PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT SEDIAAN CAIR ORAL PADA PENDAMPING PASIEN ANAK TAHUN 2015 (Studi Kasus Rumah Sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh : Melantina Maria NIM : 098114035
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT SEDIAAN CAIR ORAL PADA PENDAMPING PASIEN ANAK TAHUN 2015 (Studi Kasus Rumah Sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh : Melantina Maria NIM : 098114035
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” Lukas 1:37 Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Segala hormat syukur hanya bagi Tuhan (GMB-Segala Kemuliaan) Naskah ini kupersembahkan bagi Tuhan Yesus Kristus untuk diperkenankan-Nya menjadi berkat bagi almamaterku.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya dengan perkenanan-Nyalah skripsi yang berjudul “PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT SEDIAAN CAIR ORAL PADA PENDAMPING PASIEN ANAK TAHUN 2015 (Studi Kasus Rumah Sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta)” dapat selesai tepat waktu. Penulis menyampaikan terima kasih kepada setiap pihak yang terlibat dalam penyusunan naskah ini. 1.
Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. Sebagai pembimbing yang sabar dalam memberikan bimbingan selama proses penyusunan karya ini.
2.
Semua responden yang berkontribusi besar selama dilaksanakannya penelitian ini.
3.
Selaku Ketua Program Studi S-1 Farmasi Universitas Sanata Darma Yogyakarta.
4.
Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., Ibu Dita Maria Virginia, S.Farm., Apt., M.Sc. selaku Penguji yang telah banyak memberi arahan dan meluangkan waktu serta memberi motivasi demi terselesaikannya skripsi ini.
5.
Para dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyelesaian naskah skripsi ini.
6.
Seluruh pihak yang memberikan izin penelitian Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
7.
Seluruh pihak yang memberikan izin penelitian Posyandu Rumah Susun Sonalewah setempat.
8.
Dekan dan segenap staf Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang mendukung dilakukannya penelitian ini.
9.
Seluruh pihak yang memberikan izin penelitian Posyandu Rumah Susun Sonalewah setempat.
10.
Keluarga yang setia memberi doa dan dukungan.
11.
Maya, Wuri, Defilia, Gida, seluruh teman Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma angkatan 2009, rekan pelayanan dan saudara saudari komsel yang selalu memberikan doa dan semangat selama pengerjaan penelitian.
12.
Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang selalu mendukung dan menyemangati penulis dalam menuntaskan karya ini. Akhir kata, penulis mengakui bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan karya ini sehingga penulis terbuka menerima kritik dan saran untuk menyempurnakan karya ini. Penulis berharap semoga karya ini bisa memberikan kontribusi dalam penyusunan instrumen pengukuran atribut psikososial di bidang kesehatan, khususnya dalam bidang kefarmasian.
Yogyakarta, 29 Desember 2016 Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ HALAMAN KEASLIAN KARYA ........................................................ LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
I ii iii iv v
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……….
vi
PRAKATA…………………………………………………………….. DAFTAR ISI ............................................................................................ DAFTAR TABEL ................................................................................... DAFTAR GAMBAR ............................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... INTISARI ................................................................................................ ABSTRACT .............................................................................................
vii ix xi xii xii xv xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1. Permasalahan ........................................................................ 2. Keaslian Penelitian ............................................................... 3. Manfaat Penelitian ................................................................ B. Tujuan Penelitian ...................................................................... 1. Tujuan Umum ...................................................................... 2. Tujuan Khusus .....................................................................
1 4 4 6 7 7 7
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Pengetahuan .............................................................................. 1. Pengertian ............................................................................. 2. Tingkat Pengetahuan ............................................................ B. Informasi Umum Obat .............................................................. C. Sediaan Cair Oral...................................................................... D. Sendok Takar ............................................................................ E. Standar Pemberian Informasi ................................................... F. Keterangan Empiris ..................................................................
8 8 9 11 12 12 15 16
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ B. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... C. Definisi Operasional ................................................................. D. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... E. Subyek Penelitian ..................................................................... F. Sampling ................................................................................... G. Bahan Penelitian......................................................................... H. Instrumen Penelitian................................................................... I. Tata Cara Penelitian ................................................................... 1. Tahap Pra Penelitian .............................................................. 2. Tahap Pengumpulan Data ...................................................... 3. Tahap Pengolahan Data.......................................................... J. Tata Cara Analisis Hasil ............................................................ 1. Karakteristik Responden ........................................................ 2. Pengetahuan ........................................................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ............................................................ 1. Usia Responden ..................................................................... 2. Jenis Kelamin......................................................................... 3. Tingkat Pendidikan ................................................................ 4. Jenis Pekerjaan....................................................................... B. Frekuensi Pembelian Obat dan Penggunaan Sendok Takar di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima Yogyakarta ............................................................................. 1. Frekuensi Pembelian Obat ..................................................... 2. Frekuensi Penggunaan sendok takar sediaan cair oral .......... C. Pengetahuan Pendamping pasien terhadap penggunaan sendok takar sediaan cair oral ................................................................ BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... B. Saran.......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. LAMPIRAN…………………………………………………………… x
18 19 19 20 20 21 22 24 25 25 28 29 30 30 32
33 34 35 36 38
39 39 41
42
4949 49 50 53
2. Pengetahuan………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
DAFTAR TABEL Tabel I. Pokok Bahasan Pengetahuan Pendamping Pasien terhadap penggunaan obat sediaan cair oral…………………………. Tabel II. Pengetahuan Pendamping Pasien terhadap penggunaan obat takar sediaan cair oral……………….......................................
xi
22 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alat ukur obat cair seperti cup, sendok takar dan droppers Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan usia ............................... Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ................ Gambar 4.Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ........ Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ............. Gambar 6. Frekuensi pembelian obat........................................................ Gambar 7. Frekuensi penggunaan sendok takar sediaan obat cair oral ....
xii
14 35 36 37 38 40 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Kuesioner I penelitian uji validitas .................................
Lampiran 2.
Besar skor untuk ,masing-masing tanggapan aspek pengetahuan pada uji validitas kuesioner I .....................
Lampiran 4.
56
Hasil uji korelasi Pearson Product Moment untuk kuesioner I .............................................................
Lampiran 5.
54
58
Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dengan metode Combach-Alpha koesioner I ..................
59
Lampiran 6.
Kuesioner II penelitian uji validitas ................................
60
Lampiran 7.
Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji bahasa kuesioner II .............................
Lampiran 8.
Besar skor untuk ,masing-masing tanggapan aspek pengetahuan pada uji validitas kuesioner II ....................
Lampiran 9.
62
64
Hasil uji korelasi Pearson Product Moment untuk kuesioner I .............................................................
66
Lampiran 10. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dengan metode Combach-Alpha koesioner II…………..
67
Lampiran 11. Hasil uji validitas kuesioner III Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah disediakan .................................
xiii
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Lampiran 12. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire hasil penelitian kuesioner III ....................
70
Lampiran 13. Besar skor untuk ,masing-masing tanggapan aspek pengetahuan pada uji validitas kuesioner III ...................
72
Lampiran 14. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment untuk kuesioner III ..........................................................
74
Lampiran 15. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dengan metode Combach-Alpha koesioner III ................
75
Lampiran 16. Hasil penelitian................................................................
76
Lampiran 17. Instrumen pengukuran Pengetahuan Penggunaan Obat Sediaan Cair Oral............................................................
xiv
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
INTISARI Kepatuhan dalam mengkomsumsi obat merupakan kunci penting untuk sembuh dari suatu penyakit. Pemberian obat yang sesuai dengan dosis yang diberikan akan mendorong terpenuhinya tujuan pengobatan. Banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pengobatan, salah satunya adalah pengetahuan para pedamping pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif dengan bentuk presentase. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima sudah cukup baik. Ditunjukkan oleh rata-rata skor keseluruhan pengetahuan sebesar 59,60.
Kata kunci
: pengetahuan, sediaan cair oral, pendamping
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ABSTRACT Drug adherence is the key to recover from an illness. Administration of drugs according to the dose will encourage the fulfillment of the treatment goal. Many factors affect the achievement of treatment goal; one of which is the knowledge of the patients’ companions. This study aims to measure and evaluate the knowledge of the patients’ companions regarding oral liquid preparation drugs use. This study is an observational study with cross sectional approach. The subjects are patients’ companion in Pharmacy of Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. The techniques of analysis are using descriptive analysis in the form of a percentage. The analysis showed that the level of knowledge of oral liquid dosage drugs use of patients’ companion in Pharmacy of Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima is good enough. It was shown by the average scores for overall knowledge was 59.60.
Keyword: Knowledge, oral liquid preparations, companion
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Penduduk di Indonesia memperoleh obat dengan cara resep dokter dan langsung melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat di apotek. Data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa dari sejumlah 294.959 rumah tangga di Indonesia, sebanyak 103.860 rumah tangga (35,2 %) menyimpan obat untuk swamedikasi. Rerata sediaan obat yang disimpan hampir 3 macam. Dari 35,2 % rumah tangga yang menyimpan obat, proporsi rumah tangga yang menyimpan obat keras sebanyak 35,7 % dan antibiotika 27,8 %. Adanya obat keras dan antibiotika untuk swamedikasi menujukkan penggunaan obat yang tidak rasional. Sebanyak 81,9 % rumah tangga yang menyimpan obat keras dan 86,1 % rumah tangga menyimpan antibiotika yang diperoleh tanpa resep. Obat dengan resep dokter diperoleh saat pasien menjalani rawat inap dan rawat jalan. Tahun 2013, penduduk Indonesia yang melakukan rawat inap sebanyak 2,3 % dan Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki peringkat pertama dalam pemanfaatan rawat inap. Sedangkan untuk rawat jalan, selama Mei-Juni 2013, sebanyak 10,4 % penduduk Indonesia melakukan rawat jalan. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi tertinggi yang melakukan rawat jalan yaitu sebesar 16,3 % (Riskesdas, 2013). Dalam rawat jalan, pengobatan tetap dilakukan dengan kontrol dan resep dokter. Farmasi dan pelayanan kesehatan merupakan bagian dari 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
upaya pengobatan terhadap masyarakat. Selama masa rawat inap, pengobatan langsung dalam pengawasan perawat yang memahami prosedur pemberian obatobatan. Berbeda dengan pengobatan pada rawat jalan, jenis obat diberikan pada pasien dengan resep dokter, namun pemberiannya diberikan oleh keluarga pasien. Peran apoteker untuk meningkatkan pengobatan yang rasional bagi pasien dengan ataupun tanpa resep dokter adalah dengan menjamin tersedianya obat-obatan yang berkualitas dan juga menjamin tersedianya pelayanan konsultasi obat di apotek (Handayani, Gitawati, Muktiningsih dan Rahan, 2006). Bentuk sediaan obat yang tersedia di apotek yaitu sediaan padat dan cair. Sediaan padat berupa serbuk (powder), granul, tablet dan kapsul. Sediaan cair berupa larutan, suspensi dan emulsi. Obat sediaan cair umumnya dikonsumsi melalui oral dan digunakan untuk pasien yang sulit menelan obat, misalnya anak-anak. Titik kritis pada penggunaan sediaan cair bergantung pada ketepatan dosis yang diambil. Pengambilan volume obat yang tidak tepat mengakibatkan pengambilan dosis yang tidak akurat. Dosis merupakan faktor keberhasilan dalam pengobatan. Jika dosis tidak tepat, misalnya dosis berlebihan maka akan menimbulkan efek samping. Sementara jika dosis kurang maka tujuan pengobatan tidak tercapai. Menurut Litovitz (1992), penyebab utama kesalahan dosis adalah karena tidak tersedianya alat ukur obat cair dan adanya kesalahan interpretasi yang berbeda pada pasien mengenai cara mengukur dengan alat takar. Dua kesalahan tersebut menyebabkan masyarakat cenderung menggunakan sendok makan/sendok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
teh yang terdapat di rumah untuk mengukur volume sediaan cair jika tidak ada sendok takar yang tersedia dalam obat cair. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 di Minnesota (USA) menemukan bahwa 72% pasien menggunakan sendok teh untuk mengukur volume sediaan cair (Bayor, KIpo, dan Oforikwakye, 2010). Pada penggunaan sendok makan untuk pengambilan volume obat, rata-rata dosis yang terambil sebesar 65% dari dosis yang direkomendasikan (Bicadan Farinha, 2005). Kesalahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya ketidakakuratan dosis. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan, termasuk alat ukur dosis konsumsi sediaan obat cair merupakan salah satu ketidakrasionalan penggunaan obat. Kesalahan pengambilan alat bantu seperti sendok takar dalam kemasan sediaan cair oral disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya ketepatan konsumsi obat sediaan cair oral mengggunakan sendok takar dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak buruk kesalahan dalam menggunakan sendok takar sediaan cair oral. (Bicadan Farinha, 2005) Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2500/Menkes/SK/XII/2011, telah direncanakan memberikan perhatian pada obat untuk anak. Kebijakan ini dimaksudkan agar selaras dengan kebijakan global, dimana Indonesia konsisten memperjuangkan penurunan angka kematian bayi dan anak, sesuai dengan target capaian MDG’s (Millenium Development Goals). Keterlibatan dokter spesialis anak dan Direktorat Bina Kesehatan Anak memberikan kontribusi cukup dan yang sangat intensif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Yogyakarta merupakan wilayah dengan jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan yang tertinggi di seluruh Indonesia. Setiap rumah sakit menyediakan apotek untuk memudahkan pihak rumah sakit maupun pasien dalam pengambilan obat sesuai resep dokter. Perhatian penggunaan obat berdasarkan MDG’s terutama bagi pasien anak-anak sehingga penting pihak apotek dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat terutama sediaan obat cair oral bagi anak. Salah satu rumah sakit di Yogyakarta yang khusus menangani anak-anak adalah Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima dan merupakan satu-satunya rumah sakit di Yogyakarta yang khusus menangani pasien anak. Rumah sakit ini juga menyediakan apotek yang khusus untuk anak-anak. Berkaitan dengan hal itu maka sangat penting pengetahuan pendamping pasien rawat jalan dalam pemberian sediaan obat khususnya sediaan obat cair oral bagi anak dengan menggunakan sendok takar. Dari uraian tersebut maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping rawat jalan apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima Yogyakarta 2014. 1. Permasalahan Seperti apakah pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima Yogyakarta 2014? 2. Keaslian Penelitian Berbagai penelitian mengenai pengetahuan seseorang pernah dilakukan diantaranya adalah Dewi dkk., (2014) dengan judul “Hubungan Tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2013”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah subjek dan objek penelitian, kerangka pemikiran, lokasi dan waktu penelitian. Penelitian yang dilakukan Dewi dkk., (2014) tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap bayi di wilayah kerja Kelurahan Parupuk Tabing WilayahKerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2013. Penelitian mengenai pengetahuan lainnya yaitu dilakukan oleh Pasek dkk., (2013) yang berjudul “Hubungan Persepsi dan Tingkat Pengetahuan Penderita Tuberkulosis dengan Kepatuhan Pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng 1”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah subjek dan objek penelitian, kerangka pemikiran, lokasi dan waktu penelitian. Penelitian yang dilakukan Pasek dkk., (2013) tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi dan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan TB di wilayah kerja Puskesmas Buleleng 1. Adapun penelitian yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai penggunaan sendok takar pernah dilakukan oleh Novitasari (2010) dengan judul “Evaluasi Ketersediaan dan Perilaku Penggunaan Sendok Takar Sediaan Cair Oral pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Juni-Juli 2010”. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian, Penelitian Novitasari dilakukan di RSUP Dr. Sardjito sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
penelitian ini dilakukan khusus di rumah sakit anak yaitu di RSKA 45. Fokus penelitian Novitasari berbeda dengan penelitian ini, fokus penelitian Novitasari adalah mengevaluasi ketersediaan sendok takar sediaan cair oral, sedangkan penelitian ini memfokuskan pada evaluasi informasi volume pemberian yang tertera pada sendok takar. 3. Manfaat Penelitian a. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat mengenai pentingnya penggunaan sendok takar yang disertakan dalam sediaan obat cair oral bagi anak. Dengan pengetahuan yang diperoleh masyarakat mengenai pentingnya sendok takar maka masyarakat terutama pendamping pasien dapat lebih berhati-hati menggunakan sendok takar pengganti dan dapat berkonsultasi dengan apoteker jika tidak disertakan sendok takar standar. b. Bagi Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima Yogyakarta khusus bagian apotek sebagai bahan evaluasi untuk memberikan pengetahuan kepada pendamping pasien dalam penggunaan sendok takar sediaan obat cair oral bagi anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima.
2. Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan kumpulan sejumlah fakta dan teori yang dapat digunakan seseorang memecahkan dan menjawab masalah yang ditemuinya. Pengetahuan ini dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun dari orang lain. Fakta-fakta yang didapat dikumpulkan dan dipahami sebagai teori yang kemudian digunakan sebagai jawaban dari berbagai jenis fenomena kehidupan. Pengetahuan juga dapat diperoleh dengan cara tradisional (non-ilmiah) ataupun dengan cara ilmiah (modern) yang dilakukan dengan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan berkaitan dengan proses pembelajaran (Poerwadarminta, 2002). Menurut Soekanto (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi. a. Tingkat pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. b. Informasi Seorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. d. Pengalaman Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal. e. Sosial ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. 2. Tingkatan Pengetahuan Notoatmodjo (2003) mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang mempunyai enam tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisis (analysis), sintesis (sinthesis), dan evaluasi (evaluation). Tingkatan pengetahuan tersebut sebagai berikut: a. Tahu (Know) Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,
menguraikan,
(Notoatmodjo2003)
mengidentifikasikan
dan
mengatakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Memahami (Comprehension) Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. (Notoatmodjo 2003) c. Aplikasi (Aplication) Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya. (Notoatmodjo 2003) d. Analisis (Analysis) Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan. (Notoatmodjo 2003) e. Sintesis (Sinthesis) Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. (Notoatmodjo 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
f. Evaluasi (Evaluation) Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada (Notoatmodjo, 2003). Menurut Notoatmodjo (2003), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan. Menurut Arikunto (2006) hasil pengukuran pengetahuan dikategorikan menjadi 3, yaitu: a. Apabila skor 76-100% dikatakan baik b. Apabila skor 65-100% dikatakan sedang c. Apabila skor<65 % dikatakan buruk
B. Informasi Umum Obat Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan). Bentuk sediaan obat yang tersedia di apotek yaitu sediaan padat dan cair. Sediaan padat berupa serbuk (powder), granul, tablet dan kapsul. Sediaan cair berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
larutan, suspensi dan emulsi. Obat sediaan cair umumnya dikonsumsi melalui oral dan digunakan untuk penderita/pasien yang sulit menelan obat, misalnya anak-anak. (Putra 2012).
C. Sediaan Cair Oral Larutan adalah sediaan cair oral yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling tercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik, jika larutan diencerkan atau tercampur (Putra, 2012). Larutan oral adalah sediaan air yang dibuat untuk pemberiaan oral, yang mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven dengan air. Larutan oral ini terbagi menjadi beberapa jenis yaitu potions (obat minum) berbentuk emulsi atau suspense, elixir, sirop, netralisasi, saturation, dan potio effervescent (Putra, 2012).
D. Sendok Takar Saat ini sediaan cair oral yang disertai sendok takar di dalam kemasannya semakin lama semakin sedikit yang beredar di masyarakat. Hal ini menyebabkan penggunaan sendok takar sering terabaikan oleh masyarakat. Keberadaan sendok takar yang sering tidak disertakan dalam sediaan obat cair menyebabkan masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
seringkali menggantinya dengan sendok teh atau sendok makan sebagai pengganti takaran dosis obat. Kesalahan ini menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi dosis karena informasi yang didapat tidak sesuai. Kesalahan paling banyak dilakukan ketika masyarakat menggunakan sendok takar. (Putra, 2012) Pada label produk sediaan obat cair terdepan saran kepada pasien sesuai aturan pakai menggunakan sendok teh atau sendok makan sebagai takaran dosis. Ukuran kesetaraan dosis 5mL = 5cc = 1 sendok teh; 15mL = 15cc = 3 sendok teh = 1 sendok makan dan 30mL = 30cc = 2 sendok makan = 1 fluid ounce (Maw, Son, Thompson, 2002). Berdasarkan atas hasil pengukuran bobot metrik yang dilakukan pada tahun 1971, kesetaraan dosis obat ini dihitung dalam 5mL dosis dan British Standard Pharmacopeia memutuskan ukuran sendok 5mL. Namun kapasitas sendok yang beredar di setiap negara sebenarnya sangat bervariasi. Untuk membuat dosis lebih akurat, setiap negara memproduksi ukuran sendok takar obat yang sesuai (Maw, Sam, Thompson, 2002). Menurut Farmakope Indonesia III, sendok kecil volumenya 5mL, sendok besar volumenya 15mL (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1974).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 1. Alat ukur obat cair seperti cup, sendok takar dan droppers (Bayor, Kipo, Kwakye, 2010).
Pemberian obat yang salah dapat diakibatkan atau penggunaan peralatan yang tidak sesuai seperti peralatan dapur. Misalnya sendok makan dapat memegang dua kali cairan sebanyak yang ada di takaran obat (Wang, 2008). FDA merekomendasikan tidak lagi menggunakan peralatan dapur sebagai cara untuk mengukur dosis sediaan obat cair. Lebih aman menggunakan sendok takaran, dropper, dan dosis injeksi untuk menyalurkan obat cair daripada menakar jumlah tuangan dosis dengan sendok rumah tangga (Wansink dan Van Ittersum, 2010). FDA menganjurkan penggunaan sendok takar atau syringe dalam pemberian obat cair oral yang berbentuk suspensi untuk mengurangi efek samping yang mungkin timbul dari zat yang terkandung dalam obat (Waknine, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
E. Standar Pemberian Informasi Pentingnya informasi mengenai penggunaan sendok takar yang tepat maka diperlukan keberadaan apoteker dengan tujuan pemberian informasi tersebut. Dalam kode etik Apoteker, seorang apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya. Dalam pasal 7 Kode Etik Apoteker Indonesia, implementasi sumber informasi yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Seorang apoteker memberikan informasi kepada pasien/masyarakat harus dengan cara yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi tersebut harus sesuai, relevan, dan up to date. 2. Sebelum memberikan informasi apoteker harus menggali informasi yang dibutuhkan dari pasien ataupun orang yang datang menemui apoteker mengenai pasien serta penyakitnya. 3. Seorang apoteker harus mampu berbagi informasi mengenai pelayanan kepada pasien dengan tenaga profesi kesehatan yang terlibat. 4. Seorang apoteker harus senantiasa meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat, dalam bentuk penyuluhan, memberikan informasi secara jelas, melakukan monitoring penggunaan obat dan sebagainya. Dari uraian tugas apoteker di atas, keberadaan apoteker sangat penting terutama yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu pemberian informasi mengenai sendok takar dalam sediaan obat cair oral pada anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
F. Keterangan Empiris Jumlah pengguna obat di Indonesia tergolong cukup tinggi. Masyarakat memperoleh obat dengan resep dokter maupun membeli langsung di apotek tanpa resep. Bentuk sediaan obat yang tersedia di apotek yaitu sediaan padat dan cair. Sediaan padat berupa serbuk (powder), granul, tablet dan kapsul. Sediaan cair berupa larutan, suspensi dan emulsi. Obat sediaan cair umumnya dikonsumsi melalui oral dan digunakan untuk penderita/pasien yang sulit menelan obat. Obat sediaan cair umumnya dikonsumsi untuk anak-anak karena dapat membantu obat langsung tertelan. Permasalahannya adalah saat ini banyak sediaan obat cair oral yang tidak disertakan sendok takar. Masyarakat umum masih menganggap bahwa tidak tersedianya sendok takar dalam sediaan obat cair dapat diganti dengan sendok lain yang merupakan peralatan rumah tangga. Padahal peralatan yang tidak sesuai dengan obat dapat mengakibatkan pemberian dosis yang salah, terlalu banyak atau terlalu sedikit obatnya. Jika dosis terlalu banyak maka menimbulkan efek samping dan jika terlalu sedikit maka tujuan pengobatan tidak tercapai. Masyarakat perlu mengetahui pentingnya sendok takar dalam sediaan obat cair oral mengingat hal tersebut berkaitan dengan takaran dosis. Pengetahuan mengenai pentingnya sendok takar dalam sediaan obat cair oral menjadi tugas seorang apoteker untuk disampaikan kepada masyarakat. Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Hal ini diketahui melalui kuesioner/angket yang diberikan kepada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Dengan adanya gambaran ini maka dapat diketahui seberapa besar pengetahuan masyarakat terutama pendamping pasien dalam menggunakan sendok takar sediaan obat cair oral sehingga dapat menjadi bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan seperti apoteker agar lebih aktif memberikan informasi penggunaan sendok takar dalam sediaan obat cair oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak 45 termasuk penelitian observasional. Penelitian observasional merupakan penelitian dengan melakukan pengamatan terhadap jumlah variabel subjek menurut keadaan yang apa adanya, tanpa intervensi dari peneliti (Pratiknya, 1993). Rancangan penelitian ini adalah survei deskriptif melalui pendekatan kualitatif yang didesain untuk memberi suatu gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara mendalam mengenai fenomena yang ditemukan serta tidak melakukan analisis terhadap hubungan antar variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang atau sementara yang bersifat prospektif (Sevilla, Ochave, Punsalam, Regala, Uriarte, 1993). Berdasarkan setting tempat, penelitian ini dilakukan di komunitas yaitu apotek Rumah Sakit. Data dalam penelitian ini diperoleh secara prospektif. Berdasarkan cara dan waktu pengambilan sampel, penelitian ini termasuk penelitian cross-sectional yaitu suatu penelitian dimana setiap objek penelitan hanya diobservasi sekali saja.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
B. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mencakup pengetahuan pendamping pasien rawat jalan mengenai penggunaan obat sediaan cair oral.
C. Definisi Operasional 1. Pengetahuan, meliputi: a. Jenis, dosis, aturan minum dan penyimpanan obat cair oral untuk anak. b. Hal yang tidak inginkan (efek samping), etiket dan informasi lain, kadaluarsa, penggunaan obat bersama (di luar resep), informasi tambahan dari apoteker di apotek. c. Pentingnya sendok takar standar dalam konsumsi obat cair oral. 2. Responden adalah pendamping pasien rawat jalan di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima selama penelitian berlangsung yang mendampingi pasien yang pernah menggunakan sediaan obat cair oral dengan sendok takar. Responden tidak harus membeli sediaan cair oral di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima pada waktu penelitian berlangsung. Responden harus memenuhi kriteria inklusi dan bersedia terlibat dalam penelitian ini. 3. Pendamping pasien rawat jalan adalah pendamping pasien selama menerima dan menjalani pengobatan. 4. Tingkat pengetahuan dikatakan baik apabila responden mendapat skor > 75%, tingkat pengetahuan dikatakan sedang (cukup baik) apabila responden mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
skor 40%-75% sedangkan tingkat pengetahuan dikatakan kurang baik apabila responden mendapat skor < 40% (Ganie, 2009).
D. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di ruang tunggu Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima untuk kegiatan survei wawancara dan pemberian kuesioner. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa tempat tersebut merupakan tempat strategis untuk menemui pendamping pasien. Penelitian dilakukan selama 2 minggu pada bulan Mei 2015.
E. Subyek Penelitian Subyek penelitian yaitu pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Subjek penelitian inilah yang disebut dengan responden. Responden dalam penelitian ini harus memiliki kriteria-kriteria yang menjadi batasan dalam penelitian. Kriteria yang menjadi batasan dalam penelitian yaitu kriteria inklusi yang digunakan adalah subjek berusia minimal 17 tahun, berjenis kelamin pria atau wanita dan merupakan pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima yang mendampingi pasien datang untuk mendapatkan obat cair dengan menggunakan penakar berdasarkan resep dokter selama penelitian berlangsung yaitu pada Mei 2015. Pendamping pasien dan apoteker rawat jalan tersebut bersedia bekerjasama berdasarkan persetujuan dengan informed-consent. Apoteker adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
apoteker pendamping yang sedang bertugas pada periode penelitian. Kriteria ekslusi yang digunakan yaitu apabila data tidak diisi dengan lengkap.
F. Sampling Menurut Sugiyono (2012: 61), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang ada dalam penelitian ini adalah pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Dalam populasi tersebut, diperlukan sampel agar jumlah data yang diambil tetap dapat mewakili gambaran pengetahuan penggunaan sendok takar dalam sediaan obat cair oral. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu (Sugiyono, 2012:164). Data pertama penelitian ini sebanyak 128 responden. Dari hasil penelitian ini, terdapat 4 responden yang harus dieklusi karena tidak memberikan tanggapan pada pernyataan dengan lengkap sehingga 124 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 124 responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
G. Bahan Penelitian Bahan penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data pendamping pasien rawat jalan yang diperoleh pada saat pengisian kuesioner antara lain umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Data ini terangkum dalam informed consent yang telah ditandatangani responden dan kuesioner yang telah disiapkan. Tabel I. Pokok Bahasan Pengetahuan Pendamping Pasien terhadap penggunaan obat sediaan cair oral Aitem Jawaban No Pokok bahasan Pengetahuan Rekomendasi Benar Salah 1 Cara minum 9. Anjuran cara minum obat cair tertera pada √ etiket. √
5. Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan. 2
Waktu Minum 10. Waktu minum obat cair dapat dilakukan
√
sesuai dengan waktu yang dianjurkan. √
Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati. 3
Aturan minum 2. Aturan minum obat cair berisi aturan
√
frekuensi dan lama penggunaannya. √
1. Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan sampai habis. 4
Hal yang tidak inginkan (efek samping)
8. Obat harus dihentikan penggunaannya bila
√
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. 11. Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa menghubungi tenaga kesehatan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5
Penyimpanan
3. Obat cair disimpan di trmpat yang sejuk dan
√
terlindung dari sinar matahari. √
12. Obat cair disimpan pada semua tempat. 6
Etiket dan informasi lain
13. Informasi tentang penggunaan obat yang
√
tercantum pada etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat. √
15. Etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat dapat dilepas dari wadah obat. 7
Kadaluarsa
14. Tanggal kadaluarsa menunjukkan waktu
√
obat digunakan. √
6. Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah. 8
Penggunaan
22. Hindarkan penggunaan obat cair orang lain
obat bersama
dengan gejala yang sama.
(di luar resep)
18. Dengan gejala yang sama dapat digunakan
√ √
obat cair orang lain. 9
10
Informasi
16. Informasi lengkap penggunaan obat cair
tambahan dari
dapat ditanyaan kepada apoteker.
apoteker di
21. Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan
apotek
karena ada di etiket.
Sendok takar
7. Sendok takar digunakan untuk minum obat
√ √
√
cair. 17. Sendok makan yang tersedia di rumah dapat digunakan sebagai penakar minum obat cair.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
11
Ukuran
4. Sendok takar dilengkapi dengan ukuran
penakar
menyatakan jumlah cairan. 19. Sendok takar tidak dilengkapi dengan
√ √
ukuran jumlah cairan.
H. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:192). Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar luas. Kuesioner berisi daftar pertanyaan dengan skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1 dan terendah 0. (Sugiyono, 2012:140). Skala Guttman dalam penelitian ini yaitu : B
= Benar
diberi skor 1
S
= Salah
diberi skor 0
Kuesioner berisi 22 pertanyaan tentang pengetahuan dengan bahasa sederhana. Bagian pertama berisi tentang karakteristik responden dan pernyataan kesediaan responden untuk mengikuti penelitian (informed consent). Karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan responden dan pekerjaan responden. Bagian kedua memuat pertanyaan mengenai pengalaman responden dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menggunakan obat sediaan cair oral (sudah berulang kali atau baru satu kali menggunakan obat sediaan cair oral yang disertai sendok takar dalam kemasan) dan pengalaman membeli obat cair oral di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima (pernah atau tidak).
I. Tata Cara Penelitian Cara kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara umum adalah: 1. Tahap pra penelitian Tahap ini adalah tahap awal jalannya penelitian. Tahap ini meliputi proses perijinan, pembuatan kuesioner, serta penyusunan informed consent. a. Proses perizinan Perizinan dilakukan dengan mitra yaitu Direktur Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Proses perizinan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu yaitu dari bulan Oktober 2014. b. Pembuatan kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengetahui cara penggunaan obat sediaan cair oral oleh pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima yang menjadi responden penelitian. Kuesioner berisi 22 pertanyaan dengan bahasa sederhana yang mencakup segi pengetahuan (knowledge) mengenai jenis, dosis, aturan minum dan penyimpanan obat cair oral untuk anak; ciri obat cair oral yang tidak boleh dikonsumsi anak dan pentingnya sendok takar standar dalam konsumsi obat cair oral. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
variasi Dischomous choise. Variasi dischomous chois merupakan pertanyaan dimana dalam pertanyaan hanya disediakan 2 jawaban atau alternatif seperti pernah/tidak pernah atau ya/tidak atau setuju/tidak setuju (Notoatmodjo, 2005). c. Penyusunan informed consent Informed consent dibuat sebagai tanda persetujuan responden untuk ikutserta dalam penelitian. d. Uji bahasa kuesioner (Validitas dan Reliabilitas) Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi dilakukan untuk memastikan apakah isi kuesioner sudah sesuai dan relevan dengan tujuan study. Validitas isi menunjukkan isi mencerminkan rangkaian lengkap atribut yang diteliti dan biasanya dilakukan oleh tujuh atau lebih ahli (DeVon etal, 2007). Uji bahasa pada penelitian ini, dilakukan pada 30 responden yang memiliki kemiripan kriteria eksklusi dan kriteria inklusi dengan responden penelitian. Agar diperoleh nilai hasil pengukuran mendekati normal, jumlah responden yang diuji coba paling sedikit adalah 25 orang (Notoatmodjo, 2005). Uji bahasa dilakukan di Posyandu Rumah Susun Sunalewah dan dilakukan selama 1 minggu. Uji bahasa dilakukan untuk menguji apakah kuesioner dibuat telah siap digunakan sebagai alat penelitian. Uji bahasa ini merupakan bagian dari validitas bahasa. Validitas bahasa yang dilakukan merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah kalimat pernyataan yang terdapat dalam kuesioner mudah dimengerti oleh responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Perhitungan uji validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson berikut: N . XY
rxy
{N . X
2
( X )( Y ) 2
( X ) } {N . Y 2
( Y )2}
dengan:
Y
rxy
= koefisien korelasi suatu butir/item
N
= jumlah subjek
X
= skor suatu butir/item
= skor total (Arikunto, 2005: 72) Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan
tinggi rendahnya validitas. Selanjutnya harga koefisien korelasi ini dikonsultasikan dengan harga korelasi Product Moment pada tabel. Jika r perhitungan sama dengan atau lebih besar daripada r tabel butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Sebaliknya jika harga r perhitungan lebih kecil daripada r tabel maka butir pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid. Setelah dilakukan perhitungan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik (Arikunto, 2010). Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan reliabilitas Alpha Cronbach dengan rumus berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
k
r11
k 1
2
1
Vt
b 2
(Arikunto, 1999: 193)
keterangan: r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau soal 2 b
Vt2
= jumlah varian butir/item = varian total
Kriteria suatu instrumen dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini yaitu apabila koefisien reliabilitas hitung (r11) lebih besar dari 0,600 maka instrumen tersebut dikatakan reliabel, dan sebaliknya jika koefisien reliabilitas hitung (r11) lebih kecil dari 0,600 maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel. 2. Tahap pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, kuesioner dan dokumentasi. Observasi atau pengamatan langsung dilakukan terhadap responden dan apoteker yang sedang bertugas di apotek. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data pendamping pasien rawat jalan. Pengisian kuesioner oleh responden didampingi oleh peneliti sehingga kuesioner yang diberikan pada responden tersebut langsung dikembalikan kepada peneliti. Pendamping sebagai responden yang sesuai kriteria inklusi-eksklusi, responden adalah pengunjung apotek yang merupakan pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima selama penelitian berlangsung yang pernah menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
sediaan obat cair oral dengan sendok takar, namun tidak harus responden membeli sediaan cair oral di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima pada waktu penelitian berlangsung. Responden harus memenuhi Kriteria inklusi-esklusi dan bersedia terlibat dalam penelitian ini. Sebelumnya diminta mengisi informed consent sebagai tanda persetujuan mengikuti penelitian informed consent ditanda tangani oleh responden. Jika responden kesulitan membaca atau memahami kuesioner maka peneliti dapat membantu untuk memperjelasnya. 3. Tahap pengolahan data Data pada penelitian ini diperoleh dari lembar kuisioner yang diisi oleh responden mengenai pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Pendamping pasien meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik obat meliputi jumlah pemeriksaan yang meliputi jumlah obat cair oral yang terdapat di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima bagi pasien rawat jalan. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang menggambarkan cara penggunaan sediaan cair oral oleh pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi cara pemakaian obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. Hasil evaluasi ini akan digunakan untuk mencari cara untuk meningkatkan pengetahuan penggunaan obat yang rasional di masyarakat, khususnya untuk penggunaan obat sediaan cari oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
J. Tata Cara Analisis Hasil Data yang diperoleh dari penelitian dibahas secara deskriptif dan diolah menggunakan statistik deskriptif dengan mendapatkan persentase rata-rata dan SD. Data ditampilkan dalan bentuk tabel dan gambar (Sugiyono, 2007). 1. Karakteristik responden Karakteristik responden kecuali usia, ditampilkan dengan bentuk persentase. a. Usia responden Penggolongan usia dilakukan dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi Strurgess: M = 1 + 3,3 log N dengan M adalah jumlah kelas dan N adalah jumlah data populasi (Sugiyono,2007). Pengelompokan usia dilakukan dengan mencari interval kelas yang dihitung dengan rumus: usia tertinggi
usia terendah M
dengan M merupakan jumlah kelas yang diperoleh dari rumus Strurgess. b. Jenis kelamin Pengelompokkan jenis kelamin dilakukan dengan perhitungan frekuensi dan perhitungan persentasenya.
Dengan N merupakan jumlah total seluruh responden yaitu 124 reponden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c. Tingkat pendidikan akhir Dalam lembar kuesioner, terdapat 5 tingkatan pendidikan akhir responden yaitu SD, SLTP, SLTA dan sederajat, Diploma, dan Serjana/ Pengelompokkan awal dilakukan berdasarkan jumlah masing-masing tingkat pendidikan akhir yang dimiliki oleh responden, dibagi jumlah responden keseluruhan kemudian dikali 100%. d. Tingkat pekerjaan Pengelompokan terhadap tingkat pekerjaan dilakukan berdasarkan jumlah masing-masing pekerjaan yang dimiliki oleh responden, dibagi jumlah responden keseluruhan kemudian dikali 100%. e. Frekuensi menggunakan obat sediaan cair oral Pengelompokkan untuk melihat apakah responden baru pertama atau sudah berulang kali menggunakan obat sediaan cair oral dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah responden yang baru pertama kali atau sudah berulang kali menggunakan obat sediaan cair oral, dibagi jumlah responden keseluruhan kemudian dikali 100%. f. Frekuensi pembelian obat di rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima Pengelompokkan untuk melihat apakah responden yang membeli obat di rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah responden yang membeli obat di rawat jalan Apotek Rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sakit Khusus Anak Empat Lima, dibagi jumlah responden keseluruhan kemudian dikali 100%. 2. Pengetahuan Pengolahan hasil kuesioner yang terdiri dari aspek pengetahuan dengan menyajikan data dalam bentuk persentase jawaban responden dengan perhitungan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama merupakan karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Bagian kedua merupakan hasil angket dengan pendamping mengenai frekuensi pembelian obat di apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima dan frekuensi penggunaan sendok takar sediaan cair oral. Bagian ketiga berisi pemaparan hasil kuesioner dari pendamping pasien mengenai pengetahuannya dalam penggunaan sediaan cair oral.
A. Karakteristik Responden Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 124 orang. Karakteristik responden merupakan kondisi diri yang dimiliki responden yang mungkin mempunyai hubungan dengan pengetahuan dalam penggunaan sendok takar sediaan cair oral. Karakteristik responden dalam penelitian ini dikaji berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Karakteristik tersebut dipilih karena merupakan karakteristik yang paling umum digunakan yang dapat dikaji dari segi responden. Selain itu, pertanyaan mengenai usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan merupakan pertanyaan umum yang diajukan kepada responden sehingga tidak menyinggung perasaan ataupun melanggar privasinya. 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1. Usia responden Dalam penelitian ini, usia merupakan salah satu kriteria inklusi. Sesuai kriteria inklusi, responden adalah pengunjung yang membeli obat di apotek Empat Lima Yogyakarta yang merupakan pendamping pasien rawat jalan yang telah berusia 17 tahun ke atas pada saat mengikuti penelitian. Di Indonesia, usia 17 tahun ke atas merupakan keadaan seseorang yang memasuki usia dewasa dimana pada usia tersebut sudah dapat bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya, sedangkan usia 65 tahun ke atas adalah kelompok umur lanjut usia (lansia). Peneliti mengambil usia 17 tahun sebagai batasan usia dewasa karena pada usia tersebut responden dianggap sudah memahami dan mengerti mengenai penggunaan sendok takar dalam sediaan obat cair dengan tepat. Dengan pengertian dan pemahaman responden pada usia tersebut maka responden dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan penggunaan sendok takar dalam obat cair oral melalui kuesioner/angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Karakteristik Responden berdasarkan Usia 6% 2% 15%
16%
7%
25% 15%
18-23 (20 responden) 30-35 (17 responden) 42-47 (9 responden) 54-59 (8 responden)
14%
24-29 (31 responden) 36-41 (18 responden) 48-53 (19 responden) 60-65 (2 responden)
Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan usia Berdasarkan hasil, diketahui persentase responden terbanyak yaitu usia 2429 tahun. Persentase responden sebagai pendamping pasien yang berada pada rentang usia 24-29 tahun mungkin disebabkan karena pada usia tersebut dianggap sebagai usia dewasa produktif sehingga dapat mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas tindakan yang diperlukan untuk pasien terutama mengenai pengetahuan penggunaan sendok takar pada obat cair oral. 2. Jenis Kelamin Penggolongan jenis kelamin dibagi menjadi dua yaitu pria dan wanita. Dari hasil penelitian terhadap 124 responden, didapatkan bahwa mayoritas responden yang menjadi pendamping pasien rawat jalan adalah wanita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin 28%
72%
Pria (35 responden)
Wanita (89 responden)
Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Gambar 3 menunjukkan persebaran responden berdasarkan jenis kelamin. Data mengenai jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yaitu pria sebanyak 35 responden (28 %) dan wanita sebanyak 89 responden atau 72 %. Dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini, responden wanita lebih banyak dibandingkan pria. Hal tersebut dimungkinkan karena pasiennya adalah anak-anak maka akan lebih merasa nyaman bersama pendamping wanita dibandingkan pria. Selain itu, umumnya pria kebanyakan bekerja sehingga yang mengurus anak adalah wanita. 3. Tingkat pendidikan Pendidikan berpengaruh pada pola pikir seseorang untuk menghadapi masalah yang ada di sekitarnya, dalam hal ini masalah kesehatan. Beberapa penelitian menyatakan intelegensi berbanding lurus dengan tingkat pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
(Azwar, 1999). Karakteristik responden dalam penelitian ini dikaji dengan pendidikan yang dibagi menjadi 5 kategori yaitu SD (Sekolah Dasar), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), SLTA/SMA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas), Diploma dan Sarjana.
Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan 8%
10%
24% 46%
12%
SD (12 responden)
SLTA (57 responden)
SLTP (30 responden)
Diploma (10 responden)
Sarjana (15 responden)
Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Berdasarkan gambar 4 di atas, jumlah responden dengan tingkat pendidikan SLTA merupakan terbanyak yaitu 57 responden (46 %). Dari jumlah tersebut, mayoritas pendamping telah menempuh menengah atas. Dengan banyaknya responden yang pernah mengenal bangku sekolah maka dimungkinkan akan lebih mudah untuk menerima informasi dan memiliki pengetahuan mengenai pentingnya sendok takar dalam sediaan obat cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4. Jenis pekerjaan Jenis pekerjaan yang merupakan kriteria inklusi dibagi menjadi 6 kategori yaitu pelajar/mahasiswa, tidak bekerja/pensiunan, ibu rumah tangga, PNS, wiraswasta dan swasta. Jenis pekerjaan yang menjadi kriteria didasarkan pada pembagian aktivitas yang umum dikerjakan oleh orang yang menginjak usia dewasa (minimal 17 tahun). Pekerjaan dimungkinkan juga memiliki pengaruh untuk menambah pengetahuan mengenai kesehatan anak termasuk memperhatikan sendok takar dalam sediaan obat cair. Kesembuhan anak menjadi harapan tinggi karena jika sakit maka anak tidak dapat beraktivitas yang menuntut orang tua/pendamping anak untuk selalu mendampinginya. Hal tersebut juga dapat menghambat pekerjaan/aktivitas pendamping. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan 3% 4% 36% 33%
8%
Pelajar/mahasiswa (3 responden) Ibu rumah tangga (41 responden) Wiraswasta (10 responden)
16%
Tidak bekerja/pensiunan (5 responden) PNS (20 responden) Swasta (45 responden)
Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan gambar 4, responden dengan pekerjaan swasta merupakan jumlah responden terbanyak yaitu 45 responden (38 %) dan terbanyak kedua adalah pekerjaan ibu rumah tangga yaitu 41 responden (33 %). Pekerjaan sebagai swasta dan ibu rumah tangga memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk merawat dan mendampingi anak. Responden yang merupakan ibu rumah tangga dapat lebih fokus dalam mendampingi anak jika sakit.
B. Frekuensi Pembelian obat dan Penggunaan Sendok Takar di Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat LimaYogyakarta 1. Frekuensi Pembelian Obat Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden, pengalaman pembelian obat dibagi menjadi 2 yaitu pertama kali membeli dan sering (berulangkali) membeli obat di apotek khusus Anak Empat Lima Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Frekuensi pembelian obat di apotek Empat Lima Yogyakarta Pertama kali membeli obat di apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima (80 responden)
35%
65%
Sering membeli obat di apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima (44 responden)
Gambar 6. Frekuensi pembelian obat
Jumlah responden yang pertama kali membeli sebanyak 80 responden (65 %) atau lebih dari separuh dari keseluruhan responden, sedangkan reponden yang sering membeli hanya sebanyak 44responden atau 35%. Mayoritas responden yang menjadi pendamping baru pertama kali membeli obat cair di Apotek Empat Lima Yogyakarta. Frekuensi pembelian obat yang sering dapat menambah informasi bagi pendamping anak dalam memberikan pengobatan namun tidak menjamin pengalaman menggunakan alat ukur obat sediaan cair. Informasi yang diberikan kepada pendamping pasien dimungkinkan berbeda dengan apotek/rumah sakit lainnya dalam hal kelengkapan informasi yang dapat menambah pengetahuan responden. Apotek Empat Lima Yogyakarta merupakan apotek khusus anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
sehingga informasi yang diberikan berkaitan dengan pengobatan anak lebih spesifik dibandingkan apotek umum. 2. Frekuensi penggunaan sendok takar sediaan cair oral Frekuensi pembelian obat di apotek oleh pendamping tidak menjamin frekuensi penggunaan obat sediaan cair oral. Hal ini karena responden sering membeli obat cair di tempat lain dan terbiasa menggunakan sediaan obat cair bagi anak. Freskuensi Penggunaan Obat Sediaan Cair Oral Baru pertama kali (13 responden)
Sudah berulang kali (111 responden)
10%
90%
Gambar 7. Frekuensi penggunaan obat sediaan obat cair oral
Gambar 7 di atas menunjukkan bahwa responden yang berulang kali menggunakan obat sediaan cair merupakan jumlah paling banyak yaitu 111 responden atau 90 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa umumnya responden yang menjadi pendamping berpengalaman dalam menggunakan obat sediaan cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Pengetahuan pendamping pasien terhadap penggunaan obat sediaan cair oral Hasil tanggapan responden tentang pengetahuan mengenai penggunaan sendok takar dalam sediaan cair oral dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel II. Pengetahuan Pendamping Pasien terhadap penggunaan obat sediaan cair oral No 1 2
Pernyataan Kuisioner
Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan sampai habis. Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan lama penggunaannya. 3 Obat cair disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari. 4 Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan jumlah cairan. 5 Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan. 6 Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah. 7 Sendok takar digunakan untuk minum obat cair. 8 Obat harus dihentikan penggunaannya bila menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. 9 Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket. 10 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang dianjurkan. 11 Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa menghubungi tenaga kesehatan. 12 Obat cair dapat disimpan pada semua tempat. 13 Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum pada etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat. 14 Tanggal kadaluarsa menggunakan waktu obat digunakan. 15 Etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat dapat dilepas dari wadah obat. 16 Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat ditanyaan kepada apoteker. 17 Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok makan yang tersedia di rumah. 18 Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair orang lain. 19 Sendok takar tidak dilengkapi dengan ukuran jumlah cairan. 20 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati. 21 Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan karena ada di etiket. 22 Hindarkan penggunaan obat cair orang lain dengan gejala yang sama. rata-rata keseluruhan
Persentase Menjawab benar (%) 98,39
Persentase Menjawab salah (%) 1,61
54,83
45,16
46,77
53,22
58,87
41,13
58,87
41,13
53,22
46,77
58,87
41,13
59,68
40,32
53,22
46,77
59,68
40,32
53,22
46,77
59,68
40,32
58,87
41,13
58,87
41,13
58,87
41,13
59,68
40,32
58,87
41,13
61,29 59,68 60,48 60,48
38,71 40,32 39,52 39,52
58,87
41,13 59,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang mengetahui bahwa pernyataan nomor satu yaitu semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan sampai habis hanya sebanyak 122 responden atau 98,39 %, sisanya yaitu 2 responden tidak mengetahui bahwa jenis sediaan cair merupakan obat yang harus diminum sampai habis. Mengenai pernyataan nomor dua aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan lama penggunaannya., hanya 68 atau 54,84 % responden yang mengetahui. Keamanan obat merupakan hal penting untuk mencegah struktur obat rusak sehingga kondisi dan tempat penyimpanan sangat penting diperhatikan bagi keberadaan obat. Mengenai pernyataan nomor tiga yaitu obat cair disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari., hanya sebanyak 58 responden atau 46,77 % yang mengetahui. Pengetahuan responden mengenai penyimpanan obat masih rendah yang dilihat dari masih tingginya yang belum mengetahui kondisi yang harus dijaga agar obat cair tetap aman, lebih dari separuh keseluruhan responden tidak mengetahuinya. Hal ini dapat berdampak pada kurang optimalnya kinerja obat sehingga kesembuhan anak bisa saja kurang optimal. Pengetahuan responden tentang pernyataan nomor empat yaitu sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan jumlah cairan sendok takar cukup tinggi, ditunjukkan oleh sebanyak 73 orang (58,87%) yang mengetahui bahwa dalam sendok takar terdapat ukuran jumlah cairan sesuai dosis dan sebanyak 51 orang (41,13%) menyatakan tidak mengetahui. Dengan melihat ukuran cairan yang harus diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dalam sendok takar, pasien akan terhindar dari kesalahan dosis atau kelebihan dosis yang mungkin dapat membahayakan pasien. Agar pasien cepat sembuh dari penyakit, maka harus minum obat sesuai aturan. Namun, kadang-kadang pasien tidak bersedia untuk minum obat sesuai aturan obat karena merasa sudah sembuh. Hal ini ditunjukkan oleh sebanyak 73 orang (58,87%) menyatakan pernyataan nomor lima yaitu minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan. Pengetahuan responden tentang pernyataan nomor enam yaitu obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah kelayakan mengkonsumsi obat masih rendah. Ditunjukkan oleh sebanyak 66 orang (53,22%) responden tidak mengetahui bahwa apabila obat sudah berubah rasa, warna, bau dan kejernihan maka tidak boleh dikonsumsi. Fungsi sendok takar adalah untuk minum obat cair sesuai takaran atau dosis. Pernyataan nomor tujuh yaitu sendok takar digunakan untuk minum obat cair sebagian besar responden sudah mengetahui kegunaan sendok takar, yang ditunjukkan oleh sebanyak 73 orang (58,87%) menjawab mengetahui. Pengetahuan pendamping pasien tentang pernyataan nomor delapan yaitu obat harus dihentikan penggunaannya bila menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan efek dari konsumsi obat juga penting, karena berkaitan dengan kesehatan pasien. Pengetahun responden tentang efek atau akibat negative dari obat cukup tinggi, yang ditunjukkan oleh sebanyak 74 orang (59,68%) mengetahui bahwa apabila terjadi hal-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
hal yang tidak diinginkan setelah mengkonsumsi obat maka obat tersebut harus dihentikan penggunaannya. Pengetahuan responden pernyataan nomor sembilan tentang anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket sudah cukup tinggi. Terlihat dari sebanyak 66 orang (53,22%) mengetahui tentang anjuran minum obat. Demikian juga halnya pernyataan nomor sepuluh dengan waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang dianjurkan. Sebagian besar responden sudah mengetahuinya, terlihat dari 124 responden sebanyak 74 orang (59,68%) mengetahui. Pendamping pasien juga harus mempunyai pengetahuan tentang pernyataan nomor sebelas yaitu menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa menghubungi tenaga kesehatan sebagian besar responden sudah mengetahui kapan harus menghentikan penggunaan obat tanpa mengubungi tenaga medis, ditunjukkan sebanyak 66 orang (53,22%) mengetahui. Pengetahuan responden pernyataan nomor dua belas tentang penyimpanan obat masih rendah, terlihat dari banyaknya responden yang menjawab bahwa obat cair dapat disimpan pada semua tempat, yaitu sebanyak 74 orang (59,68%), sedangkan responden yang mengetahui bahwa obat harus disimpan di tempat yang aman dan sesuai hanya sebanyak 50 orang (40,32%). Penyimpanan obat yang salah akan mempengaruhi kualitas obat yang dapat membahayakan kondisi pasien. Penelitian pada pernyataan nomor tiga belas juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui penggunaan obat yang tercantum pada etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat, ditujukkan oleh 73 orang (58,87%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pengetahuan responden pada pernyataan nomor empat belas tentang waktu kadaluarsa obat juga sudah cukup tinggi. Terlihat dari banyaknya responden yang mengetahui tanggal kadaluarsa sebanyak 73 orang (58,87%). Pengetahuan responden pada pernyataan nomor lima belas tentang penggunaan etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat dapat dilepas dari wadah obat sangat penting. Oleh karena itu, etiket yang terdapat dalam wadah atau botol obat tidak boleh lepas, agar dapat dilihat oleh pendamping pasien ketika akan memberikan obat kepada pasien. Kesadaran responden untuk tidak melepas etiket dalam wadah obat cukup tinggi, ditunjukkan oleh sebanyak 73 orang (58,87%) pendamping pasien mengetahui. Pengetahuan responden pada pernyataan nomor enam belas tentang informasi lengkap mengenai penggunaan obat dapat ditanyakan kepada apoteker sudah cukup tinggi. Terlihat dari sebagian besar responden menanyakan kepada apoteker tentang informasi penggunaan obat yang lengkap, yaitu sebanyak 74 orang (59,68%). Selain dengan sendok takar, minum obat cair juga dapat dilakukan dengan penakar sendok makan. Pengetahuan responden pada pernyataan nomor tujuh belas tentang penakar sendok makan sudah cukup tinggi, yang ditujukkan oleh 73 orang (58,87%) mengetahui. Pemberian obat seharusnya sesuai dengan gejala yang dialami pasien. Pengetahuan pendamping pasien pada pernyataan nomor delapan belas tentang obat yang diberikan harus sesuai dengan gejala yang dialami pasien sudah cukup tinggi, ditunjukkan oleh sebanyak 76 orang (61,29%) menjawab mengetahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pengetahuan responden pada pernyataan nomor sembilan belas mengenai sendok takar masih rendah, terlihat dari sedikitnya responden yang mengetahui bahwa dalam sendok takar terdapat ukuran jumlah cairan obat yang diberikan yaitu sebanyak 50 orang (40,32%). Pengetahuan pendamping pasien pada pernyataan nomor dua puluh tentang waktu minum obat juga masih rendah, ditunjukkan oleh masih sedikitnya responden yang memberikan obat kepada pasien sesuai aturan, yaitu hanya sebanyak 49 orang (39,52%). Penelitian pada pernyataan nomor dua puluh satu menunjukkan bahwa responden tidak perlu menanyakan tentang penggunaan obat karena sudah terdapat dalam etiket, terlihat dari banyaknya responden yang mengetahui informasi obat dari etiket sebanyak 75 orang (60,48%). Penelitian pada pernyataan nomor dua puluh dua menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui hindarkan penggunaan obat cair orang lain dengan gejala yang sama, ditujukkan oleh 73 orang (58,87%). Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pengetahuan pendamping pasien yang diperoleh melalui kuesioner, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima sudah cukup tinggi. Ditunjukkan oleh rata-rata skor keseluruhan pengetahuan sebesar 59,60 berada pada kategori 40 – 75% yang berarti tingkat pengetahuan pendamping pasien cukup tinggi mengenai penggunaan obat sediaan cair oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendamping pasien sudah mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup baik tentang penggunaan obat cair oral. Sebagian besar responden sudah mengetahui bahwa pasien harus minum obat sesuai aturan minum yang terdapat dalam sendok takar. Minum obat dengan sendok takar akan menjamin pasien mengkonsumsi obat sesuai dosis yang dianjurkan. Hal ini akan membuat tujuan pengobatan dari pasien tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan penggunaan obat sediaan cair oral pada pendamping pasien rawat jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima sudah cukup baik. Ditunjukkan oleh rata-rata skor keseluruhan pengetahuan sebesar 59,60 berada pada kategori 40-75%.
B. Saran 1. Bagi Pendamping Pasien Penggunaan sendok takar sangat penting dalam pemberian sedian obat cair oral kepada pasien. Oleh karena itu, diharapkan pendamping pasien memperhatikan dan menggunakan sendok takar dalam pemberian obat cair oral kepada pasien agar tujuan pengobatan tercapai. 2. Bagi Rumah Sakit/Apotek Diharapkan rumah sakit atau apotek memberikan sendok takar pada setiap obat cair terutama obat untuk pasien anak, agar pemberian obat tepat sesuai takaran atau dosis yang dianjurkan.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1999. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2005. Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi.Revisi). Jakarta : Rineka Cipta Bayor, M.T., Kipo, S.L., & Ofori-Kwakye,K. 2010. “The Accuracy And Quality Of Household Spoons And Enclosed Dosing Devices Used In The Administration Of Oral Liquid Medications In Ghana”. Internasional Journal of Pharmacy and Pharmaeutical Sciences, Vol.2: 150-152, diakses melalui http://www.ijppsjurnal.com/Vo12Suppll/439.pdf, tanggal 10 Oktober 2012. Bica, A, dan Farinha, A. 2005. “Inaccurate Dosage; Result From The FIP-LPS Collaborative Study”. Internasional Pharmcay Journal, Vol 19(1):17-19, diakses melalui http://www.fip.org/files/fip/LMCS/Aug%202006/ipj%20article.pdf, tanggal 10 Oktober 2012. Departemen Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Dewi, A.P., Darwin, E. dan Edison. 2014. “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2013”. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 3(2): 114-118 Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Ganie, M. W., 2009, Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan tentang 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup, dan Menguras Tempat Penampungan Air) pada Keluarga di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 34-35, Universitas Sumatera Utara, Medan, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14262/1/09E02923.pdf diakses pada tanggal 31 Maret 2015
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Handayani, R.S., Gitawati R., Muktiningsih,S.R., Rahrni., 2006, Eksplorasi Pelayanan Informasi Terutama Untuk Penyakit Kronik Dan Degeneratif, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol II, No.1, 38-46, http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/05_Rinisasanti-Layout.pdf,diakses 12 Oktober 2012 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2500/Menkes/SK/XII/211 Tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2011 Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332 tahun 2002 tentang Perubahan Permenkes No. 922 tahun 1993tentang Ketentuan dan Pemberian Izin Apotek Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027 tahun 2004 tentang Kesehatan Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rhineka Cipta Notoatmodjo, S., 2005, Promosi Kesehatandan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rhineka Cipta Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Pasek, M.S., Suryani, N. dan Pancrasia Murdani K. 2013. “Hubungan Persepsi dan Tingkat Pengetahuan Penderita Tuberkulosis dengan Kepatuhan Pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng 1”.Jurnal Magister Kedokteran Keluarga, Vol. 1(1): 14-23 Peraturan Pemerintahan No.26 tahun 1965 tentang Apotik Peraturan Pemerintahan No.25 tahun 1980 tentang perubahan atas PP No.26 tahun 1965 tentang Apotik Permenkes No. 922 tahun 1993tentang Ketentuan dan Pemberian Izin Apotek Poerwadarminta.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Pratiknya, A.W. 1993. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Buku Pintar Apoteker. Jogjakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Sevilla, C. G., J. A. Ochave, T.G. Punsalan, B.P. Regala, G.G. Uriarte. 1993. Pengantar Metode Penelitian (Alimuddin Tuwu dan Alamsyah, penerjemah). Jakarta: UI Press. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: CV. Alfa Beta Sulasmono dan S. H. Yustina.2007. Apotek: Ulasan Beserta Naskah Peraturan Perundangan Terkait Apotek Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 Tentang Kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
LAMPIRAN
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 1. Kuesioner I penelitian uji validitas
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah disediakan dengan memberi tanda centang (√). Keterangan: Benar : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah benar Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah Aspek Pengetahuan No
Pernyataan
1
Semua jenis obat harus digunakan sampai habis.
2
Cara penggunaan obat yang benar akan mempengaruhi kesembuhan penyakit. Penyimpanan obat cair oral harus di tempat yang sejuk dan terlindung cahaya matahari. Penggunaan obat cair oral tidak boleh menggunakan sendok makan/sendok teh di rumah. Cara minum obat cair oral tidak harus sesuai dengan cara minum obat cair oral yang tertera pada etiket atau informasi dari apoteker di apotek. Walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah, obat masih dapat digunakan kembali. Penggunaan obat cair oral perlu dilengkapi dengan sendok takar mempunyai tanda garis sesuai dengan ukuran. Penggunaan obat cair oral segera dihentikan apabila terjadi efek samping yang merugikan. Sebelum meminum obat cair oral sebaiknya dikocok terlebih dahulu. Penggunaan obat cair oral harus sesuai dengan waktu minum obat yang dianjurkan.
3 4 5
6
7
8 9 10
Jawaban Benar Salah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
11 12 13 14
15 16 17
18
19
20 21 22
Setiap penggunaan obat cair selalu mengalami efek samping yang merugikan bagi kesehatan. Cara penyimpanan obat cair oral tidak perlu melihat aturan yang tertera pada kemasan obat. Cara penggunaan obat cair oral harus sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur. Cara mengetahui bahwa obat cair oral rusak yaitu terjadi perubahan bentuk cairan, perubahan warna, dan timbul bau pada obat cair oral. Pada saat menggunakan obat cair oral tidak perlu melihat anjuran yang tertera pada etiket/brosur. Informasi cara penggunaan obat cair oral yang lengkap dapat diperoleh dari apoteker di apotek. Penggunaan obat cair oral pada sendok takar yang tersedia sama dengan sendok makan/sendok teh di rumah. Penggunaan kembali obat cair oral orang lain yang memiliki gejala penyakit yang sama dapat dilakukan tanpa perlu ditanyakan kepada apoteker di apotek. Pengukuran untuk penggunaan obat cair oral menggunakan sendok makan/sendok teh di rumah sudah tepat. Penggunaan obat cair oral tidak harus sesuai dengan waktu minum obat yang dianjurkan. Informasi cara penggunaan obat cair oral tidak perlu ditanyakan kepada apoteker di apotek. Penggunaan kembali obat cair oral orang lain yang memiliki gejala penyakit yang sama tidak dapat dilakukan.
Pengukuran pengetahuan Pertanyaan favourable: 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 22 Pertanyaan unfavourable: 1, 5, 6, 11, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 21
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 2. Besar skor untuk, masing-masing tanggapan aspek pengetahuan pada uji validitas kuesioner I Re
Pernyataan
Total
sp.
1
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
21
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
21
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
21
7
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
20
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
10
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
20
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
15
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
17
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
20
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lanjutan dari halaman sebelumnya Re sp.
Pernyataan
Total
1
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
21
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
21
23
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
24
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
25
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
26
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
27
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
21
28
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 4. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment untuk kuesioner I Aitem
Correlation
1
NA
2
NA
3
NA
4
NA
5
0.3503909
6
0.3525418
7
NA
8
NA
9
NA
10
0.3503909
11
0.1823492
12
NA
13
NA
14
0.3503909
15
NA
16
NA
17
0.1823492
18
NA
19
0.3849594
20
NA
21
NA
22
0.3503909
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 5. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dengan metode Combach-Alpha koesioner I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 6. Kuesioner II penelitian uji validitas Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah disediakan dengan memberi tanda centang (√). Keterangan: Benar : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah benar Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah Aspek Pengetahuan No
Pernyataan
1
Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan sampai habis. Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan lama penggunaannya. Obat cair disimpan di trmpat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari. Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan jumlah cairan. Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah. Sendok takar digunakan untuk minum obat cair. Obat harus dihentikan penggunaannya menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket.
bila
Waktu minum obat cair dapat dilakukan tidak sesuai dengan waktu yang dianjurkan. Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa menghubungi tenaga kesehatan. Obat cair dapat disimpan pada semua tempat.
Jawaban Benar Salah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
13
20
Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum pada etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat. Periksa tanggal kadaluarsa sebelum menggunakan obat cair. Tidak perlu bertanya kepada apoteker untuk mendapatkan informasi tambahan tentang penyimpanan obat, karena sudah tercantum di etiket. Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat ditanyaan kepada apoteker. Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok makan yang tersedia di rumah. Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair orang lain. Obat cair digunakan dengan penakar hanya memiliki satu ukuran. Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati.
21
Informasi lengkap selalu ada di etiket.
14 15
16 17 18 19
22
Menggunakan obat cair orang lain yang memiliki gejala penyakit yang sama tidak dapat dilakukan. Pengukuran pengetahuan Pertanyaan favourable: 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 22 Pertanyaan unfavourable: 1, 5, 6, 11, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 21
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 7. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire uji bahasa kuesioner II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lanjutan dari halaman sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 8. Besar skor untuk, masing-masing tanggapan aspek pengetahuan pada uji validitas kuesioner II Re
Pernyataan
Total
sp.
1
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
14
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
19
3
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
16
4
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
17
5
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
18
6
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
15
7
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
19
8
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
19
9
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
15
10
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
14
11
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
18
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
21
13
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
17
14
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
17
15
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
15
16
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
15
17
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
14
18
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
17
19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
18
20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lanjutan dari halaman sebelumnya Re
Pernyataan
Total
sp.
1
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
21
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
15
22
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
14
23
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
17
24
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
17
25
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
18
26
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
14
27
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
17
28
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 9. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment untuk kuesioner I Aitem
Correlation
1
0.3991546
2
0.2557476
3
0.00689555
4
0.2535463
5
0.3587132
6
0.2677593
7
0.2890278
8
0.1833335
9
0.663121
10
0.8107478
11
0.1823492
12
0.2104633
13
0.2557476
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 10. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dengan metode Combach-Alpha koesioner II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 11. Hasil uji validitas kuesioner III Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah disediakan dengan memberi tanda centang (√). Keterangan: Benar : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah benar Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah Aspek Pengetahuan No
Pernyataan
1
Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan sampai habis. Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan lama penggunaannya. Obat cair disimpan di trmpat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari. Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan jumlah cairan. Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan.
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah. Sendok takar digunakan untuk minum obat cair.
Jawaban Benar Salah √ √ √ √ √ √ √
Obat harus dihentikan penggunaannya bila menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket.
√
Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang dianjurkan. Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa menghubungi tenaga kesehatan. Obat cair dapat disimpan pada semua tempat.
√
√
√ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
13 14 15 16 17 18 19 20
Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum pada etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat. Tanggal kadaluarsa menggunakan waktu obat digunakan. Etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat dapat dilepas dari wadah obat. Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat ditanyaan kepada apoteker. Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok makan yang tersedia di rumah. Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair orang lain. Sendok takar tidak dilengkapi dengan ukuran jumlah cairan. Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati.
Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan karena ada di etiket. 22 Hindarkan penggunaan obat cair orang lain dengan gejala yang sama. Pengukuran pengetahuan
√ √ √ √ √ √ √ √ √
21
Pertanyaan favourable: 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 22 Pertanyaan unfavourable: 1, 5, 6, 11, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 21
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 12. Form rekomendasi hasil expert judgement questionnaire hasil penelitian kuesioner III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lanjutan dari halaman sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 13. Besar skor untuk, masing-masing tanggapan aspek pengetahuan pada uji validitas kuesioner III Re
Pernyataan
Total
sp.
1
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
21
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
3
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
10
4
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
17
5
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
10
6
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
15
7
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
15
8
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
10
9
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
10
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
11
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
19
13
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
10
14
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
15
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
11
16
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
17
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
18
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
9
19
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lanjutan dari halaman sebelumnya Re
Pernyataan
Total
sp.
1
2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
21
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
9
22
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
17
23
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
8
24
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
19
25
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
9
26
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
10
27
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
16
28
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 14. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment untuk kuesioner III Aitem
Correlation
1
0.4428147
2
0.5047826
3
0.5097823
4
0.4692179
5
0.4235995
6
0.5229734
7
0.4388057
8
0.4154614
9
0.4933312
10
0.4154614
11
0.5118024
12
0.5412227
13
0.5148364
14
0.5148364
15
0.5148364
16
0.4626219
17
0.4996302
18
0.4425731
19
0.4940622
20
0.4920164
21
0.4756158
22
0.5452486
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 15. Hasil uji reliabilitas kuesioner aspek pengetahuan dengan metode Combach-Alpha koesioner III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 16. Hasil penelitian No Pernyataan Kuisioner 1 Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan sampai habis. 2 Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan lama penggunaannya. 3 Obat cair disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari. 4 Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan jumlah cairan. 5 Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan. 6 Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah. 7 Sendok takar digunakan untuk minum obat cair. 8 Obat harus dihentikan penggunaannya bila menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. 9 Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket. 10 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang dianjurkan. 11 Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa menghubungi tenaga kesehatan. 12 Obat cair dapat disimpan pada semua tempat. 13 Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum pada etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat. 14 Tanggal kadaluarsa menggunakan waktu obat digunakan. 15 Etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat dapat dilepas dari wadah obat. 16 Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat ditanyaan kepada apoteker. 17 Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok makan yang tersedia di rumah. 18 Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair orang lain. 19 Sendok takar tidak dilengkapi dengan ukuran jumlah cairan. 20 Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati. 21 Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan karena ada di etiket. 22 Hindarkan penggunaan obat cair orang lain dengan gejala yang sama.
Benar
Salah
122
2
68
56
58
66
73
51
73
51
66
58
73
51
74
50
66
58
74
50
66
58
74
50
73
51
73
51
73
51
74
50
73
51
76
48
74
50
75
49
75
49
73
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 17. Instrumen Pengukuran Pengetahuan Penggunaan Obat Sediaan Cair Oral Kuesioner Penelitian Pengetahuan Penggunaan Obat Sediaan Cair Oral pada Pendamping Pasien Anak Tahun 2015 (Studi Kasus Rumah Sakit Khusus Anak 45 Yogyakarta) I.
Pengetahuan Responden Terkait Penggunaan Obat Sediaan Cair Oral
Pilihlah jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini di tempat yang telah disediakan dengan memberi tanda centang (√). Keterangan: Benar : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah benar Salah : Bila saya cenderung menganggap pernyataan yang diajukan adalah salah No
Pernyataan
1
Semua jenis obat cair harus diminum sesuai aturan sampai habis. Aturan minum obat cair berisi aturan frekuensi dan lama penggunaannya. Obat cair disimpan di trmpat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari. Sendok takar dilengkapi dengan ukuran menyatakan jumlah cairan. Minum obat cair tidak harus sesuai dengan aturan.
2 3 4 5 6 7 8 9
Obat dapat digunakan kembali walaupun rasa, warna, bau, dan kejernihan dari larutan obat sudah berubah. Sendok takar digunakan untuk minum obat cair. Obat harus dihentikan penggunaannya bila menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Anjuran cara minum obat cair tertera pada etiket.
Jawaban Benar Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang dianjurkan. Menghentikan penggunaan obat dapat dilakukan tanpa menghubungi tenaga kesehatan. Obat cair dapat disimpan pada semua tempat. Informasi tentang penggunaan obat yang tercantum pada etiket sebaiknya tidak lepas dari wadah obat. Tanggal kadaluarsa menggunakan waktu obat digunakan. Etiket yang berisi informasi tentang penggunaan obat dapat dilepas dari wadah obat. Informasi lengkap penggunaan obat cair dapat ditanyaan kepada apoteker. Obat cair dapat digunakan dengan penakar sendok makan yang tersedia di rumah. Dengan gejala yang sama dapat digunakan obat cair orang lain. Sendok takar tidak dilengkapi dengan ukuran jumlah cairan. Waktu minum obat cair dapat dilakukan sesuka hati. Informasi lengkap tidak perlu ditanyakan karena ada di etiket. Hindarkan penggunaan obat cair orang lain dengan gejala yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
II. Data Diri Responden Responden dimohon untuk mengisikan data diri pada tempat kosong yang telah disediakan Data dalam kuesioner ini hanya untuk kepentingan penelitian sehingga akan dijaga kerahasiaannya. Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Pekerjaan
:
Pendidikan terakhir
:
Saya (baru pertama kali/sudah berulang kali)* menggunakan sediaan cair oral. Saya (pertama kali/sering membeli obat)* di pasien rawat Jalan Apotek Rumah Sakit Khusus Anak Empat Lima. *(Coret yang tidak perlu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BIOGRAFI PENULIS
Melantina Maria, dilahirkan di Kalimantan Tengah Kota Palangkaraya pada tanggal 05 Oktober 1991, merupakan putri bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Doris Samad dan Pilema Sahamin. Penulis menempuh pendidikan di SDN Palangka 2 Palangkaraya (1997-2003) SMP Katolik Santo
Paulus
Palangkaraya
(2003-2006)
SMAN
2
Palangkaraya (2006-2009) dan saat ini sedang melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Dharma (USD) Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penulis terlibat dalam beberapa kegiatan keorganisasian seperti menjadi Graphic Designer dalam Redaksi Buletin Pharmaholic (2009), Sie Konsumsi Donor Darah JMKI (2009), Sie Dana dan Usaha Persekutuan Mahasiswa Kristen Apostolos (2009), Sie Dana dan Usaha (DDU) 2010, Sie Dana dan Usaha Titrasi (2010), Sie Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi Malam Keakraban Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (2011), sekretaris Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) 2011, sekretaris Persekutuan Mahasiswa Kristen Apostolos (2011).