PELVIC INFLAMMATORY DISEASE (PID)
Disusun Oleh : Sarah 1161050087 Pembimbing : dr. Batara Sirait, Sp.OG Journal Reading
DEFINISI • Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau Penyakit Radang Panggul (PRP) adalah penyakit infeksi pada alat reproduksi wanita bagian atas (endometrium, tuba fallopi, ovarium, atau peritoneum pelvis).
ETIOLOGI • Primer → Penularan secara seksual • Sekunder→ Kuretase, AKDR • Penyebab: Multiorganisme -N.gonnorhoeae -Mycoplasma genitalium -C.trachomatis -Bakteri anaerob
Tabel 1. Klasifikasi Klinis PID dan Kemungkinan Penyebab Mikrobial Sindrom Klinis PID akut (durasi ≤30 hari)
Penyebab Patogen servikal (N.gonorrhoeae, C.trachomatis, dan M.genitalium) Patogen bakteri vaginosis (Peptostreptococcus.sp, M. hominis, dan Clostridia.sp) Patogen respiratori(H. influenzae, S. pneumoniae, Streptococcus grup A, dan S. aureus) Patogen enterik (E. coli, Bacteroides fragilis, Streptococcus grup B, dan Campylobacter.sp)
PID subklinis
C. trachomatis dan N. gonorrhoeae
PID kronis (durasi >30 hari)
Mycobacterium tuberculosis dan Actinomyces.sp
FAKTOR RISIKO • • • •
Usia produktif Jumlah pasangan seksual Penyakit menular seksual (PMS) Pemakaian AKDR
PATOFISIOLOGI • PID disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme secara asenden dari vagina dan serviks ke traktus genital atas.
MANIFESTASI KLINIS • • • • • •
Nyeri perut bagian bawah Ada discharge pada vagina Perdarahan setelah koitus Dispareunia Disuria Demam
JENIS-JENIS PID • Endometritis
• Salpingitis
DIAGNOSIS • Anamnesis • Pemeriksaan Fisik : Nyeri tekan perut bagian bawah Nyeri tekan adneksa Nyeri gerakan serviks Suhu oral >38.3 C Cairan serviks atau vagina mukopurulen
• Pemeriksaan Laboratorium : Leukositosis LED meningkat Protein reaktif-C meningkat
• Pemeriksaan Penunjang : Biopsi endometrium USG transvaginal atau MRI Laparoskopi
• Pemeriksaan Spesimen Swab Endoserviks
PENATALAKSANAAN Rekomendasi terapi dari CDC (Centers for Disease Control) Rawat jalan
Regimen A :
Ofloxacin 400mg (2x1) oral selama 14 hari,atau Levofloxacin 500mg (1x1) oral selama 14 hari Dengan atau tanpa: Metronidazol 500mg (2x1) oral selama 14 hari
Regimen B : Doxycycline 100 mg (2x1) oral untuk 2 minggu dengan atau tanpa metronidazole 500 mg (2x1) oral untuk 2 minggu, ditambah dengan salah satu obat dibawah ini: Ceftriaxone 250 mg IM dosis tunggal Cefoxitin 2 gr IM + probenicid 1 gr oral dosis tunggal Cephalosporin generasi ketiga (cefotaxime atau ceftizoxime)
Rawat inap Regimen A : Cefotetan 2gr IV tiap 12 jam atau Cefoxitin 2 gr IV tiap 6 jam ditambah Doxycyclin 100 mg oral atau IV tiap 12 jam
Regimen B : Clindamycin 900 mg IV tiap 8 jam,ditambah Gentamycin 3-5 mg/kg BB IV atau IM
KOMPLIKASI Infertilitas
PENCEGAHAN • Peningkatan edukasi masyarakat, penapisan rutin, diagnosis dini, serta penanganan yang tepat terhadap infeksi chlamidya. • Adanya program penapisan penyakit menular seksual dapat mencegah terjadinya PID pada wanita. Mengadakan penapisan terhadap pria perlu dilakukan untuk mencegah penularan kepada wanita. • Pasien yang telah didiagnosa dengan PID atau penyakit menular seksual harus diterapi hingga tuntas, dan terapi juga dilakukan terhadap pasangannya untuk mencegah penularan kembali. • Semua wanita berusia 25 tahun ke atas harus dilakukan penapisan terhadap chlamidya tanpa memandang faktor resiko.
CONTOH KASUS • Identitas Pasien : Nama : Ny. R Umur : 24 tahun Alamat : Kramat Jaya, Jakarta Utara Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMA Agama : Islam Suku : Jawa Tanggal periksa : 27 Agustus 2015
Anamnesis
• Pasien datang dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri sudah dirasakan sejak satu minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri saat bersenggama. Saat ini pasien juga sedang demam. Keluar darah dari vagina disangkal.
Riwayat Haid • Haid pertama usia : 12 tahun • Sirkulasi haid : Siklus : teratur, 28 hari Lamanya : 5 hari Banyaknya : 3x ganti pembalut Sakit saat haid : tidak
Riwayat Perkawinan dan Riwayat Kehamilan & Persalinan yang lalu • Menikah : 1x • Lama perkawinan : 2 tahun • • •
Kehamilan sebelumnya Jumlah anak hidup Umur anak terkecil tahun
Riwayat KB : Tidak menggunakan KB
: P1A0 :1 :1
Pemeriksaan Fisik STATUS GENERALIS • • • • • • • • • • •
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis Tekanan darah: 110/70 mmHg Denyut nadi : 78 kali/menit Frekuensi napas : 18 kali/menit Suhu : 38,7oC Mata : CA -/-, SI -/Leher : KGB tidak teraba membesar Thoraks : Dalam batas normal Abdomen : Dalam batas normal Ekstremitas : Dalam batas normal
Pemeriksaan Ginekologi • Inspekulo Fluksus : (-) Fluor : (+) Portio : ada discharge, hiperemis
• Vaginal Toucher (VT) Servix : Nyeri goyang portio (+) Uterus : Nyeri tekan (+) Adneksa : Nyeri tekan (+)
Diagnosis : Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Penatalaksanaan : Rawat Jalan Regimen A : Ofloxacin 400mg (2x1) oral selama 14 hari,atau Levofloxacin 500mg (1x1) oral selama 14 hari Dengan atau tanpa: Metronidazol 500mg (2x1) oral selama 14 hari
DAFTAR PUSTAKA 1.Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. PT Bina Pustaka. Jakarta. 2011. 2. Paavonen J, Westrom L, Eschenbach D. Pelvic inflammatory disease. In: Holmes KK, Sparling PF, Stamm WE, et al., eds. Sexually transmitted diseases. 4th ed. New York: McGrawHill, 2008. 3. Kiviat NB, W.lner-Hanssen P, Eschenbach DA, et al. Endometrial histopathology in patients with culture-proved upper genital tract infection and laparoscopically diagnosed acute salpingitis. Am J Surg Pathol 1990; 14: 167-75. 4. Wiesenfeld HC, Hillier SL, Meyn LA, Amortegui AJ, Sweet RL. Subclinical pelvic inflammatory disease and infertility. Obstet Gynecol 2012; 120: 37-43. 5. Bender N, Herrmann B, Andersen B, et al. Chlamydia infection, pelvic inflammatory disease, ectopic pregnancy and infertility: cross-national study. Sex Transm Infect 2011; 87: 601-8.
6. Bohm MK, Newman L, Satterwhite CL, Tao G, Weinstock HS. Pelvic inflammatory disease among privately insured women, United States, 2001-2005. Sex Transm Dis 2010; 37: 131-6. 7. French CE, Hughes G, Nicholson A, et al. Estimation of the rate of pelvic inflammatory disease diagnoses: trends in England, 20002008. Sex Transm Dis 2011; 38: 158-62 8. Rekart ML, Gilbert M, Meza R, et al. Chlamydia public health programs and the epidemiology of pelvic inflammatory disease and ectopic pregnancy. J Infect Dis 2013; 207: 30-8. 9. Anschuetz GL, Asbel L, Spain CV, et al. Association between enhanced screening for Chlamydia trachomatis and Neisseria gonorrhoeae and reductions in sequelae among women. J Adolesc Health 2012; 51: 80-5 10. Soper DE, Brockwell NJ, Dalton HP, Johnson D. Observations concerning the microbial etiology of acute salpingitis. Am J Obstet Gynecol 1994; 170: 1008-14.