1 PEMBANGUNAN BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASE) PENANGANAN PASCAPANEN BROILER MOH ZAIFUL ARIFIN F SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR...
PEMBANGUNAN BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASE) PENANGANAN PASCAPANEN BROILER
MOH ZAIFUL ARIFIN F152130311
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pembangunan Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Penanganan Pascapanen Broiler adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2016 Moh Zaiful Arifin NIM F152130311
RINGKASAN MOH ZAIFUL ARIFIN. Pembangunan Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Penanganan Pascapanen Broiler. Dibimbing oleh KUDANG BORO SEMINAR dan RUDI AFNAN. Kebutuhan protein hewani manusia semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan permintaan protein hewani tersebut, harus diikuti dengan peningkatan produksi daging ternak. Daging broiler merupakan salah satu sumber protein hewani. Daging ini memiliki nilai gizi yang tinggi, harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging ternak jenis lain dan masa produksi daging ayam broiler juga sangat singkat yaitu 4-6 minggu. Produksi broiler di Indonesia setiap tahun semakin meningkat namun penanganan pascapanennya belum terlalu diperhatikan, padahal daging broiler mudah mengalami degradasi mutu. Pengetahuan mengenai pascapanen broiler masih banyak berada di pakar belum dipindahkan ke dalam buku, jurnal atau artikel ilmiah lainnya. Hal ini menyulitkan peternak/konsumen mendapatkan informasi tersebut. Walaupun sudah ada buku dan jurnal terkait hal tersebut, tetapi masih sangat sedikit, terpisah-pisah dan belum menjadi satu kesatuan yang utuh. Penelitian ini bertujuan membangun basis pengetahuan (knowledge base) penanganan pascapanen broiler sebagai sarana sharing antara pakar dan praktisi dengan peternak atau konsumen tentang masalah yang dihadapi di lapangan. Basis pengetahuan pascapanen broiler yang telah dibangun terdiri atas 5 domain utama yang mencangkup faktor sebelum panen, proses penyembelihan di RPA (Rumah Potong Ayam), proses awal, proses lanjutan dan mutu daging broiler. Terdapat 5 tahapan dalam pembangunan sistem basis pengetahuan ini, meliputi identifikasi masalah yang dihadapi oleh calon user, pencarian sumber pengetahun, pengumpulan pengetahuan yang diperoleh menjadi satu kesatuan yang utuh dan terstruktur, representasi pengetahuan, implementasi sistem dalam bentuk web, serta pengujian sistem. Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem basis pengetahuan yang dibuat benar-benar valid dan sesuai dengan kebutuhan user atau tidak. Tiga tahap pengujian terdiri dari verifikasi sistem oleh pakar sistem informasi pertanian, validasi sistem oleh pakar pascapanen broiler serta bug and error oleh pengguna. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem basis pengetahuan yang telah dibangun terverifikasi dengan baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah normalisasi pembangunan basisdata. Validasi terhadap pengetahuan dalam sistem ini telah sesuai dengan literatur dan pendapat pakar. Sistem basis pengetahuan ini diterima oleh pengguna dengan baik karena basis pengetahuan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dan tidak ada bug and error. Kata kunci: basis pengetahuan, pascapanen broiler, penyembelihan, proses awal, proses lanjutan, mutu broiler.
SUMMARY MOH ZAIFUL ARIFIN. Developing Knowledge Base of Broiler Postharvest Handling. Supervised by KUDANG BORO SEMINAR and RUDI AFNAN. Human protein needs are increasing with the increase of population. The demand increase for animal protein, should be followed by increasing poultry meat production. Broiler meat is one source of animal protein. This meat has high nutritional value, low price compared to other types of livestock meat, short production time at approximately 4-6 weeks. Broiler production in Indonesia increases every year but less attention is paid for postharvest handling although broiler meat quality is easily degrades. Knowledge of postharvest broiler is still dominantly kept inside of experts thought but not extracted into books, journals or other scientific articles. It is difficult for farmers or consumers to get such information. Although existing books and journals on this subject, but still very few, separated and not existed as a wholistic. This research aimed to develop a knowledge base of broiler postharvest handling to become a sharing instrument between experts and practitioners’ with farmers or consumers relates to problems encountered in the field. Postharvest broiler knowledge base was built that consists of five main domains include preharvest factors, slaughtering process at RPA (slaughterhouse), primary process, secondary process and quality of broiler meat. There are five stages in this knowledge base system development among others are identification of the problems faced by potential user, accessing sources of knowledge, acquisition (collection) of acquired knowledge into a coherent wholistic and structured, knowledge representation, implementation of the system in form of web, as well as system testing. System testing was conducted to determine whether the knowledge base system built completely valid and in accordance with user requirements or not. There were three stages of testing those consist of system verification by agricultural information system specialist, system validation by broiler postharvest experts as well as bugs and error by users. The test results showed that the knowledge base system was built. It was verified properly and in accordance with the rules of database normalization development. Validation of knowledge in this system has been in accordance with the literature and expert opinion. This knowledge base system was well received by users because knowledge base is appropiate and there is no bug and error. Keywords: knowledge base, postharvest broiler, slaughtering, primary process, secondary processes, quality broiler.
PEMBANGUNAN BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE BASE) PENANGANAN PASCAPANEN BROILER
MOH ZAIFUL ARIFIN
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Pascapanen
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Liyantono, S.TP, M.Agr
Judul Penelitian : Pembangunan Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Penanganan Pascapanen Broiler Nama : Moh Zaiful Arifin NIM : F152130311
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
ProfProf Dr Ir Kudang Boro Seminar, MSc Ketua
Dr Rudi Afnan, SPt MScAgr Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Teknologi Pascapanen
Prof Dr Ir Sutrisno, MSc
Tanggal Ujian: 29 Juni 2016
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “Pembangunan Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Penanganan Pascapanen Broiler” ini dapat diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 hingga September 2015. Dengan selesainya penelitian dan penulisan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada: 1. Bapak H. Hasbullah, Ibu Romsah, serta adik Siti Nuri Andini yang selalu memberikan dorongan motivasi dan doanya. 2. Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. sebagai dosen pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan. Beliau bukan hanya membimbing dalam hal akademik, tapi juga memberikan didikan dalam pembentukan karakter terutama dalam Hafalan Al Qur’an. 3. Dr. Rudi Afnan, S.Pt. M.Sc.Agr sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta didikan selama 4 tahun terakhir. 4. Dr. Liyantono, S.TP M.Agr sebagai dosen penguji luar komisi yang telah memberikan masukan, saran dan bimbingannya. 5. Istri tercinta Intishar Khairunnisa Istiqomah yang selalu mendoakan dan memotivasi dalam menjalankan penelitian. 6. Bapak Triyanto, ibu Dani Karwati, ba’ Ika, mas Hakim, dek Tiyaz dan Aminah atas doanya. 7. Perusahaan Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce Jabon Mekar Parung Bogor atas bantuannya selama melakukan penelitian. 8. Fahmi Hakim sebagai guru spiritual yang selalu mendoakan, memberikan arahan, dan motivasinya yang tak pernah putus selama ini. 9. Arief Firmansyah teman satu bimbingan, teman satu daerah dan teman kontrakan atas bantuan dan doanya selama 7 tahun terakhir ini. 10. Teman-teman satu group pembinaan Arief Juniarto, Bayu Candra, Diki S, Ikhwan Hanif dan Baequni. 11. Teman kantor LAZ IPB Abdul Basir, Oktama Forestian, Ade Saepullah, Yekti Mahanani dan Rahmat Alam atas doanya. 12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata pada perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi pascapanen.
Bogor, Juli 2016 Moh Zaiful Arifin
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan penelitian
1 1 2 2
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Pascapanen Broiler Sistem Pakar dan Basis Pengetahuan Penelitian Terdahulu
3 4 6
3
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Alat dan Bahan Tahapan Penelitian
7 7 7 7
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Masalah Akuisisi Pengetahuan Representasi Pengetahuan Pengembangan Mesin Inferensi Implementasi Basis Pengetahuan Pengujian Sistem
9 9 10 11 12 16 20
5
PENUTUP KESIMPULAN SARAN
21 21 21
DAFTAR PUSTAKA
22
DAFTAR TABEL 1. Produksi daging ayam ras pedaging menurut provinsi di
Indonesia tahun 2011-2015 2. Form knowledge pascapanen broiler 3. Contoh pengisian akuisisi pengetahuan penentuan kualitas daging
broiler
1 10 11
DAFTAR GAMBAR 1. Integrasi vertikal penanganan broiler (Sams 2001) 2. Tahapan penelitian mengacu pada tahapan sistem pakar oleh
4
Marimin 2005. Penentuan mutu karkas broiler dengan decision tree Semantic networks penyembelihan broiler Pemodelan konseptual basis pengetahuan pascapanen broiler Relasi tabel pengetahuan slaughter broiler Ccontoh tabel DBMS pascapanen broiler Query pembuatan database pascapanen broiler Hasil insert data tabel parting (pemotongan karkas) Tampilan menu utama web Tampilan bagian home Tampilan faktor sebelum panen jangka pendek suhu dan RH Tampilan menu slaughtering bagian unloading mekanis Tampilan perubahan pasca mortem Tampilan pengolahan sekunder penyimpanan jangka panjang Contoh penentuan kualitas karkas broiler: mikrobiologi (a), fisik (b) dan organoleptik (c). Contoh hasil penentuan mutu karkas broiler Pengujian sistem knowledge base pascapanen broiler
DAFTAR LAMPIRAN 1. Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian beranda. 2. Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian faktor
3.
4. 5. 6. 7.
sebelum panen: faktor jangka panjang (a), faktor jangka pendek (b). Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian penyembelihan: penyembelihan mekanis (a), penyembelihan manual (b). Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian proses awal: perubahan post mortem (a), parting (pencacahan) (b). Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian proses lanjutan: bagian pengemasan (a), bagian penyimpanan (b). Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian mutu karkas broiler. Kodifikasi bagian penentuan mutu karkas broiler.
26
27
28 29 30 31 32
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein manusia semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan kebutuhan daging tersebut memerlukan usahausaha peningkatan produksi daging ternak sebagai sumber protein hewani. Salah satu penghasil protein hewani adalah daging ayam broiler. Selain nilai gizi yang tinggi dan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging ternak jenis lain, daging ayam broiler cepat tersedia karena pemeliharaannya relatif singkat sekitar 35 hari (Lajju 2012). Tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia setiap tahun semakin meningkat seiring pertumbuhan populasi penduduk yang semakin pesat. Prospek produksi ayam broiler nasional sangat baik, seperti data yang disampaikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2015. Tabel 1 Produksi daging ayam ras pedaging menurut provinsi di Indonesia tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: (Kementan 2015)
Produksi (dalam 1000 ekor) 1.337.911 1.400.470 1.497.873 1.544.379 1.627.106
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki suhu dan kelembaban relatif yang tinggi yang dapat mengakibatkan ayam broiler yang sudah dipanen cepat mengalami penurunan mutu dan kerusakan. Pengendalian pascapanen ayam broiler sangat diperlukan dalam rangka memperlambat degradasi mutu dan mengurangi terjadinya susut bobot. Penanganan pascapanen harus dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan. Pengalaman dan pengetahuan berasal dari pakar, praktisi, akademisi, atau peternak broiler yang sudah ahli. Pengetahuan pakar perlu diekstraksi, diakuisisi, dan dikembangkan dalam bentuk basis pengetahuan (knowledge base) agar bisa dimanfaatkan oleh banyak orang. Basis pengetahuan dikembangkan untuk membantu para peternak ayam broiler dalam menjaga hasil panen dan membantu konsumen dalam menganalisis kualitas daging ayam broiler. Pengetahuan mengenai pascapanen ayam broiler belum terintegrasi dengan baik. Banyak pengetahuan dimiliki oleh pakar belum terstruktur dengan baik dan bersifat implisit sehingga orang yang membutuhkan informasi kesulitan mengakses. Kemajuan sains dan teknologi komputer sekarang ini memungkinkan seseorang yang punya banyak pengetahuan dan pengalaman khususnya dari pakar, serta pengetahuan yang berasal dari buku, jurnal, studi pustaka yang relevan dapat dipindahkan ke dalam sebuah basis pengetahuan (knowledge base) sehingga tidak berserakan di berbagai media melainkan terintegrasi dalam satu sistem repository pengetahuan. Oleh karena itu, pengetahuan pascapanen ayam broiler ini
2 dikembangkan untuk mendokumentasikan semua pengetahuan agar terintegrasi sehingga mudah diakses dan bermanfaat bagi orang banyak. Kemajuan teknologi komputer banyak memberikan kemudahan bagi manusia, salah satu contohnya adalah kemudahan dalam mengakses informasi tidak terbatas oleh waktu. Pengguna tidak hanya dapat memperoleh informasi pada saat sekarang bahkan dapat mengakses informasi hari kemarin atau bahkan setahun yang lalu selama informasi yang diinginkan tersedia dalam sebuah sistem basisdata (database). Sistem informasi memberikan kesempatan pengembangan sistem basisdata yang dapat menyimpan kumpulan informasi berupa pengetahuan serta metode dalam pelaksanaan pascapanen ayam broiler. Sistem basisdata tersebut dapat dikembangkan menjadi basis pengetahuan (knowledge base) yang dapat diimplementasikan lebih luas penggunaanya, misalnya menjadi sistem penunjang keputusan. Selain itu, dengan pemanfaatan sistem informasi, masyarakat bisa lebih mudah untuk memahami dan melakukan konsultasi ketika ada permasalahan dalam proses pascapanen. Sistem informasi ini berupa basis pengetahuan dan sistem pakar yang mempunyai keuntungan antara lain, dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan serta dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk pembangunan sistem yang lebih besar seperti pembangunan Decision Support System (DSS), dan sistem aplikasi yang lain. Perumusan Masalah Kebutuhan konsumsi daging semakin meningkat akibat pesatnya pertumbuhan penduduk. Data Kementan tahun 2015 menyebutkan produksi ayam broiler setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan hingga mencapai 1.627.106.000 ekor pada tahun 2015. Pananganan pascapanen ayam yang baik merupakan kunci utama dalam memperlambat terjadinya degradasi mutu. Pengetahuan mengenai pascapanen ayam broiler belum terintegrasi dengan baik. Banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pakar belum terstruktur dengan baik dan bersifat implisit sehingga orang yang membutuhkan informasi kesulitan mengakses sehingga diperlukan sistem basis pengetahuan yang bisa mengadopsi dan mengintegrasikan pengetahuan yang berasal dari pakar, serta pengetahuan yang berasal dari buku, jurnal, dan studi pustaka yang relevan. Selain itu, basis pengetahuan pascapanen broiler ini dikembangkan untuk mendokumentasikan semua pengetahuan agar tidak mudah hilang dan dapat dikembangkan menjadi sistem yang lebih aplikatif seperti Decition Support System (DSS) dan sistem robotik. Tujuan penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membangun basis pengetahuan pascapanen broiler agar bisa membantu peternak saat melakukan penanganan pascapanen dalam bentuk bimbingan, arahan, dan sarana sharing online dengan pakar pascapanen broiler serta membantu para konsumen agar dapat menganalisis kualitas atau mutu produk ayam.
3 Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Merancang dan membangun basis pengetahuan (knowledge base) penanganan pascapanen ayam broiler. 2. Membangun sarana sharing pengetahuan pascapanen broiler secara online antara pakar/praktisi dengan user yang mencakup faktor sebelum panen sampai penentuan kualitas daging broiler.
2 TINJAUAN PUSTAKA Pascapanen Broiler Ayam broiler adalah ayam hasil persilangan ayam tipe berat dan tipe sedang yang bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan yang cepat dengan umur yang relatif muda. Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai ciri khas tingkat pertumbuhannya yang cepat sehingga dalam waktu singkat sudah dapat dipasarkan kepada konsumen (Amrullah 2004). Menurut Ensminger (1991), ayam broiler merupakan ayam yang telah mengalami seleksi genetik (breeding) sebagai penghasil daging dengan pertumbuhan yang cepat sehingga waktu pemeliharaannya lebih singkat, penggunaan pakan lebih efisien dan produksi daging tinggi. Pascapanen merupakan segala aktivitas yang berawal dari setelah panen sampai sejak mulai dimasak atau waktu mulai melakukan persiapan-persiapan sebelum mengkonsumsi (Fletcher 1991). Penanganan pascapanen broiler terdiri dari faktor sebelum penyembelihan (preslaughter), penyembelihan (slaughter), pemotongan dan pencabutan tulang (cutting and deboning), sortasi dan grading, serta pengamasan dan distribusi. Kesalahan penanganan pascapanen mengakibatkan penyusutan bobot, kematian ternak, dan kerusakan bagian tubuh sehingga menyebabkan menuurunnya keuntungan finansial. Kualitas broiler merupakan hal utama dalam usaha broiler. Penanganan pascapanen hanya dapat mempertahankan mutu broiler dalam jangaka waktu tertentu sehingga untuk mendapatkan produk broiler yang baik harus ada integrasi vertikal antara penyiapan Day Old Chick (DOC), perusahaan pakan, sistem budidaya dan penanganan pascapanen (Sams 2001). Gambar 1 menunjukkan integrasi vertikal pada penanganan broiler.
4
Gambar 1 Integrasi vertikal penanganan broiler (Sams 2001) Sistem Pakar dan Basis Pengetahuan Kemajuan teknologi di bidang komputer menghasikan pendekatan yang sering disebut dengan teknik kecerdasan buatan (artificial intelligent). Ruang lingkup dari kecerdasan buatan adalah strategi menyelesaikan masalah dan pengembangan program yang meniru sifat dan kecerdasan manusia (Muljono 1990). Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi cerdas dalam sistem kecerdasan komputer. Sistem memperlihatkan sifat-sifat khas yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia. Dengan demikian, komputer diharapkan dapat membantu manusia untuk mencari solusi yang tepat atas permasalahan yang memerlukan proses penalaran yang rumit, seperti pengertian bahasa, pengetahuan, pemikiran dan pemecahan masalah yang dihadapi manusia. Sistem pakar adalah sebuah program komputer yang menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan (Sanusi 2012). Sistem Pakar didasarkan pada sistem pengetahuan sehingga memungkinkan komputer dapat berpikir dan mengambil keputusan atau kesimpulan dari sekumpulan kaidah (rule-rule). Sasaran sistem pakar adalah memperbaiki kualitas pemecahan masalah. Sistem pakar harus berlaku seperti seorang pakar pada bidangnya berisi fakta-fakta dan heuristic untuk memecahkan masalah tertentu (Solahudin 2000). Dahria (2011) menyatakan konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli/pakar, pengalihan keahlian, mengambil keputusan, aturan, kemampuan menjelaskan. Berikut adalah penjelasan konsep dasar dari sistem pakar: - Keahlian. Keahian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca literatur atau dari pengalaman. - Ahli. Ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal hal baru seputar topik permasalahan, menyusun kembali
5 pengetahuan jika dipandang perlu, dan memecahkan masalah dengan cepat dan tepat. - Pengalihan keahlian. Tujuan dari sistem pakar adalah untuk mentransfer keahlian dari seorang pakar ke dalam komputer kemudian ke masyarakat. Proses ini meliputi 4 kegiatan, yaitu perolehan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan ke komputer, kesimpulan dari pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke pengguna. - Mengambil keputusan. Hal yang unik dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan di mana keahlian tersimpan dalam basis pengetahuan. Kemampuan komputer untuk mengambil kesimpulan dilakukan oleh komponen yang dikenal dengan mesin inferensi yang meliputi prosedur tentang pemecahan masalah. - Aturan (rule). Sistem pakar yang dibuat merupakan sistem yang berdasarkan pada aturan-aturan dimana program disimpan dalam bentuk aturan-aturan sebagai prosedur pemecahan masalah. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF– THEN, Decision Tree, Semantic Net dan lain–lain. - Keunikan lain dari sistem pakar adalah kemampuan dalam menjelaskan atau memberi saran/rekomendasi serta juga menjelaskan mengapa beberapa tindakan/saran tidak direkomendasikan. Proses pembangunan knowledge base memerlukan basisdata sebagai modal awal untuk mengembangkan sistem. Basisdata terdiri dari dua kata, yaitu basis dan data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau berkumpul. Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, tumbuhan, peristiwa, konsep, keadaan yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya (Fathansyah 2004). Menurut Kusrini (2008), knowledge base diklasifikasikan menjadi: 1. Pengetahuan deklaratif (declarative knowledge). Informasi faktual yang diketahui oleh seseorang. Pengetahuan ini dapat diungkapkan baik dengan lisan maupun tulisan, untuk menjawab pertanyaan/mengambil keputusan apakah sesuatu bernilai salah atau benar (what, why, dll). 2. Pengetahuan prosedural (prosedural knowledge). Pengetahuan yang lebih menekankan pada bagaimana melakukan sesuatu atau performa seseorang dalam menjalankan langkah-langkah dalam suatu proses (how). 3. Pengetahuan tasit (tacit knowledge). Pengetahuan yang tidak dapat disentuh secara fisik, sulit diterjemahkan dalam bentuk bahasa dan sulit untuk dipelajari oleh orang lain. Pengetahuan yang diketahui tetapi sulit untuk diungkapkan karena telah terinternalisasi dalam pikiran bawah sadar. Pengetahuan tasit kadang disebut juga dengan pengetahuan mengenai know-how, soft knowledge atau informal knowledge. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa knowledge base bukan hanya berupa kumpulan pengetahuan (what) namun bisa berupa prosedur proses (how) atau pengambilan keputusan dalam suatu kejadian (what, why and how).
6 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas mengenai sistem pakar ayam lebih terfokus pada onfarm. Riset yang mencangkup pascapanen masih belum terintegrasi ke dalam database seperti knowledge base dan sistem pakar. Chunbau et al. (2010) melakukan penelitian tentang analisis rigor mortis pada ayam dengan menggunakan analisis tekstur. Hasil dari penelitian menunjukkan setelah 4–5 jam pasca mortem, daging ayam mengeras sampai 1,2 N dan menurun kembali pada jam selanjutnya. Hal ini menunjukkan terjadinya rigor mortis pada ayam broiler berkisar 4–5 jam pasca mortem. Kusmajadi (2006) melakukan penelitian mengenai perubahan sifat fisik daging ayam broiler post mortem selama penyimpanan suhu ruang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penyimpanan pada suhu ruang 12 jam setelah pemotongan ayam broiler terjadi penurunan keasaman (pH) dan daya ikat air serta peningkatan susut masak daging ayam broiler. Penurunan pH dan daya ikat air daging broiler secara nyata masing-masing setelah 4 jam dan 2 jam penyimpanan pada suhu ruang, sedangkan peningkatan susut masak terjadi setelah 12 jam penyimpanan pada suhu ruang. Mantilla et al. (2012) melakukan penelitian mengenai panyimpanan dingin ayam pada kemasan MAP dan penggunaan radiasi. Indikator yang diamati meliputi umur simpan, pertumbuhan bakteri dan uji sensori dengan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan radiasi 2 kGy bisa membuat warna daging ayam lebih menarik dan kandungan asam laktat lebih tinggi. Sementara itu, penggunaan kemasan MAP dengan komposisi CO2 80% dan N2 20% kadungan bakteri sangat sedikit. Kombinasi radiasi 2 kGy dengan MAP CO2 80% dan N2 20% dapat memperpanjang umur simpan 2 kali tanpa merubah mutu sensori. Rohajati dan Supriyati (2010) melakukan riset sistem pakar diagnosis penyakit ayam menggunakan metode Certainty Factor (CFs). Metode CFs dilakukan dengan mengekpresikan kejadian ke dalam kepercayaan atau penilaian seorang pakar. Kepercayaan absolut menggunakan nilai 1 sampai 100 dan untuk kesalahan pasti diberi nilai 0. Sistem pakar ini telah membantu peternak ayam dalam mengantisipasi gejala penyakit yang ditimbulkan guna pengobatan yang cepat, tepat, dan efisien. Sistem pakar diagnosis penyakit ayam juga dilakukan oleh Tentua (2009). Database Management System (DBMS) yang digunakan adalah MySQL sedangkan tampilan webnya menggunakan PHP (Hypertext Prepocessor). Analisis penyakit dilakukan dengan mengkobinasikan data gejala dan data penyakit selanjutnya interface memberikan kesimpulan kemungkinan jenis penyakit yang dialami oleh ayam. Omid et al. (2013) melakukan riset sistem pakar grading telur ayam menggunakan prisip Artificial Intelligent (kecerdasan buatan). Indikator yang digunakan dalam analisis adalah mutu telur dan ukuran. Akurasi sistem ini sangat tinggi mencapai 95,8% sehingga hasil sistem ini bisa dipercaya. Selain itu, sistem ini bisa memberikan informasi dalam waktu yang singkat. Patel et al. (1998) melakukan penelitian tentang pengembangan dan evaluasi sistem pakar untuk sortasi telur. Setiap kondisi telur memiliki salah satu dari jari nilai Semantik (NO, MYBE dan YES). Jaringan syaraf yang dikembangkan memiliki nilai output antara 0,0 sampai 1,0. Nilai 1,0 berarti sistem pakar yakin
7 bahwa telur sangat bagus dan tidak cacat sebaliknya nilai 0,0 menyatakan bahwa telur tidak boleh dikonsumsi atau dipasarkan. Wijayanto et al. (2016) melakukan penelitian tentang penentuan lokasi kandang broiler dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) berbasis empat indikator yang terdiri faktor ekologi dan dampak lingkungan, faktor ekonomi dan infrastruktur, kondisi alam, serta bencana alam. Penelitian ini telah membantu para peternak dalam menentukan lokasi kandang yang baik dengan menggunakan android. Fernando et al. (2016) melakukan penelitian pembangunan hyperlink basis pengetahuan produksi broiler. Penelitian ini membahas manajemen DOC, manajemen lingkungan, manajemen pakan dan nutrisi, serta manajemen penanganan penyakit. Penelitian ini telah membantu user untuk mencari informasi manajemen produksi broiler yang lengkap dan terintegrasi dengan baik. Beberapa penelitian terdahulu ini menunjukkan penelitian sistem informasi broiler sudah banyak dilakukan namun masih terfokus pada kegiatan onfarm. Penelitian terkait pasca mortem sudah dilakukan namun masih belum dibuat database yang terintegrasi dengan baik dan masih terpisah-pisah sehingga menyulitkan user dalam mencarinya.
3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai September 2015. Akuisisi sumber pengetahuan dilaksanakan di kandang broiler closed house Fakultas Peternakan IPB, perpustakaan IPB, Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce Jabon Mekar Parung Bogor dan di tempat pakar yang bersangkutan. Perancangan dan pembangunan sistem dilaksanakan di Laboratorium Teknik Bioinformatika, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5.
Perlengkapan utama yang diperlukan untuk kegiatan penelitian ini meliputi: Perangkat komputer/laptop Software WampServer version 2.1 sebagai server di localhost di dalam WampServer secara default telah ter-install php MyAdmin dan MySQL Software CorelDraw X3 sebagai program pengolah grafis untuk keperluan perancangan tampilan sistem Software Notepad++ dan Adobe Dreamweaver sebagai program pengolah script-script program yang dijalankan di dalam sistem Software Mozilla Firefox sebagai web browser untuk menampilkan sistem Tahapan Penelitian
Metode pembangunan basis pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada tahapan pengembangan sistem pakar yang ditulis oleh Marimin (2005). Metode ini digunakan karena sesuai dengan proses pembangunan knowledge base pascapanen broiler yang terdiri dari kumpulan informasi (what),
8 penjelasan proses penanganan pascapanen broiler (how) dan pengambilan keputusan dalam memilih karkas daging broiler (why, what and how). Gambar 2 menunjukkan tahapan penelitian yang telah dilaksanakan:
Gambar 2 Tahapan penelitian mengacu pada tahapan sistem pakar oleh Marimin 2005. Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah merupakan kegiatan mendefinisikan dan menganalisis permasalahan yang dihadapi. Permasahan yang dihadapi yaitu pengetahuan tentang penanganan pascapanen ayam broiler yang masih sangat sedikit dan tersebar. Pencarian Sumber Pengetahuan Pencarian sumber pengetahuan dilakukan pengetahuan, yaitu pengetahuan tacit dan eksplisit.
berdasarkan
dua
jenis
Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan merupakan tahap pengumpulan pengetahuan dari sumber pengetahuan yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Proses akuisisi pengetahuan dari pakar menggunakan metode manual wawancara dengan pakar pascapanen ayam broiler. Wawancara dilakukan dengan diskusi bersama pakar atau praktisi dengan teknik teach-thtough. Turban et al. (2005) menyatakan teach-thtough merupakan pencarian informasi dengan melakukan wawancara tidak terstruktur dimana pakar/praktisi bertindak sebagai guru sedangkan peneliti (knowledge engineer) bertindak sebagai listener.
9
Representasi dan Pembuatan Mesin Inferensi Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan untuk membentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri atas pengetahuan yang dimaksud dan spesifikasi dari pokok persoalan yang harus diselesaikan (Marimin 2005). Pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural (Rohman dan Fauzijah 2008). Pengetahuan deklaratif mengacu pada fakta sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada serangkaian tindakan dan konsekuensinya. Implementasi Basis Pengetahuan Implementasi pembangunan basis pengetahuan menggunakan pendekatan pembuatan prototype untuk mempercepat dan menyederhanakan proses pengembangan sistem. Pengujian Sistem Menurut Meseguer dan Preece (1995), verifikasi adalah proses yang bertujuan untuk menunujukkan bahwa sistem yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Verifikasi basis pengetahuan pascapanen broiler ini mengacu pada Russel et al. (1999) berupa pemeriksaan terhadap konsistensi istilah yang digunakan, pengulangan, dan kontradiksi diantara pernyataan serta kelengkapan keseluruhan isi basis pegetahuan. Validasi adalah proses memastikan apakah keluaran sistem benar dan hasil pengembangan sistem adalah yang diinginkan dan diperlukan pengguna. Validasi basis pengetahuan dilakukan melalui uji kasus. Hasil uji kasus tersebut dibandingkan dengan hasil keluaran yang diharapkan pakar. Selain itu, pengujian dilakukan dengan memberikan sistem pada user untuk mengetahui apakah dalam sistem terdapat bug and error. Pengujian ini dicoba oleh user sampai sistem tidak ada masalah (Kusnadi 2013).
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Basis pengetahuan bukan hanya menyediakan informasi penanganan pascapanen broiler kepada user namun juga menjadi sarana sharing/bahan dalam mengambil keputusan atas masalah yang dihadapi di lapangan. Basis pengetahuan memiliki peranan yang cukup penting dalam mengorganisir pengetahuanpengetahuan yang diberikan oleh pakar/praktisi dalam bentuk data sehingga memudahkan para user dalam mengambil tindakan. Basis pengetahuan yang dibangun terdiri dari identifikasi masalah, akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan dan pengujian sistem. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan tahap awal dari pembangunan sistem informasi (Marimin 2005). Proses pengembangan sistem pakar dimulai dengan identifikasi bidang masalah yang dikaji serta tugas spesifik yang ditangani. Tahap identifikasi merupakan proses pendefinisian dan pengumpulan kemungkinan sumberdaya dan kegiatan mempertajam tujuan perancangan basis pengetahuan pascapanen broiler. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari para praktisi,
10 pakar maupun literatur terdapat 5 jenis informasi pengetahuan yang dibutuhkan user: 1. Faktor sebelum panen yang menyajikan informasi terkait penanganan budidaya boiler. Bagian ini penting karena kualitas karkas broiler ditentukan dari penanganan budidayanya sedangkan penanganan pascapanen hanya menjaga dan mempertahankan kualitas karkas. 2. Slaughtering broiler membahas penyembelihan broiler secara manual maupun mekanis. 3. Proses awal membahas pengolahan pertama broiler setelah dilakukan penyembelihan. Poin-poin yang dibahas pada bagian ini terdiri dari perubahan pasca mortem (perubahan broiler setelah dilakukan penyembelihan), mutu karkas dan parting/pemotongan broiler. 4. Proses lanjutan membahas pengolahan setelah pemotongan broiler. Bagian ini membahas terkait pengemasan dan penyimpanan karkas broiler. 5. Kualitas produk membahas kualitas daging broiler sekara mikrobiologi dan organoleptik. Akuisisi Pengetahuan Proses akuisisi pengetahuan sistem knowledge base penanganan pascapanen broiler ini dilakukan dengan tiga tahap, meliputi wawancara/diskusi, studi literatur dan pengamatan langsung dari lapang. Wawancara dilakukan melalui diskusi dengan pakar atau praktisi. Studi literatur dilakukan dengan mencari informasi dari buku, jurnal, dan artikel-artikel ilmiah tekait pascapanen broiler. Pengamatan lapang dilakukan untuk membandingkan antara pengetahuan yang diperoleh dari pakar atau literatur dengan kondisi yang terjadi di lapang. Pengamatan lapang ini dilaksanakan di Rumah Potong Ayam PT Sierad produce, Parung selama 1 bulan. Setelah proses akuisisi dilakukan, maka diperoleh pengetahuan yang bisa dijadikan referensi dalam penanganan pascapanen broiler. Tabel 2 menampilkan informasi pengetahuan penanganan pascapanen broiler: Tabel 2 Form knowledge pascapanen broiler Informasi Faktor Sebelum Panen
Penyembelihan Broiler Proses Primer
Proses Sekunder
Penentuan Mutu Daging Broiler
Definisi Merupakan proses budidaya broiler yang berpengaruh pada kualitas karkas, terdiri dari faktor jangka pendek dan faktor jangka panjang. Merupakan proses penyembelihan broiler baik secara manual atau secara mekanis. Merupakan pengolahan pertama daging broiler, yaitu dari perubahan pasca mortem sampai dilakukan pencacahan/pemotongan daging. Merupakan bagian sistem knowledge base yang membahas proses pengemasan dan penyimpanan daging broiler. Merupakan bagian yang membahas/menentukan kualitas daging broiler yang dilihat dari tiga aspek yang terdiri dari kualitas fisik, mikoorganisme dan organoleptik.
11 Tahap akuisisi selanjutnya adalah pengisian data dan informasi dari kelima bagian knowledge tersebut. Tabel 3 merupakan contoh pengisian akuisisi form pengetahuan penentuan kualitas daging broiler. Tabel 3 Contoh pengisian akuisisi pengetahuan penentuan kualitas daging broiler Sub Pengeahuan Kualitas Fisik
Kualitas Organoleptik
Kualitas Mikrobiologi
Informasi Konformasi Perlemakan Perdagingan Keutuhan Perubahan warna Warna Tekstur Aroma pH (Tingkat keasaman) Daya Ikat Air Susut Masak
Representasi Pengetahuan Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan untuk membentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri atas pengetahuan yang dimaksud dan spesifikasi dari pokok persoalan yang harus diselesaikan (Marimin 2005). Model relasi representasi pengetahuan yang digunakan pada knowledge base pascapanen broiler ini adalah metode production rule (kaidah produksi), decision tree (pohon keputusan) dan semantic networks (jaringan semantik). Jenis metode tersebut dipilih berdasarkan kemudahan dalam merepresentasikan pengetahuan. Penggunaan metode lainnya dapat juga digunakan apabila dalam pelaksanaan penelitian memerlukan metode tambahan dalam proses representasi pengetahuan dari pakar. Pengetahuan yang direpresentasikan dengan production rule merupakan pengetahuan prosedural JIKA [premis] MAKA [konklusi] (Marimin 2005). Berikut beberapa contoh metode representasi pengetahuan production rule pada sistem ini: 1. Jika pH daging broiler ≥ 5 kondisi Maka pH daging tersebut baik kesimpulan 2. Jika Susut Masak Daging ≥ 37 %kondisi Maka kadungan nutrisi broiler teah banyak yang larut dalam airkesimpulan Representasi pengetahuan dengan decision tree digunakan untuk menggambarkan pengetahuan dimana kesimpulan ditarik dari link–link node pada diagram pohon.
12
Bagus
Fisik
Tidak Cacat
Mikrobiologi
Mutu Karkas Bagus Bagus
Penentuan Mutu Karkas Broiler
Organoleptik
Sehat
Gambar 3 Penentuan mutu karkas broiler dengan decision tree Representasi pengetahuan dengan semantic networks menggambarkan pengetahuan dengan menunjukkan hubungan hirarki antar objek. Jaringan semantik digunakan untuk menggambarkan pengetahuan berbentuk struktur jaringan (Turban et al. 2005). Gambar 4 merupakan contoh penggunaan jaringan semantik pada knowledge base pascapanen broiler yang telah dibangun.
Gambar 4 Semantic networks penyembelihan broiler
Pengembangan Mesin Inferensi Mesin inferensi merupakan komponen sistem pakar yang mengarahkan pengetahuan dari basis pengetahuan sehingga tercapai kesimpulan (Marimin 2005). Mannino (2001) menyatakan basis pengetahuan yang dibangun setidaknya terdiri dari dua model, yaitu pemodelan konseptual dan pemodelan logik basisdata. Pemodelan konseptual menyatakan hubungan masing-masing bagian yang digambarkan dalam bentuk Entity Relation Diagram (ERD) sedangkan permodelan logik biasanya digambarkan dalam bentuk tabel. Gambar 5 menyajikan pemodelan konseptual basis pengetahuan yang sudah dibangun.
13
Gambar 5 Pemodelan konseptual basis pengetahuan pascapanen broiler Tahap pengembangan permodelan logic yang merupakan perbaikan dari pemodelan konseptual yang awalnya berbetuk ERD menjadi bentuk tabel sehingga mudah dimengerti oleh Database Managemen System (DBMS). Gambar 6 menampilkan contoh konversi dari ERD ke dalam bentuk tabel.
14
Gambar 6 Relasi tabel pengetahuan slaughter broiler Agar tidak terjadi redudansi data dalam database, maka harus dilakukan normalisasi model logic ini. Proses normalisasi merupakan pengelompokan data menjadi tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. DBMS yang sedang dibangun ini sudah temasuk normalisasi pertama (1NF) karena setiap field tidak mempunyai lebih dari satu pengertian. Berikut adalah contoh tabel yang telah dibangun dalam DBMS pascapanen broiler.
Gambar 7 Contoh tabel DBMS pascapanen broiler Setelah dilakukan normalisasi data, tahap selanjutnya adalah penyimpanan pengetahuan. Pengetahuan disimpan pada software sistem basisdata phpMyAdmin. Berikut adalah tahapan penyimpanan pengetahuan: Pembuatan database “pasca-panen-broiler” Pembuatan database merupakan tahap awal dari penyimpanan pengetahuan. Database “pasca-panen-broiler” ini berbentuk relasi/tabel yang dibuat menggunakan query php MyAdmin. Berikut adalah tampilan database pascapanen broiler yang telah dibuat dalam sistem ini.
1.
15
Gambar 8 Query pembuatan database pascapanen broiler Pembuatan tabel di dalam database “pasca-panen-broiler” Tabel yang dibuat berjumlah 48 tabel yang merupakan bagian inti pembahasan dari masing–masing entitas. Entitas utama pada databes ini terdiri dari faktor sebelum panen, slaughtering broiler, proses primer, proses sekunder dan kualitas produk broiler seperti pada Gambar 5. Masing-masing entitas tersebut mempunyai atribut-atribut. 2.
Pengisian pengetahuan dalam database “pasca-panen-broiler” Semua jenis pengetahuan yang diperoleh dari proses pencarian sumber, representasi dan akuisisi pengetahuan dimasukkan ke dalam atribut yang terdapat dalam tabel database sesuai dengan bagiannya. Proses insert pengetahuan ke dalam database harus memperhatikan istilah–istilah agar tidak terjadi kesamaan sehingga tidak mengganggu running sistem. Berikut adalah contoh insert pengetahuan dalam DBMS phpMyAdmin.
3.
Gambar 9 Hasil insert data tabel parting (pemotongan karkas)
16 Implementasi Basis Pengetahuan Demonstrasi basis pengetahuan yang telah dibangun dalam aplikasi prototype berbentuk web online www.pascapanenbroiler.com. Software digunakan untuk memanggil database yang berada dalam phpMyAdmin adalah PHP (Personal Home Page). User dapat mencari informasi dengan memilih menu utama yang berada dalam web yang terdiri dari beranda, faktor sebelum panen, slaughtering broiler, proses primer, proses sekunder dan kualitas produk.
Gambar 10 Tampilan menu utama web Menu pertama web yaitu menu beranda yang menjelaskan latar belakang pentingnya pembangunan knowledge base pascapanen broiler, bagian-bagian dibahas dalam web serta informasi umum mengenai para peneliti yang terlibat (Owner System). Berikut adalah gambar tampilan menu Home.
Gambar 11 Tampilan bagian home Faktor sebelum panen merupakan menu kedua web. Menu ini membahas penanganan budidaya broiler yang berpengaruh pada kualitas daging broiler. Menu ini menjelaskan faktor sebelum panen yang terdiri dari jangka pendek dan jangka panjang. Faktor jangka panjang meliputi pengaturan suhu dan kelembaban relatif, pakan, ventilasi dan penyakit. Faktor jangka pendek mencangkup pemeriksaan antemortem, transportasi dan pengosongan isi perut. Gambar 12 merupakan contoh tampilan menu faktor sebelum panen.
17
Gambar 12 Tampilan faktor sebelum panen jangka pendek suhu dan RH Menu ketiga dari knowledge base ini adalah slaughtering broiler yang mencangkup slaughtering secara manual maupun mekanis. Setiap cara penyembelihan terdiri dari tiga poin yang dibahas, yaitu unloading (persiapan sebelum slaughtering), slauhtering atau cara penyembelihan dan evisceration (pengambilan bagian dalam). Gambar 13 menampilkan menu contoh slaughtering broiler bagian unloading mekanis.
Gambar 13 Tampilan menu slaughtering bagian unloading mekanis Menu ke-empat web yaitu proses primer. Proses primer mencangkup perubahan pasca mortem dan parting (pemotongan karkas). Perubahan pasca mortem terdiri dari fase prerigor, fase rigor mortis dan fase postrigor. Bagian parting menjelaskan pembagian/pemotongan karkas dari karkas utuh menjadi potongan–potongan kecil yang umum digunakan. Gambar 14 menunjukkan contoh tampilan proses primer.
18
Gambar 14 Tampilan perubahan pasca mortem Menu web selanjutnya membahas pengolahan sekunder produk yang terdiri dari pengemasan dan penyimpanan. Pengemasan broiler terdiri dari pengemasan konvensional dan modern. Sedangkan penyimpanan karkas broiler terdiri dari pengemasan jangka pendek dan pengemasan jangka panjang. Pengemasan jangka pendek umumnya diaplikasikan pada penyimpanan dalam hitungan jam atau hari sedangkan penyimpanan jangka panjang diaplikasikan pada pada penyimpanan yang mencapai satu tahun atau lebih. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hardjosworo dan Rukmiasih (2000) dengan menyimpan daging broiler utuh pada suhu -32ᴼC mampu mempertahankan kualitas daging broiler selama 1 tahun, sedangkan daging broiler yang dipotong-potong hanya dapat bertahan selama 9 bulan. Gambar 15 menampilkan contoh tampilan pengolahan sekunder broiler.
Gambar 15 Tampilan pengolahan sekunder penyimpanan jangka panjang
19 Menu terakhir web yaitu kualitas produk. Menu ini terdiri dari 4 bagian meliputi kualitas mikrobiologi, fisik, organoleptik dan penentuan mutu daging broiler. Kualitas mikrobiologi dan fisik ditentukan melalui pengukuran/pengamatan secara langsung sedangkan organoleptik menggunakan panelis dalam menentukan kualitasnya. Kualitas mikrobiologi mencangkup pH, daya ikat air dan susut masak sementara kualitas fisik menilai konformasi, perdagingan, perlemakan dan keutuhan. Kualitas organoletik terdiri dari warna, aroma dan tekstur. Bagian penentuan mutu merupakan bagian yang menjelaskan pengambilan keputusan mutu daging broiler (baik atau tidak baik). Berdasarakan wawancara dengan pakar pascapanen broiler dalam penentuan kualitas karkas broiler, besar total bobot masing-masing indikator adalah mikrobiologi 50%, fisik 25% dan organoleptik 25%. Mikrobiologi merupakan syarat dasar dalam penentuan mutu karena bagian ini sangat berpengaruh terhadap mutu yang lain terutama terhadap mutu organoleptik.
(a)
(b)
(c)
Gambar 16 Contoh penentuan kualitas karkas broiler: mikrobiologi (a), fisik (b) dan organoleptik (c).
Gambar 17 Contoh hasil penentuan mutu karkas broiler
20 Pengujian Sistem Verifikasi terhadap sistem manajemen basis pengetahuan dilakukan dengan memeriksa hasil tahap desain logik basisdata yang berupa konversi diagram-ERD ke dalam bentuk relasi tabel dan normalisasi relasi antar tabel. Verifikasi ini dilakukan oleh pakar sistem informasi yang menunjukkan terdapat 48 tabel yang saling berhubungan ke dalam 5 domain utama. Hasil dari normalisasi menunjukkan bahwa diagram ERD telah terverifikasi dengan baik karena sesuai dengan kaidah-kaidah pembangunan basisdata yaitu tidak ditemukan redudansi tabel. Tahap selanjutnya adalah validasi yang berupa proses memastikan apakah keluaran sistem benar. Proses validasi dilakukan oleh pakar peternakan unggas dengan memeriksa setiap pengetahuan yang diperoleh baik dari literatur maupun dari lapang. Hasil validasi tersebut menyatakan bahwa pengetahuan yang diberikan berupa pengetahuan penanganan pascapanen broiler benar dan hasil keluaran dari proses identifikasi telah sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi literatur dan pendapat pakar. Proses pengujian sistem yang terakhir yaitu memberikan sistem kepada pengguna untuk mengetahui apakah dalam sistem terdapat bug dan error. Pada tahap
ini yang bertindak sebagai penguji yaitu staf quality control PT Sierad Produce dan pedagang daging broiler beku. Hasil pengujian akhir menunjukkan tidak ada bug dan error dalam sistem yang telah dibuat. Menurut penguji isi web valid dan bisa meningkatkan wawasan pedagang daging broiler dalam melakukan penanganan pascapanen broiler dengan baik. Gambar 18 menunjukkan hasil pengujian basis pengetahuan pascapanen broiler yang telah dibuat.
Gambar 18 Pengujian sistem knowledge base pascapanen broiler
21
5 PENUTUP KESIMPULAN 1. Basis pengetahuan penanganan pascapanen broiler telah dibangun menggunakan kodifikasi database MySQL. 2. Prototype aplikasi basis pengetahuan pascapanen broiler telah dibangun berbentuk web online www.pascapanenbroiler.com dengan menggunakan bahasa program PHP. 3. Basis pengetahuan yang telah dibangun terdiri atas faktor sebelum panen, slaughtering broiler, proses primer, proses sekunder, dan kualitas produk. 4. Basis pengetahuan yang telah dibangun tersebut telah diuji melalui proses verifikasi, validasi, bug dan error. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam bentuk sistem pakar pascapanen broiler, sehingga user bukan hanya mendapatkan informasi tetapi juga dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan sendiri. 2. Perlu adanya pengembangan aplikasi prototype dengan menggunakan aplikasi android untuk mempermudah user dalam mencari informasi.
22
DAFTAR PUSTAKA Amrullah IK. 2004. Nutrisi Ayam Boiler, Cetakan ke-2. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor. Chunbao L, Peilei S, Chang X, Xinglian X, Guanghong Z. 2010. Tracing Processes of Rigor Mortis and Subsequent of Chicken Breast Muscle Using a Texture Analyzer. J. Food Engineering. 1000(3):388391.doi:10.1016/j.foodeng.2009. 10.40. Dahria M. 2011. Pengembangan Sistem Pakar untuk Membangun Suatu Aplikasi Jurnal SAINTIKOM. 10(3):199-205. Ensminger K. 1991. Animal Science. 11th Edition. Interstate Publisher, USA. Fathansyah. 2004. Buku Teks Komputer Basisdata. Graha Informatika. Bandung. Fernando Y, Seminar BK, Afnan R. 2016. A Hyperlink Based Graphical User Interface of Knowledge Management System for Broiler Production. Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science. 2(3):668-674.doi:10.11591/ijeecs.v2.i3.pp668-674. Fletcher DL. 1991. Antemortem factors related to meat quality, Proceedings of the 10th European Symposium on the Quality of Poultry Meat. Beekbergen. The Netherlands. Hardjosworo P, Rukmiasih. 2000. Meningkatkan Produksi Daging Unggas. Penerbit Swadaya, Jakarta. [Kementan] Kementerian Pertanian. 2015. Produksi daging ayam ras pedaging menurut provinsi di Indonesia tahun 2011-2015. Direktorat Jenderal Peternakan. http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datanak [20 Juli 2016]. Kusmajadi S. 2006. Perubahan Sifat Fisik Daging Ayam Broiler Post Mortem Selama Penyimpanan Suhu Ruang. Jurnal Ilmu Ternak. 6(1):23-27. Kusnadi A. 2013. Perancangan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit pada Manusia. Jurnal ULTIMATICS. 4(1):1-8. Kusrini. 2008. Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. ANDI OFFSET.Yogyakarta. Lajju A. 2011. Sistem Supervisori Kendali Parameter Lingkungan Suhu dan Kelembaban pada Model Closed House untuk Ayam Broiler [Desertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mannino MV. 2001. DATABASE application development and design. New York: McGraw-Hill.Inc. Mantilla SPS, Santos EB, Freitas MQd, Vital HDC, Mano SB, Franc RM. 2012. Refrigerated Poultry Breast Fillets Packed in Modified Atmospher and Irradiatied, Bacteriological Evaluation, Shelf Life and Sensory. Brazilian Journal of Microbiology. 43(4):1385-1393.doi:10.1590/S1517838220120 004000020. Marimin. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Metodologi Manajerial. IPB Press. Bogor. Meseguer P, Preece AD. 1995. Verification and Validation of Knowledge based System with Formal Specifications. http://citeseerx.ist.psu.edu [17 Desember 2015]. Muljono A. 1990. Pengantar Kecerdasan Buatan. Dinastindo. Jakarta.
23 Omid M, Soltani M, Dehrouyeh MH, Mohtasebi SS, Ahmadi SSM. 2013. An Expert Egg Grading System Based on Machine Vision and Artificial Intelligence Technique. Journal of Food Engineering. 118(1):7077.doi:10.1016/j.jfoodeng.2013.03.019. Patel VC, Mc Clendon RW, Goodrum JW. 1998. Development and Evaluation of an Expert System for Egg Sorting. Journal Computer and Electronic In Agriculture. 20(2):97-117.doi:10.1016/S0168-1699(98)00009-X. Rohajati S, Supriyati R. 2010. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Unggas dengan Metode Certanty Factor. Jurnal commIT. 4(1):41-46. Rohman FF, Fauzijah A. 2008. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar untuk Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan pada Anak. Jurnal Media Informatika. 6(1): 1-23. Russel G, Muetzelfeldt RI, Taylor K, Terres JM. 1999. Development of crop Knowledge Base for Europe. Europe Journal of Agronomy. 11(1999):187206. Sams AR. 2001. Poultry Meat Processing. CRC Press. London, New York and Washington, D. C. Sanusi I, Trisno B, Somantri M. 2012. Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Gangguan pada Generator Set Berbeban. Jurnal Electrans. 11(2):63-70. Solahudin M. 2000. Sistem Pakar (Expert System) Diagnosa Kerusakan Traktor Tangan Berbasis Internet [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tentua MN. 2009. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ayam. Jurnal Dinamika Informatika. 3(2):95-110. Turban E, Aronson JE, Lung TP. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems 7th ed. Pearson Education International. New Jersey. Wijayanto AK, Seminar BK, Afnan R. 2016. Mobile-based Expert System for Selecting Broiler Farm Location Using PostGIS. TELKOMNIKA. 14(1):360367.doi:10.12928/ TELKOMNIKA.v14i1.2903.
24
25
LAMPIRAN
26 Lampiran 1 Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian beranda.
27 Lampiran 2 Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian faktor sebelum panen: faktor jangka panjang (a), faktor jangka pendek (b).
(a)
(b)
28 Lampiran 3 Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian penyembelihan: penyembelihan mekanis (a), penyembelihan manual (b).
(a)
(b)
29 Lampiran 4 Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian proses awal: perubahan post mortem (a), parting (pencacahan) (b).
(b)
(b)
30 Lampiran 5 Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian proses lanjutan: bagian pengemasan (a), bagian penyimpanan (b).
(a)
(b)
31 Lampiran 6 Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian mutu karkas broiler.
32 Lampiran 7 Kodifikasi bagian penentuan mutu karkas broiler.
Putih Kekuningan Putih Memudar Putih Kemerahan Pucat Kemerahan Kemerahan
B. Bau/Aroma
Tidak Amis Agak Amis Amis Busuk Sangat Busuk
C. Tekstur
Kenyal Agak Kenyal Agak Lembek Lembek Sangat Lembek
3. Kualitas Fisik
34 Lanjutan 7 lampiran kodifikasi bagian penentuan mutu karkas broiler. A. Konformasi
Sempurna Sedikit Kelainan Pada Dada dan Paha Banyak Kelainan Pda Dada dan Paha
B. Perdagingan
Tebal Sedang Tipis
C. Perlemakan
Sedikit Banyak
D. Keutuhan
Utuh Tulang utuh, kulit sobek tapi bukan pada dada dan paha Tulang patah dan kulit sobek pada dada dan paha
35 Lanjutan 7 lampiran kodifikasi bagian penentuan mutu karkas broiler.
36 Lanjutan 7 lampiran kodifikasi bagian penentuan mutu karkas broiler. (isset($_POST['susut'])) AND (isset($_POST['warna'])) AND (isset($_POST['aroma'])) AND (isset($_POST['tekstur'])) AND (isset($_POST['konformasi'])) AND (isset($_POST['daging'])) AND (isset($_POST['lemak'])) AND (isset($_POST['utuh']))){ $a=$_POST['ph']; $b=$_POST['ikat']; $c=$_POST['susut']; $d=($a*0.33)+($b*0.33)+($c*0.33); $e=$_POST['warna']; $f=$_POST['aroma']; $g=$_POST['tekstur']; $h=($e*0.33)+($f*0.33)+($g*0.33); $i=$_POST['konformasi']; $j=$_POST['daging']; $k=$_POST['lemak']; $l=$_POST['utuh']; $m=($i*0.25)+($j*0.25)+($k*0.25)+($l*0.25); $n=(($d*50)+($h*25)+($m*25))/100; echo "Kualitas Organoleptik: $h"; Lanjutan lampiran kodifikasi bagian penentuan mutu karkas broiler.
}?>
37 Lanjutan 7 lampiran kodifikasi bagian penentuan mutu karkas broiler. (isset($_POST['susut'])) AND (isset($_POST['warna'])) AND (isset($_POST['aroma'])) AND (isset($_POST['tekstur'])) AND (isset($_POST['konformasi'])) AND (isset($_POST['daging'])) AND (isset($_POST['lemak'])) AND (isset($_POST['utuh']))){ $a=$_POST['ph']; $b=$_POST['ikat']; $c=$_POST['susut']; $d=($a*0.33)+($b*0.33)+($c*0.33); $e=$_POST['warna']; $f=$_POST['aroma']; $g=$_POST['tekstur']; $h=($e*0.33)+($f*0.33)+($g*0.33); $i=$_POST['konformasi']; $j=$_POST['daging']; $k=$_POST['lemak']; $l=$_POST['utuh']; $m=($i*0.25)+($j*0.25)+($k*0.25)+($l*0.25); $n=(($d*50)+($h*25)+($m*25))/100; echo "Kualitas Fisik: $m"; }?>
AND
(isset($_POST['ikat']))
AND
38 Lanjutan 7 lampiran kodifikasi bagian penentuan mutu karkas broiler. (isset($_POST['konformasi'])) AND (isset($_POST['daging'])) AND (isset($_POST['lemak'])) AND (isset($_POST['utuh']))) {$a=$_POST['ph']; b=$_POST['ikat']; $c=$_POST['susut']; $d=($a*0.33)+($b*0.33)+($c*0.33); $e=$_POST['warna']; $f=$_POST['aroma']; $g=$_POST['tekstur']; $h=($e*0.33)+($f*0.33)+($g*0.33); $i=$_POST['konformasi']; $j=$_POST['daging']; $k=$_POST['lemak']; $l=$_POST['utuh']; $m=($i*0.25)+($j*0.25)+($k*0.25)+($l*0.25); $n=(($d*50)+($h*25)+($m*25))/100; echo "Kualitas Karkas Keseluruhan: $n";
39
Riwayat Hidup [email protected] 0857 1658 2965 Penulis memiliki nama lengkap Moh. Zaiful Arifin, lahir pada 25 Juni 1989 di Pamekasan, Madura, Jawa Timur
dari H.
Hasubullah dan Romsah yang
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri Palengaan Daya VI Pamekasan (1996-2002), tingkat pendidikan lanjutan di SMP Negeri 2 Palengaan Daya Pamekasan (2002-2005),
SMA
Negeri 3 Pamekasan (2005-2008), Tekenik Mesin dan Biosistem IPB (2008-2013), Penulis mengambil gelar Master di program studi Pascapanen Institut Pertanian Bogor (2013-2016). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa organisasi seperti. Menjadi Bendahara M1M3 Asrama TPB IPB 2008 - 2009, staf Ikatan Keluarga Muslim TPB IPB 2009 - 2010, staf Islamic Student Center LDK Al Hurriyyah IPB 2009 – 2011, staf Omda Madura 2009 – 2010, Wakil Ketua LDK Al Hurriyyah 2011, Ketua Marboth Al Hurriyyah IPB 2012, Ketua Islamic Student Center (Kaderisasi) IPB 2012 – 2013. Beberapa prestasi yang diraih penulis selama menjadi mahasiswa diantaranya Juara Pertama Mutsabaqoh Tilawatil Qur’an Bidang Syarhil Tingkat IPB tahun 2011, terpilih menjadi perwakilan Mutsabaqoh Tilawatil Qur’an tingkat Nasional 2011 di Universitas Muslim Indonesia Makassar Sulawesi Selatan. Penulis mempunyai pengalaman kerja di Bimbingan Belajar I’m Smart 2013-2014, Guru di SMA Pembudi Luhur 2014-2015, koordinator beasiswa (LAZ IPB) Lembaga Amil Zakat IPB 2014 – 2016, serta Fasilitator divisi Ekonomi Lembaga Zakat PKPU 2015 – 2016.