LARUTAN OBAT TETES
PEMBAGIAN SEDIAAN CAIR
PER ORAL : ORAL : TOPIKAL : PARENTERAL : KHUSUS :
LARUTAN Adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau dalam campuran pelarut yang saling bercampur
KOMPONEN LARUTAN
SOLVENDUM = SOLUTE = ZAT TERLARUT 1. Zat Padat 2. Zat Cair SOLVEN = PELARUT 1. Air 2. Alkohol 3. Minyak 4. Gliserol 5. Propilenglikol
PENGGOLONGAN LARUTAN 1. 2. 3. 4.
Berdasarkan cara pemberian Berdasarkan jenis pelarut Berdasarkan tujuan penggunaan Berdasarkan molekul ion
BERDASARKAN CARA PEMBERIAN
Larutan Per Oral Larutan Oral Larutan Topikal Larutan Parenteral
BERDASARKAN JENIS PELARUT
Larutan dalam air Larutan dalam alkohol Larutan dalam minyak Larutan dalam pelarut yang lain : propilen glikol, gliserol, pelarut campur
BERDASARKAN TUJUAN PENGGUNAAN
Larutan Steril meliputi : Larutan parenteral dan Larutan untuk penggunaan luar yaitu pada pengobatan luka atau kulit terbuka. contohnya : 1. Larutan Parenteral : Injeksi, Infus 2. Larutan Dialisa Intra Peritonial (Pencuci darah) 3. Larutan Irigasi Kandung Kemih (Pembersih kandung kemih)
BERDASARKAN TUJUAN PENGGUNAAN
Larutan tidak Steril 1. Larutan obat dalam (Oral dan Per oral) 2. Larutan Topikal (Larutan uuntuk permukaan kulit utuh)
BERDASARKAN TUJUAN PENGGUNAAN
Larutan Anti Septik Larutan ini tidak boleh digunakan lebih dari satu minggu setelah tutup dibuka. Untuk Larutan aanti septik yang digunakan untuk luka, pada mata dan yang dimasukkan ke dalam rongga tubuh harus disterilkan terlebih dahulu. Larutan antiseptik yang disterilkan didalam wadah tertutup harus dapat dibedakan dengan wadah untuk larutan infus, pada etiket harus tertera “Larutan Steril tidak disuntikkan”
BERDASARKAN MOLEKUL ION
Larutan Mikromolekular Adalah suatu larutan yang mengadung keseluruhan mikro unit yang terdiri dari molekul atau ion, seperti alkohol, sukrosa, gliserol, ion Na dan ion Cl
BERDASARKAN MOLEKUL ION
Larutan Miselar Adalah larutan dengan solute terdiri dari agregat atau misel dari solute molekul atau ion. Sifat-sifat larutan miselar secara visual seperti kejernihan, kekentalan adalah sama dengan larutan mikromolekul, tetapi nilai tetapan fisika seperti tekanan uap, tekanan osmosa, hantaran listriknya berbeda dengan larutan mikro molekular.
BERDASARKAN MOLEKUL ION
Larutan Makro Molekul adalah suatu sistem dimana solutenya merupakan dispersi molekular seperti pada larutan mikromolekuler. Perbedaannnya hanya pada aspek BM dan ukuran partikel. Contohnya : Larutan PGA, CMC, PVP
Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain, maka akan terbentuk tipe larutan sebagai berikut : 1. Larutan Encer Bila jumlah zat terlarut A kecil 2. Larutan Pekat Bila mengandung zat terlarut A yang besar 3. Larutan Jenuh Larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam pelarut pada tekanan dan suhu tertentu 4. Larutan Lewat jenuh Jumlah zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air pada suhu kamar.
Dalam pembuatan suatu larutan maka harus diketahui kelarutan bahan obat dalam pelarut terutama kelarutannya dalam air.
Kelarutan suatu zat dinyatakan dalam Farmakope Indonesia dengan : Banyaknya volume pelarut yang diperlukan untuk melarutkan 1 bagian bobot zat padat/ 1 bagian volume zat cair pada suhu 20 C Kelarutan yang tidak disertai angka menunjukkan kelarutan zat pada suhu kamar
OBAT-OBAT TETES 1. Obat tetes Oral
2. Obat tetes telinga (auricularies) = Otic preparation 3. Obat tetes hidung ( guttae nasales) 4. Obat tetes mata (guttae opthalmicae)
OBAT TETES ORAL Biasanya merupakan larutan sejati atau suspensi yang dimaksudkan untuk pemakaian per oral Biasanya untuk bayi dan anak-anak yang susah menelan.
OBAT TETES MATA Adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata (FI III) Adalah larutan steril bebas partikel asing, merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai untuk digunakan pada mata (FI IV)
Salah satu pengobatan pada mata yang tertua adalah penggunaan ekstrak hati yang dioleskan pada mata. Pengobatan pada mata sangat berkembang pada zaman kerajaan romawi kuno.
PENGGUNAAN Obat tetes mata banyak digunakan sebagai : 1. Anti alergi 2. Anti bakteri : 3. Anti virus : 4. Glaucoma 5. Lokal anastesi
SYARAT-SYARAT OBAT TETES MATA 1.
2. 3. 4.
5.
Jernih Isotonis Isohidris Steril Stabilitas
1. JERNIH Sediaan tetes mata harus jernih, bebas dari partikel asing dan melayang. Cara yang paling sederhana untuk menjamin kejernihan sediaan adalah dengan melakukan penyaringan. Penggunaan polysorbat 20 dan polysorbat 80 dengan konsentrasi mak 1% bisa juga digunakan untuk menjernihkan sediaan tetes mata.
ISOTONIS Cairan mata memiliki tonisitas yang ekuivalen dengan larutan NaCl 0,9%, namun mata masih bisa mentoleril paling rendah 0,6% dan paling tinggi 1,8%. Beberapa obat mata menjadi hipertonis karena komposisi bahan aktif yang besar, sebagian lain menjadi hipotonis. Pada sediaan yang hipotonis biasanya ditambahkan zat pengisotonis seperti : 1. NaCl 2. Asam Borak 3. Dextrosa Sediaan yang hipertonis lebih diterima dibandingkan hipotonis. Untuk menentukan berapa jumlah zat pengisotonis yang ditambahkan dapat digunakan nilai ekivalensi NaCl.
ISOHIDRIS Sediaan obat tetes mata harus memiliki pH = pH cairan air mata (isohidris), tujuannya untuk menghindari timbulnya rasa perih pada mata pada waktu diteteskan. Tapi lebih disyaratkan untuk menyamakan pH sediaan dengan pH stabilitas dari zat aktif, tujuannya untuk menghindari timbulnya fluktuasi pH sediaan selama penyimpanan yang bisa mempengaruhi stabilitas zat dan sediaan. Untuk mengatasinya maka ditambahkan buffer.
STERILITAS Sediaan tetes mata HARUS steril. Cara sterilisasi : 1. Filtrasi dengan menggunakan membran filter steril ukuran pori : 0,45 µm atau 0,2 µm dan langsung disaring kedalam wadah yang steril. 2. Pemanasan kering 3. Autocalving 4. Sterilisasi gas dengan etilen oksida.
ZAT TAMBAHAN 1. 2. 3. 4. 5.
Pengawet Pengisotonis Peningkat viskositas Anti oksidan Pendapar
PENGAWET Kebanyakan sediaan tetes mata dikemas dalam kemasan dosis ganda. Maka sediaan tetes mata harus ditambahkan zat pengewet. Pengawet yang digunakan harus kompatible dengan zat aktif dan zat tambahan yang lain. Jenis pengawet yang biasa digunakan : 1. Klorobutanol (mak : 0,5%) 2. Benzalkonium klorida (mak : 0,013%) 3. Benzetonium klorida (mak : 0,01%) 4. Fenil mercuri acetat (mak : 0,004%) 5. Fenil mercuri nitrat (mak : 0,004%) 6. Thimerosol (mak : 0,01%) 7. Para hidroksi benzoat (mak : 0,1%)
PENGISOTONIS Zat pengisotonis yang biasa digunakan : 1. NaCl 2. Asam Borak 3. Dextrosa
ZAT PENINGKAT VISKOSITAS Tujuan : Bila sediaan tetes mata kental maka waktu tinggal dan kontak dengan mata lebih lama sehingga meningkatkan waktu bagi zat untuk diadsorbsi dan efektif. Yang biasa digunakan : 1. HEC (0,8 %) 2. HPMC (1%) 3. Metil selulosa (2%) 4. Polyvinyl alkohol (1,4%) 5. PVP (1,7%) Tapi pada penambahan zat pengingkat viskositas tetap harus diperhatikan kejernihan sediaan.
ANTI OKSIDAN Digunakan pada zat aktif tertentu Yang biasa digunakan : 1. Ethylenediaminetetraacetat acid (mak 0,1%) 2. Na bisulfit (mak 0,1%) 3. Na metabisulfit (mak 0,1%) 4. Thiourea (mak 0,1%)
PENYIMPANAN, PENGEMASAN DAN LABELING
Tetes mata dikemas dalam botol tetes steril Untuk tetes mata sekali pakai (dosis tunggal) maka dikemas dalam syringe steril tanpa jarum. Sediaan disimpan pada temperatur kamar atau di kulkas tapi bukan difreezer Labeling :
KONSELING PASIEN
Cara penggunaan Penyimpanan