e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016)
PEMANFAATAN MEDIA BIG BOOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS ANAK KELOMPOK B2 DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Ni Luh Putu Mila Astari1, Ketut Pudjawan2, Putu Aditya Antara3 1,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2 Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa Inggris setelah memanfaatkan media big book pada anak kelompok B2 TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B2 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja yang berjumlah 29 orang anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Data hasil kemampuan berbahasa Inggris dalam penelitian ini, dikumpulkan melalui metode wawancara dan observasi. Data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media big book dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak Kelompok B2 TK Kemala Bhayngkari 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase kemampuan berbahasa Inggris dari siklus I sebesar 66,83% yang berada pada kategori sedang menjadi 90,77% pada siklus II dengan kategori sangat tinggi. Terjadi peningkatan persentase kemampuan berbahasa Inggris anak sebesar 23,94%. Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa media big book dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak. Kata-kata kunci:
kemampuan berbahasa ekstrakurikuler
Inggris,
media
big
book,
kegiatan
Abstract This classroom action research aims to know the improvement of English proficiency after applying big book media for children in group B2 kindergarten of Kemala Bhayangkari 2 Singaraja in the academic years 2015/2016. The subject was a group of children in group B2 kindergarten of Kemala Bhayangkari 2 Singaraja about 29 children. This research was a classroom action research which was conducted in two cycles. Data of this study were collected through interview and observation method. After the data has been collected, it was analyzed by descriptive statistics and quantitative analysis. The results showed that implemention of big book media can improve English proficiency in group B2 kindergarten of Kemala Bhayangkari 2 Singaraja in the academic years 2015/2016. It can be proofed from the percentage improvement of English language proficiency of the first cycle of 66.83% was in middle category and than it increased into 90.77% in cycle II with very high category. The percentage improvement of English language skills of children was about 23.94%. Based on the findings, it was concluded that the big book media can improve the English language skills of children. Keywords: ability to speak English, big book media, extracurricular activity
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) PENDAHULUAN Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiel dan spiritual berdasarkan Pancasila, yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu bagian terpenting dalam komponen masyarakat Indonesia adalah anak. Karena anak adalah pemilik masa kini dan masa depan sekaligus pemilik bangsa, karena ditangan merekalah diteruskan sejarah kehidupan bangsa Indonesia selanjutnya, begitu pentingnya mereka dalam rantai kelangsungan tradisi suatu bangsa. Slamet Suyanto (2005:45) menyatakan bahwa, “pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup”. PAUD sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut dengan masa emas perkembangan. Sejak lahir setiap manusia sudah disebut sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat terlepas dari lingkungan sosialnya yaitu dengan cara berinteraksi dan berkomunikasi. Alat yang biasa digunakan dalam berkomunikasi adalah dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa terlepas dari bahasa sebagai alat komunikasinya. Bahasa akan mempermudah manusia dalam bergaul, berkomunikasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Santrock (2007:313) menyatakan bahwa, Berbicara mengenai perkembangan bahasa, ada baiknya jika anak tidak hanya belajar bahasa ibu saja, akan lebih baik jika anak diajarkan tentang bahasa asing lainnya. Anak perlu menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris, oleh sebab itu bahasa Inggris dikenalkan sejak usia dini, khususnya pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini berdasarkan asumsi
bahwa anak lebih cepat belajar bahasa asing daripada orang dewasa. Dalam era globalisasi, mempelajari dan menguasai bahasa Inggris saat ini boleh dikatakan sudah menjadi suatu kebutuhan. Dan tidak sedikit pula teknologi yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam beberapa alat komunikasi. Selain itu, bahasa Inggris juga cukup dominan dalam buku-buku teks dan papan-papan pengumuman atau ramburambu yang dijumpai di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakat sekitar. Misalnya di sebuah toko pada pintunya terdapat bacaan “pull” yang artinya tarik atau “push” yang artinya dorong. Dengan demikian penggunaan bahasa Inggris banyak dan sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita, maka dari itu penguasaan bahasa Inggris saat ini sangat penting. Sebagai implikasinya, bahasa Inggris kini telah menjadi mata pelajaran yang wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan, terutama di Indonesia. Demikian pula halnya di Taman Kanak-Kanak yang berada pada rentang anak usia dini. Bahasa Inggris tidak dianggap sesuatu yang asing lagi bagi pelajar di Indonesia. Dulu Bahasa Inggris di anggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk di mengerti. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang menuntut kebutuhan untuk dapat menguasai Bahasa Inggris, kurikulum di dunia pendidikan mulai mengalami perubahan. Bahasa Inggris yang semula diajarkan kepada siswa SMP, sekarang sudah diajarkan kepada siswa SD, bahkan siswa yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak atau Play Group. Mereka sudah mulai diperkenalkan dengan Bahasa asing ini, walau konteks pembelajarannya masih belajar sambil bermain. Orang tua mulai menyadari betapa pentingnya menguasai Bahasa Inggris untuk anakanaknya, sehingga mereka sibuk memasukkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan non-formal dengan harapan jam belajar yang bertambah akan menambah penguasaan ilmu pengetahuan. Pembelajaran bahasa Inggris di usia dini adalah langkah yang tepat untuk kita terapkan. Kita dapat mengajarkan untuk menggunakan bahasa inggris secara utuh
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) dengan mudah. Menggunakan bahasa inggris secara utuh berarti anak tidak hanya mengerti apa yang dia baca dalam bahasa Inggris, tapi anak juga bisa memahami apa yang dia dengar, dapat berbicara dan menuliskan gagasan-gagasannya dalam bahasa inggris. Bahasa Inggris memang sebaiknya diajarkan sejak usia dini. Sebab, otak anak masih segar, sehingga proses penyerapan bahasa lebih mulus. Penguasaan kosakata anak akan meningkat pesat ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti yang baru. Pada masa ini, penguasaan kosakata meningkat, dimana anak mampu mengucapkan kalimat yang makin panjang dan bagus. Misalnya saja, saat anak anak pertama kali menggunakan kata “orange” (jeruk) mengacu pada salah satu jenis buah. Kemudian mereka mengetahui bahwa kata “orange” (oranye) juga mengacu pada warna. Namun perlu disadari untuk meningkatkan kemampuan kosakata bahasa inggris pada tahap awal tidak semudah dan secepat apa yang kita harapkan. Supaya anak memiliki perbendaharaan kata bahasa Inggris yang diharapkan, metode ataupun media pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik anak. Berdasarkan hasil observasi di kelompok B2 yang dilakukan pada tanggal 21 Januari 2016, kemampuan berbahasa Inggris anak masih kurang serta lafalan dalam pengucapan setiap kata dalam Bahasa Inggris anak juga masih belum benar. Mereka menganggap bahwa Bahasa Inggris itu sulit, karena pengucapannnya yang terkesan asing dan jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari penilaian sehari – hari pada saat kegiatan ekstrakurikuler bahasa Inggris dikelas. Dimana anak kurang mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan guru tentang apa yang telah diajarkan oleh guru, misalnya nama-nama buah, sayuran, ataupun nama-nama benda yang ada disekitar mereka, yang sudah dijelaskan pada minggu sebelumnnya. Faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran kemampuan Bahasa Inggris anak kurang berhasil adalah baru diperkenalkannya kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris pada anak, lafalan kata yang diucapkan
oleh anak masih kurang tepat, misalnya saja kata “teacher” di ucap “treecher”, serta teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran, misalnya pemilihan media dalam kegiatan pembelajaran yang kurang variatif. Guru masih menggunakan media sederhana berupa kertas HVS A4 yang berisikan gambar dan tulisan, serta beberapa buku cerita bergambar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ketut Sudiartini S.Pd sebagai guru TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja yang mengajar di kelompok B2 dan Ibu Okky selaku guru ekstrakurikuler bahasa Inggris, diperoleh hasil bahwa rata-rata perkembangan bahasa anak khususnya dalam kemampuan berbahasa Inggris masih rendah. Nampak dari 29 anak, ditemukan ada 15 anak yang penguasaan kosakatanya masih dalam kategori rendah (mendapat bintang «). Sedangkan 9 orang anak dapat dikategorikan penguasaan kosakatanya sesuai harapan dan mendapat bintang (««). Dalam penguasaan kosakatanya di TK, hanya 5 anak yang dapat mencapai bintang («««). Observasi yang dilakukan pada hari pertama diketahui ada 5 orang anak yang terlihat sangat aktif dan mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan. Namun 24 anak terlihat kemampuan berbhasa Inggrisnya masih pada kategori rendah. Pada jenjang anak usia dini, adalah masa mereka menyukai permainan dan melihat gambar-gambar yang unik dan berwarna-warni, karena biasanya itu bisa disalurkan dengan bahan bacaan yang akan menumbuhkan minat baca anak dengan bahan cerita buku visual. Uzer (dalam Noprianti, 2011) menyatakan bahwa, belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran, dibandingkan bila anak belajar tanpa dibantu alat pengajaran(atau media). Anna (dalam Noprianti, 2011) menyatakan bahwa, Pemanfaatan media big book akan sangat baik dilakukan dalam kegiatan di dalam kelas. Big book merupakan buku yang berukuran kira-kira 40x30 cm dengan gambar-gambar berwarna yang menarik dan teks yang tercetak dengan huruf yang besar, sehingga cukup jelas untuk dilihat oleh anak-anak secara bersama-sama.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media big book merupakan alat pengajaran dalam bentuk buku yang penuh dengan gambar warna warni, yang digunakan oleh guru dalam berbagi bacaan yang secara umum diperuntukkan bagi anak. Dengan adannya media big book anak akan merasa tertarik dan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas. Sehingga terungkap permasalahan yang perlu dibahas dan dicarikan jalan keluarnya yang berkaitan dengan rendahnya kemampuan berbahasa Inggris pada anak. Maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Pemanfaatan Media Big book Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris Pada Anak Kelompok B2 dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini merupakan PTK karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan penerapan suatu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Dipilihnya PTK karena penelitian ini akan melakukan perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan melakukan refleksi dan perbaikan pada setiap siklus penelitian. Perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak di kelompok B2 TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja. Penelitian ini dilaksanakan dan disesuaikan dengan kalender pendidikan di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak di kelompok B2 TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja. Penelitian dilaksanakan kolaboratif antara guru dan peneliti. Dari tujuan PTK di atas semakin memantapkan penelitian untuk menggunakan motode penelitian ini, serta
diharapkan dapat memberikan perbaikan dan meningkatkan proses belajar mengajar di dalam kelas. Ada berbagai macam desain model PTK yaitu Kurt Lewin, kemmis dan Mc Taggart, dan Elliot. Pada penelitian ini peneliti menerapkan desain model PTK dari Kemmis dan Mc Taggart, karena desain PTK model ini diangggap lebih mudah dala prosedur tahapannya. Berikut adalah PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart.
Gambar
1.
Model/desain penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggert (Arikunto dalam Deka, 2013:21)
Penelitian ini dilaksanakan di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja Kelompok B2, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Kelompok yang menjadi sasaran penelitian adalah kelompok B2. Pemilihan kelompok ini dengan pertimbangan berdasarkan hasil analisis rata-rata kemampuan berbahasa Inggris. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B2 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja yang berjumlah 29 anak, yang terdiri dari 14 anak perempuan dan 15 anak laki-laki Menurut Kerlinger (dalam Agung, 2012:41) “variabel adalah sebagai sebuah konsep”. Kemudian Suryabrata (dalam Agung, 2012:41) menyatakan bahwa “variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dikatakan variabel penelitian itu
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti”. Variabel penelitian ini adalah media big book untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris anak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitan ini, sebagai berikut. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: media big book dan variabel terikatnya adalah kemampuan berbahasa Inggris . Adapun definisi konseptual dari penlitian ini: Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan untuk dapat mengikuti pola atau aturan dalam belajar bahasa Inggris, memahami atau menyebutkan kosakata benda dalam bahasa Inggris dan dapat melafalkan dengan baik dan jelas serta dapat menjawab pertanyaan sederhana tentang kosakata yang telah disebutkan. Media Big book merupakan salah satu media pilihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak, yang berupa buku yang penuh dengan gambar yang digunakan oleh guru, yang mempunyai karakteristik khusus seperti penuh dengan warna-warni, gambar yang menarik, mempunyai kata yang dapat diulang-ulang. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah Kemampuan kosakata bahasa inggris adalah kemampuan untuk dapat menyebutkan kosakata benda dalam bahasa Inggris dan dapat melafalkan dengan baik dan jelas serta dapat menjawab pertanyaan sederhana tentang kosakata yang telah disebutkan. Yang diukur menggunakan lembar observasi dengan skala 1,2,3. Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah metode observasi dan metode wawancara. 1)Metode observasi adalah “suatu cara memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu objek tertentu” (Agung, 2014: 27). Observasi dilakukan untuk memperoleh data-data yang diinginkan sebagai objek pengamatan secara langsung. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data perkembangan
bahasa anak. 2)Metode Wawancara yakni menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung pada responden. Setelah data dalam penelitian ini terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Dalam penerapan metode analisis statistik deskripif, data yang diperoleh dari hasil penelitian disajikan ke dalam 1) tabel distribusi frekuensi, 2) menghitung angka rata-rata atau mean (M), 3) menghitung modus (Mo), 4) menghitung median (Me), 5) menyajikan ke dalam grafik polygon. Dalam buku metodologi penelitian Agung (2012:76) menyatakan bahwa ”metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang di lakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang di teliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum”. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tinggi rendah data kemampuan berbahasa Inggris yang di tentukan dengan menggunakan pedoman konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Tingkat kemampuan berbahasa Inggris yang diperoleh anak hasilnya dikonversikan dengan cara, membandingkan angka rata-rata persen dengan kriteria penilaian acuan patokan (PAP) skala 5 sebagai berikut.
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) Tabel 1. Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Tingkatan Kemampuan Berbahasa Inggris Persentase Kemampuan Berbahasa Inggris
Kriteria Kemampuan Berbahasa inggris
90 −100 80 – 89 65 – 79 40 – 64 0 − 39
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber (Agung,2014:145)
Berdasarkan pedoman PAP Skala lima mengenai kemampuan Berbahasa Inggris pada anak kelompok B2 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja, maka target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah anak mampu mencapai tingkat penguasaan pembelajaran yaitu 80-89% dengan kriteria tinggi atau aktif. Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan dalam kemampuan berbahasa Inggris pada anak kelompok B2 TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi perubahan positif skor rata-rata dari siklus I ke siklus berikutnya dan jika dikonversikan pada pedoman PAP Skala lima tentang tingkat kemampuan berbahasa Inggris berada pada rentang 80-89 dengan kriteria tinggi. Apabila terjadi peningkatan skor rata-rata dari siklus berikutnya dan mampu mencapai kriteria tinggi maka dapat disimpulkan bahwa penerapan media big book berjalan dengan efesien dan efektif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester II. Subjek penelitian dilakukan pada anak kelompok B2 yang berjumlah 29 orang. Penelitian ini dilaksnakan dalam dua siklus. Data yang dikumpulkan adalah mengenai peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak dengan menerapkan media Big book. Data yang dimaksud berupa hasil observasi dari kemampuan berbahasa Inggris anak
melalui penerapan media Big book. Siklus I dalam penelitian ini dilaksnakan selama delapan kali pertemuan. Data dari hasil belajar anak pada kemampuan berbahasa Inggris anak di paparkan pada tabel distribusi frekuensi, menghitung Modus (Mo), Median (Me), Mean (M), grafik Polygon dan membandingkan rata rata atau mean denganm model PAP skala lima. Pelaksanaan penelitian penerapan media Big book untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak menggunakan tiga indikator. Berdasarkan hasil statistik deskriptif dan statistik deskriptif kualitatif terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak dengan menerapkan media big book pada anak kelompok kelompok B2 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja diperoleh rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris pada siklus I adalah 66,83% dan rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris pada siklus II adalah 90,77%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris anak dari siklus I ke siklus II sebesar 23,94%.
Gambar 2. Grafik Kemampuan Berbahasa Inggris Siklus I Gambar di atas menunjukkan bahwa Mo < Me < M (9 < 12 < 12,03). Berdasarkan gambar tersebut dinyatakan bahwa kebanyakan data hasil belajar siswa. Berdasarkan gambar tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kebanyakan data hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) pada siklus I cenderung rendah dan kurva juling positif. Dari data yang diperoleh pada siklus I, rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris anak adalah 66,83% yang berarti bahwa hasil kemampuan berbahasa Inggris anak pada siklus I berada pada kriteria sedang, sehingga masi perlu ditingkatkan pada siklus II. Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat penerapan media big book pada siklus I yakni, penjelasan atau penyampaian gambar dari kurang menarik menyebabkan anak kurang fokus memperhatikannya media big book, sehingga anak kurang memahami tentang media yang dijelaskan oleh guru, beberapa siswa terlihat bermain-bermain pada saat diajak melaksanakan kegiatan karena guru terlalu lama memberikan penjelasan, beberapa siswa takut untuk ke depan kelas dalam melaksankan perintah guru, beberapa anak terlihat kurang mampu menjelaskan karena anak lebih senang untuk melihat-lihat gambar yang dipegang oleh anak dan perlunya guru memperbaiki cara penjelasan gambar. Ada anak yang terlihat mengganggu temannya yang belum menyelesaikan kegiatan di beberapa area sehingga membuat kelas menjadi gaduh serta ukuran gambar yang ada pada media big book kurang besar bagi anak, sehingga beberapa anak yang duduk di belakang kurang jelas melihat gambar yang ada di dalam media. Solusi yang dilakukan peneliti untuk mengatasi kendala yang dihadapi yakni, memperbaiki cara penyampaian penjelasan tentang media big book agar anak tertarik serta antusias dalam mengikuti pembelajaran, menciptakan suasana yang menarik perhatian siswa sehingga siswa fokus perhatiannya di kelas, membimbing, mendampingi dan memberi reward berupa nilai atau bintang maupun pujian agar anak termotivasi dan mau mencoba serta tidak merasa takut dalam ke depan kelas dalam melaksanakan perintah guru, lebih memperbesar gambar yang ada pada media, agar nak bisa lebih jelas melihat gambar yang ada pada media big book.
Gambar 3. Grafik Kemampuan Berbahasa Inggris Siklus II Gambar 4.2 di atas menunjukan bahwa harga statistik : Mo > Me ˃M (18 > 17 ˃ 16,34). Berdasarkan gambar tersebut dapat dapat di interpretasikan bahwa kebanyakan data hasil belajar keterampilan berbicara pada siklus II cenderung tinggi dan kurva juling negatif. Hasil refleksi pada siklus I, kemudian dilanjutkan pada siklus II sehingga mendapat rata-rata persentase sebesar 90,77% yang berarti bahwa hasil kemampuan berbahasa Inggris anak tergolong kriteria sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari analisis kemampuan anak yang sudah mampu menjawab pertanyaan sederhana dari guru, melafalkan kata dalam bahasa Inggris, dan mampu menyebutkan beberapa kata dalam bahasa Inggris. Pelaksanaan perbaikan proses pembelajaran siklus I membuat adanya peningkatan proses pembelajaran yang diperlihatkan melalui peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak pada pelaksanaan siklus II. Proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan oleh peneliti, sehingga kemampuan berbahasa Inggris anak akan meningkat. Dilihat dari rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris pada siklus I adalah 66,83% dan rata-rata
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris pada siklus II adalah 90,77%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan rata-rata perrsentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris anak dari siklus I ke siklus II sebesar 23,94%. Hasil persentase dikorversikan ke dalam PAP skala lima pada siklus I berada pada kategori sedang dan siklus II berada pada kategori sangat tinggi. Jadi penelitian ini cukup dilakukan sampai di siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Secara garis besar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan, sehingga kemampuan berbahasa Inggris anak meningkat sesuai dengan tingkat pencapaian harapan. Anak sudah terlihat aktif saat mengikuti pembelajaran, seperti mau memberikan pendapat terhadap sebuah gambar di depan kelas, Guru selalu memberikan motivasi serta penguatan sederhana sepeti tepuk tangan, pujian sehingga anak merasa senang dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Guru selalu memberikan penjelasan yang rinci tentang gambar sehingga menambah wawasan anak.
Gambar 4. Grafik Batang Kemampuan Berbahasa Inggris pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa media berpengaruh positif terhadap berbahasa Inggris anak. Hasil menunjukan bahwa terdapat yang signifikan pada
data dapat big book kemampuan penelitian ini peningkatan kemampuan
berbahasa Inggris anak setelah diterapkanya media big book pada anak kelompok B2 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja. Berdasarkan hasil statistik deskriptif dan statistik deskriptif kualitatif terhadap peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak dengan menerapkan media big book pada anak kelompok kelompok B2 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja diperoleh rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris pada siklus I adalah 66,83% dan rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris pada siklus II adalah 90,77%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan rata-rata persentase hasil belajar kemampuan berbahasa Inggris anak dari siklus I ke siklus II sebesar 23,94%. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan media big book dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak. Terdapat peningkatan kemampuan berbahasa Inggris anak kelompok B2 TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja setelah menerapkan media big book sebesar 30,19%. Hal ini dapat dilihat dari persentase kemampuan berbahasa Inggris anak pada siklus I yaitu 56,66% dengan kategori rendah dan meningkat menjadi 86,88% dengan kategori tinggi pada siklus II. Dengan demikian, penerapan media big book telah berhasil meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak kelompok B2 di TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja pada tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. (1) Kepada guru, disarankan lebih kreatif dalam memilih dan menerapkan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak, (2) Kepada siswa disarankan lebih memperhatikan kegitan pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat, (3) Kepada kepala sekolah disarankan mampu memberikan suatu informasi mengenai media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif, efisien dan inovatif, (4) Kepada peneliti
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut sebagai penyempurnaan dari penerapan media big book. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja : Undiksha Singaraja. -------.2011. Metodologi Penelitian Pendidikan (Suatu Pengantar). Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja. Astuti, Wili dan Ummu Habibah. 2014. Peningkatan Kemampuan Kosakata Bahasa Inggris anak Melalui Metode Pembelajaran Interaktif Di Kelompok A TK Pertiwi 1 Jiparan 2014/2015. Tersedia pada https://publikasiilmiah.ums.ac.id/han dle/11617/6030 (diakses pada tanggal 21 Januari 2016) Darawati, Rhosa Rahayu. 2012. Skripsi. Efektivitas Intructional Games dalam Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Taman Kanak-kanak. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan. (repository.upi.edu) Depdiknas. 2007. Bidang Pengmbangan Bahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas. Departemen Pendidikan Nasional Hapsari, Iriani Indri & Dewi Retno Suminar. 2011. Efektifitas Ludo Words Game (LWG) terhadap Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris pada Anak Studi Kasus Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 4 Pucang dalam http://journal.unair.ac.id/filerPDF/01Ir ianiIndriHapsari,EfektifitasLudoWord sGame.pdf. (diakses pada tanggal 27 Januari 2016) Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2014. Teknik & Cara Mudah Membuat Peneliatian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru. Kata Pena Kurniawati, Yanti. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Media Big book di PPT Tulip Surabaya. Tersedia pada http://ejournal.unesa.ac.id/article/11 588/19/article.pdf (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Madyawati, Lilis. 2016. Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini. Prenadamedia Group. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama Matodang, Elisabeth Marsaulina. 2005. Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Inggris Anak Usia Dini Melalui Music dan Movement (Gerak dan Lagu). Jurnal Pendidikan Penabur No.05/Th.IV/Desember 2005. (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Noprianti. 2011. Meningkatkan Minat Baca Anak dengan Menggunakan Media Visual Big book Warna Bergambar pada Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Al-Karimah Kecamatan Tampan Pekan Baru. Tersedia pada http://repository.unri.ac.id/xmlui/han dle/123456789/5225 (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Nurhadi, Achmad. 2012. Teaching English To Young Learners (Pengajaran Bahasa Inggris Pada Anak Usia Dini). (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Nurjannah, 2013. Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata Melalui Kartu Huruf Bergambar Siswa Kelas II SDN 5 Soni. Jurnal Kreatif Tadulako Vol.4 No.8. tersedia pada http : // jurnal. untad.ac. id / jurna l/ index. Php
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 2 - Tahun 2016) /JKTO/article/view/3420.(diakses pada tanggal 21 Januari 2016) Rusefrinaria. 2011. Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Anak Melalui Permainan Tebak Suara Dengan Kartu Gambar Binatang Di PAUD Palapa 1 Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Pesona PAUD Vol. 1 No.1. tersedia pada http: // ejournal. unp. ac. id/ index.php/paud/article/view/1698. (diakases pada tanggal 2 Februari 2016) Rusmiyati, Asih. 2014.Skripsi. Pengaruh Bercerita Dengan Media Big book Terhadap Kecerdasan Liguistik Anak TK A Paud Saymara Kartasura Tahun Pelajaran 2013/2014. Tersedia pada http://eprints.ums.ac.id/ 2889/14/PUBLIKASI.pdf (diakses pada tanggal 20 Maret 2016) Santrock, John.W.2007.Perkembangan Anak Jilid II.Jakarta : Erlangga. Slamet
Suyanto. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional.
Wiguna, I Putu Hadi. 2012. Thesis. Developing Billingual and Topic Based Multimedia Dictionary for Year Five Student of SD Negeri 1 Sumerta. Tidak di terbitkan. Yuliantantri, Ninda dan Nurhenti. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Bernyanyi terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Kelompok A Di TK Ketintang Jaya Surabaya. Paud Teratai. Vol.2 No.3 tersedia pada http://ejournal.unesa.ac.id/index.php /paud-teratai/article/view/3282 (diakses pada tanggal 21 Januari 2016)