PEMBAHASAN
Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2009). Hasil pengamatan tinggi bidang petik dan diameter bidang petik pada Blok 4 di Kebun Rumpun Sari Medini yaitu diperoleh rata-rata tinggi bidang petik 107.4 cm dan diameter 106.7 cm (Tabel 4). Tinggi bidang petik tersebut belum mencapai kriteria harus dipangkas, yaitu 120 cm. Gilir pangkas di Blok 4 baru mencapai umur 34 bulan (Tabel 10). Menurut Sukasman (1988) daur pemangkasan mempunyai hubungan erat dengan tinggi pangkasan. Untuk daerah medium (600 – 1200 meter diatas permukaan laut) dengan tinggi pangkasan 45 – 50 cm, laju kenaikan tinggi bidang petik 12 cm, maka untuk mencapai tinggi bidang petik 120 cm akan diperlukan daur pangkas kira-kira 4 tahun. Kondisi pucuk di Blok 4 yang kurang produktif menjadi alasan pangkasan tetap dilaksanakan. Semakin tinggi bidang petik maka akan semakin sulit bagi pemetik melakukan kegiatan pemetikan. Tinggi bidang petik di Blok 4 yang akan dipangkas belum menyulitkan pemetik dalam melakukan pemetikan. Menurut Sukasman (1988) pemangkasan harus segera dilakukan apabila bidang petik sudah sulit dijangkau oleh pemetik. Tinggi tanaman 120 cm merupakan tinggi maksimal untuk ukuran tinggi badan pemetik di Indonesia (155 - 165 cm).
Persentase Pucuk Burung Pucuk burung adalah pucuk yang berada dalam keadaan tidak aktif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemangkasan dapat dilakukan pada Blok 4 karena sudah memasuki waktu pangkas, dengan persentase pucuk burung mencapai 89.4 % (Tabel 5). Menurut Sukasman (1988) pemangkasan dilakukan pada saat persentase pucuk burung mencapai 70 %. Jumlah pucuk burung yang tinggi juga mengindikasikan tingginya zat pati hasil fotosintesis yang terakumulasi dalam akar tanaman teh. Pertumbuhan pucuk
44 tanaman makin aktif atau pertumbuhan pucuk makin banyak, mengindikasikan makin banyak pula zat pati yang dipakai, sehingga persediaan zat pati makin berkurang (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006). Apabila pemangkasan terlambat dilakukan maka jumlah pucuk burung akan semakin banyak. Pada kondisi menjelang pemangkasan jumlah pucuk burung akan semakin banyak dengan ukuran pucuk kecil dan bobot pucuk ringan (Sukasman, 1988).
Tinggi dan Diameter Bidang Pangkas Tinggi pangkasan adalah ukuran jarak pemangkasan dari permukaan tanah. Tinggi pemangkasan yang ditetapkan di Perkebunan Rumpun Sari Medini yaitu 55 – 65 cm dari permukaan tanah. Pemangkasan pertama dilakukan pada ketinggian 55 cm dan tinggi pangkasan pada tahun berikutnya akan naik setinggi 5 cm hingga mencapai ketinggian 65 cm kemudian setelah itu tinggi pangkasan diturunkan kembali menjadi 55 cm. Pada umumnya tinggi pangkasan bagi kebun produktif (TM) berkisar antara 40-70 cm, bergantung pada sasaran yang ingin dicapai. Tinggi pangkasan yang lebih rendah dari 40 cm akan menyebabkan percabangan yang terbentuk menjadi terlalu rendah, sehingga akan menyulitkan pemetik dalam melaksanakan pemetikan. Sebaliknya jika lebih tinggi dari 70 cm akan menyulitkan dalam pelaksanaan pemangkasan, tunas baru yang tumbuh cepat menjadi pucuk burung dan berukuran kecil, serta bidang petik cepat menjadi tinggi sehingga sulit dilakukan pemetikan dengan baik (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006). Hasil pengamatan tinggi pangkasan yang dilaksanakan di Kebun Rumpun Sari Medini yaitu diperoleh rata-rata tinggi pangkasan 61 cm dengan diameter bidang pangkas 60 cm (Tabel 8). Tenaga pemangkas dalam kegiatan pemangkasan masih memperhatikan ketentuan tinggi pangkasan yang diinginkan oleh pihak kebun. Rata-rata tinggi pangkasan yang dilakukan pemangkas masih dalam batas tinggi pemangkasan yang ditetapkan oleh pihak kebun yaitu 55 – 65 cm.
45 Luas Areal Pangkasan Perkebunan Rumpun Sari Medini menetapkan luas areal pangkasan sebesar 25 % per tahun atau sekitar 77.33 ha per tahun dari luas total areal tanaman menghasilkan (TM) yang dibagi dalam dua semester. Pemangkasan semester I dilaksanakan 60 % dan semester II sebesar 40 % dari luas areal yang akan dipangkas. Realisasi luas areal pemangkasan di Perkebunan Rumpun Sari Medini tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 6. Realisasi luas areal pemangkasan di Kebun Rumpun Sari Medini pada tahun 2006 – 2010 berkisar 54.25 – 96.99 ha dengan rata-rata 80.20 ha atau 26.03 % dari luas areal tanaman menghasilkan (Tabel 6). Pada tahun 2008 – 2010 realisasi pemangkasan melebihi 25 %, hal ini dilakukan untuk menutupi luas areal pemangkasan pada tahun 2006 dan 2007 yang kurang dari 25 %.
Kualitas Pangkasan Perbedaan usia para tenaga pemangkas tidak mempengaruhi kerusakan dan keterampilan pemangkas, hal tersebut terlihat pada Tabel 9 yang menunjukkan bahwa tenaga pemangkas berusia ≥ 60 tahun dan tenaga pemangkas berusia < 60 tahun tidak berbeda dalam hal kerusakan cabang dan ranting. Hasil pemangkasan yang baik ditentukan oleh cara pemangkasan. Cara pemangkasan yang harus dilakukan yaitu memotong cabang atau ranting yang berukuran lebih kecil dari ibu jari (diameter < 2 cm) menggunakan gaet pangkas, sedangkan yang berukuran lebih besar (diameter > 2 cm) digunakan gergaji pangkas, luka pangkas pada cabang atau ranting harus rata membentuk sudut 45° menghadap ke dalam perdu, gaet atau gergaji harus tajam agar cabang atau ranting yang dipotong tidak pecah atau rusak, bidang pangkasan harus sejajar dengan permukaan tanah, pemangkasan dilakukan dari kedua sisi perdu untuk membentuk luka pangkas menghadap ke dalam perdu, para tukang pangkas dilengkapi dengan alat untuk mengukur tinggi pangkasan, dan untuk satu blok sebaiknya dipangkas pada bulan yang sama (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006).
46 Kebutuhan Tenaga Pemangkas Tenaga pemangkas di Perkebunan Rumpun Sari Medini sebagian besar berasal dari masyarakat yang ada di sekitar kebun dan emplasemen. Agar pemetikan jendangan dapat dilakukan serempak maka pihak kebun merencanakan pemangkasan dapat selesai dalam waktu kurang dari 30 hari. Kapasitas kerja pemangkas di dua blok Perkebunan Rumpun Sari Medini tercantum pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7, prestasi kerja tenaga pemangkas di dua blok menunjukkan prestasi kerja yang melebihi standar yang ditetapkan kebun. Hal tersebut disebabkan upah pemangkasan yang diberikan cukup besar bagi pemangkas yaitu Rp. 19 300,-/patok, sehingga pekerja lebih bersemangat dalam menyelesaikan kegiatan pemangkasannya. Pembayaran upah diberikan sesuai dengan jumlah patok yang berhasil dipangkas oleh pemangkas. Blok 1 dapat diselesaikan dalam waktu 12 hari dan Blok 4 dapat diselesaikan dalam 29 hari.
Jenis Pemangkasan Jenis pemangkasan yang dilakukan di Perkebunan Rumpun Sari Medini adalah pangkasan produksi dengan tipe pangkasan bersih dan pada bagian tengahnya agak rendah ngamangkok. Luka pangkas diusahakan membentuk sudut ± 45° menghadap ke dalam perdu dan pemangkasan dilakukan pada ketinggian 55 cm. Pangkasan bersih adalah pangkasan dengan bidang pangkas rata tetapi pada bagian tengahnya agak rendah (ngamangkok), dengan membuang semua ranting-ranting kecil yang berukuran 1 cm (sebesar pensil), dengan maksud memperbaiki percabangan (Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2006). Pada kenyataannya di lapangan, pemangkasan yang dilakukan oleh pekerja adalah pemangkasan setengah bersih karena masih banyak ranting-ranting kecil yag ditinggalkan pada perdu hasil pangkasan. Hal tersebut terjadi karena sistem upah borongan sehingga pemangkas lebih mengejar kuantitas dan kurang memperhatikan kualitas yang diinginkan pihak kebun.
47 Waktu Pemangkasan Waktu pangkas adalah waktu yang tepat untuk dilaksanakan pemangkasan, sehingga diperoleh hasil pangkasan yang optimal. Dalam menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan pemangkasan perlu memperhatikan kondisi tanaman, karena kondisi atau kesehatan tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan pati dalam akar, bila kadar patinya kurang dari 12 %, pemangkasan dapat mengakibatkan tanaman merana atau bahkan mati (Setyamidjaja, 2000). Pemangkasan di Perkebunan Rumpun Sari Medini dilakukan dalam dua semester. Penetapan pemangkasan pada semester I dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni sebesar 60 % dan 40 % dari luas areal yang akan dipangkas untuk pemangkasan pada semester II yaitu bulan September sampai dengan Oktober. Penetapan waktu pangkasan adalah berdasarkan rekomendasi dari direksi PT Sumber Abadi Tirta Sentosa (SATS) dan realisasi di kebun secara umum sudah sesuai dengan rekomendasi. Realisasi waktu dan luas pangkasan di Perkebunan Rumpun Sari Medini tercantum pada Tabel 11. Realisasi luas pemangkasan pada semester I sebesar 66.93 % dan 13.19 % untuk semester II. Waktu pemangkasan di luar semester pada bulan November dilakukan
atas
kebijakan
kebun
yaitu
sebesar
19.88
%.
Menurut
Setyamidjaja (2000) agar pelaksanaan pemangkasan tidak terlalu mengganggu kestabilan produksi, perlu diatur areal pangkasan yang tepat. Pemangkasan pada akhir musim hujan (semester 1) dilakukan pada areal yang lebih luas sekitar 60 – 70 % dari total luas areal tanaman yang akan dipangkas, sedangkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau (semester II), pemangkasan dilakukan pada areal seluas 30 – 40 %.
Gilir Pangkas Gilir pangkas adalah jangka waktu antara pemangkasan sebelumnya dengan pemangkasan berikutnya pada blok yang sama dan dinyatakan dalam tahun. Gilir pangkas yang diterapkan di Perkebunan Rumpun Sari Medini yaitu 4 tahun. Gilir pangkas yang diterapkan bisa saja kurang atau melebihi 4 tahun (Tabel 10), hal ini dilakukan atas pertimbangan produksi, jika tanaman teh secara ekonomis masih menguntungkan maka gilir pangkas dapat lebih dari 4 tahun.
48 Perkebunan Rumpun Sari Medini terletak pada ketinggian antara 950 m – 1 775 m di atas permukaan laut (dpl) yang termasuk pada daerah sedang – tinggi dengan gilir pangkas 4 tahun. Menurut Suwardi (1991) penentuan daur pangkas dalam praktek pada umumnya masih didasarkan pada ketinggian tempat, yaitu daur pangkas 2.5 tahun jika tinggi tempat < 800 m di atas permukaan laut, daur pangkas 2.5 – 3 tahun jika tinggi tempat 800 m – 1 200 m di atas permukaan laut, dan daur pangkas 3 – 5 tahun jika tinggi tempat > 1 200 m di atas permukaan laut.
Pertumbuhan Tunas Setelah Pemangkasan Pertumbuhan tunas baru setelah pemangkasan pada Blok 4 saat 8 minggu setelah pangkas (MSP) sudah mencapai 11.66 cm (Gambar 5). Perkebunan Rumpun Sari Medini menetapkan tinggi pemangkasan yaitu 55 cm dari permukaan tanah dan tinggi jendangan 75 cm, artinya pemetikan jendangan dapat dilakukan ketika tunas sudah mencapai ketinggian 20 cm. Menurut Nathaniel (1982) dalam Sukasman (1988) cadangan hara pada cabang-cabang tunas baru hasil pangkasan dipengaruhi oleh besarnya cabang atau luas permukaan kulit cabang tersebut. Menurut Sukasman (1988) selain dipengaruhi oleh jumlah hara pada cabang, pertumbuhan tunas-tunas baru dipengaruhi oleh umur cabang. Makin tua umur cabang, tingkat dormansi tunas semakin kuat sehingga semakin lama pertumbuhan tunasnya.