PELAKSANAAN PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) PADA KELAS 3 DI SEKOLAH DASAR BAKULAN BANTUL
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Alan Tri Anafi NIM. 10105244020
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2015
Pelaksanaan Pendekatan Belajar .... (Alan Tri Anafi) 1
PELAKSANAAN PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) PADA KELAS 3 DI SEKOLAH DASAR BAKULAN BANTUL
IMPLEMENTATION OF MASTERY LEARNING APPROACH FOR STUDENTS ON GRADE 3 AT SD BAKULAN BANTUL Oleh : Alan Tri Anafi KTP / Teknologi Pendidikan,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) persiapan pelaksanaan pendekatan belajar tuntas, (2) pelaksanaan pendekatan belajar tuntas, (3) faktor penghambat dan faktor pendukung dari pelaksanaan pendekatan belajar tuntas, (4) evaluasi yang dilakukan melalui pendekatan belajar tuntas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian adalah empat guru. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri dengan menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Persiapan pelaksanaan pendekatan belajar tuntas adalah merancang rangkaian kegiatan belajar berupa RPP dan silabus yang mengacu pada kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). 2) Pelaksanaan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) pada kelas 3 di SD Bakulan Bantul antara lain : a) pengenalan karakter para siswa yang dilakukan oleh guru, pengkondisian kelas, dan penyesuaian penjelasan materi, b) Metode yang dilakukan bervariasi untuk mencapai target belajar tuntas yang ditentukan. 3) Faktor penghambat yaitu: a) kegaduhan yang dibuat oleh para siswa selama penjelasan materi, b) tingkat fokus siswa yang tidak bisa tenang untuk waktu yang lama. Faktor pendukung yaitu: a) media yang sudah tercukupi khususnya buku pegangan yang sudah dimiliki oleh seluruh siswa, b) cara guru dalam menyampaikan materi yang tidak monoton, c) materi yang disampaikan oleh guru dilakukan dengan penyesuaian kemampuan siswa yang berbeda-beda. 4) Evaluasi yang dilakukan melalui belajar tuntas yaitu: a) tes tertulis sebagian besar dilakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran dan pelaksanaannya saat penjelasan materi berakhir, b) tes lisan terkadang dilakukan pada mata pelajaran tertentu untuk mengasah kemampuan verbal siswa dan melatih keberanian siswa berbicara di depan kelas. Kata kunci: pendekatan belajar tuntas, belajar tuntas, sekolah dasar
Abstract This research aims to describe (1) preparation for implementation of mastery learning approach, (2) implementation of mastery learning approach, (3) inhibiting factors and supporting factors of exercising mastery learning approach, (4) evaluation did by mastery learning approach. This study used a qualitatif approach. Study subjects were four teachers. Method of collection data is observation, inteviews, and documentation. Research instrument that is researcher with using of observation and interview guides. The data analysis technique used is descriptive qualitative. Results showed that: 1) Preparation for implementation of mastery learning approach is designed some learning activities such as lesson plans and syllabus that refer to Curriculum Education Unit. 2) Implementation of mastery learning approach on class 3 in Bakulan Bantul Primary School are: a) character recognition students by teacher, conditioning class, and explanation of material adjustments, b) varies method to achieve mastery learning specified targets. 3) inhibiting factors are: a) noise made by students as long as explanation of material, b) focus level student that can’t be quiet for a long time. Supporting factors are: a) media has been fulfilled particulary handbook owned by all students, b) teacher ways to present material that isn’t monoton, c) material presented by teacher performed with adjustment ability of differences students. 4) Evaluation did by mastery learning are: a) written test are performed almost in every learning activity and implementation when the material explanation ends, b) oral test sometimes did on specific subject to train verbal students ability and students courage spoke in front of class. Keywords: mastery learning approach, mastery learning, primary school
2 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Desember Tahun ..ke.. 20...
Ketuntasan
PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk meningkatkan
belajar
ini
ditentukan
oleh
kemampuan setiap siswa untuk menguasai
mutu pendidikan di sekolah adalah melalui
sejumlah
proses pembelajaran. Guru sebagai profesi
Semakin tinggi kemampuan siswa menguasai
yang berperan penting dalam peningkatan
kompetensi yang diharapkan akan semakin
mutu, diharapkan mampu mengembangkan
tinggi daya serap yang diperoleh. Dalam
dan
kenyataannya
memilih
strategi
yang
tepat
demi
kompetensi
yang
(berdasarkan
dipelajari.
wawancara
tercapainya tujuan. Suasana belajar siswa
dengan sejumlah guru yang peneliti temui)
sangat tergantung pada kondisi pembelajaran
tidak sedikit siswa yang memiliki kompetensi
dan kesanggupan siswa dalam mengikuti
di
proses pembelajaran. Suasana belajar yang
ditetapkan.Standar yang dimaksud di sini
diharapkan adalah yang mengarah ke suasana
adalah Standar Ketuntasan Minimal (KKM).
berkembang,
mengarah
ke
kondisi
bawah
standar
yang
telah
KKM ini telah ditetapkan oleh guru
pembelajaran yang bermakna (meaningful
sejak
learning).
menetapkan KKM guru tidak sekedar asal
Menurut
Mulyasa
(dalam
Dafid
awal
menetapkan.
tahun
Ada
pelajaran.
beberapa
acuan
Dalam
yang
Armawan, 2011: 1) kualitas pembelajaran
dipergunakan guru dalam menetapkan KKM,
pada suatu sekolah dapat dilihat dari segi
di antaranya input siswa, kompleksitas materi
proses dan segi hasil pembelajaran pada
pelajaran, dan daya dukung. Daya dukung di
sekolah
suatu
sini meliputi sarana/prasarana yang ada
oleh
maupun kemampuan guru itu sendiri. Dengan
pendekatan pembelajaran yang digunakan
ditetapkannya KKM tersebut akan digunakan
oleh guru. Jika pendekatan pembelajarannya
oleh guru dalam menetapkan kebijakan yang
menarik dan terpusat pada siswa (student
berkaitan dengan kemampuan siswa. Guru
centered
dan
akan berusaha semaksimal mungkin agar
perhatian siswa akan terbangkitkan sehingga
semua siswa memiliki kompetensi minimal
akan terjadi peningkatan interaksi siswa
sama dengan KKM yang telah ditentukan.
tersebut.
pembelajaran
dapat
learning)
Keberhasilan dipengaruhi
maka
motivasi
dengan siswa dan siswa dengan guru sehingga
Dari hasil wawancara dengan guru
kualitas pembelajaran dapat meningkat. Minat
kelas tiga di SD Bakulan Bantul, tgl 8 April
adalah variabel penting yang berpengaruh
2014. Ada beberapa siswa yang mengalami
terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita
kesulitan untuk memahami materi belajar
yang diharapkan seperti yang dikemukakan
yang disampaikan oleh guru. Hal tersbut
Effendi (dalam Dafid Armawan, 2011: 1)
disebabkan karena siswa kurang konsentrasi
bahwa belajar dengan minat akan lebih baik
dan kurang serius untuk memahami materi
daripada belajar tanpa minat.
yang disampaikan oleh guru. Motivasi belajar
oleh
Masalah klasik yang sering dialami
yang dimiliki oleh siswa juga masih kurang
guru
sehingga mereka sering membuat kegaduhan
adalah
ketuntasan
belajar.
Pelaksanaan Pendekatan Belajar .... (Alan Tri Anafi) 3
di kelas saat guru menjelaskan materi yang
berbasis kompetensi, berarti pembelajaran
disampaikan. Cara pendekatan belajar yang
tuntas
dilakukan
dengan
dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik-
menggunakan metode pembelajaran yang
baiknya oleh seluruh warga sekolah khusunya
disesuaikan
pelajaran,
pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya.
menggunakan alat peraga gambar atau video
Untuk itu, perlu adanya panduan yang
pembelajaran,
memberikan
oleh
guru
dengan
dan
adalah
materi
pemberian
bimbingan
merupakan
arah
sesuatu
serta
yang
petunjuk
harus
bagi
belajar khusus bagi siswa yang lambat. Dari
pendidikan dan tenaga
kelas yang diampu oleh guru tersebut terdapat
sekolah tentang bagaimana pembelajaran
enam anak yang mengalami kesulitan dalam
tuntas
belajar, maka dari itu perlu penanganan
mencapai dan memenuhi ketuntasan belajar
khusus dari anak tersebut dan siswa yang
tersebut langkah berikutnya adalah melalui
lainnya memperoleh pembelajaran pengayaan.
proses pembelajaran perbaikan (remedial
Di kelas 3 di Sekolah Dasar Bakulan
seharusnya
kependidikan di
dilaksanakan.
Untuk
teaching).
Bantul terdapat 20% siswa yang gagal dalam
Pembelajaran perbaikan merupakan
mamahami materi dari guru. Di kelas tersebut
layanan pendidikan yang diberikan kepada
nilai terendah yang didapat dalam beberapa
peserta didik tertentu untuk memperbaiki
pelajaran adalah 6,0 namun untuk mata
prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria
pelajaran Matematika ada siswa yang hanya
ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami
memperoleh 3,4. Hal tersebut bisa dijadikan
konsep penyelenggaraan model pembelajaran
dasar bahwa beberapa siswa belum bisa
perbaikan, terlebih dahulu perlu diperhatikan
memahami materi secara sempurna, entah itu
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
kesalahan cara mengajar yang digunakan oleh
(KTSP)
guru atau karakteristik siswa yang berbeda-
Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan
berbeda. Untuk pendekatan pembelajaran
Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan
tuntas haruslah guru membimbing setiap
sistem pembelajaran berbasis kompetensi,
murid supaya mereka bisa paham apa yang
sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran
telah diajarkan oleh guru kelas.
yang memperhatikan perbedaan individual
Pendekatan
pembelajaran
yang
diberlakukan
berdasarkan
tuntas
peserta didik. Sistem dimaksud ditandai
adalah salah satu usaha dalam pendidikan
dengan dirumuskannya secara jelas standar
yang bertujuan untuk memotivasi peserta
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD)
didik untuk mencapai penguasaan (mastery
yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan
level) terhadap kompetensi tertentu. Dengan
SK dan KD setiap peserta didik diukur
menempatkan pembelajaran tuntas (mastery
menggunakan sistem penilaian acuan kriteria.
learning) sebagai salah satu prinsip utama
Jika seorang peserta didik mencapai standar
dalam mendukung pelaksanaan kurikulum
4 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Desember Tahun ..ke.. 20...
tertentu maka peserta didik dinyatakan telah
maupun yang khusus; 2) menjabarkan materi
mencapai ketuntasan.
pelajaran atas sejumlah unit pelajaran yang
Apabila dijumpai adanya peserta didik
dirangkaikan, yang masing-masing dapat
yang tidak mencapai penguasaan kompetensi
diselesaikan dalam waktu kurang lebih dua
yang
muncul
minggu; 3) memberi pelajaran secara klasikal,
permasalahan mengenai apa yang harus
sesuai dengan unit pelajaran yang sedang
dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan
dipelajari; 4) memberikan tes kepada siswa
yang diperlukan adalah pendekatan belajar
pada akhir masing-masing unit pelajaran,
tuntas
Dengan
untuk mengecek kemajuan masing-masing
tuntas
siswa dalam mengolah materi pelajaran. Tes
(mastery learning) bagi peserta didik yang
bersifat formatif yaitu bertujuan mengetahui
belum mencapai tingkat ketuntasan belajar,
sampai berapa jauh siswa berhasil dalam
maka peserta didik ini diberi bimibingan
pengelolaan
belajar khusus dengan dilakukan program
progress test). Dalam testing formatif ini,
remedial untuk mengerjakan soal remidi
diterapkan norma yang tetap dan pasti,
dengan
telah
ditentukan,
(mastery
dilakukannya
learning).
pendekatan
tingkat
kemampuan memenuhi
maka
belajar
kesulitan
siswa. nilai
Siswa
KKM
materi
sesuai
misalnya
yang
sudah
pertanyaan dalam tes dijawab betul, supaya
soal
siswa
dinyatakan
85%
(diagnostic
soal
diberikan
minimal
pelajaran
berhasil
dari
jumlah
atau
telah
pengayaan yang tingkat kesulitannya lebih
menguasai tujuan pembelajaran. ; 5) siswa
tinggi
belum mencapai tingkat penguasaan yang
supaya
dapat
meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan kognitifnya.
dituntut,
“Belajar tuntas adalah sebuah filsafat tentang
kegiatan
khusus,
misalnya bantuan dari seorang teman yang bertindak sebagai tutor, mendapat pengajaran
implementasi
dalam kelompok kecil, disuruh mempelajari
pembelajaran” (Burns, 1987 dalam Tarsidi,
buku pelajaran lain, mengambil unit pelajaran
2008: 5). Sebagai filsafat, belajar tuntas
yang telah diprogramkan; 6) setelah semua
memandang masing-masing siswa sebagai
siswa mencapai tingkat penguasaan pada unit
individu yang unik, yang berbeda antara satu
pelajaran bersangkutan, barulah guru mulai
dengan lainnya, yang mempunyai hak yang
mengajarkan unit pelajaran berikutnya.
teknik
siswa
pertolongan
dan
seperangkat
belajar
diberikan
sama untuk mencapai keberhasilan belajar optimal. Untuk
Tujuan dilaksanakannya belajar tuntas menurut Noehi Nasution (2003: 199) bahwa
mengatasi
yang
satu konsep belajar yang menitikberatkan
dilimpahkan kepada guru secara operasional,
kepada penguasaan penuh atau learning for
Bloom (Winkel, 1996: 415) menyiapkan
mastery. Penguasaan penuh atau mastery
langkah-langkah
dalam pembelajaran yang berarti “menguasai”
sebagai
kesalahan
berikut:
1)
menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang
atau
“memperoleh”
kecakapan
khusus.
harus dicapai, baik yang bersifat umum
Mastery adalah sebuah pernyataan tentang
Pelaksanaan Pendekatan Belajar .... (Alan Tri Anafi) 5
penguasaan dengan sempurna terhadap tujuan
pengumpulan data awal, 2) tahap penyusunan
akhir pembelajaran.
proposal, 3) tahap perijinan surat penelitian, 4) tahap pengumpulan dan analisis data, dan
METODE PENELITIAN
5) tahap penyusunan laporan.
Pendekatan Penelitian
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian
ini
menggunakan
Metode
yang
dilakukan
ketika
pendekatan penelitian kualitatif. Menurut
penelitian yaitu observasi, wawancara, dan
Sugiyono (2010: 285) dalam pandangan
dokumentasi. Observasi dilakukan di dalam
penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik
kelas
(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan),
melakukan
observasi
sehingga
bagaimana
cara
peneliti
kualitatif
tidak
akan
3
SD
Bakulan
Bantul.
untuk
Peneliti
menemukan
guru dalam
melakukan
menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan
pembelajaran. Pendekatan belajar tuntas yang
variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi
dianut oleh para guru diamati oleh peneliti
sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat
saat
(place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity)
bentuk praktek kegiatan belajar mengajar.
yang berinteraksi secara sinergis. Situasi
mengimplementasikannya
untuk
sosial ini di dalam kelas adalah ruang kelas;
mengetahui apa yang terkandung
dalam
guru-murid, serta aktivitas proses belajar
pikiran dan hati orang lain, bagaimana
mengajar.
pendangannya tentang dunia, yaitu hal-hal
Lokasi, Setting dan Waktu Penelitian
yang
ini
dilakukan
di
SD
tidak
observasi.
wawancara
dalam
ialah
Penelitian
Tujuan
ke
dapat Setiap
kita kali
ketahui kita
melalui
mengadakan
Bakulan, yang merupakan salah satu sekolah
wawancara, kita harus menjelaskan apa tujuan
dasar yang terletak di Bakulan, Patalan, Jetis,
kita berwawancara dengan dia, keterangan apa
Bantul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
yang kita harapkan daripadanya.
Setting penelitiannya dilakukan di dalam
Dalam penelitian deskriptif kualitatif
kelas. Waktu penelitian dilaksanakan pada
tidak ada pilihan lain daripada menjadikan
bulan Agustus 2014 sampai Bulan September
manusia sebagai instrumen penelitian utama.
2014.
Disamping itu juga menggunakan pedoman
Subjek Penelitian
observasi, pedoman wawancara, dan pedoman
Subyek dalam penelitian ini adalah
dokumentasi sebagai kelengkapan. Alasannya
fokus pada 4 orang guru kelas 3 SD Bakulan.
ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai
Dengan demikian subyek penelitian ini
bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian,
berjumlah 4 orang.
prosedur
Prosedur
dikumpulkan, itu semuanya tidak dapat
Prosedur dalam penelitian ini terbagi menjadi
tiga
tahap,
yaitu
1)
tahap
penelitian,
data
yang
akan
ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.
6 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Desember Tahun ..ke.. 20...
Dari hasil observasi dan wawancara
Teknik Analisa Data Teknik analisis data menggunakan
yang
dilakukan
di
lapangan
dapat
teknik deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini
dijelaskan bahwa ada tiga guru yang
terbagi dalam 4 tahap, yaitu 1) pengumpulan
menyesuaikan
data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, dan 4)
ditentukan yaitu guru kelas, guru PKn, dan
kesimpulan/verifikasi.
guru bahasa Inggris. Sedangkan guru
Hasil Penelitian dan Pembahasan
agama masih memperhatikan sejauh mana
1. Persiapan Pelaksanaan Belajar Tuntas
para siswa di dalam menguasai materi.
pada Kelas 3 di SD Bakulan Bantul
Pendirian
jadwal
para
yang
guru
yang
sudah
menganut
Hasil temuan yang ada di lapangan,
penguasaan materi ialah bahwa faktor
persiapan pelaksanaan pendekatan belajar
waktu sangat esensial untuk menguasai
tuntas adalah para guru membuat silabus
bahan pelajaran tertentu sepenuhnya.
dan
RPP.
Persiapan
dilakukan
Jika hasil temuan di atas disinggung
merupakan antisipasi dan perkiraan tentang
dengan The Winnetka Plan (dalam Tarsidi,
apa
2008:
yang
akan
yang
dilaksanakan
dalam
2)
bahwa
pengajaran sehingga tercipta suatu suatu
diorganisasikan
situasi yang memungkinkan terjadinya
kegiatan belajar yang dirumuskan dengan
proses belajar mengajar. Persiapan tersebut
baik. Setiap unit terdiri dari sekumpulan
meliputi tujuan apa yang hendak dicapai,
materi kegiatan belajar yang disusun secara
bahan pelajaran, proses belajar mengajar,
sistematis untuk mencapai tujuan unit yang
dan alat untuk mengukur tercapainya
ditetapkan.
tujuan.
terhadap setiap unit merupakan persyaratan Untuk
belajar
persiapan
tuntas,
menentukan
para
pelaksanaan guru
tersebut
prasyarat-prasyarat
ke
pembelajaran dalam
Penguasaan
unit-unit
yang
lengkap
bagi siswa sebelum dapat maju ke unit berikutnya.
untuk
Persiapan bukan
penentuan standard guru menyesuaikan
administrasi,
dengan
Sebelum
bagian integral dari proses pekerjaan
mengajar guru juga menentukan dan
profesional, sehingga berfungsi sebagai
merumuskan tujuan belajar itu sendiri.
pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dasar perencanaan pembelajaran yaitu
Dengan
mengajar
perencanaan
siswa
pengetahuan
KTSP.
untuk
tentang
menguasai
sebagai
dibuat
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
kurikulum
hanya
pembelajaran
namun
pelengkap
disusun
demikian, pembelajaran
sebagai
penyusunan merupakan
konsep-konsep
suatu keharusan karena didorong oleh
berbeda dengan mengajar kepada para
kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran
siswa yang diarahkan pada perubahan-
terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran
perubahan sikap.
yang ingin dicapai.
Pelaksanaan Pendekatan Belajar .... (Alan Tri Anafi) 7
Pendapat
yang
diungkapkan
menurut Wina Sanjaya (2011: 25) tahap
yang memiliki kemampuan sedang, dan siswa yang mempunyai bakat tinggi.
persiapan merupakan langkah awal yang
Langkah kedua yang dilakukan
harus dirancang secara matang agar proses
guru dalam melaksanakan belajar tuntas
belajar mengajar sesuai dengan tujuan.
ialah pengkondisian kelas. Ditemukan
Berdasarkan
atau
berbagai cara pengkondisian kelas yang
pelaksanaan
dilakukan guru. Dari hasil temuan di
pendekatan belajar tuntas dapat dilihat
lapangan, guru melakukan pengkondisian
bahwa guru memiliki upaya sistematis
sesuai
yang
penyusunan
melakukan pengkondisian kelas guru
rangkaian tindakan yang dilakukan untuk
tidak selalu menggunakan cara yang sama
mencapai tujuan pembelajaran dengan
secara berulang-ulang. Salah satu cara
mempertimbangkan sumber-sumber yang
yang
tersedia. Lebih lanjut dikatakan bahwa
mengkondisikan kelas dengan mengajak
perencanaan
hasil
siswa berperan aktif. Siswa yang tadinya
berpikir yang mendalam. Hasil dari proses
tidak fokus mengikuti pelajaran menjadi
pengkajian dan mungkin penyeleksian dari
ingin ikut terlibat.
tahap
perencanaan
persiapan
dalam
menggambarkan
merupakan
proses
dengan
dilakukan
berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi.
penyebabnya.
Peneliti
guru
Agar
materi
Untuk
dalam
yang
disampaikan masuk ke otak para siswa
2. Langkah atau Prosedur Pelaksanaan
maka guru sering melakukan penguatan.
Belajar Tuntas pada Kelas 3 di SD
Hampir semua materi yang diajarkan
Bakulan Bantul
guru
Berdasarkan hasil dari lapangan,
ke
siswa
disesuaikan
dengan
kemampuan siswa. Guru menyesuaikan
bahwa langkah pertama dalam melakukan
metode
belajar tuntas yaitu pengenalan karakter.
Penyampaian materi dengan keterangan
Guru
baru
singkat tapi jelas dan selain itu juga
melakukan penganalan terhadap karakter-
memberikan ilustrasi, menghubungkan
karakter yang dimiliki oleh para siswa.
dengan masalah lain, dan memberikan
Guru
contoh yang telah dikenal oleh siswa.
di
awal
mengamati
mengajak
tahun
setiap
berbicara
ajaran
siswa
tentang
dan
apakah
yang
paling
tepat.
hal-hal
Seperti yang dikatakan oleh Jamil
pribadi. Meskipun terdapat bermacam-
bahwa mengajar merupakan suatu seni
macam karakter di kelas 3 ini, ditemukan
untuk
3 macam karakter siswa yang menonjol. 3
keterampilan,
macam karakter itu adalah karakter siswa
diarahkan oleh nilai-nilai pendidikan,
yang sering membuat keributan, siswa
kebutuhan-kebutuhan
mentransfer dan
pengetahuan, nilai-nilai
individu
yang
siswa,
kondisi lingkungan, dan keyakinan yang
8 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Desember Tahun ..ke.. 20...
dimiliki
oleh
Suprihatiningrum, transfer
tersebut
guru
(Jamil
2013:61).
Agar
dapat
siswa. 4) Guru memberikan petunjukpetunjuk yang jelas.
berlangsung
Penjelasan menurut (Hasibuan &
dengan lancar, guru paling tidak harus
Moedjiono, 2012:3) mengajar adalah
senantiasa
penciptaan
melakukan
menggerakkan,
tiga
hal:
membangkitkan,
menggabungkan
seluruh
1) dan
kemampuan
sistem
lingkungan
yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem
lingkungan
ini
terdiri
yang dimiliki siswa. 2) Menjadikan apa
komponen-komponen
yang ditransfer menjadi sesuatu yang
mempengaruhi,
menantang diri siswa sehingga muncul
pembelajaran yang ingin dicapai, materi
motivasi
untuk
yang diajarkan, guru dan siswa yang
secara
harus memainkan peranan serta ada
ditransfer
dalam hubungan sosial tertentu, jenis
keterkaitan
kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan
dari
mempelajarinya. mendalam
siswa 3)
materi
sehingga
mengkaji yang
menimbulkan
dengan pengetahuan yang lain.
yang
dari saling
yakni
tujuan
prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Pengelolaan di kelas 3 dengan
Para guru yang efektif memberikan
cara penciptaan dan pemeliharaan kondisi
presentasi dan penjelasan yang jelas, dan
belajar yang optimal yaitu: 1) guru
perintah mereka menganai pencatatan
menunjukkan
melalui
secara terperinci. Guru juga memiliki
siswa
prosedur yang mengatur pembicaraan,
perbuatan,
sikap
sikap
tanggap
tanggap
ini
merasakan bahwa guru ada bersama mereka dan tahu apa yang mereka
partisipasi, dan tingkah laku siswa. 3. Faktor
Penghambat
dan
Faktor
perbuat. Kesan ini dapat ditunjukkan
Pendukung dari Pelaksanaan Belajar
dengan cara mengamati para siswa secara
Tuntas pada Kelas 3 di SD Bakulan
seksama, mendekati siswa, memberikan
Bantul
pertanyaan,
a. Faktor Penghambat
terhadap
dan
memberikan
gangguan
kegaduhan
Dari hasil wawancara keempat
siswa. 2) Guru melakukan pengkondisian
guru di atas dapat dijelaskan bahwa
kelas
sebagian besar faktor penghambat dari
yang
efektif
serta
reaksi
ditandai
dengan
pembagian perhatian yang efektif pula.
pelaksanaan proses
Perbuatan
dapat
disebabkan oleh para siswa. Guru kelas
dikerjakan secara visual dan verbal. 3)
yang menggambarkan bahwa anak-anak
Guru memusatkan perhatian kelompok
yang
untuk mempertahankan perhatian siswa
menyebabkan proses belajar mengajar
dari waktu ke waktu dan dapat dilakukan
terhambat. Guru agama dan bahasa
dengan cara menuntut tanggung jawab
Inggris menyebutkan tingkat motivasi
membagi
perhatian
membuat
belajar mengajar
keributan
di
kelas
para siswa yang rendah terhadap materi
Pelaksanaan Pendekatan Belajar .... (Alan Tri Anafi) 9
pelajaran menjadi salah satu faktor
itu mencatat soal atau menjawab soal.
penghambat proses belajar mengajar.
Kegiatan
b. Faktor Pendukung
menyita waktu mereka di dalam berpikir.
latihan
soal
cukup
untuk
Pemberian mata pelajaran dengan
Yang tadinya mereka kurang fokus di saat
penjelasan yang lebih mendekati realitas
saya menjelaskan materi, tiba-tiba siswa
kehidupan sehari-hari, membuat hasil
menjadi aktif belajar waktu pengerjaan
belajar lebih bermakna. Mata pelajaran
latihan soal. Pekerjaan (tes) para siswa
tidak
dicocokkan
lagi
dianggap
terpisah
tetapi
dengan
cara
ditukarkan
merupakan bagian dari kehidupan. Anak
dengan teman lainnya. Guru juga kurang
didik
mata
teliti waktu pencocokkan tersebut, guru
pelajaran sebagai teori tanpa guna, tetapi
mengawasi saja mereka yang sering
ia dianggap sebagai mata pelajaran yang
membenarkan
hasil
Padahal
tidak
lagi
dari
menganggap
mempelajarinya
dapat
guru
hasil tahu
mereka
sendiri.
kalau
mereka
digunakan untuk memecahkan berbagai
melakukan kesalahan, sehingga guru
masalah kehidupan di luar sekolah.
kadang-kadang memberi PR setelah tes.
melalui
Dalam pelaksanaan observasi, ada
Pendekatan Belajar Tuntas pada Kelas
beberapa tes yang dilakukan secara lisan
3 di SD Bakulan Bantul
maupun perbuatan. Pada mata pelajaran
4. Evaluasi
yang
Dari
9
Dilakukan
mata
yang
tertentu guru menggunakan tes lisan
diberikan di kelas 3 memiliki nilai KKM
karena lebih mudah dan sesuai dengan
yang berbeda-beda. Terdapat 4 mata
materi
pelajaran yang nilai KKM nya 65,00
kemampuan afektif dan motoriknya akan
yaitu
berkembang.
Pendidikan
pelajaran
Agama,
Bahasa
yang
diajarkan.
Siswa
Selain
diajak
itu,
untuk
Indonesia, Matematika, dan IPA. 3 mata
merespon pertanyaan-pertanyaan yang
pelajaran bernilai KKM 64,00 yaitu
diberikan oleh guru pada saat proses
Pendidikan Kewarganegaraan, IPS, dan
belajar
Bahasa Jawa. 2 mata pelajaran yang
pelajaran Bahasa Indonesia misalnya,
lainnya
yaitu
guru kelas beberapa kali menerapkan tes
Kesenian dan Bahasa Inggris. Keempat
lisan dalam proses belajar mengajar. Pada
mata pelajaran yang bernilai KKM 65,00
saat meteri yang di dalamnya terdapat
merupakan mata pelajaran pokok yang
sebuah percakapan maka guru tidak akan
harus dipelajari secara baik oleh para
berceramah. Guru meminta para siswanya
siswa kelas 3.
untuk membacakan percakapan.
bernilai
Guru
KKM
melakukan
60,00
tes
mengajar
berlangsung.
Mata
setelah
Adapun tujuan penilaian hasil
selesai menjelaskan materi. Waktu tes itu
belajar menurut Zaenal Arifin (2012: 15)
siswa tertuju perhatiannya pada soal. Baik
adalah: 1) Untuk mengetahui tingkat
10 Jurnal Teknologi Pendidikan Edisi Desember Tahun ..ke.. 20...
penguasaan peserta didik terhadap materi
menyampaikan
yang diberikan. 2) Untuk mengetahui
kepada siswa.
materi
pembelajaran
kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program
SIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran.
Simpulan
3)
Untuk
mengetahui
tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil
Berdasarkan
hasil
yang
telah
penelitian
kompetensi dan kompetensi dasar yang
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
telah ditatapkan. 4) Untuk mendiagnosis
tahapan persiapan pelaksanaan pendekatan
keunggulan dan kelemahan peserta didik
belajar tuntas pada kelas 3 di SD Bakulan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Bantul
Keunggulan peserta didik dapat dijadikan
pembelajaran, bahan pelajaran yang dapat
dasar bagi guru untuk memberikan
mencapai tujuan, proses belajar mengajar
bantuan dan bimbingan.
yang akan diciptakan, penggunaan alat untuk
tes
perbuatan
peneliti
pembahasan
dari
belajar peserta didik dengan standar
Untuk
dan
uraian
yaitu
menentukan
tujuan
mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran.
menggolongkannya ke dalam tes praktek.
Dalam
Mata pelajara yang menggunakan tes ini
kurikulum yang dipakai untuk mengajar kelas
yaitu Pendidikan Agam Islam, Bahasa
3 masih menggunakan kurikulum yang lama
Indonesia,
sehingga dalam pembuatan RPP dan silabus
dan
Bahasa
Jawa.
Pada
merancang
mengacu
pada
RPP
dan
silabus,
pembelajaran shalat, siswa diajak untuk
guru
kurikulum
KTSP
membacakan hafalan-hafalan shalat di
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
depan guru. Materi percakapan pada
Pelaksanaan pendekatan belajar tuntas
Bahasa Indonesia, para siswanya diminta
pada kelas 3 adalah pengenalan karakter para
untuk mebacakan sebuah percakapan di
siswa
depan kelas. Saat mempelajari Aksara
pengkondisian
Jawa, guru mengajak siswa mengeja
penjelasan materi. Metode yang dilakukan
tulisan-tulisan yang ada di papan tulis
bervariasi untuk mencapai target belajar
dan juga membaca sebuah kalimat dalam
tuntas
tulisan Aksara Jawa. Hal ini sesuai
menggunakan cara verbal yaitu berceramah
dengan pendapat Sukardi (2012: 5) yang
dalam menjelaskan materi kepada seluruh
menjelaskan
evaluasi
siswa, terkadang juga mengajak siswa untuk
pembelajaran merupakan inti bahasan
berperan aktif di dalam pembelajaran yang
evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup
dilakukan.
bahwa
kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar.
Evaluasi
yang
yang
dilakukan kelas,
dan
ditentukan.
oleh
guru,
penyesuaian
Terkadang
Faktor penghambat dari pelaksanaan
pembelajaran
belajar tuntas adalah tingkat fokus siswa yang
kegiatannya termasuk kegiatan yang
tidak bisa memperhatikan penjelasan guru
dilakukan oleh seorang guru dalam
dalam waktu yang lama dan kegaduhan yang
Pelaksanaan Pendekatan Belajar .... (Alan Tri Anafi) 11
sering dibuat oleh siswa sehingga mereka
DAFTAR PUSTAKA
tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran.
Dafid Armawan. (2011). Belajar Tuntas (Mastery Learning) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas XI-2 Jurusan TKR SMKN 1 Sayegan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY.
Sedangkan
faktor
pendukungnya
adalah
media yang sudah tercukupi khususnya buku pegangan yang sudah dimiliki oleh seluruh siswa, cara guru dalam menyampaikan materi
rapi dengan adanya RPP dan silabus, dan
Hasibuan & Moedjiono. (2012). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
materi yang disampaikan oleh guru dilakukan
Jamil
yang tidak monoton, perencanaan yang sudah
dengan penyesuaian kemampuan siswa yang berbeda-beda. Tes yang dilakukan melalui belajar tuntas pada kelas 3 di SD Bakulan Bantul terdapat dua jenis tes, yaitu tes tertulis dan tes lisan.
Nasution, Noehi. (1994). Materi Pokok Psikologi Pendidikan (BUKU IV.8A). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Saran a. Guru Persiapan pelaksanaan belajar tuntas pada kelas 3 di SD Bakulan Bantul sebaiknya tidak hanya membuat RPP dan silabus, namun perlu
Suprihatiningrum. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
diperhatikan
juga
bagaimana
mengantisipasi hambatan-hambatan yang ada
Sukardi. (2012). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Tarsidi. (2008). Belajar Tuntas (Mastery Learing): Sejarah, Deskripsi dan Implikasi. Diakses dari http://file.upi.edu pada 10 April 2014.
saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. b. Kepala sekolah Kepala
Sekolah
hendaknya
melakukan sosialisasi kepada para guru agar setiap
kali
mempersiapkan
mengajar pelaksanaan
belajar tuntas dengan baik.
guru
lebih
pendekatan
Wina Sanjaya. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Winkel, W S. (1996). Psikologi Sosial. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Zaenal Arifin. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.