UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
Untirta Civic Education Journal
PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP DAMPAK NEGATIF ROKOK UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN PENDIDIKAN NILAI MORAL
(Diterima 08 Maret 2016; direvisi 10 Maret 2016; disetujui 20 Maret 2016) Dada Suhaida1 1
Program Studi PPKn IKIP PGRI Pontianak e-mail:
[email protected]
Abstrak Masalah umum penelitin ini, “Pemahaman Mahasiswa Terhadap Nampak Negatif Rokok untuk Meningkatkan Pendidikan Moral”. Tujuan dalam penelitian ini, 1) Pandangan mahasiswa terhadap Dampak Negatif Rokok Bagi Kesehartan, 2) Faktor Penyebab Mahasiswa di kalangan Prodi PPKn IKIP PGRI menjadi Perokok Aktif. Hasil penelitian mengungkap pemahaman mahasiswa terhadap dampak negatif rokok bagi kesehatan cukup baik, karena rokok dapat merusak kesehatan, lingkungan bahkan ekonomi. Penelitian ini juga mengungkap tentang pandangan mahasiswa terhadap dampak negatif rokok, bahwa rokok adalah sesuatu yang aktivitas yang tidak baik karena dapat merusak kesehatan dan konsentrasi dalam belajar. Kata Kunci: Pemahaman Mahasiswa, Dampak Negatif Rokok, Pendidikan Nilai Moral
1
2
jernih. Digolongkan murah karena
PENDAHULUAN Pada masa sekarang generasi muda
khususnya
mahasiswa
sangat
di
kalangan
rawan
untuk
terjerumus sebagai perokok aktif.
hanya dengan uang seribu rupiah perbatang rokok seseorang sudah dapat memperoleh sebatang rokok yang berisi 4000 macam zat kimia.
Oleh karena itu sangat perlu sekali dilakukan
sosialisasi
Menurut Chopra (2005:99)
pemahaman
bahwa, seperti halnya alkohol, dalam
yang gencar dan kontiyu mengenai
sejarah merokok mempunyai fungsi
dampak dan bahaya merokok.
yang berhubungan dengan upacara.
Sebagaiamana definisi rokok
Menghisap
“Pipa
Perdamaian”
adalah, silinder dari kertas berukuran
adalah ritual yang sangat terkenal di
panjang antara 70 hingga 20mm
kalangan suku asli Amerika Serikat,
(bervariasi
Negara)
dan mungkin dalam konteks inilah
dengan diameter 10mm, yang berisi
penjelajah dari Eropa yaitu Sir
daun-daun tembakau yang dicacah.
Walter Raleigh pertama kali bertemu
Rokok dibakar pada salah satu
dengan tembakau. Releigh disebut
ujungnya dan dibiarkan membara
sebagai orang yang pertama kali
agar asapnya dapat dihirup lewat
bertemu dengan tembakau di Inggris
mulut pada ujung lain.
Menurut
pada abad ke-17, kendati hal tersebut
Partodiharjo (2007:58) menyatakan,
mungkin tidak tepat secara sejarah.
“Rokok adalah jajan yang paling
Pada tahun 1942 rokok telah dikenal
nikmat
di
tergantung
dan
murah”.
Dikatakan
Eropa
semenjak
pertama
nikmat karena orang yang biasa
Columbus menuju dunia baru yang
merokok
terjadi seabad sebelum ekspedisi
sangat
menghentikan
sulit
untuk
kebiasaannya.
Jika
yang
dilakukan
rokok tidak nikmat, seseorang pasti
Kenyataannya
tidak
sekapal Columbus dipenjara “demi
menyukainya
dan
dengan
,
Raleigh.
kebaikan
nikmat
karena
pecandunya
menyalakan Cerutu ketika kembali
rokok
memang
mendatangkan
ke Spanyol. Ketika dia dibebaskan,
perasaan nikmat, segar, tenang, fit,
merokom telah menjadi popular di
hilang rasa malas, pikiran terasa
Eropa.
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
di
teman
mudah menghentikannya. Dikatakan bagi
jiwanya”
seorang
saat
dia
Suhaida
3
Zulkifli
(2008:83)
Namun tidak sedikit juga
menyatakan, bahwa rokok hingga
orang yang mengalami
saat
negatif dari merokok, dikarenakan
ini
memiliki
sejarah
yang
panjang, kira-kira 6000 sebelum
rokok
masehi para ahli beranggapan bahwa
Tembakau mengadung zat psikoatif
pada era ini Tanaman Tembakau
yang
mulai tumbuh di daratan Amerika.
adalah zat kimia berbahaya yang
Kurang lebih 1 tahun sebelum
bersifat racun dan dapat merusak
masehi, para ahli memperkirakan
organ-organ
bahwa orang-orang Amerika telah
Namun rokok dapat menimbulkan
mulai
perasaan nikmat, rasa nyaman, fit
menemukan
cara
untuk
yang
Nampak
berbahan
bernama
nikotin.
pernafasan
baku
Nikotin
manusia.
menggunakan Tembakau termasuk
dan meningkatkan
merokok dengan berbagai variannya,
Apabila
mengunyah tembakau dan berbagai
dihentikan maka untuk beberapa hari
cara lainnya.
perokok menjadi sakau, sebab rokok
Sejarah mencatat, bahwa dari
produktifitas.
kebiasaan
merokok
memang termasuk narkoba. Menurut
awal merokok telah menimbulkan
Subagyo
ambivalensi dan bahkan reaksi yang
“Nikotin adalah psikotropika yang
bertentangan
dari
lembaga
mendatangkan
pemerintahan
bahkan
lembaga
segar dan fit. Rokok memiliki tiga
perokok
sifat
keagamaan.
Di
Jerman
Partidiharjo
jahat
(2007:59),
perasaan
narkoba,
tenang,
yaknilah
dapat dijatuhi hukuman mati, di
habitual, adiktif dan toleran. Karena
Rusia
perokok
perokok
hukuman
dapat
Kebiri,
dijatuhi
sedangkan
di
berpotensi
mengalami
seeking, craving, sakau, overdosis.
Amerika Serikat memilili peraturan
Warsidi
yang menentang Tembakau sampai
“Nikotin adalah zat yang terdapat
pada
tetapi,
dalam tumbuhan Tembakau yang
sangatlah
kadarnya kira-kira 1-4 persen, pada
kuat, karena tidak adanya upaya
setiap batang rokok terdapat kira-kira
keras
1,1mg nikotin”. Nikotin inilah yang
tahun
popularitas
dari
1909.
Akan
Tembakau
pemerintah
untuk
(2006:13)
menghambat penyebaran kebiasan
menyebakan
merokok.
kecanduan.
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
menyatakan,
ketergantungan
atau
Suhaida
4
Selain nikotin, pada rokok
hubunganya dengan global warming.
juga terdapat beberapa zat kimia
Salah satu dampak negatif yang
berbahaya
ditimbulkan yakni pabrik rokok yang
lainnya
seperti;
tar,
karbon, monoksida (CO), arsenic, zat
juga
air belerang, senyawa-senyawa asam,
lingkungan yang besar. Pabrik rokok
karbon dioksida, dan 4.000 bahan
membutuhkan banyak kertas untuk
kimia lainnya yang diantaranya dapat
proses produksi dan pengepakan.
menyebabkan kanker, gas karbon
Selain itu putting rokok yang juga
monoksida
menimbulkan dampak negatif pada
(CO) merupakan zat
menyumbang
kerusakan
racun yang dapat menghambat sel-
lingkungan.
Clean
Virginia
sel
Waterways
(Zulkifli,
2008:50)
darah
(hemoglobin)
untuk
mengikat oksigen yang dibutuhkan
menyatakan bahwa putting rokok
tubuh, sehingga keberadaan gas ini
merupakan hadiah menakutkan bagi
dalam
tubuh
mahluk hidup. Kandungan zat-zat
suplai
oksigen
akan
menghambat
keseleruh
tubuh.
kimia yang terdapat dalam rokok
Selain itu dampak negatif rokok juga
tentu
dapat menyerang hidung, adalah
kerusakan lingkungan baik pada
berkurangnya penciuman, yakni para
udara dengan medium anging, atau
perokok akan mempunyai penciuman
pada air dengan medium hujan. Bagi
yang kurang peka. Lebih lanjut zat-
sebagian orang mungkin mengangap
zat pada rokok dapat menyebabkan
bahwa rokok itu terlalu kecil untuk
ngangguan pada paru-paru. Zat-zat
menimbulkan kerusakan lingkungan,
pada rokok terutama tar yang masuk
tetapi mereka lupa bahwa walaupun
ke
rokok itu kecil tapi jumlah perokok
dalam
paru-paru
akan
menyebabkan produksi lender dalam paru-paru
meningkat.
Selain
itu
saja
dapat
menimbulkan
di dunia itu besar. Zulkifli
(2008:53)
perokok akan mengalami batuk-
menyatakan, “Dengan rokok, maka
batuk
penyakit
kita telah ikut menyumbang resiko
bronchitis, yaitu peradangan bronkia
penurunan taraf kesehatan pada diri
(cabang paru-paru).
kita. Dewasa ini ada 4.9 juta orang
dan
mengalami
Dampak terhadap
negatif
lingkungan
juga
rokok
mati sia-sia setiap tahunnya akibat
erat
rokok. Patut diketahui pula sekitar
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
Suhaida
5
100
juta
orang
telah
Fauzi
“Psikologi
(2004:16),
meninggal akibat rokok pada abad
pendidikan yaitu psikologi
ke-20. Jika trend ini terus berjalan
menguraikan kegiatan atau aktivitas
maka pada abad ke-21 akan ada satu
manusia dalam hubungannya dengan
milyar orang yang meninggal akibat
situasi
rokok.
diasumsikan, bahwa jika seseorang Begitu
Dapat
Nampak
sudah mengalami kondisi jiwa yang
negatif yang disebabkan oleh rokok,
kurang baik dalam melakukan situasi
tentu saja akibat yang ditimbulkan
pendidikan, tentu saja jiwa yang
oleh rokok sangat berpengaruh juga
kurang
pada psikologi pendidikan, dimana
mempengaruhi
karena dampak negatif rokok akan
pendidikan tersebut, terutama akan
mempengaruhi kejiwaan si perokok
mempengaruhi hasil belajar.
aktif
banyak
pendidikan”.
yang
tersebut,
salah
baik
tersebut hasil
akan
dari
situasi
satunya
Untuk itulah dalam hal ini
mahasiswa malas untuk berfikir aktif
pesikologi perkembangan dari aspek
dan belajar ketika tidak menghisap
moral
rokok, Menurut Plato dan Aristoteles
dibutuhkan
(Fauzi, 2004;11) menyatakan bahwa,
kesadaran
“Psikologi ialah ilmu pengetahuan
rokok
yang memepelajari tentang hakikat
generasi penerus . Istilah moral yang
jiwa serta proses sampai akhir”.
berarti adat istiadat, kebiasaan, tata
Psikologi bersifat abstrak, maka
cara
tidak dapat mengetahui jiwa secara
sangat
wajar,
hubungan keadaan nilai-nilai moral
melainkan
hanya
dapat
mengenal gejalanya saja.
juga
demi
menanamkan
akan
pada
dampak
mahasiswa
kehidupan, berkaitan
sifat erat
sangat
negatif sebagai
moralitas dengan
sosial atau masyarakat. Tingkah laku
“Pendidikan
dikatakan bermoral apabila tingkah
adalah usaha yang sengaja diadakan
laku itu sesuai dengan nilai-nilai
baik itu langsung maupun tidak
moral yang berlaku dalam kelompok
langsung untuk
anak
sosial dimanapun. Tentu saja nilai-
mencapai
nilai moral tidak semua sama dalam
kedewasaan”. Hal ini dipertegas oleh
masyarakat, karena pada umumnya
dalam
2001:69)
sosial
yang berlaku dalam suatu kelompok
Sementara menurut Bratama (Ahmad,
dan
membantu
perkembangan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
Suhaida
6
nilai-nilai moral dipengaruhi oleh
diperoleh dari luar. Individu belajar
kebudayaan
atau
dan diajar oleh lingkungan mengenai
masyarakat itu sendiri. Apa yang
ia harus bertingkah laku baik dan
dianggap baik oleh suatu kelompok
tingkah
masyarakat belum tentu baik oleh
dikatakan
kelompok
lainnya.
Lingkungan ini dapat berarti orang
Tetapi apa yang oleh kelompok
tua, saudara, teman, guru, dosen dan
dianggap
namun
lain sebagainya. Akan tetapi orang
dilakukan juga oleh seseorang dalam
tua memiliki peran yang penting
kelompok tersebut.
dalam perkembangan nilai moral
dari
kelompok
masyarakat
tidak
baik
Menurut Frankena (Kaelan,
laku
bagaimana
salah
yang
atau
benar.
bagi individu yang masih dalam fase
2004:87) istilah nilai dalam bidang
menuju
filsafat dipakai untuk menunjuk kata
(2008), mengemukakan ada beberapa
benda
sikap orang tua yang perlu mendapat
abstrak
yang
artinya
kedewasaan.
Gunarsa
“keberhargaan” atau “kebaikan”, dan
perhatian
kata
moral anak dan remaja yakni:
kerja
yang
artinya
suatu
tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. Pada hakikatnya nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada
dalam
perkembangan
1. Konsestensi dalam mendidik dan mengajar anak-anak. 2. Sikap orang tua dalam keluarga sebagai panutan.
suatu objek, bukan objek itu sendiri,
3. Penghayatan orang tua
sesuatu itu mengandung nilai artinya
agama yang dianutnya.
ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu.
alam
4. Sikap konsekuen dari orang tua dalam mendisiplinkan anaknya.
Perkembangan
moral
Dapat
diartikan,
sebagai
seseorang juga banyak dipengaruhi
orang tua berperan besar dalam
oleh lingkungan, tanpa masyarakat
mendidik dan memberikan teladan
(lingkungan) keperibadian seorang
bagi individu mengenai tingkah laku
individu tidak dapat berkembang.
yang baik. Memiliki tingkah laku
Demikian pula dengan aspek moral,
baik
nilai moral yang dimiliki individu
Kewarganegaraan mempunyai tujuan
lebih
dalam membentuk sikap mahasiswa
merupakan
suatu
yang
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
dalam
konsep
Pendidikan
Suhaida
7
sebagai warganegara yang memiliki
mampu memahami, menganalisis,
keperibadian berpedoman pada nilai
dan
Pancasila. Namun mahasiswa yang
yang
berada diusia remaja sangat mudah
bangsa
terpengaruh ke hal-hal negatif oleh
berkesinambungan
lingkungannya. Sehingga Pendidikan
dengan cita-cita dan tujuan nasional
Kewarganegaraan tentang nilai moral
seperti
pada mahasiswa tidak hanya untuk
pembukaan Undang-Undang Dasar
sekedar diketahui, namun mahasiswa
1945.
menjawab
bisa memilah mana yang baik mana
masalah-masalah
dihadapinya, dan
masyarakat,
negaranya
yang
dan
secara konsisten
digariskan
Dengan
dalam
tujuan
yang tidak baik dan memiliki jiwa
mahasiswa
yang
tangguh dalam menghadapi
intelektual yang baik selain itu juga
pengaruh untuk menjadi perokok
harus memiliki karakter moral yang
aktif,
dan
mulia, agar apa yang dicita-citakan
pengetahuan yang sudah ditenamkan
bangsa ini dapat tercapai sesuai
sehingga dapat melekat dalam jiwa.
dengan
sehingga
wawasan
Sebagaimana
Zamroni
yang
amanah
telah
agar memiliki
Undang-Undang
Dasar 1945.
(Dede, 2005:7), menyatakan bahwa
Hal ini sesuai dengan jabaran
Pendidikan Kewarganegaraan adalah
tujuan Pendidikan Nasional sehingga
pendidikan
yang
dapat terwujud insan manusia yang
mempersiapkan
memiliki watak dan keperibadian
warga Negara yang berfikir kritis dan
yang baik. Seperti yang termuat
bertindak
dalam
demokrasi
bertujuan
untuk
demokratis,
aktivitas
Undang-Undang
Indonesia
kesadaran
tentang Sistem Pendidikan Nasional
bahwa demokrasi adalah bentuk
(2006:62) Pasal 3 menyatakan bahwa
kehidupan masyarakat yang paling
Pendidikan
menjamin
mengembangkan kemampuan dan
generasi
baru
hak-hak
warga
masyarakat. Melalui Kewarganegaraan,
No.
20
Republik
kesadaran
kepada
menanamkan
melalui
Tahun
Nasional
2003
berfungsi
bentuk watak peradaban bangsa yang Pendidikan
bermartabat
mahasiswa
mencerdaskan
sebagai warga Negara diharapkan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
bertujuan
dalam kehidupan
untuk
rangka bangsa,
mengembangkan
Suhaida
8
potensi peserta didik agar menjadi
IKIP PGRI Pontaiank, dapat diikuti
manusia yang beriman dan bertaqwa
pada
kepada Tuhan yang Maha Esa,
menuju dewasa yang ditandai dengan
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
gejala fisik dan psikis, dimana pada
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
masa remaja sangat cenderung labil
warga
dan mudah terpengaruh pada hal-hal
yang
demokratis
serta
bertanggungjawab.
masa
anak-anak
kemudian
yang bersifat negatif.
Melalui
Pendidikan
Mahasiswa sebagai remaja
Kewarganegaraan yang merupakan
yang tergolong muda sangat mudah
salah satu mata kuliah yang wajib
bagi mereka untuk terjerumus ke
diberikan kepada mahasiswa yang
arah pemyimpangan yakni, rokok,
memiliki tujuan membentuk sikap
minuman keras, pergaulan bebas,
siswa agar memiliki keperibadian
dan mungkin saja terjerumus pada
yang selalu berpedoman kepada
obat-obat terlarang. Seperti yang
nilai-nilai
Pancasila.
Menurut
dikemukakan
Darmadi
(2006:51)
bahwa,
“Pendidikan
moral
menyangkut
oleh
Suryabrata
(1990:89) yang menyatakan: “Istilah remaja
berarti
tumbuh
kearah
pembinaan sikap dan tingkah laku
kematangan”. Dimasa remaja dapat
moral baik atau budi pekerti yang
diasumsikan puncak kegoncangan
baik terutama dan utama dalam
jiwa yaitu, umur kurang dari 16-19
bidang tersebut”.
tahun.
Sesuai
dengan
tujuan
Jika
diumpamakan
masa
remaja dengan ombak gelombang,
Pendidikan Kewarganegaraan maka
maka
seorang tenaga pendidik Pendidikan
gelombang yang bisa saja pecah dan
Kewarganegaraan memiliki
peran
jika
yang
untuk
mengatasi hal demikian perlu adanya
membentuk dan menghasilkan sikap
pemberian pemahaman yang baik
dan perilaku sebagai manusia yang
bagi mahasiswa di lingungan Prodi
berkarakter baik. Dilihat dari usia
PPKn IKIP PGRI Pontianak, dan hal
seorang
khususnya
ini dapat dilakukan secara kerja sama
Pendidikan
antara orang tua maupun sekolah
Kewarganegaraan
untuk memberikan suatu pemahaman
sangat
mahasiswa Pancasila
penting
mahasiswa, Prodi dan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
umur
tidak
seperti
itu
dikendalikan.
adalah
Untuk
Suhaida
9
tentang bahaya dan dampak negatif
salah) estetika (bagus-buruk), etika
dari merokok. Karena kemajuan ilmu
(adil-tidak adil), agama (dosa dan
pengetahuan telah menyingkap tabir
halal haram) serta menjadi acuan
bahwa mengkonsumsi rokok hanya
sistem
menimbulkan banyak kerugian bagi
kehidupan”.
pemakainya.
Terkait
Sebagaimana
yang
dikemukakan Chaniago (1995:44) “Pemahaman
bahwa;
keyakinan
mengerti,
benar,
adalah pengertian,
etika
diri
maupun
dengan
dan
norma,
Kewarganegaraan
nilai-nilai Pendidikan
dapat
menjadi
elemen yang kuat dalam kurikulum Indonesia
untuk
menanamkan
pendapat, pikiran”. Oleh karena itu
kesadaran bersikap dan bertindak
pemahaman merupakan salah satu
tanduk dalam kehidupan berbangsa,
cara yang sangat efektif diberikan
bermasyarakat,
agar mahasiswa mengerti kemudian
Dengan nilai-nilai yang terkandung
memahami
melahirkan
dalam Pancasila, Undang-Undang
sikap dan tindakan menyadari dari
Dasar 1945 dan Bhinneka Tunggal
bahaya
Ika sebagai dasar ideologi Negara
sehingga
rokok.
Sebab
kesadaran
dan
bernegara.
adalah yang paling utama untuk
yang
membatasi diri, selain itu untuk
kesepakatan bapak pendiri bangsa,
membentengi diri juga diperlukan
dan
keimanan dan ketaqwaan kepada
Indonesia tetap berpegang teguh
Tuhan Yang Maha Esa.
kepada
Pancasila
sebagai
negara.
Sebagai
dasar
negara,
harus
menjadi
acuan
Sikap
dan
perilaku
merupakan
sampai
hasil
dari
sekarang
negara
dasar
mahasiswa sebagai peribadi yang
Pancasila
memiliki
negara dalam menghadapi berbagai
intelektual
perlu
diperhatikan maupun dibimbing dan
tantangan
diarahkan agar mahasiswa bertindak
Panendidikan
sesuai dengan nilai-nilai etika dan
mempunyai
norma.
strategis dalam penanaman nilai,
Darmadi
suatu
dunia.
Kewarganegar peran
penting
juga dan
yang
karena koridornya yang value based.
berharga baik standar logika (benar-
Nilai tersebut harus diajarkan dalam
menyatakan,
“Nilai
(2006:27)
global
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
Suhaida
10
pendidikan formal maupun non-
jiwa yang kuat terdapat pula badan
formal.
yang sehat. Dengan
demikian
dapat
Dari latar belakang di atas,
artikan seorang mahasiswa tidak
dapat diasumsikan bahwa Pendidikan
hanya dituntut memiliki pengetahuan
Kewarganegaraan
dan
pembelajatan
wawasan
luas,
memiliki
merupakan
yang
tidak
kemampuan pemahaman yang tinggi
menitikberatkan
yang mampu menyajikan ilmu yang
kognitif
dimiliki secara tepat guna, tetapi
Kewarganegaraan
seorang mahasiswa juga dituntut
sasaran pada pendidikan nilai moral
memiliki keperibadian yang baik
yang berupa penanaman pemahaman
yang
dan kemampuan untuk dapat berfikir
tangguh,
dan
diharapkan
kepada
hanya
saja,
Pendidikan juga
dan
penerus bangsa yang bebas dari
membentengi diri dari pengaruh
polusi asap rokok maupun dampak
rokok.
negatif
rokok.
pemahaman
Pemberian
tidak
akan
berhasil
Untuk
itu
elemen
Meningkatkan
ini
pihak
penelitian
ini
Pemahaman Mahasiswa Terhadap Nampak
hal
dalam
membahas mengenai, “Bagaimana
tanpa adanya kerja sama oleh semua dalam
aktif
memiliki
menjadi cikal bakal sebagai generasi
negatif rokok. Pemahaman dampak
bertindak
aspek
Negatif
Rokok
Kesadaran
Untuk Bahaya
pemerintah
Merokok”. Penelitian ini bertujuan
serta yang paling penting tenaga
untuk mendapatkan gambaran berupa
pendidik. Dengan kerja sama yang
informasi secara objektif mengenai,
baik oleh semua
pandangan
masyarakat,
keluarga,
elemen maka
pemberian
pemahaman
disampaikan
kepada
sebagai berjalan
remaja
dampak negatif menghisap rokok
mahasiswa
bagi kesehatan, dan faktor penyebab
dapat
sekedar faham, akan tetapi juga memahami
mahasiswa menjadi perokok aktif”.
Diharapkan
kedepannya mahasiswa bukan hanya
harus
terhadap
dapat
mandiri
optimal.
mahasiswa
pentingnya
menjaga kesehatan karena di dalam
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi
deskriptif
dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini
Suhaida
11
merupakan
kajian
tentang
dan metode, perpanjangan kehadiran
Pemahaman Mahasiswa Terhadap
peneliti, pengecekan teman sejawat
Nampak
Untuk
dan ketekunan pengamatan, derajat
Bahaya
ketralihan (transferability), derajat
Negatif
Meningkatkan
Rokok
Kesadaran
Merokok pada mahasiswa.
kebergantungan (depen-dability), dan
Menurut Nasution (1996:18)
derajat kepastian (confirmability).
penelitian kualitatif disebut juga dengan
penelitian
naturalistik.
Disebut kualitatif karena sifat data yang
dikumpulkan
berbentuk
kualitatif bukan kuantitatif, karena tidak
menggunakan
pengukur.
Dikatakan
alat-alat naturalistik
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pandangan Mahasiswa Terhadap Dampak Negatif Menghisap Rokok Bagi Kesehatan Berdasarkan hasil observasi, wawancara,
dan
dokumentasi
karena situasi lapangan penelitian
terungkap bahwa rata-rata masih
bersifat natural atau wajar, tanpa
banyak
adanya dimanipulasi, diatur dengan
responden mengaku sebagai perokok
eksperimen atau tes.
aktif,
mahasiswa
meskipun
sebagai
mereka
masih
di
tergolong tidak terlalu aktif dalam
lingkungan Prodi PPKn IKIP PGRI
mengkonsumsi rokok dan mereka
Pontianak yang subjek penelitiannya
juga tidak terlalu berlebihan dan
ditentukan
masih
Lokasi
penelitian
secara
purpossive
sampling. Subjek penelitian adalah
dapat
menahan
untuk
keinginan merokok.
mahasiswa dengan jenis kelamin
Responden 1, 2 dan 4
laki-laki yang berjulmlah 5 orang di
mengetahui bahwa rokok berbahan
lingkungan Prodi PPKn IKIP PGRI
baku tembakau yang terdapat racun
Pontianak.
yang dapat merusak kesehatan dan
Pengumpulan
data
dilakukan dengan metode observasi,
lingkungan
wawancara,
pengakuan responden 1, 2, dan 4
literature,
dan
Analisis data dilakukan dengan kepercayaan
responden
masih sulit untuk mengindar untuk
dokumentasi.
derajat
namun
(credibility)
melalui teknik triangulasi sumber
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
tidak merokok, sementara responden 3
mengaku
menghisap
kadang-kadang rokok.
saja
Namun
Suhaida
12
berdasarkan hasil wawancara dengan
PPKn Ikip Pgri Pontianak juga
beberapa
terungkap
menyatakan bahwa ke-5 responden
bahwa rata-rata responden mengakui
juga jarang melanggar peraturan.
sebagai perokok, namun tidak aktif
Dan juga diketahui dari responden 1,
atau responden menghisap rokok tapi
dan 3 menjadi ketua tingkat yang
tidak berlebihan dan dapat menaham
harus
keinginan untuk merokok. Karena
temanya dan sudah tentu harus dapat
bagi semua responden rokok dapat
dipercaya.
responden
memberikan
rasa
membimbing
teman-
saat
Berdasarkan hasil observasi
dihisap, namun keinginan untuk
tersebut, dapat dikatakan bahwa
berhenti
semua responden adalah perokok
juga
nikmat
bisa
cukup
Pembelajaran
besar.
Pendidikan
aktif,
namun
responden
Kewarganegaraan mengenai nilai-
mengakui
nilai
semua
perokok berat, tapi mereka merasa
responden telah diterima dengan
masih sulit untuk terbebas dari
baik, baik itu dari orang tua, guru,
rokok. Sehingga yang responden
dosen di lingkungan kampus.
rasakan
mereka
mengupayakan
kesadaran
moral
pun
diakui
Meskipun
demikian,
bahwa
mereka
masih bukan
belum yang
ternyata masih sangat sulit bagi
wujud
responden
mahasiswa
menghisap rokok. Dengan demikian
generasi penerus untuk menerapkan
karena kurangnya kesadaran lekat
nilai-nilai moral maupun tingkah
oleh responden akan nilai moral
laku yang baik dalam kehidupannya,
negatif
padahal berdasarkan hasil observasi
menghisap
terungkap bahwa ke-5 responden
jangka pendek maupun panjang,
bukanlah ramaja yang tergolong
sehingga responden tetap memilih
nakal di lingkungan kampus maupun
merokok
di lingkungan tempatnya tinggal. Hal
pergaulan teman-teman, maupun di
ini dikuatkan dengan informasi dari
lingkungan keluarga.
beberapa
sebagai
teman-teman
dekat
untuk menghindar dari
yang ditimbulkan
ketika
dalam
berada
Meskipun
responden, kemudian informasi dari
merokok
beberapa dosen di lingkungan Prodi
dianjurkan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
rokok
bukanlah
ketika waktu
dalam
demikian, hal
yang bahkan
Suhaida
13
direkomendasikan, bagaimanapun narkoba
karena
rokok
termasuk
golongan
ke-dua
mahasiswa memiliki kesadaran diri sendiri
untuk
berhenti
sebagai
perokok aktif.
(psikotropika) atau golongan ke-tiga
Menurut
Depdikbud
(bahan adiktif lainnya), hal ini
(1998:5), menerapkan strategi Imtaq
dikarenakan nikotin dalam rokok
kepada peserta didik yang dilakukan
menyebabkan
atau
dengan
bagi
berikut:
kecanduan
ketergantungan, maka
sulit
teknik-teknik
sebagai
perokok untuk meninggalkan rokok
1. Optimalisasi pendidikan agama
karena kenikmatan yang disebabkan
2. Integrasi materi imtaq dengan
nikotin yang memiliki zat adiktif. Jika
diartikan,
perokok
untuk
rokok
memaksa
ketangihan,
bila
konsumsi rokok dihentikan makan akan timbul rasa sakit yang disebut withdrawal dalam
atau
sakau.
penjelasan
Bahkan terdahulu,
dijelaskan bahwa dampak negatif rokok
sangat
buruk
terhadap
lingkungan, kesehatan, dan ekonomi. Sangat penting untuk selalu memberikan
pemahaman
untuk
mata pelajaran 3. Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk membuhkan imtaq 4. Mengadakan
kegiatan
ekstrakurikuler
yang
bernafas
imtaq 5. Dan
mempererat
sekolah
dengan
masyarakat
dalam
kerja orang
sama tua
membina
imtaq Kedepannya
diharapkan
mencegah generasi muda untuk tidak
pemahaman pendidikan mengenai
menjadi perokok aktif karena melihat
Imtaq dapat menanggulangi masalah
dampak yang di hasilkan dari rokok
yang terjadi dalam generasi muda,
sangat
kehidupan
karena diketahui secara bersama
sehari-hari. Selain orang tua, guru,
penanggulangan merupakan masalah
dosen
dosen
yang sangat sulit untuk dilaksanakan
Pendidikan Kewarganegaraan juga
dengan baik tanpa kerja sama dengan
memiliki
dalam
semua elemen yang terkait, karena
memberikan bahkan terus berupaya
pencegahan rokok harus mempunyai
menanamkan pemahaman sehingga
landasan yang kokoh. Selain Imtaq
mempengaruhi
Agama
peran
maupun
penting
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
Suhaida
14
melalui pendidikan nilai moral juga
a. Pengaruh teman
memiliki peran yang sama-sama
b. Karena rasa ini tahu
dapat
c. Keinginan kuat untuk mencoba
menguatkan,
yang
sebagaimana
dikemukakan
Darmadi
(2007:130), “Pendidikan nilai moral sebagai
salah
kependidikan
satu
rekayasa
membina
dan
yang baru d. Agar merasa lebih dekat dan akrab dalam bergaul
dengan
teman.
membentuk sumber daya manusia
Melihat beberapa faktor di
yang seutuhnya atau paripurna lahir
atas,
batinnya”. Maka melalui Pendidikan
dalam hal ini mahasiswa sangat
Kearwarganegaraan penanaman nilai
rawan akan dampak dari pergaulan
moral
yang
merupakan
sebuah
upaya
jelaslah
kiranya
mungkin
responden
saja
dapat
dalam meningkatkan sifat dan kualita
menjerumuskan ke hal-hal
diri yang nantinya akan tercermin
tidak
dari tingkah laku dan sikap seorang
seperti
individu, sehingga derajat seseorang
karena merasa ingin lebih dekat dan
dapat ditentukan oleh kesadaran
akrab dalam bergaul dengan teman,
moralitas yang dimilikinya.
meskipun
2.
Faktor Penyebab Mahasiswa
penyebab seseorang menjadi perokok
Menjadi Perokok Aktif
aktif,
Berdasarkan
salah
kebiasan
satunya
merokok
masih
banyak
khususnya
di
aktif
faktor
kalangan
di
mahasiswa Prodi PPKn. Baik itu
lapangan, terungkap bahwa selain
faktor yang muncul dari dalam diri
femahaman
belum
maupun dari luar diri. Diketahui,
menjadi sebuah kesadaran untuk
bahwa faktor penyabab merupakan
menjauhi
semua
suatu hal yang mendasari tindakan
responden, ternyata ditemukan juga
seseorang untuk menjadi perokok
beberapa
aktif, tanpa mereka sadari dampak
yang
rokok
faktor
temuan
diinginkan,
yang
masih
dari
yang
menjadi
penyebab responden sebagai perokok
negatif
aktif dan masih belum dapat berhenti
kedepannya. Rokok bagi sebagian
menghisap rokok. Adapun faktor
besar kalangan orang merupakan
penyebab responden mejadi perokok
trend atau gaya
aktif diantaranya:
dengan merokok seseorang dapat
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
yang
akan
dirasakan
masa kini karena
Suhaida
15
menyalurkan
mereka
negatif dari rokok yang berbahaya
untuk bersantai , bersenang-senang
bagi kesehatan dan dapat mematikan.
sambil
keinginan
melepaskan
kejenuhan
Sehingga
dengan
pikiran, sambil akrab bergaul dengan
pemahaman
yang
teman sepergaulan mereka.
melahirkan
kesadaran
Selain itu, pengaruh dari
mengubah
sesuatu
baik
yang
akan untuk negatif
maraknya iklan rokok dibeberapa
kearah yang lebih positif, khususnya
media massa mengakibatkan para
diharapkan generasi muda memiliki
komsumen
komitmen pada dirinya sendiri untuk
mudah
rokok dapat dengan
memperoleh
informasi
tidak menjadi perokok aktif, karena
terbaru merek rokok maupun bandrol
bagaimanapun generasi muda harus
harga dari sebuah merek rokok.
mengatahui dampak yang dihasilkan
Sehingga para kosumen rokok aktif
dari rokok akan menganggu secara
bebas untuk memilih merek rokok
lingkungan,
yang
ekonomi.
mereka
minati
sembari
kesehatan
maupun
menyesuaikan dengan kemampuan SIMPULAN
saku yang mereka miliki.
Simpulan
Dan sampai sekarang belum ada upaya-upaya keras dari beberapa elemen yang terkait dalam hal ini pemerintah untuk menutup pabrik rokok ataupun menghentikan iklaniklan yang berbau rokok. Maka dari itu lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah maupun perguruan tinggi sangat penting untuk terus berupaya secara
kontiyu
memberikan Pendidikan
untuk
pemahaman
terus melalui
Kewarganegaraaan
tentang nilai-nilai moral maupun Pendidikan Agama dengan terus mensiarkan
mengenai
dampak
umum,
bahwa
semua responden mengetahui dan faham
dampak
negatif
yang
timbulkan dari menghisap rokok secara
aktif,
bahkan
rata-rata
responde mengetahui dampak yang diakibatkan dari rokok akan merusak kesehatan diri mereka bahkan orang sekitar, dan rokok juga berdampak jelek bagi lingkungan kehidupan, serta
menurunkan
ekonomi.
Akan
kesejahteraan tetapi,
mereka
menyadari masih belum memiliki kesadaran
yang
kuat
untuk
mewujudkan sikap maupun tindakan untuk tidak menjadi perokok aktif
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
Suhaida
16
sehingga
mereka
masih
merasa
sementara
ini
mereka
belum
kanker paru-paru. Responden
merasakan dampak negatif dalam
juga mengetahui bahwa dampak
jangka
pendek.
negatif rokok juga berpengaruh
seperti
ini
Sehingga
sangat
jantung,
sikap
bertentangan
dengan
impotensi,
kepada
Pendidikan
perokok
hingga
pasif
yang
menghirup asap rokok. Menurut
Kewarganegaraan yang menanamkan
padangan
nilai-nilai moral yang berlandaskan
mereka
Pancasila.
negatif tersebut, namun tetap
Secara
khusus
simpulan
mereka, menyadari
menghentikan
1.
merokok.
Pandangan mahasiswa terhadap negatif
menghisap
dampak
saja responden sangat sulit untuk
hasil penelitian ini sebagai berikut:
dampak
meskipun
2.
Faktor
kebiasaan
penyebab
mahasiswa
rokok bagi kesehatan, ternyata
menjadi perokok aktif adalah
rata-rata responden mengetahui
karena ketertarikan responden
bahwa dampak negatif rokok
dikarenakan
sangat
bagi
lingkungan pergaulan dengan
kesehatan, terutama responden
teman-teman. Dikarenakan rasa
merasakan ada ngangguan pada
solidaritas
sistem pernafasan, yakni seperti
yang
sering
sepergaulan.
berbahaya
merasakan
kemudian
batuk,
dan
kebersamaan
antara
teman Faktor
merasa
lainnyaadalah dari rasa ingin
dan
kurang
tahu dan ingin mencoba sesuatu
dalam
belajar
yang baru serta pengalaman
ketika tidak menghisap rokok,
yang menyenangkan, terutama
yang responden rasakan mulut
bahwa rokok di zaman sekarang
terasa
itu
sudah menjadi trend dan gaya
mengetahui
hidup yang menjadikan faktor
tidak
responden
kuat
pengaruh
fokus
bersemangat
asam.
responden
juga
Selain
bahwa dampak negatif lainnya
responden
yang mengancam dalam jangka
aktif.
menjadi
perokok
waktu panjang seperti penurunan kekebalan
tubuh,
ngangguan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
Suhaida
17
DAFTAR PUSTAKA Ahmad. A. (1997). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Semarang: CV Toha Putra. Arikunto. (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Chaniago. A. (2002). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Sertia Permai. Danim, S. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia. Darmadi. H. (2006). Pendidikan Pancasila Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Darnadi. H. (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung. Alfabeta. Dede.
R. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Prenada Media.
Faisal.
(1992). Format-format Penelitian Sosial (Dasardasar dan Aplikasi). Jakarta: Rajawali Pers.
Fauzi. A. (2004). Pisokologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia
Maleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution. (1999). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:Tarsito. Partodiharjo. S. (2007). Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaanya. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Perokok Anak dan Remaja 51,7 Persen. Pemerintah dinilai Gagal. http://healt.kompas.com/rea d. [diakses tanggal 24 November 2015] Prasadja. A. Kesehatan Tidur dan Kebiasaan Merokok. http:/www.dailymation.com / [diakses tanggal 24 November 2015]. Poltekes Depkes. (2010). Kesehatan Remaja: Problem dan solusinya. Jakarta: Salemba Medika. Sudirman N, dkk. (1991), Ilmu Pendidikan , Bandung: Alfabeta. Suharsimi, A. (1992), Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: Rajawali.
Gunarsa. S. (2008). Pisikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Kaelan.
(2004). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 1-17 ISSN : 2541-6693
Suhaida