Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (30-35) ISSN : 2477-6076
PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM BERBASIS BIODIVERSITAS LOKAL PADA MATERI JAMUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA
Oleh : Triosa Abel*
ABSTRAK Tujuan penelitian pengembangan ini untuk menghasilkan produk pengembangan perangkat praktikum berupa lembar kerja siswa berbasis biodiversitas lokal, dan instrumen penilaian hasil keterampilan proses sains siswa dan menguji efektifitas perangkat praktikum. Metode penelitian digunakan metode penelitian pengembangan (research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah model pengembangan ADDIE. Variabel penelitian ini terdiri dari: (1) variabel bebas adalah pengembangan perangkat praktikum berbasis biodiversitas lokal pada materi jamur, (2) variable terikat adalah keterampilan proses sains. Untuk mengumpulkan data digunakan angket, observasi, dokumentasi, dan pretest-postest. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment dan uji t, dengan waktu penelitian 12 minggu. Hasil implementasi skala kecil dalam KPS diperoleh N-Gain sebesar 0,46 kategori sedang, dan hasil belajar diperoleh N-Gain sebesar 0,50 kategori sedang. Hasil implementasi skala besar kelas eksperimen dalam KPS diperoleh N-Gain sebesar 0,53 kategori sedang, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,26 kategori rendah. Hasil belajar skala besar kelas eksperimen diperoleh N-Gain sebesar 0,50 kategori sedang, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,30 dengan kategori rendah. Hasil uji t hitung diperoleh thitung > ttabel ( 7.34 > 1.70 ). Hasil pengembangan perangkat praktikum berbasis biodiversitas lokal pada materi jamur mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa sebesar 20% dan terbukti efektif dan signifikan. Kata Kunci : Perangkat Praktikum, Jamur Lokal, Hasil Belajar, Keterampilan Proses Sains PENDAHULUAN Aspek komponen penilaian dalam suatu proses pembelajaran terdiri dari hasil belajar dan melalui praktikum, karena salah satu tujuan dari praktikum adalah mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Kegiatan praktikum dirasakan penting sehingga guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran dan kegiatan praktikum serta penilaian dengan mengacu pada Kurikulum yang
Triosa Abel * Guru SMA PGRI Palangkaraya
berlaku. Wujud nyata kompetensi tersebut adalah kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, diantaranya membuat LKS dan instrumen penilaian kemudian mengimplementasikannya di dalam proses belajar mengajar. Aspek perangkat praktikum yang dikembangkan meliputi: LKS praktikum yang menekankan pada strategi untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa,
30
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (30-35) ISSN : 2477-6076
prosedur praktikum untuk menilai KPS, dan instrumen yang sesuai untuk menilai keterampilan proses sains. Pemanfaatan lingkungan alam yang berada di sekitar kehidupan siswa mendorong untuk mengadakan penelitian pengembangan berbentuk perangkat praktikum berbasis biodiversitas lokal di Kalimantan Tengah. Biodiversitas lokal yang digunakan adalah spesies jamur lokal Kalimantan Tengah antara lain: kulat bitak, kulat karitip, dan kulat baputi. Perangkat praktikum biodiversitas lokal Kalimantan Tengah ini sebagai bahan ajar/ praktikum siswa kelas X pada materi jamur yang mengacu pada standar isi Kurikulum 2013. Perangkat praktikum ini sebagai bahan ajar yang menghubungkan siswa dengan objek yang dipelajari melalui kegiatan yang dilakukan sesuai perangkat praktikum. Setelah itu dilakukan pengujian kualitas perangkat yang dikembangkan berdasarkan aspek materi isi, aspek penyajian, aspek kebahasaan, dan aspek evaluasi oleh beberapa reviewer. Kualitas perangkat praktikum diketahui setelah dikembangkan sebagai bahan ajar praktikum mandiri siswa SMA kelas X yang layak digunakan, mampu mendorong siswa agar lebih semangat dalam belajar biologi yang berbasis pemanfaatan lingkungan sekitar yaitu biodiversitas lokal Kalimantan Tengah. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengembangkan LKS praktikum jamur berbasis biodiversitas lokal untuk siswa SMA Kelas X Semester 2. 2. Mengembangkan instrumen penilaian yang sesuai untuk
Triosa Abel * Guru SMA PGRI Palangkaraya
menilai keterampilan proses sains dan hasil praktikum biologi pada materi jamur siswa SMA Kelas X Semester 2. 3. Menguji efektifitas perangkat praktikum jamur berbasis biodiversitas lokal dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan (Research and Development) yang bertujuan menghasilkan produk perangkat praktikum berupa LKS, dan instrumen penilaian. Penelitian ini membandingkan keadaan sebelum dan sesudah penerapan produk baru (beforeafter). Populasi pada implementasi skala kecil adalah siswa SMA PGRI 1 Palangka Raya kelas X dan sampelnya berjumlah 12 orang dan 1 orang guru biologi sebagai observer untuk melihat keterpakaian produk pengembangan perangkat praktikum pada materi jamur untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMA kelas X. Penelitian ini meliputi 2 variabel yang terdiri dari: (1) variabel bebas adalah pengembangan perangkat praktikum berbasis biodiversitas lokal pada materi jamur, (2) variabel terikat adalah keterampilan proses sains. Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah wawancara, angket, dan observasi. Sedangkan data sekunder adalah literatur yang memiliki relevansi dengan fokus kajian. Analisis data untuk
31
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (30-35) ISSN : 2477-6076
melihat peningkatan keterampilan proses sains dilakukan dengan membandingkan skor tes awal dan tes akhir untuk mencari peningkatan. (NGain) yang terjadi sesudah pembelajaran penerapan prosedur praktikum pada kelas eksperimen yang dihitung dengan rumus N- Gain (skor N- Gain). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh produk hasil pengembangan perangkat praktikum. Dalam hal ini menguji perbedaan kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan uji beda statistik independent sample t-test. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis terhadap perangkat praktikum lama diperoleh beberapa keterbatasan antara lain: (1) belum ada pengklasifikasian tujuan praktikum untuk setiap ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor, serta aspek keterampilan proses sains, (2) belum memuat dasar teori, (3) instrumen penilaian kurang sesuai untuk mengukur keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka perlu dilakukan pengembangan perangkat praktikum yang berbasis biodiversitas lokal pada materi jamur. Perangkat praktikum yang dikembangkan memuat tujuan setiap ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor, serta aspek keterampilan proses sains. Bahan yang digunakan berasal dari biodiversitas lokal Kalimantan Tengah berupa jamur lokal antara lain: kulat baputi, kulat bitak, dan kulat karitip diperoleh dari lingkungan
Triosa Abel * Guru SMA PGRI Palangkaraya
sekitar siswa. Namun ada sedikit kendala dalam mempersiapkan bahan berupa jamur lokal karena tergantung musim panen. Sebaiknya pelaksanaan praktikum jamur disesuaikan dengan ketersediaan jamur lokal. Alat dan bahan yang dikembangkan antara lain: (1) jamur lokal Kalteng, (2) buku kerja, (3) pulpen atau pensil, dan (4) kamera untuk mendokumentasikan pengamatan. Semua alat dan bahan tersebut sangat terjangkau, sehingga kegiatan praktikum materi jamur dapat dilaksanakan dengan baik dan memberi pengalaman nyata (realitas hidup) bagi siswa. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh baik dalam keterampilan proses sains maupun hasil belajar maka bisa dinyatakan bahwa setelah menggunakan perangkat praktikum hasil pengembangan terdapat peningkatan dalam nilai keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Hal ini didukung dengan pendapat Rustaman, dkk (2003) pengalaman belajar siswa dalam proses pembelajaran juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil analisis indikator keterampilan proses sains pada praktikum skala besar yang mengalami N-Gain dengan kategori tertinggi adalah mengamati (observasi). Siswa sangat antusias apabila diberi kesempatan untuk melihat langsung objek pengamatan kemudian mencari, dan menemukan masalah berdasarkan fakta sebenarnya. Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses memperoleh ilmu
32
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (30-35) ISSN : 2477-6076
(Toharudin dkk, 2011). Keterampilan proses sains mengamati dalam hal ini untuk dapat mengembangkan dan melakukan keterampilan proses sains berikutnya seperti mengelompokkan, menafsirkan, menyusun hipotesis. Kegiatan mengamati terdiri dari dua jenis yaitu kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan LKS praktikum sudah memuat kedua jenis pengamatan tersebut, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengamati secara kuantitatif pada saat pengukuran, sedangkan kualitatif dilakukan pada saat pengamatan bentuk, tekstur, dan bau masing-masing jamur saat mencatat hasil pengamatan. Indikator keterampilan proses sains menafsirkan atau mengintegrasikan menurut Rustaman dkk (2003) adalah kemampuan menghubungkan hasil pengamatan, menentukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan dan menyimpulkan. Upaya agar indikator menafsirkan dapat lebih baik maka LKS praktikum dibuat pertanyaan yang membimbing siswa untuk menganalisa, sehingga siswa bisa membuat kesimpulan. Pengembangan LKS praktikum ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam menyusun hipotesis pada kategori sedang, dimana Dimyati dan Mudjiono (2006) menyatakan bahwa kemampuan menyusun hipotesis langkah penting dalam penelitian dan sangat penting untuk memiliki siswa sebagai calon peneliti. Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan berupa
Triosa Abel * Guru SMA PGRI Palangkaraya
dugaan yang dianggap benar dan dibuktikan dalam praktikum. Kemampuan siswa dalam menyusun hipotesis masih perlu dilatih dan dibiasakan supaya siswa bisa lebih tepat dalam menyusun hipotesis sesuai masalah yang diajukan. Kemampuan menerapkan konsep juga masih perlu dimaksimalkan karena menerapkan konsep adalah kemampuan yang umumnya dimiliki oleh para ilmuwan, sehingga siswa harus terus dilatih untuk mampu menggunakan konsep pada pengalaman baru agar dapat menjelaskan apa yang sedang terjadi. Indikator keterampilan proses sains melakukan percobaan mengalami peningkatan kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki kemampuan untuk melakukan percobaan dan penyelidikan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) melakukan percobaan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, mengendalikan variabel. Indikator mengelompokkan mengalami peningkatan kategori tinggi. Secara umum siswa mampu mengelompokkan hasil penemuannya dengan tepat, dan dapat menjelaskan hasil pengelompokkannya. Menurut Unesa (2011) pengelompokkan obyek atau peristiwa adalah cara memilah objek berdasarkan kesamaan, perbedaan, dan hubungan. Mengelompokkan merupakan langkah penting menuju pemahaman yang lebih baik tentang obyek yang berbeda dari gejala alam.
33
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (30-35) ISSN : 2477-6076
Evaluasi pelaksanaan perangkat praktikum yang dikembangkan pada skala kecil masih ada keterbatasan. Tahap revisi dilakukan dari segi produk dan teknis pelaksanaan (RPP). Menurut Hofstein (Supriatno,dkk, 2009) keberhasilan dari praktikum tergantung pada langkah-langkah yang dikerjakan untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan. Penilaian konstruk produk oleh Pakar pendidikan mendapat nilai rata-rata 4,00 kategori baik. Menurut Rustaman (2003) petunjuk praktikum atau lembar kerja siswa praktikum yang diperlukan siswa adalah yang ditulis dalam bentuk sederhana dengan kalimat yang si ngkat dan penggunaan yang sesuai dengan kemampuan pengguna. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa terdapat perbedaan NGain pada hasil belajar dan keterampilan proses sains pada kelas eksperimen dan kontrol. Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rafela (2013) tentang pengembangan petunjuk praktikum mikrobiologi pangan, bahwa pengembangan perangkat praktikum dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hasil pengembangan perangkat praktikum juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestariningsih (2014) tentang pengembangan perangkat praktikum berbasis biodiversitas lokal pada sub materi silus biogeokimia untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMA, bahwa pengembangan perangkat praktikum dapat juga meningkatkan keterampilan proses sains
Triosa Abel * Guru SMA PGRI Palangkaraya
siswa. Hasil perhitungan uji t untuk keterampilan proses sains diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 7,34 > 1,70. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka dapat dikatakan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima. Hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen (menggunakan produk hasil pengembangan) dengan kelas kontrol (menggunakan perangkat praktikum lama). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. LKS hasil pengembangan sebagai berikut: (1) tujuan praktikum untuk ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor, serta KPS, (2) kompetensi inti dan dasar, (3) indikator pencapaian, (4) dasar teori, (5) alat dan bahan, (6) tabel hasil pengamatan, (7) tindak lanjut kinerja siswa. 2. Instrumen yang dikembangkan berupa: (1) soal evaluasi yang bermuatan KPS, (2) lembar pengamatan afektif, dan (3) lembar pengamatan psikomotor. 3. Hasil pengembangan perangkat praktikum berbasis biodiversitas lokal pada materi jamur mampu meningkatkan KPS siswa secara efektif.
34
Tunas Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Mei 2016, Volume 1 Nomor 2, (30-35) ISSN : 2477-6076
DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Cet. Ke-3. Jakarta: Rineka Cipta. Lestariningsih, N. 2014. Pengembangan Perangkat Praktikum Sub Materi Siklus Biogeokimia Berbasis Biodiversitas Lokal Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep Siswa SMA. Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Palangka Raya. Rafela, R., N. 2013. Pengembangan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Tesis M.P., Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya, Palangka Raya. Rustaman, N., Dirjosoemarto, S., SA., Achmad, Y.,Subekti, Rochintaniawati D., dan Nurjhani, M . 2003. Strategi Belajar Mengajar. JICA IMSTEP. Supriatno, B. 2009. Uji Langkah Kerja Laboratorium Biologi Sekolah. Proseding Seminar nasional Jurusan Pendidikan Biologi. Toharudin, U., S. Hendrawati dan A. Rustaman. 2011. Mengembangkan Literasi Sains Peserta Didik. Humaniora, Bandung. Unesa. 2011. Keterampilan Proses Sains, (Online tersedia: http:?Rudy-Unesa. Blogspt.Com/)(diakses 7 Juni 2014).
Triosa Abel * Guru SMA PGRI Palangkaraya
35