PEMANFAATAN MEDIA MUSIK PENDEKATAN PAKEM PADA MATA KULIAH MATEMATIKA 1 Fajar Cahyadi Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang
[email protected] Abstrak Proses perkuliahan haruslah menyenangkan karena dalam proses pembelajaran yang menyenangkan akan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa sebagai peserta didik untuk menerima materi perkuliahan dan menghasilkan produk perkuliahan yang berkualitas. Perkuliahan yang menyenangkan juga merupakan idaman dari setiap mahasiswa. Dengan memperdengarkan media musik pada saat perkuliahan mata kuliah matematika 1 dengan pendekatan PAKEM dan melaksanakan pembelajaran yang dapat mengaktifkan mahasiswa, mengajak mahasiswa untuk berfikir kreatif yang kemudian menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi mahasiswa peserta perkuliahan, maka dapat memberikan stimulus dari lingkungan kepada mahasiswa terhadap hasil akademik mata kuliah matematika 1.
Kata Kunci : Pembelajaran, Matematika, Musik PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan jantung dari setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu para pengajar diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Tuntutan perubahan dalam proses pembelajaran telah ditegaskan pada beberapa aturan salah satunya adalah. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP 19/2005: Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1). Dengan berpijak pada aturan tersebut, maka pembelajaran yang dilaksanakan proses pembelajaran harus memfasilitasi peningkatan mutu pendidikan yang dalam hal ini dijabarkan pada peningkatan
mutu pembelajaran setiap mata kuliah. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) merupakan salah satu dari inovasi pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh pengajar. Proses perkuliahan haruslah menyenangkan karena dalam proses pembelajaran yang menyenangkan akan dapat meningkatkan mostivasi mahasiswa sebagai peserta didik untuk menerima materi perkuliahan dan menghasilkan produk perkuliahan yang berkualitas. Perkuliahan yang menyenangkan juga merupakan
idaman
dari
setiap
mahasiswa.
Dalam
proses
perkuliahan
mahasiswalah yang menjadi subjek dalam perkuliahan mereka sendiri bukanlah objek penerima materi perkuliahan dari seorang dosen. Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah perilaku mahasiswa atau memberikan ilmu pengetahuan saja, tetapi membentuk sikap mental profesional yang berorientasi kearah pemikiran global dan siap mengatasi perubahan dan perkembangan jaman. Fokus proses perkuliahan adalah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi materi perkuliahan. Sedangkan pendekatan, strategi dan metoda pembelajarannya adalah mengacu pada konsep konstruktivisme yang mendorong dan menghargai usaha belajar siswa dengan proses enquiry & discovery learning. Dengan pembelajaran konstruktivisme memungkinkan terjadinya pembelajaran berbasis masalah. Dengan skenario pembelajaran berbasis masalah ini siswa akan berusaha memberdayakan seluruh potensi akademik dan strategi yang mereka miliki untuk menyelesaikan
masalah
secara
individu/kelompok.
Prinsip
pembelajaran
konstruktivisme yang berorientasi pada masalah dan tantangan akan menghasilkan sikap mental profesional, yang disebut researchmindedness dalam pola pikir mahasiswa,
sehingga
kegiatan
pembelajaran
selalu
menantang
dan
menyenangkan. PEMBAHASAN Strategi yang mampu menarik peserta didik dalam pembelajaran ini dikenal dengan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). PAKEM adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Pakem merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. a. Proses Interaksi Mahasiswa berinteraksi secara aktif dengan dosen, sesama mahasiswa, multi-media, referensi, lingkungan dan sebagainya b. Proses Komunikasi Mahasiswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan dosen dan sesame mahasiswa melalui mengemukakan pendapat, diskusi, dialog atau melalui simulasi role-play c. Proses Refleksi Mahasiswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan baik secara individu maupun dalam kelompok d. Proses Eksplorasi Mahasiswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara). Dalam pembelajaran pakem ini harus memperhatikan ketertarikan, kemampuan atau modalitas mahasiswa yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, bukan hanya melihat kemampuan akademis semata. Matematika merupakan salah satu materi yang dipelajari pada setiap tenjang pendidikan Matematika dalam kerangka kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar IKIP PGRI Semarang juga merupakan mata kuliah dasar yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa. Sebagai mata kuliah dasar matematika menjadi mata kuliah dengan peserta mahasiswa mengulang yang cukup banyak. Berdasarkan data tahun 2012 tentang perolehan nilai mahasiswa yang menempuh mata kuliah matematika 1, 10% memperoleh nilai A,
28% memperoleh nilai B, 47% memperoleh nilai C, 9% memperoleh nilai D dan 6% memperoleh nilai E atau tidak menempuh ujian. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa yang memperoleh nilai akhir kurang dari 70 lebih dari 62%. Hasil tersebut menunjukkan masih banyak mahasiswa belum memahami materi yang dipelajari pada mata kuliah matematika 1. Beberapa faktor penyebab masalah tersebut antara lain faktor mahasiswa yang kurang mempunyai motivasi belajar, mahasiswa yang kurang bisa merasa senang saat proses perkuliahan ataupun faktor metode yang dihunakan dosen dalam menyampaikan perkuliahan. Musik merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi kemampuan akademik mahasiswa yang dapat menimbulkan perasaan senang pada saat mendengarkannya. musik dapat pula meningkatkan motivasi bagi pendengarnya. Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologi utama yang mempengaruhi belajar akademis (Walberg dan Greenberg, 1997). Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa musik berpengaruh signifikan terhadap konsentrasi, kesehatan, daya ingat, kreativitas dan daya pikir, bahkan mahasiswa yang diperdengarkan musik-musik klasik beberapa jam sebelum tes IQ berakibat pada bertambahnya nilai IQ para mahasiswa tersebut dibanding jika mereka tak didengarkan musik klasik (Campbell, 2002: 89) Kita sering mendengar musik ketika masuk ke dalam sebuah pusat perbelanjaan. Pemilik uasaha tersebut ingin memberikan stimulus tertentu kepada para pengunjung pusat perbelanjaan tersebut dengan menggunakan musik. Namun masih sangat jarang penggunaan musik diperdengarkan pada saat proses pembelajaran. Meskipun demikian sebenernya para mahasiswa sering memutar musik sebagai iringan pada saat mereka belajar atau pada saat mengerjakan tugas kuliah. Beberapa mahasiswa menyatakan merasa santai dan tidak mudah jenuh saat belajar dengan mendengarkan iringan musik. Musik yang biasa mereka dengarkan adalah lagu-lagu yang sedang popular dari radio, CD atau MP3 player. Thorndike menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan akibat dari kegiatan belajar yang berwujud konkrit (dapat diamati) ataupun tidak konkrit
(tidak dapat diamati). Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti fikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan siswa ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran perasaan atau gerakan atau tindakan (Budiningsih, 2005:21). Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa musik sebagai stimulan yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran mahasiswa sehingga merangsang kerja otak dan sebagai mood booster yang dapat meningkatkan kemampuan terhadap materi akademis. PELAKSANAAN Dalam pelaksanaan perkuliahan mata kuliah matematika 1 dengan pendekatan PAKEM dengan berbantuan media musik sebagai iringan dalam ruang kelas. Proses belajar memerlukan kondisi fisik, mental, dan emosional yang mendukung information-intake (memasukkan informasi kedalam otak). Kondisi optimal untuk information-intake adalah saat seseorang dalam keadaan Alfa. Kondisi Alfa adalah suatu kondisi dimana getaran gelombang otak manusia berada pada kisaran 8 sampai 12 Hz. Kondisi Alfa optimal adalah frekuensi 10,5 Hz. Ada beberapa cara unuk bisa masuk kedalam kondisi Alfa ini. Di antaranya adalah
dengan
teknik
relaksasi,
meditasi,
pernafasan,
visualisasi,
dan
mendengarkan musik. Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan bantuan musik, karena tubuh kita akan mengikuti ritme musik tersebut (Gunawan, 2004:179). Musik diputar dalam kelas selama proses perkuliahan menggunakan 2 buah speaker aktif dan sebuah sub wover 5 inchi untuk menghasilkan suara yang baik dan nyaman didengar di dalam kelas. Musik yang digunakan adalah lagulagu manca dalam jajaran 40 lagu yang sedang hits. Dipilih lagu dengan iringan ringan dan tidak terlalu menghentak atau dengan 50 ketukan sampai dengan 80 ketukan per menit untuk menimbulkan suasana nyaman dan menyenangkan. Lagu lain dengan 80 ketukan sampai dengan 100 ketukan per menit untuk meningkatkan semangat. Selain
musik
disiapkan
dalam
proses
perkuliahan,
mahasiswa
dikondisikan untuk melaksanakan 4 komponen dalam PAKEM, yaitu mengalami,
interaksi, komunikasi, dan refleksi. Secara gambar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Komunikasi
Mengalami
PAKEM
Interaksi
Interaksi
a. Mengalami Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa perkuliahan ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsepkonsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif mahaiswa. Pada saat perkuliahan materi relasi, diawal mahasiswa diingatkan kembali terhadap materi himpunan yang pernah mereka pelajari sebelumnya dengan dosen memberikan beberapa pertanyaan tentang himpunan sebagai apersepsi di awal perkuliahan. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsepkonsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Untuk itu perkuliahan mata kuliah matematika 1 dengan materi relasi dirancang dengan cara berkelompok sebanyak 5 atau 6 kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 5 sampai
6
mahasiswa.
Kemudian
setiap
kelompok
mendiskusikan
dan
merumuskan contoh dan bukan contoh dari sebuah definisi sub-sub materi yang sedang dipelajari. Setiap kelompok harus mampu memberikan pemahaman tentang definisi yang dibahas dalam kelompok kepada kelompok lain. Dengan demikian, konsep-konsep yang telah dimiliki mahasiswa dapat membantu mendukung mahaiswa untuk terjadinya pembelajaran bermakna. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika mahasiswa mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan penjelasan dosen. Kegiatan perkuliahan mata kuliah matematika 1 memfasilitasi mahasiswa untuk mengalami langsung dilaksanakan melalui bentuk kegiatan:
Melakukan pengamatan mahasiswa mengamati materi-materi yang menjadi kompetensi dasar yang akan dicapai dalam setiap tatap muka.
Melakukan percobaan mahasiswa melaksakan percobaan dengan mengamati contoh-contoh dari definisi
Melakukan penyelidikan mahasiswa menyelidiki pembuktian dari definisi yang telah dipelajari dengan penentuan example dan non example
Melakukan wawancara Wawancara dilakukan untuk menyamakan persepsi dari tiap-tiap individu dalam kelompok masing-masing.
Dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut maka:
Mahasiswa belajar banyak melalui berbuat
Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera
b. Komunikasi Komunikasi juga merupakan tahap penting untuk menciptakan PAKEM. Kesalah pahaman sering terjadi karena tidak adanya komunikasi. Melaui komunikasi, akan ada hubungan yang erat baik antara dosen dan mahasiswa maupun antara mahasiswa dengan mahasiswa. Selain itu melalui komunikasi mahasiswa dapat mengungkapkan gagasannya. Dalam pelaksanaan perkuliahan
mata kuliah matematika 1 komunikasi dilaksanakan dengan beberapa bentuk. Bentuk komunikasi tersebut antara lain: mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok maupun pada saat penyampain hasil diskusi kepada kelompok lain, presentasi laporan kerja kelompok, dan memajangkan hasil kerja mahasiswa. Manfaat dari ungkap gagasan adalah:
Timbulnya konsolidasi pikiran
Peluang keluarnya gagasan yang lebih baik
Merangsang timbulnya gagasan dari orang lain
Dosen dapat mengetahui konstruksi pengetahuan mahasiswa
c. Interaksi Menurut Mohamad Surya (2004) secara psikologi, belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan tidak terlepas dari situasi dan kondisi sekitar peserta didik. Perubahan perilaku mahasiswa setelah belajar dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan dosen dalam melakukan interaksi dengan mehasiswanya. Oleh karena itu, dosen hendaknya mampu memilih metode pembelajaran secara tepat dengan variasi yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan mahasiswa. Sekurang-kurangnya ada empat pola interaksi yang harus diperhatikan pada saat proses pembelajaran, yaitu:
interaksi individual-individual ini terjadi pada saat mahasiswa berdiskusi untuk memahami sebuah definisi dengan penentuan example dan non example dan kelompok diskusi
interaksi antar individual-kelompok interaksi ini terjadi pada saat seorang mahasiswa menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok lain
interaksi antar kelompok-individual Interaksi yang terjadi pada saat kelompok yang menerima penjelasan dari seorang mahasiswa kelompok lain memberikan komentar berupa pernyataan setuju ataupun gagasan lain yang berbeda
interaksi antar kelompok-kelompok
interaksi ini terjadi pada saat masing-masing kelompok menanggapi komentar dari kelompok-kelompok lain. Melalui interaksi maka akan berdampak pada:
Kesalahan pemahaman suatu devinisi berpeluang terkoreksi
Pemahaman yang terbangun semakin mantap
Kualitas hasil belajar meningkat
d. Refleksi Refleksi merupakan komponen PAKEM yang tidak kalah pentingnya, sebab melalui refleksi mahasiswa dapat melakukan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Fungsi refleksi adalah untuk mengungkap bagaimana pengetahuan yang telah diperoleh mengendap dalam benak siswa. Dengan demikian mahasiswa merasa apa yang diperolehnya berguna bagi dirinya. Bentuk refleksi antara lain:
Memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan, yaitu: Membuktikan kembali definisi yang telah dipelajari dalam sub-sub materi baik yang dipelajari dalam kelompoknya ataupun dari penjelasan kelompok lain Mahasiswa diminta menentukan example dan non example lain yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari
Untuk perbaikan gagasan/makna Melihat kembali apakah contoh dan bukan contoh yang terbentuk sudah sesuai dengan definisi
Untuk tidak mengulangi kesalahan Memahami contoh-contoh yang sesuai dengan definisi dalam materi yang dipelajari
Peluang lahirkan gagasan baru Mahasiswa dapat memunculkan ide baru dari materi yang telah dpelajari Pelaksanaan PAKEM dengan menggunakan media musik dalam
perkuliahan mata kuliah matematika 1 pada program studi pendidikan guru sekolah dasar IKIP PGRI Semarang telah mampu mengaktifkan seluruh mahasiswa dalam proses perkuliahan. mahasiswa juga mampu berpikir kreatif dan
dan berpikir kritis pada saat perkuliahan berlangsung sehingga timbul perasaan senang karena hadirnya musik latar di dalam kelas. Perkuliahan mampu secara efektif dapat tersampaikan SIMPULAN Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Sesusi dengan hal tersebut lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan serta melaksanakan komponen-komponen dalam PAKEM mampu menjadi bentuk perkuliahan yang efektif untuk kemampuan akademik mahasiswa yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, A.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta BNSP, PP 19/2005: Standar Nasional Pendidikan, ps 19, ayat 1 Campbell, D. 2002. Efek Mozart. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Meiarn, Dave. 2002. The Accelarated Learning. Bandung : Kaifa. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta