PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM RASKIN RAPAT KOORDINASI TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) JAKARTA, 3 APRIL 2013 TIMNASIONAL NASIONALPERCEPATAN PERCEPATANPENANGGULANGAN PENANGGULANGANKEMISKINAN KEMISKINAN TIM
KERANGKA PAPARAN • Latar Belakang: Pentingnya Raskin dan Tantangan Pelaksanaan • Upaya Penyempurnaan Program Raskin • Hasil Pemantauan & Evaluasi Upaya Penyempurnaan Program Raskin • Program Raskin 2013: Isu dan Tantangan • Usulan Rekomendasi Penyempurnaan Program Raskin
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
1
LATAR BELAKANG: PENTINGNYA RASKIN DAN TANTANGAN PELAKSANAAN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
LATAR BELAKANG: BERAS ADALAH KOMPONEN UTAMA DALAM GARIS KEMISKINAN Proporsi / Bobot (%) Indeks Harga Konsumen
Garis Kemiskinan
Beras
5
29
Bahan makanan lain
15
28
Makanan jadi & rokok
17
8
Perumahan
26
17
Pakaian
7
4
Kesehatan
4
3
Pendidikan
7
4
Transportasi
19
7
Total
100
100
Beras merupakan 29% komponen konsumsi masyarakat miskin Makanan sekitar 65% komponen konsumsi
Sumber: BPS, Diolah dari Susenas TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
3
LATAR BELAKANG: MASIH TERJADI KETIDAKTEPATAN SASARAN PENERIMA RASKIN
Persentase Penerima Bantuan
100
• Desil 7-10 (40%) penduduk Indonesia dengan status sosial ekonomi teratas juga menerima Raskin
75
50
• 50% penduduk Indonesia pada Desil 7 menerima Raskin
25
• Sekitar 12.5% penduduk terkaya juga menerima Raskin
Raskin
Daerah Pentargetan Efektif
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Desil Konsumsi Rumah Tangga
• Akibatnya, setiap rumah tangga hanya menerima rata-rata sekitar 5 Kg beras
Sumber: Susenas 2009 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
4
TANTANGAN : TEPAT SASARAN, TEPAT JUMLAH, TEPAT HARGA, DAN TEPAT WAKTU Indikator Keberhasilan
Pedoman Umum
SMERU
Tepat sasaran
RTM (Q1 & Q2)
Sumbar: tepat Jatim: merata Sultra: merata/bergilir
Tepat jumlah
10-20 Kg (saat ini 15 Kg)
Sumbar: 10 Kg Jatim: 4-7 Kg Sultra: 4-10 Kg
Susenas/ WB
TNP2K (2011)
Q1-Q2: 53% Q3-Q5: 47%
Banyak rumah tangga tidak miskin juga menerima.
Missing rice: 30% (Susenas 2006)
Missing rice: 12% (Susenas 2011)
4 Kg (2004, 2007), 5 Kg (2010)
Rata2: 5,75 Kg; Semarang: 2,5 Kg Deli Serdang: 8,9 Kg
Tepat harga (Rp/kg)
1.000 / 1.600 Sumbar: 1.200-1.300 Jatim: 1.000 Sultra: 1.000-1.440
1.160 (2004) 1.225 (2005) 1.253 (2006)
Rata2: 2.122; Deli Serdang: 1.586 Barito Kuala: 2.863
Tepat waktu
Setiap bulan
5 x setahun
1-4 bulan sekali
Sumbar: setiap bulan Jatim: setiap bulan Sultra: setiap 1-4 bulan
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
5
PERBAIKAN METODE PENGUMPULAN DATA
PPLS 2011 Tujuan: menurunkan inclusion dan exclusion error
Penyusunan Daftar Awal Rumah Tangga Pre-List Rumah Tangga (Berdasarkan peta kemiskinan yang berasal dari data Sensus Penduduk 2010)
+ + +
Data individual dari program lain Konsultasi dengan Rumah Tangga Miskin
Daftar awal Rumah Tangga Disurvei pada PPLS 2011
Penyisiran
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
66
PROSES PENGEMBANGAN BASIS DATA TERPADU Pengumpulan Data (PPLS 2011) BPS
Analisis Data & Pengembangan Model PMT TNP2K
Basis Data Terpadu
Perbaikan Metodologi: Rumah tangga yang disurvei lebih banyak (45% vs. 29% pada tahun 2008) Penggunaan Sensus Penduduk sebagai starting point Pelibatan Komunitas Miskin Variabel yang dikumpulkan lebih banyak Prediksi rumah tangga miskin lebih baik Perbaikan metode Proxy Mean Testing (PMT) TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
77
PENDATAAN RUMAH TANGGA SASARAN • Melibatkan 120.000 pencacah. • Dengan memanfaatkan daftar awal, pencacah turun ke lapangan untuk melakukan pendataan. • Pendataan dilakukan untuk setiap rumah tangga dengan status kesejahteraan terendah (door to door dan bukan sampel). Pendataan dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait variabel yang diduga berkaitan erat dengan status kesejahteraan, seperti: kondisi rumah, kepemilikan aset, dll. • Hasil PPLS 2011, diserahkan kepada TNP2K untuk diolah menjadi basis data terpadu. Kementerian yang mempunyai program bantuan sosial dapat memperoleh data RTS dengan menyampaikan kriteria eligibilitas. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
88
BASIS DATA TERPADU PEMODELAN PMT • Dengan menggunakan informasi dari PPLS, indeks konsumsi rumah tangga dihitung dengan: Index = f (household & regional characteristics) • Karakteristik rumah tangga meliputi kondisi & status kepemilikan rumah, aset, jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dll. • Selanjutnya, rumah tangga dapat dirangking berdasarkan indeks tersebut. • Formula yang digunakan untuk masing-masing kabupaten/kota tidak sama.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
9
CAKUPAN BASIS DATA TERPADU Basis Data Terpadu berisikan daftar nama dan alamat 40% penduduk Indonesia dengan status sosial ekonomi terendah
40 %
30 %
125% Garis Kemiskinan
25 %
Cakupan Raskin 2013 Hampir Miskin/ Rentan
11,66%
Garis Kemiskinan Miskin
5%
80% Garis Kemiskinan Sangat Miskin
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
10 10
BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL Ditetapkan oleh K/L atau Pemerintah Daerah penyelenggara Program
Kriteria Kepesertaan Program Perlindungan Sosial
Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial
Jamkesmas
Subsidi Siswa Miskin
Program Keluarga Harapan
Kriteria diterapkan kepada Basis Data Terpadu
Raskin
Daftar nama dan alamat individu/ keluarga/ rumah tangga sasaran masing-masing program
Program Perlindungan Sosial lainnya Dengan Sasaran Individu/Keluarga/Rumah Tangga TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
11 11
UPAYA PENYEMPURNAAN PROGRAM RASKIN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PENYEMPURNAAN PROGRAM RASKIN 1. Pemutakhiran pagu Raskin tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Agar mencerminkan situasi terkini. 2. Pemutakhiran nama dan alamat rumah tangga penerima Raskin. Jumlah, nama dan alamat RT penerima di setiap desa diambil dari Basis Data Terpadu hasil PPLS 2011 dan dikirimkan oleh Kemenko Kesra ke Gubernur dan Bupati/Walikota.
3. Perbaikan sosialisasi mengenai daftar nama dan alamat rumah tangga penerima Raskin (2012) Pengiriman materi sosialisasi ke kab/kota dan desa. Pengumuman Daftar Penerima Manfaat (DPM) Raskin di setiap titik bagi (desa/ kel). Kartu Raskin bagi sekitar 1,3 juta RT terpilih. Sosialisasi dilakukan melalui Rakor Raskin, Surat Menkokesra, dan melibatkan Timkor Raskin Pusat & Daerah TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
13 13
DAFTAR PENERIMA MANFAAT (DPM) RUMAH TANGGA SASARAN PROGRAM RASKIN (RTS – PM)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
14
PERBAIKAN SOSIALISASI MELALUI PENGGUNAAN KARTU SECARA BERTAHAP Basis Data Terpadu
PT Pos
Mengeluarkan pagu + data “by name by address” RTS Penerima Raskin.
Pemkab/Pemkot
Menerbitkan Surat Perintah Alokasi (SPA) Raskin berdasarkan pagu yang ditetapkan Unit Penetapan Sasaran untuk tiap Kel/Desa.
BULOG
Menyalurkan Raskin berdasarkan SPA ke Titik Distribusi yang disepakati.
Titik Distribusi
Pelaksana Distribusi Raskin menerima & memeriksa kualitas beras di TD serta mendistribusikan Raskin di Titik Bagi.
PT Pos mengirimkan Kartu ke RT Sasaran
Pre-printed nama/ informasi RTS
RTS membawa kartu ke Titik Distribusi/Titik Bagi masing-masing
RTS mengambil Raskin di Titik Distribusi/ Titik Bagi dengan menunjukkan Kartu Raskin. Nama RTS-PM Raskin ditempel di Kantor Desa/Kelurahan.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
15 15
CONTOH KARTU RASKIN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
16
WILAYAH UJI COBA KARTU: TAHAP 1 NO.
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
1.
SUMATERA UTARA
Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Kota Gunung Sitoli
2.
KEP. BANGKA BELITUNG
Bangka, Belitung, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung Timur, Kota Pangkal Pinang
3.
JAWA TIMUR
Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep
4.
BALI
Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karang Asem, Buleleng, Kota Denpasar
5.
NUSA TENGGARA TIMUR
Sumba Barat, Sumba Timur, TTS, TTU, Belu, Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Manggarai, Rote Ndao, Manggarai Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Nagekeo, Manggarai Timur, Sabu Raijua, Kupang, Kota Kupang
6.
KALIMANTAN SELATAN
Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin
7.
SULAWESI TENGGARA
Buton, Muna, Bombana, Wakatobi, Kota Bau-Bau
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
17
WILAYAH UJI COBA KARTU: TAHAP 2 NO.
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
1.
SUMATERA SELATAN
OGAN KOMERING ULU
2.
SUMATERA SELATAN
KOTA PALEMBANG
3.
LAMPUNG
LAMPUNG TENGAH
4.
LAMPUNG
KOTA BANDAR LAMPUNG
5.
JAWA TENGAH
PEMALANG
6.
JAWA TENGAH
WONOGIRI
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
18
PENYEMPURNAAN PROGRAM RASKIN 4. Mekanisme Pemutakhiran RTS-PM: Pemutakhiran dalam batas pagu yang sudah ditetapkan. Dapat dilakukan langsung oleh desa/kelurahan. Alasan penggantian RTS-PM: (i) Pindah alamat ke luar desa/kelurahan, (ii) Meninggal (seluruh anggota rumah tangga sudah meninggal), (iii) Tercatat lebih dari satu kali (duplikasi rumah tangga), atau (iv) Kaya. Formulir (FRP) dikirimkan ke seluruh Desa/Kelurahan – Pertama kalinya nama penerima dapat diubah secara resmi oleh Musyawarah Desa. – Beberapa desa (namun masih sangat sedikit) membuat rekap penggantian secara lengkap: • FRP yang telah diterima dan diproses untuk pemutakhiran data berasal dari: 5.749 desa/kelurahan di 164 kabupaten/kota, 32 provinsi. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
19 19
FORMULIR REKAPITULASI PENGGANTI (FRP)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
20
FORMULIR REKAPITULASI PENGGANTI (FRP)
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
21
PENYEMPURNAAN MEKANISME PEMUTAKHIRAN RTS-PM RASKIN TAHUN 2013: MUSYAWARAH DESA & KECAMATAN
• Adanya mekanisme Musyawarah Kecamatan (Muscam): – Pagu Raskin di suatu Desa/Kelurahan pada prinsipnya tidak dapat direlokasi ke Desa/Kelurahan lain, kecuali melalui Muscam yang dilakukan atas permintaan 2 (dua) Desa/Kelurahan atau lebih sebagai tindak lanjut Mudes/Muskel yang menunjukkan kebutuhan perubahan Pagu Raskin di masing-masing Desa/Kelurahan. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
22
HASIL PEMANTAUAN & EVALUASI UPAYA PENYEMPURNAAN PROGRAM RASKIN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
HASIL PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYEMPURNAAN RASKIN 1. Pemantauan media nasional dan daerah tentang pelaksanaan Raskin. 2. Pemantauan melalui surat Pemda. 3. Pemantauan penyempurnaan pelaksanaan Raskin di 22 kab/kota, di 11 Provinsi, mewawancarai 3.300 Rumah Tangga, perangkat desa dan Tim Koordinasi Raskin Kab/Kota. – Mengumpulkan data sebanyak 3 kali dalam 6 bulan. Hasil pengumpulan data telah diterima dan dianalisis.
4. Evaluasi dampak Kartu Raskin menggunakan metode randomized controlled treatment dilakukan di 600 desa, di 6 kab/kota, di 3 provinsi. 5. Mendisain pertanyaan baru di Susenas 2013 sebagai dasar evaluasi tingkat nasional. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
24
HASIL PEMANTAUAN MEDIA MASSA DAN RAPAT KOORDINASI DENGAN PEMERINTAH DAERAH • Protes masyarakat dan Pemda: – Tidak lagi menerima Raskin menurut DPM yang baru – Naik/turun pagu baru Raskin – Kualitas beras
• Kemungkinan penyebab protes: – Adanya pembiaran terhadap praktek lokal bagi rata ‘bagito’ sehingga dianggap sebagai kelaziman. – Ketidakpercayaan Pemda dan masyarakat adanya perubahan karakteristik masyarakat (rumah tangga) setelah 3 tahun (20082011). – Kekurangpahaman Pemda dan masyarakat akan penyempurnaan metode pengumpulan data dalam PPLS 2011.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
25
SURAT DARI PEMERINTAH DAERAH • Sampai dengan Desember 2012 telah diterima 170 surat /surat tembusan dari pemerintah daerah kepada Sekretariat TNP2K dan/atau Kemenko Kesra: – – – –
35 surat dari tingkat provinsi 104 surat dari tingkat kabupaten/kota 8 surat dari tingkat kecamatan 28 surat dari tingkat desa/kelurahan
• Hal yang disampaikan dalam surat: –
Pagu yang lebih sedikit dibandingkan sebelumnya: • Permintaan disamakan dengan pagu terdahulu, atau dinaikkan jumlahnya, atau disamakan dengan jumlah rumah tangga terdata dalam PPLS 2011 • Kriteria penetapan pagu • Permintaan atau laporan realokasi pagu antarwilayah
–
Data RTS-PM: • Kekurangakuratan data • Kriteria penetapan RTS-PM
– – –
Pemekaran wilayah (kecamatan dan desa/kelurahan) Laporan pelaksanaan Raskin Rencana kunjungan/permintaan narasumber untuk memperoleh informasi lebih lanjut
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
26
HASIL STUDI PEMANTAUAN DI 22 KAB/KOTA 1. Terjadi kenaikan jumlah Raskin yang diterima oleh rumah tangga, sementara rata-rata harga yang dibayarkan menunjukkan penurunan. Efek di wilayah kartu lebih terlihat.
2. Titik bagi bervariasi (dusun, RW, atau RT) praktek bagi rata masih banyak terjadi. 3. Sosialisasi DPM (dan Kartu) perlu diperbaiki, banyak RTS-PM tidak mengetahui soal DPM atau melihat DPM dipasang: DPM dipasang di Kantor Desa/Kelurahan.
4. Meskipun demikian, kepala desa/lurah tetap menggunakan DPM sebagai legitimasi untuk menyalurkan Raskin kepada yang seharusnya menerima, dan mengatakan kepada masyarakat yang protes bahwa ini adalah keputusan pemerintah pusat. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
27
RATA-RATA JUMLAH BERAS YANG DITERIMA RTS-PM MENGALAMI PENINGKATAN JUMLAH KG BERAS YG DITERIMA RTS Kartu 10.6
12
8
7.2
6.6
7.0
8.0
8.7
8.2
10.8
10.7
10.4
10.3
9.3
8.8
10
Non-Kartu
8.3 7.2
6 4 2 0
SUS '11 Nas SUS '11 kab terpilih
• •
•
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Dibandingkan data SUSENAS 2011, terjadi peningkatan jumlah beras yang diterima RT di daerah kartu maupun non-kartu sebesar 2kg (lebih dari 20%). Rata-rata jumlah beras yang diterima di daerah kartu lebih tinggi (9-11 kg) dibanding di daerah non-kartu (7-9 kg). Di daerah kartu, kenaikan pembelian Raskin masih terus terjadi sementara efek di daerah non-kartu terlihat tidak berlanjut. Indikasi yang sama terlihat dari studi RCT 600 desa, dengan peningkatan sebesar 18% di daerah intervensi (dibandingkan daerah kontrol). TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
28
RATA-RATA HARGA BERAS DI DAERAH KARTU YANG DIBAYAR RTS-PM MENGALAMI PENURUNAN Rp yg dibayarkan RTS per KG
Kartu
Non-Kartu
2,500
2,044
2,081 1,919
2,000
2,089
2,074
1,797
1,802
Juli
Agustus
2,028 1,835
1,990 1,821
2,032 1,784
2,047 1,725
1,500 1,000 500 -
SUS '11 Nas SUS '11 kab terpilih
•
•
September
Oktober
November
Desember
Dibandingkan data awal dari SUSENAS, harga beras Raskin yang dibayar oleh RT di daerah kartu mengalami penurunan meski sedikit. Sementara harga yang dibayar di daerah nonkartu tidak banyak berubah. Rata-rata harga beras yang dibayarkan di daerah kartu lebih rendah (Rp1.700-1.900/kg) dibanding di daerah Non-kartu (Rp2.000-Rp2.100). TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
29
BANYAK KEPUTUSAN PEMBAGIAN RASKIN DIAMBIL DI TITIK BAGI Di mana Raskin dibagikan? 100%
•
Titik bagi di dusun, RW atau RT banyak diambil keputusan seperti bagi rata, pemotongan beras, tambahan biaya dan lain-lain, membuat variasi yang besar dalam penyaluran Raskin
•
Meski demikian, titik bagi di Dusun, RT atau RW dianggap menguntungkan bagi RTS-PM karena mengurangi biaya transportasi untuk pengambilan beras.
•
Bagi kelurahan/desa, sistem tersebut membebaskan mereka dari keharusan memiliki tempat penyimpanan yang besar untuk menyimpan Raskin yang datang serta menghindari terganggunya kegiatan pelayanan masyarakat
Lainnya
90%
Diantar langsung ke rumah
80%
Rumah salah satu penduduk
70% 60%
Rumah Kelompok Masyarakat
50%
LPD
40%
rumah kepala dusun/RT/RW
30%
rumah kepala desa/lurah
20%
Toko/warung desa
10%
Kantor desa/Kelurahan
0% Kartu
Non Kartu
30 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
30
STUDI EKSPERIMEN RASKIN: SOSIALISASI YANG LEBIH INTENSIF SEMAKIN MENINGKATKAN JUMLAH KG BERAS YANG DITERIMA/DIBELI RTS-PM Kartu sebagai mekanisme perbaikan targeting harus diikuti dengan sosialisasi yang lebih baik. Jumlah Kg Beras yang diterima RTS-PM 9 8 7
Kg
6 5 4 3 2 1 0 Kontrol
Sosialisasi Standar
Sosialisasi Intensif
Kategori
Eksperimen dilakukan oleh J-Pal Poverty Action Lab MIT bersama-sama TNP2K. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
31
SANGAT SEDIKIT RUMAH TANGGA YANG MENDENGAR INFORMASI SOAL DPM • Kurangnya sosialisasi membuat pemahaman tentang DPM dan kartu beragam. Akibatnya pendapat masyarakat tentang DPM beragam. Ada yang setuju (dengan perbaikan), ada yang menganggap tidak berguna. • Yang tidak setuju: alasan utama adalah tidak tepatnya penerima yang ada di daftar. • Untuk mengurangi protes masyarakat, elit desa menekankan bahwa DPM adalah “ditentukan dari pusat”.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
32
DPM DAN MUSYAWARAH DESA/KELURAHAN • Poster DPM tidak selalu dilihat oleh RTS-PM. • Kepala Desa memilih untuk tidak memasang DPM karena khawatir menimbulkan keresahan di pihak masyarakat. Ada anggapan DPM bersifat final. • Penggantian RT dilaksanakan melalui Musyawarah Desa. • Mekanisme Musyawarah Desa masih belum dapat dijamin kualitas pelaksanaannya dan hasilnya karena kurangnya pengawasan. • Kurangnya waktu untuk verifikasi data dalam DPM. Tim Raskin daerah menghendaki agar ada waktu antara distribusi DPM dan distribusi kartu, agar ada waktu yang cukup untuk melakukan verifikasi nama dalam DPM. • Kepala Desa paling sering menggunakan alasan “Data ini dikirim dari Pusat” untuk menjelaskan kepada pihak yang tidak mendapatkan Raskin (konsisten dengan studi pemantauan).
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
33
PROGRAM RASKIN 2013: ISU DAN TANTANGAN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PELAKSANAAN RASKIN DI TAHUN 2013 Tantangan pelaksanaan Raskin di tahun 2013: 1. Pagu Raskin dalam hubungannya dengan kemiskinan 2. Isu kelembagaan Dasar hukum terkait program Raskin Penunjukan Kemensos sebagai KPA Program Raskin
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
TINGKAT KEMISKINAN & PAGU RASKIN 2013 Tingkat Kemiskinan Nasional 18
Tingkat Kemiskinan (%)
16 14 12 10
15.42 14.15
13.33 12.86
11.96 11.66
8 6 4 2 0
*) UU No.19/2012 tentang APBN Tahun Anggaran 2013 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
36
ANGGARAN PROGRAM RASKIN Rincian
2012
2013
2014**
17.488.007
15.530.897
12.424.718
Alokasi per RTS-PM/bulan (kg)
15
15
15
Durasi (bulan)
14
12
12
Kuantum (juta ton)
3,67
2,80
2,24
Subsidi Harga Raskin (Rp/kg)
5.698
6.151
6.151*
a. Harga Pembelian Beras Bulog (Rp/kg)
7.298
7.751
7.751*
b. Harga jual Raskin
1.600
1.600
1.600*
Total Anggaran (Rp. Triliun)
20,93
17,20
13,76
RTS-PM
Catatan: * asumsi HPB sama dengan 2013; **: rencana semula
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
37
PAGU RASKIN 2013 • Berdasarkan Basis Data Terpadu yang bersumber dari PPLS 2011. • Pemutakhiran berdasarkan FRP yang diterima Set. TNP2K s/d 31 Desember 2012 telah diakomodasi – Pindah – Seluruh ART Meninggal • Tidak diperlukan lagi verifikasi ataupun pemutakhiran, karena masyarakat desa dapat mengubah RTS-PM Raskin sesuai dengan persepsi yang berkembang dan ditetapkan di Musyawarah Desa & Musyawarah Kecamatan. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
38
ISU KELEMBAGAAN: DASAR HUKUM PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN (1) 1.
Keputusan Menko Perekonomian No. Kep-50/M.Ekon/10/2010 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Menko Perekonomian No. Kep-11/M.Ekon/02/2010 tentang Tim Koordinasi Stabilisasi Pangan Pokok berlaku sampai Desember 2012, SK baru sedang dalam proses penyusunan: • Mengatur pembentukan Tim Koordinasi Stabilisasi Pangan Pokok (Tim Koordinasi) dengan Ketua Menko Perekonomian • Tim bertugas : 1. Merencanakan dan merumuskan kebijakan stabilisasi pemenuhan kebutuhan dan harga pangan pokok beras, gula, minyak goreng, terigu, kedelai, daging sapi, daging ayam, dan telur ayam. 2. Mengkoordinasikan pelaksanaan stabilisasi pemenuhan kebutuhan dan harga pangan pokok beras, dan lain-lain. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
39
ISU KELEMBAGAAN: DASAR HUKUM PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN (2) 2.
Perpres No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan – TNP2K bertugas: • Memperbaiki penetapan sasaran dan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga (Klaster 1). – Dibentuk Kelompok Kerja Pengendali Klaster 1, diketuai oleh Sekretaris Eksekutif TNP2K.
3.
Keputusan Menko Kesra No. 57 Tahun 2012 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat: • Mengatur pembentukan, susunan keanggotaan, tugas, dan sekretariat Tim Koordinasi (Tikor) Raskin Pusat • Menetapkan biaya untuk mendukung Tikor Raskin Pusat dibebankan pada anggaran operasional RaskinPerum Bulog dan/atau APBN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
40
STRUKTUR ORGANISASI TIM KOORDINASI RASKIN PUSAT PENGARAH
Ketua: Kemenko Kesra Anggota: Kemenko Perekonomian, Kemenkeu, Kemendagri, Kemensos, Bappenas, BPS, BPKP, Perum BULOG
PELAKSANA Ketua: Kemenko Kesra Wakil Ketua I, Bidang Kebijakan Perencanaan: Bappenas Wakil Ketua II, Bidang Kebijakan Anggaran: Kemenkeu Wakil Ketua III, Bidang Pelaksanaan & Distribusi: Perum BULOG Wakil Ketua IV, Bidang Fasilitasi, Monev & Pengaduan: Kemendagri Wakil Ketua V, Bidang Pengendalian & Pelaporan: BPKP
SEKRETARIAT Kemenko Kesra Kemenko Perekonomian Kemensos Kemendagri Kemenkeu
ANGGOTA
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Bappenas Kementan BPS BPKP Perum BULOG 41
KELEMBAGAAN PROGRAM RASKIN YANG BERLAKU SAAT INI Tugas Tim Koordinasi Raskin Pusat • Melakukan koordinasi kebijakan perencanaan dan anggaran, pelaksanaan dan distribusi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi • Menerima pengaduan masyarakat • Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Menko Kesra baik secara berkala maupun sewaktu-waktu.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
42
ISU KELEMBAGAAN: DASAR HUKUM PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN (3) 4. Inpres No. 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, mengatur antara lain: – Menetapkan kualitas dan harga beras untuk Program Raskin. – Menginstruksikan pelaksanaan pengadaan melalui pembelian gabah/beras oleh Pemerintah dilakukan oleh Perum Bulog – Menetapkan kebijakan untuk menjaga stabilitas harga beras dalam negeri – Menetapkan kebijakan pengadaan dan penyaluran bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah – Menetapkan kebijakan pengadaan dan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP)
5.
Peraturan MenKeu No. 237/PMK.02/2012 tentang Tatacara Penyediaan, Penghitungan, Pembayaran, dan Pertanggungjawaban Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah: – –
Mengatur tentang penunjukan Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Kemensos selaku KPA. Menugaskan Perum BULOG untuk menyediakan dan menyalurkan Raskin.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
43
ISU KELEMBAGAAN: KEMENSOS SEBAGAI KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) (1) • Peraturan MenKeu No. 237/PMK.02/2012 tentang Tatacara Penyediaan, Penghitungan, Pembayaran, dan Pertanggungjawaban Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah. • KPA: Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Kementerian Sosial. • Tugas dan tanggung jawab KPA: – Program secara umum: • Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Raskin. • Melakukan verifikasi administrasi penyaluran Raskin sebagai dasar pembayaran kepada Perum BULOG. • Bertanggung jawab atas penyaluran dana pelaksanaan kegiatan Raskin. • Bersama KemenKeu, dapat melakukan monitoring dan evaluasi sesuai dengan kewenangannya. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
44
ISU KELEMBAGAAN: KEMENSOS SEBAGAI KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) (2) • Tugas dan tanggung jawab KPA: – Mengait pada Keuangan Negara: • Berdasarkan pagu yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan, KPA mengusulkan penyediaan dana pelaksanaan Raskin kepada Ditjen Anggaran. • Wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan belanja Raskin kepada Ditjen Anggaran, meliputi : Laporan Realisasi Anggaran (LRA); Neraca; dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). • Menyelenggarakan akuntansi dan pelaporan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
45
USULAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN PROGRAM RASKIN
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
MOHON ARAHAN UNTUK PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN(1) 1. Menyempurnakan Tim Koordinasi Raskin Pusat, ditetapkan oleh Menko Kesra. Tim Koordinasi Raskin Pusat terdiri dari Tim Pengarah yang bertugas menetapkan kebijakan umum tentang pelaksanaan Raskin dan Tim Pelaksana yang bertugas mengendalikan pelaksanaan Raskin. Pembagian tugas yang lebih jelas
2. Pagu Raskin tahun 2012 adalah 17,5 juta RTS-PM, tahun 2013 menjadi 15,5 juta RTS-PM, tahun 2014 direncanakan turun menjadi 12,4 juta RTS-PM. Usulan tetap 15,5 juta RTS-PM? Antisipasi kondisi ekonomi. Kepraktisan, kartu dan DPM dapat digunakan 2 tahun.
3. Kementerian Sosial menyelesaikan Petunjuk Teknis dan tata cara verifikasi administrasi dokumen dalam rangka pembayaran kepada Perum BULOG. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
47
MOHON ARAHAN UNTUK PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN(2) 4. Melanjutkan upaya penyempurnaan pelaksanaan Raskin: a) Melalui pemasangan Daftar Penerima Manfaat di Titik Bagi. b) Melalui sosialisasi intensif menggunakan fasilitator. c) Melanjutkan dan memperluas cakupan Kartu Raskin. 5. Tidak diperlukan verifikasi pendataan RTS. Sudah tersedia mekanisme penggantian RTS-PM. Berpotensi menimbulkan kebingungan. Dibutuhkan biaya yang besar, mengingat PPLS akan dilaksanakan kembali pada tahun 2014. 6. Memperkuat mekanisme penggantian RTS-PM melalui Musdes/Muskel. Kemensos dapat mendayagunakan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Dukungan Kemendagri. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
48
MOHON ARAHAN UNTUK PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN(3)
7. Dukungan Kementerian Dalam Negeri untuk: a. Menyempurnakan mekanisme penyaluran dari Titik Distribusi ke Titik Bagi. Pemerintah Daerah mengharapkan adanya payung
hukum untuk dapat menganggarkan biaya operasional dan transportasi lokal. Pemerintah Daerah diharapkan berperan aktif dalam mengawasi pelaksanaan Raskin utamanya terkait ketepatan sasaran, ketepatan jumlah, ketepatan harga, dan ketepatan waktu penyaluran.
b. Membentuk Tim Koordinasi Raskin Daerah dengan format yang sama. c. Mendorong Pemda untuk menyusun Juklak dan Juknis. TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
49
MOHON ARAHAN UNTUK PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN(4)
d. Dukungan mekanisme pemutakhiran informasi daerah yang mengalami pemekaran kecamatan dan desa/kelurahan setelah pelaksanaan PPLS 2011. Masing-masing pemerintah kabupaten/kota setempat dapat berkoordinasi dengan kecamatan dan desa/kelurahan untuk melakukan penyesuaian alamat RTS-PM dalam data dengan alamat terbaru sesudah pemekaran wilayah.
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
50
SEKIAN TERIMA KASIH
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN