Pelaksanaan Pelatihan Diklat Guru Di BP Dikjur Jawa Tengah Duwi Listianto (09320047) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah penelitian ini adalah ingin melihat peningkatan kompetensi keahlian melalui pelaksanaan diklat dan uji guru yang di selenggarakan oleh BP Dikjur Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dari awalnya BLPT hingga menjadi BP DIKJUR dan mengetahui proses diklat guru maupun uji yang di mulai tahun 2004 sampai dikeluarkannnya peraturan gubernur No. 39 tahun 2008 dan sampai saat ini.yang dilaksanakan di BP DIKJUR. Lokasi penelitian ada dua lokasi yaitu di BP DIKJUR Semarang dan BP DIKJUR Satker pati dengan fungsi sebagai lembaga yang menyediakan berbagai diklat yang didukung oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan pengumpulan data metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan metode key informan, informasi dan triangulasi. Untuk memperoleh data penelitian peenulis melakukan wawancara secara langsung dengan nara sumber yaitu kepala, Ka prog jurusan, Kasi pelatihan diklat ,karyawan, instruktur dan peserta diklat siswa di BP DIKJUR Jawa Tengah maupun yang di BP DIKJUR Satker pati. Hasil penelitian adalah sejarah BLPT Semarang hingga menjadi BP DIKJUR Jawa Tengah dan proses pelaksanaan pelatihan diklat guru didukung dengan semua elemen terkait dengan didasari kerjasama team dari segi instruktur BP Dikjur yang mempunyai sertifikat acessor yang dikeluarkan oleh LSP menjadikan pelatihan lebih berbobot dan elemen lainnya segi administrasi, segi peserta pelatihan, materi pelatihan, fasilitas pelatihan dll yang mengarah pada peningkatan praktek guru di wilayah Jawa Tengah tepatnya mulai tahun 2009 hingga tahun 2013 ini baru terlihat keberhasilannya. Kata Kunci : diklat guru, pelatihan, BP Dikjur
PENDAHULUAN Dalam perkembangan pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan di bidang pendidikan tentunya.Era globalisasi sekarang ini,sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama,agar suatu bangsa dapat berkompetisi.Sehubungan dengan hal tersebut pendidikan non-formal merupakan salah satu wahana dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini, pendidikan teknologi dan kejuruan mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan perkembangan teknologi di Indonesia. Maka disini di Balai Pendidikan dan Kejuruan atau lebih dikenal dengan BP DIKJUR Jawa Tengah sebagai salah satu lembaga pendidikan dibawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. BP DIKJUR Jawa Tengah yang dimana pada fungsinya mempunyai visi dan misi yang salah satunya mencerdaskan anak bangsa. BP DIKJUR Jawa Tengah yang dulu dikenal sebagai BLPT (Balai Latihan Pendidikan Teknik) yang didirikan oleh pemerintah yang digunakan sebagai lembaga pendidikan tempat mengadakan latihan praktek yang disediakan secara terpusat bagi siswa STM yang disebut sekolah induk.Balai Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
39
Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) dibangun untuk pertama kalinya pada tahun 1979 atas bantuan pinjaman dari Bank Dunia dan didirikan di Medan, Jakarta, Bandung,Surabaya dan Ujung Pandang kemudian ditambah didirikan di Padang, Palembang, Semarang dan Yogyakarta. Di Indonesia ada 9 BLPT dan salah satu diantaranya adalah BLPT Semarang yang diresmikan tanggal 31 Maret 1981 di Yogyakarta oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr.Daoet Joesoef. Berdirinya BLPT tidak luput dari teknologi yang semakin maju dan dituntut anak – anak STM pada saat itu setelah lulus harus siap kerja. Siswa STM prakteknya dilakukan di sekolahnya masing – masing jam pembelajarannya tidak sesuai dengan dunia kerja yaitu untuk teori 75 % dan 25 % untuk praktek, dengan kondisi seperti itu lulusan STM pada saat itu belum sesuai dengan harapan dunia kerja. Dengan adanya BLPT dulu pemerintah mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu siswa lulusan dari STM yang mampu bekerja secara profesional sesuai dengan kompetensi yang dipelajarinya, out put dari BLPT masih bisa dikatakan siap latih yang dimaksud siap latih yaitu mudah untuk mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan pada job – job yang dibidangi di dunia kerja. Fungsi dan peranan BLPT dulu adalah: (1). sebuah tempat untuk melakukan pelajaran praktek pendidikan Teknik bagi siswa STM yang di tunjuk pada suatu kota yang ada di BLPT di Indonesia dan juga sebagai pelaksanaan kurikulum pada tingkat STM pada waktu itu;(2). sebagai lembaga latihan pendidikan teknik BLPT mempunyai peranan sebagai proyek dalam rangka program peningkatan mutu pendidikan teknik dengan tujuan agar ketrampilan murid – murid STM mampu mengikuti perkembangan teknologi; (3). Balai Latihan Pendidikan Teknik ( BLPT ) juga mempunyai tugas turut mengembangkan sistem serta cara latihan (method of training ) yang lebih efektif dan efisien bagi pendidikan teknologi. Sistem pembelajaran yang dilaksanakan di BLPT Semarang pada saat itu 75 % untuk praktek dan 25 % untuk teori.Teori disini bukan berarti teori yang sama pada teori di SMK induk yaitu beberapa teori yang berkaitan dengan praktek yaitu hanya sebagai penunjang praktek seperti pengarahan kerja,langkah – langkah kerja dan keselamatan kerja. Dari hasil kegiatan praktek di BLPT diharapkan siswa memiliki skill atau ketrampilan yang mampu bersaing dengan dunia industri.BLPT berdiri atas bantuan Bank Dunia mempunyai taraf standar nasional diantaranya peralatan yang berkualitas tinggi dan tenaga pengajar yang terampil karena sudah melalui pembelajaran yang khusus yang berorientasi ke skill. BP DIKJUR Jawa Tengah diharapkan mampu untuk memberikan sumbangsihnya kepada dunia pendidikan tentunya. Hal ini juga berkaitan dengan tugas pokok yang jelas sebagai suatu lembaga yang bisa memberikan pelatihan dan pengujian pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan disini yang dimaksud adalah pendidikan yang berbasis teknik. Akhir – akhir ini banyak bermunculan jurusan jurusan teknik baru yang akan menambah jumlah ruang dan instruktur yang lebih banyak agar materi diklat dapat tersampaikan dengan baik menurut kapasitasnya. Tahun 2009 BP DIKJUR Semarang membuat anak cabang di daerah Pati Jawa Tengah dengan nama BP DIKJUR SATKER Pati (Balai Pengembangan Pendidikan dan Kejuruan Satuan Kerja Pati) Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
40
yang dimana fungsi dan tugas kerjanya hampir sama dengan BP Dikjur Semarang akan tetapi terdapat sedikit perbedaan. Jadi selain jurusan teknik bangunan, teknik elektronika, teknik listrik, teknik mesin dan teknik otomotif.Ada dua tambahan jurusan teknik yang ada di Pati yaitu antara lain teknik body otomotif dan food processing. Penambahan jurusan ini dikarenakan bertambahnya jurusan baru yang ada pada SMK yang diharapkan mampu menambah nilai kompetensi dari masing - masing peserta diklat nantinya. Lokasinya yang berada di Karisidenan Pati dianggap lebih strategis dalam jangkauan kota Jepara, Kudus, Rembang, Purwodadi diharapkan akan mempermudah peserta diklat untuk menjangkaunya. Jadi selain tambahan dua jurusan tersebut diharapkan akan mempermudah pembagian tempat pelaksanaan pelatihan antara di Pati dan di Semarang. Khusus untuk daerah Karisidenan Pati akan ditempatkan di BP Dikjur Satker Pati, tetapi untuk wilayah Semarang ke barat akan ditempatkan di BP Dikjur Semarang tetapi tidak menutup kemungkinan karena jumlah peserta pelatihan yang cukup banyak akan membuat penempatan peserta berdasarkan tempat terdekat dari daerahnya masing - masing, bisa saja dari daerah barat Semarang di tempatkan di daerah Pati begitu juga sebaliknya. Pembagian tempat berdasarkan jurusan ataupun kompetensi yang akan diberikan kepada peserta pelatihan. BP DIKJUR Jawa Tengah yang dahulunya sebagai tempat praktek anak SMK N 1 , 3 , 4 , 5 Semarang sekarang menjadi lembaga diklat provinsi Jawa Tengah yang dalam pelaksanaannya lebih meluas lagi, yang dulunya hanya melatih Siswa STM sekarang menjadi pelatihan untuk guru dan toolman se Jawa Tengah. Meningkatnya program pelatihan sampai sekarang dikarenakan perubahan status dari BLPT menjadi BP Dikjur Jawa Tengah pada tahun 2008 maka pada saat itu juga beralihlah tugas dan fungsi dari BP Dikjur Jawa Tengah ,jadi lebih komplek dan lebih luas. BP DIKJUR sebagai lembaga diklat memberikan bermacam – macam program pelatihan yang selalu dilaksanakan tiap tahunnya hingga sekarang. Diklat dan uji guru di BP Dikjur merupakan program yang diharapkan mampu meningkatkan kompetensi guru yang akan berdampak pada dunia SMK yang berada di Jawa Tengah. Berangkat dari keadaan tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengupas apa saja yang terdapat dalam proses pelaksanaan diklat dan uji sehingga hasil dari pelaksanaan dapat terlihat dengan jelas.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pendidikan Mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Dari segala bahasa, mendidik adalah kata kerja sedangkan pendidikan adalah kata benda.Kalau kita mendidik,kita melakukan suatu kegiatan atau tindakan.Kegiatan mendidik menunjukkan adanya yang mendidik dari satu pihak dan yang di didik di lain pihak. Dengan kata lain,mendidik adalah suatu kegiatan yang mengandung komunikasi antara dua orang manusia atau lebih. Pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang – orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
41
yang sesuai dengan cita – cita pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. Pendidikan adalah proses bantuan dan pertolongan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik atas pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya secara optimal. Pengertian Pelatihan Pelatihan adalah kegiatan yang sangat penting dan bermanfaat untuk memberikanpengetahuan dan ketrampilan dan sikap kepada peserta pelatihan sehingga dapat dijadikan bekal untuk membuka usaha baru dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau meningkatkan taraf hidup serta menambah kesejahteraan bagi masyarakat atau individu yang bersangkutan. Banyak ahli berpendapat tentang arti,tujuan dan manfaat pelatihan.Namun banyak pendapat prinsipnya tidak jauh beda. Perbedaan yang nyata dengan pendidikandiketahui bahwa pendidikan pada umumnya bersifat filosofis, teoritis bersikap umum dan memiliki rentan waktu belajar yang relatif lama dibandingkan suatu pelatihan. Sedangkan yang dimaksud pembelajaran, mengandung makna adanya suatu proses belajar yang melekat terhadap diri seseorang. Pembelajaran terjadi karena adanya orang yang belajar dan sumber belajar yang tersedia.Dalam arti pembelajaran merupakan kondisi seseorang atau kelompok belajar yang melakukan proses belajar.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini mengungkapkan proses pelaksanaan pelatihan diklat dan uji guru di BP DIKJUR Jawa Tengah. Oleh karena itu digunakan metode kualitatif agar dapat menggali secara mendalam. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menitik beratkan pada data kualitatif atau data berupa uraian kata- kata atau ungkapan dalam menggambarkan fenomena yang alami yang diteliti, walaupun tidak menolak data kuantitatif atau data berbentuk angka. Analisis data dilakukan secara induktif. Hasil penelitian lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi. Jenis Data Penelitian Penelitian ini mengungkap tentang pelaksanaan pelatihan diklat guru yang sebelumnya belum ada pada masa BLPT yang dulunya hanya di gunakan sebagai tempat praktek dari SMK N 1, 3, 4 ,5 Semarang sekarang menjadi BP DIKJUR Jawa Tengah yang mempunyai fungsi semakin meluas yaitu sebagai tempat Diklat Guru SMK se-Jawa Tengah, diklat maintenance and repaire dan uji kompetensi.Oleh karena itu jenis data penelitian menggunakan data ungkapan. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penulisan ini peneliti melaksanakan penelitian selama 3 bulan mulai tanggal 25 januari 2013 – 25 april 2013. Tempat penelitian yaitu di BP DIKJUR Jawa Tengah jalan Brotojoyo No 1 Semarang dan di BP DIKJUR SATKER Pati jalan Pati – Tlogowungu km 3 Pati. Peneliti melakukan kegiatan dalam berbagai bentuk diantaranya pengamatan, wawancara dan untuk kelengkapan mempelajari dokumen – dokumen yang berkaitan dengan kegiatan yang Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
42
dilaksanakan pada masa BLPT Semarang menjadi BP DIKJUR Jawa Tengah sampai mempunyai anak cabang di Pati yaitu BP DIKJUR SATKER Pati yaitu dari tahun 2008 sampai sekarang dilakukan secara intensif mendalam, mendetail dan kompherensif. Berbagai fenomena yang berkaitan dengan pelaksanaan diklat guru dan uji guru sampai kegiatan – kegiatan tambahan lainnya sehingga akan memperlengkap dan menambah data hasil penelitian. Penentuan Sumber Data Penentuan sumber data, antara lain : 1. Karyawan di BP DIKJUR Jawa Tengah dan BP DIKJUR SATKER Pati. 2. Informasi dari bagian kepegawaian. 3. Informasi dari Kepala Program Jurusan yaitu jurusan Bangunan, Elektronika, Listrik,Mesin dan Otomotif. 4. Informasi dari Pimpinan BP DIKJUR Jawa Tengah. 5. Arsip dan dokumen resmi Lembaga BP DIKJUR Jawa Tengah. Teknik Pengumpulan Data Data atau informasi merupakan aspek penting dalam riset penelitian kualitatif lebih menekankan pada informasi lapangan dan langsung pada sumber yang utama untuk mendapatkan data primer yang akurat. Informasi pada dasarnya adalah keterangan mengenai suatu gejala (fenomena ) baik itu berupa manusia, peristiwa, dokumen, karya, bahasa dan lain – lain dengan demikian informasi dapat diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indeptinterview) observasi, dokumentasi dan lain –lain. Berdasarkan pada pandangan tersebut,dalam penelitian ini digunakan beberapa metode agar benar – benar dapat menjawab seluruh fokus penelitian, di antaranya adalah : 1. Observasi Observasi adalah suatu metode yang merupakan studi pendahuluan di lapangan, sebelum terjun dalam suatu penelitian menggunakan metode observasi dalam penelitian ini adalah untuk mengadakan penelitian tentang pelaksanaan diklat guru di BP DIKJUR Jawa Tengah guna mengetahui kondisi obyek. Dalam studi pendahuluan ini, secara lisan ( sebelum surat izin penelitian resmi ) penulis meminta izin kepada Kepala BP DIKJUR Jawa Tengah yang mendapat tanggapan secara lisan pula setelah kesempatan ini dicapai penulis proposal. 2. Metode Wawancara Wawancara jenis ini umumnya tidak menggunakan pedoman tulisan secara mendetail, tetapi berdasarkan garis besar pernyataan. Hal ini dimaksudkan agar setiap pernyataan yang diajukan peneliti dapat bebas dijawab oleh informan. Hal ini tentunya masalah yang ditanyakan harus mengarah pada tujuan penelitian dan tentunya sudah ada dibenak peneliti. Masalah yang perlu diperhatikan adalah jawaban informan harus dapat dipahami maknanya oleh peneliti.
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
43
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka metode wawancara penelitian ini digunakan untuk mengadakan wawancara dengan Kepala BP DIKJUR Jawa Tengah, karyawan dan pelaku obyek . 3. Metode Dokumentasi Pengertian dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari hal – hal atau variable berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa dokumentasi adalah catatan penting dan formal yang terdapat dalam setting penelitian. Adapun penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang pelaku seperti yang tercatat dalam buku – buku dokumen, penulis mengambil data dari literatur dan arsip dari lembaga. Keabsahan Data Kumpulan dari sumber data untuk menyelesaikan bagian permasalahan yang dijadikan acuan hasil penelitian. 1. Tri anggulasi Tiga ungkapan dari narasumber atau orang yang berbeda dan nanti dapat di ambil kesimpulan dari ungkapan – ungkapan tersebut 2. Konfirmasi Mencocokkan pernyataan atau ungkapan – ungkapan dengan keadaan yang sebenarnya, pernyataan itu diambil dari orang yang tidak bersangkutan. 3. Key Informan Ungkapan yang diperoleh dari yang bersangkutan yang nantinya sebagai kunci jawaban permasalahan. Dalam penelitian ini adalah karyawan BP DIKJUR Jawa Tengah Analisa Data Teknik analisa data yaitu kegiatan penelitian yang sangat penting untuk menyimpulkan permasalahan yang diteliti. Data yang dianalisa dalam penelitian ini adalah tentang pelaksanaan diklat guru di BP DIKJUR Semarang melalui wawancara dan pengamatan secara langsung. Analisa data merupakan kegiatan penelitian yang sangat penting untuk menyimpulkan permasalahan yang sedang diteliti. Hal ini dikarenakan, apabila data yang disajikan dalam bentuk mentah hasilnya kurang berbobot. Analisa meliputi kegiatan mengerjakan data, menatanya, membagi menjadi satuan – satuan yang dapat dikelola, mencari pola, menemukan apa yang akan dilaporkan. Analisis data dilakukan setiap saat pengumpulan data di lapangan secara berkesinambungan. Diawali dengan proses klarifikasi data agar tercapai konsistensi, dilanjutkan dengan langkah abstraksi – abstraksi teoretis terhadap informasi lapangan, dengan mempertimbangkan menghasilkan pernyataan – pernyataan yang sangat memungkinkan dianggap mendasar dan universal.
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
44
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan analisis – analisis yang menguraikan berbagai data tertulis yang telah diperoleh sebagai hasil telaah, sehingga tercapai pemahaman dan pengertian yang obyektif. Selain itu adanya peningkatan penetapan batas, atau dasar fokus yang timbul sebagai permasalahan untuk di definisikan validitasnya ( kapasitas : sesuai dengan fakta yang ada ) melalui kritik sumber ( inter dan ekster ) dan crasscheque ( pemeriksaan silang ) antar sumber, sumber lam dengan terbaru, atau sebaliknya sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai hal – hal baru untuk menambah dan memperkuat pendapat lama. Teknik analisa data yaitu kegiatan penelitian yang sangat penting untukmenyimpulkan permasalahan yang diteliti. Data yang dianalisa dalam penelitian ini tentang pelaksanaan diklat guru di BP DIKJUR Jawa Tengah.
HASIL PENELITIAN Sejarah pelaksanaan diklat guru Setelah BLPT berganti nama menjadi BP DIKJUR berganti pula tugas pokok dan fungsinya berubah bukan melayani pelatihan kejuruan untuk siswa saja namun beralih melaksanakan pelatihan dan uji kompetensi untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan khususnya dan pada umumnya juga melayani pelatihan untuk masyarakat secara umum dengan cara mandiri. Tidak hanya itu saja dengan standart ketrampilan dengan perkembangan zaman teknologi semakin maju khususnya di bidang teknologi yang berhubungan dengan ketrampilan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Maka perlu dibentuk wadah yang mengurusi masalah kompetensi. a. BNSP Pada tahun 2004 Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dibentuk berdasarkan peraturan Nomor 23 tahun 2004 atas perintah UU Nomor 13 tahun 2003, tentang ketenagakerjaan. BNSP merupakan badan independen yang bertanggung jawab kepada Presiden. BNSP bertugas menyelenggarakan sertifikasi kompetensi profesi bagi tenaga kerja. Pembentukan BNSP dimulai dari SKB menteri tenaga kerja, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Industri dan Perdagangan serta Ketua Umum Kadin Indonesia pada bulan Mei tahun 2000. Dalam melaksanakan tugasnya BNSP dapat mendelagasikan pelaksanaan uji coba kompetensi dan sertifikasi kompetensi tersebut kepada Lembaga Uji Kompetensi ( LSP ) melalui lisensi. b. LSP Pada tahun 2005 terbentuklah LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi). Lembaga ini yang berhak mengatur memberikan lisensi kepada Tempat Uji Kompetesi ( TUK ) yang diajukan oleh instansi yang mau mendirikan TUK tersebut. Pada Tahun 2006 di BLPT telah mengajukan TUK dan mendapat lisensi dari LSP antara lain :
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
45
1) BSK BLPT (Badan Sertifikasi Konstruksi) Lembaga ini yang mengurusi sertifikasi di Jurusan Bangunan dan Elektrical listrik 2) LSPTO Indonesia (Lembaga Sertifikasi Profesi Teknisi Otomotif Indonesia), Lembaga ini yang mengurusi sertifikasi di bidang otomotif. 3) LSP LMI (Lembaga Sertifikasi Profesi Logam dan Mesin Indonesia) Lembaga ini yang mengurusi sertifikasi di bidang Mesin Produksi. Lembaga - lembaga diatas berfungsi sebagai penyelenggara Uji Kompetensi. Fungsi dari Sertifikasi itu sendiri adalah sebagai bukti yang mengakui bahwa seseorang telah melaksanakan uji Kompetensi dan telah berkompeten dibidangnya masing-masing. Setelah BLPT mempunyai tempat uji kompetensi yang diakui oleh LSP maka pelaksanaan pelatihan diklat dan uji guru mulai dilaksanakan pada tahun 2009 setelah BLPT berganti nama menjadi BP Dikjur. Langkah - langkah pelaksanaan diklat dan uji guru Adapun langkah - langkah pelaksanaan diklat dan uji guru sebagai berikut : a. Pemanggilan peserta diklat dan uji guru Sebelum dilakukan pemanggilan peserta diklat dan uji perlu dilakukan pengambilan data peserta di masing – masing jurusan. Data yang didapatkan adalah data peserta diambil yang dari dinas pendidikan. Setelah itu data dari masing – masing jurusan diserahkan ke divisi diklat yang terpusat di BP Dikjur. Dari divisi diklat data masih diseleksi lagi untuk seleksi administrasi. Setelah data selesai diseleksi data yang lulus dikelompokkan ke masing – masing jurusan. Data selanjutnya di kirim ke Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setelah dari Dinas baru disebarkan ke masing – masing SMK yang diundang pelatihan. b. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan dengan durasi waktu 6 hari yang dimulai dari hari Senin hingga Sabtu. Maka dengan durasi pelatihan dengan waktu 6 hari kita harus melihat kalender apabila dalam minggu tersebut ada tanggal merah atau hari raya tidak mungkin pada minggu tersebut ada pelatihan. Seperti yang di sampaikan oleh narasumber “ Kita harus mencari dan menghitung benar – benar antara jumlah peserta pelatihan selama 1 tahun dengan minggu – minggu aktif yang dapat kita gunakan sebagai waktu pelatihan “. Kalau diperhatikan dari pendapat tersebut ternyata tidak mudah mengatur waktu pelatihan yang tepat dan tidak mengganggu proses pelatihan yang dilakukan 1 minggu full. Untuk waktu pelaksanaan diklat guru terbagi menjadi dua tempat antara BP Dikjur Semarang dan BP Dikjur Satker pati. Sesuai dengan pendapat dari Bapak Kasi pelatihan di Semarang menegaskan bahwa “ Kami dari pihak penyelenggara pelatihan harus pandai – pandai mengatur waktu pelaksanaan kalau tidak akan terjadi benturan waktu pelaksanaan yang akan terjadi antara di BP Dikjur Satker Pati dan Semarang “. Maksudnya adalah penyusunan jadwal pelatihan yang harus terkoordinasi dan tidak lupa untuk melihat kalender pendidikan yang ada di Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
46
SMK sebagai salah satu acuan untuk menentukan jadwal. Pihak BP Dikjur sendiri juga memperhatikan hari – hari raya, waktu pelaksanaan ujian SMK dan hal – hal lain yang berkaitan dengan pelatihan. Salah satu contohnya seperti yang di kemukakan oleh narasumber bahwa tidak mungkin kita akan melaksanakan pelatihan maupun uji guru di bulan ramadhan contohnya karena akan mengganggu kondisi fisik maupun penyerapan materi tidak akan maksimal. Pelatihan di BP DIKJUR tidak hanya membutuhkan kepandaian dan cara berfikir seorang guru yang biasanya pandai teori tetapi susah untuk melaksanakan prakteknya. Di sini sorang guru akan di latih dengan materi – materi terbaru sesuai perkembangan zaman. Skill juga akan ditempa sehingga setiap peserta pelatihan merasa puas dengan materi dan juga praktek yang akan di berikan para instruktur. Dengan waktu yang sedemikian rupa diharapkan peserta pelatihan mampu menyerap materi – materi yang diberikan dan mengikuti pelatihan dengan maksimal sesuai dengan komentar dari narasumber “ semoga dengan waktu pelatihan yang relatif singkat tidak membuat para guru untuk patah semangat dalam mengikuti pelatihan dan dapat menularkan ke murid – muridnya sehingga pendidikan di negara ini dapat berkembang”. c. Tempat Pelaksanaan Pelatihan Untuk tempat pelaksanaan pelatihan di BP DIKJUR ada 2 yaitu di BP Dikjur Semarang dan di BP Dikjur Satker pati. Tempat pelaksanaan terbagi menjadi 2 tempat diharapkan mampu untuk memenuhi kuota dari peserta patihan yang tiap tahunnya bertambah. Sesuai pendapat dari narasumber. Untuk kuota dari peserta tiap tahunnya selalu bertambah sehingga alhamdulillah tahun 2009 BP Dikjur Satker Pati sudah siap pakai untuk membantu penempatan peserta pelatihan yang tambah tersebut. d. Instruktur Instruktur disini sangat berperan aktif dalam mutu / kualitas yang akan dihasilkan oleh BP Dikjur nantinya. Dengan standart instruktur yang mempunyai sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya. Sertifikat kompetensi merupakan bagian dari kompet ensi profesional seorang guru. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diampunya sekurang – kurangnya meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam sesuai den gan sdandart program satuan pendidikan. Maka jelas dengan instruktur yang handal akan mampu memberikan materi pelatihan yang sesuai dengan bidangnya. Namun dengan dimilikinya sertifikat kompetensi pada setiap instrukturnya tidak membuat mereka merasa sombong bahkan mereka merasa harus slalu berlatih agar dapat selalu memberikan materi sesuai perkembangan zaman. Berikut salah satu kutipan wawancara dengan salah satu instruktur BP Dikjur. “ Saya memang bangga menjadi instruktur di BP Dikjur tetapi disisi lain juga mengemban tanggung jawab yang berat dan saya harus selalu melakukan latihan – latihan skill dan juga terus meng-update materi – materi baru yang Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
47
digunakan sebagai pembelajaran di SMK saat ini “. Jadi dengan kata lain para instruktur tetap melakukan latihan walaupun mereka sudah mempunyai sertifikat kompetensi. Juga dituturkan oleh instruktur bahwa mereka paling tidak akan melakukan IHT ( In House Training) setiap ada materi – materi yang baru muncul pada dunia teknologi saat ini. In House Training yang dimaksudkan adalah pelatihan yang dilakukan oleh instruktur – instruktur di BP Dikjur sesuai dengan kompetensinya melalui kerja sama dengan salah satu perusahaan industri yang mau memberikan informasi tentang peningkatan materi – materi yang berkaitan dengan pelaksanaan diklat pelatihan dan uji. Jadi skill seorang instruktur akan selalu diasah dengan perkembangan teknologi terbaru. e. Peserta diklat uji ( Guru SMK) Salah satu komponen diklat guru yang lain adalah peserta diklat. Peserta diklat yang dimaksudkan adalah seorang guru yang ikut dalam pelaksanaan pelatihan diklat. Guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik diharapkan mempunyai kualitas akademik dan kompetensi dibidangnya. Dengan kata lain seorang guru harus mempunyai skill yang akan diajarkan pada anak didiknya. BP Dikjur adalah lembaga pelatihan diklat
teknik kejuruan sangat cocok untuk
melatih seorang guru agar menjadi guru yang berkompeten. Seperti yang dituturkan oleh salah satu peserta diklat guru di BP Dikjur mengatakan bahwa “ Saya rasa sangat membantu, dengan adanya pelatihan yang ada di BP Dikjur dapat menambah keahlian saya pada bidang teknis tentunya “. Akan tetapi ada juga yang berkomentar tentang tanggung jawab pada sekolahan yang ditinggal waktu pelatihan. Tutur peserta diklat lainnya “ Kadang kita masih kepikiran dengan anak didik kita yang kita tinggalkan karena mengikuti pelatihan, namun alhamdulillah sudah ada guru penggantinya “. Di satu sisi seorang guru ingin menambah ilmu dan keahlian yang nantinya buat anak didiknya dan di sisi lain harus rela meninggalkan anak didiknya untuk mendapatkan tambahan ilmu dari pelatihan tersebut. Memang sulit mengatasi keadaan tersebut namun dengan adanya guru pengganti paling tidak dapat menggantikan sementara tanggung jawab dari guru yang sedang mengikuti pelatihan. Namun banyak di antara guru yang merasakan bahwa dengan mengikuti pelatihan dapat mengukur sampai dimana keahlian yang mereka miliki tutur dari seorang guru lain “ Dengan mengikuti pelatihan diklat guru ini saya bisa mengukur kemampuan dan skill saya sudah sejauh mana “. Banyak di antara mereka yang masih ingin mengikuti pelatihan lagi komentar dari guru – guru lain “ Kalau bisa saya di undang ikut pelatihan lagi ya? “. Dengan komentar tersebut jadi rata – rata guru merasa puas dan ingin mengikuti pelatihan lagi.
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
48
f. Fasilitas Fasilitas di BP Dikjur sudah komplit ini terbukti dari data bahwa sebelum pelatihan diklat guru sudah ada tempat uji kompetensi yang menerangkan bahwa di BP Dikjur sudah mempunyai peralatan praktek yang komplit dan lengkap di tambah dengan hasil wawancara dengan salah satu peserta pelatihan “ Sarana dan prasarana di sini bagus dan komplit, sehingga banyak alat yang kebanyakan di SMK belum ada di sini sudah ada, jadi mempermudah kita untuk melaksanakan praktek “. Dalam dunia pembelajaran fasilitas sering di sebut dengan alat bantu pendidikan ( teaching aids ), yaitu segala macam peralatan yang dipakai oleh guru untuk membantunya memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Pembelajaran teknik khususnya alat bantu pendidikan merupakan hal penting karena tanpa adanya alat tersebut pembelajaran akan dirasa kurang pas salah satu contohnya dari pendapat peserta pelatihan “ Kalau di SMK kita belum mempunyai peralatan praktek yang sekomplit ini sehingga kita susah untuk menerangkan dan menjelaskan secara langsung proses penggunaan alat praktek, apalagi kita orang teknik alat praktek itu adalah suatu hal yang wajib ada “. Jadi mereka berpendapat alat praktek mendukung kegiatan pembelajaran yang wajib karena tanpa alat praktek akan susah menjelaskan proses pembelajaran.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada BAB IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Fungsi BP DIKJUR lebih meluas dari pada fungsi dari awal yang dahulu hanya berfungsi sebagai tempat praltek siswa STM di kota Semarang yang ditunjuk STM 1, 3, 4 dan 5 Negeri Semarang tetapi sekarang fungsinya sebagai tempat pelatihan yang mempunyai wilayah se Jawa tengah antara lain SMK Negeri maupun Swasta, pelatihan guru SMK , pelatihan masyarakat , dan mempunyai tempat Uji kompetensi 2. Proses pelaksanaan pelatihan diklat guru didukung dengan semua elemen terkait dengan didasari kerjasama team dari segi instruktur BP Dikjur yang mempunyai sertifikat acessor yang dikeluarkan oleh LSP menjadikan pelatihan lebih berbobot dan elemen lainnya segi administrasi, segi peserta pelatihan, materi pelatihan, fasilitas pelatihan dll yang mengarah pada peningkatan praktek guru di wilayah Jawa Tengah tepatnya mulai tahun 2009 hingga tahun 2013 ini baru terlihat keberhasilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdorrakhman Gintngs, 2010. Materi Perkuliahan Konsentrasi PLS, Program Pasca Sarjana (S2) UNINUS, Medan. Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
49
Akhmad Sudrajat, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/02/14/memahami-penelitian-kualitatif/ Anonymous, 2009. Modul bagi Pengelola Diklat, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta. Anonymus, http://tugaskuliahdansekolah.blogspot.com/2012/09/contoh-proposal-penelitiankualitatif.html Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendaktan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara. Hasibuan, M.S.P., 2000, Manajemen sumber daya manusia, Penerbit :Bumi aksara, Jakarta. J.J. Hasibuan dan Mujiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. Mangkuprawira, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Marpaung, Dr, MSc., 1999. Training Need Assesment (TNA), LAN RI, Jakarta. Moh. Entang, dkk., 2009. Analisis Kebutuhan Pelatihan, Bahan Ajar MOT), Pusdiklat Administrasi Kementerian Agama RI, Jakarta. Moleong, L, J. 1989. Metodelogi penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mudjiraharjho, http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/215.html?task=view Mulyoharjo, http://mulyajho.blogspot.com/2012/08/materi-tentang-pendekatan-kualitatif.html Rusli, http://blog.unm.ac.id/rusli/2012/08/15/penelitian-kombinasi-kuantitatif-dan-kualitatif/ Suharsini Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Vincent, P. Costa dkk , (2000), Panduan Pelatihan Untuk Pengembangan Sekolah, Jakarta: Depdiknas.
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
50