Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Pembangunan 1000 km Jalan Tol : Kendala dan Tantangan Konferensi Regional Teknik Jalan 10 Surabaya, 12 November 2008 Mesra Eza Anggota HPJI no. B – 02499
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Indonesia : Macroeconomic Outlook Economic Growth (Q1 – %YoY) GDP Growth 5.96
5.13
6.09
6.28
4.10
Inflation Rate Inflation Rate (%) 17%
8.85%
2004
2005
2006
2007
2008
2005
7%
6.59%
2006
2007
2008*
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Indonesia : Macroeconomic Outlook Budget Deficit
Public Debt Ratio 75% 60% 45% 30% 15% 0% 2003
2004
2005
2006
2007
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Apa prasyarat untuk mempertahanka Stabilitas Ekonomi Makro ….
Fasilitas infrastruktur dengan kualitas yang tinggi
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Kenapa…?????
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
F = PDB I = Investment
C = Consumption X - I = Export - Import
G = Government Spending
Debottlenecking jalur Tranportasi
Target 3 s.d 4 % PDB
Kontribusi 5 s.d 8 % PDB
Kontribusi 15 Juta Tenaga Kerja
P D B
XF = C +G + I + I
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Kondisi Infrastruktur Indonesia
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
World Competitiveness Report Ranking, 20062007 Malaysia Thailand China Indonesia Vietnam Phillipines Singapore Hong Kong Korea Taiwan Japan
0
1
2
3
4
5
6
7
Source, ADBI, 2007
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Roads and Railroads : Quality Ranking Railroads
Roads Malaysia
Malaysia
Thailand
Thailand
China
China
Indonesia
Indonesia
Vietnam
Vietnam
Phillipines
Phillipines
Singapore
Singapore
Hong Kong
Hong Kong
Korea
Korea
Taiwan
Taiwan
Japan
Japan
0
1
2
3
4
5
6
7
0
1
2
3
4
5
6
7
Source, ADBI, 2007
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Indonesia Competitiveness Position Global Competitiveness Report 2007 – 20008 - Competitiveness rank 54 out of 131 - Over all infrastructure rank 91 out of 131 - Quality of roads 113 out of 131 - Quality of port infrastructure 113 out 131 - Quality of railway infrastructure 62 out of 131 - Quality of air transport 62 out of 131
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Constraints to investment (% of firms reporting constraints to be moderate, severe, or very severe) Macroeconomic instability Ec. Policy & regulation uncertainty Corruption-local government
2005
Transportations
2007
Corruption-central government Electricity Tax administration Cost of finance Legal system & conflict resolutions Tax rate Labor skill & education Source: LPEM FEUI, 30 Faisal Basri, Seminar Logistik Nasional
35
40
45
50
55
60
65
70
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Investment Needs for Infrastructure in Indonesia Infrastructure Annual Investment Needs 2005-2010
7–8% of GDP (Rp. 200 triliun)
4–5% Of GDP
Annual Funding Gap
• The need to resort to private sector participation
(Rp. 123 triliun)
3% Of GDP (Rp. 77 triliun)
• Budgetary constraint
Government Budget 0-4 %
4-7%
Over 7%
Cambodia
Lao PDR
PRC
Indonesia
Mongolia
Thailand
Philippines
India
Vietnam
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Kronologis Pembangunan Jalan Tol di Indonesia - 1978, jalan tol pertama, Jagorawi sepanjang 46 km, mulai beroperasi - 1998, setelah 20 tahun, baru beroperasi 595 km jalan tol - 2004, UU no. 38 Tentang Jalan, menarik fungsi regulator dari PT Jasa Marga - 2008, panjang jalan tol 676 km, bertambah 69 km setelah 10 tahun
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Perbandingan Panjang Jalan Tol di Beberapa Negara Asia
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Progres Pembangunan Jalan Tol
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Progres Pembangunan Jalan Tol, 2008
i.
O pera si
i i.
P P JT (B O T ) s eba nya k 23 ru as
P a nj a ng
Ni la i I nv esta si
N il ai T an ah
(km )
(R p . M il ya r)
(Rp . M i l yar )
676 , 27
• K onst ruks i (5 ruas)
109 , 10
8 .0 28, 79
40 3, 31
• P em be bas an Tan ah (9 rua s)
432 , 26
27 .1 08, 67
3. 87 9, 67
• K ri t is (7 ruas )
228 , 18
28 .7 41, 16
3. 94 3, 74
70 , 00
6 .0 99, 50
63 2, 31
• P em ut usa n kon tra k P P JT (2 rua s) * ) i ii .
P ersi ap an P P JT (6 ru as)
180 , 65
14 .4 77, 17
3. 58 8, 40
i v.
P ersi ap an T end er (11 ruas)
475 , 42
34 .1 64, 83
3. 83 8, 02
v.
Di ban gun P e m erin t ah (4 rua s), ske m a DB O
75 , 91
9 .8 46, 70
1. 97 8, 70
vi .
Re ncan a Jala n Tol Te rd al am K ot a Jaka rta (6 ru as)
87 , 51
40 .0 27, 39
vi i.
La in-l ai n (14 ruas)
789 , 58
73 .8 05, 15
3. 087 , 88
239 .4 47, 36
T O TAL ** B P JT
7. 03 6, 33
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Reformasi Legal Frame Work
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
UU no. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan - Fungsi regulator dikembelikan ke Pemerintah melalui BPJT - Tarif tol dicantumkan dalam PPJT - Evaluasi tarif dilakukan setiap 2 tahun - Pemberlakuan tarif awal dan penyesuaian dilakukan oleh Menteri
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Aturan Legal Pendukung Pembangunan Jalan Tol -
Perpres 67/2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta
- PP 36/2005 dan Kepres 65/2006 tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum - Perpres no 43/2005 tetang KKPPI - Permenko no. 38/PMK.01/2006, Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Resiko atas penyediaan Infrastruktur
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Tujuan Reformasi Legal Frame Works (1) - Memayungi prinsip pengguna membayar pelayanan yang diterimanya - KPS yang akuntabel, keterbukaan, kompetisi dan saling menguntungkan - Dua prinsip pengadaan tanah 1). Pelepasan hak dan 2). Pencabutan hak - Dukungan fiskal terhadap proyek yang kelayakan ekonomi baik tapi kelayakan finansial kurang memadai.
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Tujuan Reformasi Legal Frame Works (2) - “Guarantee” terhadap risiko selama masa konsesi. Risiko : politik, kinerja dan KPS yang akuntabel, keterbukaan, kompetisi dan saling menguntungkan - Memberi wewenang kepada KKPPI, menentukan strategi koordinasi penyelesaian permasalahan lintas sektor.
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Pokok Permasalahan Pembangunan Jalan Tol
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Pengadaan tanah dan pendanaannya
Rendahnya minat pasar untuk melakukan investasi di jalan tol
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Pengadaan tanah dan pendanaannya Pengadaan tanah dilakukan oleh pemerintah tetapi pembiayaan dari investor
Penyelesaian ketidaksepakatan harga antara pemilik tanah dan P2T berlarut-larut
Pemegang PPJT tidak mampu mendapatkan pendanaan dari Bank.
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Minat Pasar Rendah Berinvestasi di Jalan Tol Rekapitulasi Pelelangan 25 Ruas Jalan Tol NO
KATEGORI
JUMLAH
LULUS
PEMASUKKAN
PESERTA PQ
PQ
PENAWARAN
1
>= 3 Peminat
12
12
1
2
2 Peminat
2
-
4
3
1 Peminat
3
1
5
4
Tidak ada peminat
4
8
11
5
Sedang dalam proses PQ
4
-
-
Total
25
21
21
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Rekapitulasi Pelelangan Batch 1 JUMLAH NO
LULUS PQ
PEMASUKAN
RUAS PESERTA
PENAWARAN
1
Medan - Binjai
8
4
-
2
Cileunyi - Sumedang - Da
7
3
-
3
Depok - Antasari
19
9
2
4
Cinere - Jagorawi
20
10
4
5
Cikarang - Tj.Priok
18
5
2
6
Makassar Seksi IV
8
4
2
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Rekapitulasi Pelelangan Batch 2 NO
RUAS
JUMLAH
LOLOS
PEMASUKAN
PESERTA
PQ
PENAWARAN
1
Cengkareng - Bt. Ceper - Kunciran
5
3
1
2
Kunciran - Serpong
6
4
1
3
Serpong - Cinere
5
4
1
4
Cimanggis - Cibitung
5
3
2
5
Pasirkoja - Soreang
2
1
-
6
Pekanbaru - Kandis
2
-
-
7
Bakauheni - Terbanggi Besar
1
-
-
8
Serangan - Tj. Benoa
1
-
-
9 10
Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi Manado - Bitung
1 -
-
-
11
Semarang - Demak
-
-
-
12
Medan - Binjai
-
-
-
13
Cileunyi - Sumedang
-
-
-
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Rekapitulasi Pelelangan Batch 3
No.
RUAS/KELOMPOK
JUMLAH PESERTA PQ
LULUS PQ
PEMASUKKAN PENAWARAN
1
SOLO - NGAWI
4
3
1
2
NGAWI - KERTOSONO
4
3
1
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Rekapitulasi Pelelangan Batch 4 JUMLAH NO
LULUS PQ
PEMASUKAN
RUAS PESERTA
PENAWARAN
-
1
Medan - Binjai
2
Palembang - Indralaya
3
Tegineneng - Babatan
2 1 2
4
Pandaan - Malang
3
-
2
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Evalua si
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Pengadaan tanah dan pendanaannya - Berlarutnya penyelesaian ketidaksepakatan harga lebih karena ketidaktegasan pemerintah - UU no 21/1961 memberikan payung hukum untuk melakukan pencabutan hak atas tanah jika diperlukan untuk kepentingan umum - Investor melihat klausul pengadaan pembiayaan tanah tidak rasional, dana dari investor, tetapi tidak punya kontrol terhadap pelaksanaan pengadaan tanah.
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Minat Pasar Rendah Berinvestasi di Jalan Tol - Proxy, jika suatu proyek mempunyai kelayakan finansial yang baik, dan kepastian bisnis yang jelas, investor akan tertarik untuk berinvestasi. - Tidak ada dukungan dan jaminan pemerintah selama masa konsesi yang relatif panjang, risiko tinggi
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
“Fact Finding” dari Pelelangan 25 Jalan Tol - Pemerintah pada posisi 25 ruas jalan tol layak secara finansial sehingga ditawarkan kepada investor - Tidak ada dukungan / jaminan pemerintah - Risiko tidak ditempatkan pada pihak yang paling layak menanggung - Lembaga pelelangan menganggap PPJT mempunyai banyak aspek ketidakpastian, sehingga tidak “bankable”
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Kesimpulan
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
1. Dalam menyusun PPJT, risiko harus ditempatkan pada pihak yang punya kontrol terhadap risiko. 2. Dimensi finansial adalah dimensi tambahan yang sangat penting dalam pengelolaan jalan tol dan sangat erat kaitannya lembaga keuangan. Karena itu aspek transparansi, akuntabilitas dan kesetaraan menjadi sangat penting. 3. Mitra utama pemerintah dalam mengelola jalan tol adalha investor, pihak yang menyandang pendanaan. Investor adalah penyedia dana, bukan pihak yang bekerja mengandalkan dana pemerintah dengan demikian diperlukan “mindset” berbeda.
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
4. Kajian finansial harus dilakukan dengan akurat, jika diperlukan dukungan/guarantee pemertintah, harus dicantumkan dari awal sejak proses tender. 5. Sektor pengelola jalan tol, pengendali fiskal, perencana pembangunan nasional dan KKPPI harus bersinergi lebih baik untuk menghasilkan proyek jalan tol yang “market friendly” serta memberikan manfaat optimal kepada publik.
Mesra Eza Anngota HPJI B - 02499
Terima kasih