PEMBAHASAN Kajian Lokasi Magang Struktur Organisasi Pada perusahaan yang umumnya dimiliki dan dikelola oleh pemilik sendiri, maka penugasan setiap masing-masing fungsi langsung berada pada pemilik tersebut. Dalam struktur organisasi pada OZ, jabatan tertinggi dimiliki oleh pemilik langsung. Bentuk dari struktur organisasi pada OZ sedikit mengalami perubahan pada bagian jabatan tugas. Pada struktur organisasi sebelumnya, yaitu tahun 2008 (gambar 91), di bawah jabatan pemilik sebagai direktur, terdapat dua jabatan lain, yaitu associate serta office manager. Kemudian di bawahnya merupakan jabatan dari arsitek lanskap. Associate merupakan orang yang bertugas membantu dan mendukung terbentuknya perusahaan ini. Jabatan ini dahulu dipegang oleh Ir. Dini Arfianti dan Ir. Budi. Akan tetapi, pada struktur organisasi tahun 2009 (gambar 92), jabatan sebagai Assosiate dihilangkan. Sebagai gantinya, terdapat jabatan baru yaitu bagian teknik, yang bertugas mengurusi segala peralatan dan teknologi yang ada di OZ.
Gambar 91. Struktur Organisasi OZ pada tahun 2008 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
127
Gambar 92. Struktur Organisasi OZ pada tahun 2009 (Sumber : Oemardi_zain, 2009) Pada saat ini, OZ sudah mulai untuk mengembangkan scope/bidang pekerjaan yang dilakukan. Scope/bidang pekerjaan tersebut adalah ikut juga merancang/mendesain pekerjaan hardscape. Hal ini dikarenakan staf yang ada di OZ tidak hanya berasal dari arsitek lanskap, tetapi juga berasal juga dari arsitek. Hal ini akan memberikan dampak positif pada setiap pekerjaan yang dilakukan di OZ. Setiap pekerjaan berupa hardscape akan dikerjakan khusus oleh arsitek, sedangkan selebihnya dikerjakan oleh arsitek lanskap. OZ sebenarnya memiliki jabatan satu lagi yaitu drafter. Akan tetapi, untuk saat ini, posisi pada bagian tersebut masih kosong. Hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang ada di OZ. Namun demikian, mahasiswa magang yang ada di OZ dapat diposisikan sebagai drafter, karena terbatas pada statusnya serta pengalaman yang dimiliki. Struktur organisasi yang ada di OZ memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan yang diperoleh yaitu adanya pembagian yang terstruktur dari masing-masing staf berdasarkan pengalaman serta latar belakang ilmu yang diperoleh. Selain itu, struktur organisasi yang terpola tersebut dapat memudahkan kinerja di OZ terkait proyek-proyek yang akan maupun sedang dikerjakan. Adapun kekurangannya lebih kepada jumlah sumber daya manusia yang kurang,
128
sehingga terkadang satu orang project manager memegang beberapa proyek. Hal ini dapat terlihat juga dari tidak adanya posisi bagian drafter di OZ untuk saat ini. Tenaga Kerja dan Sistem Kerja Jumlah tenaga kerja yang ada di OZ saat ini dirasa masih kurang, mengingat banyaknya proyek yang dikerjakan di OZ. Terkadang satu orang dapat menangani beberapa proyek, dan hal ini dapat berakibat pada pembagian waktu terhadap proyek yang dikerjakannya. Proyek yang memiliki tenggat waktu (deadline) yang pendek akan dikerjakan terlebih dahulu. Sedangkan proyek yang memiliki tenggat waktu (deadline) yang masih panjang/lama, akan di kerjakan sebagian. Artinya, selama menunggu keputusan dari proyek yang diberikan kepada klien, staf OZ dapat mengerjakan beberapa proyek lain atau membantu mengerjakan proyek yang dipegang oleh staf lain. Sistem kerja secara teamwork sangat efektif diterapkan pada pekerjaan di OZ. Hal ini dikarenakan banyaknya jenis pekerjaan dari sebuah proyek yang sangat memerlukan penanganan dari banyak orang. Selain itu, dengan teamwork, setiap kendala akan dapat diselesaikan secara bersama sehingga kinerja menjadi lebih efektif dan efisien. Beberapa proyek yang memiliki tenggat waktu (deadline) lebih pendek tekadang memerlukan pengerjaan yang ekstra, yaitu bekerja melebihi jam kerja yang ada (overtime). Hal ini akan sangat menguras tenaga dan pikiran, namun semuanya dilakukan demi memberikan pelayanan dan produk yang terbaik kepada klien. Komunikasi internal Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Berelson dan Steiner, 1964). Komunikasi yang dilakukan di OZ berlangsung antara staf dengan staf serta atasan dengan staf. Informasi yang disampaikan antara lain terkait perkembangan proyek serta mengenai kegiatan perusahaan. Bentuk dari komunikasi yang dilakukan antara lain dalam suatu pertemuan/meeting, diskusi antar sesama staf/dengan atasan, serta dengan bantuan
129
media/perangkat elektronik. Dalam suatu pertemuan/meeting internal, selalu dihadiri oleh seluruh staf OZ. Meeting internal ini dipimpin langsung oleh direktur, Pada permulaan akan ditulis semua proyek yang ada di OZ. Setelah itu baru dijelaskan perkembangan dan agenda dari masing-masing proyek tersebut. Metode ini memudahkan bagi semua staf, karena informasi menjadai lebih menyebar kepada semua staf. Pada akhir dari meeting tersebut biasanya akan dilakukan dengan meeting antara direktur dengan project manager, yaitu orang yang bertanggung jawab atas satu proyek yang ditangani. Tujuannya yaitu untuk lebih mendalami mengenai agenda proyek yang akan dilakukan ke depan. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, salah satu meeting yang dilakukan adalah membahas mengenai adanya perubahan yang dilakukan oleh klien. Perubahan tersebut antara lain penggantian pembatas median jalan dari double barrier dengan single barrier. Hasil dari meeting lanjutan tersebut kemudian disalurkan ke semua anggota tim untuk dilaksanakan. Selain dari pertemuan/meeting internal yang dilakukan, para staf di OZ juga sering melakukan diskusi terkait proyek yang dikerjakan. Diskusi yang dilakukan dapat berupa sharing ilmu ataupun bertukar pendapat mengenai proyek yang dikerjakan. Sedangkan cara komunikasi lain yang dilakukan adalah dengan bantuan teknologi di internet (yahoo messenger). Cara ini dilakukan karena lebih efektif dalam hal waktu, mengingat studio OZ memilki beberapa ruang kerja yang terpisah-pisah. Semua bentuk komunikasi internal yang dilakukan di OZ memiliki kelebihan dalam menciptakan kinerja yang efektif dan efisien. Informasi yang disampaikan dari direktur dapat tersampaikan dengan baik ke semua staf OZ. Begitu pula informasi yang disampaikan kepada sesama staf. Aplikasi Teknologi Informasi Penerapan dan penggunaan teknologi informasi yang ada di OZ sudah berjalan dengan baik. Hal ini berkat adanya staf bagian teknis yang bertanggung jawab terhadap semua teknologi dan perangkat kerja yang ada di OZ. Staf bagian teknis ini bukan berarti seorang teknisi yang hanya menjaga semua perangkat kerja dalam kondisi baik, melainkan juga seorang staf arsitek lanskap juga yang
130
diberi wewenang lebih untuk menjaga semua perangkat kerja dan teknologi yang ada di OZ. Semua perangkat lunak (software) yang ada di OZ dapat dijalankan dengan baik oleh semua staf. Hal ini dikarenakan kompetensi dan bakat dari masing-masing staf yang sudah terbiasa dalam menggunakan perangkat lunak (software) tersebut. Begitu pula dengan perangkat keras (hardware) yang ada di OZ, semuanya dalam kondisi yang baik. Untuk menjaga semua perangakt keras (hardware) dalam kondisi baik, OZ selalu mendatangkan seorang teknisi ahli untuk melakukan pengecekan secara berkala. Teknisi ahli ini selalu didatangkan guna melihat apakah perangkat keras (hardware) ini dalam kondisi baik, atau pula melakukan upgrade terhadap perangkat keras (hardware) tersebut. Klien Ada tiga elemen yang menjadi kepentingan klien, yaitu motif, tapak, dan sumber daya (Hill, 1995). Kepentingan klien tersebut dapat diketahui dengan melihat golongan dari klien, sehingga pelayanan yang dilakukan oleh OZ menajdi tepat sasaran. Ada tiga macam golongan klien, yaitu pengembang, kontraktor , dan konsumen primer dimana ketiganya memilki motif, tapak dan sumber daya yang berbeda-beda. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, kliennya adalah PT. Semesta Marga Raya. Klien tersebut adalah sebuah pengembang di bidang jalan tol. Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien, OZ selalu melakukan koordinasi dan hubungan yang rutin. Setiap ada beberapa hal yang menyangkut proyek klien, akan langsung dibicarakan, baik itu melalui telepon atau melalui pertemuan yang disepakati keduanya. Selain melalui koordinasi rutin, pelayanan terbaik diberikan OZ dengan memberikan produk yang terbaik pula. Tampilan produk berusaha dilakukan dengan sebaik mungkin. Hal ini untuk memberikan kesan kepada klien terhadap kinerja OZ. Prosedur Pelaksanaan Proyek Pada konsultan lanskap, terdapat pedoman mengenai prosedur pelaksanaan proyek yang selalu ditaati. Prosedur ini mencakup bagaimana konsultan lanskap
131
dalam mendapatkan proyek hingga proyek tersebut selesai dikerjakan. Menurut Booth (1983), proses perancangan atau seringkali disamakan dengan “proses penyelesaian masalah” mencakup tahapan langkah yang biasanya (tidak seharusnya) mengikuti urutan yang berurutan. Dalam konsultan lanskap, beberapa tahapan dalam prosedur pelaskanaan lanskap antara lain dimulai dari tahap undangan tender hingga tahap pembuatan gambar kerja. Proyek yang dikerjakan oleh konsultan lanskap dapat berasal dari undangan tender, baik itu tender terbuka dan tender tertutup, maupun berasal dari rekomendasi dari pihak lain. Terkait proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, proyek tersebut merupakan undangan tender tertutup yang dilakukan oleh klien kepada sejumlah konsultan lanskap. Masing-masing konsultan akan memaparkan profil, keunggulan konsultan tersebut, serta konsep dasar dari proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan kepada klien. Hal ini dilakukan klien untuk melihat kapabilitas dari konsultan-konsultan lanskap tersebut sekaligus melihat siapa yang melakukan penawaran harga yang yang paling rendah. Guna menghindari kecurangan, masing-masing konsultan lanskap tidak mengenal siapa pesaingnya. Presentasi rutin dilakukan kepada klien hingga didapatkan keputusan konsultan lanskap mana yang akan memegang proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan. Keputusan akhir yang diperoleh dari klien adalah dipilihnya OZ sebagai perencana lanskap pada jalan tol Kanci – Pejagan. Hal ini dikarenakan OZ memberikan penawaran harga yang terbaik (mendekati harga yang dimilki oleh klien) serta konsep yang diberikan dapat diterima oleh klien. Setelah terjadi kesepatan terhadap kedua belah pihak (OZ dan klien), maka akan dibuat Surat Perintah Kerja (SPK) yang menandakan mulai resminya OZ untuk melakukan pengerjaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini. Pada SPK tersebut berisi antara lain nama proyek, biaya, lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan serta mekanisme pembayaran. Selain itu, juga dibuat Surat Perjanjian Kerjasama antara OZ dengan klien yang ditandatangi oleh kedua belah pihak serta saksi yang ada. Alur prosedur pelaksanaan proyek pada OZ dapat dilhat pada gambar 93. Adanya prosedur pelaksanaan proyek ini lebih memudahkan bagi konsultan lanskap. Panduan ini sudah menjadi ketetapan baku bagi setiap konsultan lanskap,
132
meskipun ada beberapa tahapan yang berbeda-beda dari masing-masing konsultan lanskap. Undangan Tender
Tahap Konsep Desain (Design Concept)
Pembuatan Proposal Konsep
Konsep Disetujui
Turun SPK dan Membuat Kontrak
Tahap Pengembangan Desain (Design Development)
Tahap Gambar Kerja (Working Drawing)
Gambar 93. Alur prosedur pelaksanaan proyek pada OZ (Sumber : Oemardi_zain, 2009) Selain alur prosedur pelaksanaan proyek, OZ juga memiliki alur pelimpahan tugas (gambar 94). Alur ini memperlihatkan bagaimana sebuah proyek dari klien diserahkan kepada direktur konsultan, kemudian akan dilimpahkan kepada seorang project manager yang telah ditunjuk oleh diektur untuk memegang proyek tersebut. Penunjukan ini dilakukan kepada staf yang memiliki kapabilitas dan berpengalaman terhadap proyek tersebut. Setelah proyek berada di project manager, maka akan segera dibuat program kerja yang dikoordinasikan dengan direktur untuk disalurkan kepada anggota tim dalam proyek tersebut. Hal ini dapat berarti project manager bertanggung jawab
133
langsung terhadap proyek yang dipegang kepada direktur. Selain itu, project manager akan melaporkan perkembangan dari proyek tersebut kepada direktur minimal seminggu sekali.
Gambar 94. Alur pelimpahan proyek pada OZ (Sumber : Oemardi_zain, 2009) Manajemen Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Ciri pokok dari proyek adalah sebagai berikut : 1. Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, produk akhir yang dihasilkan yang tertera dalam SPK antara lain masterplan, site plan, denah tampak dan potongan bird eye view/3D, laporan tertulis konsep ruang luar, dokumen gambar teknik, RAB dan BOQ, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan spesifikasi, serta pengawasan berkala. 2. Dalam proses mewujudkan lingkup tersebut, ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta kriteria mutu. Pada SPK, disebutkan jumlah biaya pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan adalah sebesar Rp. 280.000.000,- (Dua Ratus Delapan Puluh Juta rupiah), serta jadwal pelaksanaan proyek yang berlangsung selama 50 hari kalender mulai dari 27 Januari 2009 hingga 17 Maret 2009, namun bertambah hingga 31 Juni 2009. 3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.
134
Proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan yang dikerjakan OZ berakhir sesuai perjanjian yang telah disepakati dengan klien, yaitu hingga tahap pengawasan berkala setelah desain lanskap jalan tol Kanci – Pejagan selesai ini berakhir. 4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. Proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan memiliki tahapan-tahapan kerja yang saling berhubungan. Contohnya, apabila tahap konsep desain sudah disetujui oleh klien, maka OZ mulai melakukan tahapan selanjutnya yaitu tahap pengembangan desain. Pada sistem pembayaran, pada SPK disepakati pembayaran dilakukan secara bertahap dalam empat termin. Masing-masing termin berisi tahapan yang akan diselesaikan serta presentase biaya dari bobot masing-masing tahapan tersebut. Sebagai tahap awal dilakukan proses pembayaran sebesar 20% dari biaya total, yaitu setelah SPK ditandatangani atau lebih dikenal sebagai uang muka. Kemudian proses pembayaran sebesar 45% dilakukan setelah klien menyetujui konsep desain yang diajukan oleh OZ. Setelah dokumen gambar kerja/dokumen tender diterima oleh klien yang dikuatkan dengan Berita Acara, maka proses pembayaran sebesar 35% dilakukan. Sisa proses pembayaran yang terakhir sebesar 5% dilakukan pada saat masa retensi, setelah pelaksanaan pekerjaan penanaman selasai 100% dan dikuatkan dengan Berita Acara Serah Terima dari kontarktor. Menurut Hill (1995), penagihan akan diajukan pada rentang waktu yang telah disepakati berdasarkan kontrak.
135
Proses Perencanaan Simonds (1983) menguraikan proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap terdiri dari penerimaan tugas, pengumpulan data, analisis, sintesis, pelaksanaan dan pemeliharaan. Sementara Booth (1983) menyatakan bahwa proses desain umumnya memiliki tahap-tahap antara lain penerimaan proyek, riset dan analisis, desain, gambar-gambar konstruksi, pelaksanaan, evaluasi setelah konstruksi serta pemeliharaan. Gambar mengenai alur proses perencanaan menurut Simonds dan Booth dapat dilihat pada gambar 95.
(a)
(b)
Gambar 95. Alur Proses perencanaan menurut : (a). Simonds dan (b). Booth Pada Oemardi_zain, alur proses perencanaan secara garis besar sama dengan alur proses perencanaan menurut Simonds dan Booth. Beberapa hal yang membedakan lebih kepada istilah penamaan serta adanya tahapan-tahapan yang dipisah. Seperti contoh pada Booth, konsep desain masuk ke dalam tahap desain. Sedangkan pada Oemardi_zain, tahapan konsep desain merupakan tahapan sendiri
136
sebelum masuk ke tahap desain. Gambar alur proses perencanaan pada Oemardi_zain dapat dilihat pada gambar 96.
Gambar 96. Alur proses perencanaan pada Oemardi_zain Persiapan Tahapan persiapan pada OZ memiliki kandungan makna sama dengan yang dikemukakan Simonds (tahap penerimaan tugas) dan Booth (tahap penerimaan proyek). Pada OZ, tahapan persiapan merupakan tahapan paling awal yang berisi mengenai proses kesepakatan pengerjaan proyek yang didapatkan OZ dari klien (Lampiran 2). Melalui SPK yang dibuat oleh klien, secara resmi OZ dapat memulai melakukan proses perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan. Selain itu, OZ juga berhak melakukan konsultasi rutin kepada klien untuk mengetahui maksud, keinginan, dan tujuan klien. OZ juga berhak memperoleh data ataupun informasi yang dibutuhkan selama proses perencanaan berlangsung. Riset dan Analisis Menurut Reigh (1993), pendekatan tradisional untuk desain arsitektur lanskap biasanya dimulai dengan riset yang menyelidiki tujuan akhir dari klien,
137
parameter-parameter dari tapak, dan kebutuhan dari penggunaan potensial. Sebelum melakukan tahapan riset berupa inventarisasi tapak, pihak OZ memperoleh beberapa data dan informasi terkait perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan dari klien. Data dan informasi tersebut antara lain gambar rencana teknik jalan tol Kanci – Pejagan, acuan konsep desain, serta beberapa foto penunjang dari lokasi jalan tol kanci – Pejagan. Gambar rencana teknik merupakan base plan dari bentukan jalan tol Kanci – Pejagan. Gambar rencana teknik ini dibuat oleh engineering consultant yang ditunjuk oleh klien. Gambar yang tersaji pada rencana teknik ini adalah dalam bentuk site plan dan gambar potongan. Data ini sangat berguna bagi OZ sebelum melakukan inventarisasi tapak, karena OZ dapat mendalami terlebih dahulu mengenai kondisi bentukan lokasi maupun digunakan untuk melakukan pengecekan pada lokasi sebenarnya. Acuan konsep desain yang diberikan oleh klien digunakan OZ sebagai panduan dasar bagi proses pembuatan konsep desain. Sedangkan foto-foto penunjang yang diperoleh juga memiliki fungsi untuk memperlihatkan kondisi tapak awal sebelum melakukan inventarisasi tapak. Pada tahap inventarisasi tapak, OZ mencari informasi tambahan yang belum didapat dari klien yang berguna pada saat proses perencanaan, serta mengambil beberapa foto kondisi tapak pada beberapa titik lokasi. Menurut Booth (1983), kamera merupakan alat yang berguna untuk prosedur ini karena foto dapat digunakan untuk memeriksa informasi saat di kantor atau dapat menyegarkan kembali ingatan tentang tapak dari waktu ke waktu. Data yang diperoleh dari klien serta data dari hasil inventarisasi tapak akan diguunakan untuk melakukan proses perencanaan. Proses analisis dilakukan OZ dengan melihat dari hasil inventarisasi yang diperoleh, maupun data dari klien. Tahapan analisis disini yaitu berusaha melihat potensi yang ada di tapak berdasarkan karakteristiknya serta mengatasi dampak negatif/kendala yang ada. Karakteristik tapak yang berupa jalan tol harus memerlukan penanganan tersendiri, karena tanaman yang ditanam di sini harus tahan terhadap terhadap kondisi jalan yang banyak mengeluarkan polusi. Pada hasil analisis ini juga diperoleh beberapa potensi visual dari tapak. Beberapa
138
potensi visual dari tapak yang dapat dijadikan good view adalah pemandangan ke arah persawahan dan perkebunan. Potensi visual ini dapat diperkuat dengan memberi vegetasi yang dapat membentuk vista pada tapak. Menurut Simonds (1983), vista merupakan pemandangan yang dibatasi, yang menghubungkan ke dalam suatu feature yang dominan. Sedangkan beberapa kondisi visual yang dapat menjadi bad view dilakukan suatu penanganan dengan meletakkan tanaman yang dapat menjadi screen bagi bad view tersebut. Tahap Konsep Desain Sebelum membuat konsep desain yang akan dipakai dalam perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, terlebih dahulu OZ melihat beberapa pertimbangan, antara lain keinginan dari pihak klien serta acuan konsep desain yang telah dibuat oleh klien. Menurut Booth (1983), cara untuk memperoleh informasi yang diperlukan yaitu dengan diskusi secara personal dengan klien tentang apa yang diinginkan, disukai atau yang tidak disukai dan bagaimana maksud klien dalam penggunaan tapak di masa yang akan datang. Ada beberapa metode yang dilakukan, antara lain dengan mengadakan pertemuan dengan klien guna mengetahui berbagai keinginana dari klien secara langsung, ataupun dilakukan melalui telepon apabila waktu yang digunakan untuk mengadakan pertemuan tidak memungkinkan. Selain itu, dapat pula dilakukan secara tertulis melalui e-mail. Orang yang bertugas berhubungan dengan klien adalah project manager. Hal ini dikarenakan project manager lebih mengetahui mengenai perkembangan proyek yang sedang dikerjakan. Selain itu, terkadang juga hubungan dengan klien dilakukan oleh direktur. Hal ini dilakukan pada saat melakukan pertemuan dengan klien yang dihadiri oleh para petinggi yang berhubungan dengan proyek tersebut. Namun, project manager selalu diikutsertakan dalam pertemuan tersebut. Dalam acuan konsep desain yang dibuat oleh klien, tercantum beberapa acuan mengenai konsep perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan serta kriteria pemilihan tanaman yang akan dipakai. Pada OZ, konsep desain yang dibuat tidak dibuat oleh project manager, akan tetapi oleh direktur yang berperan juga sebagai konseptor dari keseluruhan proyek yang ada di OZ. Pada pertemuan
139
internal yang dilakukan OZ, direktur akan memberikan gambaran konsep desain kepada project manager. Kemudian dari project manager akan disalurkan ke semua anggota dalam satu tim untuk dilakukan penggambaran konsep desain. Hampir semua proses kerja yang dilakukan oleh OZ dilakukan dengan bantuan komputer, begitu pula hasil produk yang diberikan kepada klien. Dalam menciptakan konsep desain pada perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, ada lima pertimbangan terhadap konsep desain lanskap yang dilakukan oleh OZ, antara lain kondisi eksisting, keselamatan, perbaikan lingkungan, kualitas visual, serta pemeliharaan. Pada kondisi eksisting, OZ melihat adanya beberapa aspek yang perlu diamati dan dipertimbangkan dalam pembuatan konsep desain, yaitu ekologi tapak (berupa satwa dan iklim), vegetasi yang berupa persawahan dan perkebunan, kondisi tanah termasuk struktur, kesuburan dan pH, kondisi hidrologis, penggunaan lahan (landuse) yang berupa permukiman, area industri, dan area terbuka, faktor estetik, serta faktor historis seperti keberadaan rel tebu (lori). Pada pertimbangan terhadap keselamatan, OZ berusaha menciptakan desain yang aman bagi pengguna jalan. Pertimbangan terhadap peningkatan lingkungan dilakukan dengan mendesain tapak dengan vegetasi yang mampu menjaga serta meningkatkan kualitas linglkungan. Pada kualitas visual, OZ berusaha menciptakan suatu pemandangan menarik dari jalan tol serta menyamarkan pemandangan yang tidak baik dengan penanaman tanaman yang berfungsi sebagai screen. Sedangkan pertimbangan dari aspek pemeliharaan, pemilihan dan penempatan material tanaman dilakukan yang tidak memerlukan banyak irigasi, pemupukan, perawatan terhadap pestisida, serta pemangkasan pohon yang berkala. Menurut Arnold (1980), jenis pohon yang dipakai untuk penanaman di jalan sebaiknya dipilih yang tidak membutuhkan perawatan yang intensif dan pemeiharaan minimum, mampu beradaptasi dengan lingkungan, tahan terhadap tekanan lingkungan dan serangan hama penyakit. Menurut Booth (1983), rencana konsep mengambil area secara umum dalam diagram keterhubungan tapak dan membaginya ke dalam beberapa fungsi dan area yang spesifik. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, ada tahapan lanjutan dari konsep desain yaitu landscape strategy. Landscape strategy
140
merupakan penjabaran dari konsep desain secara lebih lengkap. Rancana konsep yang tersusun dalam landscape strategy pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ada dua, yaitu softs landscape dan hard landscape. Pada soft landscape diusahakan pemilihan beberapa jenis tanaman beserta fungsinya yang sesuai dengan karakteristik bagian-bagian jalan tol, seperti pada area interchange (IC), area barrier gate, serta area on/off ramp. Sebagai contoh pada area di dekat barrier gate akan dilakukan penanaman yang merumpun, bertekstur serta menghijau. Hal ini selain guna mereduksi polusi yang ditimbulkan juga sebagai faktor estetis bagi pengguna jalan. Pada hard landscape, ide desain yang dimunculkan adalah menempatkan bentukan-bentukan hardscape seperti sculpture signage, sculpture giant leaf, dan banner barrier gate. Menurut Hill (1995), daya tarik tapak dapat berupa area yang terdiri atas penanaman, sculpture, bangunan dan water feature. Sedangkan menurut Lynch (1960), pengunaan landmark dan penataan perlengkapan jalan dapat memberikan kesan yang mendalam
bagi pengguna jalan. Selain itu,
penempatan bentukan hardscape yang lain adalah planter yang diletakkan pada area barrier gate. Tahap Pengembangan Desain Sebelum melakukan tahap pengembangan desain, OZ harus memastikan bahwa konsep desain yang diajukan telah disetujui oleh klien. Hal ini ditandai dengan turunya proses pembayaran tahap kedua sebesar 40% kepada OZ dan berita acara (Lampiran 3). Untuk itu, OZ segera melakukan proses pengembangan atas konsep desain yang telah dibuat. Tahapan pengembangan desain dalam OZ dikenal dengan istilah Design Development (DD). Pada tahap DD, OZ berusaha mempelajari kecocokan antara material tanaman maupun material konstruksi yang akan digunakan pada desain perencanaan. Material tanaman adalah elemen fisik sangat penting dalaam perancangan dan manajemen lingkungan di luar ruangan (Booth, 1983). Bentukan site plan mulai diperinci mengenai pemilihan beberapa jenis tanaman yang cocok. Sedangkan pada hardscape, bentukan site plan memperlihatkan titik lokasi yang cocok untuk diletakkan hardscpae tersebut.
141
Hasil produk dari tahapan DD ini akan dipresentasikan kepada pihak klien guna mendapat beberapa masukan ataupun persetujuan. Hasil produk yang tidak dipresentasikan akan dibuat dengan menggunakan software AutoCAD. Sedangkan untuk melakukan presentasi kepada pihak klien, OZ membuat produk gambar yang lebih terlihat menarik dan dapat menjelaskan kepada klien secara grafis. Hal ini guna mendapatkan pemahaman dari pihak klien akan bentukan desain yang akan dipakai. Tahap Pembuatan Gambar Kerja Menurut Booth (1983), setelah melengkapi fase perancangan, desainer mempersiapkan gambar konstruksi. Tahapan pembuatan gambar kerja ini pada OZ dinamakan working drawing (WD). Tahapan ini dimulai setelah produk dari tahapan DD disetujui oleh klien. Tahapan WD pada OZ hampir sama dengan tahapan DD. Namun, yang membedakannya adalah pada tahap WD mulai dilakukan pekerjaan detil, baik itu detil penanaman maupun detil konstruksi pada hardscape. Pengerjaan tahapan WD ditujukan untuk melihat material yang lebih lengkap dari setiap aspek baik itu dari softscape maupun dari hardscape dengan ukuran yang lebih mendetil. Tahapan pengerjaan pada WD dibagi menjadi dua, yaitu softscape dan hardscape. Hal ini lebih dikarenakan guna memudahkan informasi bagi klien serta dalam proses pengerjaan lapang. Hasil dari produk pada tahap WD adalah site plan akhir, gambar potongan, gambar detil, serta gambar-gambar ilustrasi dalam 3D. Gambar ilustrasi dalam 3D lebih ditekankan guna menunjukkan kepada klien visualisasi dari desain perencanaan yang telah dibuat. Seperti contoh pada gambar ilustrasi 3D yang memperlihatkan sculpture giant leaf, klien akan tahu bagaiamana bentukannya apabila sudah jadi. Ada satu lagi gambar yang disediakan oleh OZ dalam paket tahap WD ini, yaitu illustrative landscape plan. Gambar ini memperlihatkan ilustrasi bentukan desain perancanaan lanskap tol Kanci – Pejagan yang dipadukan dengan kondisi visual tapak secara nyata, yang diperoleh dari citra satelit dengan bantuan software Google Earth.
142
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh OZ yang membuat proyek perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini berjalan dengan lancar, antara lain : 1. Sistem kerja secara teamwork Pelaksanaan proyek pada OZ dilakukan secara teamwork yang dipimpin oleh seorang project manager. Hal ini akan lebih memudahkan tanggung jawab serta koordinasi terhadap proyek yang dikerjakan. 2. Spesifikasi pembagian kerja yang disesuaikan dengan keahlian Staf yang ada di OZ tidak hanya berasal dari arsitek lanskap, namun juga dari arsitek. Hal ini akan lebih memudahkan dalam pembagian pekerjaan. Seperti contoh pekerjaan yang berupa hardscape akan dikerjakan oleh arsitek di OZ yang berjumlah dua orang. 3. Tahapan kerja yang sistematis Tahapan kerja di OZ terdiri dari tahap persiapan, riset dan analisis (Research and Appraisal), tahap konsep desain (Design Concept), tahap pengembangan desain (Design Development), serta tahap pembuatan gambar kerja (Working Drawing). Keseluruhan dari tahap ini selalu dilakukan secara berurutan dan ditaati oleh seluruh staf OZ dalam setiap melakukan pekerjaan proyek. 4. Senantiasa melakukan referensi desain OZ memiliki banyak referensi desain tentang proyek-proyek yang ada. Referensi tersebut dapat berasal dari buku-buku yang tersimpan rapi, maupun beruapa data referensi dari proyek-proyek yang telah selesai dikerjakan. Data referensi tersebut tersimpan rapi dalam file yang ada di komputer server. Sedangkan referensi desain yang kurang ataupun tidak ada, dilakukan OZ dengan melakukan studi desain ke sejumlah lokasi yang dapat dijadikan referensi. 5. Perangkat kerja yang digunakan Perangkat teknologi yang ada di OZ tidak terlepas dari keberhasilan dalam setiap mengerjakan proyek lanskap. Beberapa perangkat kerja baik itu berbentuk software maupun hardware selalu digunakan semaksimal
143
mungkin. Selain itu, pengecekan rutin pada perangkat kerja seperti komputer selalu dilakukan guna kinerja komputer menjadi lebih baik. 6. Pelayanan terbaik kepada klien Sesuai dengan misi OZ yaitu ingin memberikan servive lanskap dengan produk yang terbaik dengan harga yang relatif murah, maka OZ berkomitmen kuat untuk membuat klien merasa puas pada pelayanan yang diberikan oleh OZ. 7. Manajemen kerja yang baik Manajemen kerja yang ada di OZ ikut mendukung dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif. Selain itu, dalam hubungan dengan klien, OZ selalu melakukan pelayanan yang terbaik, seperti dalam penyusunan proposal pengajuan proyek, admininstrasi tentang pembayaran, maupun dalam hal konsultasi antara OZ dengan klien. Masalah Dan Kendala Pelaksanaan desain proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan tidak selalu berjalan dengan lancar. Beberapa masalah maupun kendala sering dihadapi oleh OZ, termasuk juga mahasiswa. Beberapa masalah dan kendala ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pada saat proses magang yang dilakukan mahasiswa, proses kerja yang dilakukan seluruh staf OZ, serta pada proses perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan. Proses Magang Mahasiswa Masalah dan kendala yang dihadapi oleh mahasiswa pertama kali adalah adaptasi dengan suasana kerja di OZ. Mahasiswa yang baru pertama kali mengalami suasana kerja, membutuhkan waktu 1 minggu untuk beradaptasi dengan sistem kerja yang ada di OZ, seperti waktu masuk dan pulang kerja, halhal yang dilakukan di dalam kantor, dan juga jeda instirahat serta perizinan apabila tidak masuk kerja. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, mahasiswa juga harus beradaptasi. Hal ini dikarenakan mahasiswa mulai ikut dalam proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan mulai dari tahap design development hingga tahap
144
working drawing. Pada tahap concept design, mahasiswa belum diikutsertakan dikarenakan baru pertama masuk magang di OZ. Dalam design development, mahasiswa mulai terlibat dalam membantu pengerjaan proyek tersebut. Akan tetapi, adanya pergantian tanggung jawab proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan dari project manager yang satu ke project manager yang lain sedikit membingungkan mahasiswa. Selain itu, dalam pengerjaan dengan bantuan software AutoCAD, mahasiswa memerlukan waktu lebih untuk mengerjakan desain yang diperintahkan oleh project manager. Hal ini dikarenakan ada beberapa metode/cara kerja yang lebih efisien yang tidak didapatkan mahasiswa di kuliah. Kendala lain dihadapi oleh mahasiswa adalah sulitnya mencari literatur yang berkaitan dengan proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini. Sebagian besar literatur yang diperoleh adalah dalam bentuk format digital (pdf dan web). Hal ini dikarenakan proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini merupakan proyek pertama OZ yang berkaitan dengan jalan tol, sehingga literatur yang menjelaskan konsep maupun desain mengenai proyek ini masih sedikit. Pada tahap working drawing, mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan sistem kerja di OZ. Kendala yang dihadapi pada tahap ini adalah seringnya desain yang telah dibuat dirubah kembali. Hal ini dikarenakan oleh faktor permintaan dari klien. Akibatnya, desain-desain yang telah dibuat seakan tidak berarti. Mahasiswa harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan desain ini hingga diperoleh desain yang final. Proses Kerja di Oemardi_zain Bagi OZ, ada beberapa masalah dan kendala yang dihadapi, amtara lain masalah teknis seperti adanya pemadaman listrik. Pemadaman listrik yang sering terjadi secara tidak langsung menghambat kerja di OZ. Pemadaman listrik sering terjadi pada pagi hari mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Dalam jangka waktu yang cukup lama tersebut, para staf OZ termasuk mahasiswa menjadi menganggur. Belum lagi, pengerjaan di komputer terkadang belum di save sehingga hasil kerja yang dibuat harus dimulai dari awal lagi. Akibatnya, tenggang waktu pengerjaan proyek-proyek menjadi bertambah. Selain itu, dalam
145
pertemuan dengan klien, kadang terkendala oleh hujan yang ada di Bogor. Pertemuan yang telah disepakati antara klien dengan OZ termasuk yang diikuti oleh mahasiwa terpaksa ditunda karena hujan yang sering turun di daerah Bogor. Proses Perencanaan lanskap jalan tol Kanci - Pejagan Waktu yang dibutuhkan dalam proyek ini sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) adalah 50 hari kalender, terhitung tanggal 27 Januari 2009 hingga 17 Maret 2009. Namun, seiring dengan adanya perubahan-perubahan teknis pada klien, maka waktu pelaksanaan bertambah hingga 31 Juni 2009. Hal ini membuat secara tidak langsung mempengaruhi kinerja yang ada di OZ, terutama pada proyek yang lain. Selain itu, faktor perubahan keinginan klien juga turut mempengaruhi kinerja. Proses pekerjaan menjadi terhenti dikarenakan harus menyesuaikan dengan keinginan klien. Setelah itu, baru dimulai lagi dengan melakukan beberapa penyesuaian terhadap desain, baik itu dengan modifikasi maupun melakukan desain ulang dari awal .