Peluang Perusahaan Asuransi...
Peluang Perusahaan Asuransi di Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 Hadi Peristiwo
Abstrak Asuransi adalah suatu kesediaan oleh individu maupun badan hukum untuk dapat menetapkan kerugian-kerugian kecil yang sudah pasti dimasa sekarang sebagai pengganti kerugiankerugian besar yang belum pasti di masa mendatang. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) merupakan perjanjian diantara negara-negara ASEAN dalam meningkatkan kerjasama bidang perekonomian akan diberlakukan pada tanggal 31 Desember 2015. ASEAN Economic Community 2015 merupakan real war (perang nyata) bagi perusahaan asuransi di Indonesia, para pelaku industri asuransi menyatakan bahwa tahun 2015 merupakan tahun dimana tantangan yang berat dihadapi oleh sektor asuransi. Pasar asuransi Indonesia ke depan masih sangat prospektif dan relatif jauh lebih prospektif diibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Industri asuransi Indonesia memiliki indikasi kuat bahwa pasar perasuransian Indonesia masih dapat tumbuh tinggi serta aktif dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Kata Kunci : Asuransi, ASEAN Economic Community
47
Jurnal Syar’Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015
1. Pendahuluan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) merupakan perjanjian diantara negara-negara ASEAN dalam meningkatkan kerjasama bidang perekonomian akan diberlakukan pada tanggal 31 Desember 2015. Bentuk kerjasama ini memiliki arah dan tujuan agar terciptanya aliran bebas barang, jasa maupun sumber daya manusia (tenaga kerja) yang memiliki keahlian serta aliran investasi yang tidak ditentukan oleh pemerintah. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020 yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut mengambil bagian dalam kegiatan MEA tersebut. Kekuatan Indonesia dalam menghadapi MEA terletak pada indikator pertumbuhan makro-ekonomi yang terus meningkat. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi di negara-negara kawasan ASEAN dan berada pada urutan ketiga di kawasan Asia setelah Tiongkok dan India. Berbagai sektor terus berbenah diri, tidak ketinggalan sektor asuransi yang telah menjadi bagian dari sektor jasa keuangan yang diliberalisasi. Batas waktu 2015 dan 2020 merupakan tonggak waktu pemenuhan target liberalisasi sektor jasa keuangan terutama sektor asuransi dimana hambatan-hambatan sudah harus dihapus secara substansial dengan tetap memberikan space (ruang) bagi negara-negara anggota untuk dapat tetap mempertahankan fleksibilitas yang telah disepakati bersama. 48
Peluang Perusahaan Asuransi...
Di dalam transaksi perdagangan tunggal yang saling terhubung (interconnected), terlepas perusahaan tersebut berbasis lokal (domestik) dimana sebagian negara anggota wajib dikenakan, perusahaan asuransi yang berbasis dinegara ASEAN pun diharapkan tidak lagi dihadapkan pada aturan penghalang (barier) untuk dapat akses dan mendirikan usaha di negara-negara anggota ASEAN lainnya. Walaupun dalam hal ini selama usaha tersebut dapat memenuhi ketentuan peraturan yang tidak mengandung unsur diskriminatif yang telah ditetapkan oleh lembaga regulator perusahaan asuransi yang berasal dari negara tuan rumah tersebut, dalam arti perusahaan tersebut diizinkan untuk dapat mendirikan serta menjalankan bisnis usaha perasuransian. Di lain pihak bagi perusahaan asuransi asing (luar negeri) yang berdomisili di wilayah ASEAN, dalam aspek kepemilikan usaha nantinya tidak ada lagi pembatasan kepemilikan mayoritas yang harus dimiliki warga maupun penduduk lokal. Begitupun juga mengenai sektor tenaga kerja di dalam perusahaan asuransi akan terkena imbasnya, mengingat akan terjadi aliran tenaga kerja secara bebas di wilayah ASEAN begitu negara anggota menandatangani kesepakatan jasa profesional tertentu yang terkait dengan perusahaan. Terkait dengan peluang perusahaan asuransi yang ada di Indonesia saat ini dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang perlu dikemukakan adalah bagaimana sektor perasuransian Indonesia dapat menjawab tantangan di kawasan ASEAN tersebut, mengingat ketahanan dan daya saing sektor jasa keuangan non bank dimana asuransi termasuk menjadi bagian didalamnya. 49
Jurnal Syar’Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015
2. Definisi dan Tinjauan Asuransi Indonesia Asuransi adalah suatu kesediaan oleh individu maupun badan hukum untuk dapat menetapkan kerugian-kerugian kecil yang sudah pasti dimasa sekarang sebagai pengganti kerugian-kerugian besar yang belum pasti di masa mendatang. Kerugian atau potensi kerugian tersebut sudah pasti merupakan bentuk cicilan pembayaran atau pembayaran sekaligus premi kepada perusahaan asuransi, sedangkan pengganti atau kompensasi kerugian adalah dalam bentuk pembayaran klaim pertanggungan oleh perusahaan asuransi.1 Menurut Commision on Insurance Terminology of the American Risk and Insurance Association memberikan terminologi mengenai asuransi yaitu sebagai pengumpulan kerugian-kerugian yang tidak dapat ditimbulkan dengan sengaja melalui pemindahan risiko kerugian tersebut kepada perusahaan asuransi, dimana perusahaan bersedia untuk memberikan pertanggungan ulang kerugian finansial kepada pihak yang mendapatkan kerugian melalui tindakan pembayaran sejumlah uang atau melakukan jasa tertentu terkait dengan risiko kerugian tersebut.2 Hal yang dilakukan oleh perusahaan asuransi tidak mesti dimaksudkan sebagai pengganti seluruh kerugian yang terjadi, namun lebih dimaksudkan untuk memberikan penggantian kerugian yang diderita nasabah berdasarkan kesepakatan pertanggungan antara perusahaan asuransi dan nasabah,sehingga paling tidak 1Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Jakarta, PT. Rajagrafindo), 2005 2George E. Rejda, Principles of Risk Management and Insurance, Edisi10, Pearson
50
Peluang Perusahaan Asuransi...
nasabah tidak terbebani kerugian seketika dalam jumlah yang besar. Dari definisi tersebut dapat diidentifikasi bahwa didalam asuransi mengandung unsur-unsur : 1) Pengumpulan risiko 2) Pemindahan risiko 3) Pertanggungan kerugian 4) Pembayaran sejumlah uang Asuransi juga dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Asuransi kerugian (asuransi umum), yaitu asuransi pada hak milik, kebakaran dan lain-lain 2. Asuransi varia (marine insurance), asuransi kecelakaan, asuransi mobil dan pencurian 3. Asuransi jiwa (life insurance), yaitu yang menyangkut kematian, sakit, cacat dan lain-lain Mengenai Undang-Undang yang berlaku di dalam asuransi adalah Undang-Undang No.2 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, kegiatan usaha perasuransian di Indonesia sendiri pun diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan dan Ordonantie Op Het Levensverzekering Bedriff (staatsblad 1941 No.101) Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini terdiri atas3 : 1. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian 2. Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian 3. Keputusan Menteri Keuangan, masing-masing : 3Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta, Ghalia Indonesia), 2005
51
Jurnal Syar’Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015
a. No.223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi b. No.224/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan asuransi dan Perusahaan Reasuransi c. No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi d. No.226/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi Jumlah perusahaan asuransi terdaftar di Indonesia sendiri amat banyak karena jumlahnya mencapai ratusan. Data yang diperoleh dari Bapepam-LK (sekarang berafiliasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)), tercatat terdapat 141 perusahaan asuransi konvensional dan 46 perusahaan asuransi syariah terdaftar di Indonesia. Dari sekian banyak perusahaan asuransi konvensional, perusahaan asuransi umum berjumlah 89 perusahaan, perusahaan asuransi jiwa berjumlah 46 perusahaan, perusahaan reasuransi berjumlah 4 perusahaan, perusahaan asuransi khusus PNS/ABRI yang termasuk golongan asuransi pemerintah berjumlah 3 perusahaan, perusahaan asuransi dan jaminan sosial pekerja berjumlah 2 perusahaan. Dari jumlah perusahaan dan unit asuransi syariah yang ada, perusahaan asuransi umum berjumlah 1 perusahaan, perusahaan asuransi jiwa berjumlah 3 perusahaan, perusahaan reasuransi berjumlah 3 perusahaan, unit asuransi umum syariah berjumlah 22 unit dan unit asuransi jiwa syariah berjumlah17 unit. 52
Peluang Perusahaan Asuransi...
Dari 89 perusahaan asuransi umum atau kerugian yang terdaftar, 70 perusahaan diantaranya merupakan swasta nasional dan 19 perusahaan lainnya merupakan patungan antara swasta nasional dan pihak asing. Dari 46 perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di regulator, perusahaan swasta nasional berjumlah 29 perusahaan, sedangkan sisanya 17 perusahaan merupakan perusahaan patungan. Disamping perusahaan dan unit asuransi, terdapat pula lembaga dan profesi penunjang asuransi yang penting dalam pengelolaan dan pelaksanaan bisnis perasuransian yaitu broker reasuransi, agen asuransi, konsultasi aktuaria terdaftar berjumlah 28 konsultan dan penilai kerugian tercatat berjumlah 28 penilai (appraisal).4 Dari data tersebut diketahui bahwa memasuki ASEAN Economic Community 2015 merupakan real war (perang nyata) bagi perusahaan asuransi di Indonesia, para pelaku industri asuransi pun memberikan pernyataan bahwa menghadapi 2015 ini merupakan tahun dimana tantangan yang berat dihadapi oleh sektor asuransi dimana industri tersebut dinilai masih sangat kecil, kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni, kurangnya persiapan dalam bidang keuangan dibanding pesaing. 3. Kegiatan Sektor Asuransi Di Indonesia Asuransi sebagai bagian dari salah satu komponen jasa keuangan yang ada di Indonesia mempunyai posisi yang sangat strategis dalam penciptaan iklim keseimbangan (equilibrium) perekonomian Indonesia melalui aspek-aspek pengelolaan litigasi pencegahan risk 4http://www.bapepam.go.id,
(BAPEPAM-LK, Indonesia)
53
Jurnal Syar’Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015
(risiko). Iklim perekonomian Indonesia sebagaimana seperti halnya perekonomian yang lain tidak dapat terpisah dari adanya unsur ketidakpastian atas suatu peristiwa/risiko, dan hal tersebut apabila tidak dapat dikendalikan maka effect (dampak) dari hal tersebut adalah membuat sektor perekonomian menjadi tidak stabil, terguncang bahkan ditingkat yang paling kecil sekalipun dapat mengakibatkan kehancuran bagi praktisi industri asuransi tersebut. Sifat dasar asuransi adalah kerjasama, kenyataan bahwa perusahaan asuransi dan cabang-cabangnya dengan penuh semangat untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan asuransi lain. Didalam beberapa kriteria, hal ini timbul dikarenakan adanya kepentingan ekonomi (bisnis). Bidang utama kerjasama diantara perusahaan asuransi sendiri adalah penentuan tarif. Meningkatnya ketetapan penetapan perkiraan aktuaris sejalan dengan meningkatnya jumlah exposure yang mendasarinya5. Laju perkembangan dan pertumbuhan industri asuransi di tanah air walaupun mengalami berbagai hambatan dan tantangan, masih cukup baik mengingat pertumbuhan asset pertahun pelan namun pasti mengalami kenaikan. Hasil laporan dari Asosiasi Industri Asuransi Indonesia menyatakan bahwa dengan pertumbuhan tersebut, diyakini bahwa potensi pasar industri asuransi akan terus tumbuh positif. Dua hal yang menjadi dasar dari keyakinan bahwa industri asuransi akan tumbuh adalah pertama, potensi pasar industri asuransi di Indonesia masih sangat besar 5Herman
2001
54
Darmawi, Manajemen Asuransi (Jakarta, Bumi Aksara),
Peluang Perusahaan Asuransi...
dan luas, sampai dengan saat ini industri asuransi tumbuh sampaidengan 17 %, dimana masyarakat Indonesia sudah mulai melihat asuransi sebagai bentuk perlindungan diri dari risiko. Kedua, pertumbuhan masyarakat kelas bawah yang mulai merangkak naik ke kelas menengah mengalami peningkatan yang cukup drastis sehingga dimungkinkan berpengaruh kepada kebutuhan untuk menggunakan jasa perlindungan asuransi. Tingkat literasi dan sosialisasi mengenai asuransi Indonesia menunjukkan hasil yang positif bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan produk serta jasa asuransi tumbuh dan berkembang. 4. Peluang Perusahaan Asuransi Indonesia Komitmen liberalisasi sektor jasa keuangan Indonesia disemua forum regional termasuk negara-negara ASEAN, tidak dapat dilepaskan dari komitmen liberalisasi perdagangan yang dirundingkan di berbagai forum-forum perundingan World Trade Organisation (WTO), mengingat janji serta kesediaan dari stakeholders WTO untuk selalu menjadi starting point dan base commitment dari setiap perundingan. Dengan demikian pegangan dari negara-negara ASEAN dalam memulai perundingan akan selalu disandarkan pada jadwal komitmen masing-masing. Dari data yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan bahwa tercatat jumlah perusahaan asuransi yang bersifat internasional yang melakukan operasi di Indonesia seperti Allianz dari Jerman serta AXA dari Perancis telah memasuki pasar asuransi kerugian nasional. Selain kedua perusahaan tersebut, tercatat ada beberapa nama perusahaan asuransi asing lain, yaitu : Sompo, Tokio Marine dari Jepang, Zurich Insurance yang berasal dari 55
Jurnal Syar’Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015
Swiss, China Taiping dari Tiongkok, LIG dari Amerika Serikat maupun Samsung dari Korea Selatan Salah satu variabel yang dapat dijadikan ukuran/kapasitas penilaian kekuatan industri asuransi adalah ditinjau dari jumlah asset/modal yang dimiliki, yang pada umumnya sama dengan kekuatan/peluang asset yang dimiliki. Melihat dari data serta laporan yang ada, potensi yang besar dan prospek yang cerah dari pasar asuransi di Indonesia, sudah sepatutnya sektor industri asuransi menjadi perhatian yang sangat penting bagi pemerintah. Dalam hal ini, faktor penting dari progress perkembangan sektor asuransi adalah masyarakat yang belum mengenal lebih lanjut mengenai pengetahuan asuransi serta pertumbuhan masyarakat. Dilihat dari jumlah premi asuransi Indonesia yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang terus mengungguli negara-negara tetangga (ASEAN) bila dapat diperoleh hasil investasi yang optimal maka industri asuransi di Indonesia akan siap dan menangkap peluang dari dilaksanakannya ASEAN Economic Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akhir tahun 2015 ini, serta diharapkan dimasa yang akan datang perusahaan asuransi Indonesia akan menikmati akumulasi asset dan modal yang mengungguli di seluruh negara ASEAN lainnya. 5. Penutup ASEAN Economic Community merupakan suatu keniscayaan yang harus dihadapi bersama oleh stakeholders institusi keuangan termasuk didalamnya adalah perusahaan asuransi. Dalam hitungan bulan, perusahaan asuransi sudah harus mempersiapkan diri seoptimal 56
Peluang Perusahaan Asuransi...
mungkin untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan tersebut. Pasar asuransi Indonesia ke depan masih sangat prospektif dan relatif jauh lebih prospektif diibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN. Industri asuransi Indonesia memiliki indikasi kuat bahwa pasar perasuransian Indonesia masih dapat tumbuh tinggi serta aktif dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
57
Jurnal Syar’Ínsurance Vol. 1 No. 1 Januari-Juni 2015
Daftar Pustaka Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Jakarta, PT.Rajagrafindo), 2004 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta, Ghalia Indonesia), 2005 George E. Rejda, Principles of Risk Management and Insurance, Edisi10, Pearson Herman Darmawi, Manajemen Asuransi (Jakarta, Bumi Aksara), 2001 http://www.bapepam.go.id (BAPEPAM-LK, Indonesia)
58