PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN
1. Berikut perilaku konsumen menggunakan pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal: (1) Tingkat kepuasan konsumen hanya bisa dibandingkan (2) Kepuasan konsumen tidak perlu diukur dan cukup untuk diketahui (3) Kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu-satuan (4) Tinggi rendahnya daya guna barang bersifat subjektif (5) Konsumen rasional mempunyai skala preferensi Yang merupakan perilaku konsumen dengan menggunakan pendekatan ordinal adalah …. (Soal No. 4 Paket A) A. (1), (2), dan (3) B. (1), (2), dan (4) C. (1), (2), dan (5) D. (2), (3), dan (4) E. (2), (4), dan (5) Jawaban Pembahasan
:C :
Teori Ordinal Utility dikemukakan oleh Francis Y. Edgerworth, yang mengasumsikan bahwa kepuasan konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa tidak dapat diukur secara kuantitatif (dihitung dengan satuan), melainkan hanya dapat diperbandingkan. Perilaku konsumen dengan menggunakan pendekatan ordinal: Tingkat kepuasan konsumen tidak perlu di ukur dan cukup diketahui Tingkat kepuasan konsumen hanya bisa dibandingkan Konsumen bertindak rasional, mempunyai skala preferensi Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya
2. Pernyataan yang berhubungan dengan kurva permintaan dan penawaran sebagai berikut: (1) Antara harga (P) dan jumlah barang (Q) berbanding terbalik (2) Kurva digambarkan turun dari kiri atas ke kanan bawah (3) Apabila harga barang turun jumlah barang yang ditawarkan bertambah (4) Apabila harga barang turun jumlah barang yang diminta bertambah (5) Kurva digambarkan naik dari kiri bawah, ke kanan atas Pernyataan yang berhubungan dengan kurva permintaan adalah …. (Soal No. 7 Paket A) A. (1), (2), dan (4) B. (1), (2), dan (5) C. (1), (3), dan (4) D. (1), (3), dan (5) E. (1), (4), dan (5) Jawaban Pembahasan
:A :
Permintaan adalah berbagai jumlah barang atau jasa yang diminta oleh pembeli pada berbagai kemungkinan tingkat harga pada periode tertentu dalam suatu pasar. Permintaan yang didukung oleh daya beli disebut permintaan efektif. Sementara itu, permintaan yang hanya didasarkan kebutuhan saja tanpa didukung daya beli disebut sebagai permintaan potensial. Hukum permintaan menyatakan: “semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak barang tersebut diminta (dibeli). Sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang yang diminta. Sumbu tegak (vertikal) menunjukan harga (P), sumbu datar (horizontal) menunjukan jumlah barang yang diminta (D). P D 5
B
Titik kombinasi B menunjukan saat harga naik menjadi 5 jumlah barang yang diminta turun menjadi 10
A
4
Titik kombinasi A menunjukan saat harga 4 jumlah barang yang diminta 10 Titik kombinasi C menunjukan saat harga turun menjadi 3 jumlah barang yang diminta naik menjadi 12
C
3
D 8
10
12
Q
Kurva permintaan turun dari kiri atas ke kanan bawah, atau memiliki slope negative, artinya antara harga dan jumlah barang yang diminta berbanding terbalik Harga (P)
maka jumlah permintaan (Q)
3. Diketahui fungsi penawaran Qs = 2P + 5 pada saat harga Rp4,00 barang yang diminta 2 unit, dan ketika harga turun meniadi Rp2,00 barang yang diminta menjadi 9 unit. Harga keseimbangan yang terjadi di pasar adalah .... (Soal No. 8 Paket A) A. Rp 2,00 B. Rp 4,00 C. Rp 9,00 D. Rp 10,00 E. Rp 20,00 Jawaban : Pembahasan : Diketahui : Qs = 2P + 5 P Q 4 2 2 9 Ditanyakan: Harga keseimbangan ? Qs = 2P + 5 Qs = 2(4) + 5 Qs = 8 + 5 Qs = 13 (salah)
Qs = 2P + 5 Qs = 2(2) + 5 Qs = 4 + 5 Qs = 9 (benar) Jadi harga keseimbangannya adalah 2 saat jumlah Qs dan Qd 9
4. Diketahui fungsi permintaan Qd = -2P + 1000. Apabila harga barang Rp200,00 maka koefisien elastisitas yang terjadi adalah …. (Soal No. 9 Paket A) A. 0,16 B. 0,50 C. 0,67 D. 0,70 E. 1,67 Jawaban :C Pembahasan : Diketahui: Qd = -2P + 1000 P: Rp 200,00 Ditanya: koefisien elastisitas? Untuk menyelesaikan soal di atas menggunakan rumus elastisitas Q = -2 yaitu turunan dari Qd = -2P + 1000 Qd = -2(200) + 1000 200 Ed = -2 x 600 Q = -400 + 1000 Q = 600
𝑃
Ed = Q x 𝑄
400
Ed = − 600 Ed = 0,67
5. Bank Indonesia menetapkan tingkat suku bunga perbankan sebesar 6%. Pada bulan berikutnya Bank Indonesia meningkatkan tingkat suku bunga menjadi 7%. Dampak yang terjadi terhadap perekonomian adalah …. (Soal No. 11 Paket A) A. Pajak meningkat B. Investasi menurun C. Harga barang turun D. Penganggurn menurun E. Uang beredar meningkat Jawaban :B Pembahasan : Penetapan tingkat suku bunga perbankan merupakan salah satu kebijakan moneter Bank Indonesia untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Saat BI meningkatkan tingkat suku bunga perbankan maka jumlah uang yang beredar akan menurun. Kebijakan tersebut biasanya digunakan untuk meredam tingkat inflasi. Namun ada dampak dari menurunnya jumlah uang yang beredar terhadap perekonomian, salah satu dampaknya adalah investasi akan menurun karena masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya di Bank karena bunga simpanan yang didapat lebih tinggi. 6. Diketahui pendapatan nasional suatu Negara (dalam miliar) sebagai berikut. GNP Rp 750 Depresiasi Rp 26 Pajak tidak langsung Rp 44 Jaminan sosial Rp 28
Transfer payment Rp 24 Pajak langsung Rp 20 Besarnya personal income (PI) dari Negara tersebut adalah …. (Soal No. 15 Paket A) A. Rp 826 miliar B. Rp 818 miliar C. Rp 837 miliar D. Rp 676 miliar E. Rp 767 miliar Jawaban :D Pembahasan : Dari soal tersebut, sebelum menghitung personal income harus diketahui terlebih dahulu Net National Product (NNP) dan Net National Income (NNI). NNP = GNP/PNB – (Penyusutan + Replacement) NNP = 750 – 26 NNP = 724
NNI = NNP – Pajak tidak langsung NNI = 724 – 44 NNI = 680
PI = NNI + Transfer payment – (Jaminan sosial + pajak penghasilan perusahaan + laba ditahan) PI = 680 + 24 – 28 PI = 676
7. Pada tingkat pendapatan Bapak Dedi sebesar Rp2.000.000, besar konsumsi Rp1.900.000, ketika pendapatan naik menjadi Rp2.500.000,00 besar konsumsi menjadi Rp2.350.000,00 Bentuk fungsi konsumsinya adalah …. (Soal No. 16 Paket A) A. C = -100 + 0,9Y B. C = 100 + 0,9Y C. C = -100 – 0,9Y D. C = 100 – 0,1 Y E. C = -100 + 0,1Y Jawaban Pembahasan Diketahui: Pendapatan (Y) Rp 2.000.000 Rp 2.500.000
:B : Konsumsi (C) Rp 1.900.000 Rp 2.350.000
Bentuk dari fungsi konsumsi sebagai berikut: C = a + bY Keterangan: C = Konsumsi a = konsumsi otonom/besarnya konsumsi saat pendapatan nol b = MPC (marginal propensity to consume)/ kecenderungan marginal dalam mengonsumsi C = a + bY
a = (APC – MPC) Y
MPC = 𝐶
∆𝐶 ∆𝑌 450.000 500.000
MPC =
MPC = 0,9
APC = 𝑌
1.900.000
APC = 2.000.000 APC = 0,95
Jadi
a = (0,95 – 0,9) 2.000.000 a = 0,05 x 2.000.000 a = 100.000
C = 100.000 + 0,9Y
8. Data pendapatan nasional (dalam milyar) yang dimiliki suatu negara sebagai berikut: Gaji Rp700,00 Konsumsi masyarakat Rp1.500,00 Bunga Rp1.600,00 Ekspor Rp2.000,00 Sewa Rp1.500,00 Investasi Rp3.000,00 Impor Rp1.500,00 Laba pengusaha Rp3.000,00 Diketahui besar pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran Rp9.000 M, maka besar pengeluaran pemerintah adalah …. (Soal No. 17 Paket A) A. Rp1.000 M B. Rp2.500 M C. Rp3.500 M D. Rp4.000 M E. Rp5.000 M Jawaban :D Pembahasan : Pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran dalam perekonomian dalam satu periode tertentu.
Perhitungan secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = C + I + G + (X - M) Keterangan: Y = Pendapatan nasional C = Jumlah konsumsi masyarakat I = Jumlah investasi baik yang dilakukan oleh RTK, RTP, maupun pemerintah G = Jumlah pengeluaran pemerintah X = Jumlah ekspor M = Jumlah impor 9.000 = 1.500 + 3.000 + G? + (2.000 – 1.500) 9.000 = 1.500 + 3.000 + 4.000 + (2.000 – 1.500)
9. Krisis ekonomi di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997 menyebabkan harga barang dan jasa melambung tinggi sehingga pendapatan rill masyarakat menjadi turun. Kondisi tersebut menandakan terjadinya inflasi. Kebijakan moneter untuk mengatasi keadaan tersebut adalah …. (Soal No. 20 Paket A) A. ekspansif dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah B. ekspansif dengan cara menaikkan pajak C. menurunkan tingkat suku bunga bank D. menaikkan rasio cadangan kas E. produksi barang dikurangi Jawaban :D Pembahasan : Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk mengendalikan (mempertahankan, menambah, atau mengurangi) jumlah uang beredar. Jika Bank Sentral menambah uang yang beredar (money supply), maka dikatakan pemerintah menempuh kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive) atau dikenal pula sebagai easy money policy. Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar dikurangi, berarti pemerintah menempuh kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive) atau dikenal pula sebagai kebijakan uang ketat (tight money policy) Untuk mengatasi inflasi, pemerintah melalui Bank Sentral menggunakan kebijakan moneter kontraktif untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter kontraktif yang digunakan Bank Sentral adalah: Melalui operasi pasar terbuka, kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan menjual surat berharga. Melalui kebijakan diskonto, Bank Sentral menaikkan tingkat suku bunga bank untuk mengurangi jumlah uang beredar, jika tingkat suku bunga naik maka akan mengurangi keinginan bank-bank untuk meminjam dana dari Bank Sentral. Melalui kebijakan giro wajib minimum (GMW) atau rasio cadangan kas, Bank Sentral menaikan GMW untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, jika GMW naik kemampuan bank dalam memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.