55
II.
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi berdasarkan variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit yang terdiri dari karakteristik personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakteristik personal mencakup jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status nasabah, dan tanggungan keluarga. Karakteristik usaha mencakup pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, dan total pendapatan usaha bersih. Sedangkan karakteristik kredit mencakup plafond pinjaman, jangka waktu, pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga. Dilihat dari karakteristik personal, sebagian besar nasabah Kredit Mikro Utama yang menjadi responden berjenis kelamin pria yang jumlahnya 53 orang, sedangkan debitur wanita berjumlah 17 orang, usia debitur berkisar antara 23 tahun hingga 66 tahun, tingkat pendidikan nasabah diantara sekolah dasar hingga sarjana. Debitur yang baru mengajukan kredit berjumlah 41 orang, sedangkan yang sudah pernah mengajukan kredit berjumlah 29 orang, dan jumlah tanggungan dalam keluarga berkisar antara nol hingga tujuh orang. Dilihat dari karakteristik usaha, pengalaman usaha nasabah KMU yang menjadi responden berkisar antara satu hingga 24 tahun, aset usaha berkisar antara 10 juta hingga 300 juta rupiah, omzet usaha diantara 5 juta hingga 350 juta rupiah per bulan, sedangkan total pendapatan usaha bersih berkisar antara 300 ribu rupiah sampai 7,5 juta rupiah. Berdasarkan karakteristik kredit, nilai plafond
56
nasabah responden antara 5 juta hingga 95 juta rupiah, jangka waktu pelunasan berkisar antara 12 bulan hingga 60 bulan, pengalaman kredit antara nol sampai dua kali, jaminan kredit berkisar antara 6,5 juta sampai 420 juta rupiah, dan tingkat suku bunga berada di kisaran 16 persen dan 16,5 persen. 5.1.1
Perbandingan Karakteristik Personal Responden Karakteristik personal responden baik dengan kategori lancar maupun
menunggak diklasifikasikan berdasarkan variabel jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status nasabah, dan tanggungan keluarga yaitu: a)
Jenis Kelamin Seorang wanita biasanya lebih mengedepankan perasaan daripada pikiran
dalam melakukan suatu tindakan, sedangkan pria sebalikanya. Wanita juga disinyalir lebih perhatian terhadap permasalahan utang dibanding pria. Kaitannya dengan pengembalian KMU, diduga bahwa perilaku pengembalian KMU (lancar maupun menunggak) berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin tersebut. Tabel 5.1 Perbandingan Sebaran Jenis Kelamin Responden per Kategori Jenis Kelamin
Lancar
Menunggak Jumlah (orang)
Proporsi (%)
Total
Jumlah (orang)
Proporsi (%)
Jumlah (orang)
Proporsi (%)
Pria
37
75,51
16
76,19
53
75,71
Wanita
12
24,49
5
23,81
17
24,29
Total
49
100,00
21
100,00
70
100,00
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden secara keseluruhan didominasi oleh pria sebesar 75,71 persen yakni sebanyak 53 orang dan sisanya adalah wanita. Nasabah yang berjenis kelamin pria juga mendominasi masing-masing kategori pengembalian kredit baik yang lancar maupun yang menunggak (75,51 persen dan 76,19 persen).
57
b) Usia Usia diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit karena usia yang lebih muda menunjukkan produktifitas yang lebih tinggi dibanding dengan usia yang lebih tinggi yang mempengaruhi perkembangan usaha ke arah yang lebih baik. Tabel 5.2 Perbandingan Sebaran Usia Responden per Kategori Lancar Menunggak Total Usia Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi (tahun) (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) 17-30 3 6,12 0 0,00 3 4,29 31-40
22
44,90
6
28,57
28
40,00
41-55
17
34,69
12
57,14
29
41,43
> 55
7
14,29
3
14,29
10
14,28
Total
49
100,00
21
100,00
70
100,00
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada kisaran usia 31 tahun hingga 55 tahun yakni sebesar 81,43 persen (40,00% + 41,43%). Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian kredit berada pada kisaran usia 31 tahun hingga 40 tahun yakni sebesar 44,90 persen,
sedangkan
sebagian
besar
responden
yang
menunggak
dalam
pengembalian kredit berada pada kisaran usia 41 tahun hingga 55 tahun. c)
Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah menunjukkan kemampuan manajerial yang semakin baik dalam pengelolaan usaha.
58
Tabel 5.3 Perbandingan Sebaran Tingkat Pendidikan Responden per Kategori Lancar Menunggak Total Jumlah (orang)
Proporsi (%)
Jumlah (orang)
Proporsi (%)
12
24,49
1
4,76
13
18,57
SMP
8
16,33
8
38,10
16
22,86
SMA
25
51,02
11
52,38
36
51,43
Diploma
1
2,04
0
0,00
1
1,43
Sarjana
3
6,12
1
4,76
4
5,71
49
100,00
21
100,00
70
100,00
Pendidikan SD
Total
Jumlah (orang)
Proporsi (%)
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMP hingga SMA yakni sebesar 74,29 persen (22,86% + 51,43 %). Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian kredit berpendidikan SMA yakni sebanyak 51,02 persen, dan sebagian besar responden yang menunggak dalam pengembalian kredit juga berpendidikan SMA yakni sebanyak 52,38 persen. Namun sebagian besar responden yang berpendidikan SD lancar dalam pengembalian kredit yakni sebanyak dua belas orang, sedangkan yang menunggak hanya satu orang. d) Status Nasabah Nasabah lama pastinya memiliki rekam jejak pengembalian kredit dengan lancar di peminjaman sebelumnya sehingga diharapkan dapat mengembalikan kredit dengan lancar dibanding dengan nasabah yang baru meminjam kredit untuk pertama kalinya yang tentunya belum memiliki rekam jejak dalam pengembalian kredit.
59
Tabel 5.4 Perbandingan Sebaran Status Nasabah Responden per Kategori Lancar Status Nasabah Nasabah Lama Nasabah Baru Total
Menunggak
Jumlah (orang)
Proporsi (%)
24
48,98
25 49
Jumlah (orang)
Total
Proporsi (%)
Jumlah (orang)
Proporsi (%)
5
23,81
29
41,43
51,02
16
76,19
41
58,57
100,00
21
100,00
70
100,00
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah nasabah baru yakni sebesar 58,57 persen. Responden yang lancar dalam pengembalian kredit tidak begitu jauh perbedaannya antara nasabah baru maupun nasabah lama yakni masing-masing sebanyak 48,98 persen dan 51,02 persen. Namun, responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar berasal dari nasabah baru yakni sebesar 76,19 persen. e)
Jumlah Tanggungan Keluarga Banyaknya jumlah tanggungan dalam suatu keluarga akan mengakibatkan
bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan dan pada akhirnya akan mengurangi proporsi pendapatan yang sedianya dialokasikan untuk membayar kredit. Hal tersebut tentunya dapat mengurangi kemampuan seseorang dalam membayar angsuran kredit. Tabel 5.5 Perbandingan Sebaran Jumlah Tanggungan Keluarga Responden per Kategori Tanggungan Keluarga (orang)
Lancar Jumlah (orang)
Menunggak
Proporsi (%)
Jumlah (orang)
Proporsi (%)
Total Jumlah (orang)
Proporsi (%)
≤2
20
40,82
8
38,10
28
40,00
>2
29
59,18
13
61,90
42
60,00
Total
49
100,00
21
100,00
70
100,00
60
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah tanggungan keluarga di atas dua orang yakni sebesar 60 persen . Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian kredit memiliki tanggungan keluarga di atas dua orang sebesar 59,18 persen, dan responden yang menunggak dalam pengembalian kredit umumnya juga memiliki tanggungan keluarga diatas dua orang sebesar 61,90 persen. 5.1.2
Perbandingan Karakteristik Usaha Responden Perbandingan karakteristik usaha masing-masing responden diidentifikasi
berdasarkan pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha per bulan, dan total pendapatan usaha bersih per bulan yaitu: a)
Pengalaman Usaha Pengalaman
usaha
menunjukkan
kemapanan
seseorang
dalam
menjalankan suatu usaha. Semakin lama pengalaman usaha seseorang maka kemampuannya dalam mengelola usaha akan semakin baik. Harapannya, semakin lama usaha yang digeluti nasabah KMU, maka peluang keberhasilan usaha akan semakin besar pula dan dengan sendirinya dapat menjamin kemampuan nasabah KMU dalam mengembalikan kredit. Tabel 5.6 Perbandingan Sebaran Pengalaman Usaha Responden per Kategori Lancar Menunggak Total Pengalaman Usaha Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi (tahun) (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) ≤4
14
28,57
9
42,86
23
32,86
5–8
15
30,61
9
42,86
24
34,29
5
10,21
0
0,00
5
7,14
> 12
15
30,61
3
14,28
18
25,71
Total
49
100,00
21
100,00
70
100,00
9 – 12
61
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengalaman usaha di bawah sembilan tahun yakni sebesar 67,15 persen (32,86 % + 34,29%). Sebagian besar responden yang lancar dalam pengembalian kredit memiliki pengalaman usaha kurang dari sembilan tahun yakni sebesar 59,18 persen (28,57% + 30,61%), demikian juga responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki pengalaman usaha kurang dari sembilan tahun yakni sebesar 85,72 persen (42,86% + 42,86%). b) Aset Usaha Aset usaha menunjukkan kemampuan membayar dan menalangi suatu pinjaman sehingga nasabah KMU yang memlilki aset yang besar dinilai mampu mengembalikan kredit dengan lancar dibandingkan dengan nasabah KMU yang aset usahanya lebih kecil. Tabel 5.7 Perbandingan Sebaran Aset Usaha Responden per Kategori Lancar Menunggak Total Aset Usaha Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi (juta rupiah) (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) ≤ 50
20
40,82
4
19,05
24
34,29
> 50 - 100
15
30,61
10
47,62
25
35,71
> 100
14
28,57
7
33,33
21
30,00
Total
49
100,00
21
100,00
70
100,00
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki aset usaha di bawah seratus juta rupiah yakni sebesar 70 persen (34,29% + 35,71%). Responden yang lancar dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki aset usaha di bawah lima puluh juta rupiah yakni sebesar 40,82 persen, sedangkan responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar
62
memiliki aset usaha di atas lima puluh juta rupiah yakni sebesar 80,95 persen (47,62% + 33,33%). c)
Omzet Usaha Semakin tinggi omzet usaha yang dimiliki nasabah KMU tentunya akan
meningkatkan keseluruhan jumlah penjualan usahanya dalam kurun waktu tertentu sehingga diharapkan mampu mengembalikan kredit dengan lancar. Tabel 5.8 Perbandingan Sebaran Omzet Usaha Responden per Kategori Lancar Menunggak Total Omzet Usaha (juta Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi rupiah/bulan) (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) ≤ 25 24 48,98 8 38,09 32 45,71 > 25 - 50
14
28,57
9
42,86
23
32,86
> 50
11
22,45
4
19,05
15
21,43
Total
49
100,00
21
100,00
70
100,00
Berdasarkan Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki omzet usaha per bulan di bawah lima puluh juta rupiah yakni sebesar 78,57 persen (45,71% + 32,86%). Responden yang lancar dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki omzet usaha per bulan di bawah dua puluh lima juta rupiah yakni sebesar 48,98 persen, sedangkan responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki omzet usaha per bulan antara dua puluh lima juta rupiah hingga lima puluh juta rupiah yakni sebesar 42,86 persen. d) Total Pendapatan Usaha Bersih Pendapatan merupakan sumber pemenuhan kebutuhan hidup bagi pelaku usaha dan keluarganya. Semakin tinggi total pendapatan usaha nasabah KMU maka semakin tinggi pula kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Kaitannya dalam pengembalian kredit ialah dengan tingginya total pendapatan nasabah
63
KMU maka kemampuannya dalam mengembalikan kredit dengan lancar akan terjamin. Tabel 5.9 Perbandingan Sebaran Total Pendapatan Bersih Usaha Responden per Kategori Total Lancar Menunggak Total Pendapatan Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi (juta (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) rupiah/bulan) ≤1 16 32,65 4 19,05 20 28,58 > 1 – 2,5 13 26,53 12 57,14 25 35,71 > 2,5 20 40,82 5 23,81 25 35,71 Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00 Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki total pendapatan per bulan di atas satu juta rupiah yakni sebesar 71,42 persen (35,71% + 35,71 %). Responden yang lancar dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki total pendapatan per bulan di atas dua setengah juta rupiah yakni sebesar 40,82 persen, sedangkan responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar memiliki total pendapatan per bulan di bawah dua setengah hingga satu juta rupiah yakni sebesar 57,14 persen. 5.1.3
Perbandingan Karakteristik Kredit Responden Karakteristik kredit responden baik dengan kategori lancar maupun
menunggak diklasifikasikan berdasarkan variabel plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan kredit, pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga yaitu: a)
Plafond Pinjaman Besarnya plafond kredit yang diberikan oleh bank tergantung dari jumlah
permintaan dan penilaian kemampuan pembayaran seorang debitur. Namun, jumlah plafond yang besar juga akan mengakibatkan beban angsuran yang besar
64
pula bagi nasabah KMU dalam pelunasannya sehingga menimbulkan resiko terhambatnya pengembalian kredit oleh debitur. Tabel 5.10 Perbandingan Sebaran Plafond Pinjaman Responden per Kategori Lancar Menunggak Total Plafond Pinjaman Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi (juta (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) rupiah) 30,61 3 14,29 18 25,72 15 ≤ 10 > 10 - 25
14
28,57
6
28,57
20
28,57
> 25 – 50
16
32,65
11
52,38
27
38,57
> 50
4
8,17
1
4,76
5
7,14
Total
49
100,00
21
100,00
70
100,00
Berdasarkan Tabel 5.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar reponden memperoleh plafond kredit antara >Rp 25 juta hingga Rp 50 juta yakni sebesar 38,57 persen. Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian kredit juga memperoleh plafond dengan kisaran nilai tersebut yaitu sebanyak 32,65 persen dari responden yang lancar dan 52,38 persen dari responden yang menunggak. b) Jangka Waktu Pelunasan Kredit Jangka waktu pelunasan kredit merupakan waktu jatuh tempo seorang nasabah KMU dalam membayar seluruh nilai pinjaman yang diberikan termasuk pembayaran bunganya. Semakin panjang waktu yang diberikan, maka beban debitur dalam membayar angsuran akan semakin ringan/longgar.
65
Tabel 5.11 Perbandingan Sebaran Jangka Waktu Pelunasan Kredit Responden per Kategori Jangka Lancar Menunggak Total Waktu Pelunasan Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Kredit (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) (tahun) ≤1 3 6,12 0 0,00 3 4,28 >1-2 27 55,10 8 38,09 35 50,00 >2–3 19 38,78 4 19,05 23 32,86 >3 0 0,00 9 42,86 9 12,86 Total 49 100,00 21 100,00 70 100,00 Berdasarkan Tabel 5.11 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menerima kredit dengan jangka waktu pelunasan di atas satu hingga dua tahun yakni sebesar 50,00 persen. Responden yang lancar dalam pengembalian kredit sebagian besar menerima kredit dengan jangka waktu pelunasan di atas satu hingga dua tahun yakni sebesar 55,10 persen, sedangkan responden yang menunggak dalam pengembalian kredit sebagian besar menerima kredit dengan jangka waktu pelunasan di atas tiga tahun yakni sebesar 42,86 persen. c)
Pengalaman Kredit Pengalaman kredit merupakan frekuensi/intensitas nasabah KMU dalam
memperoleh pinjaman kredit dari lembaga keuangan. Pihak Bank Jabar Banten tentunya akan memberikan kepercayaan lebih pada nasabah KMU yang telah melunasi seluruh pinjaman kreditnya dengan lancar pada masa lalu. Tabel 5.12 Perbandingan Sebaran Pengalaman Kredit Responden per Kategori Lancar Menunggak Total Pengalaman Kredit Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi (kali) (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) 28 57,14 17 80,95 45 64,29 0 1
18
36,74
3
14,29
21
30,00
2
3
6,12
1
4,76
4
5,71
49
100,00
21
100,00
70
100,00
Total
66
Berdasarkan Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden belum pernah memiliki pengalaman dalam menerima kredit yakni sebesar 64,29 persen. Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian kredit juga belum memiliki pengalaman kredit yakni sebesar 57,14 persen dari responden yang lancar dan 80,95 persen dari responden menunggak. d) Jaminan Kredit Jaminan kredit yaitu aset pihak nasabah KMU yang dijanjikan kepada kreditur jika nasabah KMU tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Semakin besar nilai jaminan yang diberikan nasabah KMU pada saat penerimaan kredit maka keseriusannya dalam mengembalikan kredit akan semakin tinggi juga agar jaminannya kembali sehingga diharapkan mampu mengembalikan kredit dengan lancar. Tabel 5.13 Perbandingan Sebaran Jaminan Kredit Responden per Kategori Jaminan Lancar Menunggak Total Kredit Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi (juta (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) rupiah) 12 24,49 5 23,81 17 24,28 ≤ 50 > 50 - 100
17
34,69
12
57,14
29
41,43
> 100
20
40,82
4
19,05
24
34,29
Total
49
100,00
21
100,00
70
100,00
Berdasarkan Tabel 5.13 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki jaminan kredit di atas lima puluh juta rupiah yakni sebesar 75,72 persen (41,43% + 34,29%). Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian kredit juga memiliki jaminan kredit di atas
67
lima puluh juta rupiah yakni sebesar 75,51 persen dari responden yang lancar dan 75,72 persen dari yang menunggak. e)
Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga yaitu persentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat suku bunga kredit maka beban angsuran bunga akan semakin tinggi juga yang mengakibatkan peluang nasabah KMU dalam pengembalian kredit akan semakin kecil. Tabel 5.14 Perbandingan Sebaran Tingkat Suku Bunga Responden per Kategori Lancar Menunggak Total Tingkat Suku Bunga Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi (%) (orang) (%) (orang) (%) (orang) (%) 49 100,00 13 61,90 62 88,57 16 16,5
0
0,00
8
38,10
8
11,43
Total
49
100,00
21
100,00
70
100,00
Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden meminjam kredit dengan tingkat suku bunga 16 persen yakni sebesar 88,57 persen. Sebagian besar responden yang tergolong lancar maupun menunggak dalam pengembalian kredit juga meminjam kredit pada tingkat suku bunga 16 persen yakni sebesar 100 persen dari responden yang lancar dan 61,90 persen dari responden yang menunggak. 5.2 Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pengembalian Kredit Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi nasabah dalam mengembalikan Kredit Mikro Utama adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan usaha
68
bersih, plafond
kredit, jangka waktu pengembalian kredit, status nasabah,
pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga. Variabel respon dalam hal ini terdiri dari dua alternatif pilihan yaitu debitur yang lancar dalam pengembalian angsuran pokok maupun bunga (1), dan debitur yang tidak lancar dalam pengembalian angsuran pokok maupun bunga (0). Berdasarkan output hasil pengolahan SPSS 13 dengan tingkat kepercayaan 90 persen (α = 0,1), nilai uji statistik G untuk model regresi logistik ini adalah 85,521 dengan nilai P 0,001. Hal ini berarti menolak H0 atau minimal ada satu nilai β% tidak sama dengan nol. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel diantara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan, plafond kredit, jangka waktu pengembalian kredit, status nasabah, pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama di Bank Jabar Banten KCP Dramaga. Uji Goodness of Fit yang terdiri dari uji Hosmer-Lemeshow menunjukkan bahwa semua nilai P sebesar 0,743 atau lebih besar dari 10 persen (α = 0,1). Hal ini menunjukkan bahwa model yang diperoleh dari analisis regresi logistik sudah fit. Hasil uji persentase kebenaran model menunjukkan kemampuan model dalam memprediksi kebenaran dari sub kategori menunggak adalah sebesar 81 persen, sedangkan untuk sub kategori lancar sebesar 98 persen, dan total persentase kebenaran model dalam memprediksi data penelitian ini adalah sebesar 92,9 persen. Hasil
pengolahan
regresi
logistik
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengembalian Kredit Mikro Utama dapat dilihat pada Tabel 5.15.
69
Tabel 5.15 Hasil Pengolahan Regresi Logistik Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Mikro Utama pada BPD Jabar Banten KCP Dramaga Variabel Koefisien P-Value Odds Ratio Jenis Kelamin (0)
1,706
0,224
5,50
Usia
-0,171
0.040
0,843
Tingkat Pendidikan
-0,504
0,087
Status Nasabah (0)
-3,506
0,248
0,030
Tanggungan Keluarga
-0,037
0,964
0,964
Pengalaman Usaha
-25,376
0,999
0,000
Pengalaman Usaha (1)
-25,740
0,999
0,000
Pengalaman Usaha (2)
-25,586
0,999
0,000
0,000
0,377
1,000
Omzet Usaha
-5,814
0,111
0,003
Omzet usaha (1)
-3,275
0,225
0,038
Total Pendapatan
-7,029
1,000
0,001
Total Pendapatan (1)
-6,966
1,000
0,001
-13,012
1,000
0,000
Plafond Pinjaman (1)
-8,100
1,000
0,000
Plafond Pinjaman (2)
-1,480
0,441
0,228
Jangka Waktu Pelunasan
-1,181
0,128
0,834
Pengalaman Kredit
-1,304
0,562
0,271
0,000
0,018
1,000
-17,131
1,000
0,000
Aset Usaha
Plafond Pinjaman
Jaminan Kredit Tingkat Suku Bunga (0)
0,604
Dari hasil pengolahan dengan menggunakan regresi logistik dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh nyata (signifikan) dan tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap pengembalian tunggakan kredit
70
mikro utama. Identifikasi variabel yang signifikan dapat dilihat dari nilai P variabel yang bersangkutan. Bila nilai P suatu variabel lebih kecil dari 10 persen (P < 0,1) maka variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit mikro utama. Demikian juga sebaliknya, jika nilai P suatu variabel lebih besar dari 10 persen (P > 0,1) maka variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit mikro utama. Adapun variabel-variabel yang signifikan dari hasil analisis regresi logistik adalah usia, tingkat pendidikan, dan jaminan kredit. Hal ini dapat dilihat dari nilai P variabel-variabel tersebut dimana untuk variabel usia sebesar 0,039, variabel tingkat pendidikan adalah sebesar 0,087, dan untuk variabel jaminan kredit sebesar 0,018, dimana nilai P masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 10 persen (P < 0,1). Sedangkan variabel independen yang tidak signifikan pengaruhnya bagi pengembalian kredit mikro utama adalah jenis kelamin, tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan usaha bersih, plafond
kredit, jangka waktu pengembalian kredit,
status debitur, pengalaman kredit, dan tingkat suku bunga. dimana nilai P dari masing-masing variabel-variabel tersebut lebih besar dari 10 persen (P > 0,1). 5.2.1 Analisis Pengaruh Karakteristik Pengembalian Kredit
Personal
terhadap
Tingkat
Karakteristik personal yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian Kredit Mikro Utama terdiri dari varibel jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, dan pengalaman usaha. Berdasarkan output hasil olahan SPSS 13, pengaruh masing-masing variabel tersebut diuraikan sebagai berikut:
71
a.
Variabel Jenis Kelamin Seorang wanita biasanya lebih mengedepankan perasaan daripada pikiran
dalam melakukan suatu tindakan, sedangkan pria sebalikanya. Wanita juga disinyalir lebih perhatian terhadap permasalahan utang dan dinilai memiliki kesungguhan yang lebih dalam membayar angsuran kredit dibanding pria, sehingga diduga bahwa perilaku
pengembalian
KMU (lancar maupun
menunggak) berkaitan dengan perbedaan jenis kelamin tersebut. Didukung oleh penjelasan tersebut di atas, maka jenis kelamin wanita diberi nilai 1 sebagai variabel dummy yang artinya mendukung kelancaran pengembalian KMU dan jenis kelamin pria diberi nilai 0. Bardasarkan output hasil olahan, ternyata variabel dummy jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang nyata dalam kelancaran pengembalian kredit. Nilai P variabel jenis kelamin pria lebih besar dari 10 persen (P > 0,1) yaitu sebesar 0,224 sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa jenis kelamin pria berpengaruh nyata pada kelancaran pengembalian KMU. b.
Variabel Usia Usia diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit
karena usia yang lebih muda menunjukkan produktifitas yang lebih tinggi dibanding dengan usia yang lebih tinggi yang mempengaruhi perkembangan usaha ke arah yang lebih baik. Nilai odds ratio variabel usia sebesar 0,843. Hal ini menandakan bahwa peluang nasabah KMU yang berusia lebih tua satu tahun dalam mengembalikan kredit dengan lancar adalah 0,843 kalinya dibandingkan dengan nasabah KMU yang umurnya lebih muda (satu tahun), dengan asumsi variabel lainnya tetap.
72
Atau dengan kata lain semakin tinggi usia nasabah KMU, maka peluang mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil. Nilai P variabel usia sebesar 0,040 atau lebih kecil dari 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sudah cukup bukti untuk mengatakan bahwa veriabel usia berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama. c.
Variabel Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah menunjukkan kemampuan manajerial yang semakin baik dalam pengelolaan usaha. Berdasarkan output hasil olahan didapat nilai nilai odds ratio tingkat pendidikan sebesar 0,604. Hal ini menunjukkan peluang nasabah KMU yang tingkat pendidikannya satu tingkat lebih tinggi dalam mengembalikan kredit dengan lancar adalah 0,604 kalinya dibandingkan dengan nasabah KMU yang tingkat pendidikannya lebih rendah (satu tingkat dibawah), dengan asumsi variabel lainnya tetap. Atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan nasabah KMU maka peluang mengembalikan KMU dengan lancar semakin kecil. Nilai P variabel tingkat pendidikan sebesar 0.087 atau lebih kecil dari 10 persen, sehingga sudah cukup bukti untuk menyatakan bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama. d.
Variabel Status Nasabah Nasabah KMU lama pastinya memiliki rekam jejak pengembalian kredit
dengan
lancar
di
peminjaman
sebelumnya
sehingga
diharapkan
dapat
mengembalikan kredit dengan lancar dibanding dengan nasabah KMU yang baru
73
meminjam kredit untuk pertama kalinya yang tentunya belum memiliki rekam jejak dalam pengembalian kredit. Berdasarkan output hasil olahan didapat nilai P variabel nasabah baru adalah 0,248 atau lebih besar dari 10 persen sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa variabel status nasabah baru berpengaruh nyata dalam pengembalian kredit. e.
Variabel Tanggungan Keluarga Banyaknya jumlah tanggungan dalam suatu keluarga akan mengakibatkan
bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan dan pada akhirnya akan mengurangi proporsi pendapatan yang sedianya dialokasikan untuk membayar kredit. Hal tersebut tentunya dapat mengurangi kemampuan nasabah KMU dalam membayar angsuran kredit. Nilai P variabel tanggungan keluarga sebesar 0,964 atau lebih besar dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tanggungan keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama. 5.2.2 Analisis Pengaruh Pengembalian Kredit Karakteristik
usaha
Karakteristik
yang
diduga
Usaha
terhadap
berpengaruh
terhadap
Tingkat
tingkat
pengembalian Kredit Mikro Utama terdiri dari variabel pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, dan total pendapatan usaha. Berdasarkan output hasil olahan SPSS 13, pengaruh masing-masing variabel tersebut diuraikan sebagai berikut: a.
Variabel Pengalaman Usaha Pengalaman
usaha
menunjukkan
kemapanan
seseorang
dalam
menjalankan suatu usaha. Semakin lama pengalaman usaha seseorang maka kemampuannya dalam mengelola usaha akan semakin baik. Harapannya, semakin lama usaha yang digeluti maka peluang keberhasilan usaha akan semakin besar pula dan dengan sendirinya dapat menjamin kemampuan nasabah KMU dalam
74
mengembalikan kredit. Nilai P variabel pengalaman usaha lebih besar dari 0,1 yakni 0,999 sehingga belum cukup bukti untuk menyatakan bahwa variabel pengalaman usaha berpengaruh nyata pada kelancaran pengembalian Kredit Mikro Utama. b.
Variabel Aset Aset usaha menunjukkan kemampuan membayar dan menalangi suatu
pinjaman sehingga nasabah KMU yang memiliki aset usaha yang besar dinilai mampu mengembalikan KMU dengan lancar dibandingkan dengan nasabah KMU yang aset usahanya lebih kecil. Nilai P variabel aset sebesar 0,377 atau lebih besar dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel aset usaha tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama. c.
Variabel Omzet Usaha Semakin tinggi omzet usaha yang dimiliki nasabah KMU tentunya akan
meningkatkan keseluruhan jumlah penjualan usahanya dalam kurun waktu tertentu sehingga diharapkan mampu mengembalikan kredit dengan lancar. Nilai P variabel omzet usaha lebih besar dari 0,1 yakni masing-masing per kategori sebesar 0,279, 0,111, dan 0,225. Hal ini menandakan bahwa variabel omzet usaha tidak signifikan dalam pengembalian kredit. d.
Total Pendapatan Usaha Pendapatan merupakan sumber pemenuhan kebutahan hidup bagi pelaku
usaha dan keluarganya. Semakin tinggi total pendapatan usaha seseorang maka semakin tinggi pula kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan. Kaitannya dalam pengembalian kredit ialah dengan tingginya total pendapatan usaha nasabah KMU maka kemampuannya dalam mengembalikan KMU dengan lancar akan
75
terjamin. Nilai P variabel total pendapatan usaha lebih besar dari 1 yakni 1,000. Hal ini menandakan bahwa variabel total pendapatan usaha tidak berpengaruh nyata dalam pengembalian Kredit Mikro Utama. 5.2.3 Analisis Pengaruh Pengembalian Kredit Karakteristik
kredit
Karakteristik
yang
diduga
Kredit
terhadap
berpengaruh
terhadap
Tingkat
tingkat
pengembalian Kredit Mikro Utama terdiri dari varibel plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan. pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga. Berdasarkan output hasil olahan SPSS 13, pengaruh masing-masing variabel tersebut diuraikan sebagai berikut: a.
Variabel Plafond Pinjaman Besarnya plafond kredit yang diberikan oleh bank tergantung dari jumlah
permintaan dan penilaian kemampuan pembayaran seorang debitur. Namun, jumlah plafond yang besar juga akan mengakibatkan beban angsuran yang besar pula bagi nasabah KMU dalam pelunasannya sehingga menimbulkan resiko terhambatnya pengembalian KMU. Nilai P variabel plafond pinjaman semuanya di atas 10 persen yakni masing-masing per kategori sebesar 1,000, 1,000, dan 0,441 sehingga variabel plafond pinjaman tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. b.
Variabel Jangka Waktu Pelunasan Jangka waktu pelunasan kredit merupakan waktu jatuh tempo seorang
debitur dalam membayar seluruh nilai pinjaman yang diberikan termasuk pembayaran bunganya. Semakin panjang waktu yang diberikan maka beban nasabah KMU dalam membayar angsuran akan semakin ringan/longgar. Nilai P variabel jangka waktu pelunasan adalah 0,128 atau lebih besar dari 0,1. Hal ini
76
menandakan bahwa variabel jangka waktu pelunasan tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kredit Mikro Utama. c.
Variabel pengalaman kredit Pengalaman
kredit
merupakan
frekuensi/intensitas
debitur
dalam
memperoleh pinjaman kredit dari lembaga keuangan. Pihak Bank Jabar Banten tentunya akan memberikan kepercayaan lebih pada nasabah KMU yang telah melunasi seluruh pinjaman kreditnya dengan lancar pada masa lalu. Berdasarkan output hasil olahan didapat nilai P variabel pengalaman kredit adalah 0,562 atau lebih besar dari 10 persen sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa variabel pengalaman kredit berpengaruh nyata terhadap pengembalian KMU. d.
Variabel Jaminan Kredit Jaminan kredit yaitu aset pihak debitur yang dijanjikan kepada kreditur
jika debitur tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Semakin besar nilai jaminan yang diberikan nasabah KMU pada saat penerimaan kredit maka keseriusannya dalam mengembalikan KMU akan semakin tinggi juga agar jaminannya kembali sehingga diharapkan mampu mengembalikan KMU dengan lancar. Nilai odds ratio variabel jaminan adalah 1,000. Hal ini menandakan bahwa peluang nasabah dengan jaminan yang nilainya besar dalam mengembalikan kredit dengan lancar adalah sama dengan peluang nasabah yang nilai jaminan kreditnya lebih kecil kecil atau dengan kata lain menandakan bahwa besar kecilnya nilai jaminan yang diberikan nasabah pada saat penerimaan kredit tidak dapat dijadikan patokan dalam pengembalian kredit
dengan lancar. Nilai P
variabel jaminan adalah 0,018 atau di atas 10 persen sehingga sudah cukup bukti
77
untuk mengatakan bahwa variabel jaminan berpengaruh nyata terhadap pengembalian KMU. e.
Variabel tingkat suku bunga Tingkat suku bunga yaitu persentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat suku bunga kredit maka beban angsuran bunga akan semakin tinggi juga yang mengakibatkan peluang nasabah KMU dalam pengembalian kredit akan semakin kecil. Berdasarkan output hasil olahan didapat nilai P variabel tingkat suku bunga 16,5 persen adalah 1,00 atau lebih besar dari 0,1 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tingkat suku 16,5 persen pengembalian Kredit Mikro Utama. .
bunga tidak berpengaruh pada tingkat