PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.pd.i)
Oleh: IDA FARIDA 106011000104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H /2010 M
PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DAN IMPLEMENTASINYA PADA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Oleh: Ida Farida Nim: 106011000104
Di Bawah Bimbingan:
Dr. H. A. Syafi’ie Noor NIP:19470902 196712 1 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI
Skripsi berjudul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 16 Desember 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, Desember 2010 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
………..
………………
………..
………………
………..
………………
………..
………………
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Bahrissalim, M.Ag NIP: 19680307 199803 1 002 Sekretaris Jurusan (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag NIP: 19670308 200003 1 001 Penguji I Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi NIP: 19690206 199503 1 001 Penguji II Drs. Rusydi Jamil, MA NIP: 19621231 199503 1 005
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP: 19571005 198703 1 003
LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Ida Farida
NIM
: 106011000104
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 November 2010
Ida Farida
ABSTRAK Nama NIM Fak/Jurusan Judul
: Ida Farida : 106011000104 : Tarbiyah dan Keguruan/PAI : Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman.
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam, sekaligus sebagai sumber ajaran Islam yang paling utama yang menjadi pedoman hidup bagi para pemeluknya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi umat Islam untuk dapat membacanya dengan baik dan benar serta mengamalkan ajaran yang terkandung didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran AlQuran di SMP Islam Bait Al-Rahman, untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dan untuk mengetahui hubungan antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an dan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, sedangkan jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah kolerasional yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman secara umum dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah berjalannya beberapa program yang dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Berdasarkan data temuan di lapangan, dapat di simpulkan bahwa secara umum siswa SMP Islam Bait Al-Rahman yang dijadikan sampel penelitian memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dalam katagori kemampuan baik dalam mengetahui ilmu tajwid. Data temuan di lapangan juga menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan membaca AlQur’an siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Dengan memeriksa table ”r” product moment dengan df 60 diperoleh rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,250, sedangkan pada taraf signifikan 1% diperoleh rtabel 0,372. Ternyata rxy (yang besarnya=0,502) adalah jauh lebih besar dari pada rtabel. Hal ini menjelaskan bahwa tinggi rendahnya nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa erat hubungannya dengan proses pembelajaran di kelas, dimana hubungan itu sifatnya searah Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman berada pada taraf nilai KD 6,25% sedangkan sisanya 93,7% dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya faktor lingkungan khususnya orang tua dan pembiasaan serta motivasi siswa
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabatnya. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK) bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M. A, serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh staffnya. 3. Bapak Dr. A. Syafi’ie Noor yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari. 5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua Orang Tua penulis yang tercinta, Ayahanda H. Saleh Ali dan ibunda Munawaroh serta keluarga penulis yang dengan segala pengorbanannya yang tak pernah penulis lupakan atas
jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka berdua kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini. 6. Kepala sekolah SMP Islam Bait Al-Rahman beserta staffnya yang telah memberikan izin, bantuan, dan kerja samanya dalam penelitian. 7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-temanku Mahasiswa UIN khususnya anak-anak tarbiyah jurusan pendidikan agama Islam angkatan 2006, teman-teman dekatku vera, lb, lili, mery dan dadut yang selalu memberikan support kepada penulis. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a’lamin.
Jakarta, 29 November 2010
Ida Farida
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 3 C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 4 D. Perumusan masalah .............................................................................. 4 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 BAB II KAJIAN TEORI A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN 1. Pengertian Pembelajaran ............................................................. 6 2. Pengertian Al-Qur’an.................................................................. 7 3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an ................................................. 9 4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an ........................ 10 5. Metode pembelajaran Al-Qur’an ............................................... 13 6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an ............................................. 17 B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an 1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an ............................ 19 2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an .............................................. 21 3. Adab Membaca Al-Qur’an........................................................ 22 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an ................................................................. 23 C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 25
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 26 B. Variabel Penelitian ............................................................................. 26 C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 26 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 27 E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................. 28 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pembelajaran Al-Qur'an di SMP Islam Bait Al-Rahman ..... 32 B. Deskripsi Data .................................................................................... 37 C. Analisis dan Interpretasi Data ............................................................. 50 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 62 B. Saran .................................................................................................. 63 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64 LAMPIRAN
Daftar Tabel Tabel 1
Kisi-kisi angket ................................................................................ 28
Tabel 2
Interpretasi nilai “r” product moment ............................................... 30
Tabel 3
Perhitungan angket ...................................................................... 37-50
Tabel 4
Skor kemampuan membaca Al-Qur’an siswa ................................... 51
Tabel 5
Perhitungan untuk mencari mean prestasi kemampuan membaca AlQur’an siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman .................................. 52
Tabel 6
Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait AlRahman ............................................................................................ 53
Tabel 7
Nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Islam Bait Alrahman kelas dua yang berbeda sekolah asalnya ............................... 54
Table 8
Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada table 8 .............. 54
Tabel 9
Jawaban 60 responden terhadap pertanyaan mengenai tempat belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah .............................................. 55
Tabel 10
Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 10............. 56
Tabel 11
Skor pembelajaran AlQur’an sebagai (variable X) ............................ 57
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu mata pelajaran yang dipelajarai di sekolah adalah Pendidikan Agama Islam, dengan maksud agar peserta didik menjadi manusia beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Di dalam kurikulum pendidikan terdapat kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Agama yang berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai selama siswa menempuh pendidikan di SMP. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan umum yang harus di capai di SMP yaitu: a. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal dan horizontal. b. Dapat membaca Al-Qur’an surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya, menyalin dan mengartikannya. 1
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t), hlm.6
c. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah. d. Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah serta khulafaurrasyidin. e. Mampu mengamalkan sistem muamalah Islam dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2
Dalam pelaksanaannya sekolah diberikan kewenangan dalam menjalankan tugasnya, guru Pendidikan Agamapun memiliki hak dan wewenang dalam memilih model, metode, media pengajaran yang dianggap efektif dan efesien untuk mencapai tujuan. Mempelajari Al-Qur’an berarti mempelajari huruf-hurufnya. Tentunya tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran Al-Qur’an pada tingkat selanjutnya. Berkenaan dengan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an terdapat standar kompetensi sebagai indikator yang akan digunakan dalam pengukuran kemampuan siswa. Dalam PERMENDIKNAS NO. 23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat SMP, yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari tata cara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf.3 Dengan demikian maka kemampuan membaca Al-Qur’an siswa lebih ditekankan kepada membaca Al-Qur’an yang menerapkan secara praktis ilmu tajwid. Melihat kenyataan saat ini, banyak siswa yang terpengaruh oleh arus modernisasi yang mengakibatkan mereka mengesampingkan dan cenderung bermalas-malasan dalam mempelajari Al-Qur’an sehingga banyak orang tua yang
2
Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakarya, 2004. Hlm.150 3 PERMENDIKNAS 2006 tentang SI&SKL, (Jakarta: Redaksi sinar grafika, 20060, hlm.71.
mengeluh bahwa anak mereka belum mampu membaca Al-Qur’an, padahal seharusnya pada tingkat SMP mereka telah mampu membaca Al-Qur’an. Dari hasil penilaian keterampilan membaca Al-Qur’an pada salah satu SMP Negeri di Jakarta menunjukan masih banyak siswa yang belum mampu membacanya. Di antara faktor yang mempengaruhinya menurut guru yang bersangkutan adalah siswa masih belum memiliki dasar membaca Al-Qur’an, hal ini disebabkan mereka tidak mau belajar membaca Al-Qur’an di rumah, selain itu sebagian besar mereka berasal dari Sekolah Dasar yang diduga pengalaman belajar membaca Al-Qur’an yang diperolehnya sangat sedikit, walaupun diantara mereka sebelumnya pernah belajar membaca Al-Qur’an di Taman Pendidikan AlQur’an (TPA) tetapi mereka tidak pernah mengulang kembali sehingga mereka tidak lancar dalam membaca Al-Qur’an. Pada dasarnya prestasi siswa sangat dipengaruhi oleh lembaga yang menyiapkannya, dalam konteks ini perlu dipahami bahwa prestasi yang dimiliki siswa sebagian besar bertumpu pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik disamping komponen-komponen pendidikan di sekolah yang meliputi sistem pendidikan serta sarana dan prasarana yang memadai. SMP Islam Bait Al-Rahman merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memandang betapa pentingnya untuk memberikan pelajaran Al-Qur’an kepada siswa, sehingga SMP Islam Bait Al-Rahman selalu berupaya membimbing siswanya untuk bisa membaca Al-Qur’an. Dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara langsung di SMP Islam Bait Al-Rahaman dengan judul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya Pada Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP Islam Bait Al-Rahman”.
B. Identifikasi Masalah 1. Implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman. 2. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung efektifitas pembelajaran Al-Qur’an di SMP Bait Al-Rahman. 3. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi siswa SMP Bait AlRahman dalam membaca Al-Qur’an.
4. Perbedaan tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an siswa berdasarkan latar belakang pendidikan. 5. Kaitan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dengan pembelajaran AlQur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dari pengertian judul dan isi bahasan dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan untuk mempertegas maksud dan tujuan. Pembelajaran disini yaitu suatu aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa melakukan proses belajar, dengan melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi didalam mencapai tujuan pembelajaran Al-Qur’an. Dan pembelajaran Al-Qur’an disini yaitu pembelajaran Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi mengenai ilmu tajwid. Sedangkan yang dimaksud kemampuan membaca Al-Qur’an disini yaitu kesanggupan membaca/melafalkan huruf Al-Qur’an yang dilihat dari segi kelancaran dan pemahaman siswa tentang tajwid. Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada pembelajaran AlQur’an dan implementasinya pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman.
D. Perumusan masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah “Apakah terdapat kolerasi antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa?”
E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman. 2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman.
3. Untuk mengetahui hubungan antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam Bait AlRahman.
BAB II KAJIAN TEORI
A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN 1. Pengertian Pembelajaran Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling berkaitan. Konsep belajar berakar pada pihak siswa dan konsep pembelajaran berakar pada pihak guru dan keduanya bisa berdiri sendiri dan juga menyatu, bergantung kepada situasi dari kedua kegiatan itu terjadi.4 Menurut Hilgard dan Marquis yang dikutip oleh Aminudin Rasyad learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedure (whether in the laboratory or in natural environment) as distringuished from changes by factor not attributable to training. Menurut Hilgart dan Marquis belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan dalam diri.5 Menurut Muhibbin Syah “Belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagi hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.”6 Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah “proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.”7
4
Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet.4, h.1. 5 Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.29. 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru, (Bandung: Rosda Karya,2005), Cet.12, h.92.
Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”8 Beberapa pendapat mengenai pengertian pembelajaran, diantaranya menurut Tohirin pembelajaran merupakan upaya membelajarkan atau upaya mengarahkan aktivitas siswa kearah aktivitas belajar.9 Menurut Aminuddin Rasyad pembelajaran adalah “proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang yaitu siswa melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.”10 Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”11 Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, yang dimaksud dengan pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa melakukan proses belajar, dengan melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Pengertian Al-Qur’an Lafal Al-Qur’an secara bahasa sama dengan qira’ah, yaitu akar kata dari qara’a, qira’atan wa qur’anan, ia merupakan bentuk mashdar menurut wazan dari kata fu’lan, seperti qufran dan syukron. Bentuk kata kerjanya adalah qara’a yang berarti mengumpulkan dan menghimpun.12 Dengan demikian lafal Qur’an dan qira’ah secara bahasa berarti menghimpun dan memadukan sebagian hurufhuruf dan kata-kata dengan sebagian lainnya. Firman Allah dalam Al-Qur’an: 7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1989), h. 17. 8 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t), hlm.4 9 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.8. 10 Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.14. 11 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 1999), h.57. 12 Manna’ Al-Qaththanan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, terj. Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an oleh Aunur rafiq El-Mazni, (Jakarta: Pustaka al-kautsar, 2006), cet.1, h.12.
∩⊇∇∪ …çµtΡ#uöè% ôìÎ7¨?$$sù çµ≈tΡù&ts% #sŒÎ*sù ∩⊇∠∪ …çµtΡ#uöè%uρ …çµyè÷Ηsd $uΖøŠn=tã ¨βÎ) “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu) dan (membuat pandai) membacanya. Apabila kamu telah selesai membacaknnya maka itulah bacaan itu.” (Q.S Al-Qiyamah:17-18).13 Pengertian Al-Qur’an menurut Hasbi Ash Shidieqy adalah “wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita ummatnya dengan jalan mutawattir, yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya.”14 Pengertian Al-Qur’an menurut Ali Ash-Shabuni yaitu:
! " # $% & '( 2 ) ' )* % +# " +, -./ !0 1+( '*
4# 2 .3 15
"Firman Allah yang bersifat mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi terakhir (Nabi Muhammad) dengan perantara malaikat jibril, yang ditulis di dalam mushaf, dinukilkan dengan cara muttawatir serta di pandang sebagai suatu ibadah bagi orang yang membacanya yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-naas." Sedangkan menurut Subhi As-Shalih Al-Qur’an adalah “kalam Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis didalam mushaf berdasarkan sumber-sumber muttawatir yang bersifat pasti kebenarannya, dan yang dibaca umat Islam dalam rangka ibadah.”16 Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ulama lebih banyak unsurunsur yang sama dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Dan jika kita cermati tampak adanya beberapa perbedaan diantara definisi-definisi yang mereka ungkapkan. Namun perbedaan tersebut tidaklah menjadikan pertentangan dan juga tidak 13
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung: Jum’atul ali Art, 2007), h. 577 14 M.Hasby Ash Shiddieqy, Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet.1, h.5 15 Muhammad Ali Ashabuni, Al-tibyan Fial-‘ulum Al- Qu’ran, (Beirut : Al-Mazzroah, 1985), h.8. 16 Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran, (Jakarta: pustaka Firdausi, 1996), Cet.6, h.15.
menjadi masalah yang tidak bisa dikompromikan, yang ada justru sebaliknya perbedaan yang ada saling melengkapi pengertian-pengertian yang diungkapkan diantara mereka. Dari beberapa pengertian yang diuraikan oleh para ulama, dapat di simpulkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah berbahasa Arab yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril yang menjadi mu’jizat atas kerasulannya untuk dijadikan petunjuk bagi manusia disampaikan dengan cara muttawattir dalam mushaf dimulai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas serta menjadi ibadah bagi yang membacanya.
3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Tujuan
merupakan
faktor
yang
sangat
penting
dalam
kegiatan
pembelajaran, karena keberhasilan suatu pembelajaran bisa dilihat dari tercapai tidaknya tujuan pembelajaran tersebut. Dengan tujuan arah kegiatan pembelajaran menjadi jelas. Pembelajaran Al-Qur’an sebagai suatu kegiatan interaksi belajar mengajar juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan pembelajaran Al-Qur’an sebagaimana diungkapkan oleh prof. Dr. Mahmud Yunus sebagai berikut: “1) agar pelajar dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih dan betul menurut tajwid. 2) agar pelajar dapat
membiasakan
Al-Qur’an
dalam
kehidupannya.
3)
memperkaya
pembendaharaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang indah dan menarik hati.”17 Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi, dengan demikian tujuan yang diharapkan adalah sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Dalam PERMENDIKNAS NO.23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat SMP, yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari tatacara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf. 17
Mahmud Yunus, agung,1990), Cet.12, h.91.
Metodik
Khusus
Pendidikan
Agama,
(Jakarta:Hida
Karya
4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an Unsur-unsur dinamis pembelajaran pada hakikatnya merupakan unsurunsur penunjang dalam proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya
Kurikulum
dan
Pembelajaran,
mengemukakan
unsur–unsur
pembelajaran sebagai berikut : 1) Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi membelajarkan siswa dan kondisi guru siap membelajarkan siswa. 2) Unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar meliputi: motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan subyek yang belajar.18 Dalam uraian ini penulis akan mengulas beberapa unsur-unsur dinamis dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya: Motivasi belajar, bahan belajar, alat bantu belajar dan suasana belajar. a. Motivasi Belajar Dalam konsep pembelajaran motivasi berarti seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tercapai tujuan belajar.19 Motivasi bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) merupakan hal atau keadaan yang berasal dari luar diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar seperti pujian dan hadiah, peraturan sekolah, suri tauladan, dan lain sebaginya. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi disebabkan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha mengarahkan kemampuannya. Adapun ciri siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dikelas sebagaimana dikemukakan oleh Sadirman, yaitu: 1) Tekun dalam menghadapi tugas dan dapat belajar dalam waktu yang lama.
18 19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran…h.67 Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.92.
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak menyerah, juga tidak cepat puas atas prestasi yang dimiliki. 3) Menunjukan minat yang besar terhadap masalah belajar. 4) Lebih suka belajar sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. 5) Dapat mempertahankan pendapatnya dan tidak mudah melepas apa yang diyakininya. 6) Senang mencari dan memecahkan masalah.20 Jika melihat ciri motivasi diatas, maka jelas motivasi dapat menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran.
b. Bahan Belajar Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Dengan bahan belajar, para siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran AlQur’an guru memiliki peranan yang sangat penting, karena didalam pembelajaran Al-Qur’an terdapat materi-materi yang harus dipraktekan secara langsung agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam membacanya. Adapun materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an menurut Zakiah Darajat, antara lain mengenai: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai dengan ya (alifbata) Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah, dan sifat-sifat huruf, ini dibicarakan dalam ilmu makhraj. Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang (maad), tanwin dan sebagainya. Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlaq, waqaf jawaz dan sebagainya. Cara membaca, melagukan dengan beragai macam irama dan bermacammacam qiraat yang dimuat dalam ilmu qiraat dan ilmu nagham. Adabut Tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al-Quran sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.21 Materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an untuk siswa tingkat SMP
lebih kepada masalah tajwid mengenai hubungan antar huruf, masalah panjang pendek ucapan dan masalah memulai dan menghentikan bacaan. 20
Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa, (Jakarta: Rajawali, 1986), h.81. Zakiah Darajat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam, (Jakarta: Bumi aksara, 2008), cet.4, h.91. 21
c. Alat bantu belajar Alat/media merupakan salah satu sarana yang dapat membantu proses pembelajaran. Dengan tersedianya alat/media pengajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode atau strategi yang ia pakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara siswanya. Ramayulis membagi alat/media pembelajaran kepada dua bagian, yaitu alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan benda (non materil).22 Menurut Zakiah Darajat alat pendidikan yang berupa benda meliputi: 1) bahan bacaan atau bahan cetakan. 2) alat pandang dengar. 3) contoh-contoh kelakuan, seperti mimik, berbagai gerakan badan, dramatisasi. 4) media pendidikan yang bersumber dari masyarakat dan alam sekitar.23 Diantara alat/media yang bukan berupa benda, yaitu: keteladanan, perintah/larangan, ganjaran dan hukuman.
d. Suasana Belajar Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, alat-alat belajar mempunyai pengaruh pada kegiatan belajar. Disamping kondisi fisik tersebut, suasana pergaulan disekolah juga berpengaruh pada kegitan belajar. Oleh karena itu, guru dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan menyenangkan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa didalam membina suasana belajar yang efektif antara lain: 1) Guru diharapakan dapat bersikap menunjang, membantu, adil, dan terbuka. 2) kesadaran siswa untuk membina disiplin dan tata tertib dalam kelas. 3) Menciptakan kerja sama yang baik antara guru dan siswa, yang dijiwai oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan.24
22
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2002), h.182. Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam..h.230-231. 24 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran..h.69-70. 23
5. Metode pembelajaran Al-Qur’an Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.25 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud”.26 Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode memegang peranan yang tidak kalah penting dengan komponen-komponen lain. Metode pembelajaran Al-Quran adalah suatu cara atau jalan untuk memudahkan dalam pembelajaran Al-Qur’an. Pada dasarnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an dapat dibedakan menjadi dua, yakni metode umum dan metode khusus. Yang termasuk dalam metode umum yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an antara lain: a. Metode ceramah Metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara penyampaian materi-materi pelajaran kepada siswa dilakukan dengan cara penuturan secara lisan.27 Pelaksanaan metode ceramah yang wajar terletak dalam pemberian fakta atau pendapat dalam waktu yang singkat kepada jumlah pendengar yang besar dan apabila cara lain tidak mungkin ditempuh, misalnya: karena tidak adanya bahan bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan untuk memperkenalkan sesuatu yang baru. Teknik mengajar melalui metode ceramah dari dulu hingga sekarang terus berjalan dan paling banyak dilakukan, namun usaha peningkatan teknik mengajar tersebut terus mengalami peningkatan dan para ahli menemukan beberapa kelemahannya, diantaranya: 1) membuat siswa pasif. 2) mengandung unsure paksaan kepada siswa. 3) menghambat daya kritis siswa.28
25
Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran..h. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h. 27 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam, (Surabaya: Usaha nasional, 1983), cet.8, h.83. 28 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.289. 26
Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode ini tepat untuk digunakan, misalnya jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian tajwid dan lain sebagainya. b. Metode Tanya jawab Metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.29 Metode Tanya jawab tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan setiap anak dalam satu kelas, karena metode ini tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap murid untuk menjawab pertanyaan. Metode Tanya jawab tepat dipergunakan apabila: 1) untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan 2) untuk mengarahkan proses berpikir anak 3) sebagai pre test terhadap pelajaran yang telah diberikan 4) sebagai selingan dalam ceramah atau pembicaraan.30 Untuk menghindari sesuatu yang dapat terjadi dalam metode Tanya jawab terutama yang bersifat negatif maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) pertanyaan harus singkat, jelas dan merangsang berpikir. 2) Sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan anak didik yang menerima pertanyaan. 3) Memerlukan jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian kecuali yang bersifat objektif tes dapat menggunakan ya atau tidak 4) Usahakan pertanyaan yang mempunyai jawaban pasti bukan pertanyaan yang mempunyai jawaban beberapa alternatif.31 c. Metode drill/latihan Metode drill adalah “suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.32 29
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.86 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.87 31 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.309. 30
Zakiyah Darajat dkk. mengatakan bahwa, penggunaan istilah “latihan” sering disamakan dengan istilah “ulangan” padahal maksudnya berbeda. Latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan adalah hanya sekedar untuk mengukur sudah sejauhmana dia telah menyerap pengajaran tersebut.33 Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode drill/latihan dapat dilaksanakan misalnya untuk melatih siswa agar terampil dalam pengucapan bunyi huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaannya metode drill/latihan, tentunya siswa telah dibekali pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian siswa disuruh mempraktekannya atas bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil. Dalam menerapkan metode drill, hendaknya guru siap terlebih dahulu, tidak secara spontanitas saja memberi latihan, sehingga pada saat memberikan evaluasi terhadap hasil latihan, seorang guru dapat melihat segi-segi kemajuan siswa diantaranya daya tanggap, keterampilan dan ketepatan berpikir dari tiap-tiap siswa yang diberi tugas latihan.34 Diantara metode khusus, yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam membaca Al-Qur’an antara lain: a. Metode talaqqi (Musyafahah/meniru) Yaitu metode pengajaran dimana guru dan murid berhadap-hadapan secara langsung. pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan cara guru membaca terlebih dahulu, kemudian disusul siswa. Dengan penyampaian seperti ini, guru dapat menerapkan cara membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak dapat melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf dari lidah guru untuk ditirukannya, yang disebut musyafahah (adu lidah). Penyampaian seperti ini diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kalangan sahabat.35 Penyampaian ini cocok digunakan untuk tahap awal, proses pengenalan kepada anak-anak
32
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.106 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.302 34 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.304 35 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak, Membaca, menulis, dan mencintai Al-Qura..h.81. 33
pemula, sehingga siswa mampu mengekspresikan bacaan-bacaan huruf hijaiyah secara tepat dan benar.
b. Pengajaran sistem iqra’ Cara belajar dengan model iqra ini pernah dijadikan proyek oleh Departemen Agama RI sebagai upaya untuk mengembangkan minat baca terhadap Al-Qur’an. Secara umum pembelajaran sistem iqra adalah: 1) Adanya buku (modul) yang mudah dibawa dan dilengkapi oleh beberapa petunjuk teknis pembelajaran bagi guru. 2) Cara belajar siswa Aktif (CBSA). 3) Bersifat privat (individual). 4) Guru mengajar dengan pendekatan yang komunikatif. 5) Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan nyanyian religius. 6) Menggunakan bacaan secara langsung sehingga lebih mudah diingat. 7) Sistematis dan mudah diikuti: pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sering didengar yang mudah diingat ke yang sulit didengar dan diingat. 8) Buku iqro bersifat fleksibel untuk segala umur.36 c. Pengajaran sistem Qiro’ati Metode Qira’ati ditemukan oleh K.H Dahlan Salim Zakasyi. Qiraati disusun dengan system modul/ paket, artinya paket pengajaran yang memuat satu unit konsep dari materi pelajaran. Dalam hal ini murid dituntut harus menguasai satu unit pelajaran sebelum ia beralih pada unit berikutnya. Tujuan sistem pengajaran Qira’ati adalah agar siswa dapat membaca AlQur’an dengan tartil. Secara umum pengajaran sistem Qiro’ati adalah: 1) Klasikal dan privat 2) Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan, selanjutnya siswa membaca sendiri ( CBSA) 3) Siswa membaca tanpa mengeja. 4) Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan cepat.
36
Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: LKIS, 2009), h.104-105.
d. Pengajaran system Al-Barqy Metode Al-Barqy dapat dinilai sebagai metode paling cepat membaca AlQur’an yang paling awal. Metode ini ditemukan oleh dosen fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Muhajir Sulthon pada 1965. Metode ini di sebut juga metode ANTI LUPA karena mempunyai struktur yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf/ suku kata yang telah dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan guru. Penyebutan Anti Lupa itu sendiri adalah hasil penelitian yang dilakukan Departemen Agama RI. Keuntungan yang didapat dengan menggunakan metode ini adalah: 1) Bagi guru (guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat mengajar dengan lebih baik). 2) Bagi murid (murid merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan dan menambah
kepercayaan
dirinya
karena
sudah
bisa
belajar
dan
menguasainya dalam waktu singkat hanya satu level sehingga biayanya lebih murah) 3) Bagi sekolah (sekolah menjadi lebih terkenal karena murid-muridnya mempunyai
kemampuan
untuk
menguasai
pelajaran
lebih
cepat
dibandingkan dengan sekolah lain).37
6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam bahasa arab: al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Sedangkan menurut istilah evaluasi mengandung pengertian “suatu tindakan atas suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.”38 Dalam kaitannya dengan pembelajaran Al-Qur’an berarti evaluasi ini dilakukan untuk menentukan apakah penguasaan kompetensi sebagai tujuan pembelajaran telah berhasil dikuasai siswa atau belum. 37
Komari, “Metode Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an”, dari www.wahdah.or.id, 2 juli
2010. 38
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja grafindo persada,2008), h. 1.
Ada dua teknik yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi hasil belajar, yaitu dengan teknik tes dan non tes. Untuk mengukur perkembangan belajar siswa, terdapat beberapa bentuk tes yang dapat digunakan diantaranya: a. Tes awal/Pre-test dan Tes akhir/Post-test Kegiatan tes awal dilaksanakan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa. Isi atau materi tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau dikuasai siswa sebelum pelajaran diberikan kepada mereka. Evaluasi ini berlangsung singkat tidak memerlukan instrument teertulis. Post-test dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting telah dapat dikuasai dengan sebaikbaiknya oleh siswa. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan menggunakn instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya sangat terbatas, seperti membuat soal-soal isian yang didalamnya terdapat materi bacaan Al-Qur’an yang sudah diajarkan. b. Tes diagnostik Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu. Materi yang ditanyakan pada tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada materi tertentu yang menurut pengalaman sulit dipahami siswa.39 Seperti contohnya siswa disuruh membaca ayat Al-Qur’an yang didalamnya mengandung hukum bacaan mad, kemudian jika hasil pemeriksaan menunjukan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap hukum bacaan mad rendah, maka siswa tersebut harus diberi bimbingan agar dapat memperbaiki tingkat penguasaannya terhadap hukum bacaan mad. c. Tes formatif Kegiatan tes ini biasanya dilaksanakan ditengah-tengah program pengajaran, yaitu dilaksanakan ketika subpokok bahasan dapat diselesaikan. Tes formatif biasa dikenal dengan istilah ulangan harian. Tujuannya adalah untuk
39
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…h.70
mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan hasilnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial. d. Tes Sumatif Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Bentuk-bentuk soal yang dikemukakan pada umumnya lebih sulit dari pada butir-butir soal tes formatif. Jika ditinjau dari segi cara mengajukan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis yaitu tes ujian atau ulangan, yang dialami oleh sejumlah siswa secara serempak dan harus menjawab sejumlah pertanyaan atau soal secara tertulis dalam waktu yang sudah ditentukan. Sedangkan tes lisan yaitu apabila sejumlah siswa diuji secara lisan oleh seorang penguji atau lebih.40 Tes lisan sangat cocok digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Dengan teknik non-tes penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan tanpa menguji siswa, melainkan dengan melakukan pengamatan, wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen.41
B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an 1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kemampuan mempunyai arti “kesanggupan; kecakapan; kekuatan; kita berusaha dengan diri sendiri.”42 Kemampuan juga dapat dikatakan kompetensi. Kompetensi yaitu “kemampuan berperilaku rasional untuk mencapai tujuan yang di persyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapakan.”43
40
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam…h.212-213, Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…h.76 42 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h.707. 43 Moh. Uzer Usman, menjadi Guru professional, Bandung: PT Remaja Rosda karya,2006), Cet.20, h.14. 41
Sedangkan pengertian membaca di dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia yaitu “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dihati).”44 Menurut Tampubolon, membaca adalah “satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.”45 Menurut Crawley dan Mountain yang dikutip oleh Farida Rahim membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan
tulisan,
tetapi
juga
melibatkan
aktivitas
visual,
berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan, sebagai suatu proses berpikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman litelar, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.46 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan didalam mengolah bacaan secara kritis dan kreatif dari apa yang tertulis agar memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang bacaan itu. Dalam membaca Al-Qur’an melafalkan apa yang tertulis adalah termasuk melafalkan huruf hijaiyah, melafalkan Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid, dan semua yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dalam artian luas, bukan hanya melisankan huruf, akan tetapi mengerti apa yang di ucapkan, diresapi isinya serta diamalkan. Secara keseluruhan yang dimaksud dengan kemampuan membaca AlQur’an yaitu kecakapan atau kemampuan melafalkan apa yang tertulis dalam AlQur’an serta memahami isi yang terkandung didalamnya. Kemampuan membaca Al-Qur’an dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada kemampuan dalam melafalkan huruf Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid.
44
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia…h.83. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien, (Bandung: Angkasa, 1987), h.5. 46 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.2. 45
2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist yang menunjukan keutamaankeutamaan bagi orang yang membaca Al-Qur’an, diantaranya adalah: a. Membaca Al-Qur’an dapat dapat menjadi Obat bagi jiwa yang gunda
∩∇⊄∪....... tÏΖÏΒ÷σßϑù=Ïj9 ×πuΗ÷qu‘uρ Ö!$xÏ© uθèδ $tΒ Èβ#uöà)ø9$# zÏΒ ãΑÍi”t∴çΡuρ “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman….”(Q.S Al-Isra:82)47 b. Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi orang yang membacanya.
= # >0 ? +,"@ 9A " +, .7 & +8% 9 & :; + ! 48 ./ B%3C , : “Dari Abi Umamah r.a aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu nanti akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafaat bagi orang-orang yang membacanya.” (H.R Muslim) c. Orang yang membaca Al-Qur’an dania mengalami kesulitan dalam membacanya juga dijanjikan nilai pahala.
( 2 3* H ? +, I:.7 & 9:89 CF 49
JKC I 0 H% ? +, "@ , LM#N2
“Dari Aisyah berkata, Rasulullah SAW bersabda: orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan berkumpul beserta para malaikat yang mulia-mulia dan baik, sedang bagi orang yang membaca Al-Qur’an secara gagap dan susah, maka baginya diberikan dua pahala.” (HR Bukhari dan Muslim). d. Rasulullah mengumpamakan pembaca Al-Qur’an dengan buah jeruk yang baunya harum dan rasanya enak.
? +, "@ , LM# RS " T .7 & 9: 9 PL %CQ ! ! @ T( ? , "@ , LM# RS " T .U1P V% U1W V. X J " T . * " T ? +, "@ , LM# K0 " T .U.V% V Y 2 # 4 [. T( ? , "@ , LM# K0 " T .Z V% U1W V. 50 Z V% UY V 47
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.290. Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut Lebanon: Dar Ibn Hazm, 1995), Juz.1, h.463. 49 Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih Muslim….h.460. 50 Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih Muslim…h.460. 48
“Dari Abu Musa Asy’ari berkata, Rasulullah SAW bersabda: perumpamaan orang yang beriman yang membaca Al-Qur’an itu seperti utrujjah (jeruk wangi). Baunya sedap dan rasanyapun enak. Orang beriman yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan buah kurma. Tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al-Qur’an bagaikan kemangi. Baunya sedap tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an laksana bratawali (sejenis labu). Tidak ada baunya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari Muslim). 3. Adab Membaca Al-Qur’an Dalam pembelajaran Al-Qur’an, siswa sepatutnya diajarkan mengenai adab-adab dalam membaca Al-Qur’an agar mereka terbiasa melakukannya. Hal ini dilakukan untuk menghormati dan mengagungkan Al-Qur’an sebagai kitab suci, wahyu Ilahi, dan pedoman hidup manusia. Diantara adab-adab dalam membaca Al-Qur’an antara lain sebagai berikut: a. Sebelum membaca Al-Qur’an disunahkan untuk berwudhu, dalam keadaan bersih dan menghadap kiblat. b. Di sunahkan untuk membaca Al-Qur’an di tempat yang bersih, seperti di rumah, di surau, di mushallah atau di masjid. c. Ketika membaca Al-Qur’an disunahkan membersihkan mulut terlebih dahulu. d. Sebelum membaca Al-Qur’an di sunahkan membaca ta’awwudz dan membaca basmalah pada permulaannya.
∩∇∪ ÉΟŠÅ_§9$# Ç≈sÜø‹¤±9$# zÏΒ «!$$Î/ õ‹ÏètGó™$$sù tβ#uöà)ø9$# |Nù&ts% #sŒÎ*sù “Apabila kamu membaca Al-Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Q.S AnNahl:98).51 e. Disunahkan membaca Al-Qur’an dengan tartil. f. Sedapat-dapatnya membaca Al-Qur’an janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan diteruskan samapai ke batas yang telah ditentukan, barulah di sudahi.52
51 52
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.278. Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Quran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta. 1992), hlm.148-149.
g. Merenungkan ayat-ayat yang dibacanya.
∩⊄∪ É=≈t6ø9F{$# (#θä9'ρé& t©.x‹tFuŠÏ9uρ ϵÏG≈tƒ#u (#ÿρã−/£‰u‹Ïj9 Ô8t≈t6ãΒ y7ø‹s9Î) çµ≈oΨø9t“Ρr& ë=≈tGÏ. “ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Shad:29)53 h. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat Al-Qur’an, yang berhubungan dengan janji maupun ancaman, sehingga merasa sedih dan menangis ketika membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman karena takut dan ngeri.
∩⊇⊃∪ ) %Yæθà±äz óΟèδ߉ƒÌ“tƒuρ šχθä3ö7tƒ Èβ$s%øŒF|Ï9 tβρ”σs†uρ “dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.” (Q.S Al-Isra:109).54 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca AlQur’an Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Baik membaca permulaan maupun dalam membaca lanjut (pemahaman). Menurut Lamb dan Arnold yang dikutip oleh Farida Rahim, diantara faktor yang mempengaruhi membaca permulaan adalah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan dan psikologis.
a. Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot), dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajaripun kurang atau tidak berbekas.55
53
Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.455. Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.292. 55 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru…h.132. 54
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperi indera pendengar, indra penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, dalam analisis bunyi misalnya, mungkin sukar bagi anak yang mempunyai masalah pada alat bicara dan alat pendengaran. b. Intelektual Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan dan hasil belajar. Dalam situasi yang sama, siswa mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil dari siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Meskipun demikian, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajar. Hal ini disebabkan karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks dengan faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi merupakan salah satu faktor yang lain.56 Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak.57 c. Lingkungan Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh para ahli psikologi menunjukan bahwa faktor pembawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik, reaksi dan pengindraan, sedangkan faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian, dan nilai-nilai.58 Lingkungan yang terbiasa menerapkan tradisi membaca Al-Qur’an akan memberikan dampak positif pada kebiasaan siswa untuk membaca Al-Qur’an. d. Faktor Psikologis Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa adalah faktor psikologis, diantaranya yaitu: 1) Motivasi Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca Al-Qur’an. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik akan 56
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam….hlm.129. Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar….h.17. 58 Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam…h.129. 57
menyebabkan siswa kurang semangat untuk melakukan kegiatan belajar. Dampak lanjutannya adalah pencapaian hasil belajar kurang memuaskan. 2) Minat Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca Al-Qur’an yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaan membaca Al-Qur’an atas kesediaan sendiri. 3) Kematangan Emosi dan Sosial Seorang siswa yang mempunyai kematangan emosi pada tingkat tertentu. Siswa yang mudah marah, menangis bereaksi berlebihan akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca. Sebaliknya, siswa yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya.
C. Kerangka Berpikir Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses yang dialami siswa. Setiap perbuatan belajar terdapat beberapa unsur yang sifatnya sering berubah, diantaranya motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan subyek yang belajar. unsur-unsur tersebut besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar serta kelancaran dan mutu pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu dalam program pembelajaran guru dituntut untuk mengelola dan menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan unsurunsur tersebut. Membaca Al-Qur’an dengan fasih sesuai dengan aturan/kaidah dalam ilmu tajwid merupakan salah satu kemahiran utama yang hendak dicapai dalam pembelajaran Al-Qur’an. Kualitas hasil akhir mengacu pada kualitas unjuk kerja setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Semakin baik kualitas pembelajaran AlQur’an maka tingkat keberhasilannya semakin tinggi, semakin rendah kualitas pembelajaran Al-Qur’an maka tingkat keberhasilannya akan semakin rendah.
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Bait Al-Rahman jalan Duren Tiga Jakarta Selatan VII Kecamatan Pancoran Kelurahan Duren Tiga Jakarta Selatan. Waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 4-26 November 2010.
B. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik penelitian.59 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent variabel), yaitu pembelajaran Al-Qur’an. Variabel ini disimbolkan dengan huruf X. 2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu kemampuan membaca AlQur’an Siswa. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.60 Adapun populasi yang terdapat pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas dua SMP Islam Bait AlRahman Jakarta yang berjumlah 60 orang. Alasan kenapa yang dipilih kelas dua, 59
Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek, (Jakarta: PT Rineka cipta,2002), Cet.12, h.96. 60 Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek…h.108.
karena kelas dua dipandang cukup representatif dibandingkan kelas satu, begitu pula kelas tiga yang sedang konsentrasi mempersiapkan UN. Menurut Suharsimi Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.61 Oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian populasi dan tidak menggunakan sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menerapkan pendekatan kuantitatif. Sedangkan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan riset kepustakaan dan riset lapangan. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut: a. Observasi Yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian guna mendapatkan data yang akurat. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum, keadaan guru serta sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman. b. Wawancara Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada berbagai pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti, diantaranya dengan guru bidang studi Agama Islam dan guru bidang studi Al-Qur’an mengenai pelaksanaan pembelajaran AlQur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman. c. Dokumentasi Dalam hal ini penulis melihat data-data atau berbagai dokumen yang bertalian dengan masalah yang diteliti sebagai pelengkap hasil wawancara. Diantaranya dokumentasi mengenai profil sekolah, dokumen hasil tes membaca Al-Qur’an pada saat penerimaan siswa baru tahun 2009/2010.
61
Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek…h.108.
d. Angket Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran Al-Qur’an, dalam hal ini penulis memberikan 30 pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk bersedia memilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat baginya. Tabel 1 Kisi-kisi Angket Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa SMP Islam Bait Ar-rahman Pokok Pertanyaan
Sub Pokok Motivasi belajar Siswa
Bahan belajar Pembelajaran Metode belajar Al-Qur’an Alat belajar Suasana belajar Evaluasi/ penilaian
Kemampuan membaca AlQur’an siswa
Pengetahuan dalam membaca Al-Qur’an
Faktor pendukung
Indikator menyukai pembelajaran AlQur’an. Keinginan siswa untuk menguasai pembelajaran AlQur’an Penguasaan bahan Kegunaan bahan Penggunaan metode Penggunaan alat Penyediaan alat Perilaku disiplin Pengorganisasian kelas Pelaksanaan penilaian tindak lanjut guru setelah penilaian kesulitan dalam membaca AlQur’an sikap siswa ketika membaca Al-Qur’an faktor intern faktor ekstern
Butir Item 1, 2 3, 4
5, 6, 9 8 7, 10, 11 12 13 14, 15 16,17,18 19, 20, 21 22,23 24, 25
26, 27,28 29, 30
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Untuk mengelolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Editing
Yang dimaksud dengan editing dalam penelitian ini adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan diserahkan kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu persatu angket tersebut. Hal tersebut dilakukan agar daftar pertanyaan atau angket terhindar dari kesalahan atau kekurangan dan diharapkan nantinya hasil yang diperoleh benar-benar obyektif. 2. Skoring Data-data yag telah diperoleh penulis, lalu dikelompokan untuk mempermudah dilakukannya analisa data. 3. Tabulating Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, setelah pemberian kode, langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan memindahkan data-data tersebut ke dalam table frekuensi. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah interprestasi data. Untuk menghitung prosentase digunakan rumus sebagai berikut:62 P =
F x 100 % N
Keterangan : P : Angka persentase F : Frekuensi yang dicari persentasenya N : Number of Case (jumlah responden)
Selanjutnya
untuk
mengetahui
seberapabesar
hubungan
antara
pembelajaran Al-Qur’an pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Penulis menggunakan rumus Kolerasi Pearson Product Moment . Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
r xy
62
2008, h.43.
∑ x,y, − (C x ' )(C N = (SD x )(SD y )
y'
)
Anas Sudijono, Pengantar Statistis Pendidikan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada),
Keterangan: = Angka indeks kolerasi “r” Product Moment rxy N = Number of Cases ∑X'Y' = jumlah hasil perkalian silang antara frekuensi sel (f) dengan x' dan y' = Nilai kolerasi pada variable X yang dapat dicari dengan rumus: Cx' C
Cy'
=
∑
fx
,
N
= Nilai kolerasi pada variable X yang dapat dicari dengan rumus: C
SDx' SDy'
x1
x1
=
∑
fx
,
N
= Deviasi standar skor X dalam arti tiap skor sebagai 1 unit = Deviasi standar skor Y dalam arti tiap skor sebagai 1 unit
Adapun langkah yang perlu ditempuh adalah: 1. Menyiapkan peta kolerasi (Scatter Diagram). 2. Mencari Cx, dengan rumus: 3. Mencari Cy, dengan rumus:
C
C
x
1
x1
=
=
4. Mencari SDx, dengan rumus: SDx=
∑
fx
,
fx
,
N
∑ N
∑
fx
'2
N
5. Mencari SDy, dengan rumus: SDy=
∑
fx
'2
N
−
∑
−
∑
fx
'
2
fx
'
2
N
N
6. Mencari rxy, dengan rumus yang telah disebutkan diatas.63 Selanjutnya arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut: Tabel 2 Interprestasi nilai “r” produc moment
63
Besarnya “r” product Moment
Interprestasi
0,90-1,00
Sangat kuat atau Sangat tinggi
0,70-0,90
Kuat atau Tinggi
0,40-0,70
Sedang atau Cukup
0,20-0,40
Lemah atau Rendah
0,00- 0,20
Sangat lemah atau Sangat rendah
Anas Sudijono, Pengantar Statistis Pendidikan….h.220-221.
Kemudian untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X (pembelajaran al-Qur’an) terhadap variabel Y (Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa) dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut: KD = r2 x 100% Selanjutnya untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y, maka kolerasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus:
to = r
n − 2 1− r
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman 1. Kurikulum Kurikulum SMP Bait Al-Rahman Jakarta, dikembangkan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BNSP serta memperhatikankan pertimbangan Yayasan dan komite sekolah. SMP
Bait
Al-Rahman
berusaha
memberikan
pengetahuan
yang
komprehensip kepada para peserta didik, agar mereka mampu menjadi orang yang berakhlak karimah, cerdas dan berprestasi. Oleh karena itu, mata pelajaran yang disajikan oleh SMP Bait Al-Rahman adalah mata pelajaran yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dengan menambah jumlah jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu terutama mata pelajaran yang diuji nasionalkan. Disamping itu SMP Bait Al-Rahman juga menyajikan materi muatan lokal kedaerahan, yaitu PLKJ (Pengetahuan Lingkungan Jakarta) dan materi muatan lokal yang bersifat islami yang merupakan ciri khas dari SMP, yaitu Bahasa Arab, Al-Qur’an, serta Sejarah Kebudayaan Islam.64 KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Bait Al-Rahman. Dengan demikian, materi Al-Qur’an dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam disajikan sesuai 64
Dokumentasi KTSP SMP Islam Bait Al-Rahman tahun pelajaran 2009-2010.
dengan kurikulum yang ada, artinya mengacu pada standar isi, namun telah di sesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dalam KTSP. Sedangkan muatan lokal yang diberikan di SMP Bait Al-Rahman, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta keinginan para wali murid. Agar pembelajaran Al-Qur’an lebih efektif, SMP Islam Bait Al-Rahman juga menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan diantaranya: tersedianya masjid (selain digunakan untuk ibadah dan kegiatan rohis, masjid juga dipergunakan
guru
untuk
pembelajaran
Al-Qur’an),
tersedianya
ruang
perpustakaan yang menyediakan buku-buku penunjang pembelajaran Al-Qur’an, tersedianya
media/alat
yang
dapat
menunjang
efektifitas
siswa
dalam
pembelajaran Al-Qur’an. Diantaranya Al-Qur’an, buku pegangan guru serta siswa dan beberapa CD untuk pembelajaran Al-Qur’an, seperti CD berkenaan dengan kandungan Al-Qur’an, CD Al-Barqi, CD Quantum reading Qur’an (CD ini biasanya dipergunakan untuk membantu siswa yang belum mengenal huruf hijaiyah). Guru bidang studi mata pelajaran Al-Qur’an pada SMP Islam Bait AlRahman berjumlah 2 orang. Adapun buku yang menjadi acuan guru dan siswa dalam pembelajaran AlQur’an diantaranya: a. Muhajir Sulthon, Al-Barqy system 8 jam, Surabaya: CV pena suci. b. Sahabudin Somadani, Metode Praktis Belajar Tajwid (untuk pemula), Tim Kajian dan pengembangan Agama Islam SLTP Islam Bait Al-Rahman, 2002. c. Sofwan Iskandar, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Arya duta, 2007.
2. Strategi pembelajaran Al-Qur’an yang digunakan di SMP Bait Al-Rahman Salah satu kendala yang menghambat pembelajaran Al-Qur’an adalah kurangnya waktu pembelajaran. Alokasi waktu pembelajaran Al-Qur’an pada setiap semesternya adalah 4 atau 5 kali pertemuan, sangat tidak memungkinkan mencapai tujuan pembelajaran Al-Qur’an di sekolah. Untuk mendukung
efektifitas pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an, sekolah menetapkan beberapa program kegiatan, diantaranya: a. Ketika pelaksanaan penerimaan siswa baru dilakukan tes Al-Qur’an untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dibidang tersebut, agar kemudian lebih mudah untuk ditindaklanjuti. b. Menetapkan materi pelajaran Al-Qur’an sebagai materi muatan lokal. Dengan tujuan agar peserta didik dapat: 1) Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar 2) Memahami ilmu tajwid atau hukum-hukum bacaan yang terdapat dalam Al-Qur’an. 3) Mengamalkan pokok-pokok ajaran Islam, baik yang menyangkut ibadah, akhlak, maupun muamalah. 4) Mengkhatamkan Al-Qur’an selama menempuh pendidikan di SMP Bait Al-Rahman. c. Melaksanakan kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an sebelum kegiatan belajar dimulai. d. Melaksanakan kegiatan pembiasaan membaca surat yasin bersama pada hari jumat. Adapun metode atau teknik yang dipakai dalam menyampaikan materi AlQur’an di SMP Bait Al-Rahman, diantaranya: a. Metode ceramah, Metode ini lebih banyak digunakan ketika guru menjelaskan materi yang memang membutuhkan penjelasan, seperti pengertian-pengertian, misalnya ketika menjelaskan pengertian ikhfa. b. Metode Tanya jawab, Dalam pembelajaran Al-Qur’an, metode ini biasa digunakan disela-sela pembelajaran. Dengan metode tanya jawab guru dapat mengetahui sampai dimana siswa telah memahami materi yang diberikan, selain itu agar siswa tidak terlalu jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung.
Metode ini juga cocok digunakan ketika guru sedang menjelaskan mengenai isi kandungan Al-Qur’an, dengan metode ini dapat memancing siswa untuk berpikir. c. Metode demonstrasi, Metode ini lebih sering digunakan oleh guru Al-Qur’an, alasannya karena didalam materi Al-Qur’an, terdapat beberapa materi yang harus diterapkan secara langsung agar tidak terjadi kekeliruan. Jadi ketika guru menjelaskan tentang tajwid,
guru
menggambarkan
dalam
sebuah
bagan
selanjutnya
guru
mendemonstrasikan dihadapan siswa, kemudian guru meminta beberapa siswa untuk mendemonstrasikan dihadapan teman-temannya. d. Metode Al-Barqi, Metode al-barqi merupakan salah satu metode yang dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an, metode ini dipilih karena menurut hasil penelitian guru PAI mengenai perbandingan antara metode Iqro dengan metode Al-Barqi menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya, metode Al-Barqi di anggap metode yang hemat waktu dan biaya, dalam penerapannya metode ini bisa dikatakan seperti metode tutor sebaya, jadi siswa yang dianggap telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dapat membantu siswa yang kurang mampu sehingga bisa meminimalisir penggunaan waktu, selain itu kata-kata dalam pengenalan huruf lebih mudah, sehingga mudah untuk diingat siswa. Kemudian untuk memberikan penilaian dalam kegiatan pembelajaran AlQur’an terhadap materi yang dipelajari, guru menggunakan beberapa cara, diantarnya: a. Pre-test Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya, dengan tujuan agar guru mengetahui sejauhmana siswa telah menguasai materi yang telah diberikan sebelumnya. b. Latihan Setelah guru mendemonstrasikan materi kepada siswa, guru memberikan beberapa potongan ayat untuk dicari hukum bacaan yang telah guru terangkan
sebelumnya dengan menentukan jumlah hukum bacaan yang terdapat dalam ayat yang telah ditentukan. Disela siswa mengerjakan latihan yang diberikan, siswa lain mempraktekan bacaan Al-Qur’an dihadapan guru. Sesekali untuk membuat siswa agar tidak jenuh dalam pembelajaran, guru menggunakan permainan, diantaranya dengan permainan kartu (card short), Guru membagikan potongan-potongan kertas berisikan ayat tertentu kepada siswa, kemudian siswa secara bergiliran membuka kertas dan membacakannya sambil menyebutkan hukum bacaannya. c. Tes formatif dan tes sumatif Tes formatif dilaksanakan ketika subpokok bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa “telah terbentuk”, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan tes sumatif dilaksanakan setelah sekumpulan program pembelajaran selesai. Tes formatif maupun tes sumatif dalam pelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman dilakukan dalam bentuk tes tertulis.
3. Upaya sekolah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam membaca AlQur’an. Melihat keadaan yang sedang terjadi saat ini banyak siswa yang kurang berminat untuk mempelajari Al-Qur’an sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan mereka dalam membacanya. SMP Islam Bait Al-Rahman berusaha menumbuhkan dan mendorong motivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca Al-Qur’an. Diantaranya: a. Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dan pentingnya belajar Al-Qur’an. Dengan meyakini tujuan dan pentingnya belajar AlQur’an, siswa akan merasa membutuhkannya, dan dari perasaan butuh itulah diharapkan muncul motivasi untuk belajar Al-Qur’an. b. Menghatamkan Qur’an merupakan salah satu syarat kelulusan siswa, untuk mengontrol bacaan siswa, sekolah memberikan buku control siswa dalam membaca Al-Qur’an, buku tersebut berisikan tempat, tanggal, ayat
dan juz Al-Qur’an yang dibaca siswa, serta tanda tangan yang menyimak siswa membaca Al-Qur’an. c. Setiap bulan Ramadhan, sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi tutor dalam membaca Al-Qur’an, sekolah hanya menargetkan sebanyak 15 orang yang dipilih menjadi tutor, setiap tutor tutor akan diberikan hadiah yang biasanya berupa uang, dan bagi tutor yang terbaik akan mendapatkan hadiah tambahan, dengan demikian siswa diharapkan dapat termotivasi untuk giat belajar membaca Al-Qur’an.
B.
Deskripsi Data Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan angket. Angket yang dibuat terdiri dari 21 item mengenai proses pembelajaran AlQur’an dan 9 item mengenai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik dalam bentuk prosentase, artinya setiap data diprosentasekan setelah ditabulasikan dalam bentuk frekuensi untuk setiap jawaban. Untuk memudahkan dalam menganalisis dan menginterpretasikan data, tiap-tiap item dikemukakan dalam bentuk table.
1. Proses Pembelajaran Al-Qur’an Tabel 4.1 Mengikuti Pembelajaran Al-Qur’an dengan senang hati No 1.
Alternatife jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju
Jumlah Presentase 36 60% 21 35% 3 5% 60 100% Data di atas menunjukan terdapat 60% yang menjawab sangat setuju dengan senang hati mengikuti pembelajaran Al-Qur’an, 35% setuju, dan hanya 5% yang menjawab kurang setuju. Hal ini menggambarkan bahwa hampir secara keseluruhan siswa berantusias mengikuti pembelajaran Al-Qur’an.
Tabel 4.2 Ketidakpedulian terhadap hasil belajar Al-Qur’an No 2.
Alternatife jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju
Jumlah Presentase 1 1,7% 4 6,7% 21 1,7% 34 50% 60 100% Berdasarkan tabel di atas dapat diungkapkan bahwa motivasi siswa untuk
berprestasi dalam pembelajaran Al-Qur’an cukup tinggi. Hal ini nampak pada jawaban responden yang menyatakan ketidakpedulian mereka terhadap hasil belajar Al-Qur’an sebanyak 50% responden yang menyatakan tidak setuju, 6,7% setuju, 1,7% responden yang menyatakan setuju dan 1,7% pula yang menyatakan kurang setuju. Tabel 4.3 Mempelajari materi sebelum pembelajaran di kelas No 3.
Alternatife jawaban Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 16 26,7% 17 28,3% 25 41,7% 2 3,3% 60 100% Dari tabel di atas menunjukan bahwa 26,7% responden menjawab sangat sering mempelajari materi sebelum mengikuti pembelajaran di kelas, 28,3% sering, 41,7% kadang-kadang dan hanya 3,3% menjawab tidak pernah. Hal ini menggambarkan bahwa hampir sebagian besar responden kurang bermotivasi untuk mempelajari materi sebelum mengikuti pembelajaran Al-Qur’an. Tabel 4.4 Menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang ditentukan No 4.
Alternatife jawaban Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah 5 14 40 5 64
Presentase 8,3% 23,3% 61,7% 6,7% 100%
Sebanyak 8,3% responden menyatakan sangat sering menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang ditentukan oleh guru, 23,3% menyatakan sering, 61,7% kadang-kadang dan 6,7% responden yang menyatakan tidak pernah. Data di atas menunjukan bahwa siswa kurang berantusias untuk segera menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Tabel 4.5 Guru menguasai materi dengan baik No 5.
Alternatife jawaban Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 37 61,7% 14 23,3% 9 15% 60 100% Dengan modal penguasaan bahan, guru dapat menyampaikan materi dengan mantap dan dinamis. Sebagian responden yaitu 61,7% menyatakan sering sekali guru menguasai materi dengan baik, 23,3% sering, dan hanya 15% responden yang menyatakan kadang-kadang. Data diatas menunjukan bahwa guru sudah cukup baik dalam menguasai materi.
Tabel 4.6 Menjelaskan materi dengan bertele-tele No 6.
Alternatife jawaban Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 1 1,7% 2 3,3% 20 33,3% 37 61,7% 60 100% Jawaban yang hampir sama seperti tabel 7 juga diberikan ketika responden ditanya mengenai penjelaskan guru yang bertele-tele, 1,7% responden menyatakan sangat sering, 3,3% menyatakan sering, 33,3% responden menyatakan kadang-kadang dan 61,7% responden yang menyatakan bahwa guru tidak pernah memberikan penjelasan bertele-tele.
Tabel 4.7 Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya No 7.
Alternatife jawaban Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 35 58,3% 19 31,7% 5 8,3% 1 1,7% 60 100% Dari pertanyaan siswa, akan nyata mengenai hal-hal yang belum dipahami. Semakin banyak siswa berpikir dan bertanya semakin besar kemungkinan mereka untuk belajar. Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 58,3% yang menyatakan guru sangat sering memberikan
kesempatan siswa untuk
bertanya, 31,7% menyatakan sering, 8,3% kadang-kadang dan 1,7 % responden yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.8 Setelah mempelajari materi Al-Qur’an yang diberikan di sekolah siswa merasa lebih baik dalam membaca Al-Qur’an No 8.
Alternatife jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju
Jumlah Presentase 30 50% 29 48,3% 1 1,7% 60 100% Hasil prosentase di atas menunjukan bahwa mempelajari materi Al-Qur’an di sekolah membantu responden dalam melancarkan bacaan Al-Qur’annya. Hal ini dapat dilihat dari 50% responden yang menyatakan sangat setuju, 48,3% menyatakan setuju, 1,7% responden yang menyatakan kurang setuju.
Tabel 4.9 Siswa dapat memahami materi tajwid dengan baik No 9.
Alternatife jawaban Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah 23 17 18 2 60
Presentase 38% 28,3% 30% 3,3% 100%
Salah satu kompetensi yang hendak dicapai pada materi Al-Qur’an yaitu siswa mampu menerapakan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid. Sebanyak 38% responden yang menyatakan sangat sering dalam memahami materi tajwid dengan baik, 28,3% sering, 30% kadang-kadang, dan 3,3% menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.10 Guru mempraktekan secara langsung dalam menjelaskan materi mengenai tata cara membaca Al-Qur’an No Alternatife jawaban 10. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 18 30% 32 5,3% 10 16,7% 60 100% Dalam pembelajaran Al-Qur’an guru memiliki peranan yang sangat penting, karena di dalam pembelajaran Al-Qur’an terdapat materi-materi yang harus dipraktekan secara langsung agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam membacanya. Sebanyak 30% responden yang menyatakan guru sangat sering mempraktekan secara langsung dalam menjelaskan materi mengenai tata cara membaca Al-Qur’an, 53,3% sering, dan hanya 16,7% responden yang menyatakan kadang-kadang. Tabel 4.11 Guru memberikan uraian materi Al-Qur’an diikuti dengan latihan Alternatife jawaban No 11. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 27 45% 24 40% 9 15% 60 100% Latihan dalam pembelajaran Al-Qur’an sangat cocok digunakan dengan maksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat dikuasai sepenuhnya. Table di atas menunjukan bahwa 45% responden yang menyatakan bahwa guru dalam memberikan uraian materi diikuti dengan latihan, 40% sering, dan 15% responden yang menyatakan kadang-kadang.
Tabel 4.12 Menegur siswa yang bercengkrama saat pelajaran berlangsung No Alternatife jawaban 12. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 18 30% 19 31,7% 18 30% 5 8,3% 60 100% Bercengkrama saat pelajaran belangsung merupakan salah satu perbuatan yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran. 30% responden yang menyatakan bahwa guru sangat sering menegur siswa yang bercengkrama saat pembelajaran berlangsung, 31,7% menjawab sering, 30% kadang-kadang dan 8,3% responden menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.13 Sekolah menyediakan media seperti Iqro, Al-Qur’an No Alternatife jawaban 13. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 28 46,7% 23 38,3% 7 11,7% 2 3,3% 60 100% Di dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Al-Qur’an diperlukan adanya sarana pendukung, diantaranya media pembelajaran Al-Qur’an. 46,7% menyatakan sekolah sering sekali menyediakan media, 38,3% sering, 11,7% kadang-kadang, dan 3,3% responden yang menyatakan tidak pernah. Data di atas menunjukan bahwa masih terdapat siswa yang belum mengetahui sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Tabel 4.14 Tanggung jawab siswa terhadap keamanan dan kebersihan kelas No Alternatife jawaban 14. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju
Jumlah 3 9 17 31 60
Presentase 5% 15% 28,3% 51,7% 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa hampir semua responden memiliki rasa tanggung jawab terhadap keamanan dan kebersihan kelas mereka. Hal ini terlihat dari 5% responden yang menjawab sangat setuju, 15% setuju, 28,3% kurang setuju, dan 51,7% menjawab tidak setuju jika mereka tidak bertanggung jawab terhadap keamanan dan kebersihan kelas mereka.
Tabel 4.15 Guru terlambat masuk kelas No Alternatife jawaban 15. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 1 1,7% 4 6,7% 26 43,3% 29 48,3% 60 100% Keterlambatan guru ketika masuk kelas dapat menghambat efektifitas kegiatan belajar mengajar, sehingga waktu guru untuk mengajar siswanya dapat terbuang. Dari data di atas terdapat 1,7% responden yang menyatakan sangat sering, 6,7% sering, 48,3% kadang-kadang dan 48,3% responden yang menyatakan tidak pernah. Tabel 4.16 Guru mengkondisikan situasi belajar sebelum menjelaskan pelajaran No Alternatife jawaban 16. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 13 21,6% 28 46,7% 16 26,7% 3 5% 60 100% Banyak orang beranggapan bahwa kesan pertama dari suatu bentuk
hubungan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu pula sebelum seorang guru membuka pelajaran hendaknya guru dapat mengkondisikan situasi belajar sehingga dapat tumbuh dalam diri siswa rasa tentram dan bergairah dalam belajar. Hasil prosentase di atas menunjukan bahwa 21,6% responden yang menyatakan guru sangat sering mengkondisikan situasi belajar sebelum menjelaskan pelajaran, 46,7% sering, 26,7% kadang-kadang, dan 5% responden yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.17 Mendisain tata ruang kelas secara berkala No Alternatife jawaban 17. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 2 3,3% 9 15% 39 65% 10 16,7% 60 100% Dengan mengatur atau mendisain tata ruang kelas sedemikian rupa dapat
membuat guru dan siswa kreatif dan merasa lebih nyaman berada dalam ruang kelas. 3,3% responden menyatakan guru sangat sering mendisain kelas secara berkala, 15% sering, 65% kadang-kadang dan 16,7% menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.18 Komunikasi siswa dan guru terjalin dengan baik No Alternatife jawaban 18. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 21 35% 28 46,7% 11 18,3% 60 100% Komunikasi yang baik antara guru dan siswa dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan, yang tentunya akan berpengaruh dalam proses pembelajaran. 35% menyatakan komunikasi siswa dan guru sering sekali terjalin dengan baik, 46,7% sering, 18,3% responden yang menyatakan kadang-kadang.
Tabel 4.19 Sebelum memulai pelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya No Alternatife jawaban 19. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah 13 21 16 10 60
Presentase 21,6% 35% 26,7% 16,7% 100%
Salah satu tujuan dari pertanyaan yang guru berikan kepada siswa adalah untuk mendorong siswa untuk giat berpikir dan belajar. Dengan memberikan pertanyaan sebelum memberikan materi baru, guru dapat menyelidiki penguasaan siswa serta dapat mengarahkan dan menarik perhatian siswa. Tabel di atas menunjukan bahwa 21,6% siswa yang menyatakan sebelum memulai pelajaran sangat sering guru memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya, 35% sering, 26,7% kadang-kadang dan 16,7% responden yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.20 Setelah kegiatan pembelajaran selesai guru mengadakan tes pembelajaran AlQur’an No Alternatife jawaban 20. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 12 20% 21 35% 22 36,7% 5 8,3% 60 100% Salah satu fungsi tes adalah sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pembelajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai. Tabel di atas menunjukan bahwa 20% responden menyatakan setelah kegiatan pembelajaran selesai guru sangat sering mengadakan tes pembelajaran Al-Qur’an, 35% sering, 36,7% kadang-kadang dan 8,3% responden yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.21 Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran AlQur’an No Alternatife jawaban 21. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah 21 26 10 3 60
Presentase 35% 43,3% 16,7% 5% 100%
Salah satu tindakan yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an adalah dengan cara memberikan bimbingan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan ketika siswa membaca Al-Qur’an. 35% responden menyatakan bahwa sangat sering guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an, 43,3% responden menyatakan sering, 16,7% kadangkadang dan 5% menyatakan tidak pernah.
2. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa Tabel 4.22 Kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an No Alternatife jawaban 22. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 6 10% 12 20% 35 58,3% 7 11,7% 60 100% Setiap siswa pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, diantaranya perbedaan dalam menangkap bahan pelajaran. Persoalan ini perlu diketahui oleh seorang guru, agar guru bisa mengambil tindakan-tindakan yang tepat untuk mengatasinya. 10% responden menyatakan sangat sering mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an, 20% sering, 58,3% kadangkadang dan 11,7% menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.23 Jenis kesulitan yang dialami siswa No Alternatife jawaban Jumlah Presentase 23. Makharijul huruf 24 40% Tanda berhenti (waqaf) 6 10% Hukum nun mati dan tanwin 23 38,3% Tanda panjang (mad) 7 11,7% 60 100% Tiap-tiap bahan pelajaran mengandung tingkat kesulitan yang berbeda. Tingkat kesulitan bahan pelajaran mempengaruhi kecepatan belajar siswa. Bahan
yang sulit memerlukan aktivitas belajar yang lebih intensif, sedangkan bahan yang sederhana mengurangi intensitas belajar siswa. Setelah diidentifikasi mengenai jenis kesulitan yang mereka alami khususnya dalam membaca Al-Qur’an sebanyak 40% responden yang menyatakan kesulitan dalam mempelajari makharijul huruf, 10% responden mengalami kesulitan dalam tanda berhenti (waqaf), 38,3% responden mengalami kesulitan mengenai hukum nun mati dan tanwin, dan 11,7% responden mengalami kesulitan mengenai tanda panjang (mad).
Tabel 4.24 Perasaan damai setelah membaca Al-Qur’an No Alternatife jawaban 24. Sangat sering Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Jumlah Presentase 27 45% 27 45% 6 10% 64 100% Diantara bukti yang menunjukan bahwa Al-Qur’an merupakan pedoman hidup adalah bahwa Ia mewujudkan ketenangan jiwa bagi setiap orang dan ketenangan merupakan hal yang selalu dicari manusia. 45% responden menyatakan sangat sering merasakan perasaan damai setelah membaca AlQur’an, 45% sering dan 19% responden menyatakan kadang-kadang. Hal ini menunjukan bahwa siswa telah merasakan salah satu keutamaan membaca AlQur’an.
Tabel 4.25 Membaca Al-Qur’an dengan tartil No Alternatife jawaban 25. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju
Jumlah Presentase 34 56,6% 23 38,4% 3 5% 64 100% Al-Qur’an tidak dapat disamakan oleh ucapan makhluk atau apapun dan tidak dapat ditandingi oleh siapapun, oleh karena itu Al-Qur’an wajib dimuliakan,
dihormati dan dibaca dengan sebaik-baiknya. Dalam membaca Al-Qur’an kita dianjurkan untuk membacanya dengan tartil. Seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan tartil dan baik, selain dapat mengurangi rasa lelah akalpun akan mendapatkan energi baru. Sebanyak 56,6% responden yang menyatakan sangat setuju jika Al-Qur’an dibaca dengan tartil, 38,4% responden menyatakan setuju, dan 5% responden yang menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.26 Selain di sekolah siswa malas untuk membaca Al-Qur’an No Alternatife jawaban Jumlah Presentase 26. Sangat setuju 2 3,3% Setuju 10 16,7% Kurang setuju 25 41,7% Tidak setuju 23 38,3% 60 100% Data di atas menunjukan, sebanyak 3,3% responden yang menyatakan sangat setuju, 16,7% setuju, 41,7% kurang setuju, dan 38,3% responden yang menyatakan tidak setuju jika selain di sekolah mereka malas untuk membaca AlQur’an. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat beberapa responden yang menganggap sekolah sebagai tempat satu-satunya untuk membaca Al-Qur’an.
Tabel 4.27 Setelah pembelajaran selesai, siswa berusaha menerapkan materi Al-Qur’an yang telah diberikan guru No Alternatife jawaban Jumlah Presentase 27. Sangat sering 17 28,3% Sering 26 43,3% Kadang-kadang 16 26,7% Tidak pernah 1 1,7% 60 100% Dengan berusaha menerapkan materi Al-Qur’an yang telah diberikan sebelumnya kedalam bacaan siswa, akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca itu sendiri, maupun untuk mengingat kembali bahan pelajaran yang telah diberikan. Sebanyak 28,3% responden yang menyatakan
sering sekali menerapkan materi yang telah diberikan sebelumnya, 43,3% sering, 26,7% kadang-kadang dan 1,7% tidak pernah.
Tabel 4.28 Pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya membiasakan diri membaca AlQur’an No Alternatife jawaban 28. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju
Jumlah Presentase 29 48,3% 30 50% 1 1,7% 60 100% Data di atas menunjukan 48,3% responden yang menyatakan sangat setuju jika pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya membiasakan diri membaca AlQur’an, 50% responden menyatakan setuju dan 1,7% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya pembelajaran Al-Qur’an secara tidak langsung dapat membiasakan siswa untuk membacanya.
Tabel 4.29 Orang tua membaca Al-Qur’an di rumah Jumlah Presentase No Alternative Jawaban 29. Sangat Sering 15 25% Sering 33 55% Kadang-kadang 11 18,3% Tidak Pernah 1 1,7% 60 100% Lingkungan merupakan salah satu faktor ekstenal yang mendukung kemampuan siswa dalam membaca. Orang tua yang selalu memperlihatkan suri tauladan yang baik dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar anaknya. Orang tua yang menerapkan tradisi membaca Al-Qur’an akan memberikan dampak positif pada kebiasaan anaknya membaca Al-Qur’an. 25% responden menyatakan sangat sering orang tua mereka membaca Al-Qur’an di rumah, 55% sering, 18,3% kadang-kadang dan 1,7% menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar orang tua siswa secara tidak langsung telah memberikan dorongan yang kuat kepada anaknya untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an.
Tabel 4.30 Tempat siswa belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah No Alternatife jawaban 30. TPA Rumah guru ngaji Rumah Masjid/mushallah
Jumlah Presentase 11 18,3% 13 21,7% 26 43,3% 10 16,7% 60 100% Hasil prosentase di atas menunjukan 18,3% responden belajar membaca
Al-Qur’an di TPA, 21,7% belajar di rumah guru ngaji, 43,3% belajar di rumah, dan 16,7% responden belajar membaca Al-Qur’an di masjid/mushallah. Hal ini menunjukan bahwa untuk melatih dan membiasakan diri membaca Al-Qur’an para responden tidak hanya mengandalkan sekolah semata.
C. Analisis dan Interpretasi Data 1. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa Pada dasarnya untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan membaca Al-Qur’an siswa ditempuh melalui pendekatan kuantitatif. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa SMP Islam Bait Al-Rahman dalam membaca Al-Qur’an, penulis menggunakan tes prestasi. Instrument yang digunakan yaitu dengan menggunakan tes lisan membaca Al-Qur’an yang diambil dari beberapa ayat Al-Qur’an, sesuai dengan persetujuan guru yang bersangkutan. Data yang terkumpul dari tes prestasi kemudian diberi skor, kemudian dikatagorikan menjadi 4 tingkat kemampuan membaca yaitu: a) Bila membaca dengan lancar, memahami tajwid, penerapan dalam bacaan sesuai tajwid, diberi skor 80-89. Katagori sangat baik dalam penguasaan ilmu tajwid. b) Bila membaca dengan lancar, memahami tajwid, penerapan dalam bacaan agak sedikit kurang sesuai dengan tajwid, diberi skor 70-79. Katagori baik dalam penguasaan ilmu tajwid. c) Bila membaca kurang lancar, memahami tajwid, penerapan dalam bacaan kurang sesuai dengan tajwid, diberi skor 60-69. Katagori cukup dalam penguasaan ilmu tajwid.
d) Bila membaca terbata-bata (masih pengenalan huruf hijaiyah), kurang memahami tajwid, penerapan dalam bacaan tidak sesuai tajwid, diberi skor 50-59. Katagori kurang dalam penguasaan tajwid. e) Bila tidak bisa membaca Al-Qur’an sama sekali, diberi skor <50. Katagori gagal dalam mengetahui ilmu tajwid. Berikut ini adalah skor tes lisan membaca Al-Qur’an yang diperoleh 60 siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Tabel 5 Skor prestasi kemampuan membaca al-qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman Nama Skor No Nama Skor Ahamad Rizaldi 70 31. M. Fariz Maulana 69 Ahmad Romdoni 65 32. Maulidia Permata Sari 60 Adinda Ariza Pratiwi 75 33. Maulida Qotrun Nada 75 Adinda Nurjannah 75 34. Maya Asriani 60 Ahmad Egi Maulana 75 35. Mega Wati 69 Ahmad Haninurrahman 79 36. Meta Tri Setya 55 Ahamad Nurul Hidayah 65 37. M. Fajar Hiwawan 59 Ahmad Rifai 65 38. M. Abdul Rofi 80 Ahmad Robi 79 39. M. Rian Dani 79 Ahmad Zilham Fatoni 50 40. M. Rizki Akbar 55 Aminah 80 41. M. Hasyim 50 Andra Dwi 79 42. M. Khoiril Akbar 85 Anggun Astiana 50 43. M. Rizki 55 Arman Reza Maulana 79 44. Novianti 79 Asep Djohari 69 45. Nurfitra 65 Anisa Aprilia 70 46. Nur Indra Apriliyanti 75 Boby Saputra 75 47. Nur oktaviani 75 Daisy 75 48. Nurul aini putrid 69 Diah Novia 75 49. Nida Alya 65 Dita Hikmah 75 50. Putri anjani 85 Dwiki Ridwansyah 69 51. Raka Arya Putra 70 Epa Setiana 69 52. Santy Puspita Sari 60 Evi Nursafitri 75 53. Shidney Anindita 59 Etika 50 54. Siti Zahara 75 Fadillah aditya 55 55. Susi Kamalia 60 Gatot Aji Waluyo 69 56. Susri Miswa 85 Hikmawati 89 57. Tia amalia 80 Listiana 70 58. Wahyuningsih 79 Elsa Anggia 75 59. Yuliana 75 Kurnia Setiawan 60 60. Zulfah 70
Untuk mengetahui rata-rata nilai prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman, kemudian penulis mencari mean rataratanya, adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: Tabel 6 Tabel perhitungan untuk mencari mean prestasi kemampuan membaca AlQur’an siswa kelas II SMP Bait Al-Rahman X 89 85 80 79 75 70 69 65 60 59 55 50 Total
f 1 3 3 7 14 5 8 4 5 2 4 4 60=N
fX 89 255 240 553 1050 350 552 260 300 118 220 200 4187=∑fX
Dari tabel 33 telah berhasil diperoleh ∑fx=4187, sedangkan N=60. Dengan demikian mean dapat diperoleh dengan mudah, dengan menggunakan rumus: Mx =
∑ fx = 4187 = 69,78 N
60
poligon frekuensi tentang skor kemampuan membaca Al-Qur'an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman 16 14 12 10 8 6 4 2 0 50
55
59
60
65
69
70
75
79
80
85
89
Tabel 7 Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman No
Kemampuan Membaca
f
%
1.
Gagal dalam penguasaan tajwid (skor <50)
0
0
2.
Kurang dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 50-59)
9
15%
3.
Cukup dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 60-69)
19
31,7%
4.
Baik dalam penguasaan ilmu tajwid (skor 70-79)
25
41,6%
5.
Amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid(skor 80-89)
7
11,7%
Total
60
100%
Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 60 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian sebanyak 9 orang (15%) dikatagorikan kurang dalam penguasaan ilmu tajwid, 19 orang (31,7%) cukup dalam penguasaan ilmu tajwid, 25 orang
(41,6%) baik dalam penguasaan terhadap ilmu tajwid, adapun selebihnya yaitu 7 orang (11,7%) dikatagorikan amat baik dalam penguasaan ilmu tajwid. Hasil penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an siswa pada saat tes seleksi penerimaan siswa baru tahun 2009/2010 menunjukan bahwa sebanyak 3 orang siswa termasuk dalam katagori sangat baik dalam penguasaan ilmu baik, 14 orang siswa termasuk katagori baik, 19 orang siswa termasuk katagori cukup baik, 14 orang siswa termasuk katagori kurang baik dan 7 orang siswa termasuk dalam katagori gagal dalam mengetahui ilmu tajwid. Berikut adalah data perbandingan
nilai tes membaca Al-Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman. Grafik perbandingan hasil Tes membaca Al-Qur'an siswa sebelum dan setelah pembelajaran Al-Qur'an 25 20 15 Sebelum
10
Setelah
5 0 sangat baik
Baik
Cukup baik
kurang
gagal
Sedangkan untuk membandingkan perbedaan kemampuan membaca AlQur’an siswa berdasarkan latar belakang pendidikan sebelumnya, penulis menggunakan teknik analisis komparasional dengan tes kai kuadrat dengan rumus sebagai berikut: 2
Χ =Σ
( f o − f t )2 ( f o + f t ) 2 ( f o + f t ) +
ft
+
ft
ft
Keterangan: fo = frekuensi yang diobservasi ft
=
frekuensi yang diharapkan jika seandainya tidak terdapat perbedaan frekuensi
Dari hasil penelitian didapat rincian 45 siswa berasal dari SD dan sebanyak 15 siswa yang berasal dari MI. Hipotesis yang diuji: Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda sekolah asal dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an. Hi = terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda sekolah asal dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an. Tabel 8 Nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMP Islam Bait Al-Rahman kelas dua yang berbeda sekolah asalnya Prestasi/ 80-89 70-79 60-69 50-59 Total Sekolah asal 6 16 18 5 45 SD 1 9 1 4 15 MI 7 25 19 9 60 Total Table 9 Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 8 Sel 1 2 3 4 5 6 7 8
fo
ft
(fo-ft)
(fo-ft)2
6 16 18 5 1 9 1 4 60=N
5.25 18.75 14.25 6.75 1.75 6.25 4.75 2.25 N=60
0.75 -2.75 3.75 -1.75 -0.75 2.75 -3.75 1.75
0.5625 7.5625 14.0625 3.0625 0.5625 7.5625 14.0625 3.0625
(fo-ft)2 ft 0.107 0.403 0.987 0.454 0.321 1.210 2.961 1.361 7.804=X2
Jadi, X2 hitung = 7,804, dengan derajat kebebasan (db) = (2-1).(4-1) = 3. Dengan menggunakan df sebesar 3, diperoleh harga kai kuadrat pada tabel nilai kai kuadrat untuk taraf signifikan 5% = 7,815 dan untuk taraf signifikan 1% = 11,345. Karena X2hitung<X2tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah asal para siswa tidak membawa perbedaan yang signifikan dalam prestasi kemampuan siswa membaca Al-Qur’an jadi perbedaan yang tampak antara frekuensi yang diobserfasi dengan frekuensi teoritis bukan merupakan perbedaan yang berarti Kemudian hasil penelitian mengenai tempat siswa belajar membaca AlQur’an selain di sekolah menunjukan bahwa sebanyak 26 siswa yang belajar dirumah, 11 siswa di TPA, 13 siswa di rumah guru ngaji, dan 10 siswa belajar di mushallah/masjid. Hipotesis yang di uji: Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda tempat dimana mereka belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an. Hi = terdapat perbedaan yang signifikan dikalangan siswa yang berbeda tempat dimana mereka belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah dengan prestasi kemampuan membaca Al-Qur’an. Adapun proses perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 10 Jawaban 60 responden terhadap pertanyaan mengenai tempat belajar membaca Al-Qur’an selain di sekolah nilai
80-89
70-79
60-69
50-59
Total
Rumah
4
8
8
6
26
Masjid/Mushallah
0
5
4
1
10
Rumah guru ngaji
2
7
3
1
13
TPA/TPQ
1
6
2
2
11
Total
7
26
17
10
60
tempat
Tabel 11 Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada tabel 10 Sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
fo
ft
4 3.033 8 11.267 8 7.367 6 4.333 0 1.167 5 4.333 4 2.833 1 1.667 2 1.517 7 5.633 3 3.683 1 2.167 1 1.283 6 4.767 2 3.117 2 1.833 60=N N=60
(fo-ft)
(fo-ft)2
0.967 -3.267 0.633 1.667 -1.167 0.667 1.167 -0.667 0.483 1.367 -0.683 -1.167 -0.283 1.233 -1.117 0.167
0.934 10.671 0.401 2.778 1.361 0.444 1.361 0.444 0.234 1.868 0.467 1.361 0.080 1.521 1.247 0.028
(fo-ft)2 ft 0.308 0.947 0.054 0.641 1.167 0.103 0.480 0.267 0.154 0.332 0.127 0.628 0.063 0.319 0.400 0.015 6.004=X2
Jadi, X2 hitung = 6,004, dengan derajat kebebasan (db) = (4-1).(4-1) = 9. Dengan menggunakan df sebesar 9, diperoleh harga kai kuadrat pada tabel nilai kai kuadrat untuk taraf signifikan 5% = 16,919 dan untuk taraf signifikan 1% = 21,666. Karena X2hitung<X2tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tempat belajar siswa membaca Al-Qur’an selain di sekolah tidak membawa perbedaan yang signifikan dalam prestasi kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an jadi perbedaan yang tampak antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi teoritis bukan merupakan perbedaan yang berarti.
Tabel 12 Skor pembelajaran AlQur’an sebagai (variable X) Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Skor 62 65 61 67 59 68 61 61 59 62 61 60 65 61 68 72 69 67 61 62 62 65 62 62 57 62 67 73 65 67
Responden 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Skor 60 62 61 69 60 62 57 59 69 68 57 56 69 67 68 62 72 67 67 72 62 60 73 67 72 73 69 72 73 65
2. Hubungan pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan membaca AlQur’an siswa. Rumusan hipotesis yang penulis ajukan adalah: Ha = Ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Adapun hipotesis dalam bentuk statistik: Ha : r ≠ 0 Ho : r = 0 Untuk mengetahui hubungan pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, maka penulis menganalisa data dalam bentuk analisis kuantitatif dengan rumus product moment adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut: Mencari CX` dengan rumus: C x1
∑ fx =
,
=
N
57 = 69,5 60
Mencari Cy` dengan rumus: C y1 =
∑ fx N
,
=
31 = 0,52 60
Mencari SDx dengan rumus: SD X , = i
∑ fx
,2
N
∑ fx , − N
2
2 = 1 531 − 57 60 60
= 1 8,85 − 0,9025 =1 × 2,81 = 2,82
Mencari SDy dengan rumus: SD y , = i
∑
fy , N
2
∑ fy , − N
2
2 = 1 489 − 31 60 60
= 1 8,15 − 0,2704 =1 × 2,81 = 2,81
Mencari rxy dengan rumus:
rxy
∑ x, y, 268 − (C x ' )(C y ' ) − (0,95)(0,52 ) 3,976 = N = 60 = = 0,502 7,9242 (SDx )(SD y ) (2,82)(2,81) Setelah diketahui adanya kolerasi, maka akan dihitung berapa konstribusi
pembelajaran Al-Qur’an dan implementasinya pada kemampuan membaca AlQur’an siswa SMP Islam Bait Al-Rahman dengan menggunakan rumus koefisien determinan (KD) sebagai berikut:
P = r 2 x 100 % = (0 , 250
)2 × 100
%
= 0 , 0625 × 100 % = 6 , 25 % Perhitungan di atas diperoleh koefisien determinan (KD) sebesar 6,25%, maka dapat dikatakan bahwa konstribusi yang diberikan pembelajaran Al-Qur’an pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa sebesar 6,25% sedangkan sisanya 93,75% dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya berdasarkan penganalisaan data di atas, faktor lingkungan khususnya orang tua, pembiasaan serta motivasi siswa yang membentuk konstribusi terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang kebanyakan diantara responden menyatakan bahwa orang tua mereka sering membaca Al-Qur’an di rumah, ini dapat memberikan dampak positif bagi anak untuk menirunya. Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan responden yang sebagian besar menyatakan bahwa sekolah bukan salah satunya tempat untuk belajar Al-Qur’an. Selain itu, motivasi siswa untuk menerapkan materi Al-Qur’an yang telah diberikan dapat membantu mereka untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an, hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden yang sebagian besar sering menerapkan materi yang telah diberikan di sekolah ketika membaca Al-Qur’an. Kemudian untuk menguji signifikansi hasil perhitungan kolerasi di atas digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
to = r
n−2 60 − 2 = 0,502 = 4,420 2 2 1− r 1 − (0,502 )
Kaidah pengujian: Jika to > t table, maka tolak Ho artinya signifikan dan to < t table, terima Ho artinya tidak signifikan Berdasarkan perhitungan diatas, α = 0,05 dan n = 60, dk = n-2 = 60-2= 58 sehingga diperoleh ttabel = 2,000. Ternyata t0=4,420 > ttabel=2,000 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran Al-Qur’an pada kemampuan membaca AlQur’an siswa.
D. Diskusi Hasil Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka terbukti bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an berpengaruh secara signifikan pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Pembelajaran Al-Qur’an merujuk kepada proses menciptakan suasana belajar yang diprogramkan, sehingga terjadi perubahan tingkahlaku yang terkait dengan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran Al-Qur’an. Walaupun kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, tetapi kita dapat membandingkan kondisi sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung. Jika kita memperhatikan hasil perbandingan tes kemampuan membaca Al-Qur’an siswa sebelum dan setelah pembelajaran AlQur’an dilaksanakan, hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran Al-Qur’an yang dilaksanakan di SMP Islam Bait Al-Rahman telah menunjukan efektifitasnya yang nyata dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Proses pembelajaran Al-Qur’an dengan melibatkan unsur-unsur belajar yang dilaksanakan dengan efektif dan produktif kualitas kemampuan membaca Al-Qur’an.
akan mempengaruhi kepada
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Islam Bait AlRahman mengenai pembelajaran Al-Qur’an dan implementasinya terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, penulis memperoleh kesimpulan bahwa Implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman secara umum dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah berjalannya beberapa program yang dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Berdasarkan data temuan di lapangan, dapat di simpulkan bahwa secara umum
siswa SMP Islam Bait Al-Rahman yang dijadikan sampel penelitian
memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dalam katagori kemampuan baik dalam mengetahui ilmu tajwid. Data temuan di lapangan juga menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan membaca AlQur’an siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Tinggi rendahnya nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa erat hubungannya dengan proses pembelajaran di kelas, dimana hubungan itu sifatnya searah. Hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran Al-Qur’an yang dilaksanakan di SMP Islam Bait Al-Rahman telah menunjukan efektifitasnya yang nyata dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
B. Saran Berdasarkan pengamatan penulis dalam melakukan penelitian, penulis ingin mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk pihak sekolah, hendaknya terus mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an, khususnya mengenai bacaan Al-Qur’an siswa. 2. Ketika memberikan evaluasi mengenai materi tajwid, hendaknya guru AlQur’an tidak hanya melihat dari segi kognitif siswa saja, tetapi juga memperhatikan ranah psikomotorik siswa, sehingga siswa bisa lebih maksimal dalam penerapannya. 3. Jika dilihat dari proses pembelajaran yang terjadi, Siswa dan guru hendaknya meningkatkan pengelolaan kelas dengan baik sehingga dapat membangkitkan semangat belajar siswa untuk bersikap positif terhadap pembelajaran Al-Qur’an. 4. Untuk mengasah keterampilan siswa dalam membaca Al-Qur’an diperlukan adanya partisipasi orang tua siswa, orang tua diharapkan dapat membiasakan sejak dini membiasakan anak untuk melestarikan bacaan AlQur’an. 5. Untuk para siswa, hendaknya untuk lebih menggiatkan diri untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Bandung: CV J-Art, 2007. Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Imam, Shahih Muslim, Juz.1, Beirut Lebanon: Dar Ibn Hazm, 1995. Abidin, Zainal, Seluk Beluk Al-Qur’an, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1992. Ali Ashabuni, Muhammad, Al-tibyan Fi al-‘ulum Al-Qu’ran, Beirut: AlMazzroah, 1985. Al-Qaththan, Manna’, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an oleh Aunur rafiq El-Mazni, Cet.1, Jakarta: Pustaka al-kautsar, 2006. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian,Jakarta:Rieneka Cipta, 2002. As-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qu’ran, Cet.6, Jakarta: pustaka Firdausi, 1996. Darajat, Zakiah, Metode Khusus Pengajaran Agama islam, Cet.4, Jakarta: Bumi aksara, 2008. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1989. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet.2, Jakarta: bumi Aksara, 1999. Hasby Ash Shiddieqy, M, Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Cet.1, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997. Komari, “Metode Pengajaran Baca Tulis al-Qur’an”, dari www.wahdah.or.id, 2 Juli 2010. Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Rosdakarya, 2004. PERMENDIKNAS 2006 tentang SI&SKL, Jakarta: Redaksi sinar grafika, 2006. Rahim, Farida, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta: LKIS, 2009. Rasyad, Aminuddin, teori Belajar dan Pembelajaran, Cet.4, Jakarta: Uhamka Press, 2003. Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa, Jakarta: Rajawali, 1986. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Syarifuddin, Ahmad, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai AlQur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 2004. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru, Cet.12, Bandung: Rosda Karya,2005. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien, Bandung: Angkasa, 1987. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional , T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t. Uzer Usman, Moh, menjadi Guru professional, cet.20, Bandung: PT Remaja Rosda karya,2006. Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Cet.12, Jakarta: Hida Karya agung, 1990. Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Cet.8, Surabaya: Usaha nasional, 1993.
PEDOMAN WAWANCARA Hari, Tanggal
: Rabu, 10 November 2010
Tempat
: SMP Islam Bait Al-Rahman
Yang di wawancarai : Bapak Sahabudin MA Jabatan
: wakil Kepala Sekolah/ Guru PAI
1. Hal apa saja yang bapak lakukan dalam memotivasi belajar Al-Qur’an siswa? Jawab: Beberapa hal yang saya lakukan dalam memotivasi siswa khususnya dalam pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya:
•
Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan dari belajar AlQur’an itu sendiri.
•
Memberi semangat kepada siswa bahwa Al-Qur’an mempunyai manfaat yang luar biasa, baik itu dari segi akhirat maupun keduniaan.
•
Setiap bulan Ramadhan, kami memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi tutor dalam membaca Al-Qur’an, yang kami targetkan sebanyak 15 orang, yang menjadi tutor akan kami berikan hadiah yang biasanya berupa uang, dan siapa yang menajadi tutor terbaik akan mendapatkan hadiah tambahan, dengan demikian siswa akan berlombalomba untuk giat belajar membaca Al-Qur’an.
2. Usaha apa saja yang bapak lakukan dalam menciptakan suasana kondusif dalam kelas? Jawab:
•
Ketika berinteraksi dengan siswa saya berusaha untuk lebih santai agar mereka tidak terlalu tegang ketika belajar.
•
Jika saya merasa mereka kelihatan mulai jenuh pada saat pembelajaran, saya sekilas memberikan cerita yang mendidik kepada siswa untuk mengembalikan konsentrasi mereka dalam belajar, setelah itu saya melanjutkan pembelajaran.
3. Metode apa saja yang bapak gunakan dalam menyampaikan materi AlQur’an? Jawab: Metode yang saya gunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya:
•
Demonstrasi,
dalam
pembelajaran
Al-Qur’an
saya
lebih
banyak
menggunakan demonstrasi dari pada ceramah, yah meskipun demikian metode ceramah tetap saya gunakan
•
Tanya jawab
•
Latihan atau praktek, jadi pada saat salah satu siswa praktek membaca AlQur’an, siswa yang lain mencari hukum bacaan dalam Al-Qur’an yang saya tentukan suratnya dan jumlah hukum dalam bacaan tersebut.
•
Mengenai materi yang berhubungan dengan kandungan Al-Qur’an (biasanya materi ajar kelas tiga) saya menggunakan metode dialog.
•
Dan untuk pembelajaran Al-Qur’an, saya memegang kelas satu, dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa metode yang saya gunakan adalah metode Al-Barqi, metode ini sangat bagus untuk digunakan, khususnya bagi siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an, menurut saya antara metode Iqro dan metode Al-barqi tidak terdapat perbedaan yang signifikan, selain itu metode Al-barqi lebih hemat waktu dan biaya, dengan menggunakan metode Al-Barqi anak lebih mudah untuk memahami bacaan karena kalimatnya mudah diingat,
sedangkan bagi
siswa yang sudah mampu membaca dapat langsung menggunakan AlQur’an. 4. Sarana dan prasarana apa saja yang disediakan oleh sekolah untuk menunjang pembelajaran Al-Qur’an? Jawab: Diantaranya sarana dan prasarana yang sekolah sediakan dalam pembelajaran Al-Qur’an diantaranya:
•
Sekolah menyediakan Al-Qur’an
•
Buku paket dan buku mengenai tajwid
•
Masjid untuk latihan membaca Al-Qur’an
•
Beberapa CD untuk pembelajaran Al-Qur’an, seperti CD Qira’ati, CD Quantum Reading Qur’an (CD ini biasanya diperuntukan bagi anak yang belum mengenal huruf hijaiyah), CD yang berhubungan dengan beberapa materi mengenai kandungan Al-Qur’an.
5. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pembelajaran Al-Qur’an di SMP Baiturrahman? Kemudian bagaimana cara bapak mengatasinya? Jawab: Faktor yang menghambat diantaranya:
•
Kurangnya waktu pembelajaran Al-Qur’an, waktu yang diberikan hanya tiga jam dalam seminggu sedangkan jumlah anak cukup banyak. Berbeda dengan setahun yang lalu, pada saat itu setiap sabtu terdapat ekstrakulikuler Al-Qur’an selama 2 jam bagi mereka yang belum bisa membaca Al-Qur’an menurut saya hal ini lebih efektif, hal ini ditiadakan karena terdapat beberapa kendala, diantaranya dari segi biaya.
•
Umumnya siswa berasal dari Sekolah Dasar (SD)
•
Mereka kurang latihan dan kurang membiasakan diri untuk membaca AlQur’an dirumah.
Diantara cara yang saya lakukan dalam mengatasi hal tersebut diantaranya:
•
Pada saat pembelajaran Al-Qur’an saya meminta siswa yang lebih pandai membaca Al-Qur’an membimbing siswa yang belum bisa (tutor sebaya)
•
Saya menghimbau kepada siswa untuk berlatih membaca Al-Qur’an di rumah.
6. Bagaimana pelaksanaan Evaluasi yang bapak lakukan khususnya dalam pembelajaran Al-Qur’an? Jawab:
•
Pada saat penerimaan calon siswa baru, kami melakukan tes seleksi, diantara materi yang diujikan yaitu: bahasa inggris, matematika dan AlQur’an.
•
Post test
•
Pada akhir pelajaran diadakan praktek.
•
Salah satu syarat kelulusan anak kelas tiga, mereka minimal lulus satu kali khatam membaca Al-Qur’an, hal ini dapat diketahui dari buku kontrol siswa dalam membaca Al-Qur’an.
Mengetahui,
Interwiewer
interwiewee
(Ida Farida)
(Sahabudin MA)
PEDOMAN WAWANCARA Hari, Tanggal
: Rabu, 10 November 2010
Yang di wawancarai : Bapak M. Rosyid MPdi Jabatan
: Guru Al-Qur’an kelas dua
1. Hal apa saja yang bapak lakukan dalam memotivasi belajar siswa? Jawab: Sebelum pembelajaran Al-Qur’an saya mengingatkan kepada siswa, bahwa yang namanya orang menuntut ilmu, perlu diingat 7 perkara, diantaranya cerdas, teman, semangat yang tinggi dalam belajar, harta/uang, hormat kepada guru, berkesinambungan
2. Usaha apa saja yang bapak lakukan dalam menciptakan suasana kondusif dalam kelas? Jawab:
•
Saya berusaha bersikap terbuka dengan siswa, pada usia seperti mereka saat ini jika dikerasin semakin menjadi.
•
Sesekali saya mengadakan permainan kartu (card short), misalnya siswa mencari hukum yang sesuai dengan potongan Al-Qur’an yang terdapat pada kartu.
3. Metode apa saja yang bapak gunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran Al-Qur’an? Jawab: Saya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, kemudian saya menyuruh siswa untuk membaca langsung dalam menerapkan tajwid (latihan/praktek).
4. Menurut bapak, kesulitan apa yang lebih condong siswa rasakan mengenai materi tajwid? Jawab;
Mereka umumnya kesulitan mengenai mad, dan kebetulan untuk anak kelas hanya beberapa jenis mad yang baru diajarkan, seperti mad thabi’i, mad wajib muttashil, dan mad jaiz munfashil.
5. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pembelajaran Al-Qur’an di SMP Baiturrahman? Bagaimana cara bapak untuk mengatasi hal tersebut?
•
Latar belakang sekolah siswa
•
Kebiasaan mereka untuk mengaji di rumah kurang
•
Daya ingat/ daya tangkap anak yang berbeda
Untuk mengatasinya saya melakukan pengulangan, kemudian saya menyuruh siswa yang bisa membaca Al-Qur’an, untuk membimbing siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an.
6. Bagaimana pelaksanaan Evaluasi yang bapak lakukan khususnya dalam pembelajaran Al-Qur’an? Jawab: Saya menyuruh siswa untuk baca satu persatu, selain itu saya memberikan contoh surat untuk dicari hukum bacaan yang terdapat dalam surat tersebut.
Mengetahui, Interwiewer
interwiewee
(Ida Farida)
(M. Rosyid M,pdi)
DAFTAR QUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN QUESIONER 1. mohon dijawab semua pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya dengan mengisi jawaban sesuai dengan keadaan anda, dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang cocok 2. jawaban ada pada questioner ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan anda sebagai siswa
IDENTITAS RESPPONDEN Nama
:
Jenis kelamin :
kelas
:
Sekolah asal : MI/ SD (lingkari salah satu)
1. Saya mengikuti pembelajaran Al-Qur’an dengan senang hati a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju
d.tidak setuju
2. Saya kurang peduli terhadap prestasi hasil belajar Al-Qur’an b. setuju c. kurang setuju a. Sangat setuju
d.tidak setuju
3. Saya mempelajari materi Al-Qur’an terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran Al-Qur’an di kelas b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah a. Sangat sering 4. Saya menyelesaikan tugas yang diberikan guru lebih cepat dari waktu yang ditetapkan a. Sangat sering b. sering c.kadang-kadang d.tidak pernah 5. Guru menguasai materi dengan baik a. Sangat sering b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
6. Guru memberikan penjelasan materi dengan bertele-tele a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang
d. tidak pernah
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 8. Setelah mempelajari materi Al-Qur’an yang diberikan di sekolah, saya merasa lebih baik dalam membaca Al-Qur’an a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
9. Saya dapat memahami materi tajwid dengan baik b. sering c. kadang-kadang a. Sering sekali
d.tidak pernah
10. Guru mempraktekan secara langsung dalam menjelaskan materi mengenai tata cara membaca Al-Qur’an a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 11. Guru dalam memberikan uraian materi Al-Qur’an dikuti dengan latihan a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 12. Guru akan menegur saya, jika saya berbicara dengan teman saya ketika pelajaran berlangsung b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah a. Sangat sering 13. Sekolah menyediakan media dalam pembelajaran Al-Qur’an seperti Iqro, AlQur’an ataupun lainnya a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 14. Setiap siswa tidak bertanggung jawab atas keamanan dan kebersihan kelas b. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju 15. Guru Al-Qur’an terlambat ketika masuk kelas a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang
d. tidak pernah
16. Guru mengkondisikan situasi belajar sebelum menjelaskan pelajaran a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 17. Saya dan guru mendisain tata ruang kelas secara berkala a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang
d. tidak pernah
18. Komunikasi siswa dengan guru dikelas ini terjalin dengan baik a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 19. Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan pertanyaan mengenai materi pembelajaran Al-Qur’an sebelumnya a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 20. Setelah kegiatan pembelajaran selesai guru mengadakan ujian/tes pembelajaran Al-Qur’an a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 21. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah
22. Saya mengalami kesulitan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 23. Jika anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran Al-Qur’an, kesulitan apa yang anda alami? a. Makharijul huruf (cara membunyikan huruf) c. tanda berhenti (waqaf) b. Hukum nun mati dan tanwin d. tanda panjang (mad) 24. Saya merasakan kedamaian setelah membaca Al-Qur’an a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang
d. tidak pernah
25. Al-Qur’an sebaiknya dibaca secara tartil (tidak tergesa-gesa) a. Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju
d.tidak setuju
26. Selain di sekolah saya malas untuk membaca Al-Qur’an a. sangat setuju b. setuju c. kurang setuju
d.tidak setuju
27. pembelajaran Al-Qur’an merupakan upaya membiasakan diri membaca AlQur’an a. sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju 28. Setelah guru memberikan materi Al-Qur’an, saya berusaha untuk menerapkannya dalam membaca Al-Qur’an b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah a. Sangat sering 29. Di rumah orang tua saya membaca Al-Qur’an a. Sangat sering b. sering c. kadang-kadang
d. tidak pernah
30. Selain di sekolah, dimana tempat anda belajar membaca Al-Qur’an? a. TPA/TPQ b. rumah guru ngaji c. rumah d. masjid/mushallah