PELAKSANAAN KEGIATAN P-LDPM Gambaran Umum Gapoktan Maju Bersama Gabungan kelompok tani (Gapoktan) adalah suatu organisasi petani yang merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani yang berada di dalam satu wilayah (desa) yang dibentuk oleh para pengurus Kelompok Tani (Poktan) dengan dukungan pemerintah seperti PPL dan aparat desa. Gapoktan sebagai pengelola dari kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) di Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur telah terbentuk dan dimulai sejak tahun 2010 sampai penelitian ini selesai dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2012. Gapoktan Maju Bersama adalah Gapoktan pelaksana kegiatan P-LDPM sejak tahun 2010 yang berada di Desa Bumiharjo. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh pengurus desa pada tanggal 7 Agustus 2008. Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, sekretaris, dan bendahara.Gapoktan Maju Bersama terdiri dari 36 Poktandan berjumlah 830 orang petani yang ada di dalamnya. Untuk jelasnya kondisi Kelompok Tani Anggota Gapoktan Maju Bersama tersebut terdapat pada Lampiran 2.
Komunikasi Dalam Gapoktan Maju Bersama Gapoktan Maju Bersama berkomunikasi dengan para anggotanya dengan menggunakan surat undangan untuk mengumpulkan anggotanya apa bila ingin melakukan pertemuan secara formal. Jadi dalam proses penyampaian kegiatan PLDPM Gapoktan hanya menggunakan surat undangan sebagai salah satu bentuk komunikasi bermedia yang dipakai oleh pengurus Gapoktan. Seperti yang dikemukanan (MN, Ketua Gapoktan) yang menyatakan bahwa: “Kami belum menggunakan media lain selain undangan untuk menggumpulkan petani anggota Gapoktan dan dalam menyampaikan kegiatan P-LDPM kepada petani kami hanya menyampaikandalam pertemuan kelompok saja denga tanya jawab.” Dalam pertemuan formal menurut pengurus Gapoktan hanya ketua atau pengurus Poktan yang diundang, tetapi apabila anggota biasa ingin hadir tetap
50
diperbolehkan. Foto-foto pertemuan kelompok kegiatan P-LDPM dapat dilihatpada Lampiran 4. Jadi dalam pertemuan hanya sedikit petani anggota Gapoktan yang hadir dalam pertemuan kelompok karena keterbatasan informasi dan petani juga memiliki kesibukan lain selain bertani. Sedangkan untuk pertemuan informal disampaikan dengan cara dari mulut ke mulut atau menggunakan telpon dan sms untuk anggota yang sudah memiliki telpon seluler. Hal ini diperkuat dari pernyataan (BS, Wakil Ketua Gapoktan) yang mengatakan: “Jika untuk pertemuan diluar pertemuan kelompok kami biasanya mengumpulkan anggota paling hanya dari mulut ke mulut atau dengan telpon dansms jika anggota yang sudah memiliki telpon selulular, karena tidak semua petani anggota Gapoktan Maju Bersama sudah memiliki telpon seluler.” Penyampaian kegiatan P-LDPM disampaikan biasanya dalam pertemuan kelompok yang dihadiri anggota Gapoktan Maju Bersama, PPL, dan Perangkat Desa Bumiharjo. Pengurus Gapoktan yang paling banyak menyampaikan kegiatan P-LDPM jika ada infomasi yang harus disampaikan pada seluruh anggota Gapoktan. Dalam pertemuan kelompok dalam Gapoktan Maju Bersama selalu terjadi tanya jawab antara pengurus dan anggotanya, namun terdapat juga anggota yang belum dapat menyampaikan apa yang mereka ingin tanyakan pada pengurus Gapoktan. Hal ini sesuai dari pengakuan (AH, Anggota Gapoktan) menyatakan: “Kadang-kadang saya suka malu dan susah kalau mau nanya sewaktu ada pertemuan, ya jadi diem aja daripada malu”. Untuk penyampaian informal biasa disampaikan disela-sela acara pengajian atau pada saat ada kegiatan bersih-bersih desa. Namun banyak juga petani yang mendapatkan informasi tentang kegiatan P-LDPM dari komunikasi antar pribadi dari sasama anggota Gapoktan Maju Bersama. Kepercayaan atau pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat mempengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku dan tindakan mereka terhadap kegiatan P-LDPM. Mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku anggota Gapoktan Maju
51
Bersama. Walaupun ada kaitan antara pengetahuan, afektif, dan perilaku keterkaitan ini tidak selalu berlaku lurus atau langsung. Pola komunikasi yang dipakai dalam kegiatan P-LDPM hanya komunikasi yang bersifat pasif yaitu pola komunikasi yang tidak memiliki umpan balik yang maksimal sehingga komunikasi tidak efektif. Sedangkan untuk komunikasi asesif komunikasi yang mampu menyampaikan pendapat secara lugas kepada orang lain namun tidak melukai dan menyinggung secara verbal dan non verbal belum berjalan dengan baik dalam kegiatan P-LDPM. Begitu pula dengan komunikasi agresif yaitu komunikasi pengutaraan pendapat atau informasi atau pesan secara lugas tidak ada dalam pertemuan kelompok pada Gapoktan Maju Bersama. Pengurus Gapoktan Maju Bersama seharusnya mempersuasi dengan menggunanakan logical argument yaitu ajakan dengan menggunakan argumentasi data-data namun hal ini belum dijalankan dalam kegiatan P-LDPM pada Gapoktan Maju Bersama. Kemudian dengan psychological ajakan dengan menggunakan efek positif dan negatif, hal ini sudah disampaikan secara tersirat dalam pertemuan kelompok. Sedangkan untuk argument based on credibility juga tidak ada dalam pertemuan kelompok karena tidak ada pakar dalam kegiatan PLDPM yang menjadi pembicara dalam pertemuan kelompok. Pengurus Gapaoktan Maju Bersama mengajak anggotanya dengan mempersuasi mereka dalam pertemuan kelompok dan dalam pertemuanpertemuan secara informal. Komunikasi persuasi mempunyai tujuan utama untuk mengubah sikap petani anggota Gapoktan Maju Bersama agar ikut dalam kegiatan P-LDPM. Komunikasi persuasi dikatakan efektif jika mampu mengubah sikap bahkan memodifikasi perilaku petani anggota Gapoktan Maju Bersama.
Pelaksanaan Kegiatan P-LDPM Keberadaan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sudah diakui dan beraktivitas secara mandiri di perdesaan, meskipun belum semua penduduk Desa Bumiharjo mengetahui kegiatan P-LDPM. Pelaksanaan kegiatan P-LDPM sudah terlaksana yang dilakukan bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat, yang dalam hal ini dijalankan oleh Gapoktan Maju Bersama. Dalam masyarakat desa diharapkan masih terdapat nilai-nilai
52
kebersamaan dan persaudaraan yang teraktualisasi dalam bentuk gotong royong dan saling tolong menolong diantara sesama mereka dalam menjalankan kegiatan P-LDPM. Budaya itu dapat membangun semangat kerbersamaan untuk memperkuat kemampuan Gapoktan Maju Bersama dalam membantu petani yang aktif sebagai anggotanya, terutama dikalangan mereka yang tergabung dalam kelompok tani. Namun pada Gapoktan ini fungsi dari Poktan belum berjalan dengan semestinya, karena poktan yang seharusnya sebagai penyampai informasi kepada petani tentang kegiatan P-LDPM belum berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini juga diperkuat dari pernyataan (DK, Pengurus Gapoktan yang mengatakan: “Petani anggota Gapoktan Maju Bersama sebagian besar jika butuh informasi tentang kegiatan P-LDPM atau mau menjual hasil panen langsung pada pengurus Gapoktan, tapi tetep ada juga yang bertanya dan ngumpulin gabah di Poktan, itu klo Poktan nya aktif dan tau kegiatan P-LDPM.” Pernyataan di atas menunjukan bahwa fungsi dari Poktan anggota Gapoktan belum berjalan dengan baik. Dimana yang seharusnya Poktan sebagai penyalur informasi dan lumbung pengumpul hasil panen petani anggotanya. Apalagi yang seharusnya Poktan itu melakukan upaya bersama untuk menjaga stabilitas harga gabah dan memperkuat aset untuk penyimpanan dan cadangan pangan yang dimiliki oleh Gapoktan Maju Bersama, sehingga mereka mampuberpartisipasi secara aktif, baik dikalangan pengurus maupun anggota Gapoktan Maju Bersama. Dirasa masih cukup jauh untuk mencapai kesepahaman dan kebersamaan dikalangan pengurus dan anggota itu mampu memprioritaskan kegiatan utama mereka untuk mencapai tujuan lembaga agar memperoleh keberhasilan dari kegiatan tersebut. Karena Gapoktan Maju Bersama baru dapat mengakomodir sebagian kecil anggotanya dari seluruh jumlah anggota yang mencapai 830 petani. Dalam pelaksanaan kegiatan P-LDPM selama ini ternyata pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten maupun kotamemiliki peran yang terbatas dalam kegiatan ini, yang lebih difungsikan hanya pada pelayanan, penunjang, fasilitasi dan motivasi. Sedangakan pada kenyataan di lapangan petani lebih membutuhkan pendampingan yang bersifat langsung dan dapat memberikan mereka solosi dalam bidang pertanian. Juga tidak cukup jika hanya melakukan sosialisasi dan pelatihan
53
hanya pada pengurus Gapoktan Maju Bersama saja. Seharusnya BKP bekerjasama dengan pengurus Gapoktan untuk mengumpulkan seluruh petani anggotanya dalam pertemuan khusus bukan hanya di sisipkan dalam pertemuan kelompok saja. Hal ini dapat ditangkap dari pernyataan salah seorang pengurus Gapoktan (DK, Pengurus Gapoktan) yang mengatakan: “Selama ini kami menyampaikan tentang kegiatan P-LDPM hanya pada pertemuan kelompok yang kami lakukan setiap akan mengadakan musim tanam, namun kadang-kadang jika dibutuhkan pernah juga hampir tiap bulan kami melakukan pertemuan. Kami juga pengurus tidak dapat melakukan pertemuan terlalu sering karena patani anggota Gapoktan Maju Bersama memiliki kegiatan lain selain bertani, jadi suka susah jika harus mengumpulkan semua dan setiap bulan. Sepertia yang ada pada panduan umum kegiatan P-LDPM” Sementara partisipasi pengurus dan anggota Gapoktan bersama masyarakat, organisasi non pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lebih diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan P-LDPM, terutama dalam bidang permodalan dan pengawasan. Berarti kondisi itu perlu juga didukung olehperusahaan swasta dan organisasi profesi untuk melakukan pembinaan dan mendukung keberlanjutan dari Gapoktan Maju Bersama dalam uapaya menjaga stabilitas harga gabah ditingkat petani anggotanya serta ketersediaan cadangan pangan sepanjang waktu. Selama ini memang Gapoktan Maju Bersama berusaha membangun kerjasama yang transparan dalam pelaksanaan berbagai kegiatannya untuk mengembangkan unit usaha sesuaikesepakatan yang disusun dan dirumuskan bersama oleh para pengurus Gapoktan. Hal ini terlihat dari Gapoktan ini sudah mampu membangun dua unit usaya yaitu unit usaha cadangan pangan dan unit distribusi pangan yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Demikian pula dalam hal pembukuan Gapoktan Maju Bersama berusaha membuat pembukan meskipun masih dengan cara yang sangat konfensional dan manual. Gapoktan
Maju
Bersama
telah
berhasil
melaksanakan
kegiatan
pembangunan gudang, pembelian hasil panen, pengolahan gabah menjadi beras dan menjadi bibit untuk dijual kembali kepada petani dan anggota Gapoktan yang membutuhkan. Gapoktan Maju Bersama juga melakukanpengadaan bibit, dan penyimpanan gabah yang dilakukan ketika musim paceklik datang. Selain itu
54
Gapoktan juga melakukan penyaluran bantuan kepada seluruh anggota Poktan yang membutuhkan. Dengan menggunakan dana Bansos, APBD, dan swadaya masyarakat beragam kegiatan itu dilaksanakan dengan mengacu pada petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, aturan setempat dan bimbingan dari Tim Pembina Provinsi, Tim Teknis Kabupaten Lampung Timur, dan PPL di lapangan. Meskipun pada kenyataannya belum semua dapat dijalankan oleh Gapoktan Maju Bersama. Selama ini para pengurus Gapoktan Maju Bersama juga berusaha aktifdalam usaha mengarahkan dan menganjurkan kepada anggota dan pengurus dari masingmasing unit usahanya beserta anggota kelompoknya untuk melakukan kegiatan secara rutin baik mengenai pembukuan, pencatatan, pemantauan, pengawasan dan pelaporan,yang dilaksanakan secara benar dan penuh rasa tanggung jawab, baik ke kabupaten maupun ke pusat. Meskipun pada kenyataannya tidak mudah dirakan dalam melakukan pelaporan yang harus dilakukan oleh para petani pengurus Gapoktan Maju Bersama yang tidak memiliki besik pendidikan yang memadai untuk membuat pembukuan dan pelaporan yang baik, rapi dan sistematis. Hal ini juga disampaikan oleh salah seorang pengus Gapoktan (BS, Wakil Ketua Gapoktan) yang mengatakan: “Kami masih suka susah dalam membuat pelaporan baik laporan untuk Propinsi maupun BKP Pusat, apalagi kami cuma dapat pelatihan sekilas saja, kemudian pelaporan ke BKP pusat yang haruskan dilakukan setiap minggu dengan format SMS yang cukup membingungkan dan kurang jelas.” Pengurus Gapoktan Maju Bersama menyusun telah berusaha menyusun RUG sesuai dengan panduan umum kegiatan P-LDPM, rencana pencairan dana Bansos yang diterima dan pelaksanaan kegiatan P-LDPM, yang difokuskan pada tahap penumbuhan dan tahap pengembangan. Pelaksanaan kegiatan itu diharapkan mampu mendorong dan menggerakkan aktivitas, kreativitas dan inisiatif masing-masing unit usahanya serta seluruh anggota kelompok yang aktif. Meskipun dalam kenyataannya pada Gapoktan Maju Bersama anggotanya belum berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan P-LDPM. Kegiatan P-LDPM telah melakukan pertemuan atau musyawarah, yang harusnya minimal satu bulan sekali namun pada kenyataannya dalam tiga bulan
55
terakhir hanya satu sampai dua kali saja, yang belum dapat dilakukan oleh Gapoktan Maju Bersama, karena sulitnya mengumpulkan petani yang memilikikesibukan
kerja
masing-masing.
Namun
demikian,
masih
ada
penanggung jawab masing-masing unit usaha dan para anggota kelompok ketika pertemuan dapat
dihadiri
oleh PPL. Pertemuan itu diperlukan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan oleh masingmasing unit usaha, dan selanjutnya mereka diharapkan dapat membuat rencana dan langkah perbaikan guna pencapaian tujuan lembaga secara efektif dan efisien di masa depan. Pelaksanaan kegiatan Gapoktan Maju Bersama termasuk juga mengawasi tugas dan tanggung jawab dari unit usaha distribusi pemasaran dan unit pengelola cadangan pangan, yang memperoleh dana bansos untuk kegiatan P-LDPM adalah membuat pembukuan secara teratur yang berlaku bagi seluruh kegiatan yang dilakukan dan melaksanakan kegiatan pembelian dan penjualan gabah juga beras. Gapoktan Maju Bersama juga telah melakukan pengadaan gabah dari petani anggota, dan kemudian penyimpanan gabah yang dibeli dari petani anggota dan disalurkan kepada petani anggota yang membutuhkan gabah atau beras. Diantara kegiatan itu, Gapoktan Maju Bersama juga melakukan pembangunan gudang untuk menyimpan gabah yang dibeli dari petani anggotanya. Meskipun masih sulit dan harus cermat namuan pengurus Gapoktan Maju Bersama telah berusaha membuatnya. Selama ini para petani dan Poktan yang berada dalam wadah Gapoktan Maju Bersamaberperan sebagai produsen gabah, dimana pada saat tertentu mereka juga sebagai konsumen, terutama ketika membutuhkan gabah atau beras petani dapat membeli dari Gapoktan. Sementara itu, pada saat bertindak selaku produsen para petani mempunyai hak untuk dapat menjual gabah dengan harga yang menguntungkan pada Gapoktan Maju Bersama. Mengingat Gapoktan Maju Bersama telah mendapatkan dukungan Dana Bansos maka petani yang ada dalam wadah Gapoktan Maju Bersama pada saat panen raya dapat menjualnya ke unit usaha distribusi dan pemasaran milik Gapoktan Maju Bersama. Saat musim paceklik dimana ada anggota petani tidak mempunyai akses terhadap pangan, maka unit pengelola cadangan pangan wajib menyalurkan
56
pangan seperti gabah dan beras; selain itu juga pangan pokok lokal spesifik lainnya yang dibeli dari petani kepada yang membutuhkan sesuai dengan aturan dan sanksi yang telah disepakati bersama. Namun untuk Gapoktan Maju bersama karena keterbadasan dana dan paling banyak dihasilkan pada Desa Bumiharjo adalah padi jadi Gapoktan memfokuskan pada padi saja untuk saat ini. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh (MN, Ketua Gapoktan) yang mengatakan: “Saat ini kami hanya baru dapat untuk membeli padi saja karena yang paling banyak dihasilakan petani di Desa Bumiharjo ini paling banyak ya padi dan dana dari kegiatan P-LDPM yang ada ini saja gak cukup untuk membeli seluruh hasil panen dari anggota Gapoktan saja, karena jika sudah musim panen padi yang ada pada desa sangat banyak dan kami gak mampu menampungnya.” Selama ini Gapoktan Maju Bersama sebagai organisasi petani yang diakui pemerintah telah menerima dana APBN untuk mendukung kegiatan P-LDPM, yang telahdiberikan selama tiga tahun, yaitu: (a) Tahap Penumbuhan pada tahun pertama, (b) Tahap Pengembangan pada tahun kedua, dan (c) Tahap Mandiri pada tahun ketiga. Gapoktan Maju Bersama saat ini sudah berada pada tahap pengembangan. Dana Bansos tahun pertama dan kedua disalurkan langsung ke rekening Gapoktan Maju Bersama untuk penguatan dan pemberdayaan Gapoktan.Sedangkan untuk tahun ketiga dialokasikan dana APBN itu untuk pembinaan tahap akhir menuju kemandirian. Sesuai kebijakan pemerintah, selama ini alokasi dana APBN tahun 2010 untuk pelaksanaan kegiatan P-LDPM berupa dana Bansos digunakan untuk mendukung kegiatan pemberdayaan dan penguatan modal usaha Gapoktan Maju Bersama, terutama pada tahap penumbuhan tahun 2010 dan tahap pengembangan. Melalui penyaluran dana bansos tersebut dimaksudkan dapatmemperkuat dan mendukung: (a) kepemilikan aset Gapoktan sebagai sarana penyimpanan pangan, (b) modal usaha Gapoktan, dan (c) cadangan pangan minimal bagi kebutuhan anggotanya disaat menghadapi paceklik. Hal-hal ini yang diharapkan dapat terlaksana dalam kegiatan P-LDPM pada Desa Bumiharjo. Pada Tahap Penumbuhan alokasi dana Bansos per Gapoktan Maju Bersama menerima dana sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) dengan
57
komponen kegiatan antara lain untuk: (a) pembangunan atau renovasi gudang milik Gapoktan Maju Bersama untuk penyimpanan pangan; (b) penguatan Gapoktan untuk dapat melakukan pengadaan gabah; dan (c) penguatan modal usaha Gapoktan untuk dapat melakukan pembelian gabah dan beras dari petani anggotanya pada saat panen raya minimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah. Dana tahap pengembangan dapat dilihat peruntukannya pada Tabel 18.
Tabel 18. Harga dan Volume Pembelian berdasarkan Peruntukan Dana Tahap Pengembangan No Kegiatan Volume Nilai (Rp) 1
2
Unit Pengelola Cadangan Pangan a. Pembangunan Gudang (m2) b. Gabah (kg) Unit Distribusi Pemasaran, Pengolahan dan Penggilingan Pembelian Gabah (kg) Jumlah Dana
48 6.060,6
30.000.000 20.000.000
37.878,79
100.000.000 150.000.000
Berdasar data pada Tabel 18 itu tampak jelas bahwa pembangunan gudang seluas 48 meteritu menggunakan dana dari kegiatan P-LDPM senilai Rp. 30.000.000,-. Sementara itu unit pengelola cadangan pangan telah membeli gabah dari petani anggota Gapoktan Maju Bersama seberat 6.060,6 kilo gram senilai Rp. 20.000.000,-. Kemudian unit pemasaran pengolahan dan penggilingan membeli gabah dari petani Gapoktan Maju Bersama seberat 37.878,79 kilogram, seharga Rp. 100.000.000,-. Dari Tabel 18 pula terlihat untuk bantuan dana tahap pertama sebesar Rp. 150.000.000,-. Hanya digunakan untuk tiga hal pembanguan gudang milik Gapoktan dan pembelian gabah untuk unit usaha cadangan pangan juga distribusi pangan. Meskipun demikian hal ini sudah sesuai dengan panduan umum kegiatan P-LDPM BKP Pusat. Kemudian untuk pembangunan gudang perincian dananya dapat di lihat pada Tabel 19. Dari Unit usaha pengolahan cadangan pangan membeli dari petani anggota Gapoktan Maju Bersama sebanyak 6.060,6 kilo gram dengan harga Rp. 3.300,per kilo gram. Jika dijumlahkan dengan pembulatan senilai Rp. 20.000.000,dengan perincian pada tabel 20.Unit usaha distribusi dan pemasaran hasil
58
pertanian membeli gabah dari petani anggota Gapoktan Maju Bersama seberat 37.878,79 dengan harga Rp 2.640 per kilo gram. Jumlah dana yang dipergunakan dalam pembelian sebesar Rp 100.000.000, dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel 19. Nilai, Harga dan Volume Pembelian untuk Pembangunan Gudang Volume Harga Nilai (Rp) No Pembelian Satuan (Rp) 1 Semen PC 1 zak (50 kg) 116 53.000 6.148.000 2 Pasir asang (m3) 17,00 135.000 2.295.000 3 3 Batu belah hitam (m ) 12 170.000 2.040.000 4 Split ½(m3) 5,5 285.000 1.567.500 5 Batu bata (buah) 9200 300 2.760.000 6 Besi beton dim 12 mm (btg) 14 70.000 980.000 7 Besi beton dim 10 mm (btg) 13 57.000 741.000 8 Kawat beton/bendrat (kg) 4,5 18.000 81.000 3 9 Papan begisting/kayu (m ) 0,5 1.400.000 700.000 10 Paku (kg) 5 17.500 87.500 11 Paku sekrup atap (kg) 7,5 17.500 131.250 12 Paku anti karat (kg) 2 20.000 40.000 13 Kayu balok kelas 2 (m3) 0,75 2.800.000 1.875.000 14 Papan kayu kelas 2 (m3) 0,5 2.500.000 1.250.000 15 Teekwood T 5cm (lbr) 1,5 78.000 117.000 16 Asbes 80 x 180 (lbr) 100 35.000 3.500.000 17 Bumbungan asbes (pasang) 20 32.000 640.000 18 Set mur baut behel (buah) 4 150.000 600.000 19 Cat kayu (kg) 2 35.000 70.000 20 Cat tembok (kg) 77,5 10.000 775.000 21 Dempul (kg) 1,5 12.500 18.750 22 Plamir tembok (kg) 16 17.500 280.000 23 Tiner (kg) 1,5 15.000 22.500 24 Meni (kg) 1,5 12.500 775.000 25 Amplas (lembar) 10 5000 18.750 26 Baut angker (buah) 18 15.000 50.000 27 Baut mur konsul (buah) 6 15.000 270.000 28 Kuas (buah) 3 10.000 90.000 29 Meni besi (kg) 2 15.000 30.000 30 Engsel pintu (pasang) 2 8.375 30.000 31 Pentu besi (unit) 1 2.775.000 2.775.000 Jumlah Dana 30.000.000 Selanjutnya untuk tahap pengembangan Gapoktan Maju Bersamabeberapa waktu lalu telah menerima dana Bansos sebesar Rp 75.000.000,-(tujuh puluh lima juta rupiah) yang disalurkan ke Gapoktan pada tahap pengembangan (tahun kedua) yang sudah dievaluasi kelayakannya untuk mendapat tambahan modal dari
59
Bansos tahun kedua. Komponen kegiatan untuk dana Bansos tahun kedua antara lain: (a) pembelian dan penjualan gabah dan beras dari petani anggotanya dan di luar anggotanya pada saat panen raya; dan (b) untuk pengadaan gabah dan beraspangan pokok lokal spesifik lainnya dalam rangka memperkuat cadangan pangan.
Tabel 20. Pembelian Gabah Untuk Unit Usaha Pengolahan Cadangan Pangan Unit Usaha Cadangan Pangan Pembelian Gabah No Nama Petani Volume (Kg) Harga Nilai (Rp) Satuan (Rp) 1 Mu’in 400 3300 1.320.000 2 Ponidi 400 3300 1.320.000 3 H. Amir H 400 3300 1.320.000 4 Aminudin 400 3300 1.320.000 5 Dakri 400 3300 1.320.000 6 Dursam 400 3300 1.320.000 7 Dayat 400 3300 1.320.000 8 H. Sukron 400 3300 1.320.000 9 K. Mustofa 400 3300 1.320.000 10 Kh. Mualib 400 3300 1.320.000 11 Mulyani 400 3300 1.320.000 12 Katiran 400 3300 1.320.000 13 Ramiun 400 3300 1.320.000 14 Rifai 400 3300 1.320.000 15 Haryanto 460,6 3300 1.519.980 Jumlah 6.606,6 19.999.980 Dibulatkan 20.000.000 Dukungan yang diberikan oleh pemerintah merupakan modal awal bagi Gapoktan Maju Bersama Tahap Penumbuhan dan modal tambahan bagi Gapoktan Tahap Pengembangan dan unit-unit usaha yang dikelolanya sehingga mampu meningkatkan usahanya, mampu memupuk dan mengembangkan modal yang telah diberikan dan sekaligus mampu mendekatkan akses pangan bagi anggotanya melalui cadangan pangan. Sehingga dengan makin meningkatnya posisi tawar petani, nilai tambah produk pertanian dan akses pangan petani terhadap pangan maka diharapkan pendapatan dan kesejahteraan petani juga akan semakin meningkat. Dampak dari seluruh dukungan pemerintah tersebut melalui kegiatan P-LDPM adalah mampu meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga
60
petani sehingga petani mempunyai semangat untuk melakukan kegiatan produksi secara berkelanjutan dan dapat memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan wilayah. Namun pengawasan dari pemerintah masih harus lebih ditingkatkan baik dalam bentuk pengawasan dan juga permodalan sehingga Gapoktan Maju Bersama
dapat
lebih
mengembangkan
unit-unit
usaha
yang
dimiliki.