomunikasikan
(Kemendikbud,
2013:
5).
Penjelasan masing-masing proses adalah sebagai berikut: (1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. (2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah. (3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur
15
dengan
mengumpulkan
data,
mengembangkan
kreativitas,
dan
keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang,
dan
melaksanakan
eksperimen,
serta
memperoleh,
menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini. (4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain menganalisis
data,
mengelompokkan,
membuat
kategori,
menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (high order thinking skills) hingga berpikir metakognitif. Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah harus mengikuti beberapa prinsip. Prinsip ini dibuat untuk membimbing guru dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran sehingga pendekatan yang digunakan terarah dan sesuai. Menurut Kemendikbud (2013: 10) prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran berpusat pada siswa; (2) Pembelajaran membentuk students’ self concept; (3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme;
16
(4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip; (5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa; (6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru; (7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi; (8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
2.3 Keterampilan Proses Sains Keterampilan
Proses
Sains
(KPS)
merupakan
keterampilan-
keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan produk sains (Anitah, 2007: 8). KPS menekankan pada pembentukan
keterampilan
memperoleh
pengetahuan
dan
mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan diartikan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Indikator dan sub-indikator keterampilan proses sains dapat dilihat pada Tabel 2.1.
17
Tabel 2.1 Indikator dan Sub-indikator KPS No. 1 2
Indikator Keterampilan Proses Sains Mengamati Mengelompokkan atau klasifikasi
3
Menafsirkan
4
Meramalkan
5
Mengajukan pertanyaan
6
Merumuskan hipotesis
Sub-indikator Keterampilan Proses Sains -
7
Merencanakan percobaan
-
8
Menggunakan alat dan bahan
9
Menerapkan konsep
-
10
Mengkomunikasikan hasil
-
Menggunakan sebanyak mungkin alat indera Mengumpulkan dan menggunakan fakta yang relevan Mencatat setiap pengamatan secara terpisah Mencari perbedaan dan persamaan Mengontraskan ciri-ciri Membandingkan Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan Menyimpulkan Menggunakan pola-pola hasil pengamatan Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. Bertanya untuk meminta penjelasan. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah. Menentukan alat, bahan dan sumber yang akan digunakan Menentukan variabel atau faktor penentu. Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat. Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja Memakai alat dan bahan Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan. Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi Mengubah bentuk penyajian Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian Membaca grafik atau tabel atau diagram Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa.
(Widodo, 2009: 1)
18
2.4 Hubungan antara Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Scientific Approach dan Keterampilan Proses Sains Discovery learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa tidak diberikan pengetahuan dalam bentuk akhir, melainkan siswa berperan aktif dalam menemukan dan membangun suatu konsep. Proses penemuan konsep tersebut menggunakan langkah-langkah yang berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yang berdasar atas kinerja para ilmuwan dalam menemukan sesuatu, merupakan pendekatan yang sesuai untuk membimbing siswa dalam proses penemuan layaknya seorang ilmuwan sehingga apa yang ditemukan benar-benar terpercaya dan teruji. Penemuan konsep dalam discovery learning dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, salah satunya praktikum. Pelaksanaan praktikum yang dimaksud tidak hanya kegiatan yang membuat siswa memiliki keterampilan dalam melaksanakan praktikum saja, melainkan keterampilan yang melibatkan 10 indikator keterampilan proses sains. Siswa dituntut untuk terlibat dalam proses penemuan sebuah jawaban dari permasalahan yang diberikan, sehingga keterampilan praktikum siswa dapat disebut sebagai keterampilan proses sains. Oleh karena itu, dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam lingkup materi pokok.
19
2.5 Kajian Penelitian yang Relevan 2.5.1 Scientific Discovery Learning with Computer Simulations of Conceptual Domains Penelitian yang dilakukan oleh Ton de Jong dan Wouter R. van Joolingen (1998) membahas mengenai penggunaan simulasi komputer dalam pembelajaran dengan model Scientific Discovery Learning. Dalam penelitiannya, De Jong dan Van Joolingen menyampaikan efektivitas dan efisiensi pembelajaran discovery learning. Menurut mereka, tugas utama siswa
dalam
pembelajaran
discovery
learning
adalah
mengetahui
karakteristik suatu model berdasarkan simulasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa discovery learning dengan simulasi dapat menumbuhkan inisiatif siswa dalam proses pembelajaran. 2.5.2 The Effect of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skill Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Ali Gunay Balim (2009) bertujuan untuk mengetahui pengaruh discovery learning pada kemampuan inkuiri, pencapaian akademik, dan ingatan mengenai pengetahuan siswa. Objek penelitian adalah siswa kelas VII. Balim menyatakan bahwa discovery learning adalah sebuah model yang mendorong siswa untuk menarik simpulan berdasarkan aktivitas dan pengamatan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Hasil dan simpulan dari penelitian ini adalah model discovery learning dapat meningkatkan pencapaian dan kemampuan inkuiri siswa.
20
2.5.3 Studying the Effect of Guided Discovery Learning on Reinforcing the Creative Thinking of Sixth Grade Girl Students in Qom during 2012-2013 Academic Year Tujuan utama dalam penelitian yang dilakukan oleh Ali Gholamian (2013) adalah mempelajari pengaruh guided discovery learning sebagai salah satu model aktif membelajarkan siswa yang memiliki keterampilan berpikir kreatif. Penelitian ini dilakukan kepada siswa perempuan kelas VI yang berjumlah 50 orang. Siswa tersebut kemudian dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan guided discovery learning, sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran tradisional. Setelah dilakukan analisis data dapat disimpulkan bahwa guided discovery learning adalah sebuah langkah yang efisien untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. 2.5.4 Secondary School Students’ Assessment of Innovative Teaching Strategies in Enhancing Achievement in Physics and Mathematics Penelitian yang dilakukan oleh Agommuoh dan Ifeanacho (2013) adalah sebuah penelitian deskriptif untuk meneliti penilaian siswa SMA terhadap strategi pembelajaran inovatif dalam meningkatkan pencapaian dalam fisika dan matematika. Pencapaian yang dimaksud meliputi pengembangan keterampilan proses (mengobservasi, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan,
mengukur,
mengestimasi,
dan
memprediksi),
keterampilan pemecahan masalah dan penyelidikan, berpikir logis, menghubungkan, dan kreatif. Penelitian dilakukan dengan memilih 190 siswa dari 394 sekolah dengan teknik purposive sampling. Hasilnya adalah para siswa setuju bahwa strategi pembelajaran inovatif yang meliputi model
21
inkuiri, discovery learning, diskusi, bermain peran, simulasi, permainan, kelompok belajar, brainstorming, dan strategi sejenis dapat meningkatkan pencapaian dalam fisika dan matematika. Peneliti merekomendasikan strategi pembelajaran inovatif yang telah diteliti untuk digunakan dalam proses pembelajaran fisika dan matematika di sekolah.
2.6 Analisis Materi Pokok Materi koloid memiliki beberapa sub-materi yang harus dipahami dengan baik oleh siswa. Sub-materi dalam materi pokok koloid adalah sistem koloid, sifat koloid, dan pembuatan koloid. Pemahaman yang baik akan diperoleh siswa melalui proses pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, peneliti menganalisis hal tersebut. 2.6.1 Sistem Koloid 2.6.1.1 Pengertian Sistem Koloid Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana di dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing (Chang, 2008: 7). Berdasarkan ukuran partikel terlarut dalam campuran, campuran dibagi menjadi 3, yaitu larutan, koloid, dan suspensi (Davis, 2006: 425). Koloid adalah campuran yang tidak mengendap atau memisah menjadi fase yang berbeda (Jespersen et all, 2012: 264). Koloid terdiri atas fase terdispersi dalam ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi (terlarut), sedangkan
22
medium atau zat yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi (pelarut). Sistem koloid banyak dijumpai dalam bidang kimia terapan dan kimia industri, baik dalam proses pembuatan maupun hasilnya (Kasmadi & Gatot, 2008: 253). Hasil-hasil industri ini banyak kita gunakan dan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kosmetik, detergen, margarin, susu, dan lain sebagainya. Sistem koloid berbeda dengan larutan maupun suspensi. Meskipun ketiganya merupakan campuran tetapi ketiganya mempunyai sifat yang berbeda antar satu dan lainnya. Perbedaan antar campuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi Larutan Koloid Suspensi Homogen, tidak Homogen secara Heterogen, baik secara dapat dibedakan makroskopis tetapi makroskopis maupun walaupun heterogen jika dilihat mikroskopis menggunakan dengan mikroskop mikroskop ultra ultra Ukuran partikelnya Ukuran partikelnya Ukuran partikelnya < 1 nm antara 1 nm s.d 1000 > 1000 nm nm Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase Terdiri atas dua fase Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil (tidak memisah apabila didiamkan) Tidak dapat disaring Hanya dapat disaring Dapat disaring menggunakan menggunakan penyaring biasa penyaring ultra maupun penyaring ultra (Purba, 2004: 283)
23
2.6.1.2 Jenis-jenis Koloid Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. Koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol, koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi, dan koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih (Parning et all, 2006: 161). Jenis-jenis koloid disajikan pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Jenis-jenis Sistem Koloid Fase Medium Jenis Contoh terdispersi pendispersi Busa Gas Cair Buih sabun, krim kocok Busa padat Gas Padat Batu apung, marshmallow Aerosol cair Cair Gas Kabut, awan Aerosol padat Padat Gas Asap, debu di udara, asbut Emulsi Cair Cair Krim, mayonais, susu Emulsi padat Cair Padat Mentega, keju Sol Padat Cair Cat, jelli (agar-agar) Sol padat Padat Padat Panduan logam, mutiara (Jespersen et all, 2012: 624) Selain digolongkan berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya koloid juga dibedakan berdasarkan sifatnya terhadap pelarutnya. Koloid yang “suka” terhadap pelarutnya disebut koloid liofil, contohnya adalah kanji, sabun, dan tepung. Sedangkan koloid yang takut pelarutnya disebut koloid liofob, contohnya adalah sol emas, besi (II) hidroksida, arsen (III) sulfat, dan lain-lain (Kasmadi & Gatot, 2008: 26). 2.6.2 Sifat-sifat Koloid Koloid memiliki sifat khas yang berbeda dengan larutan sejati dan suspensi (Purba, 2004: 287). Sifat-sifat koloid, yaitu:
24
(1) Efek Tyndall Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Efek ini sering digunakan untuk membedakan larutan sejati dengan koloid karena larutan sejati tidak menghamburkan cahaya. (2) Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak ini dapat diamati menggunakan mikroskop ultra. Gerak Brown terjadi akibat tumbukan yang tidak seimbang antara fase terdispersi dengan medium pendispersi. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid karena dengan adanya gerak Brown partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak terjadi sedimentasi (Purba, 2004: 288). (3) Muatan Koloid a.
Elektroforesis Partikel koloid ada yang bermuatan dan ada yang tidak bermuatan. Muatan suatu partikel koloid dapat diketahui melalui elektroforesis. Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
b.
Adsorpsi Partikel koloid yang bermuatan dapat menyerap berbagai macam zat pada permukaan. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Zat yang diadsorpsi bukan hanya ion maupun zat lain yang bermuatan, tetapi juga molekul-molekul netral.
25
Kemampuan adsorpsi partikel koloid dimanfaatkan dalam bidang industri dan kehidupan sehari-hari, antara lain pemutihan gula tebu, pembuatan norit, penjernihan air, pembuatan deodoran, dan lainlain. (4) Koagulasi Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi jika terdapat dua sol yang bermuatan bercampur, penetralan elektroforesis muatan sol oleh elektroda, pemanasan sol, dan penambahan elektrolit pada sol. Semakin besar valensi suatu elektrolit semakin mudah menggumpalkan sol (Kasmadi & Gatot, 2008: 27). Sifat partikel koloid yang dapat terkoagulasi (menggumpal) dimanfaatkan dalam berbagai proses, contohnya penjernihan air, penggumpalan karet dalam lateks, dan pembuatan mesin Cotrell pada pembuangan gas di pabrik-pabrik. Selain itu fenomena pembentukan delta di muara sungai juga merupakan salah satu contoh peristiwa koagulasi di alam. (5) Koloid Pelindung Pada beberapa proses, suatu koloid perlu untuk dipecahkan. Akan tetapi, di lain pihak koloid perlu dijaga supaya tidak menggumpal. Perlindungan ini dilakukan dengan menambahkan suatu koloid pelindung, yakni suatu koloid yang ditambahkan dalam sistem koloid lainnya untuk menstabilkan sistem koloid tersebut. Contoh pemanfaatan
26
sifat koloid yang dapat digunakan sebagai koloid pelindung adalah dalam pembuatan es krim, cat, dan tinta. (6) Dialisis Dialisis adalah suatu proses untuk menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid. Sistem kerja dialisis adalah dengan memasukkan sistem koloid ke dalam suatu membran semipermeabel, yakni membran yang dapat dilewati oleh partikel-partikel kecil seperti ion dan molekul sederhana tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid. Proses dialisis secara alamiah terjadi dalam proses pemisahan hasil-hasil metaboliseme dalam darah oleh ginjal. Adaptasi proses ini dilakukan dalam proses cuci darah bagi penderita penyakit ginjal. 2.6.3 Pembuatan Koloid Suatu sistem koloid dapat dibuat dari larutan sejati maupun suspensi (et all, 2006: 170). Pembuatan koloid dari larutan sejati dilakukan dengan mengelompokkan partikel larutan sejati sehingga berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara kondensasi. Cara kondensasi Parning pada dasarnya adalah proses pembuatan koloid melalui reaksi kimia terlebih dahulu (Kasmadi & Gatot, 2008: 27). Sedangkan pembuatan koloid dari suspensi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi sehingga berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara dispersi. Adapun penjelasan masing-masing cara pembuatan sistem koloid adalah sebagai berikut:
27
(1) Cara kondensasi a.
Reaksi hidrolisis Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan dalam pembuatan koloi-koloid basa dari suatu garam.
b.
Reaksi redoks Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi.
c.
Pertukaran ion Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
(2) Cara dispersi a. Cara mekanik (dispersi langsung) Cara ini dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel fase terdispersi.
Biasanya
dilakukan
dengan
penggilingan
atau
penggerusan menggunakan lumpang atau penggiling koloid. Hasil penggerusan atau penggilingan kemudian diaduk dengan medium pendispersi. b. Homogenisasi Dilakukan dengan menggunakan mesin homogenisasi.
28
c. Peptisasi Cara ini dilakukan dengan memecah partikel besar dari suspensi menjadi partikel koloid dengan bantuan zar pemeptisasi (pemecah). d. Busur Bredig Mekanisme Busur Bredig merupakan gabungan dari cara dispersi dan kondensasi. Biasanya digunakan dalam pembuatan sol-sol logam.
2.7 Kerangka Berpikir Materi kimia SMA memang membutuhkan pemahaman cukup tinggi sehingga membuat siswa menjumpai banyak kesulitan dalam memahami dan mendalaminya. Materi koloid berisi konsep-konsep yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi memerlukan pemahaman yang tinggi dalam mempelajari konsep-konsep tersebut. Pembelajaran yang cenderung bersifat verbalisme kurang cocok diterapkan dalam materi ini karena siswa akan cenderung menghafal sehingga lebih mudah lupa. Siswa akan lebih paham jika melakukan praktikum karena mereka dapat menemukan dan menguji sendiri konsep yang dipelajari. Berdasarkan masalah pembelajaran tersebut, peneliti menyusun suatu kerangka berpikir mengenai penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMA. Penerapan model dan pendekatan ini mendorong siswa untuk aktif dalam memahami konsep kimia sekaligus meningkatkan keterampilan
29
psikomotorik siswa karena siswa diajak untuk menemukan konsep melalui berbagai kegiatan.
Masalah pembelajaran kimia di SMAN 1 Kendal
Observasi
-
Wawancara
Hasil belajar kognitif sudah baik ( > KKM 77) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Kegiatan praktikum jarang dilakukan Hasil belajar psikomotorik kurang
XI IPA 1
Keterampilan psikomotorik siswa perlu ditingkatkan
Penelitian Tindakan Kelas
Penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach untuk meningkatkan ketrampilan psikomotorik siswa melalui sepuluh indikator KPS
Keterampilan psikomotorik siswa meningkat Gambar 2.1 Kerangka berpikir
30
2.8 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah penerapan model discovery learning dengan scientific approach dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kendal tahun ajaran 2013/2014. Teknik pemilihan kelas berdasarkan pertimbangan dari guru pengampu dan pengamatan peneliti selama kegiatan PPL karena siswa kelas XI IPA 1 kurang aktif dalam pembelajaran dan KPS yang rendah sehingga perlu ditingkatkan. Siswa kelas XI IPA 1 berjumlah 36 orang, terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
3.2 Sumber Data Data dalam penelitian ini meliputi penilaian psikomotorik siswa pada keterampilan proses sains, penilaian afektif yang didasarkan pada hasil pengamatan selama pembelajaran, dan penilaian kognitif siswa setelah pembelajaran yang diperoleh melalui ulangan pada akhir bab.
3.3 Teknik dan Alat Pengumpul Data 3.3.1 Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen atau data-data yang mendukung penelitian. Pengumpulan data meliputi daftar nama siswa kelas XI IPA 1, nilai ulangan harian semester I, dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia.
31
32
3.3.2 Observasi Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja siswa dalam melaksanakan praktikum di laboratorium dan sikap siswa dalam pembelajaran. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah melalui tahap validasi dan dilakukan oleh tiga pengamat.
Kisi-kisi
lembar
pengamatan
kinerja
di
laboratorium
dikembangkan berdasarkan sepuluh indikator KPS dalam lingkup materi koloid. 3.3.3 Tes Metode tes digunakan untuk mengetahui pencapaian siswa dalam aspek kognitif setelah pembelajaran. Tes yang diberikan berupa soal uraian yang diberikan setiap akhir siklus.
3.4 Validasi Data 3.4.1 Validitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Pengujian validitas instrumen non-tes dilakukan secara expert validity yaitu validitas yang disesuaikan dengan kurikulum dan dikonsultasikan serta disetujui oleh ahli (Widodo, 2009: 60). Dalam hal ini ahli yang dimaksud yaitu dosen dan guru pengampu. Instrumen lembar observasi yang telah disetujui oleh para ahli diujicobakan untuk mendapatkan validitas instrumen dan validitas butirnya. Data yang telah ditabulasikan dilanjutkan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen. Analisis faktor dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:
33
(1) Mengklasifikasikan faktor-faktor sesuai instrumen yang digunakan. Pada
lembar
observasi
yang
telah dibuat
dengan 18
butir,
diklasifikasikan butir-butir tersebut kedalam 3 (tiga) faktor yaitu: persiapan praktikum (faktor 1), pelaksanaan praktikum (faktor 2), dan pelaporan praktikum (faktor 3). Dimana faktor 1 terdiri atas lima butir, faktor 2 terdiri atas tujuh butir, dan faktor 3 terdiri atas lima butir. (2) Membuat tabel analisis faktor berdasarkan pengklasifikasian faktor yang telah dibuat sebelumnya. Tabel 3.1 Format Data Analisis Faktor Uji Coba Instrumen Skor Faktor 1 untuk Butir No:
No. Res.
1
2
3
4
5
Jml 1 (X1)
Skor Faktor 2 untuk Butir No: 6
7
8
...
12
Jml 2 (X2)
Skor Faktor 3 untuk Butir No: 13
14
...
Jml 3 (X3)
18
R-01 R-02 R-03 R-04 R-05
(3) Menghitung korelasi antara jumlah faktor 1 (X1) dengan jumlah total (Y) sebagai r y1, jumlah faktor 2 (X2) dengan jumlah total (Y) sebagai Ry2
dan jumlah faktor 3 (X3) dengan jumlah total (Y) sebagai
Ry3.
Bila
korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari 0,3 maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat (Sugiyono, 2010: 178). (4) Menghitung korelasi antara skor butir dengan skor total (Y) untuk mendapatkan validitas butir. Sesuai jumlah butir, maka ada 17 koefisien korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi dibawah 0,30 maka
Jml Skor Total (Y)
34
dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki (Sugiyono, 2010: 179). Perhitungan korelasi sederhana dihitung menggunakan rumus: ∑ √{
∑
) ∑
(∑ ∑
}{
∑
(Sudjana, 2005: 369) ∑
}
Keterangan : ryi = korelasi antara Xi dengan Y N = jumlah responden ∑ = jumlah total Xi.Y ∑ = jumlah total Xi ∑ = jumlah total Y ∑ = jumlah kuadrat total Xi ∑ = jumlah kuadrat total Y = 1, 2, 3 Tabel 3.2 Format Tabel Perhitungan Validitas Butir No. Item
Rhitung
R1 y R2 y R3 y ... R17 y R18 y
Rkritis
Keputusan
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
Valid/ Tidak valid Valid/ Tidak valid Valid/ Tidak valid Valid/ Tidak valid Valid/ Tidak valid Valid/ Tidak valid
3.4.2 Reliabilitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan pengujian reliabilitas Raters dengan tiga observer. Data kemudian ditabulasikan seperti dalam Tabel 3.3, Tabel 3.3 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas KPS Responden
Nilai Observer
ΣXp
(ΣXp)2
X28
ΣX1
(ΣX1)2
x20
X29
ΣX2
(ΣX2)2
x21
X30
ΣX3
(ΣX3)2
Rater 1
Rater 2
Rater 3
Rater 4
R1
x1
x10
x19
R2
x2
x11
R3
x3
x12
35
R4
x4
x13
x22
X31
ΣX4
(ΣX4)2
R5
x5
x14
x23
X32
ΣX5
(ΣX5)2
R6
x6
x15
x24
X33
ΣX6
(ΣX6)2
R7
x7
x16
x25
X34
ΣX7
(ΣX7)2
R8
x8
x17
x26
x35
ΣX8
(ΣX8)2
R9
x9
x18
x27
x36
ΣX9
(ΣX9)2
Σ(ΣXp)
Σ(ΣXp)2
ΣXp (ΣXp)
ΣXA 2
(ΣXA)
ΣXB 2
(ΣXB)
ΣXC 2
(ΣXC)2
(Mardapi, 2000: 18) Keterangan: R1/ 2/ 3.. = responden atau subjek A/ B/ C = observer x1/ 2/ 3... = nilai dari para observer np = jumlah responden nr = jumlah raters atau observer kemudian dihitung dengan rumus: (1) Jumlah Kuadrat Total (JKT) ∑ ∑
JKT = ( dbt = (np x nr) – 1
(2) Jumlah Kuadrat antar Raters (JKt) JKt =
∑
∑
∑
∑ ∑
dbt = nr – 1 (3) Jumlah Kuadrat antar Subjek (JKs) JKs =
∑ ∑
∑ ∑
dbt = np – 1 (4) Jumlah Kuadrat Residu (JKr) JKr = JKT ─ JKt ─ JKs dbs = (np - 1) x 2
36
Tabel 3.4 Ringkasan Anava untuk Perhitungan Reliabilitas Rating Variasi
JK
Db
MK
JKT
...
(np × nr) - 1
─
JK antar raters
...
nr - 1
─
JKs
...
np - 1
(Vp)
JKr
...
(np - 1) × 2
(Ve)
(Mardapi, 2000: 19) Reliabilitas instrumen penilaian untuk seorang rater atau observer:
Sedangkan untuk besarnya reliabilitas rerata dari tiga rater atau observer adalah:
Keterangan: R11 = reliabilitas penilaian untuk seorang rater atau observer Rkk = reliabilitas rerata dari ketiga rater atau observer Vp = varian untuk responden Ve = varian untuk kesalahan k = jumlah rater atau observer 3.4.3 Validitas Instrumen Penilaian Kognitif dan Afektif Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas konstruk setelah diuji secara construct validity yaitu validitas yang disesuaikan dengan kurikulum dan dikonsultasikan serta disetujui oleh ahli (Sugiyono, 2010: 177). Dalam hal ini, ahli yang dimaksud adalah dosen dan guru pengampu.
37
3.4.4 Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif Penilaian dalam ranah kognitif menggunakan soal essay. Reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan Cronbach Alpha. Data yang diperoleh ditabulasikan seperti dalam Tabel 3.5, Tabel 3.5 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif No. Skor Jawaban TOTAL TOTAL2 Responden 1 2 3 ... 25 R-01 R-02 … … R-36 Jumlah Jumlah2
Kemudian dihitung dengan rumus: [
∑
][
]
Keterangan: r k ∑
= koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alpha) = banyaknya butir soal = total varians butir = total varians
a) Varians butir dihitung dengan cara sebagai berikut: ∑ ∑ ∑
38
b) Total varians dihitung dengan cara sebagai berikut: ∑ ∑
3.4.5 Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif Reliabilitas untuk instrumen lembar observasi menggunakan rumus Spearman Rank yaitu dengan pemberian rangking pada variabel yang akan diukur, rumus yang digunakan yaitu :
Keterangan: : reliabilitas instrumen : jumlah objek yang diamati : beda peringkat pengamat 1 dan 2 (Sugiyono, 2006: 229)
3.5 Hasil Uji Coba Instrumen 3.5.1. Validitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Instrumen yang telah disetujui para ahli diuji cobakan pada kelas uji coba. Data yang telah ditabulasikan dilanjutkan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan menggunakan rumus:
∑ √{ ∑
(∑ ∑
) ∑
}{ ∑
. ∑
}
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh: 1) Koefisien korelasi antara X1 dengan Y (ry1) = 0,733392 2) Koefisien korelasi antara X2 dengan Y (ry2) = 0,351835 3) Koefisien korelasi antara X3 dengan Y (ry3) = 0,515157.
39
Karena r y1, ry2, dan ry3 ≥ 0,3 maka instrumen lembar observasi dapat dikatakan memiliki konstruk yang kuat. Validitas butir didapat dengan menghitung korelasi antara skor butir dengan skor total (Y). Sesuai jumlah butir, maka ada 18 koefisien korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki (Sugiyono, 2009: 179). Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nomor butir 5, 8, 12, 14 dan 15 memiliki koefisien korelasi < 0,3 sehingga dinyatakan tidak valid. Butir yang tidak valid ini diperbaiki karena mewaliki indikator KPS yang diajarkan. 3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan pengujian reabilitas Raters dengan tiga observer (Mardapi, 2000: 18). Setelah dilakukan analisis data terhadap nilai KPS pada kelas uji coba, diketahui reliabilitas untuk seorang rater atau observer sebesar 0,704083 dan reliabilitas dari tiga observer sebesar 0,92246. Dengan α = 5% pada n = 36, diperoleh rtabel = 0,32. Nilai rhitung ≥ rtabel sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen sudah reliabel. Reliabilitas raters menunjukkan kesepahaman antar tiga observer sehingga dengan menggunakan instrumen ini hasil penelitian atau penarikan kesimpulan bisa dipertanggungjawabkan.
40
3.5.3. Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif Penilaian dalam ranah kognitif menggunakan soal essay. Reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan Cronbach Alpha. Data yang diperoleh ditabulasikan kemudian dihitung dengan rumus reliabilitas Cronbach-Alpha. Hasil perhitungan pada α=5% dengan n=36 diperoleh rhitung = 0,794. Karena rhitung > 0,6 jadi instrumen reliabel. 3.5.4 Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif Reliabilitas untuk instrumen lembar observasi afektif menggunakan rumus Spearman Rank yaitu dengan pemberian rangking pada variabel yang akan diukur. Perhitungan menunjukkan rho hitung=0,556. Nilai rho hitung > 0,399 sehingga lembar pengamatan reliabel dan terjadi kesepakatan antara pengamat I dan II.
3.6 Analisis Data Analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah mengadakan penelitian, sehingga didapat suatu kesimpulan tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.6.1. Uji Normalitas Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Uji kenormalan dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak sehingga langkah selanjutnya tidak menyimpang dari kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus :
41
∑ (Sudjana, 2005: 273) Keterangan : X2 = chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas Harga X2hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan X2tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k – 3. Data berdistribusi normal jika X2 hitung < X2tabel (Sudjana, 2005: 273). Setelah perhitungan diketahui bahwa data berdistribusi normal, maka dilakukan uji statistika parametrik. 3.6.2. Uji Peningkatan Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai KPS siswa telah mengalami peningkatan secara signifikan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
⁄ √
(Sugiyono, 2010: 96)
Keterangan: Sd = standar deviasi n = banyaknya siswa B = selisih rata-rata Hipotesis yang diuji dalam analisis ini yaitu : Ho : µ2 < µ1 (nilai KPS belum meningkat secara signifikan)
42
Ha : µ2 ≥ µ1 (nilai KPS meningkat secara signifikan) Melalui uji pihak kiri, apabila t hitung > ttabel dengan dk = n-1, maka peningkatan nilai keterampilan proses sains siswa signifikan atau berarti. 3.6.3. Analisis Presentase Peningkatan Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Analisis ini bertujuan untuk mengetahui presentase peningkatan nilai KPS siswa dari siklus I ke siklus II, dihitung dengan rumus berikut ini:
Keterangan: = rata-rata nilai KPS siswa siklus I = rata-rata nilai KPS siswa siklus II 3.6.4. Kategorisasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Nilai KPS siswa dikonversikan pada skala 0 – 100 terlebih dahulu dengan rumus sebelum nilai dikategorisasi:
(Sudjana, 2005: 47) Kemudian nilai yang sudah dikonversikan, dikategorisasi sesuai ketentuan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Ketentuan Kategori Nilai KPS Siswa Rentang Nilai 85 ≤ x 75 ≤ x < 85 65 ≤ x < 75 x < 65
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang
43
3.6.4 Analisis Ketercapaian Indikator Keberhasilan Analisis ini bertujuan untuk mengetahui presentase ketercapaian klasikal (keberhasilan kelas). Rumus yang digunakan untuk mengetahui presentase ketercapaian indikator keberhasilan yaitu:
Keterangan: n = jumlah seluruh siswa X = jumlah siswa (Anonim dalam Melly, 2009: 40)
3.7 Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah lebih dari sama dengan 70% dari jumlah siswa kelas XI IPA 1 mendapat nilai keterampilan proses sains siswa dalam kategori minimal baik. Hal ini berarti minimal 22 dari 36 siswa kelas XI IPA 1 mendapat nilai keterampilan proses sains lebih dari sama dengan 75.
3.8 Prosedur Tindakan Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini didasarkan pada pendekatan yang dikembangkan oleh Lewin yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006: 92). Adapun rancangan penelitian dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut:
44
Observasi
Permasalahan
Perencanaan
Tindakan Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Tindakan Siklus II
Pengamatan
Refleksi Gambar 3.1 Urutan Pelaksanaan PTK Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Berikut penjelasan mengenai empat tahap tersebut: 1.
Perencanaan (Planning) Langkah perencanaan merupakan skenario yang dilakukan untuk melakukan tindakan, dimana di dalamnya dilakukan kolaborasi antara peneliti dengan guru pengampu. Perencanaan tindakan meliputi pembuatan RPP, persiapan bahan ajar, persiapan media pembelajaran, dan instrumen penilaian.
45
2.
Tindakan (Acting) Langkah tindakan merupakan implementasi dari apa yang telah direncanakan. Dalam penelitian ini tindakan untuk tiap siklus adalah mengajarkan keterampilan praktikum sebagai keterampilan proses sains dengan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach.
3.
Pengamatan (Observing) Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dilakukan secara bersamaan, dan pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat untuk menghindari subjektivitas.
Pengamatan dilakukan
dengan
instrumen
lembar
observasi beserta panduan penilaian. 4.
Refleksi (Reflecting) Langkah refleksi merupakan langkah dimana pada tahap ini dianalisis kemajuan keterampilan proses sains siswa dan kendala-kendala yang muncul ketika dilaksanakan tindakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terlaksana dalam dua siklus dan dilakukan pada 6 Mei 2014 sampai 30 Mei 2014 pada materi koloid. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh data hasil penelitian berupa angka-angka yang dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan KPS siswa setelah model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach diterapkan dalam pembelajaran. Data-data tersebut meliputi hasil observasi KPS siswa, hasil tes kognitif, dan hasil observasi afektif yang dilaksanakan selama penelitian. 4.1.1 Pra-penelitian Penelitian ini diawali dengan kegiatan pra-penelitian sebelum masuk ke siklus I. Kegiatan pra-penelitian bertujuan untuk mengetahui masalah belajar siswa secara spesifik. Kolaborasi dengan guru pengampu dilakukan dalam kegiatan ini karena guru pengampu merupakan pihak yang paling mengetahui keadaan siswa. Identifikasi masalah belajar siswa dilakukan melalui dokumentasi nilai, observasi, dan wawancara dengan guru dan beberapa siswa. Data nilai kognitif disajikan pada Tabel 4.1.
46
47
Tabel 4.1 Analisis Nilai Ulangan Harian Siswa kelas XI IPA 1 Hasil Tes Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata nilai Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Presentase ketuntasan
Pencapaian 92 60 79 31 5 86,11%
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai kognitif siswa kelas XI IPA 1 sudah mencapai ketuntasan klasikal. Namun, berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan kegiatan praktikum hanya dinilai hasil akhirnya saja dan selama 2 semester hanya dilakukan sebanyak tiga kali. Keterampilan praktikum siswa rendah dan menurut guru pengampu perlu adanya upaya peningkatan. Keterampilan praktikum yang dimaksud tidak hanya
keterampilan
dalam
melaksanakan
kegiatan
praktikum
di
laboratorium, tetapi juga keterampilan dalam proses merencanakan dan melaporkan praktikum. Serangkaian keterampilan ini disebut sebagai keterampilan proses sains (KPS). Selain itu, partisipasi siswa dalam pembelajaran masih rendah. Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, maka diterapkan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach. Setelah mengetahui masalah belajar yang dialami oleh siswa dan menetapkan cara mengatasi masalah tersebut, peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan. Instrumen-instrumen yang telah dipersiapkan kemudian diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas XII
48
IPA 4 yang telah menerima materi koloid sebelumnya. Instrumen yang diuji meliputi lembar observasi penilaian KPS, soal pretest, tes akhir siklus, dan post-test, serta lembar observasi afektif. Uji coba dilaksanakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sebelum digunakan. Soalsoal untuk menguji aspek kognitif dan lembar pengamatan afektif siswa telah dinyatakan valid oleh ahli dan berdasarkan analisis data seluruh instrumen dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil kegiatan pra-penelitian, peneliti mengembangkan tahap kegiatan penelitian tindakan yang didasarkan pada pendekatan yang dikembangkan oleh Lewin yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Suharsimi, 2006: 92). Berikut pemaparan hasil penelitian dalam siklus I dan II : 4.1.2 Siklus I 1. Perencanaan Siklus I Perencanaan siklus I didasarkan pada identifikasi masalah yang telah dilakukan. Perencanaan tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan (Elfanany, 2013: 55). Pada penelitian ini perencanaan tindakan meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
mencakup
model pembelajaran
discovery learning dengan scientific approach dan mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi penilaian KPS, soal-soal untuk mengetahui ketercapaian kognitif siswa, lembar pengamatan afektif siswa, dan bahan ajar dengan materi pokok koloid.
49
2. Tindakan Siklus I Tahap tindakan merupakan implementasi dari perencanaan tindakan, yaitu realisasi model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach untuk meningkatkan KPS siswa. Sebelum masuk ke pertemuan pertama siklus I, siswa dibagi menjadi sembilan kelompok dan tiap kelompok diberi tugas untuk merancang praktikum pengamatan larutan, koloid, dan suspensi. Siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama diawali dengan kegiatan presentasi alur kerja yang sudah ditugaskan oleh guru pada pertemuan sebelumnya. Presentasi dilakukan oleh perwakilan kelompok, dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk menentukan alur kerja yang paling mungkin dilakukan dengan bimbingan guru. Berdasarkan hasil diskusi diperoleh satu rancangan yang digunakan pada kegiatan praktikum. Dalam kegiatan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium siswa mempraktikkan cara menentukan jenis-jenis campuran, mengetahui perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi, dan efek Tyndall. Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilakukan setelah siswa melaksanakan praktikum. Kegiatan ini membahas tentang hasil praktikum
dan
materi-materi
lain
pada
koloid
yang
tidak
dipraktikumkan. Materi tersebut adalah jenis-jenis koloid dan sifat-sifat
50
koloid. Tes akhir siklus I dilakukan setelah siswa berdiskusi. Laporan praktikum I tiap individu dikumpulkan pada akhir pembelajaran. 3. Pengamatan Siklus I Tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Teknik pengamatan dilaksanakan menggunakan format lembar observasi terstruktur dan teruji, serta penilaian dilakukan oleh tiga observer. Kisi-kisi lembar observasi dikembangkan berdasarkan 10 indikator keterampilan proses sains dalam lingkup materi pokok koloid. Butir-butir KPS yang meliputi : (1) mampu merancang praktikum sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas, (2) membuat bagan alur kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur, (3) memprediksi suatu campuran yang memiliki sifat-sifat tertentu didasarkan pada konsep yang telah dipelajari, dan (4) mengajukan hipotesis awal mengenai hasil percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan sementara) diamati pada saat siswa melakukan diskusi menentukan alur kerja yang akan digunakan pada praktikum pengamatan larutan, koloid, dan suspensi. Adapun butir (5) mematuhi prosedur keselamatan kerja, (6) mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan sebelum melaksanakan praktikum, (7) menimbang bahan dengan tepat, (8) mengukur volume larutan dengan benar, (9) mencampur bahan, (10) mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti, (11) memasukkan campuran berdasarkan pengamatan, (12) membersihkan dan merapikan kembali alat dan meja praktikum diamati ketika siswa melaksanakan praktikum di laboratorium. Laporan siswa
51
dan diskusi kelompok pada akhir pertemuan siklus I dinilai dengan lembar penilaian KPS siswa pada butir-butir sebagai berikut: (13) mengelompokkan berdasarkan data pengamatan, (14) menganalisis hasil praktikum berdasarkan konsep yang dipelajari, (15) menyimpulkan data dari praktikum yang telah dilaksanakan, (16) menuliskan hasil praktikum pada laporan praktikum dengan sistematika yang benar, (17) mempresentasikan hasil praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan menarik, dan (18) mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas berlangsung. 4. Refleksi Siklus I Tahap refleksi merupakan tahap evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru pengampu. Peneliti bersama guru pengampu mengidentifikasi kekurangan berdasarkan nilai siswa pada setiap indikator KPS untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus I. Nilai per indikator KPS siklus I ditunjukkan pada Gambar 4.1.
52
1
2
3
4
Keterangan: 1. Merencanakan percobaan 2. Meramalkan 3. Mengajukan hipotesis 4. Menggunakan alat dan bahan 5. Mengelompokkan
5
6
7
8
9
10
6. Mengamati 7. Menafsirkan 8. Menerapkan konsep 9. Mengkomunikasikan hasil 10. Mengajukan pertanyaan
Gambar 4.1 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus I Berdasarkan Gambar 4.1, nilai rata-rata tiap butir secara umum sudah cukup baik ditunjukkan oleh dua dari sepuluh indikator memperoleh nilai rata-rata baik (75 ≤ x < 85), tiga indikator memperoleh nilai rata-rata cukup (65 ≤ x < 75), dan lima indikator memperoleh nilai rata-rata kurang. Kelima indikator yang mendapat nilai rata-rata kurang yakni: (1)
merencanakan percobaan, (2)
mengajukan hipotesis, (3) mengamati, (4) mengkomunikasikan hasil, dan (5) mengajukan pertanyaan sehingga dibutuhkan perbaikan. Rendahnya nilai pada kelima indikator tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan siswa dalam membuat bagan alur kerja berdasarkan langkah kerja yang mereka peroleh dan bagaimana seharusnya sebuah hipotesis dirumuskan. Selain itu, siswa merasa takut dan kurang percaya diri untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi kelas.
53
Selain mengevaluasi hasil penilaian KPS, peneliti dan guru pengampu juga mengevaluasi aspek kognitif dan afektif siswa. Data analisis hasil pretest dan tes akhir siklus I disajikan pada Tabel 4.2. Adapun data analisis afektif siswa disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.2 Analisis Hasil Pretest dan Tes Akhir Siklus I Data Pretest Tes Akhir Siklus I Nilai tertinggi 80 84 Nilai terendah 30 63 Rata-rata nilai 71,86 75,22 Jumlah siswa yang tuntas 21 26 Jumlah siswa yang tidak 15 10 tuntas
Berdasarkan data pada Tabel 4.2, rata-rata nilai dari pretest ke tes akhir siklus mengalami peningkatan dari 71,86 menjadi 75,22. Proporsi ketuntasan pada pretest adalah 52, 78% dan meningkat menjadi 72,22 % pada tes akhir siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan memberikan pengaruh positif pada aspek kognitif siswa. Tabel 4.3 Analisis Hasil Afektif Siswa pada Siklus I Kriteria Proporsi Siswa Sangat Baik 7/36 siswa Baik 18/36 siswa Cukup 8/36 siswa Kurang 3/36 siswa Sangat Kurang 0/36 siswa
Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa 25 siswa aspek afektifnya sudah baik dan 11 siswa masih memerlukan bimbingan dan motivasi tambahan dari guru.
54
Berdasarkan hasil penilaian pada siklus I rata-rata nilai KPS siswa sebesar 62,89. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai KPS dalam kategori minimal baik kurang dari 70% dan indikator keberhasilan dalam penelitian belum tercapai. Setelah melakukan refleksi dan berdiskusi dengan guru pengampu, maka rancangan untuk dilakukan pada siklus II agar terjadi peningkatan KPS adalah dengan: (1) memberikan tugas tambahan kepada siswa untuk menggambarkan alur kerja di kertas manila sehingga alur kerja yang dibuat lebih jelas, (2) jelajah pustaka mengenai bagian-bagian neraca o’hauss dan gelas ukur, (3) jelajah pustaka mengenai perumusan hipotesis dan ciri-ciri hipotesis yang baik sehingga hipotesis yang dibuat selanjutnya lebih baik, (4) guru memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan daya jelajah mengenai materi dan berani menyampaikan pendapat ketika diskusi kelas berlangsung sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin berkembang. Tindakan yang direncanakan untuk dilakukan pada siklus II sesuai dengan pendapat Roestiyah (2001: 22), yang menyatakan bahwa dalam discovery learning siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. Hal ini juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Aktamis & Ergin (2008 : 5), bahwa tujuan dalam pembelajaran sains adalah untuk membuat seseorang menggunakan keterampilan proses sains.
55
4.1.3 Siklus II 1.
Perencanaan Siklus II Perencanaan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Perencanaan pada pembelajaran siklus II, dilakukan dengan revisi pada RPP kemudian dilakukan pembelajaran yang sama seperti pada siklus I dengan penekanan pada lima indikator yang nilainya masih rendah.
2.
Tindakan Siklus II Siklus II dilakukan dalam dua pertemuan. Sebelum masuk pada pertemuan pertama siklus II, siswa diberi tugas membuat rancangan praktikum pembuatan koloid lengkap dengan alur kerja yang dibuat pada kertas manila. Selain itu, siswa juga ditugaskan untuk menggambar bagian-bagian neraca o’hauss dan gelas ukur. Siswa juga melaporkan jelajah pustaka mengenai ciri-ciri hipotesis yang baik dalam penelitian. Pertemuan pertama dilaksanakan di kelas dengan kegiatan presentasi alur kerja praktikum pembuatan koloid oleh kelompok terpilih. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi menentukan cara kerja yang paling mungkin dilaksanakan dengan bimbingan guru. Penugasan oleh guru kepada siswa untuk membuat alur kerja di kertas manila memberikan efek positif pada pembelajaran, yakni alur kerja yang dibuat lebih mudah dipahami. Selain itu, kelompok terpilih tidak perlu menggambar kembali alur kerja di papan tulis sehingga waktu yang digunakan lebih efektif untuk berdiskusi.
56
Jelajah pustaka mengenai ciri-ciri hipotesis yang baik memberikan pengetahuan baru kepada siswa mengenai penyusunan hipotesis. Siswa mendapat pengetahuan baru bahwa hipotesis menggunakan kalimat negatif dan terdapat hubungan antar-variabel dalam hipotesis tersebut. Berdasarkan hasil diskusi diperoleh suatu rancangan yang digunakan pada kegiatan praktikum. Pada siklus II siswa melakukan praktikum pembuatan koloid secara berkelompok. Pembuatan koloid yang dipraktikkan oleh siswa meliputi pembuatan koloid secara kondensasi dan dispersi. Kelompok praktikum pada siklus II sama dengan siklus I. Pengulangan kegiatan yang dilakukan sebagai upaya penguatan keterampilan praktikum yang telah dipelajari sebelumnya. Jelajah pustaka yang dilakukan siswa mengenai bagian-bagian neraca o’hauss dan gelas ukur menyebabkan pekerjaan siswa lebih teratur dan tidak gaduh. Masing-masing siswa sudah mengetahui cara penggunaan alat dan bahan sehingga suasana kelas lebih kondusif. Siswa diminta menyampaikan laporan sementara secara lisan setelah siswa selesai melaksanakan praktikum kepada guru. Kemudian guru menunjukkan beberapa hasil percobaan dan memulai diskusi. Setelah diskusi selesai guru
memberikan tugas kepada siswa agar
menyelesaikan dan mengumpulkan laporan praktikum secara individu pada pertemuan selanjutnya. Selanjutnya dilakukan tes akhir siklus II untuk mengukur aspek kognitif siswa setelah model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach diterapkan pada siklus II.
57
3.
Pengamatan Siklus II Tahap pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sama seperti pada siklus I. Teknik pengamatan dilaksanakan menggunakan format lembar observasi terstruktur dan teruji, serta penilaian dilakukan oleh tiga observer. Kisi-kisi lembar observasi dikembangkan berdasarkan 10 indikator keterampilan proses sains dalam lingkup materi pokok koloid. Butir-butir KPS yang meliputi : (1) mampu merancang praktikum sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas, (2) membuat bagan alur kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur, (3) memprediksi suatu campuran yang memiliki sifat-sifat tertentu didasarkan pada konsep yang telah dipelajari, dan (4) mengajukan hipotesis awal mengenai hasil percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan sementara) diamati pada saat siswa melakukan diskusi menentukan alur kerja yang akan digunakan pada praktikum pembuatan koloid. Adapun butir (5) mematuhi prosedur keselamatan kerja, (6) mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan sebelum melaksanakan praktikum, (7) menimbang bahan dengan tepat, (8) mengukur volume larutan dengan benar, (9) mencampur bahan, (10) mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti, (11) memasukkan campuran berdasarkan pengamatan, (12) membersihkan dan merapikan kembali alat dan meja praktikum diamati ketika siswa melaksanakan praktikum di laboratorium. Laporan sementara siswa dan diskusi kelas pada akhir kegiatan praktikum siklus II dinilai dengan lembar penilaian
58
KPS siswa pada butir-butir sebagai berikut:
(13) mengelompokkan
berdasarkan data pengamatan, (14) menganalisis hasil praktikum berdasarkan konsep yang dipelajari, (17) mempresentasikan hasil praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan menarik, dan (18) mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas berlangsung. Butir KPS (15) menyimpulkan data dari praktikum yang telah dilaksanakan, (16) menuliskan hasil praktikum pada laporan praktikum dengan sistematika yang benar diamati setelah siswa menyelesaikan laporan praktikum. 4.
Refleksi Siklus II Tahap refleksi merupakan tahap dimana peneliti mengevaluasi tindakan dengan melihat ketercapaian indikator keberhasilan. Nilai setiap indikator KPS siswa pada siklus II juga diidentifikasi untuk mengetahui apakah solusi pada refleksi siklus I dapat mengatasi kekurangan-kekurangan yang muncul. Nilai per indikator KPS siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.2.
59
1
2
3
Keterangan: 1. Merencanakan percobaan 2. Meramalkan 3. Mengajukan hipotesis 4. Menggunakan alat dan bahan 5. Mengelompokkan
4
5
6
7
8
9
6. Mengamati 7. Menafsirkan 8. Menerapkan konsep 9. Mengkomunikasikan hasil 10. Mengajukan pertanyaan
Gambar 4.2 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus II Data yang ditunjukkan oleh Gambar 4.2 menunjukkan adanya peningkatan pada lima indikator yang berada pada kategori kurang di siklus I. Indikator-indikator tersebut adalah : (1) percobaan,
(2)
mengajukan
hipotesis,
(3)
merencanakan
mengamati,
(4)
mengkomunikasikan hasil, dan (5) mengajukan pertanyaan. Tugas yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan daya jelajah membuat siswa lebih tertarik dan memahami materi praktikum yang dilaksanakan sehingga berdampak baik pada kemampuan siswa dalam merencanakan percobaan, mengajukan hipotesis, mengamati, dan mengkomunikasikan hasil. Motivasi yang diberikan oleh guru mampu meningkatkan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat. Siswa menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan gagasan dan berperan aktif dalam pembelajaran.
10
60
Berdasarkan data hasil observasi, diperoleh rata-rata nilai KPS siswa adalah 76,17. Dari data tersebut diketahui 75% atau sebanyak 27 dari 36 siswa mendapat nilai lebih dari sama dengan 75 dan berada pada kategori minimal baik. Hal ini berarti indikator keberhasilan dalam penelitian telah tercapai. Selain mengevaluasi hasil penilaian KPS, peneliti dan guru pengampu juga mengevaluasi aspek kognitif dan afektif siswa. Data analisis tes akhir siklus II dan post-test disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Analisis Hasil Tes Akhir Siklus II dan Post-test Tes Akhir Post-test Data Siklus II Nilai tertinggi 92 91 Nilai terendah 67 70 Rata-rata nilai 79,77 80 Jumlah siswa yang tuntas 34 31 Jumlah siswa yang tidak tuntas 2 5
Berdasarkan data pada Tabel 4.4, proporsi ketuntasan tes akhir siklus II dan post-test sekurang-kurangnya 85%. Hal ini menunjukkan bahwa aspek kognitif telah mencapai
ketuntasan klasikal dan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach memberikan pengaruh positif bagi kemampuan kognitif siswa. Hasil identifikasi nilai KPS, tes akhir siklus II, dan ulangan harian siswa dapat disimpulkan bahwa kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat diatasi dengan baik dan indikator keberhasilan PTK sudah tercapai pada siklus II.
61
4.2 Pembahasan Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa melalui sejumlah tindakan yang dirancang sebaik-baiknya. Untuk mencapai perbaikan dan peningkatan kualitas secara maksimal, rumusan tindakan itu tidak cukup hanya dilakukan satu kali saja melainkan bersiklus secara spiral. Jumlah siklus yang muncul pada penelitian tindakan kelas tergantung pada tingkat ketercapaian perbaikan dan peningkatan kualitas. Ketika indikator keberhasilan yang dipatok sudah tercapai, maka siklus penelitian dapat dihentikan (Elfanany, 2013: 98). Pada penelitian ini karena pada siklus I indikator keberhasilan belum tercapai, maka tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan beberapa perbaikan dari siklus I. Pada siklus II indikator keberhasilan sudah tercapai, maka siklus pada penelitian ini dihentikan pada siklus II. Berdasarkan proses tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut, dapat diidentifikasi peningkatan nilai KPS siswa dari nilai rata-rata kelasnya. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I sebesar 62,89 dan siklus II sebesar 76,17. Hasil perhitungan diperoleh peningkatan rata-rata nilai KPS siswa sebesar 13,28 %. Data yang diperoleh dari penilaian tiap siklus menunjukkan nilai KPS siswa pada siklus I dan siklus II berdistribusi normal sehingga analisis data yang digunakan adalah analisis statistika parametrik. Berdasarkan uji peningkatan menggunakan uji t dengan derajat kebebasan 5% dan dk = 35,
62
diperoleh peningkatan yang signifikan dari nilai KPS pada siklus I ke siklus II. Hal ini sesuai dengan pernyataan diFuccia (2012 : 64), bahwa praktikum yang dilakukan secara berkelanjutan dimana pengembangan kurikulum sains dikembangkan berdasarkan kegiatan praktikum dan penilaian didasarkan pada proses aktivitas siswa mampu meningkatkan keterampilan praktikum siswa. Peningkatan nilai KPS juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oloyede (2010) dan Balim (2009), yang menyatakan bahwa guided discovery mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam kimia. Guru mengidentifikasi peningkatan nilai KPS siswa pada setiap indikator KPS. Identifikasi nilai setiap indikator KPS bertujuan untuk mengetahui kekurangan pembelajaran dan langkah perbaikannya agar indikator keberhasilan tercapai. Peningkatan nilai per indikator KPS pada siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.3.
1
2
Keterangan: 1. Merencanakan percobaan 2. Meramalkan 3. Mengajukan hipotesis 4. Menggunakan alat dan bahan 5. Mengelompokkan
3
4
5
6
7
8
9
10
6. Mengamati 7. Menafsirkan 8. Menerapkan konsep 9. Mengkomunikasikan hasil 10. Mengajukan pertanyaan
Gambar 4.3 Peningkatan Nilai Tiap Indikator KPS Pada Siklus I dan II
63
Dari Gambar 4.3, ditunjukkan bahwa peningkatan yang tinggi terjadi pada indikator merencanakan percobaan, meramalkan, dan mengajukan hipotesis. Indikator ini meningkat karena siswa mulai terbiasa untuk melakukan jelajah pustaka dan memahami pembuatan diagram alur kerja. Selain itu, siswa juga mengetahui perumusan hipotesis yang baik setelah mendapat masukkan dari guru untuk mencari informasi mengenai perumusan hipotesis. Indikator menggunakan alat dan bahan, mengamati, mengelompokkan, dan menerapkan hasil tidak mengalami peningkatan yang terlalu tinggi karena menurut guru pengampu indikator-indikator tersebut adalah indikator yang dinilai pada tahap pelaksanaan praktikum yang memerlukan pembiasaan untuk meningkatkannya. Namun, peningkatan ini dinilai baik karena dapat dicapai dalam dua siklus. Indikator nilai KPS secara keseluruhan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penjelasan mengenai keberhasilan penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan piramida belajar pada Gambar 4.4 yang disampaikan Dale dalam Ambarjaya (2012: 115), bahwa dalam pembelajaran discovery learning dengan scientific approach siswa melakukan beberapa kegiatan sekaligus yang terdapat dalam piramida belajar. Kegiatan jelajah pustaka adalah kegiatan dalam bentuk verbal, kegiatan diskusi kelompok sebagai pembelajaran dalam bentuk partisipasi, dan melakukan eksperimen sebagai bentuk melaksanakan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan pencapaian dalam pembelajaran. Selain itu ilmu dikembangkan atas dasar bukti
64
dan yang paling utama bukti tersebut diperoleh melalui percobaan yang dilakukan dengan hati-hati (Reid, 2008: 53).
Gambar 4.4 Piramida Belajar atau Efektivitas Model Pembelajaran (Ambarjaya, 2012: 115 )
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa meningkat secara signifikan setelah penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach. Peningkatan tersebut terjadi karena model pembelajaran discovery learning berlandaskan pada teori-teori belajar konstruktivis (Anyafulude,2013: 2). Menurut pandangan kostruktivisme, belajar adalah proses aktif siswa dalam mengonstruksi arti, wacana, dialog, dan pengalaman
fisik
dimana
di
dalamnya
terjadi
proses
asimilasi
dan
menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari (Rifa’i & Anni, 2011: 199). Selain itu, scientific approach yang digunakan dalam pembelajaran menyebabkan pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna karena pengetahuan tersebut diperoleh melalui kegiatan proses mengamati, menanya,
65
mencoba atau mengumpulkan data dan atau informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013: 5). Penelitian dengan keberhasilan tindakan yang telah tercapai bukan berarti penelitian berlangsung tanpa adanya kendala. Berdasarkan evaluasi dari peneliti, kendala yang muncul berasal dari kondisi siswa dan fasilitas sarana dan prasarana di sekolah. Siswa yang tidak terbiasa mengenal alat-alat di laboratorium dengan benar menyebabkan siswa kesulitan dalam melaksanakan praktikum sesuai rancangan praktikum. Siswa belum dapat membedakan alat-alat laboratorium kimia yang tercantum dalam rancangan praktikum seperti gelas kimia, gelas ukur, batang pengaduk, spatula, dan gelas arloji sehingga membutuhkan waktu tersendiri untuk mengenalkan dan siswa pada alat-alat laboratorium. Kegiatan jelajah pustaka yang dilakukan oleh siswa membutuhkan fasilitas yang memadai. Fasilitas seperti perpustakaan yang lengkap dan adanya jaringan internet dibutuhkan agar siswa dapat memperoleh informasi yang luas. Hal ini menyebabkan ketergantungan siswa pada ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dari sekolah. Beberapa kendala yang muncul digunakan sebagai dasar pemberian saran untuk perbaikan penelitian berikutnya. Pemberian saran diharapkan mampu memperbaiki hasil penelitian tindakan kelas berikutnya sehingga bermanfaat dalam perbaikan kualitas pembelajaran dan hasil belajar kedepan.
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: 1.
Aspek kognitif siswa mendapat pengaruh positif dari pembelajaran dengan model pembelajaran
discovery
learning
dengan
scientific
approach
dengan
meningkatnya rata-rata nilai dari 75,22 tes akhir siklus I menjadi 79,77 pada siklus II. 2.
Penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dengan peningkatan signifikan sebesar 13,28%.
5.2 Saran Dari beberapa kendala yang muncul dalam penelitian, peneliti memberikan saran untuk pelaksanaan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach sebagai berikut: 1.
Guru setidaknya sudah memastikan bahwa siswa telah mengenal alat-alat yang dipakai dalam praktikum dengan baik sebelum melaksanakan kegiatan praktikum, sehingga tidak perlu mengenalkan alat-alat praktikum setiap melaksanakan kegiatan praktikum dan alokasi waktu untuk KBM pun menjadi lebih efisien.
2.
Sarana dan prasarana yang lengkap meliputi perpustakaan dan jaringan internet perlu diperhatikan untuk memaksimalkan jelajah pustaka yang dilakukan siswa.
66
DAFTAR PUSTAKA
Agommuoh, P.C. & Ifeanacho A.O. 2013. Secondary School Students’ Assessment of Innovative Teaching Strategies in Enhancing Achievement in Physics and Mathematics. ARPN Journal of Science and Technology. 3: 200-206 Aktamis, H. & Ergin, Ö. 2008. The Effect of Scientific Process Skill Education on Students’ Scientific Creativity, Science Attitude, and Academic Achievement. AsiaPacific Forum on Science Learning and Teaching Journal of Science and Technology. 9 (1): 1-21 Ambarjaya, B.S. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: Center for Academic Publishing Service Anitah. 2007. Pendekatan Keterampilan Proses http://www.modelpembelajaran.org/ tanggal 10 Juni 2012
Sains.
Diunduh
di
Anyafulude, Joy Chinelo. 2013. Effects of Problem-Based and Discovery-Based Instructional on Students’ Academic Achievement in Chemistry. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching Journal of Science and Technology. 3: 151-156 Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Balim, A.G. 2009. The Effect of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research. 35 : 1-20 Chang, Raymond. 2008. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti (3rd ed) Jilid 1. Jakarta: Erlangga Davis, Raymond. 2006. Modern Chemistry. USA: Holt, Rinehart, and Winston diFuccia, D. 2012. Trends in Practical Work in German Science Education. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 8(1): 59-72 Diknas. 2003. Acuan Kurikulum Mata Pelajaran Kimia. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Depdiknas De Jong, Ton & Wuter R. van Joolingen. 1998. Scientific Discovery Learning With Computer Simulation of Conceptual Domains. Review of Educational Research. 68 (2): 179-201 Elfanany, B. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska Gholamian, Ali. 2013. Studying the Effect of Guided Discovery Learning on Reinforcing the Creative Thinking of Sixth Grade Girl Students in Qom during 2012-2013 Academic Year. Journal of Applied Science and Agriculture. 8(5):576-584 Jarrard, D. 2001. Scientific Methods. Tersedia di www. google.com/books (diakses 8 Januari 2014)
67
68 Jespersen, Neil D., James E. Brady, & Alison Hyslop. 2012. Chemistry: The Molecular Nature of Matter(6th ed). USA: john Wiley and Sons Kasmadi, I.S & Gatot Luhbandjono. 2008. Kimia Dasar II. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang Kemendikbud. 2013. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Jakarta : Kemendikbud Kolb, D.A. 1984. Experimental Learning Experience as the Source of Learning and Development. New Jersey: Prentice Hall. Inc Komara, Endang. 2013. ENDANG_KOMARA_Guru_Besar_Pendidikan Scientific dalam Kurikulum 2013. Tersedia di http:// www. academia.edu/ (diakses pada 19 Desember 2013 ) Mardapi, Djemari. 2000. Azas Performance-Based Evaluation. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika Melly. 2009. Dasar-dasar Psikometri. Jakarta: Balai Pustaka Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Oloyede, O.I. 2010. Comparative Effect of the Guided Discovery and Concept Mapping Teaching Strategies on Sss Students’ Chemistry Achievement. Humanity & Social Sciences Journal. 5(1) : 01-06 Parning, Horale, & Tiopan. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira Purba, M. 2004. Kimia Untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga Reid, N. 2008. A Scientific Approach to the Teaching of Chemistry. Chemistry Education Research and Practice. 9: 51-59 Rifa’i, Ahmad & Catharina Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Saptorini. 2011. Strategi Pembelajaran Kimia. Semarang: Universitas Negeri Semarang Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
69 Widodo, A.T. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan Kimia. Semarang: PPG LP3 UNNES Widodo, Wahono. 2009. Keterampilan Proses www.wordpress.com/ (diakses 20 Desember 2013)
Sains.
Tersedia
di
http://
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Silabus ...........................................................................................................
72
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................
77
3. Soal Pre-test ....................................................................................................
96
4. Kunci Jawaban Soal Pre-test ............................................................................
97
5. Panduan Penilaian Pre-test...............................................................................
98
6. Soal Tes Akhir Siklus I ...................................................................................
99
7. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I ...................................................................
100
8. Panduan Penilaian Tes Akhir Siklus I ..............................................................
101
9. Soal Tes Akhir Siklus II ..................................................................................
102
10. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II ..................................................................
103
11. Panduan Penilaian Tes Akhir Siklus II .............................................................
104
12. Soal Ulangan Koloid ........................................................................................
105
13. Kunci Jawaban Ulangan Harian Koloid ............................................................
106
14. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi KPS .....................................................
108
15. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ..................................................
110
16. Petunjuk Pengisian Lembar Observasi KPS......................................................
111
17. Panduan Penilaian Observasi KPS ...................................................................
112
18. Perbaikan Butir Instrumen KPS .......................................................................
116
19. Data Nilai KPS Siswa pada Kelas Uji Coba .....................................................
117
20. Validitas Instrumen Lembar Observasi KPS .....................................................
119
21. Validitas Butir Instrumen Lembar Observasi KPS ............................................
121
22. Data Nilai KPS Per-rater pada Kelas Uji Coba ................................................
122
23. Reliabilitas Instrumen Lembar Observasi KPS .................................................
125
24. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPA .............................................
128
25. Data Nilai KPS Per-rater pada Kelas Eksperimen Siklus I ................................
129
26. Data Nilai KPS Per-rater pada Kelas Eksperimen Siklus II ...............................
132
27. Daftar Nilai KPS dalam Skala 0 s.d 100 ...........................................................
135
28. Uji Normalitas Data KPS Siklus I ...................................................................
136
29. Uji Normalitas Data KPS Siklus II ...................................................................
138
30. Uji Peningkatan Nilai KPS ...............................................................................
140
70
71
31. Lembar Penilaian Afektif Siswa ......................................................................
141
32. Acuan Penilaian Afektif Siswa .........................................................................
142
33. Uji Reliabilitas Lembar Observasi Afektif ........................................................
145
34. Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen .............................................................
147
35. Uji Reliabilitas Soal ........................................................................................
149
36. Data Hasil Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ...................................................
153
37. Dokumentasi Penelitian ...................................................................................
155
38. Batas Nilai r’ pada Korelasi Spearman-Rank ..........................................
157
39. Tabel r Kritik Product Moment ..............................................................
158
72
Lampiran 1
SILABUS Nama Sekolah
: SMAN 1 Kendal
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/Semester
: XI/ 2
StandarKompetensi
: 5. Menjelaskan sistem koloid dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
AlokasiWaktu
: 12 x 45 menit (12 JP)
Kompetensi Dasar 5.1Membuat berbagai sistem koloid dengan bahanbahan yang ada di sekitarnya
Materi Pembelajaran - Merancang dan melakukan percobaan pembuatan koloid dan jenis-jenis koloid dalam kerja kelompok di laboratorium
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Teknik - Penilaian aspek psikomotorik siswa/ KPS dengan melakukan praktikum di laboratorium kimia - Penilaian aspek afektif dengan melakukan presentasi dan diskusi - Penilaian aspek kognitif dengan melakukan ulangan harian pada akhir bab
-
-
-
Bentuk Instrumen Soal pretest Lembar Observasi KPS Lembar Observasi Afektif Soal ulangan harian
Alokasi Waktu
Sumber/ Alat/ Bahan
12 x 45 menit
- Internet - Slide presentasi - Buku Kimia Kelas XI
72
- Mengelompok - Siswa kan larutan, mengeksplor koloid, dan pengetahuan awal suspensi mengenai materi dengan koloid melalui bertanggung kegiatan jelajah jawab, pustaka dengan berpikir kritis penuh rasa ingin dalam tahu dan berpikir menganalisis kritis (Stimulasi) data, dan teliti - Siswa mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan pada kegiatan jelajah pustaka dengan teliti dan berpikir kritis (Identifikasi Masalah) - Siswa merancang
Penilaian
73
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Indikator
- Mengkomunikasikan jenisjenis sistem koloid dan contohnya dengan komunikatif, bertanggung jawab, berpikir kritis dalam menentukan kredibilitas sumber, dan penuh rasa ingin tahu
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Teknik
Bentuk Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber/ Alat/ Bahan
dan melakukan percobaan pengelompokkan koloid dalam kerja kelompok di laboratorium dengan terampil, bertanggung jawab, dan teliti (Pengumpulan Data) - Siswa presentasi dan berdiskusi mengenai sistem koloid, jenis-jenis sistem koloid dan contohnya dengan komunikatif, bertanggung jawab, berpikir kritis, dan penuh rasa ingin tahu (Verifikasi dan Generalisasi)
73
- Mengkomuni- - Siswa kasikan proses mengeksplor
74
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Teknik
Bentuk Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber/ Alat/ Bahan
pembuatan koloid melalui percobaan dengan teliti, terampil, bertanggung jawab, dan penuh rasa ingin tahu -
74
pengetahuan awal mengenai materi koloid melalui kegiatan jelajah pustaka dengan penuh rasa ingin tahu dan berpikir kritis (Stimulasi) Siswa mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan pada kegiatan jelajah pustaka dengan teliti dan berpikir kritis (Identifikasi Masalah) - Siswa merancang dan melakukan percobaan pembuatan koloid dalam kerja kelompok di laboratorium dengan terampil, bertanggung jawab, dan teliti (Pengumpulan Data) - Siswa presentasi dan berdiskusi mengenai sistem
Penilaian
75
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Teknik
Bentuk Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber/ Alat/ Bahan
koloid, jenis-jenis sistem koloid dan contohnya dengan komunikatif, bertanggung jawab, berpikir kritis, dan penuh rasa ingin tahu (Verifikasi dan Generalisasi) 5.2Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
- Sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
- Penilaian - Lembar aspek afektif Observasi dengan Afektif melakukan - Soal presentasi dan ulangan diskusi harian - Penilaian aspek kognitif dengan melakukan ulangan harian pada akhir bab
-
75
- Mengkomuni- - Siswa kasikan sifatmengeksplor sifat sistem pengetahuan awal koloid dengan mengenai materi komunikatif, koloid melalui bertanggung kegiatan jelajah jawab, pustaka dengan berpikir kritis penuh rasa ingin dalam tahu dan berpikir menentukan kritis (Stimulasi) kredibilitas - Siswa sumber, dan mengidentifikasi penuh rasa permasalahan ingin tahu yang ditemukan - Menjelaskan pada kegiatan pemanfaatan jelajah pustaka sifat koloid dengan teliti dan dalam berpikir kritis kehidupan (Identifikasi sehari-hari Masalah, dengan Pengumpulan
76
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Teknik
Bentuk Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber/ Alat/ Bahan
komunikatif, Data, dan bertanggung Pengolahan jawab, Data) berpikir kritis - Siswa presentasi dalam dan diskusi kelas menentukan mengenai sifatketepatan sifat koloid dan fakta pemanfaatan-nya pernyataan, dalam kehidupan dan penuh sehari-hari rasa ingin dengan tahu komunikatif, bertanggung jawab, berpikir kritis, dan penuh rasa ingin tahu (Verifikasi dan Generalisasi)
76
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
: SMAN 1 Kendal
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/ Semester
: XI/ 2
Materi Pokok
: Koloid
Alokasi Waktu
: 12 x 45 menit
A. STANDAR KOMPETENSI Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. B. KOMPETENSI DASAR 1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. 2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. INDIKATOR 1. Kognitif Produk a. Menjelaskan jenis-jenis sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab. b. Mencontohkan jenis-jenis koloid yang ada di kehidupan sehari-hari dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab. c. Menjelaskan sifat-sifat sistem koloid dengan benar dan bertanggung jawab. d. Mencontohkan pemanfaatan sifat-sifat koloid dalam bidang industri dan kehidupan seharihari dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab. e. Menjelaskan pembuatan sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab. Proses a. Mampu mengolah informasi dari kegiatan jelajah pustaka mengenai koloid secara mandiri, berpikir kritis, dan penuh rasa ingin tahu. b. Mampu menjawab pertanyaan pada LKS mengenai koloid dengan mandiri, cermat dan bertanggung jawab. c. Mampu melakukan diskusi mengenai koloid dengan komunikatif, bertanggung jawab, berpikir kritis dalam menentukan fakta yang tepat serta menentuka kekuatan argument atau pernyataan, dan penuh rasa ingin tahu. d. Mampu menarik simpulan dari kegiatan diskusi dan praktikum mengenai koloid dengan bertanggung jawab dan cermat.
77
78 2. Psikomotor a. Melaksanakan praktikum secara berkelompok untuk menentukan suatu campuran termasuk larutan, koloid, atau suspensi dengan teliti, cermat, bekerjasama dengan baik, dan bertanggung jawab berdasarkan data hasil pengamatan. b. Melaksanakan praktikum secara berkelompok untuk memahami cara pembuatan koloid baik secara kondensasi, maupun dispersi dengan teliti, cermat, bekerjasama dengan baik, dan bertanggung jawab. 3. Afektif a. Karakter : -
Kerja sama
-
Teliti
-
Cermat
-
Mandiri
-
Kreatif
-
Berani
-
Bertanggung jawab
b. Keterampilan Sosial -
Memperhatikan penjelasan orang lain
-
Menghargai pendapat orang lain
-
Mengemukakan pendapat
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Kognitif Produk a. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab. b. Siswa dapat mencontohkan masing-masing jenis koloid yang ada di kehidupan sehari-hari dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab. c. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat sistem koloid dengan benar dan bertanggung jawab. d. Siswa dapat mencontohkan pemanfaatan sifat-sifat koloid dalam bidang industri dan kehidupan sehari-hari dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab. e. Siswa dapat menjelaskan pembuatan sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab Proses Dengan melaksanakan tugas untuk mempelajari media pembelajaran berupa slide presentasi dan pustaka-pustaka lainnya, maka siswa dapat:
79 a. Mengolah informasi dari kegiatan jelajah pustaka mengenai koloid secara mandiri, berpikir kritis, dan penuh rasa ingin tahu. b. Menjawab pertanyaan pada hand-on mengenai koloid dengan mandiri, cermat dan bertanggung jawab. c. Mampu melakukan diskusi mengenai koloid dengan komunikatif, bertanggung jawab, berpikir kritis dalam menentukan fakta yang tepat serta menentukan kekuatan argument atau pernyataan, dan penuh rasa ingin tahu. d. Mampu menarik simpulan dari kegiatan diskusi dan praktikum mengenai koloid dengan bertanggung jawab dan cermat 2. Psikomotor Dengan melaksanakan praktikum secara berkelompok di laboratorium, maka siswa dapat: a. Menentukan suatu campuran termasuk larutan, koloid, atau suspensi dengan teliti, cermat, dan bertanggung jawab berdasarkan data hasil pengamatan. b. Memahami cara pembuatan koloid baik secara kondensasi maupun dispersi dengan teliti, cermat, dan bertanggung jawab. 3. Afektif a.
Karakter Kegiatan belajar-mengajar ini berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan karakter sebagai berikut: - Kerja sama - Teliti - Cermat - Mandiri - Kreatif - Berani - Bertanggung jawab
b.
Keterampilan Sosial Proses pembelajaran ini berpusat pada siswa sehingga siswa dapat mengembangkan perilaku sosial yang positif, antara lain: - Memperhatikan penjelasan orang lain - Menghargai pendapat orang lain - Mengemukakan pendapat
80 E. MATERI PEMBELAJARAN 1. SISTEM KOLOID 1.1 Pengertian Sistem Koloid Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana di dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing (Chang, 2008: 7). Berdasarkan ukuran partikel terlarut dalam campuran, campuran dibagi menjadi 3, yaitu larutan, koloid, dan suspensi (Davis et all, 2006: 312). Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (Purba, 2004: 282). Koloid terdiri atas fase terdispersi dalam ukuran tertentu dalam medium pendispersi.
Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi (terlarut),
sedangkan medium atau zat yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi (pelarut). Suatu campuran ada yang sudah terbentuk menjadi koloid secara alamiah dan ada yang diproses sedemikian rupa sehingga menjadi suatu sistem koloid. Hal ini disebabkan sistem koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan menjadi campuran yang “homogen” dan stabil pada tingkat makroskopis (Purba, 2004: 287). Sistem koloid berbeda dengan larutan maupun suspensi.
Meskipun ketiganya
merupakan campuran tetapi ketiganya mempunyai sifat yang berbeda antar satu dan lainnya. Perbedaan antar campuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi Larutan Homogen, tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra Ukuran partikelnya < 1 nm
Koloid Homogen secara makroskopis tetapi heterogen jika dilihat dengan mikroskop ultra Ukuran partikelnya antara 1 nm s.d 1000 nm
Suspensi Heterogen, baik secara makroskopis maupun mikroskopis Ukuran partikelnya > 1000 nm Terdiri atas dua fase
Terdiri atas satu fase
Terdiri atas dua fase
Stabil
Pada umumnya stabil (tidak memisah apabila didiamkan)
Tidak stabil
Tidak dapat disaring menggunakan penyaring biasa maupun penyaring ultra
Hanya dapat disaring menggunakan penyaring ultra
Dapat disaring (Purba, 2004: 283)
81 1.2 Jenis-jenis Koloid Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. Koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol. Koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi. Koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih (Parning et all, 2006: 161). Tabel 1.2 Jenis-jenis Sistem Koloid Fase terdispersi
Medium pendispersi
Busa
Gas
Cair
Busa padat
Gas
Padat
Cair Padat Cair Cair Padat Padat
Gas Gas Cair Padat Cair Padat
Jenis
Aerosol cair Aerosol padat Emulsi Emulsi padat Sol Sol padat
Contoh Buih sabun, krim kocok Batu apung, marshmallow Kabut, awan Asap, debu di udara Krim, mayonais, susu Mentega, keju Cat, jelli (agar-agar) Paduan logam, mutiara (Sutresna, 2007: 298)
2. SIFAT-SIFAT KOLOID Koloid memiliki sifat khas yang berbeda dengan larutan dan suspensi (Purba, 2004: 287). Sifat-sifat koloid , yaitu: (1) Efek tyndall Efek tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Efek ini sering digunakan untuk membedakan larutan sejati dengan koloid karena larutan sejati tidak menghamburkan cahaya. (2) Gerak brown Gerak brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak ini dapat diamati menggunakan mikroskop ultra. Gerak Brown terjadi akibat tumbukan yang tidak seimbang antara fase terdispersi dengan medium pendispersi. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid karena dengan adanya gerak Brown partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak terjadi sedimentasi (Purba, 2004: 288). (3) Muatan Koloid a. Elektroforesis Partikel koloid ada yang bermuatan dan ada yang tidak bermuatan. Muatan suatu partikel koloid dapat diketahui melalui elektroforesis. Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
82 b. Adsorpsi Partikel koloid yang bermuatan dapat menyerap berbagai macam zat
pada
permukaan. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Zat yang diadsorpsi bukan hanya ion maupun zat lain yang bermuatan, tetapi juga molekul-molekul netral. Kemampuan adsorpsi partikel koloid dimanfaatkan dalam bidang industri dan kehidupan sehari-hari, antara lain pemutihan gula tebu,
pembuatan norit,
penjernihan air, pembuatan deodoran, dan lain-lain. (4) Koagulasi Suatu campuran yang berupa koloid dapat digumpalkan dengan menggunakan sel elektroforesis atau dengan penambahan elektrolit. Penggumpalan partikel koloid ini disebut koagulasi. Sifat partikel kolid yang dapat terkoagulasi (menggumpal) dimanfaatkan dalam proses penjernihan air, penggumpalan karet dalam lateks, dan pembuatan mesin Cotrel pada pembuangan gas di pabrik-pabrik. Selain itu fenomena pembentukan delta di muara sungai juga merupakan salah satu contoh peristiwa koagulasi di alam. (5) Koloid Pelindung Pada beberapa proses, suatu koloid perlu untuk dipecahkan. Akan tetapi, di lain pihak koloid perlu dijaga supaya tidak menggumpal. Perlindungan ini dilakukan dengan menambahkan suatu koloid pelindung, yakni suatu koloid yang ditambahkan dalam sistem koloid lainnya untuk menstabilkan sistem koloid tersebut. Contoh pemanfaatan sifat koloid yang dapat digunakan sebagai koloid pelindung adalah dalam pembuatan es krim, cat, dan tinta. (6) Dialisis Dialisis adalah suatu proses untuk menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid. Sistem kerja dialisis adalah dengan memasukkan sistem koloid ke dalam suatu membran semipermeabel, yakni membran yang dapat dilewati oleh partikel-partikel kecil seperti ion dan molekul sederhana tetapi tidak dapt dilewati oleh partikel koloid. Proses dialisis secara alamiah terjadi dalam proses pemisahan hasil-hasil metaboliseme dalam darah oleh ginjal. Adaptasi proses ini dilakukan dalam proses cuci darah bagi penderita penyakit ginjal. (7) Koloid Liofil dan Liofob Koloid yang medium pendispersinya cair dibedakan menjadi koloid liofil dan liofob. Koloid liofil adalah koloid yang suka dengan cairan, sedangkan koloid liofob adalah koloid yang tidak suka cairan. Jika medium pendispersinya berupa air maka menjadi
83 koloid hidrofil (suka air) dan koloid hidrofob (takut air). Pemanfaatan sifat ini diadaptasi untuk membuat suatu emulgator, yakni suatu koloid yang mempunyai sifat liofil pada salah satu ujungnya dan sifat liofob pada ujung lainnya sehingga dapat menstabilkan suatu emulsi, contohnya sabun, detergen, putih telur. 3. PEMBUATAN KOLOID Suatu sistem koloid dapat dibuat dari larutan sejati maupun suspensi (Parning et all, 2006: 170). Pembuatan koloid dari larutan sejati dilakukan dengan mengelompokkan partikel larutan sejati sehingga berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara kondensasi. Sedangkan pembuatan koloid dari suspensi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi sehingga berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara dispersi. Adapun penjelasan masing-masing cara pembuatan sistem koloid adalah sebagai berikut: (1) Cara kondensasi a. Reaksi hidrolisis Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan dalam pembuatan koloi-koloid basa dari suatu garam. b.
Reaksi redoks Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi.
c.
Pertukaran ion Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
(2) Cara dispersi a. Cara mekanik (dispersi langsung) Cara ini dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel fase terdispersi. Biasanya dilakukan dengan penggilingan atau penggerusan menggunakan lumpang atau penggiling koloid. Hasil penggerusan atau penggilingan kemudian diaduk dengan medium pendispersi. b. Homogenisasi Dilakukan dengan menggunakan mesin homogenisasi. c. Peptisasi Cara ini dilakukan dengan memecah partikel besar dari suspensi menjadi partikel koloid dengan bantuan zat pemeptisasi (pemecah).
84 d. Busur bredig Mekanisme Busur Bredig merupakan gabungan dari cara dispersi dan kondensasi. Biasanya digunakan dalam pembuatan sol-sol logam. 4. METODE, MODEL, DAN PENDEKATAN Metode
: Penugasan, praktikum, diskusi kelompok.
Model
: Discovery Learning
Pendekatan
: Scientific Approach
5. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Pertemuan/ Siklus
: 1/ I
Materi
: Sistem Koloid dan Sifat-sifat Koloid
Waktu
: 2 x 45 menit
Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Waktu
Metode
10
Tanya
menit
Jawab
Learning
Pendahuluan 1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan meminta siswa mengamati demonstrasi campuran yang dibuat Stimulus
oleh temannya kemudian guru memberikan pertanyaan: -
Apa yang kalian rasakan ketika minum air yang ditambahkan gula?
-
Bagaimana jika hanya gula saja?
-
Bagaimana bila dalam campuran air dan gula ditambahkan kopi? Apa yang kalian rasakan?
-
Apa yang dimaksud dengan campuran?
-
Apa saja jenis-jenis campuran?
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk Problem Statement
mengidentifikasi masalah dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.
85 Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Waktu
Metode
Learning
Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai
5 menit
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan
Praktikum
sebelumnya. Elaborasi Data Collection
1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab mempresentasikan dan menggambarkan alur kerja praktikum berdasarkan diskusi kelompok
25 menit
Data Processing
2. Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi untuk menentukan alur kerja yang sesuai untuk pelaksanaan praktikum pada pertemuan selanjutnya.
Verifica-tion
Konfirmasi
and
1. Guru
Generalization
memberikan
komentar
terhadap
pertanyaan
dan
memberikan penjelasan jika terdapat miskonsepsi.
5 menit
2. Bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Penutup 1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan diskusi dengan bantuan guru. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan
5 menit
praktikum sementara untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya dan mempersiapkan praktikum pada pertemuan selanjutnya. Siswa melaksanakan pre-test untuk persiapan praktikum pada siklus I
40 menit
Diskusi Tugas
86 2. Pertemuan/ Siklus
: 2/ I
Materi
: Sistem Koloid dan Sifat-sifat Koloid
Waktu
: 2 x 45 menit
Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Waktu
Metode
10
Tanya
menit
Jawab
Learning
Pendahuluan Stimulus
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan menyajikan campuran teh,
Problem Statement
kopi,
dan susu kemudian
memberikan pertanyaan: Sebutkan jenis campuran berdasarkan ukuran partikelnya! 4. Guru
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan: Apakah semua koloid menguntungkan bagi manusia? Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai
Prakti-
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
10
2. Guru membagikan lembar kerja praktikum kepada masingmasing kelompok. 3. Siswa
mempersiapkan
diri
untuk
praktikum
dengan
mengambil alat dan bahan yang diperlukan sesuai lembar praktikum.
kum
menit
87 Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Waktu
Metode
Learning
Elaborasi 1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab Data Collection
melaksanakan kegiatan praktikum berdasarkan petunjuk yang diberikan. 2. Siswa
dalam
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mengembangkan keterampilan proses sains dalam percobaan yang dilakukan. Data Processing
45 menit
3. Siswa dalam kelompok secara aktif, teliti, dan cermat mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah disediakan. 4. Siswa dalam kelompok secara aktif, jujur, dan bertanggung
Verification
jawab mengisi dan mengumpulkan laporan sementara kepada guru. Konfirmasi 1. Guru dan observer menilai kondisi keterampilan proses sains siswa pada tahap pelaksanaan praktikum
Generalization
2. Siswa mengevaluasi hasil praktikum dengan dipandu oleh
20 menit
guru. Penutup 1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan praktikum dengan bantuan guru.
5 menit
Diskusi Tugas
88 3. Pertemuan/ Siklus
: 3/ I
Materi
: Sistem Koloid dan Sifat-sifat Koloid
Waktu
: 2 x 45 menit
Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Waktu
Metode
10
Tanya
menit
Jawab
Learning
Pendahuluan 1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan Stimulus
menayangkan beberapa contoh koloid kemudian memberikan pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan sistem koloid? Apakah semua koloid sama? Guru menayangkan efek tyndall kemudian mengajukan
Problem
pertanyaan:
Statement
Apakah koloid mempunyai sifat lain selain efek tyndall? 4. Guru
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan: Mengapa sistem koloid penting bagi kehidupan? Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. 2. Siswa mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan presentasi.
Presen5 menit
tasi
89 Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Waktu
Metode
Learning
Elaborasi Data Collection
1. Siswa dalam kelompok dengan berani dan bertanggung jawab melaksanakan
kegiatan presentasi
sub-bab
yang
telah
ditentukan. 2. Siswa
dalam
kelas
diberikan
kesempatan
untuk
mengembangkan keterampilan bertanya dan berdiskusi dengan bimbingan guru. Data Processing
25 menit
3. Siswa dalam kelompok secara aktif, teliti, dan cermat mencatat hasil diskusi. 4. Siswa dalam kelompok secara aktif, jujur, dan bertanggung jawab mengisi dan mengumpulkan laporan akhir kepada guru. Konfirmasi 1. Guru
Verifica-tion
Generalization
memberikan
komentar
terhadap
pertanyaan
dan
memberikan penjelasan jika terdapat miskonsepsi.
5 menit
2. Bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Penutup 1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempersiapkan praktikum pada pembelajaran selanjutnya.
Siswa melaksanakan test akhir siklus I
5 menit
40 menit
Diskusi Tugas
90 4. Pertemuan/ Siklus
: 4/ II
Materi
: Pembuatan Sistem Koloid
Waktu
: 2 x 45 menit
Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Waktu
Metode
10
Tanya
menit
Jawab
Learning
Pendahuluan Stimulus
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
Problem Statement
memberikan pertanyaan: Apa saja hasil industri yang berupa koloid yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari? 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah dengan mengacu pada tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai
5 menit
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan
tasi
sebelumnya. Elaborasi Data Collection
1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab mempresentasikan dan menggambarkan alur kerja praktikum berdasarkan diskusi kelompok
Data Processing
2. Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi untuk menentukan
25 menit
alur kerja yang sesuai untuk pelaksanaan praktikum pada pertemuan selanjutnya. Konfirmasi 1. Guru
Verifica-tion Generalization
memberikan
komentar
terhadap
pertanyaan
dan
memberikan penjelasan jika terdapat miskonsepsi. 2. Bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Presen-
5 menit
91 Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Waktu
Metode
Learning
Penutup 1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan diskusi dengan bantuan guru. 2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan
5 menit
praktikum sementara untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya dan mempersiapkan praktikum pada pertemuan selanjutnya. Siswa melaksanakan pre-test untuk persiapan praktikum pada siklus II
40 menit
Diskusi Tugas
92 5. Pertemuan/ Siklus
: 5/ II
Materi
: Pembuatan Koloid
Waktu
: 2 x 45 menit
Sintak
Kegiatan Pembelajaran
Discovery
Waktu
Metode
10
Tanya
menit
Jawab
Learning
Pendahuluan Stimulus
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan memberikan pertanyaan:
Problem Statement
Sebutkan jenis campuran berdasarkan ukuran partikelnya! 4. Guru
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan: Apakah semua koloid menguntungkan bagi manusia? Kegiatan Inti Eksplorasi 1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. 2. Guru membagikan lembar kerja praktikum kepada masingmasing kelompok. 3. Siswa
mempersiapkan
diri
untuk
praktikum
dengan
mengambil alat dan bahan yang diperlukan sesuai lembar praktikum.
Prakti10 menit
kum
93 Elaborasi 1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab melaksanakan kegiatan praktikum berdasarkan petunjuk yang diberikan. Data Collection
2. Siswa
dalam
kelompok
diberikan
kesempatan
untuk
mengembangkan keterampilan proses sains dalam percobaan Data Processing
yang dilakukan.
45 menit
3. Siswa dalam kelompok secara aktif, teliti, dan cermat mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah disediakan.
Verifica-tion
4. Siswa dalam kelompok secara aktif, jujur, dan bertanggung jawab mengisi dan mengumpulkan laporan sementara kepada guru. Konfirmasi
Generalization
1. Guru dan observer menilai kondisi keterampilan proses sains siswa pada tahap pelaksanaan praktikum 2. Siswa mengevaluasi hasil praktikum dengan dipandu oleh
20 menit
guru. Penutup 1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan praktikum dengan bantuan guru.
5 menit
Diskusi Tugas
94 6. Pertemuan/ Siklus
: 6/ II
Materi
: Pembuatan Sistem Koloid
Waktu
: 2 x 45 menit
Kegiatan Pembelajaran : Ulangan Harian 6. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Media Buku Kimia SMA Kelas XI Semester II Lembar Kerja Siswa Alat praktikum Bahan praktikum Laptop LCD Proyektor Spidol dan white board
b. Sumber Belajar Buku Kimia yang relevan
a. Chang, Raymond. 2008. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti (3rd ed) Jilid 1. Jakarta: Erlangga b. Davis, Raymond. 2006. Modern Chemistry. USA: Holt, Rinehart, and Winston c. Parning, Horale, & Tiopan. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira d. Purba, Michael. 2002. Kimia SMA Kelas XI 2B. Jakarta: Erlangga e. Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI Jilid 2. Bandung: Grafindo Media Utama Internet Slide presentasi
7. PENILAIAN a. Ranah kognitif Prosedur
: Tes tertulis
Jenis tagihan
: Tugas individu
Bentuk soal
: Soal essai
Instrumen
: rubrik penilaian kognitif
b. Ranah afektif Prosedur
: Observasi
Jenis tagihan
: Diskusi
Instrumen
: Lembar Pengamatan
95 c. Ranah Psikomotorik Prosedur
: Observasi langsung
Jenis tagihan
: Tugas kelompok
Instrumen
: Lembar Pengamatan KPS
96 Lampiran 3 SOAL PRE-TEST Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat ! 1. Apa yang dimaksud dengan campuran? 2. Suatu campuran terdiri atas dua fase, tetapi campuran ini nampak homogen jika dilihat dengan mata biasa, dan keruh. Apakah jenis campuran tersebut? Sebutkanlah tiga contoh jenis campuran tersebut dalam kehidupan sehari-hari! 3. Data dari beberapa larutan sebagai berikut: Larutan 1 2 3 4 5
Warna Larutan Cokelat Biru Kuning Kuning Cokelat
Setelah Penyaringan Keruh Jernih Agak keruh Jernih Jernih
Berkas Cahaya Terlihat Tak terlihat Terlihat Tak terlihat Tak terlihat
Berdasarkan data tersebut, pasangan larutan yang tergolong koloid adalah... Jelaskan jawaban kalian! 4. Efek Tyndall adalah salah satu cara untuk membedakan larutan sejati dengan koloid. Bagaimana perbedaanya? 5. Sistem koloid adalah cara yang digunakan untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil pada tingkat makroskopis. Sebagai contoh suatu sistem koloid adalah mayonaise. Mayonaise adalah sistem koloid cair dalam cair, yakni emulsi air dalam minyak. Pada umumnya, air dan minyak tidak dapat bercampur, namun karena penambahan suatu emulgator (zat pengemulsi) kedua zat tersebut dapat membentuk campuran yang lebih stabil (koloid). Apakah yang disebut dengan emulgator? 6. Ada berapa cara pembuatan koloid?Sebutkan! 7. Sebutkan perbedaan mendasar antara cara dispersi dan kondensasi! 8. Suatu sistem koloid dibuat dengan menggerus suatu zat sehingga partikelnya berukuran seperti partikel koloid. a. Disebut apakah mekanisme pembuatan koloid tersebut? b. Mekanisme tersebut termasuk cara dispersi atau kondensasi? Jelaskan!
----oSELAMAT MENGERJAKANo----
Lampiran 4
97 KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST
1. Campuran adalah penggabungan dua zat atau lebih di mana dalam penggabungan ini zatzat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing. 2. Koloid: susu, santan, agar-agar, awan, kabut, asap,dll 3. Larutan yang termasuk koloid adalah larutan 1 dan 3, karena setelah penyaringan masih keruh atau agak keruh dan berkas cahaya terlihat. 4. Pada larutan sejati berkas sinar tidak terlihat, sedangkan pada koloid berkas sinar terlihat. 5. Emulgator adalah suatu koloid yang mempunyai sifat liofil pada salah satu ujungnya dan sifat liofob pada ujung lainnya sehingga dapat menstabilkan suatu emulsi. 6. Terdapat dua cara pembuatan koloid, yakni cara dispersi dan kondensasi. 7. Perbedaan cara dispersi dan kondensasi: -
cara dispersi adalah pembuatan koloid dengan cara pemecahan partikel besar (suspensi) menjadi partikel koloid.
-
cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan cara menggumpalkan larutan sehingga berukuran menjadi partikel koloid
8. Jawaban: a. Mekanisme pembuatan koloid adalah dengan cara mekanik b. Mekanisme tersebut tersebut cara dispersi karena memecah partikel berukuran suspensi menjadi partikel yang berukuran koloid
98 Lampiran 5 PANDUAN PENILAIAN PRE-TEST
1. Campuran adalah penggabungan dua zat atau lebih (skor 1) di mana dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing (skor 2). 2. Koloid (skor 1) susu, santan, agar-agar, awan, kabut, asap,dll (skor 2 jika ketigs contoh benar, skor 1 jika dua contoh benar, skor 0,5 jika satu contoh benar). 3. Larutan yang termasuk koloid adalah larutan 1 dan 3(skor 1), karena setelah penyaringan masih keruh atau agak keruh (skor 1) dan berkas cahaya terlihat (skor 1). 4. Pada larutan sejati berkas sinar tidak terlihat (skor 1,5), sedangkan pada koloid berkas sinar terlihat (skor 1,5). 5. Emulgator adalah suatu koloid yang mempunyai sifat liofil pada salah satu ujungnya dan sifat liofob pada ujung lainnya (skor 1,5) sehingga dapat menstabilkan suatu emulsi (skor 1,5). 6. Terdapat dua cara pembuatan koloid (skor 1), yakni cara dispersi (skor 1) dan kondensasi (skor 1). 7. Perbedaan cara dispersi dan kondensasi: -
cara dispersi adalah pembuatan koloid dengan cara pemecahan partikel besar (suspensi) menjadi partikel koloid. (skor 1,5)
-
cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan cara menggumpalkan larutan sehingga berukuran menjadi partikel koloid (skor 1,5)
8. Jawaban: -
Mekanisme pembuatan koloid adalah dengan cara mekanik (skor 1)
-
Mekanisme tersebut tersebut cara dispersi(skor 1) karena memecah partikel berukuran suspensi menjadi partikel yang berukuran koloid (skor 1)
99 Lampiran 6 SOAL TES AKHIR SIKLUS I
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat ! 1. Terdapat beberapa campuran sebagai berikut: a. cuka + air b. air + susu c. obat batuk sirup d. air + minyak e. air + minyak + sabun Identifikasi campuran tersebut dan kelompokkan menjadi larutan, koloid, atau suspensi! 2. Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi koloid-koloid berikut ini: a. sol b. emulsi c. buih 3. Sebutkan nama dan contoh sistem koloid yang terbentuk dari : a. zat padat yang terdispersi dalam gas b. zat gas yang terdispersi dalam padatan c. zat cair yang terdispersi dalam padatan 4. Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi sistem koloid berikut: a. stirofoam b. buih sabun c. stainless steel 5. Sebutkan sifat koloid dalam peristiwa berikut: a. cahaya lampu yang menerobos kabut b. obat norit yang digunakan untuk mengobati orang yang sakit perut c. penjernihan air menggunakan tawas
----oSELAMAT MENGERJAKANo----
100
Lampiran 7 KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS I
1. cuka + air : larutan air + susu, air+minyak+sabun : koloid obat batuk sirup, air+minyak : suspensi 2. Sol : padat dalam cair Emulsi : cair dalam cair Buih : gas dalam cair 3. Nama dan contoh sistem koloid a. Sol gas, contoh asap, udara yang berdebu b. Buih padat, contoh: batu apung, styrofoam, sponge, busa, kue apem c. Emulsi padat, contoh agar-agar, tahu, mentega, keju 4. Fase terdispersi dan mendium pendispersi Sistem Koloid Fase terdispersi Medium Pendispersi Stirofoam Gas Padat Buih sabun Gas Cair Stainless steel Padat Padat 5. Efek koloid: a. efek Tyndall b. Adsorpsi c. Koagulasi
101 Lampiran 8 PANDUAN PENILAIAN TES AKHIR SIKLUS I
1. cuka + air, alkohol + air : larutan air + susu, air+minyak+sabun : koloid obat batuk sirup, air+minyak : suspensi (tiap jawaban yang benar skornya 0,5 ) 2. Sol : padat dalam cair (skor 1) Emulsi : cair dalam cair (skor 1) Buih : gas dalam cair (skor 1) 3. Nama dan contoh sistem koloid a. Sol gas (skor 0,5); contoh asap, udara yang berdebu (skor 0,5) b. Buih padat (skor 0,5); contoh: batu apung, styrofoam, sponge, busa, kue apem (skor 0,5) c. Emulsi padat (skor 0,5); contoh agar-agar, tahu, mentega, keju (skor 0,5) 4. Fase terdispersi dan mendium pendispersi Sistem Koloid Fase terdispersi Medium Pendispersi Stirofoam Gas (skor 0,5) Padat (skor 0,5) Buih sabun Gas (skor 0,5) Cair (skor 0,5) Stainless steel Padat (skor 0,5) Padat (skor 0,5) 5. Efek koloid: a. Efek Tyndall (skor 1) b. Adsorpsi (skor 1) c. Koagulasi (skor 1)
102
Lampiran 9 SOAL TES AKHIR SIKLUS II
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat ! 1. Apa perbedaan pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi? 2. Tentukan termasuk cara dispersi atau kondensasi pembuatan koloid berikut: No.
Proses pembuatan koloid
a.
Mencampurkan larutan AgNO3 dan HCl encer
b.
Menambahkan larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas.
d.
Memasukkan serbuk belerang yang sudah digerus ke dalam air. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan NiS
e.
Mereaksikan CuSO4 dengan Na2S dalam air
f.
Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari elektrode Au dalam air
c.
----oSELAMAT MENGERJAKANo----
Cara pembuatan
103 Lampiran 10 KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS II 1. Perbedaan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi adalah: - Kondensasi : Pembuatan koloid dengan menggumpalkan partikel-partikel larutan menjadi partikel berukuran koloid, biasanya dilakukan dengan cara kimia - Dispersi : Pembuatan koloid dengan memecah partikel-partikel suspensi sehingga berukuran seperti partikel koloid, biasanya dilakukan dengan cara fisika 2. Tabel No.
Proses pembuatan koloid
Cara pembuatan
a.
Mencampurkan larutan AgNO3 dan HCl encer
Kondensasi
b.
Menambahkan larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas.
Kondensasi Dispersi
d.
Memasukkan serbuk belerang yang sudah digerus ke dalam air. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan NiS
e.
Mereaksikan CuSO4 dengan Na2S dalam air
Kondensasi
f.
Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari elektrode Au dalam air
Dispersi
c.
Dispersi
104
Lampiran 11 PANDUAN PENILAIAN TES AKHIR SIKLUS II
1. Perbedaan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi adalah: - Kondensasi : Pembuatan koloid dengan menggumpalkan partikel-partikel larutan menjadi partikel berukuran koloid (skor 1), biasanya dilakukan dengan cara kimia (skor 0,5) - Dispersi : Pembuatan koloid dengan memecah partikel-partikel suspensi sehingga berukuran seperti partikel koloid (skor 1), biasanya dilakukan dengan cara fisika (skor 0,5) 2. Tabel No.
Proses pembuatan koloid
Cara pembuatan
a.
Mencampurkan larutan AgNO3 dan HCl encer
Kondensasi (skor 0,5)
b.
Menambahkan larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas.
Kondensasi (skor 0,5) Dispersi (skor 0,5)
d.
Memasukkan serbuk belerang yang sudah digerus ke dalam air. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan NiS
e.
Mereaksikan CuSO4 dengan Na2S dalam air
Kondensasi (skor 0,5)
f.
Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari elektrode Au dalam air
Dispersi (skor 0,5)
c.
Dispersi (skor 0,5)
105
Lampiran 12 SOAL ULANGAN KOLOID
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat ! 1. Sebutkan perbedaan dari larutan, koloid, dan suspensi! 2. Lengkapilah daftar berikut: Nama Fase Medium No Sistem Contoh Terdispersi Pendispersi Koloid 1. Sol 2. Gas Cair 3. Mentega 4. Aerosol Asap padat 5. Cair Gas 3. Jelaskan mengapa tidak terdapat sistem koloid gas dalam gas? 4. Mengapa koloid penting bagi kehidupan kita? 5. Efek Tyndall adalah salah satu sifat koloid yang dapat digunakan untuk membedakan sistem koloid dengan larutan sejati. Apa yang dimaksud dengan efek Tyndall? Sebutkan salah satu contoh peristiwa efek Tyndall yang dapat kita temukan dalam kehidupan seharihari! 6. Sebutkan faktor-faktor yang menstabilkan koloid! 7. Sebutkan pemanfaatan dari sifat-sifat koloid berikut: a. Koagulasi b. Koloid Pelindung c. Dialisis 8. Pabrik-pabrik pada suatu industri pada umumnya menggunakan pengendap Cottrel pada cerobong asapnya. Apa fungsi pengendap Cottrel pada cerobong asap tersebut? Apa sifat koloid yang dimanfaatkan dalam peristiwa tersebut? 9. Jelaskan mengapa keringat yang ada di baju tidak dapat hilang ketika hanya dicuci menggunakan air tetapi dapat dibersihkan saat dicuci menggunakan detergen! 10. Agar-agar adalah makanan yang kaya akan serat dan baik bagi kesehatan. Agar-agar adalah salah satu sistem koloid yang dibuat secara dispersi. Mekanisme apakah yang digunakan dalam pembuatan agar-agar? Berikan contoh lain pembuatan koloid dengan cara dispersi!
----oSELAMAT MENGERJAKANo----
106 Lampiran 13 KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN KOLOID
1. Perbedaan larutan, koloid, dan suspensi Larutan Homogen, tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra Ukuran partikelnya < 1 nm
Koloid Homogen secara makroskopis tetapi heterogen jika dilihat dengan mikroskop ultra Ukuran partikelnya antara 1 nm s.d 1000 nm
Suspensi Heterogen, baik secara makroskopis maupun mikroskopis Ukuran partikelnya > 1 nm Terdiri atas dua fase
Terdiri atas satu fase
Terdiri atas dua fase
Stabil
Pada umumnya stabil (tidak memisah apabila didiamkan)
Tidak stabil
Tidak dapat disaring menggunakan penyaring biasa maupun penyaring ultra
Hanya dapat disaring menggunakan penyaring ultra
Dapat disaring
- dapat menyebutkan 8 atau lebih sifat dengan benar : skor 3 - dapat menyebutkan 5 – 7 sifat dengan benar : skor 2 - dapat menyebutkan kurang dari 5 sifat dengan benar : skor 1 2. Masing-masing jawaban yang benar nilainya 0,25 Nama Fase Medium No Sistem Contoh Terdispersi Pendispersi Koloid 1. Padat Cair Sol Cat, tinta 2. Gas Cair Buih Gelembung sabun, whipped cream 3. Cair Padat Emulsi padat Mentega 4. Padat Gas Aerosol Asap padat 5. Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan, hair spray 3. Gas dalam gas akan membentuk suatu campuran homogen (skor 1,5) jadi campuran tersebut adalah larutan bukan koloid (skor 1,5). 4. Karena koloid merupakan satu-satunya cara untuk membuat dua zat yang tidak saling melarutkan(skor 1,5) menjadi lebih stabil (skor 1,5). 5. Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh koloid. (skor 1,5)
107 Contoh: lampu kendaraan pada cuaca berkabut, asap rokok yang tertangkap lampu proyektor di bioskop terlihat lebih terang, cahaya matahari yang masuk melalui celah kecil (skor 1,5) 6. Faktor-faktor yang menstabilkan koloid: - muatan koloid (skor 1,5) - gerak brown (skor 1,5) 7. a. Koagulasi :penjernhan air (skor 1) b. Koloid Pelindung : es krim (skor 1) c. Dialisis : cuci darah bagi penderita gagal ginjal (skor 1) 8. Fungsi pengendap Cottrell adalah untuk menarik partikel debu (skor 1) pada asap agar gas buangan yang dikeluarkan oleh pabrik lebih bersih (skor 0,5) dan untuk mendapatkan kembali partikel-partikel yang masih dapat dimanfaatkan (skor 0,5), seperti bijih-bijih logam berharga. Sifat koloid yang dimanfaatkan: adsorpsi (skor 0,5), koagulasi (skor 0,5). 9. Karena keringat merupakan minyak yang tidak dapat bercampur dengan air (skor 1). Penambahan detergen berfungsi sebagai emulgator (skor 2) yang dapat membuat minyak dan air menggumpal dan larut ketika dibersihkan. 10. Pembuatan agar-agar dilakukan dengan mekanisme peptisasi (skor 2) yang termasuk dalam cara pembuatan koloid secara dispersi. Contoh lain pembuatan koloid dengan cara dispersi adalah pembuatan sol belerang (skor 1).
Lampiran 14
108 KISI-KISI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS
No.
1.
Indikator KPS
Mengamati
Kinerja yang dinilai dalam lembar observasi
Nomor
Mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti
10
Memasukkan campuran berdasarkan data atau fakta yang diperoleh ke dalam tabung reaksi
2.
Mengelompokkan atau klasifikasi
Mengelompokkan berdasarkan hasil pengamatan
11
13
Menuliskan simpulan dari praktikum yang 3.
Menafsirkan
telah dilaksanakan
15
Memprediksi suatu campuran yang memiliki sifat4.
Meramalkan
sifat tertentu didasarkan pada konsep yang telah
3
dipelajari. Mengajukan hipotesis awal mengenai hasil 5.
Merumuskan hipotesis
percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan
4
sementara). 6.
Mengajukan pertanyaan
Mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas berlangsung. Mampu merancang praktikum sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas
7.
Merencanakan percobaan
Membuat bagan alur kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur
18
1
2
Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan minimal menggunakan alas kaki dan jas
5
praktikum. Mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan sebelum melaksanakan praktikum Menimbang bahan dengan tepat menggunakan 8.
Menggunakan alat dan bahan
timbangan yang sudah dikalibrasi
6
7
Mengambil larutan dengan volume yang benar menggunakan gelas ukur. Mencampur bahan sesuai dengan petunjuk di LKS pada gelas beker dengan label yang sesuai.
109
8
9
109 Membersihkan dan merapikan kembali alat yang digunakan dan membersihkan meja
12
praktikum Menganalisis hasil praktikum berdasarkan 9.
Menerapkan konsep
teori yang sudah ada Menuliskan hasil praktikum pada laporan
10.
Mengkomunikasikan
praktikum dengan sistematika yang benar
hasil
Mempresentasikan hasil praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan menarik.
14
16
17
Lampiran 15
110 LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS
Nama Observer
: ..............................
Siklus
: .............................. Kinerja yang Dinilai
1. Mampu merancang praktikum sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas 2. Membuat bagan alur kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur 3. Memprediksi suatu campuran yang memiliki sifat-sifat tertentu didasarkan pada konsep yang telah dipelajari. 4. Mengajukan hipotesis awal mengenai hasil percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan sementara). 5. Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan minimal menggunakan alas kaki dan jas praktikum. 6. Mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan sebelum melaksanakan praktikum 7. Menimbang bahan dengan tepat menggunakan timbangan yang sudah dikalibrasi. 8. Mengambil larutan dengan volume yang benar menggunakan gelas ukur. 9. Mencampur bahan sesuai dengan petunjuk di LKS pada gelas beker dengan label yang sesuai. 10. Mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti. 11. Memasukkan campuran berdasarkan data atau fakta yang diperoleh ke dalam tabung reaksi 12. Membersihkan dan merapikan kembali alat yang digunakan dan
membersihkan meja praktikum. 13. Mengelompokkan berdasarkan data pengamatan 14. Menganalisis hasil praktikum berdasarkan teori yang sudah ada 15. Menuliskan simpulan dari praktikum yang telah dilaksanakan 16. Menuliskan hasil praktikum pada laporan praktikum dengan sistematika yang benar 17. Mempresentasikan hasil praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan menarik. 18. Mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas berlangsung.
Nilai
111 Lampiran 16 PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR OBSERVASI KPS
Berikut ini petunjuk pengisian lembar observasi: 1. Observer mengisi kolom nama observer dan siklus terlebih dahulu. 2. Pastikan observer sudah memahami panduan penilaian pada setiap butir dalam lembar observasi. 3. Nilai ditulis pada kolom nilai dengan skala nilai 1 s.d 4 dengan ketentuan sebagai berikut :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
4. Butir nomor 1 s.d 5 merupakan tahap perencanaan praktikum sehingga nilai pada butir ini diisi sebelum siswa melakukan praktikum. 5. Butir nomor 6 s.d 12 merupakan tahap pelaksanaan praktikum sehingga nilai pada butir ini diisi saat siswa melakukan praktikum. 6. Butir nomor 13 s.d 18 merupakan tahap pelaporan praktikum sehingga nilai pada butir ini diisi setelah siswa melakukan praktikum.
112
Lampiran 17 PANDUAN PENILAIAN OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS No
Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains
Nilai
Membuat rancangan praktikum yang sesuai dengan: tujuan praktikum alat dan bahan yang digunakan
4
sistematika yang tepat 1
Sesuai dengan tujuan praktikum serta alat dan bahan yang digunakan, tetapi sistematika kurang tepat
3
Hanya sesuai dengan tujuan praktikum
2
Tidak ada yang sesuai
1
Membuat bagan alur kerja dengan: jelas
4
sesuai prosedur 2
Cukup jelas dan sesuai prosedur
3
Tidak jelas tetapi sesuai prosedur
2
Tidak jelas dan tidak sesuai prosedur
1
Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2 dengan skor = 3 Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2 3
dengan skor = 2 Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2 dengan skor = 1 Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2 dengan skor = 0
4
3
2
1
Hipotesis yang diajukan: Sesuai dengan tujuan Memuat hubungan antar variabel
4
Menggunakan kalimat negatif 4
Hanya sesuai dengan tujuan dan memuat hubungan antar variabel Hanya memuat hubungan antar variable dan menggunakan kalimat negatif Tidak ada yang memenuhi
3
2 1
113 No
Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains
Nilai
Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan minimal menggunakan: alas kaki 5
jas praktikum *)Hanya menggunakan jas praktikum dan alas kaki
3
*)Hanya menggunakan alas kaki
2
*)Tidak ada yang memenuhi
1
Mengecek kebersihan dan kesiapan alat Alat lengkap dan bersih 6
4
4
Alat dan bahan lengkap tetapi ada yang kurang bersih
3
Alat bersih tetapi ada yang tidak lengkap
2
Alat tidak bersih dan tidak lengkap
1
Mengkalibrasi timbangan sebelum digunakan Menimbang kaca arloji sebelum menimbang bahan
4
Menimbang bahan dengan tepat 7
*)Hanya mengkalibrasi dan menimbang bahan
3
*)Hanya menimbang bahan
2
*)Tidak ada yang memenuhi
1
Meletakkan gelas ukur pada bidang datar untuk mengetahui volume larutan Membaca volume berdasarkan lengkung meniskus
4
Mengukur volume dengan tepat menggunakan gelas ukur 8
*)Hanya meletakkan gelas ukur pada bidang datar dan mengukur volume
3
*)Hanya mengukur volume
2
*)Tidak ada yang memenuhi
1
Melabeli gelas beker sesuai dengan campuran yang akan diisikan 9
Mencampur bahan sesuai dengan prosedur Memasukkan bahan ke dalam gelas beker dengan label yang sesuai
4
114 No
Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains *)Hanya melabeli gelas beker dan mencampur bahan sesuai dengan prosedur *)Hanya mencampur bahan sesuai dengan prosedur )
* Tidak ada yang memenuhi
Nilai 3 2 1
Mengocok campuran sebelum diamati sifat-sifatnya Mengamati sifat efek Tyndall dari samping tabung reaksi
4
Mengamati sifat-sifat campuran sesuai dengan prosedur 10
*)Hanya mengocok campuran dan mengamati sifat-sifat campuran sesuai dengan prosedur
3
*)Hanya mengamati sifat-sifat campuran
2
*)Tidak ada yang memenuhi
1
Melabeli tabung reaksi sesuai dengan campuran yang akan diisikan Memasukkan bahan yang sesuai dengan ketentuan dalam prosedur
4
Memasukkan bahan ke dalam tabung reaksi dengan label yang sesuai
11 )
* Hanya melabeli tabung reaksi dan memasukkan bahan yang sesuai ketentuan dalam prosedur *)Hanya memasukkan bahan yang sesuai dengan ketentuan dalam prosedur *)Tidak ada yang memenuhi
3
2 1
Membersihkan alat yang digunakan Merapikan alat yang digunakan
4
Membersihkan meja praktikum 12
13
*)Hanya membersihkan dan merapikan alat yang digunakan
3
*)Hanya membersihkan alat yang digunakan
2
*)Tidak ada yang memenuhi
1
Mengelompokkan hasil praktikum dengan tepat
4
)
3
)
* Hanya 50 % yang tepat
2
*)Tidak ada yang tepat
1
* Hanya 75 % yang tepat
115 No
14
15
Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains
Nilai
Menganalisis hasil praktikum dengan 100% tepat
4
*)Hanya 75 % yang tepat
3
)
2
)
* Hanya 25 % yang tepat
1
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
4
* Hanya 50 % yang tepat
mendapat skor =20 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
3
mendapat skor: 15 < skor ≤19 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
2
mendapat skor: 10 < skor ≤14 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
1
mendapat skor: 5 < skor ≤9 16
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
4
mendapat skor =20 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
3
mendapat skor: 15 < skor ≤19 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
2
mendapat skor: 10 < skor ≤14 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa
1
mendapat skor: 5 < skor ≤9 17
Mempresentasikan hasil praktikum dengan:
4
Sistematis Lengkap Komunikatif dan kreatif
18
*)Hanya 2 (dua) yang memenuhi
3
*)Hanya 1 (satu) yang memenuhi
2
*)Tidak ada yang memenuhi
1
Pertanyaan berupa analisis atau penerapan yang sesuai
4
materi Pertanyaan berupa pemahaman tentang materi
3
Pertanyaan berupa pengetahuan tentang materi
2
Pertanyaan tidak berhubungan dengan materi
1
116 Lampiran 18
PERBAIKAN BUTIR INSTRUMEN KPS No. Butir 5
8
12
14 15
Pertanyaan yang belum diperbaiki
Pertanyaan yang sudah diperbaiki
Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan minimal menggunakan alas kaki, jas praktikum, dan sarung tangan.
Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan minimal menggunakan alas kaki dan jas praktikum
Mengukur volume larutan dengan benar menggunakan gelas ukur.
Mengambil larutan dengan volume yang benar menggunakan gelas ukur
Menjaga meja praktikum tetap rapi dan bersih serta menyimpan sisa bahan yang tidak terpakai pada tempatnya. Menganalisis hasil praktikum berdasarkan konsep yang sudah dipelajari Menyimpulkan data dari praktikum yang telah dilaksanakan
Membersihkan dan merapikan kembali alat yang digunakan dan membersihkan meja praktikum Menganalisis hasil praktikum berdasarkan teori yang sudah ada Menuliskan simpulan dari praktikum yang telah dilaksanakan
Responden R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26
1 2,0 2,0 2,0 2,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,0 2,0
Faktor 1 2 3 4 2,0 2,0 4,0 2,0 3,0 4,0 2,0 3,0 4,0 2,0 3,0 4,0 3,0 1,0 4,0 3,0 1,0 4,0 3,0 1,0 4,0 3,0 1,0 4,0 2,0 1,0 4,0 2,0 1,0 4,0 2,0 1,0 4,0 2,0 1,0 4,0 2,0 3,3 1,0 2,0 3,3 1,0 2,0 2,7 4,0 2,0 3,3 4,0 3,0 3,3 2,0 3,0 1,3 2,0 3,0 4,0 4,0 3,0 4,0 2,0 3,0 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 3,0 4,0 4,0 2,0 2,0 4,0 2,0 2,0 4,0
5 3,0 3,3 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,0 3,3 3,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,7 3,0
Jumlah (X1) 13,0 14,3 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 14,0 12,0 11,0 12,0 12,0 11,3 11,7 13,7 14,3 13,3 12,3 17,0 15,0 17,0 17,0 17,0 17,0 12,7 13,0
6 3,3 3,7 3,3 3,0 2,7 3,3 3,3 3,3 3,3 4,0 3,7 4,0 4,0 4,0 3,3 3,7 3,3 3,3 3,3 3,3 3,7 3,0 3,3 3,7 2,3 2,7
7 2,3 2,7 2,7 2,3 2,0 2,0 2,3 3,3 3,7 4,0 3,7 4,0 4,0 4,0 3,7 3,7 3,0 3,3 2,3 3,0 3,3 2,7 3,3 3,3 2,3 2,7
Faktor 2 8 9 10 3,3 2,3 3,7 3,3 2,7 3,3 3,3 2,3 3,7 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,0 2,3 2,3 2,0 2,3 2,3 2,3 2,7 2,3 3,7 2,7 2,3 3,3 3,7 2,7 3,3 3,3 2,7 3,3 2,7 2,0 3,3 3,3 2,7 3,7 3,7 2,7 3,3 3,0 2,3 3,7 3,0 2,3 3,7 3,0 2,3 2,7 3,3 2,7 3,3 2,3 2,3 2,3 2,7 2,3 3,0 2,3 2,3 3,0 2,0 2,3 2,7 2,0 2,3 2,7 2,7 2,7 3,7 2,3 2,0 2,7 2,3 2,0 2,7
11 2,3 2,3 2,3 2,3 2,0 2,0 2,0 2,3 2,7 3,0 2,3 2,3 2,3 3,0 3,0 2,3 3,3 3,7 2,3 2,3 2,0 2,3 3,0 2,7 2,0 2,3
12 3,0 3,0 3,3 2,7 2,0 2,7 2,3 2,7 3,0 3,3 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,3 3,3 3,0 2,7 2,3 3,3 3,3 3,3 3,3 2,3 3,0
Jumlah (X2) 20,3 21,0 21,0 17,3 15,3 16,7 17,0 20,3 21,0 24,0 22,0 21,3 23,0 23,7 22,0 22,0 21,0 22,7 17,7 19,0 20,0 18,3 20,0 22,0 16,0 17,7
13 3,3 3,3 3,3 3,3 3,0 2,7 3,7 4,0 3,3 3,7 3,7 4,0 1,3 1,0 1,0 1,0 3,3 3,3 3,3 3,0 3,0 3,0 3,0 3,3 3,0 3,0
14 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Faktor 3 15 16 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,0 3,0 2,0 3,0 2,0 3,0 2,0 3,0 2,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
17 3,3 3,3 3,3 3,3 2,7 2,7 2,7 2,7 2,0 2,0 2,0 2,0 1,7 1,7 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,0 3,0
18 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3,7 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3,7 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Jumlah (X3)
Skor (Y)
15,7 15,7 15,7 15,7 14,7 14,3 15,3 18,3 13,3 13,7 13,7 14,0 10,0 9,7 10,3 10,3 12,7 15,3 13,7 13,3 15,3 15,3 15,3 15,7 15,0 15,0
49,0 51,0 50,7 47,0 44,0 45,0 46,3 52,7 46,3 48,7 47,7 47,3 44,3 45,0 46,0 46,7 47,0 50,3 48,3 47,3 52,3 50,7 52,3 54,7 43,7 45,7
117 7
117
Lampiran 19
DATA NILAI KPS SISWA PADA KELAS UJI COBA
Responden R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36
Faktor 1 1
2
3
4
5
Jumlah (X1)
2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 3,0 3,0 3,0 3,0
2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 3,0 3,0 3,0 3,0
2,0 2,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2,0 2,0 2,0 2,0
1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3,3 3,3 1,0 4,0
2,7 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,7 2,3 3,0 3,0
9,7 10,0 9,0 9,0 9,0 9,0 14,0 13,7 12,0 15,0
Faktor 2 6
7
8
9
10
11
3,0 3,7 3,7 3,3 3,3 2,7 2,7 2,3 2,7 3,7
2,3 3,3 2,7 2,7 2,7 2,3 2,7 3,3 2,7 3,7
2,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,0 3,3 3,7 3,7 3,7
2,3 2,0 2,0 2,3 2,3 2,0 2,3 2,3 2,3 2,3
2,3 3,3 3,3 3,3 3,7 2,7 2,7 2,7 2,7 3,3
2,0 2,7 2,0 2,7 2,7 2,0 2,0 2,0 2,0 2,3
Faktor 3
12
Jumlah (X2)
13
14
15
16
17
3,0 3,0 3,3 3,7 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3 3,3
17,0 21,0 20,0 21,0 21,0 17,0 19,0 19,7 19,3 22,3
3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,7 3,0 3,0 3,0 3,0
2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1,0 1,0 1,0 1,0
3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 2,0 2,0 2,0 2,0
2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
3,0 3,0 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3
18
Jumlah (X3)
Skor (Y)
1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
14,0 14,0 13,3 13,3 13,3 13,0 11,3 11,3 11,3 11,3
40,7 45,0 42,3 43,3 43,3 39,0 44,3 44,7 42,7 48,7
118
119
Lampiran 20 VALIDITAS INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KPS
Validitas yang digunakan untuk menentukan keabsahan instrumen ini adalah validitas konstruk dengan analisis faktor. Berdasarkan data nilai dari kelas uji coba didapatkan data sebagai berikut: Responden
X1
X2
X3
Y
Y2
X1.Y
X2.Y
X3.Y
X12
X22
X32
U-01
13,0
20,3
15,7
49,0
2401,0
637,00
996,33
767,67
169,0
413,4
245,4
U-02
14,3
21,0
15,7
51,0
2601,0
731,00
1071,00
799,00
205,4
441,0
245,4
U-03
14,0
21,0
15,7
50,7
2567,1
709,33
1064,00
793,78
196,0
441,0
245,4
U-04
14,0
17,3
15,7
47,0
2209,0
658,00
814,67
736,33
196,0
300,4
245,4
U-05
14,0
15,3
14,7
44,0
1936,0
616,00
674,67
645,33
196,0
235,1
215,1
U-06
14,0
16,7
14,3
45,0
2025,0
630,00
750,00
645,00
196,0
277,8
205,4
U-07
14,0
17,0
15,3
46,3
2146,8
648,67
787,67
710,44
196,0
289,0
235,1
U-08
14,0
20,3
18,3
52,7
2773,8
737,33
1070,89
965,56
196,0
413,4
336,1
U-09
12,0
21,0
13,3
46,3
2146,8
556,00
973,00
617,78
144,0
441,0
177,8
U-10
11,0
24,0
13,7
48,7
2368,4
535,33
1168,00
665,11
121,0
576,0
186,8
U-11
12,0
22,0
13,7
47,7
2272,1
572,00
1048,67
651,44
144,0
484,0
186,8
U-12
12,0
21,3
14,0
47,3
2240,4
568,00
1009,78
662,67
144,0
455,1
196,0
U-13
11,3
23,0
10,0
44,3
1965,4
502,44
1019,67
443,33
128,4
529,0
100,0
U-14
11,7
23,7
9,7
45,0
2025,0
525,00
1065,00
435,00
136,1
560,1
93,4
U-15
13,7
22,0
10,3
46,0
2116,0
628,67
1012,00
475,33
186,8
484,0
106,8
U-16
14,3
22,0
10,3
46,7
2177,8
668,89
1026,67
482,22
205,4
484,0
106,8
U-17
13,3
21,0
12,7
47,0
2209,0
626,67
987,00
595,33
177,8
441,0
160,4
U-18
12,3
22,7
15,3
50,3
2533,4
620,78
1140,89
771,78
152,1
513,8
235,1
U-19
17,0
17,7
13,7
48,3
2336,1
821,67
853,89
660,56
289,0
312,1
186,8
U-20
15,0
19,0
13,3
47,3
2240,4
710,00
899,33
631,11
225,0
361,0
177,8
U-21
17,0
20,0
15,3
52,3
2738,8
889,67
1046,67
802,44
289,0
400,0
235,1
U-22
17,0
18,3
15,3
50,7
2567,1
861,33
928,89
776,89
289,0
336,1
235,1
U-23
17,0
20,0
15,3
52,3
2738,8
889,67
1046,67
802,44
289,0
400,0
235,1
U-24
17,0
22,0
15,7
54,7
2988,4
929,33
1202,67
856,44
289,0
484,0
245,4
U-25
12,7
16,0
15,0
43,7
1906,8
553,11
698,67
655,00
160,4
256,0
225,0
U-26
13,0
17,7
15,0
45,7
2085,4
593,67
806,78
685,00
169,0
312,1
225,0
U-27
9,7
17,0
14,0
40,7
1653,8
393,11
691,33
569,33
93,4
289,0
196,0
U-28
10,0
21,0
14,0
45,0
2025,0
450,00
945,00
630,00
100,0
441,0
196,0
U-29
9,0
20,0
13,3
42,3
1792,1
381,00
846,67
564,44
81,0
400,0
177,8
U-30
9,0
21,0
13,3
43,3
1877,8
390,00
910,00
577,78
81,0
441,0
177,8
U-31
9,0
21,0
13,3
43,3
1877,8
390,00
910,00
577,78
81,0
441,0
177,8
U-32
9,0
17,0
13,0
39,0
1521,0
351,00
663,00
507,00
81,0
289,0
169,0
U-33
14,0
19,0
11,3
44,3
1965,4
620,67
842,33
502,44
196,0
361,0
128,4
U-34
13,7
19,7
11,3
44,7
1995,1
610,44
878,44
506,22
186,8
386,8
128,4
U-35
12,0
19,3
11,3
42,7
1820,4
512,00
824,89
483,56
144,0
373,8
128,4
U-36
15,0
22,3
11,3
48,7
2368,4
730,00
1086,89
551,56
225,0
498,8
128,4
Jumlah
471,0
719,7
493,3
1684,0
79212,9
22247,8
33762,0
23203,1
6358,8
14561,9
6896,9
120
Dengan menggunakan rumus
∑ √{
∑
(∑ ∑
}{
) ∑ ∑
, didapatkan: ∑
}
1. Koefisien korelasi antara X1 dengan Y (ry1) = 0,733392 2. Koefisien korelasi antara X2 dengan Y (ry2) = 0,351835 3. Koefisien korelasi antara X3 dengan Y (ry3) = 0,515157 Karena ry1, ry2, dan ry3 ≥ 0,3 maka instrumen lembar observasi dapat dikatakan memiliki konstruk yang kuat.
121
Lampiran 21 VALIDITAS BUTIR INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KPS
Validitas butir instrumen didapat dari menghitung korelasi antara skor butir dengan skor total (Y). Untuk mendapatkan validitas butir digunakan rumus: ∑ √{
∑
(∑ ∑
}{
) ∑ ∑
. ∑
}
Sesuai jumlah butir, maka ada 22 koefisien korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki. Berikut hasil perhitungan validitas butir berdasarkan hasil uji coba : Nomor Item
Nomor Korelasi
Rhitung
Rkritis
Validitas
Keputusan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
U(1-Y) U(2-Y) U(3-Y) U(4-Y) U(5-Y) U(6-Y) U(7-Y) U(8-Y) U(9-Y) U(10-Y) U(11-Y) U(12-Y) U(13-Y) U(14-Y) U(15-Y) U(16-Y) U(17-Y) U(18-Y)
0,366365 0,366365 0,464144 0,612544 0,115108 0,383507 0,306053 0,020356 0,422518 0,317582 0,341819 0,057044 0,308304 0,049797 0,171532 0,561997 0,434475 0,327934
0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid tidak valid valid valid valid
diterima diterima diterima diterima diperbaiki diterima diterima diperbaiki diterima diterima diterima diperbaiki diterima diperbaiki diperbaiki diterima diterima diterima
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi tiap butir, didapatkan butir pertanyaan nomor 5, 8, 12, 14 dan 15 tidak valid. Karena butir-butir yang tidak valid tersebut mewakili indikator penilaian KPS, maka butir-butir tersebut diperbaiki untuk penelitian.
Lampiran 22
122
DATA NILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PER-RATER PADA KELAS UJI COBA
Responden U-01
U-02
U-03
U-04
U-05
U-06
U-07
U-08
U-09
U-10
U-11
U-12
Raters Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3
6 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
7 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
8 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 4 2 3 3 2 3 3 4 1 2 4 2 3 4 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 4 1 3 4 2 3 4 2 3 3 3 1 2 3 2 3 4 2 3 3 3 1 3 4 2 3 3 2 3 3 4 1 2 4 3 4 3 2 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 4 1 2 2 3 2 4 2 3 3 3 1 2 2 2 2 4 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 4 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2 4 2 3 3 2 1 2 2 2 3 4 2 3 3 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 4 1 3 3 2 1 2 3 2 3 3 1 3 3 1 1 2 4 3 3 4 1 3 3 3 1 3 3 3 4 3 1 3 3 2 1 3 3 3 3 4 1 3 3 1 1 2 4 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 4 1 3 3 2 1 3 3 2 3 4 1 3 3 1 1 2 4 3 3 4 1 3 3 3 1 2 3 2 3 4 1 3 3 2 1 2 3 2 3 4 1 3 3 1 1
Skor 48 49 50 49 52 52 49 52 51 48 47 46 45 43 44 45 44 46 47 46 46 51 53 54 48 46 45 49 49 48 49 47 47 50 46 46
123
Responden U-13
U-14
U-15
U-16
U-17
U-18
U-19
U-20
U-21
U-22
U-23
U-24
U-25
Raters Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
3 2 4 4 2 4 4 2 3 3 2 4 4 2 4 4 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2
4 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
6 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2
7 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 4 4 3 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 2 2
8 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 3 4 2 3 2 1 3 2 2 1 2 4 2 3 1 1 3 2 2 1 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 2 3 2 3 1 1 3 2 2 1 3 4 4 3 1 1 3 2 2 1 3 3 3 3 1 1 3 2 3 1 2 4 4 3 1 1 3 2 2 1 2 4 2 3 1 1 3 2 2 1 3 3 3 3 1 1 3 2 3 1 2 4 2 4 1 1 3 2 2 1 2 4 2 3 1 1 3 2 2 1 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 2 3 4 4 3 1 3 2 3 1 2 2 3 3 4 1 3 2 2 1 3 3 3 3 4 1 3 2 2 4 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 2 4 4 3 3 1 3 2 2 4 2 3 3 2 4 1 3 3 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 3 2 1 2 3 2 2 3 1 3 3 2 1 2 4 3 3 3 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 1 3 3 2 1 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 4 2 3 3 2 3 3 4 1 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 4 1 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 4 1 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 2 3 3 3 1 3 4 3 3 4 2 3 3 4 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1
Skor 43 46 44 43 45 47 47 45 46 48 45 47 46 47 48 51 49 51 49 47 49 45 49 48 53 49 55 53 47 52 53 53 51 53 54 57 46 42 43
124
Responden U-26
U-27
U-28
U-29
U-30
U-31
U-32
U-33
U-34
U-35
U-36
Raters Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 4 3 3 1 1 1 4 4 4
5 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3
6 3 3 2 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4
7 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4
8 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 2 4 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 3 3 3 4 3 2 3 2 2 1 2 4 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 3 4 2 3 3 2 3 2 2 1 2 4 4 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 2 4 3 3 3 1 2 2 3 1
Skor 46 45 46 43 40 39 42 47 46 42 43 42 42 44 44 42 43 45 42 38 37 47 42 44 47 43 44 44 43 41 47 48 51
125
Lampiran 23
RELIABILITAS INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KPS Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan pengujian reabilitas menggunakan Raters dengan tiga observer. Berdasarkan data nilai KPS pada kelas uji coba, diperoleh nilai sebagai berikut : Responden
Rater 1
Rater 2
Rater 3
ΣXp
(ΣXp)2
U-01 U-02 U-03 U-04
48 49 49 48
49 52 52 47
50 52 51 46
147 153 152 141
21609 23409 23104 19881
U-05 U-06 U-07 U-08 U-09 U-10 U-11 U-12 U-13 U-14 U-15 U-16 U-17 U-18 U-19 U-20 U-21 U-22 U-23 U-24 U-25 U-26
45 45 47 51 48 49 49 50 43 43 47 48 46 51 49 45 53 53 53 53 46 46
43 44 46 53 46 49 47 46 46 45 45 45 47 49 47 49 49 47 53 54 42 45
44 46 46 54 46 48 47 46 44 47 46 47 48 51 49 48 55 52 51 57 43 46
132 135 139 158 140 146 143 142 133 135 138 140 141 151 145 142 157 152 157 164 131 137
17424 18225 19321 24964 19600 21316 20449 20164 17689 18225 19044 19600 19881 22801 21025 20164 24649 23104 24649 26896 17161 18769
U-27 U-28 U-29 U-30 U-31 U-32
43 42 42 42 42 42
40 47 43 44 43 38
39 46 42 44 45 37
122 135 127 130 130 117
14884 18225 16129 16900 16900 13689
U-33 U-34 U-35 U-36
47 47 44 47
42 43 43 48
44 44 41 51
133 134 128 146
17689 17956 16384 21316
ΣXr
1692
1668
1693
5053
713195
2862864
2782224
2866249
2
(ΣXr)
126
(1) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT) ∑ ∑
JKT
dbt
(
)
(2) Menghitung Jumlah Kuadrat antar Raters (JKt) JKt
∑
∑
∑
∑ ∑
dbt (3) Menghitung Jumlah Kuadrat antar Subjek (JKs) ∑ ∑
JKs
∑ ∑
dbt (4) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKr) JKr
dbs
(
)
Tabel Ringkasan Anava untuk Perhitungan Reliabilitas Rating Variasi JKT JKt JKs JKr
JK 1532,102 11,12963 1316,769 204,2037
db 107 2 35 70
MK 37,62196 (Vp) 2,917196 (Ve)
127
Maka reliabilitas instrumen penilaian untuk seorang rater atau observer:
Sedangkan untuk besarnya reliabilitas rerata dari tiga rater atau observer adalah:
Dengan α = 5% pada n = 36, diperoleh rtabel = 0,32. Berdasarkan perhitungan rhitung ≥ rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen reliabel.
Lampiran 24
128
DATA NILAI ULANGAN HARIAN SISWA KELAS XI IPA 1 SEMESTER 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa Agastyasa Ghea Amarta Andin Siwi Sejati Anggie Widagdo Annisa Novi Rahmatika Ardy Bagus Septian Pratama Daffa Joko Nur Wahid Danang Afa Septiawan Devi Eristiana Dian Ambarwati Dima Nirmalasari Dina Oktavia Putri Firda Ferry Sanjaya Ginda Nabila Choirunnisa Isnia Sekar Sari Kartika Sari Laily Fidya M. Hasanudin Ramadhanu M. Nur Irsyad Mahatma Tirta Wiguna Matahari Nurohmah Adifitri Meida Mustika Mahesi Pertiwi Moh. Faridh Luthfi Mohammad Affan Dwica Putra Muhamad Rizky Setiawan Muhammad Ary Hendrawan Nabella Permatasari Natasya Widyasari Puspa Siwi Wulandari Rafika Rahma Dewi Ratu Essanoviea Hariawan Reza Pahlevi Wirananta Rizal Damar Sasangka Rizki Agung Wicaksono Setiyowati Tutik Nur Faizah Wisnu Bayu Aji Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah
No. Subjek R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36
UH 1 UH 2 83 77 89 77 89 82 72 82 80 80 77 84 77 77 85 88 80 77 86 80 91 80 85 77 82 77 84 68 77 60 91 88 67 80 80 86 77 80 85 77 80 60 72 77 92 70 77 80 81 77 84 92 87 84 80 62 80 82 90 77 77 80 77 88 87 84 94 80 94 80 66 86 82 79 94 92 66 60
UH 3 60 50 80 77 93 93 93 77 80 50 94 89 80 77 77 94 83 77 63 83 67 83 77 90 90 97 77 80 77 63 77 83 80 91 83 83 80 97 50
UH 4 79 87 83 78 87 87 85 80 80 50 94 89 80 79 84 92 81 80 84 82 84 80 81 84 85 93 78 79 81 80 78 83 83 89 85 82 82 94 50
129
Lampiran 25 DATA NILAI KPS SISWA PER-RATER PADA KELAS EKSPERIMEN SIKLUS I Responden R-01
R-02
R-03
R-04
R-05
R-06
R-07
R-08
R-09
R-10
R-11
R-12
R-13
Raters Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 2 3 4 5
6 7 8
9 10
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3
4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 3 3 1 1 1 4 4 4 4 4 4 1 1 1 3 3 3 4 4 4 1 1 1 2 2 2 4 4 4 1 1 1 3 3 3 4 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4
3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3
3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4
11 12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
14 15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17 18 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Skor 43 39 42 40 36 39 44 40 43 44 40 43 44 40 41 47 43 45 47 43 44 44 40 41 47 42 48 49 44 50 46 41 47 48 43 49 46 43 46
130
Responden R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
Raters Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
7 4 2 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 2 4 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3
8 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1
Skor 46 43 46 45 42 45 46 43 46 48 44 48 45 41 45 46 42 46 45 41 45 48 46 48 49 47 49 49 47 49 48 46 48 49 50 51 47 47 48
131
Responden R-27
R-28
R-29
R-30
R-31
R-32
R-33
R-34
R-35
R-36
Raters Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 4 4
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
8 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 2 4 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 4 2 3 3 4 3 3 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 2 3 4 3 3 4 3 3 3 1 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 2 3 2 3 2 4 3 3 2 1 2 3 2 3 2 4 3 3 3 1 2 3 2 3 2 4 3 3 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1
Skor 47 47 48 50 50 51 45 43 46 43 42 45 43 42 45 43 42 45 46 48 48 47 49 49 44 46 46 47 49 49
Lampiran 26
132
DATA NILAI KPS SISWA PER-RATER PADA KELAS EKSPERIMEN SIKLUS II Responden R-01
R-02
R-03
R-04
R-05
R-06
R-07
R-08
R-09
R-10
R-11
R-12
R-13
Raters Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 2 3 4 5
6 7 8
9 10
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4
4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4
3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3
3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3
11 12 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 4 3 4
3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3
14 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
17 18 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Skor 55 53 54 56 54 55 56 54 55 55 53 54 55 55 52 57 57 54 57 57 54 58 58 55 50 53 52 50 53 52 50 53 52 50 53 52 53 50 50
133
Responden R-14
R-15
R-16
R-17
R-18
R-19
R-20
R-21
R-22
R-23
R-24
R-25
R-26
Raters Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4
7 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 4 4
8 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 4 3 4 4 3 3 2 3 3 1 3 4 3 4 3 3 2 3 2 1 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 4 3 4 4 3 3 2 2 3 1 3 4 3 4 3 3 2 2 2 1 3 3 4 3 3 3 2 2 2 1 4 3 4 4 3 3 2 3 3 1 3 4 3 4 3 3 2 3 2 1 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 4 4 4 3 3 4 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 4 3 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 2 3 1 4 4 4 4 3 3 4 2 3 1 4 3 4 3 3 3 4 2 3 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 4 4 4 4 3 3 4 2 3 1 4 3 4 3 3 3 4 2 3 1 3 2 3 3 2 3 4 3 3 1 4 3 4 3 2 3 4 3 2 1 3 3 3 4 2 3 4 3 3 1 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 1 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 3 3 3 4 2 3 4 2 3 1 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1
Skor 55 52 52 53 50 50 55 52 52 57 59 58 57 59 58 55 58 57 57 59 58 54 56 54 54 56 53 55 58 55 52 54 52 56 58 57 56 58 57
134
Responden R-27
R-28
R-29
R-30
R-31
R-32
R-33
R-34
R-35
R-36
Raters Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 1 Rater 2 Rater 3
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4
7 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 3 4 3 4 2 3 4 2 2 1 4 4 4 4 2 3 4 2 2 1 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 3 4 3 4 2 3 4 2 2 1 4 4 4 4 2 3 4 2 2 1 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 3 4 3 4 2 3 4 2 2 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 2 3 2 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 2 3 4 2 2 1 4 4 4 4 2 3 4 2 2 1 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 2 3 2 2 3 3 4 3 2 1 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 2 3 2 2 3 3 4 3 2 1 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 2 3 2 2 3 3 4 3 2 1 3 4 4 3 3 3 2 3 2 1 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1
Skor 56 58 56 56 58 56 55 58 53 55 58 53 57 60 55 55 58 53 57 58 53 53 54 49 55 56 51 52 53 48
135
Lampiran 27 DAFTAR NILAI KPS DALAM SKALA 0 S.D 100
Responden R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 Jumlah Rata-rata
Nilai KPS Siswa Siklus I Siklus II 75,46 57,41 76,85 53,24 76,85 58,80 75,46 58,80 75,00 57,87 77,78 62,50 77,78 62,04 79,17 57,87 70,37 63,43 70,37 66,20 70,37 62,04 70,37 64,81 72,22 62,50 75,00 62,50 72,22 61,11 75,00 62,50 81,02 64,81 81,02 60,65 79,17 62,04 81,02 60,65 76,85 65,74 76,39 67,13 78,70 67,13 74,07 65,74 77,78 69,44 77,78 65,74 77,31 65,74 77,31 69,91 77,78 62,04 77,78 60,19 80,56 60,19 77,78 60,19 78,70 65,74 73,15 67,13 75,93 62,96 71,76 67,13 2263,89 2742,13 62,89 76,17
Peningkatan 18,06 23,61 18,06 16,67 17,13 15,28 15,74 21,30 6,94 4,17 8,33 5,56 9,72 12,50 11,11 12,50 16,20 20,37 17,13 20,37 11,11 9,26 11,57 8,33 8,33 12,04 11,57 7,41 15,74 17,59 12,96 17,59 12,96 6,02 12,96 4,63 478,24 13,28
Lampiran 28
136
UJI NORMALITAS DATA KPS SIKLUS I
Hipotesis Ho Ha
: :
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2 < χ2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval
= 69,91 = 53,24 = 16,67 =6 Batas Kelas
Z untuk batas kls.
52,74 53,24 56,24 59,24 62,24 65,24 68,24
-
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
-2,77
55,24 55,74
-1,95
58,74
-1,13
58,24 61,24 61,74
-0,31
64,74
0,51
64,24 67,24 67,74
1,33
70,74
2,15
70,24
Peluang untuk Z
Luas Kls. Untuk Z
0,4972 0,0227 0,4745 0,1033 0,3712 0,2484 0,1228 0,3166 0,1938 0,2138 0,4076 0,0765 0,4840
= 3,00 = 62,89 = 3,66 = 36 Ei
Oi
Ei 0,8173
1
0,041
3,7185
3
0,139
8,9441
8
0,100
11,3961 10
0,171
7,6964
12
2,406
2,7524
2
0,206
χ² Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7,81
(Oi-Ei)²
=
3,0625
137
Daerah penerimaan Ho
3,0625
Daerah penolakan Ho
7,81
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
138
Lampiran 29 UJI NORMALITAS DATA KPS SIKLUS II Hipotesis Ho Ha
: Data berdistribusi normal : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika χ2 < χ2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
= 81,02 = 70,37 = 10,65 =6
Kelas Interval
70,37
-
Batas Kelas
Z untuk batas kls.
Peluang untuk Z
69,87
-2,00
0,4774
71,37 71,87
72,37
-
73,37
74,37
-
75,37
73,87 75,87 76,37
-
77,37
78,37
-
79,37
77,87 79,87 80,37
-
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n
-1,37 -0,73 -0,10 0,54 1,18 1,81
2,00 76,17 3,15 36
Luas Kls. Untuk Z
Ei
0,0633
2,2773
4
1,3032
0,1465
5,2750
4
0,3082
0,2296
8,2660
4
2,2016
0,2435
8,7645
9
0,0063
0,1747
6,2884
11
3,5303
0,0848
3,0525
4
0,2941
(Oi-Ei)²
Oi
Ei
0,4141 0,2676 0,0380 0,2055 0,3802
81,37 81,87
= = = =
0,4650
χ² Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh χ² tabel = 7,81
=
7,6437
139
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
7,6437
7,81
Karena χ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
140
Lampiran 30 UJI PENINGKATAN NILAI KPS
Nilai KPS siswa telah diuji normalitasnya dan dari perhitungan ditunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya untuk mengetahui apakah nilai KPS siswa mengalami peningkatan secara signifikan, data dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
⁄ √
⁄ √
Pada taraf signifikansi 5% dan dk= 36 – 1= 35, diperoleh t tabel sebesar 1,687. Karena t hitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa nilai KPS siswa meningkat secara signifikan.
141
Lampiran 31
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF SISWA
Jenis Penilaian
: Afektif
Mata Pelajaran
: Kimia
Materi Pokok
: Sistem Koloid
A. Tujuan Mengamati dan menilai sikap serta keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas B. Form Penilaian No
Nama Siswa
Aspek Afektif 1
2
3
4
5
6
7
Mengetahui.
Observer
8
142
Lampiran 32
ACUAN PENILAIAN AFEKTIF SISWA Jenis Penilaian
: Afektif
Mata Pelajaran
: Kimia
Materi Pokok
: Koloid
A. Tujuan Mengamati dan menilai sikap serta keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas B. Kriteria Penilaian No 1.
Aspek
Kriteria
Keterangan
Penilaian
Kehadiran di
4
Selalu hadir dalam pembelajaran
kelas
3
Pernah satu kali tidak mengikuti pembelajaran
2
Pernah dua kali tidak mengikuti pembelajaran
1
Pernah tiga kali atau lebih tidak mengikuti pembelajaran
2.
3.
Kedisipilan
4
Masuk dan tidak terlambat
hadir dikelas
3
Masuk tetapi terlambat < 10 menit
2
Msuk tetapi terlambat antara 10 s.d 15 menit
1
Masuk tetapi terlambat > 15 menit
4
Selesai melaksanakan tugas dari guru dengan
Tanggung Jawab
baik dan dikumpulkan tepat waktu 3
Tidak selesai melaksanakan tugas dari guru dengan baik tetapi dikumpulkan tepat waktu
2
Selesai melaksanakan tugas dari guru dengan baik tetapi tidak dikumpulkan tepat waktu
1
Tidak selesai melaksanakan tugas dari guru dan tidak dikumpulkan tepat waktu
143
No 4.
Aspek Berani
Kriteria
Keterangan
Penilaian 4
Siswa
mengemukakan
pendapat
atau
mengemukakan
pertanyaan dan pendapat atau pertanyaannya
pertanyaan atau
sesuai dengan pokok bahasan
pendapat
3
Siswa
mengemukakan
pendapat
atau
pertanyaan tetapi kurang sesuai dengan pokok bahasan 2
Siswa
mengemukakan
pendapat
atau
pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan pokok bahasan 1
Siswa tidak bertanya atau mengemukakan pendapat
5.
Menghargai
4
pendapat orang lain
Menghargai pendapat orang lain, tidak ramai sendiri, dan mendengarkan pendapat orang lain
3
Menghargai
pendapat
orang
lain
dan
mendengarkan pendapat orang lain tetapi ramai sendiri 2
Tidak menghargai pendapat orang lain tetapi mendengarkan pendapat orang lain dan ramai sendiri
1
Tidak menghargai pendapat orang lain, ramai sendiri, dan tidak mendengarkan pendapat orang lain
6.
Perhatian dalam
4
Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan
mengikuti
penjelasan
pelajaran
pembelajaran 3
guru
dengan
seksama
selama
Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan seksama selama ½ jam pelajaran
144
2
Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan seksama selama ¼ jam pelajaran
1
Siswa tidak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan
guru
dengan
seksama
selama
pembelajaran. 7.
Kreatif dalam
4
membuat media presentasi
Media yang dibuat menarik, kreatif, dan materi yang disampaikan tepat
3
Media yang dibuat kurang menarik dan kreatif, tetapi materi yang disampaikan tepat
2
Media yang dibuat menarik dan kreatif, tetapi materi yang disampaikan kurang tepat
1
Media yang dibuat tidak menarik dan kreatif, materi yang disampaikan kurang tepat.
8.
Komunikatif
4
Siswa menggunakan bahasa yang baik dan sopan pada saat mengemukakan pendapat atau bertanya
3
Siswa menggunakan bahasa yang baik tetapi kurang
sopan
pada
saat
mengemukakan
pendapat atau bertanya 2
Siswa menggunakan bahasa yang tidak baik tetapi sopan pada saat mengemukakan pendapat atau bertanya
1
Siswa tidak menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat mengemukakan pendapat atau bertanya.
145
Lampiran 33
UJI RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI AFEKTIF Subjek U-1 U-2 U-3 U-4 U-5 U-6 U-7 U-8 U-9 U-10 U-11 U-12 U-13 U-14 U-15 U-16 U-17 U-18
Observer
Penilaian Aspek VIII
Jumlah
Peringkat
I
II
III
IV
V
VI
VII
Observer 1
4
4
4
1
2
2
3
3
23
9,5
Observer 2
4
4
4
1
2
2
3
3
23
10
Observer 1
4
4
4
1
3
2
4
3
25
4
Observer 2
4
4
4
1
3
3
3
3
25
5
Observer 1
4
4
4
1
3
3
3
3
25
4
Observer 2
4
4
4
1
3
3
3
3
25
5
Observer 1
4
4
4
1
3
3
4
3
26
2
Observer 2
4
4
4
1
3
4
3
3
26
2
Observer 1
4
3
3
1
3
3
2
3
22
13,5
Observer 2
4
3
3
1
2
3
3
3
22
15
Observer 1
4
3
3
1
3
2
4
3
23
9,5
Observer 2
4
3
3
1
3
3
3
3
23
10
Observer 1
4
4
3
1
2
2
3
3
22
13,5
Observer 2
4
4
3
1
2
2
4
2
22
15
Observer 1
4
3
3
4
3
3
3
3
26
2
Observer 2
4
3
3
3
3
3
4
3
26
2
Observer 1
4
4
3
1
2
2
3
3
22
13,5
Observer 2
4
4
3
1
2
3
2
3
22
15
Observer 1
4
4
3
1
3
2
2
3
22
13,5
Observer 2
4
4
3
1
2
3
2
3
22
15
Observer 1
4
4
3
1
3
3
2
2
22
13,5
Observer 2
4
4
3
1
3
3
2
2
22
15
Observer 1
4
4
3
1
3
3
2
3
23
9,5
Observer 2
4
4
3
1
3
3
2
3
23
10
Observer 1
4
4
4
1
3
3
3
3
25
4
Observer 2
4
4
4
1
3
3
3
3
25
5
Observer 1
4
4
4
1
2
3
4
3
25
4
Observer 2
4
4
4
1
3
3
3
3
25
5
Observer 1
4
3
4
1
3
2
2
3
22
13,5
Observer 2
4
3
4
1
2
2
3
3
22
15
Observer 1
4
3
4
1
2
2
3
3
22
13,5
Observer 2
4
3
4
1
2
2
3
3
22
15
Observer 1
4
3
3
1
3
3
4
2
23
9,5
Observer 2
4
3
3
1
3
4
3
2
23
10
Observer 1
4
4
3
4
3
3
3
3
27
1
Observer 2
4
4
3
4
3
4
3
3
28
1
B
B2
0,5
0,25
1
1
1
1
0
0
1,5
2,25
0,5
0,25
1,5
2,25
0
0
1,5
2,25
1,5
2,25
1,5
2,25
0,5
0,25
1
1
1
1
1,5
2,25
1,5
2,25
0,5
0,25
0
0 20,75
146
Keputusan: Perhitungan: Rho tabel = 0,399
Rho hitung = 0,556
∑ Lembar pengamatan reliabel jika rho hitung > 0,399 Pengamat I dan Pengamat II Sepakat
Rho = 0,566
147
Lampiran 34
NILAI AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN Subjek R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18
Observer Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2
I 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Penilaian Aspek III IV V 3 1 2 3 1 2 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 4 1 3 4 1 2 4 1 3 4 1 3 4 1 2 4 1 2 4 1 3 4 1 3 4 1 2 4 1 2 4 1 3 4 1 2 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 1 2 4 1 3 4 1 3 4 1 2 4 1 2 4 1 2 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 1 3
VI 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 4
VII 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
VIII 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
148
Subjek R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36
Observer Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2
I 4 4 4 4 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Penilaian Aspek III IV V 4 1 3 4 1 3 4 1 2 4 1 3 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 2 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 1 2 4 1 2 4 1 3 4 1 3 4 1 2 4 1 2 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 1 3 4 3 3 4 3 3
VI 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3
VII 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
VIII 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2
149
Lampiran 35 UJI RELIABILITAS SOAL Nomer Soal 6 7 8
9
10
11
12
13
1,5
2
0
1
2
1
0,5
1
1
1,5
1,5
2
0
1
2
1
0,5
1
1
3
1,5
3
3
2
2
1
0,5
2
2
3
3
1,5
3
3
2
3
2
0,5
2
2
3
3
1,5
3
3
2
3
1
0
3
2
0,5
3
3
1,5
3
3
2
3
2
0
3
2
0,5
0,5
3
3
1,5
3
3
2
3
3
0
3
2
1
0,5
3
3
1,5
3
3
2
3
3
0
3
3
No.
Kode
1
2
3
4
5
1
UC_01
0,5
1,5
1
1,5
2
UC_02
1
3
1
3
UC_03
1
3
3
4
UC_04
1
3
5
UC_05
0,5
0,5
6
UC_06
0,5
7
UC_07
8
UC_08
9
UC_09
0,5
0
3
3
1,5
3
3
2
3
2
1
1
3
10
UC_10
1
0,5
1
0
1,5
2
0
1
1
2
1
1
3
11
UC_11
0,5
0
3
3
1,5
3
3
3
3
1
1
1
2
12
UC_12
1
0,5
2
3
1,5
2
1
1
3
2
1
1
2
13
UC_13
1
1
1
1,5
1,5
2
0
1
2
1
0,5
2
1
14
UC_14
1
1,5
1
1,5
1
2
0
1
1
1
0,5
2
1
15
UC_15
1
1
2
3
1,5
3
1
1
1
2
1
2
1
16
UC_16
1
1
3
3
1
3
3
2
3
2
1
2
1
17
UC_17
1
2
0,5
1,5
0
1
1
1
2
2
0
1
2
18
UC_18
1
2
0,5
1,5
0
1
1
1
2
1
0
1
3
19
UC_19
0,5
3
1
1,5
0
1
1
1
1
2
0
1
3
20
UC_20
1
3
0,5
1,5
1,5
1
1
1
1
2
0,5
1
2
21
UC_21
0,5
0
2
3
0,5
3
0
2
2
1
1
2
1
22
UC_22
0,5
0
2
3
0,5
2
0
2
2
1
1
2
1
23
UC_23
1
3
2
3
1
2
1,5
2
1
1
1
1
1
24
UC_24
1
3
2
3
1
2
1,5
2
1
1
1
1
1
25
UC_25
0,5
1
3
3
1,5
3
3
2
3
2
0
1
1
26
UC_26
0,5
1
2
3
1,5
3
1,5
2
2
2
0
1
1
27
UC_27
1
1
1
1,5
1,5
2
0
1
2
2
0
1
1
28
UC_28
0,5
0,5
1
1,5
1
2
0
1
2
1
0
1
1
29
UC_29
0,5
0
0
0
1,5
1
0
1
2
1
0,5
2
2
30
UC_30
0,5
0
0
0
0,5
1
0
1
1
1
0,5
1
2
31
UC_31
0,5
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0,5
1
2
32
UC_32
0,5
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0,5
1
2
33
UC_33
1
1,5
2
3
1,5
2
1,5
1
2
1
0,5
2
2
34
UC_34
1
1
1
0
1
1
1,5
1
2
1
0,5
2
1
35
UC_35
0,5
1
0
0
0,5
1
0
1
2
1
0,5
2
1
36
UC_36 ∑x
0,5 27
1 42
2 58,5
3 72
0,5 38,5
2 75
1,5 45
1 52
2 72
2 54
0,5 17,5
2 57
1 60
∑x²
22,5
88,5
135,8
193,5
52,3
179,0
109,5
86,0
164,0
94,0
13,8
107,0
118,0
∑sb2
0,06
1,10
1,13
1,38
0,31
0,63
1,48
0,30
0,56
0,36
0,15
0,47
0,50
150
Nomer Soal 19 20
21
22
23
24
25
Skor Total
Kuadrat Skor Total
0
1
0,5
1
0
22,5
506,25
1
0
23,5
552,25
0,5
1
0
34
1156
0,5
1
0
38
1444
1
0
36
1296
0,5
1
0
38
1444
0,5
1
0
40,5
1640,25
0
0
41
1681
0,5
0
0
39
1521
0,5
0
0
27
729
0
0
35,5
1260,25
0
0
29
841
1
0
26,5
702,25
1
0
26
676
0,5
1
0
31,5
992,25
0,5
1
0
37
1369
0
0
21,5
462,25
0
0
21,5
462,25
0
0
22,5
506,25
0
0
24,5
600,25
0
0
23,5
552,25
0
0
23,5
552,25
0,5
0
0
28
784
0,5
0
0
29,5
870,25
0
0
36,25
1314,0625
0,5
0
0
31,75
1008,0625
0,5
1
0
26,75
715,5625
1
0
25,25
637,5625
0,5
1
0
22,25
495,0625
0,5
1
0
18,25
333,0625
1
0
17,5
306,25
0,5
1
0
17,5
306,25
1
0,5
1
0
28,5
812,25
1
0,5
1
0
21,5
462,25
0
0
19
361
0,5 18
0 19
0 0
26,5
702,25
1010,5
30053,875
87,0
9,0
19,0
0,0
0,25
0,00
0,25
0,00
No.
Kode
1
UC_01
2
UC_02
1
1
1
0
0
0
1,5
0
1
0,5
3
UC_03
1
1
1
0
0
0
1,5
0
1
4
UC_04
2
1
1
0
0
1
1,5
0
1
5
UC_05
2
1
1
0
0
1
3
0
1
0,5
6
UC_06
3
1
2
0
0
0
3
0
1
7
UC_07
3
0,5
2
0,5
0
1,5
3
0
1
8
UC_08
3
0,5
2
0,5
0
1,5
3
0
1
0,5
9
UC_09
3
0,5
2
0,5
0
1,5
3
0
2
10
UC_10
3
1
2
0,5
0
1,5
1,5
0
2
11
UC_11
3
1
2
0,5
0
0
1,5
0
2
0,5
12
UC_12
2
0,5
2
0,5
0
0
1,5
0
1
0,5
13
UC_13
3
1
2
0,5
0
1
1
0
1
0,5
14
UC_14
3
0,5
2
0,5
0
1
1
0
2
0,5
15
UC_15
3
0,5
1
0,5
0
1,5
1
0
2
16
UC_16
3
0,5
1
0,5
0
1,5
1
0
2
17
UC_17
2
0
1
0,5
0
0
1,5
0
1
0,5
18
UC_18
2
0
1
0,5
0
0
1,5
0
1
0,5
19
UC_19
1
0
2
0,5
0
0
1,5
0
1
0,5
20
UC_20
1
0
2
0,5
0
0
1,5
0
2
0,5
21
UC_21
1
0
1
0
0
0
1
0
2
0,5
22
UC_22
2
0
1
0
0
0
1
0
2
0,5
23
UC_23
2
0
2
0
0
0
1
0
2
24
UC_24
3
0,5
2
0
0
0
1
0
2
25
UC_25
3
1
2
0,75
0
1
3
0
1
0,5
26
UC_26
3
1
1
0,75
0
1
3
0
1
27
UC_27
2
1
1
0,75
0
1,5
3
0
1
28
UC_28
2
1
1
0,75
0
1,5
3
0
2
0,5
29
UC_29
1
0,5
2
0,75
0
1,5
1,5
0
2
30
UC_30
1
0,5
1
0,75
0
1,5
1,5
0
2
31
UC_31
1
1
1
0,5
0
1
1,5
0
2
0,5
32
UC_32
2
1
1
0,5
0
1
1,5
0
1
33
UC_33
2
0
2
0
0
0
1
0
34
UC_34
3
0
1
0
0
0
1
0
35
UC_35
3
0
2
0
0
0
1
0
2
0,5
36
UC_36 ∑x
3 79
0 20
1 53
0 12,5
0 0
0 24
1 61,5
0 0
2 53
∑x²
197,0
17,5
87,0
7,4
0,0
31,5
126,8
0,0
0,66
0,18
0,25
0,08
0,00
0,43
0,60
0,00
∑sb
2
14
15
16
17
18
1
1
1
0
0
1
1,5
11,113
151
Rumus: (
)(
∑
)
Keterangan: k
: banyaknya butir soal
∑
: jumlah varians skor butir : varians total
Kriteria Apabila r11 > 0,7 maka instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan data pada analisis ujicoba diperoleh:
∑
∑
∑
∑
∑
(
)(
∑
k = 33 (
)(
)
)
152
Kriteria: Apabila r11> 0,7 maka instrumen tersebut reliabel. Pada α = 5% dengan n (jumlah siswa) = 36 diperoleh r11=0,794 jadi instrumen reliabel.
153
Lampiran 36 DATA HASIL KOGNITIF SISWA KELAS XI IPA 1 No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Agastyasa Ghea Amarta Andin Siwi Sejati Anggie Widagdo Annisa Novi Rahmatika Ardy Bagus Septian Pratama Daffa Joko Nur Wahid Danang Afa Septiawan Devi Eristiana Dian Ambarwati Dima Nirmalasari Dina Oktavia Putri Firda Ferry Sanjaya Ginda Nabila Choirunnisa Isnia Sekar Sari Kartika Sari Laily Fidya M. Hasanudin Ramadhanu M. Nur Irsyad Mahatma Tirta Wiguna Matahari Nurohmah Adifitri Meida Mustika Mahesi Pertiwi Moh. Faridh Luthfi Mohammad Affan Dwica Putra Muhamad Rizky Setiawan Muhammad Ary Hendrawan Nabella Permatasari Natasya Widyasari Puspa Siwi Wulandari Rafika Rahma Dewi Ratu Essanoviea Hariawan Reza Pahlevi Wirananta Rizal Damar Sasangka Rizki Agung Wicaksono Setiyowati Tutik Nur Faizah Wisnu Bayu Aji
Pretest 73 81 77 81 81 77 77 81 73 81 31 60 81 43 60 73 81 81 60 73 77 73 81 81 73 81 81 63 63 81 81 77 44 77 81 63
Tes Akhir Siklus II 77 77 80 77 67 83 80 80 67 80 77 77 70 77 77 80 63 80 63 77 80 77 77 63 77 84 70 77 73 77 80 70 77 77 77 63
Tes Akhir Siklus I 75 83 83 75 75 92 83 83 75 92 83 83 75 75 83 75 75 75 67 75 83 83 83 75 83 92 83 83 83 75 83 83 75 83 67 75
Posttest 79 83 85 78 78 90 80 85 74 88 85 85 76 70 82 77 77 77 74 77 78 83 82 70 82 90 78 85 80 73 88 78 82 85 77 78
154
Nilai rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas
72,28 81 31 21 15
75,22 84 63 26 10
79,77 92 67 34 2
80 90 70 31 5
155
Lampiran 37
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Siswa mempresentasikan rancangan alur kerja
Gambar 3. Siswa mendengarkan penjelasan awal dari guru sebelum melakukan praktikum
Gambar 2. Kegiatan pembelajaran di laboratorium
Gambar 4. Siswa menimbang bahan
156
Gambar 7. Siswa melaksanakan praktikum didampingi guru pengampu
Gambar 5. Siswa mengukur volume bahan
Gambar 8. Siswa menggerus bahan
Gambar 6. Siswa mengamati efek tyndall
Gambar 9. Hasil praktikum siswa
157
Lampiran 38 Batas Nilai r’ pada Korelasi Spearman-Rank
n 4 5 6 7 8 9 10 12 14
α 0,01 1,000 0,943 0,893 0,833 0,783 0,746 0,701 0,645
0,05 1,000 0,900 0,829 0,714 0,643 0,600 0,564 0,504 0,456
n 16 18 20 22 24 26 28 30
α 0,01 0,601 0,564 0,534 0,508 0,485 0,465 0,448 0,432
0,05 0,425 0,399 0,377 0,359 0,343 0,329 0,317 0,306
(Soeprodjo, 2002: 150)
158
Lampiran 39 Tabel r Kritik Product Moment N
Taraf Kepercayaan 95%
99%
3
0,997
0,999
4
0,95
5
N
Taraf Kepercayaan 95%
99%
26
0,388
0,496
0,99
27
0,381
0,878
0,959
28
6
0,811
0,911
7
0,154
8
N
Taraf Kepercayaan 95%
99%
55
0,266
0,345
0,487
60
0,254
0,33
0,374
0,478
65
0,244
0,317
29
0,367
0,47
70
0,235
0,3
0,874
30
0,361
0,463
75
0,227
0,296
0,707
0,874
31
0,355
0,456
80
0,22
0,286
9
0,666
0,798
32
0,349
0,449
85
0,213
0,278
10
0,632
0,765
33
0,344
0,441
90
0,207
0,21
11
0,602
0,735
34
0,339
0,436
95
0,207
0,263
12
0,576
0,708
35
0,334
0,43
100
0,195
0,256
13
0,553
0,684
36
0,319
0,424
125
0,176
0,23
14
0,531
0,661
37
0,325
0,418
150
0,159
0,21
15
0,514
0,641
38
0,32
0,413
175
0,148
0,194
16
0,497
0,623
39
0,316
0,403
200
0,138
0,181
17
0,482
0,606
40
0,311
0,403
300
0,113
0,143
18
0,468
0,59
41
0,308
0,396
400
0,098
0,128
19
0,456
0,571
42
0,304
0,393
500
0,084
0,115
20
0,444
0,561
43
0,301
0,385
600
0,08
0,105
21
0,433
0,549
44
0,297
0,384
700
0,074
0,097
22
0,423
0,537
45
0,294
0,38
800
0,07
0,413
23
0,413
0,515
47
0,288
0,312
900
0,065
0,086
25
0,396
0,505
48
0,284
0,368
1000
0,062
0,081
49
0,281
0,364
50
0,297
0,361 (Soeprodjo, 2002: 166)
159
160
161
162
163
164