LAPORAN AKHIR P2M
PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA BERBASIS TRI HITA KARANA
PENGUATAN CAPACITY BUILDING & PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF POHON ENTAL BERBASIS CREATIVE-BASED TOURISM DI DESA SAMBIRENTENG, TEJAKULA, BULELENG, BALI
Oleh Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum (196112081986032001) Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja, MA (195102171979031004) Dr. I Ketut Margi, M.Si (196312312002121044) Drs. I Nyoman Sila, M.Hum (196412311989031003) Luh Putu Sri Ariyani, S.S, M.Hum (197704242003122002)
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2015
1
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 1. Judul Proposal : Penguatan Capacity Building & Pengembangan Ekonomi Kreatif Pohon Ental Berbasis Creative-Based Tourism Di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali 2. Ketua Tim Pengusul : a. Nama Ketua : Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum b. NIP/NIDN : 196112081986032001/ 0008126104 c. Bidang Keahlian : Kajian Budaya d. Jabatan/Pangkat/Golongan : Lektor Kepala/Pembina/IVB e. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Sosiologi/Ilmu Sosial (FIS) f. Alamat Rumah/Telp : Jl. Ki Barak Panji Gg. Palma I/2, Singaraja, Bali (0362) 24789 3. Jumlah Anggota Tim : 4 orang a. Identitas Anggota 1 - Nama Lengkap : Prof.Dr.Nengah Bawa Atmadja, MA - NIP : 195117021979031004 - Jabatan/Pangkat/Gol. : Guru Besar/Pembina/IVE b. Identitas Anggota 2 - Nama Lengkap : Dr. I Ketut Margi, M.Si - NIP : 196312312002121044 - Jabatan/Pangkat/Gol. :Lektor/Penata Tk. I/IIIc c. Identitas Anggota 3 - Nama Lengkap : Drs. I Nyoman Sila, M.Hum - NIP : 196412311989031022 - Jabatan/Pangkat/Gol. : Lektor Kepala/IVa d. Identitas Anggota 4 - Nama Lengkap : Luh Putu Sri Ariyani, S.S, M.Hum - NIP : 197704242003122002 - Jabatan/Pangkat/Gol. : 4. Lokasi Kegiatan : Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali 5. Jumlah biaya yang diusulkan : 40.000.000,00 (Empat Puluh Juta Rupiah)
Singaraja, 1 Oktober 2015 Ketua Peneliti,
Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum NIP. 19611208 198603 2 001
2
ABSTRAK PENGUATAN CAPACITY BUILDING & PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF POHON ENTAL BERBASIS CREATIVE-BASED TOURISM DI DESA SAMBIRENTENG, TEJAKULA, BULELENG, BALI Sendratari, Luh Putu dkk Desa Sambirenteng, Tejakula, Bali merupakan Desa yang memiliki potensi kepariwisataan yang belum dikembangkan secara optimal. Berpijak dari grand desain pemerintah agar sektor kepariwisataan yang dimiliki suatu daerah dapat dikembangkan dari wisata rekreatif menuju wisata kreatif (creative based tourism) diperlukan adanya langkah-langkah strategis untuk memperkuat kelembagaan desa. Kegiatan ini bertujuan (1) untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Desa Sambirenteng dalam menjaga ketahanan lembaga adatnya, memperkuat SDM (Sumber Daya Manusia) tentang KKG (Kesetaraan dan Keadilan Gender), Penguatan Literasi Masyarakat Sekolah dan Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui pengolahan lidi ental dan buah enau sebagai produk unggulan Desa Sambirenteng yang dikuatkan melalui promosi berbasis IT (pembuatan Web); (2) meningkatkan minat dan kemampuan masyarakat dalam pengembangan ekonomi kreatif berbahan dasar lidi ental dan buah enau agar dapat meningkatkan penerapan konsep Tri Hita Karana. Solusi pemecahan masalahnya dengan cara menggunakan beberapa model yaitu model Problem Based Discussion (PBD); Model Pendampingan; Model Entrepreneurship Capasity Building (ECB) dan Model Technology Transfer (TT). Subyek sasarannya adalah Sekeha Teruna Teruni (STT); guru SMK; pustakawan; pengrajin ingke. Luaran kegiatan berupa Jasa (pemahaman tentang KKG; pengelolaan perpus; pemahaman kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana; pembuatan web); Metoda (pengolahan lidi ental & buah enau); Produk (alat-alat rumahtangga dan bunga berbahan ental ) ; Artikel. Pelaksaan program P2M kepada subyek sasaran menghasilkan hal-hal berikut ini: (1) muncul gagasan dari lembaga adat (Desa Pakraman) dan STT untuk bekerja sama dengan pengelola ke pariwisataan untuk menggiatkan pemasaran produk lokal ; gagasan pengelolaan sampah agar bermanfaat secara ekonomis. (2) Para guru dan siswa SMKN 1 Tejakula memiliki pemahaman tentang KKG untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan pemahaman tentang tata kelola perpustakaan sekolah berbasis IT. (3) Para pengrajin ingke berhasil memproduksi berbagai barang kerajinan yang terbuat dari bahan dasar lidi ental dan daun ental. (4) promosi potensi kerajinan berbahan ental yang ada di desa Sambirenteng dilakukan melalui WEB. Kata Kunci: Capasity Building, Creative-Based Tourism, Ekonomi Kreatif.
3
BAB I ANALISIS SITUASI
1.1 Profil Potensi Desa 1.1.1 Letak Geografis Desa Sambirenteng terletak di Kecamatan Tejakuka, Buleleng, Bali. Secara kewilayahan desa Sambirenteng terdiri atas 4 banjar yaitu Banjar Sambirenteng, Banjar Benben, Banjar Gretek, dan Banjar Silagading. Di samping itu ada pula wilayah
Tukadsema, Tubuh, dan beberapa wilayah yg lebih kecil yang sering
disebut olah masyarakat setempat seperti: Labuan, Tanah Putih, Jabug, Benben, Selatbatu, Selonding. Banjar tersebut secara geografis terletak di kawasan pesisir dan perbukitan hutan negara. Tata letak semacam ini membuat potensi wilayah Desa Sambirenteng bercorak agraris dan laut. Sumber daya alam yang terdapat di desa ini merupakan sumber daya yang bersumber dari potensi laut (pantai, ikan, terumbu karang) maupun potensi darat (pertanian lahan kering dan peternakan). Desa Sambirenteng sangat mudah dijangkau karena terletak pada jalur pantai Utara Buleleng bagian Timur. Luas wilayahnya adalah 940 ha yang diperuntukkan untuk keperluan berikut ini. Tegal / ladang : 545 Ha;
Pemukiman
: 21 Ha;
Pekarangan : 5 Ha; Kuburan : 2 Ha; Perkantoran : 0,5 Ha; Lapangan olah raga : 0,8 Ha; Bangunan sekolah
: 2,16 Ha; hutan : 300 Ha; Lain – lain : 53,54 Ha.
Desa Sambirenteng memiliki batas-batas wilayah berikut ini Sebelah Utara : Laut Bali Sebelah Selatan : Kec. Kintamani Kab. Bangli Sebelah Barat : Desa Sambirenteng Sebelah Timur : Desa Tembok
4
1.1.2 Kependudukan Jumlah penduduk Desa Sambirenteng berjumlah 5.197 Jiwa yang terdiri atas perempuan 2.485 jiwa; laki-laki 2.712 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga 1.380 KK. Jumlah penduduk yang terdapat di desa ini merupakan subyek sasaran yang strategis untuk diberdayakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Agama yang dianut oleh penduduk desa adalah agama Hindu (98%); agama Islam 1,3 %; agama lainnya 0,7%. Keanekaragaman agama yang terdapat di desa ini merupakan daya dukung yang menunjang pembangunan spiritual.
1.1.3 Sumber daya Alam Sumberdaya alam yang tersedia di desa Sambirenteng adalah sumberdaya pertanian lahan kering dan sumber laut. Berdasarkan potensi alamnya berbagai tanaman perkebunan dapat tumbuh di wilayah ini seperti pisang, jagung, ketela pohon, mangga dan kelapa. Tanaman lahan kering yang cukup menonjol tumbuh di desa ini adalah pohon ental (Enau). Secara historis pohon ental telah tumbuh lama di desa ini sehingga masyarakat Desa Sambirenteng dikenal sebagai sebagai produsen gula ental. Bahkan saat ini telah dikembangkan produksi kerajinan tangan ingke dari lidi ental. Di samping sumberdaya perkebunan lahan kering, potensi peternakan juga berkembang di desa ini. Ternak sapi dan ayam merupakan binatang peliharaan yang paling digemari untuk dipelihara dan dikembangkan sebagai sumber pemasukan keluarga. Berikut adalah gambar bentangan alam Desa Sambirenteng yang menampakkan potensi daerah wisata dan pohon kelapa. Gambar 1.1 Bentangan Alam Desa Sambirenteng dan Potensi Alamnya
5
1.1.4 Sumber daya Kultural Desa Sambirenteng secara historis merupakan salah satu desa kuno yang terdapat di kecamatan Tejakula, di samping desa kuno lainnya seperti Desa Sembiran dan Julah.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat sejarah desa ini berkaitan erat
dengan keberadaan Desa Bali Kuno yang terletak di Kintamani. Kisahnya adalah sebagai berikut. Tersebutlah suatu kerajaan yang letaknya di pinggir kaldera Gunung Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang memiliki wilayah kerajaan yang sangat luas, sampai batas batu sungu di bagian sebelah utara kerajaan itu. Kerajaan tersebut bernama BALI – INGKANG, konon rajanya adalah keturunan Sri Aji Maya Denawa. Kerajaan Bali-Ingkang pernah diserang musuh, dan rajanya menyingkir ke suatu tempat di daerah hutan yang lebat yang terletak di sebuah perbukitan yang ada di sebelah utara kerajaan. Di sana raja menginap ( makolem) untuk beberapa lama. Dan sekarang daerah hutan/perbukitan tersebut disebut Alas Metahun atau Alas Makolem. Setelah kerajaan dapat direbut kembali, maka raja kembali untuk menjalankan kekuasaannya. Pada saat kerajaan Bali-Ingkang akan diserang oleh prajurit Sri Arya Gajah Para, maka raja mengirim suatu pasukan atau Kanca yang berjumlah dua ratus orang ( Kanca Satak ) yang mempunyai tugas menjaga keamanan yang ada disebelah utara kerajaan. Pasukan atau Kanca Satak ini membangun sebuah benteng yang berada di bagian timur laut kerajaan, yang sekarang bernama Desa Tembok. Dan sebagai pusat komando terletak di suatu hutan yang sangat lebat yang disebut Kayu Samah dengan menempatkan pasukan sebanyak seratus orang. Pada saat pimpinan memberikan komando/ perintah kepada anggotanya, Pimpinan mengatakan SamiRanta ( Bahasa Bali Kuno yang berarti Semua Siap). Demikianlah daerah hutan lebat/ kayu samah tersebut yang merupakan pusat komando yang selalu Sami – Ranta ( semua siap ), maka lama kelamaan sebutan Sami-Ranta, berubah menjadi SAMBIRENTENG yaitu nama desa sekarang. Kisah cerita yang diwariskan secara turum temurun tersebut merupakan modal kultural yang dapat dihidupkan untuk membangun spirit warga desa dalam mengembangkan kesejahteraan warga masyarakat. Spirit prajurit yang selalu siaga
6
menjaga desa tidak akan pernah lekang sepanjang jaman sehingga bisa dijadikan alat inspirasi dalam membangun desa. Sumberdaya kultural yang berdimensi spiritual
di wilayah Desa
Sambirenteng tepatnya di Banjar Geretek, ada sebuah pura yaitu Pura Pegonjongan yang letaknya di pinggir pantai. Pura ini bisa terlihat jelas dari jalan raya Singaraja Amlapura. Pura ini menjadi pusat persembahyangan bagi desa-desa tetangga dan jika ada piodalan besar, bisa datang dari beberapa desa di Bangli seperti Pinggan, Siyakin, Sukawana dll. Keberadaan pura yang disungsung oleh warga masyarakat lintas wilayah merupakan potensi yang sangat strategis dalam membangun integrasi masyarakat agar luput dari konflik. Di samping sebagai desa kuno, modal kultural lainnya yang terdapat di desa Sambirenteng adalah tersedianya sekolah-sekolah dari jenjang TK, SD, SMP dan SMK. Sekolah tersebut adalah seperti berikut ini. TK Sila Yukti Tk Wisudha Laksmi SD N 1 Sambirenteng SD N 2 Sambirenteng SD N 3 Sambirenteng SD N 4 Sambirenteng SMP Negeri 2 Tejakula SMK Kerta Wisata
Para siswa yang sedang mengeyam pendidikan di sekolah-sekolah tersebut memiliki modal kultural yang sangat strategis untuk dibina dan dikembangkan sehingga mereka dapat tumbuh sebagai generasi muda yang memiliki kompetensi sesuai potensi yang tersedia di daerahnya. Desa Sambirenteng yang telah tumbuh menjadi 7
desa wisata memerlukan daya dukung sumberdaya manusia yang peka dan terampil dalam mengolah dan mengembangkan berbagai potensi yang ada di desanya. Oleh karenanya penguatan pengetahuan tentang kearifan lokal daerahnya, penguasaan keterampilan mengolah sumber daya alam agar dijadikan produk unggulan di masa depan perlu digalakkan agar kelak dalam membangun desanya, mereka memiliki ketahanan secara ideologis, politis dan ekonomi. Perhatian terdapat para siswa agar dari sejak dini menyadari potensi yang terdapat di daerahnya sangatlah penting, karena tantangan hidup di masa yang akan datang tidak hanya memerlukan kemampuan kognitif yang berskala nasional dan global, namun hal yang tidak kalah pentingnya adalah mengetahui hal-hal yang berskala lokal. Berdasarkan sebaran jumlah sekolah yang terdapat di Desa Sambirenteng, dapatlah diasumsikan bahwa desa ini memiliki arena pengembangan modal kultural yang memadai untuk dikembangkan lebih lanjut. Dalam hal ini, para siswa yang kelak menjadi tulang punggung pembangunan desa berpotensi membangun desa berazaskan kemitrasejajaran antara pria dan wanita, sehingga kompetensi yang dimiliki kelak belandaskan atas dasar keseteraan dan keadilan gender (KKG). Intervensi terhadap para guru dan siswa tentang KKG (Kesetaraan dan Keadilan Gender) sejalan dengan regulasi Program Pengarusutamaan Gender dalam bidang pendidikan
dengan
payung
besarnya
Inpres
No.9
Tahun
2000
tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Di samping pemahaman tentang KKG terhadap masyarakat sekolah, dunia pemdidikan yang terdapat di desa Sambirenteng memiliki potensi kultural berupa budaya baca para siswanya. Budaya baca pada anak sekolah perlu dipelihara dan dikembangkan karena perluasan pengetahuan warga masyarakat melalui bacaan sangat diperlukan untuk mendukung eksistensi Desa Sambirenteng sebagai desa wisata. Modal kultural lainnya yang dimiliki oleh warga masyarakat desa Sambirenteng adalah berbagai ritual yang dapat menjadi modal integrasi masyarakat. Berbagai ritual yang dilaksanakan bersama-sama merupakan bentuk kohesi sosial yang bisa menjadi dasar perekat masyarakat dalam membangun desanya. Tradisi mecakcak yang diakhiri dengan makan bersama atau megibung merupakan bentuk kearifan lokal yang patut ditanamkan pada generasi muda agar mereka bisa mengetahui dan memahami arti filosofis dan hakekat menjalankan tradisi, sehingga 8
tidak terjadi pemahaman yang gugon tuwon. Berikut adalah gambar aktivitas tradisi mecakcak yang dilakukan oleh warga masyarakat Sambirenteng. Gambar 1.2 Aktivitas Warga Masyarakat Saat Tradisi Mecakcak
Berbagai aktivitas ritual yang berpedoman pada konsep yadnya merupakan modal dalam penerapan ketahanan Tri Hita Karana di Desa Sambirenteng. Mereka yang menjadi pendukung aktivitas ritual bukan hanya datang dari kalangan tua, namun para muda mudi juga menjadi tulang punggung atas pelaksanaan ritual. Di desa Sambirenteng terdapat 2 kelompok Sekeha Teruna Teruni (STT) yaitu STT Samiranta dan STT Puspa Yohana. Kelompok STT merupakan subyek sasaran yang sangat strategis untuk dibina pengetahuan dan keterampilannya tentang cara-cara menjaga ketahanan budaya dan ketahanan ekonomi desanya. Mereka perlu dibekali dasar filosofis kearifan lokal desanya agar bentukan kultural yang mereka dapat di tingkat keluarga maupun di tingkat masyarakat dilandasi dengan pemahaman yang tidak gugon towon.
1.1.5 Produk Unggulan Desa Sumber daya alam yang telah dikembangkan menjadi industri oleh masyarakat Desa Sambirenteng yaitu wisata bahari, minyak kelapa, gula ental dan kerajinan ingke. Berdasarkan atas potensi sumberdaya alam yang tersedia, maka produk unggulan yang telah ada masih bisa dikembangkan lebih lanjut. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini pengembangan produk yang bahannya bersumber dari pohon ental yaitu rumah adat dari lidi ental dan daun ental. Kedua produk ini diharapkan bisa menjadi produk unggulan berikutnya selain produk 9
berbahan ental yang telah dikenal selama ini. Olahan lidi ental yang selama ini hanya dijadikan kerajinan ingke dan daun ental dapat dibuat lebih inovatif sehingga bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi warga masyarakat. Sebagai desa wisata, desa ini memerlukan pengembangan berupa produk unggulan yang berbasis pada potensi daerah dan pengetahuan masyarakat. Salah satu produk yang bisa diproduksi adalah pembuatanberbagai barang kerajinan berbahan lidi dan daun ental. Berbagai barang kerajinan dapat diperjualbelikan sebagai barang souvenir bagi wisatawan yang berkunjung ke desa Sambirenteng atau berkunjung ke Buleleng. Saat ini di Buleleng telah ada toko-toko yang menjual berbagai souvenir khas Bali seperti Kresna, Sukawati yang siap memasarkan berbagai produk lokal khas Bali. Berbagai produk yang dapat diunggulkan sebagai produk khas Sambirenteng sehingga bisa menjadi penopang pengembangan wisata yang berbasis masyarakat lokal. Potensi sumber daya alam yang tersedia di Desa Sambirenteng perlu dikembangkan lebih jauh, agar percepatan produksi produk unggulan dapat terealisasi secepatnya. Produk unggulan daerah yang diperkenalkan kepada masyarakat akan menjadi stimulus untuk menjadikan daerahnya bukan hanya menjadi wisata rekreatif, tetapi sekaligus menjadi wisata kreatif. Kreatifitas warga dalam menjaga dan mengembangkan daerahnya agar menjadi daerah tujuan wisata yang diminati menjadi tuntutan multlak dewasa ini agar bisa berkompetisi dengan daerah tujuan wisata yang telah dikenal oleh tamu mancanegara. Keunggulan produk yang berbasis pada pengetahuan lokal dapat menjadi trademark yang akan dapat memberi sensasi yang unik dan spesifik bagi konsumennya. Kekhasan produk suatu daerah akan memberi dampak ikutan berupa keuntungan ganda baik secara finansial untuk warganya maupun pencitraan dan kebanggaan warga desa atas keunggulan daerahnya. Berdasarkan atas kajian yang dilakukan oleh Tim dari LPPM Universitas Udayana (2011) tentang Pengembangan Komuditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan UMKM di Propinsi, Bali ditemukan hasil pemetaaan yang menunjukkan produk unggulan yang terdapat di desa Sambirenteng hanya berupa minyak kelapa dan gula ental. Padahal keberadaan pohon-pohon yang dimiliki secara turum temurun dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga menghasilkan produk yang lebih kreatif. Berikut gambar produk ingke yang dibuat oleh pengrajin di Desa Sambirenteng yang saat ini ada 4 kelompok pengrajin ingke. 10
Gambar 1.3 Ingke Berbahan Lidi Ental
1.2 Motivasi Pelaksana Para pelaksana kegiatan merupakan orang-orang yang memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan pemberdayaan kepada masyarakat. Indikator atas komitmen tim pelaksana tampak dari program-program pengabdian yang pernah dilakukan oleh tim secara berkelanjutan maupun melalui aktivitas penelitian yang hasil-hasilnya telah didesimini kepada masyarakat. Program yang sedang dan telah dilaksanakan oleh tim berupa aktivitas melalui skim P2M Undiksha, MP3EI, Ibikk, Stranas, Fundamental maupun Hibah Bersaing. Di samping itu, kewajiban para tim untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan motivasi yang senantiasa menjadi daya dorong yang kuat bagi anggota tim pelaksana untuk senantiasa menjaga dan melaksanakan kegiatan P2M secara berkesinambungan (CV terlampir).
1.3 Prospek Potensi Desa Berpijak atas gambaran potensi desa pada sub-sub sebelumnya, dapatlah diperkirakan bahwa Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai desa wisata yang bukan hanya sebagai desa rekreatif, tetapi juga desa wisata yang kreatif. Beberapa prospek yang dapat dikembangkkan adalah berikut ini. 11
1.3.1 Penguatan kelembagaan sekeha teruna teruni dan pengelola wisata tentang kearifan lokal yang terdapat di Desa Sambirenteng berbasis Tri Hita Karana. 1.3.2 Penguatan kelembagaan sekolah tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) & Pentingnya pengelolaan perpustakaan sekolah untuk membangun budaya literasi masyarakat. 1.3.3 Pengembangan ekonomi kreatif berbahan dasar lidi ental (lontar) dan daun lontar sebagai daya dukung pembangunan wisata kreatif Desa Sambirenteng. 1.3.4 Promosi Desa Wisata Kreatif Desa Sambirenteng berbasis IT Program capasity building sangatlah diperlukan dalam rangka pembinaan suatu kawasan agar sumberdaya manusia yang menjadi penggerak kelembagaan memiliki ketahanan mental yang kuat dalam menyikapi berbagai tuntutan maupun perubahan yang bersumber dari pengaruh modernisasi dan globalisasi. Penguatan kelembagaan dan pengembangan ekonomi kreatif perlu diberikan secara seimbang dalam konteks pembinaan desa, agar masyarakat yang sedang diberdayakan dapat memiliki bekal orientasi dalam pengembangan desanya secara komprehensif. Perlu kiranya dipahami bahwa pembinaan atas warga desa bukan hanya menyangkut perkara perut saja (perbaikan dimensi ekonomi), tetapi lebih jauh lagi menyangkut perkara hati dan karakter. Penguatan kelembagaan (adat dan sekolah) merupakan hal yang prospektif dalam membangun masyarakat yang sehat dan mandiri.
1.4 Permasalahan Potensial Berpijak atas analisis situasi yang digambarkan dalam sub 1.1; 1.2 dan 1.3 dapat kiranya dipahami bahwa Desa Sambirenteng memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai desa yang tidak hanya berpotensi sebagai desa wisata rekreatif, tetapi juga sebagai desa wisata kreatif. Hanya saja, ada beberapa permasalahan yang perlu dibenahi untuk dijadikan dasar penguatan dalam pengembangan desa wisata. Permasalahan potensial yang dapat dipetakan seperti berikut ini.
12
1.4.1 Di Desa Sambirenteng belum tersedia pusat informasi yang bisa dijadikan sumber bagi para tamu untuk mendapat penjelasan tentang kearifan-kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di desa ini. Kearifan lokal yang terdapat di Desa Sambirenteng baru dilaksanakan sebagai aktivitas rutin dan dipahami sebagai pengetahuan yang gugon tuwon. Belum ada strategi yang pernah dilakukan untuk memperbaiki pengetahuan masyarakat atas tradisi yang telah diterima secara turun temurun bukan berdasarkan pemahaman gugon tuwon tetapi atas dasar sastra. Para tamu lokal dan mancanegara yang datang ke Desa Sambirenteng bukan hanya bertujuan untuk menikmati keindahan alam pesisir dan pegunungan Desa Sambirenteng tetapi juga nilainilai kultural yang melandasi kehidupan masyarakatnya. Anggota masyarakat yang berperan sebagai guide perlu diberikan pengetahuan yang benar tentang kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di desanya, sehingga para tamu yang berkunjung ke Desa Sambirenteng bisa mendapatkan informasi yang tepat. Berbagai atraksi kesenian maupun tradisi lokal yang sarat dengan kearifan lokal perlu dikemas dalam bentuk sajian yang mampu menarik wisatawan untuk terdorong datang ke Sambirenteng selain bertujuan untuk rekreasi tetapi juga belajar tentang keunikan kearifan lokal dari Daerah Tujuan Wisata. 1.4.2 Kelembagaan formal (sekolah) maupun kelembagaan non formal (sekeha teruna/teruni) belum dipersiapkan untuk memiliki ketahanan dalam mewujudkan desa wisata yang kreatif. Kelemahan yang tampak pada kedua lembaga ini, mereka belum dipersiapkan untuk mengekplorasi potensi sumberdaya alam yang terdapat di desanya untuk menjadikan desanya bertumbuh ke arah wisata kreatif. Kurikulum di dunia sekolah masih didominasi dengan muatan yang berskala nasional. Keterampilan yang berbasis pada pengembangan sumber daya lokal belum dirasakan sebagai kebutuhan oleh para siswa. Para generasi muda perlu dipersiapkan keterampilannya untuk mengolah sumberdaya alam yang tersedia di desanya agar tumbuh 13
menjadi generasi yang mandiri. Oleh karenanya, penguatan dan penyegaran atas lembaga-lembaga ini mutlak diperlukan. 1.4.3 Penguatan karakter masyarakat sekolah dan kaum generasi muda belum pula menjadi penopang yang disiapkan untuk menjadikan desa Sambirenteng sebagai desa wisata. Karakter-karakter yang diperlukan adalah karakter kesetaraan, keadilan maupun budaya gemar membaca. Semua karakter tersebut merupakan dasar kepribadian yang kelak menjadi dasar pembangunan wisata yang mempunyai daya saing terhadap daerah tujuan wisata yang telah berkembang sebelumnya. 1.4.4 Belum dikembangkannya produk unggulan yang lebih variatif membuat potensi desa yang terkenal dengan pohon enau/entalnya, hanya dikenal sebagai desa penghasil gula aren dan kerajinan ingke. Padahal, keberadaan pohon ental bisa diolah lebih variatif sehingga mampu menambah daftar produk unggulan berbahan dasar lidi ental maupun daun ental. Penambahan produk unggulan ini akan bisa berdampak pada pengembahan usaha ekonomi kreatif masyarakat dan memperkuat citra desa dari image sepi kreasi menjadi kaya kreasi . 1.4.5 Kurangnya promosi tentang berbagai sumberdaya yang tersedia di Desa Sambirenteng membuat prospeknya sebagai desa wisata kreatif masih “tersembunyi” dibalik gemerlapnya pariwisata di Bali. salah satu aspek yang tidak dapat diabaikan dalam dunia kepariwisataan adalah persoalan promosi. Perkembangan iptek dewasa ini perlu dijadikan alat yang ampuh untuk membuka tabir pesona Desa Sambirenteng dalam berbagi dimensinya.
14
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan Tujuan kegiatan P2M di Desa Sambirenteng adalah berikut ini. 2.1.1 Meningkatkan kemampuan masyarakat desa (Teruna/Teruni) dan pengelola pariwisata tentang kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana. Pengetahuan tentang kearifan lokal diperlukan untuk menjaga ketahanan budaya masyarakat dalam menyiapkan diri sebagai penggerak desa wisata yang kreatif. 2.1.2
Mendorong munculnya jiwa-jiwa wirausaha muda melalui dunia sekolah yang memiliki kesadaran pentingnya mengeksplorasi potensi sumberdaya alam yang tersedia di desanya. Pengenalan atas potensi sumberdaya alam di sekolah SMK yang ada di desa Sambirenteng setidaknya akan bertumbuh menjadi pionir yang mampu berkarya yang bercorak khas Desa Sambirenteng. Mereka nantinya diharapkan menjadi penopang ekonomi kreatif desa wisata Sambirenteng.
2.1.3
Meningkatkan minat para pengrajin ingke untuk mengembangkan produk unggulan lainnya, agar gairah berkreativitas tetap terjaga dan percepatan desa wisata kreatif dapat segera terwujud. Desa wisata Sambirenteng perlu berkompetisi dengan daerah lainnya melalui produk-produk unggulan yang diciptakan warganya, sehingga kepariwisataan Bali Utara bisa berkibar sebagaimana layaknya Bali Selatan.
2.2 Manfaat Kegiatan P2M ini diharapkan akan memberi manfaat kepada pihak-pihak berikut ini.
2.2.1 Masyarakat Program pengabdian masyarakat yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat diharapkan akan membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya 15
menjaga ketahanan kultural yang dimiliki oleh desanya. Di samping itu, diharapkan pula agar masyarakat mengambil manfaat dengan cara ikut serta berpartisipasi dalam latihan keterampilan, sehingga terjadi peningkatan kemampuan dalam mengelola sumberdaya alam yang tersedia di desanya.
2.2.2 Pemerintah Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Sambirenteng diharapkan dapat meringankan tugas pemerintah daerah yang berperan melakukan pemberdayaan terhadap warga masyarakat sehingga nantinya terdapat peningkatan kesejahteraannya. Kegiatan ini diharapkan akan dijadikan inspirasi bagi pemerintah daerah untuk pengembangan potensi wilayah di masa-masa yang akan datang.
16
BAB III TARGET LUARAN Target Luaran dari kegiatan P2M di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng adalah berupa. 3.1 Jasa Luaran yang berupa jasa dalam kegiatan ini berwujud : (1) Pengetahuan dan pemahaman tentang kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana yang diperuntukkan bagi Sekeha Teruna/Teruni dan pengelola pariwisata; (2) Pengetahuan dan pemahaman tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) yang diaplikasikan dalam Rancangan Pembelajaran di
SMK di Desa Sambirenteng; (3) Pengetahuan dan
keterampilan tentang pengelolaan perpustakaan sekolah untuk membangun budaya baca di kalangan peserta didik.
3.2 Metode Metode yang akan diperkenalkan kepada subyek sasaran adalah (1) metode pengolahan lidi ental dan daun ental. Metode pengolahan berbahan baku dari lidi dan daun ental yang terdapat di Desa Sambirenteng akan memberikan pengetahuan baru dalam mengeksplorasi sumberdaya alam agar tercipta produk unggulan baru yang memiliki prospek pasar bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Sambirenteng khususnya dan Buleleng pada umumnya. Metode yang diperkenalkan diupayakan mudah dipahami oleh subyek sasaran dan berbahan baku lokal.
3.3 Produk Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah barang kerajinan dari lidi dan daun ental ental perlengkapan rumah tangga dan kerajinan seperti tempat buah, vas bunga, tempat sabun, dll. Produk yang berbahan dasar dari komponen pohon ental akan dapat menambah pengetahuan masyarakat dan pendapatan masyarakat. Di samping itu, pengembangan produk unggulan ini diharapkan akan menstimulus warga masyarakat agar senantiasa merawat dan membudidayakan pohon ental agar kelestariannya sebagai tanaman penyelamat ekonomi masyarakat tetap terjaga. 17
3.4 Artikel Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali akan dipublikasikan melalui jurnal yang terakreditasi. Publikasi dimaksudkan untuk menyebarluaskan hasil pengabdian sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya untuk mengembangkan program inovatif di daerah lainnya.
18
BAB IV METODE DAN RENCANA KEGIATAN 4.1 Kerangka Pemecahan Masalah Kegiatan pengabdian masyarakat disusun berdasarkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang disusun seperti dalam Tabel 4.1 berikut ini. Alternati f Pemecah an Masalah
Permasalahan
Akar Masalah
1
Pengembagan Desa wisata kreatif tidak hanya ditunjang dengan adanya fasilitas sarana hotel, transfortasi dan aktraksi namun lebih jauh dari itu memerlukan kesiapan kemampuan sumberdaya manusia dalam memahami berbagai modal kultural yang dimiliki Desa Sambirenteng
Belum tersedianya sumberdaya manusia yang andal dalam memberi informasi yang tepat tentang potensi nilai-nilai kearifan lokal sebagai modal kultural yang akan menjadi penunjang desa wisata kreatif.
2
Anak-anak yang sedang mengeyam pendidikan di berbagai jenjang merupakan generasi muda belum dipersiapkan memiliki karakter tentang kesetaraan dan keadilan gender. Kedua hal ini akan menjadi penopang yang memperkuat wujud desa wisata yang berkesetaraan dan berkeadilan
Rancangan pembelajaran dan sumber belajar siswa di jenjang SMK yang terdapat di Desa Sambirenteng belum berperspektif adil gender.
3
Belum terciptanya budaya Genrasi baca yang memadai di pada 19
muda semua
Alternatif Pemecahan
1) Penyuluhan dan diskusi tentang arti penting kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana 2) Elaborasi pemikiran generasi muda dan pengelola pariwisata dalam menata desa wisata berbasis kearifan lokal 1) Pelatihan Pendidikan Adil Gender di SMK 2) Elaborasi pemikiran para guru dan kepala sekolah untuk membangun iklim kesetaraan dan keadilan 1) Pedampingan pengelola
4
5
kalangan anak-anak sekolah tidak akan mampu memperluas cakrawala keilmuan para generasi muda. Luasnya cakrawala keilmuan merupakan modal kultural yang akan menopang kualitas desa wisata
jenjang sekolah perlu diperbaiki budaya bacanya dan untuk keperluan itu diperlukan perbaikan kemampuan pengelolaan perpustakaan sekolah
Pengembangan potensi pohon ental baru terbatas pada pengolahan air nira menjadi gula dan lidi ental dijadikan ingke. Masyarakat belum mengembangkan produk unggulan lainnya yang bersumber dari pohon ental. Generasi muda belum dikondisikan untuk mengeksplorasikan potensi sumberdaya alam daerahnya
Para pengrajin belum mengembangkan produk unggulan lainnya berbahan dasar pohon ental.
Belum tersedianya promosi yang meluas tentang potensi Desa Sambirenteng sebagai desa wisata
Masyarakat belum mengoptimalkan pemakaian IT untuk mempromosikan berbagai potensi sumberdaya alam
Para siswa belum dikondisikan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang pengolahan potensi sumberdaya alam desanya
20
2)
1)
2)
1)
2)
perpustakaan sekolah agar memiliki keterampilan dalam pengelolaan perpustakaan Penambahan koleksi bukubuku yang mampu menambah pengetahuan siswa tentang pengembangan desa wisata kreatif Elaborasi pemikiran pengrajin dan generasi muda dalam mengekplorasi pohon ental shg menghasilkan produk unggulan Pengolahan lidi ental dan daun ental sehingga mampu menciptakan produk unggulan baru yang dapat menambah penghasilan keluarga Menyiapkan konsep promosi desa wisata berbasis IT Membuat promosi Desa
dan SDM sebagai penunjang wisata kreatif
Wisata berbasis (Web)
IT
4.2 Realisasi Pemecahan Masalah Pemecahan masalah akan diawali dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada aparat desa dan sekolah SMK tentang program yang akan direalisasi. Tujuan dari kegiatan sosialisasi adalah untuk menyepakati waktu dan tempat dilaksanakan pelaksanaan program. Secara umum kegiatan program berupa penguatan lembaga masyarakat dan sekolah serta diskusi dan pelatihan yang bertujuan untuk mengeksplorasi, mengelaborasi pemikiran masyarakat untuk mempersiapkan Desa Sambirenteng sebagai desa wisata kreatif. Persiapan desa wisata memerlukan produk unggulan yang mampu menjadi pilar pengembangan desa wisata. Berikut ini dalam Tabel 4.2 akan dijabarkan Program PENGUATAN CAPACITY BUILDING & PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF ENTAL
BERBASIS
CREATIVE-BASED
TOURISM
POHON
DI
DESA
SAMBIRENTENG, TEJAKULA, BULELENG, BALI berikut ini.
Tabel 4.2 Kegiatan Penguatan Capasity Building dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Pohon Ental No
Tujuan
Bentuk Kegiatan
Produk
1
Meningkatkan pemahaman teruna teruni tentang kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana sehingga bisa dijadikan dasar penopang yang kuat dalam mengembangan desa wisata yang kreatif Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru dalam memahami program KKG (Kesetaraan &
Pemaparan dan diskusi mengenai hakikat kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana
Pengetahuan Prof.Dr N. tentang Bawa Kearifan Lokal Atmadja, MA berbasis Tri Hita Karana
2
Pemaparan, diskusi
21
Petugas
Penguatan lembaga STT sebagai penopang desa wisata Pengetahuan Dr. Luh Putu tentang adil Sendratari, gender M.Hum
3
4
5
Keadilan Gender) dalam pembelajaran Meningkatkan keterampilan calon pustakawan sekolah tentang pengelolaan perpus sekolah Meningkatkan keterampilan para pengrajin dan para siswa tentang tata cara mengekplorasi sumberdaya alam yg terdapat di desa untuk menciptakan ketahanan produk unggulan Menyebarluaskan potensi desa wisata kreatif Desa Sambirenteng
Pedampingan dan penambahan buku pustaka tentang desa wisata
Pemaparan, diskusi dan praktek pengolahan lidi ental dan daun ental
Pengetahuan tentang pengelolaan perpus dan referensi desa wisata Produk kerajinan : vas bunga, tempat buah, tempat sabun, bunga
Luh Putu Sri Ariyani, S.S, M,Hum
Drs. I Nyoman Sila, M,Hum
Penyusunan konsep Web Desa Dr. I Ketut dan pembuatan wisata kreatif Margi, M.Si Web
4.3 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat Desa Sambirenteng adalah berikut ini. 4.3.1 Penyuluhan dan diskusi tentang kearifan lokal berbasis Tri Hita Karana untuk mempersiapkan teruna teruni di Desa Sambirenteng dalam mengembangkan desanya menjadi desa wisata yang kreatif. 4.3.2 Pelatihan pendidikan adil gender di kalangan guru untuk mempersiapkan peserta didik yang berkarakter kesetaraan dan berkeadilan gender sehingga tersedia generasi (SDM) yang nantinya menjadi penopang desa wisata. 4.3.3 Pedampingan para guru dan siswa tentang perpustakaan sekolah untuk disiapkan punya kemampuan mengelola dan membangkitkan budaya baca siswa agar kemampuan siswa dalam memperluas cakrawala pengetahuan dalam mengembangkan desanya menjadi desa wisata agar dapat terjaga secara berkesinambungan. 4.3.4 Pelatihan pengolahan lidi ental dan daun ental untuk dijadikan produk unggulan khas Sambirenteng. 22
Kegiatan penyuluhan, diskusi, pedampingan maupun praktek pengolahan lidi ental dan daun ental akan menguatkan pemahaman warga masyarakat akan pentingnya menambah keterampilan dalam mengembangkan desanya menjadi desa wisata kreatif. 4.4 Indikator Keberhasilan
Kegiatan ini akan menghasilkan luaran produk berupa kerajinan lidi ental dan daun ental. Indikator keberhasilan luaran ini adalah kualitas produk yang dihasilkan mencakup tampilan, kehalusan, kerapian, ketahanan mininal tergolong baik dengan rerata skor 3,40 berdasarkan skala likert.(1-5). Hal yang sama diberlakukan pula pada daun ental, di mana indikator keberhasilan adalah pada faktor kualitas tampilan dan ketahanan tergolong baik dengan rerata 3,40 berdasarkan skala likert (1-5). Evaluasi kegiatan dilakukan terhadap proses dan produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini. Evaluasi proses dilakukan lewat observasi atas partisipasi subyek ssaran selama kegiatan berlangsung dan pencatatan dilakukan atas berbagai persoalan yang mengemuka selama kegiatan berlangsung maupun kerjasama yang dijalin selama kegiatan berlangsung. Evaluasi produk dilakukan berdasarkan kualitas barang kerajinan yang dihasilkan oleh subyek sasaran.
23
BAB V ORGANISASI PELAKSANA Pelaksanaan Kegiatan P2M yang dilakukan di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali akan dilakukan oleh tim pelaksana dengan rincian tugas sebagai berikut. Tabel 5.1 Tim Pelaksana dan Rincian Tugas dalam Kegiatan Penguatan Capasity Building dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Pohon Ental Berbasis Creative-Based Tourism di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali No 1
Posisi Ketua Pelaksana
2
Anggota Pelaksana 1
3
Anggota Pelaksana 2
4
Anggota Pelaksana 3
Nama Pelaksana Rincian Tugas Dr. Luh Putu 1. Mempersiapkan rencana Sendratari, M.Hum pelaksanaan program 2. Melakukan koordinasi dengan subyek sasaran dan anggota pelaksana 3. Menyiapkan materi penyuluhan 4. Mengontrol pelaksaan program kegiatan 5. Menyusun laporan kegiatan Prof.Dr.N. Bawa 1. Mempersiapkan materi Atmaja, MA penyuluhan dan bahan diskusi 2. Melaksanakan penyuluhan dan diskusi 3. Supporting data untuk bahan laporan 4. Membantu pelaksanaan program tim Dr. I Ketut Margi, 1. Mempersiapkan M.Si konsep/draft bahan penyusunan Web 2. Melakukan rekrumen tenaga teknisi pembuatan web 3. Mengontrol pembuatan Web 4. Supporting data untuk bahan laporan 5. Membantu pelaksanaan program tim Drs. I Nyoman Sila, 1. Mempersiapkan materi M.Hum pelatihan berbahan dasar lidi ental dan daun ental 2. Melakukan rekrumen 24
5
Anggota Pelaksana 4
Luh Putu Sri Aryani, SS, M.Hum
tenaga pembantu pembuatan kerajinan 3. Melaksanakan pelatihan 4. Supporting data untuk bahan laporan 5. Membantu pelaksanaan program tim 1. Mempersiapkan materi pendampingan untuk pustakawan 2. Mengidentifikasi sumber referensi tentang desa wisata 3. Melaksanakan pendampingan 4. Supporting data untuk bahan laporan 5. Membantu pelaksanaan program tim
Selama kegiatan berlangsung, anggota tim pelaksana tetap melakukan koordinasi satu sama lain dan berkerjasama dalam mempersiapkan dan membantu pelaksanaan kegiatan.
25
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Cavacity Building Lembaga Adat dan Pengelola Wisata
Pelaksanaan Cavacity Building yang dilakukan pada kegiatan P2M berupa kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Aula Kantor Kepala Desa Sambirenteng. Nara sumber yang dihadirkan adalah Prof Dr. Nengah Bawa Atmadja, MA. Tema yang diangkat dalam kegiatan sosialisasi ini adalah “Melalui Sosialisasi tentang Kearifan Lokal Berbasis Tri Hita Karana Kita Kuatkan Kelembagaan Desa dan Pengelola Wisata di Desa Sambirenteng, Buleleng, Bali. Peserta yang diundang terdiri dari komponen Sekeha Teruna Teruni, Tokoh Masyarakat Desa Pakraman dan Dinas, Pengelola Wisata dan Para Pengrajin Lidi Ental. Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan beberapa persiapan yaitu : koordinasi dengan pihak Kepala Desa untuk menyepakati beberapa hal meliputi jumlah peserta, waktu pelaksanaan dan tempat pelaksanaan. Setelah semua disepakati, selanjutnya dilakukan persiapan surat menyurat maupun pengirimannya. Kegiatan sosialisasi berlangsung selama satu hari bertempat di Aula Kantor Kepala Desa Sambirenteng. Peserta yang datang pada saat acara berlangsung sesuai dengan rencana dan harapan dari panitia pelaksana. Ada pun susunan acara adalah sebagai berikut. 1. Presensi 2. Pembukaan 2.1 Sambutan Ketua Pelaksana 2.2 Sambutan Kepala Desa sekaligus Membuka Acara 3. Acara Inti : Sosialisasi 4. Penutup: Ramah Tamah antara Panitia dengan Peserta
Acara berlangsung dari pukul 09.00-12.00 WITA. Awal acara dimulai dengan pemberian sambutan oleh Ketua Pelaksana: Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum yang mengawali laporannya dihadapan Kepala Desa dan peserta sosialisasi dengan ucapan syukur telah diberi kesempatan untuk ikut serta berpartisipasi dalam mengatasi 26
persoalam yang ada di Desa Sambirenteng. Ditandaskan pula bahwa kehadiran Tim Pelaksana P2M di Desa Sambirenteng merupakan implementasi dari salah satu Tugas Tri Dharma para Dosen Undiksha yaitu melakukan Pengabdian Masyarakat. Disampaikan pula bahwa sosialisasi ini merupakan salah satu kegiatan dari serangkaian kegiatan yang direncakan oleh Tim Pelaksana di masyarakat maupun lingkungan sekolah yang aterdapat di Desa Sambirenteng. Tujuan pokoknya adalah memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat Desa untuk mengembangkan inspirasi dalam membangun desa. Hal lain yang ditandaskan adalah pelibatan peserta sosialisasi memakai pertimbangan praktis maupun strategis. Pertimbangan praktisnya adalah memperhitungkan anggota masyarakat yang bermukim dan melakukan aktivitas ekonomi di Desa Sambirenteng. Pertimbangan ini menjadi penting karena merekalah orang-orang yang nantinya akan diharapkan mampu mengembangkan berbagai potensi yang ada di desanya. Pertimbangan strategiknya adalah, dalam jangka panjang pelibat kegiatan sosialisasi memiliki pengetahuan yang permanen tentang potensi kearifan lokal daerahnya, sehingga lewat kegiatan sosialisasi diharapkan para pemuka masyarakat terinspirasi untuk membuat awig-awig dalam merawat kearifan maupun potensi desanya. Berikut adalah Gambar 6.1 pada saat Ketua Panita menyampaikan laporannya. Gambar 6.1 Ketua Panitia sedang Menyampaikan Laporannya
Dokumen: Kd. Wiradarma, Agustus 2015 Setelah laporan Ketua Panitia, dilanjutkan dengan sambutan Kepala Desa dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Ada beberapa hal yang dijadikan tekanan oleh Kepala Desa terhadap pelaksanaan kegiatan P2M yaitu. Ucapan terimakasih 27
perhatian yang diberikan oleh Tim Pelaksana khususnya dan kepada Undiksha yang telah memberikan sumbangsihkan kepada masyarakat Desa Sambirenteng. Beliau berharap kegiatan semacam ini tidak berhenti pada sosialisasi dan pelatihan kepada para pengrajin, tetapi kegiatan ini dapat dikembangkan lagi terutama pembinaan pengrajin sampai membantu kepada aspek pemasarannya. Inilah kesulitan yang masih membelit sampai saat ini. Harapannya jika masalah pemasaran dapat diatasi maka kesejahteraan pengrajin dapat meningkat dan hasil kerajinan ental dapat menjadi ikon Desa Sambirenteng seperti desa lainnya yang telah dikembangkan sebagai desa wisata. Pada saat acara inti, Prof. Dr Nengah Bawa Atmadja, MA memberikan pengetahuan tentang arti penting kearifan lokal Tri Hita Karana bagi masyarakat yang akan mengembangkan desanya sebagai desa wisata. Salah satu yang menjadi tekanan pembahasan adalah persoalan kebersihan lingkungan dari sampah plastik. Menurut nara sumber image tentang desa wisata adalah bersih dan aman. Kebersihan fisik maupun psikhis warganya mutlak diperlukan agar wisatawan merasa betah. Salah satu kondisi yang dinilai sangat mengganggu keberadaan desa wisata adalah kebiasaan para warganya mengotori lingkungan dengan sampah plastik. Pada saat acara tanya jawab, ada peserta yang menanyakan tentang cara mengatasi sampah plastik agar kelestarian lingkungan dapat terjaga. Nara sumber mengatakan persoalan sampah plastik sebenarnya dapat dilakukan secara serentak oleh warga masyarakat di bawah komando aparat Desa Pakraman maupun Desa Dinas. Diberikan pula contoh tentang cara mengatasi sampah yang dilakukan oleh salah satu lapisan masyarakat yang ada di kabupaten Tabanan dengan melatih anak-anak SD mengumpulkan sampah plastik dan pihak desa pakraman akan membeli sampah tersebut untuk dijual ke pengepul untuk diolah lebih lanjut. Langkah ini dimaksudkan agar anak-anak mulai memiliki jiwa wirausaha dan sekaligus dilatih menjaga kebersihan lingkungan dari gangguan sampah plastik. Di samping itu, ada pula respon yang dari Tokoh Masyarakat Desa Pakraman yang menyampaikan harapannya agar melalui kegiatan sosialisasi ini masyarakat desa terbangun kesadarannya untuk merawat desanya dengan dibingkai oleh pemahaman tentang filosofis Tri Hita Karana. Beliau juga menghimbau agar para pemuda, remaja, ibu-ibu, pengusaha wisata di Desa Sambirenteng saling bahu 28
membahu membangun desa agar kelak Desa Sambirenteng menjadi lebih makmur. Berikut ini adalah gambar pada saat nara sumber menyampaikan materi sosialisasi dan para peserta ketika mendengar penjelasan tentang Kearifan Lokal. Gambar :6.2 Acara Sosialisasi tentang Kearifan Lokal Oleh Prof.Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA
Dokumen: Kd. Wiradarma, Agustus 2015
Gambar : 6.3 Peserta Sosialisasi Kearifan Lokal untuk Ketahanan Lembaga Adat dan Pengelola Wisata Desa Sambirenteng
Dokumen: Kd. Wiradarma, Agustus 2015
Berdasarkan hasil evaluasi proses dan hasil dapat dilaporkan sebagai berikut. 1. Peserta sosialisasi yang ikut serta dalam kegiatan sosialisasi lengkap hadir mewakili lapisan masyarakat yang dijadikan subjek sasaran yaitu para sekeha teruna/teruni, tokoh adat, tokoh dinas, pengrajin dan pengusaha bidang wisata.
29
2. Peserta sosialisasi menyimak dengan tekun penjelasan yang diberikan oleh nara sumber dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan 3. Di samping kehadiran, ada pula peserta yang menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang disajikan. 4. Secara substansila, para peserta telah memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan kearifan lokal dan implementasinya dalam membangun Desa Sambirenteng.
6.2 Sosialisasi KKG (Kesetaraan dan Keadilan Gender) & Pengelolaan Perpustakaan
Sosialisasi kegiatan KKG (Kesetaraan dan Keadilan Gender) & Pengelolaan Perpustakaan dilakukan di SMKN 1 Tejakula yang terletak di Desa Sambirenteng. Pemilihan sekolah kejuruan yang terdapat di desa Sambirenteng dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa sekolah kejuruan merupakan lembaga yang bertujuan menyiapkan sumber daya manusia yang siap pakai untuk melaksanakan pembangunan, salah satunya adalah pembangunan kepariwisataan. Berpijak dari tujuan tersebut, maka pemilihan lembaga ini dipandang tepat sasaran. Sebelum kegiatan, terlebih dahulu dilakukan pendekatan kepada pihak sekolah dan menyampaikan latar berlakang serta tujuan dilaksanakannya. Pada saat dilakukan pendekatan, panitia diterima oleh Wakasek Kurikulum mewakili Kepala Sekolah yang sedang keluar menjalankan tugas dinas. Rencana kegiatan di sambut antusias oleh pihak sekolah dan menerima secara terbuka program P2M Undiksha. Pada saat itu dilakukan pula kesepakatan tentang hari pelaksanaan, tempat dan waktu. Waktu yang disepakati adalah waktu pada saat jeda semester agar tidak menganggu kalender akademik yang sedang berjalan. Tempat pelaksanaan adalah di SMKN 1 Tejakula. Adapun susunan acara kegiatan sosialisasi adalah sebagai berikut. 1. Presensi 2. Pembukaan a. Sambutan Ketua Pelaksana 30
b. Sambutan Kepala Sekolah SMKN 1 Tejakula 3. cara Inti : Sosialisasi 4. Penutup: Ramah Tamah antara Panitia dengan Peserta Tema yang diangkat dalam kegiatan sosialisasi ini adalah “Melalui Sosialisasi PUG (Pengarusutamaan
Gender)
&
Pengembangan
Perpustakaan
Kita
Kuatkan
Pelembagaan Masyarakat Sekolah”. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberi informasi kepada warga SMKN 1 Tejakula tentang kebijakan pemerintah mengenai PUG dan Kesetaraan & Kesetaraan Gender. infromasi ini menjadi penting ketika sekolah diposisikan sebagai lembaga yang bertugas menyiapkan para lulusan yang bukan hanya memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual tetapi juga membangun sikap mental yang tidak diskriminatif, saling asah, asih dan asuh tanpa pretensi jenis kelamin. Kebijakan pemerintah tentang PUG sebenarnya harus ditindaklanjuti dengan penyediaan kurikulum sekolah yang responsif gender. Pengambil kebijakan di sekolah harus menjadi pelopor utama yang Menggerakkan program ini. Namun, informasi tentang PUG ternyata belum diketahui secara merata oleh pihak sekolah, termasuk warga SMKN 1 Tejakula. Dalam hal ini, sekolah kejuruan yang berperan pokok agar menyiapkan peserta didik agar bisa berpartisipasi membangun desanya, membuat kebutuhan tentang keadilan gender mutlak diperlukan. Hal inilah di antaranya disampaikan oleh Ketua Pelaksana kegiatan pada saat menyampaikan laporannya. Penegasan lainnya yang disampaikan bahwa kegiatan ini dapat pula dijadikan ajang untuk menciptakan insan yang berkualitas, dan berkeadilan. Selain itu, Desa Sambirenteng yang berpotensi dikembangkan menjadi desa wisata perlu disiapkan agar warganya memiliki budaya literasi yang memadai. Dalam kaitan ini warga sekolah harusnya menjadi pelopor utama dalam menjadikan warga masyarakat yang melek literasi. Sehubungan itu, kegiatan yang dirancang pada kegiatan P2M ini adalah sosialisasi tentang “Perpustakaan Sekolah yang Berbasis IT”. Berikut ini gambar tentang tema kegiatan sosialisasi.
31
Gambar: 6.4 Spanduk Kegiatan Sosialisasi dengan Tema: Melalui Sosialisasi PUG dan Pengembangan Perpustakaan Kita Kuatkan Kelembagaan Masyarakat Sekolah
Dokumen: Kadek Wiradarma, Juni 2015
Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari unsur guru, siswa dan pegawai. Diawali dengan pembukaan berupa laporan dari Ketua Panitia Pelaksana yang menyampaikan latar belakang dipilihnya SMKN 1 Tejakula sebagai lokasi kegiatan P2M dan informasi tentang peran dan tugas dosen dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan P2M ini ditekankan agar warga sekolah terbuka kesadarannya akan pentingnya membangun hubungan yang setara dan berkeadilan dalam membangun desa yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Hal ini menjadi penting karena hubungan yang setara merupakan elemen yang melandasi keharmonisan masyarakat. Selanjutnya, keharmonisan adalah fondamen dalam menjaga keberlanjutan desa wisata. Demikian pula dalam membangun kultur literasi memerlukan kesiapan dalam penggunaan perpustakaan berbasis IT. Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Kepala Sekolah SMKN 1 Tejakula yang menyambut gembira kehadiran Tim Pelaksana dari Undiksha yang melakukan kegiatan P2M di SMKN 1 Tejakula. Harapannya, agar peserta sosialisasi dapat mengambil manfaat dari kegiatan sosialisasi dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan mulai pukul 10.00 – 12.00 Wita bertempat di Aula SMKN 1 Tejakula. Berikut gambar ketika pelaksanaan sosialisasi tengah berlangsung. 32
Gambar : 6.5 Nara Sumber Materi PUG sedang Memberikan Materi
Dokumen: Kadek Wiradarma, Juni 2015
Gambar: 6.6 Para Siswa sebagai Peserta Sosialisasi PUG & Pengelolaan Perpustakaan
Dokumen: Kadek Wiradarma, Juni 2015 Kegiatan ini berlangsung sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh panitia pelaksana. Berdasarkan evaluasi terhadap proses pelaksanaan dapat diutarakan halhal sebagai berikut. 1. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini semuanya tekun dan tertib selama kegiatan berlangsung 2. Di samping dari sisi kehadiran, partisipasi yang ditunjukkan oleh peserta adalah interkasi aktif yang ditunjukkan pada sesi tanya jawab. Ada beberapa pertanyaan yang muncul dari kalangan guru maupun siswa. Diantaranya: “Bagaimanakah cara yang dapat ditempuh untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan gender di lingkungan keluarga?”. “Mengapa masyarakat lebih 33
condong mengistimewakan laki-laki dibandingkan perempuan?”; “Apakah sekolah bisa berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang adil gender, lantas bagaimana caranya?”. Di samping bertanya ada pula yang menyampaikan pengalamannya sebagai laki-laki yang telah terbiasa mengambil pekerjaan yang selama ini pantas dilakukan oleh kaum perempuan misalnya, dia terbiasa membantu istrinya menyiapkan dagangan, membawa dagangan, ke pasar berbelanja. Semuanya diakui dilakukan tanpa merasa beban dan gengsi. Bahkan dia menyakini bahwa kerjasama antara laki-laki dan perempuan sangat penting bukan hanya untuk meringankan beban perempuan tetapi harus menjadi kebutuhan kedua belah pihak untuk membangun kualitas hidup dan kehidupan. Dialog yang terjadi selama kegiatan berlangsung menandakan bahwa pengetahuan para peserta tentang gender dan keadilan gender sesungguhnya bukan hal yang baru, namun tata cara membangun hal tersebut di dunia sekolah belum dipahami secara maksimal. Tanggapan dari nara sumber yaitu mengingatkan agar para guru mulai
menyisipkan
isu-isu
kesetaraan
gender
dalam
RPP
dan
mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal ini dimaksudkan agar program PUG yang dicanangkan oleh pemerintah melalui dunia pendidikan formal dalam terwujud melalui kesadaran guru dalam membentuk siswa perempuan dan laki-laki yang berkeadilan gender. 3. Para peserta dikenalkan pula beberapa hasil kerajinan yang tela dibuat oleh pengrajin ental yang telah mengikuti pelatihan yang dirancang oleh Tim Pelaksana P2M Undiksha. Pengenalan ini dimaksudkan agar siswa dan guru turut serta mengembangkan kerajinan yang berbahan pohon ental yang bahan bakunya telah tersedia di Desa Sambirenteng melalui program pembelajaran di sekolah. Dalam konteks ini panitia pelaksana berasumsi lembaga sekolah yang menyiapkan peserta didiknya sebagai tenaga yang siap pakai (SMKN) dapat menjadi garda depan dalam mengoptimalkan potensi alam yang tersedia di lingkungan sekolah, sehingga para siswa memiliki bekal dasar untuk mengembangkan inspirasinya dalam berbagai bentuk usaha. Pada saat itu mengemuka bahwa beberapa tahun lalu sekolah pernah membuka program pembelajaran yang bermuatan lokal yaitu mengayam lidi ental. Namun, 34
program tersebut tidak lagi dimunculkan tanpa alasan yang jelas. Pengenalan terhadap hasil-hasil kerajinan ental pada saat kegiatan sosialisasi juga diiringi dengan informasi tentang keberadaan SPA di wilayah Desa Sambirenteng yang berpotensi memanfaatkan hasil kerajinan setempat. Setidaknya hal ini pun dinilai bisa menginspirasi guru dan murid untuk mengembangkan kerajinan melalui rancangan kurikulum yang disusun. 4. Para peserta menunjukkan antusiasnya tentang pengelolaan perpustakaan yang berbasis IT dengan bertanya di seputar penggunaan IT untuk mengakses berbagai jurnal yang tersedia di media sosial. Hal ini dianggap penting karena fasilitas internet di SMKN 1 Tejakula tergolong cukup, sehingga para guru dan murid perlu digiatkan dalam pemakaian internet untuk keperluan peningkatan
kemampuan
literasi
yang
menunjang
pengembangan
perpustakaan sekolah.
6.3 Pelatihan Kerajinan Berbahan Lidi Ental dan Daun Ental
Secara historis pembuatan kerajinan lidi ental maupun daun ental bukan merupakan hal yang baru dalam masyarakat. Setidaknya, anggota masyarakat yang telah berumur 70tahun pada saat kegiatan ini dilakukan mengakui bahwa keberadaan hutan rontal di Desa Sambirenteng memang telah ada dari sejak dulu. Istilahnya hutan lontar dikenal dengan sebutan mmel, sehingga sekitar tahun 70an masyarakat Desa Sambirenteng masih terkonsentrasi aktivitasnya di mmel, sehingga waktu itu dikenal istilah ke mmel.
Digambarkan oleh para orang tua bahwa pagi-pagi
masyarakat telah siap-siap pergi ke mmel dengan membawa berbagai peralatan yang diperlukan. Masyarakat pada waktu itu mendirikan pondok-pondok di bawah pohon ental. Berbagai aktivitas di lakukan di mmel, yaitu berkebun singkong dan sayuran lainnya, memelihara babi, memasak, mengayam dan aktivitas domestik lainnya. Aktivitas lain yang tidak kalah pentingnya pada waktu itu adalah menyadap air nira untuk dijadikan gula. Para laki-laki betugas memanjat pohon ental (nira), sedangkan para ibu memasaknya menjadi gula. Aktivitas membuat gula pada waktu itu tergolong tinggi, demikian pula dalam pembuatan jejahitan dari daun lontar telah dikenal pula oleh kaum perempuan pada waktu itu. 35
Sejalan dengan adanya perubahan di segala bidang, terjadi pergeseran aktivitas yang semula terkonsentrasi di mmel akhirnya berpindah ke pusat desa. Mmel mulai ditinggalkan sejalan dengan masuknya pengaruh modernisasi dan globalisasi ke Desa Sambirenteng. Para pemuda dan pemudi tidak lagi menaruh minat pada kehidupan gaya mmel, akibatnya beberapa aktivitas yang berkaitan dengan pohon ental menjadi memudar. Aktivitas membuat gula, mengayam tidak lagi menjadi andalan untuk menunjang aktivitas ekonomi. Namun, di tengah-tengah keterpurukan tersebut, ternyata masih ada beberapa warga masyarakat yang tetap menekuni kegiatan yang berkaitan dengan daun lontar. Salah satu warga yang tetap menekuni pembuatan ayaman lidi ental adalah Ibu Nyoman Widiasih (52th). Berikut ini profil Ibu Nyoman Widiasih ketika sedang mengayam lidi ental. Gambar 6.7 Ibu Nyoman Widiasih sedang Mengayam Lidi Ental
Dokumen: Gde Kamajaya, Mei, 2015 Keputusan Tim Pelaksana P2M adalah menjadikan Ibu Nyoman Widiasih sebagai mentor yang akan memberikan pengetahuan dasar mengayam kepada para ibu yang berminat ikut serta dalam pelatihan mengayam. Melalui bantuannya, diperoleh 11 orang peserta pelatihan yang terdiri dari kaum ibu dan satu orang siswa SMKN 1 Tejakula yang berjenis kelamin laki-laki. Keterlibatan seorang siswa untuk menekuni ketajinan lidi ental merupakan potret langka. Namun, keterlibatannya merupakan catatan khusus dalam P2M ini. Berdasarkan kompromi dengan Ibu Nyoman Widiasih dan peserta pelatihan, akhirnya disepakati tempat latihan adalah di rumah Ibu Nyoman Widiasih. Ada beberapa pertimbangan dipilihnya rumah Ibu Nyoman Widiasih yaitu: (1) halamannya luas sehingga memadai untuk latihan; (2) Ibu 36
Nyoman Widiasih tidak bisa meninggalkan rumah karena harus merawat anaknya yang sedang sakit menahun. Waktu latihan disepakati dalam seminggu sebanyak dua kali yang dimulai sekitar pukul 10.00 – 14.00 Wita yang dilakukan selam dua bulan (Juni-Juli 2015). Berikut gambar pada saat dilakukan kesepakatan dengan Ibu Nyoman Widiasih. Gambar: 6.8 Situasi Dialog saat Dilakukan Kesepakatan
Dokumen : Kadek Wiradarma, Juni, 2015 Pelatihan senantiasa dilakukan setelah peserta selesai mengerjakan tugas pokok di rumah tangga yaitu memasak. Sedangkan anak laki-laki yang ikut serta dalam pelatihan ini waktu latihannya ada saat dia liburan sekolah (status dia saat itu tamat SMP namun telah lulus sebagai murid SMKN 1 Tejakula). Pada saat pelatihan berlangsung, dia masih libur sekolah karena baru tamat dari SMP. Pelajaran dasar tentang mengayam diberikan oleh Ibu Nyoman Widiasih, sedangkan pengembangan karya lebih lanjut dilatihkan oleh Tim (di bawah koordinasi Bapak Drs. I Nyoman Sila, M.Hum).
37
Adapun materi pelatihan dan aktivitas pelatihan dapat ditunjukkan berikut ini. No
Materi Ajar
1
Latihan mengenal bahan
2
Latihan
Gambar Saat Pelatihan
Menghaluskan
bahan
38
3
Saat
Mengayam
Lidi
Anyaman
Lidi
Ental
4
Hasil Ental
39
5
Mengayam Daun Ental
40
6
Hasil
Anyaman
Berbahan Daun Ental
Dokumen : Kadek Wiradarma, Juni 2015
Hasil evaluasi terhadap kegiatan pelatihan mengayam lidi ental dan daun ental diperoleh gambaran sebagai berikut. 1. Peserta pelatihan selama kegiatan berlangsung tampak sangat antusias memperlajari setiap tahapan materi yang harus dipelajari. Mereka selalu datang tepat waktu dan tidak pernah abses di setiap kegiatan berlagsung. Pada minggu pertama beberapa peserta tampak agak lambat menerima materi saat mulai latihan membuat rangka anyaman, namun dengan sabar dan sedikit rayuan dari instruktur beberapa ibu yang semula tampak kerepotan memahami pelajaran dasar mengayam, akhirnya dapat dengan mudah mengikuti teman lainnya yang cepat bisa menangkap materi pelajaran. 2. Peserta yang belum berhasil menunjukkan hasil kerja pada saat latihan, dipernankan untuk melanjutkan hasil ayamannya, dan dalam pertemuan berikutnya sudah membawa kembali hasil yang telah dikerjakan di rumah dan selanjutnya bersiap menerima materi baru. Pelajaran dasar pertama yang dilatihkan adalah membuat ingke ukuran sedang. Berikutnya barulah secara berturut-turut dilajutkan dengan pembuatan tempat vas bunga, nampan oval, tempat sabun, dulang dll. 3. Setelah berhasil menyerap pelajaran tentang mengayam lidi ental, selanjutnya para peserta masuk pada materi membuat kerajinan dari bahan daun lontar. Pada saat pelatihan ini, diakui oleh peserta, tingkat kerumitannya berbeda dengan mengayam lidi ental. Tampak para peserta lebih mudah dan lebih 41
santai ketika menerima latihan membuat berbagai hiasan berbahan daun lontar. Produk yang dihasilkan dari daun lontar adalah berbagai bentuk bunga yang berwarna warni yang siap dipajang di atas vas bunga dari ulatan lidi ental.
Produk yang dihasilkan oleh para ibu-ibu yang ikut serta dalam pelatihan dinilai berdasarkan penilaian para pengelola wisata di Desa Sambirenteng serta para guru dan siswa di SMKN 1 Tejakula yang berjumlah 60 orang. Hasil penilaiannya diperoleh berikut ini.
No
Cakupan Penilaian
Katagori
JUMLAH
SB
B
C
TB
STB
1
Kerapian karya
35
25
0
0
0
60
2
Kehalusan
20
40
0
0
0
60
3
Kreativitas
0
60
0
0
0
60
4
Daya tahan
0
60
0
0
0
60
5
Daya tarik
10
50
0
0
0
60
Keterangan : SB B C TB STB
= Sangat Baik (5) = Baik (4) = Cukup (3) = Tidak Baik (2) = Sangat Tidak Baik (1)
Berpijak dari hasil penilaian yang dilakukan oleh responden yang ikut serta menilai hasil karya para pengrajin, tampak dari cakupan penilaiannya, aspek kreativitas menempati angka yang bulat. Artinya, semua responden mengakui 42
kreativitas yang ditunjukkan oleh para ibu peserta pelatihan dinilai sebagai karya kreatif yang sebelumnya tidak pernah dihasilkan. Hal ini sesuai dengan realitas di lapangan, bahwa para pengrajin yang ada di desa Sambirenteng selama ini hanya terkonsentrasi membuat ingke. Demikian pula dalam hal daya tahan, diprakirakan oleh para responden daya tahan hasil kerajinan yang dibuat oleh pengrajin tergolong baik. Kehalusan maupun kerapian tampaknya masih perlu dilakukan perbaikan. Hal ini bisa dipahami karena adanya perbedaan kemampuan antara peserta yang satu dengan lainnya. Akibatnya, tingkat kerapian dan kehalusan karyanya menjadi tidak merata. Dilihat dari sisi pengrajin, mereka mengaku sangat senang mendapat kesempatan berlatih hal yang baru, dan mereka sekaligus mengakui bahwa membuat kerajinan berbahan lidi ental merupakan peluang usaha baru yang bisa ditekuni lebih lanjut. Hanya saja, mereka mengaku perlu dibantu untuk memperlancar pemasarannya. Sehubungan itu, Tim Pelaksana P2M merancang pembuatan Web sebagai upaya untuk melebarkan pemasaran hasil kerajinan yang telah berhasil dibuat oleh para pengrajin di Desa Sambirenteng, Tejakula, Bali. 6.4 Tampilan WEB
43
Tersedianya WEB yang menampilkan hasil karya para peserta pelatihan, diharapkan akan terbuka peluang pasar yang lebih luas, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan arti penting hutan lontar di kalangan kaum muda di Desa Sambirenteng.
44
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan Kegiatan P2M yang dilaksanakan di Desa Sambirenteng
yang berjudul
Penguatan Capacity Building & Pengembangan Ekonomi Kreatif Pohon Ental Berbasis Creative-Based Tourism Di Desa Sambirenteng, Tejakula, Buleleng, Bali diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Desa Sambirenteng memiliki potensi yang kuat untuk dikembangkan menjadi desa wisata kreatif yang berbasis pada pengetahuan dan kreasi masyarakat lokal. 2. Subyek sasaran yang terdiri dari elemen masyarakat yaitu Tokoh Desa Pakraman, Tokoh Desa Dinas, Sekeha Teruna Teruni, Pengrajin dan Pengelola Wisata telah memiliki pengetahuan tentang Kearifan Lokal berbasis Tri Hita Karana melalui kegiatan sosialisasi. 3. Para guru dan siswa di SMKN 1 Tejakula menyadari pentingnya pemahaman kesadaran tentang kesetaraan dan keadilan gender di dunia sekolah dan pentingnya melek literasi dalam membangun perpustakaan sekolah. Hal ini didapat melalui dialog antara Tim pelaksana P2M dengan subyek sasaran 4. Para pengrajin ental menaruh harapan yang besar bahwa hasil pelatihan yang mereka peroleh akan membuat desa mereka semakin dikenal dan mereka
bersemangat
meneruskan
berkarya
yang
lebih
inovatif.
Berdasarkan penilaian atas karyanya, diperoleh hasil yang tergolong baik (4) dari beberapa aspek penilaian seperti kerapian, kehalusan, dan kreativitas. 5. Pengembangan pemasaran karya-karya pengrajin lidi ental dan daun ental yang dihasilkan oleh para ibu di Desa Sambirenteng dilakukan melalui pembuatan WEB yang menonjolkan potensi desa dan semangat para pengajin.
7.2 Saran 45
Penguatan Capacity Building yang dilakukan di Desa Sambirenteng merupakan langkah awal untuk mengantarkan desa ini menjadi desa yang mampu secara mandiri membangun kesejahteraannya melalui pengembangan potensi alam maupun spirit warganya. Kolaborasi antara penguasa, pengusaha dan rakyat bawah tampaknya perlu dirajut dengan spirit yang sama untuk membangun Desa Sambirenteng. Upaya yang dapat dilakukan adalah memperkuat awig-awig desa, mengintensifkan aktivitas bersama antara pengusaha di bidang pariwisata dengan masyarakat lokal, dan mengintensifkan kerjasama sekolah dengan masyarakat melalui rancangan kurikulum yang adaptif terhadap potensi lokal.
LAMPIRAN 46
LAMPIRAN I PETA LOKASI KEGIATAN
Sumber : http://mapcarta.com/26457482. Diakses tgl 21 September 2014
LAMPIRAN II MATERI ADIL GENDER DI DUNIA SEKOLAH
47
48
LAMPIRAN : III
Tujuan Information Literacy (LITERASI INFORMASI) SMK 01 TEJAKULA
PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LUH PUTU SRI ARIYANI
Sumber informasi
Memperkenalkan sumber informasi elektronik (online) berbayar Memperkenalkan sumber informasi elektronik tidak berbayar (free) Mengembangkan strategi pencarian informasi Mengembangkan konsep dan kata-kata kunci Menggunakan alat bantu dan operator pencarian informasi Mengevaluasi sumber informasi yang autoritatif Sosialisasi sumber informasi elektronik Pelayanan paket informasi (information packaging)
Sosialisasi sumber informasi elektronik Spanduk, baliho, banner Poster, selebaran, brosur, flyer Web Pengiriman surat dan email SMS Dari mulut ke mulut (Word of mouth) Mengadakan pelatihan Dan lain-lain
Tercetak Online/Elektronik
Pelayanan paket informasi (information packaging)
TUTORIAL Perorangan Kelompok
kecil dari perkuliahan (kelas) Eksternal Bagian
Memahami kebutuhan pengguna (user profiling) : Permintaan dari pengguna Bertanya kepada pengguna tentang topik/subyek yang diperlukan Menyediakan formulir permintaan penelusuran Mengemas informasi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Pasal 14 Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta: Pasal 15 (e)
Pasal 14 Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta: Pasal 15 (e)
Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya;
Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya;
49
Contoh : PANGKALAN DATA ONLINE (ONLINE DATABASE ) YANG DILANGGAN
http://www.bvdep.com/en/OSIRIS.html http://www.annualreviews.org http://search.ebscohost.com http://infotrac.galegroup.com http://www.proquest.com/pqdauto http://feliterature.proquestleearning.co.uk/ http://www.springerlink.com http://www.jstor.org http://pubs.acs.org http://www.aip.org http://www.osiris.com http://epubs.siam.org http://publish.aps.org http://site.ebrary.com/lib/indonesiau
PANGKALAN DATA PROQUEST
Accounting – Accounting & Tax Business – ABI / INFORM Dateline Business – ABI / INFORM Global Business – ABI / INFORM Trade & Industry Business – Banking Information Source Interdisciplinary – Academic Research Library Medical Sciences – AMA Titles Interdisiplinary – Dissertations and theses Medical Sciences – AMA Titles : Abstracts & Indexing Medical Sciences – ProQuest Medical Library Medical Sciences – ProQuest Nursing Journals News – U.S. National Newspaper Abstracts Psychology – ProQuest Psychology Journals Science – ProQuest Science Journals Social Sciences – ProQuest Social Journals
lanjutan….
PANGKALAN DATA ONLINE TIDAK BERBAYAR (FREE)
http://pustaka.ut.ac.id http://gigapedia.org http://www.eric.ed.gov, http://www.betah.co.il http://knowfree.net http://ilma95.org http://www.ebookee.com http://www.ebook3000.com http://www.acehbooks.org http://www.tokohindonesia.com Beberapa Perpustakaan Perguruan Tinggi
Bagaimana Mendapatkan Informasi
Strategi pencarian diperlukan
Karena informasi yang tersedia sangat banyak dan luas untuk memperoleh informasi yang relevan untuk menghemat waktu pencarian untuk mempermudah pencarian informasi Untuk mendapatkan informasi lain yang berkaitan
Menentukan kata-kata kunci
Melakukan brainstorming dengan diri sendiri dengan orang lain/pakar/nara sumber Memeriksa sumber-sumber rujukan: Kamus khusus/umum Ensiklopedi umum/khusus Tesaurus subjek/sinonim Daftar tajuk subjek umum/khusus Buku teks Katalog perpustakaan Daftar skripsi/tesis/disertasi/laporan penelitian Situs web
http://www.psmk.net (buku SMK) http://bse.invir.com (buku sekolah) http://jimly.com (buku hukum) http://morefreebooks.net http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi http://scribd.com http://abusalma.wordpress.com/e-book http://www.dhuha.net http://manybooks.com http://www.indowebster.com http://read.freeduan.com http://addebook.com http://www.fisip.ui.ac.id/pacivisui
Surfing. Berselancar di lautan informasi Browsing membaca dan melihat secara sepintas informasi yang diperoleh Pencarian informasi (information seeking) adalah proses kognisi seseorang dalam memecahkan masalah untuk dapat mengubah pengetahuannya. Penelusuran informasi (Information retrieving) adalah mendapatkan kembali informasi dari suatu database yang ada Information searching merupakan langkah lebih lanjut dari information seeking Asking. Bertanya kepada nara sumber, pustakawan atau pakar
TESAURUS Health BT
Medicine Physiology Preventive medicine
NT
Diet Health education Health self-care Longevity Mental health Physical fitness Rest Sleep
RT
Diseases Holistic medicine Hygiene
50
Mengembangkan Istilah Dengan Brainstorming
Menentukan istilah (kata) alternatif yang mengandung konsep yang sama • Kata sinonim/bahasa handphone = celluar phone concrete = beton • Bentuk jamak/tunggal mouse = mice woman = women • Variasi ejaan colour = color • Variasi kata dasar tulis = penulisan, tulisan feminism = feminist • Kata akronim PBB = Perserikatan BangsaBangsa CEO = Chief executive officer • Kata singkatan UV = ultraviolet • Istilah ilmiah oryza sativa = padi
Istilah: marketing Variasi istilah: advertise Market target markets Sell Selling Sale Advertising advertising campaigns Advertisement Retail e-commerce
Topik: Pengaruh pemanasan global terhadap migrasi burung-burung
Kata berhubungan: • Perubahan iklim • climate change • Pembakaran hutan • Distribution • aves
Kata kunci: • pemanasan global • global warming • migrasi • migration • burung • Birds • Rumah kaca
Fasilitas Pencarian pada Search Engines
Operator Boole • • • • • • • • •
Operator Boole (AND, OR, NOT) Phrase search (exact search) Truncation (wild card) pemenggalan Pembatasan field Case sensitive (pencarian dengan hurup besar atau kecil) KWIT (Key Word in Title) KWIC (Key Word in Contect) Advanced search dan sebagainya
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan AND Masyarakat
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan OR Masyarakat
Kesehatan
Kesehatan NOT Masyarakat
• AND (+) • NOT (-) • OR
Fasilitas Pencarian pada Google • • • • • • • • •
intitle: allintitle: inurl: allinurl: intext: inanchor: filetype: define: Site:
+ ()
OR “….” ~
default AND
Penggunaan Fasilitas pada Search Engines
SEARCH ENGINE
”hubungan masyarakat”+pemerintahan+Indonesia ”Adnan Buyung”+Ahmadiyah site:kompas.com allintitle:”perpustakaan digital”site:ui.edu (korupsi OR KKN)+”Departemen Agama”filetype:pdf ”undang-undang republik indonesia nomor 32 tahun 2002” “Keputusan Menteri Agama”+”biaya perjalanan ibadah haji” “Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 9 Tahun 1967” “Peraturan Daerah”+” Daerah Khusus Ibukota Jakarta”+”larangan merokok”
Google: Yahoo: InfoSeek: Excit: Goto: Caccha: AOL Anywhere: Vivisimo: Altavista : Lycos: Alltheweb: Ask : Theoma :
http://www.google.com http://www.yahoo.com http://www.infoseek.com http://www.excite.com http://www.goto.com http://www.catcha.com http://www.aol.com http://www.vivisimo.com http://www.altavista.com http://www.lycos.com http://www.alltheweb.com http://www.ask.com http://www.theoma.com
51
Masyarakat
Halaman Muka Web Site Evaluasi Sumber Informasi 1. Otoritas 2. Isi/informasi 3. Kemutakhiran 4. Susunan/Navigasi
Nama Lembaga
Navigasi
Contact, alamat, hak cipta
Logo
Mengetahui Alamat Domain Web •biology.usgs.gov/ •www.javajazzfestival.com •www.biology-online.org •www.biology.arizona.edu •www.parliament.uk/ •www.dprdkutaikartanegara.go.id/ Domain Negara Top Domain .id Nama Lembaga .edu .sg .ui .ac .my .lib .gov .au .diknas .org .uk .yahoo .com .nl .ftui .net .de .mil
Guru, Siswa, Pustakawan
Teliti Cerdas Cermat Komunikatif Rapih Tekun dalam melaksanakan tugas Tidak mudah bosan Peramah, sopan santun Sabar/tidak emosional Memiliki keahlian dibidang perpustakaan
52