PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN 1.1. LINGKUP 1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dai segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini
bisa diterapkan
untuk
pelaksanaan
Pekerjaan
Pembangunan Gedung Kuliah IAIN Ambon, yang meliputi : I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON LANTAI I III. PEKERJAAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON LANTAI I I IV. PEKERJAAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON LANTAI I I I
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ). 1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut, lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: a. Pengadaan tenaga kerja. b. Pengadaan Bahan / Material. c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang ditugaskan. d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan pada bagian pekerjaan yang ditugaskan. e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja. f.
Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).
1.1.3. Persyaratan
Teknis
Umum
menjadi
satu
kesatuan
dangan
persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumendokumen berikut ini: a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan. b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan. -1
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran. d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain. 1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak
dapat
diterapkan
pada
bagian
pekerjaan
sebagaimana
diungkapkan di atas, maka bagian dari persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.
1.2. REFERENSI 1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan
teknis
yang
tertera
dalam
Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan
Nasional
maupun
Peraturan-peraturan
setempat lainnya yang berlaku atau jenis - jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain : NI - 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA. NI - 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA. NI - 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA. NI - 8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA. NI - 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN. PERATURAN PLUMBING INDONESIA. PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK. STANDART INDUSTRI INDONESIA. ASTM, JJ dan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan bagian pekerjaan ini. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standartstandart yang tersebut di atas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-negara asall bahan / pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.
-2
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut guna disepakati oleh direksi untuk dipakai sebagai patokan persyaratan teknis : a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi / Asosiasi Profesi / Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian
atau
Badan-badan
lain
yang
berwewenang
/
berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut
diperoleh
persetujuan
dari
Direksi
/
Konsultan
Pengawas Lapangan, PPK. b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga pengujian yang diakui secara Nasional / Internasional.
1.3. BAHAN 1.3.1. BARU / BEKAS Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.
1.3.2.
TANDA PENGENAL
a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk produk bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang pengenal pabrik / produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut. b. Khusus
untuk
plumbing,
dll)
bahan
bagi
pekerjaan
kecuali
ditetapkan
oleh
instalasi Direksi
(penerangan, /
Konsultan
Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi yang sama harus diberi -3
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS tanda pengenal untuk membedakan satu bahan dari bahan lainnya. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-tanda lain yang mana harus sesuai dengan referensi pada I.2. tersebut di atas atau dalam hal dimana tidak / belum ada pengaturan yang jelas mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk direksi / Konsultan Pengawas. 1.3.3.
MERK DAGANG
a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk di dalam Persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai persyaratan kwalitas penampilan (Performance) dari bahan / produk tersebut. b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan / produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setaraf dengan bahan / produk yang memakai merk dagang yang disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Konsultan Pengawas atas Kesetarafan tersebut. c. Sejauh
bisa
memenuhi
persyaratan
teknis
yang
ditetapkan,
penggunaan produksi dalam negeri lebih diutamakan. 1.3.4.
PENGGANTIAN (SUBSTITUSI)
a. Pemborong
/
supplier
bisa
mengajukan
usulan
untuk
menggantikan sesuatu bahan / produk lain dengan mutu yang dipersyaratkan. b. Dalam
persetujuan
perbedaan
harga
atau
yang
ada
sesuatu dengan
penggantian bahan
/
(substitusi), produk
yang
dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan pemborong / suplier seperti dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada. 2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi / Konsultan Pengawas
dan pemberi Tugas sebagai masukan
-4
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS (Input) baru yang menyangkut nilai tambah, maka perubahan pekerjaan mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan. 1.3.5.
PERSETUJUAN BAHAN
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan sangat agar sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan / diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas atau kesesuaian dari bahan / Produk tersebut pada Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh / brosur dari bahan / produk yang bersangkutan untuk diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas Lapangan. b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong / suplier, yang
mana
tidak
dapat
diberikan
pertimbangan
keringanan
apapun. c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong / Supplier dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini mengadakan bahan / Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk yang digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah disetujui.
1.3.6. CONTOH Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi / Konsultan Pengawas harus disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jumlah Contoh 1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat pengujian yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian
kepada
Direksi
/
Konsultan
Pengawas
harus
diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan persyaratan -5
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS yang ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan / Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas. 2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas, kepada Direksi / Konsultan Pengawas harus diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing masing disertai dengan salinan sertifikat pengujian yang bersangkutan. b. Contoh yang Disetujui 1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas atau contoh yang telah memperoleh persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas harus dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu, oleh Direksi
/
Konsultan
Pengawas
harus
dipasangkan
tanda
pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang semuanya akan dipegang oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Bila
dikehendaki,
Pemborong
/
Supplier
dapat
meminta
sejumlah set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan
dan
surat
keterangan
persetujuan
untuk
kepentingan Dokumentasi sendiri. Dengan demikian jumlah contoh yang harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas harus ditambah seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut. 2. Pada waktu Direksi / Konsultan Pengawas sudah tidak lagi membutuhkan
contoh
yang
disetujui
tersebut
untuk
pemeriksaan bahan produk bagi pekerjaan, Pemborong berhak meminta kembali contoh tersebut untuk dipasangkan pada pekerjaan. c. Waktu Persetujuan Contoh 1. Adalah tanggung jawab dari pemborong / supllier untuk mengajukan pemberian
contoh
pada
persetujuan
waktunya,
atau
contoh
sedemikian tersebut
sehingga
tidak
akan
menyebabkan keterlambatan pada jadwal pengadaan bahan. -6
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan
kesetarafan
pada
suatu
merk
dagang
tertentu,
keputusan atau contoh akan diberikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan
tambahan
diluar
persyaratan
teknis
(seperti
penentuan model, warna, dll), maka keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja. 3. Untuk
bahan
/
produk
yang
masih
harus
dibuktikan
kesetarafannya dengan suatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan diberikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas dalam waktu 21 (duapuluh satu) hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetarafan. 4. Untuk bahan / Produk yang bersifat pengganti / substitusi, keputusan persetujuan akan diberikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan pertimbangan. 5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan atau pun produk yang lain karena sifat / jumlah / harga pengadaanya tidak memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk jadi permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan Brosur dari produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan : Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen. Surat
surat
seperlunya
dari
agen
/
importer,
sesuai
keagenan, surat jaminan suku cadang dan jasa purna (after sales service) dan lain-lain. Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-lain.
-7
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Sertifikat
pengujian,
dokumen
lain
penetapan,
sesuai
petunjuk
kelas, Direksi
dan
dokumen-
/
Konsultan
Pengawas. 6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan, keputusan atau contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi / Konsultan Pengawas, maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas. 1.3.7. PENYIMPANAN BAHAN a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan untuk memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan / produk tidak layak untuk dipakai dalam
pekerjaan,
Direksi
/
Konsultan
Pengawas
berhak
memerintahkan agar : 1. Bahan atau Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak untuk dipakai. 2. Dalam hal mana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan / produk tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan. b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu penyimpanannya harus dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama penggunaan ini. 2. Berukuran minimal 40 x 60 cm. 3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah. 4. Diletakkan di tempat yang mudah terlihat.
-8
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk akan lebih dulu pula dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.
1.4. PELAKSANAAN 1.4.1. RENCANA PELAKSANAAN a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja
(SPK)
menyerahkan “Network
oleh
kedua
kepada
Planning”
belah
pihak,
Direksi/Konsultan mengenai
seluruh
pemborong
harus
Pengawas kegiatan
sebuah
yang
perlu
dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram mana dinyatakan pula urutan serta kaitan/hubungan antara seluruh kegiatan-kegiaan tersebut. b. Kegiatan Pemborong untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta waktu pengiriman/pengangkutan dari : 1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/pembantu. 2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan c. Kegiatan Pemborong untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan dan pembangunan. d. Pembuatan gambar-gambar kerja. e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja. f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut. g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut. h. Direksi/Konsultan
Pengawas
akan
memeriksa
rencana
kerja
Pemborong dan memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu. i. Pemborong
harus
perbaikan/penyempurnaan Direksi/Konsultan
memasukkan atau
Pengawas
dan
rencana meminta
kembali kerja
kepada
diadakannya
perbaikan/penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan. -9
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS j. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas atau rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi/Konsultan Pengawas telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa
rencana
kegagalan
Pemborong
kerja
Pemborong
untuk
pada
memulai
waktunya,
pekerjaan
maka
sehubungan
dengan belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong bersangkutan.
1.4.2. GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING) a. Untuk
bagian-bagian
(Construction
pekerjaan
Drawings)
belum
dimana cukup
gambar
pelaksanaan
memberikan
petunjuk
mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Pemborong wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut. b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas. c. Gambar
kerja
harus
diajukan
kepada
Direksi
/
Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan untuk mana gambargambar tersebut di atas harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga). d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.
1.4.3. IJIN PELAKSANAAN Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi / Konsultan Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Pemborong untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.
-10
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 1.4.4. CONTOH PEKEJAAN ( MOCK UP) Bila
pekerjaan
dikehendaki
oleh
Direksi/Konsultan
Pengawas,
Pemborong wajib menyediakan sebelum pekerjaan dimulai.
1.4.5. RENCANA MINGGUAN DAN BULANAN a. Selambat lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan
pekerjaan
berlangsung,
Pemborong
wajib
untuk
menyerahkan kepada direksi/Konsultan Pengawas suatu rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya. b. Selambat-lambatnya Pemborong
wajib
pada
minggu
menyerahkan
terakhir
dari
tiap
bulan,
kepada
Direksi/Konsultan
Pengawas suatu rencana bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya. c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencanan mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan
perintah
Direksi/Konsultan
Pengawas
dalam
melaksanakan pekerjaan. d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, pemborong diwajibkan
untuk
memberitahu
Direksi/Konsultan
Pengawas
mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.
1.4.6. KUALITAS PEKERJAAN Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis pekerjaan bersangkutan.
1.4.7.
PENGUJIAN HASIL PEKERJAAN
a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan
diuji
dengan
cara
dan
tolak
ukur
pengujian
yang
dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan dalam pada Pasal I.2. dari Persyaratan Teknis Umum ini. -11
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang
akan
melakukan
pengujian
dipilih
atas
persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas dari Lembaga/Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh Direksi/Konsultan Pengawas dianggap memiliki obyektifitas dan Integritas
yang
meyakinkan.
Atau
hal
yang
terakhir
ini
Pemborong/supplier tidak berhak mengajukan sanggahan. c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban Pemborong. d. Dalam hal dimana Pemborong tidak dapat menyetujui hasil pengujian
dari
Pemborong
bahan
berhak
penguji
mengadakan
yang
ditunjuk
pengujian
oleh
Direksi,
tambahan
pada
lembaga/Badan lain yang memenuhi persyaratan Badan Penguji seperti tersebut di atas untuk mana seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri oleh pemborong. e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk : 1. Memilih Badan / Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama. 2. Melakukan pengujian ulang pada bahan / lembaga Penguji pertama atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut : - Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas dan Pemborong / supplier maupun wakil-wakilnya. - Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat alat penguji. 3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak sepakat untuk menganggapnya demikian. 4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian
yang pertama, maka
semua akibat -12
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS langsung
maupun
tidak
langsung
dari
adanya
semua
pengulangan pengujian menjadi tanggung jawab pemborong / supplier. 5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukan ketidaktepatan kesimpulan dari hasil pengujian yang kedua, maka: - 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Pemborong / Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah. - Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan / pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan penundaan yang terjadi 1.4.8.
Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum
menutup
suatu
bagian
pekerjaan
dangan
bagian
pekerjaan yang lain yang mana akan secara visual menghalangi Direksi / Konsultan Pengawas untuk memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi / Konsultan Pengawas mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi / Konsultan Pengawas berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya. b. Kelalaian
Pemborong untuk
menyampaikan
laporan
di
atas,
memberikan hak kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan ditanggung oleh Pemborong. c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan di atas, maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan, pemborong berhak melanjutkan pelaksanaan -13
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut. d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi / Konsultan Pengawas atas
suatu
pekerjaan
tidak
melepaskan
Pemborong
dari
kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pemborong (SPP). e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui kepada Pemborong masih dapat diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi
bagian
pekerjaan
lain
guna
pemeriksaan
bagian
pekerjaan yang ditutupi. 1.4.9. Kebersihan dan Keamanan a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa berada dalam keadaan rapi dan bersih. b. Pemborong
bertanggung
jawab
atas
keamanan
diarea
kerja,
termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda Khusus.
1.5. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN 1.5.1. DOKUMEN TERLAKSANA (As Build Documents) a. Pada
penyelesaian
dari
setiap
pekerjaan
Pemborong
wajib
menyusun Dokumen Terlaksana yang terdiri dari: 1. Gambar-gambar terlaksana (as built drawing) 2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah dilaksanakan. b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Pemborong untuk pekerjaan: 1. Pekerjaan Persiapan 2. Supply bahan, perlengkapan / peralatan kerja c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari : 1. Dokumen pelaksanaan 2. Gambar-gambar perubahan 3. Perubahan Persyaratan Teknis
-14
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas. d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran banyak secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar pesawat / instalasi / peralatan / perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masing-masing barang tersebut. f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi / Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, Pemborong harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas. Pemborong tidak dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana tanpa ijin khusus tersebut. 1.5.2. PENYERAHAN Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas : a. 2 (dua) dokumen terlaksana b. Untuk peralatan / perlengkapan: - 2 (dua) set pedoman operasi (operational manual) - suku cadang sesuai yang dipersyaratkan c. Untuk berbagai macam : - Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada - Minimum 1 (satu) set kunci duplikat d. Dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal pajak, dan lain-lain) e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang yang dipersyaratkan f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna) -15
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2
1.6. KEAMANAN PENJAGAAN 1.6.1. Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-taman yang telah ada. 1.6.2. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila bangunan yang telah terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka pemborong berkewajiban untuk memperbaiki / membetulkan sebagaimana mestinya. 1.6.3. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan, terutama pada waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik dari bangunan / komplek, diwajibkan bagi pemborong untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai. 1.6.4. Pemborong harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar
tidak
mengurangi
kebersihan
dan
keindahan
bangunan-
bangunan yang sudah ada. 1.6.5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk Pembangunan kontrak
pekerjaan
harus
sementara
dilaksanakan
menimbulkan gangguan
sesuai
sedemikian
dengan
rupa
ketentuan
sehingga
tidak
terhadap ketentraman penduduk atau
jalan-jalan yang harus digunakan baik jalan perorangan atau umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain. Pemborong harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut di atas. 1.6.6. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat
dari
lalu
lalang
peralatan
ataupun
kendaraan
yang
dipergunakan untuk mengangkut bahan bahan / material guna keperluan proyek. -16
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 1.6.7. Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesinmesin berat atau unit-unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui
jalan
mengakibatkan
raya
atau
kerusakan
jembatan dan
yang
seandainya
mungkin
akan
pemborong
akan
membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal tersebut harus diberitahukan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan Instansi Yang berwewenang.
Biaya
untuk
perkuatan
tersebut
menjadi
tanggungan Pemborong.
-17
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN 2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN 2.1.1. DIREKSI KEET a. Bangunan Sementara Sebelum
pemborong
memulai
pelaksanaan
pekerjaan
ini
diharuskan menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara yang berukuran minimal 9.00 m2. b. Kelengkapan Direksi Keet Sebagai
kelengkapan
direksi
keet
guna
penyelesaian
administrasi di lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai
pemborong harus terlebih dahulu melengkapi
peralatan antara lain : - Soft board menempel di dinding 2x1,2x2,4 - (Satu) buah meja rapat (sederhana) ukuran 1,2 x 4,8 m2 Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah terima ke II) semua peralatan / kelengkapan tersebut dalam ayat ini menjadi milik kontraktor, dengan demikian pembiayaannya dianggap sewa. c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat dapat digunakan oleh direksi Lapangan adalah : - (satu) buah kamera - (satu) buah alat ukur Schuitmaat. - (satu) buah alat ukur optik (theodolit / waterpass) - (satu) buah personal komputer dan printer 2.1.2. KANTOR DAN GUDANG ARSITEKTUR Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor Kontraktor, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak Direksi / Konsultan Pengawas berkenaan dengan konstruksi atau penempatannya.
-18
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Semua Boukeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir (serah terima) harus dibongkar. 2.1.3. SARANA PEKERJAAN a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta jadwal kerja. b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus aman dari segala kerusakan hilang dan hal - hal dasar yang mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan. 2.1.4. PENGATURAN JAM KERJA DAN PENGERAHAN TENAGA KERJA a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan
tenaga
kerja
pengaturan
jam
kerja
maupun
penempatan bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
Konsultan
Pengawas
lapangan.
Khususnya
dalam
pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku. b. Kecuali
ditentukan
lain,
Pemborong
harus
menyediakan
akomodasi dan fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya seperti penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan penyakit menular) c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan
-19
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 2.1.5. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN / SARANA YANG ADA a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi sekitarnya
menjadi
memperbaikinya,
tanggung
bila
jawab
kerusakan
Pemborong
tersebut
jelas
untuk akibat
pelaksanaan pekejaan. b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga kondisi jalan sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini. c. Kontraktor
wajib
mengamankan
sekaligus
melaporkan
/
menyerahkan kepada pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah. 2.1.6. PEMBERSIHAN DAN PENEBANGAN POHON-POHON a. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon. b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata. c. Pemborong tidak boleh membasahi, menebang atau merusak pohon-pohon atau pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya menandakan disingkirkan.
diberi
tanda
bahwa Jika
ada
pada
pohon-pohon sesuatu
hal
gambar-gambar
yang
dan
pagar
harus
yang
mengharuskan
Pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi tugas. 2.1.7. PENJAGAAN DAN PAPAN NAMA a. Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaannya yang dianggap penting selama pelaksanaan, dan sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk mengatur sirkulasi / arus kendaraan keluar / masuk proyek. b. Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu melihat kondisi keamana lingkungan sekitar.
-20
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS c. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang papan nama proyek. 2.1.8. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dari PDAM. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan rencana. b. Listrik
untuk
bekerja
harus
disediakan
Kontraktor
dan
diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga
listrik
hanya
diperkenankan
untuk
penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk mensuplai kantor Direksi Lapangan. c. Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban Kontraktor. 2.1.9. DRAINASE TAPAK a. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang
ada
di
tapak,
kontraktor
wajib
membuat
saluran
sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada. b. Arah aliran air ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan. c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dangan petunjuk dan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas. 2.1.10.
MENGADAKAN PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
a. Pengukuran Tapak kembali. 1. Kontraktor
diwajibkan
penggambaran
kembali
mengadakan lokasi
pengukuran
pembangunan
dan
dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
-21
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada
Konsultan
Pengawas
/
Direksi
untuk
diminta
keputusannya. 3. Penentuan
titik
ketinggian
dan
sudut-sudut
hanya
dilakukan dengan alat-alat waterpass / Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan. 4. Kontraktor harus menyediakan beserta
petugas
pemeriksaan
yang
Theodolith
melayaninya
Konsultan
Pengawas
untuk /
/ waterpass kepentingan
Direksi
selama
pelaksanaan Proyek. 5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas
segitiga
phytagoras
hanya
diperkenankan
untuk
bagian-bagian kecil yang disetujuii oleh Direksi. 6. Segala
pekerjaan pengukuran
dan
persiapan
termasuk
tanggungan Kontraktor. b. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan Pemborong
harus
mengadakan
pengukuran
yang
tepat
berkenaan dengan letak / kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (water Pass) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat water pass instrument / Theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan tegel, langit-langit dan sebagainnya dengan hasil yang baik dan siku. Untuk mendapatkan titik Peil harap disesuaikan dengan notasinotasi yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out), dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan dengan Lay Out, Pemborong harus melapor pada Konsultan Pengawas / Perencana. c. Pemasangan Bouwplank 1. Pemborong
bertanggung
jawab
atas
ketepatan
serta
kebenaran persiapan Bowplank / pengukuran pekerjaan -22
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS sesuai dengan referensi ketinggian, dan bench mark yang diberikan
Konsultan
Pengawas
secara
tertulis
serta
bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan
seluruh
bagian
pekerjaan
serta
pengadaan
peralatan, tenaga kerja yang diperlukan. 2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan
tanggung
memperbaiki
jawab
kesalahan
Pemborong
tersebut
dan
serta
wajib
akibat-akibatnya,
kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Direksi Pekerjaan. 3. Pengecekan
pengukuran
atau
lainnya
oleh
Konsultan
Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggungjawab Pemborong menjadi berkurang. Pemborong wajib melindungi semua bench mark, dan lainlain atau seluruh refferensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini. 4. Bahan dan Pelaksanaan. - Tiang Bowplank menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 dipasang setiap jarak 2.00 m1, sedangkan papan bowplank ukuran 2/20 dari kayu meranti dipasang datar Water Pass. - Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m1 dari as tepi bangunan dengan patok - patok yang kuat, bowplank tidak boleh dilepas / dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan
hingga
pekerjaan
mencapai
tahapan
trasraam tembok bawah.
2.2. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN 2.2.1. LINGKUP PEKERJAAN 1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat- alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan -23
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. 2. Galian Tanah Pondasi Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk Pondasi Telapak , pondasi batu kali, balok pondasi dan struktur lainnya yan terletak didalam atau di atas tanah, seperti tercantum di dalam gambar rencana
atau
sesuai
dengan
kebutuhan
Kontraktor
agar
pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman. 3. Pembersihan Akar Tanaman dan Bekas Akar Pohon Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi
kekuatan
tanah.
Pada
seluruh
lokasi
proyek
dimana tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat. 4. Pohon-pohon pada lahan proyek Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon tanpa koordinasi dengan Direksi / Konsultan Pengawas.
Pohon
yang
terletak
pada
bangunan
yang
akan
level
yang
dibangun dapat ditebang. 2.2.2.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Level Galian Galian
tanah harus dilaksanakan
sesuai
dengan
tercantum di dalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
-24
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 2. Jaringan Utilitas Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon
dan
lain-lain,
memberitahukan
maka
hal ini
Kontraktor
kepada
harus
Konsultan
secepatnya
Pengawas
untuk
mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas segala
kerusakan
akibat
kelalaiannya
dalam
mengamankan
jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor. 3. Galian yang Tidak Sesuai Jika galian dilakukan melebihi ke dalaman yang ditentukan, maka kontraktor harus mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan
bahan
urugan
yang
memenuhi
syarat
dan
harus
dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat, atau galian tersebut dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton. 4. Urugan Kembali Pengurugan Kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. 5. Pemadatan Dasar Galian Dasar galian harus rata / water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. 6. Air Pada Galian Kontraktor wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah harus dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air / banjir pada lokasi disekitar proyek. Di dalam -25
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS lokasi galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung. 7. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus membuat pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar 1:2 (Vertikal : Horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran terpal / kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari. 8. Perlindungan Benda Yang Dijumpai Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang
dilindungi
selama
pekerjaan
galian
terpasang.
Kecuali
disetujui untuk dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap pada tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki / diganti oleh kontraktor. 9. Urutan Galian Pada Level Berbeda Jika ke dalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus
dimulai
dari
bagian
yang
lebih
dalam
dahulu
dan
seterusnya.
2.3. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT 2.3.1. LINGKUP PEKERJAAN 1. Tenaga Kerja, bahan, dan Alat Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu
yang
diperlukan
untuk
melaksanakan
dan
mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi. 2. Lokasi pekerjaan Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah seperti Pile Cap, balok -26
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS pondasi, Pondasi batu Kali dan pekerjaan beton yang lain yang berhubungan langsung dengan tanah. 3. Pembersihan Akar Tanaman padat dan sisa Galian Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut
harus diisi dengan
material urugan yang memenuhi syarat. 2.3.2. Persyaratan Bahan 1. Bahan urugan Pasir Padat Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. 2. Air Kerja Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum
digunakan
air
harus
diperiksa
dilaboratorium
pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat. 2.3.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan 1. Tebal Pasir urug Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja. 2. Cara Pemadatan Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan
alat
pemadat
yang
disetujui
Konsultan
Pengawas.
Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat hasil kepadatan yang baik.
Kondisi
galian
tersebut
harus
dipertahankan
sampai
-27
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak memenuhi. 3. Air Pada Lokasi Pemadatan Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air tanah dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sumpit pada tempat tertentu. 4. Tanah di sekitar pasir urug Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tedak tercampur dengan Pasir Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan bahan lainnya yang bersih. 5. Persetujuan Pekerjaan urugan
selanjutnya
tersebut
dapat
sudah
dikerjakan,
mendapat
bilamana
persetujuan
pekerjaan
tertulis
dari
Konsultan Pengawas.
2.4. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN 2.4.1. LINGKUP PEKERJAAN 1.
Tenaga Kerja, Bahan, dan Alat Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga Kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu
yang
diperlukan
untuk
melaksanakan
dan
mengamankan Pekerjaan ini dengan baik dan Sesuai dengan Spesifikasi. 2.
Lokasi Pekerjaan Pekerjaan ini pada Lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, dengan elevasi seperti tertera pada di dalam peta kontur.
3.
Pembersihan akar tanaman dan Sisa Galian Jika Dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas
-28
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat. 2.4.2. PERSYARATAN BAHAN 1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek Tanah bekas Galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah Tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organis lainnya. 2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek Jika tanah urug didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. memiliki koefisien permeabilitas dari 10-7 cm / detik b. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari 10% partikel gravel. c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10%. Bahan yang mempunyai PI lebih dari 10% akan sulit dipadatkan. d. Gumpalan gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan. e. Secara umum bahan tersebut berupa sirtu / pasir batu yang sebelum mendatangkan harus sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. 3. Bahan Urugan Yang tidak memenuhi Syarat Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi Syarat. 2.4.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 1. Cara Pengurugan dan Pemadatan Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal lapisan 20 cm dan pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan Maximum pada kadar air optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika tidak tercantum
dalam
gambar
rencana,
maka
pemadatan
harus
dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 98%. -29
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 2. Pemasangan Patok Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian
rencana.
Untuk
daerah-daerah
dengan
ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula. 3. System Drainase Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian
rupa
sehingga
lokasi
tersebut
dapat
dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara efektif untuk menaggulangi air yang ada. 4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. 5. Uji kepadatan optimum di Laboratorium Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau AASHTO. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan lapangan. Uji yang dilakukan antara lain : a. “Density of Soil inplace by Sand Cone method ASSHTO T.191” b. “Density of Soil inplace by Driven Cylinder Method“ ASSTO T.204. c. “Density of Soil inplace by Rubber Ballon” ASSHTO T-205. 6. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk setiap 500 m2, yaitu dengan system Field Density Test. Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut : a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam 50 cm dari permukaan rencana, maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus
-30
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS mencapai minimal 95% dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan Standart Proctor Test. b. Untuk Lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus minimal 98% dari Standart Proctor test 7. Toleransi Kerataan Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan ± 50 mm terhadap Kerataan yang ditentukan. 8. Level akhir Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut. 9. Perlindungan Hasil Pemadatan. Bagian
permukaan
yang
telah
dinyatakan
padat
harus
dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi cukup,
permukaan
setelah
hasil
plastik. test
Pekerjaan
memenuhi
pengadaan
syarat
dan
dianggap mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. 10.Pemadatan kembali. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai deangan kepadatan yang dibutuhkan
dan
diperiksa
melalui
pengujian
lapangan
yang
memadai, sebelum memulai lapisan berikutnya, bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi perkerjaanya atau diganti, dengan caracara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang telah dibutuhkan, jadual pengujian harus diajukan oleh kontraktor kepada Konsultan Pengawas.
-31
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 3 PEKERJAAN STRUKTUR 3.1 PONDASI TELAPAK 3.1 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan pondasi ini meliputi, penyediaan tenaga, bahanbahan material dan peralatan-peralatan yang diperlukan sehingga secara keseluruhannya pekerjaan pondasi ini dapat terselesaikan. Sebagai pondasi utama bagunan gedung ini adalah dikaitkan dengan sloof antara satu tiang dan tiang lain sebagaimana ditunjuk dalam gambar rencana. 3.2 PEDOMAN PELAKSANAAN a.
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi maka pemborong harus mengadakan pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan jarak/notasi yang tercantum dalam gambar rencana pondasi dan harus
dimintakan
persetujuaan
lebih
lanjut
kepada
Direksi/Konsultan Pengawas. b.
Pemborong diwajibkan memberi laporan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, bila ada perbedaan antara gambar detail/ konstruksi dengan gambar arsitektur atau adanya notasi yang kurang jelas untuk mendapatkan keputusan/penjelasan.
3.3
Material Dan Bahan Material yang digunakan mengacu pada standar mutu beton K-225 dan besi U-39, baik pada pondasi telapak maupun sloof dan kolom.
3.4 Metode Pelaksanaan 1. Pengenalan Lapangan / Site a.
Kontraktor harus mengenal lapangan sebaik-baiknya sebelum memulai pekerjaannya antara lain : -
Peil Existing dihubungkan dengan peil dalam gambar rencana.
-
Keadaan/kondisi lapisan tanah
-
Bangunan-bangunan/fasilitas-fasilitas
yang
ada
dan
atau
berdekatan dengan site -32
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS -
Kedalaman muka air tanah
-
Peralatan
dan
kelancaran
fasilitas-fasilitas
pekerjaan
dan
yang
Hal-hal
diperlukan
lain
yang
guna
mungkin
berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan. b.
Kontraktor
juga
harus
mengenal
kondisi
jalan-jalan
umum,
batasan-batasan beban jalan dan batasan/ketentuan-ketentuan lainnya yang mungkin mempengaruhi lancarnya transportasi/alatalat dari dan ke site c.
Kontraktor wajib untuk mencocokan kondisi lapangan dengan gambar rencana dan wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan Pengawas.
2. Pengukuran Lapangan / Setting Site a.
Kontraktor
sebelum
memulai
pekerjaan,
harus
melakukan
pengukuran layout dengan menggunakan surveyor yang teliti serta berpengalaman. b.
Kontraktor
wajib
Direksi/Konsultan
untuk
melaporkan
Pengawas,
secara
apabila
tertulis
ditemukan
kepada
perbedaan
elevasi/ukuran lapangan dengan yang tercantum dalam gambar rencana. c.
Kontraktor wajib untuk mengukur/menentukan fasilitas/utilitas yang ada dilapangan serta melaporkan secara tertulis kepada Direksi/Konsultan Pengawas.
d.
Segala
biaya
yang
melindungi/memelihara/fasilitas/
diperlukan utilitas
yang
ada,
untuk termasuk
memasang kembali yang rusak karena kesalahan Kontraktor, menjadi tanggung jawab kontraktor. 3. Toleransi Posisi Pondasi a.
Deviasi maksimum terhadap posisi dari pondasi strouss harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : -
Devisiasi horizontal tidak lebih dari 7.5 cm dari lokasi
yang
ditentukan dan jarak antara dua pondasi strouss tidak ditambah/berkurang lebih dari 15 cm (simpangannya). -
Toleransi sumbu vertikal tidak lebih dari 1 : 8 -33
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b.
Semua biaya tambahan yang timbul karena perubahan pada jumlah dan kedalaman strauss, baik dari segi material, waktu maupun biaya perencanaan ulang yang diakibatkan oleh kesalahan / kegagalan dari kontrator dalam melasanakan pembuatan bor pile, seluruhnya menjadi beban kontraktor.
7. Penolakan Pekerjan Pondasi Telapak Pelaksanaan yang tidak benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini akan ditolak oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Kontraktor wajib membuat pondasi pengganti tanpa biaya tambahan, meskipun bila diperlukan dengan ukuran yang berbeda sebagai akibat kesalahan tersebut diatas. 3.6 PEKERJAAN TAMBAH KURANG Pekerjaan
tambah
kurang
akan
dilaksanakan
penambahan/pengurangan jumlah Pondasi Telap[ak
sesuai
dengan
dan perubahan
panjang Pondasi Telapak . Perubahan mengenai jumlah dan panjang tiang akan diketahui setelah loading test selesai dilaksanakan. Bila terjadi penambahan/pengurangan jumlah maupun panjang Pondasi Telapak diluar
pada tempat-tempat tertentu karena keadaan setempat yang dugaan,
maka
hal
tersebut
akan
diperhitungkam
sebagai
tambah/kurang, dan penambahan/pengurangan jumlah maupun dalam Pondasi tersebut harus atas perintah tertulis dari pihak Pemberi Tugas lewat Konsultan Pengawas.
3.2
PEKERJAAN BETON BERTULANG 3.2.1
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan
ini
meliputi
penyediaan
tenaga
kerja,
bahan-bahan
peralatan serta pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
-34
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 3.2.2
PERATURAN-PERATURAN Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut : a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03 – 2847 - 2002) b. Pedomen Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988) c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03 – 1726 – 2003) d. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur tembok Bertulang untuk Gedung 1983 e. Persyaratan umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1082)NI-3 f.
Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8
g. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81) h. Mutu dan Cara Uji Semen Beton (SII 0052-80) i.
ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.
j.
Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
k. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83) l.
American Society for Testing Material ( ASTM )
m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat n. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada bangunan Rumah dan Gedung (SKBI2.3.5.3.1987 UDC : 699.81 : 624.04) 3.2.3
KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman, termasuk tenaga ahli untuk acuan / bekisting sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu Kontraktor wajib menggunakan tukang
yang
berpengalaman,
sehingga
sudah
paham
dengan
pekerjaan yang sedang dilaksanakannya terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang -35
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode kerja dan harus disetujui Konsultan Pengawas. Jika dipandang perlu, maka Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli diluar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan Kontraktor dan semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor. 3.2.4
PERSYARATAN BAHAN a. Semen Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama dan dalam keadaan baru. Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. System penyimpanan semen harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membatu, tidak diijinkan untuk
dipakai. Bahan yang telah
ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor. b. Agregat Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis agregat ini diisyaratkan sebagai berikut : 1) Agregat Kasar, ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat. Atau -36
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS ¾ jarak bersih minimum antar baja tulangan, berkas baja tulangan atau tendon pratekan atao 30 mm. Gradasi Agregat tersebut secara keseluruhan
harus sesuai
dengan
yang
diisyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadi adanya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut: Sisa di atas
( % Berat )
Ayakan 31.50 mm
0
Ayakan 4.00 mm Selisih
antar
90-98 2
ayakan
01-10
berikutnuya
2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar Lumpur harus lebih kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sb :
Sisa di atas
( % berat )
Ayakan 4.00 mm
≥ 0.2
Ayakan 1.00 mm
≥ 10
Ayakan 0.25 mm
80-95
Kontraktor
harus
persyaratan
dalam
mengadakan spesifikasi
pengujian ini.
Jika
sesuai
dengan
sumber
agregat
berubah karena suatu hal, maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaanya
dan
harus
dicegah
supaya
tidak
terjadi
pencampuran dengan tanah. c. Air Untuk Campuran beton Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau
-37
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS bahan lain yang dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu. d. Besi Beton Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk tulangan utama dan besi polos (undeformed bars) untuk sengkang kecuali ditentukan lain dalam gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-syarat : 1. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat. 2. Mutu sesuai dengan yang ditentukan 3. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi. 4. Merk Krakatau Steel, Budi Dharma, Hanil, Ispatindo. 5. Besi beton harus bertuliskan SNI. Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Besi Beton harus berasal dari satu pabrik (manufactures). Tidak dibenarkan untuk menggunakan merk besi beton yang berlainan dengan untuk pekerjaan ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate / sertifikat pabrik yang membuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton tersebut. e. Admixtures Material Tambahan Dalam
keadaan
tertentu
boleh
dipakai
bahan
campuran
tambahan untuk memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, Jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil uji. Hasil uji ini dengan menggunakan bahan semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran tambahan yang -38
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS berfungsi
untuk
memperlambat
mengurangi
atau
jumlah
mempercepat
air
pengikatan
pencampur, dan
atau
pengerasan beton harus memenuhi “Specification for Chemical Admixtures for Concrete“ (ASTM C494) atau memenuhi standart Umum Bahan Bangunan Indonesia. f.
Kualitas Beton 1. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana yang harus dibuktikan dengan pengujian seperti diisyaratkan dalam spesifikasi teknis ini. 2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai,
Kontraktor
harus
melakukan
percobaan
sesuai
dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. 3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja K-100, kolom praktis, ring balk dan beton non struktur lainnya harus menggunakan beton Mutu K-175 4. Beton dengan mutu K-250 untuk pekerjaan structural untuk bangunan gedung seperti pondasi beton sloof, pile cup, kolomkolom, balok-balok, dan plat lantai. Sedangkan mutu K-250 untuk tangga. g.
Desain Adukan Beton. Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang dihasilkan memberikan kelecakan (Workability) dan konsistensi yang baik, sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan sekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi
agregat
dan
terpisahnya
air
(bleeding)
secara
berlebihan. Campuran beton harus dirancang sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan batasan di bawah ini :
-39
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS MUTU BETON
K225
K250
K275
K300
K350
K400
Kuat tekan minimum 7 hari ( kg/cm2 )
158
175
192
210
245
280
Jumlah Semen minimum ( kg/m3 )
300
300
300
325
350
375
Jumlah Semen Maksimum ( kg/m3 )
550
550
550
550
550
550
W / C faktor, maksimum
0.55
0.55
0.55
0.55
0.5
0.5
UntuUntuk Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai dengan yang diisyaratkan oleh pemasok waterproofing.
3.2.5
PENGUJIAN BAHAN a. Umum 1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala uji
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda
dengan
jumlah
sesuai
dengan
yang
diisyaratkan.
Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil
uji
diperoleh
untuk
persetujuan
oleh
Konsultan
Pengawas. 2. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka
Kontraktor
harus
melaksanakan
pengujian
ulang
dengan campuran yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali
hasil
uji
tersebut
hingga
diperoleh
hasil
yang
diinginkan. 3. Semua
pengujian
dan
pemeriksaan
di
lapangan
harus
dilakukan sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas. 4. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari Pabrik, dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara sesuai dengan spesifikasi ini.
-40
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b. Laboratorium Penguji 1. Sebelum
pekerjaan
beton
dilakukan,
Kontraktor
wajib
mengusulkan suatu laboratorium penguji material yang akan digunakan pada proyek ini. Laboratorium bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian dengan spesifikasi ini. 2. Kecuali
ditentukan lain,
Kontraktor harus
menyediakan
peralatan penguji di lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli yang menguasai bidangnya. 3. Alat Penguji agregat kasar dan agregat halus. - Alat Pengukur kadar air (moisture content) dari agregat - Alat Pengukur kelecakan beton (slump) - Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk merawat benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan matahari. 4. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a) dan (b) di atas harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix. c. Pengujian Agregat 1. Pengujian Pendahuluan Agregat Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut: - Sieve analysis - Pengujian Kadar lumpur dan Kotoran lain. - Pengujian Unsur Organis - Pengujian kadar clorida dan Sulfat. Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan (a) dan (b) dengan pengujian kadar air dari tiap jenis agregat harus dilakukan terhadap contoh untuk setiap Trial Mix. 2. Benda Uji Agregat Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan untuk menghasilkan beton seperti yang
-41
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS disyaratkan. Jumlah minimum untuk pengujian agregat yang dipakai untuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
Type Pengujian
Minimum Satu Contoh
Sieve Analysis
Setiap Minggu
Moisture Content
Setiap Minggu
Clay, Silt, dan Kotoran
Setiap Hari
Kadar Organis
Setiap Minggu
Kadar Klorida dan Sulfat
Setiap 500 m3 Beton
Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh kontraktor tidak memuaskan, maka Konsultan Pengawas berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang diperoleh ternyata memuaskan. d. Pengujian Beton 1. Benda Uji Beton Benda Uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi penggocoran sesuai dengan yang disaratkan oleh Konsultan Pengawas. 2. Jumlah benda uji beton a. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,50
m3 beton hingga cepat dapat diperoleh 30
benda uji yang pertama benda uji harus berbentuk kubus / Silinder benda uji bentuk lainya dapat digunakan bentuk lainya dapat digunakan bila disetujui oleh Konsultan Pengawas. Selanjutnya pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton. Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Konsultan Pengawas dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan.
-42
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b. Jumlah uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap tekan dari setiap mutu beton mutu yang dituang pada suatu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap satu kali pengambilan
contoh
beton
harus
dibuat
dua
buah
spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang diuji pada umur yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari. c. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan Pengawas dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar
dari
ketentuan
di
atas.
Dengan
beban
biaya
ditangung oleh kontrator. d. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan unutk setiap mutu beton adalah : Jenis struktur beton bertulang beton pratekan
jumlah minimum benda uji 4 6
waktu perawatan ( hari ) 3 7 28 2 2 2 2 2
3. Laporan Hasil Uji Beton Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari laboratorium Pengawas.
penguji Laporan
untuk tersebut
disahkan harus
oleh
Konsultan
dilengkapi
dengan
perhitungan tekanan beton Karakteristik. 4. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton a. Deviasi Standart – S Deviasi Standart produksi neton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil tes kubus atau silinder. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah
harus
dikoreksi
dengan
faktor
pengali
seperti
tercantum dalam tabel berikut :
2
S=
∑ ( fc − fcr ) N −1
-43
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Jumlah Benda Uji ( N ) buah
Faktor Pengali ( S )
≤ 15
1.16
20
1.08
25
1.03
≥ 30
1.00
b. Kuat Tekan Rata-rata ( fcr ) Target
fcr
menentukan
yang
digunakan
proporsi
campuran
sebagai
dasar
dalam
beton
harus
diambil
sebagai nilai yang terbesar dari Formula berikut ini : fcr = fc‟ + 1.64 atau fcr = fc‟ + 2.64 S – 40 kg/cm2 c. Kuat Tekan sesungguhnya Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi : - Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing masing terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc‟ + 0.82 N) - Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai nilai di bawah 0.85 fc. Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk meningkatkan ratarata hasil uji kuat tekan berikutnya atas rekomendasi KP. 5. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test) Jika hasil Evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat dipenuhi, maka jika Konsultan
Pengawas,
Kontraktor
harus
diminta oleh melaksanakan
pengujian beban dan lain-lain. Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus perkasus.
-44
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS e. Pengujian Besi Beton 1. Benda Uji Besi Beton a. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk masing masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri dari uji tarik dan uji lentur. b. Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang
perlu
oleh
Konsultan
Pengawas.
Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan Pengawas tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. c. Benda
uji
harus
diberi
tanda
dengan
kode
yang
menunjukkan tanggal pengiriman, lokasi terpasang bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat. d. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan Pengawas berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh kontraktor. 2. Laporan Hasil Uji Besi Beton Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.
-45
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 3.2.6
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN a. Slump Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara khusus adalah antara 5 – 12 cm untuk beton umumnya, sedang tiang bor slump sebagai berikut, Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (begisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya. b. Persetujuan Konsultan Pengawas Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor
harus
mendapatkan
persetujuan
tertulis
dari
Konsultan Pengawas. Laporan harus diberikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal-hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan. c. Persiapan dan Pemeriksaan Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang kesiapannya untuk
melakukan
pengecoran
dan
laporan
tersebut
harus
disampaikan beberapa hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan
kesepakatan
di
lapangan,
Konsultan
Pengawas
melakukan
pengecoran
dilaksanakan.
untuk
memungkinkan
Pemeriksaan
Kontraktor
harus
sebelum
menyediakan
fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan
agar
Konsultan
Pengawas
dapat
memeriksa -46
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS pekerjaan secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam dan selanjutnya kontraktor 1 x 24 jam selanjutnya kontraktor harus mengajukan ijin
lagi
untuk
dapat
melaksanakan
pengecoran.
Tidak
dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan oleh pemberi tugas / Konsultan Pengawas, berarti
Persetujuan
untuk
membebaskan
melakukan
Kontraktor
dari
pengecoran tanggung
tidak jawab
sepenuhnya atas ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya dan semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan. d. Siar Pelaksanaan Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar
kerjanya.
Siar
pelaksanaan
harus
diusahakan
seminimum mungkin, agar perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak dijinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus terletak
pada
daerah
dimana
gaya
geser
adalah
minimal,
umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang efektif struktur. Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian
rupa,
sehingga
tidak
menyebabkan
perbedaan
temperatur yang besar pada beton yang tersebut, yang berakibat retaknya beton, disamping adanya tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat secara horizontal dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. -47
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Kontraktor harus mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti erstop, perekat beton, dowel dsb, maupun pembersih permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat tetapi tetap melekat dengan baik. e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures yang dapat memperlambat proses pengerasan dari beton. Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton. Pada saat pengecoran tinggi jauh dari beton segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton sehingga dapat mengakibatkan kwalitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti piuap tremi sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat dan personil yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap alat pemadam maupun memadatkan sekitar 5 – 8 m3 beton segar per jam. Beton segar dicampurkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga masalah segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan dan selama pemadatan beton masih bersifat plastis.
-48
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 3.2.7
PEMADATAN BETON a.
Alat Pemadat Beton Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator) dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi kualitas pada beton. Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga
slump
yang
rendah-rendah
biasanya
merupakan
masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah yang memadai,
sesuai
dengan
besarnya
pengecoran
yang
akan
dilakukan. Minimum harus dipersiapkan satu vebriator cadangan yang akan dipakai, jika ada vebriator cadangan yang akan dipakai, jika ada vebriator yang rusak pada saat pemadatan sedang
berlangsung.
Alat
pemadat
harus
di
tempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi beton. b. Lokasi Pemadatan yang Sulit Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi pembersihan yang rapat dan rumit, maka kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton, sehingga secara kualitas tidak akan disetujui. c.
Pemadatan Kembali Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomondasi Konsultan Pengawas agar retak tersebut dapat dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain Jika
dipandang
perlu
Kontraktor
dapat
mengusulkan
cara
pemadatan lain yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan dan inti beton. Hal ini -49
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS dapat menyebabkan keretakan struktur dan terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya beban yang bekerja. 3.2.8
Temperatur Beton Segar Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang mempunyai skala 5 s/d 100o C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1o C.
3.2.9
Perawatan Beton a. Tujuan Perawatan Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton.
Perawatan
beton
harus
dilakukan
begitu
pekerjaan
pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan yang
cepat
terutama
pada
permukaan
beton
yang
baru
dipadatkan. b. Lama Perawatan Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari. c. Perlindungan Beton Tebal Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
permukaan
beton
harus
dilindungi
dengan
material
(misalnya stereo foam) yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, agar dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan. -50
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS d. Acuan Metal Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain
yang
sejenis,
harus
didinginkan
dengan
air
pengecoran dilakukan. Acuan tersebut dihindari
sebelum dari terik
matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan
panas.
Perlakuan
yang
kurang
baik
akan
menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan beton. e. Curing Compound Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan
curing
compound.
Jenis
dan
type
compound yang digunakan harus disetujui oleh
curing
Konsultan
Pengawas. Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan temperatur yang cepat pada permukaan beton sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan beton. 3.2.10 Cara Untuk Menghindari Keretakan Beton a. Alat monitoring Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm, Kontraktor harus menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor segala kejadian yang mungkin terjadi selama
pekerjaan
beton
berlangsung.
Monitoring
dilakukan
minimal selama 7 hari sejak pengecoran selesai. Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, di dalam beton, dan dipermukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horizontal antara titik satu dengan lainnya maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukur suhu tersebut harus diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. b. Perbedaan Temperatur Umumnya
permukaan
beton
harus
mendadak,
yang terpenting adalah
didinginkan
tidak terjadi
secara
perbedaan
temperatur yang besar (>20oC) antara permukaan dan inti beton
-51
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS dan beton harus dihindarkan dari sinar matahari langsung ataupun tiupan angin. c. Material Bantu Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat dicampur ke dalam beton maupun yang akan digunakan
pada
saat
perawatan
beton
untuk
mencegah
terjadinya penguapan yang terlalu cepat. d. Lebar Retak Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan, dan lebar retak yang diijinkan maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton. e. Antisipasi Perbedaan Temperatur Kontraktor harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengatasi jika perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya dengan mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi besar. Untuk itu harus disiapkan
material
isolasi
lebih
dari
kebutuhan
sebelum
pengecoran dilakukan. f.
Hal – Hal Lain Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah pengecoran beton adalah : 1. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam
kondisi
terlindung
dari
sinar
matahari,
sehingga
temperatur tidak tinggi pada saat pencampuran dimulai. 2. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih besar. 3. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah. 4. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
-52
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 5. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal 2 jam. 6. Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan membuat siar pelaksanaan secara horizontal pada beton yang tebal, sehingga tebal satu lapis pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter dan perbedaan temperatur dapat dikontrol. 7. Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana temperatur lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan dari siang hari. 8. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada pada seluruh permukaan beton yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh penampang beton. 9. Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan
harus
diteruskan
sampai
system
isolasi
terpasang
seluruhnya. 10.Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan membuat dinding pada sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis, demikian juga pada bagian atasnya. g. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan. Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar batas yang diijinkan, maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi campuran yang digunakan kepada Konsultan Pengawas untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak diijinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut
sebelum
mendapatkan
persetujuan
tertulis
dari
Konsultan Pengawas.
-53
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 3.2.11 Adukan Beton Yang Dibuat Ditempat (Site Mixing) Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di lapangan harus memenuhi syarat-syarat : a. Semen diukur menurut berat b. Agregat kasar diukur menurut berat c. Pasir diukur menurut berat d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching plant) e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton f.
Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai 3.2.12 BESI BETON a. Merk besi beton Sebelum
pemesanan
dilakukan,
maka
Kontraktor
harus
mengusulkan merk besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis
dari
pabrik
yang
akan
digunakan
untuk
disetujui
Konsultan Pengawas b. Penyimpanan Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup
terlindung
sehingga
kemungkinan
karat
dapat
sesuai
dengan
dihindarkan c. Gambar Kerja dan Bending Schedule Pembengkokan
besi
beton
harus
dilakukan
gambar rencana dan berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat
(bar
bender)
sedemikian
rupa
sehingga
tidak
menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan
harus
dengan
bar
cutter.
Pemotongan
dan -54
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak diijinkan. Untuk
itu
Kontraktor
pembengkokan
harus
(bending
membuat
schedule)
dan
gambar diajukan
kerja kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. d. Bebas karat Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan
gambar
dan harus
sudah
diperhitungkan
toleransi
penurunannya. Sebelum besi beton dipasang, permukaan besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi beton. e. Selimut Beton Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar standart detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik / tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di atas harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. f.
Penjangkaran Pemasangan
rangkaian
besi
beton
yaitu
kait-kait,
panjang
penjangkaran, penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Konsultan Pengawas. g. Kawat Beton dan Penunjang Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan -55
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS berhubungan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam penampang beton, sehingga tidak menonjol permukaan beton. h. Sengkang-sengkang Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Akhiran / kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam gambar standar agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan utama. i.
Beton Bending Beton bending harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor. Jarak antara beton bending ditentukan maksimal 100 cm.
j.
Penggantian Besi 1. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar 2. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka Kontraktor dapat
menambah
ekstra
besi
dengan
tidak
mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar. 3. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan : - Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas - Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada -56
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS tumpuan juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya. - Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran. - Tidak
ada
pekerjaan
tambah
dan
tambahan
waktu
pelaksanaan
k. TOLERANSI BESI
Diameter Besi (mm)
Toleransi dia (mm)
Toleransi Berat (%)
6≤φ≤10
±0.4
±7
10>φ≤16
±0.4
±5
16<φ<28
±0.5
±4
φ≥28
±0.6
±2
3.2.13 TOLERANSI DIMENSI ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Dimensi elemen stuktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi toleransi sbb :
Dimensi Elemen
Toleransi Terhadap
Toleransi Selimut
Struktur
B
Beton
(mm)
(mm)
(mm)
B ≤ 200
± 9.0
± 5.0
B ≥ 200
± 12.0
± 9.0
Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi. Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh Konsultan Pengawas, untuk selanjutnya diputuskan. Semua
akibat
kesalahan
tersebut
menjadi
tanggung
jawab
Kontraktor
-57
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 3.2.14 PEMASANGAN ALAT-ALAT DIDALAM BETON / Sparing a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang terjadi akibat perubahan desain harus diinformasikan segera kepada Konsultan Pengawas
untuk
mendapatkan
pemecahannya.
Pekerjaan
pembobokan, membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. b. Ukuran lubang, pasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan dan sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain
yang terkait atau menurut
petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas. c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M / E harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak / belum tertera di dalam gambar maka Kontraktor
wajib
menginformasikan
hal
tersebut
kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaiannya. 3.2.15 BETON KEDAP AIR a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang disyaratkan oleh Pemasok bahan kedap air / water proofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut. b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam
gambar
kerja
/
shop
drawing,
sehingga
rencana
pengecoran harus direncanakan dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah termasuk di dalam penawaran yang diajukan oleh Kontraktor. c. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka kontraktor harus
mengadakan
perbaikan-perbaikan
dengan
biaya -58
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Kontraktor. Prosedur perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai. 3.2.16 ACUAN / BEKISTING a. Umum 1. Kontraktor
harus
membuat
dipertanggungjawabkan
secara
acuan struktur
yang baik
dapat
kekuatan,
stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna
untuk
membentuk
struktur
beton
agar
sesuai
gambar kerja rencana. 2.
Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini. Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan
catatan
Pengawas. menawarkan
Di
bahwa dalam
sesuai
harus
disetujui
penawarannya
dengan
yang
oleh
Konsultan
Kontraktor
ditentukan
di
wajib dalam
spesifikasi. 3.
Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang tertanam di dalam struktur beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan dan bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bukaan tersebut harus dapat
ditutup
dengan
sempurna,
sehingga
bebas
dari
kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus dilengkapi dengan material tertentu seperti water haffles, sehingga pada saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.
-59
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b. Lingkup Pekerjaan 1. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan Pekerjaan peralatan
ini
meliputi
seperti
penyediaan
release
agent,
tenaga
kerja,
bahan,
pengangkutan
dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai
cetakan
beton
sesuai
dengan
gambar-gambar
konstuksi dan gambar-gambar disiplin lain yang berhubungan seperti
diuraikan
dalam
uraian
dan
syarat-syarat
pelaksanaan, secara aman dan benar. 2. Detail-detail Khusus Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk yang ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga
jika menggunakan
material
acuan
yang
khusus untuk menghasilkan detail khusus. c. Persyaratan Bahan. 1. Acuan dan Penyangga Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat
dipertanggung
jawabkan
kualitasnya.
Penggunaan
acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diijinkan untuk dipergunakan,
selama
dapat
disetujui
oleh
Konsultan
Pengawas. Acuan yang terbuat dari multiplek yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus yang digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan tebal multiplek minimal 12 mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan bentuk / ukuran dari elemen beton yang dibuat. Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan material penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Untuk pekerjaan beton yang langsung berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K-175. Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan -60
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom bulat disarankan menggunakan acuan baja. d. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Struktur Acuan Acuan
berikut
elemen
pendukungnya
harus
dianalisa
sedemikian rupa, sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan dan lain-lain. Semua analisa dan perhitungan acuan
berikut
kepada
elemen
Konsultan
pendukungnya Pengawas
harus
untuk
diserahkan
mendapatkan
persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan. 2. Dimensi Acuan Semua
ukuran-ukuran
yang
tercantum
dalam
gambar
srtuktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plester / finishing. Tambahan elemen tertentu seperti bentuk / profil khusus yang tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya. 3. Gambar Kerja Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan
analisa
yang
dilakukannya.
Gambar
kerja
tersebut harus lengkap disertai ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Konsultan
Pengawas
untuk
persetujuannya.
Tanpa
persetujuan tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.
-61
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 4. Tanggung Jawab Walaupun
sudah
disetujui
oleh
Konsultan
Pengawas,
tanggung jawab sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas
acuan
sepenuhnya
menjadi
tanggung
jawab
Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya
tambahan,
maka
semua
biaya
tersebut
menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar. 5. Stabilitas Acuan Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya
acuan
selama
pelaksanaan
pekerjaan dapat dihindari. Konsultan Pengawas berhak untuk meminta Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak / kurang sempurna dengan beban biaya Kontraktor. 6. Inspeksi Konsultan Pengawas Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa
sehingga
memungkinkan
dilakukannya
inspeksi dengan mudah oleh Konsultan Pengawas. 7. Detail Acuan Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan. 8. Akurasi Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan / kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi ini. 9. Sistem Pengaliran Air Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus
dipersiapkan
sistem
pengaliran
air -62
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS sedemikian, mengalir
ke
sehingga tempat
pada yang
saat
dibasahkan,
diinginkan
dan
air
dapat
acuan
tidak
tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak tergoyang. 10.Ikatan Acuan di Dalam Beton Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas baut-baut dan tierod yang diperlukan untuk ikatanikatan dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar kembali, tidak akan merusak beton yang sudah dibuat. 11.Acuan Beton Exposed Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada permukaan acuan yang menempel pada permukaan beton. Berhubung release agent warna
permukaan
penggunaannya
beton,
harus
maka
dilakukan
berpengaruh pula pada pemilihan dengan
jenis
dan
seksama.
Cara
pengecoran beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak penampilan beton exposed tersebut. Merk dan jenis release agent yang telah disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk jenis lain. Untuk itu Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu nama pedangang dari release agent tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis bahanbahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resikoresiko dan keterangan lain yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. 12.Bukaan Untuk Pembersihan Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
-63
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 13.Scaffolding Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi (scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar mudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas. 14.Persetujuan Konsultan Pengawas. Setelah pekerjaan di atas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari
sebelum
pengecoran.
Kontraktor harus
mengajukan
permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada Konsultan Pengawas. 15.Anti Lendut (Cambers) Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan plat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb : Lokasi
% Terhadap Bentang
Ditengah bentang balok
0.3
Diujung
0.5
balok
Kantilever e. Pembongkaran Acuan 1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi yng dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya. 2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb : Elemen Struktur
Waktu Minimum
Sisi-sisi balok kolom dan dinding
3 hari
Balok dan plat beton (tiang penyanggah
21 hari
tidak dilepas) Tiang-tiang penyanggah plat
21 hari
Tiang-tiang penyanggah balok-balok
21 hari
-64
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut bekerja beban dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut harus
mendapat
persetujuan
tertulis
dari
Konsultan
Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk biaya tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. 3. Setiap
rencana
pekerjaan
pembongkaran
acuan
harus
diajukan terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui Konsultan Pengawas.
-65
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 4 PEKERJAAN ARSITEKTUR 4.1. UMUM 4.1.1. KETENTUAN UMUM a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pada
spesifikasi
teknis
ini
diatur
seluruh
pekerjaan
berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat
daerah,
nasional,
maupun
internasional,
serta
berdasarkan jenis bahan / material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan. 3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Konsultan Pengawas,
yaitu
dalam
hal
Koordinasi
dan
Pengawasan,
mencakup mutu hasil kerja (kualitas), Waktu pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan. 4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya
harus
terlebih
dahulu
dikonsultasikan
dengan
Konsultan Perencana serta mendapat persetujuan dari (Owner). b. Peraturan-peraturan yang dipakai Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5 Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
Ketentuan-ketentuan
umum
untuk
pelaksanaan
Pemborong Pekerjaan Umum (A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 14571.
-66
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS
Petunjuk-petunjuk
dan
Peringatan-peringatan
lisan
maupun tertulis yang diberikan Konsultan Pengawas. Standart Normalisasi Jerman (D.I.N.). American Society for Testing and Material (A.S.T.M.). American Concrete Institute (A.C.I.).
Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A
Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 007979/0087-75/0075-75.
Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.
Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).
Standar
dari
yang ditentukan
bahan oleh
waterproofing
pabrik
dan
mengikuti
prosedur
standar-standar
lainnya
seperti :NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407.
Pengendalian
pekerjaan
keramik
harus
sesuai
dengan peraturan ASTM, NI-129, PUBI 1982 pasal 31 dan SII0023-81.
Pengendalian
seluruh
dengan peraturan-peraturan
pekerjaan ASTM
karpet –
E-648
harus
sesusi
dan
sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari pabrik.
Syarat bahan glass block sesuai dengan standar pabrik, tanpa cacat serta memenuhi dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189/78.
Mutu
dan
kualitas
kayu
yang
dipakai
sesuai
dengan persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81.
Pengendalian
seluruh
pekerjaan
cat,
harus -67
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS memenuhi ketentuan-ketentuan bersangkutan
dari
pabrik
yang
dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982
pasal 54 dan NI-4.
-68
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS
Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam
PUBI
1982
pasal
53,
BS
No.
3900 : 1970/1971, AS.K-41 dan NI.4, serta mengikuti ketentuanketentuan dari pabrik yang bersangkutan. Persyaratan bahan marmer harus konsisten terhadap PUBI pasal 26 dan
SII 0015-76.
c. Syarat-syarat pelaksanaan 1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa yang selanjutnya
dimintakan
persetujuan
kepada
Konsultan
Perencana. 2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Kontraktor harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang setara kepada Konsultan Pengawas untuk diserahkan
kepada
Perencana,
selanjutnya
Perencana
mengajukan bahan material tersebut kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya. 3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat,keramik,
batu
temple,
politur
dan
sebagainya
harus
mendapat persetujuan dari Perencana (Arsitek) terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan. 4. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis
bersangkutan
operatif
termasuk
dari
pabrik
mengajukan
cara
material
yang
perawatan
/
maintenance seluruh bahan / material bangunan sebagai informasi
bagi
Konsultan
Pengawas
dan
untuk
dapat
digunakan kelak oleh Pemilik Bangunan. 5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dari -69
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas. 6. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong / kaleng yang masih disegel
dan
berlabel
pabriknya,
bertuliskan
type
dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat. 7. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik. 8. Sebelum
memulai
pekerjaan,
Kontraktor
diharuskan
memeriksa site / lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan. 9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas.
Kontraktor
tidak
diperkenankan
melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan. 10.
Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor
harus dilengkapi dengan cara perawatan / maintenance dari produk tersebut yang :
Sesuai
dengan
persyaratan
teknis
dari
pabrik
yang bersangkutan ; Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat ; Disetujui oleh Konsultan Pengawas. 11.
Untuk
setiap
pekerjaan cat, maka Kontraktor atau
aplikator :
Harus
kepada
pabrik
cat
sesuai
dengan
jumlah
kebutuhan proyek ; memberikan surat penunjukkan dari pabrik
cat yang bersangkutan /
rekomendasi sebagai
applicator ; Harus melakukan pengecatan secara full system ; Harus mengajukan sistem pengecatan dan jenis cat ; Harus mengajukan urutan kerja ; Harus mengajukan bukti pesanan ; -70
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS
Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai proyek selesai ;
Harus memberikan surat jaminan mutu berbentuk sertifikat
garansi
(produsen)
yang
yang
dikeluarkan
ditandatangani
oleh
Direktur
pabrik
cat
Perusahaan,
dengan dilampiri surat Pengantar dari Main Kontraktor. 4.1.2. PEKERJAAN PENDAHULUAN a. Pengukuran 1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman. Setiap kali dianggap perlu, harus siap untuk mengadakan. 2. Untuk menetukan koordinat bangunan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan
dengan
dilengkapi
keterangan-keterangan
mengenai peil ketinggian tanah untuk menentukan elevasi ± 0,00, letak pohon yang perlu dipertahankan (apabila ada), letak batas-batas
site
dengan
alat-alat
yang
sudah
ditera
kebenarannya. 3. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta keputusannya, setelah berkonsultasi dengan Perencana. 4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat Waterpass / Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan. 5. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / Waterpass beserta petugas
yang
cakap
melayaninya
untuk
kepentingan
pemeriksaan Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek. 6. Pengukuran sudut siku-siku dengan
benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. 7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab kontraktor. -71
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b. Tugu Patokan Dasar & Titik Pinjaman / Referensi 1. Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Konsultan Pengawas, sebanyak 2 (dua) buah pada dua sisi yang berlainan. 2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton penampang sekurangkurangnya
200 x 200 mm, tertancap kuat di dalam tanah.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis
dari
Konsultan
Pengawas
untuk membongkarnya.
Selain itu Kontraktor diharuskan membuat titik Penjamin / Referensi yang akurat dari waktu ke waktu sepanjang masa pelaksanaan, mendahului kemajuan pekerjaan. 4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar termasuk tanggung jawab Kontraktor. 5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudutsudut tapak (perpindahan) Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai keadaan lapangan. c. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank) 1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu meranti ukuran (50/70 mm) atau kayu dolken, diameter 80-100 mm, yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerakgerakkan atau diubah-ubah berjarak maksimum 1.500 mm satu dengan lainnya. 2. Papan
dasar
pelaksanaan(Bouwplank)
dibuat
dari
kayu
meranti, ukuran tebal 30 mm, lebar 200mm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya. Pemasangan harus kuat dan menggunakan sifat dasar (waterpass). 3. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) harus dibuat tandatanda yang mennyatakan as-as dan level / peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang bila terkena air hujan. 4. Tinggi sisi atas papan patok ukuran harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
-72
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 5. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 1.000 mm dari sisi luar galian tanah pondasi. 6. Setelah
selesai
pemasangan
papan
dasar
pelaksanaan
Kontraktor harus melapor kepada Konsultan Pengawas. 7. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan termasuk tanggungan Kontraktor.
4.2. SPESIFIKASI UMUM 4.2.1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan
ini,
hingga
dapat
tercapai
hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Meliputi pekerjaan beton praktis, seperti: sloof, kolom, ring balok, neut kusen, angkur beton setempat, plat meja, dengan mutu beton K-175 serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar. b. Persyaratan Bahan 1. Semen Portland Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen. 2. Pasir Beton Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari Bahan-bahan organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
-73
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 3. Koral Beton / Split Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta gradasi kekerasan seseuai dengan syarat syarat PBI 1971. Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan
tersebut
tidak
bercampur
untuk
mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat. 4. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan bahan organis / bahan lainnya yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. 5. Besi Beton Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak
dan
bebas
dari
cacat
seperti
serpih-serpih
dan
sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor. 6. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan : a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai. b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2 c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5 d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8 e. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat. f. Ketentuan-Ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No 14571. g. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Konsultan Pengawas. -74
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS h. Standar Normalisasi Jerman (D.I.N.). i. American Society for Testing and Material (A.S.T.M). j. American Concrete Institue (A.C.I). c. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Mutu Beton Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971 2. Pembesian a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971. b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971. d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas. 3. Cara Pengadukan a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen. b. Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimum 30 mm dan maksimum 75 mm. 4. Pengecoran Beton a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan
sampai
jenuh,
dan
pemeriksaan
menyiram
cetakan-cetakan
ukuran-ukuran,
ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
-75
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b. Pengecoran
beton
hanya
dapat
dilaksanakan
atas
persetujuan Konsultan Pengawas. c. Pengecoran
harus
dilakukan
sebaik
mungkin
dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi. d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. 5. Pekerjaan Acuan / Bekisting a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuranukuran yang telah ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1. b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatanperkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran. c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari
kotoran-kotoran
seperti
tahi
gergaji,
potongan-
potonngan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton. d. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk memudahkan
pemindahan
perletakan.
Tiang-tiang
tidak
boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang yang digunakan dari kayu dolken diameter 80-100 mm atau sengon 50/70 mm atau Kayu Kelas II dan III e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok secara cross. f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam PBI-1971.
-76
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS g. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25 mm. h. Penggunaan bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk / spesifikasi pabrik. 6. Kawat Pengikat Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI –1971). 7. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Setelah
bekisting
dibuka,
tidak
diijinkan
mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. 8. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai). 9. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri. 10.
Sebelum
pelaksanaan
pekerjaan,
Kontraktor
harus
memberikan contoh-contoh material : besi, koral, pasir, pc untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. 11.
Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus
beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian. 12.
Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor
dengan mengambil benda uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan dalam PBI1971.
Pembuatannya
harus
disaksikan
oleh
Konsultan
Pengawas dan diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk
Konsultan
Pengawas.
Jumlah
dan
frekuensi
-77
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan PBI-1971. 13.
Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda
keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. 14.
Beton
harus
dilindungi
dari
kemungkinan
cacat
yang
diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. 15.
Bila
terjadi
kerusakan
Kontraktor
diwajibkan
untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor. 16.
Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan
harus selalu dibasahi dengan air terus-menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih dan apabila menggunakan curing agent pemeliharaannya
sesuai
standar
produk
(sesuai
dengan
ketentuan dalam PBI-1971). 17.
Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang. b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi. 18.
Sparing Conduit dan pipa-pipa :
a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur. b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar dan minta persetujuan pelaksanaan dan bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dari Konsultan Pengawas. c. Bilamana
sparing-sparing
(pipa,
conduit
dan
lain-lain)
berpotongan dengan tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas. d. Semua
sparing-sparing
(pipa,
conduit)
harus
dipasang
sebelum pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
-78
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran. 19.
Hal-hal lain (Miscellaneous Items)
a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton sebagai bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Digunakan mutu
beton
seperti
yang
ditentukan
dan
dengan
penghalusan permukaannya. b. Untuk pekerjaan lantai beton, harus diratakan sehingga diperoleh permukaan lantai yang betul-betul rata. Sesudah selesai ditrowel, jika ada permukaan lantai beton yang akan dicat, maka lantai beton harus betul-betul kering sempurna dan memenuhi syarat untuk dilakukan pengecatan. c. Untuk pekerjaan dinding / kolom lepas cetak yang harus dicat, dilakukan dengan dengan pengecatan cat emulsi pada saat beton sudah kering sempurna dan memenuhi syarat untuk dicat. 4.2.2. PEKERJAAN BAJA/BESI NON STRUKTURAL a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan
ini,
hingga
dapat
tercapai
hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan ini meliputi antara lain : a. Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem down pipe, plat klem-klem sambungan rangka, dari bahan galvanized steel. b. Railling-railling pipa stainles steel, dengan ukuran sesuai pekerjaan 10.2. c. Pemegang aluminium voil dengan Fine Mesh produk BRC (Galvanized). d. Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.
-79
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Fabrikasi a. Pemeriksaan dan lain-lain. Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi. Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan
ketepatan
sedemikian
rupa,
sehingga
semua
komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. b. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di lapangan pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa
dan
disetujui
Konsultan
Pengawas.
Setiap
pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak, dan bila demikian harus diperbaiki dengan segera tanpa tambahan biaya. c. Gambar Kerja Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran dan posisi baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk fabrikasi. d. Ukuran-ukuran Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja. 2. Sambungan Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut : a. Hanya diperkenankan satu sambungan. b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul (full penetration butt weld). c. Pemasangan percobaan (Trial Erection) Bila dipandang perlu Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak -80
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS sesuai
dengan
Konsultan
gambar
Pengawas.
dan
spesifikasi
Pemasangan
dapat
percobaan
ditolak tidak
oleh boleh
dibongkar tanpa persetujuan Konsultan Pengawas. d. Pengecatan 1. Semua bahan konstruksi baja harus dicat. Semua permukaan baja harus bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak. Pembersihan harus dilakukan dengan sikat besi mekanis (mechanical wire brush). 2. Cat dasar adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali di tempat pabrikasi dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di dalam beton tidak boleh dicat. 3. Cat akhir adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu kali atau lebih di lapangan sampai menutup sempurna. e. Pemasangan akhir (Final Erection) 1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat
dipasang
atau
ditempatkan
sebagaimana
mestinya,
sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk karena keadaan
kesalah itu
penanganan
harus
segera
atau
pengangkutan,
dilaporkan
kepada
maka
Konsultan
Pengawas, Untuk mendapatkan persetujuan cara perbaikan dan pemecahannya yang dapat dilakukan di lapangan atau di work shop. Meluruskan plat dan besi siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara disetujui. Segala biaya sebagai akibat dari hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. 2. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan Waterproofing yang telah disetujui. 3. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan gambar pemasangan. Komponen harus diberi kode sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
-81
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 4. Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan harus dipasang sesuai dengan gambar detail. 4.2.3. PEKERJAAN PASANGAN a. Penjelasan Umum 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan
alat-alat
bantu
yang
dibutuhkan
dalam
pelaksanaan masing-masing pekerjaan sehingga mendapatkan hasil yang baik dan sempurna. 2. Penggunaan masing-masing jenis pasangan dapat dilihat pada gambar rencana ataupun petunjuk / perintah Direksi / Konsultan Pengawas Lapangan. 3. Pengendalian Pekerjaan : Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada : - PUBI
-
1982
- NI-3
-
1970
- NI-10
-
1973
- SII-0021
-
1978
b. Pasangan Batu Kali 1. Lingkup Pekerjaan Pasangan
batu
kali
belah
dilaksanakan
untuk
pondasi
bangunan atau konstruksi lain yang ditunjuk pada gambar rencana. 2. Bahan a. Sebelum
pelaksanaan
pekerjaan,
Kontraktor
memberikan contoh material : batu
harus
kali, pasir untuk
mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas. b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas memeriksa
akan /
dipakai
standar
/
pedoman
menerima
material
yang
dikirim
untuk oleh
Kontraktor ke site.
-82
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS c. Kontraktor
diwajibkan
membuat
tempat
penyimpanan
contoh-contoh yang telah disetujui di Bangsal Direksi / Konsultan Pengawas. d. Batu kali yang digunakan adalah batu kali belah, bersudut runcing, berwarna abu-abu hitam keras dan tidak porous. 3. Pelaksanaan a. Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat / stamper. b. Sebelum
dipasang
terlebih
dahulu
dibuat
profil-profil
pondasi dari bambu atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang yang dimaksud dalam gambar rencana. c. Kecuali disebut lain pada gambar rencana maka seluruh pasangan batu kali belah dipasang dengan perekat 1 pc : 5 ps, dan diberapen dengan perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya. d. Celah-celah besar pada aanstampeng / pasangan batu kali kosongan dapat diisi dengan batu pecahan supaya betulbetul
padat
sedang
pasangan
batu
kali
belah
selain
aanstampeng tidak dikehendaki bertindih (bersinggungan) tanpa adanya perekat dicelah-celahnya. e. Untuk pengikatan sloof maka pada bagian atau pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1,00 m1 dengan diameter besi 10 mm. f. Dimensi / besaran penampang pasangan batu kali belah tersebut dapat dilihat pada gambar rencana. g. Urugan lubang pasangan batu kali belah yang berfungsi sebagai
pondasi
dapat
dilaksanakan
bila
Direksi
mengganggu bahwa bagian pondasi sudah cukup kuat / mengeras.
-83
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS c. Pasangan Batu Bata 1. Lingkup Pekerjaan Pasangan batu bata dilaksanakan untuk dinding / tembok gedung, pondasi ringan, saluran, bak-bak bunga, ataupun pasangan batu bata lainnya yang ditunjuk pada gambar rencana. 2. Bahan a. Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata lokal yang berkualitas
baik yaitu
dengan hasil
pembakaran
yang
matang berukuran sama kira-kira 6 x 12 x 20 cm tidak boleh terdapat
pecah-pecah
(melebihi
20%)
dan
tidak
diperbolehkan memasang bata yang pernah dipakai. b. Sebagai Semen dan Pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton. c. Kecuali ditentukan lain semua pasangan batu bata dipasang dengan perekat dengan campuran 1pc : 5ps. Sedangkan pasangan bata yang kemungkinan lebih sering berhubungan dengan air (pas. Bata transram) digunakan perekat dengan campuran 1 pc : 3 ps. 3. Pelaksanaan a. Dimana
diperlukan
menurut
direksi,
pemborong harus
membuat shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan. b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan. Adukan dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan
sesuai
dengan
petunjuk
Perencana
/
Direksi. c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk profilnya. -84
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS d. Pasangan batu bata harus dipasang tegak lurus, siku, rata, dan tidak boleh terdapat retak-retak, dipasang dengan fungsi, ukuran ketebalan dan ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana. e. Mencampur Perekat Perekat harus dicampur dalam alat pencampur yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan pada permukaan yang keras, dilarang memakai perekat yang sudah mulai mengeras untuk dipakai lagi. f. Sebelum dimulai pemasangan batu bata harus direndam lebih dahulu dengan air dan permukaan yang akan dipasang harus basah juga dan untuk semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar penyelesaian dinding / plesteran dapat melekat dengan baik, sedang dimana ada pertemuan kusen kayu dengan tembok harus diberi nat selebar 1cm dan dalam 1 cm. g. Pemasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum setinggi 1,00 m untuk setiap harinya. h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak diperkenankan. i. Pasangan tembok dipasang seluas 12,00 m2, bila lebih harus dipasang beton praktis ukuran penampang 15 x 15 cm. j. Pasangan batu bata 1pc : 2ps sebagai pasangan di bawah permukaan tanah / lantai harus diberapen dengan adukan 1pc : 3 ps. k. Syarat-syarat penerimaan : - Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 12 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci / diplester). - Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum diaci / diplester). l. Pasangan
batu
bata
untuk
dinding
½
batu
harus
menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk -85
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapid an benar-benar tegak lurus. 4.2.4. PEKERJAAN PLESTERAN SEMEN a. Lingkup pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada kedua sisi bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding beton, pengisi dan perekat pada pemasangan bahan finishing, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar. b. Persyaratan Bahan 1. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, serta harus melalui ayakan # 1,6 – 2,0 mm. 2. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran DURACOAT ex. Durabuilt dengan pemakaian sesuai dengan
standar
pabrik
yang
bersangkutan,
agar
dapat
diperoleh sifat tahan / kedap air (watertight). 3. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan : Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti : pertemuan kolom dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja
yang
difinish
plaster
dan
sebagainya
untuk
menghindarkan retak rambut, diberi nat dengan lebar nat 5mm dan dalamnya 5 mm. 4. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom beton-bata atau balok beton–bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk mencegah keretakan. 5. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan dalam RKS Pekerjaan Pengecatan.
-86
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS c. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk canpuran 1 PC : 5 pasir, kecuali pada dinding batu bata semen raam
/
rapat air. 2. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk campuran 1 pc : 3 ps (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet, dinding eksterior, dan bagianbagian yang ditentukan / disyaratkan dalam detail gambar. 3. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari Lumpur serta material tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan d 3 mm seperti yang dipersyaratkan. 4. Material lain yang terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Konsultan Pengawas. 5. Semen portland yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat. 6. Bahan harus disimpan di tempat kering, berventilasi baik, terlindung, bersih, tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung
kebutuhan
bahan,
dilindungi
sesuai
dengan
jenisnya yang disyaratkan dari pabrik. 7. Semua bahan yang sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik yang bersangkutan, material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan. 8. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk mulainya pekerjaan.
-87
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 9. Bila kelainan dalam hal apapun antara gambar, sepesifikasi dan lainnya kontraktor harus segera melaporkan kepada manajemen
kotruksi.
Kontraktor
tidak
diperkenankan
melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan. 10. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm atau sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 22 mm harus diberi kawat untuk membantu dan memperkuat daya lekat pelsteran, pada bagian pekerjaan yang diijinkan Konsultan Pengawas. 11. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kusen dan pekerjaan
lainnya, harus dibuat naat (tali air)
dengan lebar minimal 5 mm dan dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain. 12.
Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air
sampai mendapatkan campuran homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul), sehingga siap untuk di cat atau finish wall paper. 13.
Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan
wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara tetap. 14.
Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila
ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya kontrator selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik / pemakai. 15.
Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
• Seluruh permukaan beton yang akan di plester harus di buat kasar dengan cara dipahat halus. • Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester, dibersihkan dari kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi dengan air semen. -88
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS • Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 Ps. • Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang disyaratkan.
4.3. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING 4.3.1. PEKERJAAN SUB LANTAI a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang berlangsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton) serta sesuai detail yang disebutkan / ditunjukkan pada gambar. b. Persyaratan Bahan 1. Semen portland harus memenuhi NI – 8, 0013-81 dan ASTM C 1500-78A. 2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80. 3. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 007979/0087-75/0075-75. 4. Air harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 9, AFNOR P 18 -303 dan NZS – 3121/1974. 5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI – 2) PUBI 1982 dan (NI - 8). c. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan
contoh-contohnya,
untuk
mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas. 2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk peyelesaian / penggantian dalam -89
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas. 3. Pekerjaan sub lantai dikakukan langsung di atas tanah, maka sebelum pasangan sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu, lapisan urug di bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna
(telah
dipadatkan
sesuai
persyaratan),
rata
permukaanya dan telah mempunyai daya dukung maksimum. 4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara pc, pasir beton dan kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5. 5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang disebutkan / disyaratkan dalam detail gambar. 6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpass, kecuali pada
lantai
ruangan-ruangan
yang
disyaratkan
dengan
kemiringan tertentu perlu diperhatikan mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. 4.3.2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK, DINDING KERAMIK. a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik. 2. Pekerjaan lantai keramik. Plint keramik ini dilakukan pada seluruh finishing lantai sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail gambar. b. Persyaratan Bahan 1.
Bahan yang digunakan a. Lantai keramik dan Lantai Granitile Keramik homogenes merk, Super Milan, Platinum atau produk yang lain yang setara, ukuran 40 x 40 cm atau sesuai gambar.
-90
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Keramik homogenes merk, Super Milan, Roman atau produk lain yang setara, ukuran 30 x 30 cm atau sesuai gambar. Keramik dinding merk, Roman, Asia Tile atau produk lain yang setara, ukuran 20 x 25 cm atau sesuai gambar. Keramik-kermaik tersebut di atas sebelum dipasang harus mendapat persetujuaan dari Konsultan Pengawas setelah berkonsultasi dengan perencana dan pemilik proyek. 2. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna tidak seragam akan ditolak. 3. Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dengan kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (grade) 4. Bahan pengisi siar AM 50, sewarna dengan keramik. Untuk daerah basah ditambahkan liquid groud additive AM 54 sebagai pengganti air, dengan ketentuan sesuai pabrik. 5. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah menggunakan AM 30. 6.
Warna akan ditentukan kemudian.
7. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI – 19) dan dari distributor bahan pengisi siar serta bahan perekat harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun. 8. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan
Pengawas
setelah
berkonsultasi
dengan
perencana dan pemilik. 9. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
-91
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 10. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar, berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas. 11. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal. c. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Pemasangan lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai keramik sudah selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui Konsultan Pengawas (antara lain lantai screed, kering dari lantai screed = min 7 hari, waterproofing dan lainlain)
baru
pemasangan
keramik
dilaksanakan.
Kering
sempurna dari lantai beton adalah minimum berusia 28 hari. 2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda. 3. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benarbenar rata. 4. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai
detail
gambar
serta
sesuai
petunjuk
Konsultan
Pengawas. Siar-siar harus membentuk garis-garis sejajar lurus dan sama lebar dan sama dalamnya untuk siar-siar yang
berpotongan
harus
membentuk
siku
dan
saling
berpotongan tegak lurus sesamanya. 5. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam persyaratan bahan dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang dipasanganya. 6. Pemotongan
unit-unit
keramik
harus
menggunakan
alat
pemotong khusus (mesin elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan. 7. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih. -92
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 8. Diperhatikan
adanya
pola
tali
air
yang
dijumpai
pada
permukaan pasang atau hal-hal seperti yang ditunjukkan. 9. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna. 10. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan
lain
selama
3x24
jam
dan
dilindungi
dari
kemungkinan cacat pada permukaan. 11. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan : a. Tetapkan data level lantai yang tepat. b. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level. c. Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik. d. Untuk
memastikan
unit
keramik
yang
terpotong
menyajikan penampilan yang seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin. e. Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan. f. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, keramik akan dipasang mulai dengan plint adalah rata / lurus.
4.4. PEKERJAAN PLAFOND 4.5.1. PEKERJAAN PLAFOND DAN LIST PLAFOND a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan
alat-alat
bantu
yang
dibutuhkan
dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan pemasangan plafond dan list plafond, Area sesuai dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. b. Persyaratan Bahan 1.
Bahan Rangka Rangka Kayu Kelas II : -93
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS
2.
- Rangka Utama
: Balok Kayu Klas II uk. 5/10
- Rangka Pembagi
: Balok Kayu Klas II uk. 5/10
- Dimensi
: sesuai gambar
- Rangka
: sesuai gambar
Penutup langit-langit Digunakan Hexaboard yang bermutu baik produk produk lain yang setara. dan telah disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas, tebal Hexaboard = 4 mm, yang disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.
3.
List penutup langit-langit Digunakan List Kayu Profil yang bermutu baik, dari produk yang sama dengan plafond dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.
4.
Bahan finishing penutup plafond Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas. Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan harus rata dan halus (ditreatment). Plafond dan list plafond ini difinish dengan cat emulsi. a. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian. b. Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas. Sebelum pengecatan semua sambungan
/
pertemuan
harus
rata
dan
halus
(ditreatment). Plafond eternit ini difinish dengan cat emulsi. c. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian. c. Syarat-syarat pelaksanaan 1. Pekerjaan
ini
dilaksanakan
oleh
pemborong
yang
berpengalaman dan dengan tenaga-tenaga ahli. 2. Sebelum
melaksanakan
pekerjaan, Kontraktor
diwajibkan
untuk membuat shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk -94
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS mempelajari bentuk, pola lay-out /
penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. 3. Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan, pemasangan
sesuai
dengan
pola
yang
ditunjukkan
/
disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya. 4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. 5. Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus. 6. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan
seperti
yang
telah
dipersyaratkan
dengan
pola
pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. 7. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang ditunjukkan dalam gambar. 8. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut. 9. Seluruh
pertemuan
antara
permukaan
langit-langit
dan
dinding dipasang list profil dari kayu dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar. 10. Hexaboard yang dipasang adalah Hexaboard yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. 11. Hexaboard dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan setelah Hexaboard terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang, dan sambungan antar unit-unit Hexaboard tidak terlihat. -95
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 12. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel di langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum board di sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M & E.
4.5. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA 4.6.1. PEKERJAAN KUSEN a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan ventilasi, seperti
yang dinyatakan
/ ditunjukkan
dalam
gambar. 3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen pintu ,jendela dan ventilasi. b. Persyaratan bahan 1.
Terbuat dari bahan Kayu Kelas I Awet I, dengan kualitas baik.
2. Ukuran kusen adalah 5/11 (ukuran jadi), atau disesuaikan dengan gambar. 3. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana. c. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Kontraktor diwajibkan membuat
contoh
jadi
(mock-up)
untuk
semua
detail
sambungan dan profil kayu yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Perencana.
-96
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 2. Detail-detail
kosen dan sambungan material lain harus
disesuaikan dengan type pintu yang akan terpasang kosen harus lurus dan siku. 3. Pemborong harus memperhatikandan menjaga supaya bidang-
bidang kayu yang terlihat tidak boleh ada lubang-lubang paku bekas penyetelan penunjang ataupun penyiku. 4. Setelah dipasang perlu diberi bahan pelindung terhadap
benturan. 4.6.2. PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan
pelaksanaan
dan
pekerjaan
alat-alat sehingga
bantu
lainnya
dapat
tercapai
untuk hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna. 2. Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang diseluruh
detail
yang
dinyatakan
/
ditunjukkan
dalam
gambar. 3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan alat penggantung dan kunci) serta (pekerjaan kaca). b. Persyaratan bahan 1.
Terbuat dari bahan Kayu Kelas I Awet I, dengan kualitas baik.
2.
Ukuran daun pintu dan jendela disesuaikan dengan gambar.
c. Syarat-syarat pelaksanaan 1. Sebelum
melaksanakan
pekerjaan,
kontraktor
diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara pemasangan / mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. 2. Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan Pengawas.
-97
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 3. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. 4. Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.
4.6. PEKERJAAN RANGKA ATAP 4.6.1. LINGKUP PEKERJAAN
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Rangka Atap, Kuda – Kuda Kanopi sesuai dengan gambar rencana. 4.6.2. PERSYARATAN BAHAN a)
Bahan yang dipakai untuk kuda – kuda adalah kayu Kelas I Awet I ukuran serta dimensi kuda – kuda sesuai gambar rencana.
b) Bahan yang dipakai untuk Gording adalah kayu Kelas II Awet I, ukuran serta dimensi Gording sesuai gambar rencana. c)
Bahan yang dipakai untuk Usuk adalah kayu Kelas II Awet I, ukuran serta dimensi Gording sesuai gambar rencana.
d) Bahan yang dipakai untuk Reng adalah kayu Kelas II Awet I, ukuran serta dimensi Gording sesuai gambar rencana.
4.6.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a) Pembuatan dan pemasangan kuda – kuda harus rata. b) Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja. c) Seluruh
kelengkapan
atau
barang
dan
pekerjaan
diperlukan demi kesempurnaan pemasangan
lain
yang
(walaupun tidak
-98
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS secara khusus diperlihatkan dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus diadakan / disediakan / dikerjakan.
4.7. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
4.7.1. UMUM a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan penutup atap, dan talang untuk bagian bangunan tertentu seperti yang terlukis dan dijelaskan dalam gambar rencana termasuk kelengkapan pendukung lainnya hingga fungsi masing-masing hasil pekerjaan sempurna. b. Standard PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI - 3) ASTM, A 370 - 74 SII : Standart Industri Indonesia c.
Contoh Bahan Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh tiap jenis/type bahan penutup atap yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat pelaksanaan dari pabrik.
d. Shop Drawing Kontraktor harus menyediakan shop drawing dan memperlihatkan dengan jelas, bagian-bagian atas yang belum tergambar dengan jelas pada gambar rencana. 4.7.1. PENUTUP ATAP a. Lingkup Pekerjaan disini meliputi : Pemasangan atas penutup atap lengkap dengan scgala acesoriesnya paku, skrup, atau pengait lainnya dan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan, sesuai gambar. -99
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b. Bahan/ Material. 1. Bahan Utama
:
Genteng Metal kasar Tebal 0.3 mm.
2. Mutu
:
Smarttruss, Sakuratruss, Bluescoope , G Steel, Multitruss, Frida atau yang setara
3. Bubungan
:
Smarttruss, Sakuratruss, Bluescoope , G Steel, Multitruss, Frida atau yang setara
3. Pelaksanaan. a) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan
contoh-contohnya
kepada
Pengawas/Direksi
untuk mendapatkan persetujuannya, baik type maupun warna finishingnya. b) Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas/ Direksi mendapatkan persetujuan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. c) Jika
dipandang
perlu
diadakan
penukaran/penggantian
maka
bahan-bahan pengganti harus disetujui Direksi yang didasarkan contoh yang diajukan Kontraktor. d) Kecuali peralatan/bahan yang tampak pada gambar, Kontraktor tidak
diperkenankan
untuk
memasang
bahan
lain
tanpa
persetujuan Direksi. e) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi. f)
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan/perbedaan tersebut terselesaikan.
g) Kontraktor
wajib
memperbaiki/mengulangi/mengganti
bila
ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan tersebut bukan -100
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS disebabkan oleh tindakan Pemilik. h) Pemasangan Genteng Metal Roof (berbutir) Kecuali dengan ijin tertulis dari Direksi, Kontraktor tidak diperkenankan
melakukan
pemasangan
galvalum
sebelum
konstruksi utama atap siap, dan sudah dilakukan pengecekan. Pemasangan Genteng, baik urut-urutan maupun jarak over lapping
dan toleransi-toleransi
yang
diperkenankan,
harus
sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan pabrik. Setelah Genteng terpasang, susunannya harus rapi sehingga jika pada susunan tersebut ditarik garis horizontal maupun diagonal, garis tersebut harus lurus. Overlapping
Genteng
harus
tepat,
sehingga
tidak
terjadi
kebocoran karena rembesan air. Pemasangan Talang Jurai
−
Sebelum dilakukan pelapisan seng talang, papan harus terpasang keseluruhan dan telah/diperiksa oleh Direksi .
−
Papan talang harus terpasang dengan kuat dan lebar talang harus sama dari bawah keatas.
−
Pelapisan papan talang dengan seng harus benar-benar mengikuti bentuk talang. Dan pada potongan melintang talang, tidak diperkenankan adanya sambungan seng. Tekukan seng untuk tumpang tindih dengan genteng, minimal 20 cm, untuk menghindarkan rembusan air kebawah genteng.
−
Pemakuan seng ke papan talang hanya dilakukan pada sisi talang.
-101
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 4.8. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI 4.6.1 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan
ini,
hingga
dapat
tercapai
hasil
pengamanan
dan
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna 2. Meliputi
pengadaan,
pemasangan,
perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam gambar 3.
Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan pekerjaan bab 5 (pekerjaan kusen, pintu dan jendela)
b. Persiapan Bahan 1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan Pengawas 2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar 3.
Perlengkapan untuk pengunci yaitu produk dalam negeri ex. Union. a. Seluruh
kunci
pintu
yang
akan
dipasang
harus
direncanakan dan diatur mengikuti sistem penguncian (locking System) Great grand Master key, emergency Master dan Contruction Key dari pabrik yang bersangkutan. Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci, demikian pula anak kunci Master / Grand Master / Great Grand Master / Emergency Master Key disediakan sebanyak 3 (tiga) buah. Untuk Construction Key disediakan 5 (lima) buah. b. Kunci tanam, harus dipasang kuat pada rangka daun pintu
-102
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS c. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish
lainnya
yang
menempel
pada
kunci
harus
dibersihkan dan dihilangkan sama sekali d. Pemasangan door closer pada rangka kusen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa hingga pintu selalu menutup rapat pada kusen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik e. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah diisyaratkan, dipasang dengan baik pada dinding atau pada lantai (sesuai dengan kondisi yang memungkinkan) dengan menggunakan sekrup dan nylon plug c. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang
terlebih
dahulu
diserahkan
contoh-
contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan / penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan 2. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan.
Seluruh
biaya
test
laboratorium
menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya 3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. 4. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. 5. Engsel tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas 6. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu dengan jarak yang sama 7. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat
-103
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 8.
Posisi „lock‟ dan „latch‟ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Managemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan
9.
Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat
4.9. PEKERJAAN KACA 4.8.1. PEKERJAAN KACA a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan
ini,
hingga
dapat
tercapai
hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna 2. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati, cermin 3.
Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela serta Pekerjaan Curtain Wall
b. Persyaratan Bahan 1.
Umum Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama mempunyai sifat
yang
tembus
cahaya,
diperoleh
dari
proses
pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan bening 2.
Khusus a. Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass), produk ASAHIMAS. Kaca tebal minimun 5 mm, atau sesuai perhitungan, digunakan untuk pemasangan dinding kaca daerah Interior dan seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam gambar b. Untuk itu kaca Frameless, baik pintu swing maupun sliding juga menggunakan produk ASAHIMAS, Dekson atau setara tetapi dengan ketebalan minimum 12 mm, atau sesuai perhitungan dan telah melalui proses tempered sesuai standart (clear float tempered glass) -104
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 3.
Toleransi a. Panjang-Lebar : ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm b. Kebersihan, kaca lembaran berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan
lurus.
Toleransi
kesikuan
maksimum
yang
diperkenankan adalah 1.5 mm per meter panjang c. Ketebalan : ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm 4. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standart perhitungan dari pabrik bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan, luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini
harus
disetujui
Konsultan
Pengawas
yang
diperbolehkan
dan
Konsultan
Perencana 5. Cacat-cacat
harus
sesuai
dengan
ketentuan dari pabrik : a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruangruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca) b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan. c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian ataupun seluruh tebal kaca d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar / masuk e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca yang terobah dan mengganggu pandangan
-105
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch) g. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan) h. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca) i. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok) 6.
Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality)
7. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuaan
Konsultan
Pengawas
sesuai
pengarahan dan saran Perencana 8. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda / dihaluskan. c. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Semua gambar dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan / disyaratkan oleh pabrik bersangkutan 2.
Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
3.
Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas
4. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda agar mudah diketahui 5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan
alat-alat
pemotong
kaca
khusus,
menjadi
lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size) 6. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka aluminium harus sesuai dengan persyaratan 7. Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan -106
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca 8. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan
4.10. PEKERJAAN SANITAIR 4.9.1. PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna 2. Pekerjaan, peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang
dinyatakan
/
ditunjukkan dalam gambar-
gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini b. Persyaratan Bahan 1. Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu ex. Toto, Amstad dan produk dalam negeri ex. INA. 2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan dipasaran kecuali bila ditentukan lain 3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik 4. Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini c. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan 2.
Jika
setelah
penggantian,
dipasang maka
perlu
bahan
diadakan
pengganti
penukaran
harus
/
disetujui -107
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Konsultan Pengawas terlebih dahulu berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor 3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar 4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkannya kepada Manajemen Konstruksi 5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan 6. Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan 7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkab oleh tidakan Pemilik /
Pemakaian / Pemberi
Tugas
4.11. PEKERJAAN PENGECATAN (Emulsi & Weathershield) 4.10.1. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING DAN PLAFOND a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekejaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna 2. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar b. Syarat-syarat Bahan
-108
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 1. Bahan cat yang digunakan adalah Cat Produk ICI Paint, Mowilex atau Jotun, dengan proses sebagai berikut : Plamir Luar
: Plamir Tembok Ex. Doracut interval 2 jam
Plamir Dalam : Plamir Tembok Ex. Doracut interval 2 jam Cat Akhir dinding dan Plafond Luar / Eksterior setebal 2 x 30
: 3 lapis DULUX ICI Weathershield A 918 micron, interval 2 jam, sehingga dicapai
permukaan yang merata dan sama tebal Dalam / interior : 2 lapis, Catylac ICI Weathershield A 918 dengan ketebalan 3 x 30 micron, dengan interval 2 jam, sehingga dicapai permukaan yang merata dan sama tebal Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem spray. 2. Pengendalian
seluruh
pekerjaan
ini,
harus
memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4 3.
Type dan warnanya akan ditentukan kemudian
c. Syarat- syarat Pelaksanaan 1. Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah) 2. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan 3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan 4. Seluruh Bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan 5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas
serta
seluruh
pekerjaan
instalasi
didalamnya telah selesai dengan sempurna 6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari beberapa -109
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS macam hasil produk kepada Konsultan Pengawas. Selanjutnya akan
diputuskan
digunakan.
jenis
Konsultan
bahan
dan
Pengawas
warna
akan
yang
akan
mengintruksikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan 7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart untuk pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan 8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standat untuk pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontrktor ke tempat pekerjaan 9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaanpercobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Perencana dan Konsultan Pengawas.
Pengerjaan
harus
sesuai
dengan
ketentuan-
ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan 10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaanpekerjaan lain 11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan 12. Bila
terjadi
pengerjaan,
ketidak-sempurnaan kontraktor
harus
atau
kerusakan
memperbaiki
/
dalam
mengganti
dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya 13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna
-110
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 4.10.2. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU a. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan
ini,
hingga
dapat
tercapai
hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna 2. Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengecatan permukaan kayu yang tampak serta pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas b. Persyaratan Bahan 1. Semua bahan cat yang digunakan adalah cat produk EMCO, Nippon
Paint
dan
produk
lain
yang
setara.
Untuk
mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem spray 2. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya 3. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan
dalam
PUBI
1982
pasal
53,
BS
No.
3900.1970/1971, AS-41 dan NI-4, serta mengikuti ketentuanketentuandari pabrik yang bersangkutan 4.
Warna akan ditentukan kemudian
c. Syarat-syarat Pelaksanaan 1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah) 2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas kayu. Setelah memenuhi persyaratan barulah siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Konsultan Pengawas 3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan
-111
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 4. Bidang pengecatan dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan 5. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari 3 (tiga macam hasil produk kepada Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan Pengawas akan menginstruksikan kepada kontraktor dalam waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari dari kalender setelah contoh bahan diserahkan 6. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya 7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart untuk pemeriksaan dari penerimaan bahan yang dikirim oleh kontraktor ke tempat pekerjaan 8. Sebelum pekerjaan dimulai percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas. Pengerjaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan 9. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaanpekerjaan lain 10. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan 11. Bila
terjadi
ketidaksempurnaan
atau
kerusakan
dalam
pengerjaan, kontraktor harus memperbaiki dan menggantinya dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya 12. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan -112
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS pengecatan
tersebut,
sehingga
dapat
tercapainya
mutu
pekerjaan yang baik dan sempurna 13. Permukaan
pengecatan
setelah
diamplas,
selain
akan
memperoleh permukaan yang halus, rata dan bersih juga akan menjadi bebas dari nyamuk 14. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian sampai benarbenar jenuh 15. Lakukan
pekerjaan
persiapan
dari
produk
sesuai
yang
diisyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang besangkutan. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat dasar dilapiskan sampai rata dan sama tebal. Setelah itu baru undercoat dilakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik yang bersangkutan 16. Cat akhir dapat dilakukan
bila undercoat telah
kering
sempurna serta mendapat persetujuan Konsultan Pengawas 17. Pengecatan
dilakukan
dengan
menggunakan
kuas
yang
bemutu baik atau dengan spray 18. Bidang pengecatan harus rata sama warnanya
-113
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 6 PEKERJAAN MEKANIKAL 6.1. PEKERJAAN INSTALASI SISTEM PLUMBING 6.1.1. PENJELASAN UMUM a. Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan yang tertera dalam gambar-gambar yang berupa jaringan dalam dan luar bangunan,
pengadaan/
pemasangan
fiktures
masing-masing
sistem sebagaimana jenis pekerjaan tersebut pada RKS ini, dan segala sesuatu yang diperlukan sehingga seluruh system dapat berfungsi dengan sempurna. b. Bila dalam uraian berikut tidak secara lengkap menguraikan persyaratan-persaratan atas pekerjaan-pekerjaan seperti tersebut pada butir-butir berikut, maka persyaratan teknisnya dianggap telah diuraikan pada pasal-pasal sebelumnya. c. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal yang dilaksanakan adalah pekerjaan instalasi system plumbing dan sanitair. 6.1.2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM a. Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi sistem plumbing adalah pekerjaan instalasi air bersih, air kotor dan air bekas. b. Semua pekerjaan instalasi plumbing dan sanitary tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan uraian teknisnya dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum setempat c. Pemasangan instalasi plumbing harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia. d. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui hal yang akan mengganggu / mempengaruhi pekerjaan lainnya, dan apabila timbul persoalan pemborong
wajib
mengajukan
saran
penyelesaiannya
paling
lambat 1 minggu sebelum bagian pekerjaan ini diselesaikan. -114
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS e. Persyaratan
teknis
dan
gambar-gambar
yang
menyertainya
dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan (adjusting) dari seluruh system, agar lengkap dan siap untuk bekerja dengan baik. f. Pemborong harus mempunyai tenaga kerja yang berpengalaman dalam
menangani
instalasi
plumbing
dan
sanitary
beserta
pengadaan peralatan-peralatan yang akan digunakan. g. Semua pekerjaan plumbing tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknisnya dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan oleh instansi yang berwenang. h. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar instalasi bekerja dengan baik, benar, aman walaupun pada gambar dan spesifikasi tekniknya tidak dicantumkan secara jelas, misalnya fitting-fitting dan accesoriesnya. i. Pemborong wajib mengirimkan contoh bahan atau brosur dari alat-alat tersebut dan menunggu persetujuan Konsultan Pengawas sebelum bahan atau alat tersebut dipasang. j. Penawaran peralatan/material harus disertakan dengan brosur lengkap performance curve dan pemilihan ditandai dengan jelas. k. Sebelum pelaksanaan dilaksanakan, pelaksana wajib menunjukan gambar-gambar
rencana
(shop
drawing)
kepada
Direksi
/
Konsultan Pengawas. l. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan
atau
disebutkan
dalam
spesifikasi
ini
harus
disediakan oleh pelaksana 6.1.3. LINGKUP PEKERJAAN Termasuk dalam linkup pekerjaan ini adalah : a. Pekerjaan air bersih. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan yang diperlukan dalam sistim penyediaan air bersih berupa bak -115
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS air, Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya closet, wasthafel urinal, faucet-faucet dll. b. Pembuangan air kotor, bekas. Pengadaan
dan
pemasangan
system
pemipaan
beserta
perlengkapan yang diperlukan dalam system pembuangan air kotor dan air bekas. Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closet, wasthafel, urinoir, floor drain dan sebagainya. c. Pengujiaan/pengetesan terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan
hydrolik
per
bagian,
dan
selanjutnya
pengujian
keseluruhan jaringan yang ada pada bangunan. d. Pengujian (test run) sistem plumbing secara keseluruhan dan mengurus izin-izin yang diperlukan dari dinas-dinas terkait ( PDAM / Dinas Pekerjaan Umum dan lain-lain ) 6.1.4. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS a. Pemipaan dan fixture Semua pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan seperti di bawah ini: 1. Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut, tidak ada rongga-rongga udara, letaknya lurus dan rata. 2. Pipa-pipa
panjang
tak
bersambung
harus
dipakai
pada
konstruksi saluran-saluran pipa (sesuai dengan panjang pipa normalisasi), kecuali jika panjang yang dibutuhkan tidak membutuhkan seluruh panjang 3. Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak banyak dilakukan tekanan-tekanan 4. Sambungan-sambungan harus halus dan di dalamnya tidak tersumbat apapun. Pemotongan pipa dilakukan dengan alat cutter khusus pipa untuk menghasilkan pemasangan yang rapih. 5. Ditempat-tempat
dimana
pipa
menembus
tembok -116
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS beton/perkerasan jalan harus dilengkapi dengan pembungkus (sleeve) dari pipa besi yang mempunyai diameter lebih besar dari pipa yang dibungkus/dilindungi. 6. Pipa vertical harus ditumpui dengan klem dan dibuat dengan jarak yang tidak lebih dari 2,5 m. Pipa yang tidak ditanam didalam
tanah/tembok/lantai,
dan
tempat-tempat
diatas
plafond yaitu untuk pipa mendatar dan pipa tegak harus menggunakan penggantung (hunger) atau penyanggah (support) untuk mencegah timbulnya getaran. Dimana jarak penggantung / penyangga yang satu dengan yang lainya maksimal 2.5 m dan jarak antara support / hunger disesuaikan agar memudahkan pemasangan terhadap dinding dan pembongkaran / disesuaikan dengan keadaan di lapangan. 7. Saluran pipa dan sambungan-sambungan harus dibuat dengan cermat hingga menjamin bahwa air mengalir dengan lancar dan memungkinkan drainase total dan pengontrolan sistemnya. 8. Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus ditutup selama pemasangan, untuk mencegah kotoran memasuki pipa. 9. Pengujian pekerjaan instalasi seperti diuraikan dalam ayat-ayat berikut
harus
dilaksanakan
sebelum
pekerjaan
finishing
dimulai. a. pengujian (dalam hal ini pengujian berlaku untuk pemipaan air bersih dan air kotor) b. Pengujian jaringan air bersih: 1. Semua pipa-pipa serta saluran-saluran utama harus diuji hingga tekanan hidroliknya 10 kg/cm2 atau 2 kali tekanan
penggunaan
mengalami
untuk
kebocoran.
Air
pipa harus
air
bersih
dipaksa
tanpa
memasuki
saluran-saluran utama dengan pompa dan dibiarkan mengalir dengan tekanan yang ditentukan selama (empat) jam
tanpa
mengalami
perubahan
tekanan.
Pada
prinsipnya pengujian dilakukan bagian demi bagian dari -117
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS panjang maksimum 100 m. Biaya pengetesan serta alatalat yang diperlukan adalah tanggung jawab pemborong / kontraktor. 2. Tidak boleh menutup bagian pipa atau fittingnya atau parit-parit
galian
sebelum
disetujui
oleh
Konsultan
Pengawas. c. Pengujian jaringan air kotor : 1. Saluran jaringan air kotor dan air hujan (system sanitasi) harus diuji pada waktu penyelesaian, dengan mengadakan pengujian yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan pemborong
harus
memberikan
fasilitas-fasilitas
yang
diperlukan untuk mengadakan pengujian seperti itu. 2. Sistem jaringan air kotor harus melakukan uji hydrostatik sebesar 3 kg/cm2 tanpa mengalami kebocoran selama 4 (jam) 3. Segala cacat yang ada harus diperbaiki oleh pemborong atas biaya sendiri, sampai disetujui pemberi tugas / Konsultan
Pengawas.
Peralatan
dan
fasilitas
untuk
pengujian harus disediakan oleh pelaksana. d. Pengujian
harus
disaksikan
oleh
Direksi
/
Konsultan
Pengawas dengan diketahui oleh pimpro atau yang mewakili. e. Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh system atau peralatan yang dipakai dalam system yang dimaksud. f. Pemborong / kontraktor
harus membuat
berita
acara
pengujian. 10. Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah / didalam harus mempunyai kedalaman kurang lebih 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. 11. Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka pipa disekitar fitting harus dipasang block dari beton khususnya pada tempat-tempat belokan pipa
-118
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 12. Penyambungan pipa a. Penyambungan pipa PVC menggunakan lem khusus untuk pipa PVC. Bagian yang akan disambung harus dibersihkan dan diampelas lebih dahulu untuk lebih menguatkan daya rekat lem pipa, kemudian setelah
kedua bagian pipa
disambung, harus diberikan tekanan sampai lem benarbenar kering. b. Sambungan antar Pipa harus menggunakan shock, tidak dibenarkan dengan cara pembakaran. 13. Kode-kode pipa Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna / cat pada pipa induk ataupun pipa cabang, begitu pula pada pipa shaft dimana terletak pintu pemeriksaan. Dipilih warna sesuai dengan patokan sebagai berikut : - Untuk jaringan air bersih dipakai warna biru muda - Untuk jaringan air kotor dipakai warna asli PVC Dan untuk pipa-pipa yang tampak (terexpose) digunakan warna cat yang sama dengan warna tembok dimana pipa-pipa tersebut berada atau dicat dengan warna sesuai dengan saran pemilik / Konsultan Pengawas. 14. Desinfektan a. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desinfektan dari seluruh instalasi air sebelum diserahkan kepada pemberi tugas. b. Desinfektan dilakukan dengan memasukan larutan chlorine sekurang-kurangnya 50 mg/ltr kedalam system pipa, dengan cara / metode yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. c. Setelah 24 jam, sisa chlorine diperiksa kembali untuk kemudian dilakukan pembilasan system pipa dengan air bersih. d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfektan tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 24 jam tersebut diatas. -119
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS e. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, kontraktor harus memberi tanda-tanda dengan pensil / tinta merah pada dua set gambar plumbing, atas segala perubahan, penghapusan, atau penambahan pada rencana instalasi tersebut. Gambar tersebut
akan
diserahkan
kepada
pengelola
proyek/
Konsultan Pengawas. f. Kontraktor harus menyerahkan kepada pengelola proyek / Konsultan
Pengawas,
gambar
instalasi
sesugguhnya,
sebagaimana yang terpasang pada bangunan (as build drawing) yang memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar tersebut dibuat dengan tinta diatas kalkir. g. Kontraktor
harus
memberikan
garansi
tertulis
kepada
pemberi tugas, bahwa seluruh instalasi distribusi air bersih akan bekerja dengan memuaskan, dan bahwa kontraktor akan
menanggung
semua
biaya
atas
kerusakan
/penggantian yang diperlukan selama jangka waktu masa pemeliharaan. 15. Jenis dan kualitas bahan a. Pipa-Pipa PVC - pipa air kotor, air buangan / air bekas, air bangunan ( jaringan pembuangan air hujan) digunakan pipa PVC, untuk Pipa air bersih digunakan pipa Galvanis. - Pipa untuk jaringan air kotor / air bekas, air hujan menggunakan
klas
AW
(10
kg/cm2).
Untuk
bahan
sambungan seperti socket, elbow, tee dll. harus digunakan bahan yang sama. - Pipa-pipa PVC tersebut hasil produksi Wavin, Paralon, Maspion, Super Swallow atau merk lain yang sudah mendapat klasifikasi SII. Fitting-fittingnya harus standart, dikeluarkan
oleh
disambungkan
pabrik
dengan
yang
memakai
disetujui
dan
lem/solvent
harus cement
khusus atau cara lain sesuai instruksi pabrik. -120
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS b. Valve-valve Untuk instalasi air bersih berlaku ketentuan sebagai berikut: - Water valve dengan diameter sampai dengan 2” adalah jenis screw bronse body. - Water valve dengan diameter antara 2” - 3” adalah jenis flange bronze body. - Water valve dengan diameter lebih besar dari 3” adalah jenis flange steel body Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekan kerja 125 psi. b. Pengadaan dan pemasangan Tandon Atas dan Kelengkapannya 1.
Ketentuan Umum Pekerjaan pembuatan/pengadaan reservoir ini terkait dengan system pendistribusian air bersih dipasang lengkap dengan peralatan-peralatan yang diperlukan sehingga seluruh system dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Pemasangan dan penempatan reservoir ini disesuaikan pada gambar rencana. Pekerjaan
pembuatan/pengadaan
reservoir
ini
pada
garis
besarnya meliputi: a. Pengadaan reservoir (bak air) atas b. System kontrol berupa katup pelampung
-121
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 7 PEKERJAAN ELEKTRIKAL 7.1. PEKERJAAN LISTRIK SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH 7.1.1. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan peralatan, pemasangan, pemyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan. Adapun lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan meliputi: 1.
Pengadaan dan pemasangan kabel baik kabel feeder (power) ataupun kabel instalasi penerangan.
2. Untuk kabel Feeder (power) menggunakan jenis kabel NYFGbY atau NYY sedangkan untuk kabel instalasi menggunakan kabel NYA, NYM dengan diameter kabel disesuaikan dengan gambar rencana. 3. Untuk jenis kabel feeder NYY, pemasangan harus ditanam didalam tanah dengan kedalaman minimal 50 cm dengan pelindung minimal batu bata diatas kabel. 4. Untuk kabel Feeder tegangan rendah menggunakan kabel tanah berpelindung baja (NYFGbY), atau tanpa pelindung baja (NYY) dengan posisi ditanam, yang menghubungkan dari panel ruang Genset
ke
penampang
tiap
tiap
unit
disesuaikan
bangunan.
dengan
Sedangkan
kebutuhan
daya
besarnya bangunan
tersebut. Merk yang dapat diterima adalah Supreme, Kabelindo, Kabel metal, Tranka, Jembo atau setara. 5. Untuk kabel instalasi tegangan rendah menggunakan kabel NYA atau NYM. Untuk kabel NYA pemasangan dalam pipa PVC high impact 20 mm, sedangkan kabel NYM bisa dipasang dalam pipa maupun di udara bebas. asalkan pemasangan terlihat rapi dan kuat dari tarikan. 6. Kabel tegangan rendah di gunakan untuk instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak dengan diameter minimal kabel 2.5 -122
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS mm2. Merk yang dapat diterima adalah Supreme, Kabelindo, Kabel metal, Tranka, Jembo atau setara. 7.1.2. GAMBAR-GAMBAR RENCANA Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan-peralatan seperti : panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain. Penyesuaian
harus
dilakukan
di
lapangan
karena
keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan. a. Gambar-gambar kerja (shop drawing) Pemborong harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan tata letak pemasangan yang lengkap, dimensidimensi dari peralatan, detail-detail dan sebagainya. b. Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe peralataan yang
akan
dipasang
harus
diserahkan
kepada
Konsultan
diserahkan
kepada
Konsultan
Pengawas untuk diperiksa. Shop
drawing
harus
sudah
Pengawas 14 hari sebelum pemasangan. 7.1.3. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (Asbuilt Drawing) Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaianpenyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
CD
(Compact Disc) lengkap gambar dan tiga set lengkap blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built drawing harus diserahkan kepada
direksi
segera setelah
pekerjaan selesai. 7.1.4. STANDART DAN PERATURAN Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti standart dalam PUIL terbitan terakhir (2000), SPLN, SII atau standart-standart internasiaonal yang tidak bertentangan dangan PUIL. Disamping
itu
peraturan/hukum
daerah
setempat
yang
ada
hubungannya dengan pekerjaan ini harus ditaati pula. Surat ijin -123
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS bekerja sebagai instalatir dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus dimiliki secara sah oleh pemborong, satu copy surat ijin tersebut harus diserahkan kepada direksi segera setelah pekerjaan selesai. 7.1.5. PEMOTONGAN DAN PEMBOBOKAN (Cutting & Patching) Pemborong bertanggung jawab atas penyelesaian/penyempurnaan kembali semua pemotongan dan pembobokan dari setiap konstruksi bangunan yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan instalasi elektrikal ini. Kecuali hanya apabila dinyatakan lain pada gambar, maka setiap pemotongan atau pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk sejauh mungkin menghindari adanya cutting, semua pekerjaan pemasangan insert, sleeves, raceway atau lubang-lubang harus dilaksanakan selama tahap konstruksi. 7.1.6. SLEEVES DAN INSERT Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan instalasi elektrikal harus dilaksanakan oleh pemborong. Sleeves cadangan harus dibungkus dan ditimbun dengan memakai grout. Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi peralatan listrik, termasuk inserts untuk conduits, hunger dan support harus dilaksanakan oleh pemborong. 7.1.7. PROTEKSI Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca
dan harus dijaga selalu dalam
keadaan bersih, semua ujung-ujung conduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya kotoran. 7.1.8. PEMBERSIHAN SITE Pemborong harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan rapi selama pemasangan instalasi elektrikal ini. Pada saat pelaksanaan pekerjaan instalasi ini selesai pemborong -124
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS harus memeriksa kembali keseluruhan pekerjaan dalam keadaan rapi, bersih dan siap pakai. 7.1.9. PENGECATAN Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena pengangkutan atau pemasangan harus segera ditutup dengan cat warna yang sesuai sehingga nampak seperti baru kembali. 7.1.10. BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawings) harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas 14 hari sebelum pemasangan. Pemborong harus menempatkan secara tugas penuh (full time) seorang koordinator yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan serupa dan dapat sepenuhnya mewakili pemborong dengan predikat baik. Tenaga pelaksana harus menangani pekerjaanpekerjaan ini secara aman, kuat dan rapih. a. Material 1.
Kabel daya tegangan rendah a.
Kabel tanah TR berpelindung pita baja. - Type
: NYFGBY
- Standart
: SII 0211-78 SPLN 43-2, 1981
- Konstruksi Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat atau sektorial, insulasi PVC, selubung sebelah dalam dari PVC, lapisan pelindung dari galvanized flat steel wire, dan lapisan terluas
adalah
PVC sheathead warna hitam.
Warna
insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode dalam PUIL 2000 sebagai berikut : + phasa
: merah, kuning, dan hitam
+ netral
: biru
+ ground
: hijau kuning -125
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS - Tanda Pengenal Pada sheath dari kabel harus ada tanda pengenal yang tidak dapat dihapus sebagai berikut : a. Nominal voltage. b. Type c. Ukuran nominal d. Tahun pembuatan e. Nama pabrik pembuat / merk dagang
- Pemeriksaan dan Pengujiaan Pemeriksaan dan pengujiaan terhadap kabel yang akan dipasang meliputi : a. Pemeriksaan secara visual (appearance inspection) b. Pengujiaan tahanan dari penghantar. c. Pengujiaan tahanan insulasi d. Kabel
harus
buatan
pabrik
dalam
negeri
seperti
supreme, kabel metal, kabelindo atau tranka.
b.
Kabel TR tanpa pelindung. 1. Type
: NYY
2. Standart
: SII 0211-78 SILN 43-1,1981
3. Konstruksi Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat atau sektoral, insulasi
PVC,
selubung
sebelah
dalam
dari
PVC,
selubung sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluas dari PVC warna hitam, warna insulasi PVC masingmasing inti harus mengikuti kode warna dalam PUIL 2000 sebagai berikut : + Phasa
: merah, kuning, dan hitam.
+ Netral : biru. + Ground : hijau kuning. -126
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 4. Tanda Pengenal Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus sebagai berikut : a. Nominal voltage b. Type c. Ukuran nominal penghantar. d. Tahun pembuatan e. Nama pembuat/merk dagang
5. Pemeriksaan dan pengujian. Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi : - Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction) - Pengujian tahanan dari penghantar - Pengujian tahanan insulasi. - Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel metal, kabelindo atau tranka.
2. Panel switchgear tegangan rendah a. Type Metal enclosed, air insulating medium, fixed type, manually operated, mechanically interlocked. Panel dan komponenkomponennya harus difinish untuk penggunaan di daerah tropis ( panas dan lembab, pasangan dalam/indoor use) b. Standart Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart iec atau standart-standart lainya (NFC, VDE/DIN, NEMA , BS, JIS) c. Konstruksi - Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded. -127
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS - Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya pengoperasian sakeler-sakelar daya, pemutus
tenaga,
pemasangan
indicator
gangguan,
kembali
pengecekan
indicator-
tegangan,
dan
sebagainya. - Switchgear
terdiri
dari
lemari-lemari
yang
akan
digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan dan penyambungan. Lemari-lemari panel hanya mempunyai bukaan dari sisi sebelah depan. - Lemari untuk “panel board” harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk “panel board” dan sesuai kebutuhan, sehingga untuk sejumlah komponen panel maupun untuk sejumlah kabel yang dipakai tidak menjadi terlalu sesak. - Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan minimum 2 mm. Panel-panel floor mounting / free standing harus diberi pengukat rangka dari baja siku atau kanan dengan ketebalan 3.00mm, mempunyai ukuran standart sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah. - Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle (catch) dan kunci (lock). Kunci panel-panel listrik harus memakai kunci jenis masterkey. - Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur dan baut harus tahan karat. Semua bagian dari
baja
harus
bersih
dan
sandblasted
setelah
pengelasan, kemudian secepatnya dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau chromium plating atau dengan zinc chromate primer. Pengecatan finishing dilakukan dengan dua lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
-128
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS d. Komponen-komponen panel - Busbar Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas. Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi (98% atau lebih besar), dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai dengan yang dimaksud pada gambar. Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut : + phasa
: merah, kuning dan hitam.
+ netral
: biru
+ ground : hijau, kuning Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan
diadakan
penyambungan
dengan
penghantar
pentanahan terhadap lemari panel, rangka dan badan peralatan dari metal, conduits dan lain-lain.
- Circuit Breaker (CB) CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB) untuk kapasitas lebih besar dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted case (MCCB) dan fixed/bolt-on. Handel pengoperasian CB harus dapat secara jelas menunjukkan apakah CB pada posisi on, off atau “ triped “. CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere trip (AT) pada temperatur keliling 40oC, 600V ratings
dan
kemampuan
pemutusan
arus
hubungan
singkat minimum pada 380V (RMS symmetrical) sesuai seperti yang tercantum dalam gambar. Main
CB
yang
harus
dilengkapi
dengan
pengaman
terhadap gangguan ke tanah (ground fault protection). Produk yang dapat diterima adalah merk MG , AEG. -129
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai sertifikat keaslian barang dari produsen atau agen resmi yang ditunjuk.
- Magnetic Contactor Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung. Kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue pada 10% tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal. Contraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making
current
sebesar
15%
arus
nominal,
dan
kemampuan electrical operation sebanyak 2.000.000 kali.
- Selektor Switch Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty dan kedap minyak.
- Lampu Indikator / Pilot lamp Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak. Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic, pemasangan secara ulir dengan diameter ± 2.5 mm persegi empat, lampu harus type long life.
- Terminal Block Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas penghalang diantaranya, dengan rating 600 volts minimum. Terminal
block
harus
disediakan
sesuai
kebutuhan
ditambah 20% terminals untuk cadangan. - Name Plate -130
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih bagian dalam dan bagian hitam pada bagian permukaan. Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm. - Kabel Kontrol Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang konduktor tidak kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V . Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti supreme, kabel metal, kabelindo dan tranka.
e. Pengawatan (Internal Wiring ) Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik dan rapih. Semua hubungan kawat harus dilakukan melalui penghubung / terminal khusus. Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan keduanya diperkuat dengan cara dipres. Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta dilengkapi dengan ring yang bergerigi tepinya
untuk
menghindari
kemungkinan
hubungan
menjadi longgar. Pengawatan dari peralatan-peralatan yang dipasang pada pintu panel yang menuju pada satu kompartemen harus digabung dalam satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada pintu dan rangka panel untuk menghindari gejala pemutaran pada terminal kabel control. Interwiring harus kontinu dari terminal ke terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control harus diberikan label bernomor yang harus dicantumkan pada gambargambar kerja (shop drawing).
-131
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS f. Pemeriksaan dan Pengujiaan Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi : 1. Pemeriksaan secara visual ( apperence inspection ) terhadap kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud. 2. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle. 3. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock 4. Pengujian tahanan insulasi. 5. Pengujian kontinuitas rangkaian. 6. Pengujian dengan tegangan.
3.
Lampu penerangan dan kotak kontak. 1. Konstruksi 1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambargambar elektrikal. Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal penahan (grounding).
2. Lampu flourescent (TL) Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus dikompensasi dengan “power factor corection capassitor” yang cukup untuk mencapai p.f. 85%-95%. Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sekring kecil untuk menghindari bahaya kebocoran kapasitor. Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna putih atau mengkilap dengan derajat pemantul yang tinggi. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal bok harus cukup besar dan dibuat sedemikian -132
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri. Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atap klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0.7mm dicat dasar tahan karat, kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih. Ballast harus dari jenis yang baik, tidak menimbulkan panas yang tinggi, komponen pengisinya tidak meleleh, dan memiliki power factor yang tinggi. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi mudah dibuka untuk diperiksa atau diangkat. Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu
ballast
hanya
untuk
satu
tabung
lampu
flourescent), satu ballast untuk dua tabung lampu tidak diperbolehkan. Tabung fluorescent harus dari merk Philips, Osram atau setara, dengan warna cahaya cool daylight. Semua
Armature
Lampu
harus
terpasang
lengkap
dengan komponen pendukungnya dan siap digunakan dari merk Philips, Artolite, Centralite atau setara.
3. Lampu Down Light Recessed Mounted Houssing : stell body satil alluminium reflector, Polymide cover, lampu bowl reflektor Jenis-jenis lampu lain disesuaikan dengan gambar/ RAB. 4. Kotak-Kontak Biasa (KKB) Kotak-kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa. Semua kotak kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-kontak harus dari -133
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS satu type, untuk pemasangan rata dinding, dengan rating 250 Volts 10 Amp. Merk yang dipakai adalah Legrand, MK, Clipsal, Merten atau setara. Semua stop kontak dinding dipasang 30 cm dari lantai.
5. Sakelar dinding Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding, mempunyai rating 250 Volts 10 Amp dari jenis single gang atau double gang atau multiple gangs (grid switches) merk yang dipakai, Legrand, Merten, Clipsal, MK, Vimar atau setara.
6. Kotak untuk sakelar dan kotak kontak. Kotak harus dari baja dengan kedalaman 35 mm. Kotak dari
metal
harus mempunyai
terminal pentanahan.
Sakelar atau kotak kontak terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan baut. Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak diperbolehkan.
7. Kabel instalasi Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM) Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2. Kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL. Sebagai berikut : - fasa
:
1
: merah
- fasa
:
2
: kuning
- fasa
:
3
: hitam
- netral
: biru
- tanah (ground)
: hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka atau setara. -134
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 8. Sakelar dan stop kontak Kecuali
tercatat
atau
dipersyaratkan
lain,
tinggi
pemasangan kotak sekelar dinding, harus 150 cm. Dimana ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak ditunjuk pada tempat yang sama, maka dua deret kotak tunggal, ganda atau “multigang” sesuai dengan kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretan-deretan tersebut harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai. Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang ± 20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh Konsultan Pengawas.
9. Pemeriksaan dan pengujian Pemeriksaan dan pengujiaan seluruh instalasi system penerangan dan kotak kontak diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai. Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari : a. Pemeriksaan
secara
visual
(apperence
inspection)
terhadap kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud. b. Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari peralatan. c. Pengujian sambungan-sambungan. d. Pengujian tahan insulasi. e. Pengujian pentanahan.
4.
Pengujian pemberian tegangan. Paling
lambat
dua
(2)
dilaksanakan, pemborong
minggu
sebelum
pengujian
harus sudah mengajukan -135
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS jadwal
dan
prosedur
pengujian
kepada
Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Pemborong harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian, dan 2 copy diserahkan oleh Konsultan Pengawas. Seluruh pengujian diselenggarakan oleh pemborong, dan segala biaya untuk itu ditanggung oleh pemborong.
1. Pipa instalasi pelindung kabel Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit khusus untuk instalasi listrik, pipa, elbow, socket junction box dan accessories lainya yaitu pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan armatur lampu. Semua instalasi kabel yang ada berada dalam pipa pelindung.
1. Pemasangan Pemasangan lampu-lampu Semua
fikture
penerangan
dan
perlengkapan-
perlengkapan harus dipasang oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang benar dan disetujui Konsultan Pengawas seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel pada kanal yang dipasang lengkap dengan penggantungnya. Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan perlengkapan harus sudah siap menyala. Bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari debu, plastes dan lain lain. Semua reflector, -136
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS kaca, panel pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum
pemeriksaan
akhir
harus
diganti
oleh
pemborong tanpa biaya tambahan.
Spesifikasi Teknis bahan dan Alat. Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan lampu dan kotak kontak dalam proyek ini adalah sebagai berikut : 1. Lampu
: Philips, Osram atau setara
2. Armatur
: Philips, artolite, Centralite atau setara
3. Sakelar
: Clipsal, MK, Legrand atau setara
4. Stop Kontak
: Clipsal, MK, Legrand atau setara
5. Kabel Instalasi
: NYA, NYM Ø 2,5 mm2 ex Supreme, Kabelindo, Kabel metal, Tranka atau setara
6. Pipa konduit
: PVC high impact Ø 20 mm ex EGA, Clipsal atau setara
7.2. PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR PENJELASAN UMUM a. Lingkup Pekerjaan b. Penangkal petir menggunakan Terminal Udara ( non radioaktif ) dan
harus
dapat
melindungi
seluruh
bangunan
dari
bahaya
tersambar petir. Radius minimum yang dilindungi seperti dalam gambar perencanaan minimum 100 meter. Pekerjaan ini meliputi pengurusan perijinan, dari badan / lembaga yang
berwenang,
pengadaan
bahan,
peralatan,
tenaga
kerja,
pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan terhadap keseluruhan sistem penangkal petir. Pekerjaan tersebut terdiri dari : -
Terminal Udara non radio aktif Penghantar Pentahanan (Down Conductor)
-
Terminal dan Elektroda Pentanahan
-
Izin Instalasi dari instansi yang berwenang
-
Pekerjaan lain yang menunjang
-137
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS c. Gambar-gambar Rancana Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan instalasinya penyesuaian harus dilakukan dilapangan, karena keadaan
sebenarnya
dari
lokasi,
jarak-jarak
dan
ketinggian
ditentukan oleh kondisi lapangan d. Gambar-gambar sesuai Pelaksanaan (As Build Drawings) Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian-penyesuaian
di
lapangan.
Catatan-catatan
tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar lengkap sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (As Build Drawing) As Build Drawings harus diserahkan Kepada Konsultan Pengawas segera setelah pekerjaan ini selesai. e. Standart dan Peraturan Seluruh Pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standart dan peraturan yang berlaku (Departemen Tenaga Kerja) atau standartstandart Internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL, Depnaker atau Badan Lainnya (misalnya, British Standard atau Australian Standard for Lighting Protection System). Disamping itu harus ditaati pula peraturan dan hukum setempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini f. Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru, sesuai dengan standar yang dimaksud Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop Drawing) harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 14 hari sebelum pemasangan. Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih yang sudah berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi ini secara aman, kuat dan rapih 1. Teminal Udara Air Termination meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut : 1.1.Terminal non radio aktif 1.2.Mempunayi radius 15 meter 1.3.Batang Peninggi -138
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS Batang peninggi terbuat dari metal. Konstruksi batang peninggi tersebut harus kuat dan diperhitungkan terhadap hembusan angin yang kuat 1.4.Penghantar Pentanahan (Down Conductor) Menghubungkan secara listrik dengan sempurna antara air terminal tersebut diatas dengan sistem pentanahan 1.5.Sistem Pentanahan Sistem Pentanahan terdiri dari : a. Terminal Pentanahan b. Elektroda
Pentanahan,
terbuat
dari
kawat
tembaga
dimasukkan ke dalam pipa GI minimal 1 ”, ujungnya diberi split tembaga panjang -/+ 30 cm. c. Tahanan / hambatan / resistansi tanah tidak boleh lebih dari 2 Ohm. Bila tahanan tersebut tidak dapat dicapai dengan satu elektroda maka
harus
terpasang
dibuatkan
secara
beberapa
pararel
batang
sampai
pentahanan
tahanan
tanah
yang yang
diisyaratkan terpenuhi
PEMASANGAN 1. Cara-cara pemasangan sistem penagkalan petir harus sesuai dengan
gambar
dan
harus
mengikuti
Petunjuk
Konsultan
Pengawas Lapangan 2. Down Conductor disepanjang konstruksi penyanggah harus dipasang memakai klem dengan jarak setiap 75 cm 3. Down
Conductor
diatas
permukaan
tanah
sampai
pada
ketinggian 2 meter dari permukaan tanah harus dipasang didalam pipa PVC Kelas AW. 4. Pada Elektroda pentanahan harus dibuat terminal pentanahan dengan baut dan ring. Sambungan pada elektroda pentanahan harus memakai junction box
-139
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 5. Elektroda pentanahan dari batang tembaga diameter ¾” dan panjang tembaga harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar batang tembaga
PENGERJAAN Di tentukan lokasi sesuai dengan di tunjukkan pada gambar. Tanam secara vertikal pipa baja diameter 5” sampai sedalam 12 meter atau sampai mencapai permukaan air tanah. Kemudian pipa dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang dengan diameter kurang dari 5” sedalam 12 meter Isi lubang tersebut dengan serbuk arang
padat.
Terakhir
elektroda
pentanahan
ditengah-tengah
bumbung arang tersebut. Terminal pentanahan harus terletak dalam bak kontrol khusus untuk keperluan tersebut dan untuk pengecekan tahanan tanah secara berkala, tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm
PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN Sisitem penangkal petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas untuk memastikan dipenuhinya persyaratan ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan persyaratan gambar harus segera diganti, tanpa membebankan mengetahui
biaya
baik
atau
tambahan tidaknya
pada sistem
pemberi
tugas.
penangkal
petir
Untuk yang
dipasang, maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya, agar diperoleh suatu jaminan Pengetesan tahanan tanah baru bisa dilakukan setelah tidak turun hujan selama 2 hari berturut-turut.
-140
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 8 PENCEGAHAN RAYAP 8.1. UMUM 1.1.1.
Lingkup Pekerjaan
a. Bagian
ini
mencakup
ketentuan/syarat-syarat
(pembayaran,
pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material dan peralatan. b. Meliputi
penyediaan
pengerjaannya,
bahan
memeriksa
kimia
dan
pencegah
rayap
dan
mempersiapkan
daerah
atau
material yang akan diberi anti rayap, serta memberi/melakukan penyemprotan obat anti rayap sesuai petunjuk pabrik. c. Bagian terkait : -
Pekerjaan tanah
-
Pekerjaan pasangan
-
Pekerjaan
lantai
finishing
keramik/homogeneus
tile,
Marmer/Granit
1.1.2.
-
Pekerjaan kusen/Pintu/Jendela kayu
-
Pekerjaan Kayu/pertukangan
-
Pekerjaan Plafond
Referensi
a. Semua pekerjaan harus sesuai standar : -
Standar dan pemakaian bahan kimia dari Depkes RI
-
Standar keamanan lingkungan dari pengaruh bahan-bahan kimia
b. Quality Assurance Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus diproduksi oleh perusahaan yang terkenal dan mempunyai pengalaman
yang
sukses
dan
diterima
oleh
Direksi
dan
Konsultan Pengawas. c. Kualifikasi pekerja -
Sedikitnya harus ada 1 orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap -141
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS kebutuhan-kebutuhan
yang
diperlukan,
material,
serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan -
Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memiliki skill yang dibutuhkan
-
Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, Direksi dan Konsultan Pengawas tidak mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skill-nya.
1.1.3. Pengiriman (Submittals) a. Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan dari Direksi, Konsultan Pengawas dan Perencana : -
Contoh bahan yang akan dipakai lengkap dalam label asli perusahaan sesuai dengan spesifikasi
-
Contoh cara pemakaian dan teknikal spesifikasi dari pabrik pembuat
b. Schedule
pekerjaan anti rayap dikaitkan
dengan
pekerjaan-
pekerjaan lain yang terkait 1.1.4. Penyimpanan Produk dikirim dalam kemasan asli dari pabrik dan disimpan dalam gudang yang kering, cukup ventilasi, serta terhindar dari pengaruh-pengaruh yang dapat merusak bahan. 1.1.5. Garansi Kontraktor harus memberi garansi yaitu : a. Garansi tertulis dari pabrik pembuat untuk kualitas bahan b. Garansi kualitas kerja dan pemakaian selama 10 tahun terhitung dari saat penyelesaian bangunan secara menyeluruh. 1.2. BAHAN Jenis obat anti rayap yang tidak membahayakan manusia yang sudah disetujui oleh Ditjen POM Depkes RI.
-142
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS 1.3. PENGERJAAN 1.3.1.Pemeriksaan dan Persiapan a. Kontraktor wajib memeriksa bagian-bagian bangunan yang akan diberi anti rayap sesuai schedule yang diusulkan agar bebas dari benda-benda asing, kotoran-kotoran, minyak, flex dan sebagainya b. Koordinasi
dengan
bagian-bagian
pekerjaan
terkait
untuk
memastikan pekerjaan tidak terganggu dan siap untuk diterapkan c. Lakukan
pekerjaan-pekerjaan
anti
rayap
untuk
pekerjaan-
pekerjaan kusen/jendela/pintu, rangka-rangka ceiling kayu, dan sebagainya pada tempat yang aman dan telah disiapkan serta tidak mengganggu pencemaran udara/lingkungan disekitarnya 1.3.2.Pelaksanaan a. Meracuni tanah dengan membuat parit pada kedua sisi dari semua pondasi dengan ukuran dalam 40 cm dan lebar 25 cm lalu kedalam parit tersebut disemprotkan obat-obat anti rayap 6 liter per-meter panjang (/m’). b. Sebelum
pemasangan
ubin
di
lantai
dasar,
lapisan
pasir
disemprotkan obat yang sama sebanyak 5 liter per-meter persegi (/m2). c. Pekerjaan ini dimulai sesudah pekerjaan pondasi selesai dan tidak ada lagi tanah atau pasir-pasir yang dimasukkan atau dikeluarkan kedalam/dari tempat atau lantai bangunan d. Untuk kuda-kuda, kusen dan kayu pintu-pintu teakwood dan plafond dengan rangka kayu, juga harus disemprotkan dengan obat anti rayap sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan dan spesifikasi dari pabrik pembuat
-143
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN AMBON
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 9 PENUTUP 1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (RKS) ini untuk menguraikan bahan – bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh pemborong atau diselenggarakan pemborong”, maka hal ini dianggap seperti betul – betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam pekerjaan. 2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian–bagian yang betul–betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (RKS) ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan dianggap seperti benar – benar disebutkan. 3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap diadakan / dikerjakan pemborong. 4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak pemberi tugas, unsur teknis, Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Ambon,
April 2015
Di Periksa Oleh : PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON
Di Buat Oleh : CV. KINAMI
RIVALNA RIVAI, M.Hum NIP. 19710826 199603 2 002
Ir. IMAM MUSHOLIKHIN Direktur
-144