PEMANFAATAN HASIL SAMPING PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
OUTLINE POHON INDUSTRI KELAPA SAWIT HASIL SAMPING PENGOLAHAN SAWIT PEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT
PEMANFAATAN TEMPURUNG SAWIT DAN AMPAS PKO PEMANFAATAN DALMS DAN PRODUK TURUNAN SAWIT PEMANFAATAN SLUDGE
POHON INDUSTRI MINYAK SAWIT
Minyak Sawit
Minyak Sawit Kasar (CPO)
Olein
Asam Amino
PFAD
Vit. A, E
Karoten
Stearin
Minyak Inti Sawit (PKO)
Protein Sel Tunggal
Trigliserida, Digliserida, Monogliserida
Es Krim
Lipase
Soap Stock
Asam Lemak
Monogliserida
Minyak Goreng
Sabun Cuci
Margarin
Gliserol
Fatty Alcohol
Minyak Salad
Biodiesel
Shortening
Food Emulsifier
Metallic Soap
Shortening
Pakan Ternak
Vegetable Ghee
Polyethoxylated derivates
Cocoa Butter Substitute (CBS)
Vanaspati
Fatty amine
Sabun
Ester Dibasic Acid
Kosmetika
Fatty Acid Amide
Cocoa Butter Substitute (CBS)
Confectioneries
Digliserida
Fatty Alcohol Sulfat
Metil Ester
Biodiesel
Sabun
Metil Ester Sulfonat
Food Emulsifier
HASIL SAMPING PENGOLAHAN SAWIT
TANDAN KOSONG SAWIT
PEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT
PEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) mencapai 23 % dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit Kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain : · Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan. · Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. · Bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai pembawa hama tanaman. · Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah. · Dapat diaplikasikan pada sembarang musim.
PEMANFAATAN TANDAN KOSONG SAWIT kandungan 30 - 40 % K2O, 7 % P2O5, 9 % CaO, dan 3 % MgO unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu Fungsi lain TKKS juga sebagi bahan serat untuk bahan pengisi jok mobil dan matras, polipot, dll. · Pelepah pohon dan CPO dapat dijadikan ekstrak untuk Vitamin E · Batang pohon dapat dijadikan “Fiber Board” untuk bahan baku mebel, kursi, meja, lemari .Ampas tandan/buangan sisa pabrik dapat dijadikan serbuk pengisi kasur, bantalan kursi
Definisi Limbah adalah Suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia, maupun proses-proses alam. Dalam pengolahan produksi dilakukan pengolahan dengan jumlah berat tandan buah segar (TBS) ton/ha yang dihasilkan, yang selanjutnya diolah menjadi minyak kelapa sawit (CPO) ton/ha, dan minyak inti sawit (PKO) ton/ha, dan hasil samping antara lain bungkil inti, cangkang dan tandan kosong, serta limbah cair (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003).
Pemanfaatan Limbah Sawit
JENIS LIMBAH
Limbah Padat Limbah padat ini mencakup : 1. Tandan kosong sawit (TKS). Tandan kosong sawit ini dihasilkan dari tandan sawit yang sudah dipress dengan BUNCH PRESS untuk diambil minyaknya karena didalam tandan dimungkinkan masih terdapat minyak sekitar 5%.
• Proses Pengepressan Tandan
Tandan kosong ini biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dikebun untuk membantu mengembalikan kesuburan tanah, tandan kosong tersebut sebagai pupuk organik (secara mulching) pada tanaman-tanaman sawit khususnya tanaman replanting. Tetapi, ada permasalahn yang muncul yaitu munculnya kumbang tanduk yang merupakan hama yang dapat merusak tanaman sawit. Tetapi, untuk saat ini masih bisa ditoleransi dan masih dapat dibasmi oleh bagian proteksi tanaman. Selain itu, limbah ini juga bisa menjadi bahan baku pembuatan kertas.
2. Fiber dan cangkang • Limbah-limbah ini berasal dari proses untuk mendapatkan CPO dan Biji Kernel. • Limbah ini langsung dimanfaatkan kembali oleh pabrik sebagai bahan bakar boiler dikarenakan proses kemudahannya untuk dibakar
3. Abu Hasil Sisa Pembakaran Boiler • Limbah ini digunakan juga sebagai kompos karena kandungan karbonnya yang masih tinggi. • Selain itu juga digunakan untuk semen (untuk penutup jalan, dll)
Limbah Cair • Semua produk limbah cair dari proses produksi CPO masuk dalam IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) • Seminimal mungkin adanya minyak yang terbuang (loses) dalam limbah cair CPO • Yang termasuk limbah cair didalam pabrik CPO ini adalah Cake hasil press, hasil cucian alat, tanah, dan lumpur.
Contact Pond (4350 m3) Contact pond (4350 m3)
Anaerobik pond No. 8 (69600 m3)
Anaerobil Pond No. 1 (69600 m3)
Distributing Pond II ( 4620 m3)
Anaerobil Pond No. 2 (69600 m3)
Anaerobik Pond No. 3 (69600 m3)
Anaerobik pond No. 4 (69600 m3)
Mixing Pond I (4840 m3)
Anaerobik pond No. 7 (69600 m3)
Anaerobik pond No. 6 (69600 m3)
Anaerobik pond Anaerobik pond No. 5 No. 5 (69600 m3)
Mixing Pond II (4840 m3) Cooling Pond (1112 m3)
Distributing Pond I (4620 m3)
Alur di IPAL PT. TPP • Fat Pit - berfungsi untuk menampung cake dari hasil pemisahan minyak CPO dan menampung sementara raw sludge sebelum ke kolam selanjutnya.
• Cooling Pond - berfungsi untuk menurunkan suhu pada raw sludge sehingga dapat diolah kembali secara maksimal oleh mikroba (penguraian). - sebenarnya dalam cooling pond ada alat untuk mendinginkan raw sludge yakni seperti kipas, akan tetapi dalam PT. TPP tidak ada.
• Mixing Pond - sebagai tempat percampuran raw sludge dr Cooling Pond dengan limbah dari anaerobic - disini sudah mulai terjadi hidrolisis senyawa organik dari limbah oleh mikroorganisme menjadi senyawa monomer yang lebih sederhana - selain itu juga terjadi proses asidifikasi oleh mikroba dan menghasilkan VFA, H2, dan Co2
• Anaerobic Pond - dalam kolam anaerobic ini, terjadi proses dekomposisi bahan organik tanpa adanya oksigen bebas melalui proses reduksi dengan hasil utamanya berupa CH4, CO2. - reaksi yang terjadi dalam anaerobic pond ini adalah reaksi asenogenik (VFA menjadi asam asetat), dan metanasi (asama asetat menjadi CH4 dan CO2)
Reaksi yang terjadi Hidrolisi
Asidifikasi
Metanasi
• Lemak Asam Lemak, Gliserol • Dengan bakteri kebanyakan yang bisa hidup di kondisi anaerob adalah Pediococcus cerevisiae dan Lactobacillus plantarum • Memecah menjadi senyawa sederhana.
• Terjadi fermentasi oleh bakteri untuk memhasilkan makanan untuk bakteri yang membantu metanasi • Bakteri Asidifikasi memhasilkan H2 • Asam Lemak terdegradasi menjadi Asam Asetat, CO2, H2.
• Asam Asetat CH4 + CO2 • Hidrogen + CO2 CH4 + H2O • Diubah oleh bakteri metanasi
Ada tiga kelompok dari bakteri daan Arkhaebakteria yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu: 1. Kelompok bakteri fermentatif: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae 2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio 3. Kelompok Arkhaebakteria dan bakteri metanogen: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus
Pembentukan Metan(CH4) dari Asam Asetat dan CO2
Kadar BOD dan COD awal
Standart BOD dan COD yang aman
Parameter Keamanan Limbah Dalam pengolahan Sludge yang mengandung VFA diukur dari kadar BOD dan COD. BOD (Biological Oxygent Demand) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat didalam air buangan secara biologi.
Parameter lainnya adalah COD (Chemical Oxygent Demand) COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. HaHbOc + Cr2O72- + H+ → CO2 + H2O + Cr3+ kalium bichromat
• Contect Pond Contact Pond merupakan tempat penampungan terakhir setelah diuraikan dan sebelum dialirkan diline aplikasi.
• Line Aplikasi Line Aplikasi merupakan aliran yang dibuat untuk mengalirkan limbah hasil pengolahan untuk dijadikan pupuk organik dikebun. Sebelum dialirkan, limbah harus dianalisa BOD(Biochemical oxygen demand ) agar aman untuk dialirkan selanjutnya.
Line Aplikasi DiKebun
Analisa Limbah Tujuan : Untuk menganalisa parameter-parameter proses dan kualitas limbah, serta keamanan limbah sebelum dialirkan keLine Aplikasi. • • • •
Parameter Monitoring pH : 7.0 - 7.4 VFA : < 1000 ppm Alkalinity : > 4000 ppm
• • • •
Parameter Kualitas untuk LA BOD : 3500 - 5000 ppm Oil / Greasse : 3000 ppm pH :6
• • • • • • •
Parameter Kualitas untuk perairan BOD : 100 ppm COD : 350 ppm NH3 : 50 ppm Oil / Greasse : 25 ppm TSS : 250 ppm pH : 6–9
Limbah Gas • Limbah gas hasil pembakaran pada boiler ini tidak termanfaatkan • Akan tetapi tetap dijaga agar tidak melebihi batas keamanan yang ditetapkan (standarisasi) oleh Menteri Negara dan Lingkungan Hidup RI • Menurut Sixt (1994) menjelaskan bahwa pada proses anaerobic, sampai dengan 90% limbah cair diubah menjadi gas. Dan 60 75% adalah gas methane, 25 – 40% gas CO2, sisanya adalah amonia, H2S, mercaptan (dlm satuan ppm
• Di dalam IPAL PT. TPP, khususnya pada anaerobic pond, terjadi fase methanasi yakni perubahan asam asetat menjadi gas methan dan CO2. • Di dalam IPAL PT. TPP, khususnya pada anaerobic pond, terjadi fase methanasi yakni perubahan asam asetat menjadi gas methan dan CO2. • Data Perolehan Limbah PT.Tunggal