TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN 2338-6673 E ISSN 2442-8280 Volume 3 Nomor 1 Februari 2015 Halaman 12-19 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/tjmpi
PEMAHAMAN MENGENAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Alfian Erwinsyah IAIN Sultan Amai Gorontalo
[email protected] Abstrak Teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran merupakan dua istilah yang sering didengar dalam dunia pendidikan. Kadang orang-orang menganggap ke-dua istilah tersebut sama namun sesungguhnya berbeda. Jika diartikan menurut istilahnya secara umum, secara konseptual teknologi pendidikan didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Definisi tersebut mengandung pengertian adanya komponen dalam pembelajaran, yaitu teori dan praktik; desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian; proses, sumber, dan sistem; dan untuk belajar. Jadi istilah teknologi pendidikan lebih luas cakupannya dibandingkan dengan teknologi pembelajaran. Teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia. Sedangkan teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang kajian khusus ilmu pendidikan dengan objek formal “belajar” pada manusia secara individu maupun kelompok. Hal ini karena belajar tidak hanya berlangsung dalam lingkup sekolah, melainkan juga pada organisasi misalnya keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan. Belajar dapat di mana saja, kapan saja dan siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Kata Kunci: Teknologi Pendidikan, Teknologi Pembelajaran. Pendahuluan Teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran, dua istilah yang terkadang membuat kita bingung, apakah istilah itu sama ataukah berbeda. Banyak kalangan yang menyebutnya sebagai suatu istilah yang dapat digunakan secara bergantian dalam lingkup pengertian yang sama. Namun tak jarang orang yang menganggap keduanya sebagai istilah yang berbeda dengan alasannya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai teknologi pendidikan, perbedaan antara teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran serta hubungannya. Teknologi Selama ini kita menganggap bahwa teknologi memang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kita terbiasa dan cenderung menganggap teknologi sebagai peralatan dan berkaitan dengan mesin, komputer, dan serba
12
elektronik. Padahal arti teknologi sangat luas dan tergantung peran teknologi itu sendiri bagi manusia. Berbagai konsep teknologi Finn, 1960 sebagaimana dikutip oleh Gentry menyatakan, “selain diartikan sebagai mesin, teknologi bisa mencakup proses, sistem, manajemen, dan mekanisme pantauan; baik manusia itu sendiri atau bukan, serta secara luas, cara pandang terhadap masalah berikut lingkupnya, tingkat kesukaran, studi kelayakan, serta cara mengatasi masalah secara teknis dan ekonomis”. Dalam hal yang sama, ia mengutip pula konsep Simon (1983) yang berbunyi, “teknologi sebagai disiplin rasional, dirancang untuk meyakinkan manusia akan keahliannya menghadapai alam fisik atau lingkungan melalui penerapan hokum atau aturan ilmiah yang telah ditentukan”.
Konsep teknologi menurut Saettler Disamping kedua definisi, pemikiran Saettler tidak jauh berbeda. Beliau mengutip asal katanya – techne, bahasa Yunani, dengan makna seni, kerajinan tangan, atau keahlian. Kemudian ia menerangkan bahwa teknologi bagi bangsa Yunani kuno diakui sebagai suatu kegiatan khusus, dan sebagai pengetahuan. Pendapat Saettler ini mengacu pada konsep Mitcham. Ia mencantumkan uraian. Aristotle tentang techne sebagai penerapan (ilmu) pengetahuan sistematis agar menghasilkan kegiatan (manusia) yang baik. Konsep teknologi menurut Heinich, et al. Pendapat Heinich, Molenda, dan Russell, 1993 memperkuat asumsi sebelumnya. Menurut mereka, “teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang ilmiah, dan tertata…… teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan hanya produk seperti komputer, satelit, dan sebagainya”. Ketiga pakar ini membedakan antara teknologi/perangkat lunak atau soft technology dengan teknologi/perangkat keras atau hard technology. Selain itu, mereka menyatakan “teknologi sebagai suatu pengetahuan diterapkan oleh manusia untuk mengatasi masalah dan melaksanakan tugas dengan cara sistematis dan ilmiah”. Dari seluruh definisi tadi hanya definisi dari Finn saja yang menyinggung arti teknologi sebagai penggunaan mesin atau perangkat keras. Para pakar tadi berkesimpulan bahwa : 1. teknologi terkait dengan sifat rasional dan ilmiah 2. teknologi menunjuk suatu keahlian, baik itu seni, atau kerajinan tangan 3. teknologi dapat diterjemahkan sebagai tehnik atau cara pelaksanaan suatu kegiatan, atau sebagai suatu proses 4. teknologi mengacu pada penggunaan mesin-mesin dan perangkat keras.1 Sifat Teknologi Untuk mengenali teknologi serta peranannya bagi manusia, kategorisasi karakter teknologi perlu dicermati. Berikut rumusan sifat teknologi dari 3 orang pakar, yaitu Sumitro 1
Miarso, Yusufhadi.. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.(Jakarta: Pustekkom, 2005), hal. 15
Djojohadikusumo, Heinich.
Quraish
Shihab,
dan
1. Sumitro Djojohadikusumo Begawan ekonomi ini mengungkapkan bahwa sifat teknologi ada 3 macam, yaitu : a. Teknologi maju (advance technology), yaitu upaya peningkatan kemampuan nasional di bidang penelitian dan teknologi terkait dengan sumber enerji, mineral, nuklir, dan beberapa aspek pokok di bidang teknologi angkasa luar; b. Teknologi adaptif (adaptive technology) adalah teknologi yang bersumber pada penelitian dan pengembangan di negara maju, harus digarap dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat; c. Teknologi protektif (protective technology), yaitu teknologi yang dipersiapkan untuk memelihara, melindungi, dan mengamankan ekologi serta lingkungan hidup bagi masa depan. Pendapat di atas merupakan suatu tinjauan berdasarkan ilmu ekonomi yang menekankan peran serta pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap kekayaan alam. Djojohadikusumo juga mewaspadai bagaimana seharusnya manusia menerapkan teknologi dengan benar. 2. Quraish Shihab Shihab mencoba mengungkapkan arti teknologi bagi manusia. Ia menyebutkan teknologi ditemukan untuk : a. perpanjangan fungsi organ manusia. Shihab, selanjutnya menjelaskan sebagai perpanjangan organ manusia, teknologi diciptakan untuk membantu manusia dalam penyelesaian pekerjaan. Sebagai contoh, temuan perkakas ‘pisau’ digunakan sebagai perpanjangan tangaun manusia untuk memotong, ‘palu’ dibutuhkan agar tangan dapat memaku. b. Perluasan atau penciptaan organ baru manusia Rumusan fungsi kedua, yaitu teknologi yang diciptakan untuk perluasan atau penciptaan organ baru manusia karena manusia tidak memiliki organ tubuh yang dapat melaksanakan tugas tersebut. Maka, teknologi jenis ini dapat mengambil alih pekerjaan manusia. Sebagai contoh, temuan pesawat terbang pada dasarnya berperan sebagai “sayap”
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
13
manusia agar dapat menyeberangi daerah yang terhalang oleh laut. c. Menjadi “seteru” atau saingan manusia Fungsi terakhir berkaitan dengan sifat teknologi yang semakin lama semakin rumit. Teknologi ini diciptakan berdasarkan temuan teknologi sebelumnya, atau memperbaiki dan meningkatkan mutu teknologi yang sudah ada agar kemampuannya berlipat ganda. Robotisasi merupakan suatu temuan canggih yang mampu mengatasi tugastugas berat atau rumit bagi manusia. Sayangnya, robotisasi – kalau pemanfaatannya menyalahi hokum atau aturan – dapat ‘mengancam’ tenaga kerja sehingga akhirnya robot menjadi saingan atau kompetitor bagi para pekerja / buruh untuk bidang-bidang pekerjaan tertentu. 3. Robert Heinich Bagi Heinich, teknologi dianggap sebagai suatu disiplin ilmu yang sistematis dan rasional. Ia merumuskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh suatu teknologi. Sifat-sifat tersebut adalah : a. dapat ditiru, diulang atau diperbanyak (replicability) b. diandalkan karena melalui serangkaian ujicoba (reliability) c. mudah digunakan dan dilaksanakan untuk mengatasi masalah (algorithmicdecision making) d. dapat dikomunikasikan dan dipantau sehingga teknologi dapat diperbaiki berdasarkan masukan dari orang / pihak lain (communication and control) e. berkaitan dengan sifat pertama, berdampak skala – karena pengulangan dan penyebarannya, sehingga dampak baik atau buruk teknologi apat cepat tersebar atau menyusut – (effect of scale).2
Teknologi Pendidikan Dalam arti luas menurut Association for Educational communication and Technology (AECT) adalah proses ysng 2
Seels, Barbara B. Richey Rita C. Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field. Terjemahan Dewi S Prawiradilaga. (Jakarta; IPTPI & LPTK), hal. 34
14
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dalam konteks pendidikan yang lebih umum, ataupun hanya PBM, teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan penilaian system, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar manusia. Dengan demikian aspek-aspeknya meliputi pertimbangan teoritik yang merupakan hasil penelitian, perangkat dan peralatan teknis atau hardware, dan perangkat lunaknya atau software. Aspek-aspek tersebut difungsikan untuk mendesign, melaksanakan penilaian pendidikan, dengan pendekatan yang sistematik. Pengertian teknologi pendidikan tidak terlepas dari pengertian teknologi secara umum. Pengertian teknologi yang utama adalah proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses tersebut menggunakan dan atau menghasilkan suatu produk tertentu. Produk yang digunakan dan atau dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu menjadi bagian integral dari suatu sistem. Jadi dalam pengertian umum tentang teknologi, alat, atau sarana baru yang khusus diperlukan tidak menjadi syarat yang mutlak harus ada, karena alat atau sarana itu telah ada sebelumnya. Objek formal teknologi pendidikan adalah belajar pada manusia baik pribadi maupun yang tergabung dalam organisasi. Belajar itu tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan ataupun pelatihan. Belajar itu ada di mana saja dan oleh siapa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan. Pengertian lain dari teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu pemecahan masalah yang menyangkut semau aspek belajar manusia. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didisain dan dipilih atau digunakan untuk keperluan belajar, sumbersumber belajar ini diidentifikasi sebagai pesan,orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar lingkungan.
Volume 3 Nomor 1 Februari 2015
Di samping itu juga, teknologi pendidikan mempunyai pengertian cara yang sistematik dalam disain, penerapan dan evaluasi proses belajar atau mengajar secara keseluruhan untuk mencapai tujuan instruksional yang spesifik, berdasarkan pada penelitian teori,komunikasi dan penggunaan secara kombinasi dari berbagai sumber manusia dan non manusia untuk memperoleh efektivitas pengajaran. Konsep teknologi yang telah dibahas tadi sebetulnya dapat diterapkan bagi berbagai disiplin ilmu. Untuk kebutuhan dasar manusia, kita mengenal teknologi pangan dan teknologi penyehatan lingkungan. Di bidang industri ada teknologi perkapalan, teknologi industri itu sendiri, sedang pada ilmu murni kita mengenal bioteknologi, dan istilah DNA. Dunia pendidikan juga mengenal dan menerapkan teknologi pendidikan, Berbagai pandangan mengenai konsep definisi teknologi pendidikan sudah diajukan para pakar. Berikut konsep-konsep dari Percival & Ellington dan pakar-pakar dari AECT, 1977 dan 1994.3 Teknologi Pendidikan menurut Percival & Ellington, 1984 (Inggris) 1. Istilah penting tentang teknologi pendidikan, proses belajar, kondisi belajar, keefektifan, efisiensi dan empirik. 2. Lembaga teknologi pendidikan di Inggris yaitu CET for UK, dan NCPL UK Pada halaman 19 – 20 dari buku tentang “Educational Technology”, mereka mengutip definisi Council for Educational Technology for the UK, yang menjabarkan teknologi pendidikan sebagai pengembangan, penerapan dan evaluasi atas sistem, tehnik, serta alat bantu untuk meningkatkan proses belajar (manusia). Selain definisi ini, mereka juga mencantumkan definisi yang berasal dari National Centre for Programmed Learning, UK. Definisi tersebut berbunyi antara lain “teknologi pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah mengenai belajar dan kondisi belajar untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi pengajaran dan pelatihan. Jika tidak ada temuan atau prinsip ilmiah, maka teknologi pendidikan 3
Purwanto. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia. (Jakarta; Pustekkom Depdiknas, 2005), hal. 42
menggunakan tehnik teruji secara empirik untuk meningkatkan proses belajar”. Mereka berpendapat pola terapan teknologi pendidikan terjadi berupa proses berulang dan pendekatan sistem sebagai alur berpikir dalam merancang situasi mengajar / belajar dan memanfaatkan metode atau tehnik apa saja yang dianggap sesuai untuk pencapaian tujuan belajar. Pendekatan sistem diharapkan agar dapat diselaraskan dengan rancangan materi dan luwes terhadap perkembangan terbaru proses belajar serta kemajuan di bidang pendekatan mengajar / belajar berikut metodenya. Definisi Teknologi Pendidikan / Instruksional menurut Association for Educational Communications and Technology atau AECT (Amerika Serikat) 1. Kutipan konsep-konsep dari Seels & Richey, organisasi AECT. 2. Istilah-istilah mengenai teknologi instruksional, bidang garapan, psikologi belajar, sumber belajar, evolusi. Organisasi profesi teknologi pendidikan tertua ini berulang kali merumuskan batasan yang memadai mengenai teknologi pendidikan. Beberapa definisi yang dianggap kokoh dan permanen diantaranya adalah definisi yang diluncurkan oleh Komisi khusus AECT tahun 1977 dan definisi yang diluncurkan oleh Seels & Richey tahun 1994 dan masih disponsori oleh organisasi profesi ini. Berikut rinciannya. Rumusan tahun 1972 “Teknologi pendidikan sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan fasilitas belajar (manusia) melalui penelusuran , pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan sistematis seluruh sumbersumber belajar; dan melalui pengelolaan seluruh proses ini”. Definisi di atas diambil dan disarikan dari rumusan sebelumnya, yaitu tahun 1963, 1970, dan 1971. Sewaktu merumuskan definisi tadi, para pakar menyatakan teknologi pendidikan sebagai bidang garapan. Mereka berusaha mencari peluang keahlian yang dapat dijadikan sebagai ‘pekerjaan’ dan mengembangkan keahlian tersebut berdasarkan pengalaman kerja yang diperoleh. Rumusan tahun 1977
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
15
Tahun 1977 AECT membedakan dua rumusan teknologi pendidikan dengan teknologi instruksional. Berikut uraiannya. (1). teknologi pendidikan Definisi teknologi pendidikan berbunyi, “….. proses yang rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menggunakan, mengevaluasi, dan mengelola seluruh upaya pemecahan masalahnya yang termasuk dalam seluruh aspek belajar (manusia)”. (2). teknologi instruksional Teknologi instruksional ialah “satu bagian dari teknologi pendidikan – dengan asumsi sebagai akibat dari konsep instruksional sebagai bagian pendidikan – bersifat rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menerapkan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah pada situasi dimana proses belajar terarah dan terpantau”. Rumusan tersebut mengandalkan teknologi pendidikan sebagai suatu proses – kegiatan berkesinambungan, dan merinci kegiatan yang harus dilaksanakan oleh para praktisinya. Rumusan tahun 1994. Setelah 17 tahun menerapkan konsep yang sama, akhirnya AECT melalui 2 anggotanya meluncurkan definisi terbaru. Rumusan tersebut berbunyi, “teknologi instruksional merupakan teori dan terapan atas rancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi atas proses dan sumbersumber belajar”. Kajian atas perubahan rumusan menghasilkan beberapa perdebatan dengan alasan logis. Kajian tersebut yaitu mengenai : (1). Perbedaan definisi tahun 1977 dan 1994. Dengan memperhatikan format rumusan ini, terlihat perbedaan menyolok antara kedua rumusan sebelumnya dengan rumusan terbaru. Perbedaan tersebut menyangkut struktur definisi terbaru lebih sederhana dan luwes serta tidak ada pemisahan antara konsep teknologi pendidikan dan teknologi instruksional. Beberapa alasan yang dikemukakan diantaranya : a. proses evolusi teknologi pendidikan/instruksional dari suatu pergerakan (usaha organisasi tertentu)
16
menjadi bidang garapan dan profesi, dimana definisi 1977 menekankan peran para praktisi, lalu definisi 1994 menekankan bidang teknologi instruksional sebagai suatu bidang garapan sekaligus terapan. b. Pengembangan bidang garapan dilakukan melalui kajian teori serta penelitian c. Menurut definisi ini, baik proses maupun produk sama pentingnya bagi bidang garapan d. Definisi ini erat kaitannya dengan keefektifan dan keefisiensian. (2). Alasan konsep teknologi instruksional. Dengan usulah hanya rumusan teknologi instruksional, menurut para pakar tadi, berkaitan dengan lingkup yang lebih sempit. Dengan asumsi ini, maka teknologi instruksional dianggap lebih tepat dalam menjabarkan peran teknologi, dan teknologi instruksional dianggap mencakup jenjang pendidikan dari TK sampai dengan SMU, bahkan perguruan tinggi dan termasuk di dalamnya situasi belajar pada program pelatihan. (3). Alasan kelanggengan nama teknologi pendidikan. Beberapa pihak masih mempertahankan nama teknologi pendidikan. Mereka tetap beranggapan bahw teknologi instruksional sebagai bagian dari teknologi pendidikan. Istilah teknologi pendidikan digunakan agar bidang garapan menjadi lebih luas (AECT 1977, dan Saettler, 1990). Pendidikan sebenarnya bisa diterjemahkan sebagai upaya penyelenggaraan kegiatan belajar di berbagai lingkungan, termasuk di rumah, sekolah, di kantor, atau di mana saja selama masih memungkinkan terjadi. Instruksional bisa dikonotasikan hanya proses belajar di lingkungan sekolah. Perdebatan kedua belah pihak mengenai kedua istilah memiliki alasan cukup kuat. (4) “Peta” penggunaan kedua istilah. James D.Finn – perintis teknologi pendidikan – menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian dan tertukar, selama hampir 30 tahun. Istlilah teknologi pendidikan banyak dijumpai di negara Inggris dan Kanada, sedangkan para pakar di AS lebih senang menggunakan istilah teknologi instruksional. IKIP-IKIP di Indonesia menamai jurusannya dengan jurusan Kurikulum dan Teknologi
Volume 3 Nomor 1 Februari 2015
Pendidikan. Istilah teknologi pendidikan dan teknologi instruksional terlihat digunakan kedua-duanya dalam menamai matakuliah yang ditawarkan.4 Teknologi Pembelajaran Kajiannya teknologi pembelajaran menjadi lebih menarik ketika kita tahu apa yang membedakan antara teknologi pendidikan dengan teknologi pembelajaran. Alangkah baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu beberapa definisi teknologi pembelajaran yang dikemukakan beberapa ahli, selain tentu saja yang dikeluarkan AECT. The Commission on Instructional Technology mendefinisikan teknologi pembelajaran dalam dua cara: yaitu 1) sebagai media yang lahir dari hasil revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran misalnya buku teks dan papan tulis. 2) sebagai cara perancangan yang sistematik dalam menyampaikan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar secara total dalam pola tujuan pembelajaran khusus, berdasarkan pada penelitian belajar dan komunikasi manusia, dan juga kombinasi antara sumber belajar manusia dan bukan manusia yang akan membawa pada pembelajaran lebih efektif. Teknologi pembelajaran adalah “sebuah usaha dengan atau tanpa mesin, yang tersedia atau yang dimanfaatkan, untuk memanipulasi lingkungan individu sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan perilaku atau hasil belajar yang lain. (Knezevich & Eye, dalam Anglin 2001) David Engler, orang yang belajar tentang teknologi pembelajaran, mengatakan bahwa IT dibedakan ke dalam dua bagian, “pertama dan yang paling umum, bahwa teknologi pembelajaran diartikan sebagai sebuah perangkat keras- seperti TV, gambar bergerak, audiotape dan disket, buku teks, papan tulis, dll. Kedua dan yang lebih signifikan diartikan sebagai proses yang dilakukan dengan melakukan penelitian tentang ilmu behavioral dalam masalah pembelajaran. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan tentang teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran, memiliki konsep yang berbeda. Penulis definisi tahun 1977 4
Seri Pustaka Teknologi Pendidikan. Definisi Teknologi Pendidikan Satuan Tugas Definisi dan Terminologi AECT. (Jakarta; CV. Rajawali, 1986), hal. 17
menggambarkan bahwa terdapat hubungan antara teknologi pembelajaran dengan teknologi pendidikan, yaitu pemahaman dan kerangka kerja teori. Teknologi pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Contoh dari konsep teknologi pendidikan adalah mencakup ke dalam pemecahan masalah di setiap aspek yang berhubungan dengan masalah belajar manusia. Sedangkan konsep teknologi pembelajaran mencakup pada pemecahan masalah dimana belajar merupakan hal yang memiliki tujuan dan sifatnya terkontrol. Perbedaan lain dari kedua istilah tersebut sedikitnya memiliki dua pengembangan konsep yang kompleks yang juga diambil dari definisi tahun 1977, yaitu : 1. Definisi konsep tahun 1977 tentang teknologi pendidikan disebut sebagai proses, yang digambarkan oleh teknologi pendidikan sebagai teori, atau bidang, atau profesi. 2. Konsep sistem dimasukkan melalui pernyataan definisi awal di dalam keseluruhan konsep pendukung utama yang dijabarkan secara deskriptif dan preskriptif. Hubungan dan perbedaan antara pendidikan dengan teknologi pendidikan Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia. Berdasarkan definisi tersebut maka pada prinsip dasarnya pendidikan dan teknologi pendidikan memiliki keterkaitan atau
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
2338-6673 E ISSN 2442-8280
17
hubungan yang sangat erat karena teknologi pendidikan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang dijalankan. Hal tersebut diketahui bahwa teknologi pendidikan memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Perbedaan dari keduanya adalah pendidikan membahas mengenai sebuah sistem yang dimaksudkan berawal dari input pendidikan, proses serta output yang dihasilkan oleh sistem pendidikan itu sendiri. Sedangkan, teknologi pendidikan merupakan bagian kecil dari sistem pendidikan nasional. Hubungan dan perbedaan antara teknologi pendidikan dengan teknologi pembelajaran. Teknologi pendidikan adalah Penelitian dan aplikasi terhadap ilmu perilaku dan teori pembelajaran, dan penggunaan pendekatan sistem untuk menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan, mengevaluasi, dan mengatur penggunaan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah pembelajaran. Istilah teknologi instruksional seringkali bertukar tempat dengan istilah teknologi pendidikan, namun teknologi instruksional lebih menekankan pada pendekatan ilmiah dan sistematis terhadap penyelesaian masalah instruksional, dan teknologi pendidikan fokus kepada penggunaan dan pendayagunaan seni dan teknologi untuk mendukung pembelajaran. Commission on Instruction Technology (CIT) 1970, Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif. Definisi keduanya telah memberikan gambaran secara jelas bahwa keduanya memiliki sebuah hubungan yang erat, karena kedua istilah ini merupakan bagian penting dalam sebuah pendidikan, teknologi pendidikan digunakan untuk memberikan pengalaman belajar yang baru bagi semua orang dan membantu orang untuk mendapatkan pendidikan baik dalam formal maupun nonformal, dan teknologi
18
pembelajaran pun memiliki karakteristik yang serupa. Perbedaan keduanya terdapat pada substansi yang dilakukan, jika teknologi pendidikan cakupannya sangat luas karena apa pun yang berhubungan dengan pendidikan akan dijadikan sebagai bagian dari teknologi pendidikan sedangkan teknologi pembelajaran cakupannya sedikit lebih sempit, karena lebih dominan dalam proses pembelajaran, yang berarti ada dalam dunia pendidikan formal. Hubungan dan Perbedaan antara teknologi pendidikan dengan teknologi dalam pendidikan Teknologi pendidikan yang didefinisikan oleh Commission on Instructional Technology tahun 1970 adalah Cara yang sistematis dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi seluruh proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang spesifik, berdasarkan penelitian terhadap pembelajaran dan komunikasi antar manusia, dan mendayagunakan kombinasi sumber daya manusia dan non-manusia untuk lebih mengefektifkannya. Teknologi dalam pendidikan adalah semua alat atau fasilitas yang digunakan dalam proses pendidikan yang dilakukan. Teknologi dalam pendidikan diartikan sebagai mekanisme untuk mendistribusikan pesan, termasuk sistem pos, siaran radio dan televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer. Berdasarkan definisi tersebut sudah tentu keduanya memiliki hubungan yang erat, karena teknologi pendidikan memberikan gambaran tentang sebuah sistem yang harus dilakukan untuk membuat orang terdidik, dan untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan alat bantu sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Perbedaan keduanya adalah jika teknologi pendidikan menitikberatkan kepada sistem, prosedur, dan hal-hal teknis lainnya sedangkan teknologi dalam pendidikan merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pendidikan.5 5
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya). (Jakarta; Rineka Cipta, 2005), hal 31.
Volume 3 Nomor 1 Februari 2015
Kesimpulan Secara konseptual teknologi pendidikan didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Definisi tersebut mengandung pengertian adanya komponen dalam pembelajaran, yaitu teori dan praktik; desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian; proses, sumber, dan sistem; dan untuk belajar. Jadi istilah teknologi pendidikan lebih luas cakupannya dibandingkan dengan teknologi pembelajaran. Teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia. Sedangkan teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang kajian khusus ilmu pendidikan dengan objek formal “belajar” pada manusia secara individu maupun kelompok. Hal ini karena belajar tidak hanya berlangsung dalam lingkup sekolah, melainkan juga pada organisasi misalnya keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan. Belajar dapat di mana saja, kapan saja dan siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Istilah teknologi pembelajaran mencakup banyaknya lingkungan pemanfaatan yang mengambarkan fungsi teknologi dalam pendidikan secara lebih tepat; dapat merujuk baik pada belajar maupun pembelajaran; dan pemecahan masalah belajar/fasilitas pembelajaran, teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang inovasi dalam bidang pendidikan. Adanya perbedaan istilah yang digunakan memang sering menimbulkan persoalan berbagai kalangan. Penggunaan istilah pendidikan dan pembelajaran oleh masingmasing kalangan memiliki alasan tersendiri. Seperti pendidikan membantu mempertahankan fokus yang lebih luas untuk bidang teknologi pembelajaran, dan pembelajaran lebih berkonotasi pada lingkungan belajar untuk masing-masing objeknya. Perbedaan bukanlah hal yang dapat menjadikan suatu perpecahan dalam mengkategorikan dari masing-masing istiah tersebut. Istilah tersebut tetap akan terpakai sesuai dengan tujuan dari masing-masing penggunaannya. Karena teknologi pembelajaran merupakan bagian dari teknologi
pendidikan, dalam pengertian bahwa teknologi pembelajaran merupakan bentuk operasional dari teknologi pendidikan. Namun ada sisi lain yang juga perlu kita ketahui, bahwa teknologi pendidikan maupun teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang/disiplin ilmu yang perlu kita pelajari dan pahami dengan bijak. Karena keduanya menggunakan pendekatan sistem yang holistk dan komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial. Daftar Pustaka Miarso, Yusufhadi. 2005. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom. Seels, Barbara B. Richey Rita C. (2000). Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field. Terjemahan Dewi S Prawiradilaga. Jakarta; IPTPI & LPTK. Purwanto.
2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia. Jakarta; Pustekkom Depdiknas
Seri Pustaka Teknologi Pendidikan. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan Satuan Tugas Definisi dan Terminologi AECT. Jakarta; CV. Rajawali Warsita,
TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam ISSN
Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya). Jakarta;Rineka Cipta.
2338-6673 E ISSN 2442-8280
19