PANTON NASIB PENGUNGSI Geukarang le : Tarmizi Assalammu’alaikum phon- phon ulon bi Muda ngon mudi mandum syedara Lon mula kalam lam kolom ini “Nasib Pengungsi” judul lon rika Lam sagoe Batee bacut lon rawi Nasib pengungsi dalam merana Me’ah rakan lon muda dan mudi Bek jeut keu benci bak lon ploh punca Seubab yang salah dum ka terjadi Han soe peumeri kiban yang beuna Ladom meureumpok chiet kon pengungsi Meunan meudali di dalam desa Bantuan rumoeh tambak ngoen campli Hana sep di bi lagee didata Dipeugah phon-phon nibak pengungsi Bantuan ji bi hanjeut meutuka
JR H
Email:
[email protected] website: www.ti.or.id
GRATIS
MEDIA MONITORING REKONSTRUKSI ACEH
>TERBIT
16 HALAMAN >
EDISI KHUSUS >2 DESEMBER 2006 - 10 JANUARI 2007 ÿ
Dua Tahun Tsunami Aceh:
Bantuan rumoeh jinoe kameuri Yang kon pengungsi pih kana jeumba Ureueng yang keunong lam ie tsunami Rumoeh tan dibi sampoe ‘an lusa Peutani tambak laen lom macam Ladom na pakan ladom tan baja Ka dijok bibet hansep dipasoe Lagee nyoe bagoe cara keurija Awak BRR laen lom janji Kacang ngon campli ka diyue puga Di kumpoi ureueng kareung ngon pasi Garang han sakri bak peugah haba Yang pula kacang bek pula campli Meunan dibagi pola keurija Diyue cap surat keu tanda bukti Peuleumah dali nibak kepala Teutapi jinoe pu yang terjadi Kacang ngoen campli hana meuguna Yang pula kacang hate ka sangsi Ka khueng meu’ie watee ka jula Yang pula campli hanjeut ta peugah Dijok keureutah asai meukana Ladom na somprot ka kureueng ubat Yang ladom meuhat ka kureueng baja Bak phoen kunjungan data pengungsi Bantuan dibi hanjeut meutuka Meunan keuh cara mita simpati Ureueng pengungsi hate geuh suka Desa Kule, Batee, 5 Desember 2006
salam redaksi
T
IDAK terasa, sudah dua tahun bencana gempa bumi dan tsunami berlalu. Kesedihan itu sudah terkubur bersama dengan proses rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh yang kini sudah berlangsung selama dua tahun, yang telah memberikan harapan baru bagi masyarakat, khususnya para korban. Namun dalam setiap proses pembangunan selalu saja ada yang merasa dirugikan, apa yang diterimanya belum tentu sesuai dengan harapan. Untuk itulah, dalam rangka menyambut dua tahun bencana gempa bumi dan tsunami sekaligus berjalannya rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh, kami sengaja menurunkan edisi khusus yang mencoba melakukan evaluasi secara umum. Secara khusus, evaluasi ini ditujukan pada pemenuhan kebutuhan mendasar warga, khususnya para korban bencana, seperti masalah air bersih, kesehatan, ekonomi dan lapangan kerja, serta pendidikan dan perumahan. Sebagian data kami peroleh dari evaluasi yang dilakukan oleh komite pemantau ditingkat kecamatan yang selama ini mengumpulkan form pengaduan dari masyarakat di enam daerah yakni kota Banda Aceh, kabupaten Pidie, Bireuen, Nagan Raya, Aceh Barat, dan Aceh Jaya. Sebagian lagi dari hasil investigasi LSM mitra kerja Transparency International (TI) Indonesia di Aceh, seperti Gerak Aceh, paska Pidie, paska Bireuen, Gerak-Aceh Barat, Yayasan Papan-Meulaboh dan Masyarakat Partisipatif -Aceh Jaya. Sejumlah narasumber juga sengaja kita wawancarai untuk memberikan penilaian atas proses rekonstruksi ini. Saleum jroh sebenar-benar jroh Redaksi
Pembangunan rumah dari sebuah NGO yang terbengkalai.
A
ceh
FOTO ISTIJAR
gunan secara terencana sudah mulai
menempati rumah-rumah bantuan
berubah
dilakukan di sejumlah daerah benca-
yang permanent maupun semi-per -
kearah yang lebih baik
na. Rumah-rumah relokasi bagi para
manen.
setelah mendapat bantu-
korban sebagian sudah dibangun oleh
Meski berbagai upaya telah dilaku-
an dari masyarakat, pe-
BRR dan sejumlah lembaga donor/
kan, namun muncul banyak per -
merintah/BRR, NGO dan lembaga
NGO. Meski demikian, masih ada se-
soalan yang berkaitan dengan proses
donor. Aktivitas warga sudah normal
kitar 70.000 korban tsunami yang
rekonstruksi itu. Dari mulai ketidak-
kembali. Sebagian besar kebutuhan
tinggal di barak. Bahkan sebagian
sabaran warga menunggu janji-jan-
dasar korban sudah terpenuhi. Begi-
bantuan yang diterima warga diang-
ji, bantuan rumah atau boat yang
tu juga bangunan-bangunan yang
gap tidak memenuhi harapan mereka,
tidak layak, kontraktor yang nakal,
porak-poranda akibat bencana alam
ada beberapa bantuan juga menjadi
mark-up proyek, gedung sekolah yang
sudah dibangun kembali. Sudah ban-
mubazir, dan tidak tepat sasaran.
tidak selesai-selesai, sampai korupsi
pasca tsunami me-
mang
sudah
yak sarana dan prasarana umum sep-
Waktu dua tahun memang masih
ditingkat pelaksana. Masalah-ma-
erti jalan, instalasi listrik dan telpon
terlalu dini untuk mengukur tingkat
salah ini tentu harus diatasi, jika
yang rusak, sudah diperbaiki. Ge-
keberhasilan rekonstruksi Aceh. Pal-
proses rekonstruksi ini ingin berjalan
dung-gedung sekolah dan pemerintah,
ing tidak di permukaan kita sudah
seperti yang diharapkan.
sebagian mulai dibangun.
bisa melihat banyak perubahan yang
Wakil Presiden, Jusuf Kalla secara
Masa tanggap darurat sudah lewat,
terjadi secara fisik. Sudah berkurang
tidak langsung mengakui kalau
kini Aceh sudah memasuki tahap re-
banyak warga yang tinggal di barak-
konstruksi dan rehabilitasi. Pemban-
barak penampungan, mereka sudah
Bersambung ke halaman 2
HALAMAN
2
LAPORAN UTAMA
SURAT PEMBACA Rumah Kami Kapan Selesai?
Sambungan dari Hal 1
Derita Siswa SD Cot Lheue Reng
Kami merasa bingung, sudah hampir dua tahun kami tetap tinggal di barak pengungsian. Rumah kami yang hancur akibat tsunami belum juga dibangun kembali. Sebelumnya ada lembaga yang berniat membangun rumah kami kembali oleh Peduli Bangsa. Tetapi hingga saat ini belum selesai-selesai juga dibangun. Pembangunan rumah kami itu asal jadi. Dan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan. Karena mutu batakonya sangat rendah. Kami minta tolong, agar kiranya rumah kami ini dibangun kembali. Mulyadi Dusun Cempaka Lamteumen Timur, Banda Aceh
Selama ini Jroh merupakan salah
satu tabloid yang memberikan jalan untuk mengakhiri penderitaan muridmurid SD Cot Lheue Reng. Karena itu, saya meminta kepada Save The Children yang memperbaiki SD tersebut, dan juga kepada pihak pemerintah yang bertanggungjawab untuk bisa mencarikan solusi merampungkan bangunan sekolah kami. Kami khawatir jika proses pembangunannya tidak selesai-selesai, akan banyak murid-murid yang sakit karena belajar di luar ruangan. Prestasi anak murid juga terus menurun. Kapan penderitaan ini berakhir? Radial Hasan
Desa Cot Lheue Reng Kec. Trienggadeng Kab Pidie
RALAT MAAF ADA KESALAHAN YANG CUKUP MENGANGGU DALAM EDISI JROH SEBELUMNYA DIMANA TERTULIS NOMER EDISI 3, YANG BENAR ADALAH NOMER EDISI 4 (1-15 DESEMBER 2006) REDAKSI
JALAN PANJANG YANG BERLIKU proses rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh yang ditangani BRR masih berjalan lamban. Padahal masalah dana tidak menjadi kendala lagi, karena pemerintah sendiri melalui APBN tahun 2006 telah mengalokasikan sebesar Rp 9 triliun. Namun yang terjadi sampai akhir November tahun ini dana tersebut baru terserap cuma sekitar 29 persen, kata Jusuf Kalla di Banda Aceh, 3 November 2006 lalu. Bappenas juga bingung kenapa dana tidak dipakai-pakai juga, ujarnya heran. Hasil analisis Greenomics Indonesia dalam laporannya berjudul Menakar Hambatan Rekonstruksi Aceh di Jakarta, 15 September 2006 juga menyebutkan bahwa proses rekonstruksi Aceh berjalan sangat lamban. Kelambanan proses rekonstruksi tersebut ternyata bukan saja bersumber dari BRR, tetapi juga bersumber dari komponen di luar BRR. Hambatan total rekonstruksi yang berasal dari komponen BRR sendiri menempati urutan pertama dengan tingkat hambatan sebesar 31,43%. Komponen pemerintah pusat berada pada posisi kedua dengan tingkat hambatan sebesar 28,57% yang disumbangkan oleh Presiden/Wapres serta tujuh departemen/badan yang merupakan pembantu
Presiden. Kemudian diikuti oleh lembaga internasional dan Pemerintah Aceh masing-masing sebesar 22,86% dan 17,14%. Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, Elfian Effendi menyebutkan jika diakumulasi, ternyata tingkat hambatan dari komponen di luar BRR mencapai angka 68,57%. Ini menunjukkan bahwa rekonstruksi Aceh tidak secara penuh dikomandani oleh BRR. Bahkan, faktor penentu keberhasilan atau kegagalan rekonstruksi Aceh, sebesar 68,57% ditentukan oleh komponen pemerintahan pusat, lembaga internasional, dan Pemerintah Aceh sendiri, ujarnya Greenomics merekomendasikan agar pada awal tahun 2007, proses transisi dapat dimulaiyang diawali oleh periode persiapan transisi secepatnya. Gubernur Aceh definitif dan pihak BRR akan mengawal proses transisi tersebut. Sehingga, awal 2008 nanti Pemerintah Aceh sudah mengurus rekonstruksi Aceh sendiri, yang diperkuat oleh pelaksanaan UU Pemerintahan Aceh. BRR kemudian dapat berfungsi sebagai fasilitator rekonstruksi dari pemerintah pusat, yang dapat bertindak sebagai badan pendukung rekonstruksi, ujar Elfian. ■
SUSUNAN TIM MEDIA: Penanggung Jawab/Pimpinan Umum: Rizal Malik Pimpinan Redaksi: Mochamad B Winoto Redaktur Pelaksana: Tony Alexander, Wakil Redaktur: Fadjar Pratikto Reporter: M Istijar, Aceh Jaya: Muhammad, Banda Aceh: Muhammad Purna. Nagan Raya/Meulaboh: Jaka Rasyid. Distribusi: Vera Deniza; Amir Yunus Sirkulasi: Masyarakat Partisipatif (Aceh Jaya) Paska Pidie (Pidie) Paska Bireuen (Bireuen) GeRAK (Banda Aceh) GeRAK (Aceh Barat), Papan - Meulaboh ALAMAT REDAKSI: Transparency International (TI) Indonesia Jl. T Iskandar Km.5 (M Nuri) Lam Ujong, Meunasah Baet, Aceh Besar Phone/Fax: +62(0) 651-22 780 Email:
[email protected] website: www.ti.or.id
LAPORAN UTAMA
HALAMAN
3
Korban Masih Menunggu Janji Sejumlah masalah masih melilit proses rekonstruksi Aceh yang sudah berjalan selama dua tahun ini. Masalah pertanahan adalah salah satu factor yang mendesak harus diselesaikan. Ahmad H/ Fadjar P
K
alau melihat aliran dana ke
tersebut
oleh
dala dalam usaha membangun pe-
Utusan Khusus Sekjen PBB Bill
sempat
disorot
rumahan kembali untuk mereka
Clinton. Menurut mantan Presiden
yang tak memiliki tanah.
Amerika ini, pelaku rekonstruksi
Berbeda dengan itu, Christian A.
harus segera memindahkan para
Rey, Manager Multi Donor Fund
pengungsi dari barak ke rumah-ru-
(MDF) for Aceh Nias yang belum
mah permanen. Dia juga mewanti-
lama mengunjungi pantai Barat Aceh
wanti supaya BRR dan Pemda Aceh
menyimpulkan banyak perubahan
tinggal yang baru. Setelah hampir
tidak melupakan puluhan ribu kor -
yang sudah terjadi dalam proses re-
dua tahun lamanya bencana terse-
ban tsunami yang masih bertahan
konstruksi, antara lain sudah sedikit korban yang tinggal di tenda atau
but berlalu, mereka masih tinggal di
di barak-barak dan mengupayakan
Provinsi Nanggroe Aceh
barak-barak sementara yang kondis-
tanah bagi korban penyewa rumah.
barak. Juga ada kemajuan pemban-
Darussalam (NAD) pasca
inya sudah semakin memprihatin-
Hasil audit Badan Pemeriksa
gunan kembali Aceh di daerah-daer-
tsunami yang begitu besar
kan.
Keuangan (BPK) terhadap kinerja
ah lain. Tentu tidak bisa semuanya diselesaikan dalam jangka pendek
mencapai puluhan triliun
Banyak warga korban, terutama
BRR yang dilakukan dari tanggal 7
rupiah, baik dari APBN maupun
yang masih menghuni barak hunian
Februari sampai dengan 18 Maret
ini, terlepas dari kendala-kendala di
lembaga donor yang disalurkan mela-
sementara (huntara) diserang oleh
2006, juga sangat mengejutkan. Ki-
lapangan. Secara keseluruhan sudah
lui Badan Rekontruksi dan Rehabil-
berbagai penyakit, akibat dari sani-
nerja Badan Pelaksana BRR tidak
cukup banyak perubahan, jelasnya
itasi (BRR) Aceh-Nais dan sejumlah
tasi jelek dan sudah terlalu lama,
sebanding dengan renumerasi (gaji)
kepada Jroh.
NGO, semua orang pasti berfikir
tinggal di tempat yang kurang lay-
yang diterima, demikian hasil pe-
Begitu juga dengan kegiatan re-
bakal banyak kemajuan yang dica-
ak. Kehidupan mereka sangat rent-
meriksaan tertanggal 9 Juni 2006.
konstruksi yang dilakukan MDF
pai dalam proses rekonstruksi sela-
an terserang berbagai wabah penya-
Selain itu, audit BPK juga menye-
Christian mengakui ada kendala-
ma dua tahun ini. Minimal kebutu-
kit terutama pada musim hujan. Se-
butkan, kebijakan pelaksanaan pro-
kendala dalam menjalankan kegia-
han dasar korban tsunami sudah
bagian korban merasa frustasi kare-
gram rehabilitasi dan rekonstruksi
tan rekonstruksi meskipun tidak sig-
bisa terpenuhi.
na ingin segera kembali hidup nor -
belum sepenuhnya tepat dan diko-
nifikan. Dalam realisasi rekon-
mal, tapi terkendala oleh kelam-
munikasikan kepada satuan kerja
struksinya, dari 17 proyek selama 18
rekonstruksi Aceh ini dianggap
batan proses rehabilitasi dan rekon-
BRR yang ada. Audit BPK titu juga
bulan ini, dana yang terserap untuk
sejumlah kalangan masih jauh dari
truksi ini.
menunjukkan bahwa pengorganisa-
kegiatan sudah mencapai 43%. Ada
Kenyataan berkata lain, proses
yang diharapkan. Untuk pemban-
Begitu juga dengan korban tsu-
sian pelaksanaan program rehabili-
juga kendala-kendala lain dalam
guan rumah permanent saja yang
nami yang sudah kembali ke rumah
tasi dan rekonstruksi belum optimal.
proses ini, tapi menurut Christian,
ditargetkan 78.000 unit siap diban-
bantuan yang dibangun oleh BRR
Memang tidak semudah membali-
kehadiran MDF justru menyelesai-
gun oleh BRR dan NGO pada 2006
atau NGO juga masih banyak yang
kan telapak tangan dalam proses
kan masalah tersebut melalui ban-
ini, ternyata hanya 57.000 unit yang
bermasalah dengan bangunan baru
rekonstruksi Aceh ini. Kepala BRR
tuan kapasitas.
terealisasi, jumlah tersebut sudah
itu. Mesti memperbaiki dulu rumah
Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto
Sementara itu, Francesco Fontan,
termasuk dengan rumah permanen
bantuan yang belum memadai un-
mengakui keterlambatan rekontruksi
Head of European Comission office
yang dibangun tahun 2005.
tuk ditempati. Belum masalah sa-
disebabkan oleh beberapa factor.
Aceh, mengatakan dalam tahun-
Berdasarkan data di Pemda Aceh
rana sanitasi, serta belum tersedi-
Diakhir tahun 2005 dan awal 2006
tahun pertama ini proses rekon-
Barat kebutuhan rumah untuk kor-
anya air bersih dan sarana transpo-
ini, BRR membuat anggaran besar,
struksi sangat sulit akibat bencana
ban tsunami disana sebanyak
tasi secara memadai. Jalan rusak
dengan asumsi proyek dapat meny-
dan konflik. Ke depan, konsolidasi
13.364, dari jumlah tersebut 40 per-
parit tidak ada, jika musim kema-
erap dana itu. Dalam perencanaan
harus dilakukan dengan belajar dari
sen sudah terbangun dan sisanya
rau debu begitu tebal, dan jika hu-
tahun 2006 lalu, banyak dilakukan
proses awal tersebut, seharusnya
dengan asumsi-asumsi namun sulit
pada tahun-tahun mendatang masa-
teralisasi terutama untuk kawasan
masa sulit sudah tidak ditemukan
Simuelue dan Calang, Aceh Jaya.
lagi, dan rekonstruksi ini bisa ber-
Kenyataannya tak seindah yang
jalan lebih baik lagi, ujarnya saat
dibayangkan.
menghadiri konfrensi pers di kantor
Penyebabnya menurut Kuntoro
Proses rekonstruksi ada batasn-
pembangunan tidak ada disini, sep-
ya. Eksistensi BRR Aceh sendiri akan
erti untuk membangun jalan tidak
berakhir pada tahun 2009. Sejum-
ada yang memenuhi syarat, kemu-
lah NGO asing juga demikian. MDF
dian yang sangat membikin repot
bahkan setahun lebih lama dari pada
berbagai peraturan penunjukan lang-
BRR yakni sampai tahun 2010. Ada
sung pembangunan rumah baru ke-
juga beberapa NGO yang akan men-
luar kemarin, begitu juga dengan
gakhiri kegiatan rekonstruksinya
aturan pendukung lain juga lambat
pada akhir 2006 ini. World Vision
turun dan saat ini ada satu aturan
salah satu NGO yang akan mengev-
yang sangat dibutuhkan tetapi be-
aluasi kegiatan rekonstruksinya
lum turun yaitu soal pengadaan
pada awal 2007 ini untuk menentu-
tanah, ujarnya. Tanpa peraturan
kan apakah hendak dilanjutkan.
tanah ini sangat sulit untuk membuat jalan dan insfrasturtur lain.
Para korban Tsunami yang masih tinggal di barak Meuraxa, Banda Aceh.
masih dalam proses pengerjaan. Pj
FOTO/ISTIJAR
jan tergenang air.
MDF, 15 Desember lalu.
bisa macam-macam. Pendukung
Belakangan Katrina Peach, Communications Manager World Vision
Masalah pembebasan tanah me-
memastikan bahwa bukan kegiatan
mang sempat mencuat belakangan
World Vision yang berakhir, tapi fase
ini. Pembangunan jalan
rehab-rekons akan berakhir Juni
di Lhong,
Aceh Besar misalnya masih tergan-
2007. Sejauh ini World Vision
jal pembebasan tanah. Begitu juga
lum menentukan apa program sete-
dalam proyek penyaluran air bersih
lah 2006, apakah akan dilanjutkan
yang didanai oleh JICS, masih
rehab-rekons atau ada program lain
tersendat urusan ganti rugi tanah
yang mendesak, semua itu akan ter-
yang belum mencapai titik temu.
jawab setelah evaluasi tahap akhir
Atas munculnya masalah tanah,
dengan semua tim
mungkin kita tidak bisa menyalah-
ujarnya kepada Jroh.
be-
attechman ,
kan lembaga yang memberi bantu-
Waktu yang terbatas ini tentu saja
an, barangkali Pemda lambat dalam
harus dimanfaatkan betul oleh se-
menyediakan tanah.
luruh komponen yang terlibat dalam
Bupati Aceh Barat T. Alamsyah Ban-
Sejumlah proyek lainnya seperti
ta mengakui, proses rekontruksi di
pembangunan sekolah, sarana kese-
Aceh Barat sangat lambat. Per -
hatan, sanitasi air bersih, infastruk-
Bagi korban tsunami, masalah
proses rekonstruksi ini untuk me-
masalah serupa juga terjadi di Aceh
tur jalan dan jembatan, serta ban-
tanah juga menjadi persoalan seri-
maksimalkan kerja dan sumber day-
Jaya, dari 13.000 unit rumah yang
tuan ekonomi, juga masih ada yang
us. Dari 25.000 korban yang tinggal
anya yang ada. Proyek rekonstruksi
direncanakan, baru terbangun seki-
menyisakan masalah. Sebagai con-
di barak, sebanyak 10.000 KK diant-
yang bersifat reaktif dan karitatif
tar 3.000 unit sisanya masih berupa
toh proyek bantuan boat untuk
aranya adalah orang-orang memili-
seperti dua tahun sebelumnya sudah
janji. Di Pidie, Aceh Besar dan Kota
sejumlah daerah pesisir barat dan
ki tanah sebelum bencana itu terja-
mesti ditinggalkan, diganti dengan
Banda Aceh, warga juga masih men-
timur, hampir sebagian bermasalah
di. Tapi kini tanahnya sudah rusak
kegiatan lain yang lebih strategis.
geluhkan janji-janji dari NGO un-
karena tidak sesuai dengan spesi-
secara permanen atau menjadi laut.
Pada tahun 2007-2008 dan tahun-
tuk membangun rumah namun hing-
fikasi teknis yang diinginkan nelay-
Selebihnya, yaitu 15.000 KK adalah
tahun berikutnya sudah harus me-
ga saat ini masih belum ditepati.
an. Akibatnya sebagian bantuan
orang-orang yang berstatus penyewa
letakan fondasi ekonomi jangka pan-
tersebut menjadi mubazir, tidak bisa
dan penggarap lahan, jelas Senior
jang bagi masyarakat Aceh, tandas
dimanfaatkan.
Program Oxfam di Aceh, Ian Small.
Said Faisal Baabud, Deputi Bidang
Hak atas tanah juga merupakan ken-
Ekonomi dan Usaha.
Lebih dari 25.000 korban tsunami di
Aceh, sampai saat ini masih
belum memiliki tanah dan tempat
Kelambanan proses rekonstruksi
HALAMAN
4
LAPORAN UTAMA
Rekonstruksi Perlu Dipercepat FOTO/HAMZAH
S
elama
hampir dua tahun
berdampak besar bagi perekonomi-
Masbar juga mengeluh-
ini, proses rekonstruksi Aceh
an daerah. Disarankan, dana un-
kan banyaknya dana rekon-
masih berjalan lambat. Hal
tuk pembangunan perumahan se-
struksi Aceh baik dari luar
ini terlihat dalam pemban-
baiknya disalurkan kepada warga
negeri maupun domestic
gunan rumah bantuan yang dilaku-
bersangkutan dalam bentuk uang
yang beralih
kan oleh sejumlah pihak, khusus-
tunai secara bertahap dan diban-
ah, bahkan luar negeri.
nya BRR. Demikian ditegaskan oleh
gun sendiri oleh si pemilik tanah.
Dana yang tertinggal disi-
pengamat ekonomi dari Universitas
Hal ini akan menghindari bebera-
ni hanya 30%, karena ban-
Syah Kuala (Unsyia) Prof. Dr. Raja
pa hal seperti proses tender yang
yak NGO yang menggu-
Masbar, M. Sc usai seminar Poli-
tidak fair, tingkat korupsi yang
nakan tenaga ahli dari luar,
tik Rekonstruksi: Bagaimana agar
tinggi, dan tingkat keuntungan
dan tenaga pelaksana dari
bantuan (bermanfaat) menjadi Re-
yang berlebihan bagi developer yang
luar Aceh. Saya melihat itu
konstruksi (maksimal) yang dige-
akan mengalir ke luar Aceh
dari proposal-proposal yang
lar
ke luar daer -
dibuat NGO, tandasnya.
Tari (Tunas Aceh Research In-
Atas dasar itu juga, Masbar men-
stitute) dan Bank Dunia di Banda
yarankan perlunya percepatan ter -
Meski banyak dana rekon-
Aceh pada 28 November 2006 ke-
hadap proses rekonstruksi Aceh
struksi yang lari ke luar
marin.
Clinton saat kunjungan ke Banda Aceh.
supaya target-targetnya bisa terca-
Aceh, Misbar mengakui ada-
Keterlambatan tersebut menurut
pai. Percepatan itu dianggap pent-
nya perubahan dalam ekonomi
si BRR selama ini yang dianggapn-
Masbar, karena para penanggung-
ing, karena ia tidak ingin ada sisa
masyarakat Aceh secara signifikan
ya seperti Badan Perencana Pem-
jawab perumahan di BRR tidak ber -
dana dalam pembangunan kemba-
pasca bencana gempa dan tsunami.
bangunan daerah (Bappeda), yang
pengalaman dalam proses tender,
li Aceh. Dan, satu hal lagi menu-
Cuma ada kelambanan dalam daya
menangani semua pembangunan di
sehingga proses pelelangan menja-
rutnya, percepatan proyek ini harus
serap ekonomi di daerah, jelas pen-
Aceh. Selain itu kedudukan Guber -
di berlarut-larut. Itu belum dit-
benar -benar dirasakan oleh ma-
gelola bank BPD Aceh ini. Menying-
nur NAD sebagai Wakil Ketua BRR
ingkat pelaksanaan yang seringka-
syarakat local. Rekonstruksi harus
gung adanya keluhan bantuan
dinilainya juga tidak tepat, karena
li tersendat karena ulah para kon-
dipercepat lagi dan menggunkan
ekonomi yang digunakan oleh pen-
akan mengurangi fungsi pengawasan
traktor.
orang local dalam kegiatan terse-
erima bantuan untuk kepentingan
dalam proses rekonstruksi Aceh. Ke
Menurut Masbar, jika komitmen
but, karena orang local akan mem-
konsumsi, menurutnya, jumlahnya
depan Keprres BRR harus direvisi, ke-
NGO dapat dipertahankan maka
belanjakan uangnya disini, jelas
masih kecil.
luarkan posisi gubernur dari jabatan
pembangunan perumahan akan
Misbar kepada Jroh.
Masbar juga menyinggung fung-
wakil ketua BRR, ujarnya. ■
Percepat Peraturan Pertanahan udah hampir dua tahun proses rekonstruksi Aceh berjalan. Bagaimana Bapak menilai pemenuhan kebutuhan pokok para korban tsunami dalam pembangunan kembali Aceh ini?
S
tuk pembangunan rumah adalah
Saya kira yang paling pokok
kan penghasilan mereka. Bagaim-
mereka-mereka yang disebut pe-
adalah pengadaan mengenai per -
ana orang bisa berkerja penuh
nyewa. Karena mereka tidak mem-
aturan pengadaan tanah. Ini yang
kalau mereka hanya bisa menaf-
punyai tanah dan apa-apa. Dan
paling penting. Kalau aturan itu
kahi keluarganya untuk dua
kebanyakan orang dari sini. Dan
tidak jelas, kita akan melihat ter -
minggu dari empat minggu yang
penyewa-penyewa ini mesti kita
us melihat berbagai persolan.
diperlukan. Jadi macam-macam
pecahkan persoalannya. Dulu
Seperti yang kita lihat terjadi di
akrobatnya dari apatur itu. Lalu
mereka menyewa di Ulee Lheu atau
Leupung, soal tanah. Kita akan
bagaiman kita bisa membuat Aceh
Peunayong. Semuanya hancur,
melihat susahnya mencari tanah
ini lebih baik, apabila aparat yang
mereka tidak punya apa-apa.
terhadap para penyewa-penyewa
mesti membuat perencanaan
ini. Itulah persoalan yang paling
melaksanakan itu masih penuh
penting yaitu peraturan.
berakrobat.
Apa yang akan dilakukan BRR untuk mengatasi masalah para penyewa ini?
Mengenai penyerapan dana yang masih minim, khabarnya baru 50% di tahun 2006, itu bagaimana?
Jadi konsepsinya bagamana, kita sudah keluarkan dan tetapkan, dan jadwalnya sudah dalam pelaksanaan. Untuk perumahan 50% lagi yang harus diselesaikan dalam jangka waktu 1 tahun.
Cari tanah. Tapi tanahnya di
Sekarang ini sudah selesai 57 ribu
Aceh Besar bukan di kota madya.
50% anggaran itu tidak terpa-
rumah. Dan dalam proses ini ada
Mereka maunya dekat-dekat den-
kai sebabnya macam-macam, ada
22 ribu lagi, jadi kira-kira 79 ribu
gan pasar atau pelabuhan. Mana
proyek-proyek yang tanahnya be-
akan selesai bulan Maret atau April
ada tanah. Inilah persoalannya se-
lum siap. Kalau tanahnya belum
nanti. Lalu Januari mulai lagi, lalu
hingga pembangunan rumah un-
siap bagaimana kita bisa bangun
pertengahan 2007, 95 ribu rumah
tuk mereka jadi lama. Mereka yang
gedung. Peraturan mengenai per -
selesai. Sisanya tinggal sedikit dari
tidak punya rumahnya kan lebih
tanahan itu belum siap ini ad-
total 128 ribu rumah.
kecil. Dana tidak masalah cuma
alah penghambat paling utama.
cari tanahnya ini yang susah.
Master Plan kota itu belum jadi.
Sejauh ini, tingkat keberhasilan dalam pemenuhan para korban Tsunami ini?
BRR untuk persoalan tanah ini?
bangunan kalau master plan kota
Kita mendesak pemerintah un-
Banda Aceh belum jadi. Kemam-
bersihan sawah sudah 80%.
tuk segera menyelesaikan aturan
puan kontraktor terbatas. Ada
Sudah ada sawah-sawah yang
ini, dan apa yang bisa kita laku-
tingkat kehatian-hatian yang
sudah mulai panen.
kan disini kita lakukan. Namun
tinggi supaya tidak terjadi peny-
kecepatannya sangat terbatas.
impangan.
Ada banyak masalah, jalan beYang pokok-pokok sebagian be-
lum jadi, jadi bagimana menga-
sar sudah terpenuhi, memang
ngkut bahan material. Jembatan
baru 50% kalau dari dalam pem-
belum jadi. Jalan masih 60%
bangunan rumah. Kerena pem-
yang belum jadi.
bangunan rumah butuh waktu kira-kira
setahun
lagi.
Tapi
sekarang yang paling pokok un-
Bagaimana bisa melakukan pem-
Jika rumah sudah 50%, Pem-
Masalah Apa yang masih muncul dalam Rekontruksi ini?
Kuntoro Mangkusubroto
Sejauh ini, apa yang dilakukan
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi berbagai persoalan yang masih terjadi sekarang?
Karena kita terkendala oleh aturan yang tidak bisa kita tembus.
Apa saran Bapak untuk membangun kembali Aceh yang lebih baik?
Langkah apa yang perlu ditempuh untuk mempercepat proses rekonstrukasi Aceh? Pertama, percepatan peraturan pertanahan kemudian, kita akan
Ya n g p a l i n g p o k o k a d a l a h
membantu Gubernur dan Waliko-
aparat pemerintahan yang bersih.
ta menyelesaikan master plan-
Saya kira tidak hanya dengan pen-
nya. Ini dua paling pokok. Soal
didikan, tetapi juga meningkat-
korupsi juga tidak main-main. ■
LAPORAN UTAMA
HALAMAN 5
Rumah Idaman yang Masih Jadi Impian Sebagian rumah yang dibangun oleh BRR dan sejumlah NGO belum bisa ditempati oleh warga karena kualitasnya dianggap rendah. Kebanyakan pembangunan rumah yang bermasalah, dikerjakan oleh kontraktor. Membangun rumah bantuan ternyata tak semudah yang direncanakan.
dari kontraktor ke komunitas, tapi masih belum final. Sejauh ini, penggunaan kontraktor terutama yang lokal masih dianggap memadai asal pengawasanya diperketat. Hal ini dimaksudkan untuk kepentingan perkembangan sector riil di Aceh. Memang tidak semua proyek bantuan rumah BRR yang dikerjakan kontraktor diprotes warga. Ada se-
Fadjar Pratikto/Purna Ali
D
ari laporan evaluasi yang di-
Church World Service (CWS) di Desa
bantuan sebuah NGO di Kutaraja,
bagian kontraktor yang mengerjakan
Meue, Trienggadeng. Semuanya di Pi-
yang sengaja dibongkar pemiliknya
proyek itu dengan memuaskan sesuai
die.
karena kecewa dengan hasil kerja
dengan target, seperti dalam pemban-
kontraktor yang tidak sesuai dengan
gunan rumah BRR di Desa Keude
harapannya.
Trienggadeng, Pidie. Sebaliknya
kumpulkan komite peman-
Sistem yang melibatkan komuni-
tau kecamatan di Kutaraja,
tas memang bukan jaminan. Ban-
Banda Aceh menunjukan
tuan rumah UN-Habitat di Desa Peu-
BRR adalah salah satu lembaga
proyek itu menjadi bermasalah keti-
bahwa bantuan rumah yang
rade, Kec. Panteraja, Pidie yang di-
pemerintah yang paling banyak diko-
ka para kontraktor tidak bertang-
dibangun dengan melibatkan ma-
laksanakan oleh Kelompok Penger -
mplain dalam masalah pemban-
gungjawab. Persoalan yang terjadi di
syarakat secara aktif, hasilnya leb-
jaan Rumah (KPR) tidak bisa dise-
gunan
Kutaraja, Banda Aceh adalah salah
ih memuaskan warga dan tepat wak-
lesaikan seperti diharapkan. Akibat
sepenuhnya menggunakan kontrak-
tu. Pengalaman ini paling tidak di-
membengkaknya harga material,
tor sebagai pelaksanaan proyek. Ket-
Berdasarkan pengaduan masya-
lakukan oleh UN Habitat saat mem-
sejumlah rumah tidak dilengkapi
erlibatan warga dan aparat desa han-
rakat dari Desa Peulanggahan yang
bangun rumah di Desa Peulanggah-
dengan platfon dan WC. Belum lama
ya sebatas ditingkat perencanaan. Di
disampaikan pada 12 September 2006,
an, Kecamatan Kutaraja.
ini, puluhan korban tsunami dari
tingkat pelaksanaan, BRR juga tidak
disebutkan bahwa bantuan rumah
Dari 325 rumah yang direncana-
Desa Rawa Gampong, Buangan,
mampu secara ketat mengawasi pe-
dari BRR yang telah ditinggalkan oleh
kan, semuanya bisa diselesaikan se-
Meurah Dua, Kec. Pidie juga mem-
kerjaan kontraktor, sehingga mun-
kontraktor masih menyisakan ma-
suai dengan target. Sementara itu,
persoalkan bantuan UN-Habitat.
cul berbagai persoalan seperti rumah
salah. Kondisi rumah bantuan itu
beberapa NGO dan BRR yang mem-
Masalah hampir sama terjadi dalam
tidak sesuai Spek dan belum layak
asal jadi, kayu yang digunakan di
bangun rumah di desa itu dengan
bantuan rumah UN Habitat di ke-
huni.
bawah standar kwalitas yang disepa-
melibatkan kontraktor sebagai pel-
camatan Setia Bakti dan Sampoini-
Korbankan Kualitas
kati. Rumah yang diklaim kontraktor
aksana langsung, realisasinya ter -
et, Aceh Jaya meski akhirnya bisa
Proyek perumahan yang dibangun
sudah dikerjakan 100% dalam ken-
tunda, dan hasilnya kurang me-
diselesaikan secara musyawarah.
BRR dan NGO melalui kontraktor
yataanya masih jauh dari sempurna,
muaskan.
Begitu juga dalam pembangunan
dianggap sebagai penyebab kualitas
sehingga belum bisa ditempati war -
rumah bantuan menjadi rendah. Ba-
ga. Hasil investigasi Gerak Aceh juga
gaimanapun juga kontraktor ingin
semakin memperkuat rendahnya tang-
mendapatkan untung dengan cara
gungjawab kontraktor.
rumah
bantuan
karena
menekan seminimal mungkin biaya.
Kasus yang hampir sama terjadi
Saya melihat, akibat sistem tender
pada proyek pembangunan rumah
yang lebih mengutamakan me-
BRR di Desa Keude Panteraja, Pi-
menangkan penawar terendah,
die. Kondisi sebagian rumah bantu-
membuat pekerjaan di bawah tang-
an itu dianggap tidak memuaskan,
gung jawab BRR, mutunya sangat
seperti ada bangunan yang keadaan-
rendah, kata Ketua BPD Gapensi
nya miring dan retak dibeberapa
NAD, Drs H Lukman CM.
bagian. Begitu juga yang terjadi
Sistem tender yang ditetapkan BRR,
dalam proyek pembangunan rumah
menurutnya, membuat peserta lelang
BRR di Desa Meue dan Sagoe, Kec.
proyek (umumnya pengusaha Aceh),
Trienggadeng, Pidie. Meski rumah be-
mau tak mau ikut-ikutan melakukan
lum siap 100 %, dan masih belum
penawaran sangat rendah dari pagu
beres, penerima bantuan sudah
atau total proyek yang disediakan.
harus tanda tangan serah terima ru-
Dampaknya sudah bisa dilihat setiap
mah. Keadaan serupa juga terjadi
proyek di bawah BRR, kualitasnya di
dalam pembangunan rumah bantu-
bawah standar. Pengusaha jelas tidak
an BRR di beberapa desa Kec. Sa-
mau rugi. Akhirnya, mereka (kontrak-
malanga, dan Simpang Mamplam di
tor) menekan pekerjaan, sehingga mu-
kabupaten Bireuen.
tunya tidak seperti yang diharapkan, tandas Lukman.
Rumah bantuan yang sudah lapuk di Meuraxa.
FOTO DOK/TII
satu kasus.
Ulah kontraktor yang nakal juga mencederai pembangunan rumah
Kebijakan BRR ini, berbanding ter -
yang disokong oleh Save The Chil-
balik dengan kebijakan yang dilak-
dren di kabupaten Pidie. Sebagian
sanakan NGO asing yang meng-
rumah bantuannya di Desa Mesjid,
gunakan mekanisme tender, seperti
Kec. Panteraja, dan Desa Meue, Kec.
Pasiad Turki, UNICEF, Save The Chil-
Trienggadeng, dilaporkan meng-
dren, dll. Mereka umumnya men-
gunakan kayu bermutu rendah seh-
gambil kontraktor yang berani
ingga cepat lapuk. Keadaan ini mem-
melakukan penawaran dengan har -
buat Save the Children tidak mau
ga tertinggi, lanjut Lukman yang
menerima rumah yang telah diker -
juga berprofesi sebagai kontraktor.
jakan kontraktor itu, bahkan sejum-
Cerita sukses lembaga donor/
rumah semi-permanen yang didan-
Mulai dari tender proyek dan penga-
lah bangunan rumah yang dianggap
NGO dalam membangun rumah ban-
ai Oxfam di desa Peulanggahan,
wasan pekerjaan di lapangan, menu-
tidak memenuhi standar diberi tan-
tuan juga bisa ditemukan di Desa
Kutaraja.
rutnya, mereka yang terjun langsung,
da palang untuk menunjukkan bagian rumah yang harus dibongkar.
Kutaraja.
Meski ada celah masalah, pende-
sehingga mutu proyek yang dilaksan-
Proyek pembangunan rumah UN
katan berbasis masyarakat dalam
akan oleh NGO ini jauh lebih baik
Masalah yang terkait dengan kon-
Habitat dan World Vision yang mel-
kasus bantuan rumah di Meuraxa
dibanding yang dikerjakan oleh BRR.
traktor juga terjadi dalam penyalu-
ibatkan partisipasi masyarakat te-
dan Kutaraja, kota Banda Aceh pal-
Anggapan tersebut dibantah Sek-
ran bantuan rumah dari Yayasan
lah memuaskan warga, dengan re-
ing tidak mampu mengeleminir ke-
retaris BRR, Tgk. Kamaruzzaman.
Medan Peduli sebanyak 112 unit di
alisasi hampir 100%. Begitu juga
mungkinan manipulatif. Memang
Menurutnya, walaupun BRR mene-
Desa Reudeup, Panteraja. Bantuan
dengan proyek rumah bantuan World
tidak semua sistem pembangunan
tapkan kontraktor yang melakukan
rumah yang bersumber dari World
Vision di Desa Merduati, Kutaraja,
rumah yang menggunakan kontrak-
penawaran terendah, tapi bukan be-
Relief dan FCBC Singapura ini se-
serta Desa Punge Ujong, Gampong
tor hasilnya tidak memuaskan.
rarti BRR mengorbankan kualitas pe-
bagian dikomplain karena tidak
Blang dan Lamjabat, Kecamatan
Proyek pembangunan rumah yang di-
kerjaan. Senada dengan itu, perwak-
dilengkapi WC.
Meuraxa, Banda Aceh.
lakukan oleh IOM di Desa Merduati,
ilan BRR Banda Aceh, Pranata men-
Kasus lain terjadi di Kemukiman
Sistem yang hampir sama diterap-
Kutaraja yang berjumlah 41, bisa dis-
gatakan masalahnya muncul karena
Calang, Kabupaten Aceh Jaya. Aki-
kan oleh P2KP (Proyek Pembangunan
elesaikan sesuai target, dengan ha-
adanya kontraktor yang nakal. Kare-
bat ulah kontraktor, banyak proyek
Kecamatan dan Pemukiman) di desa
sil yang cukup memuaskan. Begitu
na itu ke depan, akan mengawasi
pembangunan rumah bantuan NGO
Gampong Jawa, Kutaraja,dan Desa
juga proyek rumah IOM, dan Mercy
mereka lebih ketat lagi. Selain itu,
asing di daerah itu yang berjalan
Punge Ujong, dengan hasil yang sama.
yang berada di Desa Lamjabat,
BRR juga telah memblack-list sejum-
tersendat. Keterlambatan pemban-
Konsep yang hampir sama diterapkan
Meuraxa. Atau bantuan rumah dari
lah kontraktor yang tidak bertang-
gunan rumah di Desa Ketapang, Pan-
Uplink dalam membangun rumah
Islamic Relief di Desa Keude Trieng-
gungjawab dalam pekerjaanya, dan
ton Makmur, Dayah Baro, dan Kp.
bantuan di 24 desa di Peukan Bada,
gadeng, Pidie.
akan mengajukannya ke pengadilan.
Blang itu akibat dari tidak komitnya
Keudah,
Kecamatan
Meuraxa dan Jaya Baru, dimana ca-
Namun dari berbagai komplain
Sedangkan kemungkinan BRR
kontraktor untuk menyelesaiakn pe-
lon penerima bantuan bisa berparti-
yang dilaporkan warga kepada ko-
akan membangun rumah dengan
kerjaan sesuai jadwal yang ditarget-
sipasi langsung.
mite pemantau di enam daerah, yak-
model partisipatif yakni diserahkan
kan. Sementara itu, para kontraktor
juga cukup
ni: kota Banda Aceh, Pidie, Nagan
kepada komunitas seperti yang di-
beralasan karena sulitnya memasuk-
berhasil dalam bantuan rumah UN
Raya, Aceh Barat, dan Aceh Jaya,
lakukan UN-Habitat, menurut Pra-
kan material ke Calang yang diaki-
Habitat di Geunteng Timu, Kec. Ba-
banyak ketidakpuasan terkait den-
nata, itu merupakan masukan. Ia
batkan karena transportasi yang san-
tee; German Agro Action (GAA) di
gan pembangunan rumah yang tidak
mengakui pernah ada pembahasan
gat jelek.
Desa Keude Panteraja; Oxfam di
melibatkan masyarakat secara
mengenai kemungkinan mengalih-
■ Diolah dari laporan mitra TI Indone-
Desa Sagou, Kec. Trienggadeng, dan
penuh. Sampai-sampai ada rumah
kan pekerjaan pembangunan rumah
sia dan komite di enam daerah.
Konsep partisipatif
HALAMAN
6
LAPORAN UTAMA
Distribusi yang Kacau Fadjar Pratikto
D
alam
proses rekonstruksi
kecemburuan adalah tidak adanya
yang tidak mau menerima bantu-
rumah permanent BRR yang tum-
Aceh, masalah rumah ban-
standarisasi dalam pemberian ban-
an dari sebuah NGO karena ada isu
pang tindih, Faisal, Satker BRR
tuan agaknya yang paling
tuan rumah. Karena keterlambatan
lembaga lain akan masuk. Hal itu
bidang Perumahan Kabupaten Na-
banyak menghiasi berita di
aturan standarisasi dalam pem-
terjadi di Gampong Matang Teun-
gan Raya menegaskan bahwa BRR
media massa. Persoalannya tidak
buatan rumah bantuan, banyak
goh, Kecamatan Jeunieb, Bireuen.
pada prinsipnya berharap agar ban-
hanya menyangkut pendekatan
bangunan yang sudah terlanjur jadi
Selain itu, dalam pendistribu-
tuan yang diberikan tidak mengal-
yang digunakan dalam membangun
akhirnya ditolak warga. Apalagi
sian bantuan rumah juga terjadi
ami penyimpangan atau tidak te-
rumah bantuan tersebut, akan teta-
belakangan muncul beberapa NGO
masalah. Ada beberapa warga yang
pat sasaran. Lembaga ini juga
pi menyangkut banyak aspek.
asing yang membangun rumah le-
mendapat rumah bantuan lebih
menyediakan mekanisme musya-
Salah satunya adalah lemahnya
bih bagus. Banyak warga yang eng-
dari satu, dalam sebuah keluarga
warah jika masyarakat merasa
bahkan setiap anggota keluargan-
dikecewakan. Terkait masalah di
ya bisa mendapat masing-masing
Kuala Trang, BRR yakin bahwa
satu rumah, padahal ada yang be-
data calon penerima rumah diper -
lum berkeluarga. Ada juga orang
oleh dari hasil musyawarah. Jika
yang bukan berasal dari daerah ben-
ternyata setelah musyawarah ter -
cana bisa mendapat bantuan ru-
dapat kekeliruan data maka itu be-
mah hanya karena dia memiliki
rarti masyarakat belum satu suara.
warisan tanah atau membeli tanah
Ia menegaskan pihaknya tidak
di daerah tersebut. Bahkan orang
melakukan permainan apa pun ten-
dari luar daerah bencana yang tidak
tang data seperti berkongkalikong
dikenal warga pun bisa mendapat-
dengan kepala desa untuk mema-
kan rumah, entah dengan cara apa.
nipulasi nama.
Rumah bantuan yang dibongkar warga di Kutaraja.
FOTO/HAMZAH
Disini mungkin ada factor KKN
Komplain warga atas rumah ban-
dengan pejabat desa atau pelaksa-
tuan yang diterimanya, tidak se-
na proyek untuk mendapatkan ru-
muanya ditanggapi serius oleh
mah.
pemberi bantuan. Hal itu terkait
Terjadi juga kasus pengalihan
dengan masa proyek yang sudah
nama penerima bantuan rumah
habis, atau tidak ada anggaran lagi
tanpa melalui proses musyawarah.
untuk memperbaikinya. Kasus itu
Nama penerima bantuan yang te-
terjadi dalam pembangunan rumah
lah disepakati dari awal ternyata
dari Yayasan Berkati Indonesia
berubah tanpa sepengetahuan war -
(YBI) di desa Alue Deah Teungoh
ga. Kasus pengalihan nama misal-
dan Deah Baro, Kec. Meuraxa, Ban-
nya terjadi di Desa Peulanggahan,
da Aceh. Sedangkan proyek pem-
Kutaraja.
bangunan rumah Oxfam di Desa
Ironisnya meski banyak warga
Sagoe, Kec. Trienggadeng, Pidie
yang menerima bantuan rumah
yang dikomplain warga karena tidak
double, bahkan kabarnya ada yang
sesuai dengan yang diharapkan,
dapat rumah hingga sembilan unit,
ditanggapi dengan janji akan mem-
ada sebagian warga yang jelas-jelas
perbaikinya. Mamamia juga kemba-
koordinasi. Bahkan dalam banyak
gan pindah ke rumah baru itu den-
korban tsunami malah belum
li melanjutkan pembangunan ru-
hal, pemerintah daerah setempat
gan alasan belum layak ditempati,
mendapat rumah hingga sekarang.
mah di desa Blang me Barat, Kec.
dari mulai Pemda sampai kepala
atau tidak sesuai dengan yang di-
Kasus distribusi rumah yang tidak
Jeunib, Bireuen setelah terhenti
desa, kurang dilibatkan. Kami se-
harapkan. Kasus ini terjadi pada
adil ini terjadi di desa Kuala Trang,
karena selisih paham dengan war -
laku Keuchik disini, tidak pernah
bantuan rumah semi-permanent
Kec Kula, Kabupaten Nagan Raya.
ga.
diajak berbicara soal proyek mere-
yang dibangun beberapa NGO sep-
Ada pengaduan dari 8 warga set-
Respons BRR terhadap keluhan
ka, ujar Ramli, Keuchik Peulang-
erti di Peulanggahan. Di Kampung
empat, yang mempersoalkan pem-
warga bahkan lebih bagus lagi. Sep-
gahan, Kec. Kutaraja, Banda Aceh.
Jawa, Kutaraja, seorang warga bah-
berian bantuan rumah dari BRR
erti dalam kasus pembagian rumah
Konsep tata ruang dalam cetak biru
kan sengaja merobohkan dan mem-
yang dianggap berbau KKN seperti
di Blang Mee Barat, Kec. Jeunib,
pun diabaikan.
bakar rumah bantuan yang diteri-
disebut di atas
Bireuen, Agustus 2006 lalu. Saat
Masalah lain yang memincu
manya dari sebuah NGO. Ada juga
Menanggapi laporan bantuan
itu BRR menyalurkan bantuan rumah sebanyak 30 unit, namun sebanyak 17 calon penerima bukan
Dua Pendekatan Rekonstruksi
warga setempat, sementara warga Blang Mee Barat masih membutuhkan rumah. Atas protes warga,
eperti diketahui, rekonstruksi Aceh dimak-
patkan korban dengan berbagai kemampuan dan
akhirnya BRR mengalihkan 17 unit
sudkan untuk mewujudkan kehidupan yang
kapasitas, sehingga taksiran kebutuhan dilaku-
itu kepada warga desa yang berhak
lebih baik dan lebih aman pasca bencana.
kan dengan seksama dengan memperhatikan ka-
menerima rumah.
Menurut Anderson & Woodrow (1989), dalam
pasitas lokal. Sejak awal model ini mempertim-
Secara resmi, BRR juga mengu-
manajemen bencana dikenal dua model pendeka-
bangkan dampak jangka panjang, dan perlu meng-
mumkan pembuatan bukti keabsa-
tan yaitu konvensional dan pemberdayaan. Seperti
hormati gagasan dan kapasitas yang ada pada
han atas bantuan rumah yang te-
dikutip Renny Wahyuni, Analis Perumahan dan Per-
masyarakat setempat. Tujuannya mengurangi ker -
lah diterima korban baik dari BRR
tanahan pada Aceh Recovery Forum (ARF), perbe-
entanan dalam jangka panjang dan untuk men-
maupun NGO lain, dan pendafta-
daan kedua pendekatan tersebut terutama terletak
dukung peningkatan kapasitas.
ran bagi yang belum menerima. Ko-
S
pada cara memandang kondisi korban, taksiran ke-
Pendekatan berbasis masyarakat ini diterapkan
mite perumahan dan pemukiman
butuhan, kecepatan dan ketepatan, fokus yang
oleh sejumlah NGO, seperti UN Habitat, Uplink, World
akan mengadakan serangkaian keg-
dibantukan, dan target akhir.
Vision, Multi Donor Fund (MDF), Oxfam dll. Disini
iatan registrasi, verifikasi, dan val-
Dalam pendekatan konvensional, korban diang-
masyarakat diberi peran yang besar dalam proses pem-
idasi dari mulai 10 Desember sam-
gap tidak berdaya dan membutuhkan barang yang
bangunan rumah, melalui kelompok-kelompok yang
pai 31 Desember 2006 ini.
harus diberikan, sehingga harus melakukan tak-
anggotanya dibentuk dan disepakati oleh masyarakat
Di luar itu, BRR juga berjanji
siran kebutuhan secara cepat dan efisien. Fokus
sendiri. Pengelolaan dana pembiayaan rumah pun
akan memperbaiki rumah-rumah
utama adalah benda fisik dan material, dengan
warga yang mengatur melalui kelompok ini.
yang dianggap kurang layak di
tujuan agar keadaan kembali normal. Diawal ben-
Setiap kali ada masalah dibicarakan bersama
sejumlah daerah di Aceh melalui
cana, pendekatan ini mungkin lebih tepat meng-
antara warga (kelompok) dengan pemberi bantu-
program upgrading (perbaikan).
ingat saat itu para korban perlu bertahan hidup.
an. Jadi kalaupun ada masalah tidak bisa se-
Tidak hanya itu, beberapa lemba-
Sejumlah NGO yang turun ke Aceh dimasa tang-
prenuhnya disalahkan kepada donor. Belakangan
ga donor/NGO yang tak bisa mem-
gap darurat telah melakukan cara itu, bahkan ada
BRR juga mencoba mengakomodir pendekatan ini
perbaiki bangunannya yang diko-
yang tetap bertahan menggunakan pendekatan itu
dengan membentuk direktorat prakarsa pemban-
mplain warga, juga akan diambil-
dalam masa rekonstruksi ini.
gunan partisipatif di kedeputian bidang peruma-
alih BRR. Hanya saja untuk peker -
han dan pemukiman. ■
jaan itu, baru akan dialokasikan
Sebaliknya pendekatan pemberdayaan menem-
dalam anggaran tahun 2007. ■
LAPORAN UTAMA
HALAMAN
7
Lapangan Kerja yang Masih Sempit Pengangguran pasca tsunami di Aceh masih cukup besar. Berbagai proyek bantuan ekonomi dan produksi yang masih berjalan hingga sekarang belum mampu mengatasi masalah itu. Geliat sector perdagangan dan jasa tak cukup menyerap semua tenaga kerja yang ada, khususnya para korban. Fadjar/Aidil Mashendra
K
einginan M. Juaini untuk
membahagiakan keluarganya kini kandas. Pasalnya pria berusia 46 tahun ini harus kehilangan tempat tinggal dan lapangan pekerjaan akibat bencana tsunami. Warga yang dulunya tinggal di Kampong Baru Kecamatan Baiturahman, Banda Aceh ini sekarang pasrah tinggal di barak pengungsian Lhong Raya bersama anggota keluarganya yang tersisa. Warga yang dulunya berprofesi sebagai pedagang pakaian ini hanya bisa berharap kepada pemerintah (BRR) dan NGO supaya memberikan modal usaha kepada dirinya agar dapat kembali bekerja seperti dulu. Sebelumnya ia mengaku sudah berusaha untuk mendapatkan bantuan usaha, dari mulai mengajukan permohonan bantuan pada ketua barak hingga permohonan ke sejumlah NGO juga telah dilakukannya. Sayang dewi fortuna belum berpihak kepadanya, sampai dia sudah enggan lagi dan malu untuk membuat permohonan lanjutan. Selama ini, untuk bertahan hidup Juaini mengaku sering diajak oleh temannya sesama pengungsi untuk bekerja serabutan, seperti kuli bangunan. Menjelang Pilkada lalu, ia juga sibuk menjadi tim sukses seorang calon Walikota Banda Aceh. Ia merasa heran begitu banyak pekerjaan rekonstruksi yang ada di Aceh tapi selalu saja yang terpilih orang dari luar daerah. Harapan yang sama juga disampaikan oleh Armia, 32 tahun. Ketua Barak 25 Lhong Raya yang sebelum bencana tsunami bekerja sebagai pejual warung kopi di pasar Aceh ini meminta agar secepatnya dibuka lapangan kerja untuk para penghuni barak meskipun upahnya sedikit. Kalau bisa pemerintah atau NGO membantu kami men-
Para pengangguran yang tinggal di barak, Banda Aceh.
ciptakan lapangan kerja, ujarnya kepada Jroh. Begitulah cerita sedih yang masih tersisa dari ekses bencana alam yang tejadi dua tahun lalu. Sejak bencana melanda Aceh, sector ekonomi rakyat hancur. Aktivitas perikanan yang selama ini menjadi andalan masyarakat pantai dan memberikan kontribusi besar bagi daerah pesisir nyaris lumpuh. Pelabuhan perikanan maupun feri di daerah Ulee Leue rata dengan tanah, ratusan perahu hancur, dan ratusan hektar tambak dipenuhi lumpur. Perekonomian di sektor formal juga belum pulih. Selain itu, nyaris seluruh pengusaha lokal kehilangan asset atau modal. Jika sebelum tsunami jumlah perusahaan di Banda Aceh mencapai 356 unit, kini hanya tinggal 197 unit usa-
FOTO/AIDIL
ha. Ratusan perusahaan yang masih tersisa pun belum beroperasi secara optimal. Sudah pasti pengangguran meningkat. Data ILO menunjukkan sekitar 600.000 orang kehilangan pekerjaan. Sekitar 35.000 orang diantaranya telah terdaftar sebagai pencari kerja di kantor ILO yang tersebar di Banda Aceh, Aceh Barat, Lhokseumawe, dan Aceh Jaya. Di Banda Aceh, data resmi dari Pemda mencatat jumlah warga yang menganggur mencapai lebih dari 44.258 orang. Pada masa tanggap darurat, ribuan korban tsunami dipekerjakan oleh berbagai pihak melalui proyek padat karya. Selanjutnya Dinas Tenaga Kerja setempat, dan BRR menggelar berbagai pelatihan dan produktivitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar. Dilaksanakan program perluasan dan pe-
Bangkitnya Kejayaan Laut
S
alah satu lahan penghidupan
yang hancur akibat tsunami, adalah perikanan. Para nelayan di pesisir barat, timur dan utara Aceh yang selama ini mengggantungkan hidupnya pada laut, sangat terpukul. Sekitar 65 persen infrastruktur dan 55 persen peralatan perikanan hancur. Para nelayan dan Panglima Laot juga banyak yang tewas. Ada sekitar 13-14 ribu nelayan dinyatakan hilang atau tewas. Kondisi ini mengakibatkan susutnya produksi perikanan di Aceh hingga 60 persen. Tidak heran jika masalah perikanan ini, menjadi prioritas dalam pemberdayaan ekonomi korban tsunami. Apalagi menurut data FAO ada sekitar 5.000 perahu nelayan yang rusak dalam bencana itu. Pemerintah, BRR dan sejumlah NGO pun telah memberikan bantuan boat, dan peralatan nelayan lainnya. Disini peran Pangli-
ma Laôt dalam membangun kembali sektor perikanan menjadi penting, meskipun infrastruktur kelembagaannya hancur digilas tsunami. Dalam realisasinya, upaya pemberian bantuan pun tidak terhindar dari dampak negatif karena kurangnya koordsinasi. Konflik dan sengketa terkait dengan berbagai proses penyaluran bantuan yang tidak merata, tidak tepat sasaran maupun tidak jelas prosedurnya, muncul. Ada banyak boat bantuan dan peralatan nelayan yang akhirnya tidak bisa digunakan karena tidak memenuhi standar yang diharapkan nelayan, seperti yang terjadi di Aceh Jaya, Aceh Barat dan Nagan Raya. Akan tetapi, bencana ini juga memberikan peluang positif bagi pengembangan sistem pengelolaan perikanan berbasis masyarakat di Aceh ke arah yang lebih modern dalam hal pengelo-
laan dan perencanaan untuk mengembalikan kejayaan laut. Selama ini lembaga Panglima Laot juga cukup kuat menjadi pelampung bagi nelayan. Melalui YPMAN (Yayasan Pangkai Meuruno Aneuk Nelayan), ia mengelola hibah negara dari hasil penjualan kapal Thailan sebesar 11,9 miliar dan dari bunganya itu, 70% diperuntukan untuk beasiswa anak nelayan dan keluarganya. Miftahuddin Cut Adek selaku Sekretaris Panglima Laot NAD kepada Jroh menuturkan bahwa banyak hal yang sudah dilakukan untuk meningkatkan SDM dan pemberdayaan ekonomi, seperti memberi beasiswa untuk anak nelayan seluruh Aceh agar dapat melanjutkan studinya. Sekitar 1.365 anak nelayan telah disekolahkan. Selain meningkatkan pendidikan bagi anak nelayan, mereka juga berupaya untuk meningkatkan capacity building kelembagaan. ■
ngembangan tenaga kerja dengan menggunakan teknologi padat karya pengolahan hasil laut, seperti pembuatan ikan kayu, abon, ikan asin, dan tiram. Selain itu, ada juga program mobilitas penduduk lewat kegiatan pemberdayaan kawasan permukiman. Tak ketinggalan, organisasi PBB juga berusaha mengatasi masalah pengangguran ini. Salah satunya ILO. Kami berusaha agar warga Aceh mendapat pekerjaan kembali, janji Alan J. Boulton, Direktur ILO Indonesia saat itu. Untuk penyalurannya, ILO bekerja sama dengan berbagai NGO. Bekerjasama Depnakertrans, ILO juga mendirikan Layanan Kerja bagi Masyarakat Provinsi NAD (LKMNAD). Didirikan juga jejaring pelatihan kewirausahaan serta mitra pembangunan dengan menggunakan pendekatan Memulai dan Meningkatkan Usaha Sendiri. Lebih dari 2.000 orang telah diberikan pelatihan kerja. Lebih dari 46.000 pencari kerja secara sukarela mendaftarkan diri pada jejaring layanan ini, di mana hampir 10.000 orang telah mendapatkan pekerjaan. Selain ILO, sejumlah lembaga donor juga memberikan bantuan untuk memulihkan usaha mereka yang hancur, seperti pemberian becak motor, perahu dan peralatan produksi lainnya, hibah modal usaha, pinjaman modal bergulir, dll. UNDP membantu memulihkan lebih dari 7.000 usaha kecil dan sekitar 20.000 pada Juni tahun depan. FAO sedang dalam proses membantu lebih dari 35.000 petani untuk kembali bertani pada musim tanam, melalui penyediaan bibit, pupuk dan peralatan pertanian. FAO memperkirakan sebagian besar dari 10.000 perahu nelayan kecil yang hilang akibat tsunami telah diganti. Begitu juga dengan Oxfam yang telah membuka lapangan kerja bagi 63.600 orang melalui program padat karya. Di luar itu, BRR mulai mempersiapkan langkah baru bagi iklim investasi di Aceh, dengan membuka kantor Investor Outreach Office (IOO) atau Kantor Penunjang Pelaku Investasi (KPPI). Kantor IOO ini mulai efektif pada awal Januari 2007 di Swisbel Hotel, Banda Aceh. Setelah hampir dua tahun masa rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh, sekaranglah saaatnya merencanakan dan menciptakan sebuah iklim investasi yang berkesinambungan di masa mendatang untuk Aceh, tandas Said Faisal, Deputi Bidang Ekonomi dan Usaha BRR NAD-Nias. Memang geliat usaha kini sudah mulai muncul dimana-mana terutama di sector perikanan pertanian, jasa dan perdagangan. Nelayan sudah kembali melaut, petani mulai mencangkul sawah atau kebunnya, dan menyebar benih di tambak, serta para pedagang meramaikan pasar dan pinggir jalan. Masuknya ribuan NGO yang terlibat dalam proses rekonstruksi juga turut memperluas lapangan kerja. Hanya saja seberapa besar penyerapannya, masih belum terdata. Sebenarnya, menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan kota Banda Aceh Drs. Muzakkir Sulaiman, jumlah pengangguran di daerahnya sudah berkurang. Namun persoalannya adalah banyaknya para pengangguran yang datang dari luar kota yang tidak terdata, seperti dari medan dan daerah lainnya. Di Banda Aceh sendiri, jumlah pencari kerja semakin bertambah tapi tidak signifikan. Kami sudah melakukan langkah langkah untuk mengurangi pengangguran melalui program padat karya yang melibatkan para penganggur setempat untuk bekerja seperti pembuatan jalan, serta melakukan pelatihan-pelatihan, jelasnya kepada Jroh. ■
LAPORAN UTAMA
HALAMAN 8
Memberi Bantuan, Menuai Kecurigaan M. Istijar/Gerak Aceh Barat
U
ntuk
mengatasi masalah yang
dihadapi para korban gempa dan tsunami, pemerintah, BRR, dan sejumlah NGO telah memberikan bantuan ekonomi. Bantuan
Sebagian penyaluran bantuan ekonomi dari pemerintah, BRR dan NGO pasca tsunami dianggap bermasalah oleh penerima bantuan. Kebayakan masalahnya ternyata cuma mis-komunikasi antara pemberi bantuan, pelaksana dan penerima. Disinilah perlunya keterbukaan.
ini tidak hanya diberikan dalam bentuk uang tunai atau dana pinjaman bergu-
besar, dan tidak sesuai dengan omzet
lir melalui koperasi, tapi juga berupa alat
koperasi. Sambil menunggu siapnya kan-
produksi. Bantuan pangan/sembako
tor baru di kawasan Meureubo, kegiatan
bagi para korban yang tinggal di barak
koperasi dialihkan ke Topten.
pengungsian akan dihentikan pada awal
Hasil investigasi Gerak Aceh Barat juga
tahun 2007 ini. Kini, sebagian besar
menunjukan bahwa permasalahan itu
bantuan ekonomi diarahkan untuk
muncul karena mis-komunikadsi antara
mengatasi pengangguran, serta men-
pengurus koperasi Bunga Laut dengan
ingkatkan pendapatan.
anggotanya, sehingga mereka perlu duduk
Dalam kenyataanya, penyaluran bantuan tersebut seringkali menimbulkan
bersama untuk menyelesaikan masalah tersebut supaya tidak berlarut-larut.
masalah ditingkat lapangan. Sebagai
Kasus ini berhasil dimediasi pada 3
contoh, dalam penyaluran dana bantu-
Oktober 2006 lalu di Aula Muhammad-
an dari Menteri Koperasi/UKM kepada
iyah Kecamatan Johan Pahlawan. Mela-
koperasi perikanan PNTI Bunga Laut di
lui dialog yang cukup seru antara anggo-
Aceh Barat. Menurut Ketua koperasi, M.
ta dengan pengurus koperasi akhirnya
Gade Idris, dana bantuan tersebut te-
dicapai beberapa butir kesepakatan ber -
lah dicairkan melalui Disperindagkop
sama. Adanya isu miring terhadap kop-
Aceh Barat pada 3 Maret 2006 sebesar
erasi ini semata-mata dianggap karena
Rp. 100 juta. Dari jumlah itu, telah
kurangnya komunikasi atau penyediaan
dikreditkan kepada anggota yang me-
informasi
menuhi kriteria sebanyak Rp. 80 juta
masyarakat. Pengurus juga berjanji akan
untuk 14 anggota koperasi dengan jum-
menyeleksi secara ketat dalam menjar -
lah pinjaman bervariasi, pinjaman ini
ing anggota koperasi sehingga tidak ter -
disalurkan pada bulan Mei 2006, sedan-
jadi kemacetan kredit.
gkan sisanya akan digunakan untuk
dari
pengurus
kepada
Masalah mis-komunikasi juga terjadi
membangun kantor baru di Meureubo.
dalam penyaluran jatah hidup (Jadup)
Masalahnya penyaluran kredit terse-
bagi sebagian besar warga yang tinggal di
but dianggap sebagian anggota kopera-
barak Pengungsian Ujong Baroh, Keca-
si yang tidak menerima kucuran dana
matan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh
itu, tidak terbuka. Mereka menduga pin-
Barat. Pasalnya, sudah hampir satu
jaman diberikan kepada orang-orang
tahun, warga korban tsunami tidak
dekat Gade Idris. Ditambah lagi, ka-
mendapatkan Jadup lagi. Sekedar infor -
barnya terjadi kredit macet dalam
masi, senbelumnya melalui Departemen
pengembalian pinjaman itu. Sampai
Sosial (Depsos), pemerintah berjanji akan
September 2006 ini masih ada anggota
kembali memberikan jadup pada April
yang belum pernah sama sekali menye-
2006.
tor angsuran pengembaliannya kepada
Masyarakat hanya menerima jadup
unit simpan pinjam koperasi itu. Pe-
selama kurun waktu (5) lima bulan. Set-
mindahan kantor ke tempat lain yakni
elah itu kami tidak pernah mendengar -
Topten cafe milik Gade Idris, juga di-
kan lagi kabar masalah jadup tersebut,
curigai sebagian anggota koperasi. Pen-
ujar Alex koordinator tenda Budha Tsu
gurus lain bahkan malas untuk berkan-
Chi,
tor di tempat baru itu.
Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
Ujong Baroh, Kecamatan Johan
Perbaikan tambak di pesisir pantai Pidie.
FOTO/AGUS
an pemberdayaan fakir miskin korban
masih belum selesai. Marwan menga-
tsunami.
takan bahwa penghentian pemberian
Atas kecurigaan tersebut, Gade Idris
Lantas pertanyaannya, dimana angga-
menyatakan bahwa pemindahan kantor
ran Jadup itu. Apakah pemerintah sudah
itu bersifat sementara, dan semata-
tidak peduli kepada pengungsi korban
Informasi yang kami terima dari Su-
mata hanya untuk kelancaran opera-
tsunami. Kepala Bidang Sosial Dinas
laiman Rizwan (Kepala Dinsos Provin-
sional koperasi perikanan PNTI Bunga
Sosial Kabupaten Aceh Barat, Marwan
si NAD) memang sudah dihentikan,
Dalam kasus yang berbeda, ke-
Laut. Lagi pula, kantor lama telah habis
Arsir menjelaskan pembagian Jadup un-
ujarnya. Namun sayang, hingga kini
curigaan dalam penyaluran bantuan
masa kontrak dan untuk menyewa se-
tuk masyarakat telah dihentikan. Ban-
proses pendataan trehadap warga yang
oleh UN-FAO (United Nation Food and
buah ruko membutuhkan biaya cukup
tuan Jadup ini dialihkan ke dana bantu-
tergolong fakir miskin dan anak yatim
Agriculture Organization) di pesisir Pi-
Jadup itu sudah pernah diumumkan di salah satu harian lokal.
die, telah diselesaikan melalui mediasi. Awalnya UN-FAO memberikan bantuan dalam bentuk rehabilitasi tambak
Bantuan Produksi Nyaris Tersendat
di Desa Kule dan Kulam, Kec. Batee.
erkat kesigapan Dinas Perta-
ani langsung mempersiapkan lahan.
parency International Indonesia di
nian dan Ketahanan Pangan
Mulai dari mempekerjakan buruh tani
Nagan Raya pada 29 September 2006
(Dinas PKP) Kabupaten Nagan
hingga mengutang pembasmi ilalang
lalu. Dalam pertemuan dengan pet-
Raya, Aceh dalam menang-
ke toko racun (istilah tokoh pestisi-
ani itu, disepakati pencairan dana
gani komplain dari masyarakat, ban-
da). Petani berharap, bantuan dana itu
untuk biaya persiapan lahan dilaku-
tuan Peningkatan Produksi Padi dan
akan digunakan sebagai modal awal
kan paling lambat 13 Oktober 2006.
Lahan (P3L) dari Asia Development
berlandang. Sehingga pada sekitar
Kesepakatan tersebut telah dipenu-
Bank (ADB) akhirnya berjalan sesuai
Oktober (atau menjelang lebaran lalu),
hi dengan baik oleh pelaksana
yang diharapkan. Padahal sebelum-
ladangnya sudah bisa di panen.
proyek yakni Dinas PKP setempat.
B
Masalahnya muncul setelah satu bu-
Penyaluran dana bantuan tersebut
lan berlalu, dana bantuan yang diharap-
melalui rekening masing-masing kel-
Bantuan P3L merupakan program
kan tersebut tak kunjung cair. Para pet-
ompok tani.
dari ADB yang dikucurkan melalui
ani tidak mengetahui penyebabnya. Ten-
Dari kasus ini, Kepala Dinas PKP
Dinas PKP Nagan Raya sebesar Rp
tu saja, kondisi tersebut membuat ban-
Nagan Raya, Ir. Banta Saidi Banta
2,8 miliar. Bantuan tersebut diperun-
yak petani kecewa. Kami sudah rugi.
Saidi telah menyadari pentingnya
tukan bagi 27 kelompok tani atau
Dan hutang kami ke toko racun harus
praktek akuntabilitas dalam kegia-
sekitar 250 orang. Saat dialog ant-
dibayar pakai apa, ujar salah seorang
tan rekonstruksi Aceh. Ke depan,
ara Dinas PKP Nagan Raya, Bina
petani yang enggan disebutkan naman-
kami juga sepakat bahwa setiap in-
Swadaya (mitra ADB) dan perwakilan
ya. Tidak hanya petani saja yang dirugi-
formasi mengenai bantuan perta-
27 kelompok tani, rencananya ban-
kan, kondisi ini juga membuat rugi pe-
nian akan dipasang di masing-mas-
tuan tersebut akan dikucurkan pada
milik toko racun.
ing kelompok agar anggota juga bisa
nya, petani mengeluhkan pelaksanaan proyek yang tersendat itu.
Maret 2006 lalu. Setiap petani dijan-
Untuk mengkomunikasikan masa-
mengetahuinya. Dengan demikian
jikan akan mendapatkan bantuan
lah yang sebenarnya, Dinas PKP set-
kasus ini telah selesai dan memper -
sekitar Rp 1.5 juta.
empat menghadiri pertemuan konsul-
oleh jalan keluarnya, tandasnya
tasi publik yang difasilitasi oleh Trans-
dihadapan warga. ■
Atas informasi tersebut, para pet-
Dalam proyek ini, IRM Muhammadiyah ditunjuk sebagai pelaksananya. Belakangan, petani tambak merasa kecewa dengan hasil rehabilitasi itu. Perbaikan tambak dianggap tidak sesuai dengan perjanjian awal yang telah disepakati. Manajer Proyek IRM Muhammadiyah, Buhari mengakui ketidaksesuaian bantuan dengan apa yang telah dijanjikan, misalnya soal jumlah bibit bandeng, dari 2.500 ekor/ha yang dijanjikan menjadi 1.000 ekor/ha. Menurutnya, perubahan itu bukan kemauan IRM Muhammadiyah, tetapi dari UNFAO. Pertimbangannya, dari pengalaman kalau bibitnya terlalu kecil kemungkinan mati cukup tinggi. Penyempitan areal yang diperbaiki juga dipersoalkan warga. Keluhan petani tabak tersebut akhirnya dimediasi dalam bentuk per temuan konsultasi publik yang melibatkan semua pihak, dan dalam pertemuan berikutnya dihasilkan kesepakatan bahwa pemberi bantuan akan segera menyelesaian keluhan para petani tambak. ■
LAPORAN UTAMA
HALAMAN
9
Menunggu Air Bersih Mengalir Laporan : Fadjar/Firman Hadi
S
ejak
sus air bersih yang sama juga dialami warga di Kec. Kutara-
bencana gempa
ja, kota Banda Aceh.
dan tsunami melanda
Tidak hanya Banda Aceh, di
Aceh hingga sekarang,
daerah lain juga mengalami
warga
Kecamatan
masalah air bersih. Bulan No-
Meuraxa, Banda Aceh menga-
vember lalu, air bersih yang dis-
ndalkan air bersih dari bantu-
alurkan PDAM di Pidie berwar -
an World Vision, IRD di Desa
na keruh sehingga warga tidak
Punge Jurong dan CARE di
berani mengkonsumsinya. Ma-
Desa Surien. Sebanyak 15.000
salah air yang serius juga dih-
liter air dipasok dua kali sem-
adapi warga Desa Bueng Keca-
inggu ke desa-desa dengan
matan Ulim, Pidie. Pasalnya,
mobil
itu
sudah hampir empat tahun
masih belum memadai diband-
mereka kesulitan air. Untuk
ing dengan kebutuhan warga.
keperluan mandi dan mencuci,
tangki.
Jumlah
Sebelumnya pada masa ta-
mereka menggunakan air pa-
nggap darurat, pasokan air ke
yau, sementara untuk minum
daerah pinggir pantai itu cuk-
terpaksa harus beli.
up besar. Beberapa NGO me-
Setahun silam Dinas Per -
masok air secara rutin. Seiir -
tambangan dan Energi (Dis-
ing dengan berlalunya waktu,
tamben) NAD sudah berusaha
pemasok sudah mulai berku-
mengatasi dengan menggu-
rang. World Vision sendiri su-
nakan sumur bor, namun tidak
dah akan mengakhiri program
dapat dimanfaatkan. Semua
air bersih.
lokasi yang digali airnya terasa
Beberapa Desa seperti Cot
asin. Jangankan diminum,
Lamkueh dan Blang Oi, malah
untuk mencuci saja tidak lay-
sudah tidak mendapat bantu-
ak, ujar
Masalah air bersih masih menghantui sebagian daerah yang parah terkena dampak tsunami. Selama ini mereka menggantungkan pasokan dari NGO, sementara jaringan pipa ledeng masih diperbaiki.
Penampungan air bersih di Meuraxa.
FOTO/ISTIJAR
warga Ulim.
an air bersih. Warga Blang Oi
Sejumlah lembaga donor dan
tetap tertatih-tatih dan rakyat
nya dilewati saluran pipa masih
selesai dikerjakan pada Januari
hanya memamfaatkan air su-
NGO juga telah mencoba men-
sudah parau meneriakkan per -
belum sepakat soal ganti rugi
2007. Saat ini pengerjaan inta-
mur dan air yang ada di Mesjid.
gatasi masalah air bersih bagi
soalan air bersih, tandasnya. Ia
tanah yang ditawarkan. Se-
lasi air tersebut sudah menca-
Di desa Ulee Lheu, kebutuhan
para korban tsunami di sejum-
menyarankan agar BRR turun
mentara ini kita kerjakan di
pai 90%, jelas Ritonga. Kalau
air bersih diambil dari pabrik
lah daerah di Aceh. Sampai saat
tangan, sebab menurut informa-
tanah yang sudah bebas, sam-
WTP atau Instalasi Pengolahan
olahan dari air asin ke air
ini, Oxfam misalnya mengaku
si yang diperolehnya, pada 2006
bil menunggu pembebasan
Air di Lambaro sudah berjalan,
Tawar yang dibantu oleh Bu-
telah menyalurkan 40 juta li-
ini BRR memiliki dana untuk air
tanah lainnya tutur Ritonga.
sudah tidak ada masalah.
lan Sabit, sementara untuk
ter air bersih, dan lebih dari
minum sebesar Rp 96,6 miliar,
Dengan adanya masalah pem-
kebutuhan suplai tidak ada
4.450 sumur telah diperbaiki.
tapi realisasinya nol.
bebasan
sampai saat ini.
Bantuan serupa diberikan oleh Red Cross (PMI) selama set-
ple Crisis Center) pernah mem-
ahun
Kec.
na pembangunan proyek jarin-
berikan bantuan alat penjernih
Trienggadeng, Pidie dengan dis-
gan pipa PDAM sejak 29 Maret
Faktor lainnya yang menye-
hanya pada pipa pembawa saja.
air akan tetapi sampai saat ini
tribusi yang memuaskan dan
2006 lalu. Selama ini, menurut
babkan tersendatnya pasokan
Untuk distribusinya diperlukan
tidak dapat dioperasikan kere-
melibatkan warga. World Vision
Ahatur Ritonga, Kepala PDAM
air ledeng dari PDAM adalah
anggaran dari APBN. Air mi-
na tak ada dana untuk pembe-
juga membersihkan sumur se-
Tirta Daroy Banda Aceh, tersen-
karena WTP (Water T rietmen
num yang direncanakan melay-
lian solar. Untungnya, satu unit
banyak 1.002 unit dan perbai-
datnya pasokan air bersih ini di-
Plan) atau Instalasi Pengolahan
ani masyarakat baru sekitar ter-
sumur bor dari RPUK (Relawan
kan sumur sejumlah 39 unit.
akibatkan beberapa faktor. Se-
Air (IPA) di Lambaro yang belum
capai 37 % katanya. Menurut
lain disebabkan pipa-pipa yang
selesai dikerjakan. Proyek ini
chairani upaya-upaya yang per-
Di Lampaseh Aceh, PCC (Peo-
di
Desa
Sagou,
tanah,
pipa
Sementara itu Kepala Dinas
yang
perkotaan dan Perdesaan Pro-
Sebelumnya, JICS memang
sudah dipasang sejak Mei 2006
vinsi NAD, Chairani, mengata-
telah mempresentasikan renca-
ini baru mencapai 21% dari ren-
kan jaringan pipa air minum di
cana sepanjang 172 km.
Aceh yang dilakukan oleh JICS
Perempuan Untuk Keadilan)
Bantuan JICS
bisa dimanfaatkan. Sedangkan
Masalah air bersih di Banda
bocor, juga masih banyak pipa
didanai oleh SDC (Swiss Devel-
lu dilakukan adalah melalui
sumur bor dari Departemen Per-
Aceh yang tak kunjung beres
yang belum terpasang. Masalah-
opment Cooperations). Proyek
BRR sudah membuat program
tambagan di Gampong Pie be-
pernah dikritik oleh Wakil Ket-
nya terkait dengan pembebasan
berdana Rp 37 miliar itu juga
jangka menengah untuk air mi-
lum bisa berfungsi, dan hingga
ua DPRD setempat, Mukmi-
tanah. Proyek pipanisasi yang
melibatkan SRC (Swiss Red
num, saat ini sedang dalam ta-
kini masih mengandalkan ban-
nan. Pemko Banda Aceh tak
didanai oleh
lembaga dari
Cross), SSC (Swiss Solidarity
hap survei mencari sumber-sum-
tuan dari PDAM.
boleh terlena dengan janji-janji
Jepang ini tidak akan diterus-
Chain), dan SIG (Services Indus-
ber air baru, memperbaiki yang
Sebenarnya sudah ada up-
bantuan asing, buktinya ham-
kan sebelum persoalan tanah
triels de la Ville de Genève).
lama sambil memperluas jan-
aya untuk mengatasi ketergan-
pir satu setengah tahun pascat-
ini diselesaikan.
Diperkirakan untuk Intalasi Pen-
gkauan. Karena kapasitas debit
tungan air bersih yang diala-
sunami ternyata PDAM masih
golahan Air (IPA) tersebut akan
air berbeda di setiap daerah. ■
Sebagian warga yang tanah-
mi warga Meuraxa. CARE, World Vision, IOM dan beber apa NGO pernah memberikan bantuan sumur bor kepada warga, namun air yang diper oleh tidak memenuhi standar
Sulitnya Air untuk MCK
M
asalah
air bersih ti-
Daniel (26), salah seorang
dak hanya dialami
warga, penghuni Komplek
Kebutuhan air untuk MCK
menjadi tertunda. Seperti
oleh para warga yang
Barak Lhong Raya. Menurut
di lokasi barak ini, dipasok
mencuci, mandi dan lain-
sudah mendiami ru-
Daniel, mana ada yang sem-
dari beberapa sumur bor di
lain.
mah bantuan yanng diteri-
purna kalau masih tinggal di
lokasi tersebut. Menggunakan
Usaha untuk meneyelesai-
sumur bor yang tak bisa diman-
manya, para penghuni barak
tempat seperti ini. Selama
mesin pompa air. Namun
kan masalah ini, tentu saja
faatkan juga terjadi di Desa
juga merasakannya. Seperti
ini, untuk pasokan air mi-
karena sudah dimakan usia,
warga telah melaporkan hal
Gampong Jawa, Kutaraja.
halnya yang dialami di ko-
num para warga diambil dari
banyak saluran yang telah
ini kepada kepala barak. Na-
mplek Barak Lhong Raya. Ma-
truk tangki. Sebelumnya
menjadi rusak. Pipa-pipa nya
mun, sejauh ini belum ada
syarakat yang tinggal di ko-
lancar -lancar saja dan belum
pun sudah ada yang berlumut
perubahan. Daniel pun tidak
mplek Barak ini, sudah lama
ada masalah,
dan berlumpur.
tahu apa permasalahan-
untuk dikonsumsi, rasanya asin. Beberapa sumur bor bahkan terbengkalai karena tidak bisa dimanfaatkan. Pembuatan
Kini, satu-satunya harapan tinggal dari Perusahaan Daer -
tuturnya.
akit gatal-gatal.
yang berhubungan dengan air
ah Air Minum (PDAM). Sudah
merasakan kesulitan dalam
Masalahnya justru di air
Akibatnya, debit pasokan
nya.Dalam mensiasati kesu-
beberapa bulan lalu, PAM yang
pemenuhan kebutuhan air.
untuk kebutuhan mandi,
air menjadi berkurang dan
litan ini, warga tentu saja
bekerjasama dengan JICS (Ja-
Padahal pada awal-awal ting-
cuci dan kakus atau MCK.
pasokan air untuk kebutu-
harus pandai-pandai meng-
gal di barak, kebutuhan air
Daniel pun merasakan sendi-
han MCK warga kurang lan-
hemat kebutuhan air untuk
warga dirasakan cukup. Wa-
ri masalah itu sejak setahun
car. Dengan kata lain men-
MCK. Saat air macet, terk-
laupun ada saja warga yang
lalu. Dia juga mengakui kual-
jadi tersendat. Tentu saja
adang warga terpaksa harus
merasa kekurangan.
itas air untuk kebutuhan MCK
warga terpaksa antri menda-
menggunakan cadangan air
pan International Cooperation System) berjanji akan mengalirkan air ledeng ke daerah itu. kini,
Biasalah..!, namanya
tersebut, kurang bagus. Bah-
patkan kebutuhan yang satu
minum, untuk keperluan
masih bermasalah dengan pe-
saja tinggal di tempat penam-
kan ia dan penghuni barak
ini. Konsekuensinya, peker -
MCK. Termasuk memandikan
pungan sementara, ujar
lainnya pernah terkena peny-
jaan warga terutama ibu-ibu
anak atau bayi. ■
Kenyataanya
hingga
masangan pipa air yang menuju ke arah kecamatan itu. Ka-
HALAMAN
10
LAPORAN UTAMA
Wabah Penyakit Masih Mengancam Korban Masalah kesehatan ternyata masih dihadapi para korban gempa dan tsunami disejumlah barak pengungsian. Bantuan kesehatan dari BRR dan sejumlah NGO masih belum bisa dimanfaatkan secara maksimal.
DOKUMEN/SERAMBI
KORBAN DBD- Maira Maulana (14) Desa Keudai Siblah, Blangpidie, merupakan siswi MTsN Susoh, Abdya yang terjangkit DBD.
U
an kesehatan bagi para korban
Kadinkes NAD, sudah beragam
tsunami. Tak heran banyak wa-
cara dilakukan untuk mengata-
bah penyakit yang menyerang pen-
si wabah penyakit pasca tsuna-
ghuni barak, khususnya anak-
mi ini. Seperti yang dilakukan
anak. Di barak-barak pengungsian
dengan membuat program pen-
dan sepanjang pesisir pantai Barat
ingkatan pelayanan kesehatan
Aceh, penyakit menular memati-
masyarakat. Program kesehatan
kan, seperti Malaria, DBD, dan
lebih
Diare telah menjadi wabah yang
pencegahan. Seperti muntaber,
belum bisa teratasi hinga kini.
Dinkes akan memberikan kaporit
Kasus
sekaligus kaporisasi sumur pen-
suspect flu burung bahkan
sudah muncul.
diutamakan
kepada
duduk dan pelacakan di lapangan.
Menurut data yang masuk di
Pelacakan ke lokasi ini melibatkan
Dinas kesehatan (Dinkes) NAD
satu tim yang terdiri dari tujuh per-
hingga pertengahan bulan De-
sonel tim medis disertai memberi-
sember 2006 ini, penderita DBD
kan obat-obatan, kapsul, cairan
di NAD telah mencapai 571 or-
infus secukupnya. Tindakan yang
ang. Data itupun dipastikan ber-
hampir sama juga dilakukan un-
tambah dikarenakan beberapa
tuk pencegahan penyakit Malaria
daerah belum melaporkan te-
dan DBD. Dinkes mengaku telah
muannya. Dari 21 daerah di Aceh,
melakukan penyemprotan (fogging)
Kota Lhokseumawe yang terbesar,
dan vetron. Ini dilakukan disesuai-
yakni mencapai 220 orang. Dis-
kan dengan siklus dan trend Ma-
usul Banda Aceh mencapai 113
laria, ujarnya.
jiwa, dan Aceh Besar 64 jiwa (lihat
Lantas bagaimana dengan
tabel). Endemi yang tidak kalah
tenaga, fasilitas dan peralatan
seramnya adalah penyakit Malar-
medis yang diupayakan oleh lem-
ia. Hingga kini penyakit memati-
baga donor dan NGO selama ini?
kan ini masih terus menyebar
Apakah cukup efektif? Menurut
secara merata di seluruh wilayah
Azhari Basar, Wakil Ketua Komisi
yang terkena dampa gempa dan
E (bidang kesehatan) DPRD NAD,
tsunami.
fasilitas dan peralatan kesehatan
Wilayah yang terparah terse-
yang disedikan itu belum diman-
rang malaria adalah Kabupat-
faatkan secara maksimal, serta
en Pidie yakni mencapai 2427
sebagian fasilitas dan peralatan
jiwa, kemudian Aceh Tengah
kesehatan tersebut yang tidak
sebanyaj 1722 jiwa, dan Bener
tepat sasaran. Seharusnya mem-
Meriah 1520 jiwa (lihat tabel).
bangun fasilitas lokasinya yang
Penyebabnya beragam.
Berita
benar -benar pusat penduduk.
terakhir, penyakit Malaria telah
Yang ada sekarang, ketersediaan
menelan dua korban jiwa.
fasilitas kesehatan, seperti rumah
Karena lokasi yang sulit diak-
sakit, tidak maksimal dimanfaat-
ses jadi banyak wilayah yang
kan, kritik ketika ditemui J
ROH.
masih belum melaporkan pen-
Terlepas ketidaktepatan pem-
derita BDB. Angka ini kemu-
beri bantuan, Azhari juga men-
ngkinan akan bertambah, jelas
yanyangkan bantuan tersebut
dr HT Anjar Asmara, Kadinkes
tidak didata dengan lengkap oleh
NAD kepada JROH.
Pemrov NAD. Sehingga tidak dike-
Sementara, wabah Di-
tahui pasti berapa banyak bantu-
are telah menelan korban jiwa.
an, fasilitas dan peralatan yang
Seperti yang terjadi Kabupaten
diberikan dari lembaga donor,
(PIN) ditingkat propinsi yang
bersama dengan BRR di 13 loka-
Bireun satu bulan lalu. Setidak-
NGO internasional dan pemerin-
menggapai 126.000 anak. Belum
si di Aceh ternyata mereka mene-
nya, wabah diare telah menelan
tah pusat. Mereka kan yang mem-
lagi lembaga donor dan NGO in-
mukan banyak sistem sanitasi
lima orang korban tewas dan
bantu, cuma membangun atau
(36) akhir-akhir ini
ternasional. Selama 18 bulan
yang tidak benar padahal itu ber-
ratusan orang harus dirawat
memberikan, yang menggunakan
terlihat gelisah. Pasalnya,
berada di Aceh, Oxfam Interna-
pengaruh pada kesehatan dan
intensif di unit kesehatan. Data
serta memanfaatkan adalah Pem-
anak kesayangannya,
sional mengaku telah memban-
lingkungan.
yang masuk ke Dinkes NAD,
rov, tandas Azhari Basar.
Rhaudah (5) menderita
gun sebanyak 6.030 kakus dan
Berbagai kegiatan untuk men-
sebanyak 140 orang dinyatakan
Tidak semua lembaga mem-
Demam Berdarah Dengue (DBD).
2.200 kamar mandi, serta melatih
gupayakan ksehatan masyarakat
telah terserang Diare. Rincian-
berikan bantuan kesehatan
Mereka tinggal di salah satu bar-
sekitar 2300 sukarelawan kese-
masih dilakukan sampai seka-
nya 81 orang berasal Kecama-
sesaat dengan menitipkan fasil-
ak pengungsian Cadek Permai,
hatan penduduk lokal. Fasilitas
rang. Sebagian fasilitas keseha-
tan Peusangan, l2 orang beras-
itas atau peralatan. Sejumlah
Aceh Besar. Yang membuat pe-
ini difokuskan di empat wilayah,
tan dan bantuan dari NGO itu,
al dari pedalaman Kecamatan
NGO masih berkomitmen untuk
rempuan ini tambah gelisah, di
yakni Meulaboh, Calang, Lamno,
ada juga yang mulai dititipkan
Peusangan Siblah Krueng, 39
membantu mengatasi masalha
barak yang telah dua tahun
Banda Aceh, dan Lhokseumawe.
pengelolaannya kepada organisa-
orang dari Kecamatan Peusan-
kesehatan di Aceh. Save The
ditempatinya itu, pos kesehatan
Program kesehatan juga di-
si lokal maupun pemerintah set-
gan Selatan, 6 orang dari Keca-
Children misalanya mengatakan
lakukan CARE Indonesia. Selama
empat. Pertanyaannya, seberapa
matan Jangka, 2 orang dari ke-
tetap berkomitmen untuk mem-
Sejak enam bulan terakhir,
tahun 2006 ini, mereka menyedi-
besar fasilitas kesehatan itu te-
camatan Kuta Blang dan dari
bantu mengembangkan capaci-
DBD telah menjadi endemi di
akan pendidikan kesehatan dan
lah memberikan pelayanan kese-
kecamatan Makmur. Lantaran
tas penyedia pelayanan keseha-
wilayah ini. Menurut warga set-
gizi bagi para ibu dan perawat,
hatan kepada rakyat.
itu, Dinkes NAD mengkategori-
tan local, revitalisasi posyandu,
empat, beberapa bulan terakhir,
perawatan kandungan bagi wani-
Apa yang dirasakan keluarga
kan kondisi ini sebagai kondisi
dan berupaya untuk mengontrol
lingkungan di barak pengung-
ta hamil, dan pemberian mikro
Ummi menunjukan masih ada
yang Kejadian Luar Biasa (KLB).
penularan penyakit, seperti ma-
sian mereka semakin tidak ter -
nutrien serta penyaringan bagi
kelemahan dalam sistem pelayan-
Menurut pengakuan
urus. Selain air bersih susah,
anak-anak balita. CARE juga
mereka juga mengalami kesuli-
membangun kembali empat pusat
tan untuk mendapatkan pelay-
kesehatan masyarakat dan mere-
anan kesehatan yang memadai.
habilitasi pos-pos kesehatan
Kecuali kalau ada uang, baru
masyarakat di desa-desa di pen-
bisa berobat ke dokter.
juru Banda Aceh dan Aceh Besar.
M Istijar/ Banda Aceh
mmi
tidak berfungsi maksimal.
Sedikit aneh memang. Sebab
Bantuan kesehatan juga dibe-
ratusan NGO telah dan sedang
rikan oleh World Vision. Ia telah
mengadakan proyek rekonstruk-
menyumbang 20 unit ambulan,
si Aceh, salah satunya dibidang
250 set tempat tidur rumah sakit,
kesehatan. Beragam kegiatan-
obat-obatan dan peralatan medis
nya, ada yang mengirim tenaga
lainnya disejumlah rumah sakit
medis, obat-obatan, peralatan
di Banda Aceh. Juga ikut mem-
medis, hingga membangun ru-
bantu pengaktifan 136 unit po-
mah sakit dan fasilitas operasi
syandu. Selain itu, juga memban-
bergerak (mobile surgery unit).
gun 4 klinik kesehatan permanent
Berdasarkan laporan kwartal kedua 2006 BRR NAD, selama dua tahun terakhir mengklaim
dan laboratorium Puskesmas Kuta Alam, Banda Aceh. Tak ketinggalan, ATI (Asosia-
113 unit
si Toilet Indonesia) bekerjasama
kesehatan, dari 127 unit kese-
dengan WTO, BRR NAD-Nias
hatan yang diidentifikasi rusak
dan beberapa industri di Jakar -
akibat bencana, serta mendiri-
ta memperkenalkan suatu sis-
kan 7380 pos kesehatan. Save
tem sanitasi yang berkelanjutan,
The Children juga memberikan
mudah diterapkan dan ramah
pelatihan kepada 450 bidan dam
lingkungan kepada masyarakat
tenaga sukarela di desa untuk
luas terutama di Aceh. Awalnya
pencegahan malaria dan distri-
ATI bekerjasama dengan WTO
busi kelambu. Ia juga memban-
hanya berencana untuk mem-
tu dan mengkoordinasikan pro-
buat toilet umum dengan sistem
gram pemerintah dalam meng-
sanitasi green design, namun set-
kampanyekan imunisasi polio
elah melakukan survey lapangan
telah membangun
laria dan polio. ■
TABLE WABAH DBD DAN MALARIA HINGGA 15 DESEMBER 2006
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19 20. 21.
KABUPATEN/ KOTA
MALARIA/JWA
DBD/JIWA
Aceh Selatan Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Tengah Aceh Barat Aceh Besar Piddie Aceh Utara Simeulue Aceh Singkil Bireun Gayo Lues Bener Meriah Aceh Jaya Naga Raya Aceh Tamiang Aceh Barat Daya Langsa Banda Aceh Sabang Lhokseumawe
915 561 1722 1542 936 2427 358 1041 521 500 267 1520 445 181 945 206 206 139 363 188
139 2 5 Belum 48 64 58 13 Belum 1 Belum Belum Belum Belum 1 4 12 30 113 Belum 220 ■
dilaporkan
dilaporkan dilaporkan dilaporkan dilaporkan dilaporkan
dilaporkan
Sumber Dinkes NAD
LAPORAN UTAMA
HALAMAN
11
Komitmen Membangun Sekolah Masih Terganjal Hambatan Teknis M. Istijar/ Firman Hadi
S
ore itu, dua staf Transparency International Indonesia sengaja menemui pimpinan Save The Children di Banda
Sejumlah donor dan NGO berjanji akan membangun sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa dan tsunami di Aceh. Kenyatannya hingga kini realisasinya masih sangat minim. Banyak kontraktor yang tidak bisa memenuhi standar bangunan sekolah yang ideal dan nyaman.
Aceh, Rabu, 13 Desember 2006 lalu. Selaku mediator, mereka mempertanyakan mengenai kelanjutan pembangunan SD Cot Lheue Reng di Kemukiman Pangwa, Trienggadeng, dan ge-
Dari jumlah itu, 19 bangunan sekolah
dung Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sira-
sudah 95% selesai.
Panteraja,
Sementara itu, UNICEF merencana-
Pidie yang hampir setahun dibiarkan
kan akan membangun 300 unit gedung
terbengkalai tanpa adanya kepastian.
sekolah dan merehabilitasi 200 unit
jul Huda di Desa Mesjid,
Pimpinan Save The Children di Aceh,
sekolah, yang merupakan bagian dari
yang diwakili oleh Nilgun Ogun, Chief
komitmen bantuan senilai 90 juta US$
of Party NGO asing itu, menjelaskan
atau sekitar Rp 810 miliar. Namun ber -
duduk persoalan yang sebenarnya atas
dasarkan analisa harga dan survei pasar
masalah sekolah tersebut. Diakui, pros-
yang dilakukan, dana sebesar itu han-
es pembangunan gedung sekolah di
ya mampu membangun sebanyak 367
daerah Pidie itu untuk sementara di-
gedung sekolah. Hingga akhir 2006 ini,
hentikan karena kualitas gedung yang
lembaga PBB itu hanya berhasil mem-
dikerjakan oleh kontraktor tidak sesuai
bangun sebanyak 5 unit gedung. Keterlambatan pembangunan gedung
yang diharapkan. Penundaan pembangunan gedung
sekolah menurut Humas UNICEF, Lely
sekolah seperti yang dilakukan Save The
Djuhari, dikarenakan mereka kesulitan
Children adalah salah satu masalah yang
menemukan perusahaan kontruksi yang
muncul dalam proses rekonstruksi. Ko-
sesuai untuk menangani jumlah dan
mitmen mulia para donor dan NGO un-
kualitas anggaran yang kompetitif. Pen-
tuk membangun sekolah-sekolah yang
gusaha kontruksi lokal dianggap belum
rusak ternyata dihadapkan pada per -
mampu memenuhi kriteria. Bagaimana
soalan teknis yang mengganjal. Akibat-
tidak. Bangunan sekolah yang diingin-
nya banyak rencana pembangunan gedung sekolah yang tertunda.
Education Managemen Information System yang dikeluar -
Pembangunan sekolah Unicef di Banda Aceh yang tertunda.
kan UNICEF sangat ideal. Selain itu,
FOTO/FAJAR
perselisihan kepemilikan tanah juga turut menghambat.
Data inventarisasi
ua tahun 2006 sebesar Rp 110 miliar.
cur.
Pemerintah Taiwan mengaku telah
kan Depdiknas dan UNICEF (United
Tentu saja muncul pertanyaan men-
Pembangunan sekolah pasca tsunami
menganggarkan sebesar Rp 40 miliar
Nation Children and Education Fund)
gapa dana yang begitu besar itu masih
memang bukan monopoli BRR. Tak lama
untuk membangun sekolah dan pen-
menunjukan total sekolah di Aceh ber -
menyisakan masalah, seperti masih ban-
setelah bencana menerjang Aceh, sejum-
ingkatan pendidikan di Aceh. Dana
jumlah 6.482 unit. Dari jumlah itu, yang
yak bangunan sekolah yang belum
lah lembaga donor, NGO serta perusahaan
tersebut khusus untuk program pendid-
rusak akibat
bencana gempa dan tsu-
diperbaiki atau dibangun kembali.
swasta nasional dan multinasional lang-
ikan anak-anak korban bencana yang
nami hampir mencapai 2.937 unit.
Bagaimana tidak. Hingga akhir Okto-
sung merespon dengan membangun
disalurkan melalui World Vision Taiwan
Hingga akhir tahun ini, sekolah yang
ber 2006 lalu, jumlah sekolah yang te-
sekolah-sekolah sementara di tenda atau
bekerjasama dengan World Vision Indo-
baru diperbaiki atau dibangun baru
lah dibangun baru 524 unit, dari 2.006
barak. Selain sekolah darurat, ada juga
nesia. Pembangun itu akan selesai pada
mencapai 721 unit. Jangan heran jika
unit sekolah yang diindentifikasi BRR
NGO yang memberikan bantuan beasiswa
tahun 2008 mendatang. Tak keting-
hingga saat ini masih ada sebagian
mengalami kerusakan..
kepada anak-anak yatim, seperti yang di-
galan, China juga telah membangun
sekolah yang terpaksa menggelar kegia-
Berdasarkan data
lakukan PMI Irlandia di Kec. Kutaraja,
beberapa sekolah, diantaranya gedung
Banda Aceh. Setelah tanggap darurat
sekolah TK yang dikelola Yayasan Iskandar Muda di Kec. Kutaraja, Banda Aceh.
tan belajar -mengajar di tenda atau bar -
Education Managemen Information System, dari 21 kabu-
ak.
paten/ kota di Aceh, yang paling tert-
usai, progrgam diarahkan pada pemban-
Untuk membangun kembali sekolah
inggal pembangunan sekolah adalah
gunan sekolah. Sejumlah perusahaan
Dari informasi yang diperoleh di Di-
yang rusak akibat gempa dan tsunami,
Aceh Singkil dan Aceh Tenggara. Di Aceh
nasional/asing telah membangun sejum-
nas Pendidikan NAD, banyak juga lem-
berdasarkan laporan keuangan bulan
Singkil saja, dari 243 sekolah yang ru-
lah sekolah di sana.
baga donor yang tidak menempati jan-
November lalu, BRR NAD telah menge-
sak, masih 238 unit yang belum diper -
Dari NGO, Save The Children men-
jinya dalam memberikan bantuan pem-
luarkan anggaran sebesar Rp 369,64
baiki. Sedangkan Aceh Tenggara, dari
gaku telah membantu penyediaan 161
bangunan gedung sekolah yang rusak.
miliar. Rinciannya adalah biaya pelay-
268 unit sekolah yang hancur, hanya 5
unit sekolah temporer serta mendistri-
Setidaknya ada 30 persen NGO yang
anan pendidikan sebesar Rp 91,5 mil-
unit yang baru dibangun. Menurut Dik-
busikan lebih dari 400 ribu buku pela-
sudah menandatangani MOU pemban-
iar, perguruan tinggi Rp 38 miliar, pen-
nas NAD, daerah yang paling tertinggal
jaran dan melatih bagi 1.240 guru. Lem-
gunan
didikan menengah Rp 90,073 miliar,
adalah Simeulue dan Aceh Jaya. Di Sim-
baga asing ini juga berkomitmen mem-
Selebihnya datang, tetapi menunda pem-
pendidikan mandrasah/ pesantren Rp
eulue, dari 176 sekolah yang hancur
bangun 64 sekolah di daerah Pidie, Bi-
bangunan karena berbagai alasan, ter -
102,52 miliar. Angka ini belum ditam-
baru tujuh ruangan yang dibangun, se-
reun, Lhokseumawe/aceh Utara dan
utama kesulitan transportasi dan la-
bah dengan anggaran untuk peningka-
dangkan di Aceh Jaya baru dibangun 25
Simelue. Sebanyak 37 gedung sekolah
manya proses tender, jelas Drs Alam-
tan pelayanan pendidikan semester ked-
unit sekolah dari 101 sekolah yang han-
sedang dalam proses pembangunan.
syah Banta, kepala Dinas Pendidikan
sekolah
tak
kembali
lagi.
NAD. Karena itu, dia berharap BRR segera mengambil-alih. Humas Diknas NAD, Drs Saifullah,
Patokan Kualitas Bangunan Sekolah
mengatakan bahwa
kendala dalam
pembangunan sekolah adalah masalah
ave The Children memiliki ala-
amanan anak-anak akan sangat ber-
the Children aakan mengakhiri kon-
san tresendiri atas penundaan
esiko. Karena itu, Save the Children
tanah. Para donor tidak mau menyer -
trak dan akan mengambil-alih peker -
bangunan sekolah di Pidie.
memutuskan untuk menghentikan
takan tanah dalam anggaran rencana
jaan secara langsung. Kemungkinan
Menurut Nilgun Ogun, prose-
proyek sekolah sampai pondasi kuat
selanjutnya akan tertunda karena
dur lembaganya untuk proyek pem-
dan memenuhi standard kualitas yang
Save the Children diwajibkan oleh
bangunan memerlukan evaluasi awal
dapat diterima. Kontraktor sudah set-
hukum untuk menunggu sampai kon-
dari kualitas pondasi sebelum melan-
uju untuk melakukan perbaikan atas
trak benar -benar diselesaikan dalam
jutkan untuk menyelesaikan ban-
biaya sendiri, dan akan menerima sp-
rangka memulai menyelesaikan pem-
gunan. Evaluasi tersebut dilakukan
esifikasi untuk perbaikan dalam wak-
bangunan bangunan sekolah itu.
oleh konsultan luar yaitu dari Uni-
tu dekat, ujarnya. Kontraktor mem-
Pemberhentian kontrak adalah
versitas Syahkuala, yang akan mem-
punyai waktu sampai akhir Januari
proses yang sangat rumit, yang akan
berikan informasi beberapa kejang-
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
S
memakan waktu 3-6 bulan. Save the
pembangunan sekolah. APBN pun juga begitu, tidak ada anggaran dana untuk mencari tanah, jelasnya kepada Jroh. Kalau sekolah yang direhabilitasi lokasi tanahnya masih ada, masih mudah. Sebaliknya kalau
lokasi tanahnya
sudah hilang, itu merupakan persolan tersendiri.
Senada dengan itu, Kepala
BRR, Kuntoro Mangkusubroto men-
galan dari pondasi bangunan. Anal-
Kemudian, evaluasi atas pekerjaan
Children sudah menyampaikan hal
gakui rumitnya membangun sekolah.
isa yang dikeluarkan menunjukan
akan dilakukan untuk menilai apa-
ini kepada lembaga-lembaga terkait di
Karena bangunannya mesti dari kon-
kualitas dan daya tahan dari ponda-
kah spesifikasi dan kualitas telah me-
Pidie. Meskipun begitu, menurut
truksi khusus, ujarnya kepada Jroh.
si sangat jauh dari standard ban-
menuhi standard. Jika memang sudah
Ogun, harus dicari jalan keluar men-
Namun, ia memastikan bahwa untuk
gunan nasional.
dipemuhi, maka pekerjaan tersebut
genai tempat belajar sementara yang
Aceh daratan tidak ada lagi siswa yang
akan dilanjutkan. Jika tidak, Save
bukan tenda. ■
belajar di tenda. ■
Dengan kondisi demikian, ke-
LAPORAN UTAMA
HALAMAN
11
Komitmen Membangun Sekolah Masih Terganjal Hambatan Teknis M. Istijar/ Firman Hadi
S
ore itu, dua staf Transparency International Indonesia sengaja menemui pimpinan Save The Children di Banda
Sejumlah donor dan NGO berjanji akan membangun sekolah-sekolah yang rusak akibat gempa dan tsunami di Aceh. Kenyatannya hingga kini realisasinya masih sangat minim. Banyak kontraktor yang tidak bisa memenuhi standar bangunan sekolah yang ideal dan nyaman.
Aceh, Rabu, 13 Desember 2006 lalu. Selaku mediator, mereka mempertanyakan mengenai kelanjutan pembangunan SD Cot Lheue Reng di Kemukiman Pangwa, Trienggadeng, dan ge-
Dari jumlah itu, 19 bangunan sekolah
dung Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sira-
sudah 95% selesai.
Panteraja,
Sementara itu, UNICEF merencana-
Pidie yang hampir setahun dibiarkan
kan akan membangun 300 unit gedung
terbengkalai tanpa adanya kepastian.
sekolah dan merehabilitasi 200 unit
jul Huda di Desa Mesjid,
Pimpinan Save The Children di Aceh,
sekolah, yang merupakan bagian dari
yang diwakili oleh Nilgun Ogun, Chief
komitmen bantuan senilai 90 juta US$
of Party NGO asing itu, menjelaskan
atau sekitar Rp 810 miliar. Namun ber -
duduk persoalan yang sebenarnya atas
dasarkan analisa harga dan survei pasar
masalah sekolah tersebut. Diakui, pros-
yang dilakukan, dana sebesar itu han-
es pembangunan gedung sekolah di
ya mampu membangun sebanyak 367
daerah Pidie itu untuk sementara di-
gedung sekolah. Hingga akhir 2006 ini,
hentikan karena kualitas gedung yang
lembaga PBB itu hanya berhasil mem-
dikerjakan oleh kontraktor tidak sesuai
bangun sebanyak 5 unit gedung. Keterlambatan pembangunan gedung
yang diharapkan. Penundaan pembangunan gedung
sekolah menurut Humas UNICEF, Lely
sekolah seperti yang dilakukan Save The
Djuhari, dikarenakan mereka kesulitan
Children adalah salah satu masalah yang
menemukan perusahaan kontruksi yang
muncul dalam proses rekonstruksi. Ko-
sesuai untuk menangani jumlah dan
mitmen mulia para donor dan NGO un-
kualitas anggaran yang kompetitif. Pen-
tuk membangun sekolah-sekolah yang
gusaha kontruksi lokal dianggap belum
rusak ternyata dihadapkan pada per -
mampu memenuhi kriteria. Bagaimana
soalan teknis yang mengganjal. Akibat-
tidak. Bangunan sekolah yang diingin-
nya banyak rencana pembangunan gedung sekolah yang tertunda.
Education Managemen Information System yang dikeluar -
Pembangunan sekolah Unicef di Banda Aceh yang tertunda.
kan UNICEF sangat ideal. Selain itu,
FOTO/FAJAR
perselisihan kepemilikan tanah juga turut menghambat.
Data inventarisasi
ua tahun 2006 sebesar Rp 110 miliar.
cur.
Pemerintah Taiwan mengaku telah
kan Depdiknas dan UNICEF (United
Tentu saja muncul pertanyaan men-
Pembangunan sekolah pasca tsunami
menganggarkan sebesar Rp 40 miliar
Nation Children and Education Fund)
gapa dana yang begitu besar itu masih
memang bukan monopoli BRR. Tak lama
untuk membangun sekolah dan pen-
menunjukan total sekolah di Aceh ber -
menyisakan masalah, seperti masih ban-
setelah bencana menerjang Aceh, sejum-
ingkatan pendidikan di Aceh. Dana
jumlah 6.482 unit. Dari jumlah itu, yang
yak bangunan sekolah yang belum
lah lembaga donor, NGO serta perusahaan
tersebut khusus untuk program pendid-
rusak akibat
bencana gempa dan tsu-
diperbaiki atau dibangun kembali.
swasta nasional dan multinasional lang-
ikan anak-anak korban bencana yang
nami hampir mencapai 2.937 unit.
Bagaimana tidak. Hingga akhir Okto-
sung merespon dengan membangun
disalurkan melalui World Vision Taiwan
Hingga akhir tahun ini, sekolah yang
ber 2006 lalu, jumlah sekolah yang te-
sekolah-sekolah sementara di tenda atau
bekerjasama dengan World Vision Indo-
baru diperbaiki atau dibangun baru
lah dibangun baru 524 unit, dari 2.006
barak. Selain sekolah darurat, ada juga
nesia. Pembangun itu akan selesai pada
mencapai 721 unit. Jangan heran jika
unit sekolah yang diindentifikasi BRR
NGO yang memberikan bantuan beasiswa
tahun 2008 mendatang. Tak keting-
hingga saat ini masih ada sebagian
mengalami kerusakan..
kepada anak-anak yatim, seperti yang di-
galan, China juga telah membangun
sekolah yang terpaksa menggelar kegia-
Berdasarkan data
lakukan PMI Irlandia di Kec. Kutaraja,
beberapa sekolah, diantaranya gedung
Banda Aceh. Setelah tanggap darurat
sekolah TK yang dikelola Yayasan Iskandar Muda di Kec. Kutaraja, Banda Aceh.
tan belajar -mengajar di tenda atau bar -
Education Managemen Information System, dari 21 kabu-
ak.
paten/ kota di Aceh, yang paling tert-
usai, progrgam diarahkan pada pemban-
Untuk membangun kembali sekolah
inggal pembangunan sekolah adalah
gunan sekolah. Sejumlah perusahaan
Dari informasi yang diperoleh di Di-
yang rusak akibat gempa dan tsunami,
Aceh Singkil dan Aceh Tenggara. Di Aceh
nasional/asing telah membangun sejum-
nas Pendidikan NAD, banyak juga lem-
berdasarkan laporan keuangan bulan
Singkil saja, dari 243 sekolah yang ru-
lah sekolah di sana.
baga donor yang tidak menempati jan-
November lalu, BRR NAD telah menge-
sak, masih 238 unit yang belum diper -
Dari NGO, Save The Children men-
jinya dalam memberikan bantuan pem-
luarkan anggaran sebesar Rp 369,64
baiki. Sedangkan Aceh Tenggara, dari
gaku telah membantu penyediaan 161
bangunan gedung sekolah yang rusak.
miliar. Rinciannya adalah biaya pelay-
268 unit sekolah yang hancur, hanya 5
unit sekolah temporer serta mendistri-
Setidaknya ada 30 persen NGO yang
anan pendidikan sebesar Rp 91,5 mil-
unit yang baru dibangun. Menurut Dik-
busikan lebih dari 400 ribu buku pela-
sudah menandatangani MOU pemban-
iar, perguruan tinggi Rp 38 miliar, pen-
nas NAD, daerah yang paling tertinggal
jaran dan melatih bagi 1.240 guru. Lem-
gunan
didikan menengah Rp 90,073 miliar,
adalah Simeulue dan Aceh Jaya. Di Sim-
baga asing ini juga berkomitmen mem-
Selebihnya datang, tetapi menunda pem-
pendidikan mandrasah/ pesantren Rp
eulue, dari 176 sekolah yang hancur
bangun 64 sekolah di daerah Pidie, Bi-
bangunan karena berbagai alasan, ter -
102,52 miliar. Angka ini belum ditam-
baru tujuh ruangan yang dibangun, se-
reun, Lhokseumawe/aceh Utara dan
utama kesulitan transportasi dan la-
bah dengan anggaran untuk peningka-
dangkan di Aceh Jaya baru dibangun 25
Simelue. Sebanyak 37 gedung sekolah
manya proses tender, jelas Drs Alam-
tan pelayanan pendidikan semester ked-
unit sekolah dari 101 sekolah yang han-
sedang dalam proses pembangunan.
syah Banta, kepala Dinas Pendidikan
sekolah
tak
kembali
lagi.
NAD. Karena itu, dia berharap BRR segera mengambil-alih. Humas Diknas NAD, Drs Saifullah,
Patokan Kualitas Bangunan Sekolah
mengatakan bahwa
kendala dalam
pembangunan sekolah adalah masalah
ave The Children memiliki ala-
amanan anak-anak akan sangat ber-
the Children aakan mengakhiri kon-
san tresendiri atas penundaan
esiko. Karena itu, Save the Children
tanah. Para donor tidak mau menyer -
trak dan akan mengambil-alih peker -
bangunan sekolah di Pidie.
memutuskan untuk menghentikan
takan tanah dalam anggaran rencana
jaan secara langsung. Kemungkinan
Menurut Nilgun Ogun, prose-
proyek sekolah sampai pondasi kuat
selanjutnya akan tertunda karena
dur lembaganya untuk proyek pem-
dan memenuhi standard kualitas yang
Save the Children diwajibkan oleh
bangunan memerlukan evaluasi awal
dapat diterima. Kontraktor sudah set-
hukum untuk menunggu sampai kon-
dari kualitas pondasi sebelum melan-
uju untuk melakukan perbaikan atas
trak benar -benar diselesaikan dalam
jutkan untuk menyelesaikan ban-
biaya sendiri, dan akan menerima sp-
rangka memulai menyelesaikan pem-
gunan. Evaluasi tersebut dilakukan
esifikasi untuk perbaikan dalam wak-
bangunan bangunan sekolah itu.
oleh konsultan luar yaitu dari Uni-
tu dekat, ujarnya. Kontraktor mem-
Pemberhentian kontrak adalah
versitas Syahkuala, yang akan mem-
punyai waktu sampai akhir Januari
proses yang sangat rumit, yang akan
berikan informasi beberapa kejang-
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
S
memakan waktu 3-6 bulan. Save the
pembangunan sekolah. APBN pun juga begitu, tidak ada anggaran dana untuk mencari tanah, jelasnya kepada Jroh. Kalau sekolah yang direhabilitasi lokasi tanahnya masih ada, masih mudah. Sebaliknya kalau
lokasi tanahnya
sudah hilang, itu merupakan persolan tersendiri.
Senada dengan itu, Kepala
BRR, Kuntoro Mangkusubroto men-
galan dari pondasi bangunan. Anal-
Kemudian, evaluasi atas pekerjaan
Children sudah menyampaikan hal
gakui rumitnya membangun sekolah.
isa yang dikeluarkan menunjukan
akan dilakukan untuk menilai apa-
ini kepada lembaga-lembaga terkait di
Karena bangunannya mesti dari kon-
kualitas dan daya tahan dari ponda-
kah spesifikasi dan kualitas telah me-
Pidie. Meskipun begitu, menurut
truksi khusus, ujarnya kepada Jroh.
si sangat jauh dari standard ban-
menuhi standard. Jika memang sudah
Ogun, harus dicari jalan keluar men-
Namun, ia memastikan bahwa untuk
gunan nasional.
dipemuhi, maka pekerjaan tersebut
genai tempat belajar sementara yang
Aceh daratan tidak ada lagi siswa yang
akan dilanjutkan. Jika tidak, Save
bukan tenda. ■
belajar di tenda. ■
Dengan kondisi demikian, ke-
PASEUNG
HALAMAN 13
Harapan Besar Di Pundak ‘Tgk Agam’ ■ Potong Tangan Buat Koruptor
Sejumlah kalangan berharap Aceh di bawah kepemimpinan Irwandi-Muhammad Nazar akan lebih mengedepankan pemerintahan daerah yang bersih, dan terbebas dari korupsi. M. Istijar
“B
lik -Sayed Fuad 16,22 persen suara. Urutan keempat Azwar- Nasir 12,50 persen,
isakah Aceh nanti setelah Pilka-
dan seterusnya. Secara resma KIP baru
da bebas dari penyakit KKN?.
akan mengumumkan hasil akhir pada 2
Begitulah bunyi pesan singkat
Januari 2007 mendatang. Dari perolehan
(SMS) dari salah satu pembaca
sementara itu, dan hasil
quickcount sudah
koran terbitan Jakarta yang tidak menye-
bisa dipastikan kemenanganan ada ditan-
butkan identitasnya.
gan Irwandi-Nazar.
Harapan besar membangun Aceh tanpa
Saat ini memang masyarakat Aceh han-
korupsi kini terletak di punggung gubernur
ya bisa berharap, kepemimpinan baru Ir-
dan wakil gubernur baru, Irwandi Yusuf-
wandi YusufMuhamad Nazar bisa mem-
Muhammad Nazar. Pasangan ini dipasti-
bawa keadaan Aceh ke arah yang lebih baik.
kan mengalahkan 7 kandidat Cagub/
Tentu saja yang lebih damai, lebih sejahtera,
Cawagub lainnya berdasarkan
dan bebas dari korupsi. Harapan besar ini
quick count
dan hasil perolehan suara sementara yang
akan menjadi pekerjaan rumah yang akan
dikumpulkan KIP (komite Independen Pe-
dipikul kepala daerah baru. Pertanyaannya
milihan) Aceh. Uniknya, kemenanganan
kemudian, sejauhmana pasangan ini mam-
pasangan Irwandi-Nazar dalam Pilkada ini
pu membangun pemerintahan yang bersih,
diraih dalam satu putaran.
bebas dari praktik korupsi?
Sebelumnya, banyak kalangan yang
Korupsi di bumi Serambi Makkah ini
memprediksikan, pada Pilkada Aceh pada
terbilang dasyat jika dilihat empat tahun
11 Desember lalu, tidak akan berlangsung
kebelakang. Gubernur Aceh sebelumnya,
satu putaran. Seperti dalam hasil survei
Abdullah Puteh, terjungkal dari kursi
Internaisonal Foundation for Election
kekuasaannya lantaran dijadikan tersang-
System (IFES) bulan November lalu. Lem-
ka korupsi
baga survei dari Amerika Serikat ini mem-
wat helikopter jenis Mi-2 dari Rusia, den-
pekirakan, Pilkada Gubernur dan Wakil
gan nilai US$1,2 juta atau setara dengan
Gubernur Aceh akan berlangsung dua pu-
Rp 12 miliar (kurs ketika itu Rp 10 ribu).
mark up APBD pembelian pesa-
taran. Survei tersebut melibatkan 1.189
Kini, masalah korupsi masih meng-
responden di seluruh kabupaten/kota,
hantui birokrasi pemerintah daerah Aceh,
kecuali Sabang dan Kab Simeleu. Alasan-
dan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruk-
nya, para pasangan Cagub/Cawagub akan
si (BRR) Aceh. Sejumlah kasus korupsi
toring Mission (AMM) itu juga berjanji akan
rian itu terjadi karena kemiskinan yang
mengalami kesulitan meraih suara 25 per-
masih menggerogoti kas Penda di sejum-
mewujudkan perubahan yang fundamen-
dideritanya. Dia berpikir akan lebih adil
sen plus satu dalam putaran pertama.
lah daerah. Satlak Anti Korupsi BRR se-
tal di Aceh dalam segala sektor kehidu-
kalau sanksi yang berat itu dikenakan
Kemenangan pasangan Irwandi-Nazar
lama dua tahun juga menemukan 131
pan. Mereka akan membangun suatu me-
kepada koruptor, karena orang yang men-
juga diluar prediksi banyak pengamat.
kasus dugaan penyimpangan dana ban-
kanisme kontrol yang ketat agar para
curi uang negara bertanggung jawab un-
Para pengamat politik lokal dan nasional
tuan korban gempa dan tsunami. Apa-
pemimpin dilevel tertinggi (gubernur) hing-
tuk kemiskinan di Aceh. Jika rekening
memprediksikan yang berpeluang besar
kah kabut kelam praktik korupsi akan
ga terendah (bupati/ walikota dan camat)
yang kasar dibebankan atas koruptors, itu
meraih perolehan suara terbanyak adalah
terus membayangi Aceh pasca kemenan-
memperlihatkan keteladanan yang baik,
akan secara efektif membantu mengha-
pasangan Humam Hamid-Hasbi Abdul-
gan Irwandi-Nazar?
taat beragama, hidup sederhana, menega-
puskan atau memperkecil korupsi yang
kan keadilan, taat pada hukum, tidak
telah mendukung terjadinya kemiskinan
melakukan KKN dalam bentuk apapun.
yang diderita mayoritas orang Aceh, tan-
Rakyat sedang menggunakan hak pilihnya di Banda Aceh.
FOTO/AIDIL
lah yang terkenal dengan H2O, Malik
Jika ditilik dari visi Irwandi-Nazar ten-
Raden-Said Fuad atau Azwar Abubakar -
tang anti-korupsi, cukup bagus. Dalam vis-
M Nasir. Apalagi mereka didukung par-
inya, Irwandi berjanji akan membangun
Sewaktu dimintai tanggapannya oleh
tai-partai besar seperti Partai Golkar, PDI
aparatur pemerintah yang bersih, kompe-
The Jakarta Post (17/12) tentang renca-
Ketegasan Irwandi, membuat bebera-
Perjuangan, PPP dan sebagainya.
ten dan berwibawa, bebas dari korupsi dan
na peraturan pemotogan tangan bagi pen-
pa kalangan optimis akan janji-janji poli-
dasnya.
Prediksi kecilnya peluang pasangan Ir-
penyalahgunaan kekuasaan. Visi yang san-
curi yang diusulkan oleh Dinas Syariat
tik yang ditawarkannya. Hasanuddin
wandi Yusuf-M Nazar dikarenakan di tu-
gat ideal. Selain itu, mantan Senior Rep-
Islam propinsi NAD, Irwandi mengatakan
Yusuf Adan,
buh struktur organisasi GAMtempat
resentative GAM (TNA) untuk Aceh Moni-
ketidaksetujuannya. Menurutnya, pencu-
Short-Term Consultant of Conflict, World Bank, Banda Aceh meli-
selama ini Irwandi mengabdi, terpecah.
hat
Ada yang mendukung dirinya, sebagian
knya akan disikat habis dalam pemerin-
mendukung Humam Hamid-Hasbi Abdullah. Selain itu, dalam strategi kampanye pun, Irwandi-Nazar pun tidak terlihat mencolok. Sementara kampanye kandidat lainya luar biasa hebohnya. Malah seakan dari awal kandidat-kandidat yang habis-habisan berkampanye baik dengan pemasangan baliho ukuran raksasa bisa menang dengan mudah. Namun tujuh jam setelah pemungutan suara, pasangan Cagub/Cawagub Irwandi-Nazar dinyatakan menang telak dari 7 kandidat lainnya. Pada saat itu, LSI (Lingkar Survei Indonesia), lembaga survei milik Denny JA, mengumumkan hasil
quick countnya. Dimana pasangan Irwandi-Nazar memperoleh suara 39,27 persen suara. Sementara posisi kedua dipegang oleh
Humam Hamid-Hasbi yang hanya
meraih 16,17 persen suara, dan posisi ketiga Malik - Sayed Fuad dengan 13,96 persen suara. Urutan keempat Azwar-. Nasir 11,07 persen, dan seterusnya. Perhitungan
quick count
ini mengam-
bil sampel di 331 TPS dari 8.471 TPS yang tersebar di seluruh Aceh, dengan tingkat partisipasi pemilih 78,95 persen dan data masuk mencapai 95,17 persen.
PROFILE CALON GUBERNUR TERPILIH
Aceh, pasangan Irwandi-Nazar memperoleh 31.22 persen suara. Diposisi kedua pasangan Humam Hamid-Hasbi meraih 18,70 persen suara, yang disusul pasangan Ma-
tahan Aceh yang baru ini.
Untuk pene-
gakan pemerintah yang bersih dan bebas
Nama Sapaan TTL Alamat Istri Jumlah Anak Orang Tua Ayah Ibu Pekerjaan Pendidikan
: : : : : :
drh Irwandi Yusuf Msc Tengku Agam Bireuen 2 Agustus 1960 Dusun Utara, Desa Sagoe, Peusangan- Bireuen Darwati A Gani 5 Orang
: : : :
M Yusuf Z Abidin (Alm) Nafsiah Puteh Dosen Fakultasn Kedokteran Hewan Unsyiah, Banda Aceh Fakultas Kedokter Unsyiah Banda Aceh 1987 Master of Science College Veterinary Medicine Oregon State University, Orego , USA 1993 PENGALAMAN GERAKAN DAN POLITIK - Perintis Berdirinya NGO Lingkungan Hidup di Aceh (Flora dan Fauna Internasional) 1999-2001 - Special Training in Latin America 1992-1993 - Staf Khusus Psy War Komando Pusat AGAM - GAM Monitoring Team HDC 2000-2001 - Koordinator Juru Runding GAM di ACeh 2001-2002 - Staf Ahli Khusus Kontra Intelejen Komando Pusat Tentara Nasional Aceh (TNI) 2002-2003 - Tawanan Perang di Penjara Kedah, Banda Aceh 2003-2004 - Senior Representative GAM (TNA) untuk Aceh Monitoring Mission (AMM)
,
praktik korupsi
gubernur terpilih ini
akan memanfaatkan sumber daya manusia mantan
combatan
(TNA) yang masih
segar-segar untuk menegakkan kebenaran dan anti kejahatan. Harapan besar juga datang dari Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GeRAK) Aceh. Abdullah Abdul Muthaleb, Kepala Divisi Riset dan Database GeRAK
men-
gungkapkan, untuk menciptakan pemerintahan yang bebas korupsi, yang harus dibenahi Irwandi adalah memperbaiki citra aparatur penegak hukum. Itu artinya Irwandi harus berani membenahi birokrasi kepolisian, Kejaksaan dan kehakiman dari mafia pradilan. Dan juga, aparatur pengawas di tubuh Pemda sendiri harus dibenahi seperti Bawasda dan BPKP. Ini sangat penting untuk memastikan alokasi anggaran pembangunan dapat berjalan tepat sasaran, jelasnya. Bukan tanpa alasan usulan itu. Sebagian besar kalangan juga berharap bahwa hasil Pilkada Aceh ini dapat menjadi momentum untuk membangun pemerintahan daerah
yang bersih. Mem-
bangun pemerintahan lokal yang bersih
Sementara itu hingga 16 Desember lalu, dari 1.126.555 suara yang masuk di KIP
persoalan korupsi tersebut nampa-
PEKERJAAN - Dosen Fakultan Kedokteran Unsyiah 1989 – sekarang - Aktivis Fauna dan Flora Internasional 1999 – 2001 - Officer Palang Merah Internasional (ICRC) 2001
tidak terlepas dari bagaimana mencegah terjadinya korupsi dan memberantasnya. Disinilah kepemimpinan Irwandi-Nazar akan diuji, sejauh mana mereka mampu menegakan visi dan misinya dalam memerangi korupsi. ***
HALAMAN 14
LACAK
Mempertanyakan “Kelompok Tani Fiktif” Penyaluran bantuan tanaman perkebunan yang dialokasikan dari APBD Kabupaten Nagan Raya dianggap bermasalah. Ada sejumlah nama fiktif anggota kelompok tani yang diduga mendapat bantuan. Boerhanuddin
juga mengaku sudah berulangkali mendatangi kantor dinas namun tidak mendapat kepastian, sehingga dia ter -
S
iapa sangka, maksud baik men-
paksa melaporkan kasus itu
uai curiga. Mungkin kata itulah
KrPA. Dan, kini kasus dugaan tersebut
yang tepat untuk menggambar -
sedang ditangani oleh pihak berwajib.
kepada
kan kondisi yang terjadi pada
Kelompok Tani Fiktif?
Dinas Perkebunan dan Kehutanan
Awalnya kasus tersebut telah diupay-
Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Melalui
akan penyelesaiannya melalui mediasi.
perjuangan berat untuk meyakinkan
Namun, upaya menjembatani perte-
para tengku waki (anggota DPRD Nagan
muan antara ketua kelompok, kepala
Raya) di lembaga terhormat, akhirnya
desa, petugas lapangan, dan Bustami
instansi pemerintah daerah itu dapat
ini tidak pernah berlansung hingga
menggolkan proyek pengembangan dan
sekarang. Kabid DPK Nagan Raya, Su-
rehabilitasi tanaman perkebunan kela-
darman pernah menjanjikan untuk
pa sawit, karet dan kakao.
duduk bersama menyelesaikan kasus
Paket dengan kode rekening 2 05 0501
ini.
Akan tetapi, pertemuan ini tidak
belanja publik ini untuk rehabilitasi tan-
pernah berlansung sampai sekarang,
aman perkebunan rakyat komoditi ke-
tanpa alasan yang jelas, tandas Mo-
lapa sawit dan karet. Jumlah dana yang
hammad Syam Ujong Pasie, Koordina-
Jroh.
diplot sebesar Rp. 1.195.012.516. Selain
tor KrPA kepada
itu, untuk pengembangan tanaman
dang tanda tanya, sehingga lembaga ini
Hal itu mengun-
perkebunan rakyat komoditi kakao, ke-
berusaha melakukan pelacakan terhadap
lapa sawit dan karet sejumlah Rp.
masalah itu.
1.855.861.600. Total APBD tahun 2005
Saat LSM ini meminta data mengenai
yang digunakan untuk rehabilitasi dan
distribusi bantuan tersebut, Sudarman
pengembangan tanaman perkebunan
menolak dengan alasan data itu bersi-
adalah sebesar Rp. 3.050.874.116.
Kebun milik petani di Nagan Raya yang belum diolah.
FOTO BURHANUDDIN
badi.
fat rahasia. Namun dari data yang ada,
Hasanuddin), seorang penjaga kebun
bantuan tersebut murni
ternyata proyek bantuan yang dananya
milik seorang mantan pejabat setempat.
untuk pemberdayaan petani, yang disa-
bersumber dari APBD Tahun Anggaran
Dari
terbukti
Belakangan diduga banyak nama-
lurkan melalui kelompok-kelompok
2005 ini menyimpan tanya tanya. Pan-
melakukan penipuan dan pemalsuan
nama fiktif pada kelompok tani peneri-
yang telah disahkan oleh kepala desa,
taslah data tersebut dianggap rahasia,
tanda tangan. Dihadapan Kapolsek
ma bantuan. Contohnya di kelompok
dan mendapat rekomendasi dari petu-
temuan yang paling mengagetkan ad-
Kuala, Jabo mengaku bahwa kelompok
tani Bedoh Beusare desa Pasi Luah,
gas lapangan Dinas Perkebunan dan Ke-
alah, adanya dugaan kelompok tani fik-
tani bentukannya
adalah fiktif, artin-
kec. Kuala. Dari pengakuan ketua kel-
hutanan Nagan Raya. Proyek ini dilak-
tif yang telah mendapatkan bantuan
ya nama-nama yang tercantum di
ompok kepada Polsek Kuala, ternyata
sanakan di lima kecamatan yakni keca-
tersebut.
dalam daftar kelompok tersebut sama
ada nama titipan sebanyak empat or -
Sebagai contoh, kelompok tani Cem-
sekali tidak ada orangnya, dan seluruh
ang. Anehnya semua bantuan atas
breng, yang mengelola lahan dengan
bantuan yang telah diterima, baik beru-
nama keempat orang tersebut tidak per -
Menurut Kepala Dinas Perkebunan
luas areal 14 Ha. Kelompok ini berada
pa bibit, pupuk, polaris dan kereta so-
nah disalurkan melalui ketua kelompok.
dan Kehutanan (DPK) Nagan Raya, Bus-
di Desa Alue Bata Kecamatan Kuala,
rong dan biaya pembersihan lahan te-
Kasus nama fiktif ini juga ditemu-
tami Harun, proyek ini berjalan mulus
yang diketuai oleh Jabo (nama aslinya
lah digunakan untuk kepentingan pri-
kan pada kelompok tani Cicuba di desa
Sejatinya,
matan Beutong, Seunagan, Seunagan Timur, Kuala dan Darul Makmur.
hasil
pelacakan,
ia
Temuan Lanjutan
dan laporan pertanggungjawaban kegia-
Alue Bata kecamatan Kuala yang dip-
tan yang disajikan telah diaudit oleh Ba-
impin oleh M. Hasan Usman. Selain
wasda, BPKP dan BPK. Artinya, dalam proyek dengan sumber dana APBD terse-
Akibat Lemahnya Pengawasan
nama fiktif, pada kelompok ini juga ditemukan nama anak-anak dibawah umur
but, tidak ditemukan adanya penyim-
Atas dugaan korupsi tersebut, Ka-
ketua kelompok, seperti kelompok
menjadi petani peserta proyek bantuan
pangan dan kesalahan prosedur dalam
bid DPK Nagan Raya, Sudarman men-
tani Sabe Gura,
ini.
penyalurannya. Hal itu dibuktikan den-
jelaskan, bahwa proyek bantuan itu
Usaha, dan Bungong Jaroe,
yang
Temuan lainnya, banyak bibit kelapa
gan diterimanya laporan Pj. Bupati Na-
telah disalurkan sesuai ketentuan,
menyatakan semua bantuan yang
sawit yang sudah ada dilokasi tidak di-
gan Raya tentang Pertanggungjawaban
melalui ketua kelompok tani dimas-
telah diterimanya dari Dinas Perke-
ambil oleh
ing-masing lokasi. Namun ia men-
bunan telah disalurkan kepada mas-
karena mereka merasa kesal. Beberapa
gakui lemahnya pengawasan atas
ing-masing anggota sesuai dengan
bantuan tersebut. Kami berjanji
haknya. Menurutnya, pernyataan
akan menindaklanjuti setiap adan-
yang ditandatangani tanggal 11 dan
ya temuan yang jelas-jelas merugi-
10 Oktober 2006 lalu, oleh ketua
kan rakyat, jelasnya kepada Jroh.
kelompok dari desa Alue Bata dan
APBD Tahun Anggaran 2005 oleh DPRD Nagan Raya di depan Sidang Paripurna. Gambaran indah tersebut seketika buyar, manakala Komite rakyat Pemantau Anggaran (KrPA) melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Sudarman mengaku pihaknya te-
Sapu Pakat,
Bina
Gunong Pungki Kecamatan Kuala
anggota kelompok petani
orang anggota kelompok mengaku kecewa setelah mengetahui, bahwa mereka hanya dijadikan alat oleh pihak-pihak tertentu. Persoalan yang yang muncul dalam
di Jakarta tentang adanya temuan lain
lah disudutkan dengan pemberitaan
tersebut dibuat dengan sebenar -be-
proyek tersebut tidak hanya berhenti
pendistribusian dana sebesar Rp. 2.8
yang menyebutkan bahwa pihaknya
narnya dan tanpa paksaan dari pi-
pada nama-nama fiktif, yang mengher -
Milyar pada
telah menggelapkan dana sebesar Rp.
hak manapun dan mereka bersedia
ankan sebagian besar petani yang telah
Temuan diawali oleh adanya laporan
2,8 Milyar.
dituntut secara hukum apabila ter -
menerima paket bantuan, tidak pernah
dari Bustami, anggota kelompok Cico-
kalau memang ada anggota yang be-
bukti bohong.
diminta menandatangani berita acara
proyek bantuan tersebut.
ba, desa Alue Bata Kecamatan Kuala, yang namanya jelas tertera di dalam daftar penerima bantuan. Berdasarkan pengakuannya, Bustami hanya mendapatkan bantuan bibit, sementara uang pembersihan lahan, pu-
Mari kita diskusikan,
lum mendapatkan haknya dari ket-
Sedangkan dugaan adanya nama
ua kelompok, kami berjanji akan
fiktif sebagai penerima bantuan di
menyelesaikannya dengan memang-
desa Alue Bata, Kepala DPK Nagan
gil para ketua kelompok yang belum
Raya, Bustami harun ketika konfir -
menyalurkan bantuannya sesuai
masi by phone, menjelaskan bahwa,
daftar yang telah dipertang-gung-
pihaknya belum bisa memberikan
jawabkan, tandasnya.
jawaban atas kasus dugan korupsi
penerimaan barang.
Bahkan ternyata
banyak anggota kelompok tidak mener ima barang seperti tertera di dalam daftar pembagian bantuan. Contoh, anggota kelompok tani Sapu Pakat di desa Gunong Pungki, seharusnya set-
puk dan obat-obatan tidak pernah di-
Memang agak aneh ada anggota
tersebut, karena mereka akan ber -
iap anggota menerima 425 batang bibit
terimanya dari proyek tersebut. Ketika
kelompok yang mengaku belum
konsultasi terlebih dahulu dengan
kakao, namun ternyata masing-masing
hal itu ditanyakan kepada ketua kelom-
mendapat bantuan. Sudarman me-
Kepala Desa, kenapa kasus tersebut
hanya menerima 150 batang. Hampir
pok, M.Hasan Usman, jawaban yang di-
nunjukan pernyataan dari beberapa
bisa terjadi. ■
semua kelompok penerima mengalami
terima juga tidak memuaskan. Bustami
hal yang sama. ■
MEUDRAH
HALAMAN 15
Belajar dari Kabupaten Solok:
Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Bersih Jonni/Aceh Project Officer Pakta Integritas TI Indonesia
S
olok-
kan tiga narasumber yakni Bupati Solok H. Gusmul, Hani Yulianto dari Sekretariat Nasional TII dan ketua LPJK
Sebanyak 18 anggota ko-
Daerah Sumbar HM, Nurnas. Bupati
mite pemantau kecamatan di
Gusmal mengingatkan tiga tahun lalu,
wilayah pesisir timur Aceh, dan
tepatnya 10 November 2003, Bupati So-
perwakilan tiga LSM mitra kerja
lok saat itu H. Gamawan Fauzi, bersa-
Transparency International (TI)
ma seluruh elemen masyarakat membu-
Indonesia berkunjung ke Kabupaten
latkan tekad untuk melaksanakan ber -
Solok, Tanah Datar dan Kota Bukitting-
bagai program pembangunan di daerah
gi, Sumatera Barat pada 12-17 Novem-
itu secara jujur. Komitmen pencegahan
ber 2006 lalu. Kegiatan ini bertujuan
korupsi ini dikenal dengan nama Pakta
untuk studi banding partisipasi ma-
Integritas.
syarakat dalam pemantauan tata kelo-
Selama
itu,
Pemda
Solok
telah
la pemerintahan daerah yang bersih,
melakukan pelayanan publik yang be-
khususnya pelaksanaan Pakta Integri-
bas KKN, membentuk T im Sinergi, me-
giro to giro,
tas di Solok, pelaksanaan Pajak Bumi
nerapkan sistem
dan Bangunan (PBB) yang TAP (transpa-
tuk sistem pengadaan barang dan jasa
memben-
ran, akuntabel dan partisipatif) di
serta menerapkan Perda No.
Tanah Datar, serta pemantauan korup-
2004 tentang Transparansi Penyeleng-
si di Bukittinggi.
garaan Pemerintahan dan Partisipasi
5 Tahun
Banyak pelajaran berharga yang
Masyarakat. Meski Pakta Integritas te-
diperoleh para anggota komite yang me-
lah diterapkan secara baik, disimpulkan
wakili tiga daerah yakni
masih perlu adanya perbaikan agar pen-
kota Banda
Aceh (komite Meuraxa, Jaya Baru dan
erapannya lebih sempurna.
Kuta Raja), Kabupaten Pidie (komite
Besoknya, rombongan diterima oleh
Batee, Pante Raja dan Trenggadeng) dan
Bupati Solok, H. Gusmal. Dialog ini
Kabupaten Bireuen (komite Samalanga,
sempat menimbulkan kekaguman dari
Simp. Mamplam dan Jeunieb). Pertama,
anggota komite. Pemaparan Bupati ten-
mereka bisa mengikuti semiloka Refle-
tang penerapan Pakta Integritas disam-
ksi Tiga Tahun Penerapan Pakta Integ-
paikan dalam bahasa yang mudah dicer -
ritas di Lubuk Selasih Solok pada 13
na dan sangat mengena dihati. Setelah
November. Semiloka ini berjalan sangat
itu, rombongan komite juga diterima
dinamis dan para anggota komite dap-
oleh pimpinan DPRD Solok. Diskusi
at mengikuti sepenuhnya.
langsung dipimpin oleh ketua DPRD
Semiloka yang diikuti ratusan peser -
Solok. Siangnya, rombongan berkun-
ta berasal dari sejumlah utusan LSM,
jung ke Nagari Cupak, berdiskusi den-
Kontraktor dan Anggota Komite Peman-
gan Wali Nagari (Kepala Desa) Cupak dan
tau Rekonstruksi Aceh ini menghadir -
melihat langsung proyek di desa itu yang
Kunjungan rakyat aceh ke Sumbar.
melibatkan
Tegaknya Pakta Integritas di Bumi Solok
partisipasi masyarakat
dalam pemantauan pelaksanaannya. Hari berikutnya, rombongan meninggalkan Solok, menuju Tanah Datar. Siang itu, mereka berdiskusi dengan Ke-
Saifuddin Bardan/Sekretaris Komite Pante Raja
S
pala Dispenda Tanah Datar, Ir. Syafruddin di Nagari Sungai Tarab. Kepala Disberbagai masukan dari masyarakat
penda memaparkan sistem perpajakan,
Sasaran utama pelaksanaan Pakta
baik lisan ataupun tertulis. Hal itu
khususnya PBB yang dikelola di daerah
dan cemburu atas keberhasilan
Integritas itu yakni layanan Publik; sep-
tidak lepas dari adanya Perda No. 5
itu, yang membuka peluang sebesar-be-
Kabupaten Solok dalam meng-
erti, aparatur pemerintahan sebagai
Tahun 2004 tentang Transparancy
sarnya kepada masyarakat dalam pe-
implementasikan Pakta Integri-
pemberi pelayanan, dan masyarakat
Penyelenggaraan Pemerintah dan Par-
mantauan atas pelaksanaan PBB yang
tas. Sesungguhnya itu bukan hal
sebagai penerima layanan ini sudah di-
tisipasi Masyarakat. Sedangkan pen-
TAP (Transparan, Akuntabel dan Parti-
yang mudah bagi seorang pemimpin
laksanakan sejak 1997, melalui pelay-
ingkatan atas kesejahteraan apara-
sipatif). Diskusi berjalan dinamis dan
untuk menerapkan Pakta Integritas yang
anan publik bebas KKN (Posyandu
tur dilakukan melalui penggeseran
peserta dapat mengikuti pemaparan nara
efektif dan transparan, serta perlu pen-
Plus) dan sekarang ini sudah melay-
honorarium proyek/kepentingan dan
sumber secara responsif. Siang itu juga,
gorbanan yang sangat besar. Tetapi Pem-
ani 32 urusan perizinan. Layanan ini
sejenisnya menjadi tunjangan daer -
mereka ke Nagari Sumpur dan berdialog
da Solok tetap komit untuk jujur dalam
memiliki kepastian dan kejelasan ten-
ah/tunjangan kinerja dan diberikan
dengan wali nagari dan pengurus Forum
melaksanakannya.
tang lembaga pelayanan, mekanisme
secara profesional sesuai dengan tu-
Warga Pembayar Pajak (FWPP) mengenai
dan prosedur, persyaratan, biaya dan
gas dan tanggung jawab. Selama ini
sistem pemungutan PBB yang partisi-
waktu pengurusan.
hal itu dikenal dengan nama Meja
patif.
aya sebenarnya sangat terharu
Penerapan Pakta Integritas di Solok tidak hanya mampu mewujudkan
ataupun kegiatan lainnya.
Diakhir kunjungan itu dilakukan eval-
Clean Government, namun juga men-
Di Solok, dibentuk T im Sinergi,
Mata Air dan Meja Air Mata. Tak ket-
jadikan Kabupaten Solok sebagai
untuk mensinergikan hasil-hasil
inggalan pemberian reward dan pun-
uasi terhadap kegiatan
icon bangsa dalam mengubah image
Musbang (Musyawarah Pemban-
ishment, serta penghargaan bagi
Menurut para anggota komite, kegiatan
bangsa Indonesia sebagai negara
gunan) tingkat Kabupaten dengan
aparatur dan/atau masyarakat yang
ini sangat bermanfaat, mereka mendap-
terkorup di mata dunia internasion-
anggota terdiri dari unsur birokrasi
berprestasi dalam pelaksanaan Good
at perspektif baru tentang partisipasi
al. Kabupaten Solok sanggup atau-
profesional, Anggota DPRD, Akademi-
Governence dan Clean Goverment.
masyarakat dalam pemantauan. Di So-
pun ikut memberi andil dalam men-
si, LSM, tokoh masyarakat, dan stake-
Itulah tekad dari Bupati Solok H.
lok terlihat jelas peran masyarakat dalam
gangkat Indeks Persepsi Korupsi di
holders lainnya, untuk menentukan
Gusmal dalam penerapan Pakta Integ-
pemantauan Pakta Integritas dibuka se-
Indonesia dari 2,2 menjadi 2,4 atau-
skala prioritas pembangunan. Ada
ritas di daerahnya yang terbebas dari
luas-luasnya. Di Tanah Datar terjalin
pun naik level 7 dari ratusan negara
juga pendelegasian sebagai kewenan-
KKN. Kejujuran itu adalah pangkal
hubungan yang harmonis antara FWPP
yang di survei oleh tim independent.
gan/urusan pemerintahan untuk
kemiskinan itulah yang dianut sebagi-
dengan Pemkab dan Wali Nagari. Satu-
Penerapan Pakta Integritas itu
menghindari munculnya Raja-raja
an bangsa Indonesia dan Masyarakat
hal yang sangat menarik adalah betapa
tidak sedikitpun mengurangi penda-
kecil di Daerah. Dilaksanakan juga
Aceh pada khususnya. Akan tetapi den-
mudahnya masyarakat di sana untuk
gan kesederhanaannya Solok telah
bertemu dengan pejabat daerah.
lesson learn
ini.
patan pejabat maupun pegawai,
performance agreement / kesepakatan
dikarenakan implementasinya di pe-
kinerja antara bupati dengan pejabat
memberikan suatu gambaran bahwa
Kunjungan berakhir pada 17 Novem-
merintahan telah memberikan tun-
Eselon II (Dinas, Badan Kantor), ser -
Kejujuran itu adalah Mata Uang dari
ber. Dengan segala pengalaman yang
jangan daerah. Tunjangan itu diberi-
ta antara bupati dengan DPRD pada
Seluruh Dunia. Kabupaten Solok te-
telah diperoleh selama kegiatan lesson
kan berdasarkan jabatan yang dimi-
tahun Anggaran 2006 ini.
lah membuka mata Indonesia pada
learn ini, telah menimbulkan seman-
liki aparatur, dana pembayaran tun-
Selain itu, Pemda tanggap ter -
umumnya dan mata orang Aceh pada
gat baru bagi para anggota
jangan itu tidak diambil melalui pe-
hadap keluhan warga soal pelayan-
khususnya serta untuk dijadikan suri
untuk secara aktif lebih aktif terlibat
komite
nambahan anggaran APBD, melain-
an public dengan memberikan jawa-
tauladan bagi bangsa-bangsa lainnya.
dalam pemantauan pembangunan
kan dari hasil penghapusan segala
ban ataupun tangapan paling lam-
Sudah sepantasnyalah Solok dijadikan
kembali Aceh pasca bencana. Satu
macam bentuk honorarium proyek
bat 1 (satu) Minggu setelah diterima
sebagai Pahlawan Pakta Integritas. ■
tekad mereka, di Aceh juga akan lahir pemimpin seperti Bupati Solok. ■
HALAMAN 16
MEUDRAH
Konsultasi Publik Secara Maraton:
Mempertanyakan Keseriusan Pemberi Bantuan
yang melibatkan sekitar 40 war ga termasuk para keuchik di
Fadjar Pratikto
S
ejumlah
san, ujarnya. Pada kesempa-
an Badan Rehabilitasi
tan itu, dibahas kasus peruma-
dan Rekonstruksi (BRR)
han yang dibangun oleh BRR,
Aceh-Nias di Kecamatan
dimana banyak rumah bantu-
Kutaraja, kota Banda Aceh dan
an yang dianggap warga tidak
daerah lainnya yang dianggap
layak karena kualitasnya ren-
tidak layak huni, akan diper -
dah.
baiki pada anggaran 2007. Be-
Menanggapi keluhan warga,
berapa kontraktor nakal yang
Pranata, Koordinator bidang
mengerjakan proyek rumah
Ekonomi dan Sosial-Kemasya-
BRR akan diblack-list dan di-
rakatan BRR Regional I Banda
tuntut ke pengadilan. Pene-
Aceh mengakui adanya masalah
gasan ini cukup melegakan se-
berkaitan dengan pembanguan
bagian warga yang merasa ru-
rumah BRR, dan itu menurut-
mah bantuan yang diteriman-
nya tanggung-jawab lembagan-
ya belum cukup memadai un-
ya yang kurang pengawasan.
tuk ditempati.
Dalam memilih kontraktor,
Demikian salah satu butir
mungkin juga salah. Awalnya
yang dicapai dalam pertemuan
BRR berpikir menggunakan
konsultasi publik atau Public
kontraktor besar, namun akhir-
Consultation Meeting (PCM)
nya menggunakan kontraktor
yang diadakan di kantor Keca-
local supaya pengusaha Aceh
matan Kutaraja, kota Banda
bisa berkarya. Dari sekitar 400
Aceh pada Rabu, 22 November
kontraktor BRR, menurutnya,
2006 lalu. Kegiatan ini difasil-
ada yang nakal dan baik. Kare-
itasi oleh Transparency Inter -
na itu, beberapa kontraktor
national (TI) Indonesia
nakal harus diblacklist, dan di-
beker -
jasama dengan mitra kerjanya
Sebelumnya dalam kegiatan
(Gerak) Aceh dan Komite Pe-
yang sama di kecamatan Meu-
mantau tingkat Kecamatan.
raxa, Banda Aceh, 21 Novem-
Dalam dua bulan terakhir ini,
ber lalu, Pranata mewakili BRR
kegiatan semacam itu digelar
juga telah berjanji lembaganya
secara maraton di enam daer -
akan memperbaiki rumah-ru-
ah binaan TII. Selain Banda
mah yang dianggap kurang lay-
Aceh, diadakan di Pidie, Bi-
ak dalam program upgrading.
reuen, Nagan Raya, Aceh Bar -
Tidak hanya itu, beberapa lem-
at dan Aceh Jaya.
baga donor/NGO yang tak bisa
Saat konsultasi public di
lagi melanjutkan perbaikan ru-
Kutaraja, Banda Aceh yang di-
mah bantuannya yang kurang
ikuti sekitar 30 orang yang ter -
layak, juga akan diambil-alih
diri dari warga dan para keu-
BRR. Hanya saja untuk perbai-
chik di kecamatan itu, Sekcam
kan itu, warga mesti menung-
setempat, Yusnardi mengata-
gu beberapa bulan supaya ru-
kan dukungannya terhadap keg-
mahnya yang diterimanya siap
iatan ini. Ia mengakui banyak
ditinggali.
masalah yang terjadi dalam rewilayahnya.
lain. Selain perwakilan dari BRR, ada juga dari ADB (Asia Development Bank), Bina Swadaya, dan UNORC (United Nations Recovery Coordinator for Aceh and Nias) yang ingin melihat lebih dekat proses mediasi yang dilakukan oleh TI Indonesia bersama mitranya ber kaitan
berbagai
proses rekonstruksi Aceh. Dalam kesempatan itu, diba-
Konsultasi Publik di Batee, Pidie.
FOTO DOK/TII
has persoalan pembangunan rumah yang dilakukan oleh Ya y a s a n B e r k a t i I n d o n e s i a (YBI) dan BRR yang dianggap kurang memadai, bantuan sumur bor dari NGO yang tidak berfungsi, dan penimbunan tanah yang dilakukan BRR tanpa koordinasi dengan warga. Wakil Gerak Aceh sempat mengungkapkan hasil investigasi lembaganya mengenai kasus sebagian rumah yang dibangun YBI dan BRR yang dianggap kurang layak. Sayang sekali, tanpa alasan yang jelas YBI tidak bisa menghadiri mediasi ini, sehingga kasus tersebut
Konsultasi Publik di Pante Raja, Pidie.
FOTO DOK/TII
tidak
bisa langsung direspon
solusinya. Pranata mengakui pengawasan dalam pembangunan rumah di Meuraxa dan daerah lain masih lemah. Ia berjanji, lembaganya ke depan akan berusaha memperbaiki yang lebih baik. Sekarang untuk bantuan rumah, BRR membentuk KP4D (Komite Percepatan Pembangunan Perumahan). Mengenai kemungkinan pengambilalihan proyek bantuan rumah yang tidak layak, menurutnya, itu baru akan dilakukan BRR
Berbeda dengan kegiatan di Kutaraja, konsultasi public
dengan
masalah yang muncul selama
tuntut ke pengadilan.
yakni Gerakan Anti Korupsi
di
juga dihadiri sejumlah NGO
menjadi semacam pengawarumah bantu-
konstruksi
kantor Kecamatan Meuraxa
Kami berharap kegiatan ini
Konsultasi Publik di Meuraxa, Banda Aceh.
FOTO DOK/TII
pada 2007 mendatang. ■
Tambak dan Listrik PLN Disorot BERBEDA dengan kota Banda Aceh, konsultasi public di kecamatan Batee, Pidie yang dilangsungkan pada 29 November 2006 lalu mengangkat masalah rehabilitasi tambak. Lebih menggembirakan, pelaksana bantuan rehabilitasi tambak dalam hal ini Agro Input dari UNFAO dan mitranya IRM Muhammadiyah, hadir dalam pertemuan tersebut. Hadir pula perwakilan dari Dinas Pertanian, dan Muspika Kecamatan yang diwakili oleh Sekcam dan Koramil. Dari pengakuan sejumlah warga, bantuan rehabilitasi tambak di Desa Kule dan Kulam sangat mengecewakan petani tambak. Keluhan penerima bantuan beragam ; ada yang menerima program agro-input meski dianggap tidak sesuai dengan yang dijanjikan, ada yang tambaknya belum direhab sama sekali, ada yang tambaknya direhab tidak sesuai janji, ada yang menerima agro input tapi tidak lengkap misalnya ada bibit tidak ada pupuk dll. Menurut Buhari, Manajer Proyek dari IRM Muhammadiyah, ketidaksesuaian bantuan dengan yang telah dijanjikan ke petani bukan semata-mata kesalahan pihaknya tetapi juga akibat kebijakan UN-FAO. “Ada beberapa poin yang ada dalam MoU antara IRM Muhammadiyah dengan UN-FAO yang direvisi, dan itu
sangat mengganggu kinerja di lapangan” jelasnya. Diakui Buhari, ada beberapa kesepakatan yang tidak sesuai dengan realisasi sekarang. Seperti bantuan bibit bandeng yang dijanjikan 2.500 ekor/ha, yang diterima petani hanya 1.000 ekor/ha. Pengurangan bibit adalah kebijakan UN-FAO. Alasannya, dari pengalaman selama ini, kalau bibitnya berukuran terlalu kecil kemungkinan matinya cukup tinggi dibanding bibit yang lebih besar. Perubahan kebijakan itu ternyata tak pernah dikomunikasikan. Proyek rehabilitasi tambak yang dilakukan oleh UN-FAO, menurut warga, rencananya seluas 64 ha, yang menghidupi 90 petani tambak. Kenyataanya menurut UN-FAO dan IRM Muhammadiyah, pola yang diterapkan adalah dengan perhitungan jam. Dimana untuk merehab tambak di dua desa tersebut dijatahkan 720 jam dengan volume kerja 380.0400 kubik. Pendistribusian agro input seperti pupuk, bibit, pakan dll kepada petani juga dipersoalkan. Selama ini pembagian langsung ditangani sendiri oleh pelaksana proyek dari IRM Muhammadiyah padahal sebelumnnya sudah dibentuk kelompok-kelompok. Dalam konsultasi publik itu, para petani ber-
harap adanya ketegasan dari UN-FAO dan IRM Muhammadiyah menyangkut bantuan tersebut. Dari konsultasi itu, diagendakan pertemuan berikutnya yang telah menghasilkan kesepakatan bahwa pemberi bantuan akan menyelesaian masalah-masalah yang dikeluhkan oleh para petani tambak dalam waktu dekat. Lain Batee, lain pula di Panteraja, Pidie. Dalam konsultasi public pada 30 November lalu, dibahas masalah listrik. Hasil investigasi Paska Pidie menunjukkan bahwa Program Sambungan Listrik oleh PLN Cabang Sigli kepada masyarakat korban tsunami merugikan warga. Sesuai surat edaran yang dikeluarkan PLN Wilayah NAD No. 1345/545/W-NAD/2006, biaya penyambungan listrik bagi para korban hanya sebesar Rp.6.000,- yang akan digunakan untuk menandatangani surat pernyataan. Kenyataan dari terjadi pungutan liar sebesar antara Rp.250.000-400.000, bahkan ada yang terpaksa membayar Rp.900.000,-. “Saya disuruh bayar satu juta rupiah, setelah tawar menawar akhirnya boleh Rp.900.000,- kalau memang ini aturan kenapa bisa minta kurang” protes seorang warga. Lebih menyakitkan, warga yang tidak bisa membayar dalam jumlah itu maka listrik tidak akan
disambungkan ke rumahnya. Istilahnya; ada uang listrik nyala, tidak ada uang listrik tidak nyala. Kesediaan perwakilan PLN Cabang Sigli untuk hadir pada pertemuan itu cukup melegakan warga Panteraja. Apalagi pihak PLN hadir dengan personil yang cukup banyak, termasuk Kepala Ranting Meureudu, Safrizal. Mereka sangat menyayangkan apa yang dialami oleh warga Panteraja, karena pada dasarnya PLN sudah mengeluarkan aturan yang jelas tentang prosedur calon pelanggan PLN. Apa yang dialami oleh warga diakuinya akibat kurang gencarnya kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh PLN sendiri sehingga ketidaktahuan ini dimanfaatkan oleh segelintir oknum (calo) untuk mencari untung. Akhirnya direkomendasikan bahwa PLN akan meningkatkan kegiatan sosialisasi program pemasangan listrik sebagai tindakan preventif ke desa-desa, PLN akan saling berkoordinasi dengan AKLI, karena pada prinsipnya yang melakukan pemasangan instalasi adalah tanggung jawab AKLI, serta PLN juga berjanji akan mengawasi petugasnya di lapangan, apalagi keluhan masyarakat terhadap membengkaknya rekening juga cukup banyak. ■