1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, maka tujuan dasar dan paling essensial dari ...
Pembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, maka tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah mengangkat kehidupan manusia yang berada pada lapisan paling bawah atau penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu. Dengan semakin membaiknya kinetja perekonomian Nasional sepanjang tahun 2007, masalah pengangguran dan kemiskinan belum juga dapat terselesaikan. Segala daya dan upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasinya. Sebagian besar upaya yang dilakukan pemerintah adalah bagaimana melancarkan perkembangan investasi sektor riil yang pada gilirannya akan membuka akses pada lapangan kerja yang semakin luas. Untuk itu pemerintah beketja keras membenahi sistem dan aturan agar lebih ringkas, murah dan memiliki kepastian hukurn. Tetapi semua itu tidak memberikan basil yang memuaskan bagi kesejahteraan rakyat pada umumnya. Angka kemiskinan sampai dengan tahun 2008 sebesar 15,4 persen (BPS, 2008/2009). Dalam publikasi UNDP - Human Development Report 200712008, rasio penduduk berpenghasilan maksimal US$2 mencapai 52,4 persen, lebih buruk dibandingkan dengan Negara tetangga Malaysia, Thailand dan Filipina (Tabel 1). Fenomena ini membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak dengan sendirinya menjamin terciptanya kesejahteraan masyarakat (trickle down effect).
2
Tabel 1.1. Rasio Penduduk di Bawab Garis Kemiskinan Negara-Negara ASEAN. Populasi di Bawab .-.•.
Negara*
.
.
< 2,0
..
~
<2,0
Philippines
14,8
Indonesia
7,5
Lao People 's Repupblic
.
US$1 per bari ,
Malaysia Thailand
Gms'Kerrilsfti~~li{Wo) ···.
Democratic
Cambodia
.... ·. ;.' ·,
·. _.
' . '
.·
c-
-
per')iari · .·
US$2
9,3 25,2
~
43,0
;,
52,4
-..... ........
27,0
74,1
34,1
77,7
~ ,
* Empat negara lainnya tidak tersedia data Sumber: UNDP. 2007. Human Development Report 200712008. Hampir
semua
negara
termasuk
Indonesia
menerapkan
strategi
pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi sebagai upaya untuk memulihkan keadaan pasca Perang Dunia II. Dalam kondisi rekonstruksi pasca perang, penyediaan kebutuhan hajat hidup orang banyak menjadi sangat penting
untuk
diprioritaskan.
Tujuan
pembangunan
adalah
bagaimana
meningkatkan pertumbuhan ekonorni yang diukur dengan indikator gross domestic product/ gross national product (GDP/GNP). Jadi dalam hal ini, disadari atau tidak dasadari, manusia sebagai input dalam proses pertumbuhan, bukan sasaran pertumbuhan ekonomi.
Tahun
1990
United
Nation
Development
Program
(UNDP)
memperkenalkan "Human Development Index" (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut Drapper ( 1990) dalam kata pengantarnya pada Human Development Report 1990, munculnya HDI bukan berarti mengenyampingkan
3
peran GDP, tetapi
bagaimana meneljemahkan GDP tersebut ke dalam
pembangunan manusia. Proses peneljemahan itu kadang-kadang berhasil, tetapi tidak jarang yang gaga!. Ada beberapa negara yang berhasil mencapai tingkat pembangunan manusia yang tinggi dengan pendapatan per kapita yang rendah. Demikian pula sebaliknya, seperti ditunjukkan Tabel 2. TabeJ 1.2. Nilai & Peringkat IPM dan PDB/ kapita Negara-Negara ASEAN
Negara
,
Singapore
92,2
25
29.663
19
Brunei Darussalam
89,4
30
28.161
22
81,1
63
10.882
57
78,1
78
8.677
65
77,1
90
5.137
101
73,3
105
3.071
122
Indonesia
72,8
107
3.843
113
Lao People's Democratic Republic
60,1
130
2.039
139
Cambodia
59,8
131
2.727
124
58,3
132
1.027
164
Myanmar
~
/..\
Sumber : UNDP, 2007. Human Development Report 200712008.
I
4
Tabel1.3. Nilai & Periogkat IPM serta PDRB per Kapita (ribu Rp) Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 Provinsi dan Indonesia