PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP
Oleh: Poppy Diara (1), Wahyudin (2), Entit Puspita (2)
ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar menggunakan pembelajaran kooperatif melalui aktivitas menulis matematika dan yang belajar menggunakan pembelajaran langsung. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen kelompok kontrol non-ekuivalen (non equivalent kontrol group design). Sampel dari penelitian terdiri dari dua kelas yang dipilih dari kelas VII di salah satu SMP Negeri kota Bandung. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif melalui menulis matematika, sedangkan kelas kontrol belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran langsung. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar melalui aktivitas pembelajaran kooperatif melalui menulis matematika tidak berbeda secara signifikan dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran langsung. Kata Kunci: Menulis Matematika, Pembelajaran Kooperatif, Kemampuan Komunikasi matematis media
lain
keadaan
untuk
memperjelas
atau
masalah.
Pengembangan
kemampuan
komunikasi selain sebagai salah satu tujuan
PENDAHULUAN Tujuan pemberian pelajaran matematika Kurikulum Pendidikan
di
sekolah
Tingkat (KTSP),
pembelajaran
matematika,
juga menjadi salah satu standar
dalam
kompetensi lulusan dalam bidang
Satuan
matematika.
diantaranya
Tujuan pemberian pelajaran
adalah mengkomunikasikan gagasan
matematika yang dinyatakan dalam
dengan simbol, tabel, diagram, atau
KTSP
sejalan
dengan
yang 1
dirumuskan dalam prinsip-prinsip
Baroody (Lim dan Chew,
dan standar matematika sekolah
2007) mengemukakan dua alasan
(NCTM,
penting
2000)
yaitu,
mengapa
komunikasi
mengembangkan
kemampuan
menjadi salah satu fokus dalam
pemecahan
kemampuan
pembelajaran matematika. Pertama,
pemahaman dan bukti, kemampauan
matematika pada dasarnya adalah
komunikasi, kemampuan koneksi,
sebuah bahasa bagi matematika itu
dan kemampuan representasi.
sendiri. Matematika bukan hanya alat
masalah,
Selanjutnya NCTM (2000) menegaskan
bahwa
komunikasi
berpikir yang membantu siswa untuk menemukan
pola,
pemecahan
adalah salah satu proses penting
masalah dan menarik kesimpulan,
dalam
tetapi
pembelajaran
matematika,
karena komunikasi merupakan cara
juga
alat
untuk
mengkomunikasikan pikiran siswa tentang berbagai ide dengan jelas,
berbagi
ide
dan
memperjelas
tepat dan ringkas. Kedua, belajar dan
pemahaman. Melalui komunikasi,
mengajar
ide
kegiatan sosial
menjadi
objek
refleksi,
matematika yang
adalah melibatkan
perbaikan, diskusi, dan perubahan.
setidaknya dua pihak, yaitu guru dan
Cara terbaik untuk mengeksplorasi
murid.
dan
ide
mengajar, sangat penting untuk siswa
adalah mencoba menyampaikan ide
mengungkapkan pemikiran dan ide-
tersebut kepada orang lain.
ide
mengkoneksikan
Hal bahwa
di
suatu
Dalam
proses
mereka
belajar
dengan
atas
menegaskan
mengkomunikasikannya
kemampuan
komunikasi
orang lain melalui bahasa. Karena
adalah salah satu kompetensi yang
pada
penting dan harus dikembangkan
pengalaman
dalam setiap topik matematika. Oleh
proses belajar mengajar.
karena itu kemampuan komunikasi
dasarnya dan
kepada
pertukaran ide
merupakan
National Research Council
perlu mendapat perhatian dalam
(Takahashi,
2006)
menekankan
proses pembelajaran matematika.
bahwa proses belajar dan mengajar matematika di dalam kelas dapat
2
dilihat sebagai hasil dari interaksi
kemampuan lain dan lebih lanjut
antara guru, siswa, dan matematika
dapat berpengaruh pada prestasi
itu sendiri. Melalui interaksi dan
matematika siswa.
komunikasi
akan
membantu
Dari uraian di atas dapat
pengungkapan ide-ide matematika
disimpulkan
dari
matematis mempunyai peran penting
berbagai
perspektif
untuk
bahwa
mempertajam pemikiran siswa, dan
dalam
membuat koneksi antar ide, serta
matematika serta mengembangkan
mengembangkan pemahaman siswa.
pemahaman matematika siswa, lebih
Pentingnya
lanjut
komunikasi
juga
membangun
komunikasi
dapat
pengetahuan
berpengaruh
pada
diungkapkan oleh Guerreiro (2008),
prestasi matematika siswa. Oleh
menurutnya komunikasi matematis
karena itu, perlu adanya upaya untuk
dapat dipahami sebagai alat bantu
meningkatkan
dalam
pengetahuan
komunikasi matematis siswa. salah
matematika atau sebagai fondasi
satu upaya yang dapat dilakukan
untuk
adalah dengan menggunakan model
transmisi
membangun
pengetahuan
matematika.
pembelajaran yang tepat.
Yeager dan Yeager (Izzati, 2012)
kemampuan
berpendapat
bahwa
Aktivitas menulis matematika merupakan
salah
satu
komunikasi mempunyai hubungan
pembelajaran
yang sangat kuat dengan proses-
memungkinkan untuk meningkatkan
proses matematis lainnya, seperti
kemampuan komunikasi matematis
pemecahan masalah,
siswa.
representasi,
Hal
matematika
kegiatan
ini
refleksi, penalaran dan pembuktian,
pendapat
Morgan
koneksi, serta pemilihan alat dan
(Albania,
2010:
strategi komunikasi
komputasi, diperlukan
yang
sesuai
dengan
dan
Burton
6)
menyatakan
bahwa
menulis
matematika
untuk
bermanfaat
dalam
kemampuan
dimana
meningkatkan
melengkapi
dari
setiap
proses
pemahaman,
matematis
yang
lain.
Artinya
memecahkan masalah, komunikasi
penguasaan kemampuan komunikasi
matematis dan berpikir kritis. Baxter,
sangat berpengaruh pada penguasaan
Woodward,
dan
Olson
(Reilly,
3
2007:24) salah
mengemukakan
satu
mengajar
pendekatan siswa
komunikasi
bahwa
siswa
menulis,
mereka
untuk
memperlihatkan ide mereka sendiri
kemampuan
dan menggunakan bahasa dan kata-
matematis
adalah
melalui menulis.
kata sendiri, artinya siswa berusaha untuk mengkomunikasikan ide-ide
Idris (2009: 44) berpendapat
matematika mereka.
bahwa aktivitas menulis matematika
Dalam
pembelajaran
mendorong siswa untuk membangun
matematika, sangat penting untuk
konsep dan ide-ide mereka sendiri
siswa
mengungkapkan
tentang apa yang telah mereka
dan
ide-ide
pelajari dengan tepat. Oleh karena itu
mengkomunikasikannya
kepada
kegiatan menulis bertujuan untuk
orang
diskusi
menciptakan situasi di mana siswa
memungkinkan siswa berlatih untuk
melakukan tugas dengan mencari dan
mengekspresikan
mengalami
mengungkapkan
ide-ide,
dan
mereka
mengklarifikasi
pemahaman
dan
matematika
ketidakpahaman
mereka.
Oleh
sendiri,
merefleksikan lakukan
apa
sehingga
serta
yang
lain.
mereka
dengan
Melalui
pemahaman,
menjadi lebih bermakna. Lebih lanjut
karena
Idris
komunikasi yang bersifat multi arah,
berpendapat
bahwa
proses
itu,
pemikiran
agar
pembelajaran dengan menggunakan
perlu
aktivitas menulis juga memberikan
belajar bagi siswa dalam diskusi
keuntungan
kelompok
bagi
mengidentifikasi
guru
untuk
kelemahan
dan
miskonsepsi siswa dalam materi matematika.
menyediakan
terjadinya
agar
kesempatan
mereka
dapat
berinteraksi. Menurut Elliot dan Kenney (Kramarski dalam Sugandi, 2010)
Pembelajaran
dengan
agar komunikasi matematis berjalan
menggunakan
aktivitas
menulis
dengan baik dibutuhkan kemampuan
matematika
bertujuan
untuk
membaca, menulis, menerangkan,
kemampuan
mendiskusikan, memberikan alasan
meningkatkan
komunikasi matematis siswa. Walle
dan mengklarifikasikan
penalaran
(2008: 88) menjelaskan bahwa saat
matematika dengan menggunakan
4
bentuk-bentuk
penyajian
yang
berbeda.
Sedangkan
terciptanya
situasi
yang lebih
memberikan suasana
kondusif
untuk
dibandingkan dengan pembelajaran langsung?.”
pembelajaran
yang
dapat
Berdasarkan
rumusan
masalah di atas, selanjutnya diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut.
mengoptimalkan kemampuan siswa
“Peningkatan
dalam komunikasi matematis, siswa
komunikasi matematis siswa yang
diorganisasikan dalam
belajar
kelompok-
kelompok kecil.
dengan
kooperatif
Dalam penelitian ini juga
kemampuan
pembelajaran
melalui
menulis
lebih
tinggi
matematika
diterapkan pembelajaran kooperatif
dibandingkan dengan pembelajaran
yang
langsung?”
diharapkan
komunikasi
menciptakan
multi
arah
yang
Sesuai
dengan
rumusan
memungkinkan terjadinya pertukaran
masalah yang dikemukakan di atas,
informasi yang dapat meningkatkan
maka tujuan dari penelitian ini
kemampuan komunikasi matematis
adalah
siswa. Dengan bekerja sama secara
mengetahui peningkatan kemampuan
kooperatif diharapkan mendorong
komunikasi matematis siswa yang
siswa untuk belajar lebih aktif dan
belajar
berinteraksi kepada orang lain untuk
kooperatif
membangun
matematika
pengetahuan
matematikanya.
sebagai
berikut.
dengan
Untuk
pembelajaran
melalui
menulis
lebih
tinggi
dibandingkan dengan pembelajaran
Mengacu
kepada
latar
langsung.
belakang masalah di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN
dapat dirumuskan sebagai berikut.
Desain
“Apakah peningkatan kemampuan
digunakan
komunikasi matematis siswa yang
adalah
belajar
kelompok
kooperatif matematika
dengan
pembelajaran
penelitian
dalam
desain
penelitian
kuasi
kontrol
yang ini
eksperimen
non-ekuivalen.
melalui
menulis
Sebanyak dua kelas dipilih dari 12
lebih
tinggi
kelas VII yang ada. Siswa di kelas
5
eksperimen diberi perlakuan dengan
perlakuan dan pada akhir kegiatan
menggunakan
diukur dengan postes (O2).
pembelajaran
kooperatif
melalui
menulis
Instrumen yang digunakan
matematika, sedangkan siswa di
dalam penelitian ini,yaitu instrumen
kelas
perlakukan
data kuantitatif dan instrumen data
dengan menggunakan pembelajaran
kualitatif. Instrumen data kuantitatif
langsung. Dengan demikian desain
berupa tes kemampuan komunikasi
kuasi eksperimen dari penelitian ini
matematis
(Ruseffendi,
sedangkan instrumen data kualitatif
kontrol
diberi
2010:53)
sebagai
berikut.
berupa
O1
lembar
uraian,
observasi
yang
digunakan untuk memperoleh data
(Kelas Eksperimen) O1 X O2 (Kelas Kontrol)
berbentuk
mengenai aktivitas dalam proses
O2
pembelajaran.
Keterangan: HASIL
O1 : Pemberian pretes (sebelum
DAN
PEMBAHASAN
perlakuan)
Berdasarkan data hasil pretes,
X : Pembelajaran dengan dengan pembelajaran
kooperatif
postes
melalui
Pemberian
postes
dan
data
indeks
gain
kemampuan komunikasi matematis
menulis matematika O2 :
PENELITIAN
diperoleh nilai rata-rata dari masing-
(setelah
masing kelas eksperimen dan kontrol
perlakuan)
sebagai berikut.
Pada penelitian ini, setiap kelompok pada awal kegiatan diberi pretes (O1),
dilanjutkan
dengan
diberi
Tabel 1: Statistik Deskriptif Kemampuan Komunikasi Matematis Pretes Eks
Kontrol
Postes Eks
Kontrol
N-Gain Eks
Kontrol
Mean
7,32
5,29
17,24
15,15
0,3879
0,3635
Std.
2,531
4,421
5,904
5,764
0,21806
0,16720
6
Deviation Ket: Skor maksimal ideal = 33. Eks = eksperimen
Data pada Tabel 1 di atas
matematika
dan
siswa
memperlihatkan bahwa rerata skor
mendapat
siswa kelompok eksperimen yang
digunakan data indeks gain.
melalui
langsung
Untuk α = 0,05, df = n1+n2-
memperoleh perlakuan pembelajaran kooperatif
pembelajaran
yang
menulis
2= 66 dan uji satu pihak, maka
matematika lebih baik dari pada
diperoleh tkritis = 1,669. Karena thitung
rerata skor siswa kelompok kontrol
= 0,518, maka thitung berada di daerah
yang
penerimaan, H1 ditolak, artinya rata-
memperoleh
pembelajaran
perlakuan
langsung
untuk
rata
indeks
gain
siswa
yang
masing-masing pretes dan postes,
mendapat pembelajaran kooperatif
maupun indeks gain. Untuk melihat
melalui menulis matematika tidak
apakah
peningkatan
berbeda dengan rata-rata indeks gain
kemampuan komunikasi matematis
siswa yang mendapat pembelajaran
berbeda
langsung.
perbedaan
secara
signifikan
akan
dilakukan pengujian secara statistik. Hasil
analisis
statistik
Jadi,
peningkatan
kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapat pembelajaran
memperlihatkan bahwa kemampuan
kooperatif
awal
mendapat
matematika tidak berbeda secara
kemampuan pembelajaran kooperatif
signignifikan dengan kemampuan
melalui menulis matematika dan
komunikasi matematis siswa yang
siswa yang mendapat pembelajaran
mendapat pembelajaran langsung.
siswa
yang
langsung berbeda secara signifikan.
melalui
Berdasarkan
menulis
hasil
uji
Oleh karena itu, untuk melihat
statistik,
perbedaan peningkatan kemampuan
kemampuan komunikasi matematis
komunikasi matematis antara siswa
siswa
yang
pembelajaran
mendapat
kooperatif
melalui
pembelajaran menulis
diperoleh
yang
peningkatan
mendapat
aktivitas
kooperatif
melalui
menulis matematika tidak berbeda
7
secara signifikan dengan siswa yang
singkat
mendapat pembelajaran langsung, ini
komunikasi matematis siswa belum
mungkin diakibatkan oleh beberapa
maksimal.
hal yang akan diuraikan sebagai berikut.
membuat
Kepiawaian
kemampuan
guru
dalam
mengorganisasikan kelas juga sangat
Dari pengamatan peneliti dan
diperlukan, sehingga semua siswa
wawancara dengan guru matematika
melakukan
aktivitas
diperoleh data bahwa soal-soal yang
matematika
dan
diajukan selama ini adalah soal-soal
pendapat mereka dalam diskusi. Pada
rutin, siswa belum terbiasa dengan
proses pembelajaran berlangsung,
soal-soal yang non rutin, dalam hal
kelas
ini soal kemampuan komunikasi
terkondisikan, masih ada siswa yang
matematis. Selain itu, siswa di kelas
tidak
eksperimen
melakukan
kurang
mendapatkan
menulis memberikan
belum
sepenuhnya
memperhatikan
dan
aktivitas
menulis
latihan soal karena waktu yang
matematika.
disediakan kurang, sedangkan siswa
peneliti belum bisa menguasai kelas
di
sepenuhnya
kelas
kontrol
mendapatkan
pelayanan latihan soal yang lebih
menyebabkan
kurang
lain
kata
agar
lain,
proses
pembelajaran terlaksana dengan baik.
banyak dari kelas eksperimen. Kemungkinan
Dengan
tidak
Kelebihan dari siswa kelas yang
berhasilnya
eksperimen
(memperoleh
pembelajaran
pembelajaran
peningkatan kemampuan komunikasi
kooperatif
matematis untuk kelas eksperimen,
matematika) dibandingkan dengan
yaitu perlakuan yang diberikan hanya
siswa kelas kontrol (memperoleh
dilakukan dalam waktu tiga kali
pembelajaran
pertemuan. Dalam waktu yang relatif
dalam
singkat ini pasti berdampak pada
tertulis. Hal ini terlihat dari hasil
proses pembelajaran dan pelayanan.
postes siswa kelompok eksperimen
Kondisi awal siswa yang belum
yang menjelaskan ide atau situasi
terbiasa
yang
dengan cukup jelas. Selain itu, siswa
diberikan dan waktu yang relatif
kelompok eksperimen lebih berani
dengan
perlakuan
melalui
menulis
langsung)
menuangkan
ide
adalah secara
8
menanyakan kepada guru kebenaran
terhadap pembelajaran pembelajaran
ide
kooperatif
yang
mereka
pikirkan
dan
melalui
menulis
membuat siswa untuk memeriksa
matematika, peneliti mengemukakan
kembali kebenaran konsep dan ide
beberapa
yang mereka miliki.
berikut.
rekomendasi
sebagai
1. Pembelajaran melalui menulis matematika
KESIMPULAN Berdasarkan
rumusan
secara
perlu
dilakukan
bertahap
dan
masalah serta pembahasan terhadap
berkelanjutan, siswa memerlukan
hasil-hasil
waktu untuk merasa nyaman
penelitian
yang
telah
diuraikan pada bab sebelumnya,
untuk
diperoleh
mereka pikirkan.
kesimpulan
berkaitan
dengan penerapan aktivitas menulis matematika
dalam
menuliskan
2. Pengkondisian
apa
siswa
yang
dalam
pembelajran
pembelajaran secara kelompok
kooperatif di kelas VII di salah satu
harus menjadi perhatian utama,
SMP Negeri kota Bandung, yaitu
khususnya dalam hal diskusi dan
peningkatan kemampuan komunikasi
tanya jawab dalam kelompok
matematis siswa yang mendapat
maupun
antar
aktivitas
Sehingga
diharapkan
pembelajaran
kooperatif
kelompok. semua
melalui menulis matematika tidak
siswa dapat memahami konsep
berbeda secara signifikan dengan
matematika.
siswa
yang
pembelajaran
mendapatkan
langsung.
3. Sebaiknya digunakan media/ alat
Kualitas
peraga yang lebih menarik agar
peningkatan kemampuan komunikasi
siswa tertarik pada pembelajaran
matematis siswa untuk kedua kelas
menulis matematika.
berdasarkan kriteria indeks
gain
termasuk pada kategori sedang.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan
yang
diperoleh
9
DAFTAR PUSTAKA Albania, I.N. (2010). Menulis Matematika Menggunakan Sistem Aljabar Komputer dengan Setting Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Kecerdasan Emosi. Tesis UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Guerreiro, António. (2008). Communication in Mathematics Teaching and Learning: Practices in Primary Education. [Online]. Tersedia: http://yess4.ktu.edu.tr/YermePappers/Ant_%20Guerreiro.pdf. [24 Desember 2012]. Idris, N. (2009). “Enhancing Students’ Understanding in Calculus Trough Writing”. International Electronic Journal of Mathematics Education. [online], Vol 4, (1), 36-55. Tersedia: http://www.iejme.com/012009/d3.pdf. [05 November 2012]. Izzati, Nur. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Disertasi UPI Bandung: tidak diterbitkan. Lim, C.S. dan Chew, C.M. (2007). Mathematical Communication in Malaysian Bilingual Classrooms. [Online]. Tersedia: http://www.criced.tsukuba.ac.jp/math/apec/apec2008/papers/PDF/11.Lim ChapSam_Malaysia.pdf. [20 November 2012]. NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Virginia: Reston. Reilly, Edel Mary. (2007). Writing To Learn Mathematics: A Mixed Method Study. A Dissertation of Indiana University of Pennsylvania. [Online]. Tersedia: dspace.iup.edu/bitstream.pdf [07 November 2012] Ruseffendi, E.T. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang NonEksakta Lainnya. Bandung: Tarsito. Sugandi, Asep Ikin. (2010). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Setting Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Pencapaian Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi dan Kemandirian Belajar Siswa SMA. Disertasi UPI Bandung: tidak diterbitkan
10
Takahashi, Akihito. (2006). Communication as A Process for Students to Learn Mathematical. [Online]. Tersedia: http://www.criced.tsukuba.ac.jp/math/apec/apec2008/papers/PDF/14.Akih iko_Takahashi_USA.pdf [07 November 2012]. Walle, John A. V De. (2008). Pengembangan Pengajaran: Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga.
11