LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DESA BINAAN BERBASIS TRI HITA KARANA
Pelatihan dan Pendampingan Badan Usaha Desa Berbasi Tri Hita Karana di Desa Purwakerti Kabupaten Karangasem
Oleh Prof. Dr. Sukadi, M.Pd.,M.Ed./ 0010036302 (Ketua Pelaksana) Dra. Desak M. Oka Purnawati,M.Si./00175056804/ (Anggota) Drs. I Made Nuridja, M.Pd/ 0021125101 (Anggota)
Dibiayai Dari DIPA Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2015 Nomor: 023.04.2.552581/2015 Revisi 1 Tanggal 5 Pebruari 2015
JURUSAN PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA OKTOBER 2015 1
2
KATA PENGANTAR Puji syukur dan segala hormat dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih dan karunia-Nya sehingga laporan akhir program pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Pelatihan dan Pendampingan Badan Usaha Desa Berbasi Tri Hita Karana di Desa Purwakerti Kabupaten Karangasem” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan yang berbahagia ini ijinkan kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah mempercayai program ini untuk dibiayai dan Kepala Desa Purwakerti Beserta masyarakat yang telah menjadi mitra yang sangat baik bagi terlaksananya program
ini, dan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan
program ini. Kami meyakini, bahwa laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan belum dapat mewakili apa yang telah kami lakukan dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat di Desa Purwakerti. Namun besar harapan kami kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat Desa Purwakerti.
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ...............................................................................................
i
Halaman Pengesahan ....................................................................................
ii
Kata Pengatar ……………………………………………………………….
iii
Prakata ...........................................................................................................
iv
Daftar Isi .........................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1
A. Analisis Situasi........................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah .......................................
5
C. Tujuan Kegiatan ...........…………………………………………………
6
D. Manfaat …………………………………………………………………
8
BAB II METODE KEGIATAN....................................................................
10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
14
BAB IV PENUTUP ........................................................................................
26
A. Kesimpulan ............................................................................................
37
B. Saran .......................................................................................................
28
4
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Desa Purwakerti merupakan salah satu desa yang ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi Bali untuk menjadi pilot projek pengembangan badan usaha desa (BUMDES) melalui program Gerbang Sadu. Badan usaha desa merupakan upaya peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat dengan prinsip kemandirian, penguatan dan pemberdayaan dalam mengelola dan memajukan usaha. Artinya, masyarakat secara mandiri merencanakan, mengelola, melaksanakan dan menganalisis kekuatan dan kelebihan usaha yang dibangun dengan fasilitator dan mediator dari Pemerintah Kabupaten dan Propinsi. Melalui prinsip kemandirian, penguatan dan pemberdayaan diharapkan masyarakat terlibat secara penuh dalam perencanaan dan pengelolaan kegiatan usaha ekonomi yang dilaksanaan sehingga dapat diertangungjawabkan. Prinsip ini juga diyakini akan mampu membuat masyarakat lebih mandiri dalam membangun usaha sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat desa. Dengan adanya rasa kepemilikan terhadap usaha yang dibangun akan turut meningkatkan usaha masyararakat untuk senantiasa terlibat dan memajukan usaha mereka. Inilah esensi dari pembangunan ekonomi berbasis masyarakat yang tidak hanya menjadikan masyarakat sebagai objek pembangunan ekonomi, akan tetapi juga sebagai subjek yang bertangungjawab dan menentukan usaha yang akan di bangun sesuai dengan potensi desanya masing-masing. Tujuan dari badan usaha desa adalah (1) meningkatkan Pendapatan Asli Desa dalam rangka meningkatkan kemampuan Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan serta Pelayanan masyarakat, (2) megembangkan Potensi Perekonomian di Wilayah Pedesaan untuk mendorong tumbuhnya Usaha Perekoniman Masyarakat Desa secara Keseluruhan dalam rangka Pengentasan Kemiskinan, dan (3)
menciptakan Lapangan Kerja, Penyediaan dan
jaminan Sosial . Demikian juga dengan pemilihan Desa Purwakerti sebagai pilot projek pengembangan badan usaha desa didasarkan pada masalah (habatan dan tantangan) dan potensi (peluang dan harapan) yang ada di Desa Purwakerti. Secara empirik Desa Purwakerti merupakan salah satu desa wisata dengan daya tarik Pantai Amed yang sudah dikenal luas oleh turis mancanegara. Keindahan pantai Amed yang ditunjang 5
dengan kawasan perbukitan yang memukau mampu menjadi “icon” Desa Purwakerti yang telah mendatangkan ribuan wisatawan, yang tentu juga datag bersama dengan “Sang-Hyang Dolarnya”. Namun, peningkatan yang secara kontinyu kunjungan pariwisata ke Pantai Amed tidak membawa kemajuan ekonomi yang merata pada semua masyarakat. Hanya beberapa kalangan masyarakat yang memiliki keterampilan dan modal usaha saja yang mampu meraup keuntungan secara finansial atas kunjungan pariwisata ke Pantai Amed. Padahal di Desa Purwakerti memiliki berbagai potensi wisata seperti panorama pantai, panorama pegunungan, agro wisata, wisata budaya, home industry, wisata laut (deving dan snowkling ), wisata kuliner, dan penyediaan jasa wisata lainnya (villa, hotel, restoran, penginapan, agen perjalanan wisata darat dan laut). Namun tidak semua potensi wisata yang dimiliki dapat dikembangkan secara bersinergi atau saling terhubung dan terikat antara yang satu dengan yang lain, sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat secara merata. Usaha-usaha wisata yang dikembangkan masih bersifat sporadis, bahkan sebagian besar dimiliki oleh orang luar yang memanfaatkan panorama pantai dan panorama perbukitan Desa Purwakerti. Kondisi ini menyebabkan masyarakat Desa Purwakerti hanya sebagai pemilik keindahan dan keelokan Pantai Amed, dengan tanpa mampu memanfaatkannya secara ekonomis. Dilihat dari profail monografi Desa Purwakerti dan hasil observasi serta wawancara yang dilakukan oleh tim pengusul proposal P2M pada tanggal 9 dan 17 Juli 2014 terdapa berbagai aktivitas masyarakat yang dapat disinergikan dalam pengembangan badan usaha desa berbasis pada kearifan lokal masyarakat Desa Purwakteri. Sinergi pengembangan badan usaha desa dapat dilakukan dengan memadukan antara industri pariwisata dengan pengembangan kelompok tani, pengolahan ikan, industri rumah tangga, koprasi simpan pinjam, koprasi serba usaha, kegiatan sanggar dan pengolahan limbah ternak untuk pupuk organik dan bio gas. Sektor-sektor ini merupakan aktivitas profesi (petani, nelayan, industri rumah tangga, jasa pariwisata dan pengusaha) yang digeluti oleh masyarakat Desa Purwakerti. Melalui pemberdayaan dan integrasi usaha yang berbasis pada badan usaha desa akan mempu melibatkan
semua
komponen
masyarakat
dengan
segala
aktivitasnya
untuk
menghasilkan atraksi pariwisata yang akan menarik bagi wisatawan asing. Dengan demikian semua aktivitas masyarakat dengan beragam profesinya akan terlibat dalam 6
pengembangan industry pariwisata dan turut menjadi pelaku serta penikmat hasil industry pariwisata. Berdasarkan data monografi Desa Purwakerti terdapat lima banjar di Desa Purwakerti yaitu, Biaslantang Kaler, Biaslantang Kelod, Babakan, Amed dan Lebah. Jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 5.209 orang dengan jumlah penduduk usia produktif sebesar 2.736. Sedangkan potensi pertanian yang dimiliki oleh Desa Purwakerti Seluas 354,80 hektar dengan tanah tegalan seluas 267 hektar dan lahan persawahan seluas 87,80 hektar. Dilihat dari segi pendidikan masyarakat Desa Purwakerti hampir semuanya memiliki kemampuan membaca dan menulis karena dari 5.209 penduduknya 1.971 tamat SD sederajat, 2.262 tamat SMP sederajat, 789 SMA sederajat dan 113 orang tamat akademi dan 74 orang tamat sarjana. Sedangkan mata pencaharian masyarakat Desa Perwakerti sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 29,2 %, sebesar 25 % bermata pencaharian nelayan, sebesar 17 % menekuni pertukangan, buruh tani sebesar 9 %, wiraswasta sebesar 3,3 %, sebagai pegawai negeri sipil/TNI Polri 2,7 %, pegawai swasta dan pengerajin sebesar 4,8 % dan menekuni pekerjaan lainnya sebesar 9 %. Berdasarkan pada keragaman tingkat pendidikan dan mata pencaharian serta kegiatan masyarakat tampaknya pengembangan badan usaha desa di Desa Purwakerti dengan mensinergikan antar potensi yang ada akan dapat menjadikan masyarakat semakin produktif dan berdaya saing. Hal ini didukung dengan adanya kegiatan pertanian dan peternakan (gapoktan) yang dapat dikembangkan menjadi agro wisata, wisata kegiatan pertanian (mencangkul, menanam, membajak, menyabit dan kegiatan pertanian lannya), pemanfaatan limbah peternakan untuk pupuk organik dan pengolahan bio urin/ bio gas, kegiatan nelayan (kelompok nelayan) yang dapat dikembangkan menjadi wisata mancing, kegiatan wisata pengolahan hasil laut, wisata kuliner khas Desa Purwakerti, wisata snowklong, wisata deving dan pelestarian terumbu karang, dan kegiatan industri rumah tangga dan kegiatan seni yang dapat dikembangkan menjadi wisata pembuatan kerajinan khas Desa Purwakerti dan wisata seni (pelatihan singkat tarian khas Desa Purwakeri dan pertujukan tarian tradisional). Beberapa potensi yang ada telah di coba dikembangkan seperti badan usaha desa yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam, usaha dagang dan gabungan kelompok tani (Gapoktan). Adanya badan usaha desa diharapkan mampu menjadi salah satu 7
penggerak erekonomian masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumber daya alam yang ada di Desa Purwakerti. Namun upaya yang dibangun oleh Pemerintah Propinsi Bali untuk membangun badan usaha desa di Desa Purwakerti ini menemui berbagai kendala, yaitu; (1) tingkat pendidikan masyararakat pengelola yang notabenanya keluarga kurang mampu sebagian besar belum memiliki kualifikasi pendidikan/keterampilan yang memadai, (2) sebagain besar pengelola badan usaha desa belum memiliki kemampuan pola manajemen usaha yang memadai, (3) sebagian besar pengelola badan usaha desa belum memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengoprasikan teknologi komputer/leptop, (4) sebagian besar pengelola badan usaha desa belum memiliki kemampuan untuk membuat laporan pertangungjawaban keuangan yang memadai, (5) belum tampak kesiapan yang memadai para aparat desa dalam melakukan pendampingan badan usaha desa, dan (6) belum tampak sinergisitas antar program yang mampu memberdayakan masyarakat secara komperhensip. Sehingga badan usaha yang dibangun cenderung bersifat sektoral, cenderung dilakukan untuk memenuhi tuntutan “projek/administrasi”, masih minim proses pemberdayaan dan penguatan pada keterampilan masyarakat, jaminan keberlanjutan program dan dampak program terhadap peningkatan keterampilan serta kemampuan ekonomi masyarakat. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, permasalahan potensial yang ada di Desa Purwakerti adalah; (1) belum tampak program badan usaha desa yang bersifat sinergis yang mampu memberdayakan secara komperhensip antara sektor pariwisata, sektor pertanian dan peternakan, sektor perikanan, sktor kerajinan rumah tangga dan sktor kesenian yang diikat dalam satu program induk yang mampu memayungi
kegiatan
lainnya,
(2)
kurangnya kemampuan masyarakat
untuk
mengembangkan dan mengemas kegiatan pertanian dan peternakan, kegiatan perikanan, kegiatan industri rumah tangga dan kegiatan seni untuk menjadi kegiatan wisata yang bersifat alamiah yang saat ini digemari oleh wisatawan yang telah terbiasa dengan aktivitas wisata buatan, (3) kurangnya kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi, manajemen usaha dan pemasaran hasil kegiatan kerajinan, atraksi seni tradisional, perikanan, pertanian dan peternakan, (4) kurangnya keterampilan masyarakat untuk mengolah libah peternakan dan pertanian yang memiliki nilai ekonomis jika dikelola dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hotel, restoran, vila,dll, 8
dan (5) kurangnya keterampilan masyarakat dalam mengolah hasil perikanan dan mengembangkan kuliner khas Desa Purwakerti. Berdasarkan pada permasalahan tersebut, tampaknya ada beberapa kegiatan yang layak diprogramkan untuk mengembangkan desa binaan berbasi tri hita karana di Desa Purwakerti yaitu: (1) pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan (laporan keuangan), manajemen usaha dan pemasaran dengan teknologi, yang akan dididik, dilatih dan didampingi oleh pakar ekonomi dan bisnis (Jurusan Pendidikan Ekonomi Undisha). Peserta kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan (laporan keuangan), manajemen usaha dan pemasaran dengan teknologi ini adalah pengurus kelompok tani, pengelola koprasi simpan pinjam, pengelola koprasi jual beli, perangkat desa dinas, pengurus kelompok nelayan dan pengolah ikan, seniman dan pengerajin Desa Purwakerti. Kegiatan ini meliputi: pengenalan/wawasan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dalam kegiatan usaha; praktek pembuatan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi; realisasi program pembuatan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi, (2) pelatihan dan pendampingan pengolahan hasil perikanan, yang akan diberikan oleh Dosen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Undiksha. Peserta kegiatan pelatihan dan pendampingan pengolahan hasil perikanan ini adalah kaum perempuan kelompok pengolah ikan Desa Purwakerti. Kegiatan ini meliputi; cara pengolahan ikan pasca tangkap; pengemasan produks hasil pengolahan ikan; strategi pemasaran ikan olahan dan (5) pelatihan dan pendampingan pembuatan kuliner berbahan dasar ikan, yang akan diberikan oleh pakar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Undiksha). Peserta kegiatan pelatihan dan pendampingan pengolahan hasil perikanan ini adalah kaum perempuan kelompok pengolah ikan dan anggota PKK Desa Purwakerti. Kegiatan ini meliputi: manfaat ikan bagi kesehatan tubuh dan perkembangan otak; pengenalan jenis-jenis makanan berbahan dasar ikan; praktek pembuatan makanan berbahan dasar ikan.
9
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan pada analisis siatuasi sebagaimana di gambarkan di atas, maka permasalahan utama dari pengabdian masyarakat pengembangan desa binaan berbasis tri hita karana ini adalah strategi peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat Desa Purwakerti dalam mengembangkan program badan usaha desa yang bersifat sinergis yang mampu memberdayakan secara komperhensip antara sektor pariwisata, sektor pertanian dan peternakan, sektor perikanan, sktor kerajinan rumah tangga dan sktor kesenian yang diikat dalam satu program induk yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat secara menyeluruh. Kegiatan ini akan mencakup bidang kegiatan pertanian dan peternakan, kegiatan perikanan, kegiatan industri rumah tangga dan kegiatan seni untuk menjadi kegiatan wisata yang bersifat alamiah yang saat ini digemari oleh wisatawan yang telah terbiasa dengan aktivitas wisata buatan. Secara khusus masalah pengabdian masyarakat pengembangan desa binaan berbasis tri hita karana ini dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagaimanakah strategi meningkatkan wawasan dan keterampilan masyarakat Desa Purwakerti dalam membuat pembukuan (laporan keuangan), manajemen usaha dan pemasaran dengan teknologi, sehingga mampu mengelola badan usaha desa dengan baik sebagaimana target dan tujuan didirikannya badan usaha desa. Program ini akan menghasilkan model pembukuan yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh pengelola badan usaha desa dalam mengelola keuangan badan usaha desa yang dikembangkan; 2. Bagaimanakah strategi meningkatkan wawasan dan keterampilan kelompok perempuan nelayan dalam mengolah hasil perikanan. Program ini akan menghasilkan
berbagai jenis ikan hasil pengolahan yang memiliki nilai
ekonomis yang lebih tinggi dari ikan olahan sebelumnya; 3. Bagaimanakah strategi meningkatkan wawasan dan keterampilan para perempuan kelompok nelayan dan PKK Desa Purwakerti dalam membuat makanan khas Desa Purwakerti berbahan dasar ikan hasil laut. Program ini akan menghasilkan beraneka ragam makanan berbahan dasar ikan yang dapat dijadikan sebagai wisata kuliner khas Desa Purwa Kerti.
10
C. Tujuan Berdasarkan pada analisis siatuasi sebagaimana di gambarkan di atas, maka tujuan utama dari pengabdian masyarakat pengembangan desa binaan berbasis tri hita karana ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat Desa Purwakerti dalam mengembangkan program badan usaha desa yang bersifat sinergis yang mampu memberdayakan secara komperhensip antara sektor pariwisata, sektor pertanian dan peternakan, sektor perikanan, sktor kerajinan rumah tangga dan sktor kesenian yang diikat dalam satu program induk yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat secara menyeluruh. Kegiatan ini akan mencakup bidang kegiatan pertanian dan peternakan, kegiatan perikanan, kegiatan industri rumah tangga dan kegiatan seni untuk menjadi kegiatan wisata yang bersifat alamiah yang saat ini digemari oleh wisatawan yang telah terbiasa dengan aktivitas wisata buatan. Secara khusus tujuan pengabdian masyarakat pengembangan desa binaan berbasis tri hita karana ini dapat dirinci sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan masyarakat Desa Purwakerti dalam membuat pembukuan (laporan keuangan), manajemen usaha dan pemasaran dengan teknologi, sehingga mampu mengelola badan usaha desa dengan baik sebagaimana target dan tujuan didirikannya badan usaha desa. Program ini akan menghasilkan model pembukuan yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh pengelola badan usaha desa dalam mengelola keuangan badan usaha desa yang dikembangkan; 2. Untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan kelompok perempuan nelayan dalam mengolah hasil perikanan. Program ini akan menghasilkan berbagai jenis ikan hasil pengolahan yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dari ikan olahan sebelumnya; 3. Untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan para perempuan kelompok nelayan dan PKK Desa Purwakerti dalam membuat makanan khas Desa Purwakerti berbahan dasar ikan hasil laut. Program ini akan menghasilkan beraneka ragam makanan berbahan dasar ikan yang dapat dijadikan sebagai wisata kuliner khas Desa Purwa Kerti.
11
D. Manfaat Kegiatan Sedangkan manfaat yang relevan dengan progaram pengabdian masyarakat pengembangan desa binaan berbasis tri hita karana ini adalah terbangunnya badan usaha desa yang mampu mengintegrasikan berbagai aktivitas masyarakat Desa Purwakerti dalam kegiatan industri pariwisata yang berlandaskan nilai-nilai masyarakat Desa Purwakerti. Secara khusus manfaat kegiatan ini dapat dirinci sebagai berikut : 1.
Bagi Pemerintah Kabupaten Karangasem, program ini dapat membantu merealisasikan
berbagai
program
yang
telah
disusun
dalam
rencana
pembangunan masyarakat Karangasem, khususnya pada sektor pertanian dan peternakan, pariwisata, perikanan dan kelautan, ekonomi dan budaya; 2.
Bagi Kapala Desa dan Perangkat Desa Lainnya, program ini dapat membantu merealisasikan program desa dalam mengembangkan dan memberdayaka potensi masyarakat desa untuk meningkatkan tarap kehidupan ekonomi masyarakat Desa Purwakerti yang selama ini belum mampu dioftimalkan oleh perangkat desa;
3.
Bagi Masyarakat Desa Purwakerti, program ini akan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Melalui program pelatihan dan pendampingan pengemasan kegiatan wisata pertanian, peternakan, wisata mincing dan pengolahan ikan, wisata pembuatan kerajinan khas Desa Purwakerti dan wisata seni (pelatihan singkat tarian khas Desa Purwakeri dan pertujukan tarian tradisional), membuat pembukuan (laporan keuangan), manajemen usaha dan pemasaran dengan teknologi, membuat pupuk organik dan bio gas dari limbah pertanian dan peternakan dan pengolahan hasil perikanan serta pembuatan aneka makanan berbahan dasar ikan akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat secar menyeluruh;
4.
Bagi Para nelayan, petani, pengerajin, pelaku seni dan pengelola badan usaha desa, program pengabdian masyarakat ini akan mampu meningkatkan wawasan dan keterampilan mereka, sehingga secara langsung meningkatkan pendapatan.
12
BAB II METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan program pengabdian masyarakat pengembangan desa binaan berbasi tri hita karana ini akan dilakukan dengan tiga metode secara sinergis, yaitu: metode diklat, pendampingan, dan metode pameran/pertunjukan. Tiga metode ini juga sudah digunakan oleh para pakar seperti seniman dalam meberikan pelatihan untuk menghasilkan karya seni, pakar ekonomi dalam melatih wirausahawan muda, CCE, CICED, dan CCEI dalam pembinaan kepada guru-guru dan terbukti efektif dalam menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan serta keterampilan para peserta. Pada fase pertama kegiatan ini menggunakan metode diklat dan akan dibagi menjadi 2 sub kegiatan. Sub kegiatan Pertama metode diklat digunakan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan pengelola koprasi simpan pinjam, pengelola koprasi jual beli, pengurus kelompok tani, perangkat desa dinas, pengurus kelompok nelayan, pengurus kelompok perempuan pengolah ikan, perwakilan kelompok pengerajin dan seniman untuk memahami cara membuat pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi.
Pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan
(laporan keuangan), manajemen usaha dan pemasaran dengan teknologi, akan dididik, dilatih dan didampingi oleh pakar ekonomi dan bisnis Jurusan Pendidikan Ekonomi Undisha (Drs. Made Nuruja, M.Pd, dan Gusti Purnamawati, S.E, M.Si.Ak ). Adpun materi yang diberikan pada sub kegiatan ini adalah: (1) pengenalan/wawasan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dalam kegiatan usaha, (2)
praktek
pembuatan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi, dan (3) realisasi program pembuatan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi. Pada proses ini akan dilibatkan 5 orang perwakilan dari masing-masing kelompok (30 orang). Sub kegiatan kedua metode diklat digunakan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan kelompok perempuan pengolah hasil tangkapan laut, yang akan diberikan oleh Dosen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Undiksha. Peserta kegiatan pelatihan dan pendampingan pengolahan hasil perikanan ini adalah kaum perempuan kelompok pengolah ikan Desa Purwakerti. Materi yang diberikan pada kegiatan ini adala: (1)
cara pengolahan ikan pasca tangkap, (2)
pengemasan produks hasil pengolahan ikan, dan (3) strategi pemasaran ikan olahan. Sub kegiatan ketiga metode diklat digunakan untuk meningkatkan wawasan dan 13
keterampilan kelompok perempuan pengolah hasil laut dan PKK Desa Purwakerti dalam membuat kuliner berbahan dasar ikan, yang akan diberikan oleh pakar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd). Peserta kegiatan pelatihan dan pendampingan pengolahan hasil perikanan ini adalah kaum perempuan kelompok pengolah ikan dan anggota PKK Desa Purwakerti. Materi kegiatan ini meliputi: (1) manfaat ikan bagi kesehatan tubuh dan perkembangan otak, (2) pengenalan jenis-jenis makanan berbahan dasar ikan, dan (3) praktek pembuatan makanan berbahan dasar ikan. Pada fase kedua kegiatan pengabdian masyarakat pengembangan desa binaan berbasis tri hita karana ini akan menggunakan metode pendampingan. Pada fase ini akan dilakukan lima bentuk kegiatan sekaligus. Pertama adalah pendampingan dari pakar ekonomi dan akuntansi terhadap realisasi dari program pembuatan pembukuan, strategi manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi. Pendampingan pelaksanaan program ini dilakukan untuk menjamin kontinyuitas program, sasaran program, manfaat program dan luaran program yang telah dikembangkan untuk dilakukan refleksi dan revisi sesuai dengan kebutuhan. Proses pendampingan implementasi program ini akan dilakukan selama tiga bulan yang bersifat isidental sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di Desa Purwakerti Kecamatan Abang. Kedua adalah pendampingan dari Dosen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Undiksha terhadap realisasi dari program pengolahan ikan hasil laut. Pendampingan pelaksanaan program ini dilakukan untuk menjamin kontinyuitas program, sasaran program, manfaat program dan luaran program yang telah dikembangkan untuk dilakukan refleksi dan revisi sesuai dengan kebutuhan. Proses pendampingan implementasi program ini akan dilakukan selama tiga bulan yang bersifat isidental sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di Desa Purwakerti Kecamatan Abang. Ketiga adalah pendampingan dari pakar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga terhadap realisasi dari program pembuatan aneka masakan tradisional berbahan dasar ikan laut. Pendampingan pelaksanaan program ini dilakukan untuk menjamin kontinyuitas program, sasaran program, manfaat program dan luaran program yang telah dikembangkan untuk dilakukan refleksi dan revisi sesuai dengan kebutuhan. Proses pendampingan implementasi program ini akan dilakukan selama tiga bulan yang bersifat isidental sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di Desa Purwakerti Kecamatan Abang. 14
Fase ketiga, para peserta pelatihan dan pendampingandengan sepengetahuan dan seijin Kepala Desa Purwakerti diminta melakukan kegiatan pameran/pertunjukan keberhasilan program dari masing-masing kegiatan. Pada kegiatan ini akan dilakukan pameran dan penyajian hasil program strategi manajemen usaha dan pemasaran dengan teknologi, penyajian ikan olahan dan berbagai menu makanan berbahan dasar ikan. Pada saat pameran ini para pejabat pemerintahan terkait di tingkat lokal/Kepala Desa akan diundang untuk menjadi tim penilai. Pameran/pertunjukan akan dilakukan di Balai Desa Purwakerti di mana kegiatan pengabdian masyarakat pengembangan desa binaan berbasis tri hita karan ini dilaksanakan. Di akhir pameran/pertunjukan pengurus desa, kelompok perempuan pengolah ikan dan masyarakat program
diminta untuk melanjutkan
pembukuan, pemasaran, pengolahan ikan dan pembuatan aneka makanan
berbahan dasar ikan untuk mewujudkan tujuan masyarakat Desa Purwakerti. Keberhasilan program pengembangan desa binaan berbasis tri hita karana ini ditentukan oleh tingkat pemahaman, sikap positif, dan keterampilan kelompok perempuan nelayan pengolah hasil laut, pengurus koprasi simpan pinjam, kelompok pengurus koprasi jual beli, perangkat desa dan PKK serta masyarakat desa Purwakerti dalam mengimplementasikan paket program yang telah dilatihkan. Untuk menilai keberhasilan program tersebut akan dievaluasi melalui metode observasi, wawancara dan tes sumatif Tayibnapis (2000). Evaluasi melalui observasi dilakukan untuk melihat secara langsung proses keberhasilan program dilihat dari aktivitas dan manejeman usaha koprasi simpan pinjam dan koprasi jual beli serta kegiatan wisata di Desa Purwakerti. Wawancara dilakukan untuk memformulasi pandangan kelompok perempuan pengolah ikan hasil laut, perangkat Desa Purwakerti, PKK dan pengurus badan usaha desa terhadap program pengabdian masyarakat yang dilakukan. Wawancara dan observasi terhadap program ini dilakukan selama kegiatan berlangsung atau penilaian proses. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan untuk menilai keberhasilan program melalui pameran/pertunjukan yang dilakukan oleh masing-masing kelompok. Penilaian sumatif ini dilakukan pada fase akhir program atau penilaian output/produk kegiatan. Kegiatan evaluasi proses akan berfokus pada efektivitas kegiatan diklat, kegiatan pendampingan/ dan pembinaan, dan kegiatan pameran/pertunjukan. Sedangkan evaluasi output akan berfokus pada capaian program. Indikator keberhasilan program, karena itu dikembangkan sebagai berikut: 15
Tabel 01: Indikator Evaluasi Program P2M No 1
Model Evaluasi Formatif
Fokus 1.1.
Diklat
Indikator 1.1.1. 1.1.2. 1.1.3. 1.1.4.
1.1.5.
1.2. Pendampingan
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.2.4.
1.2.5.
1.3.
Pameran/ Pertunjukan
1.3.1. 1.3.2. 1.3.3. 1.3.4.
2
Sumatif
1.1.
Hasil program 1.1.1. secara menyeluruh 2.1.2. 2.1.3. 2.1.4. 2.1.5. 2.1.6.
Relevansi dan kejelasan materi diklat bagi peserta Kecocokan porsi waktu diklat Relevansi dan sikap peserta terhadap strategi diklat Tingkat pemahaman konseptual peserta terhadap cara pembuatan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi Tingkat pemahaman konseptual peserta pelatihan pengolahan ikan dan pembuatan aneka makanan berbahan dasar ikan. Sikap dan prilaku pengelola koprasi simpan pinjam, pengurus desa, pengelola koprasi jual beli terhadap program pembukuan, manajmen usaha dan manajemen pemasaran dengan bantuan teknologi Sikap dan prilaku kempok perempuan pengolah hasil laut dan PKK terhadap program pelatihan pengolahan hasil laut dan pembuatan makanan berbahan dasar ikan Keterampilan profesional pengelola koprasi simpan pinjam, pengurus desa, pengelola koprasi jual beli dalam merealisasikan program pembukuan, manajmen usaha dan manajemen pemasaran dengan bantuan teknologi Keterampilan profesional kelompok perempuan pengolah hasil laut dalam merealisasikan program pengolahan ikan hasil laut Keterampilan profesional kelompok perempuan pengolah hasil laut dan PKK dalam merealisasikan program pembuatan aneka makanan berbahan dasar ikan. Kesiapan peserta mengikuti pameran Relevansi produk/kegiatan yang dihasilkan dengan pelatihan yang diberikan Relevansi produk/kegiatan dengan kebutuhan pengembangan badan usaha desa. Kebermaknaan produks/kegiatan yang dihasilkan untuk kelompok atau masyarakat Desa Purwakerti Pemahaman konseptual peserta pelatihan terkait program Penguasaan relevansi program terhadap sikap dan prilaku masyarakat terhadap program Penguasaan keunggulan dan kendala program yang telah dilaksanakan Penguasaan terhadap keterkaitan antar program Penguasaan atas komitmen dan keberlanjutan program Penguasaan kerjasama antar kelompok dalam implementasi program P2M
16
1.2. Keterampilan kelompok
2.1.5.
Penguasaan rencana kegiatan untuk keberlanjutan program setelah kegiatan P2M dilaksanakan
1.2.1. 1.2.2. 1.2.3. 1.2.4. 1.2.5. 1.2.6.
Pemahaman konseptual peserta Kemampuan pemecahan masalah Rasa percaya diri Kepekeaan dan Komitmen sosial Orientasi nilai dan sikap sosial religius Keterampilan sosial anggota kelompok
Untuk melakukan penilaian pada setiap indikator keberhasilan program, tim akan mengembangkan sendiri instrumen penilaian baik berupa tes pemahaman konsep, pedoman wawancara, pedoman observasi, form penilaian kinerja, form penilaian produk, form penilaian diri, dan form penilaian pameran. Pengembangan instrumen ini akan dilakukan melalui pengembangan kisi-kisi, petunjuk pengerjaan instrumen, pengembangan instrumen, uji konstruk untuk mengetahui kesesuaian isi atau conten, uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi instrumen yang digunakan.
17
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pada permasalahan yang dialami oleh masyarakat Desa Purwakerti, maka kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilakuakn dengan pengembangan desa binaan berbasi tri hita karana. Pada fase pertama kegiatan ini menggunakan metode diklat dan akan dibagi menjadi 2 sub kegiatan. Sub kegiatan pertama metode diklat digunakan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan pengelola koprasi simpan pinjam, pengelola koprasi jual beli, pengurus kelompok tani, perangkat desa dinas, pengurus kelompok nelayan, pengurus kelompok perempuan pengolah ikan, perwakilan kelompok pengerajin dan seniman untuk memahami cara membuat pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi.
Pelatihan dan
pendampingan pembuatan pembukuan (laporan keuangan), manajemen usaha dan pemasaran dengan teknologi, akan dididik, dilatih dan didampingi oleh pakar ekonomi dan bisnis Jurusan Pendidikan Ekonomi Undisha (Gusti Purnamawati, S.E, M.Si.Ak ). Adpun materi yang diberikan pada sub kegiatan ini adalah: (1) pengenalan/wawasan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dalam kegiatan usaha, (2)
praktek
pembuatan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi, dan (3) realisasi program pembuatan pembukuan, manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi. Pada proses ini akan dilibatkan 5 orang perwakilan dari masing-masing kelompok (30 orang). Adapun alur pelatihan membuat pembukuan untuk menentukan modal dan harga jual barang hasil anyaman bambu ini dimulai dari, 1) Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : (a) penyiapan bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pelatihan, (b) melakukan koordinasi dengan pengelola badan usaha desa, perangkat desa, anggota PKK dan kelompok nelayan Desa Purwakerti, (c) menyiapkan materi pelatihan, (d) menyiapkan narasumber yang memiliki kompetensi sesuai dengan target dan tujuan pelatihan (pakar Akuntansi), dan (e) menyiapkan jadwal pelatihan selama 1 hari efektif, 2) tahap pelaksanaan, yang terdiri dari : (a) melakukan pelatihan membuat pembukuan untuk menentukan modal dan harga jual barang badan usaha desa (Bumdes) Desa Purwakerti, (b) simulasi terbatas membuat pembukuan untuk menentukan modal dan harga jual barang yang telah dibuat dalam pelatihan, dan 3) tahap evaluasi, yang terdiri dari (a) persentasi hasil pelatihan, dan (b) koreksi dari pakar. 18
Pada pelatihan membuat pembukuan untuk menentukan modal dan harga jual barang terlebih dahulu diberikan pemahaman mengenai pentingnya penggunaan pembukuan dalam melaksanakan usaha. Banyak orang malas membuat pembukuan untuk usahanya. Dan memang topik pembukuan ini merupakan fakta yang sering dihindari oleh para pengusaha, khususnya mereka para pengusaha baru. Sebenarnya apa itu pembukuan? Pembukuan merupakan proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi. Pencatatan itu meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca , dan laporan laba rugi untuk periode tahun fiskal tersebut. Pembukuan sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha dalam kondisi untung/rugi. Selain itu dengan membandingkan kondisi keuangan tahun sebelumnya dengan tahun saat ini, maka kita dapat mengetahui apakah perusahaan memiliki kenaikan laba, atau justru sebaliknya malah merugi. Beberapa hal yang menjadi parameter sukses tidaknya sebuah perusahaan/usaha ada banyak. Di antaranya adalah kinerja SDM, kinerja keuangan, kinerja operasi dll. Walau demikian semuanya akan berujung pada satu keputusan yaitu perusahaan itu untung atau tidak. Sehingga membuat parameter kinerja keuangan menjadi sangat berperan bagi perusahaan. Laporan keuangan yang bersumber dari pembukuan dapat menunjukkan itu semua. Pembukuan dapat digunakan sebagai alat kontrol keuangan usaha. Kita dapat mengetahui biaya-biaya mana yang tidak perlu, biaya mana yang merupakan pemborosan. Sehingga biaya tersebut dipotong dan akan mengefisienkan usaha dengan lebih baik. Tanpa adanya pembukuan, hal tersebut tidak akan mungkin bisa dilakukan, karena secara nyata angka itu tidak pernah tercatat. Pembukuan dapat dijadikan alat pengambilan keputusan. Mengapa demikian? Karena dengan melihat perkembangan keuangan dari tahun ke tahun, kita dapat melihat, haruskah perusahaan berinvestasi kembali ke alat-alat produksi misalnya (jika memiliki banyak uang kas), atau fokus pada pemasaran (jika angka penjualan turun) atau keputusan-keputusan lainnya, yang didasarkan pada kondisi keuangan saat ini. Dengan melakukan pembukuan berarti kita sudah berperan sebagai warga negara yang baik, yaitu dengan melaporkan pajak hasil usaha yang dilakukan. Perhitungan pajak didasarkan pada laporan keuangan usaha yaitu 19
dari neraca dan laporan laga rugi. Pembukuan usaha, yang nantinya berakhir ke dalam bentuk laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar, layak tidaknya usaha tersebut jika menerima tambahan modal dari pihak lain seperti investor, pihak perbankan, dan perusahaan ventura. Dasar laporan keuangan ini merupakan ketentuan wajib bagi lembaga keuangan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena laporan keuangan ini menunjukkan baik tidaknya kondisi perusahaan, dilihat dari untung-rugi, efisienboros, dan pengelolaan aset usaha. Salah satu tangtangan pengusaha kecil termasuk badan usaha desa dalam mengembangkan usaha adalah masalah membuat dan mengembangkan pembukuan untuk usaha yang mereka jalankan. Masalah management bisnis kerap menjadi kendala besar terutama bagi para pelaku usaha kecil atau orang yang baru terjun ke dunia bisnis, termasuk pengerajin anyaman bambu. Bukan hanya menyangkut cara mengelola produk atau produksinya, namun yang kerap kedodoran adalah pada pengelolaan keuangannya. Belum lagi semua bidang tak jarang diurus seorang diri sehingga menyebabkan perkembangan usahanya juga ikut-ikutan kedodoran. Sebenarnya hampir semua bagian dalam sebuah pengelolaan usaha merupakankendala sekaligus tantangan yang dihadapi para pelaku usaha kecil. Sejumlah riset menemukan bahwa masalah manajemen keuangan merupakan problem utama yang sering muncul. Kendala ini terutama tumpang tindihnya antara pengelolaan keuangan bisnis dengan keuangan keluarga. Akibatnya, selain perkembangan bisnisnya seret, dampaknya juga pada keutuhan rumah tangga yang tak jarang ikut terganggu. Forum Daerah Usaha Kecil dan Menengah (Dorda UKM) Yogyakarta juga pernah melakukan riset kecil-kecilan tetang kendala utama yang dialami para pelaku bisnis UKM. Ternyata, masalah pemasaran justru lebih mendominasi problem tersebut. Tak sedikit pelaku UKM yang mampu membuat produk yang berkualitas dengan standar tinggi, namun kesulitan dalam memasarkannya. Dengan kata lain, manajemen pemasaran menjadi hambatan untuk pengembangan usaha mereka. Seperti yang ditulis para pengusaha kecil, Tips Memulai Usaha Kecil, jika anda baru pertama kali terjun ke dunia bisnis anda tak perlu teori apapun untuk menjalankan dan mengembangkan usaha anda. Langsung jalankan saja, dan apapun tantangan dan hambatan yang anda alami merupakan pengalaman yang sangat berharga yang dapat menjadikan anda menjadi besar. Rasanya kita semua tentu paham dan sepakat bahwa untuk menjadi besar haruslah berangkat dari yang kecil terlebih dahulu. 20
Tak ada pengusaha besar dan sukses saat ini yang tidak dimulai dari hal kecil. Kalau pun ada, mungkin mereka adalah anak-anak pengusaha yang masuk untuk meneruskan bisnis orang tuanya yang memang sudah besar. Dan jumlahnya, mungkin bisa dihitung dengan jari, dan itu bukan merupakan contoh yang baik dalam membangun sebuah bisnis. Laporan keuangan menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Suatu laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Semakin baik kualitas laporan keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Hery (2012:3), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Juminang (2008:2) menyatakan, Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang berkempentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak – pihak yang berkempentingan tersebut diantaranya manajemen, pemilik, kreditor, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum. Sedangkan Haryono Jusup (2005:11) menyatakan, Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Dalam definisi ini disebutkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang meliputi (1) pencatatan, (2) penggolongan, (3) peringkasan, (4) pelaporan, dan (5) penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi. Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah proses yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisisan biasanya hanya dilakukan pada waktu tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. 21
Sebenarnya laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan, terutama sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan akuntansi ini dinamakan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Sedangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2004:25) menyatakan, “ Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewerdship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan pada mereka” . Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan kepada pemakai informasi keuangan untuk mengetahui posisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Sub kegiatan kedua metode diklat digunakan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan kelompok perempuan pengolah hasil laut dan PKK Desa Purwakerti dalam membuat kuliner berbahan dasar ikan, yang akan diberikan oleh pakar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Ni Wayan Sukerti, S.Pd.,M.Pd). Peserta kegiatan pelatihan dan pendampingan pengolahan hasil perikanan ini adalah kaum perempuan kelompok pengolah ikan dan anggota PKK Desa Purwakerti. Materi kegiatan ini meliputi: (1) manfaat ikan bagi kesehatan tubuh dan perkembangan otak, (2) pengenalan jenis-jenis makanan berbahan dasar ikan, dan (3) praktek pembuatan makanan berbahan dasar ikan. Ikan merupakan salah satu protein hewani yang sangat baik untuk kesehatan. Manfaat ikan ada banyak yang bisa didapatkan jika mengkonsumsi secara rutin. Apapun jenis ikannya, karena lemak yang terdapat dalam ikan adalah lemak tak jenuh, hal ini membuatnya mudah untuk bisa dicerna oleh tubuh dengan baik. Kandungan nutrisi ikan 22
adalah: Asam lemak Omega-3, Vitamin : D dan B2 (riboflavin), Kalsium, dan Fosfor Mineral : zat besi, seng, yodium, magnesium, dan kalium. Adapun manfaat olahan ikan bagi kesehatan tubuh, sebagaimana yang disampaikan pakar pendidikan kesejahteraan keluarga adalah ; (1) Mencegah Terjadinya Penyakit Jantung. Manfaat pertama dari konsumsi ikan adalah mencegah terjadinya penyakit jantung. Menurut sebuah penelitian, suku bangsa Eskimo yang bertempat tinggal di Greenland memiliki prevalensi dari penderita penyakit jantung yang sangat rendah. Hal serupa juga terjadi di Jepang, disana jarang sekali ditemukan orang yang menderita penyakit jantung koroner. Apakah yang menyebabkan semua itu terjadi? Rahasianya sederhana saja, orang Eskimo dan orang Jepang suka sekali makan ikan. Sashimi adalah makanan yang mengandung banyak manfaat ikan salah satunya manfaat ikan salmon. Orang Jepang sering mengkonsumsi makanan ini, dengan bahan utama ikan segar dalam keadaan mentah. Pada umumnya, orang Jepang dan orang Eskimo suka makan ikan dalam jumlah besar sehingga risiko untuk menderita penyakit kardiovaskuler atau penyakit jantung bisa lebih ditekan, khususnya untuk menderita penyakit jantung koroner. Dalam sehari, orang Eskimo mengkonsumsi ikan sekitar 300-400 gram dan orang Jepang biasa mengkonsumsi 100-200 gram ikan setiap harinya. (2) Makanan Pendamping Nasi Terbaik. Jika sedang bosan harus makan siang dengan lauk yang itu-itu saja, bisa coba untuk mulai memasukkan ikan sebagai daftar menu pendamping nasi yang memanjakan lidah. Ikan merupakan sumber protein hewani yang memiliki banyak keunggulan yaitu kaya akan protein, vitamin, mineral dan berkalori rendah. Ikan sangat bagus bagi yang ingin menjaga kesehatan pencernaan selain dari manfaat sayur-sayuran. Kandungan gizi yang terdapat di dalam ikan juga sangat baik bagi tubuh seperti asam amino esensiil maupun non esensiil serta memiliki daya aborpsi yang tinggi yaitu 90100 persen. Ikan juga mudah untuk diolah baik itu digoreng, dikukus atau direbus yang lebih sehat. (3) Pencegahan Penyakit Kolesterol. Seseorang yang rentan terkena penyakit jantung koroner adalah orang yang memiliki kadar kolesterol di atas 300 mg/dl. Namun, ancaman dari penyakit kolesterol tidak akan terjadi jika rutin mengkonsumsi ikan. Manfaat minyak
ikan (cold liver) yang ada di dalam ikan,
mengandung asam lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan jantung yaitu asam lemak omega 3. (4) Memfasilitasi Program Diet Sehat. Jika sedang menjalankan program diet, mengkonsumsi ikan merupakan pilihan yang baik untuk tubuh. Ikan kaya 23
akan vitamin, mineral, dan nutrisi. Orang yang suka mengkonsumsi biasanya akan jarang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh seperti yang terdapat pada manfaat daging atau keju. Mengapa ikan penting untuk diet? Ikan tidak memiliki kolesterol yang tinggi, sangat tinggi protein dan vitamin serta memiliki kandungan omega 3 yang sangat tinggi. Ikan tidak akan merusak rencana diet anda. (5) Menyehatkan Sistem Kardiovaskuler. Manfaat mengkonsumsi ikan dapat mencegah terjadinya penyakit berat seperti gagal jantung. Olahan ikan yang sehat dapat mencegah terjadinya akumulasi trigliserida, mengurangi adanya tingkat trigliserida yang berlebihan, dapat meningkatkan HDL (kolesterol yang baik), dan mencegah adanya pembekuan darah. Hal ini secara keseluruhan akan memudahkan sistem kerja kardiovaskuler. (6) Menigkatkan Kemampuan Intelektual. Pernah mendengar istilah atau saran ini ? bagaimana tidak, manfaat omega 3 sangat ampuh sebagai nutrisi yang dapat mencerdaskan otak. Tips pintar dengan konsumsi ikan: Biasakan makan ikan sejak menyusui, Berikan anak ikan secara rutin, Ikan tim (bukan digoreng lebih banyak nutrisinya, dan Konsumsi ikan segar, pilih ikan yang tidak terkontaminasi. (7) Menstabilkan Tekanan Darah Tinggi. Asam lemak omega-3 merupakan jenis lemak yang terdapat pada minyak ikan yang sangat penting untuk mencegah dan menstabilkan tekanan darah tinggi. Kandungan tinggi asam lemak omega 3 banyak terkandung dalam ikan salmon dan mackerel. (8) Mengurangi risiko stroke. Tekanan darah tinggi dan makanan tinggi lemak merupakan salah satu penyebab utama terjadinya stroke. Konsumsi daging ikan secara rutin akan membantu mengurangi tekanan darah dan sangat baik untuk sistem kardiovaskuler tubuh. Dengan demikian anda yang suka dengan makan ikan akan sedikit mengurangi risiko penyakit stroke. (9) Mata dan kulit menjadi lebih sehat. Kandungan fosfor dan vitamin yang cukup tinggi sangat penting untuk membantu kesehatan mata dan kulit yang menjadi sehat. Vitamin D dan B2 sangat penting untuk kesehatan tulang dan kulit. Omega 3 juga sangat penting untuk mencegah inflamasi yang menjadi sebab penuaan dini. (10) Mengurangi risiko adanya kanker. Sebuah studi yang dilakukan di Swedia pada 6000 orang selama kurang lebih 30 tahun ternyata menunjukkan bahwa konsumsi ikan secara rutin dapat mengurangi risiko terkena kanker prostat. Kandungan zat riboflavin dipercaya juga dapat mencegah dan menghalau berbagai jenis kanker lainnya yang berbahaya bagi tubuh. (11) Mencegah Terjadinya Peradangan. Zat asam lemak omega 3 sangat ampuh untuk 24
mencegah
terjadinya
peradangan
dan mengurangi
risiko
terkena
penyakit
arthritis. Asam lemak pada ikan mampu mengikat radikal bebas yang menjadi sebab utama peradangan selain membantu memberikan nutrisi yang tepat untuk tubuh manusia. (12) Mencegah Depresi. Orang yang mengkonsumsi ikan sangat efektif untuk mencegah terjadinya depresi pada tubuh dan otaknya. Mengapa bisa terjadi seperti ini ? Asam lemak Omega 3 sangat penting untuk mencegah terjadinya depresi. Depresi sering terjadi karena kandungan asam lemak omega 3 yang sangat rendah. (13) Mengurangi resiko terkena Alzheimer. Alzheimer merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan degredasi fungsi otak manusia. Konsumsi ikan dapat membantu meningkatkan fungsi neuron pada otak yang berfungsi untuk memori dan daya ingat otak. Para peneliti di berbagai belahan dunia memang telah mengungkapkan bahwa kandungan gizi ikan ini sangat penting untuk mencegah penyakit alzheimer, terutama ikan kukus (bukan di goreng). (14) Mencegah Dimensia. Dimensia adalah salah satu penyakit yang berhubungan dengan otak, asam lemak omega tiga yang terdapat pada ikan sangat penting untuk mengurangi risiko terkena penyakit dimensia ini. (15) Ibu Hamil dan Masalah Prematur. Kandungan gizi pada ikan, penting untuk mengurangi risiko melahirkan prematur. Selain itu kandungan asam lemak omega 3 juga dapat membantu meningkatkan fungsi otak janin dalam kandungan. (16) Mencegah Diabetes. Ikan adalah salah satu jenis makanan yang baik untuk diabetes, jika anda ingin sehat maka konsumsi lah ikan secara teratur. Selain itu ikan juga dapat membantu melancarkan peredaran darah yang penting untuk mencegah terjadinya diabetes. Tentu manfaat ikan ini harus kita simak secara jernih karena tidak semua jenis ikan dapat memberikan nutrisi yang sama. ada yang sedikit ada pula yang banyak nutrisinya. Untuk itu ada baiknya kita mengulas manfaat ikan sesuai dengan jenisnya. Pada fase kedua kegiatan pengabdian masyarakat pengembangan desa binaan berbasis tri hita karana ini akan menggunakan metode pendampingan. Pada fase ini akan dilakukan tiga bentuk kegiatan sekaligus. Pertama adalah pendampingan dari pakar ekonomi dan akuntansi terhadap realisasi dari program pembuatan pembukuan, strategi manajemen usaha dan pemasaran dengan bantuan teknologi. Pendampingan pelaksanaan program ini dilakukan untuk menjamin kontinyuitas program, sasaran program, manfaat program dan luaran program yang telah dikembangkan untuk dilakukan refleksi dan revisi sesuai dengan kebutuhan. Proses pendampingan 25
implementasi program ini akan dilakukan selama tiga bulan yang bersifat isidental sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di Desa Purwakerti Kecamatan Abang. Kedua adalah pendampingan dari Dosen Kesejahteraan Keluarga Undiksha terhadap realisasi dari program pengolahan ikan hasil laut. Pendampingan pelaksanaan program ini dilakukan untuk menjamin kontinyuitas program, sasaran program, manfaat program dan luaran program yang telah dikembangkan untuk dilakukan refleksi dan revisi sesuai dengan kebutuhan. Proses pendampingan implementasi program ini akan dilakukan selama tiga bulan yang bersifat isidental sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di Desa Purwakerti Kecamatan Abang. Ketiga adalah pendampingan dari pakar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga terhadap realisasi dari program pembuatan aneka masakan tradisional berbahan dasar ikan laut. Pendampingan pelaksanaan program ini dilakukan untuk menjamin kontinyuitas program, sasaran program, manfaat program dan luaran program yang telah dikembangkan untuk dilakukan refleksi dan revisi sesuai dengan kebutuhan. Proses pendampingan implementasi program ini akan dilakukan selama tiga bulan yang bersifat isidental sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di Desa Purwakerti Kecamatan Abang.
26
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada proses pelatihan dan pendampingan desa binaan berbasis tri hita karana di Desa Purwakerti dapat dapat ditarik beberapa kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini, yaitu : 1. Sebelum diberikan pelatihan dan pendampingan oleh tim pakar ekonomi akuntasi Undksha Singaraja, pengelola badan usaha desa Purwakerti belum memiliki kemampuan yang memadai dalam membuat pembukuan secara eekteronik, yang disebabkan karena keterbatasan pendidikan dan kurangnya pelatihan. Setelah diberikan pelatihan dan pendampingan oleh tim Undiksha pengelola badan usaha desa mengaku memiliki keterampilan yang memadai dalam membuat pembukuan dan membuat laporan keungan usaha. Proses ini disebabkan karena pelatihan yang diberikan bersifat kontinyu yang disertai dengan proses pendampingan. 2. Pelatihan pembuatan pembukuan dan manajemen pemasaran juga telah mampu meningkatkan kemampuan para pengelola badan usaha desa dalam memasarkan produk yang ada pada usaha simpan pinjam dan usaha dagang milik badan usaha desa. Proses penyebarluasan informasi pemasaran dilakukan secara tradisional dan melalui media elektronik, sehingga dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat. 3. Pelatihan pengolahan makanan berbahan dasar ikan telah memberikan keterampilan yang memadai para perempuan kelompok nelayan, PKK dan masyarakat Desa Purwakerti untuk mengolah hasil perikanan di wilayah Desa Purwa kerti. Di sisi lain masyaakat Purwakerti menjadi lebih memahami tentang manfaat olahan ikan bagi kesehatan tubuh, sehingga senantiasa memanfaatkan ikan untuk konsumsi. 4.2. Saran Berdasarkan pelatihan yang telah dilaksanakan pada masyarakat Desa Purwakerti, ada beberapa saran yang layak dipertimbangkan, yaitu : 1.
Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem hendaknya melakukan identifikasi
terhdap
permasalahan-permasalahan
yang
dialami
oleh 27
masyarakat dan memberikan pelatihan keterampilan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Sisi lain kegiatan pengabdian masyarakat ini belum mampu menyelesaikan semua permasalahan yang dialami oleh masyarakat Desa Purwakerti. Berkenaan dengan itu tampaknya diperlukan kontinyuitas pelatihan dan pendampingan bagi badan usaha desa untuk tetap tumbuh dan berkembang. 2.
Bagi pengola badan usaha desa, semestinya terus mengupayakan inovasiinovasi dalam pengelolaan badan usaha desa, termasuk melakukan pengembangan usaha dan kegiatan yang mampu meningkatkan pendapatan badan usaha desa. Diperlukan struktur organisasi dengan tugas pokok dan fungsi yang dinyatakan dalam betuk anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi badan usaha desa.
28